Category Archives Perikanan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    1/17

    Category Archives: Kelautan danPerikananRevitalisasi Kebijakan Kelautan dan Perikanan

    MEI 28

    Posted by hasitoan!"

    Pembangunan sektor kelautan dan perikanan bertujuan untuk pemanfaatan potensi

    sumberdaya yang ada secara optimal, tetapi tetap mempertahankan kontinuitas

    produksinya. Dengan perkataan lain, pendekatan pemanfaatan sumberdaya perikanan

    kelautan dan perikanan dewasa ini harus menerapkan prinsip-prinsip revolusi biru

    (sustanaible maritime economy), sehingga diperoleh manfaat optimal dalam jangka

    panjang (beneft in the long term).

    enurut hemat penulis, beberapa kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk

    percepatan pembangunan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut !

    ". Penerapan Property Right

    #ebagaimana dijelaskan dalam identi$kasi permasalahan sumberdaya bersifat pulih

    di wilayah pesisir dan lautan, bahwa sumberdaya perikanan laut di %ndonesia

    bersifat open access, walaupun dalam undang-undang dinyatakan sebagai milik &egara

    (state property). 'kibat luasnya wilayah perairan laut %ndonesia, maka pengawasan

    pemanfaatan sumberdaya perikanan laut adalah hal yang sulit dilakukan pemerintah,

    sehingga sangat memungkinkan terjadinya eskploitasi sumberdaya perikanan secara

    berlebihan dan illegal fshingoleh nelayan asing dan pada akhirnya menyebabkan

    terjadinya deplesi sumberdaya perikanan.

    ntuk mengatasi hal ini, maka salah satu kebijakan ekonomi sumberdaya yang

    patut dikembangkan di %ndonesia dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya

    perikanan laut adalah penerapanproperty right (hak pemanfaatan).Property

    rightmenurut ess ("**+) adalah hak yang menyatakan tentang kepemilikan, hak

    istimewa, maupun pembatasan dalam penggunaan sumberdaya alam.Dengan

    mengetahui hak dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku manusia dalam

    pemanfaatan sumberdaya alam, maka kebijakan pemerintah maupun alokasi pasar

    dapat direncanakan. Dengan adanyapropertyrightyang jelas, maka dapat dilakukanpemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara e$sien dan berkelanjutan

    (sustainability).

    Penerapanproperty rightdalam pemanfaatan sumberdaya perikanan akan

    memungkinkan terbentuknya sistem pengelolan sumberdaya perikanan, yakni ! ")

    pengelolaan secara komunal (common property), ) pengelolaan oleh &egara (state

    property), dan ) pengelolaan oleh swasta (private property).

    Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan hak pengelolaan pada suatu komunal di

    wilayah pesisir, merupakan tipe pengelolaan sumberdaya yang sepenuhnya berada di

    tangan masyarakat lokal. Pemberian hak seperti ini akan memungkinkan terkendalinyapemanfaatan sumberdaya perikanan melalui pengaturan jenis dan ukuran ikan yang

    boleh ditangkap, alat yang digunakan, dan musim penangkapan. Dengan perkataan

    lain, pemberian hak pengelolaan seperti ini akan menciptakan konservasi sumberdaya

    perikanan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

    . Pembatasan Penangkapan Ikan (Total Allowable Catch)

    https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/revitalisasi-kebijakan-kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/revitalisasi-kebijakan-kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/revitalisasi-kebijakan-kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/revitalisasi-kebijakan-kelautan-dan-perikanan/
  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    2/17

    #alah satu kelemahan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di %ndonesia adalah

    belum adanya Perencanaan Pengelolaan Perikanan (Fisheries Management Plant) yang

    di dalamnya termasuk anajemen #tok %kan. Dalam hal ini dapat dikembangkan

    konsep Total Allowable Catch('/) pada jenis-jenis ikan tertentu. ietenberg ("**0)

    menjelaskan, untuk menerapkan '/ pada ikan #almon di 'merika #erikat, digunakan

    beberapa metode, yakni ! peningkatan biaya penangkapan (raising the real cost o

    fshing), pembebanan pajak kepada pengusaha perikanan (ta!es) dan pembatasan

    kuota yang dapat dijual setiap nelayan (individual transerable "uotas).

    ntuk masa sekarang ini, konsep ini tampaknya belum sepenuhnya bisa diterapkan

    di %ndonesia, walaupun &o. +1 tahun 22* tentang perikanan pada dasarnya telah

    mengakomodasi '/ tersebut. &amun alangkah baiknya jika dimulai dari sekarang

    untuk mencapai pengelolaan sumberdaya perikanan yang rasional dan optimal di masa

    mendatang khususnya pada wilayah perairan yang telah dinyatakan over $shing seperti

    perairan #elat alaka dan Pantai tara 3awa.

    Dalam penerapan '/ diperlukan data stok perikanan yang akurat. Data dan informasi

    ini harus selalu diperbaharui secara periodik agar perubahan stok ikan akibat kegiatan

    penangkapan dan pengaruh perubahan lingkungan perairan dapat diketahui oleh

    pembuat kebijakan, pelaku usaha perikanan, dan masyarakat pesisir. 4leh sebab itu,

    pengembangan #istem %nformasi Perikanan adalah landasan utama untuk menyusun

    perencanaan '/.

    . #. Perubahan Kuantitas Mena!i Kualitas

    Dengan menerima kebenaran data-data perikanan sekarang ini bahwa padabeberapa kawasan perairan pesisir di %ndonesia, khususnya perairan laut teritorial (2 5

    " mil laut) telah terjadi penangkapan ikan yang berlebihan, maka perlu adanya

    perubahan kebijakan dari aspek kuantitas menjadi kualitas. Perubahan ini dimaksudkan

    agar dicapai perikanan yang kompetitif di pasar internasional. Dengan perubahan ini,

    produk perikanan akan mempunyai nilai tambah dan diharapkan dapat meningkatkan

    pendapatan masyarakat nelayan dan memberikan efek multiplier terhadap perkem-

    bangan sektor hulu dan hilir usaha perikanan.

