Upload
hana-sungkar
View
27
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dffsf
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan janin mengalami hambatan
pertumbuhan seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome,
chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).
Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat
badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada
Denver Intrauterine Growth Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang prematur,
matur, ataupun postmatur.(1,2)
Bayi baru lahir dengan PJT sering terlihat kurus, pucat dan kulitnya
kering. Tali pusat lebih sering terlihat tipis dan suram daripada tebal dan
bersinar. Bayi-bayi dengan PJT kadang-kadang mempunyai pandangan mata
yang lebar. Beberapa bayi tidak mempunyai penampilan kelainan gizi, tetapi
secara keseluruhan kecil.
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress
yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan
lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress
subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala
normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus
dan lebih panjang.(1)
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala
akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami perubahan misalnya Drillen (1975)
menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar
adrenal dan thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.
Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di bawah presentil
ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth weight untuk masa kehamilan, dan
mengacu kepada suatu kondisi dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal.
Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di
mana bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal. (1,3,5)
Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7
2. Tidak adanya proses patologis.(3,5)
INSIDEN
Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi dismature,
pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah
7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.(4,5)
Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan simetrik dan
pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik diperkirakan mempunyai beberapa
sebab awal yang global (seperti infeksi virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil secara
asimetrik diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi gizi dan
pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364 bayi PJT (20% pertumbuhan
asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan 3873 bayi dalam presentil 25-75 ( cukup untuk usia
kehamilan). Tabel memperlihatkan daftar statistik yang signifikan pada kejadian dan hasil
perinatal diantara kelompok tersebut.(6)
Kejadian dan hasil perinatal
Kejadian PJT
Asimetris PJT
SimetrisSesuai usia gestasi
Anomalies 14% 4% 3%
Morbiditas tidak serius 86% 95% 95%
Induksi persalinan (<36 wk) 12% 8% 5%
Tekanan darah tinggi dalam kehamilan (<32 wk)
7% 2% 1%
Intubasi dalam VK 6% 4% 3%
Neonatal ICU 18% 9% 7%
Respiratory distress syndrome 9% 4% 3%
Perdarahan intraventrikular(grade III atau IV)
2% <1% <1%
Kematian Neonatal 2% 1% 1%
Usia gestasi saat persalinan36.6 mgg ±
3.5 mgg37.8 mgg ±
2.9 mgg37.1 mgg ± 3.3 mgg
Kelahiran preterm <32 mgg 14% 6% 11%
PERTUMBUHAN NORMAL INTRAUTERIN
Pada masa kehamilan janin mengalami pertumbuhan tiga tahap di dalam kandungan, yaitu:
1. Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu kehamilan terjadi mitosis yang sangat cepat dan
peningkatan jumlah DNA.
2. Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu: Pada 20-28 minggu aktifitas mitosis menurun, tetapi
peningkatan ukuran sel bertambah.
3. Hipertrofi, yaitu: Pada 28-40 minggu pertumbuhan sel menjadi maksimal terutama pada
minggu ke 33, penambahan jumlah lemak, otot dan jaringan ikat tubuh.(5)
KLASIFIKASI PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT (PJT)
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi keduanya hampir
mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran
tubuh yang kecil. Sedangkan pada IUGR terjadi suatu proses patologis sehingga berat badan
janin tersebut kecil untuk masa kehamilannya.(4)
Berdasarkan gejala klinis dan ultrasonography janin kecil dibedakan atas:
1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk masa kehamilannya.
Mempunyai ponderal index dan jaringan lemak yang normal.
Ponderal index = BB(gram) x 100
PB(cm)
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis, inilah yang disebut true
fetal growth restriction. Berdasarkan ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di mana total jumlah sel
kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguan kromosom atau infeksi kongenital
misalnya TORCH. Proses patologis berada di organ dalam sampai kepala.
b. Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah total sel
normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya gangguan ini disebabkan oleh
faktor maternal atau faktor plasenta.(3,4,5)
SIMETRIS ASIMETRIS
Semua bagian tubuh kecil Kepala lebih besar dari perut
Ponderal index normal Meningkat
Perbandingan kepala, perut dan panjang
tangan normal
Meningkat
Etiologi: faktor genetik dan infeksi Insufisiensi plasenta kronik
Jumlah sel-lebih kecil
Ukuran sel normal
Normal
Kecil
Bayi dengan komplikasi prognosisnya buruk Biasanya tanpa komplikasi baik prognosisnya
ETIOLOGI
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau abnormalitas yang
mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut
mungkin terjadi ketika janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meskipun beberapa
bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil), kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.
Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Maternal
Tekanan darah tinggi
Penyakit ginjal kronik
Diabetes Melitus
Penyakit jantung dan pernapasan
Malnutrisi dan anemia
Infeksi
Pecandu alkohol dan obat tertentu
Perokok
2. Uterus dan Plasenta
Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta
Plasenta abruption, plasenta praevia
Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
3. Janin
Janin kembar
Penyakit infeksi
Kelainan kongenital
Kelainan kromosom (1,2,3,4,5)
Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris
dibedakan menjadi:
1. Simetris
a. Pertambahan berat maternal yang jelek
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Kombinasi Simetris dan Asimetris
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa
preparat antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
3. Asimetris
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration, hipoglikemi,
hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan kelainan neurologi baik pada bayi cukup
bulan atau kurang bulan.(4,5)
Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi daripada
kehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh infeksi virus, kelainan kromosom,
penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau akibat faktor lingkungan dan sosial ekonomi.(3)
DIAGNOSIS PJT
Faktor Ibu, ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda.(5)
Tinggi Fundus Uteri, cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada
kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari simpisis
pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2
(dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat
mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.(3).
Tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion, janin letak lintang.(1)
USG Fetomaternal, pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka
kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal
maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat
mendeteksi apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan
lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.(3,5)
Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion, oligohidramnion biasanya
sangat spesifik pada asimetris PJT dan biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah
ke ginjal.(5)
Doppler Velocimetry, dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi end-
diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.
KOMPLIKASI PJT
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
f. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
g. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari lambat dari sejak
kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak bayi lahir di mana terdapat
kegagalan neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang
disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.(4)
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi (4)
PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan
janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah
menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan
persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung janin kecil,
diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan
riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan
USG. Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi
secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan
dengan usia gestasinya. Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut
mengandung janin PJT.
1. Secara umum:
- Tirah baring dengan posisi miring ke kiri
- Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari
- Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol
- Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus
IUGR.
2. Pengakhiran kehamilan
Keputusan untuk mengakhiri kehamilan diambil dari:
- Diketahui bahwa janin tidak normal
- Masa kehamilan
- Adanya gangguan pertumbuhan janin
- Adanya komplikasi yang menyertai kehamilan
- Riwayat kehamilan yang lalu
- Fasilitas tempat melahirkan
PENATALAKSANAAN PJT (4)
Konfirmasi tipe PJT Mengetahui adanya kelainan
kongenital dan kelainan kromosom Mengobati penyebab PJT Mendeteksi PJT dengan: CTG, USG,
Doppler
Kehamilan <38 minggu Kehamilan > 38 minggu
Terminasi
Berat Ringano Prematuro Dismatur
o Istirahat totalo Asam folat
Fasilitas lengkap Fasilitas terbatas
Maturitas paruo Perbandingan L.S Rujuk ke RS lain atau terapi sampai keadaan o Kadar Pospolipid, gliserol memungkinkan
Tidak matur Matur Rawat di RS- Tirah baring
Deksametason - Asam Folat-Aspirin dosis kecil
Terminasi Terminasi
Pertahankan kehamilan sampai 34 minggu jika memungkinkan
Terminasi
BAB III
IKHTISAR KASUS
I. IDENTIFIKASI
Istri
Nama : Ny. N
Umur : 17 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mawar III Rt 06/05 pesanggrahan Bintaro
No. RM : 621514
Masuk RSF : 3 Oktober 2004
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 3 Oktober 2004 pkl 11.45
A. Keluhan Utama
Dirujuk bidan dengan TD tinggi dan pandangan kabur.
B. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan pusing, muntah-muntah dan pandangan kabur sejak 5
jam sebelum masuk RS. Pasien pergi ketempat bidan kemudian dirujuk ke RS
Fatmawati karena tekanan darahnya tinggi dan pandangan kabur. Keluar air-air (-),
darah (-), lendir darah (-), gerakan janin (+). Pasien mengaku hamil 9 bulan. Pasien
ANC di bidan 2 kali. Pasien mengaku selama kehamilan perutnya tidak terlalu
membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil 8 bulan dikatakan tekanan
Suami
Tn. S
22 tahun
Jawa
Wiraswasta
SMA
Islam
darahnya tinggi dan setelah diperiksa air kencing pasien dinyatakan preeklampsia.
Selama kehamilan pasien tidak pernah mendapat pengobatan jangka panjang.
C. Riwayat Menstruasi
Menars 12 tahun, siklus haid 28 hari, lama haid 5 – 7 hari, banyaknya pembalut 3-4
pembalut/ hari, nyeri haid (+)
HPHT : 8/1/04 TP: 15/10/04
D. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 x dengan suami sekarang. Usia saat menikah 16 tahun
E. Riwayat kehamilan sebelumnya (-)
F. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil muda : Mual-, muntah, ANC dibidan.
Hamil tua : Keluhan pusing (-), perdarahan (-), ANC dibidan.
G. Riwayat KB : -
H. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), Jantung (-).
I. Riwayat Operasi : (-)
J. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi(-), DM (-), Asma (-), Penyakit Jantung (-)
K. Riwayat kebiasaan
Merokok (-), Minum Alkohol (-), Minum Jamu (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
Ku/kes : Sakit sedang / CM
Tanda vital :
Tekanan darah : 160/110 mm.Hg
Nadi : 88x / mnt
Suhu : 36,7 0C
Frekuensi Pernapasan : 22x/ menit
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : Tidak ada kelainan
Leher : KGB dan Thyroid tidak membesar
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : SN vesikuler, Rhonki (-), wheezing (-)
Adomen : Lihat status obstetri
Ekstremitas : Edema +/+
Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Membuncit, tidak sesuai usia kehamilan, arah memanjang, striae
gravidarum(+)
Palpasi : LI : Tinggi fundus uteri 25 cm, teraba satu bagian bulat, lunak, tidak
melenting
L II : Kanan : teraba satu bagian keras memanjang seperti papan
Kiri : teraba bagian-bagian kecil janin
LIII : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting
LIV : konvergen
Gerak janin (+), DJJ 140 dpm , TBJ 2200 gram, His (-).
Anogenital :
Inspeksi : v/u tenang.
Inspekulo : Porsio licin, ostium tertutup, fluxus (-), fluor (-)
VT : porsio kaku, belakang, tebal 3 cm, (-), ketuban (+), kepala atas PAP
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 3 Oktober 2004
1. Laboratorium : - Darah : Hb : 11,8 g %
Ht : 36%
Lekosit : 11.000
Trombosit : 242.000
Golongan darah : O/+
- Urine lengkap : Kuning, Jernih ; BJ 1,020; protein (+2)
- GDS : 73 mg/dl
- SGOT/SGPT : 28/17 U/L
- Ureum / kreatinin : 17/0,68 mg/dl
- LDH : -
2. CTG : Kesan : Janin Reaktif
3. USG : Kesan : Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95;
TBJ: 2000gr
V. RESUME
Pasien wanita 17 tahun, G1 hamil 38 minggu, datang dirujuk bidan dengan keluhan pusing,
muntah-muntah dan pandangan kabur sejak 5 jam sebelum masuk RS. Keluar air-air (-),
darah (-), lendir darah (-), gerakan janin (+). ANC 2 kali di bidan. Pasien mengaku selama
kehamilan perutnya tidak terlalu membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil
8 bulan, tekanan darahnya tinggi dan setelah diperiksa air kencing, dinyatakan preeklampsia.
Pengobatan jangka panjang selama hamil (-). HPHT : 8/1/04, TP: 15/10/04.
Pemeriksaan Fisik :
Status generalis :
TD : 160/110 mmHg
Lain-lain dalam batas normal
Status Obstetri :
TFU : 25 cm, TBJ : 2200 gram, DJJ 140 dpm.
