20
 1 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN  Ragil Setiyabudi, SKM  A. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan  1. Pengertian kesehatan a) Menurut WHO ³Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.´  b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan ³Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekono mis.´ 2. Pengertian lingkungan Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960) ³ Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.´ Menurut Encyclopaedia Americana (1974) ³ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.´ Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) ³ Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.´ 3. Pengertian kesehatan lingkungan Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) ³ Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.´ Menurut WHO (World Health Organizat ion)

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

Embed Size (px)

Citation preview

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 1/20

 

1

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 

 Ragil Setiyabudi, SKM  

A. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan 

1. Pengertian kesehatan

a) Menurut WHO 

³Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu

keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.´

 b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan 

³Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.´

2. Pengertian lingkungan

Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)

³ Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.´

Menurut Encyclopaedia Americana (1974)

³ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.´

Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)

³ Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta

segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut

mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.´

3. Pengertian kesehatan lingkungan

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

³ Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis

antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia

yang sehat dan bahagia.´

Menurut WHO (World Health Organization)

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 2/20

 

³Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia.´

Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,

WHO dan Sumengen)

³ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju

keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.´

B. Ruang lingkup kesehatan lingkungan 

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan : 

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor 

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan

11) Perumahan dan pemukiman

12) Aspek kesling dan transportasi udara

13) Perencanaan daerah dan perkotaan

14) Pencegahan kecelakaan

15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana

alam dan perpindahan penduduk.

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 3/20

 

17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 : 

1) Penyehatan Air dan Udara

2) Pengamanan Limbah padat/sampah

3) Pengamanan Limbah cair 

4) Pengamanan limbah gas

5) Pengamanan radiasi

6) Pengamanan kebisingan

7) Pengamanan vektor penyakit

8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

C. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992 

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm

keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang

 bersifat khusus.

D. Sejarah perkembangan kesehatan lingkungan 

1) Sebelum Orba

y Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.

y Th 1924 Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di

Banyuwangi dan Kebumen.

y Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi

hingga didirikan Bekasi Training Centre

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 4/20

 

y Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.

y Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan

lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)

2) Setelah Orba

y Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas

y Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)

y Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan

kesehatan kerja, dll.

E. Konsep hubungan interaksi antara Host ± Agent Environmental 

1. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology(JHON GORDON). 

y Agent (Agen/penyebab) : adalah penyebab penyakit pada manusia

y Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang ditumpangi

 penyakit.

y Lingkungan/environmental : Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme

Cth : Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.

Interaksi antara agent, host dan lingkungan serta model ekologinya adalah sebagai berikut :

Antara agent Host dan lingkungan dalam

keadaan seimbang sehingga tidak terjadi penyakit. Gambar 

sebagai berikut :

Pejamu Agent

Lingkungan

Peningkatan kemampuan agent untuk menginfeksi manusia sertamengakibatkan penyakit pada manusia. Gambar sebagai berikut :

Pejamu

Agent

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 5/20

 

Lingkungan

Perubahan lingkunganmenyebabkan meningkatnya

 perkembangan agent. Gambar sebagai berikut :

Pejamu

Agent

Lingkungan

2. Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit 

1) Karakteristik Lingkungan 

y Fisik : Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.

y Sosial : Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.

y Biologis : Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.

2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit 

Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat

dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :

a. Agent biologis

Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya

Jenis agent  Spesies agent  Nama penyakit 

Metazoa  Ascari s lumbricoide s Ascariasis

Protozoa  P la smodium vivax Malaria Quartana

Fungi Candida albican s Candidiasis

Bakteri Salmonella typhi Typhus abdominalis

Rickettsia  Rick ett  sia t  sut  sugamu shi Scrub typhus

Virus Viru s influenza Influenza

b. Agent nutrien : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.

c. Agent fisik : suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.

d. Agent chemis/kimia : eksogen contoh ; alergen,gas, debu,

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 6/20

 

endogen contoh ; metabolit, hormon.

e. Agent mekanis : gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan

jaringan.

