Upload
rhey-iu
View
105
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKATA
Makanan pedas baik untuk membakar metabolisme.
Orang Indonesia adalah penggemar makanan pedas, hampir
seluruh daerah di Indonesia menambahkan cabai sebagai
penyedap rasa. Kabar baiknya, cabai sesungguhnya mempunyai
elemen pembakar lemak yang sangat oke.
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-
terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal
dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara
Indonesia.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan
vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai
juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-
obatan atau jamu.
Cabai dipercaya untuk meningkatkan metabolisme dengan
menciptakan panas. Setelah kita makan makanan pedas, tubuh
menjadi panas dalam sebuah proses yang dinamakan “Diet-
induced thermogenesis”. Saat panas tubuh meningkat, begitu
juga metabolisme tubuh, dan lebih banyak kalori yang terbakar.
Studi juga telah menunjukan efek dari metabolisme
menambahkan cabai rawit pada makanan. Ketika 10 gr cabai
ditambahkan pada makanan berlemak atau berkarbohidrat tinggi,
cabai dengan mantap mendorong termogenesis, membantu
membakar bagian berlemak pada makanan. Studi lain
menyarankan untuk menambahkan 6-10 gr cabai rawit pada
setiap makanan, yang dapat membuat efek selera makanan pada
sekelompok orang.
Cabai juga adalah salah satu bahan baku dalam suplemen
alami penurun berat badan. Beberapa studi telah menunjukan
bahwa cabai dapat bersama-sama bekerja dengan bahan
pembakar lemak alami lainnya dengan memberi efek yang lebih
besar. Cabai punya sejarah panjang di dunia, telah digunakan
sebagai bumbu dalam masakan, dan secara umum dinyatakan
sebagai herbal yang sangat aman. Jadi, jangan ragu untuk
menambahkan cabai bubuk, potongan cabai segar, tabasco,
sambal atau dan saus cabai untuk menyedapkan makanan Anda.
Faedah Tanaman Cabai Rawit di Seputar Rumah
Pada era sekarang, hampir setiap hari kita dihadapkan pada
suasana yang serba bangunan beton. Rasanya penat jika tidak
ada selingan suasana. Apalagi jika di rumah tidak ada hijauan
tanaman yang memadai. Kebanyakan orang beralasan karena
tidak ada ruang lagi untuk bertanam. Alasan ini bisa diterima,
bisa juga tidak. Masalahnya terletak pada kemauan dan
kreativitas kita mengelola lahan sesempit apapun disekitar rumah
kita. Sebenarnya meski hanya sejengkal tanah yang tersisa, kita
masih bisa memanfaatkannya untuk menanam sesuatu yang
bermanfaat. Dengan sedikit sentuhan saja, rumah kita yang
gersang dapat disejukkan dengan hijaunya tanaman.
Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan
sempit adalah cabaiu rawit. Jika tidak ada lahan lagi yang tersisa,
cabai rawit juga dapat tumbuh subur meskipun hanya ditanam di
dalam pot. Selain bermanfaat sebagai pajangan di sekitar rumah,
cabai rawit tersebut juga dapat dipetik hasilnya sebagai bumbu
sayuran, bahan utama sambal, atau pengiring saat kita
menyantap tempe bacem.
Jika terpelihara dengan baik, cabai rawit dapat selalu
tersedia setiap saat dibutuhkan. Tanaman cabai rawit ini dapat
dipungut hasilnya kapan saja tanpa menggangu kehidupannya.
Masa produktifnya pun bisa mencapai tahunan.
Mengenal Tanaman Cabai Rawit
Cabai rawit merupakan tanaman budidaya, kadang-kadang
ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar
di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Cabai rawit
termasuk tanaman yang mudah ditanam dimana saja, baik di
dataran tinggi maupun di dataran rendah dan tanpa banyak
perawatan. pH 5-6. Tanaman ini menyukai daerah kering, dan
ditemukan pada ketinggian 0,5 - 1.250 m dpl. Perdu setahun,
percabangan banyak, tinggi 50 - 100 cm. Selain cabai rawit kita
mengenal cabai merah, cabai keriting, paprika, dan cabai hias.