Anogenital :
Inspeksi : v/u tenang.
Inspekulo : Porsio licin, ostium tertutup, fluxus (-), fluor (-)
VT : porsio kaku, belakang, tebal 3 cm, (-), ketuban (+), kepala atas PAP
Pemeriksaan penunjang :
1. Urine lengkap : Kuning, Jernih ; BJ 1,020; protein (+2)
2. CTG : Kesan : Janin Reaktif
3. USG : Kesan : Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95;
TBJ: 2000gr
VI. DIAGNOSA
Ibu : G1P0A0 Hamil 38 minggu, Eklampsia Iminens, belum inpartu
Janin : Janin presentasi kepala tunggal hidup, Susp. Pertumbuhan Janin Terhambat.
VII. PENATALAKSANAAN
Dx / : - Observasi TNSP, his, BJJ, tanda inpartu
- EKG konsul kardiologi
- Konsul neurologi
- Konsul anestesi pro SC
Th/ : - SC sito
- Tatalaksana eklampsia : - MgSO4 2 gr bolus
- Nifedipin 3x10 mg
- Vit C 2x400 mg
Ed/ : Menjelaskan rencana tersebut diatas.
VIII. PROGNOSIS
Ibu : Dubia
Janin : Dubia
Pkl. 13.00
S : Pasien kejang-kejang ± 10 menit tonik klonik. Setelah kejang pasien tidak sadar.
Kelemahan pada salah satu sisi (-).
O: Ku/kes : Sakit sedang / CM
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 78 x / mnt
Suhu : 36,5 0C
Frekuensi Pernapasan : 24x/ menit
Status Generalis : dbn
Status Obstetri : Gerak janin (+), DJJ 144 dpm, Kontraksi (-)
Status Anogenital: I: v/u tenang, perdarahan (-)
A: Ibu : G1P0A0 Hamil 38 minggu, Eklampsia gravidarum, belum inpartu
Janin : Janin presentasi kepala tunggal hidup, Susp. Pertumbuhan Janin Terhambat.
P Dx/: - Cek AGD, elektrolit
Th/: Persiapan SC sito
Lab : AGD : PH : 7.191 PCO2 : 27 PO2 : 132,2
BE : -16,3 HCO3- : 10,1 O2 sat : 97,7
Kesan : ~ asidosis metabolik Koreksi bicnat: (-16,3 + 2,5) x 50 kg = ± 100 mEq
6
Na: 138 K: 3,7 Cl: 96
- O2 4 lt
- Perawatan ICU post op
16.40-17.30 :
Dilakukan SCTPP
Laporan Operasi :
-Pasien terlentang dalam narkose umum
-A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
-Insisi PFANENNSTIEL
-Setelah peritonium dibuka tampak uterus gravidus
-SBU disayat semilunar, ditembus dan dilebarkan secara tumpul.
-Dengan meluksir kepala lahir bayi laki-laki 1800gr, 46 cm, AS 4/6
-Air ketuban jumlah cukup
-Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap
-Luka SBU dijahit dengan chromic no.1.0 satu lapis
-Kedua tuba dan ovarium dalam batas normal
-Setelah diyakini perdarahan tidak ada, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
-Fascia dengan Vicryl no. 1.0, kulit dengan Catgut no.2 subkutikuler
-Perdarahan ± 300 cc
Instruksi Post-Op :
1. Observasi TNSP, kontrol perdarahan
2. Reelementasi bertahap
3. Cek DPL post-op → tranfusi bila Hb < 8 g/dL
Terapi :
Kedacillin 3x1 g i.v
Profenid 3 x 1 supp
Teruskan tatalaksana PEB :
- MgSO4 2gr/jam
- Nifedipin 3x10 mg
- Fluimucyl 3x600 mg
- Vit C 2x400 mg
IX. FOLLOW UP
S O A P
4/10 kejang (-),
perdarahan (-),
demam (-),
pandangan
kabur (-),sakit
kepala (-)
KU/Kes: Baik/CM
TD:130/90mmHg
FN:120X/mnt
FP:20X/mnt
Suhu : 36,5 C
St.Generalis : dbN
St. Obs : FUT
2jbpst,kontraksi(+),
perdarahan(-), luka
op. tenang
Ibu :
-NH1P1 post
SC ai
eklampsia
gravidarum
-Eklampsia
gravidarum, TD
terkontrol
-MgSO4 2 gr/jam
- Nifedipin 3x10mg
- Vit C 2x400 mg
- Fluimucyl
3x600 mg
-Kedacillin 3x1griv
5/10 kejang (-),
perdarahan (-),
demam (-),
pandangan
kabur (-),sakit
kepala (-),
mules (+)
KU/Kes : Baik/CM
TD:110/80mmHg
FN:80X/mnt
FP:20X/mnt
Suhu : 36,6 C
St.Generalis : dbN
St. Obs : FUT
2jbpst,kontraksi(+),
perdarahan(-), luka
op. Tenang
Ibu :
-NH2P1 post
SC ai
eklampsia
gravidarum
-Eklampsia
gravidarum, TD
terkontrol
- Nifedipin 3x10mg
- Vit C 2x400 mg
- Fluimucyl
3x600 mg
6/10 pandangan
kabur (-),sakit
kepala (-),
KU/Kes : Baik/CM
TD:150/90mmHg
FN:87X/mnt
Ibu :.
