21
Page 1 of 21 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN (KI-431) Semester Ganjil Tahun Akademik 2012/2013 Oleh : Wiji, MSi Dr. Iqbal Musthapa,S.Pd., M.Si Dr. Hernani MSi Dra. Soja Siti Fatimah, MSi Dra. Zackiyah MSi LABORATORIUM KIMIA INSTRUMEN JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FPMIPA, UPI LKIUPI LKIUPI

CM-LKI-PR.03-02 PENUNTUN PRAKTIKUM (03-02-2013).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Page 1 of 21

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    KIMIA ANALITIK INSTRUMEN (KI-431)

    Semester Ganjil Tahun Akademik 2012/2013

    Oleh :

    Wiji, MSi

    Dr. Iqbal Musthapa,S.Pd., M.Si

    Dr. Hernani MSi

    Dra. Soja Siti Fatimah, MSi

    Dra. Zackiyah MSi

    LABORATORIUM KIMIA INSTRUMEN

    JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FPMIPA, UPI

    LKIUPILKIUPI

  • Page 2 of 21

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, buku penuntun praktikum

    Kimia Analitik Instrumen ini dapat diselesaikan

    Buku ini berisi tentang instruksi kerja, kewajiban mahasiswa, dan berbagai

    ketentuan-ketentuan selama pelaksanaan praktikum. Instruksi kerja meliputi lima

    instrumen yaitu Spektrofotometer Uv/Vis, Spektrofotometer IR, AAS, HPLC dan

    GC.

    Penyusun menyadari bahwa buku penuntun ini masih jauh dari sempurna, oleh

    karena itu akan senantiasa diperbaiki dari tahun ke tahun berdasarkan masukan

    ketika buku penuntun ini diaplikasikan. Semoga bermanfaat

  • Page 3 of 21

    DAFTAR ISI

    Kata pengantar

    Alur layanan praktikum

    Alur pelaksanaan praktikum

    Kewajiban mahasiswa praktikan

    Ketentuan pembuatan jurnal

    Ketentuan pelaksanaan pretes dan tes akhir praktikum

    Ketentuan pembuatan laporan praktikum

    Standar Penilaian Praktikum

    Instruksi kerja Spektrofotometer UV/Vis

    Instruksi kerja Spektrofotometer IR

    Instruksi kerja HPLC

    Instruksi kerja GC

    Instruksi kerja AAS

    2

    4

    6

    8

    8

    9

    9

    11

    13

    15

    17

    21

    24

  • Page 4 of 21

    ALUR LAYANAN PRAKTIKUM

    Pelaksana Proses Dokumentasi

    KL KLPr KLPr DP/PJI & OI KLPr & DP KLPr

    CM-LKI-PR.01-01 CM-LKI-PR.01-02 CM-LKI-PR.01-03 PDR-LKI-PR-02 PDR-LKI-PR-03

    PDR-LKI-PR-03 IK-LKI-PR.01-01

    Mulai

    1

    Memberikan pengarahan pra

    praktikum kepada MP

    Menyerahkan daftar MP dan

    Fasilitator kepada KLPr

    Menetapkan jadwal praktikum

    Membagi kelompok

    Melakukan ujicoba materi

    praktikum

    Menyusun penuntun praktikum

  • Page 5 of 21

    Pelaksana Proses Dokumentasi

    MP MP DP MP MP KLPr KLPr, DP KLPr, DP

    SM-LKI-PR.01-04 CM-LKI-PR.01-04 SM-LKI-PR.01-04 SM-LKI-PR.01-01 CM-LKI-PR.01-05 PDR-LKI-PR-04 SM-LKI-PR.01-04 SM-LKI-PR.01-04 SM-LKI-PR.01-02 CM-LKI-PR.01-06 CM-LKI-PR.01-07 SM-LKI-PR.01-03 SM-LKI-PR.01-04 CM-LKI-PR.01-08 PDR-LKI-PR-05 PDR-LKI-PR-05 PDM-LKI-3.1 PDM-LKI-3.3 PDR-LKI-PR-05

    1

    Menetapkan nilai dan kelulusan

    mahasiwa praktikan

    Selesai

    Mengikuti ujian akhir praktikum

    Mengevaluasi proses

    pelaksanaan layanan praktikum

    Melaksanakan praktikum

    Membuat jurnal

    Mengikuti pretes

    Lulus?

