CAIRAN (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • CAIRANHESTIARY RATIH

  • SEDIAAN CAIRSediaan cair digunakan untuk :Obat dalam (per oral)Obat luar (eksternal)Larutan/solutio adalah sediaan cair yang mengandung 1 atau lebih bahan kimia yang dapat larut dalam pelarut tertentu, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.

  • Larutan adalah jernih, campuran homogen dengan melarutkan zat padat, cairan atau gas dalam pelarut lainnya.Larutan selalu terdiri dari 1 sistem fase yang homogen dan terdiri dari 2 komponen/lebih zat berkhasiat dan pelarut.

  • Sesuai dengan penggunaannya, larutan dibagi menjadiLarutan sterilLarutan untuk penggunaan luar sebagai pengobatan luka atau kulit terbukaLarutan iritasi kandung kemihLarutan intraperitoneumBaik alat maupun larutannya disterilkan dalam wadah yang steril

  • Larutan tidak steril, meliputi :Larutan obat dalam, baik larutan yang langsung diminum atau yang harus diramu lebih dulu.Larutan obat untuk kulit utuhPada pembuatan larutan supaya dihindari sedapat mungkin adanya kontaminasi oleh bakteri dan jasad renik lain.

  • Larutan antiseptik, mudah sekali dicemari jasad renik yang telah resisten. Oleh karena itu air yang digunakan harus air suling atau air yang baru dididihkan, wadahnya harus betul-betul bersih dan tidak menggunakan tutup gabus. Larutan antiseptik tidak boleh digunakan lebih dari satu minggu sejak tutup dibuka.Larutan yang digunakan sebagai antiseptikum untuk mata yang luka atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh harus disterilkan dahulu.

  • Solutio berasal dari kata solut zat terlarut/terdispersi, bentuk molekul kecil/ion.Solvent adalah pelarut/fase luar.Beda solutio dan mixtura :Solutio : larutan dari 1 macam zat dalam pelarut. Contoh : solutio magnesii citratis, terdiri dari larutan magnesii citras dalam air.Mixtura : larutan yang terdiri dari 2 atau lebih campuran zat dalam pelarut. Contoh : Mixt magnesii citratis adalah larutan dari : magnesii citrat, sirupus simpleks dalam air, spiritus citri.

  • Pada umumnya air/air suling digunakan sebagai pelarut, sehingga tidak perlu disebut namanya. Tetapi jika pelarut yang digunakan alkohol, maka nama belakangnya harus ditambah dengan spirituosa. Apabila digunakan pelarut lain, misal kloroform/eter, maka nama belakangnya menjadi kloroform/aetheria.

  • Obat minum obat yang diminum/ potioSirup/sirupus campuran dari suatu larutan yang mengandung gula.Sirup obat sirup yang mengandung bahan gula.Dry syrup sirup kering.Solutio yang mengandung pelarut air & alkohol disebut solutio hydroalkohol/ eliksir.

  • Keuntungan Sediaan Cair per-OralSistem homogen, dosis zat berkhasiat seragam, terdistribusi merata secara seragam ke seluruh cairan.Sediaan cair akan lebih cepat bekerja daripada sediaan padat karena zat berkhasiat sudah terlarut sehingga mudah diabsorpsi.Menguntungkan untuk anak-anak dan orang lanjut usia yang tidak bisa menelan tablet/kapsul.

  • Sangat cocok untuk obat-obat yang hanya dapat diberikan melalui bentuk cair seperti castor oil dan parafin liquid.Lebih mudah diberi aroma, pemanis dan pewarna.

  • Kerugian Sediaan Cair per-OralTidak stabil dibandingkan bentuk padat karena sediaan cair lebih mudah ditumbuhi mikroorganisme.Untuk zat-zat yang beraroma kurang enak/berasa pahit, sukar ditutupi.Perlu difikirkan penyimpanan, pengemasan & pengangkutan.

  • Daftar Istilah Kelarutan (USP) = jumlah gram zat terlarut dalam jumlah mL pelarut

  • Proses kelarutan adalah proses melarutnya molekul zat terlarut dalam molekul pelarut, sehingga dapat bercampur secara seragam, dimana proses yang terjadi adalah daya kohesif (tarik menarik antara molekul zat terlarut).

