case wendra bari.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    1/21

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Otitis Media Akut (OMA) merupakan inflamasi pada sebagian atau

    seluruh bagian dari mukosa telinga tengah, tuba Eusthacius, antrum mastoid

    dan sel-sel mastoid yang timbul mendadak, dan menimbulkan gejala sesuai

    dengan stadium penyakit. re!alensi kejadian OMA banyak diderita oleh

    anak-anak maupun bayi dibandingkan pada orang de"asa muda maupun

    de"asa tua. ada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena bentuk 

    anatomi dari tuba Eustachius yang lebih pendek, lebar dan letaknya agak 

    hori#ontal. ada anak-anak makin sering menderita infeksi saluran napas atas

    ($%A) baik yang disebabkan oleh !irus maupun bakteri, maka makin besar 

     pula kemungkinan terjadinya OMA disamping oleh karena sistem imunitas

    anak yang belum berkembang secara sempurna. ada orang de"asa OMA

    meskipun jarang, OMA dapat ditemukan pada pasien yang mengalami infeksi

    saluran napas sebelumnya, dan pada kasus OMA unilateral dapat dicurigai

    adanya keterlibatan karsinoma nasofaring.

    Otitis media pada anak-anak sering kali disertai dengan infeksi pada

    saluran pernapasan atas. Epidemiologi seluruh dunia terjadinya otitis media

     berusia & thn sekitar ', sedangkan anak-anak berusia * thn sekitar +*. i

    Amerika %erikat, diperkirakan anak mengalami minimal satu episode

    otitis media sebelum usia * tahun dan hampir setengah dari mereka

    mengalaminya tiga kali atau lebih.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    3/21

    LAP!RAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

     /ama 0 /y. %t

    1mur 0 - tahun

    Agama 0 $slam

    2enis kelamin 0 erempuan

    ekerjaan 0 3idak bekerja

    Alamat 0 4iangroke 56756 8anjaran 4ab.8andung

    3anggal datang 0 6 Oktober 5&&

     /o.9M 0 *&'5+

    II. ANAMNESIS

    A'a(')*i* 0 Autoanemnesis

    K)+ua' Uta(a  0 4eluar cairan dari telinga kiri.

    Riayat P)'yakit S)kara'

    Os mengeluh keluar cairan pada telinga kiri sejak minggu sebelum

    masuk rumah sakit. :airan tersebut ber"arna putih kekuningan dan berbau.

    4eluhan ini baru pertama kali dirasakan. Os juga mengeluh adanya nyeri telinga

     bagian dalam dan adanya penurunan fungsi pendengaran. 4eluhan berupa telinga

     berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di telinga disangkal. 9i"ayat panas

     badan disertai batuk pilek dirasakan sejak & minggu sebelum keluar cairan dari

    telinga. /yeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan

    dari telinga. 3idak ada keluhan pada telinga kanan Os. 4eluhan sakit tenggorokan,

    nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal.

    Riayat P)'yakit Dau+u

    Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Os sering menderita batuk ;

     pilek. 9i"ayat trauma, keluar darah dari hidung, suka mengorek telinga, dan

    sering berenang disangkal.

    Riayat P)'yakit K)+uara

    Os mengaku tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini. 9i"ayat

    alergi dan asma pada keluarga disangkal penderita.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    4/21

    Riayat A+)ri

    9i"ayat alergi seperti bersin-bersin dan gatal-gatal ketika terkena debu,

    atau setelah memakan makanan tertentu disangkal. 9i"ayat asma juga disangkal.

    III. PEMERIKSAAN ISIK 

     

    Statu* )')ra+i*

    • 4eadaan umum 0 8aik 

    • 4esadaran 0 :ompos Mentis

    • 7 menit

     /adi 0 ++ >7 menit

     

