Upload
novella-iona-tiffany
View
214
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
k
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Selasa, 19 Mei 2015
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I
Nama : Novella Iona Tiffany Tanda Tangan :
NIM : 11.2014.158
Dr. Pembimbing : dr.Dan Hidayat Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama inisial : Tn. SK
Tempat dan tanggal lahir : Lampung, 1 Januari 1986 (usia 29 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Dibawah Stasiun Gambir
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat,15 Mei 2015
pukul 09.00 dan hari Sabtu, 16 Mei 2015 pukul 14.00 di depan barak 2 Panti Sosial
Bina Insan Bangun Daya I.
1
A.KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa oleh Satpol PP 3 minggu sebelum wawancara saat sedang tiduran di rel
kereta siang hari dan tidak memiliki kartu idenditas
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien berada di panti karena ditangkap oleh petugas kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Ini adalah penangkapan ke empat pasien yang sudah terjadi dalam 2014-
2015. Pasien tidak ingat pasti bulan apa penangkapan pertama, kedua, dan ketiga
pasien. Saat penangkapan kali ini, pasien sedang tiduran di bawah stasiun Gambir.
Pasien hampir 1 bulan berada di Stasiun Gambir bersama 4 orang temannya, untuk
makan sehari-hari pasien mengatakan mencari uang yang tercecer di jalanan di daerah
Monas sampai Kota Tua sedangkan 4 temannya menjadi pemulung.
Pasien mengatakan bahwa pada saat itu dia sedang menunggu kakaknya,
Presiden RI Jokowi untuk menjemputnya. Pasien saat itu dibangunkan dan diajak ke
panti oleh petugas, pasien mau diajak ke panti karena ia mau mengambil gaji selama
kerja di panti. Alasan ini juga yang dikatakan pasien pada penangkapan pertama,
kedua, dan ketiga. Pasien mengatakan sudah 1 tahun belakangan ini, ia bekerja di
panti namun pasien tidak menerima gaji. Pekerjaannya di panti adalah menjaga
pasien-pasien panti dan turun ke jalan untuk memberi tahu dan menyadarkan para
gelandangan tidak berada di jalanan, apabila mereka tetap di jalanan, mereka akan
ditangkap oleh teman-teman pasien. Pasien juga mengatakan bila sudah menerima
gaji akan dipakai untuk berobat ayahnya yang sedang sakit dan sisanya akan dipakai
untuk cari kontrakan di Jakarta agar tetap bisa bekerja di panti.
Pada saat anamnesis beberapa kali, pasien tidak pernah mengganti pakaiannya.
Pasien yakin bahwa baju yang sedang dipakainya bukan baju sembarangan dan pasien
mengatakan bahwa baju tersebut adalah baju kekuatannya sebagai tanda bahwa pasien
adalah Polisi Presiden. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya diangkat menjadi adik
oleh Bapak Joko Widodo yang dikenalnya sebagai presiden Republik Indonesia saat
ini dimana perkenalan terjadi saat pasien sedang berjualan es di Tangerang, Bapak
Joko Widodo mencari orang baik untuk dijadikan adik, dan pasien memenuhi kriteria
yang dimaksud. Setelah diangkat menjadi adik, pasien melanjutkan sekolahnya ke
jenjang SMP hingga masuk Sekolah Tinggi Polisi biaya dari Bapak Joko Widodo.
Selain itu, pasien juga mengatakan ia diangkat menjadi anak oleh Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono saat bayi, tahun 1986 dimana pasien memanggil Presiden
2
Susilo Bambang Yudhoyono dengan sebutan Ayah Raja dan istrinya Ibu Ani
Yudhoyono disebut Umi Ratu. Pasien mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pernah mengunjungi pasien ke Lampung saat pasien masih kecil. Pasien
mengatakan datang ke Jakarta juga karena rindu dengan ayah raja nya (Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono) namun tidak diterima baik oleh petugas keamanan di
Cikeas.
Pasien mengatakan pernah mendengar suara petugas-petugas panti saling
berbicara supaya tidak memberikannya gaji. Saat usia 14 tahun pasien pernah melihat
sosok manusia, besar, berwarna hitam, kakinya menggantung dan tidak terlihat nyata.
Sosok tersebut tidak mengeluarkan suara apapun.