    Pengadaan pabrik es, cold storage dan teknologi pengolahan lainnya diharapkan

    dapat berkembang dengan perubahan kebijakan ini. /ontohnya, hailand sangat

    inovatif dalam peningkatan nilai tambah melalui teknologi pengelolaan ikan tuna,

    seperti produk $ashimi, %oin, Fish Cake, $urimi, Canning, Fish &il, $alted Fish, Fish Meal,

    Fish 'all, Tuna $ausage, Tuna (am dan Fish Crackers . #elama produk perikanan tidak

    kompetitif di pasar domestik dan internasional, maka kontribusi sektor perikanan

    terhadap penerimaan negara akan sulit signi$kan. Dengan hanya mengadalkan

    peningkatan produksi dengan jenis-jenis ikan yang dominan untuk kebutuhan domestik,

    maka pendapatan nelayan tidak dapat diharapkan akan mengalami peningkatan secara

    signi$kan, terlebih-lebih adanya gejala penurunan hasil tangkapan di perairan pesisir di

    berbagai kawasan di %ndonesia (/P6 semakin kecil), maka kehidupan nelayan akan

    sulit terangkat dari kondisi kemiskinan.

    +. Peningkatan "istem Pengawasan

    #istem pengawasan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan di %ndonesia

    secara nyata masih lemah. 7egiatan illegal fshing(pencurian ikan dan perikanan

    destruktif) tidak mungkin dapat diatasi tanpa adanya pengendalian terpadu oleh

    berbagai pemangku kepentingan. 7arena luasnya perairan %ndonesia, maka 77P harus

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    3/17

    melibatkan berbagai sektor terkait termasuk masyarakat desa pantai untuk melakukan

    pemantauan (monitoring), pengawasan (controlling) dan pengendalian (survailance)

    praktekillegal fshingini.

    Di atas kertas, praktek /# terpadu ini dengan #4P-nya mudah dibuat, namun

    implementasinya di lapangan tidak mudah dilakukan karena membutuhkan sarana dan

    prasarana /# yang memadai, dan biaya operasional yang cukup besar. 4leh sebab itu,

    pemerintah pusat harus mensupport pemerintah daerah untuk melakukan /# ini

    karena keterbatasan 'P8D. Dengan perkataan lain, bila /# terpadu ini ingin

    dilaksanakan secara efektif, maka sarana dan prasarana pengawasan ini harus

    dilengkapi pemerintah, agar kerugian negara dari illegal fshingini dapat ditekan

    seminimal mungkin.

    7enyataan anggaran pemerintah masih terbatas dan luasnya perairan laut %ndonesia,

    maka perlu dikembangkan siste# enga$asan berbasis #asyarakat(Community

    'ased Controlling). /ukup besar jumlah desa pantai di %ndonesia, seyogianya

    pemerintah dapat membuat suatu kebijakan, sehingga setiap desa pantai memilikikelembagaan pengawasan berbasis masyarakat. Dalam revitalisasi peran Pokmaswas

    desa pantai, maka 77P harus bekerjasama dengan 7emendagri dalam rangka

    penguatan kelembagaan tersebut di struktur pemerintahan desa pantai. #emoga

    terwujud, dan %ndonesia menjadi negeri bahari yang maju.

    (Penulis a!alah #uru $esar Ilmu Perikanan !an Kelautan %ni&ersitas 'K$P

    ommensen Me!an).

    Ditulis dalam 7elautan dan Perikanan

    eninggalkan komentar

    %trategi Pengendalian Illegal &ishing

    MEI 28

    Posted by hasitoan!"

    Presiden 3oko 9idodo menginginkan ada tindakan tegas dan memberikan efek jera bagi

    kapal asing yang mencuri ikan di wilayah %ndonesia, termasuk meneng-gelamkan kapal

    itu bila diperlukan. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa masalah pencurian

    ikan di perairan %ndonesia sudah sangat serius, dan memerlukan tindakan pengendalian

    yang konprehensif

    araknya praktek penangkapan ikan secara illegal di perairan laut %ndonesia

    disinyalir banyak terkait dengan sistem peri:inan kapal penangkap dan usaha perikanan

    yang diselewengkan pihak-pihak tertentu untuk meraup keuntungan ditengah lemahnya

    sistem pengawasan. enteri 7elautan dan Perikanan #usi Pudjiastuti menyatakan akan

    melakukan moratorium pemberian i:in kapal penangkap ikan khususnya lebih dari 2

    ; yang bertujuan untuk pembenahan sistem peri:inan kapal penangkap ikan dan

    sekaligus upaya peningkatan penerimaan negara bukan pajak (P&8P).

    Praktek illegal fshingyang marak terjadi di perairan laut %ndonesia terdiri dari jenis,

    yakni ! ") praktek pencurian ikan oleh nelayan asing, dan ) praktek penangkapan ikanyang bersifat destruktif oleh nelayan lokal. 7asus pencurian ikan merupakan kisah lama

    yang tidak pernah tuntas di %ndonesia dan bahkan sudah menimbulkan kerugian negara

    mencapai triliunan rupiah per tahunnya. 8erdasarkan estimasi dari

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    4/17

    ikan ini sekitar p 2 triliun per tahun. #ungguh angka yang fantastis, dan kasus illegal

    $shing ini harus menjadi program prioritas bagi 7ementerian 7elautan dan Perikanan

    (77P).

    8erbagai upaya telah dilakukan Direktorat Pengawasan dan Pengendalian

    #umberdaya 7elautan dan Perikanan (P#D7P), namun belum membuahkan hasil yang

    signi$kan. 8eberapa upaya yang telah dilakukan seperti patroli reguler besama &% 'A

    dan Polisi 'ir, pemasangan B# ()essel Monitoring $ystem), penataan i:in usaha

    perikanan dan lain-lain, tetapi hasilnya belum nyata. 8ahkan DP sudah

    mempertanyakan hal ini kepada pemerintah, karena praktek pencurian ikan ini sudah

    memasuki perairan teritorial " mil sebagaimana banyak dilaporkan nelayan di

    berbagai daerah.

