Capita Selekta Hukum Perjanjian

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    1/24

    CAPITA SELEKTA HUKUM

    PERDATASentot P. Sigito

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    2/24

    PENGERTIAN Kajian atas masalah-masalah hukum

    perdata; Studi kasus hukum perdata

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    3/24

    TUJUAN Meningkatkan pengetahuan hukum pada

    tataran empiris (kasuistis)

    Meningkatkan kemahiran mhs untukmenganalis kasus hukum perdata

    dengan benar;

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    4/24

    BELAJAR EFEKTIF Memahami teori hukum dan asas-asas

    hukum perdata; Memahami metode penasiran hukum; Memahami metode penalaran hukum; Mahir menganalisa kasus hukum

    berdasarkan penguasaan kerangka teori,asas hukum, penafsiran hukum danpenalaran hukum

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    5/24

    PENAFSIRAN HUKUM Metode penemuan dan penciptaan hukum Mengapa diperlukan penafsiran hukum ?

    Rumusan undang-undang atau kontrakyang bersifat umum tidak pernahmenampung secara pasti setiap peristiwahukum

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    6/24

    MACAM PENAFSIRAN HUKUM SUBSUMTIF: Penerapan teks peraturan Per.U.U. an

    atau kontrak thd kasus konkrit;

    GRAMATIKAL: menafsirkan kata-kata/istilah dlm kontrak sesuaikaidah tata bahasa;

    SISTEMATIS/LOGIS: menafsirkan makna isi kontrak dengan caramenghubungkan dengan peraturan perU.U.an yang lain atau dng keseluruhan sistemhukum;

    HISTORIS : menafsirkan makna kontrak menurutterjadinya dng cara meneliti sejarah baik sejarahhukumnya maupun sejarah terjadinya;

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    7/24

    Lanjutan TELEOLOGIS/SOSIOLOGIS: menafsirakan kontrak/aturan

    sesuai dng tujuan pembentuknya

    KOMPARATIF : menafsirkan isi kontrak/kasus dengan jalanmembandingkan isi kontrak itu dengan kontraklainnya di dalam berbagai sistem hukum

    ANTISIPATIF : menafsirkan isi kontrak dilihat dari perspektifsumber hukum (Perat. Per.U.U.an) yang belumresmi berlaku (masih dlm bentuk Rancangan

    peraturan Per.U.U.an)

    RESTRIKTIF : menafsirkan isi kontrak dng caramembatasi artinya menurut hukum

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    8/24

    Lanjutan EKSTENTIF : menafsirakan ketentuan U.U./kontrak

    dng melampaui batas-batas gramatikal; OTENTIK/RESMI: menafsirkan U.U. /kontrak

    berdasarkan arti beberapa katayang digunakan dalam perat. PerU.U.anyang dilakukan oleh pembuat U.Usendiri;

    INTERDISIPLINER: menafsirkan ketentuan U.U.berdasarkan berbagai disiplin ilmu hukum;

    MULTIDISIPLINER: menafsirkan ketentuan U.U. dngberbagai disiplin ilmu selain ilmu hukum;

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    9/24

    PENALARANHUKUM/ARGUMENTASI HUKUM

    ANALOGI: memperluas peraturanPer.U.U.an yg terlalu sempit ruanglingkupnya kemudian diterapkan thd

    peristiwa serupa atau mirip yg diatur dlmU.U; A Contrario: menjelaskan makna U.U. dng

    didsrkan pd pengertian yg sebaliknya drperistiwa konkrit yg dihadapi dng peristiwayg diatur dlm U.U.;

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    10/24

    Lanjutan PENYEMPITAN HUKUM

    (RECHTSVERVINING): mengkonkritkan ataumenyempitkan suatu aturan hukum yg terlaluabstrak, luas, umum agar dpt diterapkan thdsuatu peristiwa tertentu;

    FIKSI HUKUM: menggunakan daya khayal dlm

    Ilmu Hukum dng menggunakan kata-kata, istilahyg berdiri sendiri atau dalam bentuk kalimat ygbermaksud untuk memberikan suatu pengertianhukum.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    11/24

    ASAS-ASAS PENAFSIRANHUKUM

    Pasal 1342 menyebutkan : Jika kata-kata suatu perjanjian sudah jelas,maka tidak diperkenankan melakukan

    penafsiran yang menyimpang dari kata-katatersebut;