  • Kelarutan (1 g zat dalam x mL pelarut) zat organik dalam air dan alkohol

  • Untuk asam lemah/basa lemah, kelarutan sangat tergantung pada luas permukaan dan pH pelarut.Contoh : alkaloid (basa) : morfin, kinin, atropin.Kelarutan dapat dibantu dengan penambahan suatu asam/basa kuat (HCl/ asam sulfat), sehingga mengubah pH dan terbentuk garam dalam air.Untuk asam lemah seperti asam barbiturat, misal : luminal, fenobarbital, sulfanilamid, larut dalam air dengan penambahan basa (NaOH) sehingga terbentuk garam yang larut air.

  • Untuk zat an-organik seperti NaCl, NaNO3, KI/KCl, KBr, dimana kation dan anionnya monovalen (valensi 1), maka kekuatan daya tarik menarik dapat dipecahkan oleh zat pelarut sehingga zat tsb mudah larut dalam air.Garam-garam logam alkali mudah larut dalam air, kecuali Li2CO3.Garam-garam amonium & amonium kuarterner mudah larut dalam air (NH3).

  • Apabila salah satu kation/anionnya monovalen seperti BaCl2/MgCl2 maka daya tarik menariknya juga mudah dipecahkan oleh zat-zat pelarut sehingga zat-zat tsb akan mudah larut dalam air. Untuk kation/anion yang multivalen seperti ZnSO4,, maka daya tarik menariknya sukar diatasi, sehingga tidak mudah larut dalam air.Nitrat, nitrit, asetat, klorat & laktat pada umumnya mudah larut dalam air, kecuali perak/merkuro asetat, nitrat basa seperti bismut subnitrat.

  • Sulfat, sulfit, tiosulfat umumnya larut dalam air, kecuali barii sulfat, plumbi sulfat tidak larut dan Calcii sulfat sedikit larut.Klorida, bromida & iodida umumnya larut kecuali garam-garam perak dan merkuro (Hg+), hydrargyrosi Chloridum, Argenti Chloridum, Plumbi Chloridum.Garam-garam yang tidak larut dapat menjadi larut bila ditambahkan senyawa yang membentuk garam rangkap, misal tawas (aluminium kalium sulfat).

  • Oksida dan hidroksida tidak larut dalam air, kecuali Kalii, Natrii, Ammonii, Calcii, Barii Oxydum dan hydroxydum.Sulfida larut dalam air, kecuali garam logam.Fosfat, karbonat, silikat, borat, dan hipoklorit tidak larut dalam air kecuali garam-garam logam alkali (Kalii Carbonas, Natrii Carbonas, Lithii Carbonas) dan garam amonium ( Ammonii Carbonas).

  • Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia, faktor kemurnian, viskositas, suhu dsb.Untuk zat-zat yang polar akan larut dalam air.Zat-zat organik yang mempunyai rantai bercabang, biasanya lebih dapat larut dalam air daripada senyawa dengan rantai lurus.Kelarutan dalam air akan berkurang sesuai dengan berat molekul.Makin asam struktur zat terlarut, maka makin meningkat kelarutannya.

  • Kelarutan suatu zat dipengaruhi juga oleh suhu, umumnya kenaikan suhu menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat, misalnya :NaCl kenaikannya sedikit.Beberapa zat kelarutannya turun pada kenaikan suhu seperti Calcii hydroxydum (aqua calcis pada pemanasan akan keruh, dan pada pendinginan akan jernih), Calcii hypophosphis dan Calcii Glycerophospas.

  • Formula Umum Sediaan CairFormula umum sediaan cair adalah :Zat BerkhasiatZat pelarut/pembawaZat tambahan (corrigens, odoris, zat pengawet, zat pendapar)

  • 1. Zat BerkhasiatPada umumnya jumlah zat berkhasiat kecil, tetapi ada juga jumlah zat pembawanya lebih sedikit, contoh : sirupus simplex terdiri dari 64-65% gula dan 35-36% air.Yang perlu diperhatikan dari zat pembawa adalah : kelarutan, rasa, bau dan kestabilannya dalam air.

  • 2. Zat Pelarut/Zat PembawaZat pelarut harus disesuaikan dengan zat yang akan dilarutkan.Yang harus diperhatikan dalam pemilihan zat pelarut adalah : sifat fisika-kimia, kemurnian, toksisitas, viskositas, rasa, bau, warna, faktor ekonomis, OTT.

