Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
PROMOTING LIVELIHOOD SUSTAINABILITY THROUGH
AGRICULTURAL RESOURCES MANAGEMENT
Panomsak Promburom
EKSOTISME BUDIDAYA GANDUM TROPIS MENDUKUNG
KERGAMANAN TANAMAN DAN PANGAN
Dr. Ir. Nugraheni Widyawati, MP
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TANAMAN KORO PEDANG
DI LAHAN SUB-OPTIMAL SEBAGAI PENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN
Maria Theresia Darini, Sri Endah Prasetyowati, Yacobus Sunaryo
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIE SUSU APEL PADA UMKM
Aurelia Tamba, Effy Yuswita, Heptari Elita Dewi
KAJIAN PELUANG USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN
MAJALENGKA DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PAKAN TERNAK
Zumi Saidah,Rani Andriani Budi Kusumo, Erna Rachmawati
MOTIVASI KERJA UTAMA PETANI DALAM KEMITRAAN
(Studi Kasus di Asosiasi Aspakusa Makmur Boyolali)
Vianeylisari dan Maria
ANALISIS PROYEK USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS PEDAGING
Sri Haryani Sitindaon, Suroto, Alfan Sagito
FENOMENA PERMINTAAN BUAH LOKAL MASA PANDEMI COVID 19
DI DUA PASAR TRADISIONAL DI KOTA SALATIGA
Nur Baiti Cahya Ningrum W R H dan Tinjung Mary Prihtanti
STRATEGI PROMOSI PENJUALAN MADU
(Studi Kasus di PO. Madu Asli Senjaya)
Tito Alfaro Primaputra, Maria, Liska Simamora
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBELIAN PRODUK ORGANIK
Monika Shania Meisy, Maria, Liska Simamora
KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI KONSUMEN SAYURAN
YANG MELAKUKAN PEMBELIAN SECARA ONLINE
Martiana Nur Nugraheni dan Tinjung Mary Prihtanti
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYUR ORGANIK MERBABU
Danada Adita Putri, Maria
1-26
27-62
63-74
75-91
92-104
105-114
115-126
127-134
135-142
143-154
155-164
165-178
i
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP MANAJEMEN DAN
STRATEGI PEMASARAN SAYUR ORGANIK
(Studi Kasus di Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur, Kabupaten Semarang)
Illene Naomi Nugroho dan Yuliawati
PERKEMBANGAN KOMODITAS BASIS DAN NON-BASIS
SUB-SEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANTUL
Dewi Masitoh, Abi Pratiwa Siregar, Meita Puspa Dewi, Moh. Ali Abdur Rohman, Ahmad
Samsudin
KONSEP PERANCANGAN SKATEPARK KOTA SALATIGA
Bio Pravasadipta dan Endang Pudjihartati
PENGARUH PERIODE KRITIS BEBAS GULMA PADA TANAMAN
GANDUM (Triticum aestivum L.)
Endi Irfani dan Yohanes Hendro Agus
UJI KUALITAS JAMU DARI BEBERAPA VARIAN “S’JAMU SALATIGA”
Wisnu Tri Hanggoro, Rama Wisnu Putra, Agung Rimayanto Gintu
POTENSI KADAR MINERAL “MUD VOLCANO” BANYU ASIN SANGIRAN
SEBAGAI SUMBER MINERAL UNTUK PERTANIAN LAHAN KERING
Agung Rimayanto Gintu, Rejo Wagiman, Marchelia Welma Salenussa dan Dwi Pramana
PENGARUH KONSENTRASI ENZIM PEKTINASE DARI LIMBAH KULIT
PISANG OLEH KAPANG Aspergillus niger TERHADAP KLARIFIKASI
MINUMAN FUNGSIONAL JAHE LEMON
Dyan Yulianti dan Maria Marina Herawati
KEANEKARAGAMAN HAYATI SEMUT (Hymenoptera: Formicidae)
DI HUTAN KOTA BENDOSARI, KOTA MADYA SALATIGA
Titus Septianjaya dan Yohanes Hendro Agus
TAHAPAN PENYUSUNAN ROADMAP DIVERSIFIKASI
PERKEBUNAN RAKYAT DENGAN TANAMAN OBAT
Akhmad Jufri, Djatmiko Pinardi, Armelia Tanjung
KAJIAN PERKEMBANGAN MORFOLOGI BUNGA DAN BENIH SEBAGAI
INDIKATOR KEMASAKAN BENIH Artemisia annua L
Putri Rizky Lestari dan Endang Pudjihartati
TANTANGAN TEKNIS UPAYA INTRODUKSI BUDIDAYA GANDUM
TROPIS PADA MASYARAKAT PETANI
Djoko Murdono, Tinjung Mary Prihtanti, Sarlina Palimbong
