30
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikkes PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Nomor Kep / / X / 2008 Tanggal Oktober 2008 CEDERA PANAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Panasnya suhu udara disertai kelembaban tinggi, dapat menimbulkan keadaan patalogis pada tubuh manusia terutama bila keadaan ini disertai dengan suatu kegiatan tubuh yang dapat meningkatkan metabolisme berupa kegiatan fisik yaang berat. b. Penyakit akibat cidera panas umumnya merupakan spektrum penyakit mulai dari yang ringan yaitu kejang – kejang panas, kelelahan panas sampai yang mengancam nyawa yaitu sengatan panas ( heat stroke ). c. Untuk mengurangi timbulnya kecelakaan akibat cedera panas, para anggota pasukan dan khususnya para anggota kesehatan perlu mengenal gejala – gejala, pencegahan dan penanggulangan gangguan udara panas, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat. 2. Maksud Da Tujuan. a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk memberikan gambaran tentang penanggulangan gangguan udara panas. b. Tujuan. Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dalam memberikan RAHASIA

Cedera Panas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cedera Panas meliputi Heat Cramp, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke

Citation preview

1

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan DanpusdikkesPUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Nomor Kep / / X / 2008

Tanggal Oktober 2008

CEDERA PANAS

BAB IPENDAHULUAN

1. Umum

a. Panasnya suhu udara disertai kelembaban tinggi, dapat menimbulkan keadaan patalogis pada tubuh manusia terutama bila keadaan ini disertai dengan suatu kegiatan tubuh yang dapat meningkatkan metabolisme berupa kegiatan fisik yaang berat.

b. Penyakit akibat cidera panas umumnya merupakan spektrum penyakit mulai dari yang ringan yaitu kejang – kejang panas, kelelahan panas sampai yang mengancam nyawa yaitu sengatan panas ( heat stroke ).

c. Untuk mengurangi timbulnya kecelakaan akibat cedera panas, para anggota pasukan dan khususnya para anggota kesehatan perlu mengenal gejala – gejala, pencegahan dan penanggulangan gangguan udara panas, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.

2. Maksud Da Tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk memberikan gambaran tentang penanggulangan gangguan udara panas.

b. Tujuan. Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dalam memberikan pelajaran tentang cedera panas, serta sebagai referensi bagi Pasis Sesarcab Tahap II Kecabangan Kesehatan dalam proses belajar mengajar.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup naskah ini membahas tentang Pengaturan Suhu Badan Manusia, Gangguan yang disebabkan oleh pengaruh Udara panas, pencegahan dan Penanggulangan secara umum terhadap timbulnya korban akibat Udara panas.

RAHASIA

RAHASIA

2

b. Tata Urut. Naskah Departemen ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan2) Kasus Cedera Panas3) Pencegahan Cedera Panas4) Praktek WBGT dan Penanganan Cedera Panas5) Evaluasi.6) Penutup.

BAB II

KASUS CEDERA PANAS

4. Umum.

a. Manusia sebagai mahluk yang berdarah panas akan mempunyai suhu badan yang tetap atau konstan yaitu sekitar 370 C. Dalam keadaan suhu yang dingin maupun panas, tubuh manusia akan selalu mengatur suhu badannya untuk pada 370.

b. Pada keadan suhu sekitar panas, kulit tubuh akan berkeringat dan berwarna kemerah – merahan, yang menunjukkan bahwa tubuh berusaha membuang sebagian panas badan melalui penguapan keringat dan mengalirkan darah panas dari bagian dalam tubuh kepermukaan kulit agar panas tubuh dapat dikeluarkan dari tubuh.

c. Pada keadaan suhu sekitarnya dingin, kulit tubuh akan kelihatan pucat sebagai akibat penyempitan pembuluh darah, yang menunjukkan bahwa tubuh berusaha untuk melindungi darah yang panas yang tidak tersalur kebagian luar tubuh sehingga tidak terpengaruh oleh suhu udara luar yang dingin. Bahkan akan tampak tubuh pun menggigil, yang menunjukkan bahwa tubuh berusaha menggerakkan ototnya dan dengan demikian akan timbul panas badan, sehingga menambah suhu badan agar tetap pada 370 C.

5. Sistem Pengaturan Suhu Badan Manusia

a. Sistem Otak. Otak sebagai sistem susunan syaraf pusat, melalui jaringan syarafnya yang menyebar keseluruh bagian tubuh akan menerima rangsangan tentang keadaan suhu diluar tubuh terutama melalui ujung – ujung syaraf yang berada di permukaan kulit. Rangsangan yang diterima dari kulit daerah tepi tubuh ini diterima otak dan otak mengirimkan rangsangan kembali keorgan tubuh tertentu untuk mengadakan reaksi agar suhu tubuh tetap pada 370.

3

b. Sistem Kelenjar Keringat.

1) Bila suhu udara sekitar tubuh meningakat, kelenjar kerinat akan mengeluarkan keringatnya. Keringat yang keluar akan berusaha menguap dan untuk penguapan ini diperlukan panas, dan panas ini diambil dari panas tubuh, dengan demikian tubuh menjadi lebih dingin.

2) Usaha pendinginan suhu badan melalui penguapan keringat merupakan usaha pengeluaran panas badan yang terpenting bagi tubuh dalam proses pengeluaran panas tubuh.

c. Sistem Pembuangan Air Seni. Suhu air seni akan sama dengan suhu badan, dan dengan banyaknya air seni yang dikeluarkan air seni akan ikut dikeluarkan dari suhu tubuh.

d. Sistem Pernapasan. Udara dalam paru – paru yang menerima panas tubuh akan dikeluarkan dari tubuh, dan makin banyak udara yang kelur masuk paru – paru, maka akan lebih banyak panas tubuh yang dikeluarkan.

e. Sistem Peredaran Darah. Darah yang mengalir keseluruh bagian tubuh, akan membawa panas badan keseluruh tubuh. Melebar dan menyempitnya penbuluh darah akan mempengaruhi pemindahan suhu panas dari bagian tertentu ketempat lain.

