42
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KAJIAN FISKAL REGIONAL Triwulan II 2020 Penyusun Penanggung Jawab : Syaiful Ketua Tim : Rochmad Arif Tri Setyawan Anggota : Rochmat Basuki | Muhammad Ulil Albab | Achmad Puji Slamet | Reynaldi Wisnu Werdhana | Lusiane Noorlin Nussy | Maria Paulina Warwe | Desain Grafis : Reynaldi Wisnu Werdhana

Copy of Copy of cover › portal › images › file_artikel › file_pdf › kf… · Laporan Pemantauan & Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa Kajian Fiskal Regional Provinsi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • - 1 -

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KAJIAN

    FISKAL

    REGIONAL

    Triwulan II 2020

    Penyusun

    Penanggung Jawab : Syaiful Ketua Tim : Rochmad Arif Tri Setyawan Anggota : Rochmat Basuki | Muhammad Ulil Albab |

    Achmad Puji Slamet | Reynaldi Wisnu Werdhana | Lusiane Noorlin Nussy | Maria Paulina Warwe |

    Desain Grafis : Reynaldi Wisnu Werdhana

  • SyaifulKepala Kanwil DJPb Provinsi Papua

    "KA

    NW

    IL P

    AP

    UA

    LA

    KI"

    Luar biasa, A

    ktif, Kreatif, In

    ovatif

  • TIM PENYUSUN

    Copyright 2020Kanwil DJPb Provinsi Papua

    Tahun 2020

    Achmad Puji SlametMuhammad Ulil A.Rochmat BasukiReynaldi Wisnu W.

    Lusiane Noorlin N.Maria Paulina W.

    PENANGGUNG JAWABSyaiful

    KETUA TIM

    Rochmad Arif Tri S.

    PENULIS

    KONTRIBUTOR DATA

    EDITORMuhammad Ulil A.

    LAYOUT & DESAINReynaldi Wisnu W.

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, TuhanYang Maha kuasa atas segala nikmat dan karunia-Nyasehingga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal PerbendaharaanProvinsi Papua dapat menyusun dan menyelesaikan KajianFiskal Regional (KFR) Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2020dengan baik dan tepat waktu. Kajian ini disusun dalam rangkapelaksanaan tugas Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan yang memiliki fungsi pembinaan, koordinasi,dan supervisi serta menjadi representasi KementerianKeuangan di daerah sebagai pengelola fiskal.

    Jayapura,    Agustus 2020Kepala Kantor    Syaiful

    Kajian Fiskal Regional ini disusun untuk memberikaninformasi dan gambaran mengenai kondisi fiskal dan makroekonomi di Provinsi Papua meliputi perkembangan ekonomiregional, perkembangan pelaksanaan anggaran pusat dandaerah, dan berita/isu fiskal terkait kontribusi APBD Papuadalam penanganan pandemi Covid-19. Kajian ini diharapkandapat digunakan oleh para pemangku kepentingan dalamrangka pencapaian tujuan kebijakan fiskal dan makro ekonomi.

    Penyusunan Kajian Fiskal Regional ini dapat kami selesaikanberkat bantuan banyak pihak yang tidak dapat kami sebutkansatu persatu. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih ataspartisipasi dan dukungan dari semua pihak yang telahmembantu dalam penyusunan Kajian Fiskal Regional ProvinsiPapua Triwulan II Tahun 2020 ini.

    Kami menyadari bahwa dengan segala keterbatasanyang ada, tentu Kajian Fiskal Regional ini masih jauh darisempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saranyang membangun untuk peningkatan kualitas Kajian ini.Semoga informasi yang tertuang dalam kajian ini dapatbermanfaat bagi para pemangku kepentingan.

  • Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua ii

    Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Daftar Grafik iv Dashboard vi I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1 B. Inflasi 3 C. Indikator Kesejahteraan 3 II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN 5 A. Pendapatan Negara 6 B. Belanja Negara 8 C. Prognosis Realisasi APBN 12

    III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 13 A. Pendapatan Daerah 14 B. Belanja Daerah 17 C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019 17

    IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

    19

    A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19 B. Pendapatan Konsolidasian 19 C. Belanja Konsolidasian 21 D. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Dalam PDRB 22

    V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23 A. Kontribusi APBD Papua dalam Penanganan Pandemi Covid-19 23

    Daftar Isi

  • Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua iii

    Tabel 1.1 PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

    Konstan 2010 (dlm miliar)

    2

    Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 5

    Tabel 2.2 Profil BLU Pusat di Provinsi Papua (dalam miliar rupiah) 10

    Tabel 2.3 Prognosis Realisasi APBN Papua s.d. Akhir Tahun 2020 (dalam miliar rupiah)

    12

    Tabel 3.1 Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)

    13

    Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020 18

    Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Papuas.d. Triwulan II Tahun 2020

    19

    Tabel 4.2 Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB 20

    Tabel 4.3 Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB 22

    Tabel 4.4 Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB 22

    Tabel 5.1 Rincian Alokasi Anggaran Untuk Penanganan Covid-19 dalam APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Papua TA 2020 (dalam miliar rupiah)

    25

    Daftar Tabel

  • Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua iv

    Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua Triwulan II-2020 (y-o-y) 1

    Grafik 1.2 Laju pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tw II-2020 terhadap Tw I-2020

    1

    Grafik 1.3 PDRB Papua ADHB dan ADHK Tw I-2018 sampai dengan Tw II-2020 2

    Grafik 1.4 PDRB Perkapita Papua Triwulan II2018 s.d Triwulan II-2020 2

    Grafik 1.5 Perkembangan Inflasi Papua (y-o-y) 3

    Grafik 1.6 Tingkat Kemiskinan Papua Maret 2012 sampai Maret 2020 3

    Grafik 1.7 Rasio Gini Papua Tahun 2010 sampai Maret 2020 3

    Grafik 1.8 Tingkat Pengangguran Papua Februari 2017 sampai Februari 2020 4

    Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri s.d. Triwulan II Tahun 2020 6

    Grafik 2.2 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II 2020

    6

    Grafik 2.3 Realisasi PNBP s.d. Triwulan II-2020 (Miliar Rupiah) 7

    Grafik 2.4 Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2020 8

    Grafik 2.5 Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2020 9

    Grafik 2.6 Penyaluran KUR s.d. Triwulan II Tahun 2020 11

    Grafik 2.7 Tren Realisasi Tahunan Belanja Pemerintah Pusat 12

    Grafik 3.1 Realisasi PAD Lingkup Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    14

    Grafik 3.2 Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    14

    Grafik 3.3 Pemda Dengan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    15

    Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Pendapatan Transfer di Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020

    16

    Grafik 3.5 Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    16

    Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    17

    Grafik 3.7 Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan 18

    Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II 19

    Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaan Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020 20

    Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan, PNBP, dan Hibah 20

    Grafik 4.4 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah) 21

    Daftar Grafik

  • Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua v

    Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020 21

    Grafik 5.1 Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Covid-19 Terbanyak 23

  • BAB I Perkembangan dan AnalisisEkonomi Regional

    Sumber Foto: semarak.news

    "Saya ingatkan program pemulihanekonomi harus dilakukan secarahati-hati, transparan, akuntable,serta mampu mencegah terjadinyamoral hazard"

    Presiden Joko Widodo

    (dalam Rapat Terbatas penetapan program pemulihanekonomi nasional dan perubahan postur APBN 2020)

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    1

    Perkembangan dan

    Analisis Ekonomi

    Regional

    A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2020

    ondisi perekonomian Papua

    triwulan II-2020 tumbuh

    sebesar 4,52 persen

    dibandingkan dengan triwulan II-2019.

    Namun, sebagian besar lapangan

    usaha mengalami penurunan produksi

    yang disebabkan oleh pandemi Covid-

    19. Peningkatan produksi PT. Freeport

    sebesar 29,92 persen menopang

    perekonomian Papua pada triwulan

    ini. Jika ditinjau Tanpa Pertambangan dan Penggalian, pertumbuhan ekonomi Papua

    triwulan II-2020 mengalami kontraksi -4,50 persen (y-o-y). Sedangkan kategori lapangan

    usaha yang mengalami kontraksi paling besar selama triwulan II-2020 ini adalah

    Transportasi dan Pergudangan sebesar -49,90 persen menurut kategori lapangan

    usaha. Jika dilihat dari sisi PDRB menurut Pengeluaran, pertumbuhan ekonomi dipacu

    oleh pertumbuhan pada komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 60,35 persen yang

    disebabkan oleh kenaikan ekspor bijih emas dan tembaga PT. Freeport Indonesia.

    Meskipun komponen lain mengalami kontraksi akibat penerapan PSDD (Pembatasan

    Sosial Diperluas dan Diperketat) untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

    Dibandingkan dengan triwulan I-

    2020 (q-to-q), perekonomian Papua

    mengalami pertumbuhan sebesar 3,45

    persen. Pertumbuhan lapangan usaha

    Pertambangan dan Penggalian yang

    tumbuh sebesar 21,35 persen. Hal ini

    menjadi penyebab utama tumbuhnya

    ekonomi triwulan II-2020. Dilihat dari sisi

    PDRB menurut pengeluaran, Ekspor

    Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 158,61 persen.

    BAB I

    Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Papua

    Triwulan II-2020 (y-o-y)

    Sumber: BPS (2020), diolah

    Grafik 1.2. Laju pertumbuhan PDRB Menurut

    Pengeluaran Tw II-2020 terhadap Tw I-2020

    Sumber: BPS (2020), diolah

  • Laporan Pemantauan & Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 2

    Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    2. Nominal PDRB

    Perekonomian Papua

    berdasarkan besaran Produk

    Domestik Regional Bruto (PDRB)

    ADHB mencapai Rp48,03 triliun.

