7
Chicken Anemia Virus merupakan bagian dari famili Circoviridae serta genus Circovirus. Virionnya berupa virus DNA kecil dengan genom sirkuler, terkait secara kovalen, serta untai negatif tunggal. Genom CAV. Kapsid dari CAV terdiri atas protein VP1 tipe tunggal, yang terenkapsidasi pada genom untai negatif yang terdiri atas 2.300 basa. VP1 memiliki daerah N-terminal yang terdiri atas 50 asam amino yang berinteraksi dengan DNA. Daerah C-terminal terasosiasi dengan replikasi sirkuler bergilir dari DNA, meyakinkan bahwa VP1 memiliki baik peranan struktural maupun fungsional. VP2 merupakan protein fosfatase dengan spesifitas ganda dan telah ditunjukkan bahwa protein ini berinteraksi dengan VP1, kemungkinan membantu penyusunan VP1 untuk membentuk stabilitas. Ketika sel terinfeksi, protein VP3 terkolokalisasi dengan kromatin seluler dan membentuk agregat, kemudian sel menjadi apoptotik. VP2 dan VP3 merupakan protein non struktural. Virion berbentuk ikosahedral dengan diameter kurang lebih 25 nm. Kapsidnya terbentuk dari 12 kapsomer konikal yang pentagonal. CAV memiliki rentang host yang tajam, menginfeksi ayam dan sehingga mempengaruhi industri daging dan telur. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan dapat sangat besar sebagai konsekuensi dari wabah yang menyebabkan kematian dan penyakit oleh infeksi sekunder dan penurunan berat badan broiler. Protein apoptin menginduksi apoptosis pada sel ayam yang terinfeksi. Sebagai tambahan, CAV juga menyebabkan apoptosis sel tumor manusia, tetapi tidak pada sel normal manusia. Sumsum tulang dan timus merupakan organ target

CAV infek 2.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CAV infek 2.docx

Chicken Anemia Virus merupakan bagian dari famili Circoviridae serta

genus Circovirus. Virionnya berupa virus DNA kecil dengan genom sirkuler,

terkait secara kovalen, serta untai negatif tunggal. Genom CAV. Kapsid dari CAV

terdiri atas protein VP1 tipe tunggal, yang terenkapsidasi pada genom untai

negatif yang terdiri atas 2.300 basa. VP1 memiliki daerah N-terminal yang terdiri

atas 50 asam amino yang berinteraksi dengan DNA. Daerah C-terminal terasosiasi

dengan replikasi sirkuler bergilir dari DNA, meyakinkan bahwa VP1 memiliki

baik peranan struktural maupun fungsional. VP2 merupakan protein fosfatase

dengan spesifitas ganda dan telah ditunjukkan bahwa protein ini berinteraksi

dengan VP1, kemungkinan membantu penyusunan VP1 untuk membentuk

stabilitas. Ketika sel terinfeksi, protein VP3 terkolokalisasi dengan kromatin

seluler dan membentuk agregat, kemudian sel menjadi apoptotik. VP2 dan VP3

merupakan protein non struktural. Virion berbentuk ikosahedral dengan diameter

kurang lebih 25 nm. Kapsidnya terbentuk dari 12 kapsomer konikal yang

pentagonal.

CAV memiliki rentang host yang tajam, menginfeksi ayam dan sehingga

mempengaruhi industri daging dan telur. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan

dapat sangat besar sebagai konsekuensi dari wabah yang menyebabkan kematian

dan penyakit oleh infeksi sekunder dan penurunan berat badan broiler. Protein

apoptin menginduksi apoptosis pada sel ayam yang terinfeksi. Sebagai tambahan,

CAV juga menyebabkan apoptosis sel tumor manusia, tetapi tidak pada sel normal

manusia.

Sumsum tulang dan timus merupakan organ target yang paling penting

dari patogenesa infeksi CAV. Perusakan hemositoblast pada sumsum tulang

berdampak pada penurunan jumlah eritroid dan mieloid yang parah sehingga

menyebabkan anemia. Perusakan sel-sel progenitor limfosit T pada timus

berdampak pada penurunan jumlah sel-sel sitotoksik dan helper yang matang serta

menginduksi atrofi yang parah. Penyakit biasanya muncul ketika tiga minggu

pertama sebagai hasil dari penularan vertikal ataupun kontak pada saat menjelang

penetasan. CAV dapat ditularkan antara ayam secara horizontal maupun vertikal.

Penyebaran horizontal biasanya terjadi melalui jalur oral-fekal, tetapi infeksi

melalui jalur pernapasan dapat terjadi melalui percobaan dengan burung

terinfeksi.

Virus ini menyebabkan anemia, atrofi limfoid dan peningkatan angka

kematian pasca infeksi ayam umur satu hari. Infeksi pada burung yang lebih tua

oleh CAV berdampak pada penyakit subklinis dan penurunan resistensi terhadap

patogen lain. Infeksi ganda pada ayam dengan virus imunosupresif lainnya

Page 2: CAV infek 2.docx

meningkatkan keparahan gejala CAV dan penurunan resistensi burung tua

terhadap infeksi.

Di Bangui (afrika tengah), antibodi anti CAV ditemukan pada serum 147

ayam dari 400 ayam yang telah dianalisa. Paling sedikit terdapat satu ayam

dengan antibodi anti CAV pada 36% flock di peternakan. Kebanyakan flock yang

dinyatakan seropositif pada usia ayam tertentu menjadi seropositif pada usia 5

minggu. Pada dua pasar burung dimana serum dikoleksi, 69% ayam dinyatakan

seropositif. Di afrika tengah, asam nukleat dari CAV terdeteksi pada 45,8 % flock.