Selama pasien di panti, pasien mengatakan sulit tidur biasanya tidur jam 3
pagi dan bangun jam 6 pagi. Pasien makan teratur sesuai yang diberikan petugas
panti. Pasien terkadang mandi satu kali sehari.
Saat kelas 5 SD, ibu kandung pasien meninggal dunia karena sakit. Kemudian
ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya yang sekarang. Pasien mengatakan tidak betah
dengan suasana keluarga barunya. Pada tahun 2012, pasien mengatakan bahwa dia
merasa kecewa kepada kekasihnya karena pergi meninggalkan dirinya dan menikah
dengan orang lain. Pasien hampir 1 tahun merasa sedih karena hal itu. Pasien pernah
merasa putus asa namun tidak pernah ada pikiran untuk mengakhiri hidup.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan Psikiatri
Pasien mengatakan dirinya memiliki ilmu untuk menghilang sejak
kecil (pasien lupa kapan waktu pastinya), ilmu ini ia dapat dari gurunya
namun saat ini sudah “menjadi tungguan” (menjadi tungguan yang dimaksud
pasien adalah sudah tidak dapat digunakan lagi, kecuali pasien menghendaki
untuk dikeluarkan di waktu yang tepat.) Saat usia 11 tahun hingga sekarang,
pasien sempat melihat ulat putih bertanduk berukuran kecil yang keluar dari
giginya yang bolong. Pasien mengatakan ulat ini semakin banyak saat pasien
tidak merokok.
Pada saat pasien usia 15 tahun saat SMP , pasien pernah mencoba
bunuh diri dengan menggores pisau pada perutnya hanya karena berkelahi
dengan adiknya masalah air panas.
3
2. Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya, tidak pernah mengalami
trauma kepala atau penyakit yang berkaitan dengan otak.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif
Sejak
usia
Tahun Jenis Cara
penggunaan
Jumlah Terakhir
menggunakan
13 tahun 1999 Nikotin Dihisap Lebih dari 2
bungkus/har
i
1 hari sebelum masuk
panti
Keterangan: Pasien menyangkal penggunaan alkohol, morfin, heroin, dan lainnya.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1997 1998 2000 2011 2014 2015
Keterangan:
Tahun 1997 : Pasien melihat ulat putih bertanduk keluar dari gigi yang
bolong
Tahun 1998 : Pasien mengatakan mulai mencoba rokok dan
mengkonsumsinya setiap hari.
Tahun 2000 : Pasien melihat sosok manusia besar dan hitam
Tahun 2011 : Pasien pernah menggoreskan pisau diperutnya
Tahun 2014-2015: pasien mengatakan bekerja di panti dan mau mengambil
gaji, pasien mengatakan dirinya adik Jokowi dan anak angkat
bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
4
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Perkembangan fisik
Kondisi ibu pasien saat mengandung pasien dalam keadaan sehat, tidak
pernah mengami penyakit fisik yang serius dan tidak mengkonsumsi obat-obatan.
Kelahiran pasien ditolong oleh dukun beranak di Lampung. Tidak ada riwayat
cacat maupun trauma lahir.
2. Riwayat perkembangan kepribadian:
Riwayat masa kanak-kanak ( 0-11 tahun ) :
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, pasien dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan keluarga dan
teman-temannya. Pasien sempat masuk pesantren dilanjutkan sekolah TK dan SD.
Selama sekolah pasien selalu mendapatkan nilai yang baik dan tidak pernah tinggal
kelas.
Riwayat masa remaja ( 12-18 tahun ) :
Setelah pasien lulus SD. Pasien mulai menjauh dari teman-temannya karena
pasien malu giginya ada yang bolong sehingga teman-teman pasien mulai
berkurang.
Riwayat masa dewasa ( > 18 tahun ) :
Saat menginjak usia 25 tahun pasien mulai berpacaran. Ini adalah pacaran
pertama pasien. Hubungan ini terjalin selama 1 tahun hingga akhirnya putus karena
mantan pacarnya menikah dengan lelaki lain. Setelah putus pasien merasa kecewa
dan sedih.
3. Riwayat pendidikan:
Pasien bersekolah di pesantren dan kemudian melanjutkan di SD Negeri 6
Lampung. Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah siswa yang tidak pernah bolos
dan tidak pernah tinggal kelas.
5
4. Riwayat pekerjaan :
Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah bekerja sebagai penjual es krim
di Tangerang setelah lulus SD namun keluar setelah bertemu dengan Bapak
Jokowi. Pasien juga pernah bekerja sebagai penjaga kuburan di daerah Cikeas.
5.Riwayat kehidupan beragama:
Pasien beragama Islam, pasien mengatakan sering lupa sholat.
6.Riwayat kehidupan sosial dan perkawinan:
Pasien terlihat cukup tertutup, pasien mengatakan kurang akrab dengan
teman-temannya. Pasien belum menikah dan saat ini tidak memiliki pacar.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Pasien tidak ingat umur
masing-masing anggota keluarganya. Pasien hanya mengingat nama-namanya saja. Ibu
kandung pasien sudah meninggal karena sakit darah tinggi dan stroke. Kakak kedua
pasien meninggal karena sakit di usia 2 tahun, pasien tidak mengetahui jenis
penyakitnya. Adik pertama dan kedua pasien juga sudah meninggal dunia, pasien tidak
tahu kapan mereka meninggal dan penyebab meninggalnya.
Keterangan :
: Wanita
: Pria
6
: Pasien
F. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal di bawah rel kereta stasiun Gambir kurang lebih sejak 1 bulan
sebelum masuk panti. Pasien tinggal bersama empat orang yang diaku temannya.
Pasien tidak berusaha untuk mencari kerja yang baru, ia memenuhi kebutuhannya
dengan cara mencari uang jatuh diaerah Monas dan Kota Tua. Bila pasien
menemukan dompet, hal yang pasien lakukan adalah mengambil uangnya untuk beli
makanan.
Pasien kurang menyukai petugas di panti karena menurutnya petugas-petugas
panti adalah teman kerjanya yang pura-pura tidak peduli dengan masalah gajinya.
Pasien mengatakan kurang akrab dengan teman-temannya di panti dan pernah ada
temannya yang mencekik lehernya tanpa sebab.
III. STATUS MENTAL
A.Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki, tampak sesuai dengan usianya, rambut
gondrong sebahu dan terurai, perawakan kurus, kulit kuning langsat, pasien
menggunakan kaos warna merah ada gambar burung garuda dan celana
panjang warna hitam.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
• Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk bersama temannya di
barak 2.
• Selama wawancara : Pasien duduk tenang sambil menatap
pemeriksa
• Sesudah wawancara : Pasien bersalaman, lalu kembali ke barak 2.
4. Sikap terhadap Pemeriksa
7
Pasien cukup kooperatif.
5. Pembicaraan
a. Cara Berbicara: Pasien berbicara spontan, intonasi baik, artikulasi tidak
jelas, beberapa kali jawaban pasien tidak sesuai dengan pertanyaan, pasien
cepat mengatakan lupa untuk nama orang dan waktu kejadian
b. Gangguan Berbicara : artikulasi kurang jelas
B.Alam Perasaan
1. Mood : Eutimia
2. Afek ekspresi afektif
Arus : Cepat
Stabilitas : stabil
Kedalaman : dalam
Skala Diferensiasi : menyempit
Keserasian : tidak serasi
Pengendalian impuls : cukup
Ekspresi : wajar
Dramatisasi : tidak ada
Empati : kurang dapat dirasakan
C.Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi visual (melihat ulat putih ada tanduk keluar
dari giginya yang bolong, melihat sosok manusia besar
warna hitam,)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D.Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan SMP
2. Pengetahuan Umum : Cukup
3. Kecerdasan : Cukup
4. Konsentrasi : Baik
8
5. Daya Orientasi Waktu : Baik, pasien dapat membedakan pagi, siang,
dan malam
Daya Orientasi Tempat : Baik, pasien dapat menyebutkan tempat ia
berada sekarang yakni di panti
Daya Orientasi Personal : Baik, pasien dapat mengenali siapa yang
memeriksa.
6. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik, pasien dapat mengingat kembali tempat
dan tanggal lahirnya.
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan
siang
Daya Ingat Sesaat : Baik, pasien dapat mengingat 5 angka maju
dan 5 angka mundur.
