CHIKUNGUYA ke.1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin majunya kehidupan semakin banyak pula masalah yang kita hadapi baik dari bidang pendidikan,ekonomi, politik, budaya, kesehatan dll. Akan tetapi semua itu memiliki keuntungan dan kerugian. Setiap masalah pasti memiliki jalan keluar walapun semua itu tidak mudah. Salah satu kesehatan yang kita hadapi adalah penyakit chikungunya yang disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002.

Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim hujan nyamuk ini berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan penderita penyakit chikungunya semakin banyak dan meningkat. Selain itu, lingkungan juga bisa menjadi factor pemicu datangnya nyamuk ini. Lingkungan yang kurang dijaga kebersihannya dan didukung oleh sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dapat mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya.. Penyakit ini tidak dapat di tularkan secara langsung oleh penderita, seperti berjabat tangan, memakai peralatan yang sama secara bergantian. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.B. TUJUAN PENULISANTujuan penulisan makalah ini yaitu:

- Untuk mengetahui pengertian dari penyakit chikungunya- Untuk mengetahui etiologi dan epidemilogi dari penyakit chikungunya- Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit chikungunya- Untuk mengetahui patofisologi dari penyakit chikungunya- Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit chikungunya- Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit chikungunyaBAB II

PEMBAHASANA. PENGERTIAN CHIKUNGUYA

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedesnyamuk. Penyakit ini biasanya terdiri dari akut penyakit dengan demam, ruam kulit, dan melumpuhkan arthralgia. terakhir ini membedakan virus chikungunya dari demam berdarah, yang dinyatakan berbagi vektor yang sama, gejala, dan geografis distribution. Kata chikungunya, yang digunakan untuk kedua virus dan penyakit, berarti "berjalan membungkuk lebih" dalam dialek Afrika Swahili atau Makonde, dan mengacu pada eff ect dari melumpuhkan arthralgia.

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.B. ETIOLOGI CHIKUNGUYAPenyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus dengue? Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya? Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane, plemorfik, spherical, dengan diameter 70 m. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk heterodimer). Nucleopapsids isometric dengan diameter 40 m.

Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk lain, ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia. Hanya nyamuk betina yang menggigit yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar, berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur, nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus, namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gen berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus.

C. TANDA DAN GEJALA CHIKUNGUYA

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Adapun tanda dan gejala demam chikunguya adalah :

Demam yang timbul mendadak mencapai 39 derajat celcius selama 5 hari.

Nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang (break-bone fever).

Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.

Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari)

Terdapat juga sakit kepala, gejala flu, conjunctiva injection dimana pembuluh konjungtiva mata akan tampak nyata dan terjadi fotofobia.

Pembesaran kelenjar getah bening.

Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. (oedarto. 2009. Penyakit menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto)

Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.D. EPIDEMIOLOGI CHIKUNGUYA

Chikungunya disebarkan/ditularkan ke manusia oleh gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi oleh virus Chikungunya. Nyamuk terinfeksi dengan virus saat ia menggigit pasien sakit Chikungunya dan setelah sekitar seminggu, nyamuk dapat menularkan virus saat ia menggigit orang lain yang sehat. Penyakit tidak dapat menularkan langsung dari satu orang ke orang lain. Wabah Chikungunya dapat berjangkit dimana nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albocpictus hidup meliputi daerah tropis terutama daerah perkotaan.

Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.Wabah demam chikungunya telah mempengaruhi banyak negara sejak Januari 2005. Wabah terjadi pada tahun 2006 tampaknya menjadi lebih parah dan salah satu wabah terbesar yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV) di India yang mempengaruhi lebih dari 13 lakh people. Penyakit ini pertama kali dijelaskan pada 1955, menyusul wabah di Dataran Tinggi Makonde sepanjang perbatasan Tanganyika dan Mozambique.E. PATOFISIOLOGIS CHIKUNGUYA

Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan reticulum endoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virus sedangkan di dalam reticulum endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.F. PENATALAKSANAAN CHIKUNGUYA

Demam Chikungunya termasuk Self Limiting Disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan paracetamol, sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar. Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.G. PENCEGAHANSatu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent). Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.H. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium

Isolasi Virus (paling akurat)

2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit

Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik

Hasil didapat dalam 1-2 minggu

Pemeriksaan Serologi

10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel I diambil.

Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari

Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA

Diagnosa (+):

Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan

Antibody IgM spesifik CHIKV (+)

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR

Specimen sama dengan untuk isolasi virus

Hasil didapat dalam 1-2 hari I I. KOMPLIKASI

Komplikasi demam Chikungunya adalah myelomeningoensefalitis, sindrom guillain Barre, hepatitis fulminan, miokarditis, dan perikarditis (jarang). Infeksi asimptomatik sering terjadi dan ini menyebabkan terbentuknya imunitas terhadap virus (tidak ada serangan kedua).J. PROGNOSIS

Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini bukan berarti terjadi kelumpuhan. Melainkan lebih dari sekedar keengganan si penderita melakukan gerakan karena rasa ngilu pada persendian (Wikipedia, 2010). Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.

K. ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUYA

A. Pengkajian 1. Biodata

Identitas pasienIdentitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, no. Rekam medis. Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan pasien.2. Alasan masuk rumah sakit

Alasan dirawat:

Terjadi penurunan fungsi hati

Keluhan utama:

Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan perawatan medik, jika klien tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab sakitnya.

3. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini

2. Riwayat kesehatan sekarang:

Waktu timbulnya penyakit

Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan 4. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga yang menderita penyakit yang sama.

5. Data Bio-Psiko-Sosio-Spiritual

Menurut teori Virginia Henderson, pengkajian terhadap kebutuhan pasien dapat dilakukan diantaranya dari segi:

1. Bernafas

- Peningkatan tingkat pernapasan

-Takikardi- Suhu umumnya meningkat (37,9 C)

- Menggigil2. Makan

- kesulitan dalam menelan makanan

-berapa berat badan pasien- mual dan muntah

-porsi makanan dihabiskan

- status gizi3. Minum

- Asupan cairan4. Eliminasi BAB & BAK

Konsisitensi feses, bau feses, warna feses, darah (+/-). Warna urine, dan bau urine.

5. Gerak aktivitas

1. Kemampuan ADL :

a) Kemampuan untuk makan

b) Kemampuan untuk mandi

c) Kemampuan untuk toileting

d) Kemampuan untuk berpakaian

e) Kemampuan untuk instrumentalia2. Kemampuan mobilisasiPasien mampu mengubah posisi di tempat tidur, mampu duduk di tempat tidur, ketika pasien berdiri dan berpindah pasien merasakan pusing.3. Istirahat tidur

Kualitas tidur, kuantitas tidur.

6. Pengaturan suhu tubuh

Suhu tubuh

7. Kebersihan diri

Aktivitas mandi pasien

8. Rasa nyaman

Kejang kelemahan

9. Rasa aman

Tingkat kecemasan dan raut wajah pasien. 10. Sosial

kemampuan berkomunikasi

Sosialisasi orientasi terhadap orang, waktu dan tempat11. Pengetahuan belajar

Pemahaman terhadap penyakit

12. Rekreasi

Kegiatan hiburan yang dilakukan klien

13. Spiritual

Kepercayaan klien

1. Pemeriksaan Fisik

a. KU (Keadaan Umum)

1) Kesadaran : compos mentis

2) Bentuk tubuh : sedang ( TB : 160, BB : 58 )3) Postur tubuh : normal

4) Warna kulit : putih

5) Turgor kulit : normal

b. Tanda-Tanda Vital

Suhu

Nadi

Tekanan darah

Respirasi

2. Keadaan Fisik (head to toe)

1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut dan kulit kepala, nyeri tekan.