    Nilai tersebut meningkat 6,05

    persen jika dibandingkan nilai

    PDRB ADHB pada triwulan yang

    sama tahun 2019 (y-on-y)

    sebesar Rp45,29 triliun. Jika

    ditinjau secara q-to-q, PDRB

    ADHB triwulan II-2020 tumbuh 6,05 persen dibandingkan triwulan I-2020 sebesar

    Rp46,31 triliun. Sedangkan perekonomian Papua dari sisi PDRB ADHK mencapai

    Rp33,41 triliun, meningkat 4,87 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2019 (y-on-y).

    Dibandingkan dengan triwulan I-2020, PDRB ADHK triwulan II-2020 tumbuh 3,47%.

    Tabel 1.1. PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (dlm miliar)

    Komponen

    Harga Berlaku Harga Konstan

    TW IV-2019

    TW I-2020

    TW II-2020

    TW IV-2019

    TW I-2020

    TW II-2020

    PK-RT 27.651,67 26.046,97 23.964,30 17.168,76 16.102,72 14.623,79

    PK-LNPRT 1.159,15 1.157,69 1.108,13 723,07 717,31 684,34

    PK-P 13.393,08 9.734,08 10.199,25 8.315,06 6.265,39 6.439,35

    PMTB 19.289,79 16.352,37 16.904,11 12.049,37 10.330,76 10.671,09

    Perubahan Inventori -1.081,60 184,42 152,88 -823,96 1.286,21 890,45

    Ekspor Luar Negeri 6.440,16 1.591,41 4.535,02 3.577,88 1.013,49 2.620,97

    Impor Luar Negeri 1.519,10 982,15 760,39 1.066,64 742,84 615,08

    Net Ekspor Antar Daerah -15.693,90 -7.777,87 -8.073,74 -5.306,45 -2.680,39 -1.907,77

    Produk Domestik Regional Bruto

    49.639,24 46.306,92 48.029,56 34.637,08 32.292,64 33.407,14

    Sumber: BPS (2020), diolah

    3. PDRB per Kapita

    PDRB per Kapita Papua pada

    triwulan II-2020 mencapai Rp13,98

    juta. Nilai tersebut tumbuh sebesar

    0,40 persen jika dibandingkan

    dengan triwulan I-2020 yang bernilai

    Rp13,54 juta. Namun jika dilihat tanpa

    kategori Pertambangan dan

    Penggalian, PDRB per Kapita

    triwulan II-2020 sebesar Rp10,11 juta

    atau turun sebesar -3,15 persen dibanding triwulan I-2020 mencapai Rp10,44 juta.

    Grafik 1.3. PDRB Papua ADHB dan ADHK Tw I-2018

    sampai dengan Tw II-2020

    Sumber: BPS (2020), diolah

    Grafik 1.4. PDRB Perkapita Papua Triwulan II-

    2018 s.d Triwulan II-2020

    Sumber: BPS (2020), diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    3

    B. Inflasi

    Pada bulan Juni 2020, inflasi

    gabungan 3 kota IHK di Provinsi

    Papua sebesar 0,35 persen. Hal

    tersebut didorong oleh kenaikan

    harga signifikan pada beberapa

    komoditas. Sedangkan inflasi tahun

    kalender 3 kota gabungan IHK di

    Provinsi Papua pada Juni 2020

    mencapai 1,20 persen dan inflasi y-

    on-y sebesar 1,03 persen.

    C. Indikator Kesejahteraan

    1. Tingkat Kemiskinan

    Tingkat kemiskinan

    periode Maret 2012 sampai

    Maret 2020 mengalami

    penurunan, baik secara jumlah

    maupun persentase. Persentase

    penduduk miskin pada periode

    tersebut menurun 4,47 persen

    poin, dimana pada maret 2012

    jumlah penduduk miskin 920,52

    ribu jiwa atau 31,11 persen menjadi 911,37 ribu jiwa atau 26,64 persen pada Maret 2020.

    2. Rasio Gini

    Selama periode 2010 sampai Maret 2020, rasio gini Papua terus mengalami

    fluktuasi. Dimana pada periode September 2014 mengalami kenaikan dan berada pada

    Grafik 1.5. Perkembangan Inflasi Papua (y-o-y)

    Sumber: BPS (2020), diolah

    Grafik 1.6. Tingkat Kemiskinan Papua Maret 2012

    sampai Maret 2020

    Sumber: BPS (2020), diolah

    Grafik 1.7. Rasio Gini Papua Tahun 2010 sampai Maret 2020

    Sumber: BPS (2020), diolah

  • Laporan Pemantauan & Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 4

    Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    nilai tertinggi. Pada periode Maret 2020 rasio gini berada pada nilai 0,392. Sedangkan

    rasio gini untuk wilayah kota pada Maret 2020 mencapai 0,296 dan wilayah desa

    mencapai 0,414.

    3. Ketenagakerjaan

    Pada Februari 2020,

    jumlah angkatan kerja di Papua

    mencapai 1.830.409 orang.

    Jumlah tersebut meningkat

    21.561 dibandingkan Februari

    tahun 2019. Sedangkan jumlah

    penduduk yang bekerja di Papua

    mencapai 1.764.113 orang, lebih

    banyak 17.150 orang

    dibandingkan Februari 2019.

    Jumlah pengangguran pada Februari 2020 mencapai 66.296 orang, meningkat 4.411

    orang dibandingkan Februari 2019. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi

    Papua pada Februari 2020 mencapai 3,62 persen atau turun sebesar 0,03 persen

    dibandingkan kondisi pada bulan Agustus 2019.

    Grafik 1.8. Tingkat Pengangguran Papua Februari 2017

    sampai Februari 2020

    Sumber: BPS (2019), diolah

    Mantul! Ekonomi Maluku dan Papua Paling Kinclong di Triwulan II 2020

    Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen. Bila dirinci berdasarkan wilayah, Maluku dan Papua menjadi satu-satunya yang kinclong.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia Maluku dan Papua di kuartal II 2020 sebesar 2,36 persen. Sementara itu kontribusinya ke pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,37 persen.

    "Karena pertumbuhan ekonomi khusus Papua dan Papua Barat masih tumbuh positif karena basenya tahun lalu dua provinsi ini tumbuh negatif," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Rabu (5/8/2020).

    Papua triwulan II 2019 minus 23,91 persen, triwulan II 2020 ini ada peningkatan produksi biji tembaga dan emas sehingga tumbuh 4,52 persen. Sementara Papua Barat di triwulan II 2019 minus 0,49 persen dan sekarang tumbuh positif tipis.

    Adapun data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi di seluruh pulau tumbuh negatif. Pulau Jawa misalnya, pada triwulan II ini pertumbuhannya minus 6,69 persen. Bali dan Nusa Tenggara juga minus 6,29 persen, Sumatera minus 3,01 persen, Kalimantan minus 4,35 persen dan Sulawesi minus 2,76 persen.

    (Sumber : idntimes.com 5 Agustus 2020)

  • BAB IIPerkembangan dan Analisis

    Pelaksanaan APBNl

    Sri Mulyani IndrawatiMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    ”Ini karena kita melihat aktivitas ekonomiterutama pada bulan April-Mei yang lalumenunjukkan suatu penurunan yang cukuptajam. Dan oleh karena itu, langkah-langkahuntuk memulihkan ekonomi menjadi sangatpenting"

    Keterangan pers Menkeu seusai Rapat di Kantor Presiden. (24/6/2020)

    Sumber Foto: djpb.kemenkeu.go.id

  • 5

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Perkembangan dan

    Analisis Pelaksanaan

    APBN

    ealisasi APBN Papua sampai dengan Triwulan II-2020 dari sisi pendapatan

    mengalami sedikit penurunan. Sebaliknya, di sisi belanja Negara mengalami

    kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tabel 2.1: Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 Uraian Tahun 2019 Tahun 2020 %

    2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi

    A. PENDAPATAN NEGARA 9.846,69 3.660,05 9.936,05 3.596,40 36,2%

    I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 9.811,43 3.634,51 9.913,85 3.596,40 36,3%

    1. Penerimaan Perpajakan 9.370,63 3.299,32 9.335,20 3.250,51 34,8%

    a. Pajak Dalam Negeri 7.090,34 2.680,19 8.751,93 2.844,08 32,5%

    b. Pajak Perdagangan Internasional 2.280,29 619,14 583,27 406,42 69,7%

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 440,80 335,19 578,65 345,89 59,8%

    II. HIBAH 35,25 25,54 22,20 0,00 0,0%

    B. BELANJA NEGARA 63.463,56 23.940,74 55.245,30 23.062,10 41,7%

    I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 16.577,09 5.196,31 13.221,03 4.625,72 35,0%

    1. Belanja Pegawai 3.532,28 1.845,26 4.066,84 1.822,69 44,8%

    2. Belanja Barang 6.480,38 2.331,10 4.506,94 1.375,89 30,5%

    3. Belanja Modal 6.413,16 997,26 4.523,46 1.405,05 31,1%

    4. Belanja Bantuan Sosial 35,48 2,87 23,41 2,28 9,7%

    5. Belanja Lain-lain 115,79 19,83 100,38 19,82 19,7%

    II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 46.886,46 18.744,43 42.024,26 18.436,38 43,9%

    1. Transfer ke Daerah 41.648,96 15.606,31 36.673,88 16.482,24 44,9%

    a. Dana Perimbangan 32.846,87 15.542,60 28.559,70 14.016,92 49,1%

    1) Dana Alokasi Umum 23.083,99 13.451,13 20.870,26 11.430,61 54,8%

    2) Dana Bagi Hasil 2.710,34 1.090,85 2.701,31 1.363,08 50,5%

    3) Dana Alokasi Khusus Fisik 4.991,47 23,83 3.046,83 150,47 4,9%

    4) Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2.061,06 976,79 1.941,31 1.072,76 55,3%

    b. Dana Otonomi Khusus 8.674,68 0,00 7.999,97 2.399,99 30,0%

    c. Dana Insentif Daerah 127,42 63,71 114,20 65,33 57,2%

    2. Dana Desa 5.237,50 3.138,12 5.350,39 1.954,14 36,5%

    C. SURPLUS DEFISIT -53.616,87 -20.280,70 -45.309,25 -19.465,70 43,0%

    Sumber: MEBE dan OmSPAN (2020), diolah.

