17
CHAPTER 5 INTERNATIONAL TRADE 1. SEKILAS TENTANG PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan jasa lintas batas negara. Hal ini berbeda dengan perdagangan dalam negeri, yang hanya terjadi antara daerah atau kota dalam suatu Negara. Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara yang menganut globalisasi melihat bahwa perdagangan semakin penting untuk ekonomi mereka. Manfaat Perdagangan Internasional - Perdagangan internasional membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh dunia. - Perdagangan membuat orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa. - Perdagangan internasional adalah sebuah mesin penting untuk penciptaan lapangan kerja di banyak Negara. Volume Perdagangan Internasional Nilai dan volume perdagangan internasional selalu meningkat. Sebagian besar perdagangan barang dunia terdiri dari perdagangan barang-barang manufaktur. 1

Chapter 5 Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

binter

Citation preview

Page 1: Chapter 5 Fix

CHAPTER 5

INTERNATIONAL TRADE

1. SEKILAS TENTANG PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran

barang dan jasa lintas batas negara. Hal ini berbeda dengan perdagangan dalam

negeri, yang hanya terjadi antara daerah atau kota dalam suatu Negara. Dalam

beberapa tahun terakhir, negara-negara yang menganut globalisasi melihat bahwa

perdagangan semakin penting untuk ekonomi mereka.

Manfaat Perdagangan Internasional

- Perdagangan internasional membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh

dunia.

- Perdagangan membuat orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang

lebih banyak terhadap barang dan jasa.

- Perdagangan internasional adalah sebuah mesin penting untuk penciptaan

lapangan kerja di banyak Negara.

Volume Perdagangan Internasional

Nilai dan volume perdagangan internasional selalu meningkat. Sebagian besar

perdagangan barang dunia terdiri dari perdagangan barang-barang manufaktur.

Dominasi barang-barang manufaktur telah bertahan dari waktu ke waktu dan mungkin

akan terus berlanjut. Alasannya adalah pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada

perdagangan dalam dua klasifikasi barang lainnya, yaitu pertambangan dan produk

pertanian. Perdagangan jasa menyumbang sekitar 20 persen dari keseluruhan

perdagangan dunia.

Perdagangan dan Output Dunia

Jumlah output dunia dalam tahun tertentu mempengaruhi jumlah perdagangan

internasional yang terjadi di tahun itu. Output ekonomi dunia lamban, akan

memperlambat perdagangan internasional, dan output yang lebih tinggi akan

1

Page 2: Chapter 5 Fix

mendorong perdagangan yang lebih besar. Perdagangan melambat di masa resesi

ekonomi disebabkan ketika orang tidak yakin terhadap masa depan keuangan mereka,

mereka akan membeli lebih sedikit barang domestik terlebih barang impor.

Alasan lain output dan perdagangan bergerak bersama-sama adalah bahwa

negara dalam resesi akan memiliki mata uang yang lemah dibandingkan dengan

negara lain. Ini menyebabkan impor menjadi relatif lebih mahal.

Pola perdagangan internasional

Telah ada pola yang konsisten mengenai perdagangan barang antara negara-

negara. Perdagangan antar negara berpenghasilan tinggi di dunia menyumbang sekitar

60 persen dari total perdagangan dunia. Perdagangan dua arah antara negara

berpenghasilan tinggi dengan negara berpenghasilan menengah dan rendah

menyumbang sekitar 34 persen dari perdagangan dunia. Sementara itu perdagangan

barang antar negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya menyumbang sekitar

6 persen dari total perdagangan dunia.

1.1 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan

pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah

rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya

batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan,

misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu, kesulitan

lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan

timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

1.2 MERKANTILISME

Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan

keuangan, biasanya dalam bentuk emas, dengan mendorong ekspor dan membatasi

impor. Merkantilisme mengasumsikan bahwa sebuah bangsa meningkatkan kekayaan

hanya dengan mengorbankan negara lain –a zero sum game– keadaan dimana satu

negara diuntungkan dan negara lainnya dirugikan.

2

Page 3: Chapter 5 Fix

Praktek merkantilisme bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan,

intervensi pemerintah, dan kolonialisme.

1. Surplus Perdagangan

Elemen kunci pertama dari merkantilisme adalah untuk meningkatkan

kekayaan dengan mempertahankan surplus perdagangan, kondisi yang terjadi

ketika nilai ekspor negara lebih besar dari nilai impornya. Dalam merkantilisme,

surplus perdagangan berarti bahwa negara mengambil di lebih banyak emas pada

penjualan ekspornya daripada membayar untuk impor. Defisit perdagangan adalah

kondisi kesempatan, dimana terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih besar

dari nilai ekspor.

2. Intervensi Pemerintah

Elemen kunci yang kedua adalah pemerintah untuk secara aktif campur

tangan dalam perdagangan internasional untuk mempertahankan surplus, baik

dengan melarang impor tertentu atau memberlakukan berbagai pembatasan seperti

tarif atau kuota. Pada saat yang sama, pemerintah mensubsidi industri yang

berbasis di dalam negeri untuk mendorong ekspor.

3. Kolonialisme

Elemen kunci yang ketiga adalah akuisisi wilayah (koloni) untuk berperan

sebagai sumber bahan baku murah dan sebagai pasar untuk barang jadi yang

mahal. Perdagangan antara negara merkantilisme dengan koloni mereka adalah

sumber besar dari keuntungan untuk kekuatan merkantilis. Koloni menerima

harga rendah untuk bahan baku dasar tetapi membayar harga tinggi untuk barang

jadi. Kebijakan Merkantilisme dan kolonial sangat memperluas kekayaan bangsa

yang mereka laksanakan. Kekayaan ini memungkinkan negara-negara untuk

membangun tentara dan angkatan laut untuk mengendalikan kerajaan kolonial

mereka jauh-melemparkan dan untuk melindungi jalur pelayaran mereka dari

serangan bangsa lain. Itu adalah sumber kekuatan ekonomi suatu negara yang

pada gilirannya meningkatkan daya relatif politiknya ke negara-negara lain.

Kelemahan Merkantilisme

Masalah utama dengan merkantilisme adalah bahwa, jika semua negara

melakukan barikade pasar untuk impor dan mendorong ekspor mereka ke negara lain,

3

Page 4: Chapter 5 Fix

maka perdagangan internasional akan menjadi sangat terbatas. Selain itu, membayar

kecil kepada koloni untuk ekspor mereka, tapi mengenakan harga yang tinggi untuk

impor menggangu pertumbuhan ekonomi mereka. Aspek-aspek negatif dari

merkantilisme diperjelas oleh teori perdagangan yang dikembangkan pada tahun

1700an, yaitu keunggulan absolut.

1.3 KEUNGGULAN ABSOLUT

Kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu barang lebih efisien dari

bangsa lain disebut keunggulan absolut, yang menganjurkan untuk membiarkan

kekuatan pasar mendikte arus perdagangan. Keunggulan absolut memungkinkan suatu

negara untuk memproduksi barang dimana ia memegang keunggulan absolut dan

perdagangan dengan bangsa lain untuk mendapatkan barang yang diperlukan tapi

tidak diproduksi ,disebut a positive sum game yang memberikan keuntungan bagi

semua yang terlibat dalam perdagangan

Misalnya, ada dua negara yang sama-sama menghasilkan mobil dan televisi.

Mobil dan televisi yang dihasilkan oleh kedua negara tersebut pada bulan tertentu

sebagai berikut.

Negara Mobil TV

A 100 unit 1000 unit

B 400 unit 200 unit

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa negara A menghasilkan lebih

banyak televisi dibandingkan dengan negara B sehingga dalam hal ini negara A

memiliki keuntungan mutlak / keunggulan absolut dalam menghasilkan televisi

terhadap negara B. Sementara itu, negara B lebih banyak menghasilkan mobil

dibandingkan dengan negara A, dalam hal ini negara B memiliki keuntungan mutlak /

keunggulan absolut dalam menghasilkan mobil. Dengan demikian, jika kedua negara

itu sepakat untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara A mengekspor

televisi dan mengimpor mobil dari negara B. Sebaliknya, negara B mengekspor mobil

ke negara A dan mengimpor televisi dari negara A.

