Daun Papaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xa

Citation preview

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah yang penulis paparkan adalah sebagai berikut:1. Apa kandungan kimia dari daun pepaya (Carica papaya L)?2. Bagaimana cara pembuatan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya L)?3. Apa manfaat ekstrak daun pepaya (Carica papaya L)sebagai pestisida alami?1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari identifikasi masalah tersebut adalah untuk mengetahui:1. kandungan kimia dari daun pepaya (Carica papaya L).2. cara pembuatan pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya L).3. manfaat ekstrak daun pepaya (Carica papaya L)sebagai pestisida alami1.4 Manfaat Penulisan1) Memberikan rujukan kepada instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi yang terdapat di dalam daun pepaya sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan.2) Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjadikan pestisida alami dari daun pepaya sebagati Pengganti pestisida sintesis.3) Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat, untuk dapat mengelola atau membuat sendiri pestisida alami dari bahan baku daun pepaya yang tersedia di alam.4) Untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang terdapat pada daun pepaya.5) Untuk mengetahui cara pembuatan pestisida alami dari daun pepaya.6) Untuk mengetahui manfaat apa saja yang terkandung dalam dalam daun pepaya.BAB II. TELAAH PUSTAKA2.1 Tanaman Pepaya

Klasifikasi :Pepaya(Carica papaya, Linn.)

Kingdom :Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas :DilleniidaeOrdo :ViolalesFamilia :CariccaceaeGenus :CaricaSpesies :Carica papaya L

Gambar 1. Pohon PepayaNama Lokal :Papaw (Inggris), Pepaya (Indonesia), Gedang (Sunda); Betik, Kates, Telo gantung (Jawa)

Pepaya(Carica papaya L)merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.DI Indonesia tanaman papaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman pekarangan. Sentra penanaman buah papaya di Indonesia adalah daerah Sukabumi, Malang, Pasar Induk Kramat Jati DKI, Sleman, Lampung Tengah, Toraja, dan Manado.