  • Pelarut yang sering digunakan untuk pemakaian oral :Air suling (aqua destilata, aqua bidestilata), aqua demineralisata (air yang dihilangkan mineral-mineralnya)Air biasa (aqua comminis, aqua cois, air ledeng/kran)

  • Pelarut pembantu : memperbesar kelarutan dalam air, contoh : alkohol, gliserin, isopropil alkohol. Berfungsi juga sebagai stabilisator/pengental, agar viskositas meningkat untuk pembuatan obat tetes telinga/hidung.Minyak lemak: pelarut/pembawa dalam injeksi misal minyak jagung (ol. maydis), minyak wijen (ol sesami), biji kapas (ol. Gossipii), minyak kelapa (ol. Cocos).

  • Karena air sering mengandung macam-macam pencemaran seperti elektrolit, zat-zat organik, mikroorganisme, partikel-partikel, gas karbondioksida, amonia dll, maka biasanya air dimurnikan dahulu.Cara pemurnian dengan bermacam-macam metode seperti deionisasi (resin penukar kation-anion), osmosis terbalik, penyulingan dsb.

  • Reaksi yang terjadi pada penukar anion/kation :R H + NaCl R-Na + HClR OH + HCl R-Cl + H2OHasil akhir dari proses deionisasi dengan menggunakan kedua resin tsb adalah bertukarnya molekul-molekul elektrolit pencemar dengan sejumlah ekivalen molekul air.

  • Larutan dengan Pelarut etanolPelarut selain air yang banyak dipakai dalam farmasi adalah etanol (etil alkohol).Dalam farmakope Belanda terdapat :Spiritus fortior, mengandung 96% v/v etanol.Spiritus, mengandung 90% v/v etanol.Spiritus dilutus, mgd 70% v/v etanol.Alcohol absolutus, mengandung 98% v/v etanol.

  • Dalam farmakope Indonesia terdapat :Aethanol absolutum, mengandung 99,4% - 100% v/v etanol.Aethanolum, mengandung 94,7%- 95,2% v/v etanol.Aethanolum dilutum, mengandung 69,1% - 71% etanol.

  • Dalam perdagangan terdapat spiritus bakar yang digunakan untuk pemanasan, mengandung 75% alkohol dan didenaturasi dengan ragi kayu, diberi warna biru dan metil alkohol. Metil alkohol adalah racun, jangan diminum.

  • Fungsi pelarut etanol adalah melarutkan zat-zat yang tidak larut dalam air, dapat dibuat menjadi pelarut hidroalkohol yang dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut dalam air/tidak larut dalam alkohol.Alkohol sangat berguna untuk mengekstraksi bahan-bahan alam, karena dapat menarik/melarutkan zat-zat organik yang terdapat dalam bahan alam.

  • Alkohol dapat bersifat sebagai antimikroba dengan kadar >15%, untuk sediaan oral/ parenteral alkohol digunakan pada konsentrasi rendah, karena beracun/ toksik.Larutan alkohol dalam air seperti hidroalkohol digunakan dalam pembuatan eliksir.

  • Pelarut lain yang mengandung etanol adalah :Aether cum spiritus, merupakan campuran aether dan spiritus sama banyak.Solutio petit, merupakan campuran aqua, gliserin dan spiritus fortior. Solutio petit digunakan sebagai pelarut barbital. Ammoniae Anisi Spiritus/ Solutio Ammoniae Spirituosa Anisata (SASA). Tiap 100 g mgd :R/ Ol. Anisi4 Etanol 90%76 Ammonia liq20

  • Larutan SASA bereaksi basa, maka pada penambahan garam alkaloid dapat terjadi endapan alkaloid basa, kecuali Codein dan efedrin karena kelarutan basa tersebut cukup besar.R/ OBH 300Codein Hydr0,3OBH adalah obat batuk hitam yang mengandung SASA/AAS. Karena kelarutan codein basa cukup besar, maka tidak menjadi masalah.

  • Camphorae Spiritus :R/ Camphora10 Acetonum0,45 Aethanolum 75% ad 100 mLSatu bagian camphorae spiritus dapat diencerkan dengan 70 bagian air merupakan campuran yang jernih, sebab kelarutan camphorae dalam air adalah 1:700.

  • Penambahan gliserin pada camphorae spiritus sama banyak volume, terjadi kekeruhan, tetapi bila sama banyak berat, campuran tetap jernih.R/ Bals. Peruvian1GliserinCamphorae . aa49,5S. ad us ext.