2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera. 3. Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidak ada sekret. 4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak terdapat pernapasan cuping hidung.

5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau tidak, kebersihan mulut.

6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)

8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus

9. Ekstremitas :

- Atas : keadaan baik atau lemah.

- Bawah : keadaan baik atau lemah.10. GenitaliaB. Analisa DataNo DataEtiologiMasalah Keperawatan

1Ds:-

Do: suhu tubuh meningkat (> 37,5C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas.Cikungunya

Virus beredar di aliran darah masuk ke jaringan tubuh

Masa inkubasi virus 3-6 hari

Terjadi reaksi antigen antibodipelepasan pirogen endogen di dalam leukosit

Merangsang pelepasan asam arakidonat

Peningkatan sintesis prostaglandin e 2

Meraangsang kerja thermostat di hipotalamus

Gangguan pengaturan suhu tubuh

Peningkatan suhu tubuh

HipertermiaHipertermia

2.Ds:-

Do: penurunan tekanan darah, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, terdapat haus yang berlebihan.

Cikungunya

Virus beredar di aliran darah masuk ke jaringan tubuh

Masa inkubasi virus 3-6 hari

Terjadi reaksi antigen antibodipelepasan pirogen endogen di dalam leukosit

Merangsang pelepasan asam arakidonat

Peningkatan sintesis prostaglandin e 2

Meraangsang kerja thermostat di hipotalamus

Gangguan pengaturan suhu tubuhPeningkatan suhu tubuh

Terjadi kompensasi tubuh untuk mengurangi suhu tubuh

Pengeluaran kringat berlebih

Defisit Volume cairan

Deficit volume cairan

3.Ds:-

Do: klien tampak meringis, klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal.Cikungunya

Viremia

Virus menyebar ke seluruh tubuh

Virus mencapai persendian

Terjadi arthritis

Terjadi reaksi implamasi

Merangsang saraf nyeri

Nyeri akut

Nyeri Akut

4.Ds:-

Do: adanya peningkatan salivasi, keengganan terhadap makanan, malaporkan mual secara verbalCikungunya

Viremia

Virus menyebar ke seluruh tubuh

Virus menyebar di saluran cerna

Terjadi gangguan produksi cairan lambung

Peningkatan asam lambung

nausea

Nausea

C. Diagnosa keperawatana. Diagnosa Prioritas1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus (penyakit), ditandai dengan suhu tubuh meningkat (> 37,5C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan volume nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, terdapat haus yang berlebihan.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan: klien tampak meringis, klien tampak melindungi area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal.

4. Nausea berhubungan dengan toksin virus ditandai dengan : adanya peningkatan salivasi, keengganan terhadap makanan, malaporkan mual secara verbal.

b. Diagnose lain

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan BB berkurang > 20%, porsi makan berkurang.

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan fisik ditandai dengan perubahan pola tidur normal,klien mengatakan kurang istirahat.

c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot ditandai dengan keterbatasan pergerakan sendi

d. Hambatan berjalan berhubungan dengan nyeri ditandai dengan ketidakmampuan untuk berjalan di tempat tertentu.

e. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai dengan pasien gelisah, takut, khawatir.

f. PK Infeksi

D. IntervensiNoDiagnosaNOCNIC

1Hipertermi b.d proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x60 menit pengaturan suhu tubuh pasien normal dengan indikator : Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan RR dalam rentang normal

Temperatur kulit sesuai dengan rentang yang diaharapkan

Tidak ada sakit kepala

Melaporkan kenyamanan suhu tubuh

PENGATURAN SUHU Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

Monitor TD, nadi, dan RR

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

Berikan antipiretik jika perlu

2Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktifSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam keseimbangan cairan pasien normal dengan indikator : TD dalam rentang yang diharapkan

