5
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisasi dan perkembangan dunia menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat saat ini. Masalah hubungan sosial dan tuntutan lingkungan untuk meningkatkan pencapaian diri serta ketidaksanggupan pribadi dalam memenuhi tuntutan tersebut dapat menimbulkan stres dalam diri seseorang (Mastura, 2007). Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon di mana terjadinya kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi konsekuensi yang esensial (Krohne, 2002). Stres sendiri bisa berasal dari individu, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-tempat dimana individu banyak menghabiskan waktunya seperti kantor dan tempat pendidikan. (Pedak, 2009). Proses stres sendiri merupakan suatu siklus yang berkelanjutan dan memiliki suatu mekanisme umpan balik. (Weinberg, 2003). Mahasiswa, sebagai insan akademik, dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. (Heiman, 2005). Penyebab stres pada mahasiswa tersebut berbeda antara satu individu dengan yang lain. Pada mahasiswa tingkat pertama penyebab stres dapat berupa norma dan budaya yang baru, teman kelompok baru, tugas yang banyak, perubahan pada gaya hidup yang ternyata menuntut waktu dan self- Universitas Sumatera Utara

Chapter I_5

  • Upload
    asangga

  • View
    215

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kensenjangan terjadi semakin tinggi pula stres yang dialami individu. Setiap orang dapat mengalami stres dan jika individu tersebut tidak dapat beradaptasinya maka dapat terjadi penyakit (Yosep, 2011). Stres merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa telah melampaui batas untuk dihadapi. Manusia mempunyai pengalaman terhadap stres bahkan sebelum manusia lahir (Smeltzer & Bare, 2008)

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Modernisasi dan perkembangan dunia menjadi masalah yang harus

    dihadapi masyarakat saat ini. Masalah hubungan sosial dan tuntutan

    lingkungan untuk meningkatkan pencapaian diri serta ketidaksanggupan

    pribadi dalam memenuhi tuntutan tersebut dapat menimbulkan stres dalam diri

    seseorang (Mastura, 2007).

    Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang

    berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon di mana terjadinya

    kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi konsekuensi yang

    esensial (Krohne, 2002).

    Stres sendiri bisa berasal dari individu, lingkungan keluarga, lingkungan

    tempat tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-tempat dimana individu

    banyak menghabiskan waktunya seperti kantor dan tempat pendidikan.

    (Pedak, 2009).

    Proses stres sendiri merupakan suatu siklus yang berkelanjutan dan memiliki

    suatu mekanisme umpan balik. (Weinberg, 2003).

    Mahasiswa, sebagai insan akademik, dalam kegiatannya juga tidak

    terlepas dari stres. Penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari

    kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan

    internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban

    pelajaran, tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan dan meningkatnya

    kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan

    internal bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran.

    (Heiman, 2005).

    Penyebab stres pada mahasiswa tersebut berbeda antara satu individu

    dengan yang lain. Pada mahasiswa tingkat pertama penyebab stres dapat

    berupa norma dan budaya yang baru, teman kelompok baru, tugas yang

    banyak, perubahan pada gaya hidup yang ternyata menuntut waktu dan self-

    Universitas Sumatera Utara

  • control yang lebih besar dibandingkan pada masa Sekolah Menengah Atas

    (SMA), transisi dari seorang siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi

    mahasiswa baru di Perguruan Tinggi (PT), perubahan gaya belajar dari

    sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target

    pencapaian nilai dan problem-problem akademik lainnya. Berbagai

    penyesuaian yang harus dihadapi oleh para mahasiswa diperberat dengan

    adanya faktor personal seperti jauhnya para mahasiswa baru dari orang tua dan

    sanak saudara, pengelolaan keuangan, problem lingkungan baru, serta

    problem-problem personal lainnya (Reisberg 2005, Santrock 2003).

    Problem akademik penyebab stres pada tingkat pertama adalah berlakunya

    Sistem Kredit Semester yang merupakan salah satu perubahan yang dialami.

    Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaran pendidikan

    dengan menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk menyatakan beban

    studi peserta didik, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban

    penyelenggaraan program. Sistem Kredit Semester menuntut mahasiswa untuk

    menentukan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuannya dan mahasiswa

    harus giat dan serius menyelesaikan program studi yang telah ditentukan

    dalam waktu sesingkat mungkin. Sistem ini meminta tanggung jawab yang

    besar pada mahasiswa dalam menentukan mata kuliah dan jumlah SKS yang

    akan diambil. Lain halnya pada sekolah menengah atas dimana beban studi,

    mata pelajaran, dan masa studi siswa sudah ditentukan sehingga mereka

    tinggal menjalaninya saja (USU, 2010).

    Penyebab lain yaitu pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Pola

    hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan

    guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang dilakukan di

    ruangan diikuti pula dengan jumlah mahasiswa yang biasanya lebih banyak

    sehingga perhatian dosen terhadap mahasiswa menjadi lebih sedikit

    dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya (Gunarsa, 2000).

    Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa sesuai pilihan fakultas

    mereka telah dilakukan pada beberapa universitas di dunia. Prevalensi

    mahasiswa di dunia yang mengalami stres didapatkan sebesar 38-71%

    Universitas Sumatera Utara

  • (Szalavitz, 2011), sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3% (Habeeb 2010,

    Koochaki 2009). Sementara itu, di Indonesia sendiri didapatkan sebesar 36,7-

    71,6% prevalensi mahasiswa yang mengalami stres (Fitasari 2011, Susanto

    2008, Kurniawati 2010, Oktovia 2012).

    Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran

    juga telah dilakukan di berbagai universitas di dunia. Di dunia, prevalensi

    terjadinya stres pada mahasiswa fakultas kedokteran sebesar 31,2-51%

    (Stephani 2006, Firth 2004). Sementara itu, di Asia didapatkan sebesar 47-

    74,2% prevalensi mahasiswa fakultas kedokteran yang mengalami stres

    (Saipanish 2003, Abdulghani 2008, Marjani 2008). Di Indonesia, prevalensi

    stres pada mahasiswa kedokteran didapatkan sebesar 45,8-71,6%. Hal ini

    menunjukkan bahwa prevalensi stres mahasiswa yang memilih fakultas

    kedokteran lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memilih jurusan lain

    (Carolin 2010, Oktovia 2012).

    Penelitian yang dilakukan di Arab Saudi ternyata menunjukkan bahwa

    stres pada mahasiswa fakultas kedokteran banyak terjadi pada tahun pertama

    yaitu 74,2% dan pada tahun berikutnya prevalensinya menurun (Abdulghani,

    2008). Di Pakistan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran tahun

    pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut adalah 73%, 66%, 49%,

    47%. Penelitian di Pakistan menunjukkan tingkat stres mahasiswa fakultas

    kedokteran tahun pertama dan kedua lebih tinggi dibandingkan dengan

    mahasiswa fakultas kedokteran tahun ketiga dan keempat (Inam, 2003).

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pakistan tentang stres ditingkat

    mahasiswa kedokteran, penyebab terbanyak adalah adanya ekspektasi yang

    tinggi dari orang tua (63%), frekuensi ujian yang lebih sering terjadi

    dibandingkan fakultas lainnya (59%), waktu yang cepat untuk menyelesaikan

    kurikulum akademik (50%), waktu tidur yang berkurang (48%), , kecemasan

    tentang masa depan (45%), kesepian (41%) dan ketidakpuasan dalam

    pengajaran materi perkuliahan (35%) (Shah,2010).

    Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang

    lebih sering dialami oleh mahasiswa fakultas kedokteran dibandingkan dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • mahasiswa yang memilih jurusan lain, terutama pada mahasiswa tahun

    pertamanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres pada

    mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    1.2 Rumusan Masalah

    Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan jenis

    kelamin.

    2. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan suku

    3. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

    Kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan alasan memilih

    Fakultas Kedokteran

    4. Mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres

    Universitas Sumatera Utara

  • 1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Bagi Mahasiswa

    Mahasiswa tahun pertama dapat mengetahui dan memahami masalah

    tentang stres serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres. Bagi

    mahasiswa hasil penelitian yang menunjukkan kriteria tingkat stres yang

    berat dapat dirujuk ke dokter untuk penanganan selanjutnya.

    1.4.2 Bagi Fakultas Kedokteran

    Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi kebijakan

    akademik bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam

    usaha pencegahan stres pada mahasiswa tahun pertama.

    1.4.3 Bagi Peneliti

    Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Sarjana

    Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

    Universitas Sumatera Utara