  • Iodii TincturaLarutan yang tiap 100 mL mengandung :R/ Iodi2 Natrii Iodidi2,4 Aethanoli50 mL Aq.dest.ad100 mLLarutkan 2 g iodum dan 2,4 g Natrii Iodidum dalam 10 mL air setelah itu tambahkan sisa air dan etanol. Penambahan Natrii Iodidum dimaksudkan agar tidak terjadi HI yang bereaksi sangat asam dan merugikan kulit.

  • Solutio Nitroglycerini SpirituosaMerupakan larutan 1 bagian nitroglycerinum dalam 99 bagian spiritus. Pengenceran dengan air dapat terjadi kekeruhan karena nitroglicerinum memisah, misal Benzoe tinctura, Myrrhae tinctura karena mengandung harsa/kristal. Maka untuk mengatasinya :Digoyangkan pada saat penambahan air/ disemprotkan air keras-keras agar harsa/minyak mengendap dalam keadaan halus.Ditambahkan gom, lalu diendapkan dg air sambil digoyang-goyang.

  • Untuk melarutkan fenobarbital (tidak larut dalam air) dalam pembuatan eliksir, maka ditambahkan etanol, gliserol dan propilenglikol. Contoh : fenobarbital (0,4%) dapat membentuk eliksir dengan bantuan etanol (10%), propilenglikol (25%) dan gliserol (25%).Untuk membuat parasetamol (24%) kelarutan dalam air sangat kecil, dalam air panas (5%), dalam etanol (10%).Karena pemakaian etanol tidak boleh lebih 10%, maka sering ditambahkan propilenglikol/sorbitol dan dapar (penahan perubahan pH).

  • Pelarut Organik Lain Yang Digunakan Untuk MelarutkanPelarut organik lain yang digunakan dalam resep adalah gliserin, parafin cair dan minyak lemak, karena lebih kental dari air maka kecepatan pelarutan zat dalam pelarut-pelarut ini umumnya akan kecil.Cara melarutkan adalah dalam mortir digerus zat yang akan dilarutkan dengan cairan pelarut tsb dan bila perlu dipanaskan di atas tangas air.Untuk zat yang mudah menguap dipanaskan dalam botol tertutup.

  • Parafin LiquidumParafin liquidum dapat dicampur dengan semua perbandingan dengan minyak lemak kecuali oleum Ricini.Gliserin/GliserolMerupakan alkohol dengan 3 gugus hidroksil, merupakan cairan kental, jernih, rasa manis dan bercampur dengan air dan alkohol, sebagai pelarut sediaan oral dan pengental.3.Isopropil miristat dan palmitat sebagai pengental.

  • 3. Zat Tambahan : pengawetJika akan membuat sediaan cair, terutama jika menggunakan zat pensuspensi dari alam/zat-zat organik, maka untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme harus ditambah zat pengawet. Contoh pengawet : metil paraben (nipagin) dan propil paraben (nipasol) dengan konsentrasi 0,1-0,3%.

  • AntioksidanAntioksidan digunakan pada sediaan yang mengandung minyak lemak/minyak tumbuh-tumbuhan agar lemak tidak teroksidasi menjadi bau tengik.Contoh antioksidan : BHA, BHT, Na-sulfit, Na-metabisulfit, Na-bisulfit 0,05-0,5% (dalam injeksi, larutan mata, antibiotik, vitamin).

  • KorigensKorigens adalah zat pemberi rasa, aroma & warna sehingga terbentuk sediaan yang menyenangkan.Sebagai penambah rasa manis dengan penambahan gula, sukrosa, sorbitol, manitol, gliserin. Dapat juga dengan pemanis buatan seperti sakarin/turunan siklamat dengan kadar
  • Alkaloid mempunyai rasa yang pahit dan garam-garam rasanya asin. Oleh karena itu dapat ditambah rasa asam (asam sitrat) konsentrasi 0,25-1%. Asam sitrat juga digunakan untuk penyempurna aroma buah-buahan.

  • Corrigens coloris : penambahan warna harus disesuaikan dengan rasa.Corrigens odoris/pengaroma : sesuai dengan warna & rasa (strawberry merah, apel hijau dsb).Pewarna alam : Caroten (orange), klorofil (hijau), antosian (merah), riboflavin (kuning), caramel (coklat), carmin (merah)

  • Cara Melarutkan zat dalam Farmasetika Pertama-tama pelarut dimasukkan dulu (sesuai kelarutan) + zat yang akan dilarutkan.Dengan pemanasanMengurangi ukuran partikelKosolven (pelarut pembantu)Pengaturan pHSolubilisasiKompleksasiPembentukan/pembuatan/modifikasi

  • 1. PemanasanPada umumnya zat-zat kimia mudah larut dalam suasana panas, maka dilakukan pemanasan (hanya untuk zat-zat yang endotermis) karena banyak obat yang rusak dengan panas/suhu tidak melebihi suhu maksimalnya. Eksoterm dapat melarutkan garam-garam kalsium ( mengeluarkan panas).Jika zat yang dilarutkan/pelarutnya mudah menguap, maka tidak boleh dilakukan pemanasan sama sekali.

