Upload
depri-altriyan
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gis
Citation preview
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang meliputi semua
benda penyusun biosfer (atmosfer, tanah dan batuan induk, topografi, air, tumbuh-
tumbuhan dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan
juga merupakan akibat aktifitas manusia pada masa lalu maupun masa sekarang,
yang memilki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada
masa sekarang maupun masa yang akan datang (Vink, 1975).
Definisi penggunaan lahan menurut Malingreau (1978) dalam Giyarsih
(2001) adalah segala macam bentuk campur tangan manusia, baik secara menetap
ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan buatan,
yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi
kebutuhan baik material maupun spiritual ataupun kedua-duanya.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya manusia mengolah dan
memperlakukan lahan untuk produksi pertanian dan kegiatan usaha lainnya yang
bisa berdapak pada kerusakan lingkungan. Salah satu kerusakan lingkungan
adalah adanya erosi. Erosi tanah adalah peristiwa alam yang lazim terjadi di muka
bumi, yakni peristiwa terkikisnya permukaan tanah oleh media air
permukaan/limpasan yang besarnya sangat tergantung dari faktor-faktor alam dan
peran manusia. Faktor alam yang mempengaruhi erosi tersebut adalah
karakteristik tanah, geometrik muka tanah, iklim dan vegetasi sedangkan faktor
oleh campur tangan manusia adalah jenis tanaman dan pengelolaan tanah (Asdak,
2001).
2
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik
untuk pertumbuhan tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap
dan menahan air. Tanah yang terangkut air akan diendapkan di tempat lain antara
lain, dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi dan lain-lain. Oleh karena itu
erosi akan mempengaruhi tingkat produktifitas lahan pada daerah aliran sungai
bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada daerah aliran sungai
bagian hilir berupa hasil sedimen (Rinaldy, 2011)
Kerugian yang disebabkan akibat erosi antara lain (Rinaldy, 2011) :
1. Terjadinya akumulasi penumpukan dan pendangkalan sedimen pada
waduk sehingga memperpendek umur layan waduk.
2. Terganggunya siklus hidrologi yang sering menyebabkan terjadinya banjir
besar di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
3. Pendangkalan bagian hilir sungai dan terbentuknya delta pada muara
sungai dapat menghambat transportasi sungai dan menimbulkan banjir.
4. Hilangnya unsur hara pada lapisan tanah atas yang akan menyababkan
kemerosotan produktifitas tanah dan pemiskinan petani.
5. Berkurangnya alternatif penggunaan lahan yang menimbulkan keinginan
membuka lahan baru.
6. Dapat meningkatkan potensi bencana tanah longsor.
Waduk Sermo dibangun pada pada 1993 dan mulai beroperasi tahun 1997
dengan target usia operasi 50 tahun. Manfaat utama pembangunannya adalah
untuk penyediaan air irigasi, penyediaan air baku, dan untuk penggelontoran kota
(BPSDA Waduk Sermo). Waduk Sermo dengan panjang bendungan 190 m dan
3
tinggi puncak bendungan 58,6 m didesain untuk menampung ± 25 juta m3 air.
Daerah tangkapan air waduk sermo kurang lebih 22 km2 yang merupakan bagian
dari Daerah Aliran Sungai Ngrancah. Keberadaan waduk merupakan aset yang
sangat vital bagi kelangsungan sektor pertanian sebagai suplay air irigasi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan waduk.
Permasalahan yang ditemui di daerah tangkapan air Waduk Sermo adalah
besarnya laju sedimen yang masuk dalam waduk. Studi yang dilakukan oleh PT
Tatareka (1998) menyebutkan bahwa erosi lahan yang terjadi sebesar 8,42
mm/tahun dan 59 % sedimen tersebut masuk ke dalam waduk. Jika laju
sedimentasi tidak menurun pada tahun-tahun berikutnya maka usia operasi hanya
33 tahun, sehingga masih dibutuhkan pengendalian erosi melalui penerapan
sistem konservasi yang lebih baik, diantaranya pengendalian erosi permukaan
lahan secara vegetatif maupun mekanik, penataan sabuk hijau di sekeliling
genangan waduk, dan pembuatan chek dam untuk pengendalian sedimen.
Penelitian Suharno (1999) menunjukan bahwa berbagai aktivitas
penduduk dalam mengelola lahan kurang memperhatikan kelestarian lingkungan
sehingga menyebabkan terjadinya kecenderungan penurunan kualitas sub DAS.
Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa Sub Das Ngrancah berada dalam
kondisi yang menghawatirkan, ditandai dengan buruknya kualitas lahan (85 %
luas sub DAS tergolong kualitas buruk sampai dengan sangat buruk). Hasil
penelitian Kusumandari (2008) menyimpulkan bahwa 48 % sub DAS Ngrancah
tergolong mempunyai kelas kerawanan longsor yang tinggi.