3) Karakteristik Host/pejamu 

Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari

karakteristik yang dimiliki oleh masing ² masing individu, yakni :

a. Umur : penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan

b. Seks : resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki

c. Ras : sickle cell anemia pada ras negro

d. Genetik : buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia

e. Pekerjaan : asbestosis, bysinosis.

f. Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes

g. Status kekebalan : kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur

hidup.

h. Adat istiadat : kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.

i. Gaya hidup : merokok, minum alkohol

j. Psikis : stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.

F. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 

1. Air Bersih 

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah

air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

  b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan

(maks 500 mg/l)

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 7/20

 

c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

2. Pembuangan Kotoran/Tinja 

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

 b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau

sumur 

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar 

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.

f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman 

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan f isiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang

cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar

anggota keluarga dan penghuni rumah

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakitantarpenghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karenakeadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah 

Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 8/20

 

a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak

geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.

b. Penyimpanan sampah.

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.

d. Pengangkutan

e. Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan

urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini

secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu 

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut

sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk

penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp

untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut

diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat

tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles

sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah

penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk

mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan

penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit

penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis

dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman 

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga

dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan

sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah

makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi

:

a. Persyaratan lokasi dan bangunan;

 b. Persyaratan fasilitas sanitasi;

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 9/20

 

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

e. Persyaratan pengolahan makanan;

f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;

g. Persyaratan peralatan yang digunakan.

7. Pencemaran Lingkungan 

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran

udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air

pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung

umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang

sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada dijalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan

salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai

masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data

menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan

adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk

kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan

ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang.

Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata

membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata,

terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

G. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia 

1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.

3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

H. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di

perkotaan dan pemukiman 

Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di

 perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :

1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi

kesehatan lingkungan buruk 

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 10/20

 

10

2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa

 pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit

menular.

3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari

udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA.

I. Healthy City (Kabupaten/kota sehat) 

Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi Indonesia

Sehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu

Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu

kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota

Sehat. Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di

Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas

dicantumkan indikator pemakaian pestisida.

Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa Tengah ) pada

  point (huruf) ³U´ tentangPenyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item Rumah

Tangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi

Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan

Perilaku yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :

1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari

2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan

4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat

5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.

Terdapat juga Penilaian Rumah Sehat (rumah secara fisik : pencahayaan, kelembaban,

ventilasi, dll)

Selain Rumah Tangga sehat terdapat pula point ³R´ yakniPelayanan Kesehatan

Lingkungan dimana item pertama(Institusi yang dibina) meliputi RS, Puskesmas, Sekolah,

Instalasi Pengolahan Air Minum, Perkantoran, Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil

serta tempat penampungan pengungsi. Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang

dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan.

Secara garis besar dapat diterangkan dengan diagram berikut :

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 11/20

 

11

Indonesia Sehat 2010

Indikator Indonesia Sehat (Kep. MenKes No 1202/MENKES/SK/VIII/2003)

Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota (KepMen

1457/Menkes/SK/X/2003)

Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa

Tengah (Kep.Gub. Jateng No 71 tahun 2004) Point ³U´ dan ³R´ yaitu :

Institusi yang dibina

Rumah Tangga Sehat

Rumah Sehat

Kumpulan Rumah Sehat, Rumah Tangga Sehat dan Institusi-institusi yang dibina akan

mewujudkan Kabupaten/Kota sehat (Healthy City)

Kepustakaan : 

Achmadi, Umar Fahmi, 1991. T ransformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Indonesia,

Jakarta : UI Press.

Azwar, 1983.  P engantar Ke sehatan Ling k ungan. Mutiara. Jakarta

Depkes RI, 1982. Si stem Ke sehatan Na sional . Depkes RI.Jakarta

Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company Ltd, NewDelhi.

Harsanto, et al.2002.  P ed oman Tek ni s  P enilaian Rumah Sehat . Jakarta : Depkes RI.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 71 tahun 2004 tentang Standard   P elayanan Minimal  Bidang Ke sehatan Kab/K ota di  P r ovin si Jawa Tengah 

Keputusan Menteri Kesehatan No 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indik at or Ind one sia

Sehat 2010 dan  P enetapan Indik at or  P r ovin si Sehat dan Kabupaten/K ota Sehat  

Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/Menkes/SK/X/2003 Standard   P elayanan Minimal 

 Bidang Ke sehatan di Kab/K ota 

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 12/20

 

12 

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003tentang  P er  s yaratan Hygiene Sanita si Rumah Mak an dan Re st oran 

Leavel and Clark. 1965. P reventive Medicine for the Doctor in His Community , 3th Edition, McGraw-HillInc, New York.

  Notoatmodjo, Soekidjo.2003.  Ilmu Ke sehatan Ma s yarak at ;  P rin sip-prin sip Da sar . Jakarta :

Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan P engawasan Kualitas Air  

Purdom, 1980. Environmental Health.second edition. Academic Press.

Soeparman dan Suparmin. 2001. P embuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu  P engantar. Jakarta

: EGC.

Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan 

Wagner & Lanoix,1958. Excreta Disposal for Rural Areas and Small Comunities, World HealthOrganization. Geneva.

Soal Latihan : 

1. Sebutkan pengertian kesehatan lingkungan menurut sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,

WHO dan Sumengen !

2. Sebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun

1992 !

3. Jelasakan konsep hubungan interaksi antara tiga komponen yang berperan dalam

menimbulkan penyakit model ecology (Jhon Gordon)

4. Sebutkan karakteristik host, agent dan environmental dan beri contoh masing-masing 2 (diua)

 buah !

5. Sebutkan masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia dan apa penyebabnya ?

6. Jelaskan dengan contoh (2 saja), hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap

kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman !

7. Jelaskan dengan diagram, kaitan antara Indonesia sehat 2010, kesehatan lingkungan dan

Healty city !

-oOo-

Advokasi Pencemaran Udara 

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 13/20

 

13 

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/  

diakses tanggal 12 Nopember 2007 

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah

(natural  sour ce s), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia(anthr o po genic  sour ce s), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Didunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia

(anthr o po genic  sour ce s), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen(NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.

Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif,

 baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam(Pb),  su s pended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon

monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100%

timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, danhampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor 

industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakartakonsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

Sementara itu, laju pertambahan kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 15% per tahun

sehingga pada tahun 2005 diperkirakan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 2,8 jutakendaraan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar 

 juga akan mengalami peningkatan dan berujung pada bertambahnya jumlah pencemar yangdilepaskan ke udara.

Tahun 1999, konsumsi premium untuk transportasi mencapai 11.515.401 kilo liter [Statistik 

Perminyakan Indonesia, Laporan Tahunan 1999 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi].Dalam setiap liter premium yang diproduksi, terkandung timbal (Pb) sebesar 0,45 gram sehingga

 jumlah Pb yang terlepas ke udara total sebesar 5.181,930 ton. Dengan pertumbuhan penjualanmobil dan sepeda motor sebesar 300% dan 50% diperkirakan tahun 2001 polusi akibat timbal

(Pb) meningkat.

Menurut penelitian Jakarta Urban Development Project, konsentrasi timbal di Jakarta akan

mencapai 1,7-3,5 mikrogram/meter kubik (ìg/m3) pada tahun 2000. Menurut BapedaldaBandung, konsentrasi hidrokarbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm), NOx

mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05 ppm), dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu: 150mg/m3).

Dampak Pencemaran Udara 

Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994, pencemaran udara merupakan pembunuh kedua bagianak balita di Jakarta, 14% bagi seluruh kematian balita seluruh Indonesia dan 6% bagi seluruh

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 14/20

 

14 

angka kematian penduduk Indonesia. Jakarta sendiri adalah kota dengan kualitas terburuk ketigadi dunia.

Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara akan terakumulasi dari hari

ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan,

seperti bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antarindividu. Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita

mempunyai kerentanan enam kali lebih besar dibandingkan orang dewasa. Kelompok balita lebihrentan karena mereka lebih aktif dan dengan demikian menghirup udara lebih banyak, sehingga

mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.

Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Diantaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi

 badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsiorgan tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan

mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamilyang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.

Diperkirakan nilai sosial setiap tahun yang harus ditanggung akibat pencemaran timbal inisebesar 106 juta Dollar USA atau sekitar 850 miliar rupiah.

Apa yang Harus Dilakukan? 

Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya.Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor 

ini harus mendapat perhatian utama.

y  WALHI menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat

ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik.

Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan

pribadi.

y  WALHI juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya untuk

memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.

y  Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar.

-oOo-

Metromini Penyebab Pencemaran Udara Terbesar Di Jakarta 

Selasa, 18 Januari 2005 | 07:16 WIB 

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2005/01/18/brk,20050118-10,id.html

TEMPO  Interaktif , Jakarta: Tingginya tingkat pencemaran udara di Jakarta tidak lain

disebabkan oleh meningkatnya jumlah angkutan umum yang menggunakan bahan bakar

solar.

"60 persen pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda yang bergerak atau

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 15/20

 

15 

transportasi umum, terutama karena mereka memakai bahan bakar solar, " kata Senior

Program Officer Clean Air Project (Swisscontact), Paul Butar-Butar saat pertemuan dengan

Komisi D DPRD DKI di ruang rapat komisi D, Jakarta, Senin (17/1).

Paul menyatakan, 94 persen penyakit pernafasan yang diderita oleh masyarakat Jakarta

disebabkan oleh pencemaran udara luar ruang. Seperti yang disebabkan oleh asap dariangkutan umum, misalnya metromini yang menggunakan bahan bakar solar.

Sedangkan 30 persen penyakit pernafasan, disebabkan oleh pencemaran dalam ruang

seperti adanya asap rokok di ruang yang menggunakan AC.

Paul menilai, uji emisi yang telah diluncurkan sejak 2002, yang telah dirintis oleh

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerjasama dengan berbagai LSM tidak

menghasilkan dampak yang signifikan. Karena masih banyaknya kendaraan yang

menggunakan bahan bakar solar dan tidak layak jalan.

"Dari hasil survei karbonmonoksida (CO2), 50 persen kendaraan yang ada itu tidak lolos uji

emisi. Kadar CO2 mereka berada di atas ambang batas (500), " jelas Paul.

Mengingat kondisi udara Jakarta yang semakin mengkhawatirkan, Paul berharap agar

pemerintah segera menetapkan kebijakan khusus yang mengatur hal tersebut, khususnya

sanksi yang tegas dan lebih berat.

Denda maksimal Rp 5 juta dan hukuman pidana kurungan paling lama 6 bulan dinilai terlalu

ringan bagi pelanggar pencemaran udara.

Seharusnya, kata Paul, dasar acuan penetapan sanksi berdasar pada UU No. 32 tahun 2004

yang menetapkan denda sebanyak-banyaknya Rp 50 juta.

Anggota komisi D dari Fraksi Partai Demokrat, Denny Taloga sependapat dengan Paul.

Menurut Denny, pemerintah saat ini harus bisa melakukan tindakan yang tegas terhadap

pada pelanggar pencemaran udara. "Denda itu terlalu kecil, seharusnya Rp 50 juta bukan

Rp 5 juta," kata Denny.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzy Bowo, dalam rapat paripurna DPRD, menyatakan setuju

besaran denda yang disampaikan oleh beberapa fraksi beberapa waktu lalu. Yaitu dengan

mengacu pada UU No. 32 tahun 2004 yang menetapkan denda sebanyak-banyaknya Rp 50

 juta dan pidana kurungan paling lama 6 bulan.

Untuk mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan oleh angkutan umum, pihaknya juga kan menggalang aksi pemasyarakatan pemakaian Bahan Bakar Gas (BBG).

"Sebagai langkah awal, pemasyarakatan BBG ini akan diberlakukan pada berbagai

kendaraan dinas operasional instansi pemerintah maupun BUMD, " kata Fauzy. suryani ika

sari 

Sampah Swakelola Sha-Link WALHI Yogyakarta

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 16/20

 

16 

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/060120_smphswkl_/ tanggal 12 Nopember 2007 

Pertumbuhan penduduk diakui atau tidak, telah menimbulkan akibat bertambahnya pola konsumsi

masyarakat yang akhirnya menyebabkan bertambahnya volume sampah. Bertambahnya volume bukanhanya pada jumlah, tetapi juga pada jenis sampah yang semakin beragam. Kondisi ini diperparah

dengan pola hidup masyarakat yang instan dan paradigma masyarakat yang masih menganggap sampah

sebagai sesuatu yang harus dibuang dan disingkirkan.

Di sisi lain, pengelolaan sampah hanya dilakukan sebagai sesuatu yang bersifat rutin, yaitu hanya

dengan cara memindahkan, membuang, dan memusnahkan sampah. Pada akhirnya, hal ini berdampak

pada semakin langkanya tempat untuk membuang sampah dan produksi sampah yang semakin banyak

mencapai ribuan m3/hari, menyebabkan merebaknya TPA/TPS ilegal di berbagai tempat baik lahan

kosong maupun di sungai ² sungai yang terdapat di wilayah DI Yogyakarta.

Di Kabupaten Bantul saja, terdapat paling tidak 12 TPA/TPS ilegal lahan kosong dan di sungai mencapai

7 TPA/TPS ilegal. Di Kabupaten Sleman, terdapat 10 TPA/TPS ilegal lahan kosong dan di sungai

mencapai 21 TPA/TPS ilegal. Di Kota Yogyakarta sendiri, terdapat 24 TPS/TPA ilegal di sungai.

Ribuan m3/hari sampah yang ada tidak terangkut semuanya. Itu terlihat di Kota Yogyakarta dari 1.724

m3 sampah yang terangkut 1.321 m3/hari. Kabupaten Bantul dari 1.145 m3/hari sampah yang

terangkut 178 m3/hari dan kabupaten Sleman dari 1.268 m3/hari sampah yang terangkut 285 m3/hari.

Bisa dibayangkan, sampah yang tidak terangkut berada di sungai, lahan kosong, atau di rumah.

Bagaimana potret kehidupan masyarakat ke depan, jika persoalan ini tidak segera diselesaikan.

Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah

menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang,

Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan sesuatu yang bisa

dianggap sepele.

Pendekatan persoalan sampah biasanya menggunakan paradigma end²pipe of solution (pendekatan

ujung-pipa) sudah saatnya digeser ke pendekatan sumber. Dengan pendekatan sumber sampah

ditangani dari sumber pembuangannya. Hal ini lebih efektif daripada pengolahan di TPA (tempat

pembuangan akhir). Penerapan prinsip 4R: mengganti (´replaceµ), mengurangi (´reduce·), memakai

kembali (´re-useµ), mendaur ulang (´recycleµ), merupakan paradigma yang terbukti mampu menangani

permasalahan sampah secara mandiri.

Pengelolaaan sampah swakelola Sukunan, Banyuraden, Gamping, Kabupaten Sleman adalah salah satu

contohnya. Penanganan sampah mulai dari sumbernya, yaitu dari rumah tangga, terbukti mampumengelola potensi sampah yang selama ini luput dari perhatian masyarakat. Sampah organik yang

selama ini dibuang karena bau dapat dimanfaatkan lagi menjadi kompos. Sedangkan sampah kertas,

plastik, logam, dan kaca, mampu dimanfaatkan sebagai kerajinan seni atau dijual ke industri

pengolahan selanjutnya.

Contoh lain adalah di Gondolayu Lor, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, tengah memproduksi

secara massal alat pembuatan kompos. Mereka juga memilah sampah non organik, mulai plastik dan

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 17/20

 

17 

kertas yang masih mempunyai nilai ekonomis, dimanfaatkan dan dikelola, serta sampah non organik

lainnya akan dibuang di tempat khusus. Terobosan masyarakat ini, merupakan sesuatu yang perlu kita

dorong dan kembang-tularkan ke tempat-tempat yang lain.

Kegiatan simulasi pengolahan sampah swakelola dan pembuatan bakteri yang dilaksanakan pada

tanggal 14 Januari 2006 ini, merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan di atas, dan jugamenindaklanjuti hasil kunjungan Sahabat Lingkungan bersama Sheep dan Yasanti, yang merupakan

anggota WALHI Yogyakarta, beserta masyarakat dampingannya ke Sukunan pada tanggal 21 Desember

2005.

Kegiatan ini juga melibatkan anggota WALHI Yogyakarta yang lain, yaitu Mitra Tani (sebagai

narasumber) dan kegiatan ini dilaksanakan di Gubuk Rembug Lingkungan yang merupakan Crisis Center

WALHI Yogyakarta, dimana salah satu fungsinya adalah sebagai pusat pelatihan pendidikan lingkungan.

Kegiatan ini merupakan upaya menciptakan budaya baru dalam masyarakat, mulai dari pemilahan,

pengolahan, dan pemanfaatan sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi, sehingga

permasalahan sampah, baik dari segi lingkungan maupun sosial, bisa berkurang, bahkan dapat teratasi.

1001 Permasalahan Sanitasi

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/08/cakrawala/lainnya05.htm diakses 8 Maret

2007

Berbicara sanitasi, berarti kita lebih jauh membicarakan kesehatan lingkungan. Saat ini, banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat mengganggu terhadap

tercapainya kesehatan lingkungan. Ironisnya, hanya Rp 200,00/orang/tahun yang disediakan pemerintah dalam 30 tahun terakhir untuk mengatasi masalah ini, padahal kebutuhan ideal per 

orang setiap tahunnya adalah Rp 47.000,00.

Sungguh satu nilai yang jauh berbeda, padahal kesehatan lingkungan bisa berakibat positif 

terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem itu sendiri. Bilalingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka

sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku kurang baik dari manusia, telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah permasalahan sanitasi.

Pertama, kebocoran septic tank . Saat ini sekitar 70 persen air tanah di daerah perkotaan sudah

tercemar berat bakteri tinja, padahal separuh penduduk perkotaan masih menggunakan air tanah.Banyak hal yang mengakibatkan kebocoran atau bahkan rembesan limbah septic tank , padatnya

 perumahan bisa mempercepat terjadinya kondisi ini, seperti dimuat  P ik iran Rak  yat (Senin, 19/2),2007 merupakan tahun emas industri perumahan. Satu kondisi yang perlu diantisipasi

dampaknya sejak dini.

Bappenas menyatakan, saat ini standar nasional tentang konstruksi septic tank sudah ada, tetapidalam implementasinya kurang ditunjang oleh aturan-aturan lainnya, seperti belum adanya

aturan yang membatasi jumlah  septic tank per satuan luas kawasan. Demikian pula denganaturan yang mewajibkan penyedotan tinja secara rutin dan pihak yang merasa berkepentingan

memeriksa isi septic tank , belum ada. Selain itu, masih ada anggapan dari masyarakat bahwa bagus dan tidaknya  septic tank hanya dirasakan oleh pemiliknya saja.

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 18/20

 

18 

Kedua, MCK yang tidak berfungsi secara optimal baik karena usang, salah konstruksi, tidak terawat, tidak ada air, maupun masyarakat yang belum siap menerima keberadaannya sesuai

fungsinya. Ketiga, saluran air yang tersumbat. Seharusnya fungsi saluran tersebut adalahmengalirkan air hujan, tetapi dalam pelaksanaannya dipakai menampung air kakus dan sampah

sehingga jadi sarang penyakit. Keempat, melakukan aktivitas harian di sungai yang tercemar 

terjadi akibat terbatasnya akses masyarakat terhadap sarana MCK dan air bersih.

Kelima, pembuatan jamban yang asal-asalan, 35 persen jamban di kawasan perkotaan tidak ada

air, tidak ada atap atau tidak tersambung ke septic tank . Keenam, influein industri di kawasan pemukiman sebagian besar dialirkan ke sungai tanpa proses pengelolaan terlebih dahulu.

Ketujuh, buang air besar sembarangan. Lebih dari 12 persen penduduk perkotaan Indonesia samasekali tidak memiliki akses ke sarana jamban (Susenas 2004). Artinya, belasan juta penduduk 

 perkotaan Indonesia masih membuang tinja langsung di kebun, selokan, ataupun sungai.Kedelapan, pembuangan liar lumpur tinja. Pada kenyataannya, saat ini banyak truk tinja

membuang langsung muatannya ke sungai, alasannya tidak ada IPLT, IPLT tidak berfungsi atau petugasnya malas.