Nadi perifer teraba

Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam

Berat badan stabil

Tidak ada asites Tidak ada haus yang abnormal

MANAJEMEN CAIRAN

Monitor intake nutrisi

Timbang BB secara berkala Monitor TTV Pantau haluaran urine (karakteristik, warna, ukuran) Keseimbangan cairan secara 24 jam Monitor tanda dan gejala asites dan edema Kaji turgor kulit

3Nyeri akut b.d agen injuri biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator:

Mengenali faktor penyebab

Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri

Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan

Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

Mengenali gejala-gejala nyeri

MANAJEMEN NYERI

lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

4Nausea b.d toksin virusSetelah dilakukan perawatan selama 8x60 menit, pasien mengatakan mual muntah tidak ada dengan kriteria:

Kelemahan berkurang

Frekuensi muntah berkurang

Melaporkan tidak ada gangguan tidur

Dapat beraktivitas dengan normal

Identifikasi penyebab mual&muntah

Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi mual ( hypnosis,relaksasi, menghayal, music,

Kolaborasi pemberian anti emetic

Perawatan oral untuk mengurangi emesis dan meningkatkan kenyamanan

Pastikan lingkungan bersih dan bebas dari bau sehingga tidak menyebabkan muntah.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedesnyamuk. Penyakit ini biasanya terdiri dari akut penyakit dengan demam, ruam kulit, dan melumpuhkan arthralgia. terakhir ini membedakan virus chikungunya dari demam berdarah, yang dinyatakan berbagi vektor yang sama, gejala, dan geografis distribution. Kata chikungunya, yang digunakan untuk kedua virus dan penyakit, berarti "berjalan membungkuk lebih" dalam dialek Afrika Swahili atau Makonde, dan mengacu pada eff ect dari melumpuhkan arthralgia.

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang dan persendian , ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.

B. SARAN

Saran untuk makalah selanjutnya sebaiknya memakai lebih banyak referensi terbaru dan lebih luas mencakup bahasan tentang chikungunya secara umum agar dapat lebih aplikatif lagi di masyarakat umum, khususnya mahasiswa keperawatan.DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, Joanne McCloskey et al.2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Missouri : Mosby

Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Missouri : Mosby

NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2009 2011. Jakarta : EGCJawetz Ernest, Joseph L. Melnick, Edward A. Adelberg. 1974. Review Of Medical Microbiology. Los altos, California : LANGE Medical Publications.

Suryawanshi,S.D. Dube, A.H. Khadse, R.K. Jalgaonkar, S.V. et all.2008. Clinical profile of chikungunya fever in patients in a tertiary care centre in Maharashtra, India. Indian J Med Res 129, pp 438-441.,MAKALAH KEPERAWATAN PENYAKIT TROPIS ICHIKUNGUNYA

Kelompok I

TONY CAHYONO ADIPURA I1B110015

TIA NURCAHYANI

I1B110016

RAUDATUL JANNAH

I1B110027

NOVITA ELYANA

I1B110031

HAVITA NIRMALA SAVITRII1B110032

KARINA DANISHA INDRI K.I1B110205

EMA YUANDA

I1B110209

TOMY AGUS ISKANDAR

I1B110210

FARAH NUR ADILLAH

I1B110034

BAMBANG SETIA BUDI

I1B110215

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru

2012DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

i

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

1

B. Tujuan penulisan

2BAB II PEMBAHASAN

3A. Pengertian

3B. Etiologi

3C. Tanda dan Gejala

5D. Epidemiologi

6E. Patofisiologi

7F. Penatalaksanaan

8G. Pencegahan

8H. Pemeriksaan penunjang

9

I. Komplikasi

10J. Prognosis

10K. Asuhan Keperawatan

11BAB III PENUTUP

20A. Kesimpulan

20B. Saran

20KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata kuliah keperawatan penyakit trofis 1 sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya. Kami memohon maaf jika selama ini ada tingkah laku kami yang kurang berkenan di hati.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, Mei 2012

Kelompok 1

1