4

Page 5: Chapter 5 Fix

Argumen dasar dalam teori keunggulan absolut menegaskan bahwa negara

tidak boleh memproduksi barang-barang yang ada di negerinya dimana barang

tersebut bisa dibeli dengan biaya lebih rendah di negara lain. Dengan mengkhususkan

diri dalam produksi barang dimana masing-masing memiliki keunggulan absolut,

kedua negara memperoleh manfaat dengan terlibat dalam perdagangan internasional.

Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan jika setiap negara yang

terlibat memiliki keunggulan absolut yang berbeda-beda. Jika hanya satu negara yang

memiliki keunggulan absolut untuk barang yang dihasilkan, tidak akan terjadi

perdagangan internasional yang menguntungkan.

Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut. Namun, kelemahan teori

Adam Smith ini disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori comparative

advantage atau keunggulan komparatif, baik secara cost comparative (labor

efficiency) maupun production comparative (labor productivity).

1.4 KEUNGGULAN KOMPARATIF

Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah

barang ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara

lainnya, tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daripada barang lainnya.

Keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang

dan jasa lebih banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya. Dalam teori

keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan

pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa

yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

Menurut David Ricardo, walaupun suatu negara mampu memproduksi seluruh

jenis barang dengan harga lebih murah dari negara lainnya, negara tersebut masih bisa

memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional. Menurutnya, negara yang

mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua barang itu harus

mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor

barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Untuk memperjelasnya, kita

lihat contoh dalam tabel berikut.

Negara Mobil TV

A 100 unit 800 unit

5

Page 6: Chapter 5 Fix

B 80 unit 400 unit

Tabel di atas menunjukkan bahwa negara A memiliki keunggulan mutlak

dalam dua jenis barang (mobil dan televisi) karena keduanya diproduksi lebih efisien

di negara A daripada di negara B. Dalam keadaan seperti ini, bukan berarti negara A

akan mengekspor mobil dan televisi ke negara B. Dalam situasi seperti ini, relatif

tidak akan terjadi perdagangan. Agar terjadi perdagangan yang saling menguntungkan

maka dapat dilakukan dengan membandingkan harga antara produk tersebut, sebagai

berikut.

- Di negara A harga 1 unit mobil = 8 unit televisi

- Di negara B harga 1 unit mobil = 5 unit televisi

Dengan demikian, harga 1 unit mobil di negara B lebih murah dibandingkan dengan

negara A. Berdasarkan data ini, negara A lebih efisien dalam menghasilkan televisi

dan negara B menghasilkan mobil.

Jadi dalam teori keunggulan komparatif, masuk akal bagi suatu negara untuk

melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu barang yang dapat dihasilkan

secara lebih efisien, disamping membeli produk yang dihasilkan secara kurang efisien

dari negara-negara lainnya, bahkan jika hal itu berarti membeli barang dari negara

lain yang dapat dihasilkan sendiri secara lebih efisien.

Teori keunggulan komparatif David Ricardo berdasarkan atas beberapa

asumsi, antara lain sebagai berikut.

1. Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.

2. Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).

3. Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.

4. Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.

5. Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas dalam

hubungan antarnegara.

6. Biaya-biaya produksi dianggap tetap.

7. Kualitas barang adalah sama.

8. Biaya transportasi tidak ada (nol).

9. Teknologi tidak berubah.

6

Page 7: Chapter 5 Fix

Suatu negara akan tetap menyelenggarakan perdagangan dengan negara lain

walaupun negara itu memiliki keunggulan absolut atas barang yang dihasilkannya.

Negara tersebut hanya akan memproduksi barang yang paling menguntungkan untuk

dihasilkan.