Pembangunan masyarakat kota

Membaiknya sanitasi suatu kota, berarti juga mengurangi penyakit-penyakit akibat buruknyasanitasi di masyarakat yang disebabkan oleh bakteri patogen, jamur, maupun cacing parasit.

Meluasnya penyakit seperti flu burung juga disebabkan oleh buruknya sanitasi. Padahal jelas,hasil riset Bappenas menyatakan, sanitasi yang baik mampu mengurangi biaya kesehatan 6 - 19

 persen, bahkan mengurangi biaya pengobatan sekitar 2 - 5 persen.

Contoh konkret bisa kita lihat di Bandung dan Jakarta, dua kota besar yang ada di Indonesiasekaligus ibu kota provinsi dan negara. ´Jakarta kebanjiran....´ itulah sepenggal syair yang

 pernah dinyanyikan oleh Benyamin S. (alm) semasa hidupnya. Setidaknya syair tersebutmenunjukkan betapa banjir senantiasa menjadi kejadian tahunan di ibu kota. Tahun 2007,

sedikitnya 70 persen wilayah Jakarta terendam banjir sebagai akibat kesalahan dalam rencanatata ruang dan wilayah (RTRW). Kerugian yang dialami akibat bencana ini mencapai Rp 8

triliun dan berdampak luas pada perekonomian bangsa.

Kasus banjir ini sudah menyita banyak waktu dan perhatian masyarakat, siapa yang pantasdisalahkan atau bahkan apa yang salah dalam hal ini? Satu pertanyaan yang harus dicari

 jawabannya karena dari hasil penelitian menyatakan bahwa sanitasi yang baik ternyatameningkatkan waktu produktif masyarakat sekitar 34-79 persen. Tentunya tanpa harus mengurus

lumpur banjir yang mampir ke rumah mereka.

Kejadian serupa pernah mampir di Kota Bandung tahun 2006 lalu. Longsornya Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, sempat membuat pusing tujuh keliling pemerintah KotaBandung. TPA itu pun ditutup. Akibatnya, pengangkutan sampah masyarakat oleh petugas dari

PD Kebersihan terhenti, sampah berserakan, lalat beterbangan menebar penyakit, bau tak sedaptercium setiap kali melewati daerah timbunan sampah. Banyak yang mengeluh karena sakit diare

atau pernapasan, bahkan para pejalan kaki, pengguna kendaraan banyak yang mengeluh karena baunya, konsumen-konsumen di pasar-pasar tradisional pun merasa tidak nyaman saat

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 19/20

 

19 

 berbelanja. Kembali pemerintah dan masyarakat Bandung harus menanggung malu, karenamendapat predikat ³kota terkotor´. Para pejabat negara turun tangan, mulai dari gubernur hingga

Menteri Lingkungan Hidup.

Kota Bandung kembali harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengatasi masalah ini.

Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan, belum lagi pencemaran air akibat lindi sampah yangtidak tertangani. Data Bappenas menyebutkan, akibat buruknya sanitasi mengakibatkan 70 persen air tanah tercemar dan 75 persen air sungai tercemar. Padahal, 50 persen penduduk 

 perkotaan saat ini masih menggunakan air tanah untuk kehidupan sehari-hari.

Wajar kalau kemudian Ir. Ratna Hidayat, seorang peneliti lingkungan pengairan, menyatakan bahwa kondisi air Citarum sangat kritis dengan kandungan bakteri  E .coli-nya mencapai

50.000/100 ml, sehingga perlu proses yang agak panjang dalam memanfaatkannya ( P ik iran Rak  yat, 4/12/2006). Biaya produksi PDAM meningkat sekitar 25 persen dari rata-rata tarif air 

nasional. Bahkan, ekspor hasil perikanan Indonesia pun pernah ditolak karena diindikasikantercemar salmonella.

