5
Ada suatu malam yang disebut dengan malam Lailatul-Qadar, diantara malam-malam Ramadhan yang terkenal dengan kebaikan dan keberkahannya yang sangat besar. Al-Qur'an telah menyatakan tentang keberkahan dan keutamaannya yang lebih besar daripada seribu bulan. Dengan kata lain, lebih berharga daripada 83 tahun 4 bulan. Betapa beruntung, seseorang yang dapat memperoleh kesempatan untuk benar-benar beribadah pada malam tersebut, karena berarti ia telah mendapatkan pahala beribadat selama 83 tahun 4 bulan dan bahkan lebih banyak dari itu kita tidak mengetahuinya. Sesungguhnya malam tersebut adalah suatu karunia dan rahmat yang besar bagi umat ini. ASAL USUL Di dalam Durrul Mantsur ada sebuah hadits dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Lailatul-Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya." Ada beberapa pendapat tentang alasan dikaruniakan Lailatul-Qadar. Menurut beberapa hadits, salah satu sebabnya ialah sebagai berikut: Rasulullah saw. pernah merenung mengenai usia umat-umat terdahulu yang lebih panjang, daripada usia umatnya yang pendek. Beliau saw. pun merasa sedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi ibadah umat-umat terdahulu. Oleh karena itu, Allah dengan kasih sayang-Nya yang tidak terhingga mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat ini. Hal ini bermakna, apabila ada seseorang yang memperoleh kesempatan untuk beribadah selama sepuluh malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan dan mendapatkan keberkahan malam tersebut, maka ia akan mendapat pahala beribadah selama 83 tahun 4 bulan bahkan lebih.

ceramah sya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zggb

Citation preview

Page 1: ceramah sya

Ada suatu malam yang disebut dengan malam Lailatul-Qadar, diantara malam-malam

Ramadhan yang terkenal dengan kebaikan dan keberkahannya yang sangat besar. Al-

Qur'an telah menyatakan tentang keberkahan dan keutamaannya yang lebih besar daripada

seribu bulan. Dengan kata lain, lebih berharga daripada 83 tahun 4 bulan. Betapa

beruntung, seseorang yang dapat memperoleh kesempatan untuk benar-benar beribadah

pada malam tersebut, karena berarti ia telah mendapatkan pahala beribadat selama 83

tahun 4 bulan dan bahkan lebih banyak dari itu kita tidak mengetahuinya. Sesungguhnya

malam tersebut adalah suatu karunia dan rahmat yang besar bagi umat ini.

ASAL USUL

Di dalam Durrul Mantsur ada sebuah hadits dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Lailatul-Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tidak diberikan kepada

umat-umat sebelumnya." Ada beberapa pendapat tentang alasan dikaruniakan Lailatul-

Qadar. Menurut beberapa hadits, salah satu sebabnya ialah sebagai berikut: Rasulullah saw.

pernah merenung mengenai usia umat-umat terdahulu yang lebih panjang, daripada usia

umatnya yang pendek. Beliau saw. pun merasa sedih, karena mustahil umatnya dapat

menandingi ibadah umat-umat terdahulu. Oleh karena itu, Allah dengan kasih sayang-Nya

yang tidak terhingga mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat ini. Hal ini bermakna,

apabila ada seseorang yang memperoleh kesempatan untuk beribadah selama sepuluh

malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan dan mendapatkan keberkahan malam tersebut,

maka ia akan mendapat pahala beribadah selama 83 tahun 4 bulan bahkan lebih.

Riwayat lain menyatakan, bahwa Rasulullah saw. pernah bercerita kepada para sahabatnya

ra., kisah tentang seseorang yang sangat sholeh dari kalangan Bani Israil, yang telah

menghabiskan waktunya selama seribu bulan untuk berjihad fi sabilillah. Mendengar kisah

ini, para sahabat merasa hi, karena mereka tidak dapat mencapai hal itu. Oleh karena itu,

Page 2: ceramah sya

Allah mengaruniakan kepada mereka lailatul qadar. Riwayat lainnya menyatakan, bahwa

Nabi saw. pernah menyebutkan empat nama Nabi dari Bani Israil. Masing-masing

menghabiskan masa 80 tahun untuk berbakti dan beribadah kepada Allah, dan tidak pemah

durhaka sekejap mata pun kepada-Nya. Mereka adalah Nabi Ayyub as., Nabi Zakariya as.,

Nabi Ezkil as., Nabi Yusya' as.. Mendengar hal ini para sahabat ra. merasa kagum,

bagaimana mungkin menyamai amalan mereka. Lalu Jibril as. datang dan membacakan

surat Al-Qadar, yang mewahyukan tentang keberkahan malam yang istimewa ini.

