28
DASAR TEORI TROMBOFLEBITIS A. Pendahuluan Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 - 37,8 o C oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam Muchtar, 1998). Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 o C atau lebih selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007). Beberapa faktor predisposisi 1. Kurang gizi atau nutrisi 2. Anemia 3. Higiene 4. Kelelahan

Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

DASAR TEORI

TROMBOFLEBITIS

A. Pendahuluan

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara

37,2 - 37,8oC oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya

laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam

Muchtar, 1998).

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat

genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh

sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 oC

atau lebih selama 2 hari. Da;am 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari

petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007).

Beberapa faktor predisposisi

1. Kurang gizi atau nutrisi

2. Anemia

3. Higiene

4. Kelelahan

5. Proses persalinan bermasalah;

a. Partus lama / macet

b. Korioamnionitis

c. Persalinan traumatik

d. Kurang baiknya pencegahan infeksi

e. Manipulasi yang berlebihan

f. Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas

(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)

Page 2: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam alat kandungan, seperti

eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari

dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri), antara lain:

1. Streptococcus Haemoliticus Aerobik

2. Staphylococcus aureus

3. Escherichia coli

Cara terjadinya infeksi:

a. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang

berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga

rahim.

b. Alat-alat yang tidak suci hama.

c. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang

berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang

lain.

Klasifikasi infeksi :

1. Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks, dan endometrium

2. Infeksi yang menyebar ketempat lain melaui: pembuluh darah vena,

pembuluh limfe dan endometrium (Rustam Muchtar, 1998).

B. Pengertian Tromboflebitis

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai

pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode

pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat

peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh

tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode

Page 3: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada

ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

C. Klasifikasi

Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pelviotromboflebitis

Pelviotromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum

latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang

paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat

implantasi plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral.

Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan

menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi

dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-

14 atau ke-15 pasca partum.

2. Tomboflebitis femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena

vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10

pasca partum.

(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)

D. Etiologi

a. Perluasan infeksi endometrium

b. Mempunyai varises pada vena

c. Obesitas

d. Pernah mengalami tramboflebitis

e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up

untuk waktu yang lama

f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

(Adele Pillitteri, 2007)

Page 4: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

E. Tanda dan Gejala

1. Pelvio Tromboflebitis

a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian

samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:

1) Mengigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat

(30-40 menit)dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-

kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.

2) Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC)

yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti

pada endometritis)

3) Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan

4) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,

terutama ke paru-paru

c. Abses pada pelvis

d. Gambaran darah

1) Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar

kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)

2) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum

mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena

bakterinya adalah anaerob.

e. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling

banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam

pemeriksaan dalam.

2. Tromboflebitis femoralis

a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,

kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai

dengan menggigil dan nyeri sekali.

Page 5: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan

tanda-tanda sebagai berikut:

1) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar

bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.

2) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras

pada paha bagian atas

3) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha

4) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi

bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.

5) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada

umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai

dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke

atas.

6) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau

dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif)

F. Pemeriksaa Diagnosis

Menurut buku safe motherhood,modul sepsis puerperalis:materi pendidikan

untuk kebidanan, Tromboflebitis biasanya dapat dibuktikan melalui

pemeriksaan klinis.

Untuk melakukan tes diperlukan keterampilan tingkat lanjut dan teknologi

yang mahal. Tes tersebut meliputi :

Ultrasound dengan menggunakan efek Doppler untuk mempelajari aliran

bunyi dalam vena femoral.

Venografi yang mencakup x-ray setelah injeksi radio opaque dye.

Hematokrit : Hemokonsentrasi (penigkatan Ht) potensial resiko

pembentukan thrombus.

Pemeriksaan koagukasi : dapat menyatakan hiperkoagulasi

Page 6: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

Pemeriksaan vaskuler noninvasive (osklimetri Doppler, toleransi

latihan,pletismografi impendan,dan skan dupleksi: perubahan pada aliran

darah dan infeksi volume vena tersumbat, kerusakan vaskuler, dan

kegagalan vaskuler.

Tes trendelenburg : dapat menunjukkan tidak kompentennya pembuluh

katup.

Venografi : secara radiografi memastikan diagnose melalui perubahan

aliran darah dan/atau ukuran saluran.