-NH2P1 post
SC ai
- Nifedipin 3x10mg
- Vit C 2x400 mg
- Fluimucyl
nyeri daerah
operasi (+),
BAK lancar
FP:20X/mnt
Suhu : 36,2 C
St.Generalis : dbN
St. Obs : FUT
2jbpst,kontraksi(+),
perdarahan(-), luka
op. Tenang
eklampsia
gravidarum
-Eklampsia
gravidarum, TD
terkontrol
3x600 mg
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis :
Pasien G1 hamil 38 minggu (HPHT) , pusing (+), muntah-muntah (+), dan pandangan kabur
sejak 5 jam sebelum masuk RS. Pasien mengaku selama kehamilan perutnya tidak terlalu
membesar meskipun usia kehamilan bertambah. Saat hamil 8 bulan, tekanan darahnya tinggi
dan setelah diperiksa air kencing, dinyatakan preeklampsia.
Dari pemeriksaan fisik :
Status generalis : TD : 160/110 mmHg
Status Obstetrikus :
TFU 25 cm dengan TBJ 2200 gram yang tidak sesuai dengan TFU pada kehamilan 38
minggu (32-33cm) dan TBJ pada kehamilan 38 minggu (di atas 2500 gram).
Dari pemeriksaan penunjang :
Pada CTG didapatkan janin reaktif
Pada USG: Janin presentasi kepala tunggal hidup; DBP: 8,4 ; AC: 27,95; TBJ: 2000gr
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan diagnosa
bahwa janin dalam kandungan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Pada ibu
ditemukan adanya hipertensi yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya PJT.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu ibu, janin dan
plasenta. PJT pada kasus ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ibu di mana ibu menderita
hipertensi, dan hipertensi tersebut dapat menyebabkan insufisiensi uteroplasenta yang pada
akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Jadi pada kasus ini terdapat faktor
patologis yang menyebabkan bayi mengalami gangguan pertumbuhan dan PJT yang diderita bayi
ini adalah jenis asimetris PJT, di mana jumlah sel yang dipunyai normal tapi ukuran dari sel itu
yang kecil. PJT jenis ini biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita ibu, kelainan plasenta
yaitu insufisiensi plasenta dan ada infeksi di jaringan sekitar uterus.
SARAN
Melanjutkan terapi yang diberikan.
Jika hamil kembali, rutin kontrol kehamilan ke dokter agar cepat
diketahui bila ada
kelainan.
Hindari kebiasaan buruk, jaga kondisi dan asupan gizi selama
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999: 781-783.
2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and gynekology.
Volume 99. No: 3. Maret 2003
3. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey BM. Dashe
JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi 2003. The University
of Texas Southwestern Medical Centre at Dallas. 2003:743-760
4. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including Perinatology and
Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501
5. Alkalay A. In :St. IUGR. http://www.google.com. Diakses 23 Oktober 2004
6. Harper T. Fetal Growth Restriction. In : www.emedicine.com. Diakses 24 Oktober 2004