Di antara saudara-saudaranya itu, tanaman cabai rawit termasuk
yang berumur paling panjang, bisa mencapai tahunan. Tanaman
ini memang dikategorikan sebagai tanaman tahunan.
Nama umumIndonesia:
Cabai rawit, cabe rawit, lombok rawit, cengek (Sunda)
Inggris: Hot pepperMelayu: Cili padi, lada merah, lada miraThailand: Phrik kheenuuCina: La jiao, ye la ziJepang: Kidachi tougarashi Cabai Rawit
A. Sistem Taksonomi Cabai Rawit
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frutescens L.
B. Morfologi Cabai Rawit
Cabai rawit merupakan tanaman dikotil (biji berkeping dua)
perdu dengan tinggi antara 50 cm sampai 150 cm. Di Jawa lebih
dikenal dengan nama cabe rawit. Berikut ciri-ciri morfologi
tanaman ini:
Batang :
Batang tanaman berbentuk bulat , tegak, dengan tinggi 50 –
150 cm. Mengandung sedikit zat kayu sehingga tidak kuat
berdiri tegak saat buahnya lebat. Pada saat berbuah lebat
akan diperlukan penyangga. Batang berbiku-biku atau bagian
atasnya bersudut, tidak berbulu dan bertangkai panjang. Pada
saat muda batangnya berwarna hijau, dan setelah tua
berangsur – angsur berubah menjadi putih kecoklatan. Batang
utama mudah ditumbuhi tunas baru.
Akar :
Akarnya berupa akar tunggang dengan banyak akar samping
yang dangkal. Akarnya menyebar hingga sejauh 40 cm. Di
permukaan banyak akar - akar rambut. Akar - akarnya
mendatar dan cepat berkembang. Ujung akar tunggang dapat
menembus tana hingga kedalaman 50 cm.
Daun:
Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun
bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi
daunnya rata, tulang daunnya menyirip, panjang 5 - 9,5 cm,
lebar 1,5 - 5,5 cm, berwarna hijau. Tidak berbulu, letaknya
berdekatan dan tersebar.
Bunga:
Mahkota bunga: Mahkota bunga berbentuk bintang, berwarna
putih, putih kehijauan atau kadang-kadang
ungu. Mempunyai garis tengah 1,75 mm
sampai 2 mm. Bunga keluar dari ketiak daun.
Kelopak bunga: Kelopak bunga berbulu dan tidak
berbulu. Mempunyai panjang 2 mm sampai 3
mm.
Buah:
Buah tegak kadang-kadang pada tanaman hibrid buah
merunduk, berbentuk bulat telur, jorong panjang 0,75 mm
sampai 1,50 mm. Buah muda berwarna hijau tua, putih
kehijauan dan putih. Apabila masak berwarna merah terang
dan bila setengah masak berwarna hijau rumput (lazim
digunakan). Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2 - 2,5
mm, berwarna kuning.
Buah cabai rawit memiliki ukuran paling kecil dibandingkan
jenis cabai lainnya, tetapi rasanya paling pedas. secara umum,
cabai yang sering dibudidayakan adalah cabai besar (Capsicum
annuum var. Longum) dan cabai kecil (Capsicum frutescens L.).
Cabai rawit termasuk ke dalam golongan cabai kecil.
Secara mikroskopik, epidermis luar kulit buahnya terdiri
dari selapis sel berbentuk poligonal, pipih ke arah tangensial,
dinding tangensial luar sangat tebal dan bergaris, sel epidermis
ini berisi tetes-tetes minyak berwarna kuning kemerahan.
Hipodermis terdiri dari sel-sel kolenkimatik, tebal sampai 7 lapis
sel, dinding sel putih kekuningan, berisi tetes minyak berwarna
kuning kemerahan.