G. Penatalaksanaan

1. Pelvio Tromboflebitis

a. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan

menggunakan teknik aseptik yang baik

b. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan

mencegah terjadinya emboli pulmonum

c. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau

dugaan adanya emboli pulmonum

d. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika

emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun

sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)

2. Tromboflebitis Femoralis

a. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada

ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan

pembekuan darah.

b. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan

menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas

pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada

betis.

Page 7: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

c. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang

memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu

mencegah kondisi stasis.

d. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung

sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji

keadaan kulit dibawahnya.

e. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang

terkena.

f. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti

koagulan diberikan.

g. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan

resep.

h. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat

basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut

tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.

i. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki

yang terkena.

j. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian

bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk

melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.

k. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut

perineal untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.

l. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya:

pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar

dari jahitan episiotomi.

m. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada

masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.

n. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.

o. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan

melalui terapi sub kutan

Page 8: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

p. Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus

memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan

bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.

(Adele Pillitteri, 2007)

Page 9: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

DENGAN TROMBOFLEBITIS

I. LANGKAH I

PENGKAJIAN

A. Identitas

Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. T

Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru

Suku : Jawa Suku : Jawa

Alamat : Jl. Mawar No 22 Alamat : Jl. Mawar No 22

B. Anamnese

Tanggal : 11 Agustus 2010 Pukul : 10.00 Wita

Oleh : Bidan Zhifa

1. Keluhan utama

Ibu post partum 10 hari yang lalu (1 Agustus 2010) mengeluh badannya terasa

panas, nyeri pada betis, kaki kiri bengkak dan kemerahan.

2. Riwayat persalinan

Ibu partus pada tanggal 1 Agustus 2010 pukul 19.00 WIB

Kala I : Lamanya 7 jam 40 menit, jumlah perdarahan 0 cc Blood Slym

keluar saat pembukaan lengkap, ketuban pecah spontan, air

ketuban jernih.

Page 10: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

Kala II : Lamanya 30 menit persalinan spontan pervaginam, bayi lahir

normal APGAR SCORE 8/9 , jenis kelamian laki-laki, BB 2800

gram, PB 50 cm, tidak ada lilitan tali pusat, tidak ada robekan

jalan lahir, jumlah perdarahan +/- 100 cc.

Kala III : Lamanya 15 menit, plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput

lengkap berat plasenta 500gr, kontraksi uterus baik, jumlah

perdarahan +/- 100 cc.

Kala IV: Berlagsung normal, kont raksi uterus baik, jumlah perdarahan +/-

200cc, keadaan umum ibu tampak letih, TD 110/70 mmHg, RR

20x/ menit, Temp 37,5 oC, pols 80x/menit.

3. Pola Hidup Sehari-Hari

a. Nutrisi

Sebelum melahirkan : Ibu makan 3x sehari, dengan porsi satu piring nasi,

sayur, tempe/ikan, buah. Ibu minum 8-12 gelas /

hari dan minum susu.2 gelas / hari

Sesudah melahirkan : Ibu mengtakan tidak begitu nafsu makan, dua kali

sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, tempe,

ikan, telur, buah. Ibu telah banyak minum 12-14

gelas / hari. Dan minum susu 2 gelas/hari

b. Eliminasi

Sebelum melahirkan : BAB; 1x sehari konsistensi lunak.

BAK; 3-4x sehari

Sesudah melahirkan : BAB; Ibu mengatakan belum BAB setelah

melahirkan.

BAK sejak melahirkan ibu sudah 3x BAK.

c. Istirahat

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan biasa tidur 7-8 jam / hari, 1 jam

tidur siang.

Page 11: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri pada

betisnya, sehingga hanya tidur 5-6 jam / hari, tidur

siang ½ jam.

d. Aktifitas

Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan melakukan tugas rumah tangga

sendiri, melakukan kegiatan sehari-hari sendiri

tanpa bantuan.

Sesudah melahirkan : Ibu belum melakukan banyak aktifitas, namun

sudah bisa ke kamar mandi sendiri.

e. Personal Hygiene

Sebelum melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari,

cuci rambut 2 hari sekali, cuci tangan sesudah

BAK dan BAB, cuci tangan sebelum dan sesudah

makan.

