8
M.Yudha Virus campak Morfologi Virus campak atau morbilli adalah virus RNA genus Morbilivirus anggota famili paramyxoviridae. Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus lain anggota famili paramyxoviridae. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh selubung virus. Virus campak mempunyai 6 protein struktural, 3 di antaranya tergabung dengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu; Pospoprotein (P), protein ukuran besar (L) dan nukleoprotein (N). Tiga protein lainnya tergabung dengan selubung virus yaitu; protein fusi (F), protein hemaglutinin (H) dan protein matrix (M). Sifat Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi, apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur kamar ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 37 0 c waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56 0 c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia bertahan dalam keadaan dingun. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70 0 c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama 5 bulan apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu bila tanpa media protein. Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar ultraviolet. Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu 37 0 c,akan kehilangan sifat infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan

CAMPAK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: CAMPAK

M.Yudha

Virus campakMorfologi Virus campak atau morbilli adalah virus RNA genus Morbilivirus anggota famili paramyxoviridae. Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus lain anggota famili paramyxoviridae. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi oleh selubung virus. Virus campak mempunyai 6 protein struktural, 3 di antaranya tergabung dengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu; Pospoprotein (P), protein ukuran besar (L) dan nukleoprotein (N). Tiga protein lainnya tergabung dengan selubung virus yaitu; protein fusi (F), protein hemaglutinin (H) dan protein matrix (M).

Sifat

Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi, apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur kamar ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 370c waktu paruh umurnya 2 jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia bertahan dalam keadaan dingun. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama 5 bulan apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu bila tanpa media protein. Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar ultraviolet.

Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.

Penyakit Campak

Definisi

suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus melalui udara.

Epidemiologi

Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Morbili menduduki tempat

ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat ke-5 dalam urutan

10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).

Page 2: CAMPAK

Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang. Di

Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama.

Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan selama masa prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan awal hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul. (Berhman.R.E. et al, 1999)

Patofisiologi

Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. (Hassan.R. et al, 1985)Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya menyerang pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. (Rachman.M. dan Dardjat.M.T., 1986)Biasanya ada hiperplasi jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus (sel raksasa retikuloendotelial Warthin- Finkeldey) dapat ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. (Berhman.R.E. et al, 1999)

Patogenesis

Penularan morbili yang terjadi secara droplet melalui udara, terjadi 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat di temukan virusnya. Virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear mencapai kelenjar getah bening lokal. Di sini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan  dan disitu mulailah penyebaran ke sel jaringan limforetikuler seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan

Page 3: CAMPAK

terbentuknya sel raksasa berinti banyak dari Warthin, sedangkan limfosit-T meliputi klas penekanan dan penolong yang rentan terhadap infeksi, aktif membelah.

Gambaran kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara lengkap,tetapi 5-6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi terwujud yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan meyebar kepermukaan epitel orofaring, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.

Pada hari ke-9-10 fokus infeksi yang berada di saluran nafas dan konjungtiva, satu sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah.

Akhirnya muncul ruam makulopapular pada hari ke-14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi.

Manifestasi klinis

Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu (Hassan.R. et al, 1985, Andriyanto.I., 1996) :1. stadium kataral (prodromal)Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas (38,5 ºC), malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah.

2. stadium erupsiKoriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

3. stadium konvalesensiErupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Gambaran klinis yg khas, pemeriksaan serologi, isolasi virusdari urin atau swab nasofaringeal.

Pada pemeriksaan darah tepi ditemukannya adanya lekopeni. Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urin dapat ditemukannya adanya multi

nucleated giant cells yang khas. Pemeriksaan serologi dengan ELIS A IgM lebih sensitive bila diperiksa antara hari

ke-3samapai hari ke-28 timbulnya rash.

Page 4: CAMPAK

Pemeriksaan serologis dg cara hemagglutinin inhibition test dan complement fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.

Diagnosis klinis campak memerlukan sejarah demam sekurang-kurangnya tiga hari bersama-sama dengan setidaknya salah satu dari tiga '' C'' 's (batuk, coryza, konjungtivitis). Pengamatan bintik-bintik Koplik's juga diagnostik campak.

Atau, laboratorium diagnosis campak dapat dilakukan dengan konfirmasi positif campak IgM antibodi atau isolasi campak virus RNA dari pernapasan spesimen. Pada anak-anak, di mana phlebotomy tidak pantas, air liur dapat dikumpulkan untuk campak salivary tertentu IgA tes.

Kontak positif dengan pasien lain yang diketahui memiliki campak menambahkan bukti epidemiologi yang kuat untuk diagnosis. Kontak dengan orang yang terinfeksi dengan cara apapun, termasuk semen melalui seks, air liur, atau lendir dapat menyebabkan infeksi.

Diagnosis banding

1. german measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.

2. eksantema subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. (Hassan.R. et al, 1985)

Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

Tatalaksana

Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. (Hassan.R. et al, 1985)1. istirahat2. pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.3. medikamentosa : - antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam - ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis

Page 5: CAMPAK

maksimum 600 mg/hari.- Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.- Mukolitik bila perlu- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.

Komplikasi

Bila ada, berupa komplikasi segera (Anonim) :- Trakeobronkitis dan laringotrakeitis biasanya telah ada, merupakan sebagian dari manifestasi morbili.- Otitis media merupakan komplikasi paling sering terjadi, harus dicurigai bila demam tetap tinggi pada hari ketiga atau keempat sakit.- Bronkopneumonia / bronkiolitis oleh virus morbili sendiri atau infksi sekunder (oleh pneumokokus, hemofilus influenzae) dengan gejala batuk menghebat, timbul sesak nafas.- Aktivasi tuberkulosis laten.- Lain-lain (jarang) : ensefalitis, miokarditis, tromboflebitis, sindrom Guillain-Barre, dan lain-lain.

Pencegahan

Imunisasi aktif : ini dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pencegahan juga dengan imunisasi pasif.

Prognosis

Morbili merupakan penyakit self-limitting dan berlangsung antara 7-10 hari sehingga bila tidakada komplikasi, prognosis baik.