7. Pikiran Abstrak : Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa
“panjang tangan”
9. Visuospasial : Baik, pasien dapat menggambar sebuah jam
dengan baik
10. Bakat kreatif : Baik
11. Kemampuan menolong diri : Kurang karena kebersihan diri masih buruk
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktifitas : Miskin ide, asosiasi longgar (+), inkoherensi(-)
Kontinuitas :Relevan namun kadang irrelevan
Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : tidak ada
b. Waham : ada (waham kebesaran: pasien adalah adik angkat
Bapak Joko Widodo, pasien adalah anak angkat Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono, mempunyai ilmu)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan Rujukan : Tidak ada
f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
9
F. Pengendalian Impuls
Baik
G.Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : baik (pasien mengerti bahwa berkelahi itu tidak baik)
2. Uji Daya Nilai : Kurang baik (bila menemukan dompet di jalan, pasien
akan mengambil uangnya dan dompetnya diletakannya
kembali di jalan)
3. Daya Nilai Realita : Terganggu dengan adanya halusinasi visual, auditorik,
dan waham kebesaran.
H.Tilikan
Tilikan derajat 1
I. Reliabilitas
Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 86 x/menit
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,7˚C
Bentuk tubuh : astenikus
Sistem kardiovaskular : dalam batas normal
Sistem respiratorius : dalam batas normal
Sistem gastrointestinal : dalam batas normal
Sistem musculoskeletal : dalam batas normal
Sistem urogenital : dalam batas normal
10
B. Status Neurologis
Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : Tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksan seorang laki-laki usia 29 tahun, agama Islam, suku Lampung,
belum menikah. Dari anamnesis didapatkan pasien datang ke panti dibawa oleh
petugas. Pasien berada di panti karena ditangkap oleh petugas kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Ini adalah penangkapan ke empat pasien yang sudah terjadi dalam 2014-
2015. Pasien tidak ingat pasti bulan apa penangkapan pertama, kedua, dan ketiga
pasien. Saat penangkapan kali ini, pasien sedang tiduran di bawah stasiun Gambir.
Pasien mengatakan bahwa pada saat itu dia sedang menunggu kakaknya, Presiden RI
Jokowi untuk menjemputnya. Pasien saat itu dibangunkan dan diajak ke panti oleh
petugas, pasien mau diajak ke panti karena ia mau mengambil gaji selama kerja di
panti. Alasan ini juga yang dikatakan pasien pada penangkapan pertama, kedua, dan
ketiga. Pasien mengatakan sudah 1 tahun belakangan ini, ia bekerja di panti namun
pasien tidak menerima gaji.
Pada saat anamnesis beberapa kali, pasien tidak pernah mengganti pakaiannya.
Pasien yakin bahwa baju yang sedang dipakainya bukan baju sembarangan dan pasien
mengatakan bahwa baju tersebut adalah baju kekuatannya sebagai tanda bahwa pasien
adalah Polisi Presiden. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya diangkat menjadi adik
oleh Bapak Joko Widodo yang dikenalnya sebagai presiden Republik Indonesia saat
ini dimana perkenalan terjadi saat pasien sedang berjualan es di Tangerang, Bapak
Joko Widodo mencari orang baik untuk dijadikan adik, dan pasien memenuhi kriteria
yang dimaksud. Setelah diangkat menjadi adik, pasien melanjutkan sekolahnya ke
jenjang SMP hingga masuk Sekolah Tinggi Polisi biaya dari Bapak Joko Widodo.
11
Selain itu, pasien juga mengatakan ia diangkat menjadi anak oleh Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono saat bayi, tahun 1986 dimana pasien memanggil Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dengan sebutan Ayah Raja dan istrinya Ibu Ani
Yudhoyono disebut Umi Ratu. Pasien mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pernah mengunjungi pasien ke Lampung saat pasien masih kecil.
Pasien mengatakan pernah mendengar suara petugas-petugas panti saling
berbicara supaya tidak memberikannya gaji. Pasien juga pernah melihat sosok
manusia, besar, berwarna hitam, kakinya menggantung dan tidak terlihat nyata. Sosok
tersebut tidak mengeluarkan suara apapun. Selama pasien di panti, pasien mengatakan
sulit tidur biasanya tidur jam 3 pagi dan bangun jam 6 pagi. Pasien makan teratur
sesuai yang diberikan petugas panti. Pasien terkadang mandi satu kali sehari. Saat
SMP pasien pernah mencoba bunuh diri hanya berkelahi dengan adiknya masalah air
panas.