  • 2. Mengurangi Ukuran PartikelUkuran partikel lebih kecil sehingga luas permukaan lebih besar, sehingga zat akan mudah larut, dilakukan dengan cara menggerus/menekan dengan batang pengaduk dan mengocok.Kecepatan melarut dapat dipengaruhi oleh adanya sirkulasi yang terus menerus pelarut ke dalam permukaan obat, sehingga hubungan zat aktif & pelarut lebih efektif.

  • 3. Kosolven/pelarut pembantuPelarut yang dapat bercampur dengan air, dapat memperbesar kelarutan zat-zat elektrolit lemah/ senyawa nonpolar dalam air. Kadang-kadang kelarutan suatu zat akan lebih besar dalam campuran pelarut dibandingkan dengan kelarutan pada masing-masing pelarutnya.Kosolven yang sering digunakan : etanol, propilen glikol, sorbitol, gliserol, dsb.

  • 4. Pengaturan pHSangat mempengaruhi kelarutan dari asam lemah/basa lemah. Misal alkaloid (basa lemah) pada umumnya tidak larut dalam air. Pada saat larut, pH yang tercapai belum tentu stabil, karena pH dapat berubah, sehingga ditambahkan dapar/buffer sehingga diperoleh larutan yang stabil.Digunakan untuk obat tetes mata (bentuk larutan), sediaan injeksi dsb.

  • 5. SolubilisasiDengan penambahan surfaktan (surface active agent), kelarutan akan diperbesar karena kerja surfaktan yang dapat menurunkan tegangan permukaan.Surfaktan digunakan dalam jumlah tertentu, jika terlalu banyak akan toksik dan jika terlalu sedikit tidak akan bekerja sebagai solubilizer.

  • 6. KompleksasiPenambahan zat untuk melarutkan zat yang kurang larut sehingga terbentuk kompleks yang mudah larut.Pada umumnya kompleks yang terbentuk adalah makromolekul yang tidak aktif karena tidak bisa menembus jaringan lemak, sehingga kompleksasi yang diinginkan adalah yang bersifat reversible (bolak-balik)

  • Misal untuk meningkatkan kelarutan kofein ditambahkan zat untuk meningkatkan kelarutan yaitu ditambahkan natrium benzoat/ natrium salisilat dengan melarutkan sama banyak.Misal untuk melarutkan garam Quininum digunakan penambahan antipirin agar mudah larut.

  • 7. Pembentukan/pembuatan/modifikasiModifikasi kimia : didapat turunannya yang larut dalam air.Misal : pada pembuatan kloramfenikol harus ditambah Na-suksinat hingga terbentuk kloramfenikol suksinat (bentuk tidak aktif) yang larut air berubah menjadi kloramfenikol (bentuk aktif).

  • Penggolongan Cairan Berdasarkan Cara Pemakaian Obat oral [sirup, eliksir, obat tetes (drops), suspensi dan emulsi].Obat mulut & tenggorokan [solutio oris, obat kumur (gargarisma/ gargle), obat-obat oles (linctus) serta obat-obat semprot tenggorokan]. Obat tetes mata, hidung & telinga.Obat topikal [lotio (obat cuci), liniment/ linimentum (obat gosok)].Obat-obat rektal [enema/clysma (obat pompa)]

  • Sediaan Cair per Oral Dosis TerbagiA. Sirup/sirupus/syrupSirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat/zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk meningkatkan kelarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur sakarosa. Kadar sakarosa dalam sirup adalah 64-66% kecuali dinyatakan lain.

  • Larutan gula yang encer, merupakan medium pertumbuhan bagi jamur, ragi dan bakteri.Ada 3 macam sirup yaitu :Sirupus simpleks mengandung 65% b/v gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.Sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.

