7
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ِ هِ د ْ هَ يْ نَ م ا، َ نِ ل اَ مْ عَ ِ اتَ ِ ّ يَ سْ نِ مَ ا وَ نِ سُ فْ نَ ِ رْ وُ رُ % شْ نِ مِ ه ل الِ + بُ ذْ وُ عَ نَ ، وُ هُ رِ فْ عَ تْ سَ نَ وُ هُ نْ يِ عَ تْ سَ نَ وُ هُ د َ مْ حَ ن، ِ َ : ِ َ د ْ مَ حْ ل َ : نِ > ً د م ح مَ : نَ ُ دَ هْ % شَ َ ، وُ ه َ لَ C كْ يِ رَ % ش اَ لُ هَ د ْ حَ وُ ه لل اَ : لِ > َ ه َ لِ > اَ : لَ ُ دَ هْ % شَ َ ، وُ ه َ لَ يِ اذ َ ا هَ لَ فْ لِ لْ ضُ يْ نَ مَ ، وُ ه َ لَ : لِ ضُ م اَ لَ فُ ه لل ، َ ه َ انَ مَ اْ ل يَ : ذَ َ ، وَ هَ الَ سِ ر ل َ غ َ : لَ + َ ف، ِ : ق َ حْ ل ِ نْ يِ ذَ ي وَ د ُ هْ ل اِ + بُ ه لل ُ هَ لَ سْ رَ ، ِ ه ِ نْ حَ ى وَ لَ عُ ه ُ نْ يِ مَ َ ، وُ ه ُ لْ نِ لَ حَ وُ هُ لْ وُ سَ رَ وُ هُ د ْ + نَ عٍ انَ سْ حِ k اِ l بْ مُ هَ عِ + تَ تْ نَ مَ وِ هِ + انَ حْ صَ َ وِ ه ِ لs ىَ لَ عَ وِ ه ْ نَ لَ عُ هُ امَ لَ سَ وِ لهل ُ ت َ وَ لَ ضَ ف، ِ هِ اذَ هِ + جَ : قَ حِ لهل ىِ فَ دَ اهَ + حَ ، وَ هَ : مُ اْ ل َ حَ صَ يَ وٍ ءْ ىَ % شِ : ل ُ ك ىَ لَ عُ ه َ : نِ > ، ٍ انَ سْ حِ k اِ l بْ مُ هْ وُ عَ + تَ : ت ِ نَ : مِ م ا َ نَ لَ عْ + حَ نْ نَ ِ هِ مَ رَ كَ وِ ه ِ : نَ مِ + ب ى –َ ل ا َ عَ نَ ه لل ُ لَ اْ سَ َ ، وِ نْ يِ : دل ِ مْ وَ ي ىَ لِ > ٍ رْ يِ دَ ف. ُ دْ عَ + ن اَ : مَ : Hadirin yang dimuliakan Allah Allah Ta’ala berfirman: َ ونُ مِ لْ سُ مْ مُ تْ تَ َ ا وَ : لِ > َ : نُ ي وُ مَ ب اَ لَ وِ هِ انَ قُ نَ : قَ حَ َ : وُ قَ : ن وُ نَ مs َ ن يِ دَ : ل اَ هُ : يَ اَ ب“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102). َ ونُ عَ تْ صَ ي اَ مُ مَ لْ عَ نُ َ : َ و ُ رَ + بْ كَ ِ َ : ُ رْ كِ دَ لَ و ِ رَ كْ نُ مْ ل َ وِ اءَ % سْ حَ فْ ل ِ نَ عٰ ىَ هْ نَ ¢ تَ اهَ لَ : ض ل َ : نِ > “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al Ankabut: 45). Pembicaraan tentang shalat membutuhkan pengingatan dan pengulangan, tidak boleh ada kebosanan untuk mendengarkannya. Karena shalat merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung penjelasan dan kebaikannyan dan yang