2.1.1 Daerah asal dari papayaPepaya atau bahasa latinnya(Carica Papaya L),termasuk familyCaricaceaeyang tidak begitu besar ruang lingkupnya. Memang sebelum perang telah didatangkan jenis pepaya yaitu Carica Candamarcensis.Pepaya atau terkenal di Jawa dengan nama kates atau ketela gantung adalah sebuah tanaman yang seluruh organnya dapat dipergunakan baik untuk manusia maupun hewan.Menurut sejarah, asal dari pohon papaya ini adalah Mexico bagian selatan. Sedangkan orang yang berjasa menyebarkan papaya ke daerah tropis adalah orang-orang dari Spanyol. Adapun orang yang mengatakan bahwa untuk daerah tropis, tanaman pertama di Manila dinyatakan dalam pertengahan abad ke 16. Kemudian walaupun tidak ada data-data yang lengkap, namun para ahli mengatakan bahwa papaya mulai ditanam di Indonesia pada abad ke 18 atau sebelumnya.Kalau kini papaya telah menjadi tanaman yang merata di daerah-daerah yang beriklim tropis. Bahkan untuk daerah subtropis seperti Florida USA sudah banyak pohon papaya yang diusahakan orang. Dan disanapun pohon papaya dapat tumbuh dengan baik. Sekarang ini, khususnya di pedesaan hampir tiap rumah mempunyai pohon papaya,maka akan sangat sulitlah menentu kanberapa banyak hasil pohon papaya ini. Bahkan juga negara-negara mana saja penghasil utama yang paling besar untuk papaya sulit sekali ditentukannya.Akan tetapi walaupun demikian, ada sedikit catatan yang dapat dipergunakan untuk mencoba mengira-ira daerah mana yang banyak menghasilkan papaya baik untuk dalam maupun luar negeri Indonesia.Pohon papaya sekarang telah banyak terlihat di daerah Jawa Barat, dan juga daerah Jakarta. Kemudian kalau untuk luar negeri yang terkenal banyak pohon papaya adalah Florida USA, Hawai, Afrika Timur, Afrika Selatan, Ceylon, India, dan Australia.Kebanyakan orang Indonesia menanam papaya untuk diambil buahnya yang lezat. Lain halnya dengan Australia,daerah penghasil wool ini selalu mengambil papainenya sebagai hasil utama dan buah papaya sendiri justru sebagai hasil sampingan saja.Seperti kita ketahui kalau papine ini sangat berguna untuk penyamakan kulit dan juga sebagai obat-obatan pembersih wool yang terkena getah. Sedangkan Auatralia sendiri terkenal sebagai benua penghasil wool. Karena itulah mereka tidak lagi mementingkan buahnya. Juga karena harga papine jauh lebih mahal daripada buah papaya itu sendiri. Atau dengan kata lain papine lebih menguntungkan daripada buahnya sendiri.2.1.2 Deskripsi daun papayaGambar 2. Daun PepayaDari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pada tumbuhan pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker. Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan Bouchut secara ilmiah, seperti dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan daun pepaya bersifat antitumor ataukanker.Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan.Sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain vitamin A, B1, kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, dan air.Selain itu Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah pepaya, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Bahan-bahan tersebut biasanya dipadukan dalam bahan baku industri kosmetik untuk menghaluskan kulit, menguatkan jaringan agar lebih kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak.Selain bermanfaat bagi kulit, daun pepaya terutama dapat digunakan untuk kesehatan wanita antara lain untuk mengobatikeputihan, demam akibat nifas,melancarkan haiddan melancarkan air susu ibu (ASI). Selain itu, daun dari tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat seperti:-Mengobati jerawatUmumnya pada usia remaja sebagian orang akan mengalami masalah akan jerawat. Mungkin karena kulitnya sensitif atau jarang membersihkan muka. Namun bagi anda yang merasa khawatir akan jerawat tersebut mungkin ini menjadi salah satu solusi.untukmenghilangkanjerawat.Cara membuat masker : ambil 2-3 lembar daun pepaya yang sudah tua. Kemudian jemur dan tumbuk sampai halus. Tambahkan satu setengah sendok air, baru dapat digunakansebagaimaskermuka.-Anti kankerDari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker, sebagaimana dikutip dari Journal Society of Biology. Getah ini otomatis didapatkan saat kita mengkonsumsi daun pepaya, dimasak dengan cara apa pun.-Obat demam berdarahSiapa sangka kalau pepaya juga dapat untuk menyembuhkan demam berdarah. Coba ambil 5 lembar daun. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal tiperempatnya saja. Saya sendiri belum pernah membuktikannya, jadi jika keadaan tidak membaik segera segera ke dokter (bahkan kalaupun memabaik segera bawa ke dokter). Anggap saja ini untuk pertolongan pertama.-Penambah nafsu makanTak sulit membuat ramuan penambah nafsu makan ini, siapkan daun pepaya segar seukuran telapak tangan, sedikit garam, dan air hangat setengah cangkir. Semua bahan dicampur, ditumbuk atau diblender, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum. Ramuan ini aman, bahkan untuk anak-anak sekalipu.-Nyeri haidAmbil 1 lembar daun pepaya, asam jawa dan garam secukupnya. Rebus dengan segelas air hingga masak. Dinginkan sebelum diminum.2.1.3 Kandungan Kimia Daun Pepaya(Carica papaya L)Daun pepaya(Carica papaya L)mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitamin A 18250 SI , vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat Arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram , papayotin, kautsyuk, karpain, karposit, Daun pepaya mengandung bahan aktif Papain, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.Tabel 1. Analisis komposisi Daun PepayaUnsur KomposisiDaun

