3
CRUSHING PLANT & STOCKPILE MANAGEMENT UNTUK LOW RANK COAL Prof.Ir. Djamhur Sule MSc & Ir. Theo Matasak 25 - 26 Februari 2013 Bangka LATAR BELAKANG 1. Batubara sebagian besar digunakan dalam Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), selain itu digunakan pula dalam Industri Semen , Industri Tekstil , Industri Logam dan Industri lainnya. Setiap konsumen Batubara mempunyai persaratan khusus disesuaikan dengan keperluan dapur bakar yang digunakan . Persaratan khusus tersebut , diantaranya besar ukuran Besar ukuran batubara, Moisture content , Kadar Abu , Calorific Value , Hardgrove Index , Kadar Sulfur, Ash Fusion Temperature, dsb. 2. Mengingat kualitas batubara sangat erat dengan terjadinya batubara , maka kualitas batubara bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, Salah satu penyebab perbedaan kualitas adalah adanya pengotor sisipan (`partings`) dan pengotor yang terbawa sewaktu penambangan. 3. Saat ini batubara yang diperjual belikan ada dua macam yaitu batubara peringkat tinggi (Bituminous Coal) dan batubara peringkat sedang (Sub-bituminous Coal). Bituminous Coal umumnya untuk diexport dan potensinya sudah menipis sedangkan Sub-bituminous digunakan baik untuk export maupun domestic dan potensinya saat ini cukup banyak sehingga perhatian perlu ditujukan pada batubara peringkat sedang ini serta harus mulai memanfaatkan batubara peringkat rendah (Low Rank Coal) dikemudian hari 4. Setiap batubara yang diperjual belikan harus mengalami proses Crushing dan Screening terlebih dahulu karena harus memenuhi persaratan ukuran yang diminta konsumen disamping itu untuk kegiatan ini diperlukan pula lahan untuk Stockpile batubara untuk menyimpan batubara sebelum adanya kegiatan pengapalan . 5. Flowsheet suatu Crushing Plant untuk batubara Bituminous agak sedikit berbeda dengan Crushing Plant untuk batubara Sub-bituminous terutama batubara yang mempunyai nilai HGI yang relatip tinggi. Begitu pula dalam penanganan di Stockpile-nya atau management di Stockpile-nya. 6. Batubara yang mempunyai nilai HGI yang relatip tinggi, cenderung mudah pecah menghasilkan batubara halus yang banyak dan mudah terbakar pada musim panas atau akan menghasilkan lumpur pada musim hujan, akibatnya perlu cara-cara Stockpile serta cara-cara reclaiming juga harus mendapat perhatian khusus termasuk lamanya penyimpanan . Hal ini berlaku tidak saja di tempat produser akan tetapi juga di tempat konsumen. 7. Pelatihan ini sebaiknya diikuti oleh perusahaan-perusahaan penghasil batubara , baik skala besar maupun skala kecil , Trader Batubara , pengguna batubara seperti Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap , Industri Semen , Industri Tekstil , Industri Logam dsb 8. Disarankan yang ikut dalam pelatihan ini yaitu :Manager atau setingkat di Bagian Planning , Manager atau setingkat di Bagian Crushing Plant , Manager atau setingkat di Bagian Coal

Crushing Plant & Stockpile Management Untuk Low Rank Coal

Embed Size (px)

Citation preview

CRUSHING PLANT & STOCKPILE MANAGEMENT UNTUK LOW RANK COAL

Prof.Ir. Djamhur Sule MSc & Ir. Theo Matasak

25 - 26 Februari 2013

Bangka

LATAR BELAKANG

1. Batubara sebagian besar digunakan dalam Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), selain itu digunakan pula dalam Industri Semen , Industri Tekstil , Industri Logam dan Industri lainnya.

Setiap konsumen Batubara mempunyai persaratan khusus disesuaikan dengan keperluan dapur bakar yang digunakan .

Persaratan khusus tersebut , diantaranya besar ukuran Besar ukuran batubara, Moisture content , Kadar Abu , Calorific Value , Hardgrove Index , Kadar Sulfur, Ash Fusion Temperature, dsb.

2. Mengingat kualitas batubara sangat erat dengan terjadinya batubara , maka kualitas batubara

bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, Salah satu penyebab perbedaan kualitas adalah adanya pengotor sisipan (`partings`) dan pengotor yang terbawa sewaktu penambangan.

3. Saat ini batubara yang diperjual belikan ada dua macam yaitu batubara peringkat tinggi (Bituminous Coal) dan batubara peringkat sedang (Sub-bituminous Coal). Bituminous Coal umumnya untuk diexport dan potensinya sudah menipis sedangkan Sub-bituminous digunakan baik untuk export maupun domestic dan potensinya saat ini cukup banyak sehingga perhatian perlu ditujukan pada batubara peringkat sedang ini serta harus mulai memanfaatkan batubara peringkat rendah (Low Rank Coal) dikemudian hari

4. Setiap batubara yang diperjual belikan harus mengalami proses Crushing dan Screening

terlebih dahulu karena harus memenuhi persaratan ukuran yang diminta konsumen disamping itu untuk kegiatan ini diperlukan pula lahan untuk Stockpile batubara untuk menyimpan batubara sebelum adanya kegiatan pengapalan .

5. Flowsheet suatu Crushing Plant untuk batubara Bituminous agak sedikit berbeda dengan

Crushing Plant untuk batubara Sub-bituminous terutama batubara yang mempunyai nilai HGI yang relatip tinggi. Begitu pula dalam penanganan di Stockpile-nya atau management di Stockpile-nya.

6. Batubara yang mempunyai nilai HGI yang relatip tinggi, cenderung mudah pecah

menghasilkan batubara halus yang banyak dan mudah terbakar pada musim panas atau akan menghasilkan lumpur pada musim hujan, akibatnya perlu cara-cara Stockpile serta cara-cara reclaiming juga harus mendapat perhatian khusus termasuk lamanya penyimpanan . Hal ini berlaku tidak saja di tempat produser akan tetapi juga di tempat konsumen.

7. Pelatihan ini sebaiknya diikuti oleh perusahaan-perusahaan penghasil batubara , baik skala

besar maupun skala kecil , Trader Batubara , pengguna batubara seperti Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap , Industri Semen , Industri Tekstil , Industri Logam dsb

8. Disarankan yang ikut dalam pelatihan ini yaitu :Manager atau setingkat di Bagian Planning ,

Manager atau setingkat di Bagian Crushing Plant , Manager atau setingkat di Bagian Coal

Preparation Plant , Coal Trader , Manager atau setingkat di Bagian Coal Handling , Manager atau setingkat di Bagian Marketing dan Manager atau setingkat di Bagian Quality Control.

SILABUS PELATIHAN

1. Terjadinya Batubara 2. Tempat terjadinya Batubara dan hubungannya dengan variasi Kualitas 3. Macam-macam parameter kualitas batubara serta pengaruhnya dalam Industri Pengguna

seperti Industri PLTU , Industri Semen , Industri Logam dsb 4. Crushing dan Screening 5. Cara memilih alat Crusher dan Screen 6. Flowsheet Crushing Plant untuk batubara peringkat sedang dan rendah 7. Cara-cara Stacking dan Reclaiming 8. Blending dan Homogenization 9. Macam-macam Stockpile 10. Management dalam Stockpile baik pada di Stockpile Producer maupun di Stockpile Konsumen 11. Quality Control

TENTANG PENGAJAR Prof Ir.Djamhur Sule , M.Sc. Pendidikan 1960 : Sarjana Tambang ITB 1965 : M.Sc. University of Missouri-Rolla , USA 1974 : Tertiary Education Research Centre-Autralia Pengalaman Kerja Pernah menjadi Kepala Lab.Pengolahan Bahan Galian ITB Pernah menjadi Ketua Bidang Khusus Batubara ,Program Magister ITB Pensiunan Guru Besar ITB ,Pengolahan Bahan Galian Pernah menjadi Staf Pengajar Jurusan Tambang ITB dan UPN Pernah menjadi staf Ahli di : PT. Antam , PTBA , PPTM dan Direktorat Batu bara Pernah menjadi konsultan beberapa Perusahaan Tambang Batubara dan Konsumen Batu bara dan membantu `Coal Washability Test` untuk batubara yang bermasalah pada beberapa Perusahaan Penghasil Batubara Ir. Theo Matasak

Theo Matasak adalah staff dosen di Departemen Teknik Geologi ITB sejak 1974. Pada saat ini mengajar mata kuliah Sedimentologi dan Geologi Batubara. Selain sebagai pengajar, Theo Matasak berpengalaman sebagai pelaksana eksplorasi di Perusahaan Pemerintah dan Swasta. Pernah menjadi Penasihat Ahli Geologi PTBA selama k.l. 10 tahun. Selama berkecimpung di bidang eksplorasi batubara selama 20 tahun lebih, pernah melakukan eksplorasi di hampir semua cekungan dimana endapan batubara ditemukan seperti Ombilin, Sumatra Selatan, Sumatra Tengah, Bengkulu, Meulaboh, Barito, Pasir, Kutai, Tarakan, Ketungau dll. PENDAFTARAN Jumlah peserta akan dibatasi untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Pendaftaran sedini mungkin sangat dianjurkan. Pendaftaran akan ditutup pada tanggal 8 Februari 2013. Kursus akan dibatalkan apabila peserta yang terdaftar tidak memenuhi jumlah minimum.

PEMBATALAN & SUBSTITUSI Jika peserta yang telah terdaftar membatalkan keikutsertaannya dalam kursus ini, maka diharuskan membayar penuh uang kursus kecuali jika pembatalan dilakukan secara tertulis minimum 10 hari sebelum kursus dimulai. Peserta dapat digantikan oleh orang lain setiap saat. BIAYA PESERTA KURSUS Biaya kursus sebesar Rp 6.500.000,- per orang + 10% PPN adalah wajib dibayar setelah menerima konfirmasi pendaftaran. Biaya tersebut tidak termasuk akomodasi. Pembayaran sudah diterima paling lambat tanggal 8 Februari 2013. Semua biaya administrasi bank yang berkenaan dengan pembayaran kursus harus ditanggung oleh perusahaan dari peserta kursus. Pembayaran dengan cheque atau ditransfer ke PT. Geoservices: Bank Central Asia Chase Plaza Jl. Jend. Sudirman - Jakarta Nomor Account: 035.3061.451 (Rp.)