Sesudah melahirkan : Baik, Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari,

cuci rambut 2 hari sekali, ganti pembalut 3x

sehari, cuci tangan sesudah BAK dan BAB, cuci

tangan sebelum dan sesudah makan.

4. Keadan Psikologis

Ibu mengatakan saat ini merasa bahagia dengan kelahiran bayinya karena

sudah lama menantikannya dan jenis kelaminnya sesuai dengan yang

diinginkannya, namun ibu agak cemas tidak bisa merawat bayinya dengan

baik karena ini pengalamannya yang pertama. Suami dan keluarga sangat

senang dengan kelahiran bayinya. Ibu takut bergerak karena terasa nyeri, Ibu

menyusui bayinya dan ibu ingin KB setelah melahirkan untuk menunda

kehamilan selanjutnya.

Page 12: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

5. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu post patrum hari 4, ibu mengatakan badannya letih dan pegal tidak ada

luka hecting, nyeri pada kaki dan betis ibu mengatakan takut bergerak, tidak

ada penyakit menular dan menahun

6. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga tidak ada penyakit menular dan tidak mempunyai penyakit

menahun.

C. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Ibu tampak letih

Kesadaran : Composmentis

BB sebelum hamil : 56 Kg

Hamil aterm : 64 Kg

Setelah melahirkan : 58 Kg

TB : 157 Cm

b. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 nnHg

Nadi : 80x / menit

Temperatur : 37,5 oC

Pernafasan : 22x / menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Tidak ada benjolan dan lesi

b. Rambut : Berwarna hitam, lurus, bersih

c. Wajah : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada odema

d. Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucal, sklera tidak

iklerik simetris kanan dan kiri

Page 13: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

e. Hidung : Fungsi penciuman baik, kebersihan baik, mukosa berwana

merah mudatidak ada peradangan, polip tidak ada.

f. Telinga : Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada

pengeluaran serum, daun telinga ada.

g. Mulut dan gigi : Fungsi pengecap baik kebersihan cukup, gigi lengkap

tidak ada stomatitis dan tidak ada caries

h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan

vena jugularis

i. Dada : Simetris kanan-kiri gerakan dada saat inspirasi dan

ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar

bunyi wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada

mur-mur.

j. Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan-kiri,

putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada

areola mamae, tidak ada nyeri, abses, dan

pembengkakan, kolostrum sudah keluar lancar.

k. Abdomen : TFU pertengahan sympisis dan pusat, strie albikans ada,

linea nigra ada, kandung kemih kosong, konsistensi

keras, kontraksi uterus baik.

l. Genitalia : Tidak terdapat luka perineum, tidak ada varises pada

vagina, peneluaran darah pervaginam normal, tidak ada

oedema, kotor oleh lendir dan bekas darah serta air

ketuban.

m. Bokong : Kotor oleh lendir dan bekas darah serta air ketuban, tidak

terdapat hemoroid

n. Ekstrimitas atas: Jari-jari lengkap pergerakan baik tidak ada oedema,

kuku bersih, simetris kanan-kiri

o. Ekstrimitas bawah : Ada oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan serta

lebih panas dibanding dengan kaki lainnya, nyeri

Page 14: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

pada betis, jari-jari lengkap, kaki kiri sulit

digerakkan, simetris kanan-kiri ,

Tanda Homan: (positif) adanya nyeri tekan pada

betis sewaktu dorsofleksi kaki

Page 15: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

LANGKAH II

INTERPRESTASI DATA DASAR

DIAGNOSA DATA DASAR

Ibu post partum hari ke-10 dengan

Tromboflebitis femoralis

- Ibu post partum hari ke-

10 partus tanggal 1 Agustus 2010

pukul 19.00

- Ibu mengeluh badannya

terasa panas, nyeri pada betis, kaki

kiri bengkak dan kemerahan.

