Upload
indrabayukusuma
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 1/8
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
memperbesar perhatian mereka terhadap industri jasa pelayanan
kesehatan. Hal ini membuat industri jasa pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit meningkatkan kualitasnya diseluruh bidang
termasuk kualitas pelayanannya. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan juga merupakan kebutuhan masyarakat (Muninjaya,
2004).
Menurut American Hospital Association (1974) dalam Azwar
(1996), rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga
medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteranpermanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien. RSIY PDHI Kalasan merupakan
institusi kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
bermutu pada masyarakat meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta dapat terjangkau oleh kemampuan masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas di
rumah sakit, maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan tertib administrasi. Tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI, 1997). Salah satu
unsur yang terpenting untuk mencapai tertib administrasi adalah
kualitas pengelolaan rekam medis , maka pemerintah melalui
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 2/8
2
Menteri Kesehatan mengeluarkan Permenkes RI no
269/Menkes/Per/2008 tentang Rekam Medis.
Rekam Medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak
hanya sekedar kegiatan pencatatab akan tetapi mempunyai
pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis
dimana rekam medis harus bersifat rahasia, aman dan berisi
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu rekam
medis harus tersimpan dengan baik dan disusun secara akurat,
tepat waktu, mudah didapat serta mudah dianalisa untuk keperluan
statistik dan informasi. Menurut Hatta (2010), rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Mengingat
berkas rekam medis sangat penting, maka diperlukan sistem
penyimpanan berkas rekam medis yang terorganisir dan
sistemastis. Pentingnya kegiatan penyimpanan diperkuat oleh
JCAHO (Joint Commision on Acreditation of Healthcare
Organizations) bahwa rekam medis harus dipelihara untuk setiap
individu yang diperiksa atau diobati di rumah sakit melalui layanan
rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat (Huffman, 1994).
Pada tanggal 18 September 2014, penulis melakukan studi
pendahuluan di RSIY PDHI Kalasan. Studi pendahuluan dilakukan
dengan wawancara kepada koordinator bidang rekam medis. Hasil
wawancara tersebut adalah bahwa sistem penyimpanan berkas
rekam medis disimpan secara desentralisasi yaitu berkas rekam
medis rawat inap dan rawat jalan dijadikan dalam satu ruang
penyimpanan. Di RSIY PDHI Kalasan tempat penyimpanan berkas
rekam medis dijadikan satu antara berkas rekam medis rawat inap
dan berkas rekam medis rawat jalan. Semua berkas rekam medis
tersebut disimpan diruangan belakang tempat pendaftaran pasien.
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 3/8
3
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa koordinator
rekam medis mengatakan bahwa jumlah rak penyimpanan masih
kurang memadai sehingga terjadi penumpukan berkas rekam
medis dilantai dan di meja-meja petugas rekam medis. Keadaan
yang ada saat ini adalah rak penyimpanan dirasa kurang cukup.
Oleh karena itu dengan adanya perencanaan pengadaan rak rekam
medis baru diperlukan penghitungan kebutuhan. Kebutuhan rak
yang memadai menciptakan sistem penyimpanan yang baik sesuai
dengan landasan dan dasar penyimpanan yang ada di rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian fakta dan masalah dari latar belakang di
atas maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah
berapa jumlah kebutuhan rak dan perencanaan pengadaan rak di
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah menghitung berapa
jumlah kebutuhan rak dan perencanaan pengadaan rak di RSIY
Yogyakarta PDHI.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kondisi rak penyimpanan berkas rekam medis di
RSIY PDHI.
b. Menghitung jumlah kebutuhan rak penyimpanan berkas
rekam medis di RSIY PDHI.
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 4/8
4
c. Merencanakan pengadaan rak penyimpanan berkas rekam
medis di RSIY PDHI.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan dalam menganalisis jumlah kebutuhan kebutuhan rak
dan perencanaan pengadaan rak yang disediakan agar
penataan berkas lebih terorganisir dan sesuai dengan
landasan atau prosedur penyimpanan di rumah sakit.
b. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, ketrampilan, wawasan, serta
pengalaman secara langsung yaitu di rumah sakit dengan
menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi
pendidikan dengan praktik di lapangan.
2. Manfaat Teoritis
a. Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat
memberikan manfaat bagi institusi pendidikan yaitu dapat
memberikan pengetahuan tambahan tentang teori-teori yang
diterapkan di rumah sakit serta sebagai materi pembelajaran
antara teori yang telah didapat dengan kenyataan di
lapangan.
b. Bagi Penelitian
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi
dengan penelitian yang berhubungan dan dapat digunakan
sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang hampir sama pernah dilakukan oleh :
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 5/8
5
1. Hephi Rachmawati (2008) “ Analisis Kebutuhan Rak dan Ruang
Sistem Penyimpanan Sentralisasi di RSUD Saras Husada
Purworejo “.
Tujuan : Menganalisis jumlah kebutuhan rak dan
ruang sistem sentralisasi.
Hasil : Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
rak dan ruang sistem sentralisasi lima tahun
mendatang dibutuhkan 23 rak unit terbuka
(open self file units) dengan luas ruang 115 m
untuk jarak maksimum 90 cm dan 101 m
untuk jarak minimum 75 cm. Pengadaan
sarana prasarana (rak dan ruang
penyimpanan, formulir, map dan tracer),
sumber daya manusia yang memenuhi
standar profesi perekam medis, serta
keuangan yang dibutuhkan harus memadai
untuk perencanaan sistem sentralisasi.
Persamaan : Peneliti ini sama-sama meneliti tentang
kebutuhan rak.
Perbedaan : Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh
Hephi (2008) menggunakan wawancara dan
observasi sedangkan peneliti ini
menggunakan wawancara, observasi dan
studi dokumentasi.
2. Beti Pratiwi (2009) “ Perancangan Rak Penyimpanan dan
Penataan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Saras Husada Purworejo.
Tujuan : Untuk mengetahui rencana penataan berkas
rekam medis rawat inap, serta merencanakan
kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 6/8
6
medis rawat inap RSUD Saras Husada
Purworejo.
Hasil : Sistem penyimpanan berkas rekam medis
rawat inap di RSUD Saras Husada Purworejo
adalah sistem nomor langsung dan penataan
berkas rekam medis yang disimpa dengan
posisi tidur dan ditumpuk/disusun ke atas
dalam beberapa bendel karena berkas tidak
mempunyai folder, akan diubah menjadi
berdiri antara satu berkas dengan berkas lain
dan diberi folder. Pengelolaan penyimpanan
berkas rekam medis yang digunakan adalah
dengan cara desentralisasi dan sistem
penomoran yang digunakan yaitu sistem
penomoran unit. Berkas rekam medis rawat
inap mempunyai folder berbahan asturo dan
kertas yang digunakan rata-rata buram
berukuran F4 (panjang 33 cm dan lebar 21,5
cm). Rata-rata ketebalan berkas rekam medis
rawat inap dari 370 berkas tahun 2008 adalah
0,4 cm dan lama simpan berkas rekam medis
rawat inap yaitu selama 5 tahun. Rak
penyimpanan berkas rekam medis rawat inap
yang dibutuhkan adalah 14 unit.
Persamaan : Persamaan dari penelitian ini adalah sama-
sama menghitung rak untuk kebutuhan lima
tahun mendatang.
Perbedaan : Dalam penelitian Pratiwi (2009) melakukan
penataan ulang berkas rekam medis di rak
baru yang sudah dirancang.
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 7/8
7
3. Lea Dwi Prastiwi (2010) “ Perancangan Ulang Tata Letak Ruang
Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Perhitungan
Kebutuhan Rak di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY “.
Tujuan : Merancang ulang tata letak ruang
penyimpanan berdasarkan pada perhitungan
pada perhitungan rak rekam medis.
Hasil : Berdasarkan dari perhitungan rak
penyimpanan berkas rekam medis untuk jangka
waktu untuk 5 tahun mendatang diperlukan 4
rak kayu dengan satu muka yang didesain oleh
perancang. Rak yang didesain oleh perancang
terbuat dari kayu, tidak menggunakan penyekat
antar subrak namun terdapat penyangga yang
ukurannya tidak sampai muka depan, sehingga
dapat fleksibel jika akan dilakukan penambahan
berkas rekam medis. Dengan spesifikasi tinggi
210 cm, panjang 240 cm, lebar 40 cm, tinggi
per shaft 35 cm, terdiri dari 6 shaft kebawah
dan 4 shaft kesamping. Rancangan ulang tata
letak ruang penyimpanan berkas rekam medis
yang ergonomi berdasarkan perhitungan
kebutuhan rak untuk lima tahun mendatang
adalah menempatkan keempat rancangan rak
alternatif pertama disisi tembok. Disediakan
ruang kosong ditengah untuk ruang gerak
petugas pada saat pencarian berkas.
Penutupan jendela akan diatasi dengan
penambahan lampu untuk pencahayaan dan
membuat ventilasi di samping jendela yang
ditutup untuk sirkulasi udaranya. Sedangkan
untuk rancangan rak yang kedua, rak akan
7/24/2019 D3-2015-314395-CHAPTER1
http://slidepdf.com/reader/full/d3-2015-314395-chapter1 8/8
8
diletakkan ditengan ruang kosong yang
tersedia. Karena jendela tidak dapat dibuka,
maka penrancang juga akan memberikan
ventilasi untuk ruang masuk udara dibagian
samping jendela. Penambahan lampu masih
akan dilakukan tetapi tidak banyak.
Persamaan : Sama-sama menghitung kebutuhan rak untuk
jangka waktu lima tahun yang akan datang.
Perbedaan : Dalam penelitian Prastiwi (2010) melakukan
perancangan ulang tata letak ruang
penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan
kebutuhan rak, selain itu perbedaannya juga
terdapat tempat atau lokasi penelitian.