9
Referat denture stomatitis 3.4 Mekanisme Terjadinya Denture Stomatitis Akibat Plak Gigitiruan 9,10,11 Denture stomatitis merupakan proses inflamasi yang umumnya melibatkan mukosa pada bagian palatal karena tertutup oleh gigitiruan penuh atau sebagian. Etiologi denture stomatitis adalah multifaktoral, terbagi atas dua faktor yaitu faktor utama dan faktor predisposisi. Faktor-faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya denture stomatitis adalah 1. Faktor gigitiruan Denture stomatitis tidak akan terjadi tanpa adanya gigitiruan. Denture stomatitis disebabkan oleh gigitiruan yang tidak retentif, tidak stabil, trauma akibat gigitiruan, dan pemeliharaan gigitiruan yang tidak baik. 2. Faktor infeksi Infeksi diakibatkan oleh akumulasi bakteri dan jamur yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri normal dalam rongga mulut. Jamur patogen oportunistik Candida albicans merupakan faktor etiologi denture stomatitis yang paling penting. Faktor-faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya denture stomatitis adalah : 1. Faktor sistemik Faktor sistemik penyebab denture stomatitis yaitu fisiologi (usia tua), disfungsi endokrin, defisiensi nutrisi, neoplasma, immunosupresi, dan antibiotik spektrum luas. 2. Faktor lokal

DENTUREGILUT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab3DETURESTOMATITIS

Citation preview

Page 1: DENTUREGILUT

Referat denture stomatitis

3.4 Mekanisme Terjadinya Denture Stomatitis Akibat Plak Gigitiruan 9,10,11

Denture stomatitis merupakan proses inflamasi yang umumnya melibatkan mukosa

pada bagian palatal karena tertutup oleh gigitiruan penuh atau sebagian. Etiologi denture

stomatitis adalah multifaktoral, terbagi atas dua faktor yaitu faktor utama dan faktor

predisposisi.

Faktor-faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya denture stomatitis adalah

1. Faktor gigitiruan

Denture stomatitis tidak akan terjadi tanpa adanya gigitiruan. Denture stomatitis

disebabkan oleh gigitiruan yang tidak retentif, tidak stabil, trauma akibat gigitiruan, dan

pemeliharaan gigitiruan yang tidak baik.

2. Faktor infeksi

Infeksi diakibatkan oleh akumulasi bakteri dan jamur yang dapat mengganggu

keseimbangan bakteri normal dalam rongga mulut. Jamur patogen oportunistik Candida

albicans merupakan faktor etiologi denture stomatitis yang paling penting.

Faktor-faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya denture stomatitis adalah :

1. Faktor sistemik

Faktor sistemik penyebab denture stomatitis yaitu fisiologi (usia tua), disfungsi endokrin,

defisiensi nutrisi, neoplasma, immunosupresi, dan antibiotik spektrum luas.

2. Faktor lokal

Faktor lokal penyebab denture stomatitis yaitu antimikroba dan topikal maupun

kortikosteroid inhalasi, diet tinggi karbohidrat, konsumsi tembakau dan alkohol,

hiposalivasi, oral hygiene yang buruk, serta pemakaian gigitiruan khususnya pada malam

hari

Permukaan gigitiruan yang mempunyai porositas memungkinkan terjadinya

perlekatan mikroorganisme dengan cara menembus gigitiruan dan perlekatan kimia terjadi

pada permukaan yang tidak rata. Pada permukaan yang tidak dipolis yang kontak dengan

mukosa merupakan tempat proliferasi bagi Candida albicans yang akan menyebabkan

terbentuknya plak.

Plak pada gigitiruan mengandung lebih dari 1011 organisme per gram berat basah.

Penelitian dengan menggunakan sinar dan mikroskop elektron menunjukkan bahwa plak

gigitiruan memiliki struktur yang sama dengan plak gigi. Flora mikrobial dasar pada plak

Page 2: DENTUREGILUT

gigitiruan mirip dengan plak gigi, tetapi pada plak gigitiruan memiliki jumlah Candida

albicans lebih banyak.

Plak gigi mulai terbentuk sebagai tumpukan dan kolonisasi mikroorganisme pada

permukaan enamel dalam 3-4 jam sesudah gigi dibersihkan dan mencapai ketebalan

maksimal pada hari ke tiga puluh. Pada awal pembentukan plak, jenis kokus gram positif,

terutama Streptococcus sp paling banyak dijumpai. Kolonisasi pertama terdiri dari

Steptococcus sanguis, Steptococcus mitis, Streptococcus salivarius dan beberapa strain

lainnya. Setelah itu, berbagai jenis mikroorganisme lainnya memasuki plak gigi. Penelitian

melaporkan bahwa, Candida albicans tidak akan melekat pada resin akrilik tanpa adanya

kolonisasi Streptococcus sanguis dan Streptococcus salivarius terlebih dahulu. Peristiwa

masuknya mikroorganisme lainnya setelah kolonisasi pertama oleh Streptococcus sp disebut

Phenomena of Cession. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan produk metabolisme

yang dapat menyebabkan peradangan jaringan mukosa mulut yang disebut denture stomatitis.

Marinka, Lada, dan Ivana (2000) melaporkan bahwa kebersihan rongga mulut dan gigitiruan

merupakan faktor lokal pertama dalam perkembangan denture stomatitis, dibandingkan

dengan faktor-faktor lain seperti jumlah saliva, umur, dan umur gigitiruan. Pada denture

stomatitis proporsi Candida albicans pada plak gigitiruan akan meningkat sampai di atas

100x lipat, namun jumlah khamir yang dapat dikultur dari gigitiruan kurang dari 1%. 10

Stomatitis karena gigi tiruan seringkali merupakan kandidosisatrofik kronis. Adanya

plak microbial serta jamur pada permukaan gigi tiruan yang bersinggungan dengan mukosa

pendukung penting bagi perkembangan stomatitis ini. Kondisi ini biasanya hilang dengan

pembersihan gigi tiruan yang baik, termasuk merendam gigi tiruan dalam larutan antijamur di

malam hari. Obat anti jamur seperti amfoterisin, mikonasol atau nistatin mungkin diperlukan

dan harus di aplikasikan ke permukaan gigi tiruan sebelum gigi tiruan dipasang ke dalam

mulut.8,10

3.5 Pemeriksaan Fisik

Manifestasi klinis dari kemerahan dan edema adalah bagian dari mukosa palatum dilapisi oleh dasar denture. Kemerahan yang hebat yang paling sering ditemukan. Kadang-kadang, infeksi jamur yang jelas dalam bentuk koloni permukaan putih atau plak dapat diamati pada permukaan mukosa . Eritema yang nyata dan bervariasi, yang mungkin

Page 3: DENTUREGILUT

berkaitan dengan petechiae tersebar , tersebar ke mukosa tertutup oleh dasar gigi tiruan tapi tidak di luar. Palpasi pada mukosa yang terlibat tidak ada nyeri atau jaringan yang rapuh. Tingkat keparahan gigi tiruan stomatitis dapat bervariasi.7

3.6 Pemeriksaan Laboratorium

Kerokan dari bahan jamur dari mukosa dapat dibuat dan dipelajari dengan menggunakan kalium hidroksida ( KOH ) atau pewarnaan asam Schiff di laboratorium . metode lain untuk mengidentifikasi organisme jamur melibatkan penggunaan kultur.8

Gambar 3.4 Mikroskopis (KOH, gram)

Gambar 3.5 Kultur dengan menggunakan agar sabouraud`s atau eosinmethylene blue

Gambar 3. Biopsi (pengecatan P.A.S)

Penemuan Histologis

Penemuan histologis Inflamasi papiler hiperplasia epitel ( Ipeh ) tidak terkait dengan tanda-tanda sitologi displasia . Displasia epitel belum diamati dalam spesimen dari denture stomatitis.9

Page 4: DENTUREGILUT

3.7 Tatalaksana

Perawatan medis

Rutin kontrol dan kebiasaan memakai gigi tiruan apakah sudah sesuai adalah langkah

yang paling penting dalam mencegah dan mengobati penyakit. Kebersihan gigi tiruan juga

merupakan elemen penting dalam pengobatan denture stomatitis.

Meskipun tidak adanya gejala, pasien kronis, atau yang sebelumnya tidak diobati

harus diobati karena risiko hiperplasia epitel papiler. Inflamasi papiler hiperplasia epitel

biasanya perlu pembedahan sebelum gigi tiruan tersebut dipasang lagi. Dalam kasus-kasus

ringan, pengobatan antijamur mungkin menjadi alternatif sebelum gigi palsu diganti.

Kebersihan gigi tiruan adalah wajib, dengan menyikat menyeluruh setiap hari. Gigi

palsu harus direndam semalam dalam larutan antiseptik seperti chlorhexidine atau natrium

hipoklorit encer. Jika basis gigi tiruan mengandung logam, pasien harus menghindari

menggunakan hipoklorit. Manfaat lain dari merendam gigi tiruan adalah bahwa pasien harus

melepas gigi palsu mereka untuk waktu yang lama. Gigi tiruan lepasan meminimalkan iritasi

tambahan dan merupakan dasar pengobatan.

Memulai terapi antijamur jika organisme jamur diidentifikasi atau jika kondisi gagal

untuk menyelesaikan bahkan dengan rejimen yang dijelaskan di atas. Terapi topikal adalah

pengobatan lini pertama. Penggunaan clotrimazole atau nistatin lozenges dan / atau pastiles,

dianjurkan gigi tiruan dilepas dari mulut. Penerapan agen antijamur (misalnya, bubuk nistatin

atau krim) pada permukaan jaringan dan melepas gigi tiruan juga dianjurkan.

Menggabungkan pengobatan topikal dengan perawatan yang tepat dari gigi tiruan, seperti

dijelaskan di atas.

Dalam kasus yang gagal untuk merespon perawatan biasa, mempertimbangkan

peran penyakit sistemik dan dampaknya pada fungsi oral dan homeostasis. Kondisi sistemik

yang dapat mempengaruhi denture stomatitis adalah diabetes mellitus tipe 2. Pada pasien

dengan diabetes mellitus tipe 2, jumlah organisme candida sel epitel palatal meningkat secara

signifikan; Temuan ini mendukung gagasan bahwa bentuk diabetes predisposisi pasien untuk

denture stomatitis. Namun, sebuah kelompok studi terbaru menunjukkan bahwa mengurangi

resistensi terhadap candida organisme telah ditetapkan sebelum pengembangan diabetes

mellitus tipe 2 berhubungan dengan denture stomatitis.

Kondisi lain yang mungkin meliputi immunodeficiency seluler dan gangguan imunologi

humoral, infeksi HIV, hipotiroidisme, pola makan yang buruk, dan penggunaan obat.

Page 5: DENTUREGILUT

Beberapa prosedur di bawah ini dapat dianjurkan untuk perawatan stomatitis akibat

gigi tiruan :

1. Pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi tiruan yang baik diikuti dengan

mengistirahatkan jaringan , perbaikan oklusi, serta perbaikan gigi tiruan.

2. Terapi antijamur. Dilakukan setelah pemeriksaan apus jaringan membuktikan

adanya infeksi Candida. Pemberian tablet nistatin cukup efektif untuk

mengendalikan infeksi ini.

3.Pengambilan papilomatosia secara bedah

Stomatitis karena gigi tiruan dapat timbul bersama-sama dengan keilitis angularis

yaitu suatu peradangan pada sudut mulut yang kadang-kadang terasa sakit. Keilitis angularis

dapat sembuh dengan pemberian salep antijamur pada daerah yang terkena.

Page 6: DENTUREGILUT

Pencegahan Denture Stomatitis dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

sering membersihkan protesa dan pemakaian obat kumur.

Obat kumur pada saat sekarang ini banyak tersedia di pasaran. Salah satu obat kumur

yang sering dipakai masyarakat adalah obat kumur yang mengandung minyak essensial. Obat

kumur dengan kandungan minyak essensial merupakan obat kumur dengan kandungan aktif

yang dapat mencegah atau membunuh bakteri penyebab halitosis sampai 95% dan

menurunkan plak sampai 50%.9 Penelitian Gordon dkk. (1985) menunjukkan terjadinya

penurunan indeks plak jika berkumur dengan obat kumur minyak essensial bila dibandingkan

dengan kumur air biasa.10 Selain obat kumur yang mengandung minyak essensial, obat

kumur yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi adalah povidone iodine 1%.

Povidone iodine 1% dapat digunakan untuk mengobati infeksi pada rongga mulut dan

tenggorokan.11 Menurut Addy dkk. (1977), terdapat penurunan jumlah bakteri dalam air

ludah setelah berkumur dengan povidone iodine 1% selama 10 hari.

Obat kumur yang baik setidaknya harus memenuhi beberapa syarat, yaitu membasmi bakteri yang menyebabkan gangguan kesehatan mulut dan gigi, tidak menyebabkan iritasi, tidak mengubah indra perasa, tidak mengganggu keseimbangan flora mulut, tidak meningkatkan resistensi mikroba, dan tidak menimbulkan noda pada gigi. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah mudah diperoleh, mudah digun