Pengurutan daerah pengkodean VP1 dilakukan untuk seluruh sampel yang positif

terhadap CAV tetapi hanya 228 urutan pada sedikitnya 1281 nukleotida dari 433

sampel positif didapat. Filogeni dari 228 urutan-urutan gen VP1 ini mengungkap

beberapa cluster yang terdapat di dalam kelompok II atau III pada kedua negara.

Strain CAF1 sangat mirip antara satu dengan lainnya dan satu strain CAF09-144

dikelompokkan ke dalam cluster diluar kelompok CAF1. Strain CAF1 paling

dekat hubungannya dengan strain-strain yang berasal dari Argentina. CAF2 terdiri

dari hanya dua strain yang membentuk cluster yang terisolasi di dalam kelompok

II. Dua puluh lima strain membentuk kelompok CAF3. Kelompok CAF4 terdiri

atas 8 strain dan beragam seperti halnya dengan CAF2. Pada seluruh kelompok

terdapat strain-strain yang didapat dari peernakan dan pasar burung, kecuali

CAF2 yang hanya memiliki strain-strain yang didapat dari pasar saja.

Seratus tujuh puluh lima urutan dari ayam dimasukkan ke dalam 5 cluster,

CMR1 hingga CMR5. CMR1 diantaranya termasuk 104 strain dari tahun 2008 dan

2009 dan strain dari Nigeria. CMR2 diantaranya termasuk 11 strain dari tahun

2009 dan berhubungan erat dengan strain dari Jepang dan juga cluster CAF3.

Kelompok CMR3 diantaranya termasuk 35 strain dari tahun 2009 dan

berhubungan erat dengan strain dari Cina. Sebagai tambahan, Satu strain CMR09-

565.1 dimasukkan dalam cluster diluar CMR3. Cluster CMR4 termasuk

diantaranya 21 strain yang sangat mirip dengan strain-strain yang didapat pada

tahun 2007. Dua strain dari tahun 2009 dimasukkan ke dalam cluster CMR5, dan

satu strain tidak bercampur dengan strain-strain CAF1.

Setelah dilakukan kloning, urutan-urutan dari klon-klon tersebut

dibandingkan dengan elektroferogram dari sampel yang tidak diklon dan

menunjukkan tanda adanya infeksi campur. Elektroforegram sampel asli dengan

klon-klon tersebut cocok pada seluruh kasus, sehingga dapat dikatakan bahwa

infeksi campur tidak terjadi karena kesalahan amplifikasi.

Pada Republik Afrika Tengah, 6 dari 20 flock dimana urutan-urutan CAV

didapat, mengandung strain-strain dengan 2 genotipe yang berbeda, baik CAF1

Page 3: CAV infek 2.docx

dengan CAF3 maupun CAF1 dengan CAF4. CAF1 dan CAF4 ditemukan pada dua

pasar.

Urutan VP1 CAV pada 13 sampel dari Kamerun menunjukkan nukleotida-

nukleotida yang rancu terklonisasi. Analisa pada klon menunjukkan bahwa

sampel-sampel tersebut memiliki lebih dari satu genotipe CAV, meyakinkan

bahwa infeksi campur yang terjadi pada tahun 2007 antara CMR1 dengan CMR3

atau antara strain-strain CMR1 yang berbeda dibedakan oleh 7 nukleotida.

Seroprevalensi secara keseluruhan pada flock-flock di Afrika Tengah yang sebesar

36.7% tampak lebih rendah dari kebanyakan negara berkembang lainnya. Secara

normal, serokonversi tidaklah homogen di dalam suatu flock dan juga meningkat.

http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Chicken_anemia_virus. 5 Mei 2013.

Page 4: CAV infek 2.docx

Metode

Pengambilan sampelPengambilan sampel dilakukan di peternakan ayam yang berlokasi di Bangui dan Kamerun. Lokasi pengambilan sampel adalah kloaka atau trakhea. Ayam yang dijadikan sampel untuk daerah Bangui adalah ayam broiler berusia 18-68 hari dan ayam layer berusia 8 minggu sampai 3 tahun. Ayam yang dijadikan sampel di daerah Kamerun tidak diketahui dengan pasti umurnya. Waktu pengambilan sampel di daerah Bangui adalah setiap bulan selama Juni 2008 sampai Desember 2010, sementara waktu pengambilan sampel di daerah Kamerun adalah Januari-Juni 2007 dan April-Juni 2009.

Uji ELISAUji ELISA dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap CAV. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kit FlockCheckCAV. Sampel dengan rasio S/N <0,60 dianggap positif.

Uji PCRSampel dimasukan ke dalam 500µl virus transport medium (VTM) yang mengandung 2000 U/ml penicillin, 200 mg/ml streptomycin, 2000 U/ml polymyxin B, 250 mg/ml gentamycin, 60 mg/ml ofloxacin, 200 mg/mlsulfamethoxazole and 2.5 mg/ml amphotericin B. Asam nukleat virus diekstrak dengan menggunakan QIAamp Viral RNA Mini Kit (Qiagen, Venlo, TheNetherlands). Asam nukleat tersebut diuji menggunakan metode PCR dengan menggunakan primer 5’-CCCAGTACATSGTGCTGTT-3’. Berikut adalah siklus PRC yang dilakukan: denaturasi pada suhu 95°C selama 5 menit, 40 siklus amplifikasi pada 95°C selama 30 detik, 54°C (siklus pertama) atau 60°C selama 30 detik, , 72°C selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72°C selama 10 menit. Hasil PCR dilihat dengan menggunakan elektroforesis.

Analisis PhylogeneticAnalisis Phylogenetic dilakukan dengan MEGA v5.03 menggunakan Kimura 2-parameters model.

Page 5: CAV infek 2.docx