Terutama pengaliran darah kepermukaan kulit merupakan pemindahan panas dari bagian dalam tubuh ke bagian luar tubuh. Dengan mengatur pelebaran pembuluh darah dan kecepatan aliran darah melalui pemompaan jantung akan mempengaruhi besarnya panas yang dikeluarkan melalui permukaan kulit tubuh, sebaliknya dapat menerima panas dari luar kedalam tubuh.

6. Pertukaran Panas Badan dengan Panas Lingkungan.

a. Metabolisme adalah suatu pembakaran zat makanan dalam tubuh yang dapat menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk gerakan – gerakan otot dan fungsi organ tubuh.

b. Didalam proses metabolisme selain menghasilkan tenaga juga timbul panas, dengan demikian panas dalam tubuhakan terus terbentuk selama metabolisme tersebut berjalan. Dan panas yang timbul harus dikeluarkan dari tubuh agar tubuh mempunyai suhu yang tetap.

c. Usaha pengeluaran panas ini paling banyak melalui permukaan kulit. Pengeluaran melalui kulit ini dilakukan dengan cara :

1) Radiasi atau pancaran panas, yaitu pemindahan panas melalui pancaran langsung dari tubuh kelingkungannya. Pancaran panas adalah suatu pancaran gelombang elektro magnetik yang disebut sinar infra merah. Radiasi merupakan 50% dari cara pengeluaran panas tubuh. Pancaran panas melalui radiasi ini akan bertahan antara lain oleh adanya kelembaban udara, tertutup oleh pakaian. Makin dingin udara diluar tubuh makin banyak panas yang dipancarkan keluar tubuh. Kira – kira 85% dari permukaan kulit tubuh ikut berperan pada proses pancaran panas ini, kecuali bagian –

4

bagian tubuh tertentu misalnya pada bagian dalam lengan sertaa paha dan ketiak.

2) Konveksi atau hantaran panas, yaitu penyaluran panas melalui atau dengan terbawa oleh aliran atau pemindahan zat ( biasanya udara, angin dan air ), seseorang yang tidak memakai baju, dimana kulit tubuh bersinggungan langsung dengan udara luar atau langsung tertiup angin maka hantaran panas akan lebih banyak. Udara yang mengalir dan menyinggung akan membawa atau menarik sebagian panas dari tubuh, dan terbawa oleh aliran udara tersebut. Seseorang yang yang memakai baju atau penutup badan, berarti menghalangi kulit tubuh dari aliran angin, bahkan dibawah baju tersebut terdapat lapisan udara yang tidak bergerak, yang juga ikut menghalangi aliran angin akan mempengaruhi kecepatan hantaran panas. Dengan demikian seseorang yang bekerja dengan tubuh sebagian terbuka dan alairan angin yang cukup akan dapat bertahan lama dan lebih nyaman, karena kelebihan panas tubuh yang terjadi karena bekerja, akan cepat keluar darintubuh.

3) Induksi panas, adalah pemindahan panas dari benda ( biasanya benda padat ) yang berada diluar tubuh, melalui kontak melekat langsung pada kulit tubuh, karena benda tersebut lebih panas dari tubuh. Sebagai contoh : seorang yang berdiri dijalan aspal pada siang hari yang panas tanpa memakai sepatu, tubuhnya akan menerima panas langsung dari aspal yang panas melalui kulit telapak kaki.

4) Konduksi panas, adalah pemindahan panas dari permukaan tubuh ke benda ( biasanya benda padat ) yang berada diluar tubuh, melalui kontak melekat langsung pada benda tersebut, karena benda tersebut lebuh dingin. Sebagai contoh : seseorang yang menempelkan bongkahan es ke kulit tubuh seseorang, maka secara langsung panas tubuh akan berpidah ke es yang dingin tersebut . demikian juga seseorang yang berendam dalam air dingin, maka panas tubuh secara langsung berpindah pada suhu secara langsung berpindah pada suhu dingin air tersebut.

5) Evaporasi atau penguapan air, adalah proses perubahan zat cair menjadi gas atau uap, dimana pada proses ini diperlukan panas. Penguapn yang terdapat pada tubuh manusia terjadi melalui dua cara : yakni melalui penguapan keringat dan pengupan air melalui pernapasan paru – paru. Keringat yang dikeluarkan tubuh melalui permukaan kulit akan cepat menguap bila udara diluar tubuh lebih kering dan terdapat aliran angin. Makin cepat penguapan akan makin memerlukan panas, dan kebutuhan panas ini diambil dari panas tubuh, dan dengan demikian suhu badan akan menjadi lebih dingin. Pada proses pernapasan, terjadi pengaliran udara darim luar kedalam rongga paru – paru. Makin cepat aliran udara pernapasan maka penguapan cairan yang terdapat diselaput lendir paru – paru akan lebih cepat, dengan demikian panas badan akan menjadi lebih dingin.

