Upload
nickykusuma
View
10
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
case
Citation preview
LAPORAN KASUS PSIKIATRIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA DAN PERILAKU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA
Pembimbing:
dr. Surilena H, Sp.KJ (K)
Disusun oleh :
Elsa Aprillia S 2013 – 061 – 012
Deiby Puspita S 2013 – 061 – 015
Nico Kusuma 2013 – 061 – 018
Sienny Agustin 2014 – 061 -- 011
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAAN JIWA DAN PERILAKU
RUMAH SAKIT ATMA JAYA
PERIODE 1 JUNI – 4 JULI 2015
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 thn
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Batak Jawa
Pendidikan : Tamat D3
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Katolik
Alamat : Pekanbaru
Tanggal Masuk : 8 Juni 2015
Tanggal Pemeriksaan : 8 Juni 2015
II.RIWAYAT PSIKIATRIK (Autoanamnesis)
A. Keluhan utama:
Banyak bicara dan bicara kacau
B. Keluhan tambahan:
Tidak mau minum obat, sulit tidur
C. Riwayat Gangguan Sekarang:
Pasien dibawa oleh kakaknya dari Pekanbaru ke RS PK Carolus karena marah-
marah dan berbicara kacau sejak ± 2 hari SMRS. Saat wawancara, pasien banyak berbicara
dengan topik yang berpindah-pindah. Pasien juga tidak dapat duduk tenang dan memukul-
mukul pintu serta menyanyi dengan suara yang sangat keras. Menurut keluarga, pasien saat
ini sedang mengalami masalah ekonomi karena uang untuk menyicil rumah tidak cukup
dan kebutuhan pangan sehari-hari tidak mencukupi. Menurut pasien, pasien merasa stress
dan merasa perlu membantu perekenomian keluarga dengan mencari pekerjaan lain seperti
menjual baju, menjual kue, bisnis pelabuhan, dan menjadi guru les. Pasien merasa suami
tidak dapat menyamai pemikiran dan idenya, mereka seringkali bertengkar dan pasien
sampai dipukul oleh suaminya di bagian wajah dan lengan. Setelah kejadian itu, pasien
merasa sangat sedih dan tidak ingin melakukan apapun lagi, akhirnya pasien sering
mengurung diri dan menangis di kamar dan kejadian ini berlangsung selama hampir 1
bulan. Selama masa itu pasien lebih banyak berdoa dan membaca buku-buku rohani,
akhirnya ± 1 minggu SMRS pasien menjadi sangat antusias dan bersemangat. Menurut
pasien hal ini merupakan kompensasi dari rasa sedih yang dialaminya, pasien cukup hanya
tidur 3 jam sehari, dan lebih banyak bicara. Menurut keluarga, pasien menjadi lebih mudah
tersinggung dan marah bila keinginan tidak dituruti. Pasien yakin bahwa tubuh pasien telah
didiami oleh roh kudus dan matanya telah diganti menjadi mata Tuhan, pasien menjadi
sering membagi-bagikan hartanya kepada teman-temannya karena menurutnya hal tersebut
merupakan memberi berkat kepada orang banyak. Pasien juga merasa dirinya sangat kaya.
Karena kelakuannya membagikan uang kepada teman-temannya ia menurut dirinya ia
dikejar orang-orang di Pekanbaru yang mengincar hartanya. Pasien juga mengaku dapat
melihat arwah orang-orang yang sudah meninggal seperti presiden Soeharto bersama ibu
Tin, serta bunda Theresia. Namun pasien menyangkal adanya bisikan-bisikan. Pasien juga
tidak pernah berpikir maupun mencoba untuk bunuh diri. Menurut pasien juga orang-orang
Jepang berada di bawah kekuasaan dirinya dan dapat ia atur sesuai kemauan dirinya. Pasien
juga merasa bahwa dirinya sangat cantik dan yakin pasien pantas menjadi Presiden.