    T

    Y

    Mengevaluasi hasil layanan

    praktikum

  • Page 6 of 21

    ALUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Pelaksana Proses Dokumentasi

    DP/PJI, OI, Lb, MP MP, Lb DP OI MP DP DP MP & OI

    CM-LKI-PR.04-05 CM-LKI-PR.04-01 IK-LKI-PR.04-01 IK-LKI-ALL.HPLC-01 IK-LKI- ALL.UV-01 IK-LKI- ALL.GC-01 IK-LKI- ALL.FTIR-01 IK-LKI- ALL.AAS-01 CM-LKI-PR.01-04 SM-LKI-PR.01-03 CM-LKI-PR.04-02 IK-LKI-ALL.HPLC-01 IK-LKI- ALL.UV-01 IK-LKI- ALL.GC-01 IK-LKI- ALL.FTIR-01 IK-LKI- ALL.AAS-01

    Meminjam peralatan penunjang

    yang diperlukan

    1

    Memberikan pengarahan awal

    praktikum

    Menunjukkan cara

    mengoperasikan instrumen

    Melakukan pemantauan dan

    penilaian terhadap kinerja MP

    Melakukan preparasi sebelum

    pengukuran

    Melakukan analisis/pengukuran

    Mulai

    Mengisi presensi kegiatan

    praktikum

    Sesuai? T

    Y

  • Page 7 of 21

    Pelaksana Proses Dokumentasi MP MP, DP MP, Lb MP MP DP

    CM-LKI-PR.01-04 CM-LKI-PR.01-04 CM-LKI-PR.04-01 CM-LKI-PR.01-04 CM-LKI-PR.04-03 SM-LKI-PR.01-03 CM-LKI-PR.04-04

    Mengembalikan peralatan

    penunjang yang telah

    digunakan

    1

    Membuat dan menyerahkan

    laporan akhir praktikum

    Mencatat hasil pengukuran/

    analisis

    Mendiskusikan interpretasi

    hasil analisis instrumen

    Menilai laporan akhir praktikum

    Selesai

    Membuat analisis data dan

    kesimpulan

  • Page 8 of 21

    KEWAJIBAN MAHASISWA PRAKTIKAN

    1. Menghadiri dan melaksanakan seluruh kegiatan praktikum (100%) 2. Menggunakan jas lab selama kegiatan praktikum di laboratorium 3. Membawa kertas milimeter block 4. Membawa kit praktikum yang terdiri dari lap, 5 pipet tetes, korek api, tissu gulung,

    sabun cuci, sikat tabung, kertas label, gunting, dan vial

    5. Membuat jurnal sebelum melaksanakan praktikum 6. Mengikuti dan lulus pretes sebelum melaksanakan praktikum 7. Membuat laporan setelah melaksanakan praktikum 8. Mengikuti tes akhir praktikum

    KETENTUAN PEMBUATAN JURNAL

    1. Jurnal ditulis dalam buku berukuran A4 2. Jurnal sekurang-kurangnya berisi :

    a. Tanggal praktikum b. Judul praktikum c. Tujuan praktikum d. Prinsip dasar (termasuk skema dan fungsi setiap komponen instrument) e. Alat dan bahan praktikum f. Bagan alir prosedur kerja g. Cara pembuatan larutan (termasuk perhitungan konsentrasinya) h. Data pengamatan i. Analisis j. Kesimpulan

