7
ACARA I PENGUJIAN DATA HUJAN I . TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menghitung hujan wilayah dengan beberapa cara. 2. Mahasiswa dapat menentukan jaringan stasiun hujan dengan beberapa cara. 3. Mahasiswa dapat melakukan pengujian data curah hujan dan menentukan rata-rata hujan daerah. II. ALAT DAN BAHAN 1. Komputer 2. Alat tulis 3. Kalkulator 4. Sumber buku 5. Kertas milimeter block III. DASAR TEORI Hidrologi merupakan ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfir dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Hampir semua kegiatan pengembangan sumber daya air memerlukan informasi hidrologi untuk dasar perencanaan dan perancangan, interpretasi terhadap fenomena hidrologi akan dapat dilakukan dengan cermat apabila didukung ketersediaan data yang cukup. Untuk merencanakan suatu bangunan sipil diperlukan data yang telah terkumpul lama tak cukup satu tahun bahkan minimal

Calvin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

afa

Citation preview

ACARA IPENGUJIAN DATA HUJAN

I . TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menghitung hujan wilayah dengan beberapa cara.2. Mahasiswa dapat menentukan jaringan stasiun hujan dengan beberapa cara.3. Mahasiswa dapat melakukan pengujian data curah hujan dan menentukan rata-rata hujan daerah. II. ALAT DAN BAHAN1. Komputer 2. Alat tulis3. Kalkulator4. Sumber buku5. Kertas milimeter blockIII. DASAR TEORIHidrologi merupakan ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfir dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Hampir semua kegiatan pengembangan sumber daya air memerlukan informasi hidrologi untuk dasar perencanaan dan perancangan, interpretasi terhadap fenomena hidrologi akan dapat dilakukan dengan cermat apabila didukung ketersediaan data yang cukup. Untuk merencanakan suatu bangunan sipil diperlukan data yang telah terkumpul lama tak cukup satu tahun bahkan minimal disarankan 30 tahun, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi.Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang. Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat proses kondensasi. Presipitasi merupakan factor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS (merupakan elemen utama yang perlu diketahui medasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses resapan air tanah dan debit aliran).Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi produk air suatu hasil perencanaan pengelolaan DAS. Besar kecilnya presipitasi, waktu berlangsungnya hujan dan ukuran serta intensitas hujan yang terjadi baik secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan mempengaruhi kegiatan pembangunan (proyek).Jumlah presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm). salju, es, hujan dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan) sesudah di cairkan. Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan, perlunya menghitung curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir (Sosrodarsono & Takeda, 2003). Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara:1. Metode Perhitungan Rata-rataMetode perhitungan rata-rata aritmatik (arithmatic mean) adalah cara yang palingsederhana. Metode ini biasanya dipergunakan untuk daerah yang datar, dengan jumlah pos curah hujan yang cukup banyak dan dengan anggapan bahwa curah hujan di daerah tersebut bersifat seragam (uniform distribution).2. Cara Polygon ThiessenMenurut Sosrodarsono & Takeda, metode ini sering digunakan pada analisis hidrologi karena metode ini lebih baik dan obyektif dibanding metode lainnya. Metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan yang tidak merata. Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien Thiessen. Untuk pemilihan stasiun hujan yang akan dipilih harus meliputi daerah aliran sungai yang akan dibangun. Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubungstasiun.

3. Metode IsohyetDengan cara ini, kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama (isohyet), seperti terlihat pada Gambar 2.2 kemudian luas bagian diantara dua garis isohyet yang berdekatan diukur dengan planimeter, dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai rata-rata timbang nilai kontur (Sosrodarsono & Takeda, 2003).Data hujan harian banyak bermanfaat untuk sektor pertanian dan perkebunan,namun kurang bermanfaat untuk desain saluran. Hujan yang mengakibatkan banjir di perkotaan biasanya berdurasi pendek, maka diperlukan data hujan dengan durasi waktu pendek, misalnya 5 menit, 15 menit, dan seterusnya yang dapat diperoleh dari alat pencatat hujan otomatis (ARR= Automatic Rainfall Recorder). Alat ini dilengkapi dengan pencatat jumlah akumulasi hujan terhadap waktu dalam bentuk grafik. Ada tiga jenis alat pencatat hujan otomatis yaitu weighing bucket, tipping bucket, dan float. Pada permasalahan hilangnya atau tidak adanya data curah hujan yang lengkap dapat diatasi dengan cara pengisian data yang hilang yang sering disebut dengan Inversed Square Distance Method. Dengan metode ini data hujan yang tidak lengkap dapat dilengkapi dengan memanfaatkan data hujan dari tempat atau stasiun hujan lain yang berdekatan. Dengan demikian data hujan ditempat tersebut diperkirakan besarnya dengan menggunakan data hujan dari tempat lain yang berdekatan.