± 2 jam SMRS pasien dibawa oleh keluarga ke RS. Duren Sawit karena
gaduh gelisah, marah-marah, mengamuk, dan membanting barang-barang kepada
tetangganya. Menurut pasien, hal ini dilakukan karena pasien merasa terganggu karena
tetangganya dapat mengetahui isi pikirannya dan mengetahui hal yang akan dilakukannya.
Pasien juga meyakini orang sekitarnya akan membocorkan semua isi pikirannya kepada
orang lain. Di RS Duren Sawit pasien masih merasa bahwa pikirannya dapat diketahui oleh
orang sekitarnya.
± 3 bulan SMRS pasien marah-marah, gaduh-gelisah, bicara sendiri, dan mengamuk
kepada orang sekitarnya. Hal ini dilakukan karena pasien merasa orang sekitarnya dapat
membaca isi pikirannya sehingga pasien merasa tidak memiliki privasi. Lalu, pasien juga
merasa terganggu dengan suara keras disekitarnya seperti suara las bengkel, dan suara
pekerjaan membangun rumah. Hal ini yang membuat pasien merasa marah. Hal ini
dirasakan pasien dimana pun dirinya berada tetapi hanya dari pagi sampai sore hari.
± 10tahun SMRS, sepanjang hari, pasien merasakan orang di sekitarnya dapat
megetahui isi pikirannya dan ia takut isi pikirannya dibocorkan ke masyarakat umum.Ia
dibawa oleh keluarganya pergi berobat dan dirawat di bangsal jiwa RSCM. Lalu pasien
melanjutkan pengobatan jalan di poli jiwa RSCM, terakhir pasien mengunjungi poli jiwa
tanggal 11 Mei 2015. Riwayat trauma kepala disangkal. Pasien mengaku sebelum keluhan
muncul tidak ada kejadian atau stressor yang menyebabkan keluhan tersebut muncul.
Semenjak kejadian itu, pasien merasa sulit untuk berkonsentrasi pada saat kuliah, sehingga
pasien merasakan kesulitan mengikuti perkuliahan, dan pada akhirnya pasien di drop out.
Pasien juga selalu merasa curiga dan marah –marah terhadap orang sekitarnya. Seperti saat
pasien ke pesta, pasien merasa orang di sekitarnya bisa mengetahui isi pikirannya
kemudian pasien marah dan melemparkan sapu pada tamu pesta.
Selama perawatan, pasien masih sering merasakan keluhan yang sama tapi pasien
merasa lebih mudah mengontrol emosi. Pasien lebih bisa menahan marah dan pasien lebih
dapat berkomunikasi dengan orang sekitarnya.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit St. Carolus 12 tahun yang lalu.
Pada saat itu, pasien merasa kecewa dengan mantan pacarnya. Pasien mengaku
diselingkuhi oleh pacarny, kemudian pasien memutuskan pacarnya, meskipun
pasien mengaku masih sangat mencitai pacarnya. Menurut pasien, alasan dirinya
dimasukkan ke rumah sakit tersebut adalah karena menurut keluarga pasien, pasien
sering mengurung diri di kamar dan malas beraktivitas, seperti makan, maupun
berbicara dengan orang lain. Keadaan ini berlangsung selama kurang lebih 1 bulan.
Setelah dirawat selama 1 minggu, pasien kemudian mulai mau keluar dari kamar
dan berbicara dengan pasien lain. 2 minggu kemudian pasien menjadi mudah marah
dan sering memaki, sampai-sampai memukul perawat. 1 minggu setelahnya, pasien
kembali menjadi stabil dan mulai kembali ke rutinitasnya.
10 tahun SMRS, kakak ipar pasien yang di Jakarta meninggal dunia. Saat itu pasien
merasa kehilangan, pasien menjadi sering menangis, tidak mau makan dan kurang
bersemangat dalam beraktivitas.
2. Riwayat Gangguan Organik : Pasien mengaku tidak memiliki gangguan organik.
Riwayat Penggunaan Zat : Pasien mengaku pernah merokok, penggunaan
NAPZA disangkal.
Grafik Perjalanan Penyakit (RPS dan RPD)
Onset 28/09/2011 (4 th
SMRS)
Stressor Hamil anak kedua - - Ibu meninggal
Klinis - Emosi labil
- Waham
- Sulit konsentrasi
- Halusinasiauditorik
- Waham kejar
- Gaduh gelisah
- Marah-marah
- Mood irritable
- Waham kejar
Obat - Frimania 2x400mg
- Abilify 1x15mg
- Olandoz 20 mg
(malam)
- Olandoz 20 mg
(malam)
10 tahun yang lalu
RSCM RSKD Duren Sawit
Ibu pasien meninggal
- Luften 2x25mg
- Defakord 2x250mg
- Risperidon 2 mg
(malam)
- Risperidon 2 mg
(malam)
Efek
Samping
(-) (-) (-)
Lama
konsumsi
obat
10 tahun 3 bulan (-)
Fungsi - Interaksi sosial
terganggu
- Sekolah terganggu
- Perawatan diri baik
- Activity daily living
(ADL) tidak
terganggu
- Pekerjaan tidak
terganggu
- Interaksi sosial
terganggu
- Sekolah terganggu
- Perawatan diri baik
- ADL tidak terganggu
- Pekerjaan terganggu
- Interaksi sosial
terganggu
- Pekerjaan terganggu
- Perawatan diri baik
- ADL tidak
terganggu
E. Riwayat Perkembangan pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Dalam batas normal
2. Riwayat Masa Kanak Awal
Dalam batas normal
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan
Dalam batas normal
4. Riwayat Masa Remaja
Dalam batas normal
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
SD 6 tahun tamat
SMP 3 tahun tamat
SMA 3 tahun tamat
Kuliah D3 sastra Jepang
b. Riwayat Pekerjaan
2000-2010 : sebagai sekretaris di kantor akuntan publik
c. Riwayat Perkawinan / Berpacaran / Berpasangan
Menikah, memiliki 2 orang anak
d. Riwayat Agama / Kehidupan Beragama
Pasien beragama Katolik dan aktif dalam kegiatan gereja
e. Aktivitas Sosial
Pasien aktif dalam berorganisasi
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Tidak ada
g. Riwayat Militer
Tidak ada.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
1. Penghasilan : Suami
2. Hal yang ditakuti : Tidak ada
3. Key person : Suami
4. Care giver : Suami
G. Riwayat Psikoseksual
Tidak terganggu
H. Riwayat Keluarga
I. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
a. Mimpi : Melakukan perjalanan rohani ke Lordes
b. Fantasi : Menjadi Presiden RI
c. Nilai-nilai : Menganggap Tuhan ada dalam diri nya.
