3

Click here to load reader

Dasar Serangan Epilepsy Adalah Gangguan Fungsi Neuron

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

Page 1: Dasar Serangan Epilepsy Adalah Gangguan Fungsi Neuron

Dasar serangan epilepsy adalah gangguan fungsi neuron-neuron otak dan

transmisi pada sinaps. Tiap sel hidup, termasuk neuron-neuron otak mempunyai

kegiatan listrik yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel. Potensial

membrane sel saraf bergantung pada permeabilitas selektif membrane neuron, yakni

membrane sel mudah dilewati oleh ion K dari ruang ekstra seluler ke intra seluer yang

kurang sekali ion Ca, Na dan Cl, shingga di dalam sel terdapat konsentrasi yang tinggi

ion K dan konsentrasi ion Ca, Na, dan Cl menjadi rendah. Sedangkan kkeadaan

sebaliknya ada pada membrane ekstraseluler. Perbedaan konsentrasi ion-ion iilah ang

menimbulkan potensial membrane.

Ada dua jenis neurotransmiter yaitu neurotransmiter eksitasi yang memudahkan

depolarisasi atau pelepasan muatan listrik dan neurotranmiter inhibisi yang

menyebabkan hipolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah

melepaskan listrik.  Diantara neurotranmiter eksitasi disebut dengan glutamate,

aspartap dan asetilkolin. Sedangkan neurotranmiter inhibisi yang terkenal adalah

gamma amina butyric acid dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepasmuatan

listrik dan terjadi transmisi impuls atau rangsang. Hal ini misalnya terjadi dalam

keadaan fisiologis apabila potensial aksi tiba di neuron. Dalam keadaan istirahat

membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan

polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membrane neuron dan

seluruh sel akan melepas muatan listrik.

Goal terapi

1. Mengurangi dan meminimalkan kejang quality of life

  Mengapa   vitamin  D  memiliki   dampak   yang   signifikan   terhadap   serangan  epilepsi?   Epilepsi   adalah 

gangguan sistem saraf pusat,   terutama otak Anda.  Vitamin D tidak "hanya" vitamin;   itu sebenarnya 

hormon steroid  neuroregulatory  yang mempengaruhi  hampir  3.000 gen yang berbeda dalam tubuh 

Anda. Vitamin D reseptor dapat ditemukan di otak Anda, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf 

pusat, dan dapat meningkatkan jumlah bahan kimia penting dalam otak Anda yang dibutuhkan untuk 

melindungi sel-sel otak, untuk pemula.

Page 2: Dasar Serangan Epilepsy Adalah Gangguan Fungsi Neuron

Vitamin B juga sangat penting untuk kesehatan fungsi sistem saraf. Vitamin B5 diperlukan agar kelenjar adrenal bekerja dengan baik untuk memproduksi beberapa hormon dan zat pengatur saraf. Vitamin B1, vitamin B6 dan vitamin B12 sangat penting untuk mengatur seluruh saraf agar bekerja dengan benar. Termasuk fungsi syaraf pada sistem otak kita.Vitamin B6, yang juga dikenal dengan pyroxidine, yang membantu tubuh dalam membuat hormon-hormon tertentu, serta senyawa kimia khusus dalam otak yang disebut dengan neurotransmitter. Vitamin ini juga membantu memproduksi sel darah merah, yang akan membantu mencegah anemia.

Vitamin B9 atau yang kita kenal dengan asam folat, yaitu dikenal sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin selama pertumbuhan didalam kandungan. Kekurangan salah satu dari  Vitamin B Kompleks dapat menyebabkan perasaan mudah stres, cemas dan depresi.

- See more at: http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-vitamin-b-kompleks-bagi-kesehatan-kita.html#sthash.tU451KeJ.dpuf

Ketika fenitoin dimulai, efek depresan SSP dapat mengakibatkan kelesuan, kelelahan, inkoordinasi, penglihatan kabur, disfungsi kortikal yang lebih tinggi, dan mengantuk. Efek ini biasanya bersifat sementara dan dapat diminimalkan dengan lambat dosis titrasi.Pada konsentrasi yang sangat tinggi lebih dari 50 mcg / mL, fenitoin dapat memperburuk kejang.

Sulit untuk menentukan apakah efek samping kronis fenitoin yang concentration- atau tergantung durasi. Salah satu yang lebih umum efek samping kronis adalah hiperplasia gingiva. Baik kebersihan mulut dapat meminimalkan hiperplasia gingiva dan harus didorong. Efek kronis lainnya termasuk kekurangan vitamin D, osteomalacia, intoleransi karbohidrat, gangguan imunologi, hipotiroidisme, dan neuropati perifer. Fenitoin dikaitkan dengan hipersensitivitas jarang atau reaksi idiosinkratik mengakibatkan ruam, sindrom Stevens-Johnson, pseudolymphoma, penekanan sumsum tulang, reaksi lupus-seperti, dan hepatitis.

Fenitoin menampilkan Michaels-Menton farmakokinetik, yang berarti bahwa jenuh metabolisme pada dosis yang diberikan secara klinis. Hal ini membuat fenitoin obat menantang untuk dosis. Juga, fenitoin merupakan inducer sitokrom P450 isozim, dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450, dan sangat protein bound.Therefore, banyak interaksi obat yang terkait dengan penggunaan bersama agen ini. Fenitoin dikaitkan dengan beberapa efek samping yang signifikan.