    Realisasi pendapatan negara baru tercapai Rp3,60 triliun atau 36,2 persen dari

    target sebesar Rp9,94 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun

    sebelumnya yang mencapai 37,2 persen. Penurunan pendapatan negara terutama

    terjadi pada komponen penerimaan pajak perdagangan internasional, yang turun dari

    Rp619,14 miliar pada Triwulan II-2019 menjadi hanya sebesar Rp406,42 miliar.

    Di sisi belanja, seiring upaya penanganan pandemi Covid-19, alokasi pagu tahun

    2020 mengalami penyesuaian khususnya Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

    Secara kumulatif, pagu belanja negara turun sebesar 13,9 persen dari Rp64,16 Triliun

    pada triwulan I-2020 menjadi Rp55,25 triliun. Realisasi belanja negara sampai dengan

    Triwulan II-2020 mencapai Rp23,06 triliun atau 41,7 persen dari total pagu, lebih tinggi

    dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 37,7 persen.

    BAB II

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    6

    A. Pendapatan Negara

    1. Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan perpajakan baru terealisasi sebesar Rp3,25 triliun atau 34,8 persen

    dari target Rp9,34 triliun. Penerimaan tersebut turun sebesar 1,5 persen dibandingkan

    realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 35,2 persen.

    a. Penerimaan Pajak Dalam Negeri

    Penerimaan Pajak Dalam Negeri

    baru tercapai sebesar Rp2,84 triliun atau

    32,5 persen dari target sebesar Rp8,75

    triliun. Penerimaan tersebut sebagian

    besar berasal dari PPh yang mencapai

    Rp1,72 triliun atau 60,4 persen dari total

    penerimaan Pajak Dalam Negeri.

    Penyumbang PPh terbesar berasal dari

    wajib pajak yang terdaftar pada KPP

    Pratama Timika yang mencapai 56,4 persen dari total penerimaan PPh. Setelah PPh,

    penerimaan PPN yang mencapai Rp622,05 Miliar menyumbang 21,9 persen, khususnya

    di wilayah Kota Jayapura sebagai pusat perdagangan dan bisnis di Papua. Penerimaan

    PBB sebesar Rp404,02 miliar, naik cukup signifikan (18,5%) dibandingkan periode yang

    sama tahun sebelumnya. Seiring dengan kenaikan realisasinya, target penerimaan PBB

    juga dinaikkan dari Rp243,08 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp968,85 miliar pada

    tahun 2020. Faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Dalam Negeri antara lain:

    (1) Status tanggap darurat Covid-19 yang berujung pada penutupan akses transportasi

    baik laut dan udara di Papua; (2) Dampak Covid-19 terhadap sektor konstruksi yang

    disebabkan karena kendala pasokan bahan baku dan penghentian beberapa proyek

    infrastruktur.

    b. Penerimaan Pajak Perdagangan

    Internasional

    Penerimaan Pajak Perdagangan

    Internasional tercapai sebesar

    Rp406,42 miliar atau 69,7 persen dari

    target sebesar Rp583,27 miliar.

    Mempertimbangkan dampak pandemi

    Covid-19, target penerimaan Pajak

    Perdagangan Internasional telah

    Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan Pajak

    Dalam Negeri s.d. Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: Kanwil DJP dan DJBC Provinsi Papua

    2020, diolah

    Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan Pajak

    Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II 2020

    Sumber: Kanwil DJBC Khusus Papua 2020, diolah

  • 7

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    direvisi berdasarkan Keputusan Kakanwil DJBC Khusus Papua Nomor KEP-

    53/WBC.20/2020 dari Rp1,64 triliun pada triwulan I-2020 menjadi hanya sebesar

    Rp583,27 miliar. Meski telah dilakukan penurunan target, realisasi pajak perdagangan

    internasional hingga triwulan II-2020 masih lebih rendah dan mengalami penurunan

    sebesar 34,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang

    mencapai Rp619,14 Miliar.

    Penerimaan Bea Keluar sebesar Rp354,42 miliar atau 73,3 persen dari target

    yang ditetapkan sebesar Rp483,70 miliar, turun cukup signifikan dibandingkan periode

    yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp520,00 Miliar. Selain faktor produksi,

    turunnya penerimaan Bea Keluar juga disebabkan adanya restitusi yang mencapai lebih

    dari Rp50 miliar akibat putusan pengadilan pajak atas banding yang diajukan PT.

    Freeport Indonesia. Beberapa komoditas utama yang menopang penerimaan Bea

    Keluar antara lain Konsentrat Tembaga dan Mineral Ikutannya serta ekspor Crued Palm

    Oil.

    Di sisi Bea Masuk, penerimaan sampai dengan Triwulan II-2020 sebesar Rp51,79

    Miliar atau 52,0 persen dari target sebesar 99,57 miliar. Penerimaan tersebut juga turun

    signifikan sebesar 47,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

    yang mencapai Rp98,91 Miliar. Penerimaan Bea Masuk terutama ditopang dari barang

    kiriman pos dan importasi vanili dari Papua Nugini, importasi barang-barang modal dari

    PT. Freeport Indonesia, dan importasi barang-barang spare parts PT. Sinar Jaya Wijaya.

    Selain Bea Masuk dan Keluar, penerimaan pajak perdagangan internasional juga

    didapatkan dari Pendapatan Pabean Lainnya sebesar Rp0,21 miliar.

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

    Realisasi pendapatan PNBP telah

    mencapai Rp345,89 miliar atau 59,8 persen dari

    target sebesar Rp578,65 miliar. Realisasi

    tersebut meningkat 3,2 persen dibandingkan

    periode yang sama tahun sebelumnya yang

    hanya sebesar Rp335,19 miliar. Tingginya

    realisasi PNBP ditopang dari penerimaan

    kembali belanja tahun anggaran sebelumnya,

    khususnya belanja barang dan modal yang

    mencapai Rp109,42 miliar. Pengembalian

    belanja tersebut disebabkan antara lain adanya pencairan garansi bank karena

    pelaksanaan pekerjaan yang tidak selesai di akhir tahun, adanya temuan hasil

    Grafik 2.3. Realisasi PNBP s.d.

    Triwulan II-2020 (Miliar Rupiah)

    Sumber: Kanwil DJBC Khusus Papua

    2020, diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    8

    pemeriksaan dari aparat pengawasan yang mewajibkan satker harus menyetorkan

    kembali sebagian dari kelebihan pembayaran, dan sebagainya.

    Disamping itu, pendapatan PNBP di Papua juga ditopang oleh PNBP fungsional,

    antara lain Pendapatan Biaya Pendidikan Rp60,55 miliar, Pendapatan BPJS Kesehatan

    pada Faskes Lanjutan Rp31,82 miliar, Pendapatan Pengamanan Obyek Vital Rp33,81

    miliar, dan Pendapatan Jasa Kebandarudaraan sebesar Rp14,97 miliar.

    3. Pendapatan Hibah

    Sampai dengan triwulan II-2020, belum terdapat realisasi pendapatan hibah.

    realisasi pendapatan hibah di Papua diperkirakan mulai melonjak pada triwulan III-2020,

    seiring penyelenggaraan Pilkada serentak di Papua.

    B. Belanja Negara

    1. Belanja Pemerintah Pusat

    Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan triwulan II 2020 baru mencapai

    Rp4,63 triliun atau 35,0 persen dari pagu sebesar Rp13,22 triliun. Meski demikian,

    realisasi tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun

    sebelumnya yang hanya mencapai 31,3 persen. Realisasi belanja sampai dengan

    triwulan II-2020 masih didominasi oleh belanja pegawai yang mencapai 44,8 persen.

    Tingginya realisasi belanja pegawai tersebut dikarenakan adanya pencairan Tunjangan

    Hari Raya (THR) yang dilakukan pada bulan Mei 2020.

    Pada tahun 2020,

    Belanja Pemerintah Pusat di

    Provinsi Papua dialokasikan

    kepada 43 Bagian

    Anggaran/Kementerian

    Lembaga. Bagian Anggaran

    selain BUN yang memperoleh

    alokasi terbesar yaitu

    Kementerian PUPR sebesar

    Rp4,26 triliun dan Kementerian Pertahanan sebesar Rp2,44 triliun. Realisasi

    penyerapan anggaran tertinggi terdapat pada Badan Koordinasi Penanaman Modal

    sebesar 56,5 persen dari alokasi pagu. Secara keseluruhan, realisasi belanja pegawai

    sebesar Rp1,82 triliun (44,8%) dari pagu Rp4,07 triliun, belanja barang sebesar Rp1,38

    triliun (30,5%) dari pagu Rp4,51 triliun, belanja modal sebesar Rp1,41 triliun (31,1%) dari

    pagu Rp4,52 triliun, belanja lain-lain sebesar Rp19,82 miliar (19,7%) dari pagu Rp100,38

    miliar, dan belanja bansos sebesar Rp2,28 miliar (9,7%) dari pagu Rp23,41 miliar.

    Grafik 2.4. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat

    Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: OMSPAN 2020, diolah

  • 9

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Tren penyerapan belanja pemerintah pusat hingga akhir semester I masih relatif

    stabil, kecuali belanja lain-lain. Lonjakan belanja lain-lain pada bulan Maret didorong

    adanya percepatan proses lelang pengadaan operator penyalur beras sehingga kontrak

    dapat ditandatangani dan pekerjaan dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun

    sebelumnya. Belanja Lain-lain tersebut dipergunakan untuk pembayaran biaya ongkos

    angkut beras PNS Distrik Pedalaman Papua. Meski sempat melonjak pada triwulan

    pertama, namun pada triwulan kedua mengalami perlambatan. Hal ini dikarenakan

    adanya pembatasan akifitas khususnya interkoneksi antar wilayah untuk menekan

    penyebaran Covid-19. Hal tersebut membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi

    terhambat. Hal serupa juga terjadi pada proyek/kegiatan yang didanai dari belanja modal

    maupun pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran.