    Pasal 1343 menyatakan: Jika kata-kata suatu perjanjian dapat diberikanberbagai macam penafsiran, maka harus

    diselidiki maksud kedua belah pihak yangmembuat perjanjian. Misalnya, apakahmaksud sesungguhnya dari para pihak dalammembuat perjanjian

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    12/24

    Lanjutan Pasal 1344 menyatakan:

    Jika suatu janji dapat diberikan dua macam pengertian,maka harus dipilih pengertian yang memungkinkan janji itudilaksanakan daripada pengertian yang tidak memungkinkanpelaksanaan. Misalnya, untuk barang tetap berlaku hukumdi mana benda bergerak itu berapa. Dalam Hukum PerdataInternasional disebut asas Lex Loci Contractus.

    Pasal 1345Jika kata-kata dapat diberikan dua macam pengertian, makaharus dipilih pengertian yang paling selaras dengan sifatperjanjian. Dalam hal ini harus diperhatian apakah perjanjianitu bersifat konsensuil atau harus memenuhi formalitastertentu atau haruskah ada penyerahan barang atau uangsebagai syarat keabsahan perjanjian.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    13/24

    Lanjutan Pasal 1346

    Jika terdapat hal-hal yang meragukan harusditafsirkan menurut apa yang menjadi kebiasaan dimana perjanjian itu dibuat.

    Pasal 1347 Hal-hal yang menurut kebiasaanselamanya diperjanjikan, dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian. Misalnyaresiko atas barang yang belum diserahkan tetapberada pada pihak penjual.

    Pasal 1348:Semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjianharus ditafsirkan dalam hubungan satu sama lain,artinya tia-tiap janji harus ditafsirkan dalam rangkaperjanjian seluruhnya.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    14/24

    Lanjutan Pasal 1349:

    Jika atas suatu janji timbul keragu-raguan, maka janjitersebut harus ditafsirkan atas kerugian orang yang memintadiperjanjikan suatu hal (meminta suatu hak) dan ataskeuntungan orang yang telah mengikatkan diri (menyanggupikewajiban).

    Pasal 1350:Meskipun kata-kata suatu perjanjian dirumuskan secarasangat umum, namun perjanjian itu hanya meliputi hal-halyang nyata yang dimaksudkan oleh kedua belah pihak.Misalnya kuasa untuk membeli, maka tidak dapat ditafsirkansebagai kuasa untuk menjual.

    Pasal 1351Suatu hal yang dinyatakan untuk menjelaskan perjanjian,tidak dapat digunakan untuk membatasi kekuatan perjanjian

    dalam hal-hal yang tidak dinyatakan.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    15/24

    KASUS I Dalam kasus ini, mhs dilatih untuk

    menganalisa, apakah kasus wan prestasiataukah perbuatan melawan hukum

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    16/24

    Kasus Posisi FAKTA HUKUM/KASUS POSISI (LEGAL FACT)

    Pada tahun 1987 terjadi perjanjian distributorship antara Lee Kum Kee coLtd Hongkong dengan PT Dua Berlian Jakarta. Dalam perjanjian tersebut PT.Dua Berlian ditunjuk sebagai distributor saos makanan merek Lee Kum Keeuntuk seluruh wilayah Indonesia dengan cara mengimpor melalui pembukaanL/C oleh PT Dua Berlian. Perjanjian ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan

    dapat diperpanjang setiap tahun. Terakhir diperpanjang secara tertulis dari 15Januari 1992 sampai 15 Januari 1993. Walau perjanjian tertulis berakhir sampaitahun 1993 namun distributor PT Dua Berlian masih membuka L/C untukmengimpor saos makanan dan Lee Kum Kee sebagai produsen terus melayanipenyediaan barang yang diimpor oleh PT. Dua Berlian sampai tahun 1994.