    Statu* +/ka+i*

    T)+i'a

    Baia' K)+ai'a'Auri*

    D)0tra Si'i*tra

    reaurikula

    4elainan kongenital

    9adang dan tumor 

    3rauma

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Aurikula

    4elainan kongenital

    9adang dan tumor 

    3rauma

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    9etroaurikula

    Edema

    =iperemis /yeri tekan

    %ikatriks

    ?istula

    ?luktuasi

    -

    --

    -

    -

    -

    -

    --

    -

    -

    -

    alpasi

     /yeri pergerakan

    aurikula

     /yeri tekan tragus

    -

    -

    -

    -

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    5/21

    :analis

    Acustikus

    E>terna

    4elainan kongenital

    4ulit

    %ekret

    %erumen

    Edema

    2aringan granulasi

    Massa

    :holesteatoma

    -

    3enang

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    3enang

    @ (putih)

    -

    -

    -

    -

    -

    Membrana

    3impani

    arna

    $ntak

    9etraksi

    9efleks cahaya

    erforasi

     putih keabu-

    abuan(@)

    (-)

    (@)

    (-)

    =iperemis

    (-)

    (-)

    (-)

    (@)

      Hidu'

    Ri'/*k/pi

    a't)ri/r

    1a2u( 'a*i ka'a' 1a2u( 'a*i kiri

    Muk/*a idu' =iperemis (@), sekret

    (@), massa (-)

    =iperemis (@), sekret (@), massa

    (-)

    S)ptu( 'a*i e!iasi (-), dislokasi (-) e!iasi (-), dislokasi (-)

    K/'ka i'f)ri/r

    da' ()dia

    Edema (@), hiperemis

    (@)

    Edema (@), hiperemis (@)

    M)atu* i'f)ri/r

    da' ()dia

    olip (-) olip (-)

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    6/21

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    7/21

    ". DIAGN!SIS

    Otitis media akut stadium perforasi auris sinistra

    "I. PENGEL!LAAN DAN TERAPI

    • embersihan liang telinga dengan suction

    • emberian obat cuci telinga =O 

    • emberian obat oral0

    - :lindamycin ( Antibiotik )

    - Metil prednisolon ( 4otikosteroid )

    - seudoefedrin =:l

    "II. PR!GN!SIS

    uo ad !itam 0 ad bonam

    uo ad functionam 0 ad bonam

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    8/21

    TIN3AUAN PUSTAKA

    3elinga dibagi menjadi * bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan

    telinga dalam.

    3elinga luar, yang terdiri dari aurikula (daun telinga) dan canalis auditorius

    eksternus ( liang telinga ). 3elinga dalam terdiri dari koklea ( rumah siput) yang

     berupa dua setengah lingkaran dan !estibuler yang terdiri dari * buah kanalis

    semisirkularis.

    A'at/(i t)+i'a t)'a

    3elinga tengah terdiri dari * bagian yaitu membran timpani, ca!um

    timpani dan tuba eustachius.

    &. Membrana timpani

    Membrana timpani memisahkan ca!um timpani dari kanalis akustikus

    eksternus. Betak membrana timpai pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih

    hori#ontal dibandingkan orang de"asa. 8entuknya ellips, sumbu panjangnya F-&5

    mm dan sumbu pendeknya +-F mm, tebalnya kira-kira 5,& mm.

    Membran timpani terdiri dari bagian yaitu pars tensa (merupakan bagian

    terbesar) yang terletak di ba"ah malleolar fold anterior dan posterior dan pars

    flacida (membran sharpnell) yang terletak diatas malleolar fold dan melekat

    langsung pada os petrosa. ars tensa memiliki * lapisan yaitu lapiasan luar terdiri

    dari epitel sGuamosa bertingkat, lapisan dalam dibentuk oleh mukosa telinga

    tengah dan diantaranya terdapat lapisan fibrosa dengan serabut berbentuk radier 

    dan sirkuler. ars placida hanya memiliki lapisan luar dan dalam tanpa lapisan

    fibrosa.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    9/21

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    10/21

    alam ca!um timpani terdapat otot, yaitu 0

    - M.tensor timpani, merupakan otot yang tipis, panjangnya sekitar cm, dan

     berasal dari kartilago tuba eustachius. Otot ini menyilang ca!um timpani ke lateral

    dan menempel pada manubrium mallei dekat kollum. ?ungsinya untuk menarik 

    manubrium mallei ke medial sehingga membran timpani menjadi lebih tegang.

    - M. %tapedius, membentang antara stapes dan manubrium mallei dipersarafi oleh

    cabang ner!us fascialis. Otot ini berfungsi sebagai proteksi terhadap foramen

    o!ale dari getaran yang terlalu kuat.

    *. 3uba eustachius

    4a!itas tuba eustachius adalah saluran yang meneghubungkan ka!um

    timpani dan nasofaring. anjangnya sekitar *&-*+ mm, mengarah ke antero-

    inferomedial, membentuk sudut *5-65 dengan bidang hori#ontal, dan 6 dengan

     bidang sagital. &7* bagian atas saluran ini adalah bagian tulang yang terletak 

    anterolateral terhadap kanalis karotikus dan 7* bagian ba"ahnya merupakan

    kartilago. Muara tuba di faring terbuka dengan ukuran &-&, cm, terletak setinggi

    ujung posterior konka inferior. inggir anteroposterior muara tuba membentuk 

     plika yang disebut torus tubarius, dan di belakang torus tubarius terdapat resesus

    faring yang disebut fossa rosenmuller. ada perbatasan bagian tulang dan

    kartilago, lumen tuba menyempit dan disebut isthmus dengan diameter &- mm.

    $sthmus ini mudah tertutup oleh pembengkakan mukosa atau oleh infeksi yang

     berlangsung lama, sehingga terbentuk jaringan sikatriks. ada anak-anak, tuba ini

    lebih pendek, lebih lebar dan lebih hori#ontal dibandingkan orang de"asa,

    sehinggga infeksi dari nasofaring mudah masuk ke ka!um timpani.

    !TITIS MEDIA AKUT

    Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh

    mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    11/21

    3elinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba ke dalam di

    nasofaring dan faring. %ecara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan

    masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius,

    en#im dan antibody. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini

    terganggu. %umbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari

    otitis media. 4arena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan in!asi kuman

    ke dalam telinga tengah terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga

    tengah dan terjadi peradangan.

    ikatakan juga, bah"a pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran

    nafas atas. ada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran nafas, makin

     besar kemungkinan terjadinya OMA.

    Eti/+/i

    %umbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis

    media. ertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga

     pencegahan in!asi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. %elain itu,

    $%A juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering. 4uman

     penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,

    %embuh 7 /ormal

      ?ungsi tuba

    tetap terganggu

    OMEEfusi3ekanan

    negati!e

    telingatengah

    Cangguan tuba

    $nfeksi (-)

    Etiologi 0

    - erubahan tekanan

      udara tiba-tiba

    - Alergi

    - $nfeksi

    - %umbatan 0 %ekret

    3ampon

      3umor 

    3uba tetap terganggu

    dan $nfeksi (@)

    OMA

    %embuh OME OM%47OM

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    12/21

    Staphylococcus aureus, Pneumococcus, Haemophilus influenza, Escherichia coli,

    Streptococcus anhemolyticus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa.I %ejauh

    ini Streptococcus pneumonia  merupakan organisme penyebab tersering pada

    semua kelompok umur. %edangkan  Haemophilus influenza  adalah patogen

    tersering yang ditemukan pada anak di ba"ah usia lima tahun. Meskipun juga

     patogen pada orang de"asa.

    ada anak-anak, makin sering terserang $%A, makin besar kemungkinan

    terjadinya otitis media akut (OMA). ada bayi, OMA dipermudah karena tuba

    eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

    Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang de"asa karena

     beberapa hal, yaitu0

    (&)%istem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan, ()%aluran

    eustachius pada anak lebih lurus secara hori#ontal dan lebih pendek sehingga

    $%A lebih mudah menyebar ke telinga tengah. (*)Adenoid (salah satu organ di

    tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relati!e

    lebih besar dibanding orang de"asa. osisi adenoid berdekatan dengan muara

    saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya

    saluran Eustachius. %elain itu, adenoid sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi

    tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah le"at saluran Eustachius.