    2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

    Penyaluran TKDD hingga triwulan II-2020 belum menunjukkan capaian yang

    optimal. Secara kumulatif, realisasi TKDD baru mencapai Rp18,44 triliun atau 43,9

    persen dari pagu Rp42,02 triliun. Alokasi pagu TKDD tersebut merupakan hasil revisi

    yang telah ditetapkan dalam PMK Nomor 35/PMK.07/2020. Alokasi pagu TKDD yang

    baru mengalami penurunan sebesar Rp5,28 triliun atau 11,2 persen dari pagu

    sebelumnya Rp47,30 triliun. Persentase penurunan pagu tertinggi terdapat pada DAK

    Fisik sebesar 37,8 persen. Penurunan tersebut merupakan imbas dari penghentian

    proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan Surat Menteri Keuangan S-

    247/MK.07/2020, yang alokasi dananya dialihkan untuk pencegahan dan

    penanggulangan Covid-19.

    Hingga medio

    tahun 2020, semua jenis

    TKDD telah disalurkan ke

    Pemda Papua dengan

    persentase yang

    bervariasi. Realisasi

    penyaluran DAU sebesar

    Rp11,43 triliun (54,8%) dari pagu Rp20,87 triliun, DBH sebesar Rp1,36 triliun (50,5%)

    dari pagu Rp2,70 triliun, DAK Nonfisik sebesar Rp1,07 triliun (55,3%) dari pagu Rp1,94

    triliun, Dana Otsus sebesar Rp2,40 triliun (30,0%) dari pagu Rp8,00 triliun, DID sebesar

    Rp65,33 Miliar (57,2%) dari pagu Rp114,20 miliar, Dana Desa sebesar Rp1,95 triliun

    (36,5%) dari pagu Rp5,35 triliun, dan DAK Fisik, sebesar Rp150,47 miliar (4,9%) dari

    pagu Rp3,05 triliun.

    Grafik 2.5. Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: OMSPAN 2020, diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    10

    Masih rendahnya penyaluran TKDD khususnya DAK Fisik dan Dana Desa antara

    lain disebabkan keterlambatan proses lelang/tender pengadaan barang/jasa yang akan

    didanai dari DAK Fisik, keterlambatan pemda dalam memenuhi dokumen persyaratan

    penyaluran DFDD, serta faktor teknis dan non teknis lainnya.

    Seiring upaya pemerintah dalam mengurangi dampak pandemi Covid-19,

    penggunaan Dana Desa tahun 2020 diprioritaskan untuk pemberian Bantuan Langsung

    Tunai (BLT) Desa kepada masyarakat miskin terdampak. Meski demikian, penyaluran

    BLT Desa di Papua tergolong masih rendah. Hingga semester I-2020, realisasi

    penyaluran BLT Desa baru sebesar Rp299,12 miliar atau 15,3 persen dari Dana Desa

    yang telah disalurkan ke Rekening Kas Desa sebesar Rp1,95 triliun. Dari 29

    kabupaten/kota, masih terdapat 11 pemda yang belum menyalurkan BLT Desa.

    Penyaluran BLT Desa telah dilakukan dalam 4 periode, dimana periode pertama kepada

    260.893 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), periode kedua kepada 76.974 KPM,

    periode ketiga kepada 57.706 KPM, dan periode keempat kepada 37.606 KPM.

    Selain DAK Fisik dan Dana Desa, mulai tahun 2020 KPPN Jayapura sebagai

    KPPN yang berlokasi di ibukota provinsi juga menyalurkan dana Bantuan Operasional

    Sekolah (BOS). Sampai dengan akhir Triwulan II-2020, realisasi penyaluran Dana BOS

    sebesar Rp460,70 Miliar atau 61,8 persen dari pagu Rp745,74 miliar. Dana BOS

    tersebut disalurkan untuk 3.501 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Papua.

    3. Pengelolaan BLU

    Pada semester pertama tahun 2020, Satker Bandar Udara Sentani yang semula

    berstatus sebagai BLU, dicabut status pola pengelolaan keuangan BLU-nya

    berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 89/KMK.05/2020, selanjutnya

    pengelolaannya dialihkan ke PT Angkasapura. Sebaliknya, pada periode yang sama

    terdapat satu BLU baru yang dibentuk berdasarkan KMK Nomor 64/KMK.05/2020 yaitu

    Rumah Sakit Tk. II Marthen Indey Kesdam XVII/Cen. Dengan perubahan tersebut,

    jumlah BLU di Provinsi Papua sebanyak 3 satker, dengan total aset yang dimiliki sebesar

    Rp405,50 miliar. Dari ketiga BLU tersebut, Satker Politeknik Penerbangan Jayapura

    memiliki nilai aset tertinggi dibanding dua satker lainnya. Total aset yang dimiliki oleh

    Politeknik Penerbangan Jayapura mencapai Rp332,17 miliar.

    Tabel 2.2: Profil BLU Pusat di Provinsi Papua (dalam miliar rupiah)

    Nama Satker BLU Total Aset Pagu RM Pagu BLU Realisasi

    Politeknik Penerbangan Jayapura 332,17 33,05 15,66 17,61

    Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura 41,53 11,14 40,57 25,03

    Rumah Sakit Marthen Indey Kesdam 31,79 52,35 - 24,09

    Sumber: MEBE dan E-Rekon & LK 2020, diolah

  • 11

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Untuk keperluan operasional, ketiga satker BLU mengelola pagu anggaran

    sebesar Rp152,77 miliar, yang terdiri dari 36,8 persen pagu BLU dan 63,2 persen pagu

    Rupiah Murni (RM). Masih tingginya komposisi pagu RM dibandingkan pagu BLU

    disebabkan satker Rumah Sakit Marthen Indey sebagai BLU baru belum melakukan

    revisi pagu anggaran dari sumber PNBP menjadi pagu BLU.

    4. Manajemen Investasi Pusat

    a. Penerusan Pinjaman

    Sampai dengan akhir Triwulan II-2020, di wilayah Provinsi Papua belum terdapat

    debitur yang menerima penerusan pinjaman lagi dari Pemerintah Pusat.

    b. Kredit Program

    Realisasi penyaluran KUR sebesar Rp472,18 miliar, dengan total debitur

    sebanyak 10.174 orang/badan usaha. Realisasi tersebut turun 15,7 persen

    dibandingkan periode yangtahun 2019 yang mencapai Rp559,86 miliar. Turunnya

    penyaluran KUR tersebut tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19, yang

    menyebabkan para pelaku usaha kecil dan menengah enggan menambah modal dan

    memperluas usahanya karena omzetnya yang cenderung turun. Berdasarkan jumlah

    akad kredit, realisasi penyaluran KUR Mikro merupakan yang terbesar, dengan jumlah

    penyaluran mencapai Rp291,39 miliar atau 61,7 persen dari total penyaluran KUR.

    Begitu juga berdasarkan jumlah debitur, KUR mikro memiliki jumlah debitur terbanyak

    yaitu mencapai 9.141 debitur atau 89,8 persen dari total debitur KUR.

    Penyaluran KUR terdistribusi ke

    dalam 11 kelompok usaha. Di provinsi

    Papua, Sektor Perdagangan Besar dan

    Eceran merupakan sektor yang

    memperoleh pembiayaan KUR terbesar

    mencapai Rp228,42 miliar atau 48,4 persen

    dari total penyaluran KUR. Sedangkan

    sektor yang memperoleh pembiayaan KUR

    paling kecil adalah sektor konstruksi,

    dengan realisasi penyaluran KUR hanya sebesar Rp355 juta atau 0,4 persen dari total

    penyaluran KUR.

    Berbeda dengan KUR Kecil dan Mikro, penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

    di Papua berdasarkan data pada www.sikp.kemenkeu.go.id masih sangat rendah, yaitu

    hanya sebesar Rp.1,18 miliar. Namun berdasarkan hasil konfirmasi kepada Penyalur,

    data dimaksud dirasakan belum valid karena belum menyertakan penyaluran melalui

    Grafik 2.6. Realisasi Penyaluran KUR Per

    Sektor Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: SIKP 2020, diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN

    12

    PNM sebesar Rp4,44 miliar sedangkan penyaluran melalui Pegadaian seharusnya

    sebesar Rp1,24 milar sehingga total penyaluran Pembiayaan UMi adalah sebesar

    Rp5,68 miliar (235% dari Penyaluran UMi pada Tahun 2019). Diharapkan Direktorat SMI

    dapat menyampaikan data penyaluran UMi yang ditampilkan pada SIKP dengan lebih

    update dan valid.

    C. Prognosis Realisasi APBN

    Tren realisasi belanja Pemerintah

    Pusat dalam enam tahun terakhir berkisar

    pada angka 90,7 persen. Berdasarkan

    tren tersebut dan mempertimbangkan

    berbagai upaya yang diterapkan Kanwil

    DJPb Provinsi Papua dalam mempercepat

    penyerapan anggaran serta adanya

    dampak pandemi Covid-19, maka

    realisasi belanja Pemerintah Pusat hingga akhir tahun 2020 diproyeksikan akan

    mencapai 88,0 persen atau sebesar Rp11,63 triliun. Di sisi TKDD, berdasarkan data

    historis dalam beberapa tahun terakhir diproyeksikan akan mencapai 98,2 persen atau

    sebesar Rp41,26 triliun pada akhir tahun anggaran.

    Tabel 2.3: Prognosis Realisasi APBN Papua s.d. Akhir Tahun 2020 (dalam miliar rupiah) Uraian

    Pagu Realisasi s.d.