Hadist 1:

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa berdiri shalat pada malam

Lailatul-Qadar karena iman dan ihtisab (keyakinan sempurna dan harapan yang ikhlas untuk

memperoleh pahala), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Bukhari, Muslim - At -

Targhib)

Faedah :

Penting untuk diperhatikan tentang dosa-dosa yang telah lalu akan dimaafkan dalam hadits

di atas. Alim ulama mengatakan bahwa yang diampuni hanyalah dosa-dosa kecil. Karena

setiap ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang dosa-dosa besar senantiasa disertai

kalimat 'kecuali yang bertaubat'. Atas hal itu, para ulama sepakat bahwa dosa-dosa besar

tidak akan diampuni kecuali jika bertaubat. Sehingga jika ada hadits yang menyatakan

tentang dosa-dosa yang diampuni, maka para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud

adalah dosa-dosa kecil saja.

Hadist 2:

Dari Anas ra., bahwa ketika tiba bulan Ramadhan, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya

bulan Ramadhan telah tiba kepada kalian, yang di dalamnya terdapat satu malam yang

nilainya lebih baik daripada 1000 bulan. Barangsiapa terhalang dari memperoleh kebaikan

malam itu, maka sungguh ia telah kehilangan seluruh kebaikannya. Dan tidaklah terhalang

dari mendapatkan kebaikan malam itu kecuali orang yang malang. " (Ibnu Maj ah - At-

Targhib)

Faedah :

Siapakah yang dapat meragukan betapa rugi seseorang yang menyia-nyiakan karunia yang

sangat besar ini? Seorang petugas kereta api rela untuk berjaga sepanjang malam demi

beberapa gerbong kereta api saja, maka apa susahnya beribadah sepanjang bulan

Ramadhan yang akan menghasilkan pahala lebih baik daripada 80 tahun ibadah? Hal itu

dikarenakan kurang semangatnya kita. Apabila ada sedikit keinginan, jangankan satu

malam, ratusan malam pun kita akan sanggup berjaga. Meskipun Nabi saw. telah dijamin

dengan berbagai kabar gembira, namun beliau tetap sibuk beribadah. Sehingga kaki beliau

bengkak. Diantara kita, terdapat orang-orang yang mengaku sebagai pengikut beliau.

Orang-orang yang menghargai hal itu, maka ia akan mengerjakan semuanya. Dan

memperlihatkan dirinya sebagai contoh bagi seluruh umat, sehingga tiada seorang pun

yang berkesempatan untuk mengatakan, "Siapakah yang sanggup mengikuti

'ketamakan1 Rasulullah saw. dalam beribadah?" dan "Kepada siapakah hal itu bisa

terjadi?"Hendaknya perlu dipahami dalam hati bahwa seseorang yang betul-betul ingin

Page 3: ceramah sya

meneladaninya, tidak akan sulit baginya untuk menggali 'sungai susu1 dari gunung. Namun

hal ini akan terasa sangat sulit didapati tanpa 'membereskan sendal' seseorang.

Salah satu contoh adalah Umar ra. yang setelah selesai shalat Isya, beliau pulang ke rumah

dan tetap mengerjakan shalat sepanjang malam, sampai terdengar adzan Shubuh. Juga

Utsman ra., setelah berpuasa beliau di siang hari biasa menghabiskan malamnya dengan

shalat. Beliau hanya tidur sedikit, yaitu sebagian malam pertama. Setiap rakaatnya beliau

menghatamkan seluruh Al-Qur'an.

Qatadah ra. biasa membaca seluruh Al-Qur" an setiap tiga malam dalam bulan Ramadhan,

tetapi sepuluh malam terakhir dia mengkhatamkan seluruh Al-Qur" an setiap malam. Imam

Abu Hanifah rah.a. terkenal karena selama 40 tahun melakukan shalat Isya dan shalat

Fajar dengan wudhu yang sama. Apabila para sahabatnya bertanya bagaimana ia

memperoleh kekuatan untuk mengerjakannya, beliau menjawab, "Ini karena doa khusus aku

mohon kepada Allah melalui Asma Allah yang agung. " Beliau hanya tidur sebentar di siang

hari, mengenai hal ini, beliau berkata, "Di dalam hadits dianjurkan untuk melakukannya."

Yaitu tidurnya semata-mata untuk mengikuti sunnah. Beliau juga sering menangis

sedemikianrupaketika membaca Al-Qur"an sehingga tetangga-tetangganya merasa kasihan

kepadanya. Suatu saat dia menangis sepanjang malam, sambil membaca ayat berikut ini

berulang kali,

"Sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan (untuk mengadzab) mereka dan (adzab)

hari Kiamat itu lebih keras dan !. "(Al-Qomar: 46)

Ibrahim bin Adham rah. a. bahkan tidak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan baik

siang atau malam hari. Imam Syafi'i rah. a. biasa mengkhatamkan Al-Qur'an 60 kali

selama bulan Ramadhan dalam shalat. Selain mereka masih banyak lagi para waliyullah

yang terbiasa mengamalkan perintah Al-Qur" an ini:

"Dan tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. " Semua

amal tersebut mereka laksanakan tanpa beban sedikitpun.