5

7. Kasus Cedera Panas.

a. Latihan berat dibawah terik matahari dapat mengakibatkan jatuhnya korban bahkan kematian yang disebabkan oleh gangguan yang disebabkan oleh udara panas.

b. Akibat panas yang cukup tinggi, pengeluaran panas tubuh yang terutamaa yng melalui evaporasi, konveksi dan konduksi tidak dapat untuk mencukupi untuk menurunkan suhu, dan hal ini akn mengakibatkan timbulnya penumpukan panas yang berlebihan didlam tubuh itu sendiri.

c. Gangguan yang timbul dapat merupakan suatu keadaan yang ringan sampai berat dan kadang – kadang dapat menyebabkan kematian. Keadaan yang didapat berupa :

1) Heat Cramps ( Kejang Panas).2) Heat Exhaustion ( Kelelahan Panas).3) Heat Stroke ( Sengatan panas )

d. Dari ketiga keadaan diatas, maka yang paling perlu diperhatikan adalah sengatan panas, karena hal ini dapat menyebabkan kelainan patologis tubuh yang paling berat.

1) Kejang Panas ( Heat Cramps ).

a) Pengertian. Kejang panas adalah suatu gangguan akibat latihan fisik dilingkungan udara panas yang tinggi dan merupakan kelainan yang ditandai gejala – gejala khas adanya kejang – kejang otot badan, yang datang secara mendadak.

b) Penyebab. Kejang – kejang panas disebabkan karena kerja otot yang berat. Pada keadaan ini didapatkan spasme otot yang menimbulkan rasa nyeri sebagai akibat dari penurunan Natrium karena pengeluaran keringat yang banyak pada cuaca yang panas.

c) Gejala – gejala pada Tahap Dini. Gejala pada kejang – kejang panas berupa :

(1) Kejang otot (2) Sifatnya mendadak dan sangat nyeri.(3) Terutama mengenai otot fleksor anggota dan dapat juga menyerang otot perut sehingga menyerupai akut abdomen. Pada perabaan otot – otot teraba tegang dan ada benjolan – benjolan.

(a) Kulit pucat dan basah.(b) Suhu dan tekanan darah tetap normal.(c) Kesadaran tetap baik. (d) Serangan gejala –gejala tersebut datangnya secara tiba – tiba.(e) Bila tidak segera ditolong atau diobati maka gejala – gejala tersebut dapat berlangsung berjam –jam.

6

(4) Pencegahan. sebelum dan selama latihan agar diberikan garam dapur dala air minum.

2) Kelelahan Panas.

a) kelelahan panas (Heat Exhaustio). Adalah merupakan suatu keadaan akibat terlalu lama berada di tempat dengan udara atau cuaca panas. Dari ketiga serangan panas maka kelelahan panas merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Jika dibiarkan berlarut dan tidak segera ditangani maka dapat meningkat – meningkat menjadi sengatan panas.

b) Penyebab. Kelelahan panas disebabkan karena pengeluaran keringat yang banyak pada cuaca yang panas, akibat kekurangan air dan Natrium melalui melebarnya pembuluh darah tepi, sehingga sebagian besar darah tertimbun pada pembuluh darah.

Penimbunan darah pada pembuluh darah kecil ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu tubuh. Akibat yang ditimbulkan menyebabkan jantung tidak cukup dapat memompa darah ke otak. Gejala yang timbul pada kelelahan panas dapat dipercepat bila seseorang kurang minum, terlalu banyak keringat, muntah – muntah mencret atau penyebab – penyebab lain yang menyebabkan pengeluaran air yang berlebihan.

c) Gejala – gejala yang timbul berupa :

(1) Gelisah, mungkin disertai penurunan kesadaran (2) Rasa lemah dan lemas. (3) Badan merasa panas.(4) Mual dan muntah.(5) Suhu tubuh normal dan kadang – kadang agak naik sedikit. (6) Nadi cepat, tetapi biasanya tidak lebih dari 100 permenit.(7) Tekanan darah turun.(8) Sakit kepala, pusing, vertigo.(9) Pupil mata melebar, penglihatan menjadi kabur.(10) Kulit pucat, dingin, basah dan banyak keringat.(11) Nyeri pada otot dan kadang – kadang timbul kekejangan.

d) Pencegahan

(1) Hindari latihan fisik berat yang tidak perlu, bila udara panas sekali.

(2) Minum air harus cukup, agar jumlah air akan dapat mencapai satu liter perhari.

7

(3) Pada daerah yang tidak terlalu panas dan lembab, gunakan pakaian yang lebih tipis, ringgan dan longgar agar aliran udara atau angin mudah menembus dan segera menguapkan keringat.

(4) Pada orang yang belum melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan tempat latihan, harus lebih banyak makan garam dapur terutama lingkungan yang panas dan kering, dengan makan garam 2 gram perhari dalam tiga kali atau lebih.

3) Sengatan panas.

a) Pengertian. Sengatan panas merupakan suatu keadaan yang timbul karena kegagalan mekanisme pengatur suhu tubuh akibat latihan fisik yang berat dilingkungan udara panas. Sengatan panas merupakan tahapan akhir dari kelainan patologis tubuh akibat panas yang timbul.

b) Penyebab. Sengatan panas merupakan keadaan darurat yang mengancam nyawa, terjadi akibat suhu tubuh yang sangat tinggi karena rangsangan panas yang berlebihan atau terganggunya mekanisme pembuangan panas badan.

c) Gejala – gejala. Pada keadaan ini pengaturan suhu oleh tubuh sudah terganggu sehingga sistem otak tidak dapat lagi mengendalikan suhu tubuh. Suhu dalam tubuh yang sangat tinggi sampai 41 derajat C sangat berbahay bila dibiarkan, yang tampaknya menjadi dasar terjadinya gangguan saraf sentral yang berat. Sehingga gejala – gejala yang mungkin bisa ditemukan adalah:

(1) Panas tubuh yang sangat tinggi.(2) Kesadaran menurun dan kadang – kadang hilang, serta didapat gangguan orientasi, acuh terhadap lingkungan.(3) Kulit kering dan kemerahan.(4) Mual dan muntah.(5) Denyut nadi sangat tinggi, bisa mencapai 160kali/menit.(6) Tekanan darah meningkat dan pada waktu shock tekanan darh menurun dengan cepat.(7) Pernapasan cepat dan nyeri pada dada. (8) Pada permulaan pupil menyempit.(9) Pada kesadran menurun, dapat diikuti kejang – kejang dan shock sebelum panas tinggi. Bila shock timbul stelah panas tinggi menandakan bahwa terdapat gangguan berat pada salah satu organ yang penting. Dan pada tingkat selanjutnya dapat lebih berat lagi dan korban akhirnya meninggal.