    Pat/)')*i*

    Otitis media sering dia"ali dengan infeksi pada saluran napas seperti

    radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah le"at saluran

    Eustachius. %aat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan

    infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran,

    tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk mela"an bakteri.%el-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka

    sendiri. %ebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. %elain itu

     pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang

    dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

    2ika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu

    karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga

    dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    13/21

    4ehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 6 desibel (bisikan

    halus). /amun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan

     pendengaran hingga 6 desibel (kisaran pembicaraan normal). %elain itu telinga

     juga akan terasa nyeri. an yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut

    akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    14/21

    Stadiu( !MA

    erubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas

    stadium. 4eadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang

    diamati melalui liang telinga luar.

    &. %tadium oklusi tuba Eustachius

    3anda oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat

    terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. 4adang-

    kadang membran timpani tampak normal atau ber"arna keruh pucat. Efusi

    mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. %tadium ini sukar dibedakan

    dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh !irus atau alergi.

    . %tadium hiperemis (stadium pre-supurasi)

    ada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran

    timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. %ekret

    yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar 

    terlihat.

    *. %tadium supurasi

    Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

    superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di ka!um timpani,

    menyebabkan membran timpani menonjol (bulging ) ke arah liang telinga luar.

    ada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi, dan suhu meningkat, serta

    rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di ka!um timpani tidak 

     berkurang, maka terjadi iskemia,akibat tekanan pada kapiler, serta timbul

    tromboflebitis pada !ena-!ena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    15/21

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    16/21

    dengar. ada bayi dan anak kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi

    sampai *F, J: (stadium supurasi), anak gelisah dan sulit tidur, tiba-tiba anak 

    menjerit "aktu tidur, diare, kejang-kejang. 8ila terjadi ruptur membran timpani

    maka sekret mengalir ke liang telinga luar, suhu tubuh turun dan anak tertidur 

    tenang.

    Dia'/*i*

    iagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.

    &. enyakitnya muncul mendadak (akut)

    . itemukannya tanda efusi (efusi0 pengumpulan cairan di suatu rongga

    tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di

    antara tanda berikut0 (&)menggembungnya gendang telinga,

    ()terbatas7tidak adanya gerakan gendang telinga, (*)adanya bayangan

    cairan di belakang gendang telinga, (6)cairan yang keluar dari telinga.

    *. Adanya tanda7gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan

    adanya salah satu di antara tanda berikut0 (&)kemerahan pada gendang

    telinga, ()nyeri telinga yang mengganggu tidur dan akti!itas normal.

    P)'ata+ak*a'aa'

    engobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. 3ujuan dari

     pengobatan yaitu menghilangkan tanda dan gejala penyakit, eradikasi infeksi, dan

     pencegahan komplikasi.

    ada stadium /k+u*i, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali

    tuba eustachius. iberikan obat tetes hidung =:l efedrin 5, dalam larutan

    fisiologik untuk anak K& thn dan =:l efedrin & dalam larutan fisiologik untuk 

    anak yang berumur L& thn atau de"asa. %elain itu, sumber infeksi juga harus

    diobati dengan memberikan antibiotik.

    ada stadium pr)*upura*i, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan

    analgesik. 8ila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan

    miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. 2ika

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    17/21

    terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam kla!unalat atau

    sefalosporin. 1ntuk terapi a"al diberikan penisilin $M agar konsentrasinya

    adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama hari. ada anak 

    diberikan ampisilin 6>5-&55 mg74g88, amoksisilin 6>65 mg74g887hari, atau

    eritromisin 6>65 mg7kg887hari.

    engobatan stadium *upura*i  selain antibiotik, pasien harus dirujuk 

    untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. engan

    miringotomi gejala- gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat dihindari.

    %elain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.

    Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar 

    terjadi drainese sekret telinga tengah. Miringotomi dilakukan bila ada cairan yang

    menetap di telinga setelah * bulan penanganan medis dan terdapat gangguan

     pendengaran. Miringotomi harus dilakukan secara a-!ue (dilihat langsung), anak 

    harus tenang dan dapat dikuasai agar membran timpani dapat terlihat dengan baik.

    8iasanya pada anak kecil dignakan anastesi umum. Bokasi miringotomi adalah di

    kuadran posteroinferior.

    ada stadium p)rf/ra*i, diberikan obat cuci telinga =O * selama *-

    hari serta antibiotik yang adekuat. 8iasanya sekret akan hilang dan perforasi

    dapat menutup kembali dalam "aktu -&5 hari.