    Triwulan II Perkiraan Realisasi

    s.d. Akhir Tahun

    Rp % Rp %

    Pendapatan Negara 9.936,05 3.596,40 36,2% 8.146,04 82,0%

    Belanja Negara 55.245,30 23.062,10 41,7% 52.889,83 95,7%

    Surplus/Defisit (45.309,25) (19.465,70) 43,0% (43.890,47) 96,9%

    Sumber: Omspan 2020, diolah

    Adapun realisasi pendapatan pada akhir tahun 2020 diperkirakan hanya akan

    mencapai 82,0 persen atau sebesar Rp8,15 triliun. Adanya transisi produksi yang

    menyebabkan PT Freeport Indonesia belum berproduksi secara optimal menjadi faktor

    yang menurunkan ekspor, sehingga berpengaruh pada pendapatan negara khususnya

    Bea Keluar. Selain itu, imbas penutupan transportasi udara dan laut serta adanya

    berbagai kebijakan relaksasi di bidang perpajakan dalam menghadapi pandemi Covid-

    19 juga sangat mempengaruhi penerimaan pajak di Papua.

    Grafik 2.7. Tren Realisasi Belanja

    Pemerintah Pusat

    Sumber: SPAN & Web MEBE (2020), diolah

  • Andin HadiyantoDirektur Jenderal Perbendaharaan

    BAB IIIPerkembangan dan Analisis

    Pelaksanaan APBD

    Dalam mendorong percepatan dalam penangananpandemi Covid-19, pemerintah merumuskan ProgramPemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Beberapa programpenting dalam program PEN tersebut terkait eratdengan pelaksanaan tugas dan fungsi DJPb.

    Pesan Dirjen Perbendahaan dalam RAPIMTAS DJPB 2020.15/06/2020

    Sumber Foto: Tino Adi P.

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 13

    Perkembangan dan

    Analisis Pelaksanaan

    APBD

    itengah pandemi Covid-19, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD) mempunyai peran yang sangat penting sebagai instrumen kebijakan

    fiskal di daerah yang dapat digunakan untuk penanggulangan Covid-19, baik

    dalam rangka membiayai berbagai kebutuhan dan fasilitas kesehatan, maupun dalam

    rangka mendorong kinerja perekonomian. Struktur APBD Papua sampai dengan

    Triwulan II Tahun 2020 dilihat dari sisi pendapatan, masih didominasi oleh Pendapatan

    Transfer sebesar 93,07 persen dari total realisasi pendapatan, sedangkan PAD hanya

    memiliki porsi sebesar 6,71 persen, dan sisanya sebesar 0,22 persen berasal dari Lain-

    Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dari sisi belanja, realisasi Belanja sampai dengan

    triwulan II-2020 baru mencapai Rp9,91 triliun atau sebesar 21,75 persen dari pagu.

    Tabel 3.1. Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Uraian 2019 2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi

    PENDAPATAN 54.477,80 18.836,08 54.337,93 20.198,26

    PAD 2.767,10 902,07 3.069,10 1.354,78

    Pajak Daerah 1.160,71 524,96 1.680,19 592,23

    Retribusi Daerah 205,92 96,35 172,82 355,92

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

    127,74 66,25 165,43 2,58

    Lain-Lain PAD yang Sah 1.272,73 214,51 1.050,67 404,06

    Pendapatan Transfer 51.311,68 17.831,80 46.755,46 18.798,54

    Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 33.199,71 15.050,85 34.263,06 14.016,92

    Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 16.985,32 2.622,60 5.278,82 4.419,46

    Transfer Pemerintah Provinsi 378,51 158,35 654,59 311,16

    Transfer Bantuan Keuangan 748,14 - 6.558,99 51,00

    Lain-lain pendapatan daerah yang sah 399,02 102,21 4.513,36 44,94

    Pendapatan Hibah 385,94 97,62 503,20 21,80

    Pendapatan Dana Darurat - - - -

    Pendapatan Lainnya 13,08 4,58 4.010,17 23,13

    JUMLAH PENDAPATAN 54.477,80 18.836,08 54.337,93 20.198,26

    BELANJA 44.672,88 9.841,64 45.564,18 9.910,92

    Belanja Pegawai 12.208,62 4.117,12 15.175,36 4.292,73

    Belanja Barang 16.985,24 3.420,16 14.068,78 3.155,05

    Belanja Bunga 57,29 13,60 92,55 28,61

    Belanja Subsidi 89,22 15,78 78,47 20,31

    Belanja Hibah 2.301,42 1.201,69 5.460,35 1.009,46

    Belanja Bantuan Sosial 705,26 363,21 686,42 402,18

    Belanja Modal 12.185,97 617,33 9.810,67 668,50

    Belanja Tidak Terduga 139,84 92,74 191,57 334,08

    TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 10.770,39 1.955,54 10.272,07 1.305,49

    Transfer/Bagi Hasil 602,56 213,01 956,27 197,50

    Transfer Bantuan Keuangan 10.167,83 1.742,53 9.315,80 1.107,99

    JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 55.443,26 11.797,18 55.836,25 11.216,41

    SURPLUS/DEFISIT (965,46) 7.038,89 (1.498,32) 8.981,84

    BAB III

    Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (diolah)

  • Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    14

    A. Pendapatan Daerah

    1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Sampai dengan

    triwulan II-2020 realisasi

    PAD seluruh pemda di

    Papua sebesar Rp1,35 triliun

    atau hanya sebesar 6,71

    persen dari total pendapatan

    daerah. Realisasi masing-

    masing komponen PAD dari

    porsi terbesar yaitu Pajak

    Daerah mencapai 43,71

    persen, diikuti Lain-Lain PAD

    yang Sah mencapai 29,82

    persen, Retribusi Daerah

    mencapai 26,27 persen, dan

    Hasil Pengelolaan Kekayaan

    Daerah Yang Dipisahkan mencapai 0,19 persen. Daerah yang menyumbang PAD

    terbesar adalah Provinsi Papua sebesar 71,88 persen dari total realisasi PAD di seluruh

    Papua, diikuti Kabupaten Mimika sebesar 6,88 persen dan Kota Jayapura sebesar 4,57

    persen sebagai penyumbang PAD terbesar kedua dan ketiga.

    Realisasi penerimaan pajak

    daerah hingga triwulan II-2020,

    sebesar Rp592,23 miliar atau naik

    12,81 persen dibandingkan

    periode yang sama tahun

    sebelumnya. Provinsi Papua

    memberikan kontribusi terbesar

    atas realisasi penerimaan pajak

    daerah yang mencapai Rp419,38

    miliar, dengan penyumbang

    penerimaan terbesar berasal dari pajak kendaraan bermotor (PKB), dan pajak air

    permukaan. Kontributor penerimaan pajak terbesar selanjutnya adalah Kabupaten

    Mimika sebesar Rp75,51 miliar dengan penyumbang penerimaan terbesar dari pajak

    Hotel dan PBB Pedesaan dan Perkotaan.

    Grafik 3.2. Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah

    Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Sumber: SIKD (2020), diolah

    Grafik 3.1. Realisasi PAD Lingkup Papua

    s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Sumber: SIKD (2020), diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 15

    Total realisasi penerimaan

    retribusi daerah seluruh Pemda di

    Papua sampai dengan triwulan II-

    2020 naik hingga 269,40 persen

    dibandingkan dengan periode

    yang sama tahun sebelumnya

    yaitu sebesar Rp355,92 miliar.

    Kenaikan tersebut dipicu lonjakan

    kenaikan retribusi pelayanan

    kesehatan yang mencapai

    Rp328,71 miliar dikarenakan selama pandemi Covid-19 terjadi di Papua, pelayanan

    kesehatan di seluruh puskesmas dan rumah sakit mengalami peningkatan yang sangat

    signifikan. Adapun realisasi penerimaan retribusi daerah terbesar berasal dari Provinsi

    Papua yang mencapai 87,50 persen dari total penerimaan retribusi daerah, diikuti

    Kabupaten Kep. Yapen sebesar 2,87 persen dari total penerimaan retribusi daerah.

    Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari seluruh

    pemda di Papua sampai dengan triwulan II-2020 mengalami penurunan yang cukup

    signifikan sebesar 96,11 persen dibandingkan triwulan II-2019 yaitu hanya sebesar

    Rp2,58 miliar. Empat dari 30 pemda yang membukukan penerimaan tersebut, realisasi

    tertinggi dari Pemerintah Kabupaten Merauke sebesar Rp1,86 miliar yang seluruhnya

    bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD.

    Sampai dengan triwulan II-2020 realisasi penerimaan lain-lain PAD yang sah

    mencapai Rp404,06 miliar atau 38,46 persen dari total target penerimaan. Adapun tiga

    jenis penerimaan yang menjadi penyumbang terbesar adalah pendapatan bunga

    sebesar Rp40,29 miliar, pendapatan pengembalian belanja tahun yang lalu sebesar

    Rp36,66 miliar, dan penerimaan jasa giro sebesar Rp28,89 miliar. Dari seluruh pemda

    di Papua yang membukukan penerimaan ini, Pemerintah Provinsi Papua tercatat

    menyumbang penerimaan terbesar yang mencapai Rp242,94 miliar.

    2. Pendapatan Transfer

    Pendapatan transfer merupakan jenis pendapatan dengan proporsi paling besar

    dalam APBD di Papua yang mencapai 93,07 persen dari total realisasi pendapatan.

    Secara agregat realisasi pendapatan transfer di Papua sampai dengan triwulan II-2020

    sebesar Rp18,80 triliun atau 40,21 persen dari total target pendapatan transfer sebesar

    Rp46,76 triliun.