    Di sisi lain, kegiatan penangkapan ikan yang bersifat destruktif (destructive fshing)

    seperti penggunaan bom ikan dan racun, juga marak terjadi di perairan kita. /ara-rara

    penangkapan ikan seperti ini secara nyata telah merusak habitat ikan, seperti

    kerusakan habitat terumbu karang yang sudah mengkhawatirkan di %ndonesia. enurutkajian dari /%/ A%P% (22C), terumbu karang yang rusak di %ndonesia telah mencapai

    +",C0 =, sedangkan kondisi baik hanya sebesar ,C = dan sangat baik tinggal >,2

    =. Dari kondisi tersebut, terumbu karang di kawasan perairan %ndonesia barat memiliki

    kondisi yang lebih buruk dibandingkan dengan terumbu karang di kawasan timur

    %ndonesia. al ini menggambarkan bahwa kegiatan illegal $shing lebih banyak terjadi di

    kawasan perairan %ndonesia bagian barat ketimbang perairan %ndonesia timur. Perlu

    diketahui bahwa perairan yang memiliki ekosistem terumbu karang yang sehat, mampu

    menghasilkan ikan sebanyak 2 ton?km?tahun.

    8erdasarkan fakta di atas, terjadinya deplesi sumberdaya perikanan di beberapa

    kawasan perairan %ndonesia diduga terkait dengan praktek illegal $shing ini, bukansemata-mata karena meningkatnya jumlah kapal penangkap ikan oleh nelayan yang

    menyebabkan menurunnya /P (catch per unit e*ort). 4leh sebab itu, perlu dicermati

    apakah kawasan perairan yang dinyatakan sudah over fshinghanya karena

    kebanyakan kapal penangkap ikan, atau karena sumberdaya ikan sudah mengalami

    deplesi akibat kegiatan perikan dekstruktif E

    Pengendalian Illegal &ishing

    Peneraan MC% 'eradu 7egiatan illegal $shing (pencurian ikan dan perikanan destruktif) tidak mungkin

    dapat diatasi tanpa adanya pengendalian terpadu oleh berbagai pemangku

    kepentingan, yakni ") 7ementerian 7elautan dan Perikanan, ) Dinas Perhubungan Aaut

    dan #yahbandar, ) Direktorat igrasi Departemen enaga 7erja, dan +) %nstitusi

    Penegak ukum (&% 'A, Polisi 'ir, 8ea /ukai). &amun, karena luasnya perairan

    %ndonesia, maka 7ementerian 7elautan dan Perikanan (77P) sudah saatnya melibatkan

    masyarakat desa pantai untuk melakukan pemantauan (monitoring), pengawasan

    (controlling) dan pengendalian (survailance) praktek illegal fshingdi perairan

    %ndonesia.

    Di atas kertas, praktek /# terpadu ini dengan #4P-nya mudah dibuat, namun

    implementasinya di lapangan tidak mudah dilakukan karena membutuhkan sarana dan

    prasarana /# yang memadai, dan biaya operasional yang cukup besar. 4leh sebab itu,

    pemerintah pusat harus mensupport pemerintah daerah untuk melakukan /# ini

    karena keterbatasan 'P8D. Dengan perkataan lain, bila /# terpadu ingin dilaksanakan

    secara efektif, maka sarana dan prasarana pengawasan ini harus dilengkapi

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    5/17

    pemerintah, agar kerugian negara dari illegal fshingini dapat ditekan seminimal

    mungkin.

    7enyataan anggaran pemerintah masih terbatas dan luasnya perairan laut

    %ndonesia, maka perlu dikembangkan siste# enga$asan berbasis

    #asyarakat(Community 'ased Controlling). /ukup besar jumlah desa pantai di

    %ndonesia, seyogianya pemerintah dapat membuat suatu kebijakan, sehingga setiap

    desa pantai memiliki kelembagaan pengawasan berbasis masyarakat. ntuk langkah

    awal, 77P melalui program pengelolaan dan rehabi-litasi terumbu karang (/oremap)

    telah membentuk lembaga pengawasas tingkat desa dan jumlahnya relatif sedikit.

    isalnya untuk wilayah pesisir Propinsi #umatera tara, baru terdapat pada * desa

    pantai yang merupakan lokasi implementasi program /oremap. #eyogianya hal seperti

    ini dapat dikembangkan untuk setiap desa pantai secara nasional.

    Pe#benahan %iste# Peri(inan

    8ila dikaji lebih dalam, terjadinya praktek illegal $shing juga terkait dengan ulah

    oknum pejabat yang bermain mata dengan pengusaha perikanan domestik dan ma$a

    peri:inan kapal ikan asing. indakan penyelewengan hukum ini meliputi permainan

    dalam penerbitan peri:inan kapal dan alat tangkap, dimana pihak asing bekerjasama

    dengan pengusaha lokal dengan mengubah penampilan kapal ikan menyerupai kapal

    ikan lokal (pengecatan, modi$kasi, dan nama lokal). #elain itu, peri:inan kapal tidak

    sesuai dengan tonase kapal, misalnya dalam surat i:in " unit kapal ikan 2 ;, ternyata

    kapalnya bertonase *2 ; dan kapalnya beberapa unit. 7emudian dalam hal peri:inan

    tenaga kerja asing di bidang perikanan, juga menjadi celah-celah yang bisa

    dipermainkan.

    #istem peri:inan usaha perikanan dan kapal penangkap ikan secara hukum

    telah diatur dalam 7eputusan enteri 7elautan dan Perikanan &o. "ahun 2"2,

    dimana untuk kapal ikan ukuran "2 5 2 ;, maka i:innya dikeluarkan oleh Dinas

    7elautan dan Perikanan 7abupaten, sedangkan kapal-kapal ikan F 2 ;, #urat %:in

    Penangkapan %kan (#%P%) dikeluarkan 7ementerian 7elautan dan Perikanan (pusat).

    7apal-kapal di atas 2 ; umumnya merupakan kapal ikan perusahaan domestik atau

    kapal asing yang mampu beroperasi di laut lepas di atas " mil laut. ;olongan kapal

    inilah yang disinyalir banyak melakukan penyelewengan peri:inan dengan berbagai

    modus di tengah lemahnya sistem pengawasan kita. 4leh sebab itu, tidaklah berlebihan

    bila enteri 7elautan dan Perikanan, #usi Pudjiastuti mencanangkan moratoriumpemberian i:in kapal ikan di atas 2 ;, yang sekaligus bertujuan untuk memveri$kasi

    i:in yang sudah dikeluarkan dengan karakteristik kapal-kapal ikan yang sesungguhnya.

    Ka#anye Anti Produk Perikanan Ilegal

    Dalam rangka pengendalian illegal $shing, 7ementerian 7elautan dan Perikanan

    haruslah menargetkan kapan+ero llegal Fishing dapat dicapai. al ini penting untuk

    dapat menyusun langkah stategis dalam kampanye anti produk illegal $shing dalam

    skala nasional dan internasional.

    paya kampanye anti produk tangkapan ikan ilegal mencakup aspek pencurian ikan

    (llegal fshing), produk tangkapan tidak dilaporkan kepada instansi terkait alias jual beliikan di laut (-nreported Fishing) dan kapal penangkap serta daerah penangkapan yang

    melanggar aturan (-nregulated Fishing) seperti penyalahgunaan i:in kapal penangkap,

    pelanggaran aturan :onasi penangkapan, dan praktek perikanan destruktif. al ini perlu

    disosialisasikan pemerintah kepada seluruh stakeholder perikanan dan kelautan secara

    berkelanjutan, sehingga seluruh pemangku kepentingan ikut berperan aktif dalam

    pengendalian produk perikanan ilegal ini.

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    6/17

    Pada asyarakat ni 6ropa (66) misalnya, telah menerapkan Catch

    Cerfcationterhadap produk perikanan hasil kegiatan illegal fshingsejak 3anuari 2"2.

    'rtinya, produk perikanan yang ditangkap dengan cara-cara ilegal tidak diperbolehkan

    masuk ke pasar produk perikanan di ni 6ropa. %nformasi ini perlu disosialisasikan dan

    disebarkan ke masyarakat luas, sehingga pelaku illegal $shing akan semakin tertekan.

    #elain itu, pemerintah %ndonesia perlu membuat perjanjian dengan negara-negara

    tetangga, yang ditenggarai sering melakukan praktek illegal $shing di perairan

    %ndonesia. Perjanjian tersebut mencakup penyelesaian hukum unit penangkap ikan yang

    memasuki perairan %ndonesia secara ilegal. al ini menjadi pekerjaan rumah bagi 77P

    ke depan.

    Perluasan )ilayah Konservasi *aut

    paya pengendalian illegal $shing secara simultan juga dapat dilakukan melalui

    pengembangan kegiatan konservasi laut di %ndonesia. Pada kawasan konservasi laut,upaya pengelolaan telah dilakukan secara terintegrasi antara pengawasan oleh instansi

    pemerintah (P) dan pengawasan berbasis masyarakat dalam kegiatan pengendalian

    illegal $shing. #ayangnya, jumlah kawasan konservasi di %ndonesia masih terbilang

    sedikit, pada hal laut kita sangat luas dengan karakteristik ekosistem yang beragam

    antar wilayah. isalnya untuk wilayah perairan laut #umatera tara, 7awasan

    7onservasi Aaut Daerah (77AD) hanya terdapat 77AD, yakni 77AD Pulau-Pulau 8atu

    seluas 1>.222 hektar, 77AD Aahewa seluas +.222 hektar, dan 77AD Pulau ursala

    seluas 0.222 hektar.

    Pengendalian illegal $shing juga dapat dilakukan melalui pengembangan DaerahPerlindungan Aaut (DPA) di desa-desa pantai, dengan sistem pengawasan berbasis

    masyarakat. Dapat dibayangkan jumlah desa pantai di seluruh %ndonesia, bila

    seluruhnya memiliki 7elompok asyarakat Pengawas (Pokmaswas), penulis

    berkeyakinan kegiatan illegal $shing termasuk perikanan destruktif seperti penggunaan

    bom ikan dan racun ikan akan berkurang signi$kan. Dalam revitalisasi peran

    Pokmaswas desa pantai, maka 77P harus bekerjasama dengan 7emendagri dalam

    rangka penguatan kelembagaan tersebut di struktur pemerintahan desa pantai.

    #emoga terwujud.

    (Penulis a!alah #uru $esar Ilmu Perikanan !an Kelautan %ni&ersitas 'K$P

    ommensen Me!an).

    GGG222GGG

    Ditulis dalam 7elautan dan Perikanan

    eninggalkan komentar

    Pro Kontra Kebijakan Perikanan

    MEI 28

    Posted by hasitoan!"

    enteri 7elautan dan Perikanan #usi Pudjiastuti telah mengeluarkan beberapa kebijakan

    yang HmengggigitI untuk mendukung implementasi %ndonesia sebagai poros maritim

    dunia, mulai dari moratorium i:in penangkapan ikan untuk pengendalian illegal $shing,

    larangan transhipment (alih muatan) di tengah laut, pembatasan penyaluran 88

    https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/strategi-pengendalian-illegal-fishing/#respondhttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/strategi-pengendalian-illegal-fishing/#respondhttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/
  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    7/17

    bersubdisi kepada kapal penangkap ikan, dan pembatasan penangkapan lobster serta

    pelarangan alat tangkap pukat tarik (cantrang) pada wilayah pengelolaan perikanan

    laut %ndonesia. enteri #usi bersedia dicopot dari jabatannya jika kebijakannya

    dianggap tidak berpihak kepada nelayan kecil.

    7ebijakan ini sontak menimbulkan reaksi di masyarakat pesisir dan nelayan, ada yang

    mendukung dan ada yang protes. 7elompok yang kontra menilai berbagai kebijakan ini

    otoriter sehingga menimbulkan protes keras dari asosiasi perikanan %ndonesia seperti

    impunan &elayan #eluruh %ndonesia (%), dan 7esatuan &elayan radisional

    %ndonesia (7&%) dan bahkan telah memicu demontrasi masyarakat nelayan di berbagai

    daerah di tanah air. etapi kelompok masyarakat yang pro kebijakan ini khususnya dari

    #erikat &elayan #eluruh %ndonesia, mengemukakan sumberdaya perikanan harus

    dilestarikan, karena sekarang ini hasil tangkapan nelayan sudah sangat merosot akibat

    teknologi penangkapan ikan yang eksploitatif dan tidak selektif yang dimilki para

    pengusaha penangkapan ikan.

    8ila dicermati lebih dalam, sesungguhnya kebijakan itu tidak ada yang salah dan

    bahkan sudah selaras dengan misi Presiden 3oko 9idodo untuk mewujudkan %ndonesia

    sebagai poros maritim dunia. Dengan berbagai kebijakannya itu, enteri #usi bahkan

    telah ditetapkan sebagai enteri &omor " dalam program kerja "22 hari 7abinet 7erja

    3oko 9idodo.

    entu timbul pertanyaan, mengapa para asosiasi perikanan itu protes keras E enurut

    hemat penulis disebabkan bahwa dalam penetapan kebijakan belum memperlihatkan

    keseimbangan aspek ekologi dan ekonomi yang menyangkut hajat hidup nelayan dan

    masyarakat pesisir. Dalam hal ini, 7ementerian 7elautan dan Perikanan (77P)

    tampaknya tidak melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam menetapkan

    kebijakan itu, dan tidak tersosialisasi dengan baik, terutama dalam pembatasan

    penangkapan lobster yang menjadi mata pencaharian nelayan kecil dan pembudidaya

    laut, pelarangan alat tangkap cantrang di area perairan neritik yang selama ini menjadi

    lokasi operasi kegiatan nelayan tradisional.

    #ering timbulnya masalah dalam penerapan kebijakan pelestarian sumberdaya

    perikanan dan kelautan tidak terlepas dari tarik menarik kepentingan ekologi

    (konservasi) di satu pihak dan kepentingan ekonomi di pihak lain. Pemerintah dalam hal

    ini 77P memandang bahwa sumberdaya perikanan harus dapat dimanfaatkan secara

    berkelanjutan (sustainability) baik untuk memenuhi kebutuhan masa kini maupun untuk

    kebutuhan masa mendatang sehingga tidak boleh dikuras habis-habisan sesuai amanat

    dari PP &o. >2 ahun 22C tentang 7onservasi #umberdaya %kan, sedangkan para pelaku

    usaha perikanan memandang bahwa sumberdaya perikanan harus dimanfaatkan secara

    maksimal dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum (maJimum pro$t).

    ntuk menyeimbangkan kepentingan ekologi dan ekonomi, sesungguhnya dapat

    dilakukan dengan menerapkan kebijakan :onasi pemanfaatan (utili:ation :onation)

    perairan laut dan pelaksanaan jeda penangkapan jenis ikan tertentu, yang bertujuan

    untuk kelestarian sumberdaya perikanan. Dengan kebijakan ini, maka di satu sisi daerah

    penangkapan nelayan tradisional untuk setiap wilayah perairan 7abupaten?7ota dapat

    diatur berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada, dan di sisi lain daerah

    perairan laut yang dinilai sudah mengalami tangkap lebih dapat dilakukan jeda

    penangkapan pada periode waktu tertentu. Dengan cara seperti ini, maka kegiatan

    nelayan kecil tetap berlangsung, dan melalui sosialisasi yang baik maka nelayan dapat

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    8/17

    menerima jeda penangkapan ikan dalam jangka waktu tertentu untuk konservasi

    sumberdaya ikan.

    Dalam kaitannya dengan :onasi pemanfaatan laut, kebijakan yang dikeluarkan 77P baru

    pada wilayah pengelolaan sumberdaya perikanan yang terdiri dari "" wilayah

    pengelolaan yang bersifat umum, dengan cakupan area perairan laut yang sangat luas.

    4leh sebab itu, sudah saatnya dilakukan :onasi wilayah pemanfaatan yang lebih rinci

    pada wilayah perairan kabupaten?kota, sehingga nelayan kecil dan pembudidaya ikan

    tradisional dapat terlindungi dan tetap beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan

    keluarganya.

    Konasi perairan tersebut terdiri dari Kona Pemanfaatan (utili:ation :one) yakni wilayah

    pemanfaatan perairan untuk kegiatan penangkapan, budidaya ikan dan wisata, Kona

    Penyangga (buLer :one) yakni wilayah pemanfaatan perairan untuk kegiatan riset dan

    konservasi, dan Kona %nti (no activity :one) yakni wilayah perairan yang khusus

    diperuntukkan untuk perlindungan habitat bagi pemijahan ikan (spawning ground).

    Kona ini relatif mudah dibuat di wilayah perairan neritik (pantai) dengan cakupan

    wilayah pengelolaan laut untuk kabupaten?kota antara 2 5 + mil laut sesuai dengan

    &omor * ahun "*** tentang 4tonomi Daerah. 8erdasarkan informasi dari 77P masih

    banyak kabupaten?kota yang belum menetapkan :onasi pemanfaatan perairan laut,

    pada hal :onasi perairan adalah dasar dari perencanaan pemanfaatan sumberdaya

    perikanan dan kelautan termasuk pengelolaan wilayah pesisir.

    Penetapan :onasi perairan bukanlah hal yang sulit dilakukan, karena penulis

    berkeyakinan 77P telah memiliki data dasar tentang potensi lestari perikanan laut untuk

    setiap kabupaten?kota. 8ahkan dugaan stok jenis ikan ekonomis penting juga sudah

    diketahui, sebagaimana halnya jenis Aobster yang sudah diketahui mengalami deplesi

    populasi di perairan laut khususnya di habitat perairan berkarang (coral reef

    ecosystem).