Ceram Ah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ceramah

Citation preview

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh . :Hadirin yang dimuliakan Allah Allah Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102). Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al Ankabut: 45).Pembicaraan tentang shalat membutuhkan pengingatan dan pengulangan, tidak boleh ada kebosanan untuk mendengarkannya. Karena shalat merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung penjelasan dan kebaikannyan dan yang paling berbahaya apabila ditinggalkan. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga Allah. Barangsiapa yang menjaga shalat, berarti dia telah berpegang dengan syariat Islam dan mengambil pondasinya. Barangsiapa yang melalaikan shalat, berarti dia telah melalaikan agamanya dari pondasinya.Shalat juga merupakan obat yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit hati, kejelekan jiwa dan penyakit-penyakitnya; bagaikan cahaya yang menghilangkan pekatnya dosa-dosa dan kemaksiatan. Hal ini juga dikuatkan oleh hadits tentang keutamaan wudhu, bahwasanya Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda: Apabila dia berdiri untuk mengerjakan shalat, kemudian memuji dan mengagungkan Allah dengan pujian yang pantas bagi Allah, dia mengkhusyukan hatinya untuk Allah, kecuali dia berpisah dengan kesalahannya sebagaimana keadaannya pada hari dilahirkan oleh ibunya. (HR Muslim).Seperti inilah buah dari ibadah, dan sedemikian besar hasil dari pelaksanaan ibadah shalat ini, sehingga pantas untuk diperhatian dan ditegakkan. Mari kita jadikan shalat sebagai penghias hidup kita dan bisikan hati kita.Allahu Akbar; Hayya alash shalat; Hayya alal falah (mari kita kerjakan shalat, mari menuju kebahagiaan), panggilan yang bergema di segenap penjuru, adzan yang menembus telinga untuk membangunkan jasad yang bercahaya dengan keimanan dan hati yang khusyu. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. (QS. al Mukmin: 1-2).Dengan kekhusyuan, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda: Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu`, khusyu dan rukunya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. (HR. Muslim).Shalat, apabila dihiasi dengan khusyu dalam perkataan, dan gerakannya dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan ketenangan, sungguh, ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannnya meningkat, kecintaannya semakin kuat untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk berbuat kejelekan akan sirna. Dengan khusyu, bertambahlah munajat seseorang kepada Rabb-nya, demikian pula kedekatan Rabb-nya kepadanya. Khusyu memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita sekarang ini. Tidak bisa menggapai khusyu dalam shalat merupakan musibah dan penyakit yang paling besar. Rasulullah juga merasa perlu berlindung darinya, sebagaimana beliau berdoa: Ya, Allah. Aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu. (HR. Tirmidzi).Sahabat Hudzaifahradhiyallahu anhuberkata : Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu, dan yang terakhir kali hilang dari agama kalian adalah shalat. Kadang-kadang seseorang yang shalat tidak ada kebaikannya, dan hampir-hampir engkau masuk masjid tanpa menjumpai di dalamnya seorang pun yang khusyu.Shalat adalah penenang seorang muslim dan hiburannya, puncak tujuan dan cita-citanya. Rasulullah berkata kepada Bilal: Tenangkan kami dengan shalat. Beliau bersabda: Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat. (HR. Nasaa-i dan Ahmad).Shalat menjadi penyejuk hati, kenikmatan jiwa dan surga hati bagi seorang muslim di dunia. Seolah-olah ia senantiasa berada di dalam penjara dan kesempitan, sampai akhirnya masuk ke dalam shalat, sehingga baru bisa beristirahat dari beban dunia dengan shalat. Dia meninggalkan dunia dan kesenangannya di depan pintu masjid, dia meninggalkan di sana harta dunia dan kesibukannya untuk membuka lembaran yang dia sebutkan di dalam hatinya. Masuk masjid dengan hati yang penuh rasa takut karena mengagungkan Allah mengharapkan pahala-Nya.Wahai orang yang shalat, sesungguhnya shalat adalah kobaran api pertempuran bersama setan, pertempuran was-was dan bisikan-bisikan, karena kita berdiri pada tempat yang agung, paling dekatnya kedudukan (dengan Allah) dan paling dibenci setan. Kemudian setan menghiasi di depan pandangamu dengan kesenangan, menawarkan keindahan dan godaan. Dia juga mengingatkan yang engkau lupakan, sehingga dia merasa senang ketika shalatmu rusak, sebagaimana baju yang usang, rusak, tidak mendapatkan pahala dan tidak pula mendapatkan keutamaan.Wahai orang yang shalat, barangsiapa yang menempuh metode Nabi dan meniti jalan Nabi dalam shalatnya, niscaya dia dapat memperoleh kekhusyuan. Untuk bisa meraih khusyu` ada beberapa hal yang bisa membantunya. Yaitu orang yang akan shalat, hendaknya segera menuju masjid dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, ia telah membersihkan pakaiannya, mensucikan badannya, mengkosongkan hatinya dari kesibukan dunia, semerbak harum badannya, meluruskan barisan dan menutup celah dalam barisan, dan ia tidak mengangkat kepalanya ke langit saat shalat, karena hal ini terlarang dan bisa menghilangkan kekhusyuan.Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu dalam shalat, yaitu tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat dengan pakaian atau baju yang ada gambarnya, tulisannya, ataupun baju berwarna-warni yang bisa mengganggunya, dan mengganggu orang lain. Begitu juga suara-suara yang berasal dari handphone yang mengganggu kaum Muslimin, sehingga merusak kekhusyuan. Oleh karena itu janganlah membawa suara musik yang berdendang di dalam rumah-rumah Allah tercampur dengan kalam Allah. Kita meminta kepada Allah salamah dan afiyah dari dosa dan kesalahan.Dari Abu Qatadahradhiyallahu anhuberkata, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda: Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya. Mereka bertanya,Wahai, Rasulullah. Bagaimana seseorang mencuri shalatnya? Rasulullah menjawab,Dia tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya, atau ia (Rasulullah) berkata : Tidak menegakkan tulang punggungnya ketika ruku dan sujud. (Diriwayatkan oleh Ahmad).Bertakwalah kepada Alah dengan sebenar-benarnya takwa, dan tanamkan perasaan kedekatan Allah pada diri kalian, saat sendirian maupun ketika bersama manusia.Termasuk hal terbesar untuk bisa tenang dan khusyu dalam shalat, yaitu merenungi dan meresapi makna. Ketika mengucapkan Allahu Akbar, maka renungkanlah kedalaman pemahamannya dan petunjuknya. Allah Maha Besar dari setan yang menipunya di dunia. Allah Maha Besar dari nafsu syahwat, harta, kedudukan dan anak. Maka mantapkan dan tanamkan ke dalam hati, kemudian laksanakan segala konsekwensinya.Juga renungkanlah pahala yang besar pada setiap bacaan al Fatihah, bacaan ruku`ataupun bacaan-bacaan shalat lainnya. Renungkanlah pahala yang besar, di antaranya apabila imam mengucapkan (bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, bukan pula jalannya orang-orang yang sesat), maka para malaikat mengucapkan Amiin. Barangsiapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan amin para malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Begitu pula renungkanlah pahala-pahala yang agung, serta keutamaan-keutamaan besar lainnya saat berdiri, duduk, dzikir-dzikir ruku dan sujud. Barangsiapa yang merenunginya, dia akan yakin dengan rahmat Allah, sesembahannya.Termasuk yang bisa mengantarkan kepada khusyu, yaitu wasiat Rasulullah yang kekal : Shalatlah dengan shalat orang yang akan berpisah (dengan dunia). . . . . (90) [: 90-91] [: 45]