16
cover

cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

  • Upload
    vanthuy

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

cover

Page 2: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

DAFTAR ISI

TABLE OF CONTENT

Page 3: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Latarbelakang

Involution

Confluidity

Chaotic Urban Areas

Tantangan

Refrensi

Background

Involution

Confluidity

Chaotic Urban Areas

Challenge

Refrence

Page 4: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

LATAR BELAKANG

1

Penduduk bumi pada 2030, 70% dIkota dan 30% di desa

Planet bumi kita, terdiri dari 70% airdan 30% daratan

Bukan sebuah kebetulan, bahwakota/urban dan air akan menjadiisyu yang makin menyeruak akhir-akhir ini. Apalagi, diperkirakan padatahun 2030 nanti, 70% pendudukbumi akan tinggal di kota, dengansegala masalah dan dinamikanya.Tentunya, daratan yang luasnyahanya 30% dari permukaan bumipun mulai terasa sesak, dan mautidak mau kita harus menoleh(lebih tepatnya: belajar) kepadadominasi air yang 70% itu.

Secara historis, kota Jakarta sejaktahun 1920 (berdasarkan sensustahun 1921) telah menjadi kotadengan jumlah populasi terpadat diIndonesia, dan terus berlanjuthingga kini. Hal ini juga jamakterjadi di banyak ibukota diberbagai belahan dunia, yangmenjadi kota dengan populasiterpadat di negara masing-masing.Kepadatan Jakarta ini telahmelampaui batasan teritorialnyahingga “meluap” dan melahirkankota-kota baru di sekitarnya pascaOrde Baru, yaitu Bekasi,Tangerang, Tangerang Selatan danDepok.

Kota-kota tersebut lahir menjadipelayan Jakarta, hal ini terbukti darijalur transportasi dan infrastrukturkota-kota tersebut dari dan keJakarta menjadi jalur yang “utama”,

Page 5: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

The population of the earth in2030, 70% in the city and 30% inthe village

Our planet earth, consisting of70% water and 30% of land

It is no coincidence, that city /urban and water will become theissue that is increasingly burstinglately. Moreover, it is estimatedthat by 2030, 70% of the earth'spopulation will live in the city, withall its problems and dynamics. Ofcourse, the land area of only 30% ofthe surface of the earth began tofeel crowded, and inevitably wemust turn (more precisely: learn) tothe 70% of the water dominance.

Historically, the city of Jakartasince 1920 (based on the 1921census) has become the mostdensely populated city inIndonesia, and continues to thisday. It is also common in manycapitals in different parts of theworld, which are the most denselypopulated cities in their respectivecountries. Jakarta density hasexceeded its territorial boundariesto "overflow" and made new citiesin the vicinity after the New Order,such as Bekasi, Tangerang, SouthTangerang and Depok.These cities were born as servantsof Jakarta, as evidenced by thetransportation and infrastructureof these cities from and to Jakarta,becoming the "main" route, andvery crowded each day. However,the transportation andinfrastructure routes between

2

BACKGROUND

Page 6: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

3

dan sangat padat setiap harinya.Namun jalur transportasi daninfrastruktur antar kota-kota itukurang memadai atau bahkan tidakada, misalnya dari TangerangSelatan ke Depok atau dari Bekasike Depok dan sebaliknya harusmelewati Jakarta. Hal ini membuatJakarta menjadi pusat jejaringlaba-laba tanpa jaring sirkular darikota-kota disekitarnya. Jumlahpopulasi yang terus bertambah dibatas teritori yang tidak bisameluas mengakibatkanpeningkatan intensitas kepadatansekaligus penyebaran kepadatansecara sporadis dengan berbagaiimplikasinya.

Di pihak lain, Jakarta yang telahtumbuh meraksasa, tak hentiberusaha untuk terus menaklukkanruang kotanya, baik secara vertikal

maupun horisontal. Secara vertikal,muncul gedung-gedung pencakarlangit yang telah dan masih akanterus bertambah, sehinggamenjadikan Jakarta sebagai kotadengan jumlah gedung jangkungterbanyak di Indonesia. Kemudiansecara horisontal, karena tidakmemungkinkan untukmengembang ke daratan(berbatasan teritorial dengan kota-kota sekitar), maka mulai melirik keutara, ke air, ke laut. Bisa jaditerinsprasi trend global dari Dubaiyang mereklamasi pantai danmenawarkan gedung pencakarlangit sekaligus pulau buatan,maka Jakarta pun juga ikutmereklamasi pantainya. Di TelukJakarta, saat ini sudah adabeberapa pulau buatan, yangsempat memicu perdebatan dankontroversi.

Page 7: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

cities are inadequate or evenabsent, for example fromTangerang Selatan to Depok orfrom Bekasi to Depok and viceversa have to pass through Jakarta.This makes Jakarta a center forspider webs without a circular netfrom surrounding cities. The ever-increasing number of populationsin the boundaries of unabatedterritory leads to an increase indensity intensity as well assporadic density spreading with itsimplications.

On the other hand, Jakarta that hasgrown giant, constantly trying tocontinue to conquer the city space,both vertically and horizontally.Vertically, emerging skyscrapersthat have been and still willcontinue to grow, making Jakarta

as a city with the number of tallestbuilding in Indonesia. Thenhorizontally, because it is notpossible to expand to the mainland(abut territorial with thesurrounding towns), then begin toglance northward, to the water, tothe sea. It could be inspired by theglobal trend of Dubai thatreclaimed the beach and offersskyscrapers as well as artificialislands, so Jakarta also reclaimedthe beach. In Jakarta Bay, there arenow several artificial islands, whichhave sparked debate andcontroversy.

4

Page 8: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Involution, bisa dianggap berasaldari gabungan dua kata: Inner +Revolution, atau bisa jugaInner+Evolution. Sebetulnya istilahini pada awalnya dipakai olehClifford Geertz, yang menyebutAgriculture Involution, maksudnyaadalah meningkatnya pendapatanteritori lahan, tetapi hal itu tidakmeningkatkan pendapatan perorang, karena laju pertumbuhanpenduduk yang sangat cepat disuatu tempat, sementara luaslahan pertanian praktis tidakbertambah.

Urban Involution atau InvolusiUrban, merupakan sebuah kondisiketika terjadi percepatanpertumbuhan populasi yang tidakdibarengi dengan pertumbuhansarana prasarana serta fasilitaspublik kota. Atau sarana prasaranadan fasilitas publik bertambah,namun pertambahannya jauhkalah cepat jika dibanding denganlaju pertumbuhan populasi yangluar biasa.

Maka, kita mestinya bisa belajartentang Involusi, pada orang-orang“pinggiran” yang harus bertahanhidup di kota Jakarta, bagaimanamereka menyiasati kota dengantinggal di tanah-tanah atau lahanyang tak bertuan, mungkin itusatu-satunya kemungkinan yangbisa mereka taklukkan. Meskimenimbulkan konflik spasial,ekonomi dan sosial, dalamtegangan kompetisi dan harmoni.Mereka memang orang-orangyang “kalah”, yang harus berjuangdemi kelangsungan hidupnya,namun mereka memilikikreativitas, kemampuan negosiasida ide-ide solutif yang bisa kitajadikan sebagai pijakan dalammenata dan merencanakan kota kedepan..

INVOLUTION

5

Page 9: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Involution, can be attributed to acombination of two words: Inner +Revolution, or it could be Inner +Evolution. Actually, this term wasoriginally used by Clifford Geertz,who called Agriculture Involution,which means increasing landincome, but it did not increaseincomes per person, because ofthe rapid rate of population growthin one place, while the area ofagricultural land was practically notincreased.

Urban Involution (Urban Involution)is a condition when acceleration ofpopulation growth is notaccompanied by the growth ofinfrastructure and public facilitiesof the city. Or facilities and publicfacilities increased, but theincrease is much less rapid whencompared with the populationgrowth rate extraordinary. So, weshould be able to learn aboutInvolution, on the "fringe" peoplewho have to survive in Jakarta,how they get around the city byliving on land or no-man's land,

maybe that's the only possibilitythey can conquer . Despite spatial,economic and social conflict, in thetension of competition andharmony. They are "defeated"people, who have to struggle fortheir survival, but they have thecreativity, negotiation skills andsolutive ideas that we can make asa foothold in organizing andplanning the cityforward.

6

INVOLUTION

Page 10: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Confluidity, kata gabungan dariConfluence (pertemuan) danFluidity (keadaan cair,ketidakstabilan), sebagaipertemuan antara kondisi-kondisiyang tak stabil (terutama yangberkaitan dengan air). Kondisi takstabil yang mestinya jugaditanggapi dari sudut pandang “takstabil” juga, bukan dengankacamata kestabilan.

Urban Confluidity atau KonfluiditasUrban, adalah sebuah keadaanketika sebuah kota akhirnyamenjadi pertemuan dari berbagaimasalah yang berkaitan denganair, seperti misalnya banjir dan jugarob, penetrasi air laut, polusisungai dan pantai, bangunan diatas air, reklamasi pantai,kekurangan air bersih dan lain-lain,yang mestinya bisa diselesaikandengan “kesadaran air”(consciousness of fluidity), bukan“kesadaran daratan”(consciousness of stability).