    Proses penetapan :onasi perairan laut haruslah melibatkan berbagai pemangku

    kepentingan (stakeholders), sehingga bila kebijakan itu diimplemen-tasikan di lapangan,

    dipastikan tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat pesisir?nelayan. Proses

    pelibatan masyarakat pesisir?nelayan dalam penetapan kebijakan adalah hal yang

    mendasar, karena mereka secara langsung terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya

    perikanan dan kelautan.

    ntuk menjamin kebijakan :onasi perairan dapat dilaksanakan secara konsisten, maka

    dibutuhkan pengawasan dari Dinas 7elautan dan Perikanan. &amun dengan menyadari

    bahwa kemampuan pemerintah relatif terbatas dalam pengawasan sumberdaya

    perikanan dan kelautan, akibat terbatasnya anggaran dan sarana pengawasan, maka

    perlu dikembangkan sistem pengawasan berbasis masyarakat. #istem pengawasan ini

    dinilai lebih efektif karena mereka berada di wilayah pesisir yang setiap hari dapat

    memantau kondisi di lapangan. Dalam hal ini pemerintah lebih berperan sebagai

    fasilitator dengan menyediakan sarana pengawasan, sedangkan 7elompok asyarakat

    Pengawas (Pokmaswas) menjadi ujung tombak pelaksana di lapangan. #emogaterwujud.MMM

    (Penulis adalah ;uru 8esar %lmu Perikanan dan 7elautan di niversitas &ommensen

    edan).

    Ditulis dalam 7elautan dan Perikanan

    https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/
  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    9/17

    eninggalkan komentar

    +ak Pengelolaan %u#berdaya *aut

    &E, -.

    Posted by hasitoan!"

    ;ebrakan enteri 7elautan dan Perikanan, #usi Pudjiastuti untuk memberantas kegiatan

    illegal $shing di perairan laut %ndonesia patut diapresiasi. &amun dengan menyadari

    bahwa kemampuan pemerintah relatif terbatas dalam pengawasan illegal $shing

    (praktek pencurian ikan dan perikanan destruktif) dan karena perairan laut kita yang

    sangat luas, dan terbatasnya anggaran untuk meyediakan sarana dan prasarana /#(monitoring, controlling, survailance), maka sudah saatnya dikembangkan sistem

    pengawasan berbasis masyarakat (community based controlling) secara nasional. 8ila

    ingin dikembangkan sistem pengawasan berbasis masyarakat, maka harus jelas hak

    pengelolaan masyarakat desa pantai yang berada di wilayah pesisir. ntuk memperjelas

    hak pengelolaan tersebut, maka konsep Property ight (P) sumberdaya kelautan dan

    perikanan harus dapat diimplementasikan di lapangan.

    7ebijakan nerapan P ini di satu segi akan mendorong ke arah pemanfaatan

    sumberdaya kelautan secara berkelanjutan (sustainability) dan di sisi lain dapat

    memaksimalkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat (maJimum social welfare)

    yang di dalammnya terlaksana sistem pengawasan sumberdaya kelautan secara

    simultan.

    Dalam bukunya &atural esource 6conomic and Policy, ietenberg ("**0) menjelaskan

    bahwa Property ight (P) adalah hak yang menyatakan tentang pengelolaan, hak

    istimewa, maupun pembatasan dalam penggunaan sumberdaya alam. Dengan

    mengetahui hak dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku manusia dalam

    pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, maka kebijakan pemerintah maupun

    alokasi pasar dapat direncanakan. Dengan adanya P yang jelas, maka pemanfaatan

    sumberdaya hayati laut akan lebih e$sien dan berkelanjutan, karena seluruh biaya yang

    timbul dalam pengelolaan sumberdaya hayati tersebut menjadi tanggungjawab pemilik

    P tersebut.

    'gar P itu dapat berjalan efektif dalam implementasinya, haruslah dipenuhi + kriteria

    berikut, yaitu ! ") hak pengelolaan harus dapat dinyatakan secara spesi$k (universality),

    ) semua manfaat dan biaya sebagai konsekuensi dari hak pengelolaan sumberdaya

    laut tersebut menjadi tanggungjawab pemilik P (eJclusivity), ) hak pengelolaan laut

    dapat ditransfer kepada pihak lain tanpa adanya paksaan (transferability), dan +) hak

    https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/#respondhttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/05/28/pro-kontra-kebijakan-perikanan/#respondhttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/
  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    10/17

    pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus terjamin keamanannya dari

    perampasan dan gangguan pihak lain (enforceability). 8agaimanakah hak pengelolaan

    ini dapat diterapkan di %ndonesia E

    #esuai dengan &omor * ahun "*** tentang 4tonomi Daerah, khususnya Pasal

    dan "2 yang menyatakan bahwa kewenangan propinsi dalam pengelolaan laut adalah +

    5 " mil laut, dan kabupaten?kota 2 5 + mil laut, maka penerapan P ini lebih baik

    diserahkan kepada daerah (desentralisasi kebijakan), sedangkan untuk wilayah perairan

    Kona 6konomi 6ksklusif (K66), P ini sebaiknya diberikan oleh pemerintah pusat karena

    menyangkut hak dan kewajiban hukum laut internasional (&/A4#).

    ndang-undang Perikanan % &o. +1 ahun 22* tentang perikanan khusunya Pasal C

    telah memberikan landasan hukum yang kuat dalam penerapan P ini. 'gar sistem dan

    kebijakan P ini dapat diimplementasikan lebih cepat, maka seyogianya pemerintah

    dapat mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang ak Pengelolaan Aaut yang di

    dalamnya mengatur secara detail mengenai P tersebut.

    Dalam penerapan P tersebut, kita tidak perlu berprasangka buruk bahwa wilayah lautakan dikapling-kapling. Dalam hal ini, wilayah laut tetap milik negara (state property)

    sesuai D "*+1, tetapi hak (i:in) pengelolaan diberikan kepada suatu kelompok

    masyarakat atau kepada pihak swasta. al seperti ini telah lama berlangsung di 3epang,

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    11/17

    Ditulis dalam 7elautan dan Perikanan

    " 7omentar

    Me#bangun Ekono#i Mariti#

    &E, -

    Posted by hasitoan!"

    #alah satu gagasan Presiden 3oko 9idodo dalam membangun sektor kelautan dan

    perikanan adalah menjadikan %ndonesia sebagai poros maritim dunia. ;agasan poros

    maritim dunia pada dasarnya adalah bagian integral dari pembangunan ekonomi

    maritim atau konsep revolusi biru. Nang menjadi pertanyaan, bagaimana strategi yang

    harus dilakukan %ndonesia khususnya 7ementerian 7elautan dan Perikanan (77P) agar

    gagasan presiden tersebut dapat terwujud E

    ntuk menjawab hal itu, maka penulis mengemukakan pendekatan yang harus

    dilakukan, yakni pendekatan berbasis sumberdaya (resource based approach),

    pendekatan kuantitas menjadi kualitas (added value approach), dan pendekatan

    kemitraan global (global partnership approach). Pendekatan berbasis sumberdaya pada

    dasarnya kita harus bertitik tolak dari potensi sumberdaya kelautan kita, baik hayati,

    non hayati dan jasa lingkungan laut. #edangkan pendekatan kuantitas menjadi kualitas

    bermakna pengembangan industri pengolahan produk perikanan untuk meningkatkan

    nilai tambah sesuai standar internasional, dan pendekatan kemitraan global bermakna

    kerjasama antar negara dalam investasi baik untuk infrastruktur kelautan maupun

    industri sarana produksi.

    / ,erbasis su#berdaya

    8ila dilihat dari potensi kelautan secara nasional, sungguh merupakan modal yang

    besar dalam pembangunan. Perairan nasional dengan luas ," juta km dan panjang

    garis pantai 0".222 km, mempunyai potensi perikanan lestari sebesar >,+ juta ton?tahun

    atau sekitar # @ "1 milyar?tahun, potensi budidaya laut (marine culture) seluas + juta

    hektar dengan potensi produksi +>,C juta ton?tahun atau sekitar # @ +>,C milyar?tahun,

    dan potensi budidaya air payau *".222 hektar dengan produksi sekitar " juta

    ton?tahun dengan nilai sekitar # @ "2 milyar?tahun, sehingga total potensi perikanan

    https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/#commentshttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/01/membangun-ekonomi-maritim/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/01/membangun-ekonomi-maritim/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/https://hasitopan64.wordpress.com/category/kelautan-dan-perikanan/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/10/hak-pengelolaan-sumberdaya-laut/#commentshttps://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/01/membangun-ekonomi-maritim/https://hasitopan64.wordpress.com/2015/02/01/membangun-ekonomi-maritim/https://hasitopan64.wordpress.com/author/hasitopan64/
  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    12/17

    sekitar # @ C" milyar?tahun. Dari total potensi sumberdaya perikanan tersebut, yang

    sudah digali baru sekitar # @ "C,> milyar?tahun atau +,1 persen.

    Disamping itu sektor kelautan juga memiliki potensi energi dari gelombang laut, pasang

    surut, 46/ (4cean hermal 6nergy /onvertion), produk bioteknologi laut, pariwisata

    bahari, industri maritim, jasa transportasi laut, bahan tambang dan mineral di dasar laut

    serta harta karun di dasar laut, sehingga total potensi kelautan kita mencapai sekitar #

    @ C1 milyar?tahun. 8ila kita lihat data tersebut, sungguh laut kita menyimpan kekayaan

    yang sangat besar, dan layak dijadikan sebagai penggerak ekonomi nasional dan

    andalan utama (leading sector) untuk mewujudkan pembangunan %ndonesia berbasis

    maritim.

    / Kuantitas #enjadi kualitas

    Pedekatan yang kedua yang patut dikembangkan 77P adalah perubahan kebijakan dari

    peningkatan produksi menjadi peningkatan kualitas produk perikanan. 8ila tujuan kitahanya meningkatkan produksi perikanan segar dan beku, maka nilai ekspor perikanan

    nasional tidak dapat mengalami peningkatan secara signi$kan karena harganya relatif

    lebih rendah. #angat berbeda bila produk perikanan dapat diolah menjadi bahan bernilai

    ekonomis tinggi dan berstandar internasional, dipastikan nilai ekspor perikanan akan

    meningkat signi$kan. 8erdasarkan data 77P, ekspor perikanan nasional tahun 2"

    hanya +," miliar dollar '#, dan bila dilakukan pengolahan produk perikanan, 7adin

    %ndonesia memperkirakan nilai ekpor perikanan akan meningkat empat kali lipat atau

    sekitar "> miliar dollar '# pada tahun 2">, dan menjadi +2 miliar dollar '# tahun

    2"*.

    8erdasarkan hal ini, sudah saatnya %ndonesia menyiapkan diri menjadi pusat

    pengolahan perikanan dunia, dan menerapkan standarisasi seluruh produk perikanan,

    sehingga produk perikanan %ndonesia dikenal di berbagai pasar dunia. al inilah yang

    dilakukan hailand dengan teknologi pengolahan inovatif menghasilkan produk olahan

    ikan bernilai ekonomis tinggi dan berstandar internasional (%#4) seperti produk #ashimi,

    Aoin,

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    13/17

    antar negara memungkinkan %ndonesia dapat menjadi pusat bisnis produk perikanan,

    dengan alasan rasional kita memiliki berbagai jenis ikan ekonomis penting (bahan

    baku), dan teknologi pengolahan diintroduksi negara lain, maka kemitraan ini

    memberikan peluang dan harapan %ndonesia menjadi pusat pengolahan perikanan

    dunia yang memberikan efek multiplier beragam terhadap berbagai subsektor kegiatan

    ekonomi maritim lainnya termasuk dalam penyerapan tenaga kerja.

    7emitraan global ini akan mudah dilakukan pada negara-negara yang tingkat konsumsi

    ikan per kapitanya sudah relatif tinggi, seperti 3epang, iongkok, dan negara-negara

    6ropa. 'rtinya, negara-negara tersebut memiliki potensi pasar yang tinggi terhadap

    produk perikanan, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Dengan demikian

    kemitraan global dalam pembangunan ekonomi maritime akan memberikan manfaat

    ganda bagi %ndonesia, yakni di samping mengakselerasi pemanfaatan sumberdaya

    kelautan, juga mempercepat alih teknologi perikanan dan kelautan bagi masyarakat

    %ndonesia.MMM

    (Penulis adalah ;uru 8esar %lmu Perikanan dan 7elautanniversitas 78P &ommensen edan).

    Anatomi Permasalahan Illegal Fishing dan Solusinya

    by on Oct 9th, 2012 Comments &*

    0leh

    Pro1 3r Ir Rokh#in 3ahuri4 M%

    ;uru 8esar

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    14/17

    9acana tentang illegal *shingmuncul bersama-sama dalam kerangka I%%(Illegal %nreporter!

    an! %nregulate!)*shing practicespada saat diselenggarakannya forum CCAM+R(Commision

    ,or Conser&ation o, Atlantic Marine +i&ing Resources5pada C 4ktober 5 C &opember "**C.

    Pada saat itu dibahas mengenai kerugian akibat praktek penangkapan ikan yang dilakukan oleh

    negara bukan anggota CCAM+R. Dari forum ini kemudian masalah illegal *shingini dijadikan isu

    utama di tingkat global oleh

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    15/17

    yang dimiliki dan mengatur pemanfaatannya dengan baik. al ini dapat mengancam kelestarian

    sumberdaya ikan.

    Penyebab I%% ishing

    erdapat beberapa faktor-faktor yang menyebabkan maraknya praktek -- fshingdi %ndonesia,

    beberapa diantaranya adalah sebagai berikut !

    ". erjadinya overfshing(tangkap lebih) di negara-negara tetangga yang kemudian mencari

    daerah tangkapan di %ndonesia untuk memenuhi kebutuhan produksi dan pemasarannya.

    eskipun, beberapa stok ikan di beberapa wilayah perairan (Pantai tara 3awa, sebagian #elat

    alaka, Pantai #elatan #ulawesi, dan #elat 8ali) telah mengalami over$shing. etapi, masih cukup

    banyak wilayah laut %ndonesia lainnya yang masih memiliki sumberdaya ikan cukup besar, seperti

    &atuna dan K66% (Kona 6konomi 6ksklusif %ndonesia) di Aaut /ina #elatan, Aaut 'rafura, Aaut

    #ulawesi, K66% di #amudera Pasi$k, K66% di #amudera india, dan wilayah laut perbatasan.

    %ndonesia dengan potensi produksi lestari (aJimum #ustainable Nield G #N) ikan laut sebesar

    >,1 juta ton?tahun merupakan salah satu negara dengan potensi ikan laut terbesar di dunia. #N

    ikan laut dunia sekitar *2 juta ton?tahun (

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    16/17

    *shingseperti yang telah diuraikan sebelumnya, pemerintah harus melaksanakan dua strategi secara

    simultan, yaitu strategi ke dalam (internal strategy) dan strategi keluar (e2ternal strategy).

    #trategi ke dalam terdiri dari empat strategi. Pertama, penyempurnaan sistem dan mekanisme

    peri:inan perikanan tangkap. 3umlah kapal penangkapan ikan yang dii:inkan beroperasi di suatu

    daerah penangkapan ikan tidak melebihi jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan (02= #N) agar

    usaha perikanan tangkap dapat berlangsung secara menguntungkan dan lestari. #elain itu secara

    bertahap paling lambat pada tahun 2" (pada saat kemampuan armada kapal ikan %ndonesia dapat

    menangkap seluruh sumberdaya di K66%), tidak ada lagi i:in penangkapan bagi 7%' (kapal ikan asing)

    di perairan K66%. Dan yang paling penting adalah prosedur pengurusan peri:inan secara transparan

    dan cepat.

    Ke!ua,pengembangan dan penguatan kamampuan pengawasan (penegakan hukum) dilaut.

    Pengembangan dan penguatan kamampuan pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa hal

    yaitu 7a5pemberlakuan sistem /# (Monitoring Control an! "ur&eillance) di mana salah satunya

    adalah dengan menggunakan B# (3essel Monitoring "ystems) seperti yang direkomendasikan

    pula oleh

  • 7/26/2019 Category Archives Perikanan

    17/17

    #elain itu, tersebut juga menegaskan bahwa pemeriksaan di sidang pengadilan dapat dilaksanakan

    tanpa kehadiran terdakwa. akim juga harus sudah menjatuhkan putusan paling lama 2 hari

    terhitung sejak tanggal penerimaan pelimpahan berkas perkara dari penuntut umum. 3angka waktu

    yang sama berlaku pula bagi hakim pengadilan tinggi serta ahkamah 'gung dalam memutuskan

    permohonan banding dan kasasi. Dengan kata lain penanganan pengadilan perikanan dapat dilakukan

    secara cepat dan e$sien mengingat karakteristik komoditas perikanan yang cepat busuk. Dengan

    pengadilan ad-hoc ini diharapkan nilai ikan yang dapat diselamatkan dapat meningkat sekaligus

    membantu mengurangi kerusakan kapal asing yang dijadikan bahan sitaan, yang bisa disumbangkan

    kepada nelayan nasional. 'danya perikanan ini harus didukung oleh para aparat penegak hukum di

    laut, dengan armada yang tangguh serta mental dan semangat untuk menegakan hukum merupakan

    kunci utama implementasi perikanan guna mengatasi permasalahan illegal *shing.

    Keempat,yaitu penguatan (moderenisasi) armada perikanan tangkap nasional. #alah satu penyebab

    maraknya praktek illegal *shingdi K66% adalah sedikitnya armada kapal ikan %ndonesia yang

    beroperasi di daerah K66% dikarenakan kemampuan armada kapalnya yang rendah (kemampuan

    jangkauan pendek dan waktu berlayar singkat). al ini menyebabkan para nelayan asing dengan

    leluasa menangkap ikan di wilaya K66%. Dengan kata lain, kita harus menjadikan nelayan kita sebagai

    tuan rumah di lautnya sendiri.

    #edangkan strategi keluar (e2ternal strategy) terkait dengan pentingnya kerjasama regional

    maupun international khususnya yang terkait dengan negara tetangga. Dengan meningkatkan peran

    ini ada manfaat sekaligus yang diperoleh. Pertama, %ndonesia dapat meminta negara lain untuk

    memberlakukan sangsi bagi kapal yang menangkap ikan secara ilegal di perairan %ndonesia seperti

    yang diuraikan di atas. Dengan menerapkan kebijakan anti I%% *shingsecara regional, upaya

    pencurian ikan oleh kapal asing dapat ditekan serendah mungkin. al ini misalnya telah dilakukan

    dalam bentuk5oint Commission "ub Committee o, isheries Cooperationantara %ndonesia

    dengan hailand dan