Demikianlah beberapa contoh orang-orang sholeh terdahulu. Pada jaman sekarangpun,

ketika manusia banyak lalai, masih ada orang-orang yang sungguh-sungguh berusaha

mencontoh Rasulullah saw. di tengah-tengah kesibukan dunia dan kemungkaran serta

kemaksiatan yang merajalela. Nabi saw. bersabda, "Allah berfirman, "Hai anak Adam,

luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, Aku akan lapangkan keperluanmu, dan

Aku akan hapuskan kemiskinanmu. Jika tidak, Aku akan membebanimu dengan kesibukan,

dan kemiskinanmu tidak akan terhapus." Kita sering melihat kebenaran hadits tersebut.

Dari Anas ra., Rasulullah saw. bersabda, "Apabila tiba malam Lailatul-Qadar, maka malaikat

Jibril turun (ke dunia) bersama kumpulan para malaikat dan akan berdoa bagi orang yang 

melaksanakan shalat malam atau duduk, berdzikir. Dan pada hari raya Idul Fitri, maka Allah

akan membangga-banggakan mereka di hadapan para malaikatnya dan berfirman, "Wahai

para malaikatku, apakah balasan bagi orang yang telah melaksanakan pekerjaannya?" Para

malaikat menjawab, "Ya Rabb kami, diberikan ganjaran untuknya." Dia berfirman, "Wahai

para malaikat-Ku, hamba laki-laki dan perempuan-Ku telah melaksanakan kewajiban-

kewajiban mereka. Kemudian mereka pun keluar (untuk shalat led) dan mengeraskan

suaranya untuk berdoa. Sungguh, demi kemuliaan-Ku, kemegahan-Ku, kehormatan-Ku, dan

Page 4: ceramah sya

ketinggian tempat-Ku yang tertinggi, pasti Kukabulkan doa-doa mereka." Lalu Allah

berfirman kepada manusia, "Kembalilah kalian. Sungguh Aku telah ampuni kalian dan

mengganti keburukan kalian dengan kebaikan-kebaikan." Nabi saw. bersabda, "Mereka pun

kembali dengan memperoleh ampunan." (Baihaqi)

Hadits Ke-4

Dari Aisyah r.ha., Rasulallah saw. bersabda, "Carilah olehmu malam Lailatul-Qadar pada

malam-malam ganjil dari 10 malam pada akhir bulan Ramadhan. " (Bukhari - Misykat) .

HaditsKe-5

Dari Ubadah bin Shamit ra., ia bertanya kepada Rasulullah saw. tentang Lailatul-Qadar.

Beliau bersabda, "(Malam Lailatul-Qadar) terdapat pada sepuluh hari terakhir bulan

Ramadhan. Yaitu pada malam-malam ganjil, yakni malam ke-21, 23, 25, 27, 29, atau pada

malam terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul-Qadar karena

Iman dan mengharapkan pahala, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.

Diantara tanda-tandanya ialah suasana malam itu akan sunyi, bersih, tenang, cerah, tidak

panas dan tidak pula dingin, seperti diteduhi oleh cahaya bulan, tidak dibolehkan bintang-

bintang di lemparkan pada syetan pada malam itu sampai pagi. Dan termasuk tanda-

tandanya ialah bahwa matahari terbit pada pagi hari itu tanpa terasa panas cahayanya,

seperti bulan purnama. Pada saat itu, Allah swt. melarang syetan-syetan muncul

bersamanya." (Ahmad, Baihaqi - DurrulMantsur)

Hadits Ke-6

Dari Aisyah ra. ia berkata, "Aku berkata, "Ya Rasulullah saw., jika aku mengetahui malam itu

adalah Lailatul-Qadar, apakah yang sebaiknya aku baca?" Beliau saw. bersabda, "Bacalah!

Ya Allah! Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf. Engkau menyukai sifat pemaaf, maka

maafkanlah hamba." (Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi).

Faedah:

Ini adalah doa yang ringkas. Jika seseorang memohon supaya Allah dengan rahmat-Nya

mengampuni dosa-dosanya. Apabila ampunan itu telah diperoleh, maka apalagi yang

diperlukannya? Imam Sufyan Tsauri rah.a. mengatakan bahwa menyibukkan diri dengan

berdoa pada malam itu lebih baik daripada ibadah-ibadah yang lain. Ibnu Rajab rah.a.

mengatakan hendaknya seseorang jangan hanya sibuk dengan berdoa, hendaknya juga

melakukan ibadah-ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, shalat, doa, tafakkur, dan

sebagainya. Pendapat terakhir im'lah yang lebih tepat dan lebih sesuai dengan sabda Nabi

saw. dalam hadits sebelumnya mengenai keutamaan shalat, dzikir dan ibadah-ibadah

lainnya.

Page 5: ceramah sya