12

Click here to load reader

D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Penelitian berjudul: “Pengembangan Model tentang Pengaruh Able People

dan Agile Process terhadap Dynamic Capabilities dalam Proses Kebijakan Publik

(Studi Kasus Pelayanan Bidang Pendidikan di Kabupaten Jembrana, Propinsi

Bali),” menghasilkan sejumlah simpulan atas temuan penelitian sebagai berikut:

6.1.1. Pengaruh Able People dan Agile Process terhadap Dynamic

Capabilities dalam Proses Kebijakan Pelayanan Pendidikan

Pembangunan able people dan agile process dalam proses kebijakan

pelayanan pendidikan di Kabupaten Jembrana berpengaruh terhadap

pengembangan dynamic capabilities di daerah tersebut. Berdasarkan uji

persamaan struktural SEM menunjukkan pembangunan able people baru berhasil

mendorong terjadinya dynamic capabilities dari dimensi thinking again, belum

menghasilkan dimensi thinking ahead dan thinking across. Selain itu, sejumlah

program dan kegiatan yang mendorong agile process kebijakan pelayanan

pendidikan di Kabupaten Jembrana telah mendorong kemampuan thinking ahead

dan thinking across, tetapi belum mampu mendorong tercapainya kemampuan

thinking again. Temuan penelitian yang terjadi pada proses kebijakan pelayanan

pendidikan Kabupaten Jembrana tersebut, berbeda dengan kajian Neo dan Chen

yang membangun model pengaruh able people dan agile process terhadap

dynamic capabilities dalam pemerintahan di Singapura, dimana baik variabel able

people dan agile process berpengaruh terhadap ketiga dimensi dynamic

capabilities.

Temuan penelitian di Jembrana juga menunjukkan hubungan antar unsur

penyusun dynamic capabilities ternyata tidak bersifat sirkuler seperti di

Singapura, artinya hubungan dimensi dynamic capabilities tidak dimulai dari

pembangunan kemampuan thinking ahead kemudian bergerak ke thinking again,

thinking across dan kembali ke thinking ahead; tetapi pembangunan dynamic

284 Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 2: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

285

capabilities justru bermula dari kemampuan thinking again yang selanjutnya

mendorong kemampuan thinking across dan thinking ahead.

6.1.2. Model Persamaan Struktural SEM yang Paling Cocok untuk Proses

Kebijakan Pelayanan Bidang Pendidikan

Modifikasi terhadap model yang paling cocok untuk menggambarkan

dynamic capabilities proses kebijakan pelayanan pendidikan di Kabupaten

Jembrana adalah pada jalur hubungan atau pengaruh antara variabel: i) able

people terhadap thinking again, ii) agile process terhadap thinking ahead, iii)

agile process terhadap thinking across. Pola hubungan ini sama dengan model

struktur pengaruh able people dan agile process terhadap dynamic capabilities

seperti temuan simpulan pertama di atas. Sementara itu untuk model persamaan

struktural yang dianggap paling cocok adalah pada jalur hubungan atau pengaruh

antara variabel: thinking again terhadap thinking ahead dan thinking again

terhadap thinking across.

Temuan dari analisis competing models SEM pada model pengaruh able

people dan agile process terhadap dynamic capabilities adalah bahwa thinking

again merupakan landasan terjadinya peningkatan terhadap thinking across dan

thinking ahead. Temuan ini memberikan pengertian bahwa thinking again

merupakan kunci terjadinya dynamic capabilities. Lebih detail dapat digambarkan

bahwa thinking again atau kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi

strategi, kebijakan, dan program yang ada, dan mendesain ulang untuk

mendapatkan capaian yang berkualitas yang lebih baik, yang diindikasikan

dengan indikator understanding dan probing, reviewing dan analyzing,

redesigning, dan implementing menjadi kunci perubahan, yaitu pada: i) variabel

thinking across atau kemampuan untuk belajar dari pihak-pihak lain di luar

batasan-batasan tradisional Kabupaten Jembrana, untuk mendapatkan ide dan

gagasan lebih baik yang dapat disesuaikan sehingga menghasilkan kebijakan dan

program baru dan inovatif yang dapat diuji-cobakan dan diinstitusionalisasikan

(yang diindikasikan dengan indikator searching dan researching, discovering dan

experimenting, evaluating, dan customizing); dan ii) variabel thinking ahead atau

kemampuan mengidentifikasi perkembangan masa depan dan memahami

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 3: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

286

implikasinya terhadap risiko dari strategi dan kebijakan saat ini (yang

diindikasikan dengan indikator exploring dan anticipating, perceiving dan testing,

strategizing, dan influencing).

6.1.3. Deskripsi Pembangunan Dynamic Capabilities dalam Proses

Kebijakan Pelayanan Pendidikan Berdasarkan metode deskriptif kualitatif dengan wawancara mendalam,

simpulan hasil temuan penelitian proses pembangunan dynamic capabilities

kebijakan pelayanan pendidikan di Jembrana diuraikan sebagai berikut:

a. Penelitian telah mengidentifikasi sejumlah perilaku Pemkab Jembrana

yang mencerminkan kemampuan pembangunan dynamic capabilities baik

dari dimensi thinking ahead, thinking again, dan thinking across.

Perilaku-perilaku tersebut diterjemahkan dalam sejumlah kebijakan

pelayanan pendidikan yang telah berjalan efektif, efisien, dan responsif.

Perilaku tersebut mencakup tiga hal. Pertama, ‘Kemampuan

Mengidentifikasi Masa Depan’ (thinking ahead). Kedua, ‘Kemampuan

Konfrontasi dengan Realita Aktual’ (thinking again). Ketiga,

‘Kemampuan Menyeberangi Batasan untuk Mempelajari Pengalaman

Orang Lain’ (thinking across),

b. Hasil observasi penelitian mendukung temuan uji persamaan struktural

SEM yang menyimpulkan bahwa kemampuan Pemkab Jembrana

mengimplementasikan thinking ahead dan thinking across lebih

didominasi peran Bupati I Gede Winasa dan masih menunjukkan adanya

kesenjangan kemampuan antara Bupati Winasa dengan para aparatnya

dalam aspek dynamic capabilities. Kendati demikian, untuk menjalankan

kebijakan yang telah diputuskan, pegawai pada tingkatan di bawah Bupati

Winasa telah memiliki kemampuan thinking again karena berhasil

mengeksekusi dan mengevaluasi kebijakan di lapangan dengan baik,

c. Sejalan dengan temuan uji persamaan struktural SEM, penelitian kualitatif

juga menjelaskan hubungan antar variabel dynamic capabilities dalam

proses kebijakan pelayanan pendidikan di Jembrana bersifat tidak sirkuler.

Hubungan antar variabel dynamic capabilities tidak dimulai dari thinking

ahead, thinking again, dan thinking across melainkan berawal dari

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 4: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

287

thinking again yang kemudian mendorong thinking ahead dan thinking

across, setelah berhasil mengevaluasi kebijakan yang ada. Kemampuan

thinking ahead, berupa kebijakan mem-Perda-kan sejumlah kebijakan

publik misalnya, terjadi setelah Pemkab Jembrana berhasil melaksanakan

thinking again kebijakan pelayanan pendidikan yang telah dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat Jembrana, antara lain kebijakan pendidikan

bersubsidi dari tingkat TK sampai SMA (dikenal sebagai pendidikan

gratis), kebijakan pemberian bea siswa, dan kebijakan Wajib Belajar 12

tahun.

6.1.4. Pengembangan Model tentang Pengaruh Able People dan Agile Process terhadap Dynamic Capabilities dalam Proses Kebijakan Pelayanan Pendidikan

Dalam pengembangan model, dipilih kebijakan Sekolah Kajian untuk

mengkaji program dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembangunan

dynamic capabilities kebijakan publik di Jembrana. Dari kajian pengembangan

model dengan metode kualitatif SSM yang ditunjang hasil uji persamaan

struktural SEM dan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam,

selanjutnya dapat ditarik sejumlah simpulan sebagai berikut:

a. Simpulan pengembangan model konseptual dengan metode kualitatif

SSM, menunjukkan terbangunnya dynamic capabilities (dari dimensi

thinking ahead, thinking again, dan thinking across) dalam proses

kebijakan pelayanan pendidikan di Jembrana. Hasil model tersebut

mendukung temuan uji persamaan struktural SEM. Hasil perbandingan

antara model konseptual dengan kondisi nyata di lapangan menunjukkan,

dynamic capabilities yang telah dihasilkan dalam proses pelaksanaan

kebijakan Sekolah Kajian adalah dari aspek thinking again. Adapun

kemampuan thinking ahead dan thinking across relatif masih kurang dan

diidentifikasi terpusat pada inisiatif Bupati Jembrana,

b. Kenyataan adanya dynamic capabilities dalam proses kebijakan pelayanan

pendidikan, mengindikasikan Pemkab Jembrana memiliki ciri sebagai

organisasi pembelajar, karena adanya konversi pengetahuan (knowledge)

dalam organisasi, yaitu adanya interaksi antara pengetahuan tacit (implisit)

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 5: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

288

dan pengetahuan eksplisit, dan terjadinya proses konversi pengetahuan

individu ke pengetahuan organisasi, lalu dari pengetahuan organisasi

kembali menjadi pengetahuan individu dan seterusnya. Adapun sumber

knowledge dominan yang terjadi dalam proses kebijakan pelayanan

pendidikan di Jembrana lebih diperankan oleh Bupati Jembrana. Empat

proses konversi pengetahuan di Jembrana ditempuh melalui empat cara,

yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi,

c. Proses pengembangan dynamic capabilities kebijakan Sekolah Kajian

mulai tahap formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan; dapat

menjadi salah satu contoh kemampuan Pemkab Jembrana membangun

sebuah kebijakan publik yang adaptif. Melalui kebijakan tersebut

serangkaian pemilihan keputusan, proses eksekusi, adaptasi serta inovasi

kebijakan dapat dihasilkan,

d. Kemampuan Pemkab Jembrana menghasilkan kebijakan adaptif dalam

proses kebijakan pelayanan pendidikan mendorong tercapainya sebuah

dynamic governance (tata kelola kepemerintahan yang dinamis) di wilayah

tersebut. Adanya kebijakan, peraturan, dan struktur organisasi yang sesuai

dengan perubahan lingkungan sosio-ekonomi dan perilaku sosial

membuktikan adanya praktik dynamic governance ini. Kondisi ini,

mampu meningkatkan kinerja pelayanan pendidikan yang kemudian

mendorong penyebaran nilai demokrasi dan diimplementasikannya

prinsip-prinsip good governance (khususnya aspek accountability,

transparansi, dan partisipasi masyarakat) dalam kebijakan pelayanan

pendidikan di Jembrana,

e. Kemampuan Pemkab Jembrana mengelola kebijakan pelayanan

pendidikan yang adaptif berkaitan dengan adanya dukungan aspek budaya

yang melingkupi masyarakat Jembrana, mencakup kepercayaan (belief)

dan nilai-nilai (values) yang dibagikan dan dipegang secara umum sebagai

nilai-nilai dan kepercayaan bersama. Nilai dan kepercayaan yang dapat

mendorong dynamic capabilities, sehingga mendorong terjadinya

masyarakat yang kuat dalam proses kebijakan pelayanan pendidikan,

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 6: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