Saat ini, Jakarta telah “menjalar” kelaut, yang bisa dikatakan sebagaipola pikir kontinental ataswaterscape (perairan), sehinggaterjadi pro-kontra yang takberkesudahan. Kita juga perlubelajar pada orang-orang cerdasdari suku Bajo, yang memang lebihdikenal sebagai “suku air”, merekasudah terbiasa tinggal di atas airdaripada di daratan, sejak jamannenek moyang mereka. Merekamemiliki kecerdasan air yangmungkin sudah kita lupakan karenaproses perancangan danpembangunan kota-kota kita yangterlihat lebih berorientasi kedaratan (bukan air).

.

CONFLUIDITY

7

Page 11: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Confluidity, the combined word ofConfluence (meeting) and Fluidity(the state of fluid, instability), as ameeting between unstableconditions (especially with respectto water). Unstable conditions thatshould also be addressed from an"unstable" point of view, too, notwith stability glasses.

Urban Confluidity, or UrbanConfluidity, is a situation where acity eventually becomes a meetingof water-related problems, such asfloods and robs, sea waterpenetration, river and beachpollution, water-based buildings,coastal reclamation, and others,which should be solved by"consciousness of fluidity" ratherthan "consciousness of stability".

Currently, Jakarta has "spread" intothe sea, which can be said as acontinental mindset overwaterscape (waters), resulting inendless pros and cons. We alsoneed to learn from the intelligent

people of the Bajo tribe, who arebetter known as "water tribes",they have been accustomed toliving on water than on land sincethe days of their ancestors.

They have a water intelligence thatwe may forget because theprocess of designing and buildingour cities that look more orientedto the mainland (not water).

CONFLUIDITY

8

Page 12: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Chaotic Urban Areas. Tempat-tempat tak bertuan dan jugakawasan air (laut) di Jakarta, sama-sama bersifat chaos, dan selamaini selalu luput dari perhatian kita.Kalaupun tak luput, mungkin kitatelah salah atau keliru dalammenanganinya. Oleh sebab itulah,perlu Involution dan Confluidityyang melihat dan bekerja darisudut pandang lain.

Keduanya (Involution+Confluidity)bisa digabungkan sebagai “fluidontology” yang didefinisikansebagai: neither “land” biased nor“locked” to static and boundedinterpretation of space (Andersonand Peters, 2014). Tidak inginterjebak dalam interpretasi ruangdengan doktrin “daratan” dan“statis”. Air selalu dinamis: bisamencair, membeku, mengembunsampai menyublim.

Ya, orang pinggiran di kota besarseperti Jakarta dan juga suku Bajo,adalah kemungkinan-kemungkinan(possibilities) yang barangkalikreativitas dan kecerdasan merekabelum pernah dicoba dalamkonteks Urban. Arsitek dandesainer bisa belajar dari merekauntuk membuat sebuah (ataubeberapa) usulan desain yang (jugamencoba untuk) menyelesaikanmasalah-masalah urban kita, baikdi masa kini maupun di masadepan.

.

CHAOTICURBANAREAS

9

Page 13: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Chaotic Urban Areas. no man'sland and water (sea) areas inJakarta are both chaotic, and havealways escaped our attention.Even if not spared, maybe we havewrong in handling it. Therefore, it isnecessary Involution andConfluidity to see and work fromanother point of view.

Both (Involution + Confluidity) canbe combined as "fluid ontology"defined as: neither "land" biasednor "locked" to static and boundedinterpretation of space (Andersonand Peters, 2014). Do not want toget caught up in spatialinterpretation with "mainland" and"static" doctrines. Water is alwaysdynamic: it can melt, freeze,condense to sublime.

Marginal people in big cities likeJakarta and also Bajo tribes, arepossibilities that perhaps their

creativity and intelligence havenever been tried in the Urbancontext. Architects and designerscan learn from them to create a (orsome) design proposal that (alsotries to) solve our urban problems,both in the present and in thefuture.

CHAOTICURBANAREAS

10

Page 14: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

REFRENSIREFRENCE

11

Page 15: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang

Ioris, Antonio A.R. (2015) Water, State and The City, Palgrave MacMillan,New York

Anderson, Jon and Peters, Kimberley (eds.)(2014) Water World, HumanGeographies of The Ocean, Ashgate Publishing, Burlington USA

Lapian, Adrian B (2008) Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad Ke-16dan 17, Komunitas Bambu, Jakarta

Marshall, Richard (2001) Waterfronts in Post-Industrial Cities, SponPress, London and New York.

12

Page 16: cover - iai-jakarta.org · laba-laba tanpa jaring sirkular dari kota-kota disekitarnya. Jumlah ... ekonomi dan sosial, dalam tegangan kompetisi dan harmoni. Mereka memang orang-orang