    Pemutusan secara sepihak yang dilakukan Lee Kum Kee pada tanggal 31 Juli1994 dianggap oleh PT Dua Berlian sebagai perbuatan melawan hukum denganalasan sejak Januari 1993 sampai tahun bulan Juni 1994 telah terjadi

    kesepakatan diam-diam (silent agreement) antara kedua pihak. Pembatalansepihak yang dilakukan Lee Kum Kee telah menimbulkan kerugian bagi PT.Dua Berlian yang menurut hasil audit akuntan publik Prasetya Utomo sebesarRp. 1.585.322,135,- yang merupakan kerugian operasional dan hilangnyakeuntungan yang diharapkan sebesar Rp. 11.834.129.362,- serta kerugianimateriil yang berupa kehilangan nama baik sebesar Rp. 10.000.000.000,-

    Pada bulan Juni 1994 terjadi ketidaksepahaman antara Lee Kum Kee dan PT.Dua Berlian melalaui korespondensi, akhirnya Lee Kum Kee Ltd memutuskanperjanjian yang menyebabkan PT. Dua Berlian tidak lagi menjadi distributor.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    17/24

    Lanjutan PT Dua Berlian mengajukan gugatan di PN jakarta utara dalam Perkara No.

    02/Pdt.G/1995/PN Jkt Utara terhadap Lee Kum Kee dan PT. Promex atas dasarbahwa tergugat melakukan perbuatan melawan hukum . Lee Kum Kee sebagaitergugat I mengajukan eksepsi bahwa gugatan kabur dasar gugatnyaseharusnya wan prestasi, nemun memakai dasar gugatan perbuatan melawanhukum dan pencemaran nama baik dianggap oleh PT Dua Berlian sebagaiperbuatan melawan hukum dengan alasan sejak Januari 1993 sampai tahunbulan Juni 1994 telah terjadi kesepakatan diam-diam (silent agreement) antarakedua pihak. Pembatalan sepihak yang dilakukan Lee Kum Kee telahmenimbulkan kerugian bagi PT. Dua Berlian yang menurut hasil audit akuntanpublik Prasetya Utomo sebesar Rp. 1.585.322,135,- yang merupakan kerugianoperasional dan hilangnya keuntungan yang diharapkan sebesar Rp.11.834.129.362,- serta kerugian imateriil yang berupa kehilangan nama baiksebesar Rp. 10.000.000.000,-

    PT Dua Berlian mengajukan gugatan di PN jakarta utara dalam Perkara No.02/Pdt.G/1995/PN Jkt Utara terhadap Lee Kum Kee dan PT. Promex atas dasarbahwa tergugat melakukan perbuatan melawan hukum . Lee Kum Kee sebagaitergugat I mengajukan eksepsi bahwa gugatan kabur dasar gugatnyaseharusnya wan prestasi, nemun memakai dasar gugatan perbuatan melawanhukum dan pencemaran nama baik.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    18/24

    Lanjutan PN. Jakarta utara dalam putusannya tanggal 24 Agustus 1995

    memberikan pertimbangan hukum bahwa tergugat terbuktimemaksakan kehendaknya untuk mengakhiri perjanjian secarasepihak tanpa memperhatikan kepentingan penggugat. Adanya agenbaru yaitu PT. Promex (tergugat II) terbukti telah disiapkansebelumnya oleh Tergugat I. Fakta fakta tersebut menurut MajelisHakim PN Jakut merupakan bukti bahwa tergugat melakukanperbuatan melawan hukum

    Akan tetapi Pengadilan Tinggi Jakarta Utara dalam putusannya Nomor301/Pdt/1996/PT DKI tanggal 26 Agustus 1996 menyatakan bahwapemutusan keagenan terhadap penggugat oleh tergugat bukanmerupakan perbuatan melawan hukum karena penunjukan keagenanbukan merupakan suatu persetujuan antara kedua belah pihak,melainkan hubungan hukum satu pihak, sehingga dapat diputuskanoleh tergugat I . Oleh karena itu tuntutan ganti rugi harus ditolak,karena tidak terbukti adanya perbuatan melawan hukum.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    19/24

    Lanjutan Mahkamah Agung R.I. dalam putusan No. 1284 K/Pdt/1998 tanggal 18

    Desember 2000 berpendapat judex factie (PT jakut) salah dalammenerapkan hukum dalam mengadili gugatan tersebut, sehinggaputusan judex factie harus dibatalkan dan selanjutnya MahkamahAgung akan mengadili sendiri perkara ini.