Energi ( kal )79

Air ( g )75,4

Protein ( g )8

Lemak ( g )2

Karbohidrat ( g )11,9

Vitamin A ( IU )18.250

Vitamin B ( mg )0,15

Vitamin C ( mg )140

Kalsium ( mg )353

Besi ( mg )0,8

Fosfor ( mg )63

Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI, 1979.2.2 Pestisida2.2.1 Pengertian PestisidaPestisida adalah sebutan untuk semua jenis obat (zat/bahankimia) pembasmi hama yang ditunjukkan untuk melindungi tanaman dari serangga-serangga, jamur, bakteri, virus, dan hama lainnya seperti tikus, bekicot, dan nematode (cacing) serta zat pengatur tumbuh pada tumbuhan di luar pupuk.2.2.2 Kimia PestisidaPestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.1.SifatpestisidaSetiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titikdidih.2.TataNamaPestisidaPengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengantatanama.3.CaraKerjaPestisida* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap ataugas* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.2.2.3 Formulasi PestisidaPestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:1.CairanPestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES(emulsifiable solution),WSC(water soluble concentrate). B(emulsifiable)dan S(solution).Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air.2.ButiranFormulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atauWDG(waterdispersiblegranule).3. DebuKomposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).4. TepungKomposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang singkatanWP(wettablepowder)atauWSP(watersolublepowder).5. OliPestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO(solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.6. FumigansiaPestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.2.3 Prospek Pengembangan Pestisida AlamiIndonesia sebagai Negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati merupakan tempat yang sangat potensial bagi pengembangan dan pemanfaatan pestisida alami. Prospek pengembangan pestisida alami di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Banyak hal yang dapat dihemat dengan menggantikan pestisida sintesis dengan pestisida alami yang di produksi sendiri. Contohnya di Thailand, International Development Research Center yang berpusat di Kanada melaporkan bahwa pemakaian pestisida botani di Thailand meningkat dengan mengesankan. Pada tahun 1988 dengan pestisida botani, Thailand telah mampu mengurangi import pestisida sintesis, sehingga berhasil menghemat devisanya sebesar 70 juta dolar AS per tahun. Pada tingkat petani produsen, biaya produksi dapat diturunkan secara signifikan. Sementara itu, penetapan sistem pertanian organik tanpa memakai pestisida sintesis di Sumatera Barat dapat menghemat biaya produksi cabai hingga Rp2,5-3,5 juta (Kompas, 11 April 2002). Biaya produksi sangat murah, khususnya pestisida botani untuk dipakai sendiri, sehingga dapat dibuat dalam skala rumah tangga.Hal yang sama juga terjadi pada pestisida biologi. Pada decade 1980-an paling sedikit 3.000 ton bakteri Bacillus thuringiliensis telah dipakai seluruh dunia. P enggunaan terbesar adalah Amerika Serikat, yakni sekitar 1.000 ton/tahun (Jangi dan Mahadi, 1992). Kecenderungan peningkatan pemakaian pestisida biologi di Asia juga sangat meyakinkan, seperti yang tergambar pada Tabel 1. Pada awal decade 1990-an, pasar insektisida alami di Jepang mencapai 3 miliar doar AS per tahun dan di Amerika mencapai 2 miliar dolar AS (Kompas, 23 November 1992).Di Indonesia, dari sekitar 600 merek dagang peptisida yang terdaftar di Komisi Pestisida, hanya sekitar 30-an yang merupakan pestisida alami biologi, dan hanya satu pestisida botani yang terdaftar dan diperdagangkan. Hal ini tentunya merupakan peluang besar bagi importir agrochemical untuk memasukkan pestisida botani dan biologi yang telah banyak dipasarkan di luar negeri ke Indonesia. Sebut saja pestisida botani yang berasal dari pohon mimba yang sangat popular di India dan telah diperdagangkan dalam 200 merek dagang. Tentunya perdagangan pestisida alami komersial perlu mendapat kemudahan dari pemerintah, seperti kemudahan dalam pendaftaran merek dagang dan pengurangan bea masuk. Dalam hal ini komitmen pemerintah untuk lebih memasyarakatkan pestisida alami sangat diperlukan.Data yang telah dikemukakan menunjukkan prospek yang sangat menjanjikan untuk pengembangan dan pemanfaatan pestisida alami di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan Negara agraris yang tidak dapat menghindari kecenderungan global untuk secara bertahap menurunkan pemakaian pestisida sintesis Tabel 2. Pasar pestisida biologi Bacillus thuringiensis di Asia Tenggara tahun 1988-1989NegaraVolume per tahun(ton WP atau L)