Teori keunggulan komparatif menyarankan perdagangan bebas yang tidak ada

hambatan mengarahkan pada peningkatan jumlah produksi dunia; dan hal ini,

merupakan perdagangan yang memberikan dampak positif layaknya “positive-sum

game”. Teori keunggulan komparatif berpendapat suatu negara yang terbuka bagi

perdagangan bebas akan merangsang pertumbuhan ekonomi, yang mana perdagangan

akan menghasilkan keuntungan yang dinamis.

Asumsi dan Keterbatasan

a. Mengasumsikan negara hanya didorong oleh maksimalisasi produksi dan

konsumsi. Pemerintah terlibat dalam perdagangan karena berbagai alasan

(misalnya, kekhawatiran bagi pekerja atau konsumen).

b. Mengasumsikan hanya dua negara yang terlibat dalam produksi dan konsumsi dua

barang. Pada kenyataannya, lebih dari 180 negara dan banyak produk yang

dihasilkan, diperdagangkan, dan dikonsumsi.

c. Menganggap tidak ada biaya transportasi. Pada kenyataannya, biaya transportasi

adalah biaya utama perdagangan internasional.

d. Menganggap pekerja hanya sumber daya yang digunakan dalam proses produksi

karena tenaga kerja menyumbang sebagian besar dari total biaya produksi barang

pada saat teori yang dikembangkan.

e. Menganggap spesialisasi tidak menghasilkan keuntungan efisiensi. Di Bahkan,

hasil spesialisasi dalam peningkatan pengetahuan tentang tugas dan perbaikan di

masa mendatang.

1.5 TEORI PROPORSI FAKTOR

Teori proporsi faktor menyatakan bahwa negara-negara memproduksi dan

mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang paling berlimpah dan

mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang terbatas di negaranya.

Teori proporsi faktor berbeda dari teori keunggulan absolut dan keunggulan

komparatif. Teori proporsi faktor mengatakan sebuah negara mengkhususkan diri

7

Page 8: Chapter 5 Fix

dalam memproduksi dan mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi

yang paling berlimpah dan dengan demikian termurah – bukan barang yang lebih

produktif atau efisien.

Contoh, Negara A telah lama menjadi eksportir barang-barang pertanian,

mencerminkan kelimpahan yang tidak biasa atas tanah yang subur. Sebaliknya,

Negara B unggul dalam ekspor barang yang diproduksi di industri padat karya. Hal ini

mencerminkan kelimpahan relatif Negara B terhadap tenaga kerja yang murah.

Negara A, yang tidak memiliki tenaga kerja murah yang berlimpah, telah menjadi

importer utama dari barang-barang Negara B.

BURUH VS TANAH DAN PERALATAN MODAL

a. Faktor proporsi sumber teori istirahat menjadi dua kategori:

(1) tenaga kerja, dan (2) tanah dan modal peralatan. Ini memprediksi bahwa

negara akan mengkhususkan diri dalam produk-produk yang membutuhkan

tenaga kerja jika biaya tenaga kerja relatif lebih rendah terhadap tanah dan

modal biaya, begitu pula sebaliknya.

b. Faktor proporsi teori konseptual menarik (misalnya, Australia memiliki banyak

lahan dan populasi kecil; ekspor terdiri dari produk yang memerlukan banyak

lahan sementara impor terdiri diproduksi dan barang-barang konsumsi)

1.6 TEORI SIKLUS HIDUP PRODUK INTERNASIONAL

Teori siklus hidup produk internasional mengatakan bahwa perusahaan akan

mulai mengekspor produk dan kemudian melakukan investasi asing langsung selagi

produk bergerak melalui siklus hidupnya. Teori ini juga mengatakan bahwa, untuk

sejumlah alasan, ekspor suatu negara pada akhirnya akan menjadi impornya.

Tahapan siklus hidup produk:

Pada tahap 1, tahap produk baru, daya beli yang tinggi dan permintaan dari

pembeli di negara industri mendorong perusahaan untuk merancang dan

memperkenalkan konsep baru. Karena tingkat permintaan dalam pasar domestik

tidak diketahui secara pasti pada tahap ini, perusahaan mempertahankan volume

produksi yang rendah dan berbasis di negara asal.

8

Page 9: Chapter 5 Fix

Dalam tahap 2, tahap kedewasaan, pasar domestik dan pasar luar negeri

telah sepenuhnya sadar akan keberadaan produk dan manfaatnya. Permintaan

meningkat dan berkelanjutan selama periode waktu yang cukup panjang. Karena

pangsa pasar yang semakin besar, perusahaan berinovasi dengan memperkenalkan

fasilitas produksi di negara dengan permintaan tertinggi. Menjelang akhir tahap ini,

produk mulai menghasilkan penjualan di negara berkembang dan mungkin

beberapa manufaktur ditetapkan disana.

Pada tahap 3, tahap standardisasi produk, persaingan dari perusahaan lain

yang menjual produk serupa menekan perusahaan untuk menurunkan harga untuk

mempertahankan tingkat penjualan. Seiring dengan pasar yang menjadi lebih

sensitif terhadap harga, perusahaan mulai mencari secara agresif untuk basis

produksi berbiaya rendah di negara berkembang untuk memasok pasar di seluruh

dunia. Selanjutnya, karena sebagian besar produksi sekarang dilakukan di luar

negari, permintaan di dalam negeri dipasok dari impor dari negara berkembang dan

negara industri lainnya.

9

Page 10: Chapter 5 Fix

SIMPULAN

Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran

barang dan jasa lintas batas negara. Perdagangan internasional memiliki beberapa

manfaaat seperti membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh dunia, membuat

orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang lebih banyak terhadap barang

dan jasa, dan berperan dalam penciptaan lapangan kerja di banyak Negara.

Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan

keuangan, dengan mendorong ekspor dan membatasi impor. Praktek merkantilisme

bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan, intervensi pemerintah,

dan kolonialisme.

Masalah utama dengan merkantilisme adalah bahwa, jika semua negara

melakukan barikade pasar untuk impor dan mendorong ekspor mereka ke negara lain,

maka perdagangan internasional akan menjadi sangat terbatas. Aspek-aspek negatif

dari merkantilisme diperjelas oleh teori perdagangan yang dikembangkan pada tahun

1700an, yaitu keunggulan absolut.

Keunggulan absolut yaitu kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu

barang lebih efisien dari bangsa lain disebut keunggulan absolut, yang menganjurkan

untuk membiarkan kekuatan pasar mendikte arus perdagangan. Argumen dasar dalam

teori keunggulan absolut menegaskan bahwa negara tidak boleh memproduksi

barang-barang yang ada di negerinya dimana barang tersebut bisa dibeli dengan biaya

lebih rendah di negara lain.

Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut, tetapi disempurnakan oleh

David Ricardo dengan teori comparative advantage atau keunggulan komparatif.

Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah barang

ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara lainnya,

tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daridapa barang lainnya. Keunggulan

komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang dan jasa lebih

banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya.

10

Page 11: Chapter 5 Fix

Teori proporsi faktor menyatakan bahwa negara-negara memproduksi dan

mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang paling berlimpah dan

mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang terbatas di negaranya.

Teori siklus hidup produk internasional mengatakan bahwa perusahaan akan

mulai mengekspor produk dan kemudian melakukan investasi asing langsung selagi

produk bergerak melalui siklus hidupnya. Teori ini juga mengatakan bahwa, untuk

sejumlah alasan, ekspor suatu negara pada akhirnya akan menjadi impornya.

11

Page 12: Chapter 5 Fix

DAFTAR PUSTAKA

J. Wild,John. International Bussiness (the challenge of globalization). 2010. Pearson

Inc : USA

Ekonomi 2: Fenomena di Sekitar Kita, untuk Kelas XI SMA dan MA / Rusdarti-

Kusmuriyanto / Platinum

http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapat-

para.html (diakses tanggal 2 Maret 2015)

http://www.academia.edu/9773823/teori_modern (diakses tanggal 5 Maret 2015)

12