TEKNOLOGI PENGOLAHAN VCO DENGAN DRY PROCESS
SKALA PEDESAAN DAN PENGARUH MUTUNYA SELAMA
PENYIMPANAN Adhitya Yudha Pradhana dan Ismail Maskromo
179-192
193-198
199-210
211-218
219-228
229-240
241-250
251-260
261-270
271-278
279-286
287-293
115
ISSN 2460 - 5506
PROSIDING WEBINAR
KONSER KARYA ILMIAH TINGKAT NASIONAL TAHUN 2020
“Pengembangan Komoditas Unggulan Mewujudkan Wilayah Perdesaan yang Berkelanjutan”
Kamis, 24 September 2020 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW
ANALISIS PROYEK USAHA PETERNAKAN
AYAM BURAS PEDAGING
Sri Haryani Sitindaon, Suroto, Alfan Sagito
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara
Jl. A.H Nasution No 1 B Medan 20143
Email: [email protected]
ABSTRAK
Budidaya ternak ayam buras bukan hanya sebatas memelihara ternaknya saja tetapi perlu
memperhatikan aspek-aspek finansial. Perhitungan finansial diperlukan untuk mengetahui apakah
usaha peternakan ayam buras yang dilakukan layak atau tidak, melalui perhitungan arus kas
(cashflow). Arus kas (cashflow) terdiri dari komponen arus penerimaan (inflow) dan arus
pengeluaran (outflow). Hasil arus kas yang diperoleh akan dilakukan analisis aspek finansial
melalui analisi laba rugi, penilian kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Interna Rate of
Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PP) (Serli, 2013). Hasil analisis kriteria kelayakan
investasi usaha peternakan ayam buras pedaging menunjukkan bahwa usaha tersebut layak
untuk dijalankan hal ini karena hasil perhitungan NPV diperoleh sebesar Rp 34.857.168. Nilai NPV
lebih besar dari nol, nilai IRR yang diperoleh yaitu 17,28% maka dinyatakan layak apabila nilai IRR
lebih besar dari discount rate (5.75 %), nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1.33 dinyatakan
layak juga karena nilai Net B/C lebih dari 1. Nilai Payback Periode yang diperoleh adalah selama
1 tahun 3 bulan maka dinyatakan layak karena lebih kecil dari umur bisnis (10 tahun). Laba bersih
yang diterima setiap tahunnya berbeda-beda, yang paling rendah pada tahun ke 6 (Rp.4.251.500).
Untuk memperoleh laba bersih yang lebih besar diharapak jumlah (kapasitas) ternak yang dipelihara
juga dalam jumlah yang lebih besar.
Kata kunci: Budidaya ternak ayam buras, aspek finansial, investasi, laba rugi
PENDAHULUAN
Ayam lokal yang sering kita kenal dengan
sebutan ayam kampung atau buras (bukan ras)
memiliki peran penting sebagaipenghasildaging
dan telur. Sumbangan buras terhadap produksi
daging nasional sebesar 8,50% atau sebesar
284.900 ton dan terhadap produksi unggas
kontribusinya mencapai 12,86%. Begitu pula
produksi telur ayam lokal pada tahun 2017
sebanyak 196.700 ton atau 9,70% terhadap
produksi telur secara keseluruhan (Dirjen PKH,
2017).
Saat ini permintaan dan minat masyarakat
terhadap daging ayam buras mengalami
peningkatan. Data dari Dirjen PKH (2018)
menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam
buras terusmengalamipeningkatan(tahun 2013:
0,469 kg/kapita, tahun 2014: 0,521 kg/kapita,
116
tahun 2015 dan 2016 : 0,626 kg/kapita). Hal
ini disebabkan karena kesadaran masyarakat
akan pentingnya gizi seimbang dan produk
pangan sehat yang semakin meningkat juga.
Dengan semakintingginya permintaan terhadap
daging ayam buras menyebabkan usaha
beternak ayam buraspun semakin diminati.
Sumber protein hewani yang diperoleh dari
usaha ternak ayam buras bisa berupa telur
maupun daging (Suryana dan Hasbianto,
2008).