8

BAB III

PENCEGAHAN CEDERA PANAS

8. Umum.

a. Pencegahan dan penaggulangan gangguan udara panas merupakan suatu keharusan, agar akibat buruk yang tidak dikehendaki dapat dicegah. Akan tetapi bila keadaan ini terjadi juga, maka perlu segera dilakukan penanggulangannya, agar akibat buruk lebih lanjut dapat dihindarkan.

b. Hal – hal yang Perlu diperhatikan untuk Mengurangi Kemungkinan Gangguan Udara Panas adalah :

1) Keadaan medan.2) Keadaan dan kemampuan fisik.3) Kemampuan sarana dukungan kesehatan.4) Rencana dan pelaksanaan kegiatan operasi.

c. Pencegahan dan penaggulangan secara umum harus diketahui terutama oleh pelatih dan para instruktur, sebab kejadian yang timbul biasanya tiba – tiba dan dapat mengakibatkan kematian.

9. Keadaan Medan.

a. Keadaan medan, terutama cuaca yang mencakup suhu atau temperatur lingkungan serta kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kemampuan fisik prajurit.

b. Daru ketiga gangguan tersebut, maka sengatan panas merupakan yang paling berbahaya dan bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian.

c. Berat ringannya keadaan medan akan sangat berpengaruh terhadap energi atau tenaga yang dikeluarkan, dan ini akan mempengaruhi lambat atau cepatnya gangguan udara panas tersebut.

10. Keadaan dan Kemampuan Fisik.

a. Keadaan kesehatan seorang prajurit mempengaruhi ketahanan prajurit tersebut terhadap gangguan udara panas. Gangguan udara panas dapat dipercepat oleh beberapa penyakit atau keadaan yang menyebabkan daya tahan tubuh turun antara lain :

1) Penyakit akut dan kronis.2) Keadaan baru sembuh dari penyakit.3) Demam.4) Baru memperoleh vaksinasi.5) Kurang tidur.6) Kelelahan.

9

7) Tubuh gemuk.8) Minum alkohol.9) Keadaan tubuh kekurangan air (dehidrat ).10) Penyakit kulit yang merata, misal biang keringat.

b. Kemampuan fisik atau kesamaptaan jasmani seseorang akan sangat berpengaruh terhadap cepat lambatnya sesorang mendapat gangguan udara panas.

c. Aklimatisai atau penyesuaian terhadap lingkungan baru akan mempengaruhi daya tahan tubuh.

11. Kemampuan Sarana Dukungan Kesehatan.

a. Pada prajurit yang melakukan kegiatan fisik di udara panas, diperlukan dukungan kesehatan guna mencegah timbulnya gangguan udara panas. Antara lain berupa peralatan personel dan obat atau bahan – bahan yang diperlukan sebagai sarana pencegahan dan pertolongan.

b. Sarana yang dimaksud mencakup contoh antara lain :

1) Tersedianya sarana penyediaan air yang cukup dan bila mungkin penyediaan es. Dan diletakkan di tempat yang memungkinkan jatuhnya korban udara panas

2) Kemampuan ambulans berserta peralatannya atau angkutan yang akan dapat dengan segera membawa korban ketempat pertolongan yang lebih mampu atau rumah sakit.

3) Personel kesehatan yang mengerti dan mampu memberikan pertolongan, terutama pada pertolongan yang pertama, dilapangan.

4) Peralatan dan obat – obatan antara lain cairan infus.

12. Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan Operasi.

a. Dalam latihan maupun operasi tempur yang sesungguhnya, perlu memperhatikan kemungkinan tibulnya korban karena gangguan udara panas.

b. Untuk menghindari hal tersebut perlu memperhatikan faktor – faktor seperti keadaan medan, keadaan dan kemampuan fisik prajurit, sarana dukungan dan kesehatan dan lain sebagainya.

c. Dalam keadaan seperti tersebut diatas perlu perhitungan yang teliti dan sejauh mungkin dengan memperhatikan temperatur WBGT.

d. Hindari daerah – daerah yang kering dan usahakan agar melalui atau berdekatan dengan yang teduh dan berair.

e. Berikan penjelasan kepada seluruh anggota pasukan tentang gangguan udara panas terutama tentang gejala permulaan dan cara pertolongan pertama maupun pencegahannya.

10

13. Faktor – faktor yang Perlu diperhatikan dalam Mencegah Terjadinya Cedera Panas.

a. Mempertahankan utama dalm mencegah timbul sengatan panas yang perlu diketahui oleh setiap anggota kesehatan, pelath, komandansatuan, agar akibat buruk yang timbul dapat secara dini diketahui.

b. Hal – hal yang perlu diketahui adalah :

1) Keadaan dan kemampuan fisik prajurit serta kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bagaimanapun keadaannya, sangat berpengaruh terhadap kemungkinan timbulnya cidera panas. Hal ini dapat dilihat dari kesamaptaan jasmani prajurit tersebut.

2) Aklimatisasi.

a) Aklimatisasi atau penyesuaian diri terhadap sesuatu lingkungan untuk beberapa waktu, merupakan faktor penting dalam pencegahan timbulnya serangan udara panas.

b) Latihan didaerah baru dengan udara panas perlu penyesuaian diri sekitar 1-2 minggu, dimana intensitas latihan secara berangsur dinaikkan.

c) Korban kebanyakan terjadi pada prajurit yang belum biasa latihan di udara panas.