4
Untuk tercapainya kelestarian pemanfaatan lahan, maka di wilayah studi
diperlukan pemikiran yang seksama karena kerusakan yang diakibatkan
dampaknya buruk ditinaju dari aspek ekologi maupun ekonomi, dan bila proses
itu dibiarkan berlangsung lebih lama maka penanggulangannya akan memerlukan
biaya yang cukup besar. Oleh karena itu permasalahan dampak perubahan
penggunaan lahan, erosi di daerah tangkapan air Waduk Sermo merupakan
permasalahan yang penting untuk dikaji diteliti dan ditanggulangi supaya
kecepatan degradasi lahan dapat dihambat.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Seperti apakah perubahan penggunaan lahan yang terjadi di daerah
tangkapan air Waduk Sermo?
b. Seperti apakah dampak perubahan penggunan lahan terhadap erosi
permukaan lahan yang terjadi di daerah tangkapan air Waduk Sermo?
c. Seperti apakah dampak perubahan penggunaan lahan terhadap umur
manfaat layanan Waduk Sermo?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Mengkaji perubahan penggunaan lahan yang terjadi di daerah tangkapan
air waduk sermo
5
b. Menganalisa erosi permukaan lahan yang terjadi di daerah tangkapan air
waduk sermo
c. Mengetahui perubahan umur manfaat layanan Waduk Sermo berdasarkan
perubahan penggunaan lahan.
d. Memberikan masukan usaha-usaha konservasi lahan yang masih mungkin
untuk dilaksanakan sesuai hasil analisa erosi lahan dan kondisi di
lapangan.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan wacana dan masukan penting kepada pemerintah,
masyarakat, dan pihak swasta terkait dengan pengaruh perubahan
penggunaan lahan di DTA Waduk Sermo terhadap erosi.
b. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam hal penyusunan
kebijakan tata ruang berbasis lingkungan terutama dalam upaya
perlindungan DTA Waduk Sermo.
c. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai
acuan bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan dampak perubahan
penggunaan lahan terhadap erosi.
1.5. Keaslian Penelitian
Dalam kegiatan survey pustaka terhadap berbagai hasil penelitian
terdahulu, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan sedimentasi
waduk. Beberapa penelitian mengenai sedimentasi yang telah ada sebelumnya
6
menggunakan berbagai jenis metode atau teknik analisis, belum ditemukan
penelitian mengenai dampak perubahan penggunaan lahan terhadap erosi di
Daerah Tangkapan Air Waduk Sermo yang di kaitkan juga dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo. Adapun penelitian yang relevan dengan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
7
Tabel 1. Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan
No Nama Peneliti Tahun dan Lokasi Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil 1 Sita Murti 2012
DAS Garang Hulu Jawa Tengah
Prediksi Erosi Dan Upaya Penanganannya (Studi Kasus Di Sub Das Garang Hulu Jawa Tengah)
Mengetahui erosi pada satuan lahan di Sub DAS Garang Hulu berdasarkan hasil pemodelan. Mengetahui laju erosi total Sub DAS Garang Hulu berdasarkan hasil pemodelan dan verifikasinya dengan erosi aktual berdasarkan data dari pengamatan
Deduktif 1. Erosi besar terjadi pada lahan pemukiman sedangkan penggunaan lahan berupa hutan dan sawah erosinya kecil
2. Bentuk-bentuk perlakuaan rehabilitasi dan konservasi di Sub DAS Garang Hulu adalah kombinasi sipil teknis dan vegatatif yang sesuai untuk daerah dengan tekanan penduduk tinggi pada kawasan lindung (FL) dan kawasan budidaya tanaman tahunan
2 Chandra Setyawan 2011
Waduk Pb. Soedirman Jawa Tengah
Kajian Pengendalian Sedimentasi Di Waduk Pb. Soedirman Dengan Bangunan Pengendali Sedimen Dan Pengaturan Tata Guna Lahan
Mengetahui signifikansi pengendalian sedimentasi di Waduk PB. Sudirman dengan membangun BPS dan meningkatkan tutupan vegetasi
Deduktif 1. Pengendalian sedimentasi dengan pengaturan tata guna lahan memberikan hasil yang lebih signifikan dari pada pengendalian menggunakan BPS.
2. Pengendalian sedimentasi dengan pengaturan tata guna lahan saja memerlukan penutupan vegetasi permanen sebesar 46 % dari total luas daerah tangkapan dan dengan menggunakan BPS saja memerlukan 27 BPS per tahun.