Sudah banyak masyarakat yang melakukan
usaha budidaya ternak ayam buras, baik itu
secara modern maupun tradisional. Tetapi tidak
banyak juga yang mampu bertahan bahkan
berkembang menjadi usaha skala bisnis. Hal
ini bisa disebabkan kurangnya manajemen dari
awal. Sianturi (2011) menyatakan bahwa
keberlanjutan usaha peternakan ayam dilihat
dari kelayakan aspek teknis pemeliharaan
seperti lokasi kandang, budidaya dan teknologi
saja.Budidaya ternak ayam buras bukan hanya
sebatas memelihara ternaknya saja tetapi perlu
memperhatikan aspek-aspek keuntungan yang
akan didapat dari hasil usaha budidaya yang
dilakukan. Halinijustru menjadiperhatian utama
sebelum memulai usaha beternak ayam.
Perlu adanya perencanaan atau perhitungan
modal awal untuk meminimalisasi terjadinya
kesalahan dan kerugian dengan membuat
asumsi-asumsi awalyang memprediksikan total
dana yang dibutuhkan dan berapa keuntungan
yang diperoleh. Pemahaman tentang perhitungan
finansial dan skala usaha justru menjadi faktor
penentu keberlanjutan usaha. Gittinger (1986),
mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian
merupakan suatu kegiatan investasi yang
mengubah sumber-sumber finansial menjadi
barang-barang kapitalyang dapat menghasilkan
keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat
setelah beberapa periode tertentu. Selain
perencanaan perlu adanya suatu analisis untuk
mengetahui apakah usaha peternakan ayam
buras yang dilakukan layak atau tidak. Hal ini
bisa ditentukan dengan memperhatikan aspek-
aspek finansial yang digunakan. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat memberikan
gambaran perhitungan finansial untuk
menentukan kelayakan usaha ternak ayamburas
pedaging.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi dilakukan dengan melakukan
perhitungan aspek finansial yaitu dengan cara
perhitungan semua biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh, dan akan
dimasukan kedalam arus kas (cashflow). Arus
kas (cashflow) terdiri dari komponen arus
penerimaan (inflow) dan arus pengeluaran
(outflow). Hasil arus kas yang diperoleh akan
dianalisis aspek finansialmelalui analisi laba rugi,
penilian kriteria investasi yaitu Net Present Value
(NPV), Interna Rate of Return (IRR), Net B/
C, dan Payback Period (PP) (Serli, 2013).
Penilaian Kriteria Investasi:
1. Net Present Value (NPV):
Net Present Value adalah kriteria investasi yang
banyak digunakan dalam mengukur apakah
suatu proyek layak atau tidak. Menurut Ibrahim
(1998), NPV merupakan selisih antara present
value dari benefit dan present value dari
biaya. Net Benefit merupakan selisih antara
cash inflow dengan cash outflow yang terjadi
pada setiap tahun. Net Benefit selanjutnya
didiscounted dengan opportunity cost of
capital menghasilkan present value. Jumlah
dari hasil present value net benefit
menghasilkan NPV. Menurut (Nurmalina et al,
117
2010) penentuan nilai NPV dapat dituliskan
sebagai berikut:
Keterangan:
NPV = Net Present Value sampai dengan tahun
ke-t
Bt
= Manfaat pada tahun t (Rp)
Ct
= Biaya pada tahun t (Rp)
t = Tahun kegiatan bisnis (t = 1,2,3,. ,n)
i = Tingkat suku bunga (%)
n = Umur proyek
Apabila hasil perhitungan NPV 0 maka
usaha peternakan tersebut layak untuk
dijalankan. Jika nilai NPV = 0, maka proyek
tersebut berada pada posisi tidak menguntung-
kan dan tidak merugikan, dengan kata lain usaha
peternakan tersebut berada pada posisi break
event point (BEP). Jika nilai NPV 0, maka
usaha peternakan tersebut tidak layak untuk
dijalankan.
2. Interna Rate of Return (IRR)
Untuk menentukan berapa tepatnya tingkat
bunga adalah dengan menggunakan metoda
interpolasi, yakni dengan menyisipkan tingkat
bunga diantara bunga yang menghasilkan NPV
positif dan tingkat bunga yang menghasilkan
NPV negatif (Umar, 1997). Metode tersebut
diformulasikan dengan rumus berikut
(Nurmalina et al 2010):
Keterangan :
IRR = Tingkat pengembalian internal
NPVý= Nilai Net Present Value yang positif
NPV2= Nilai Net Present Value yang negatif
i1= Tingkat suku bunga pada tahun NPV positif
i2
= Tingkat suku bunga pada tahun NPV negatif
Usaha peternakan dinyatakan layak untuk
dikembangkan jika nilai IRR lebih besar dari
tingkat suku bunga berlaku. Jika IRR sama
dengan tingkat suku bunga berlaku maka usaha
dinyatakan tidak untung atau tidak rugi.