J. Kepribadian
1. Gangguan persepsi diri : Terganggu
2. Hubungan interpersonal yang dijalin :Terganggu
3. Fungsi pekerjaan : Terganggu
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 8 Jnni 2015)
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
a. Perempuan gemuk, sesuai usia
b. Rambut diikat
c. Berpakaian eksentrik, memakai perlengkapan rohani
d. Kebersihan dan perawatan diri baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : Pasien tampak hiperaktif
3. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif
B. PEMBICARAAN
1. Spontan
2. Lancar
3. Jelas
4. Pasien menjawab sesuai pertanyaan dan terbuka saat wawancara
5. Aktif
C. MOOD DAN AFEK
1. Mood: Hipertim
2. Afek:
Rentang: Luas
Keserasian: Serasi
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Ilusi : tidak ada
2. Halusinasi auditorik (commenting) : tidak ada
3. Halusinasi visual : melihat sosok-sosok yang telah meninggal
4. Halusinasi olfaktori : tidak ada
5. Halusinasi gustatorik : tidak ada
6. Halusinasi kinestetik : tidak ada
7. Depersonalisasi : ada (mata nya adalah mata Tuhan)
8. Derealisasi : tidak ada
E. PIKIRAN
1. Proses Pikir / Bentuk Pikiran
a. Produktifitas : Berlebih
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak terganggu
d. Flight of ideas
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi pikiran : Ada
b. Obsesif kompulsif : Tidak ada
c. Waham : Ada
d. Usaha bunuh diri : Tidak ada
e. Fobia : Tidak ada
F. SENSORIUM DAN KOGNISI
1. Kesiagaan dan Taraf Kesadaran:
a. Kesadaran Neurologik : Compos Mentis
b. Kesadaran Psikiatrik : Terganggu
2. Orientasi:
a. Waktu : Tidak terganggu
b. Tempat : Tidak terganggu
c. Orang : Tidak terganggu
d. Situasi : Tidak terganggu
3. Ingatan:
a. Segera : Tidak terganggu
b. Jangka pendek : Tidak terganggu
c. Jangka menengah : Tidak terganggu
d. Jangka panjang : Tidak terganggu
4. Konsentrasi dan Perhatian : Tidak terganggu
5. Kemampuan Membaca dan Menulis : Dapat membaca dan menulis
6. Kemampuan Visuospasial : Tidak terganggu
7. Pikiran Abstrak : Tidak terganggu
8. Inteligensi dan Daya Informasi : Baik
G. PENGENDALIAN IMPULS
Selama pemeriksaan pasien tidak dapat duduk tenang dan terlihat gelisah, pasien
juga memukul-mukul pintu dengan keras.
H. DAYA NILAI DAN TILIKAN
1. Daya Nilai
a. Daya nilai sosial : Terganggu
b. Uji daya nilai : Terganggu
c. Reality testing ability : Terganggu
2. Tilikan: Tilikan derajat III
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Seluruh keseluruhan, keterangan pasien tidak dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan umum : hiperaktif
Kesadaran neurologik : compos mentis
Kesadaran psikiatrik : terganggu
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0oC
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 70 kg
BMI : Obese 1
Bentuk badan : piknis
Kepala dan wajah : Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya +/+.
Rongga mulut : mukosa oral basah
Sistem Kardiovaskular
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Perkusi
- Batas kanan : Linea sternalis dekstra ICS IV
- Batas kiri : Lateral linea midklavikularis sinistra ICS IV
- Batas atas : Linea sternalis sinistra ICS III
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-) , gallop (-)
Sistem Respiratorius
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikular di kedua lapangan paru. wheezing -/- , ronkhi -/-
Sistem Gastrointestinal
Inspeksi : Cembung
Palpasi : Supel, nyeri tekan abdomen (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Sistem Urogenital
BAK : Normal
Nyeri berkemih : -
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
KESAN : kondisi medis secara umum dalam batas normal
B. Status Neurologik
Tidak diperiksa
C. Tes Psikologik, Neurologik, Laboratorium (10/6/2015)
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. Tn.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Axis I : Diagnosisnya berupa F31.2 yakni gangguan afektif bipolar,episode kini manik
dengan gejala psikotik
B. Axis II : tidak ada
C. Axis III : tidak ada
D. Axis IV : Masalah dengan primary support group : suami tidak memberikan kehidupan yang layak
Test/Jenis
pemeriksaan
Result/hasil Unit/satuan Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13,6 g/dL 14 – 16
Eritrosit 5,11 juta/uL 4,2-6,2
Leukosit 9,77 10^3/μl 4,80-10,80
Hematokrit 42,1 % 34,0-52,0
MCV 82 fl 80-100
MCH 27 pg 26-34
MCHC 32,3 g/dl 32-36
Trombosit 319 ribu/uL 150-450
GDS 102 mg/dL ≥ 126
Elektrolit
Natrium 142 mmol/L 135-147
Kalium 4,2 mmol/L 3,5-5,5
Klorida 105 mmol/L 94-111
Masalah dengan lingkungan : pasien merasa terisolasi, tempat tinggal yang sekarang
tidak memiliki cukup signal
E. Axis V : GAF Current 20-11 : Bahaya mencederai diri atau orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri
VII. EVALUASI MULTI AKSIAL
Axis I : F31.2 Gangguan Afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Axis II : tidak ada
Axis III : tidak ada
Axis IV : Masalah dengan ptimary support group dan lingkungan sosial
Axis V : GAF Current 20-11 : Bahaya mencederai diri atau orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
VIII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : tidak ada
2. Psikologik :
Ditemukan gangguan bentuk pikir berupa flight of ideas
3. Sosial/keluarga/budaya :
a. Pasien merasa pikirannya dibaca oleh orang yang berada si sekitarnya
b. Pasien terganggu dengan bunyi seperti bunyi peralatan di bengkel.