289

ditentukan oleh keunikan posisi Jembrana yang relatif ‘miskin’ dan lebih

multi kultur dibandingkan Kabupaten lain di Bali,

f. Proses kebijakan pelayanan pendidikan (formulasi, implementasi, dan

evaluasi) yang menghasilkan dynamic capabilities di Jembrana

dipengaruhi aspek politik, yaitu bagaimana antar nilai yang ada di sekitar

proses tersebut saling mempengaruhi dan bagaimana peran politik

ditempatkan berkaitan dalam proses penyelesaian konflik. Dari aspek

pelaksanaan kebijakan, Pemkab Jembrana harus meyakinkan DPRD dan

masyarakat agar kebijakan dapat diterima sehingga dapat dieksekusi di

lapangan. Dari aspek proses perencanaan kebijakan, bertolakbelakang

dengan kondisi di DPRD Jembrana, Pemkab Jembrana justru berhasil

merumuskan dengan jelas tujuan akhir yang akan dicapai dalam pelayanan

pendidikan termasuk cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pemkab

Jembrana secara proaktif mengkomunikasikan rencana kebijakannya ke

masyarakat melalui media dan LSM. Kondisi inilah yang menyebabkan

Pemkab Jembrana berhasil mengatasi tantangan yang dilakukan DPRD

khususnya pada awal masa kepemerintahan Bupati Winasa ketika tidak

didukung oleh kekuatan partai mayoritas di DPRD,

g. Faktor kepemimpinan Bupati Winasa menjadi pendorong terjadinya

dynamic capabilities di Jembrana. Akibat kemampuan thinking ahead dan

thinking across yang melekat pada sosok Bupati Winasa lah yang

selanjutnya mendorong implementasi kemampuan berpikir thinking again

dalam proses kebijakan pelayanan pendidikan di level aparat birokrasi dan

tenaga pelaksana pendidikan di lapangan.

6.2. Implikasi Teoritis dan Praktis

Berdasarkan sejumlah simpulan yang bertujuan untuk menjawab empat

pertanyaan disertasi di atas, maka penelitian ini menghasilkan sejumlah implikasi

teoritis maupun implikasi praktis yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 7: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

290

6.2.1. Implikasi Teoritis

Pertama, konsep dynamic capabilities Neo dan Chen untuk mengkaji

dynamic capabilities di Singapura, dapat digunakan sebagai model untuk

mengkaji terjadinya proses pembangunan dynamic capabilities proses kebijakan

pelayanan pendidikan di Jembrana, melalui kemampuan thinking ahead, thinking

again, dan thinking across. Kemampuan thinking ahead, thinking again, dan

thinking across selanjutnya menjadi pendorong terbangunnya berbagai kebijakan

yang adaptif (adaptive policy) sehingga dapat dihasilkan sebuah kepemerintahan

yang dinamis (dynamic governance).

Kedua, temuan uji persamaan struktural SEM ditunjang hasil kajian

pengembangan model tentang pengaruh able people dan agile process terhadap

dynamic capabilities dalam proses kebijakan pelayanan pendidikan di Jembrana,

menolak model dynamic capabilities Neo dan Chen yang mengkaji praktik

kepemerintahan di Singapura. Berbeda dengan di Singapura, pembangunan able

people di Jembrana baru mendorong thinking again, belum mendorong thinking

ahead dan thinking across. Selain itu, pembangunan agile process di Jembrana

mendorong thinking ahead dan thinking across; belum mendorong thinking again.

Sedangkan hubungan antar unsur penyusun dynamic capabilities di Jembrana

ternyata tidak bersifat sirkuler (dari thinking ahead ke thinking again ke thinking

across dan kembali ke thinking ahead), tetapi bermula dari kemampuan thinking

again yang selanjutnya mendorong kemampuan berpikir baik thinking across

dan thinking ahead.

Perbedaan pola pengembangan model tersebut akibat dominannya faktor

kemampuan kepemimpinan Bupati Jembrana I Gede Winasa dalam memerankan

pembangunan dynamic capabilities proses kebijakan publik. Kondisi ini berbeda

dengan di Singapura, dimana aktor yang berperan untuk mendorong terjadinya

dynamic capabilities sudah terjadi di setiap level dalam pemerintahan. Kendati

model pembangunan dynamic capabilities Neo dan Chen tidak berlaku

sepenuhnya di Jembrana, namun itu sudah cukup untuk mendorong tercapainya

dynamic capabilities di sana. Pemkab Jembrana telah mampu membangun

sejumlah ide-ide baru sehingga dapat terus menerus memperbaharui kemampuan

organisasi yang ada melalui sejumlah kebijakan publik yang telah dihasilkan.

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 8: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

291

Adanya dominasi faktor kepemimpinan Bupati Jembrana sekaligus

membantah konsep Lewin et al. dalam Bitar yang menjelaskan bahwa

pembangunan kapabilitas organisasi bukan dipengaruhi oleh keterampilan

individu dalam organisasi tetapi melekat pada sejumlah elemen organisasi yang

saling berkaitan dengan kemampuan individual di dalam organisasi tersebut.

Sebaliknya, kondisi di Jembrana memperkuat pandangan sejumlah ahli yang

menjelaskan bahwa proses reformasi administrasi dapat didorong melalui

kepemimpinan yang kuat, seperti model purposive (top-down ) Peter dalam

Farazmand atau konsep reformasi Caiden yang menekankan pentingnya elit lokal

dan individu yang memiliki kekuasaan dan otoritas sebagai penggerak ide untuk

mereformasi serta mereorganisasi sektor publik. Dari temuan penelitian

pembangunan dynamic capabilities di Kabupaten Jembrana di atas, dapat

disimpulkan bahwa konsep pembangunan dynamic capabilities yang awalnya

digali dari konsep administrasi bisnis jika diimplementasikan ke organisasi publik

harus memperhatikan aspek politik pengambilan keputusan dan kepemimpinan.

Ketiga, proses kebijakan pelayanan pendidikan di Kabupaten Jembrana

telah mengembangkan nilai-nilai moral yang menjadi salah satu prasyarat

reformasi administrasi Caiden. Sejumlah kebijakan yang memiliki muatan moral

antara lain kebijakan untuk menekan praktik korupsi melalui standarisasi harga

proyek dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, menjadi contoh

indikasi penerapan nilai-nilai good governance di wilayah tersebut, karena

mendorong accountability, transparansi, dan partisipasi dalam kepemerintahan.

Adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam urusan pembangunan juga

menjadi bukti tumbuhnya nilai demokrasi di wilayah tersebut.

Fenomena di Kabupaten Jembrana tersebut sekaligus menolak teori yang

dikemukakan Mohammad Mohabbat Khan yang menyimpulkan bahwa negara-

negara berkembang, misalnya negara di kawasan Asia Selatan yang relatif

demokratis ternyata gagal menerapkan reformasi administrasi di negara-negara

tersebut. Salah satu faktor kegagalan adalah adanya ketidakpedulian masyarakat

terhadap pemerintahnya karena reformasi masyarakat sipil belum menjadi agenda

penting. Kondisi di Jembrana juga membantah kajian Gunnar Myrdal yang

menyimpulkan adanya fenomena weak state (masyarakat yang lemah) di Asia

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 9: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

292

Selatan dan Asia Tenggara. Berdasarkan temuan penelitian di Jembrana

membuktikan bahwa keberhasilan pelaksanaan reformasi administrasi yang

dilaksanakan di masyarakat yang sedang berkembang (jika memakai ukuran dari

Hahn-Been Lee) mampu mengembangkan nilai-nilai demokratisasi masyarakat

setelah terjadi penguatan kapasitas masyarakat di wilayah tersebut.

Keempat, nilai-nilai budaya yang dikembangkan melalui agenda reformasi

administrasi proses kebijakan pelayanan pendidikan di Kabupaten Jembrana

sehingga dapat menghasilkan kebijakan adaptif, mendorong tumbuhnya strong

culture di daerah tersebut. Budaya inilah yang diperlukan untuk mendorong

proses perubahan dan menjadi salah satu ciri penting organisasi yang dinamis.

Sejalan dengan pandangan Kotter dan Haskett dalam Kasali, strong culture

menonjol yang dapat ditemui di Jembrana adalah kesamaan tujuan (goal

alignment) dan motivasi kerja yang tinggi antar aktor yang terlibat dalam proses

kebijakan publik di Jembrana.

Situasi strong culture yang melingkupi tata kelola kepemerintahan di

Kabupaten Jembrana tersebut berarti menolak Teori Patologi Birokrasi yang

dikemukakan Heady, yang mengkaji fenomena patologi birokrasi di negara-

negara berkembang. Masyarakat Jembrana didominasi budaya Hindu memang

masih paternalistik, namun di sisi lain hubungan antara pejabat dengan

masyarakatnya relatif tidak berjarak. Kesenjangan harapan dan kenyataan hasil

sejumlah kebijakan pelayanan pendidikan yang diberikan ke masyarakat relatif

tidak terlalu lebar antara apa yang dinyatakan atau yang hendak ditampilkan

dengan kenyataan. Sedangkan untuk memperbaiki sikap birokrasi dalam

hubungan dengan masyarakatnya, maka nilai-nilai yang dikembangkan adalah

adanya keterbukaan, accountability, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam

proses pembangunan melalui forum LSM dan media.

Kelima, penelitian di Kabupaten Jembrana menunjukkan proses kebijakan

pelayanan pendidikan yang menghasilkan dynamic capabilities berkaitan erat

dengan aspek politik. Temuan pembangunan dynamic capabilities dalam proses

pelayanan pendidikan di Kabupaten Jembrana mendukung konsep Nakamura dan

Smallwood, yang menekankan perlunya memperhatikan aspek politik dalam

proses kebijakan publik mulai dari formulasi, implementasi, dan evaluasi.

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 10: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

293

Pembangunan dynamic capabilities proses kebijakan publik di Kebupaten

Jembrana tersebut berbeda dengan model yang dikembangkan Neo dan Chen di

Singapura karena model Neo dan Chen belum cukup memasukkan aspek politik

dan aspek kepemimpinan dalam kaitannya dengan proses reformasi administrasi.

Selain itu, konsep Neo dan Chen belum mengkaji pendekatan proses kebijakan

publik sebagai satu proses dinamis mulai dari proses perumusan, implementasi,

dan evaluasi kebijakan.

6.2.2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari temuan penelitian disertasi yang ditujukan ke

Pemkab Jembrana mencakup beberapa hal. Pertama, temuan penelitian

menunjukkan telah terbangunnya able people dan agile process yang selanjutnya

mendorong dynamic capabilities, yaitu kemampuan berpikir thinking ahead,

thinking again, dan thinking across kebijakan pelayanan pendidikan di Jembrana,

maka situasi ini mendorong masyarakat Jembrana memahami hak-haknya sebagai

warga negara. Saat ini masyarakat Jembrana semakin sadar atas kebijakan-

kebijakan mana yang berkualitas atau mana kebijakan yang kurang berkualitas.

Implikasi dari situasi ini adalah akan semakin memperkuat proses pembangunan

dynamic capabilities kebijakan publik lebih lanjut kendati Bupati Winasa, yang

menjadi aktor kunci dalam menggulirkan proses dynamic capabilities, tidak lagi

menjabat sebagai Bupati untuk periode ketiga. Masyarakat yang semakin sadar

atas hak-haknya inilah yang selanjutnya akan mendorong pemerintahan bergerak

ke arah pembangunan dynamic capabilities secara terus menerus karena

pemerintahan memiliki kepentingan untuk mendapatkan dukungan langsung dari

rakyat jika ingin efektif menjalankan pemerintahan.

Kedua, baik temuan uji persamaan struktural SEM maupun hasil observasi

deskripsi kualitatif; melalui metode SSM menunjukkan kemampuan thinking

ahead dan thinking across pengelolaan Sekolah Kajian belum mencakup semua

level pelaku atau aktor yang terlibat dalam proses kebijakan tersebut. Peran

Bupati Winasa masih sentral dalam penyusunan skenario dan strategi kebijakan di

masa depan, termasuk dalam menetapkan sasaran, dan indikator capaian ideal

yang harus dihasilkan kebijakan pelayanan pendidikan. Oleh karena itu, ke depan

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 11: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

294

perlu dihasilkan adanya sebuah sistem penyusunan skenario dan perencanaan

masa depan yang lebih melibatkan stakeholders lebih luas sehingga dihasilkan

konsep sistem pendidikan yang lebih efisien, efektif, dan responsif di Jembrana

yang lebih melibatkan seluruh aspek publik di Jembrana, baik dari unsur

pemerintah di tiap tingkatan, unsur swasta, dan unsur masyarakat sipil.

Selain ditujukan ke Pemkab Jembrana, implikasi praktis penelitian juga

ditujukan ke Pemerintah Pusat. Kemampuan Pemkab Jembrana berpikir dinamis

dalam pengelolaan dana dengan membuat standarisasi harga atas proyek-proyek

pembangunan sesuai dengan harga di Jembrana, selanjutnya berimplikasi terhadap

strategi inovatif dalam pengalokasian dana yang lebih flexible dan tepat sasaran.

Berkat efisiensi penggunaan biaya inilah, ditunjang dengan tertutupnya potensi

kebocoran akibat ditutupnya peluang praktik korupsi, menyebabkan dana yang

digunakan untuk pembangunan menjadi lebih banyak yang dikerjakan, antara lain

diwujudkan dengan kegiatan peremajaan sarana dan prasarana sekolah di wilayah

Jembrana baik dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Keputusan Pemkab Jembrana

tersebut kerapkali berbenturan dengan peraturan yang berlaku, karena tidak sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan proyek-proyek yang datangnya dari pusat atau

Propinsi, sehingga tidak jarang Pemkab Jembrana menolak proyek-proyek

tersebut karena tidak mengijinkan Pemkab menggunakan standar harga yang

berlaku di Jembrana. Ke depan perlu dipikirkan untuk memberikan peluang

inovasi pengelolaan administrasi publik di daerah dengan lebih menyelaraskan

perundang-undangan dan peraturan yang berlaku antara daerah dan pusat sehingga

kegiatan inovasi tersebut tidak terhambat.

6.3. Saran

Temuan penelitian proses kebijakan pelayanan pendidikan di Kabupaten

Jembrana Bali membuktikan, bahwa pembangunan able people dan agile process

organisasi publik belum sepenuhnya berhasil mendorong tercapainya dynamic

capabilities dalam konteks thinking ahead, thinking again, dan thinking across,

telah menghasilkan kebijakan yang adaptif. Agar temuan di Jembrana ini semakin

kuat maka perlu diuji di bidang lain dan dicari pengaruh langsung kepemimpinan

terhadap dynamic capabilities.

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.

Page 12: D 00964 Pengembangan model.- Kesimpulan.pdf

295

Penelitian disertasi ini juga bisa menjadi awal dilaksanakannya penelitian-

penelitian lanjutan berkaitan dengan penggalian kemampuan kognitif berpikir

thinking ahead, thinking again, dan thinking across. Penelitian di Jembrana

mengkaji kemampuan dynamic capabilities dari pelaku kebijakan berdasarkan

sejumlah atribut yang dapat diukur dari perilaku yang diwujudkan dari kebijakan

yang telah dihasilkan, pengalaman, dan pengetahuan para informan penelitian.

Penelitian ini masih belum mengkaji lebih dalam tentang personal atribut dari

para informan sehingga dapat menjawab lebih jauh bagaimana dan kenapa proses

pembangunan dynamic capabilities tersebut dapat berjalan.

Oleh karena itu, beberapa penelitian lanjutan, dari berbagai sudut pandang

teori dan konsep masih relevan dan penting dilaksanakan untuk memperkuat

temuan pembangunan dynamic capabilities ini. Penelitian lanjutan yang masih

terbuka lebar untuk dapat dilaksanakan antara lain berkaitan dengan karakteristik

setiap aktor kunci yang terjadi di dalam organisasi publik sehingga dapat

mendorong terbangunnya dynamic capabilities sebuah organisasi publik.

Pengembangan model ..., Rozan Anwar, FISIP UI, 2009.