Sedangkan usaha dinyatakan tidak layak untuk
dikembangkan jika IRR kurang dari tingkat
suku bunga berlaku.
3. Net B/C
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan
perbandingan antara jumlah manfaat nilai
sekarang yang bernilai positif dengan jumlah
manfaat sekarang yang bernilai negatif. Net B/
C ratio digunakan untuk melihat berapa besar
manfaat bersih yang dapat diterima suatu
proyek untuk setiap satu rupiahyang dikeluarkan.
Untuk menghitung Net B/C ratio dihitung
terlebih dahulu benefit bersih yang telah di
discount factor untuk setiap tahun. Net benefit
cost ratio merupakan perbandingan antara net
benefit yang bernilai postifif dengan net benefit
yang telah di discount bernilai negatif. (Ibrahim,
1998). Rumusnya adalah sebagai berikut
(Nurmalina et al 2010):
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t (Rp)
Ct = Biaya pada tahun t (Rp)
t = Tahun kegiatan bisnis (t = 1,2,3,.,n)
i = Tingkat suku bunga (%)
n = Umur proyek
Usaha peternakan investasi dapat dikatakan
layak bila Net B/C 1, dan dikatakan tidak
layak bila Net B/C 1.
4. Payback Period (PP)
Payback period adalah waktu minimum untuk
mengembalikan investasi awal dalam bentuk
118
aliran kas yang didasarkan atas totalpenerimaan
dikurangi semua biaya. Semakin pendek
payback period, menunjukkan bahwa investasi
yang dikeluarkan dalam proyek tersebut
semakin cepat kembali. Nilai Payback period
dapat dihitung dari pembagian investasi dengan
net benefit rata-rata (Nurmalina et al 2010).
Rumus periode pengembalian adalah sebagai
berikut (Nurmalina et al 2010):
Keterangan :
I = Total investasi dalam proyek
Ab
= Manfaat bersih yang diperoleh setiap
tahunnya
Payback period tidak dipakai untuk menilai
layak tidaknya usaha peternakan tetapi melihat
berapa lama proyek dapat mengembalikan
biaya investasinya. Perhitungan payback period
belummemperhitungkan nilaiwaktu akan uang.
Nilai Asumsi Dasar yang Digunakan
Analisis kelayakan usaha peternakan ayam
buras pedaging yang dilakukan menggunakan
beberapa asumsi, yaitu:
1. Sistem pemeliharaan yang dilakukan secara
intensif dengan tujuan untuk produksidaging
dengan lama pemeliharaan 3 bulan.
2. Umur bisnis yang dilakukan 10 tahun,
dimana dalam 1 tahun 3 kali siklus
pemeliharaan, di tahun pertama hanya 2 kali
siklus pemeliharaan karena 3 bulan di tahun
pertama masih pembangunan kandang. Satu
siklus panen 3 bulan (satu tahun 3 kali siklus,
1 bulan istirahat kandang).
3. Kandang terdiri dari 4 unit (ukuran 8 m x
30 m) = 240 m2, total kapasitas 3.000 ekor.
4. Tingkat mortalitas diasumsikan konstan:
8,53% sehingga jumlah sampai panen 2.745
ekor
5. Penjualan dilakukan bobot hidup, bukan
bobot potong dengan harga dianggap
kontan Rp. 40.000/kg, dengan bobot jual
(umur 3 bulan) rata-rata; 0,915 kg.
6. Tingkat suku bunga yang digunakan 5,75%,
tingkat suku bunga deposito BI yang paling
rendah.
7. Pakan yang diberikan pakan semi konven-
sional, fase stater dengan pakan komersial
GF 511, sedangkan pakan untuk fase grower
menggunakan pakan formula sendiri
menggunakan bahan pakan lokal yang ada.
Penyusunan pakan ayam buras pada
prinsipnya adalah membuat pakan dengan
kandungan gizi sesuaidengan kebutuhan fase
pertumbuhannya (Sinurat, 1999).