    3. Jurnal harus dibawa ketika pretes dan praktikum

    KETENTUAN PELAKSANAAN PRETES DAN TES AKHIR PRAKTIKUM

    1. Pretes dilakukan secara lisan oleh dosen praktikum sesuai judul praktikum 2. Pretes dilaksanakan sebelum praktikum sesuai jadwal/perjanjian secara berkelompok

    dan hanya dilayani jika anggota kelompok lengkap

    3. Komponen-komponen pertanyaan pretes meliputi : prinsip kerja instrumen, komponen-komponen instrumen dan fungsinya, serta ruang lingkup praktikum yang akan

    dilakukan

    4. Tes akhir praktikum dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau tes ketrampilan 5. Tes akhir dilaksanakan setelah mahasiswa praktikan menyelesaikan praktikum dan telah

    mengumpulkan laporan praktikum

    6. Komponen-komponen pertanyaan tes akhir praktikum difokuskan kepada cara pengoperasoian alat, penyiapan larutan standar dan sampel serta interpretasi hasil

    pengukuran instrumen

    KETENTUAN PEMBUATAN LAPORAN

    1. Laporan dibuat oleh kelompok bukan perorangan 2. Laporan dikumpulkan satu pekan setelah praktikum berakhir 3. Laporan diketik menggunakan kertas A4 dengan kover 4. Laporan berisi :

    a. Tanggal praktikum

  • Page 9 of 21

    b. Judul praktikum c. Tujuan praktikum d. Tinjauan pustaka e. Alat dan bahan praktikum f. Prosedur kerja praktikum g. Hasil dan analisis data h. Kesimpulan i. Daftar pustaka j. Lampiran (cara pembuatan larutan, perhitungan, data pengamatan)

    5. Laporan disusun dalam bentuk bundel seluruh kelompok, per judul praktikum dan diurutkan berdasarkan tanggal praktikum

    6. Apabila dalam satu judul praktikum, ditemukan 2 atau lebih laporan yang diduga copy paste maka laporan-laporan tersebut tidak syah dan nilainya 0 (nol)

    STANDAR PENILAIAN PRAKTIKUM

    A. PRETES Nilai Pretes maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

    No Indikator Bobot

    Penilaian

    1 Menjelaskan prinsip kerja instrumen 30 %

    2 Mengetahui komponen-komponen instrumen dan fungsinya 30 %

    3 Menjelaskan ruang lingkup praktikum yang akan dilakukan 40 %

    B. KINERJA Nilai kinerja maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

    No Indikator Bobot

    Penilaian

    1 Menyiapkan alat dan bahan dengan benar 10 %

    2 Melakukan preparasi larutan standar dengan benar 20 %

    3 Mendapatkan hasil pengukuran yang baik 25 %

    4 Melakukan pekerjaan secara berkelompok 10 %

    5 Menginterpretasi hasil analisis dengan benar 25 %

    6 Memperhatikan penanganan limbah dan lingkungan 10 %

    C. LAPORAN Nilai laporan maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

    No Indikator Bobot

    Penilaian

    1 Mencantumkan tanggal dan judul praktikum 5 %

    2 Menuliskan tinjauan pustaka yang meliputi prinsip dasar analis suatu

    instrumen, gambar skema instrument dan fungsi setiap komponen-

    komponen dari instrumen

    20 %

    3 Menuliskan alat praktikum dengan ukuran dan jumlah yang benar 10 %

    4 Menuliskan prosedur kerja praktikum secara lengkap, jelas tahapan- 10 %

  • Page 10 of 21

    tahapannya dan sesuai dengan pekerjaan praktikum

    5 Menuliskan hasil percobaan, analisis data dan kesimpulan sesuai

    tujuan percobaan

    30 %

    6 Mengutip daftar pustaka yang relevan 10 %

    7 Menuliskan lampiran yang terdiri dari cara pembuatan larutan, data

    pengamatan, dan perhitungan yang diperlukan

    15 %

    D. UJIAN AKHIR Nilai ujian akhir maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

    No Indikator Bobot

    Penilaian

    1 Menjelaskan cara preparasi sampel dan standar 35 %

    2 Menjelaskan cara pengoperasian instrumen 30 %

    3 Menafsirkan hasil pemisahan/pengukuran instrumen 35 %

    E. NILAI AKHIR PRAKTIKUM

    1. Kehadiran mahasiswa 100 % menjadi syarat mutlak kelulusan 2. Komponen penilaian terdiri dari :

    a. Nilai pretes dengan bobot 10% b. Nilai kinerja dengan bobot 30% c. Nilai laporan dengan bobot 20% d. Nilai tes akhir praktikum (tes tertulis atau tes keterampilan) dengan bobot 40 %

