Upload
asangga
View
215
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kensenjangan terjadi semakin tinggi pula stres yang dialami individu. Setiap orang dapat mengalami stres dan jika individu tersebut tidak dapat beradaptasinya maka dapat terjadi penyakit (Yosep, 2011). Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa telah melampaui batas untuk dihadapi. Manusia mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (Smeltzer & Bare, 2008)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Modernisasi dan perkembangan dunia menjadi masalah yang harus
dihadapi masyarakat saat ini. Masalah hubungan sosial dan tuntutan
lingkungan untuk meningkatkan pencapaian diri serta ketidaksanggupan
pribadi dalam memenuhi tuntutan tersebut dapat menimbulkan stres dalam diri
seseorang (Mastura, 2007).
Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang
berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon di mana terjadinya
kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi konsekuensi yang
esensial (Krohne, 2002).
Stres sendiri bisa berasal dari individu, lingkungan keluarga, lingkungan
tempat tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-tempat dimana individu
banyak menghabiskan waktunya seperti kantor dan tempat pendidikan.
(Pedak, 2009).
Proses stres sendiri merupakan suatu siklus yang berkelanjutan dan memiliki
suatu mekanisme umpan balik. (Weinberg, 2003).
Mahasiswa, sebagai insan akademik, dalam kegiatannya juga tidak
terlepas dari stres. Penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari
kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan
internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban
pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan dan meningkatnya
kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan
internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran.
(Heiman, 2005).
Penyebab stres pada mahasiswa tersebut berbeda antara satu individu
dengan yang lain. Pada mahasiswa tingkat pertama penyebab stres dapat
berupa norma dan budaya yang baru, teman kelompok baru, tugas yang
banyak, perubahan pada gaya hidup yang ternyata menuntut waktu dan self-
Universitas Sumatera Utara
control yang lebih besar dibandingkan pada masa Sekolah Menengah Atas
(SMA), transisi dari seorang siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi
mahasiswa baru di Perguruan Tinggi (PT), perubahan gaya belajar dari
sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target
pencapaian nilai dan problem-problem akademik lainnya. Berbagai
penyesuaian yang harus dihadapi oleh para mahasiswa diperberat dengan
adanya faktor personal seperti jauhnya para mahasiswa baru dari orang tua dan
sanak saudara, pengelolaan keuangan, problem lingkungan baru, serta
problem-problem personal lainnya (Reisberg 2005, Santrock 2003).
Problem akademik penyebab stres pada tingkat pertama adalah berlakunya
Sistem Kredit Semester yang merupakan salah satu perubahan yang dialami.
Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaran pendidikan
dengan menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk menyatakan beban
studi peserta didik, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban
penyelenggaraan program. Sistem Kredit Semester menuntut mahasiswa untuk
menentukan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuannya dan mahasiswa
harus giat dan serius menyelesaikan program studi yang telah ditentukan
dalam waktu sesingkat mungkin. Sistem ini meminta tanggung jawab yang
besar pada mahasiswa dalam menentukan mata kuliah dan jumlah SKS yang
akan diambil. Lain halnya pada sekolah menengah atas dimana beban studi,
mata pelajaran, dan masa studi siswa sudah ditentukan sehingga mereka
tinggal menjalaninya saja (USU, 2010).
Penyebab lain yaitu pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Pola
hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan
guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang dilakukan di
ruangan diikuti pula dengan jumlah mahasiswa yang biasanya lebih banyak
sehingga perhatian dosen terhadap mahasiswa menjadi lebih sedikit
dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya (Gunarsa, 2000).
Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa sesuai pilihan fakultas
mereka telah dilakukan pada beberapa universitas di dunia. Prevalensi
mahasiswa di dunia yang mengalami stres didapatkan sebesar 38-71%
Universitas Sumatera Utara
(Szalavitz, 2011), sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3% (Habeeb 2010,
Koochaki 2009). Sementara itu, di Indonesia sendiri didapatkan sebesar 36,7-
71,6% prevalensi mahasiswa yang mengalami stres (Fitasari 2011, Susanto
2008, Kurniawati 2010, Oktovia 2012).
Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran
juga telah dilakukan di berbagai universitas di dunia. Di dunia, prevalensi
terjadinya stres pada mahasiswa fakultas kedokteran sebesar 31,2-51%
(Stephani 2006, Firth 2004). Sementara itu, di Asia didapatkan sebesar 47-
74,2% prevalensi mahasiswa fakultas kedokteran yang mengalami stres
(Saipanish 2003, Abdulghani 2008, Marjani 2008). Di Indonesia, prevalensi
stres pada mahasiswa kedokteran didapatkan sebesar 45,8-71,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa prevalensi stres mahasiswa yang memilih fakultas
kedokteran lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memilih jurusan lain
(Carolin 2010, Oktovia 2012).
Penelitian yang dilakukan di Arab Saudi ternyata menunjukkan bahwa
stres pada mahasiswa fakultas kedokteran banyak terjadi pada tahun pertama
yaitu 74,2% dan pada tahun berikutnya prevalensinya menurun (Abdulghani,
2008). Di Pakistan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran tahun
pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut adalah 73%, 66%, 49%,
47%. Penelitian di Pakistan menunjukkan tingkat stres mahasiswa fakultas
kedokteran tahun pertama dan kedua lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa fakultas kedokteran tahun ketiga dan keempat (Inam, 2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pakistan tentang stres ditingkat
mahasiswa kedokteran, penyebab terbanyak adalah adanya ekspektasi yang
tinggi dari orang tua (63%), frekuensi ujian yang lebih sering terjadi
dibandingkan fakultas lainnya (59%), waktu yang cepat untuk menyelesaikan
kurikulum akademik (50%), waktu tidur yang berkurang (48%), , kecemasan
tentang masa depan (45%), kesepian (41%) dan ketidakpuasan dalam
pengajaran materi perkuliahan (35%) (Shah,2010).
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang
lebih sering dialami oleh mahasiswa fakultas kedokteran dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa yang memilih jurusan lain, terutama pada mahasiswa tahun
pertamanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres pada
mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan jenis
kelamin.
2. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan suku
3. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan alasan memilih
Fakultas Kedokteran
4. Mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tahun pertama dapat mengetahui dan memahami masalah
tentang stres serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres. Bagi
mahasiswa hasil penelitian yang menunjukkan kriteria tingkat stres yang
berat dapat dirujuk ke dokter untuk penanganan selanjutnya.
1.4.2 Bagi Fakultas Kedokteran
Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi kebijakan
akademik bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam
usaha pencegahan stres pada mahasiswa tahun pertama.
1.4.3 Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara