Copy

Embed Size (px)

Citation preview

48BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSumber daya manusia dalam sebuah organisasi memiliki peranan yang sangat penting bagi tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia disini mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi yaitu mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional, seluruh elemen tersebut memiliki peran yang sama terhadap tercapai tidaknya tujuan organisasi. Sebagaimana halnya organisasi yang terdapat di rumah sakit sangatlah kompleks, dimana rumah sakit merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat.Dalam menjalankan suatu instansi atau organisasi merupakan pekerjaan kelompok dan bukan merupakan pekerjaan yang dikerjakan secara individu, maka dibutuhkan komitmen organisasi yang dapat menimbulkan perilaku positif bagi pegawai. Komitmen organisasi merupakan kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi mengisyaratkan hubungan pegawai dengan instansi atau organisasi (Soekidjan, 2009).Cahyani (2005) dalam Kadarisman (2012) dalam masyarakat kita sekarang ini, kompensasi yang diterimakan kepada pegawai khususnya dengan status BLUD tidak tetap (kontrak), cenderung untuk menentukan standar hidup serta kedudukan sosial di masyarakat. Pentingnya kompensasi bagi pegawai kontrak terhadap perilaku dan komitmennya kepada suatu organisasi. Dengan kata lain, sebagai bentuk penghargaan terhadap penyerahan serta pemberian segenap hasil kerjanya kepada organisasi memberikan kompensasi atau reward sebagai sumber nafkah bagi pegawai kontrak yang bersangkutan.Spears (2008) mendefinisikan stres kerja sebagai reaksi seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan di tempat kerja yang bersifat merugikan. Ketika pekerja merasakan ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya lingkungan dan pribadi, ini dapat menyebabkan beberapa reaksi terjadi, termasuk respon fisiologis, respon emosional, dan reaksi perilaku.Perubahan sistem dan kebijakan yang diberlakukan pemerintah khususnya bagi rumah sakit yang menuju bertaraf internasional, menyebabkan banyak ketentuan dan peraturan baru yang harus di patuhi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga para pegawai dituntut senantiasa untuk fokus pada kinerja yang diharapkan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional). Seperti halnya penilaian prestasi bagi pegawai yang bekerja di suatu instansi rumah sakit yang nantinya akan menjadi tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dengan baik.Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi pusat rujukan bagi masyarakat Provinsi Jawa Tengah yang saat ini telah menuju menjadi rumah sakit internasional dengan status akreditasi oleh Joint Commission International (JCI), yang senantiasa mengutamakan peningkatan mutu yang berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan. Untuk itu, berbagai pengembangan dalam sistem manajemen mutu dilakukan secara konsisten diseluruh tingkatan termasuk pegawai administrasi BLUD tidak tetap yang dituntut meningkatkan kinerjanya.Mangkunegara (2000) menilai kinerja pegawai berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai pegawai dalam kurun waktu tertentu yang diukur berdasarkan kuantitas maupun kualitas hasil kerja. Oleh karena itu, suatu organisasi atau instansi harus mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuannya secara efektif. Dengan kinerja pegawai yang baik, maka akan semakin mudah bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah kompensasi yang diterima pegawai, cenderung untuk menentukan standar hidup serta kedudukan sosial di masyarakat, (Soeharto, 2002).Penelitian yang dilakukan oleh Charles M. Sianturi (2012) menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini ditunjukan dengan koefisien Freg = 2,095 dimana p < 0,050. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi, Identifikasi, Keterlibatan dan Loyalitas, maka kinerja karyawan juga akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah komitmen organisasi, moril kerja dan motivasi kerja, maka kinerja karyawan juga akan semakin rendah. Charles M. Sianturi (2012), mengemukakan dalam penelitiannya, bahwa dapat diperoleh bahwa Komitmen organisasional karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi karyawan. Hal tersebut terlihat dari kontribusi dari setiap variabel. Identifikasi memberikan kontribusi 27% terhadap kinerja karyawan. Sementara itu, diketahui bahwa Keterlibatan memberikan kontribusi 24,5% terhadap kinerja karyawan, dan Loyalitas memberikan kontribusi 32,2% terhadap kinerja karyawan. Meskipun ada suatu peningkatan perhatian terhadap kompensasi pegawai di negara berkembang, Cristilia O. Posuma (2013) dalam penelitiannya di Rumah Sakit Ratumbyusang Manado menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan antara kompensasi terhadap kinerja karyawan. Namun, pelajaran yang (Baharom at al., 1999) diperoleh dari penelitian yang dilakukan di negara-negara maju menunjukkan bahwa stres merupakan sebab utama dan dampaknya pada kehidupan individu dan tingkat produktivitas organisasi maupun negara.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompensasi dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Administrasi BLUD Tidak Tetap Di RSUD Dr. Moewardi.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.

C. Pertanyaan Penelitian1. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi?2. Apakah Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi?3. Apakah Stres berpengaruh terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi?

D. Tujuan Penelitian1. Menguji pengaruh Komitmen Organisasi terhadap kinerja pegawai adminstrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.2. Menguji pengaruh Kompensasi terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.3. Menguji pengaruh Stres Kerja terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.

E. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisPenelitian diharapkan memberikan informasi dan kontribusi mengenai pengaruh komitmen organisasi, kompensasi dan stres kerja terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.2. Manfaat PraktisPenelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan rumah sakit mengenai kinerja dalam penerapan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek Sumber Daya Manusia (SDM) secara lebih baik.

BAB IILANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kinerja Pegawai 1. Pengertian KinerjaMenurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000), mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya. Menurut Mathis dan Jackson (2000), kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik apabila karyawan mendapatkan gaji sesuai harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja yang kondusif, mendapat perlakuan yang sama, penempatan karyawan sesuai keahliannya serta mendapatkan bantuan perencanaan karir, serta terdapat umpan balik dari perusahaan. 2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawaia. Menurut Simamora (1995) yang dikutip oleh Anwar P. Mangkunegara, terdaat 3 faktor yang memepengaruhi kinerja pegawai yaitu:

1) Faktor individual yang terdiri dari: a) Kemampuan dan keahlianb) Latar belakangc) Demografi2) Faktor psikologis yang terdiri dari :a) Persepsib) Attitudec) Pembelajarand) Motivasi3) Faktor organisasi yang terdiri dari:a) Sumber dayab) Kepemimpinanc) Penghargaand) Strukture) Job designb. Menurut Soedjono (2005) menyebutkan 6 (enam) kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu yakni :1) Kualitas. Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yangdiharapkan dari pekerjaan tersebut. 2) Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan. 3) Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain.4) Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang merugikan.5) Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.3. Pengukuran Kinerja PegawaiPengukuran pencapaian sebuah kinerja harus sudah ditetapkan, maka langkah selanjutnya dalam mengukur kinerja adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut dari seseorang selama periode tertentu. Sehingga dapat simpulkan bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai tergantung kepada jenis pekerjaannya dan tujuan dari organisasi yang bersangkutann.a. Menurut Bernandin & Russell(1993) yang dikutip oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya Human Resource Managementyaitu sebagai berikut :1) Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan. 2) Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapanya.3) Job Knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.4) Creativeness : keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.5) Cooperation : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi6) Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.7) Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.8) Personal Qualities : menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.b. Sedangkan Agus Dharma (2003) mengatakan bahwa pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.1) Kuantitas,yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.2) Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik-tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukurantingkat kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.3) Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. 4. Tujuan Penilaian KinerjaAdapun tujuan penilaian kinerja menurut (Dharma, 2001) adalah sebagai berikut :a. Pertanggungjawaban, Apabila standar dan sasaran digunakan sebagai alat pengukur pertanggungjawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan kenaikan gaji atau upah, promosi, penugasan khusus, dan sebagainya adalah kualitas hasil pekerjaan karyawan yang bersangkutan.b. Pengembangan, Jika standar dan sasaran digunakan sebagai alat untuk keperluan pengembangan, hal itu mengacu pada dukungan yang diperlukan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Dukungan itu dapat berupa pelatihan, bimbingan, atau bantuan lainnya.5. Manfaat Penilaian KinerjaMengenai manfaat penilaian kinerja, dalam Undang- Undang Nomer 46 Tahun 2011 pasal 4 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini, sebagai dasar dalam penilaian unsur prestasi kerja yang terdapat dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Kerja (PK). Ketentuan pelaksanaan peraturan di atas, merupakan alat evaluasi atau Penilaian Kinerja Pegawai yaitu:a. Sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam bidang pekerjaan di sebuah organisasi.b. Sebagai dasar pertimbangan dalam proses rekruitmen, seleksi, dan penempatan.c. Sebagai dasar pertimbangan perkembangan karir dan kemampuan serta ketrampilan seorang pegawai di sebuah organisasi.d. Sebagai dasar pertimbangan pemberian penghargaan dengan berbasis prestasi kerja.e. Sebagai dasar peningkatan kinerja pegawai tentang kedisiplinan seorang pegawai.6. Penilaian Prestasi Kerjaa. Pengertian Prestasi KerjaRumah Sakit UmumDaerah Dr. Moewardi adalah salah satu rumah sakit yang memiliki peraturan dalam menentukan prestasi kerja terhadap pegawainya baik PNS maupun Non PNS. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada setiap suatu satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.b. Tujuan Penilaian Prestasi KerjaAdalah untuk menjamin obyektivitas pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.c. Prinsip Penentuan Penilaian Prestasi Kerja 1) Prinsip Obyektif2) Prinsip Terukur3) Prinsip Akuntabel4) Prinsip Partisipatif5) Prinsip Transparand. Ukuran Target dalam Penentuan Penilaian Prestasi Kerja1) Kuantitas (Target Output)2) Kualitas (Target Kualitas)3) Waktu (Target Waktu)4) Biaya (Target Biaya)Beberapa ahli telah mengemukakan bagaimana hubungan pengaruh Komitmen Organisasi, Kompensasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja pegawainya. Fatimah (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kompetensi, komitmen organisasi dan kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja perawat. Kinerja perawat di RSUD Labuang Baji belum optimal. Hasil yang sama diungkapkan oleh Samsualam dkk. (2008) yang melakukan penelitian di RSUD Labuang Baji, bahwa kinerja perawat belum optimal dengan masih adanya perawat pelaksana yang datang ke tempat kerja tidak tepat waktu, tanggung jawab perawat pelaksana tidak hanya berdasarkan pada standar asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan yang belum berjalan dengan baik. Ninuk Muljani (2002) mengemukakan bahwa jika kompensasi dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik karyawan potensial, mempertahankannya dan memotivasi karyawan agar lebih meningkatkan kinerjanya.Menurut Yesi Gustian (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat stres kerja perawat dengan kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat tahun 2010 ( p : 0,035). Kemudian Eddy Yunus dan Irsan Komar ( 2011) meneliti tentang stres kerja dan kompensasi dapat berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Bagian Gamma Rays Bea Cukai Surabaya menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara stres kerja terhadap kinerja pegawainya. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu kinerja yang baik itu dapat dipengaruhi oleh tiga (3) aspek pokok yaitu komitmen organisasi, kompensasi dan stres kerja.

B. Komitmen Organisasi1. Pengertian Komitmen OrganisasiMenurut Robbins (2008) Komitmen organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tertentu. Komitmen kerja seorang pegawai menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi tertentu. Apabila setiap anggota organisasi memiliki komitmen yang tinggi maka besar kemumgkinan keberhasilan atau kesuksesan dapat tercapai, dan sebaliknya apabila ada salah satu anggota atau pegawai tidak tetap khususnya memilliki komitmen rendah maka besar kemungkinan akan berdampak negatif bagi kinerjanya di dalam sebuah organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen pegawai dalam sebuah organisasi mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Komitmen OrganisasiFaktor- faktor yang mempengaruhi komitmen pegawai pada organisasi menurut Steers dan Porter(dalam Supriyanto, 2000) adalah:a. Faktor personal, meliputi job expectation, psychological contract, job choice factors, dan karakteristik personal.b. Faktor organisasional, meliputi initialwork experiences, job scope,supervision, goal consistency organizational.c. Faktor yang bukan dari dalam organisasi, meliputi availability of alternative jobs.Menurut Meyer dan Allen (1998) mengkonsepkan Komitmen dalam tiga keadaan psikologis yang berbeda yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu sebagai berikut:a. Komitmen afektif (affective commitment) adalah keterikatan emosional terhadap organisasi.b. Komitmen Berkelanjutan (continuance commitment) adalah pengakuan biaya yang terkait dengan mengundurkan diri atau meninggalkan organisasi.c. Komitmen Normatif (normative commtment) adalah kewajiban yang dirasakan tetap dengan organisasi.3. Bentuk Komitmen OrganisasiMenurutKanter (1986) mengemukakan adanya 3 bentuk komitmen organisasi, yaitu:a. Komitmen berkesinambungan (continuance commitment), yaitu komitmen yang berhubungan dengan dedikasi anggota dalam melangsungkan kehidupan organisasi dan menghasilkan orang yang mau berkorban dan berinvestasi pada organisasi.b. Komitmen terpadu (cohesion commtment), yaitu komitmen anggota terhadap organisasi sebagai akibat adanya hubungan sosial dengan anggota lain di dalam organisasi. c. Komitmen terkontrol (control commitment), yaitu komitmen anggota pada norma organisasi yang memberikan perilaku ke arah yang diinginkannya.4. Pengukuran Komitmen OrganisasiSedangkan menurut Sopiah (2008) menyatakan bahwamengembangkan suatu skala yang disebut self report scales untuk mengukur komitmen pegawai khususnya pegawai kontrak terhadap organisasi yang merupakan penjabaran dari tiga aspek komitmen yaitu:a. Penerimaan terhadap tujuan organisasi.b. Keinginan untuk bekerja keras.c. Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi.5. Hubungan antara pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.Wahono Guntur P (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh person organization fit, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Klaten yang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja perawat rumah sakit Islam Klaten. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad (2013) menyimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara kinerja pegawai Rumah Sakit Khusus Jantung di Padang. Komitmen pada organisasi juga menggambarkan kedekatan karyawan terhadap organisasi dimana mereka berada dan sekaligus komitmen merefleksikan kekuatan keterlibatan dan kesetiaan karyawan pada organisasi. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bukan hanya kualitas dan kuantitas dari sumber daya manusianya sendiri, komitmen organisasi sangat dibutuhkan bagi pegawai dalam suatu organisasi atau instansi sehingga dapat memengaruhi kinerjanya sebagai seorang pegawai.H1 :Diduga ada pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasiterhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.

C. Kompensasi1. Pengertian KompensasiMenurut Husein Umar (1998) dalam Danang Sunyoto (2012), Kompensasi adalah suatu jaringan berbagai subproses untuk memberikan balas jasa kepada pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dan untuk memotivasi pegawai agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan Pegawai bekerja dengan baik dan mengharapkan adanya imbalan berupa kompensasi dari sebuah organisasi Notoadmojo (2003) berpendapat, kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi pegawai khususnya dengan status kontrak sebagai individu, karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para pegawai yang lan, keluarga dan masyarakat.Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi adalah salah satu rumah sakit yang memberlakukan 4(empat) jenis Undang-Undang yang diberlakukan dalam kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut:a. Undang-Undang Nomor. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit, yang terdapat dalam Bab V Pasal 7 ayat 3 yang berbunyi Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian didalam Pasal 12 ayat 4 yang berbunyi Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidaktetap dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dankemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor. 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, yang terdapat dalam ketentuan di Pasal 40 ayat 1, 2, 3 dan 4.1) Pasal 40 ayat 1 : Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan/ atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan .2) Pasal 40 ayat 2 : Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.3) Pasal 40 ayat 3 : Pengangkatan dan pemberentian pejabat pengelola dari pegawai BLUD yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.4) Pasal 40 ayat 4 : Pengangkatan dan pemberhentian pegawai BLUD yang berasal dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.c. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor. 55 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengadaan, Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai Badan Layanan Umun Daerah Non Pegawai Negeri Sipil Tidak Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.Dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 1 ayat 2, 6 dan 9.1) Pasal 1 ayat 2: Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari RSUD Dr. Margono Soekarjo, RSUD Dr. Moewardi, RSUD Tugurejo dan RSUD Kelet.2) Pasal 1 ayat 6: Badan Layanan Umum Daerah selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangka Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.3) Pasal 1 ayat 9: Pegawai BLUD Non Pegawai Negeri Sipil Tidak Tetap pada RSUD/RSJD yang selanjutnya disebut Pegawai BLUD Tidak Tetap adalah setiap Warga Negara Republik Indonesia yang bersedia mengikatkan diri dengan perjanjian kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu.d. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN (Aparatur Sipil Negara). Dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 1 ayat 1,2,4,9 dan 10:1) Pasal 1 ayat 1 : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.2) Pasal 1 ayat 2 : Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.3) Pasal 1 ayat 4 : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selajutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.4) Pasal 1 ayat 9 : Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.5) Pasal1 ayat 10 : Pegawai Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Administrasi pada instansi pemerintah.2. Tujuan KompensasiMenurut T. Hani Handoko (1998) dalam Danang Sunyoto (2012), tujuan pemberian kompensasi ada dua yaitu:a. Bagi tenaga kerjaDengan adanya pemberian kompensasi kepada tenaga kerja akan memperoleh keuntungan finansial dan nonfinansial antara lain:1) Tenaga kerja mendapat upah yang lebih besar.2) Tenaga kerja dapat terdorong mengembangkan diri masing-masing.b. Bagi perusahaan atau organisasiMeningkatkan kepuasan dan produktvitas kerja karyawan akan memberi motivasi kepada tenaga kerja untuk bekerja lebih bersemangat, disiplin dan cepat.c. Macam-macam KompensasiMenurut Sunarto (2006) dalam Danang Sunyoto (2012), macam-macamkompensasi adalah sebagai berikut :1) Kompensasi Finansial, yaitu suatu yang diterima oleh pegawai dalam bentuk seperti gaji, upah, bonus, premi, tunjangan hari raya, tunjangan hari tua, pengobatan atau jaminan kesehatan, asuransi, dan lain-lain yang dibayarkan oleh organisasi.2) Kompensasi Nonfinansial, yaitu sesuatu yang diterima oleh pegawai dalam bentuk selain uang seperti keamanan, penghargaan prestasi kerja, sarana kesehatan, keselamatan kerja, tempat beribadah, kondisi ruang kerja.3. Hubungan pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja pegawai administrasi BULD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.Marniadi Wijaya Putra, 2008 dengan judul Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Promosi Terhadap Kinerja Karyawan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta, dimana variabel kompensasi, lingkungan kerja dan promosi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Dini Fitrianasari, dkk dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behaviour (OCB) dan kinerja karyawan di RSU Darmayu KabupatenPonorogo menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan teruji. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji koefisien jalur probabilitas (p) yang bernilai lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kompensasi adalah salah satu bagian dari pengelolaan sumber daya manusia didalam organisasi. Semakin besar kompensasi yang diberikan menunjukkan bahwa organisasi didalamnya sangat memperhatikan kesejahteraan pegawainya atau sebaliknya. H2:Diduga ada pengaruh yang signifikan antara kompensasi terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.

D. Stres Kerja1. Pengertian Stres KerjaMenurut Sopiah (2008), Stres merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian pegawai khususnya dengan status kontrak dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.2. Faktor faktor Penyebab Stres Kerja Menurut Sopiah (2008), faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres kerja meliputi:a. Lingkungan fisikb. Stres karena peran dan tugasc. Penyebab stres antar pribadid. Organisasi 3. Gejala Stres KerjaMenurut Robbins (2008), akibat stres dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori umum, yaitu: a. Gejala fisiologisGejala stres muncul dalam bentuk reaksi fisik seperti : meningkatnya kerentanan terhadap penyakit saluran pernafasan atas dan fungsi kekebalan tubuh yang tidak berjalan baik. b. Gejala psikologis Stres dapat menimbulkan ketidakpuasan. Memang itulah efek psikologis yang paling jelas dari stres. Tetapi stress juga muncul dalam keadaan psikologis lain, misalnya : ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan suka menunda-nunda pekerjaan.c. Gejala perilaku Gejala stres yang dikaitkan dengan perilaku mencakup perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran pegawai, selain itu juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.4. Analisis Jabatan Beban Kerja a. Pengertian Analisis JabatanAdalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur.b. Tujuan Analisis JabatanAnalisis jabatan dilakukan terutama untuk menyelidiki fungsi, peran, dan tanggung jawab sesuai jabatan. Hasil analisa jabatan ini akan memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab setiap pegawai.

1) Kelembagaan (Organisasi dan Perancang Jabatan)2) Kepegawaian3) Ketatalaksanaanc. Elemen Analisis Jabatan1) Uraian Jabatan (Job Description)Adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada.Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam uraian jabatan pada umumnya meliputi:a) Identifikasi Jabatan.b) Ikhtisar Jabatan.c) Tugas-tugas yang harus dilaksanakan.d) Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima.e) Hubungan dengan jabatan lain.f) Kondisi kerja.d. Perhitungan Analisis Jabatan Menurut Beban KerjaMenurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/MPAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut:1) Hasil Kerja2) Obyek Kerja3) Peralatan Kerja4) Tugas per-tugas Jabatane. Tata Cara Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP)Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang diberlakukan di Bagian Organisasi dan Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi adalah sebagai berikut;1) Nilai capaian SKP dinyatakan dengan dua angka dan sebutan, sebagai berikut:a) 91- ke atas: Sangat Baikb) 76- 90: Baikc) 61- 75: Cukupd) 51- 60: Kurange) 50- ke bawah: Buruk2) Penilaian Kegiatan Tugas JabatanPenilaian SKP dilakukan dengan menghitung tingkat capaian SKP yang telah ditetapkan untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan, yang diukur dengan 4 (empat) aspek kuantitas, kualitas,waktu, dan biaya sebagai berikut:a) Aspek kuantitas: perhitungannya menggunakan rumus:Penilaian capaian SKP= x 100 (Aspek Kuantitas)

b) Aspek kualitas: perhitungannya menggunakan rumus:Pencapaian nilai SKP= x 100(Aspek Kualitas)c) Aspek Waktu1) Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol). Nilai capaian SKP Aspek Waktu Untuk Kegiatan yag tidak dilakukan:= x 0 x 1002) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan 24% diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik. Nilai capaian SKP Aspek Waktu (tingkat efisiensi 24%):= x 1003) Untuk aspek waktu tingkat efisiensi > 24% diberikan nialai cukup sampai dengan buruk.Nilai capaian SKP Aspek Waktu (tingkat efisiensi >24%):=x 100 - 1004) Untuk menghitung persentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu sebagaimana yang dimaksud pada angka 2 dan angka 3, perhitungannya menggunakan rumus :

Persentase efisiensi waktu:= 100% - x 1005. Hubungan pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.Menurut Hasrul Siregar (2009) meneliti tentang perilaku stres kerja mempengaruhi kinerja karyawan yang secara signifikan menunjukkan pengaruh yang kuat stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. SocfindoMedan. I Gede Widjenegara, dkk (2011) mengemukakan didalam penelitiannya bahwa stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di RSUD Sinjiwani Gianyar. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. H3 :Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stres kerja terhadap kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap RSUD Dr. Moewardi.

E. Kerangka Pemikiran

Komitmen Organisasi

Kinerja Pegawai Administrasi BLUD Tidak Tetap

KompensasiH1

Stres KerjaH2H2H3Gambar 1. Kerangka Pemikiran

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup PenelitianAdapun ruang lingkup penelitian ini adalah membahas dua variabel, yang terdiri dari dari variabel independen yaitu komitmen organisasi, kompensasi dan stres kerja, sedangkan variabel dependen yaitu kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.

B. Desain PenelitianJenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.1. PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.2. Sampel

29Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yang berjumlah 60 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling.3. Teknik PenyempelanTeknik penyampelan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan pertimbangan: pertimbangan pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap yang sudah bekerja minimal 1 tahun.

C. Definisi Operasional Variabel1. Kinerja Pegawai Administrasi BLUD Tidak TetapKinerja adalah hasil kerja sesuai kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001).RSUD Dr. Moewardi selaku rumah sakit menuju akreditasi internasional Joint Commission International (JCI), mau tidak mau harus membenahi kinerja pegawainya yang berstatus tidak tetap. Dengan berbagai perubahan sistem dan kebijakan dari Peraturan Kepala BKN Nomor. 1 tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah serta Undang- Undang Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai mencapai suatu kinerja yang diberlakukan di RSUD Dr. Moewadi adalah sebagai berikut:a. Orientasi pelayananb. Integritasc. Komitmend. Disipline. Kerjasamaf. Kepemimpinan Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert.2. Komitmen OrganisasiKomitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara- cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi (Soekidjan, 2009).Meyer dan Allen (2002 dalam Soekidjan, 2009) membagi indikator komitmen organisasi menjadi tiga macam atas dasar sumbernya:a. Affective commitment, Berkaitan dengan keinginan secara emosional terikat dengan organisasi, identifikasi serta keterlibatan berdasarkan atas nilai-nilai yang sama. b. Continuance Commitment, Komitmen didasari oleh kesadaran akan biaya-biaya yang akan ditanggung jika tidak bergabung dengan organisasi. Disini juga didasari oleh tidak adanya alternatif lainc. Normative Commitment, Komitmen berdasarkan perasaan wajib sebagai anggota/karyawan untuk tetap tinggal karena perasaan hutang budi. Disini terjadi juga internalisasi norma-norma.Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert.3. KompensasiMenurut Hasibuan dalam Nova Retnowati (2012), mendefinisikan kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada sebuah organisasi.Indikator- indikator kompensasi menurut Nova Retnowati (2012) diantaranya :a. Berat ringannya suatu pekerjaanb. Lama bekerjac. Kemampuan kerja pegawaid. Pendidikane. Kemampuan perusahaanSkala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert.4. Stres KerjaMenurut Danang Sunyoto (2012), stres merupakan sesuatu yang menyangkut interaksi antara individu dan lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik yang berlebihan pada seseorang.Indikator stres kerja menurut John Suprihantono dalam Danang Sunyoto (2012) adalah sebagai berikut:a. Kondisi pekerjaan, meliputi:1) Beban kerja berlebihan secara kuantitatif2) Beban kerja berlebihan secara kualitatif3) Jadwal bekerjab. Stres karena peranc. Faktor interpersonal1) Kerjasama antar teman2) Hubungan dengan pimpinand. Perkembangan karier1) Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya2) Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya3) Keamanan pekerjaannyae. Struktur organisasi1) Struktur yang kaku dan tidak bersahabat2) Pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang3) Ketidakterlibatan dalam membuat keputusan

D. Metode Pengumpulan dataPenelitian ini menggunakan single cross sectional design karena untuk pengumpulan data dari setiap elemen populasinya dilakukan satu kali dalam satu kali periode penelitian. Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data primer.Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijianto, 2009). Peneliti akan mengukur secara langsung data yang diperoleh melalui survey lapangan dengan menyebarkan kuisioner tentang pengaruh komitmen organisasi, kompensasi, stres kerja dan kinerja pegawai administrasi BLUD Tidak Tetap.Skala pada bentuk pertanyaan ini, responden diminta menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk mengukur sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner. Linkert 1-5 digunakan pada penelitian ini yang terbagi menjadi : 1 : Sangat Tidak Setuju (STS) 2 :Tidak Setuju (TS) 3 : Netral (N) 4 : Setuju (S) 5 : Sangat Setuju (SS) E. Teknik Analisis Data1. Teknik Pengujian Kualitas Instrumen Penelitiana. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2012). Uji validitas dilakukan tiap-tiap butir pertanyaan dalam kuisioner, hal ini bertujuan untuk menguji apakah tiap-tiap butir pertanyaan benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Teknik pengujian ini kemudian akan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) release 10,0. Penjabaran rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :rxy: koefisien korelasiy: skor totalx: skor masing-masing itemN: jumlah respondenb. Uji ReliabilitasUji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan, ketepatan atau konsistensi suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan handal jika jawaban responden terhadap butir-butir pertanyaan dalam kuisioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2012). Suatu skala pengukuran ditunjukkan dengan koefisien alpha bervariasi kurang atau sama dengan 0,6 mengidentifikasi konsistensi internal yang tidak memuaskan.Keterangan := reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan= jumlah varian butir pertanyaan= varian total2. Alat Analisis Dataa. Uji Asumsi KlasikPengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam model regresi, pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi heterokedastisitas dan normalitas.1) Uji MultikolinieritasUji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai tolerance > 0,1 (Ghozali, 2009).2) Uji HeterokesdatisitasUji Heterokesdatisitas bertujuan untuk menguji atau menentukan adanya pelanggaran terhadap uji asumsi klasik ke sembilan yaitu model regresi telah dispesifikasi secara benar (Ghozali, 2009).3) Uji NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2009).b. Uji Signifikasi1) Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis ini untuk mengetahui besarnya pengaruh Komitmen organisasi, Kompensasi, dan Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai Administrasi BLUD Tidak Tetap di RSUD Dr. Moewardi.Y = a + b1XI + b2X2 + b3X3 + eKeterangan :Y = Kinerja Pegawai Administrasi BLUD (Tidak Tetap)a = Konstantab1b2=Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen.X1 = Komitmen OrganisasiX2= KompensasiX3= Stres Kerja e = Standart Error2) Uji tUji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya sebagai konstan (Ghozali, 2009).Tahap- tahap pengujian :

a) Menentukan HipotesaH0 : = 0Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.H0 : 0Ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.b) Menentukan Level of Significance, digunakan = 5%c) Kriteria pengujianH0 diterima apabila : -t tabel t hitung t tabelH0 ditolak apabila : t hitung t tabel atau t hitung - t tabeld) Nilai t hitung

Dimana :bi= koefisien regresi= Nilainya 0Sb= Standar error koefisien regresie) KesimpulanPerbandingan nilai t hitung yang dihasilkan dengan t tabel menghasilkan kesimpulan H0 ditolak atau H0 diterima.H0 diterima bila t tabel t hitung t tabelH0 ditolak bila t hitung > t tabel atau t hitung - t tabel3) Uji FUji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009).Adapun langkah-langkah pengujiannya :1) Menetukan HipotesaH0 : 1 = 2 = 3 =0Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.Ha : 1 2 3 0Ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.2) Menentukan Level of Significance, digunakan = 5%3) Kriteria pengujianH0 diterima apabila F hitung F tabelH0 diterima apabila F hitung > F tabel4) Perhitungan nilai F:F hitung =Dimana := Koefisien determinasik= Banyaknya variabel bebasn= Banyaknya sampel5) KesimpulanPerbandingan nilai F hitung dan F tabel memberikan kesimpulan H0 diterima atau H0 ditolak.H0 diterima apabila F hitung F tabelH0 ditolak apabila F hitung > F tabel

BAB IVPENGOLAHAN DATADeskripsi Karakteristrik RespondenData diambil dari responden yang merupakan seluruh pegawai administrasi BLUD tidak tetap di RSUD Dr. Moewardi, Solo yang berjumlah 60 orang. Data yang diambil meliputi jenis kelamin, usia, dan lama bekerja.

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan jenis kelaminKomposisi jumlah dan presentasi jenis kelamin pegawai administrasi BLUD tidak tetap di RSUD Dr. Moewardi berdasarkan sumber data primer dapat dilihat pada table berikut: Jenis KelaminJumlah (orang)Presentase (%)

Laki-laki

Perempuan

Total

Dari table tersebut dapat diamati bahwa terdapat orang responden laki-laki dan ---orang responden perempuan. Dengan demikian total responden yang mengambil bagian dalam penilitian ini berjumlah 60 orang.

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan usiaKomposisi jumlah dan presentasi usia pegawai administrasi BLUD tidak tetap di RSUD Dr. Moewardi berdasarkan sumber data primer dapat dilihat pada tabel berikut:

UsiaJumlahPresentase (%)

21-35 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

36-40 tahun

41-45 tahun

46-50 tahun

51-55 tahun

Total

Berdasarkan table diatas, kita dapat mengetahuai bahwa pegawai administrasi BLUD tidak tetap di RSUD Dr. Moewardi yang termuda berusia - tahun. Sedangkan yang paling tua berada pada kisaran -tahun. Dari 60 orang responden, presentase usia terbesar yaitu sebesar % terdapat pada rentang usia-.tahun dan presentase terkecil yaitu % ada pada rentang -tahun.

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan jenjang pendidikanKomposisi jumlah dan presentasi jenjang pendidikan pegawai administrasi BLUD tidak tetap di RSUD Dr. Moewardi berdasarkan sumber data primer dapat dilihat pada table berikut: Jenjang PendidikanJumlahPresentase

SMU/SMK

DIII

S1

S2

Total

Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa dari 60 orang responden, nilai terkecil ada pada jenjang pendidikan.yaitu sebanyakorang dengan presentasi ..%. selanjutnya, nilai terbanyak terdapat pada jenjang pendidikan dengan jumlah orang responden atau sebesar ..%

Pengujian Validitas dan ReliabilitasUji ValiditasUji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap seluruh pertanyaan dalam kuisioner yang diajukan kepada responden yaitu sebanyak 15 pertanyaan. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 17. Rhitung diperoleh dengan menghitung jumlah responden lalu dikurangi 2. Maka diperoleh angka 58, dimana rhitung untuk angka 58 adalah 0,2144.Tabel 4 Hasil uji validitas kuisioner komitmen organisasiNoCorrected Item Total CorrelationRhitungStatus

10,2144Valid

20,2144Valid

30,2144Valid

40,2144Valid

50,2144Valid

Sumber: data mentah (diolah)Berdasarkan table tersebut dapat kita amati bahwa seluruh pertanyaan dari kuisioner komitmen organisasi valid sebab Corrected Item Total Correlation-nya lebih dari angka r hitung.

Tabel 5. Uji validitas kuisioner kompensasiNoCorrected Item Total CorrelationRhitungStatus

10,2144Valid

20,2144Valid

30,2144Valid

40,2144Valid

50,2144Valid

Sumber: data mentah (diolah)Tabel 6. Uji validitas kuisioner stress kerjaNoCorrected Item Total CorrelationRhitungStatus

10,2144Valid

20,2144Valid

30,2144Valid

40,2144Valid

50,2144Valid

Sumber: data mentah (diolah)Tabel 7. Uji validitas kuisioner kinerjaNoCorrected Item Total CorrelationRhitungStatus

10,2144Valid

20,2144Valid

30,2144Valid

40,2144Valid

50,2144Valid

Sumber: data mentah (diolah)

Uji ReabilitasDalam penelitiaan ini reabilitas diukur menggunakan SPSS 17 dimana pertanyaan dalam kuisioner dianggap reliable dan memuaskan bila koefisien Crobachs Alpha-nya 0,6. Tabel 8. Hasil uji reabilitasVariabelCrobach AlphaStandar Keterangan

Komitmen Organisasi0,6Reliabel

Kompensasi0,6Reliabel

Stress Kerja0,6Reliabel

Kinerja0,6Reliabel

Sumber: data mentah (diolah)Dari table diatas dapat kita amati bahwa seluruh veriabel pengukuran pada penelitian ini meliputi komitmen organisasi, kompensasi, stress kerja dan kinerja telah reliable ditunjukan dengan angka Crobach Alpha yang telah melampaui 0,6.

Analisis Data Secara Deskriptif Hasil analisis data deskriptif komitmen organisasiPada kuisioner pengukuran komitmen organisasi terdapa 5 pertanyaan dimana hasil analisis deskriptifnya dapat diamati pada table berikut ini.

NoPertanyaanJumlah dan % responden terhadap kinerja berdasarkan skor jawaban

STS%TS%N%S%SS%

1

2

3

4

5

Hasil analisis data deskriptif kompensasiHasil analisis data deskriptif stress kerjaHasil analisis data deskriptif kinerja pegawai

Uji Asumsi KlasikUji MultikolineritasUji AutokorelasiUji HeteroskedastisitasUji Normalitas

Uji HipotesisUji TUji FKoefisien Determinasi

1