Parenkim mesokarp terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal, dinding tipis berisi tetes minyak berwarna
kuning kemerahan; di antara sel parenkim terdapat berkas
pembuluh bikolateral. Lapisan sel besar terdiri dari 1 atau 2 lapis
sel berbentuk poligonal, dinding tipis, lumen lebar dan jernih,
tidak terdapat tetes minyak.
Epidermis dalam terdiri dari selapis sel berdinding tipis dan
berdinding tebal; sel epidermis yang berdinding tipis berisi tetes-
tetes minyak yang berwarna kuning kemerahan, sedang sel
epidermis yang berdinding tebal terdapat di bawah sel besar,
dinding bernoktah, serta menyerupai sel batu yang pada
pengamatan tangensial tampak berkelompok, bentuk
memanjang atau membundar dengan dinding berkelok-
kelok,lumen agak lebar, tidak berisi tetes minyak; kutikula
bagian dalam tipis.
Serbuk warna coklat kemerahan, rasa sangat pedas, bau
merangsang. Fragmen pengenal adalah fragmen tangensial
epidermis luar, dinding bernoktah; fragmen epidermis dalam
berdinding tebal yang menyerupai sel batu terlihat tangensial;
fragmen pembuluh kayu bernoktah atau dengan penebalan
tangga dan spiral; fragmen hipodermis; fragmen serabut
sklerenkim sangat sedikit.
Cabai Rawit diketahui banyak mengandung kapsaisin,
kapsantin, karotenoid, alkaloid, resin, minyak asiri, serta vitamin
A dan C. Dengan kandungannya tersebut, Cabai Rawit berkhasiat
untuk membantu menambah nafsu makan, menormalkan
kembali kaki dan tangan yang lemas, meredakan batuk
berdahak, melegakan hidung tersumbat pada sinusitus, serta
migrain.
Meskipun orang Indonesia termasuk paling doyan makan
makanan pedas, namun cabai bukanlah tanaman asli Indonesia.
Tanaman yang tergolong perdu ini diduga berasal dari Amerika
Latin. Mengenai masuknya tanaman ini ke tanah air, ada
beberapa versi. Ada yang mengatakan dibawa oleh orang
Portugis, ada pula yang menyatakan dibawa oleh pedagang asal
Persia.
Jenis Cabai Rawit
Secara umum, cabai rawit dibagi menjadi tiga jenis, tetapi
terkadang juga digolongkan menjadi empat, yakni cabai rawit
putih, cabai rawit hijau, cabai rawit besar dan cabai rawit hias.
Namun, di pasaran orang lebih mengenal dua istilah untuk cabai
rawit, yaitu cabai rawit putih dan hijau.
Cabai Rawit Putih
Dari ketiga jenis cabai rawit putih,
cabai rawit putih memiliki ukuran
yang paling besar. Bentuk buah
gemuk dan meruncing pada
ujungnya. Panjang buah berkisar
antara 4 – 6 cm dengan lebar 0,9 –
1,2 cm.ketika masih muda, buah
berwarna putih kekuning-
kuningan, lalu berubah kuning
saat menjelang tua, dan menjadi merah sedikit orange setelah
masak.
Cabai ini juga dikenal dengan nama cabai cengek, cabai
domba, dan cabai burung. Dibandingkan kedua jenis cabai rawit
lainnya, cabai rawit putih tergolong kurang pedas rasanya.
Mungkin karena itulah ada jenis burung yang menyukainya.
Cabai Rawit Hijau
Cabai rawit hijau
juga dikenal dengan
nama cabai ceplik.
Buahnya sebesar cabai
rawit putih, tetapi lebih
pendek, jadi tampak
gemuk. Panjang buah
sekitar 3- 4 cm dengan
lebar 1- 1,5 cm. rasanya cukup pedas, namun tak sepedas cabai
rawit kecil. Saat muda buahnya berwarna hijau tua, berangsur-
angsur berubah kecoklatan, dan akhirnya menjadi merah tua
ketika masak.
Cabai Rawit Kecil
Di antara jenis cabai rawit lainnya, jenis cabai ini adalah
yang terkecil.
Panjang buahnya
hanya sekitar 1 – 2
cm dengan lebar
0,5 – 1 cm. Namun,
rasa buah cabai ini
paling pedas
disbanding jenis
cabai lainnya. Cabai rawit kecil serupa dengan cabai rawit hijau,
saat muda berwarna hijau tua dan berubah menjadi merah tua
ketika masak. Dibanding cabai rawit putih, ujung cabai rawit
kecil lebih tumpul. Nama lain cabai rawit kecil adalah cabai
jemprit.
Cabai Rawit Hias
Cabai rawit hias serupa
dengan cabai rawit putih,
hanya tanamannya lebih
kecil, setinggi sekitar 50 cm.
Biasanya, tanaman ini
ditanam di dalam pot sebagai
tanaman hias, meskipun
buahnya tetap enak dimakan.
Buah muda berwarna putih
kekuning-kuningan dan
berubah merah agak orange setelah masak. Rasa pedasnya
setara dengan jenis lombok rawit putih.
Kandungan Gizi dan Manfaat Cabai Rawit
Buahnya mengandung kapsaisin (Capsaicin), kapsantin,
karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan
C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat
untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji
mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine,
solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin
berkhasiat sebagai antibiotik.
Vitamin A pada cabe rawit kadarnya tinggi, yaitu 11.050 SI,
hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kadar vitamin A
dalam bayam, dan sedikit lebih rendah dari wortel (12.000 SI).
Kandungan vitamin C nya juga cukup tinggi, 70 mg. cabai rawit
juga mengandung ineral yang cukuup tinggi, terutama zat besi
dan kalsium.
Tabel Kandungan Gizi Cabai Rawit (dalam 100 gram Buah Segar)
Jenis zat Gizi KadarEnergi (kal) 103Protein (gr) 4,7Lemak (gr) 2,4
Karbohidrat (gr) 19,9Kalsium (mg) 45Fosfor (mg) 85
Zat besi (mg) 2,5Vitamin A (SI) 11.050
Vitamin B1 (mg) 0,24Vitamin C (mg) 70
Air (gr) 71,2
Cabai rawit adalah bahan utama pembuatan sambal. Buah
kecil pedas ini juga memiliki peran penting sebagai bumbu
sayuran. Selain itu, cabai rawit pun berkhasiat sebagai obat
eksim, rematik, dan pelangsing tubuh.
Cabai rawit diketahui memiliki khasiat mengurangi
terjadinya penggumpalan darah (trombosit) dan menurunkan
kadar kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya kandungan zat
antioksidan (seperti vitamin C dan betakaroten), dapat
digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas),
afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
Masalahnya, tidak setiap orang boleh mengonsumsi cabai rawit
secara berlebihan. Pengidap sakit tenggorokan, sakit mata, dan
penderita gangguan saluran pencernaan tidak dianjurkan
mengonsumsi cabai rawit.
Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, yaitu jamur pada
permukaan kulit. Daya hambat ekstrak cabai rawit 1 mg/ml
setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.
Menambahkan, cabai rawit indikasinya digunakan untuk
menambah nafsu makan, menormalkan kembali kaki dan tangan
yang lemas, melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
mengurangi batuk berdahak, dan meredakan migrain.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
khasiat cabai rawit. Bisa dengan cara merebusnya atau dibuat
bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, cukup dengan merebusnya,
lalu uapnya dipakai memanaskan bagian tubuh yang sakit.
Cara lain yaitu dengan menggiling cabai rawit hingga halus,
kemudian membalurkannya di bagian yang sakit. Cara terakhir ini
bisa digunakan untuk gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri
karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di
daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul.
Rematik
Bahan: 15 cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis
Pemakaian: Cabai rawit digiling hingga halus, jeruk nipis
dibelah dua, ambil airnya. Campur gilingan cabai, kapur sirih,
dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata. Balurkan ramuan
tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga
penyakit sembuh.
Sakit perut
Bahan: 15 gr daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur
sirih
Pemakaian: Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus.
Tambahkan kapur sirih, aduk hingga rata. Balurkan ramuan
pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali
saja.
Kaki dan tangan lemas (lumpuh)
Bahan: 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60
gr kacang tanah, 6 butir hungcao.
Pemakaian: Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong
seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyaknya hingga
bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan
tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring
airnya, minum sehari dua kali, masing-masing setengah dari
ramuan tersebut.
Frostbite
Bahan: 5 cabai rawit segar
Pemakaian: Buang biji cabai rawit, giling hingga halus.
Balurkan ke bagian yang sakit.
Syarat umbuh tanaman
Cabai rawit sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan
daerah tropis. Oleh karena itu, cabai rawit dapat dikembangkan
hampir seluruh kawasan nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh
da berproduksi dengan baik di dataran rendah, menengah dan
dataran tinggi. Ketinggian lokasi yang paling baik untuk tanaman
ini antara 200-700 meter di atas permukaan laut (dpl).
Tanaman ini mempunyai syarat khusus dalam hal suhu
udara. Pertumbuhannya akan terhambat pada suhu di bawah 160
C. Demikian pula jika suhu lokasi di atas 320 C, proses
pembungaan cabai aakan gagal dan bunga akan rontok.
Kesuburan tanah mempunya peranan penting dalam
penanaman cabai rawit. Tanah yang basah tetapi tidak tergenang
air, suburdan kaya akan bahan organik sangat cocok untuk
pertumbuhan tanaman cabai. Tanah harus berstruktur remah /
gembur dan kaya akan bahan organik. Derajat keasaman (PH)
tanah antara 5,5 - 7,0. Apabila pH tanah terlalu rendah,
kemampuan penyerapan beberapa unsur hara berkurang.
Meskipun tanaman data hidup, tetapi produksi buahnya
terganggu. Demikian juga jika pH terlalu tinggi atau di atas 7,
tanaman akan kerdil karena kekurangan zat besi. Lahan
pertanaman harus terbuka atau tidak ada naungan. Curah hujan
1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah,
keadaan sinar matahari cukup (10 - 12 jam). Maka, lokasi yang
tepat adalah lokasi yang terbuka, cukup kandungan airnya, subur
dan mempunyai penyerapan air yang cukup baik. Oleh karena itu,
tanaman cabai dalam pot sebaiknyadi tempatkan di tempat
terbuka agar memperoleh sinar matahari yang cukup , terutama
sinar matahari pagi.
Cara Bertanam Cabai Rawit Dalam Pot
Umumnya cabai rawit dibudidayakan di lahan tegalan dann
persawahan. Namun, jika sekedar bertanam untuk keperluan
sendiri, cabai rawit lumrah untuk ditanam di pekarangan rumah.
Pada dasarnya tanaman perdu ini mudah penanganannya
dan ada manfaatnya. Selain ditanam di pekarangan, tanaman iini
juga dapat ditanam di dalam pot.
Penanaman cabai rawit dalam pot juga tidak memerlukan
keterampilan khusus. Bahan yang perlu disiapkan antara lain
media tanam, pot, bibit, air, dan alat sederhana untuk bertanam.
Tahapan penanaman cabai rawit dalam pot adalah sebagai
berikut.
Menyiapkan Pot dan Media Tanam
Penanaman cabai rawit dalam pot diawali dengan persiapan
lahan. Lahan ini berupa media tanam dan pot.
Memilih pot
Pot sebagai wadah tanam berfungsi sebagai tempat
tumbuhnya tanaman. Sebagai tempat tumbuhnya sekaligus
sebagai tempat hidupnya, pot harus memenuhi beberapa
persyaratan agar tanaman dapat hidup dengan baik. Pot
tersebut harus disesuaikan dengan daya kembang akar
tanaman. Pot tersebut idealnya berdiameter 40 cm dengan
kedalaman 50 cm.