    3. Range nilai antara 0 sampai dengan 100

    4. Mahasiswa dinyatakan lulus pretes apabila memiliki nilai diatas 50 5. Nilai mutu diberikan berdasarkan rentang nilai sebagai berikut :

    a. Antara 0 sampai dengan 44,4 nilai mutu E b. Antara 44,5 sampai dengan 54,4 nilai mutu D c. Antara 54,5 sampai dengan 64,4 nilai mutu C d. Antara 64,5 sampai dengan 74,5 nilai mutu B e. Antara 74,5 sampai dengan 100 nilai mutu A

    6. Mahasiswa dinyatakan lulus praktikum apabila tidak mendapatkan nilai mutu E

  • Page 11 of 21

    INSTRUKSI KERJA SPEKTROFOTOMETER UV/VIS

    1. Tujuan Mahasiswa dapat menentukan kadar Fe(II) dalam sampel dengan menggunakan alat

    spektrofotometer UV-Vis dan dapat mengoperasikan alat spektrofotometer UV-Vis.

    2. Prinsip Dasar Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna

    antara besi (II) dengan orto-fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara

    maksimal pada panjang gelombang tertentu. Banyak sinar yang diserap akan berkorelasi

    dengan kuantitas analit yang terkandung di dalamnya sesuai dengan Hukum Lambert-

    Beer.

    3. Alat dan Bahan a. Alat

    Spektrofotometer

    Labu takar 100 mL dan 25 mL

    Gelas kimia

    Botol semprot

    Spatula

    Corong pendek

    Pipet seukuran

    Pipet tetes

    Batang pengaduk b. Bahan

    Garam Fe(NH4OH)2SO4

    Larutan Hidroksilamin HCl 5 %

    Larutan 1,10 fenantrolin 0,1%

    Larutan CH3COONa 5 %

    Aquades

    4. Langkah kerja a. Pembuatan larutan induk Fe(II) 100 ppm

    Timbang 0,0700 gr garam Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O

    Larutkan dalam labu takar 100 mL.

    Tambahkan 5 mL asam sulfat 2 M untuk menghindari hidrolisis.

    b. Pembuatan larutan sandar Fe(II) 10 ppm

    Pipet sebanyak 10 mL larutan Fe(II) 100 ppm ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan hingga tanda batas.

    c. Preparasi deret standar dan sampel

    Buatlah larutan deret standar Fe (II) 1 ppm; 1,5 ppm, 2 ppm; 2,5 ppm dan 3 ppm; dari larutan standar 10 ppm ke dalam labu takar 25 mL.

    Sebelum diencerkan, tambahkan ke dalam masing-masing labu 1 mL larutan hidroksilamin-HCl 5 %, 8 mL CH3COONa 5% dan 5 mL 1,10-fenantrolin 0,1%.

  • Page 12 of 21

    Untuk larutan sampel, pipet sejumlah sampel ke dalam labu takar 25 mL, tambahkan pereaksi dengan jumlah yang sama dengan larutan deret standar sebelum diencerkan.

    Diamkan larutan deret standar maupun sampel selama 10 menit sebelum dilakukan pengukuran.

    d. Penentuan panjang gelombang maksimum

    Dari larutan deret standar, gunakan larutan dengan konsentrasi 2 ppm untuk menentukan panjang gelombang maksimum.