3) Air minum

a) Pada setiap kegiatan fisik terutama didaerah panas, dimana jumlah air yang hilang dari tubuh melalui melalui keringat cukup banyak, maka air sebagai air minum merupakan faktor penting.

b) Bila tubuh kekurngan air, maka akan menyebabkan suhu tubuh naik sebab perlu diketahui bahwa air merupakan unsur pendingin bagi tubuh.

c) Karena tubuh tidak mempunyai kemampuan penyesuaian diri terhadap kekurangan air, maka kebutuhan air minum perlu mendapat perhatian untuk menghindari jatuhnya korban.

d) Perlu penbatasan pengeluaran air minum dalam keadaan persediaan air ter batas dan pengurangan kegiatan fisik.

4) Garam dapur.

a) Bagi prajuri yang belu aklimatisasi, pengeluaran garam dapur lebih banyak. Sehingga bagi prajurit yang pada hari – hari pertama berlatih dilingkungan udara panas, diperlukan jumlah garam dapur yang lebih dari pada kebutuhan sehari – hari.

b) Garam dapur dapt memberikan didalam makanan, akan tetapi ini lebih mudah dimasukkan kedalam persediaan air minum pasukan tersebut, dengan 1% ( 10 gram per liter air ).

11

5) Pakaian

a) Kurangi kontak kulit dengan udara yang mengalir dan juga mengurangi ketrbukaan permukaan tubuh terhadap radiasi sinar matahari.

b) Usahakan pakian cukup longgar terutama dibagian leher, ujung lengan, ujung celana dan sebagainya, agar udara dengan mudah masuk.

c) Pada daerah yang terlindungi sinar mathari ( teduh ) tapi udara panas dan lembab, sebaiknya pakaian seminimal mungkin, bahkan bila perlu cukup dengan kaos dan celana pendek.

6) Makanan. Latihan fisik langsung sehabis makan dapat menimbukan akibat yang kurang baik, karena pda saat makanan mengisi usus – ussus dalam perut sebagian besar darah berada di daerah usus dalam.Rangka meresap bahan hasil pencernaan. Bila di barengi latihan fisik, darah harus juga meengalir ke otot – otot, sehingga fungsi darah menjadi bercabang dan menyebabkan hal yang kurang efisien untuk fungsi tubuh.

7) Tidur. Pada keadaan istirahat tidur, maka tubuh diberi kesempatan untuk membersihkan pengaruh atau zat – zat yang kurang baik yang terdapat pada otot – otot dan organ yang lainnya. Istirahat tidur minimal 7 jam sehari, sehingga akan menghindari efek kumulatif dari kelelahan. Terutama jaringan syaraf akan memperoleh istirahat untuk untuk dapat berfungsi lagi setelah selesai istirahat tidur.

8) Beban kegiatan dan latihan.

a) Beban kerja dan lamanya latihan sebaiknya dilaksanakan secara berangsur – angsur, sehingga diperoleh aklimatisasi.

b) Untuk kegiatan berat sebaiknya tidak diletakkan pada jam – jam yang panas. Misal pagi hari atau sore hari.

9) Penyuluhan kesehatan dan persiapan komando.

a) Jumlah korban gangguan panas akan berkurang, bila komando memiliki pengetahuan tentang gangguan udara panas.

b) Ditekankan agar pada saat terasa atau melihat ada gejala – gejala gangguan panas agar segera mengurangi gerakan – gerakannya atau berhenti dan melaporkan kepada petugas kesehatan. Untuk itu kepada prajurit agar mengenal gejala – gejala pertama dan pertolongan pertama dilapangan serta perlu diberikan penyuluhan tentang pengaruh udara udar panas terhadap latihan.

12

BAB IV

PRAKTEK WBGT DAN PENANGANAN CEDERA PANAS

14. Umum.

a. Peralatan Welb Bulb Globe Thermometer ( WBGT ) adalah suatu alat untuk mengukur panas lingkungan dan dipasang dilapangan dimana kegiatan / latihan diselenggarakan.

b. Pemasangan dan pembacaan thermometer pada masing – masing alat WBGT mempunyai aturan – aturan yang sudah ditentukan. Apabila pesangan dan pembacaan tadi tidak sesuai, maka indeks WBGT yang dihasilkan tidak seperti keadaan yang sebenarnya. Ini berarti indeks WBGT tersebut memberi tafsiran yang salah.

c. Untuk menghindari salah pasang dan salah baca, disusunlah buku pedoman pemasangan dan pembacaan alat WBGT.

15. Peralatan WBGT.

a. Kotak Penyimpanan Peralatan WBGT

1) Ukuran kotak

2) Bagian – bagian kotak dibagi menjadi 5 ( lima) ruangan, dengan masing – masing ruangan berisi alat WBGT tertentu.

a) Ruang No. 1 : Tempat Penyimpan angkor dan kawat.

b) Ruang No. 2 : Tempat menyimpan globe dan kawat gantungan globe.

c) Ruang No. 3 : Tempat penyimpan Erlenmeyer, kawat gantungan erlenmeyer, sumbu dan tali

13

sumbu, Pipet, botol tempat aquadest.

d) Ruang N0. 4 : Tempat menyimpan kotak kayu dan di dalam kotak terdapat 5 buah thermometer dan buku petunjuk pemasangan dan pembacaan WBGT

e) Ruang N0. 5 : Termpat menyimpan tumpuan /kaki standart, kaitan gantungan 3 (tiga) buah dan 2 (dua) buah mur berkeping

Bagian – bagian dari standard lainnya yang berupa batang – batang besi ditempatkan di atas ruang – ruang tersebut.

b. Standar untuk Menggantung Peralatan WBGT

1) Bagian – bagian standard ini terdiri atas :

a) Tumpuan b) Tiang standard. Tiang standad ada dua buah dan masing - masing terdiri atas dua bagian. Satu dengan bagian yang lainnya dihubungkan dengan drat.

c) Palang gantungan. Palang gantungan yaitu tempat menggantung alat WBGT dan terdiri atas dua bagian, masing – masing bagian dihubungkan dengan drat.