8
3. Doddy Rinaldi 2011 Waduk Cirata Jawa Barat
Kajian Pengaruh Erosi Lahan Terhadap Sedimentasi Waduk Cirata Jawa Barat
Mengidentifikasi daerah potensi erosi melalui pemetaan. Memprediksi besar tingkat bahaya erosi daerah tangkapan waduk Cirata dan pengaruhnya Memberi arahan pengendalian lahan
Deduktif 1. Erosi yang terjadi di daerah tangkapan Waduk Cirata berdasarkan tata guna lahan 2008 sebesar 5,61 mm/tahun
2. Erosi terbesar pada ladang atau tegalan sebesar 10.559.312,61 ton/tahun
4. Arman Manalu 2012 Waduk Saguling Jawa Barat
Kajian Sedimentasi Waduk Saguling Propinsi Jawa Barat
1. Mencari besaran nilai erosi yang terjadi di Waduk Saguling
2. Mencari nilai SDR Tahun 1994 dan Tahun 2009
3. Memprediksi umur layanan waduk metode tampungan mati
Kualitatif 1. Terjadi peningkatan erosi sebesar 0,24 selama kurun waktu 15 tahun
2. Terjadi peningkatan SDR sebesar 0,012 di sub das saguling selama kurun waktu 15 tahun
3. Dengan metode tampungan mati umur layanan waduk saguling tinggal 23 tahun terhitung tahun 2009
5. PT. Tatareka 1998 Waduk Sermo Yogyakarta
Studi SedimantasinWaduk Sermo dan Penanggulangannya
1. Memperoleh informasi kuantitatif tentang prediksi laju sedimentasi di Waduk Sermo
2. Menyusun pola pengendalian sedimentasi di Waduk Sermo
Deduktif kuantitatif
1. Selama 2 tahun operasi waduk telah terjadi pengendapan sedimen sebesar 190.742 m3 atau sebesar 95.371 m3/Tahun
2. Jika laju sedimentasi tidak mengalami penurunan maka usia operasi waduk hanya akan mencapai 33 tahun
9
6. Sigit Setiawan 2010 Waduk Sermo Yogyakarta
Kajian Sedimentasi Waduk Berdasarkan Kondisi Tata Guna Lahan
1. Menganalisis erosi permukaan lahan dan SDR di Cathment Area
2. Hasil hitungan SDR akan dikaji dengan SDR tahun 1998
Deduktif kuantitatif
1. Nilai SDR 1998 sebesar 42% dan SDR 2007 79%.
2. Usaha konservasi secara struktural dengan membangun cekdam dan non struktural dengan perbaikan teras serta perubahan komposisi tanaman
7. Prasetya 2012 Waduk Sermo Yogyakarta
Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Erosi Di Daerah Tangkapan Air Waduk Sermo
3. Mengkaji perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DTA Waduk Sermo
4. Mengkaji erosi permukaan lahan yang terjadi di daerah tangkapan air waduk sermo
Deskriptif kualitatif
Perubahan penggunaan lahan periode 1998-2004 seluas 27,85 Ha dari penggunan lahan kebun campur menjadi ladang dan seluas 0,21 Ha dari kebun campur menjadi permukiman menyebabkan peningkatan erosi sebesar 10.776,96 ton dan mengurangi umur manfaat waduk selama 3 tahun. Perubahan penggunaan lahan periode 2004-2010 seluas 22,72 Ha dari penggunaan lahan kebun campur menjadi ladang menyebabkan peningkatan erosi sebesar 6.980,36 ton dan mengurangi umur manfaat waduk selama 2 tahun.
10
1.6. Sistematika Penulisan Tesis
Penulisan Tesis ini, urutan sistematika serta teknis penulisannya disusun
dengan maksud untuk mempermudah perolehan hasil seperti yang diharapkan
maka sistimatikanya di jabarkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika
penulisan. Bab ini merupakan pengantar yang akan memudahkan untuk
memahami bab-bab selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang konsep-konsep dan teori yang mendasari serta
berkaitan dengan dampak, penggunaan lahan, perubahan penggunaan
lahan, erosi, perhitungan erosi, tingkat bahaya erosi, sedimen delivery
ratio, dan rencana pemanfaatan ruang . Bab ini menjadi acuan teoritis
dan dasar dalam memecahkan masalah serta menjawab pertanyaan
penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, deskripsi lokasi
penelitian, definisi konsep dan operasional, teknik pengumpulan dan
perolehan data serta teknik analisis data dan penyajian hasil penelitian.
11
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang kondisi gambaran umum wilayah
penelitian, meliputi posisi geografis, kependudukan, ekonomi, sosial
dan budaya di Daerah Tangkapan Air Waduk Sermo
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil dan temuan tentang perubahan
penggunaan lahan di DTA Waduk Sermo serta analisanya. Juga
membahas tentang erosi yang terjadi di DTA Waduk Sermo meliputi
pemetaan satuan lahan, hasil perhitungan erosi pada DTA Waduk Sermo,
erosi tiap jenis lahan. Dibahas juga tentang nilai Sedimen Dilevery Ratio
(SDR) dan tingkat bahaya erosi. Selanjutnya pembahasan tentang umur
manfaat waduk, dampak perubahan penggunaan lahan terhadap erosi di
daerah tangkapan air Waduk Sermo, konservasi tanah untuk mengurangi
erosi dan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan yang terjadi.
BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi hasil temuan dan intisari analisis perubahan penggunaan
lahan terhadap erosi di daerah tangkapan air Waduk Sermo,
disingkronkan dengan tujuan penelitian serta menjawab pertanyaan
penelitian, adapun rekomendasi yang diberikan tidak terlepas dari
optimalisasi manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini