5
Catper; Catatan Perjalanan: Ohh! Gunung Prau – Iseng Iseng Berhadiah Catatan Perjalanan Gunung Prau. Info sejenak tentang Gunung Prau, Wonosobo. Gunung Prau adalah gunung yang tidak seberapa tinggi, tingginya hanya 2565 mdpl. Tapi jangan remehkan gunung ini, saya aja capek wkwk. Gunung Prau berada di kawasan wisata pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung Prau yang [katanya] sangat terkenal akan keindahan matahari terbitnya dengan latar gunung kembar Sindoro dan Sumbing, karena saya belum pernah kesana *eh pernah sekali itupun ke puncak sikunir bareng temen kampus tapi sampai sana cuaca tidak mendukung jadi nggak bisa melihat keindahan sunrise *** Oke. Berawal dari saudara saya, biasa saya panggil [mas budi] yang iseng iseng ngobrol ngalor-ngidul gak jelas haha [abaikan] yang saat itu pengen nanjak dan saya sendiri tidak ingin nanjak karena males (baca:capek), dengan obrolan yang mendoktrin saya agar ngikut nanjak saya pun luluh menemani wkwk saat itu ada 3 pilihan mau kemana , slamet, ciremai dan prau. Setelah berdiskusi yang cukup alot akhirnya diputuskanlah ke Gunung Paru, Wonosobo. Alasannya karena Gunung Slamet dan Ciremai katanya lagi kebakaran. Setelah belanja logistik dan air untuk konsumsi selama 2 hari 1 malam karena di Gunung Prau tidak ada sumber air. Pada hari itu juga, tanggal berapa (baca:lupa) pokoknya masih di tahun 2015 :D

Catper Ohh!! Gunung Prauu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

catatan perjalanan!catper: Prau Mmempesona Ah!

Citation preview

Page 1: Catper Ohh!! Gunung Prauu

Catper; Catatan Perjalanan: Ohh! Gunung Prau – Iseng Iseng Berhadiah

Catatan Perjalanan Gunung Prau. Info sejenak tentang Gunung Prau,

Wonosobo. Gunung Prau adalah gunung yang tidak seberapa tinggi, tingginya hanya

2565 mdpl. Tapi jangan remehkan gunung ini, saya aja capek wkwk. Gunung Prau

berada di kawasan wisata pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung Prau

yang [katanya] sangat terkenal akan keindahan matahari terbitnya dengan latar

gunung kembar Sindoro dan Sumbing, karena saya belum pernah kesana *eh pernah

sekali itupun ke puncak sikunir bareng temen kampus tapi sampai sana cuaca tidak

mendukung jadi nggak bisa melihat keindahan sunrise ***

Oke. Berawal dari saudara saya, biasa saya panggil [mas budi] yang iseng

iseng ngobrol ngalor-ngidul gak jelas haha [abaikan] yang saat itu pengen nanjak dan

saya sendiri tidak ingin nanjak karena males (baca:capek), dengan obrolan yang

mendoktrin saya agar ngikut nanjak saya pun luluh menemani wkwk saat itu ada 3

pilihan mau kemana , slamet, ciremai dan prau. Setelah berdiskusi yang cukup alot

akhirnya diputuskanlah ke Gunung Paru, Wonosobo. Alasannya karena Gunung Slamet

dan Ciremai katanya lagi kebakaran.

Setelah belanja logistik dan air untuk konsumsi selama 2 hari 1 malam karena di

Gunung Prau tidak ada sumber air. Pada hari itu juga, tanggal berapa (baca:lupa)

pokoknya masih di tahun 2015 :D langsung kita packing semaksimal mungkin dengan 2

Tas Carrier, masuklah perlengkapan-perlengkapan nanjak; tenda, makanan, pakaian,

nesting, sleeping bag, etc. sempat terjadi kontrovesi karena tas cariier terlalu besar dan

gak bisa dimasukan ke depan motor matic :D, kan gak mungkin cewe gendong carrier

dibelakang bonceng :D

Perjalanan dimulai dari Kota Tegal menuju pegunungan Dieng dengan

menggunakan dua motor matic. Kami berempat dua cowo dan 2 cewe. Perjalanan dari

Tegal ke Dieng kira-kira memakan waktu 4 jam, itupun kalau gak macet. Dari Tegal

kami berempat berangkat jam 07.00 Pagi dan Jam 11 siang kami udah sampai di

Dieng Basecamp Pendakian Gunung Prau. Pendakian Gunung Prau ini bisa melalui

Page 2: Catper Ohh!! Gunung Prauu

beberapa jalur. Dan kami naik via dieng, turun via patak banteng.

Gunung Prau memang gunung yang tidak seberapa tinggi (2565 mdpl) namun tetap

saja yang namanya gunung, jalur pendakiannya pasti menanjak. Dengan beban tas

keril yang cukup bikin ngos-ngosan (airnya aja 6 botol dibagi 2).