Pasien merokok sejak usia 12 tahun sebanyak 2 bungkus/hari. Dari status mental
didapatkan penampilan pasien sesuai dengan usia, rambut gondrong sebahu dan terurai,
afek menyempit, terdapat halusinasi visual, halusinasi auditorik, waham kebesaran,
daya nilai sosial baik, uji daya nilai kurang baik, daya nilai realita sangat terganggu,
tilikan derajat 1, realibilitas dapat dipercaya.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK PASIEN
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Gangguan jiwa, karena adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan pada kehidupan
sehari-hari (hendaya).
2. Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik (GMN0) karena:
Tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik
Tidak ditemukan faktor organik spesifik yang diduga berkaitan dengan
gangguan jiwanya
Tidak terdapat gangguan kognitif (intelektual)
3. Gangguan jiwa ini termasuk GMNO dengan psikotik, karena:
Terdapat waham
Terdapat halusinasi
RTA sangat terganggu
12
Pasien tidak ada riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain, oleh karena itu
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif juga dapat
disingkirkan (F 10-19).
4. GMNO ini merupakan skizofrenia, dengan pedoman diagnostik:
Terdapat gejala psikotik
Tidak terdapat gangguan afektif
Waktunya lebih dari 1 bulan.
Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk Aksis I adalah :
WD : F 20.0 Skizofrenia paranoid.
DD :
F22.- Gangguan Waham Menetap
Diambil sebagai diagnosis banding karena mempunyai kriteria:
- Waham yang mencolok > 3 bulan lamanya
- Waham tersebut menetap sampai saat ini
- Tidak ada kelainan organik yang mendasari
Tidak diambil sebagai diagnosis kerja karena pada pasien ditemukan halusinasi
auditorik dan gejala-gejala skizofrenia yang harusnya tidak ditemukan pada gangguan
waham menetap.
Pada pasien tidak ditemukan ciri kepribadian dan retardasi mental sehigga
diagnosis pada aksis II tidak ada diagnosis.
Pada pasien ini juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna
maka diagnosis pada aksis III tidak ada diagnosis.
Pasien mengalami masalah di mana pasien tidak memiliki pekerjaan, pasien
tidak memiliki rumah untuk berteduh, pasien tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sehari-hari secara cukup, pasien cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
sehingga diagnosis pada aksis IV adalah masalah pekerjaan, masalah perumahan,
masalah ekonomi, dan masalah psikososial.
GAF saat wawancara 60-51, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
13
Aksis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid
Diagnosis banding: F.22- Gangguan waham menetap
Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : - Masalah pekerjaan
- Masalah perumahan
- Masalah ekonomi
- Masalah psikososial
Aksis V : GAF 60-51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Faktor-faktor yang mengarahkan kepada prognosis yang baik:
Gejala positif
Faktor-faktor yang mengarahkan kepada prognosis yang buruk:
Usia muda, tidak berobat, tidak ada support keluarga
X. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologi : Tidak ditemukan
2. Psikiatri/psikologi : Waham kebesaran, halusinasi visual, halusinasi
auditorik
3. Lingkungan dan sosioekonomi :
- Ibu kandungnya sudah meninggal dan kekasihnya meninggalkan
untuk menikah dengan lelaki lain
- Masalah pekerjaan, pasien tidak memiliki penghasilan tetap
- Masalah perumahan, pasien tidak memiliki tempat berteduh selama
di Jakarta
- Masalah ekonomi, pasien kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
14
- Masalah psikososial, pasien cenderung menarik diri dari
lingkungan sosial
XI. TERAPI
Psikofarmaka:
R/ Haloperidol 5 mg Tab No X
S 2 dd tab 1
Psikososial:
- Terapi suportif dengan melakukan pendekatan kepada pasien, dengan harapan pasien dapat
mengungkapkan isi hatinya, keluhannya, mengatasi masalahnya, pasien dapat mengerti
dirinya sendiri secara lebih baik dan dapat menyesuaikan diri. Pasien juga harus didorong
untuk meminum obat secara teratur, mengarahkan pasien akan apa yang pasien lakukan
setelah keluar dari panti (mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dan memiliki
tempat berteduh)
- Terapi kelompok dapat mengajarkan pasien untuk berkomunikasi verbal, mengekspresikan
emosi secara sehat dan membantu meningkatkan realitas pasien, mengurangi isolasi sosial,
dan meningkatkan rasa keterikatan.
15