2) Untuk memperkuat kedudukan masing – masing ujungnya diberi mur keping.

3) Pada palang gantungan terdapat 3(tiga ) lubang dan tempat ini untuk memasukkan gantungan / cantelan / kaitan yang bermur, yaiatu tempatmenggantungkan peralatan WBG.

14

c. Peralatan Wet Bulb Thermometer. Alat ini terdiri atas :

1) Gelas Erlenmeyer yang diisi penuh dengan air suling (aquadestilata ).

2) Thermometer Fahrenheit yang pangkalnya dibungkus dengan sumbu. Sumbu tersebut sebaiknya dari tali sepatu, yang diikatkan pada pangkal thermometer tersebut dengan benang.

3) Pangkal thermometer tersebut harus terletak diatas mulut erlenmeyer.

4) Kawat gantungan

d. Peralatan Dry Bulb Thermometer. Alat ini terdiri atas :

1) Kotak kayu dengan ukuran panjang 21 cm, lebar 20 cm, tinggi 34cm. Bahan kotak dari triplek dan tulang – tulangnya dari kayu Borneo. Kotak bagian bawah terbuka.

2) Thermometer Fahrenheit ditempatkan pada batang kayu di tengah – tengah kotak.

e. Peralatan Globe Bulb Thermomet. Alat ini terdiri atas :

1) Globe yang terbuat dari bola tembaga dengan diameter 15 cm ( 6 inci) dan dicat hitam pudar pada permukaan luarnya. Pada bola diberi pipa yang lubangnya diberi karet, dimana thermometer dipasang melalui lubang tersebut. Yang harus dijaga terus menerus yaitu cat hitam pudar pada permukaan luar bola agar bersih dari debu, tidak tergotes pada waktu dibersihkan dan apabila perlu diulangi lagi pengecetannya.

15

2) Thermometer Fahrenheit.

3) Kawat gantungan.

16. Cara Pemasangan Peralatan WBGT.

a. Langkah Pertama.

1) Bukalah kotak penyimpanan alat WBGT

2) Keluarkan batang – batang besi 6 (enam) potong yang terdapat di atas kotak tersebut.

3) Keluarkan tumpuan / kaki standard yang disimpan di bagian kotak N0. 5 Carilah batang besi yang bernomor satu dan pasnglah dengan tumpuan yang bernomor satu pula. Cara memasangnya dengan memasukan ke drat. Kalau nomornya sudah sejajar berarti pemasangannya sudah betul Ujung nomor du dipasang dengan ujung nomor dua pula. Apabila kedua angka sudah sejajar maka pemasangan sudah benar.

4) Batang besi yang ujungnya bernomor satu, di ujung lain bernomor dua, kemudian carilah batang besi yang ujungnya bernomor dua dan tiga.

5) Apabila tumpuan lain yang bernomor tujuh dan ambil pula batang besi yang ujungnya bernomor tujuh. Ujung nomor tujuh dipasang pada ujung bernomor tujuh pula, Pemasangan sudah dianggap benar apabila kedua angka tujuh sejajar.

6) Apabila batang besi yang ujungnya bernomor enam dan lima. Ujung nomor enam dimasukan ke dalam batang besi yang bernomor enam pula. Pemasangan dianggap benar apabila kedua angka enam sejajar.

7) Dua batang besi tersisa, yang masing – masing ujungnya bernonor empat, disambungkan satu sama lain dengan memasukkan dratnya.

16

8) Tiang standard yang ujungnya bernomor tiga dipasang dengan palang standard yang bernor tiga, demikian pula tiang standard yang bernomor lima dipasangkan dengan palang standard yang bernomor liam. Supaya kuat hubungan antara palang standard dan tiang standard maka dipasang mu berkuping di kedua ujung batang standard. Ingat ketiga lubang pada batang standard harus menghadap ke bawah semua.

9) Bawalah standard tadi ke tempaat dimana alat WBGT akan dipasang Untuk memperkuat kedudukan standard tersebut maka diambil angkor beserta kawat dan cantelannya pada mur berkuping, serta angkornya ditancapkan kedalam tanah sehingga kedudukan standart tadi kuat betul.

10) Pasanglah cantolan /gantungan pada ketiga lubang tersebut.

b. Langkah kedua. Memasang alat Wet Bulb Thermometer.

1) Apabila Erlenmeyer dan gantungannya. Apabila kawatnya bengkok, luruskan lebih dulu pasangkan pada cantelan palang standard yang di tepi.

2) Keluarkan thermometer dan talib sepatu diikat dengan benang pada ujung bawah thermometer. Thermometer dimasukan pada lubang kawat gantungan ; pada bagian thernometer diamsukan lidi/sejenisnya untuk menahan supaya thermometer tidak jauh. Bagian bawah yanga ada sumbuhnya dimasukan kedalam Erlenmeeyer. Erlenmeyer ddiissi penuh dengan air suling : jarak aantara ujung bawah thermometer dengan permukaan lebih kurang 2 Cm. Dan ujung bawah thermometer tadi sejajar dengan garis merah pada batang standard.

c. Langkah ketiga. Memasang Alat Dry Bulb Thermometer.