Perjalanan dari basecamp Sekitar jam 1 Siang sampai Puncak Prau 6 Malam,

kami tempuh dalam waktu kira-kira 6 jam-an karena karena emang nyantai

(baca:selow) gak buru buru amat. Saat itu ramenya bukan main di puncak maklum

waktu itu masih dalam rangka libur lebaran. Selama perjalanan kami banyak istirahat

dan menikmati pemandangan sekitar uyee. Dan saat itu kita (baca:cowo) terlalu banyak

santai, akhirnya para cewe disuruh jalan duluan dan nunggu di puncak prau. Setelah

berjibaku setapak demi setapak akhirnya kami (cowo) sampai dipuncak dan segera

mencari temen kami para cewe-cewe pemberani. Saat itu kami (cowo) dan mereka

(cewe) ada salah komunikasi (baca:miss) yang seharusnya nunggu dipuncak malah

mereka menunggu kami di bukit teletubies. Saat itu kami mondar mondir mencari temen

cewe kami; bolak-balik puncak-bukit; nyari sana sini; tanya pendaki lain ngeliat cewe ini

(spesifikasinya) dan mereka tidak ada yang tau mereka lewat mana. Akhrinya kami

putuskan untuk ke bukit teletubies, disini kami nanya lagi dengan pendaki lain dan

kondisi itu makin larut malam, setelah nyorot senter sana sini dan berteriak sekencang

mungkin memanggil nama mereka akhirnya ada pendaki lain yang menyorotkan senter

kekami dan berteriak lagi sambil lari lari dan benar saja ternyata disitu ada teman kami

cewe yang sedang berlindung di tenda pendakin lain (asalbandung) dari kejamnya

angin puncak hwa. Betapa terharunya kami saat itu menemukan teman kami (cewe)

yang saat itu saya dan saudara saya yang hampir putus asa mencarinya.

Setelah itu kami langsung mendirikan tenda disekitaran tenda pendaki itu dan

saya memanggil mereka untuk ke tenda yang sudah kita dirikan. Acara camping

ceriapun berganti dramatis, langsung memasak mie, minum teh panas, dan sedikit

cemilan setelah itu langsung bergegas tidur tanpa banyak obrolan! kami langsung

menggelar sleeping bag masing-masing buat bobok malem. Sambil menunggu sunrise

esok hari, kami terlelap di dinginnya malam Puncak Gunung Prau. Jam 5 pagi saat

ayam berkokok (baca:alarm hp), kami terbangun dari lelapnya malam yang membuai

Page 3: Catper Ohh!! Gunung Prauu

kami. Sebenernya masih males bangun pagi-pagi (masih ingin terbuai dialam mimpi)

tapi apalah daya dibangunin terus sama saudara ane.

Tak ingin melewatkan moment sunrise di Gunung Prau, kami bergegas keluar

dari tenda. Fyuuuh, Gunung Prau pagi ini seperti pasar, rameee pake banget

sumpaaaaah. Agak kesulitan untuk mencari spot tempat berfoto yang agak privasi,

semua sisi sudah penuh dengan manusiamanusia pemburu sunrise haha.

Waktu itu cuaca begitu cerah, Gunung Sindoro, Sumbing tampak gagah berdiri di

depan mata kami. Samar-samar Gunung Merbabu dan Merapi di tiang jauh terlihat di

belakang gunung kembar Sindoro Sumbing. Meskipun cuaca cerah namun

pemandangan waktu itu masih belum membuatku puas karena lautan awan yang aku

nantikan tak muncul. Akhirnya bulatan kuning di ufuk timur muncul dari

persembunyiannya. Terlihat para pendaki mengabadikan momen spesial itu dengan

kamera yang mereka bawa seperti kamera pocket, DSLR, ataupun kamera hp. Tak lupa

Kami pun ikut foto-foto dengan latar Sindoro Sumbing yang gagah nan mempesona.

Tak lama setelah matahari agak meninggi, kami kembali ke tenda untuk sarapan

pagi dengan menu seadanya dengan didampingi teh panas ahh nikmatnya. Tak banyak

yang kami lakukan saat itu. Setelah acara makan makan selesai dan kembali menikmati

suasanya dipuncak prau. Sekitar pukul 9 pagi kamipun membokar tenda dan packing

untuk selanjutnya turun dan tidak ingin berlama-lama dipuncak haha rame gan gak

terlalu menikmati wkkw. Kami turun via patak banteng. Dan yang turun via jalur ini

banyaaak bener rame sangat dan harus ngantri ajib gan, saat itu juga musim kemarau

debu berkeliaran dimanamana membuat ane gak terbang haha. Sesmpainya di

basecamp patak banteng kami istirahat sejenak sambil makan makanan ringan

nyaaaam, tak lama kemudian kami langsung meluncur ke basecamp dieng karena

motor kami dititipkan disana. Dari basecamp patak banteng ke dieng kira kira 15 menit

menggunakan angkutan umum Rp. 2.000/orang. Sesampainya di basecamp dieng

istirahat lagi, cari makanan; makan dan hari itu juga kami pun pulang menuju rumah.

Puas rasanya meski suasana kurang menikmati karena begitu banyaknya

pendaki dipuncak dan hampir 100 tenda mungkin di bukit teletubies Gunung Prau di

liburan kali ini ditambah lagi lautan awan yang benar-benar mengagumkan. Akhirnya

Page 4: Catper Ohh!! Gunung Prauu

kami berdua pulang dengan hati puas meskipun ada sedikit kejadian yang hampir

membuat liburan kami berantakan (privasi).

SELESAI –

Note : maaf bila tulisannya berantakan, alurnya gimana dan gak ada yang menarik! bukan penulis soalnya :D