a Stater (1 Bln) Pakan Komersil GF 511: Protein 21-23%
Asumsi Konsumsi Pakan Umur (minggu) Jumlah (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp)
0,005 gr/ekor/hari Minggu 1 105 798,000 7,980,000
0,01 gr/ekor/hari Minggu 2 210 1,596,000
0,15 gr/ekor/hari Minggu 3 315 2,394,000
0,20 gr/ekor/hari Minggu 4 420 3,192,000
119
b Pembesaran (>4 minggu), Pakan Konvensional: Protein Kasar 18%, Energi metabolisme;
2.600 kkal/kg, Lemak Kasar 5,62%, Serat kasar 5,36, Calsium 1%, Fosfor 0,8%, Zink
19,17%
Asumsi Konsumsi Pakan Umur (minggu) Jumlah (kg) Harga (Rp) Total harga (Rp
25gr/ekor/hari Minggu 5 525 2,566,969 58,013,502
35 gram/ekor/hari Minggu 6 735 3,593,757
55 gram/ekor/hari Minggu 7 1,155 5,647,332
65 gram/ekor/hari Minggu 8 1,365 6,674,120
85 gram/ekor/hari Minggu 9 1,785 8,727,695
95 gram/ekor/hari Minggu 10 1,995 9,754,483
100 gram/ekor/hari Minggu 11 2,100 10,267,877
105 gram/ekor/hari Minggu 12 2,205 10,781,270
Komposisi Pakan: Asumsi Harga
(per kg)
Jagung 4,000
3,100 8,000 9,000
6,000 150
10,000
Dedak Halus
Bkl Kedelai
Tepung Ikan
Minyak Sawit
Kapur
Top M ix
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi kelayakan proyek merupakan suatu pe-
nelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek
usaha yang biasanya merupakan suatu investasi.
Laporan studikelayakanbisnis yang telah dibuat
dibutuhkan oleh berbagai pihak (Umar, 1997).
Laporan hasil evaluasi investasi adalah sebagai
bahan pengambilan keputusan manajemen
apakahrencana investasitersebut layak atau tidak
layak dilaksanakan (Sinaga, 2009). Perhitungan
aspek finansial usaha peternakan ayam buras
pedaging yang dilakukan dalam bentuk arus
biaya (autflow). Salah satu komponen biaya
yang dikeluarkan mencakup biaya investasi,
biaya tetap, serta biaya operasional.
a. Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang umumnya
dikeluarkan pada tahun pertama saat
menjalankan usaha yang tidak dapat habis
dalam satu kali periode produksi serta jumlah
biaya yang dikeluarkan relatif besar. Adapun
rincian biaya investasi yang digunakan pada
usaha peternakan ayam buras selama pemeli-
haraan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 1.
Dapat dilihat bahwa nilai investasiyang diguna-
kan pada tahun pertama jumlahnya lebih besar
(Rp. 75.178.000). Ada bahan-bahan yang
masih perlu diinvestasikan pada tahun-tahun
berikutnya seperti alat semprot kecil untuk
fumigasiyang harus dikeluarkan setiap tahunnya
karena barang tersebut dapat rusak disetiap
tahunnya. Sedangkan barang masih perlu
diinvestasikan pada tahun ke tiga sepert:i sapu
lidi, ember plastic, sekop, gayung, cangkul dan
gerobak dorong perlu tetap diivestasikan pada
tahun ketiga karena barang tersebut diasumsi-
kan rusak pada tahun ketiga. Pada tahun ke
empat yang masih perlu diinvestasikan yaitu
cangku, lampu emergency. Pada tahun kelima
yang perlu diinvestasikan kembali yaitu: sapu
lidi, sekop, gayung, ember plastik, tempat pakan,
tempat minum, lampu hannoc (pemanas), dan
gerobak dorong begitu barang yang sama
dianggap tetap di iinvesatikan pada tahun ke 9
karena barang ini dianggap rusak pada tahun
ke 7 dan ke 9.
Tabel 1 Rincian Biaya Investasi yang digunakan Pada Usaha Peternakan Ayam Buras Pedaging
No Uraian Tahun ke-1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kandang 40,000,000
2 Gudang dan saung 15,000,000
3 Paralon 1,000,000 1,000,000
4 Keran Air 250,000 250,000
5 Toren/tendon air 2,000,000 6,000,000
6 Mesin Pompa Air 1,000,000 1,000,000
7 Timbangan 300,000 300,000
8 Sapu Lidi 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000
9 Ember Plastik 80,000 80,000 80,000 80,000 80,000
10 Sekop 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000
11 Gayung 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000
12 Cangkul 300,000 300,000 300,000 300,000
13 Alat Semprot Besar 450,000 450,000
14 Alat Semprot Kecil 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000