c. Ibu pasien meniggal kurang lebih 1 minggu SMRS
Faktor yang memperberat:
a. Ibu pasien meninggal dunia
Faktor yang memperingan:
a. Membaca Koran
b. Dirawat dan diterapi di RSKD Duren Sawit
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
X. RENCANA PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologis:
Rawat dalam ruang isolasi
CBT
Edukasi pada keluarga
Psikoedukasi
Farmakologis:
Lithium karbonat 3x200mg
Haloperidol 2x2,5mg
XI. FOLLOW UP
XII. DISKUSI
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di
dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia
remaja atau dewasa muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempun
antara 25-35 tahun. Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila dibandingkan dengan
perempuan. Awitan setelah 40 tahun jarang terjadi.
Etiologi skizofrenia belum pasti. Berdasarkan penelitian memiliki faktor biologik dan
genetika. Salah skizofrenia yang paling sering adalah skizofrenia paranoid, tipe ini paling stabil.
Pada pasien ini ditemukan adanya faktor genetik yaitu ayah pasien juga memiliki gangguan yang
sama yaitu ayah pasien merasa ingin dibunuh
Pada pasien ditemukan adanya mood yang iritabel. Mood adalah suatu emosi yang meresap
dan dipertahankan dan dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang
lain. Mood yang iritabel adalah mood yang dengan mudah diganggu atau dibuat marah. Pasien
merasa terganggu setiap kali mendengar suara berisik, terutama saat mendengar suara bengkel.
Pasien sering bicara sendiri, pernah melempar orang lain dengan sapu dan benda-benda lain ketika
merasa terganggu.
Pada pasien ditemukan gejala thought broadcasting. Thought broadcasting termasuk ke
dalam gangguan isi pikir dimana pasien merasa bahwa isi pikirnya diketahui oleh semua orang.
Pasien merasa tidak memiliki privasi dan tidak merasa aman.
Pada pasien juga ditemukan adanya ideas of reference. Ideas of reference adalah salah satu
tipe waham, dikenal juga sebagai waham referensi. Waham adalah suatu keyakinan palsu
berdasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal tidak sejalan dengan
intelegensia pasien dan latar belakang kultural yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
Sedangkan waham referensi merupakan keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan pada
dirinya bahwa peristiwa benda-benda atau orang lain mempunyai kepentingan tertentu dan tidak
biasanya, umumnya dalam bentuk negative (diturunkan dari idea referensi dimana seseorang
secara salah merasa ia sedang dibicarakan oleh orang lain). Pasien merasa dibicarakan setiap kali
ada orang berbisik atau berbicara disekitarnya.
Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis pasien adalah F25.0 Skizoafektif Tipe Manik. Kriteria
diagnosis skizofrenia :
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama namun
kualitasnya berbeda, atau
- thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion), atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya (withdrawal), dan
- thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain/umum
mengetahuinya.
b. – delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar, atau
- delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar, atau
- delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” = secara jelas,
merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus)
- delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat
c. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien.
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai
suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk
asing/dunia lain).
2. Atau paling sedikitnya dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang, maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
* Adapun gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.