  • Sirup pewangi, tidak mengandung obat, tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang tidak enak.Corrigens yang biasa digunakan adalah minyak atsiri/minyak menguap, karena minyak atsiri tidak larut dalam air, sehingga harus dilarutkan dalam etanol (3-5%). Jika >5% akan mempengaruhi rasa & bau sirup.

  • Corrigens yang sering digunakan adalah corrigens odoris (aroma) buah-buahan, sering ditambah asam sitrat untuk memperkuat aromanya.Corrigens lain seperti karamel (gula yang digosongkan, warnanya kecoklatan).Zat pengawet yang larut dalam air seperti ester-ester parahidroksi benzoat/paraben (nipagin-nipasol), asam benzoat.

  • Cara melarutkan zat dalam pembuatan sirup : harus melihat dulu kelarutan masing-masing zat tsb. Zat yang larut harus disesuaikan dengan pelarutnya. Zat-zat yang larut harus dilarutkan dalam pelarutnya terlebih dahulu (yang sesuai), biasanya dalam jumlah yang lebih banyak. Misal atropin kelarutan 1:10 dalam air. Jika atropin 0,5 mL maka pelarut air 5 mL dan dilebihkan sampai 6-7 mL saat atropin dilarutkan dengan larutan air, sehingga tidak terbentuk endapan.

  • Jika ingin melarutkan suatu zat dalam air dengan pemanasan, maka air yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu, ukur berapa yang diinginkan dengan cara kalibrasi gelas piala/beaker glass sejumlah yang diinginkan.Untuk zat-zat yang tidak larut air, selain dapat dilarutkan langsung dalam air panas, dapat juga dengan memakai water bath dengan cara beaker glass yang berisi zat yang tidak larut dalam air ditambah air diatas waterbath, dipanaskan sambil diaduk dengan batang pengaduk.

  • B. EliksirEliksir adalah sediaan berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat pengawet, zat pewarna & zat pewangi, sehingga mempunyai rasa & bau yang sedap.Eliksir digunakan sebagai obat dalam.Pelarut utama adalah etanol 90% dan dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol.

  • Karena eliksir bersifat hidroalkohol, maka zat apapun yang ditambahkan dapat membentuk cairan yang jernih.Formula umum eliksir :Zat larut air/alkohol, alkohol, pemanis, pewangi, perasa ad 100%.Kadar etanol 3-44% (USP), 10-25% (teori) dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (sesedikit mungkin karena dapat mempengaruhi rasa & dapat memabukkan).

  • Sirup/pemanis : secukupnya (qs).Pembantu pelarut : gliserin, propilen glikol, larutan sorbitol.Pemanis buatan : siklamat, sakarin.Contoh eliksir untuk obat : Phenobarbital eliksir

  • R/Phenobarbital 4Ol. Citri0,25Propilen glikol100 mLEtanol100 mLSorbitol solutioni USP 600 mLCorr. ColorisqsAq.dest.ad1 Liter

  • C. Obat tetes (drops)Larutan yang jernih, kental berbentuk sirup, eliksir, suspensi/larutan biasa.Untuk pemakaian oral atau luar.Wadah : botol tetes (dengan pipet pengukur yang ukurannya kecil & cermat).Kemasan 10-15 mL.Untuk membedakan obat yang dosisnya sangat kecil secara tepat, khususnya digunakan pada bayi/anak kecil.

  • Mengandung zat : vitamin, antipiretik, sedatif, antibiotik.Formula umum drops : zat berkhasiat & zat pembantu, pemanis, pewangi.D. Linctus (Obat Jilat)Bentuk drops, kental (agar dapat diteteskan pada lidah), dipakai untuk menghilangkan rasa sakit pada mulut & tenggorokan (sariawan/batuk).

  • Pada anak kecil, dibuat kental agar tahan lama di lidah, kadar sukrosa tinggi (manis) dapat juga diganti dengan sorbitol, pemanis buatan seperti saccharin.Cara pemberian : diteteskan dengan menggunakan pipet karena volume kecil sekitar 10-15 mL, dapat diberikan dalam botol tetes.Untuk efek demulsen (efek melembutkan pada selaput lendir tenggorokan).Formula umum seperti sirup, tapi lebih kental. Contoh : codein linctus.

  • Sediaan Cair per Oral Dosis Tunggal (Potiones)Potiones adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume yang besar, umumnya 50 mL.Larutan pengganti cairan tubuhBiasa digunakan bila terjadi dehidrasi, karena diare berkepanjangan/keringat yang berlebihan.