Selain ukuran, pot sebagaii wadah tanaman juga harus
mampu menjaga kondisi media tanam agar tetap basah
sesuai kebutuhan tanaman. Tanah di dalamnya tidak boleh
terlalu basah atau terlalu kering. Dengan demikian,
dibutuhkan pot yang dapat menyimpan air dan membuang
kelebihannya. Biasanya lubang pembuangan air siraman
berada di dasar pot.
Menyiapkan Media Tanam
Media tanam merupakan tempat hidup dan tumbuhnya
tanaman. Media tanam dapat berupa tanah, pasir, sabut,
arang, dan sebagainya.
Tanaman cabai rawit dalam pot kebanyakan menggunakan
tanah sebagai media tanam utama. Untuk menyuburkan
dan memperbaiki kualitasnya, campurkan pupuk orgnik
(kompos atau kandang), sekam atau arang sekam, atau
pasir. Komposisi campuran tergantung bahan yang
tersedia, sebab setiap lokasi memiliki jenis tanah yang
berbeda.
Secara sederhana, ada tiga jenis tanah yang cocok untuk
menanam cabai rawit di dalam pot, yaitu tanah kebun,
tanah liat, dan tanah pasir.
Mengisikan Media Tanam
Media tanam yang akan diisikan ke dalam pot harus telah
memenuhi syarat kebutuhan hidup tanaman. Yakni, harus
cukup gembur, cukup mengandung unsur-unsur hara, dan
bebas dari sumber hama dan penyakit. Tanah tersebut
perlu diolah sehingga diperoleh campuran yang baik
sebagai media tanam. Untuk memudahkan memilih media
tanam, pilih saja tanah yang ditumbuhi tanaman dengan
baik.
Berikut disajikan beberapa alternative komposisi media
tanam.
Campuran tanah kebun, pasir, dan pupuk kandang
(1 : 1 : 1)
Campuran tanah liat, pasir, pupuk kandang, kompos
(1 : 1 : 1 : 1)
Campuran tanah pasir dan pupuk kandang (1 : 1)
Campuran tanah kebun, tanah pasir dan pupuk
kandang (1 : 1 : 1)
Campuran tanah kebun, pupuk kandang dan kompos
(2 : 1 : 1)
Campuran tanah liat, pasir, dan pupuk kandang (1 :
1 : 1)
Campuran tanah kebun, tanah pasir dan pupuk
kompos (1 : 1 : 1)
Menyiapkan Benih/Bibit
Tanaman cabai rawit dikembangbiakkan dengan biji
(generatif), bukan dengan setek (vegetatif). Selain
menggunakan biji, untuk memulai menanam cabai rawit dalam
pot tersedia pula biji cabai rawit yang berupa tanaman muda.
Bibit cabai ini biasanya dijajakan di pasar tradisional.
Memilh Benih/Bibit
Pilihlah benih cabai rawit yang berkualitas, sehat, memiliki
daya kecambah tinggi, dan berasal dari varietas unggul.
Benih tersebut dapat dibeli di took pertanian dalam
kemasan sachet tau di pasar tradisional dalam bentuk
kemasan kantung plastic.
Selain dengan membeli benih kemasan, benih dapat juga
diperoleh dengan mengusahakan sendiri dari biji buah
cabai. Untuk keperluan ini, pilih buah cabai rawit yang
berukuran besar, masak optimal (berwarna merah), dan
sehat. Belah buah cabai untuk diambil bijinya.
Pilih biji yang baik, relatif besar, dan normal bentuknya.
Semai biji-biji ini secara langsung atau bisa juga dijemur
terlebih dahulu hingga kering, jika mau disimpan. Simpan
benih yag belum akan di tanam dalam kantung plastic atau
botol yang bersih d kering.
Dengan menggunakan bibit yang dibeli dari pasar atau
tempat pembibitan akan lebih prakts untuk dilakukan.
Untuk jumlah kecil, cara ini tepat diilakukan. Selain praktis
juga menghemat waktu penanaman. Namun, kita tidak tahu
persis kualitas benih yang kita beli.