1) Keluarkan kotak kayu dari tempat penyimpanannya. Ambil thermometer dan pasangkan di dalam kotak tersebut.

2) Kotak kayu didalamnya terdapat thermometer, digantungkan pada cantelan bagian tengah. Ujung bawah thermometer harus sejajar dengan tanda merah pada kedua taing standard. Untuk mengatur tinggi rendahnya, cukup dengan memutar cantelan gantungan.

d. Langkah keempat. Memasang alat pengukur Globe Bulb Thermometer.

1) Apabila Globe (bola tembaga) dan kawat gantungan dari tempatnya dan apabila gantungnanya bengkok supaya diluruskan terlebih dahulu.

2) Bola tembaga dengan kawat gantungan dicantelakn pada cantelan gantungan tepi lainnya.

3) Masukan thermometer ke dalam lubang akret dari bola tembaga ujung bawah thermometer harus sejajar dengan tanda merah pada tiang standard.

17

17. Cara Pembacaan, Pencatatan dan Penghitungan Indeks WBGT.

a. Hal – hal yang diperhatikan Sebelum dibaca.

1) Sekurang – kurangnya 25 menit sebelum dibaca alat Globe temperatur harus sudah dipasang

2) Pada waktu pemasangan pertama alat Wet Bulb Thermometer, air pada Erlenmeyer harus penuh, dan ssumbuh dari ujung thermometer sampai permukaan Erleenmeyer harus basah betul. Jangan sampai dilupakan bahwa setiap dua puluh menit sebelum thernmometer pada alat Wet Bulb Themometer dibaca, sumbu harus dibasahi dengan jalan menetesi air suling (aquaadest) dengan pipet pada sumbu terseebut.

3) Pemasangan peralatan WBGT harus di lapangan yang terbuka, artinya tidak ada apapun yang menghalangi ddi sekitarnya misalnya pohon, gedung dan lain – lain.

b. Pembacaan Thermometer. Pembaca dilakukan dengan teliti, pandangan mata harus rata – rata air dengan strip yang ditunjukan oleh air raksa thermometer tersebut.

c. Pencatatan. Hasil pembacaan dari ketiga thermometer pada peralatan WBGT dicatat dalam Formulir seperti tabel berikut di bawah ini.

d. Penghitungan Indeks WBGT.

Indek WBGT = (0,7 x WB) + (0,2xG) + (0,1xDB)

WBGT = Wet Bulb Globe Thermometer

WB = Wet Bub Temperarture

G = Globe Bulb Temperarture

DB = Dry Bulb Temperature

18. Pemasangan Bendera. Pemasangan bendera sesuai dengan standard US Navy adalah sebagai berikut :

a. Indeks WBGT antara 77 – 84 disamping Bendera Hijau. Artinya :

1) Latihan fisik lain, close waden dril dan pekerjaan di lapangan dihentikan untuk calon prajurut dalam pembentukan

2) Perencanaan latihan berat bagi prajurit yang belum terlatih, harus dilakukan dengan hati – hati dan dengan pengawasan ketaat.

18

b. Indek WBGT 85 – 87 disamping Bendera Kuning. Artinya.

1) Semua latihan fisik untuk calon prajuruit pembentukan dan fase 1 dihentikan, untuk lain dilakukan hati hati.

2) Latihan yang berat seperti kegiatan mars tidak boleeh dilakukan terhadap siswa/pelajar yang baru, yang belum terlatih di daerah panas, yang aklimatisasi (penyusuaian dri dari iklim) kurang dari 3 minggu

c. Indeks WBGT antara 88 – 89 dipasang Bendera Merah. Artinya :

1) Aktifitas untuk semua calon parajurit dihentikan

2) Latihan fisik harus dikurangi bagi siswa/pelajar yang baru menjalani pendidikan 12 minggu Hanya prajurit yang terlatih dan butuh yang telah mengalami aklimatisasi. Hanya parjurit yang terlatih dan tumbuh yang telah mengalami aklimatisasi, dapat melakukan kegiatan fisik terbatas dan tidak boleh dari 3 jam

d. Indeks WBGT diatas 90 dipasang Bendera Hitam. Artinya Aktifitas Fisik Untuk Semua Personel Dihentikan

19. Ketentuan tentang peralatan WBGT.

a. Peralatan WBGT disediakan oleh Direktorat Kesehatan TNI – AD

b. Peralatan WBGT diberikan kepada kesatuan yang ditentukan terutama di tempat Pendidikan dan Satuan tempur yang sering melakukan kegiatan di lapangan

c. Peralatan WBGTmerupakan inventaris satuan, di bawah pengawasan tehnis dari Kompi markas kesatuan yang bersangkutan, dengan memperhatikan secara teknis dari kesehatan satuan.

d. Waktu pemasang WBGT dan pembongkaran peralatan WBGT ditentukan oleh Komando dengan memperhatikan saran dari kesehatan satuan. Pemasangan peralatan tersebut dilakukan terutama pada saat akan/sedang ada kegiatan latihan di lapangan.

e. Dalam penggunaan peralaatn WBGT, Kesehatan TNI – AD menyediakan buku pedoman tentang :

1) Penanggulangan Cidera panas

2) Pemasangan dan pembacaan peralatan WBGT

f. Komando satuan menunjuk seorang anggota Kompi markas sebagai penanggung jawaban pelaksana pemasangan dan pembacaan peralatan WBGT, yang dalam pelaksanaannya dapat berkoordinasi dengan petugas kesehatan kesatuan yang bersangkutan .

19

g. Hasil pencatatan dilaporkan oleh petugas pencatat dan dilaporkan kepada Komandan kesatuan, dengan tembusan kesehatan kesatuan.

h. Komando satuan menyerahkan hasil pencatat WBGT tersebut dan dengan memperhatikan saran adari satuan kesatuan kesehatan, menentukan langkah – langkahnya.