  • Dalam keringat juga keluar mineral sehingga dapat diganti dengan sediaan yang dapat diminum dengan nama oralit atau pedialit (pada anak-anak). Oralit tidak boleh diminum setelah 24 jam dilarutkan.DraughtsObat per oral yang harus diminum sekaligus dalam jumlah banyak, karena dosis harus banyak. Contoh : obat cacing, laksans, emetik (agar muntah bila terjadi keracunan).

  • Sediaan Cair Mulut & TenggorokanObat kumur (gargarisma/gargle)Sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkan terlebih dahulu.Gargarisma digunakan sebagai pencegah atau pengobatan infeksi pada tenggorokan.Tujuan penggunaan gargarisma adalah agar obat dapat langsung mengenai selaput lendir yang ada di dalam tenggorokan dan bukan sebagai pelindung selaput lendir.

  • Pembawa : airZat berkhasiat : antiseptikAntiseptik/antibakteri yang digunakan yaitu fenol/timol dengan kadar rendah karena dapat mengiritasi kulit, tetapi dapat menghilangkan rasa sakit setempat (efek anastetik) atau memakai kalium klorat dengan oksigen berlebih yang bersifat adstringent (mengecilkan pori-pori) & merangsang kelenjar pada lidah sehingga tenggorokan tidak kering.

  • Beberapa minyak atsiri dapat digunakan, karena selain sebagai antiseptik juga sebagai pewangi.Biasanya dalam gargarisma ditambah zat pewarna (biru, hijau, kuning).Cara penggunaan : dikumur-kumur di mulut sampai tenggorokan, tidak untuk ditelan, etiket berwarna biru, dapat dibuat dengan konsentrasi tinggi/pekat, jika akan digunakan baru diencerkan.

  • Dalam etiket harus tertera :Hanya untuk kumur, jangan ditelan.Sebelum digunakan diencerkan. Colutio oris/Collutoria/obat cuci mulutLarutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodoran, antiseptika, anastetika lokal atau adstringen. Untuk membersihkan mulut/ menghilangkan bau mulut.

  • Disimpan dalam botol putih, bermulut kecil.Pada etiket harus ditulis : tidak boleh ditelan, untuk cuci mulut dan disebut pula cara pengenceran.Etiket berwarna biru.Antiseptik/antibakteri : fenol, timol, H2O2, Na perborat/ zat-zat yang bersifat adstringen seperti ZnSO4, ZnCl2 dsb. Kadang-kadang isinya hanya NaCl, NaHCO3 (soda kue) + minyak permen.

  • Obat Oles (digunakan pada bibir)Untuk obat sariawan, biasanya isi antiseptik dalam pembawa yang kental, contoh : boroglicerin (tahan lama di bibir) dan gentian violet.Obat semprotBekerja terhadap selaput lendir tenggorokan dan hidung. Supaya dapat disemprot, maka partikelnya harus kecil dan menggunakan alat.

  • Pembawa : air/ alkohol/ gliserinNebula : nebulizer/penyemprotBiasanya digunakan untuk asmaZat berkhasiat : adrenalin, isoadrenalin.Antioksidan : natrium bisulfit, agar kandungan dari adrenalin tidak berubah karena oksidasi.Ditambah pengawet agar tidak tumbuh bakteri.

  • Sediaan Cair Untuk Mata, Telinga & HidungSediaan Cair untuk MataOculoguttae/ Guttae opthalmicae (tetes mata)Mengandung garam-garam dari asam kuat, pada pH yang rendah (3-5) menjadi tidak stabil.Kelarutan sangat bergantung pada pHKomposisi lainnya : pengawet, karena memakai air sebagai pembawa dan pemakaiannya berulang. Digunakan juga pengental agar kontak lama, juga sebagai pelicin.

  • Colliria (obat cuci mata)Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan digunakan untuk mencuci mata.Dapat ditambah larutan dapar dan pengawet.Dalam etiket dicantumkan :Lama masa penggunaan setelah wadah dibuka tutupnya.Tertulis : obat cuci mata. Obat cuci mata dengan zat pengawet paling lama dapat digunakan untuk 7 hari setelah wadah dibuka, sedangkan yang tanpa pengawet selama 24 jam.

  • Obat Tetes Telinga (guttae auriculares)Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga untuk mengobati infeksi, membuang kotoran, dan mengatasi sakit (pada obat yang mgd anastesi lokal).Bila tidak dinyatakan lain cairan pembawa yang digunakan adalah bukan air.

  • Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang sesuai agar obat mudah menempel pada dinding telinga, biasanya digunakan gliserin dan propilenglikol. Selain itu dapat digunakan etanol dan minyak lemak nabati.Bila sediaan berupa suspensi, sebagai zat pensuspensi digunakan polisorbat, sorbitan atau surfaktan lain yang cocok.Kecuali dinyatakan lain pH tetes telinga 5,0 6,0 dan disimpan dalam wadah tertutup rapat.

  • Zat berkhasiat : H2O2 dalam pembawa minyak mineral/minyak nabati/ surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga kotoran lepas misal debrox, yaitu suatu peroksida yang dapat melepaskan O2 sehingga kotoran/lilin akan lepas dari perlekatan dan keluar.Penggunaan : harus memiringkan kepala 45oC dan telinga ditutup dulu (diamkan sebentar) setelah ditetesi.

  • Obat Tetes Hidung (Guttae Nasales/ nose drops/ nasal drops)Tetes hidung adalah obat yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung yang mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.Sebagai cairan pembawa umumnya digunakan air.pH cairan pembawa sedapat mungkin antara 5,5 7,5, dengan kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis.

  • Tidak boleh menggunakan cairan pembawa minyak mineral atau minyak lemak.Sebagai zat pensuspensi biasanya digunakan sorbitan, polisorbat, atau surfaktan lain yang cocok dengan kadar tidak lebih dari 0,01% b/v.Zat pendapar digunakan zat yang cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonis dengan NaCl.Zat pengawet yang digunakan umumnya benzalkonium klorida 0,01-0,1 %b/v.Disimpan dalam wadah tertutup rapat.

  • Obat TopikalMelindungi dari cahaya matahari.Mengandung anastetik lokal (pada yang sakit), antiseptik, anti pluritis (tidak gatal), disemprotkan pada kaki (karena jamur/ infeksi lain).Pemakaian secara topikal : sediaan berbentuk larutan, emulsi, suspensi, liniment dan tincture. Bentuk sediaan tsb biasanya digunakan untuk mengobati gatal, luka bakar, lecet, gigitan serangga, kutil, ketombe, jerawat, eksim dan mata ikan.

  • Lotio/LotionLotio/lotion : adalah sediaan cair untuk pemakaian luar yang berisi serbuk hablur halus yang tidak larut dalam pembawanya, sehingga perlu didispersikan/ disuspensikan.Syarat : harus mudah menyebar cepat dan luas, setelah penggunaan harus cepat kering, meninggalkan lapisan tipis dari zat berkhasiat.Etiket : kocok dahuluMisalnya lotio calamin/caladryl

  • Linimentum/Obat GosokDapat berbentuk suspensi, emulsi, larutan (air/minyak)Zat pembawa : air, alkohol, hidroalkohol, minyak (minyak kacang & wijen).Pembawa minyak : untuk memijit; air/ hidroalkohol : untuk jerawat, luka, dll.Etiket : untuk obat luar & kocok dahulu.

  • KolodionSebangsa harsa/resin berbentuk cair, kental, jernih dari piroksilin dalam pelarut campuran eter dan alkohol, sehingga larutan mudah menguap, mudah terbakar.Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.Jika dipakai akan meninggalkan lapisan kering, agar tidak kaku ditambahkan minyak jarak. Agar harum ditambah camphora & m. atsiri.

  • Gel/jeliDipakai juga untuk pengobatan.Pembawa : air, jernih, dengan pengental tragakan/metil selulosa.Misal gel untuk USG, gel yang mengandung lidocain HCl untuk penghilang rasa sakit, dsb.

  • Vaginal douche : bentuk sediaan cair yang disemprotkan ke dalam vagina, dibuat dalam konsentrasi pekat, jika akan dipakai diencerkan dengan air hangat.Enema/clysma/lavement Obat pompa duburObat laksan (sembelit)Untuk orang yang mau melahirkan, dapat memberi efek lokal, misal untuk wasir (hidrokortison) dan efek sistemik (asma)

  • Bisa berbentuk larutan, setelah 30 menit baru efektif.Untuk pengosongan lambung/usus besar Contoh : stesolid Tincture topikalTincture untuk pemakaian luar(antiinfeksi), pembawa alkohol.Contoh :tinctur iodii, tinc. Benzoe.

  • Sediaan GalenikaSediaan yang dibuat dari bahan baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan yang disari.Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus.