43
SEKILAS TENTANG AUDIT A. Definisi Auditing Ada banyak pendapat tentang pengertian audit. Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Beberapa definisi yang menjelaskan pengertian audit, diantaranya: Definisi 1: Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatu informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriterianya. Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Definisi 2: Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Definisi 3: Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda. Ada pula beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, antara lain: The American Accounting Association Committee on Basic

Definisi Auditing

  • Upload
    edfany

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang sekilas auditing dan profesi auditor

Citation preview

Page 1: Definisi Auditing

SEKILAS TENTANG AUDIT A.Definisi Auditing

Ada banyak pendapat tentang pengertian audit. Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Beberapa definisi yang menjelaskan pengertian audit, diantaranya:

Definisi 1: Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

suatu informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriterianya. Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Definisi 2:

Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Definisi 3:

Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda. Ada pula beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, antara lain: The American Accounting Association Committee on Basic Auditing Concepts mendefinisikan Auditing sebagai proses sistematik pencarian dan pengevaluasian secara objektif bukti mengenai asersi tentang peristiwa dan tindakan ekonomik untuk menyakinkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Tujuan audit bukanlah untuk memberikan informasi tambahan, audit dimaksudkan untuk memungkinkan pemakai laporan

Page 2: Definisi Auditing

keuangan lebih bergantung pada informasi (dalam hal ini laporan keuangan) yang sudah disusun oleh pihak lain.

Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.

Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan. Menurut Mulyadi : Audit yaitu “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”. Menurut Mulyadi, berdasarkan beberapa pengertian auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur:

Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

Page 3: Definisi Auditing

Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif. Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa: o Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif. o Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen. o Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) diindonesia Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak. Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten, independen, dan tidak memihak mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat yang dilakukan oleh yang disebut auditor untuk disampaikan kepada yang berkepentingan.

B.Perbedaan dan Hubungan antara Audit dengan Akuntansi

Sekalipun auditing dan akuntansi saling berkaitan, namun keduanya berbeda satu sama lain. Akuntansi merupakan proses yang menghasilkan

Page 4: Definisi Auditing

informasi dan format laporan keuangan dan data keuangan lainnya. Akuntansi membentuk laporan keuangan dan informasi bermanfaat lainnya; sedangkan auditing pada umumnya tidak membuat laporan keuangan atau informasi lainnya. Alih-alih, auditing meningkatkan nilai informasi yang diciptakan oleh proses akuntansi dengan secara kritis mengevaluasi informasi tersebut melalui penyampaian hasil evaluasi kritis tersebut. Metode akuntansi melibatkan pengidentifikasian kejadian dan transaksi yang berimbas terhadap entitas. Begitu didefinisikan, unsur-unsur tersebut diukur,dicatat, diklarifikasi, dan dirangkum dalam catatan akuntansi. Hasil proses tersebut adalah penyusunan dan pendistribusian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi informasi keuangan yang relevan dan andal yang bakal berfaedah bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi merupakan proses kreatif. Personalia entitas terlibat dalam proses akuntansi, dan tanggung jawab akhir atas laporan keuangan berada di pundak manajemen entitas. Untuk memasok informasi yang relevan, akuntan (penyusun laporan keuangan)harus memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan kaidah yang menjadi landasan bagi penyusunan informasi akuntansi. Selain itu, akuntan mesti membuat sistem guna meyakini bahwa peristiwa ekonomik entitas dicatat dengan benar secara tepat waktu dan pada biaya yang masuk akal. Adapun audit laporan keuangan melibatkan pencarian dan mengevaluasi bukti berkenaan dengan laporan keuangan yang disusun oleh manajemen sehingga memampukan auditor memverifikasi apakah laporan keuangan tersebut pada kenyataannya menyajikan bsecara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia. Esensi persoalan sebagian besar audit, dan semua audit laporan keuangan, pada umumnya adalah data akuntansi yang terdapat/tersurat pada buku, catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Sebagian besar bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor terdiri dari atas data

Page 5: Definisi Auditing

yang diambil dari sistem akuntansi. Asersi perihal tindakan dan peristiwa ekonomik yang menjadi perhatian auditor kerapkali merupakan asersi transaksi akuntansi dan peristiwa yang mempunyai signifikansi akuntansi, dan saldo akun yang merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa tersebut. Yang menjadi kriteria bagi asersi akuntansi biasanya adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

Oleh karena itu, walaupun akuntan (yang menyusun laporan keuangan) tidak perlu mesti mahir dalam auditing, namun auditor (yang mengaudit laporan keuangan) disyaratkan menguasai disiplin akuntansi. Auditor bertanggung jawab atas dipatuhinya standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, maupun dalam menerbitkan dalam laporan auditor yang memuat kesimpulan atas auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atas laporan keuangan. Auditing memanfaatkan bukti untuk memverifikasi kewajaran (reasonableness atau fairness) penyajian keseluruhan laporan keuangan. Sebagaimana yang diutarakan, prinsip[ akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles, GAAP) merupakan penghubung (link) antara akuntansi dan auditing. Ketika menyusun laporan keuangan, akuntan menentukan instrumen terbaik untuk mengukur, mengklasifikasi, mengungkapkan, dan melaporkan informasi keuangan dengan mengacu kepada GAAP yang tepat. Tatakala mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, auditor memakai GAAP tadi sebagai standar. Oleh karena itu, auditor mesti piawai dalam masalah-masalah akuntansi.

C.Peran Auditing Pelaporan keuangan (financial reporting) dan Akuntansi

Peran Auditing Pelaporan keuangan (financial reporting) dan akuntansi yang andal membantu masyarakat dalam mengalokaasikan sumber daya dengan cara yang efisien. Tujuan utamanya adalah mendistribusikan sumber daya modal yang terbatas ke sektor produksi barang dan jasa yang permintaanya besar. Sumber daya ekonomi tertarik pada industri, kawasan geografis, dan entitas organisasional yang

Page 6: Definisi Auditing

parameter finansialnya menunjukkan sebagai sanggup memakai sumber daya ekonomi tersebut secara paling baik. Di lain pihak, akuntansi dan pelaporan yang tidak memadai akan menyembunyikan serta menyuburkan keborosan dan inefisiensi sehingga menghambat alokasi efisien terhadap sumber daya ekonomik. Kontribusi auditor independen adalah membumbuhkan kredibilitas atas informasi. Dalam hal ini kredibilitas berarti bahwa informsi dapat dipercaya sehingga bisa diandalkan oleh pihak luar seperti pemegang saham, kreditor, pelanggan, dan pihak yang berminat lainnya.

Permintaan akan hasil auditing berasal dari faktor-faktor berikut: kompleksitas, jarak, bias dan motif peyedia informasi. 1. Kompleksitas

Kompleksitas volume aktivitas ekonomi di dalam perusahaan dan entitas lainnya serta kompleksitas pertukaran ekonomik tersebut acapkali merumitkan pencatatan transaksi dan alokasi biaya dan beban. Keputusan yang sulit seputar perlakuakan akuntansi (accounting treatments) dan pengungkapan (disclosure) memerlukan jasa akuntan profesional. Sebagai contoh, perlakuan akuntansi yang benar terhadap akuisisi sebuah perusahaan oleh perusahaan lainnya merupakan permasalahan akuntansi yang penting dan relatif sukar. Banyak orang yang berminat dalam penggunaan informasi keuangan biasanya tidak akrab dengan kompleksitas standar akuntansi atau teknik pengumpulan dan pengevaluasian bukti. Oleh karenanya, mereka membutuhkan jasa auditor independen untuk mengatestasi bahwa laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Badan pemerintah yang menghibahkan dana tertentu ingin mengetahui apakah dana tersebut sudah dipergunakan sesuai dengan syarat hibah. Demikian pula, dewan direksi perusahaan dapat meminta auditor internal untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur pencegahan sumbangan dana politis sudah berjalan dengan baik. 2. Jarak

Jarak fisik dan sempitnya waktu sering menghalangi pemakai informasi dalam memeriksa dan menguji data yang menjadi dasar bagi

Page 7: Definisi Auditing

informasi keuangan. Di tengah lingkungan bisnis dewasa ini, para pwnganbil keputusan sering dipisahkan jarak yang jauh dari organisasi. Sebgai misal, para pemegang saham perusahaan besar seperti PT. Indosat barang kali tidak pernah melihat wujud fisik kantor perusahaan ataupun fasilitasnya. Dalam keadaan seperti ini, para pembuat keputusan tidak mempunyai pengetahuan langsung (dari tangan pertama) mengenai organisasi dan aktifitas-aktifitasnya serta sangat berjarak dari catatan akuntansi perusahaan. Jarak meningkatkan kemungkinan salah saji yang disengaja maupun yang tidak di sengaja, dan memperbesar kebutuhan akan adanya pihak independen untuk memeriks catatan keuangan. 3. Bias dan Motif Penyedia Informasi

Bias dan Motif Penyediaan Informasi Jikalau informasi diberikan oleh seseorang yang tujuannya tidak konsisten dengan tujuan mengambil keputusan ( memakai informasi ), yang disajikan dapat saja menjadi bias dengan lebih menguntungkan si pemasok informasi. disengaja maupun tidak disengaja dengan informasi. Contohnya, seandainya manajemen perusahaan pada dasarnya bersikap terlalu optimistik terhadap masa depan perusahaan ketimbang pihak lain, maka hal itu dapat menyebabkan informasi keuangan yang bias dalam bidang seperti kolektibilitas piutang usaha. Sedangkan disisi lain, pemegang saham menghendaki laporan keuangan yang menggambarkan seakurat mungkin posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan yang sesungguhnya. Bias dan potensi benturan kepentingan tadi menimbulkan adanya permintaan terhadap pihak independen untuk memberi kredibilitas kepada informasi keuangan entitas melalui editing laporan keuangan.

Disini independensi auditor sangatlah vital bagi pemakai informasi untuk meyakini suatu audit adalah bermanfaat. Selaku pakar dalam aplikasi prinsip akuntansi yangg berlaku umum, auditor independen mengangkat mutu pelaporan keuangan. Mengilustrsikan peran auditor independen dalam mambumbuhkan mutu ke dalam laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

Page 8: Definisi Auditing

D.Limitasi Auditing Limitasi Auditing tidak satupun audit yang dapat memberikan

jaminan atau keyakinan penuh bahwa lapporan keuangan bebas dari salah saji material yang muncul dari pengolahan data akuntansi yang keliru, maupun pertimbangan yang tidak tepat atas pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi. Selain itu, prinsip pengukuran akuntansi seringkali menawarkan lebih dari satu alternatif untuk menjelaskan sebuah transaksi atau peristiwa. Umpamanya, tersedia beberapa metode akuntansi untuk arus biaya perolehan persediaan melalui sebuah perusahaan dan untuk penyusutan aktiva berwujud. Fleksibiitas prinsip akuntansi yang berlaku umum ini memungkinkan penyusunan laporan keuangan untuk mempengaruhi informasi yang disajikan sehingga berdampak terhadap keandalan informasi tadi. Lebih dari pada itu, prinsip akuntansi sering membutuhkan interprestasi dan aplikasi pertimbangan sebelum prinsip tersebut dapat diterapkan pada transaksi tertentu dan peristiwa serta situasi lainnya, dan penyusun laporan keuangan yang berpikiran sehat dan auditor mungkin saja tidak sepaham perihal interprestasi dan pertimbangan tersebut.

Di samping limitasi atau runtunan audit dikarenakan kendala kerangka akuntansi yang ada, adapula limitasi yang dipicu oleh audit itu sendiri dan oleh teknologi auditing. Idealnya seorang auditor memiliki bukti langsung (tangan pertama) untuk mendukung/menguatkan setiap asersi yang implisit dalam suatu laporan keuangan, namun kadangkala hal itu tidak praktis dan juga tidak mungkin dilakukan. Sungguhpun hal itu mungkin saja dilakukan, namun biayanya melampaui manfaat yang diperoleh penyusun maupun pemakai laporan keuangan. Auditor bekerja dalam limit ekonomik yang agak restriktif. Supaya berguna, audit sepantasnya dilakukan pada biaya yang wajar dan dalam rentang waktu yang masuk akal. Limitasi atas biaya berakibat pada pengujian selektif, atau penarikan sampel, dari catatan akuntansi dan data pendukung. Sampel semacam itu memang dapat dirancang secara ilmiah supaya memberikan tingkat keandalan yang tinggi.

Page 9: Definisi Auditing

Namun demikian, kesimpulan yang ditarik dari pemeriksaan atas sampel buktiyang tersedia merupakan subyek dari ketidakpastian bawaan. Standar auditing yang diadopsi secara luas oleh auditor mengakui pengujian selektif tersebut dengan mensyaratkan dikumpulkannya bukti yang cukup agar memberikan dasar yang memadai bagi pendapat auditor mengenai laporan keuangan yang sedang diaudit. Akibat adanya tekanan kendala biaya atas auditor oleh klien maupun masyarakat, maka dalam mengevaluasi beberapa karakteristik suatu saldo akun atau transaksi auditor sering memeriksa kurang dari 100 persen dari unsur dalam saldo atau golongan transaksi.

Disamping itu, sebatas entitas gagal mencatat peristiwa atau transaksi ekonomik, auditor tidak dapat mengaudit hasilnya. Lebih jauh, andai kata pengendalian atas kelengkapan pengolahan dan pencatatan data tidak ada atau tidak efektif, barangkali mustahil untuk mengaudit pos-pos laporan keuangan atau bahkan laporan keuangan secara keseluruhan.

E. Tipe Audit Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit

laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. Audit keuangan umumnya dilaksanakan oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik sebagai auditor independen dengan berpedoman pada standar profesional akuntan publik. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.

Page 10: Definisi Auditing

2. Audit kepatuhan (compliance audit). Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh pegawai perusahaan. 3. Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :

1. Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen,

2. Mengidentifikasikan peluang dan, 3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih

lanjut. Pihak-pihak yang mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah manajemen dan pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

4. Audit Investigatif adalah: “Serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas(perusahaan/organisasi/negara/daerah)." "a search for the truth, in the interest of justice and in accordance with specification of law" (di negara common law).

Page 11: Definisi Auditing

Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut: • Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya. • Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor. • Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang. • Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.

F. Tipe-tipe AuditorDikelompokan menjadi tiga golongan: Auditor independen, auditor

pemerintah, auditor intren. Berikut digambarkan berbagai tipe auditor dan pekerjaan profesional mereka:

Page 12: Definisi Auditing

Gambar 1.1 Tipe Auditing, Auditor dan Pekerjaan Mereka1. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepadanya masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan. Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Auditor independen harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijasah yang disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijasah Akuntan, dan mendapat izin praktik dari Menteri Keuangan. Auditor independen mempunyai tanggungjawab utama untuk melaksanakan fungsi pengauditan terhadap laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan tanpa memihak kepada kliennya. Auditor independen bekerja dan memperoleh honorium dari kliennya yang dapat berupa fee perjam kerja.2. Auditor Pemerintah

Page 13: Definisi Auditing

Auditor Pemerintah merupakan auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintahan, namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak. 3. Auditor Intern

Auditor yang bekerja didalam perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang tugas pokoknya menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan bvaik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah. Bagian audit dari suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih dari seratus orang dan biasanya bertanggungjawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan atau komisaris. Pada BUMN, auditor intern berada dibawah SPI (Satuan Pengawasan Intern).

Tugas auditor intern bermacam-macam, tergantung pada atasannya. Ada bagian audit yang hanya terdiri dari satu atau dua orang, yang sebagian besar tugasnya melakukan audit ketaatan secara rutin. Bagian audit lainnya terdiri dari beberapa staf yang mempunyai tugas yang berbeda-beda, termasuk juga hal-hal diluar akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir, banyak auditor intern yang terlibat dalam kegiatan audit operasional. Namun demikian, secara umum tugas pokok auditor intern adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan

Page 14: Definisi Auditing

efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

G.Tipe-tipe Audit

Page 15: Definisi Auditing

Gambar 1.2 Tipe-tipe AuditBerdasarkan gambar diatas, Auditing umumnya digolongkan menjadi

3 golongan:1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut sesuai PABU.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.

3. Audit Operasional (Operatioanl Audit)Merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuannya adalah:a. Mengevaluasi kinerja,b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan,c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut

H.Jasa Perikatan Yang dilakukan Oleh Kantor Akuntan Publik.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance. 1. Jasa Assurance Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya. Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai

Page 16: Definisi Auditing

profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan radio (radio rating). Jasa assurance bukan merupakan jasa baru yang diperlukan oleh masyarakat. Profesi akuntan publik telah lama menyediakan jasa assurance tentang informasi laporan keuangan historis kepada masyarakat. Jasa assurance ini leih dikenal dengan jasa audit. Di U.S.A., jasa assurance yang juga disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa undian dan jasa kontes. Sejak tahun 1994, profesi akuntan Indonesia menyediakan jasa assurance tentang prakiraan keuangan. Di masa depan ini, kebutuhan masyarakat akan jasa assurance tentang pengendalian web site semakin meningkat, dan profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan jasa tersebut. 2. Jasa Atestasi Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tantang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, denga kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satuu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principle).

Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:

a. Audit Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan, hiostoris suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas

Page 17: Definisi Auditing

sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan positif (positive assurance) atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance) menunjukan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa simpulannya yanag dinyatakan dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.

b. Pemeriksaan (Examination) Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian arsersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Review Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif yang diberikakn oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dalam jasa review dibandingkan yang digunakan dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan. Dalam menghasilkan jasa audit dan periksaan, akuntan publik melaksanakan berbagai prosedur berikut ini: inspeksi, observasi, konfirmasi, permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung, pelaksanaan ulang, dan analisis.

d. Prosedur yang Disepakati Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Lingkup pekerjaan

Page 18: Definisi Auditing

yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam menghsilkan jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit dibandingkan dengan audit dan pemeriksaan.

3. Jasa Nonassurance. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan (baik dengan manual maupun dengan komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan. Jasa konsultansi diatur dalam Standar Jasa Konsultansi. Jasa konsultansi dapat meliputi jasa berikut ini: a. Konsultasi (consultations) untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran profesional (proessional advice) yang memerlukan respon segera, berdasarkan pada pengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis terkait, dan tujuan bersama berbagai pihak. b. Jasa pemberian saran profesional (advisory services). Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, simpulan dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. c. Jasa implementasi. Untuk jenis jasa ini fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. d. Jasa transaksi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediaan, jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga. e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah meyediakan staf yang memadai (dalam hal

Page 19: Definisi Auditing

kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan klien. f. Jasa produk. Untuk jenis jasa ini fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, dan pemeliharaan produk tertentu.

I. Struktur Organisasional Kantor Akuntan PublikKantor akuntan public (public accounting firm) dapat diorganisasikan

sebagai praktis perorangan (sole practitioners) atau firm (partnership). Selain itu, kantor akuntan public dapat pula berpraktik sebagai anggota dari badan usaha professional (professional corporation) ataupun firma dengan kewajiban terbatas (limited liability partnership, LLP) atau badan usaha dengan kewajiban terbatas (limited liability company, LLC).

Badan usaha professional (professional corporation) berbeda dengan badan usaha tradisional (tradisional corporation) dalam beberapa hal. Sebagai comtoh, semua pemegang saham dan direksi badan usaha professional harus bertugas dalam praktik akuntansi public. Selain itu pemegang saham dan direksi badan usaha profesionaldapat dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan perusahaan tersebut. Pada umumnya kantor akuntan publik lokal diorganisasikan sebagai praktisi perorangan, firma dengankewajiban terbatas, atau badan usaha professional. Pengorganisasian kantor akuntan publik sebagai peraktisi perorangan dan partnership (LLP). Pengorganisasian kantor akuntansi publik sebagai praktis perorangan dan partnership memberikan proteksi tambahan bagi pemakai jasa mereka karena struktur organisasi semacam itu, tidak seperti halnya badan usaha, tidaklah memberikan kewajiban terbatas bagi pemilik atau rekan KAP.

Kantor akuntan publik dapat digolongkan kedalam empat kategori, yaitu:

1. Kantor Akuntan Publik Lokal Kantor akuntan publik lokal biasanya mempunyai satu atau dua kantor, dijalankan oleh orang atau beberapa orang akuntan publik terdaftar yang bertindak sebagai

Page 20: Definisi Auditing

rekan (partner), dan melayani kliennya di dalam sebuah kota atau daerah. Kantor akuntansi publik (KAP) seperti ini acapkali mengkhususkan diri pada jasa pajak penghasilan, konsultasi, dan akuntansi. Auditing biasanya merupakan bagian kecil dari praktik yang dijalankan, dan cenderung melibatkan perusahaan kecil yang membutuhkan laporan keuangan auditan untuk menguatkan permohonan kredit dari bank.

2. Kantor Akuntan publik Regional Banyak kantor akuntan publik lokal yang menjadi kantor akuntan publik regional dengan membuka kantor cabang baru di kota lain dan memperbanyak staf profesionalnya. Kantor akuntan publik regional ditandai oleh bermacam-macam rekan dan staf professional yang banyak serta sering melakukan pekerjaan audit yang ekstensif. Penggabungan usaha (merger) dengan KAP lokal lainnya dapat pula menjadi salah satu cara untuk berubah ke status KAP regional. Pertumbuhan seperti itu lazimnya desertai dengan kenaikan proporsi jasa auditing dibandingkan jasa lainnya.

3. Kantor Akuntan Publik Nasional Kantor akuntan publik dengan kantor-kantor cabang yang terbesar di kota-kota besar disebut kantor akuntan publik nasional. Kantor akuntan publik nasional biasanya juga berkiprah secara internasional, baik dengan kantor akuntan publiknya sendiri ataupun afiliasi KAP lainnya di negara lain.

4. Kantor Akuntan publik Internasional Di Amerika, hanya kantor akuntan publik yang sangat besar saja yang mempunyai cukup staf dan sumber daya untuk mengaudit perusahaan-perusahaan raksasa, firma-firma tersebut mengaudit hampir semua perusahaan terbesar di Amerika. Kehidupan kantor akuntan publik tersebut menawarkan berbagai macam jasa professional, auditing merupakan jasanya yang paling signifikan. Terlepas dari ukurannya, sebagian besar kantor akuntan publik terdaftar dibangun oleh struktur organisasional serupa yang terdiri atas:

Page 21: Definisi Auditing

a. Auditor Staf Pada waktu seorang bergabung pertama kali dengan kantor akuntan publik, orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor staf (staff audito) yang sering pula disebut asisten (assistant) atau auditor yunior (junior auditor). Auditor staf kerapkali melakukan tugas-tugas audit yang rutin yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti. Auditor staf bisanya menjalani beebagai macam perikatan yang memanfaatkan secara penuh kapasitas mereka untuk analisis dan pertumbuhan.

b. Auditor Senior Auditor senior (senior auditor) disebut juga auditor penanggung jawab (in charge audior) adalah auditor yang memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta menyusun rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manajer auditor dan partner. Salah satu tanggung jawab utama auditor senior adalah pelatihan pada pekerjaan bagi auditor junior. Ketika memberikan tugas kepada auditor junior (asisten), auditor senior mestilah menjelaskan tujuan akhir dari oprasi audit tertentu.

c. Manajer pada kantor akuntan publik bisanya mempunyai paling tidak lima tahun pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak berada di kantor klien untuk melakukan audit secara harian yang merupakan tanggung jawab auditor senior. Manajer dapat bertanggung jawab atas kepenyeliaan/supivisior dua atau lebih perikatan audit sekaligus. Manajer juga bertanggung jawab pula atas penentuan prosedur audit yang diterapkan untuk audit tertentu dan menjagaan standar pekerjaan lapangan yang seragam. Adakalanya manajer ditugasi pula pekerjaan adminitratif untuk menghimpun dan menagih tagihan jasa auditing dari klien.

d. Rekan (Partner) Rekan (partner) atau pemilik (owners) adalah orang-orang yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban tanggung jawab penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan klien. Pengembangan atau kontak dengan klien meliputi pembahasan

Page 22: Definisi Auditing

denga klien mengenai tujuan dan lingkup pekerjaan audit, pemecahan kontroversi yang kemungkinan timbul mengenai bagaimana pos tertentu akan disajikan dalan laporan keuangan, dan menghadiri rapat umum pemegang saham klien guna menjawab pertanyaan seputar laporan keuangan atau laporan auditor. Rekan atau partner biasanya mempunyai sepuluh tahun atau lebih pengalaman dalam akuntansi publik. Karena partner memikul keseluruhan tanggung jawab, maka partner pula yang mengambil keputusan akhir yang melibatkan perrtimbangan yang kompleks.

PROFESI AKUNTAN PUBLIK Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Dalam perusahaan kecil yang berbentuk perusahaan perorangan, yang pemiliknya merangkap sebagai pemimpin perusahaan, laporan keuangan biasanya hanya disajikan untuk memenuhi kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan oleh pemilik untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaannya. Begitu pula dalam perusahaan berbentuk firma, laporan keuangan biasanya hanya dimanfatkan oleh para sekutu, yang sekaligus sebgai pemimpin perusahaan. Selama kedua bentuk badan usaha tersebut hanya menggunakan modal yang berasal dari penyertaan pemilik, yang sekaligus menjadi pemimpin perusahaan, selama itu pula laporan keuangan mereka hanya dibuat untuk memenughi kepentingan intern saja. Dalam kondisi semacam ini jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan, baik oleh para pemimpin perusahaan maupun oleh pihak luar perusahaan.

Dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat terbuka, saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar modal, dan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen perusahaan. Pemilik perusahaan menanamkan dana mereka di dalam perusahaan dan manajemen berkewajiban mempertanggungjawabkan dana yang dipercayakan kepada mereka.

Page 23: Definisi Auditing

Laporan keuangan perusahaan ini, disamping digunakan untuk keperluan manajemen perusahaan, juga dimanfaatkan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.

Dalam perusahaan berbentuk CV (comanditaire vennootschap), sebagian sekutunya bertindak sebgai manajemen perusahaan dan sebagian yang lain bertindak sebgai sekutu diam (Sleeping partners). Laporan keuangan dalam CV diperlukan oleh sekutu aktif maupun diam untuk meniulai pengelolaan dana ang dilaksanakan oleh sekutu aktif tersebut.

Dalam perekembangan usahanya, baik perusahaan perorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dlam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa perbaikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur.

Pihak-pihak diluar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam lapran keuangan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Disatu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; dipihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh ionformasi yang andal dari manajemen prusahaan mengenai pertanggungjawabn dana yang mereka investasikan. Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik. Digambarkan dibawah ini:

Page 24: Definisi Auditing

Gambar 1.3 Struktur antara Akuntan Publik dengan Manajemen Perusahaan; Kreditur, Investor dan Pihak Luar Lain

Dari gambar diatas digambarkan bahwa manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebgai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak ketiga yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dpat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi inforamsi yang dapat dipercaya karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan yang lain.

Page 25: Definisi Auditing

Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangannya, keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disaji9kan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.

Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979 – 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan. Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya dipasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik Indonesia.

1. Jasa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan PublikAdapun Jasa yang dihasilkan akuntan publik: Jasa Assurance, Jasa

Atestasi dan Jasa Non Assurance.A. Jasa AssuranceAdalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure) dalam peningkatan mutu untuk pengambilan keputusan. Jasa Assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produksi oleh organsiasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating) atau jasa pemeringkatan radio (radio rating).

B. Jasa Atestasiadalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai

Page 26: Definisi Auditing

dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Atestasi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyatan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles). Dibagi menjadi 4 jenis:1. Audit

Mencangkup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsio akuntansi berterima umum.

2. Pemeriksaan (Exminatoin)Berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh: pemeriksaan terhadap inforomasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian pengenda;ian intern suatu entitas dengan kriteria yang ditetapkan oleh instansi pemerintah.

3. ReviewBerupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebh sempit dalam jasa review dibandingkan dengan yang dignakan dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan.

Page 27: Definisi Auditing

Dalam menghasilkan jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik melaksanakan berbagai prosedur: inspeksi; observasi, konfirmasi, permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung (vouching), pelaksanaan ulangn (reperforming), dan analisis.

4. Prosedur yang disepakati (Agreed-upon procedures)Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dnegan akuntan publik. Contoh: klien dan akuntan bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan.

C. Jasa NonassuranceJasa Nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah:1. Jasa kompilasi

Melakukan berbagai jasa akuntansi kliennyasampai dengan penyusunan laporan keuangan),

2. Jasa perpajakan Bantuan dalam pengisian pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pakjak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan,

3. Jjasa konsultasi, meliputi:a. Konsultasi (consultations)

Fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran profesional yang memerlukan respon segera. Contoh: review dan komentar terhadap bisnis buatan klien.

b. Jasa pemberian saran profesianal (advisory services)Berfungsi mengembangkan temuan, simpulan, dan ekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh:

Page 28: Definisi Auditing

review operasional dan improve study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi, dll.

c. Jasa implementasiBerfungsi mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Contoh: penyediaan jasa instalasisistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktvitas, dll.

d. Jasa transaksiBerfungsi menyediakan jasa yang berhubungan dnegan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga.

e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnyaBerfungsi menyediuakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien.

f. Jasa ProdukBerfungsi menyediakan bagi klien suatu peroduk tertentu. Contoh: penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat lunak komputer, dll.

1. Akuntan Publik dan CakupannyaA. Auditing Ditinjau Dari Sudut Profesi Akuntan Publik

Dalam hal ini auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau orangaisasi lain dengan tuuan menentukan apakah laporan keuanga tersebut menyajikan secara wajar atau tidak. Auditing bukan merupakan cabang akuntansi, tetapi suatu disiplin bebas, yang mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan daata kegiatan lain. Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian transaksi keuangan perusahaan atau organisasi lain, hasil akhir: laproan keuangan. Dipihak lain, auditing ditunjukan untuk menetukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Profesi akunan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingakt

Page 29: Definisi Auditing

keandalan laporan keuangan perusahan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

B. Laporan Audit (Audit Report)Dibagi menjadi tiga paragraf: paragraf pengantar (introductory

paragraph) meliputi: (1) tipe jasa yang diberikan oleh keuangan dan tanggung jawab auditor, (2) objek yang diaudit, (3) pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya. Paragraf Lingkup (Scope paragraf) dan paragraf pendapat (Opinion paragraph). Adapun objek auditing masa kini adalah:

a. Neraca,b. Laporan Laba-Rugi,c. Laporan Perubahan Ekuitas,d. Laporan arus kas

Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok: I. Standar Umum (Mengatur syarat-syarat diri audior)a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis cukup sebgai auditor,b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor,c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

II. Standar Pekerjaan Lapangan (Mengatur syarat-syarat diri audior)

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya,

Page 30: Definisi Auditing

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkyup pengujian yang akan dilakukan,

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfiormasi sebagai dasar memadai untuk pelaporan.

III. Standar pelaporan (memberikan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai inforamsi keuangan)

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai PABU,

b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan priode berjalan dibandingan dengan tahun sebelumnya,

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor,

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atauy suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Melihat standar diatas, menjadi jelas tidak setiap orang dapat melakukan audit terhadap laporan keuangan.Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:

1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report)

Dengan syarat:a. Sesuai PABUb. Perubahan penerapan prinsip akuntansi bererima umum dari

periode ke periode telah cukup dijelaskan,c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah

digambarkan dan dijelaskan dengan cuku didalam Laporan Keuangan.

Page 31: Definisi Auditing

2. Laporan yang berisi paendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explantory languange)

3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report) Jika:a. Lingkup audit dibatasi oleh klien,b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit paneting atau

tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi yang berbeda diluar kekuasaan klien maupun auditor,

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU,4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)5. Laporan yang didalamnya auditor tidak mefnyatakan pendapat

(disclaimer of opinion report) Jika:a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit,b. Auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya.

2. Hierarki Auditor Dalam Organisasi Kantor Akuntan Publik

Umumnya hirarkhi auditor dalam perikatan audit didalam kantor akuntan publik menjadi berikut ini:

1. Partner (rekan)Menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management latter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee dari klien2. ManajerBertindak sebagai pengawas audit, membatu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, me-review kergtas kerja, laporan audit dan management latter.3. Auditor senior

Page 32: Definisi Auditing

Bertugas unuk melaksanakan audit, mengusahakn biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.4. Auditor JuniorMelaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaani ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya disekolah.

3. Standar Profesional Akuntan PublikA. Tipe Standar Profesional yang Diterbitkan Oleh DewanTerdapat lima macam standar profesional yang diterbitkan oleh

Dewan sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik:a. Standar Auditing

Merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) , PSA terdiri dai ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit, termasuk dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA) yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan yang bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntansi Indonesia yang berpraktik sebagai Akuntan Publik.

b. Standar AretasiMemberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencangkup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa non audit

c. Standar Jasa Akuntansi dan Review,Memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review, termasuk didalamnya adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan

Page 33: Definisi Auditing

oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.

d. Standar Jasa Konsultasi,Memberikan panduan bagi akuntan publik di didalam penyediaan jasa konsultansi bagi masyarakat. Menyajikan temuan, simpulan dan rekomendasi yang sifat dan lingku pekerjaannya ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya.

e. Standar Pengendalian MutuMemberikan panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan pengendalian mutu jasa yang dihasilkan oleh iantornya dengan meatuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar professional Akutnan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akutnan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik.Terdapat hubungan antara Standar Atestasi dan Standar Auditing.

Standar astestasi disusun untuk memberikan panduan umum semua jenis perikatan atestasi yang mencangkup jasa pemeriksaan (exmination), review, dan kompilasi terhadap asersi manajemen. Jasa pemeriksaan yang dicakup oleh standar atestasi meliputi pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis (dikenal dengan istilah auditing) dan lapiran keuangn prospektif. Sedangkan jasa pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis diatur secara khusus oleh Dewan Atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang berkaina dengan pemeriksaan laporan keuangan historis. Hubungan keduanya dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut:

Page 34: Definisi Auditing

Gambar 1.4 Hubungan antara Atestasi dengan Standar Auditing