20. Cara Pemasangan Peralatan WBGT DIGITAL “QUEST Temp 032” Economowoc, WI – USA.

a. Langkah Pertama

1) Keluarkan alat dari dalam koper

2) Pastikan sumbu putih pada WB masih tetap bersih, Isi kotak air dengan air murni (Aquadest) ¾ kotak

3) Tempatkan alat pada tripot seting 11,1 meter dari permukaan tanah

4) Nyalakan alat dengan menekan tombol I/ 0 ENTER, lihat monitor, jika tegangan baterai < 6,4 Volt, baterai harus diganti.

5) Tekan tombol atau untuk melihat tampilan monitor :

a) Tampilan 1 : WET…………….......... DRY……………..........

b) Tampilan 2 : GLOBE…………..........

c) Tampilan 3 : WBGTi………………… (Indoors) WBGTo……………….. (Outdoors)

d) Tampilan 4 : RH…………………...... (Relative humidity) HI…………………........ (Heat index)

e) Tampilan 5 : BAT………………........ (Tegangan baterai)

6) Sensor stabil setelah pemasangan 10 menit dan hasil ukur dapat digunakan.

7) Setelah digunakan alat dengan menekan tombol I / 0 ENTER selama 3 detik

8) Bersihan dan simpan kembali dalam kopor.

20

21. Penanganan Cedera Panas

a. Penanganan cedera panas pada dasarnya adalah mengenali sedini mungkin terjadinya cedera panas pada seseorang dan menurunkan suhu tubuh penderita ke suhu normal secepatnya tanpa mengabaikan keselamatan penolong.

b. Dari ketiga keadaan kasusu cedera panas, maka yang paling perlu diperhatikan adalah sengatan panas, karena hal ini dapat menyebabkan kelainan patologis tubuh yang paling berat.

22. Penanganan Heat Cramp (Kejang Panas).

Pengobatan terhadap kejang – kejang panas meliputi :

a. Tempatkan korban ditempat yang sejuk.b. Masase otot.c. Minum banyak air dan pemberian garam sedikit (1 gram ) atau infus garam faali ( NaC1 ).

23. Penanganan Heat Exhaustion (Kelelahan Panas).

a. Pengobatan.b. Tempatkan korban ditempat yang sejuk.c. Pakaian dilonggarkan.d. Infus garam faali untuk dehidrasi.e. Masase otot –otot.

24. Penanganan Heat Stroke (Sengatan Panas).

a. Pertolongan Darurat di Lapangan oleh Tenaga Kesehatan Lapangan.

1) Kenali gejala sengatan panas sedini mungkin, kemudian pahami tingkat – tingkatnya, mulai dari gejala permulaan sampai ke gejala lanjutan.

2) Amankan korban ke tempat yang teduh serta dingin, kemudian tenangkan dari kegelisahan.

3) Lepaskan perlengkapan, buka dan longgarkan pakaian.

4) Ukur suhu dubur ( Rektal / Anus ).

a) Bila suhunya terlalu tinggi, segera lakukan pendinginan tubuh korban dengan membasahi seluruh permukaan tubuhnya dengan alkohol sambil dikipasi dan dipijat – pijat ototnya.

b) Bila tidak ada alkohol, bisa dipakai kompres dengan bongkahan es, dan dalam keadaan darurat bisa juga dengan merendam korban dalam air. Ini semuanya dilkerjakan sampai suhu rektal mencapai 38,5 derajat celcius.

21

c) Bila suhu tubuh tidak terlalu tinggi, cukup dikompres dengan es atau air dingin sampai suhu rektal 38,5derajat celcius.

5) Bila suhu rektal sudah mencapai 38,5 derajat celcius tubuh si korban dikeringkan dengan handuk, diselimuti agar hangat dan pijatan dilanjutkan, dan pantau suhu rektal setiap 10 menit.

6) Bila disertai kejang – kejang berikan valium atau luminal.

7) Bila napas terlalu sesak berikan oksigen ( bila ada fasilitas ).

8) Kalau terjadi henti napas, berikan pertolongan pernapasan mulut ke mulut , dengan frekuensi 12 X permenit.

9) Kalau terjadi henti napas dan henti jantung, berikan pertolongan resusitasi oleh 2 penolong.

10) Setelah itu segera laksanakan evakuasi ke Rumah Sakit terdekat.

b. Pertolongan Dokter / Paramedis di Lapangan.

1) Pertolongan sama seperti di atas.

2) Berikan suntikan Glukosa 40% sebanyak 1 – 2 ampul a 10 ml secara intravena.

3) Lanjutkan dengan infus Na Cl 0,9% dengan tetesan 120 x permenit sampai 2 – 3 botol, infus yang dingin.

4) Bila masih kejang – kejang berikan valium 10 mg intra vena.

5) Oksigen tetap dilanjutkan.

6) Segera laksanakan evakuasi sambil memantau kesadaran, tensi, nadi pernapasan dan suhu rektal.

c. Pertolongan Setelah di Rumah Sakit.

1) Pertolongan dokter / paramedis seperti di atau tetap dilanjutkan.

2) Korban dirawat di bagian gawat darurat.

3) Dilakukan periksaan laboratorium darah dan urine.

Bila keadaan kritis sudah teratasi, baru perawatannya dipindahkan ke ruangan.

22

BAB V

PENUTUP

25 Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran Penanggulangan Cedera Panas untuk Pendidikan Sekolah Dasar Kecabangan Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI AD.

RAHASIA

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan

dr. Douglas.S Umboh MARSKolonel Ckm NRP 33289