15 Tabung Gas Elpiji 402,000 402,000
16 Tampat Pakan 3,000,000 - 3,000,000 3,000,000 3,000,000
17 Tempat Minum 3,000,000 - 3,000,000 3,000,000 3,000,000
18 Lumpu Hannoc 2,700,000 - 2,700,000 2,700,000 2,700,000
19 Lampu Emergency 206,000 206,000 206,000 206,000
20 Terpal Plastik 650,000
21 Alat Pemanas 1,500,000 5,500,000
22 Gerobak dorong 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000
23 Alat Pembatas (Seng) 2,250,000
TOTAL BIAYA INVESTASI 75,178,000 100,000 1,170,000 606,000 9,870,000 15,002,000 10,376,000 100,000 9,870,000 606,000
12
0
121
b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya
tergantung dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Adapun rincian biaya variabel usaha
peternakan ayam buras selama pemeliharaan
10 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak
mengalamiperubahan, walaupun ada perubahan
volume produksiatau penjualan. Adapun rincian
biaya variabel usaha peternakan ayam buras
Tabel 2 Rincian Biaya Variabel Pada Usaha Peternakan Ayam Buras Pedaging
No
Uraian
Tahun ke-
1 2 dst tahun
ke 4 s.d 10
1 Pembelian DOC 45,000,000 67,500,000 67,500,000
2 Biaya Pakan Komersil 15,960,000 23,940,000 23,940,000
3 Pakan basal 116,027,004 174,040,507 174,040,507
4 Biaya Obat-obatan 3,000,000 258,000 258,000
5 Biaya Vaksin dan Vitamin 1,000,000 814,500 814,500
6 Biaya Sekam Padi 2,000,000 5,000,000 5,000,000
8 Biaya Kapur 1,500,000 1,500,000 1,500,000
TOTAL BIAYA VARIABEL 184,487,004 273,053,007 273,053,007
Pada usaha peternakan ayam buras pedaging
biaya variabel berupa biaya pembelian DOC,
biaya pakan komersil, pakan basal, obat-
obatan, vaksin dan vitamin, biaya sekam padi
dan pembelian kapur pada tahun ke-1 jumlah
yang dikeluarkan sebesar Rp 184.487.000.
Pada tahun ke-2 hingga ke-10 besarnya biaya
variabel yang dikeluarkan jumlahnya sama yaitu
sebesar Rp 273.053.007 per tahun. Perbedaan
jumlah biaya variabel pada tahun 1 dikarenakan
jumlah produk yang dihasilkan pada tahun 1
lebih sedikit yaitu pemeliharaan dilakukan hanya
2 silkus sehingga biaya pembelian DOC hanya
untuk 2 siklus (Rp. 45.000.000) maka
menyusul biaya pakan, obat-obatan dll)
mengikuti jumlah produksi yang dilakukan.
selama pemeliharaan 10 tahun dapat dilihat
pada Tabel 3.
Usaha peternakan ayam buras pedaging biaya
tetap berupa biaya pembelian sewa lahan, biaya
listrik, pemeliharaan kandang dan upah tenaga
kerja yang merupakan jumlahnya tetap
dikeluarkan setiap tahunnya mulai tahun ke-1
dan seterusnya hingga tahun ke 10 yaitu sebesar
Rp. 25.400.000.
Arus Manfaat (Inflow)
Manfaat yang diterima dari usaha Peternakan
ayam buras pedaging adalah pemasukan atau
penerimaan selama menjalankan usaha, yaitu
hasil penjualan ayam buras dan hasil sampingan
dari usaha ternak ayam buras (kotoran yang
Tabel 3 Rincian Biaya Tetap Pada Usaha Peternakan Ayam Buras Pedaging
No Uraian Tahun ke-
1 2
1 Biaya Sewa Lahan 3,000,000 3,000,000
2 Biaya Listrik 300,000 300,000
3 Biaya Pemeliharaan Kandang 500,000 500,000
5 Biaya tenaga kerja 21,600,000 21,600,000
TOTAL BIAYA TETAP 25,400,000 25,400,000
Tabel 4 Rincian Penerimaan Pada Usaha Peternakan Ayam Buras Pedaging
No Uraian Tahun ke
1 Penjualan Ayam 200,934,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000
2 Pupuk kandang 12,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
Total Inflow 212,934,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000
dapat digunakan sebagaipupuk juga dimasukan
ke dalam penerimaan, karena dapat dijual
sebagai pupuk kandang). Rincian penerimaan
usaha Peternakan ayam buras pedaging dapat
dilihat pada Tabel 4.
Penerimaan usaha peternakan ayam buras
pedaging pada tahun pertama sebesar
Rp. 212.934.000,dan pada tahun ke 2 sampai
tahun ke 10 sebesar Rp. 319.4001.000. Hal
ini karena di tahun pertama produksi hanya 2
kali (pemeliharaan dua siklus) sedangkan pada
tahun ke-3 sampai tahun ke-10 setiap tahunnya
3 kali berproduksi (satu tahun 3 kali siklus
pemeliharaan).