Bangsa yang maju bisa terlihat dari kemampuan SDM-nya dalam menata lingkungan atau tempattinggalnya. Kanada dan Brasil, dua negara yang mampu membiayai operasional wilayahnya

hanya dengan mengelola sampah dengan baik. Tidak pelak lagi terjadi pertumbuhan ekonomiyang cukup baik, karena minimnya biaya operasional dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi

kota, pastinya investor pun akan datang dengan sendiriya dan tentunya disambut dengan tangan-tangan handal dari SDM-SDM yang terlahir dari bangsa yang berhasil menata lingkungannya

dengan baik.***

Dine Andriani S.Pt. K oordinat or Kel ompok Kerja K omunik a si  Air (K3 A). 

Tanggal  : 20 Februari 2007 12:08 WIB

Judul  : Seminal Nasional Peningkatan

Kualitas Lingkungan Perumahan DanPermukiman Di Indonesia

Sumber  : Sesmen

http://www.kemenpera.go.id/detail_warta.asp?id=34 tanggal 12 nopember 2007

Pada tanggal 15 Februari 2007 diadakan Seminal Nasional Peningkatan Kualitas LingkunganPerumahan Dan Permukiman Di Indonesia. Bertempat di Aula Barat Institut Teknologi

Bandung, dimana perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah lajuurbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin

meningkat, sementara itu ketersediaan lahan menjadi semakin langka. Kelangkaan inimenyebabkan semakin mahalnya harga lahan di pusat kota, sehingga mendorong masyarakat

 berpeng-hasilan menengah-bawah tinggal di kawasan pinggiran kota yang jauh dari tempat kerja.Kondisi ini menyebabkan meningkatkan biaya transportasi, waktu tempuh, dan pada akhirnya

akan menurunkan mobilitas dan produktivitas masyarakat. Sedangkan sebagian masyarakattinggal di kawasan yang tidak jauh dari pusat aktivitas ekononomi, sehingga menyebabkan

5/9/2018 DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dasar-kesehatan-lingkungan-559bf8ea062de 20/20

 

20

ketidak-teraturan tata ruang kota dan dapat menumbuhkan kawasan kumuh baru.

Kecenderungan Global menuju Abad Perkotaan dimana petumbuhan penduduk lebih cepat biladibandingkan dengan pertambahan penduduk di perdesaan (urbanisasi). Bila dihubungkan

dengan fenomena tersebut membawa kondisi kemasyarakatan di kawasan perkotaan menjadi

lebih kompleks berikut permasalahan yang timbul. Hal ini banyak disebabkan oleh tingkat persaingan untuk mencari penghidupan di perkotaan semakin ketat seiring dengan bertambhanya jumlah penduduk. Dampak lingkungan hunian yang lazim adalah bertambahnya jumlah

masyarakat kawasan permukiman yang tidak layak huni, kurang sarana ± prasarana, dan tidak teratur (kumuh). Lokasi permukiman tersebut cenderung berada pada kawasan yang tidak 

diperentukan sebagai kawasan hunian seperti pinggir kali, pinggir rel kreta api, dan areal tidak resmi lainnya. Akibatnya berbagai dampak lingkungan lanjutan seperti banjir, penyakit menular 

dan keamanan lingkungan menambah tugas rumah bagi pemerintah kota dan pusat.

Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah merupakan hambatan utama bagi penyediaankawasan pemukiman penduduk yang layak. Pemerintah kota didorong untuk menjadi motor 

dalam mengkondisikan penduduk agar dapat memahami pentingnya menjada lingkungan permukiman merek secara swadaya. Selain juga mengupayakan penyediaan kawasan

 permukiman berserta fasilitas yang memadai. Mendorong inovasi teknologi yang dapatdiadaptasikan kepada lingkungan serta melakukan penyebarannya. Melalui seminar nasional

dengan tema ³Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Di Indonesia´yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Teknik Planologi ITB dapat memberikan masukan bagi

 perencaan permukiman yang memiliki kualitas, berkesinambungan dan menjawab semuatantangan dan permasalahan yang ada pada permukiman penduduk di perkotaan. Seminar yang

dibuka oleh Staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Tehnologi (mewakili Menteri)diharapkan akan membuka wacana para akademisi dan para pemangku pemerintahan kota dalam

memberikan perencanaan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan, kemanusiaan dan

 berkeadilan bagi para penghuni dan warga sekitar kawasan tersebut.