V. PEMBAHASANPraktikum hidrologi lingkungan acara satu yaitu pengujian data hujan. Praktikan melakukan pengujian data hujan dan menentukan rata-rata hujan pada suatu daerah. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses hidrologi, karena jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) ini yang dialihragamkan menjadi aliran di sungai, baik melalui limpasan permukaan (surface runoff), aliran antara (interflow, sub surface flow) maupun sebagai aliran air tanah (groundwater flow). Hujan juga disebut presipitasi. Lokasi untuk melakukan pengujian yaitu pada stasiun hujan Bojongsari, Kranji, Cilongok, dan Jatilawang. Data curah hujan Stasiun Bojongsari terdiri dari data curah hujan selama 20 tahun sejak tahun 1988 sampai tahun 2007. Data yang diperoleh terdapat data curah hujan yang hilang tiap tahun disebabkan oleh karena alat pencatat hujan tidak berfungsi untuk periode waktu tertentu atau karena satu dan hal lain stasiun pengamat hujan ditempat tersebut ditutup untuk sementara waktu. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan cara pengisian data yang hilang, yang disebut dengan Inversed Square Distance Method. Tidak tercatatnya data hujan dapat dilengkapi dengan memanfaatkan data hujan dari tempat lain yang berdekatan. Dalam pemakaian terdapat dua jenis alat ukur hujan yaitu penakar hujan biasa (manual raingauge) dan penakar hujan otomatik (automatic raingauge). Dalam suatu analisis hujan lanjutan, umumnya tidak hanya diperlukan data hujan kumulatif harian saja, akan tetapi juga diperlukan waktu berjam-jam (hourly distribution) atau bahkan yang lebih pendek lagi.Dalam praktikum kali ini digunakan tiga stasiun yang berdekatan yaitu stasiun Kranji, stasiun Cilongok, dan stasiun Jatilawang. Data hujan di tempat tersebut diperkirakan besarnya dengan menggunakan data hujan dari tempat lain yang berdekatan tersebut. Lokasi ketiga alat penakar hujan yang akan digunakan sebagai masukan data haruslah tidak berjauhan dan kurang lebih tersebar merata diantara lokasi alat penakar hujan yang akan diperkirakan besarnya. Akurasi data curah hujan yang dihasilkan untuk prakiraan data curah hujan yang hilang tersebut memadai sepanjang lokasi/topografi dari keseluruhan stasiun penakar hujan tersebut relatif homogen sehingga variabilitas spatial curah hujan ditempat tersebut tidak terlalu besar.Suatu stasiun pengukur curah hujan tidak selalu beroperasi untuk melakukan pengukuran curah hujan setiap hari. Walaupun jarang terjadi tetapi ada suatu waktu di mana pihak pegawai tidak melakukan pengukuran. Hal yang demikian dapat menyebabkan hilangnya data curah hujan yang harusnya didapatkan stasiun tersebut. Praktikum kali ini memiliki tujuan yaitu melakukan pengujian data hujan. Langkah kerja yang kami lakukan adalah pengisian data curah hujan yang hilang, pengujian konsistensi data, dan pembuktian korelasi antar stasiun.Untuk pengisian data curah hujan yang hilang kami menggunakan data yang sama dari tiga stasiun terdekat dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Dengan hubungan antara jarak dan curah hujan yang terjadi dan melihat waktu yang bersamaan, maka didapatkan curah hujan di stasiun yang datanya hilang.Metode yang dilakukan sangat berguna bagi stasiun yang kekurangan data curah hujan akibat kelalaian pengukuran, dapat dibenahi dengan perhitungan yang dilakukan pada praktikum acara pertama. Namun alangkah lebih baik untuk tetap melakukan pengukuran curah hujan guna mendapatkan keakuratan data.