Malaysia dan Singapura12-14 WP

Indonesia30-35 WP

Thailand50-60 L

Philipina12-14 WP

Taiwan50-60 WP

Hongkong12-14 WP

Total141-167 WP

Pemberlakuan ekolabeling dan ISO 14000 dalam era perdagangan bebas membuat produk pertanian di Indonesia tidak mampu bersaing di pasar global, jika masih mengandalkan peptisida sintesis sebagai alat pengendali hama. Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti India dan Sri Lanka yang telah mulai memasuki pasaran Negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dengan produk pertanian yang bebas residu pestisida (Sutanto, 2000).Para praktisi pertanian Indonesia mau tidak mau harus mempelajari dan mencoba alternative pestisida alami, jika tidak ingin tergilas oleh kecenderungan global yang menginginkan bahan-bahan hasil pertanian yang bebas dari residu pestisida.2.4 Berbagai Jenis Tumbuhan Sebagai Bahan Pestisida AlamiPestisida alami adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (PPT). Pestisida alami ini dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya.Secara umum pestisida alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karen terbuat dari bahan alami / nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.Jenis tumbuhan penghasil pestisida alami antara lain : Aglaia(Aglaia odorata L) Bengkoang(Panchyrrhyzus erosus Urban) Jeringau(Acorus calamus L) Serai(Andropogan margus L) Sirsak(Annona muricata L) Srikaya(Annona squamosa L)Jenis tumbuhan penghasil atraktan / pemikat antara lain : Daun wangi(Melaleuca bracteata L) Selasih(Ocimum sanctum)Jenis tumbuhan penghasil rodentia nabati antara lain :Gadung-KB(Dioscorea composite L)Gadung racun(Dioscorea hispida)CONTOH BAHAN PESTISIDA ALAMIa. Mimba(Azadiracta indica)Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus di tambah dengan air sebagai pengencer.Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.b. Tembakau(Nicotium tabacum)Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa jugadengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bias digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.c. Tuba, Jenu(Derriseleptica)Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untukdibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.d. Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.e. Kucai(Allium schonaoresum)Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.f. Bunga Camomil(Chamaemelum spp)Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.g. Bawang Putih(Allium sativu)Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.h. Abu KayuAbu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu inibisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.i. Mint(Menta spp)Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan airsecukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.j.Kembang Kenikir(Tagetes spp)Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan airlalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.k. Cabai Merah(Capsium annum)Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu.Kemudiangiling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.l. SeduduSedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.m.Kemanggi(Ocimum sanetu)Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.n. Dringgo(Acarus calamus)Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.o. Tembelekan(Lantara camara)daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar.Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.p. Rumput Mala(Artimista vulgaris)Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.q.Tomat(Lycopersicum eskulentum)Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.r.Gamal(Gliricidia sepium)Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagaijenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.s. Bunga Mentega(Nerium indicum)Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.BAB III. METODOLOGI3.1 Tempat dan waktu PenelitianProses pembuatan pestisida dari daun papaya dan uji coba di laksanakan di rumah penulis. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2012.3.2 Bahan dan alat3.2.1 BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :a.Daun pepaya (Carica papaya L)Dalam penelitian ini, daun papaya digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan pestisida alami.b.AirAir digunakan sebagai pencampur sekaligus pemancing agar air dalam daun papaya keluar.c.DetergenDetergen digunakan sebagai zat pencampur dan untuk membantu dalam membunuh hama.d.Minyak tanahMinyak tanah digunakan untuk membantu proses penguraian agar hama cepat terbunuh.3.2.2 AlatPeralatan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain :1.Penumbuk2.Penyaring (kain halus)3.Wadah (baskom)4.Pengaduk5.Alat penyemprot3.3 Metode PembuatanAdapun langkah- langkah pembuatan pestisida alami dari daun pepaya, yaitu:1. Mengumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).

Gambar 3. Pengumpulan Daun Pepaya2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.

Gambar 4. Penumbukan3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.

Gambar 5. Penambahan Air

Gambar 6. Penambahan Minyak Tanah

Gambar 7. Penambahan Detergen

Gambar 8. Pengadukan4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.3.4 PengujianUji performa dilakukan dengan menguji tanaman dengan menyemprotkan larutan hasil saringan ketanaman.

Gambar 9. PenyemprotanTernyata setelah tanaman yang terkena hama disemprot dengan larutan hasil saringan, setelah beberapa hari tanaman tersebut menjadi subur dan hama tanaman perlahan hilang. Hal ini membuktikan bahwa pestisida alami daun pepay mampu memberantas hama tanaman serta merangsan

Gambar 10. Tanaman cabai sebelum disemprot

Gambar 11. Tanaman melati sebelum disemprot

Gambar 12. Tanaman cabai sesudah disemprot

Gambar 13. Tanaman melati sesudah disemprotBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Performa pestisida alami daun papayaDari hasil percobaan menunjukkan warna dari pestisida alami daun papaya ini yang baru selesai menjalani proses penumbukan hingga proses pendiaman selama satu malam berwarna hijau tua. Performa bau untuk pestisida alami tidak begitu menyengat dibandingkan dengan pestisida sistesis. Setelah proses penyemprotan pada tanaman, peptisida ini tidak menunjukkan bau yang menyengat yang berkepanjangan, namun hanya sesaat saja. Jika kita bandingkan dengan pestisida sintesis, setelah proses penyemprotan justru aroma bau akan semakin menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa pestisida alami daun pepaya tidak menimbulkan pencemaran udara.Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.4.2 Manfaat Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Pestisida AlamiPestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Adapun beberapa keunggulan dari pestisida alami, antara lain: Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan). Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. Dapat membunuh hama/ penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai bahkan tersedia bibit secara gratis (ekonomis). Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.4.3 Peranan pestisidaPestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.- See more at: http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-ekstrak-daun.html#sthash.JCfCsq93.dpuf