- KU : Ibu tampak letik

Kes : Composmentis

TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt

RR : 22x/mnt, Temp : 37,5oC

- Pemeriksaan fisik

Ekstrimitas bawah : tampak

oedema, kaki kiri bengkak dan

kemerahan serta lebih panas

disbanding dengan kaki lainnya,

nyeri pada betis, kaki kiri sulit

digerakkan

- Tanda Homan positif : adanya nyeri

tekan pada betis sewaktu dorsofleksi

kaki

Page 16: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

MASALAH DASAR

Cemas - Ibu tampak khawatir dengan

keadaannya

KEBUTUHAN DASAR

Berikan KIE tentang :

- Cara mengatasi nyeri dan ambulasi

dini

- Pemenuhan Cairan dan nutrisi

- Ibu kurang mengerti tentang

ambulasi dini

- Suhu tubuh 37,5 oC

LANGKAH III

MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL DAN

PENANGANAN

Potensial terjadinya Emboli Pulmonum

LANGKAH IV

MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan

Page 17: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

LANGKAH V

MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini

2. Ajarkan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri

3. Ajarkan ibu tentang ambulasi dini

4. Beri terapi anti piretik untuk mengatasi demam

5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat

6. Anjurkan ibu untuk banyak minum

7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

LANGKAH VI KALA II

PELAKSANAAN ASUHAN LANGSUNG

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saaat ini yaitu

mengalami tromboflebitis femoralis sehingga kaki ibu bengkak dan tegang

dan terasa nyeri, suhu tubuh 37,5 oC

2. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara mengurangi nyeri yaitu:

a. tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena

b. menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan sirkulasi vena dan

membantu mencegah kondisi statis

c. memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan melepasnya 2x

sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya

d. kaki dikompres dengan air hangat

3. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan ambulasi dini agar dapat

meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan

kemungkinan pembentukan bekuan darah, misalnya: jika ibu sudah merasa

tidak lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap ditemani.

Menjelaskan pada ibu untuk tidak berada pada posisi litotomi dan tidak

menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi alas penyokong kaki guna

mencegah adanya tekanan yang kuat pada betis.

Page 18: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

4. Memberikan terapi antipiretik parasetamol 3x1mg untuk mengatasi demam

5. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi

ibu nifas seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein,

mineral, vitamin, cukup (sayur-sayuran, tempe, tahu, telur, ikan, buah-buahan,

apabila ibu mampu membeli susu dan mencobanya walau tidak suka susu)

6. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk minum 3 liter setiap hari(8-12 gelas

setiap hari) untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan panas dengan adanya

peningkatan pengeluaran urine

7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

LANGKAH VII

EVALUASI

Tanggal : 10 Agustus 2010 Pukul : 10.30 Wita

1 Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini

2 Ibu mengerti tentang cara mengurangi nyeri dan bersedia melakukannya

3 Ibu mengerti tentang ambulasi dini dan bersedia melakukannya

4 Ibu mengatakan akan minum obat yang telah diberikan

5 Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas dan ibu mengatakan akan

memperhatikan keadaan gizinya

6 Ibu mengatakan akan minum 8-12 gelas setiap hari

7 Kolaborasi dengan dokter telah dilakukan

Page 19: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal : 11 agustus 2010 Pukul : 10.45 Wita

S :

- Ibu post partum hari ke-10 partus tanggal 1 Agustus 2010 pukul 19.00

- Ibu mengeluh badannya terasa panas, nyeri pada betis, kaki kiri

bengkak dan kemerahan.

O :

- KU : sedang

Kes : Composmentis

TD : 110/70 mmHg, N : 80x/mnt

RR : 22x/mnt, Temp : 37,5oC

- Pemeriksaan fisik

Ekstrimitas bawah : tampak oedema, kaki kiri bengkak dan kemerahan serta lebih

panas disbanding dengan kaki lainnya, nyeri pada betis, kaki kiri sulit

digerakkan.

- Tanda Homan positif : adanya nyeri tekan pada betis sewaktu dorsofleksi kaki

A :

- Ibu post partum hari ke-4 dengan Tromboflebitis femoralis

- Diagnosa potensial : Emboli pulmonum

- Masalah : Cemas

- Kebutuhan : Berikan KIE tentang :

o Cara mengatasi nyeri dan ambulasi dini

o Pemenuhan Cairan dan nutrisi

Tindakan segera : Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan

Page 20: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

P :

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini

2. Ajarkan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri

3. Ajarkan ibu tentang ambulasi dini

4. Beri terapi anti piretik untuk mengatasi demam

5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat

6. Anjurkan ibu untuk banyak minum

7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

Page 21: Dasar Teori+Askeb Tromboflebitis

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Bari, Saifuddin Abdul dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatol. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirotarjo

Wiknjosastro, Hanifa dkk. 1999. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Puataka

Sarwono Prawiroharjo.