Analisis Kriteria Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk
mengetahui kalayakan pelaksanaan usaha
peternakan ayam buras pedaging ditinjau dari
aspek finansial. Kriteria yang digunakan adalah
Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C), dan Payback Period (PP). Hasil analisis
kriteria kelayakan investasi dapat dilihat pada
Tabel 5.
Berdasarkan hasil analisis kriteria kelayakan
investasi pada Tabel 5 dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil analisis kriteria kelayakan
investasi pada Tabel 5 dapat disimpulkan
bahwa usaha peternakan ayam buras pedaging
layak untuk dijalankan berdasarkan aspek
finansial. Hasilperhitungan NPV yang diperoleh
sebesar Rp 34.857.168 yang dapat dikatakan
layak apabila lebih besar dari nol. Nilai IRR
yang diperoleh yaitu 17,28% yang dikatakan
layak apabila nilai IRR lebih besar dari discount
rate (5.75%). Nilai Net B/C yang diperoleh
sebesar 1.33 yang dapat dikatakan layak
apabila besarnya nilai Net B/C lebih dari 1.
Nilai Payback Periode yang didapatkan yaitu
selama 1 tahun 3 bulan yang dapat dikatakan
layak apabila lebih kecil dari umur bisnis (10
tahun). Dengan demikian, usaha pembesaran
ayam buras pedaging dapat direalisasikan
selama umur usaha yaitu 10 tahun. Rincian arus
kas (cash flow) dapat dilihat pada Lampiran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil analisis kriteria kelayakan investasi usaha
peternakan ayam buras pedaging layak untuk
dijalankan berdasarkan aspek finansial. Hasil
perhitungan NPV yang diperoleh sebesar
Rp 34.857.168 yang dapat dikatakan layak
Tabel 5 Hasil Analisis Kriteria Kelayakan Investasi Usaha
Ternak Ayam Buras Pedaging
No Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian
1 NPV 34,857,168
2 NET B/C 1.33
3 IRR 17,28%
4 PP 1 Tahun 3 bulan
122
123
apabila lebih besar dari nol. Nilai IRR yang
diperoleh yaitu 17,28% yang dikatakan layak
apabila nilai IRR lebih besar dari discount rate
(5.75 %). Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar
1.33 yang dapat dikatakan layak apabila
besarnya nilai Net B/C lebih dari 1. Nilai
Payback Periode yang didapatkan yaitu selama
1 tahun 3 bulan yang dapat dikatakan layak
apabila lebih kecil dari umur bisnis (10 tahun).
Saran
Walaupun hasil analisis kriteria kelayakan
investasi usaha peternakan ayam buras
pedaging layak untuk dijalankan berdasarkan
aspek finansial tetapi laba bersih yang diterima
setiap tahunnya berbeda-beda, yang paling
rendah pada tahun ke 6 (Rp.4.251.500). Hal
ini menunjukkan bahwa walaupun usaha
peternakan ayam buras pedaging layak
dilakukan tetapi laba bersih yang diperoleh
tergolong sangat kecil. Agar laba bersih yang
diperoleh dalam jumlah yang lebih besar maka
jumlah (kapasitas) ternak yang dipelihara
disarankan dalam jumlah yang lebih besar juga.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (PKH). 2017. Statistik dan
Kesehatan Hewan 2017. Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Kementerian Pertanian RI.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (PKH). 2018. Statistik dan
Kesehatan Hewan 2018. Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Kementerian Pertanian RI.
Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-
Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Mangiri
K, Sutomo S, penerjemah. Jakarta (ID).
UI Pr. Terjemahan dari: Economic
Analysis of Agriculture Project.
Ibrahim Y. 1998. Studi kelayakan Bisnis. Edisi
Revisi. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010.
Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Serli P M. 2013. Analisis Kelayakan Usaha
Petrnakan Ayam buras Pedaging pada
Kelompok Tani Sehatidi Desa Sirnagalih
Kabupaten Bogor. Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sianturi ECJ. 2011. Analisis Kelayakan Usaha
Ayam Ras Petelur Pada Dian Layer
Farm di Desa Sukadamai Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sinaga D. 2009. Studi Kelayakan Bisnis
dalam Ekonomi Global. Teori dan
Aplikasinya dalam Evaluasi Proyek.
Edisi Pertama. Jakarta (ID): Penerbit
Mitra Wacana Media.
Suryana dan Hasbianto. 2008. Usaha Tani
Ayam Buras di Indonesia: Permasalahan
dan Tantangan. Jurnal Litbang Pertanian.
27(3). 2008.
Sinurat, A.P. 1999. Penggunaan bahan pakan
lokal dalam pembuatan ransum ayam
buras. Wartazoa 9(1): 12"20.
Umar H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis.
Manajemen, Metode dan Kasus.
Cetakan satu. Jakarta (ID): Gramedia
Pustaka Utama
Lampiran 1 Proyeksi Arus Kas (cashflow) Usaha Ternak Ayam Buras Pedaging
N o Uraian
Tahun ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. In? ow
1. Pen jualan Ayam 200,934,000 301,401,000 30 1,401,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000 301,401,000
2. Pup uk kandang 12,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,00 0 18,000,000 18,000,000 18,000,000
Total In? ow 212,934,000 319,401,000 31 9,401,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000 319,401,000
B. OUTFLOW a. Biaya Investasi
1 Ka ndang 40,000,000
2 Gudang dan saung 15,000,000
3 Paralon 1,000,000 1,000,000
4 Ke ran Air 250,000 250,000
5 Toren/te ndon air 2,000,000 6,000,000
6 M esin Pompa Air 1,000,000 1,000,000
7 Tim bangan 300,000 300,000
8 Sapu Lidi 30,000 30 ,000 30,000 30,000 30,000
9 Embe r Plas k 80,000 80 ,000 80,000 80,000 80,000
10 Se kop 120,000 120,000 120,000 120,00 0 120,000
11 Gayun g 40,000 40 ,000 40,000 40,000 40,000
12 Cangkul 300,000 300,000 300,00 0 300,000
13 A lat S em prot Besar 450,000 450,000
14 A lat Semprot Kecil 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,00 0 100,000 100,000 100,000
15 Tabung Gas Elpiji 402,000 402,000
16 Tampat Pakan 3,000,000 - 3,000,000 3,000,000 3,000,000
17 Temp at M in um 3,000,000 - 3,000,000 3,000,000 3,000,000
18 Lum pu H an noc 2,700,000 - 2,700,000 2,700,000 2,700,000
19 Lam pu Emergency 206,000 206,000 206,00 0 206,000
20 Terpal Plas k 650,000
21 A lat Pem anas 1,500,000 5,500,000
22 Gerobak dorong 800,000 800,000 800,000 800,00 0 800,000
23 A lat Pem batas (Seng) 2,250,000
TOTAL BIAYA INVESTA SI 75,178,000 100,000 1,170,000 606,000 9,870,000 15,002,000 10,376,000 100,000 9,870,000 606,000
12
4
Lampiran 1 (Lanjutan) Proyeksi Arus Kas (cashflow) Usaha Ternak Ayam Buras Pedaging
b. Biaya Variabel
1 Pembelian DOC 45,000,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000 67,500,000
2 Biaya Pakan Komersil 15,960,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000 23,940,000
3 Pakan basal 116,027,004 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507 174,040,507
4 Biaya Obat-obatan 3,000,000 258,000 258,000 258,000 258,000 258,000 258,000 258,000 258,000 258,000
5 Biaya Vaksin dan Vitamin 1,000,000 814,500 814,500 814,500 814,500 814,500 814,500 814,500 814,500 814,500
6 Biaya Sekam Padi 2,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
7 Biaya Kapur 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
TOTAL BIAYA VARIABEL 184,487,004 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007 273,053,007
c. Biaya Tetap
1 Biaya Sewa Lahan 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
2 Biaya Listrik 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000
3 Bi.Pemeliharaan Kandang 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
5 Biaya tenaga kerja 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000
TOTAL BIAYA TETAP 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000 25,400,000
TOTAL OUTFLOW 285,065,004 298,553,007 299,623,007 299,059,007 308,323,007 313,455,007 308,829,007 298,553,007 308,323,007 299,059,007
III. Laba Bersih (72,131,004) 20,847,993 19,777,993 20,341,993 11,077,993 5,945,993 10,571,993 20,847,993 11,077,993 20,341,993
Suku Bunga
V DF (5.75%) 0.95 0.89 0.85 0.80 0.76 0.72 0.68 0.64 0.60 0.57
VI PV (Net Bene?t) (68,208,988) 18,642,472 16,724,036 16,265,672 8,376,435 4,251,500 7,148,160 13,329,727 6,697,885 11,630,269
VII NPV 34857167.96
VIII NET B/C 1.333342007
IX IRR 0.17282168
X PP 1 Tahun 3 bulan
125
Lampiran 2. Jadwal Palang Usaha Tenak Ayam Buras Pedaging Tahun 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
Pembangunan Kandang Persiapan Sapronak
Pemeliharaan
Panen
Is rahat
Pemeliharaan
Panen
Is rahat
Tahun ke- 2 s/d 10 Mei Juni Juli Agust Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
Ppemeliharaan Panen Is rahat Ppemeliharaan Panen Is rahat Pemeliharaan Panen Is rahat
12
6