    Pengukuran absorban larutan dilakukan pada rentang panjang gelombang 400-600 nm (jarak rentang 10 nm, setelah mendekati panjang gelombang maksimum perkecil

    rentangnya).

    e. Pengukuran deret standar dan sampel

    Lakukan pengukuran serapan larutan deret standar dan sampel pada panjang gelombang maksimum.

    Buatlah kurva kalibrasi antara konsentrasi dan serapan deret standar.

    Encerkan sampel bila serapan berada diluar rentang deret standar.

    f. Perhitungan hasil analisis Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis :

    y = ax + b dimana y adalah serapan dan x adalah konsentrasi.

    Jadi konsentrasi sampel adalah

    X =

    y b

    a

  • Page 13 of 21

    INSTRUKSI KERJA SPEKTROFOTOMETER IR

    1. TUJUAN 1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan

    pemanasan.

    2. Memahami prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannya untuk identifikasi zat.

    3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal berkaitan dengan hasil analisis.

    2. PRINSIP DASAR Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap

    radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah (IR). Absorpsi radiasi IR

    pada material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom.

    Spektrum serapan inframerah suatu senyawa mempunyai pola yang khas, sehingga

    berguna untuk identifikasi senyawa (identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi yang

    ada)

    Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan frekuensi. Frekuensi

    sering dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni jumlah gelombang atau panjang

    gelombang per centimeter (cm 1). Daerah yang sering dianalisa dengan spektroskopi

    inframerah adalah dalam kisaran 4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5 25 mm) atau lebih rendah. Hasil analisa dicatat dalam modus pemancar (%T) atau serapan (Abs).

    Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi monomer-

    monomernya, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut:

    R R

    R = -H (Polietilena)

    = -CH3 (Polipropilena)

    = -C6H5 (Polistirena)

    = -CH2CONH2 (Poliamida)

    Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan

    penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan

    melalui metode spektrometri inframerah.

    Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke dalam polimer untuk

    memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini

    dapat berpindah ke dalam makanan-minuman jika mengalami kontak yang cukup lama

    dengan makanan-minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri

    inframerah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan

    perlakuan panas.

    3. ALAT DAN BAHAN a. Gunting b. Interferometer FTIR Shimadzu 8400 c. Pengaduk Magnet dengan Pemanas d. Labu Erlenmeyer 50 mL

  • Page 14 of 21

    e. Etanol f. Sampel Plastik Kemasan Makanan-Minuman

    4. LANGKAH KERJA a. Sediakan sampel film plastik kemasan dan gunting dengan ukuran (2 x 1) cm. b. Buatlah dua buah guntingan film. Film pertama akan langsung diukur sedangkan

    film kedua ditempatkan dalam labu erlenmeyer berisi 10 mL pelarut etanol.

    c. Panaskan dan aduk dengan pengaduk magnet pelarut etanol dan film dalam labu erlenmeyer selama 2 jam.

    d. Dapatkan spektra inframerah film tanpa perlakuan dan film setelah perlakuan, dan bandingkan spektra keduanya.

    e. Dapatkan pula spektra inframerah pelarut diklorometana awal dan setelah perlakuan, dan bandingkan spektra keduanya.

  • Page 15 of 21

    INSTRUKSI KERJA HPLC

    1. Tujuan b. Mahasiswa memahami cara kerja instrumen HPLC untuk analisis kuantitatif. c. Mahasiswa dapat melakukan preparasi dengan tepat dan akurat , serta dapat

    mengikuti manual pengoperasian HPLC.

    d. Mahasiswa dapat menentukan/menghitung kadar zat aditif dalam sampel minuman.

    2. Prinsip Dasar Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat

    digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

    dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area puncak analit dalam

    kromatogram, dibandingkan dengan luas area standar. Pada prakteknya, metode

    pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya

    melibatkan satu konsentrasi standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan menggunakan

    teknik kurva kalibrasi.

    Terdapat berbagai zat aditif yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman

    diantaranya : natrium benzoat, vitamin C,dan kafein untuk masing-maing tujuan tertentu.