    %tadium r)*/+u*i, maka membran timpani berangsur normal kembali,

    sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. 8ila tidak terjadi

    resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui

     perforasi di membrane timpani. ada keadaan ini antibiotik dapat dilanjutkansampai * minggu.

    K/(p+ika*i

    %ebelum ada antibiotika komplikasi dapat terjadi dari yang ringan hingga

     berat tetapi setelah ada antibiotika komplikasi biasanya didapatkan sebagai

    komplikasi dari otitis media supuratif kronis.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    18/21

    OMA dengan perforasi membran timpani dapat berkembang menjadi otitis

    media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari bulan, hal ini

     berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat,

     pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.

    4omplikasi yang dapat terjadi adalah mastoidis, paralisis ner!us fascialis,

    komplikasi ke intrakranial seperti abses ekstradural, abses subdural, meningitis,

    abses otak, trombosis sinus lateralis, otittis hidrocephalus, labirintis dan petrosis.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    19/21

    PEMBAHASAN

    K)'apa pa*i)' i'i didia'/*a /titi* ()dia akut *tadiu( p)rf/ra*i5

    A'a(')*i*

    4eluar cairan dari telinga kirinya

    sejak minggu sebelum masuk 

    rumah sakit

    :airan ber"arna putih kekuningan

    dan berbau

    4eluhan baru pertama kali dirasakan

     /yeri telinga bagian dalam dan

    adanya penurunan fungsi

     pendengaran

    anas badan disertai batuk pilek 

    dirasakan sejak & minggu sebelum

    keluar cairan dari telinga

     /yeri telinga dan panas badan

    dirasakan berkurang setelah keluar 

    cairan dari telinga

    asien sering mengalami batuk 

     pilek 

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    20/21

    P)()rik*aa' i*ik 

    1ntuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu dilakukan

     pemeriksaan otoskopi. itemukan adanya ada'ya p)')+uara' 6aira' ber"arna

     putih  pada canalis auditorius eksterna disertai p)rf/ra*i *)'tra+ pada membran

    timpani telinga kiri dan refle> cahaya (cone of light) telinga kiri negatif.

    4emungkinan stadium otitis medianya ialah stadium perforasi.

    Apa p)'y)7a7 !MA dari ka*u* diata*5

    enyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien

    di atas ialah rhinitis yang sudah lama dialami. asien mengalami batuk 

     pilek sudah lama. ari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan chonka

    nasalis inferior ; media mengalami edema ; hiperemis yang disertai

    adanya cairan mukus. 4emungkinan pasien mengalami rhinitis kronis.

    %ehingga dapat disimpulkan bah"a penyebab dari otitis medianya ialah

    komplikasi dari rhinitis kronis.

    Baai(a'a p)'ata+ak*a'aa' pada ka*u* diata*5

    ada kasus diatas penatalaksanaan adalah0 embersihan liang

    telinga dengan suction , emberian obat cuci telinga =O, emberian obat oral0

    :lindamycin ( Antibiotik ), Metil prednisolon ( 4otikosteroid ), seudoefedrin

    =:l. %esuai dengan literatur ada stadium p)rf/ra*i, diberikan obat cuci telinga

    =O * selama *- hari serta antibiotik yang adekuat.

  • 8/17/2019 case wendra bari.docx

    21/21

    DATAR PUSTAKA

    8oies, dkk. &FF. Buku ajar penyakit H Edisi '. 2akarta 0 EC:

    aly 4A, Ciebink C%.555. !linical epidemiology of otitis media.

    jaafar, A. 55.  "elainan elinga engah. 3elinga =idung 3enggorokan,

    Edisi ke '. 2akarta0 8alai enerbit ?41$.

    %osialisman ; =elmi. 4elainan 3elinga Buar dalam 8uku Ajar $lmu

    4esehatan 3elinga, =idung, 3enggorok, 4epala ; Beher. Ed. ke-. dr. =.

    Efiaty Arsyad %oepardi, %p.3=3 ; rof. dr. =. /urbaiti $skandar, %p.3=3

    (editor). 2akarta 0 ?akultas 4edokteran 1ni!ersitas $ndonesia. 55'