10
CONTOH PROGRAM KERJA PKRS I. Pendahuluan Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayananannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa. Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk memantau dan menilai untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989). II. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang

Contoh program kerja pkrs

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh program kerja pkrs

CONTOH PROGRAM KERJA PKRS

I. Pendahuluan

Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang

berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam

perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit

tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek

keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayananannya, karena muara dari

pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa. Peningkatan mutu adalah

program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk memantau dan

menilai untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah-masalah

yang terungkap (Jacobalis S, 1989).

II. Latar Belakang

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat

pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah

sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta

mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus

memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis

maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu,

rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu

dan keselamatan pasien di semua tingkatan.

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan

penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah

pada tingkat input dan proses.

Pada kegiatan ini, rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur

yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai diri (self

assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah

Page 2: Contoh program kerja pkrs

ditetapkan.

Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain,

yaitu instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan

masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak

dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output

yang baik pula. Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah

sakit serta nyata sesuai standar yang ditetapkan.

III. Tujuan

Tujuan Umum : Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RS.

Tujuan Khusus :

• Meningkatkan mutu pelayanan klinis

• Meningkatkan mutu manajemen

• Meningkatkan pemenuhan sasaran Keselamatan Pasien

 

IV. Kegiatan pokok & rincian kegiatan.

A.Clinical Pathway

Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu

yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien

berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang

berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangkauan waktu

tertentu selama di rumah sakit (Firmanda. D, 2008).

Pada tahun 2013 pelaksanaan CP antara lain :

1) CVA Infark. *)sesuaikan dengan kebutuhan rs

2) Partus pro sc tanpa komplikasi.

Page 3: Contoh program kerja pkrs

3) Hernia elektif.

4) Appendicitis acute tanpa komplikasi.

5) Thypoid Fever pada anak tanpa komplikasi. Format clinical pathway

yang diterapkan terlampir pada lampiran pedoman PMKP. Evaluasi dan

perbaikan dari clinical pathway tersebut di atas dilakukan minimal tiap 6

bulan sejak pelaksanaannya, oleh tim clinical pathway.

B. Indikator Mutu (klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, unit

kerja, surveilance PPI)

Indikator area klinis adalah suatu variabel yang digunakan untuk menilai

perubahan dalam bidang klinis. Indikator Area Manajemen adalah suatu

variabel yang digunakan untuk menilai perubahan dalam bidang manajemen.

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien.

1. Ketepatan Identifikasi Pasien : Rumah Sakit mengembangkan

suatu pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian

identifikasi pasien.

2. Peningkatan komunikasi yang efektif : Rumah Sakit

mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas

komunikasi antar para pemberi layanan.

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert) :

Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high

alert).

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi :

Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien.

Page 4: Contoh program kerja pkrs

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan : Rumah

Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko

infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

6. Pengurangan resiko pasien jatuh : Rumah Sakit mengembangkan

suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien dari cedera

karena jatuh.

C. Keselamatan pasien (IKP, Risk Manajemen, FMEA)

Indikator Keselamatan Pasien adalah suatu variabel yang digunakan untuk

menilai perubahan dalam keselamatan pasien. Risk Manajemen / Manajemen

Resiko adalah suatu pendekatan proaktif berupa kegiatan klinis dan

administratif yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

menyusun prioritas dalam menangani resiko cidera terhadap pasien, staf RS

dan pengunjung, serta resiko kerugian terhadap institusi RS itu sendiri.

Failure Mode and Effects Analysis (selanjutnya disebut FMEA) adalah proses

proaktif dalam memperbaiki kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah

potensi kegagalan sebelum terjadi, dimana kesalahan dapat diprediksi dan

diantisipasi sehingga dampak buruk akibat kesalahan itu dapat dihilangkan atau

diminimalisir demi keselamatan pasien.

D. Penilaian kinerja (RS. Unit Kerja, Para Pimpinan RS, Tenaga

Profesi, Staf)

E. Evaluasi kontrak & perjanjian lainnya

F. Diklat PMKP

Pelaksanaan diklat PMKP berisi :

1. Penjelasan Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit.

2. Cara penyusunan program PMKP.

3. Cara melaksanakan program PMKP.

Page 5: Contoh program kerja pkrs

4. Cara memonitoring dan evaluasi program PMKP.

5. Peningkatan kemampuan staf dalam peningkatan mutu dan pelayanan

pasien.

6. Pelaksanaan diklat PMKP disesuaikan dengan jadwal pertemuan yang telah

disusun Rumah Sakit.

G. Program PMKP di unit kerja.

Program ini direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi secara

berkala oleh kepala unit kerja. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan secara berkala

kepada Tim PMKP RS.

H. Pencatatan & pelaporan

Suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien,

analisis dan solusi untuk pembelajaran.

I. Monitoring dan evaluasi kegiatan PMKP.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala

1. Harian (laporan dari IRNA)

2. Mingguan (laporan manajer)

3. Bulanan (laporan Kepala Unit Kerja & laporan Komite)

4. Tribulan (laporan ke Yayasan & laporan Komite)

5. Semester (laporan ke Yayasan)

6. Tahunan (laporan Kepala Unit Kerja & laporan ke Yayasan)

Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah :

1. Laporan langsung ke Tim PMKP / Direktur ( secara teratur dan insidentil ).

2. Rapat kerja unit

3. Rapat kerja manajer

4. Rapat kerja bulanan

5. Rapat kerja direksi

Page 6: Contoh program kerja pkrs

6. Rapat kerja wakil direksi

7. Rapat komite – komite

8. Rapat koordinasi

9. Rapat Yayasan Rumah Sakit.

 

V. Cara melaksanakan kegiatan dengan menggunakan metode

siklus Plan, Do, Study & Action (PDSA)

Dalam pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit

menggunakan metode siklus mutu PDCA (Plan, Do, Check and Action). PDCA

singkatan bahasa Inggris dari “Plan, Do, Check and Action”, (Rencanakan,

Kerjakan, Cek, Tindak Lanjuti) adalah suatu proses pemecahan masalahan

empat langkah alternatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming yang sering dianggap

sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut

dengan Siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus

Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart yang sering dianggap sebagai bapak

pengendalian kualitas statistik. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA

menjadi PDSA (Plan, Do, Study, Act) untuk lebih menggambarkan

rekomendasinya.

VI. Sasaran

– Area klinis

1. Asesmen pasien : Pengkajian Awal Pasien Baru < 24 jam

2. Laboratorium : Angka Kesalahan pengambilan sampel

3. Radiologi : Respon time pemeriksaan Cito dari IGD

4. Prosedur Bedah : Kepatuhan proses Time Out Pre OP

Page 7: Contoh program kerja pkrs

5. Penggunaan Antibiotika : Operasi bersih tanpa antibiotika

6. Medication error : KNC peresepan obat

7. Penggunaan anestesi dan sedasei : Pasien paska pembiusan ditransfer dari

recovery room ke ruang rawat inap sesuai dengan aldrette score

8. Darah dan produk darah : Angka reaksi transfusi

9. Rekam medis : Kelengkapan pengisian dan pencatatan medik ( KLPCM )

10. Pencegahan dan pengendalian infeksi : Angka infeksi luka infus < 5%

– Area manajerial dan

No. Indikator

1. Pengadaan rutin ALKES & Obat Ketersediaan obat/alkes obat

2. Pelaporan Ketepatan waktu lapor insiden keselamatan pasien

3. Manajemen Resiko kejadian tertusuk jarum suntik

4. Manajemen Sumber Daya utilisasi CT scan

5. Kepuasaan Pasien Survei Kepuasan pasien

6. Kepuasaan Staf Survei kepuasan karyawan

7. Manajemen Keuangan angka CRR

8. Demografi dan Diagnosis Klinis 10 penyakit terbanyak klinis

9. Pencegahan Pengendalian Infeksi penggunaan alat pelindung pengendalian

infeksi diri 100%

– Sasaran keselamatan pasien

• Ketepatan Identifikasi Pasien : Rumah Sakit mengembangkan suatu

pendekatan untuk memperbaiki /meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

• Peningkatan komunikasi yang efektif : RS mengembangkan pendekatan untuk

meningkatkan komunikasi antar para pemberi layanan.

• Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi : RS

mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lolasi, tepat

prosedur dan tepat pasien.

Page 8: Contoh program kerja pkrs

• Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan : RS

mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi infeksi yang terkait

pelayanan kesehatan.

• Pengurangan resiko pasien jatuh : Rumah Sakit mengembangkan suatu

pendekatan untuk mengurangi resiko pasien dari cedera karena jatuh.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan

(Terlampir)

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya.

– Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala.

a. Harian (laporan dari IRNA).

b. Mingguan (laporan manajer)

c. Bulanan (laporan Kepala Unit Kerja & laporan Komite)

d. Tribulan (laporan ke Yayasan & laporan Komite)

e. Semester (laporan ke Yayasan)

f. Tahunan (laporan Kepala Unit Kerja & laporan ke Yayasan)

– Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah :

a. Laporan langsung ke Tim PMKP / Direktur ( secara teratur dan insidentil ).

b. Rapat kerja unit.

c. Rapat kerja manajer.

d. Rapat kerja bulanan.

e. Rapat kerja direksi.

f. Rapat kerja wakil direksi.

g. Rapat komite – komite.

h. Rapat koordinasi.

i. Rapat Yayasan Rumah Sakit Baptis Batu.

Page 9: Contoh program kerja pkrs

IX. Penutup.

Demikian telah disusun program kerja peningkatan mutu dan keselamatan

pasien RS. Baptis Batu. Diharapkan dengan program kerja ini dapat dipakai

sebagai pedoman kerja dalam meningkatkan mutu pelayanan.