    Ketiga zat aditif tersebut merupakan senyawa yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda,

    dan memiliki gugus kromofor yang menyebabkan senyawa tersebut dapat menyerap sinar

    UV. Berdasarkan karaktersitik senyawa ini memungkinkan dilakukannya analisis dengan

    teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar.

    3. Alat dan Bahan a. Alat

    Perangkat HPLC

    Spatula

    Labu ukur 50 mL dan 10 mL (6 buah)

    Neraca analitik terkalibrasi

    Corong pendek

    Pipet tetes

    Gelas kimia 20 mL

    Gelas ukur 500 mL

    Ultrasonic vibrator

    Pipet seukuran (1,2,3,4, dan 5 mL)

    kertas saring whattman

    membrane PTFE dan selulosa nitrat

    b. Bahan

    Natrium benzoat p.a 20 mg

    Vitamin C standar 20 mg

    Kafein 20 mg

    Metanol for HPLC

    Sampel minuman yang mengandung vit. C

    Kalium dihidhirogenfosfat

  • Page 16 of 21

    Aquabides

    asetonitril

    4. Langkah Kerja a. Pembuatan fasa gerak (Pelarut)

    Hitunglah jumlah KH2PO4 yang diperlukan untuk membuat larutan KH2PO4 0.01 M sebanyak 500mL dalam akuades. Kemudian ajust pH pada nilai 2,65 dengan asam fosfat.

    Lakukan penyaringan untuk larutan KH2PO4 menggunakan membran selulosa nitrat

    Lakukan penyaring pula untuk asetonitril dengan PTFE

    Hilangkan gelembung pada larutan dengan ultrasonic vibrator selama 15 menit.

    Buatlah campuran larutan fasa gerak KH2PO4 dan asetonitril (60:40) untuk keperluan larutan standar dan larutan sampel, sesuai kebutuhan

    b. Pembuatan larutan induk natrium benzoat, Vit C, dan kafein

    Timbanglah zat standar natrium benzoat 2.5 mg, vit C 2 mg dan kafein 5 mg

    Campurkan ketiga zat standar dengan melarutkan dalam 50 mL fasa gerak secara kuantitatif pada labu ukur.

    Homogenkan selama 5 menit menggunakan ultra sonic vibrator.

    5.3 Pembuatan deret larutan standar natrium benzoat, Vit C, dan kafein

    Pipet larutan induk masing-maing 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 Ml, 6 mL encerkan dengan fasa gerak dalam labu ukur 10 mL.

    Homogenkan larutan, kemudian, saringlah semua larutan standar tersebut dengan menggunakan membrane PTFE.

    Tempatkan hasil saringan ke dalam vial bertutup yang telah diberi label.

    Lakukan degassing selama 5 menit. Larutan standar siap diinjeksikan.

    5.4. Pembuatan larutan sampel

    Pipet 2 mL larutan sampel larutkan dengan fasa gerak hingga 10 mL secara kuantitatif pada labu ukur.

    Lakukan penyaringan dengan PTFE, tampung dalam botol vial bertutup.

    Hilangkan gelembung pada larutan sampel dengan menggunakan ultrasonic vibrator selama 5 menit.

    5.5. Penyiapan Instrumen HPLC Sementara melakukan preparasi sampel dan standar, hidupkan peralatan HPLC

    sesuai dengan langkah berikut :

    Kondisikan instrumen HPLC dengan: Fasa gerak dengan sistem elusi gradien dengan kondisi:

    Waktu(menit) % asetonitril %KH2PO4 0 60 40

    1 40 60

    2 20 80

  • Page 17 of 21

    Kolom : C-18 (12,5 cm)

    Panjang gelombang : 254 nm

    Laju alir : 0,75 mL/menit

    Volume injeksi : 20 L

    Pastikan kabel penghubung listrik telah tersambung dengan benar.

    Tekan tombol ON pada sakelar listrik.

    Isi botol fasa gerak dengan volume yang memadai dan kosongkan botol penampung.

    Tekan tombol ON pada alat, berturut-turut untuk power, detector dan pompa.

    Lakukan pemrograman alat dengan computer.Ikuti langkahnya sesuai isntruksi dalam komputer .

    Pilihlah mode yang akan digunakan sesuai dengan parameter kondisi instrumen

    Apabila kromatogram telah menunjukkan base line yang mendatar, maka instrumen siap digunakan,

    Injeksikan berturut-turut larutan standar (mulai dari konsentrasi terendah), dan terakhir larutan sampel

    Cetak hasil pengukuran, catat kondisi percobaannya.

    Setelah selesai digunakan, matikan pompa dengan menyoroti tanda pompa dalam computer.

    Tutup file sesuai petunjuk, lalu matikan computer.

    Untuk mematikan, tekan tombol Off pada pompa, detector dan power secara berurutan. Putuskan sambungan listrik.

    5.6. Perhitungan hasil analisis Dari hasil operasi instrumen akan diperoleh kurva kalibrasi. Bila kurva kalibrasi

    diperoleh dengan koefisien regresi > 0,997, anda boleh melanjutkan perhitungan kadar zat aditif dalam sampel. Hitunglah kadarnya dalam satuan % w/w

    Bila tidak diperoleh kurva yang linier, maka lakukan diskusi untuk mencari

    penyebabnya.

    3 30 70

    4 40 60

    5 60 40

  • Page 18 of 21

    INSTRUKSI KERJA GC

    1. Tujuan 1.1. Mahasiswa dapat mengenal cara pengoperasian instrumen GC 1.2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja instrumen GC untuk analisis kualitatif 1.3. Peserta dapat menentukan beberapa komponen dalam sampel premium, pertamak,

    dan pertamak plus

    2. Prinsip Dasar Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam suatu

    campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen ke dalam 2 fasa, yaitu

    fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa cairan atau padatan. Selain pemisahan,

    kromatografi gas juga dapat melakukan pengukuran kadar komponen-komponen dalam

    sampel.

    Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk

    memisahkan senyawa-senyawa organik. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah

    menguap dan stabil pada temperatur pengujian. Senyawa yang sukar menguap atau tidak

    stabil juga apat diukur tetapi harus melalui proses derivatisasi terlebih dahulu.

    Komponen-komponen utama dalam instrumentasi kromatografi gas terdiri dari gas

    pembawa, injektor, kolom, detektor dan recorder.

    Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis

    kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi, ko-kromatografi atau

    spiking, dan spektrometri.

    3. Alat dan Bahan 3.1. Alat

    Perangkat GC

    Botol vial

    Gelas ukur 10 mL 3.2. Bahan

    Standar Heksana p.a

    Standar Toluena p.a

    Standar Benzena p.a

    Sampel premium

    Sampel pertamak

    Sampel pertamak plus

    4. Langkah Kerja 4.1. Siapkan Larutan standard dengan cara mencampurkan 0,5 mL hexane; 0,5 mL

    toluene dan 0,5 mL xilena.

    4.2. Siapkan larutan sampel premium/pertamax/pertamax plus sebanyak 1 mL 4.3. Siapkan larutan campuran sampel dan standar masing-masing 0,5 mL 4.4. Simaklah operator dalam menyiapkan dan menjelaskan cara mengoperasikan

    instrumen GC.

    Seting gas pembawa dan gas pembakar

    Menyalakan GC, diikuti computer.

    Mengatur parameter operasional GC

  • Page 19 of 21

    suhu injector 150C, suhu detector 250C, suhu awal kolom pada 40C kemudian

    diprogram dengan kenaikan 8C permenit sampai 150C dipertahankan selama 2

    menit , detector FID, kolom DB-5, gas pembawa H2 tekanan 4-5 Bar.

    4.5. Ukurlah larutan standar, sampel dan campuran yang sudah disiapkan dengan instrumen GC

    Ambil sebanyak 0,5 L larutan yang akan diukur dengan syringe dan injeksikan pada GC.

