Click here to load reader
Upload
rosi-retnowati
View
567
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS TERSTRUKTUR
DASAR PEMULIAAN TANAMAN
Oleh :
Nama : Rosi Retnowati
NIM : A1L011003
Prodi : Agroteknologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
A. Daerah Asal dan Penyebaran
Kelapa sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat
penting, yang dewasa ini tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar dan
sebagai tanaman yan dibudidayakan di daerah-daerah tropis Asia Tenggara, Amerika
latin dan Afrika. Menurut penelitian, tanaman ini berasal dari Afrika, yaitu dari
kawasan Nigeria di Afrika Barat.
Perkembangan tanaman kelapa sawit menjadi pesat setelah abad pertengahan,
sejalan dengan perdagangan budak dari Afrika. Setelah Columbus menemukan benua
Amerika, tanaman ini menyebar ke berbagai daerah lain usaha-usaha bangsa Portugis,
Spanyol dan Belanda. Dewasa ini tanaman kepala sawit terdapat disepanjang daerah
tropis, terutama di daerah antara 10o Lintang Utara dan 10o Lintang Selatan, yang
mempunyai suhu rata-rata 24-26 o C dengan fluktuasi suhu kurang dari 10o C.
Tanaman kelapa sawit dimasukkan ke Indonesia oleh bangsa Belanda. Bibit
tanaman kelapa sawit itu berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak
dua batang dan dari Amsterdam juga dua batang. Bibit tersebut ditanam di Kebun
Raya Bogor untuk dijadikan tanaman koleksi pada tahun 1848. Satu dari keempat
tanaman tersebut saat ini masih hidup di Kebun Raya Bogor yang tinggi pokoknya
telah mencapai lebih dari 20 meter, dan dianggap sebagai nenek moyang tanaman
kelapa sawit di Asia Tenggara (Setyamidjaja, 1991).
B. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis Guineesis
C. Morfologi
Morfologi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :
a. Akar
kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang,
tetapi akar ini mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Akar
tanaman kelapa dapat menembus kedalaman 8 meter didalam tanah,
sedangkan yang tumbuh kesamping bisa mencapai radius 16 meter.
b. Batang
Setelah tanaman berumur 4 tahun, batang mulai memperlihatkan
pertumbuhan memanjang. Ketebalan batang tergantung pada kekuatan
pertumbuhan daun-daunnya. Batang kelapa sawit dapat tumbuh hingga 20 m.
c. Daun
Daun dibentuk didekat titik tumbuh, setiap bulan biasanya akan
tumbuh dua lembar daun. Pertumbuhan daun awal dan daun berikutnya akan
membentuk sudut 135 derajat. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat
dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus keatas dan
berwana kuning. anak daun pada daun normal berjumlah 80-120 lembar.
d. Bunga
Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga
jantan (tepung sari) dan bunga betina (putik). Namun, ada juga tanaman
kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan.
e. Buah
Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah.
Dalam satu tandan terdiri dari puluhan sampai ribuan buah. Tandan buah akan
mencapai ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5-5 bulan. Pada umur ini
mulai dibentuk zat-zat minyak yang disusun dalam sel-sel pengisi disela-sela
sabut buah. Minyak sabut (CPO) berwarna jingga karena banyak mengandung
karoten. Bersamaan dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan
berubah dari ungu menjadi oranye merah.
D. Varietas
1. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan
perbedaan jumlah rendemen minyak kelapa sawit yang dikandungnya. Rendemen
minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%,
sedangkan pada varietas Dura hanya 16-18%.Berdasarkan ketebalan tempurung dan
daging buah, beberapa varietas kelapa sawit yang banyak digunakan para petani
dan perkebunan kelapa sawit di Indonesia diantaranya Dura, Psifera, Tenera. ( Ir.
Yan Fauzi,2002).
Varietas Ciri-ciri
Dura -Tempurung tebal (2-8mm)
-Tidak terdapat lingkaran
serabut pada bagian luar
tempurung
-Daging buah relative
tipis, yaitu 35-50%
terhadap buah
-Kernel (daging biji) besar dengan
kandungan minyak rendah
-Dalam persilangan,
dipakai sebagai pohon
induk betina
Psifera -Ketebalan tempurung
sangat tipis bahkan
hamper tidak ada
-Daging buah tebal,
lebih tebal dari daging
buah Dura
-Daging biji sangat tipis
-Inti hanya dilapisi lapisan
serabut
-Minyak inti sawit
yang dihasilkan sangat
rendah
-Tidak dapat diperbanyak tanpa
menyilangkan dengan jenis lain dan
dipakai sebagai pohon induk jantan
Tenera -Hasil dari persilangan
antara Dura dan Psifera
-Tempurung tipis (0,5-4mma)
-Terdapat lingkaran
serabut disekeliling
tempurung
-Daging buah sangat
tebal, lebih tebal dari
Dura dan Tenera, yaitu
60-96% dari buah
-Tandan buah lebih
banyak, tetapi ukurannya
relative lebih kecil
-Berat tandan adalah 22-
24%
2. Varietas berdasarkan warna kulit
Berdasarkan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya
varietas Nigrescens, Virescens, dan Albenscens.