    Menurut Majelis Hakim Agung antara penggugat dan tergugat I telahterjadi perjanjian diam-diam, karena setelah berakhirnya perjanjiansole distrobutorships sesuai dengan jangka waktu yang formal tertulisdalam perjanjian, ternyata penggugat dan tergugat I terus melakukankegiatan pendistribusian saos makanan tersebut lebih dari satu tahun.Konsekuensi yuridisnya adalah perjanjian sole distributorshipsberlaku sebagai hukum bagi penggugat dan tergugat I, meskipunperjanjian formal tertulisnya sudah berakhir.

    Tindakan tergugat I memutuskan perjanjian secara sepihak tanpaalasan yang sah dan mendadak di mana pemberitahuan dilakukanpada tanggal 24 Juli 1994 dan pemutusan perjanjian tanggal 31 Juli1994 menimbulkan kerugian bagi penggugat karena penggugat telahmelakukan investasi cukup besar.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    20/24

    Lanjutan Berdasarkan tindakan tergugat I memutuskan

    perjanjian distributor tersebut akan bertentangandengan :

    asas kepatutan; asas kewajiban hukum dari tergugat I; merugikan penggugat yang beritikat baik karena

    seharusnya tergugat memberitahukan kepadapenggugat dengan memberikan tenggang waktuyang layak jika ingin mengakhiri perjanjiandistributorships.

    Perbuatan Lee Kum Kee Co. Ltd adalah perbuatanmelawan hukum.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    21/24

    Lanjutan ANALYSIS (Analisa) Dari kasus ini tampaklah bahwa adanya hubungan kontraktual

    antara penggugat dan tergugat tidak menghalangi penggugat untukmengajukan gugatan perbuatan melawan hukum. Pemutusanperjanjian yang dilakukan oleh Tergugat I dapat diklasifikasi sebagaipelanggaran ketentuan U.U. juga sekaligus melanggar kepatutandan kehati-hatian yang seharusnya diperhatikan dalam hubunganantara warga masyarakat terhadap benda orang lain,

    Mengenai hubungan antara wan prestasi dan perbuatanmelawan hukum ini M. Yahya harahap dalam bukunya segi-segiHukum perjanjian, hal 61 mengatakan bahwa wan prestasi adalahmerupakan bentuk khusus dari perbuatan melawan hukum.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    22/24

    KASUS 2 Sengketa antara konsumen (pembeli rumah) dengan developer PT

    Taman Norogong Indah

    Dalam Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 3138 K/Pdt/1984 tanggal29 April 1997 dinyatakan menolak gugatan penggugat denganpertimbangan hukum bahwa dari site plan yang akan dibangun yangdisetujui oleh Pemerintah daerah tidak pernah ada rencana tempatpemancingan dan rekreasi karena sarana tersebut bukanmerupakan fasilitas umum sehingga developer tidak wajib untukmembangunnya.

    Dalam kasus yang telah diputus Mahkamah Agung itu,sebelumnya PT. Taman Narogong Indah (developer/ tergugat)menjanjikan akan membangun fasilitas pemancingan dan rekreasiseluas 1,2 hektar. Ternyata setelah konsumen tertarik dan membeliunit rumah di kawasan itu, apa yang dijanjikan developer samasekali tidak dipenuhi.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    23/24

    lanjutan Berdasarkan Putusan Mahkamh Agung tersebut di atas

    diketahui bahwa pendirian Mahkamah Agung masihmenitik-beratkan pada sisi normatif, belum melihatkepentingan dari penggungat (konsumen) yang

    dirugikan akibat tidak dipenuhinya janji pra kontrak olehdeveloper PT. Taman Naroging Indah. Jadi jika ditinjaudari teori hukum kontrak, putusan Mahkamah Agungtersebut masih menganut teori klasik karena janji untukmembangun fasilitas pemancingan dan rekreasi pada

    tahap pra kontrak yang tidak dipenuhi oleh developertersebut tidak menimbulkan akibat hukum bagi pihakyang berjanji.

  • 8/10/2019 Capita Selekta Hukum Perjanjian

    24/24

    Lanjutan Sebaliknya menurut pandangan teori kontrak

    modern janji pra kontrak harus didasarkan padaitikad baik, sehingga pihak yang memberikan

    janji pra kontrak dapat dituntut ganti rugiberdasarkan perbuatan melawan hukum.Walaupun janji pra konrak bukan merupakan isikontrak tetapi berdasarkan pandangan bahwaorang yang berjanji harus memiliki itikad baikuntuk melaksanakannya. Memenuhi janjiadalah wujud dari pelaksanaan itikad baik.