    4.6. Simaklah operator mengukur dan mencetak hasil 4.7. Diskusikan hasil pengukuran dengan dosen praktikum

  • Page 20 of 21

    INSTRUKSI KERJA AAS

    1. Tujuan Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:

    a. mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya dengan alat spektrometer serapan atom.

    b. menyiapkan larutan kerja dari larutan stock yang tersedia. c. memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan alat

    spektrometer serapan atom.

    2. Prinsip Dasar Metode AAS adalah metode spektrometri yang didasari oleh adanya serapan/absorpsi

    cahaya ultra violet (uv) atau visible (vis) oleh atom-atom suatu unsur dalam keadaan

    dasar yang berada di dalam nyala api. Cahaya UV atau vis yang diserap berasal dari

    energi yang diemisikan oleh sumber energi tertentu.

    Besarnya cahaya yang diserap oleh suatu atom dalam keadaan dasar sebanding dengan

    konsentrasinya. Hal ini berdasarkan hukum Lambert-Beer yang secara sederhana

    dirumuskan sebagai berikut:

    Dengan cara kurva kalibrasi, yaitu hubungan linier antara absorbansi (sumbu Y) dan

    konsentrasi (sumbu X), kita dapat menentukan konsentrasi suatu sampel.

    Ada tiga komponen alat yang utama dalam SSA, yaitu (1) unit atomisasi, berupa nyala

    api dari pembakaran bahan bakar tertentu dengan oksidan; (2) sumber energi, berupa

    hollow cathode; dan (3) unit pengukur fotometrik, terutama berupa detektor yang

    dapat mendeteksi intensitas cahaya yang melaluinya.

    3. Alat dan Bahan a. Alat

    Labu takar 50 mL 2 buah

    Labu takar 25 mL 4 buah

    Pipet tetes 1 buah

    Gelas kimia 100 mL 1 buah

    Gelas kimia 600 mL 1 buah

    Corong kecil 1 buah

    Pipet ukur 1 mL 1 buah

    Hot plate 1 buah

    Kaca arloji 1 buah b. Bahan

    Larutan HNO3 0,2M

    Larutan stock Cu(II) 1000 ppm

    A = a b C

    Keterangan:

    A = absorbansi/ daya serap

    a = absorftivitas b = lebar kuvet (cm) C = konsentrasi

  • Page 21 of 21

    4. Langkah Kerja a. Preparasi sampel

    Ambil 50 mL sampel dan masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.

    Tambahkan 2,5 mL HNO3 pekat, aduk, kemudian uapkan di atas hot plate sampai volumenya menjadi + 15 mL.

    Tambahkan lagi 2,5 mL HNO3 pekat, tutup dengan kaca arloji dan panaskan kembali sampai warna larutan jernih.

    Dinginkan larutan sampel, tambahkan sedikit aquades dan tuangkan ke dalam labu takar 50 mL

    Tepatkan volume sampel sampai dengan 50 mL dengan cara menambahkan aquades.

    Jika masih ada yang tidak larut saring dengan kertas saring Whatmann. b. Pembuatan Larutan blanko

    Buatlah larutan blanko berupa larutan HNO3 yang memiliki pH 2,0. c. Pembuatan larutan kerja Cu (II)

    Buatlah larutan kerja Cu(II) dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm; dengan cara mengencerkan larutan stock dengan larutan blanko.

    Catatan:

    Untuk larutan kerja konsentrasi terkecil dibuat dalam labu takar 50 mL, sedangkan

    untuk larutan standar lainnya dibuat dalam labu takar 25 mL.

    d. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran konsentrasi sampel

    Ukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah anda siapkan dimulai dari konsentrasi terendah.

    Ukur absorbansi larutan sampel.

    Buat grafik hubungan absorbansi vs. konsentrasi dengan program Excell,

    Tentukan persamaan matematik hubungan linier antara absorbansi dengan konsentrasi.

    Tentukan konsentrasi (ppm) tembaga(II) dalam larutan contoh uji.