Varietas Warna buah muda Warna buah masak
Nigrescens Ungu kehitam-hitaman Jingga kehitam-hitaman
Virescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi
ujung buah tetap hijau
Albenscens Keputih-putihan Kekuning –
kuningan dan
ujungnya ungu
kehitaman
3. Varietas unggul
Varietas unggul kelapa sawit dihasilkan melalui prinsip reproduksi sebenarnya
dari hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara tetua-tetua yang
diketahui mempunyai daya gabung yang baik. Tetua yang digunakan dalam proses
persilangan adalah Dura dan Psifera. Varietas Dura sebagai induk betina dan Psifera
sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kualitas dan
kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.
E. Perkembangbiakan
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada
kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan
bakal akar (radikula).
F. Manfaat dan Kegunaan
Komoditas ini memiliki banyak produk turunan, hal ini tidak terlepas dari
predikatnya sebagai produk yang menjadi komoditas ekspor andalan. Sawit memliki
lebih dari 30 produk turunan mulai dari produk pangan, perawatan tubuh, hingga
bahan kimia. Selain itu, hampir seluruh komponen penyusun sawit memiliki
kegunaan. Mulai dari buah, tempurung, daun, hingga tandannya. Berikut ini adalah
produk turunan dari kelapa sawit.
1. Buah kelapa sawit
Buah kelapa sawit terdiri dari daging dan biji. Daging kelapa sawit pada
proses pengolahannya akan diolah menjadi minyak kelapa mentah atau CPO
( Crude Palm Oil ), sedangkan bijinya akan diolah menjadi minyak inti sawit atau
PKO (Palm Kernel Oil ). CPO saat diuraikan akan menghasilkan minyak sawit
padat (stearin) dan minyak sawit cair (olein). Baik olein maupun stearin memiliki
banyak produk turunan dan menjadi bahan dasar sejumlah industri seperti
makanan, bahan baku industri kosmetik, bahan baku industri farmasi, hingga
bahan baku industri baja, kawat, dan radio. Dalam industri makanan, CPO
menghasilkan minyak goreng, mentega, margarine, cokelat, es krim, makanan
ternak, mie instan, gula gula, hingga biskuit. Untuk industri kosmetik dan obat –
obatan, CPO menjadi bahan dasar dari berbagai macam krim, shampo, pelembab
tubuh, minyak rambut, vitamin, hingga beta karoten. Untuk industri pengolahan,
CPO membantu berbagai pengolahan logam dan perak.. Dalam industri kulit,
CPO digunakan untuk membuat kulit menjadi lebih halus, lentur dan tahan
terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi. Bagi industri kimia, CPO menjadi
bahan dasar detergen, sabun, minyak, bahan fermentasi anggur, lapisan cat,
minyak pelumas, lilin, bahan semir furniture, bahan peledak, minyak bahan
tekstil, hingga biodiesel yang dicanangkan akan menjadi sumber energy alternatif.
Minyak inti sawit (PKO) mempunyai produk turunan yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan CPO. Tiga produk turunan PKO yakni fatty acid , lauric
acid, dan myristic acid . Selain tiga zat ini, yang biasa ditemui adalah margarin,
pengganti mentega, lemak khusus, es krim, krim kopi, gula-gula, krim buatan,
sabun, deterjen, sampo, dan kosmetik.
2. Bungkil
Bungkil adalah hasil sisa dari pengolahan CPO dan PKO. Hasil sisa ini dapat
dijadikan komponen bagi makanan ternak seperti dedak bagi sapi dan kerbau.
3. Tempurung
Tempurung sawit dapat diolah menjadi tiga produk yakni tepung tempurung,
arang, dan bahan bakar. Untuk arangnya dapat diolah lagi menjadi briket arang,
karbon aktif, dan asam organic.
4. Serat
Sama halnya serat kayu yang dimanfaatkan untuk menjadi bubur kertas, serat
kelapa sawit pun dapat menjadi bahan selulosa yang dapat diolah menjadi kertas.
5. Tandan
Tandan sawit merupakan sumber pupuk kalium. Oleh sebab itu, tandan banyak
diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi. Dengan berbagai macam
produk turunannya, kelapa sawit terlihat sebagai industri yang sangat
menjanjikan. Walaupun begitu, satu hal yang patut dijadikan catatan adalah sawit
di Indonesia masih lebih berfokus pada industri hulu yaitu lebih banyak di
perkebunan dan masih kurang di . Berdasarkan data PPKS (Pusat Penelitian
Kelapa Sawit), pada 2008 sekitar 75 persen dari semua CPO Indonesia diekspor
ke pasar internasional seperti India, Eropa, dan China. Sisanya, sekitar 25 persen,
digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Salah satu ironi yang terjadi adalah
CPO yang diekspor masuk kembali ke Indonesia dalam produk turunannya. Hal
ini turut menjadi perhatian bersama demi terus mengembangkan industri hilir dan
menghilangkan ketergantungan pada produk luar.
DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit . Subdit Pengelolaan
Lingkungan, Direktorat Pegolahan Hasil Pertanian, Ditjend PPHP, Departemen
Pertanian. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. www.ditjendbun.go.id. Diakses tanggal 13 Oktober
2012
Setyamidjaja, Djohana. 1991.Budidaya Kelapa Sawit. Yogyakarta : Kanisius.