    Grafik 3.3. Pemda Dengan Realisasi Penerimaan

    Retribusi Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun

    2020 (miliar rupiah)

    Sumber: SIKD (2020), diolah

  • Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    16

    Dari seluruh komponen

    pendapatan transfer, hingga triwulan

    II-2020 porsi terbesar berasal dari DAU

    yang mencapai Rp11,43 triliun atau

    60,81 persen dari total pendapatan

    transfer. Hal ini menunjukkan bahwa

    ketergantungan Papua terhadap dana

    transfer pemerintah pusat untuk

    mendanai pemerintahan di daerah

    begitu besar. Sementara itu, sampai

    dengan triwulan II-2020, komponen pendapatan transfer yang lain yaitu DBH realisasi

    sebesar Rp1,36 triliun, DAK realisasi sebesar Rp1,22 triliun, Dana Otsus, Penyesuaian,

    dan DID Rp2,47 triliun, Dana Desa Rp1,95 triliun, serta Dana Transfer Provinsi dan

    Bantuan Keuangan realisasi sebesar Rp362,16 miliar. Penggunaan Dana Desa pada

    tahun 2020 diprioritaskan untuk pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa

    kepada masyarakat miskin dan terdampak Covid-19 yang disalurkan mulai bulan April

    2020 hingga 6 bulan ke depan. Untuk DAK Fisik, masih rendahnya realisasi disebabkan

    pemda belum dapat memenuhi dokumen persyaratan penyaluran khususnya laporan

    pertanggungjawaban penggunaan DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya yang telah

    direviu oleh APIP.

    3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

    Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sampai dengan

    triwulan II-2020 mencapai Rp44,94 miliar atau 1 persen dari target. Realisasi terdiri dari

    pendapatan hibah Rp21,80 miliar dan pendapatan lainnya Rp23,13 miliar.

    Grafik 3.5. Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Sumber: SIKD (2020), diolah

    Grafik 3.4. Komposisi Realisasi Pendapatan

    Transfer di Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: SIKD (2020), diolah

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 17

    B. Belanja Daerah

    Pada tahun 2020 total pagu belanja daerah seluruh pemda di Papua sebesar

    Rp55,84 triliun atau naik 0,71 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Pagu terbesar

    dialokasikan untuk belanja pegawai yaitu Rp15,18 triliun, diikuti belanja barang sebesar

    Rp14,07 triliun, dan belanja modal Rp9,81 triliun, sedangkan alokasi terkecil adalah

    belanja subsidi sebesar Rp78,47 miliar.

    Sampai dengan triwulan II-2020, total realisasi belanja daerah di Papua baru

    mencapai 20,09 persen dari total pagu yaitu sebesar Rp11,22 triliun. Realisasi belanja

    tertinggi yang sudah melebihi 40 persen yaitu belanja belanja bantuan sosial (58,59 %)

    dan belanja tidak terduga (174,39 %). Tingginya realisasi belanja bantuan sosial dan

    belanja tidak terduga tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk

    mengalokasikan APBD dalam rangka penanganan Covid-19 dan memberikan stimulus

    dalam rangka mengurangi dampak pandemi Covid-19 melalui bantuan sosial baik dari

    APBN maupun APBD. Sementara itu, jenis belanja yang mengalami penurunan realisasi

    dibandingkan periode yang sama tahun lalu adalah belanja hibah dan belanja barang.

    Menurunnya realisasi belanja barang tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan

    pemerintah untuk membatasi kegiatan yang melibatkan orang banyak, termasuk

    pembatasan pelaksanaan perjalanan dinas, sehingga berakibat pada berkurangnya

    realisasi belanja barang.

    Di sisi lain, realisasi belanja modal masih cukup rendah yaitu sebesar 6,81 persen.

    Salah satu penyebab adalah adanya status tanggap darurat Covid-19 di Papua yang

    membatasi akses transportasi baik darat, laut, maupun udara. Adanya pembatasan

    tersebut sangat berdampak pada sektor konstruksi yang mengakibatkan terhambatnya

    pasokan bahan baku sehingga menghambat beberapa proyek infrastruktur yang ada.

    C. Prognosis Realisasi APBD Hingga Akhir Tahun 2020

    Selama 4 tahun terakhir, rata-rata realisasi pendapatan daerah mencapai 95,75

    persen, sedangkan tren realisasi belanja daerah berkisar antara 84-88 persen.

    Grafik 3.6. Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja

    s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (data diolah)

  • Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    18

    Sementara itu, indikator

    pembangunan ekonomi seperti

    Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM) dan tingkat kemiskinan

    selama 4 tahun terakhir

    menunjukkan tren cukup baik.

    IPM mengalami peningkatan

    dari 58,05 di tahun 2016

    menjadi 60,84 di tahun 2019,

    sementara tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 28,40 di tahun 2016 menjadi

    26,55 di tahun 2019.

    Memperhatikan tren realisasi pendapatan dan belanja daerah, indikator

    pembangunan ekonomi 4 tahun terakhir, adanya pandemi Covid-19, dan penundaan

    penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020, serta relaksasi penyaluran

    dana transfer ke daerah, maka realisasi pendapatan daerah tahun 2020 diprediksi

    mencapai 90,00 persen, sedangkan realisasi belanja mendekati angka 85,00 persen.

    Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020

    Uraian Pagu (miliar Rp)

    Realisasi s.d. Triwulan II

    Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

    (miliar Rp) % (miliar Rp) %

    Pendapatan Daerah 54.337,93 20.198,26 37,17% 48.904,13 90,00%

    Belanja Daerah 55.836,25 11.216,41 20,09% 47.460,81 85,00%

    Surplus/Defisit -1.498,32 8.981,84 -599,46% 1.443,32 -96,33%

    Sumber: SIKD (2020), diolah

    Grafik 3.7. Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan

    Sumber: SIKD, BPS (2020), diolah

    Dana PON Dialihkan Untuk Covid-19, Wagub : Tunggu Pembahasan Dengan DPRP

    Jayapura, Papua.go.id - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menilai sah-sah saja bila dana PON XX dialihkan untuk menanggulangi Covid-19. Kendati demikian, untuk mewujudkannya butuh persetujuan dan pembahasan dengan DPR Papua. “Kan ada mekanismenya jika anggaran yang sudah ditetapkan itu digeser untuk kegiatan lain. Namun kita rapat dulu dengan DPR Papua,” terang Wagub Klemen, Minggu di Jayapura. Pun begitu, Klemen pastikan untuk saat ini sumber pendanaan Pemprov Papua dalam menanggulangi virus corona, masih diambil dari anggaran belanja tidak terduga yang dialokasikan dalam APBD Papua 2020. Dengan demikian, belum ada satu peser pun anggaran PON yang dialihkan ke penanganan Covid-19. “Ya kalau kondisi semakin mendesak, tentunya pihak eksekutif (pemerintah provinsi) bisa meminta legislatif untuk melakukan sidang perubahan APBD 2020”. “Akan tetapi jika belum ada sidang perubahan, dapat melalui mekanisme lain yang diatur oleh undang-udang yakni melalui anggaran belanja tak terduga,” katanya. Sebelumnya, Ketua Harian PB PON Papua Yunus Wonda katakan meski pelaksanaan PON XX Papua ditunda, tahapan persiapan even empat taahunan itu akan dijalankan. Hanya saja, lanjut dia, jika anggaran PON dialihkan untuk penanganan Covid-19, maka hal itu menjadi kewenangan pemerintah untuk mendorong pembahasannya dengan DPRP. “Karena anggaran yang ada di PB PON saat ini hanya untuk pengadaan peralatan”. “Dan memang dana PON sebesar Rp2 triliun masih di Pemprov Papua belum diserahkan ke PB PON,” pungkasnya. (Sumber: papua.go.id)

  • S y a i f u lK a K a n w i l D J P b P r o v i n s i P a p ua

    BAB IVPerkembangan dan AnalisisPelaksanaan Anggaran Konsolidasian(APBN dan APBD)

    "APBN dan APBD sumber utama penggerakekonomi , kita "Jalankan dengan Akuntabel" ,Kejar Realisas i dengan Transparan , Janganmudah protes , tetapi kita harus berproses .Mungkin di awal sedik it berat , manajemenkris is kita lakukan , jadikan Covid19 sebagaipeluang mencari so lus i dalam pemulihanekonomi menuju Indonesia Maju . "

    Sumber Foto: Adhitya Ahmad

  • Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 19

    Perkembangan dan

    Analisis Pelaksanaan

    Anggaran Konsolidasian

    A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

    aporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun

    berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu.

    Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Papua

    s.d. Triwulan II 2020 (miliar rupiah)

    Uraian 2020 2019 Pusat Daerah Konsolidasi Naik/Turun Konsolidasi

    Pendapatan Negara 3.591,54 19.796,57 4.951,73 13,98% 4.344,29

    Penenerimaan Perpajakan 3.245,69 592,23 3.837,91 -0,22% 3.846,54

    Penerimaan Bukan Pajak 345,85 763,66 1.109,51 122,91% 497,75

    Hibah - 4,31 4,31 - -

    Transfer - 18.436,38 - - -

    Belanja Negara 23.060,95 10.814,72 15.439,30 -12,22% 17.589,49

    Belanja Pemerintah 4.624,57 9.910,92 14.535,50 -3,34% 15.038,03

    Transfer 18.436,38 903,80 903,80 -64,58% 2.551,46

    Surplus/(Defisit) (19.469,41) 8.981,84 (10.487,57) -20,82% (13.245,20)

    Pembiayaan - 217,93 217,93 -68,47% 691,19

    Penerimaan Pembiayaan - 621,30 621,30 -41,31% 1.058,61

    Pengeluaran Pembiayaan - 403,37 403,37 9,78% 367,43

    SiLPA (19.469,41) 9.199,78 (10.269,63) -18,20% (12.554,01)

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    Realisasi pendapatan konsolidasian sampai dengan triwulan II-2020 mengalami

    kenaikan sebesar 13,98 persen (yoy) yaitu Rp4,95 triliun, terutama disebabkan oleh

    kenaikan komponen penerimaan bukan pajak yang salah satunya berasal dari

    peningkatan penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Sementara itu, realisasi belanja

    konsolidasian menurun sebesar 12,22 persen dibandingkan dengan periode yang sama

    tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp15,44 triliun.

    B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

    1. Analisis Proporsi dan

    Perbandingan

    Penerimaan perpajakan sampai

    dengan triwulan II-2020 memberikan

    kontribusi lebih kecil yaitu sebesar

    77,51 persen dibandingkan triwulan II-

    2019 sebesar 88,54 persen. Di sisi lain, kontribusi penerimaan bukan pajak mengalami

    kenaikan menjadi sebesar 22,41 persen pada triwulan II-2020.

    Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi

    Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    BAB IV

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 20

    Secara agregat, sebagian besar

    pendapatan konsolidasian berasal dari

    penerimaan pemerintah daerah yang

    mencapai Rp19,80 triliun atau 84,64

    persen dimana sebagian besar berasal

    dari penerimaan transfer yang

    mencapai Rp18,44 triliun. Sementara

    itu, untuk penerimaan perpajakan

    sampai dengan triwulan II-2020 didominasi oleh penerimaan pemerintah pusat sebesar

    Rp5,25 triliun (84,57%).

    2. Analisis Perubahan

    Total realisasi pendapatan

    pemerintah pada triwulan II-2020

    mengalami kenaikan 13,98 persen

    (yoy). Kenaikan tersebut terutama

    dipicu oleh melonjaknya PNBP dari

    hasil retribusi pelayanan kesehatan,

    sebagai akibat dari peningkatan

    pelayanan puskemas dan rumah

    sakit selama pandemic Covid-19. Di

    sisi lain, penerimaan perpajakan turun sebesar -0,22 persen. Penurunan tersebut

    disebabkan karena dampak pandemic Covid-19 terhadap sektor konstruksi yang

    berpengaruh pada pasokan bahan baku dan penghentian beberapa proyek infrastruktur.

    3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan

    Konsolidasian

    Pada triwulan II-

    2020, PDRB dengan

    sektor pertambangan

    masih tumbuh positif

    sebesar 4,52 persen

    (yoy). Sementara itu,

    Realisasi pendapatan

    juga meningkat sebesar 13,98 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa naiknya

    pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi dengan kenaikan pendapatan

    konsolidasian.

    Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan

    Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan

    Perpajakan, PNBP, dan Hibah

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    Tabel 4.2. Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB

    Uraian Triwulan II 2019

    (Miliar Rp)

    Triwulan II 2020

    (Miliar Rp)

    Kenaikan/ Penurunan

    (%)

    Penerimaan Perpajakan 3.846,54 3.837,91 -0,22

    PNBP 497,75 1.109,51 122,91

    Hibah - 4,31 -

    Total 4.344,29 4.951,73 13,98

    PDRB/Pert. Ekonomi 31.961,37 33.407,14 4,52

    Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

  • Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 21

    Namun demikian, PDRB tanpa pertambangan terkontraksi -4,50 persen (yoy).

    Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pergerakan ekonomi dari

    berbagai sektor, tidak hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor

    pertambangan dan penggalian, sehingga pada triwulan selanjutnya diharapkan

    pendapatan akan mengalami kenaikan dan perekonomian di Papua tetap tumbuh positif.

    C. BELANJA KONSOLIDASIAN

    1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

    Realisasi belanja konsolidasian didominasi oleh belanja pemerintah daerah

    dengan kontribusi sebesar 70,05 persen, sedangkan sisanya sebesar 29,95 persen

    berasal dari belanja pemerintah pusat. Tingginya kontribusi belanja pemerintah daerah

    antara lain berasal dari jenis belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja

    subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja tak terduga, sedangkan

    pemerintah pusat berkontribusi lebih besar pada belanja modal dan belanja lain-lain.

    2. Analisis Perubahan

    Komposisi belanja konsolidasian pada triwulan II-2019 dan triwulan II-2020 tidak

    mengalami perubahan yang signifikan. Kontribusi belanja pegawai terhadap total belanja

    konsolidasian masih yang tertinggi baik di triwulan II-2019 maupun triwulan II-2020.

    Grafik 4.4. Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah)

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020

    Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 22

    Sementara itu, terjadi penurunan pada kontribusi belanja barang dari 38,25 persen

    pada triwulan II-2019 menjadi 31,17 persen pada triwulan II-2020, sedangkan belanja

    modal mengalami kenaikan dari 10,74 persen pada triwulan II-2019 menjadi 14,27

    persen pada triwulan II-2020.

    3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

    Sampai dengan

    triwulan II-2020, belanja

    pemerintah menurun -3,34

    persen dibandingkan

    triwulan II-2019. Hal

    tersebut sejalan dengan

    PDRB triwulan II-2020 yang meskipun tumbuh sebesar 4,52 persen, namun jika tanpa

    sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar -4,50 persen, berada di bawah

    target PDRB yang ditetapkan yaitu sebesar 6,43 – 7,58 persen.

    Pertumbuhan PDRB antara lain ditopang oleh belanja pemerintah sebagai salah

    satu kontributor utama. Belanja pemerintah yang mengalami penurunan pada triwulan

    II-2020 turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, pertumbuhan

    ekonomi yang kurang optimal juga disebabkan karena dampak pandemic Covid-19 yang

    mulai dirasakan menjelang pertengahan Maret 2020. Di sisi lain, sebagian besar

    realisasi belanja pemerintah sampai dengan triwulan II-2020 masih didominasi oleh

    belanja operasi seperti belanja pegawai dan belanja barang. Sementara itu, belanja

    modal yang memiliki multiplier effect tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi, realisasinya masih cukup rendah.

    D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PDRB

    Kontribusi

    belanja pemerintah

    terhadap PDRB

    triwulan II-2020

    sebesar 22,58 persen,

    sedangkan kontribusi

    investasi pemerintah sebesar 4,14 persen. Dalam kondisi perekonomian yang

    melambat akibat pandemi Covid-19, peningkatan kontribusi pemerintah dari belanja

    pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat segera memperbaiki kondisi perekonomian.

    Dengan berbagai kebijakan stimulus anggaran yang diberikan pemerintah, diharapkan

    perekonomian Papua triwulan berikutnya tetap tumbuh positif dan meningkat.

    Tabel 4.3. Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB

    Uraian Triwulan II 2019

    (Miliar Rp)

    Triwulan II 2020

    (Miliar Rp)

    Kenaikan/ Penurunan

    Belanja Pemerintah 15.038,03 14.535,50 -3,34%

    PDRB/Pert. Ekonomi 31.961,37 33.407,14 4,52%

    Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

    Tabel 4.4. Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB

    Uraian Triwulan II 2019

    Triwulan II 2020

    Belanja Pemerintah (miliar rupiah) 11.984,04 10.846,68

    Investasi Pemerintah (miliar rupiah) 1.549,37 1.988,57

    PDRB ADHB (miliar rupiah) 45.452,71 48.029,56

    Kontribusi Belanja Pemerintah thd PDRB 26,37% 22,58%

    Kontribusi Investasi Pemerintah thd PDRB 3,41% 4,14%

    Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)

  • BERITAFISKALREGIONALTERPILIH

    BAB V BIDANG PPA IIKANWIL DJPBPROVINSI PAPUA"What we need is a way toidentify the areas of effectiveness(of possible significant results),and a method for concentrating ofthem"

    ~ Dr. Peter F. Drucker

    Sumber Foto: Rifqi Ahmad R.

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Berita/Isu Fiskal Terpilih

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 23

    Kontribusi APBD Papua

    dalam Penanganan

    Pandemi Covid-19

    andemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini melanda hampir

    semua negara di dunia tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi

    juga memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan.

    Pada aspek kesehatan, berdasarkan data pada https://covid19.go.id, pandemi Covid-19

    hingga saat ini menyebabkan

    132,816 warga Indonesia

    dinyatakan positif dengan jumlah

    kematian sebanyak 5,968 jiwa.

    Sedangkan di Provinsi Papua,

    pandemi Covid-19 menyebabkan

    3,305 dinyatakan positif dengan

    jumlah kematian sebanyak 35 jiwa

    yang menjadikan Papua sebagai

    Provinsi dengan jumlah korban

    Covid-19 positif terbanyak nomor

    10 di Indonesia sebagaimana pada

    grafik 5.1.

    Pada aspek sosial, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara menerapkan

    kebijakan pembatasan sosial (social distancing) dalam kehidupan masyarakat. Demikian

    pula di Indonesia, pandemi Covid-19 memaksa pemerintah memberlakuan kebijakan

    Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemda Papua bahkan lebih dahulu

    menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat (PSDD) sesuai

    dengan hasil kesepakatan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi

    Papua pada tanggal 24 Maret 2020 yang menjadikan Papua sebagai Provinsi pertama

    yang menetapkan kebijakan social distancing di dalam kehidupan masyarakat.

    Penerapan kebijakan PSDD ini antara lain berupa penutupan bandara dan pelabuhan

    kapal penumpang untuk mencegah penyebaran Covid-19 masuk ke Papua.

    Pada aspek ekonomi, data BPS menunjukkan bahwa pandemi Covid-19

    menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan II Tahun 2020 terkontraksi

    sebesar -5,32 persen (yoy). Survei BPS pada responden yang bekerja juga

    menunjukkan 41,91 persen mengalami penurunan pendapatan karena terdampak

    BAB V

    Grafik 5.1: Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Covid-19 Terbanyak

    Sumber: https://covid19.go.id; data diolah (2020)

    27,153 26,220

    10,944 10,675 7,803 6,889

    5,264 3,892 3,778 3,305 959 1,931 751 338 233 310 231 49 203 35

    -

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    Jumlah Korban

    Positif Sembuh Meninggal

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Berita/Isu Fiskal Terpilih

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 24

    pandemi. Sedangkan berdasarkan data dari BPS Provinsi Papua, perekonomian di

    Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,52 persen (yoy) yang

    disebabkan oleh perbaikan produksi tambang bawah tanah dan pertumbuhan sektor

    konstruksi. Namun demikian, pertumbuhan di lapangan usaha nonpertambangan

    mengalami kontraksi sebesar -4,50 persen (yoy). Penurunan sektor nonpertambangan

    dipengaruhi oleh penurunan kinerja lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran

    yang mengalami kontraksi sebesar -5,82 persen (yoy) dan Transportasi dan

    Pergudangan sebesar -49,90 persen (yoy).

    Pada aspek keuangan, pandemi Covid-19 berdampak pada ancaman resesi dan

    stabilitas sistem keuangan sehingga mendorong setiap negara mengambil langkah

    extraordinary, sehingga 193 negara telah mengeluarkan total stimulus sebesar US$8

    triliun atau hampir setara dengan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global untuk

    menyelamatkan perekonomian negara. Di Indonesia, pemerintah mengalokasikan dana

    dukungan fiskal sebesar Rp695,2 triliun atau 4,4 persen dari PDB tahun 2019. Dana

    dimaksud di alokasikan sebagai biaya penanganan Covid-19 yang terdiri dari Anggaran

    Kesehatan sebesar Rp87,55 triliun dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

    sebesar Rp607,65 triliun (Kemenkeu, 2020).

    Pengalokasian dana dukungan fiskal yang cukup besar dalam program

    penanganan Covid-19 ini juga perlu dukungan dari Pemerintah Daerah dalam APBD.

    Upaya penanganan bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah melalui realokasi

    dan refocusing anggaran belanja dalam APBN dan APBD TA 2020 dalam penanganan

    dampak pandemi Covid-19 sangat diperlukan agar pelaksanaan program berjalan

    optimal. Untuk itu, Pemda perlu melakukan penyesuaian APBD TA 2020 dengan

    berpedoman pada Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan

    nomor 119/2813/SJ dan 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD

    Tahun 2020 dalam rangka Penanganan Covid-19.

    Berdasarkan hasil realokasi dan refocusing ini, Provinsi Papua mengalokasikan

    anggaran penanganan Covid-19 dalam APBD sebesar Rp1,903 triliun yang terdiri dari:

    belanja bidang kesehatan sebesar Rp.922,19 miliar, penyediaan Jaring Pengamanan

    Sosial (JPS) sebesar Rp446,38 miliar, serta penanganan dampak ekonomi sebesar

    Rp535,08 miliar. Pengalokasian ini antara lain dilakukan dengan memanfaatkan ruang

    fiskal dari anggaran pelaksanaan PON XX di Papua. Jumlah tersebut meliputi alokasi

    penanganan Covid-19 Pemprov Papua sebesar Rp312 miliar dan 26 Pemkot/Pemkab

    sebesar Rp1.591,65 miliar, sedangkan 3 Kabupaten (Mimika, Supiori, dan Yalimo)

    belum melakukan pengalokasian/refocusing APBD untuk penanganan Covid-19.

  • Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020

    Berita/Isu Fiskal Terpilih

    Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 25

    Rincian alokasi anggaran penanganan Covid-19 APBD per Pemda di Provinsi

    Papua dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:

    Tabel 5.1: Rincian Alokasi Anggaran Untuk Penanganan Covid-19 dalam APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Papua TA 2020 (dalam miliar rupiah)

    No Daerah Bidang Kesehatan

    Penyediaan JPS

    Pen. Dampak Ekonomi

    Total

    1 Prov. Papua 97.00 140.00 75.00 312.00

    2 Kab. Asmat 28.77 1.28 - 30.05

    3 Kab. Biak Numfor 24.08 12.79 8.00 44.87

    4 Kab. Boven Digoel 16.16 3.84 - 20.00

    5 Kab. Deiyai 19.00 1.56 12.56 33.12

    6 Kab. Dogiyai 16.75 46.13 67.52 130.39

    7 Kab. Intan Jaya 22.40 12.13 1.31 35.84

    8 Kab. Jayapura 33.92 5.82 6.90 46.64

    9 Kab. Jayawijaya 159.05 23.50 2.00 184.55

    10 Kab. Keerom 19.00 8.18 17.00 44.18

    11 Kab. Kepulauan Yapen 7.64 10.00 215.55 233.19

    12 Kab. Lanny Jaya 94.50 - 5.00 99.50

    13 Kab. Mamberamo Raya 3.98 0.50 5.72 10.20

    14 Kab. Mappi 56.37 4.40 6.54 67.31

    15 Kab. Mamberamo Tengah 12.50 2.00 10.50 25.00

    16 Kab. Merauke 41.83 8.55 - 50.38

    17 Kab. Mimika - - - -

    18 Kab. Nabire 61.42 9.00 5.10 75.52

    19 Kab. Nduga - 8.00 - 8.00

    20 Kab. Paniai 12.35 14.65 3.00 30.00

    21 Kab. Pegunungan Bintang 7.18 13.32 0.50 21.00

    22 Kab. Puncak 12.97 8.84 6.37 28.18

    23 Kab. Puncak Jaya 10.87 2.50 13.63 27.00

    24 Kab. Sarmi 36.30 37.44 24.50 98.24

    25 Kab. Supiori - - - -

    26 Kab. Tolikara 18.78 23.73 2.00 44.51

    27 Kab. Waropen 49.91 16.00 30.00 95.91

    28 Kab. Yahukimo 51.87 2.13 16.00 70.00

    29 Kab. Yalimo - - - -

    30 Kota Jayapura 7.59 30.10 0.37 38.06

    TOTAL 922.19 446.38 535.08 1,903.65

    Sumber: BPKAD Pemprov Papua (2020)

    Sebagai contoh realisasi, dari alokasi anggaran penanganan Covid-19 di

    Pemprov Papua sebesar Rp.312 miliar, sampai dengan laporan ini disusun telah

    direalisasikan sebesar Rp196,45 miliar. Realisasi ini dalam bentuk belanja tak terduga

    bidang kesehatan kepada masyarakat, dengan Rp96 miliar ditransfer langsung kepada

    Pemkab/Pemkot di Papua. Berdasarkan koordinasi dengan BPKAD dan Bappeda

    Provinsi Papua, dimungkinkan akan dilakukan refocusing anggaran lebih lanjut pada

    semester II Tahun 2020 mengingat besarnya kebutuhan dana penanganan Covid19 ini.

    PON Diundur Papua Alihkan Dana Rp2 triliun Buat Perangi Corona

    Pemprov Papua memiliki ruang fiskal sebesar Rp 2 triliun di APBD 2020 setelah Presiden Joko Widodo memutuskan menunda PON XX di Papua. Dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden, Wakil Gubernur Papua menyampaikan anggaran yang telah dialokasikan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Papua. Ia menyebutkan bahwa dengan penundaan PON XX, maka tersedia anggaran yang bisa di-refocusing untuk melakukan pencegahan Covid-19 yang lebih masif lagi. (Sumber : https://sport.tempo.co)

  • DAFTAR PUSTAKA

    Direktur Sistem Manajemen Investasi. (2020). Stimulus Fiskal untuk UMKM dalam

    Program Pemulihan Ekonomi Nasional: Menjangkau UMKM, Melindungi

    dari Dampak Pandemi. Jakarta: Kementerian Keuangan.

    Leaders’ Talk. (2020). Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

    Fiskal 2021: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi.

    Jakarta: Kementerian Keuangan.

    Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program

    Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka Mendukung Kebijakan

    Keuangan Negara untuk Penanganan Paridemi Corona Virus Disease

    2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

    Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta

    Penyelamatan Ekonomi Nasional. Jakarta: Kementerian Keuangan.

    Peraturan Pemerintah nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Keuangan.

    Prastowo, Yustinus. Staf Khusus Menteri Keuangan. (2020). Webinar Keterbukaan

    Informasi Publik 2020: UMKM Melejit, Ekonomi Bangkit. Jakarta:

    Kementerian Keuangan.

    https://www.bps.go.id.

    https://www.covid19.go.id.

    https:// www.covid19.papua.go.id.

    https://www.djpk.kemenkeu.go.id.

    https://www.idntimes.com

    https://www.kemendagri.go.id.

    https://www.kemenkeu.go.id.

    https://www.papua.bps.go.id.

    https://www.papua.go.id.

    https://www.seputarpapua.com.

    https://www.sport.tempo.co.

    https://www.covid19.go.id/https://covid19.papua.go.id/https://www.kemendagri.go.id/

  • - 1 -

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua

    Komplek Papua Trade Center Jalan Raya Kelapa Dua Entrop Jayapura 99224 Telp. 0967-533140, 534140 Faks. 0967-535963

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI PAPUA

    KOMPLEK PAPUA TRADE CENTER, JALAN KELAPA RAYA DUA ENTROP, JAYAPURA 99224; TELEPON (0967)5164048, 565100; FAKSIMILI (0967) 535963; SUREL [email protected]; SITUS

    WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/PAPUA

    NOTA DINASNOMOR ND-516/WPB.34/2020

    Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi PapuaSifat : SegeraLampiran : 1 (satu) berkasHal : Penyampaian Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Papua Triwulan II

    Tahun 2020Tanggal : 12 Agustus 2020

    Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-

    61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami

    sampaikan Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2020. Softcopy laporan

    dimaksud kami kirimkan ke alamat email [email protected] dan [email protected].

    Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Ditandatangani secara elektronikSyaiful

    [@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat]%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@NomorND%5d%5b@Tujuan%5d%5b@Tujuan%5d%5b@Tujuan%5d%5b@pengirim%5d%5b@pengirim%5d%5b@pengirim%5d%5b@SifatNd%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@TanggalND%5dmailto:[email protected]:[email protected]%5b@NamaPejabat%5d%5b@Tembusan%5d

    Page 1Page 2