Memperlakukan Benih
Sebelum disemaikan, sebaiknya rendam terlebih dahulu
benih tersebut dalam air hanagt, sekitar 500 C. Selama
perendaman ini akan tampak benih yang baik dan yang
tidak baik. Jika ada benih yang mengapung, singkirkan saja
karena tidak baik kualitasnya. Sementara benih yang
tenggelam dibiarkan terendam dalam air selama 2-3 jm.
Tujuan perendaman adalah untuk mempercepat
perkecambahan. Setelah itu, untuk menghilangkan bibit
penyakit, rendam benih dalam larutan fungisida selama
kira-kira 30 menit.
Menyemai Benih
Wadah untuk menyemai benih dapat berupa pot, polibag,
dan lain-lain. Wadah tersebut harus dilengkapi dengan
lubang drainase. Sementara media yang digunakan dapat
berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang atau
kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Tebarkan benih ke wadah persemaian yang telah diisi
media semai setebal minimal 8 cm. Namun sebelumnya
basahi media semai terlebih dahulu. Setelah benih
ditebarkan, tutup dengan tanah tipis-tipis. Jika wadah semai
berupa polibag atau gelas bekas air mineral, semaikan
benih satu per satu.
Letakkan persemaian di tempat yang terlindung dari
guyuran air hujan dan sinar matahari langsung. Jaga agar
persemaian tidak sampai kekeringan. Untuk itu, lakukan
penyiraman rutin 1-2 kali sehari, tergantung keadaan
cuaca.
Benih akan tumbuh setelah 3-6 hari sejak ditanam. Selama
pertumbuhan, persemaian harus tetap dijaga
kelembapannya. Setelah bibit berumur sekitar 3 minggu
atau berdaun 3-4 helai, dapat dipindahkan ke wadah yang
lebih besar untuk penyapihan. Wadah yang digunakan bisa
berupa polibag kecil, gelas bekas air mineral, pot kecil atau
wadah lain yang serupa. Setelah sekitar 2 minggu dalam
penyapihan, atau berdaun 5-6 helai, bibit siap
dipindahtanamkan ke pot penanaman permanen.
Menanam
Sebelum menanam bibit cabai rawit, siapkan pot dan media
tanam terlebih dahulu. Lalu, isikan media tanam ke dalam pot.
Selanjutnya siapkan bibit cabai rawit yang akan ditanam.
Pemindahan bibit dari persemaian ke pot permanen
sebaiknya dilakukan pada sore hari. Keluarkan bibit cabai
beserta media semainya dari wadah semai atau polibag. Untuk
memudahkan pelepasan bibit dari polibag, siram media semai
terlebih dahulu dan tunggu hingga airnya meresap.
Masukkan bibit beserta media tanamnya tepat di cekungan
yang terdapat pada media tanam dalam pot permanen.
Tambahkan tanah pada bagian yang masih bercelah sambil
ratakan bagian atasnya. Sedikit padatkan media tanamnya
sehingga bibit cukup kokoh posisinya. Setelah penanaman,
siram bibit dengan air hingga tanahnya terbasahi merata. Bibit
yang baru dipindah tanam ini seyogyanya diletakkan di tempat
yang teduh.
Merawat Tanaman Cabai
Pemeliharaan tanaman cabai rawit dalam pot meliputi
penyiraman, pemupukan, pemasangan ajir, perempelan dan
penyiangan.
Menyiram
Tanaman cabai rawit sangat memerlukan air dalam masa
pertumbuhan dan produksi. Oleh karena itu, lahan tanaman
perlu dijaga jangan sampai kekeringan. Jadi, sebaiknya
tanaman disiram 1-2 kali sehari, pagi sebelum pukul 09.00
dan sore sesudah jam 15.00. Penyiraman bisa dilakukan
dengan gembor atau disemprot dengan slang plastik jika
menggunakan fasilitas pompa listrik. Siramkan air sampai
media tanaman kuyup dan basah merata.