66
TUGAS AKHIR (ISI 128) DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI-RENON, DENPASAR I PUTU UDIYANA WASISTA NIM : 2004020320011 JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011

DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

TUGAS AKHIR

(ISI 128)

DESAIN INTERIOR

THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI-RENON, DENPASAR

I PUTU UDIYANA WASISTA

NIM : 2004020320011

JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2011

Page 2: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

i

TUGAS AKHIR

(ISI 128)

DESAIN INTERIOR

THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI-RENON, DENPASAR

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

(S1)

I PUTU UDIYANA WASISTA

NIM : 2004020320011

JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2011

Page 3: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pengantar karya tugas akhir yang disusun oleh :

Nama : I Putu Udiyana Wasista

NIM : 2004020320011

Jurusan / Program Studi : Interior / Desain

Judul : DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT

RESTAURANT JL.DRUPADI-RENON,DENPASAR

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Seni (S.Sn) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar,

pada tanggal 10 Juni 2011.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si I.A.Kade Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg

NIP.196301091990031001 NIP.197207191997032001

Page 4: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

iii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN

Pengantar karya tugas akhir ini disusun oleh :

Nama : I Putu Udiyana Wasista

NIM : 2004020320011

Jurusan : Desain

Program Studi : Desain Interior

Judul : DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL.

DRUPADI-RENON, DENPASAR

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 10 Juni 2011, sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah.

Dewan Penguji

Nama Tanda Tangan

Ketua : Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si NIP : 196301091990031001 Sekretaris : I.A. Kd. Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg

NIP : 197207191997032001

Penguji Utama : Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg NIP : 195912161988031002

Anggota : Drs. Mugi Raharja, M.Sn NIP : 196307051990101001

Anggota : Drs. Nyoman Parnama Ricor NIP : 194801101987021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Desain

Prof. Dr.Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes

NIP. 196403241990031002

Disahkan, Denpasar, …………………..

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Dra. Ni Made Rinu, M. Si

NIP. 195702241986012002

Page 5: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

iv

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sebagai

rasa terimakasih, karena berkat-Nya pengantar karya tugas akhir yang berjudul

“Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant Jl. Drupadi-Renon, Denpasar”

bisa selesai tepat pada waktunya. Penulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata

kuliah studio, yang juga diperlukan untuk melengkapi salah satu syarat dalam

menyelesaikan tingkat sarjana pada bidang studi interior di Fakultas Seni Rupa dan

Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.

Segala Kemampuan yang penulis punya telah dikerahkan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, tetapi keterbatasan diri menyebabkan masih banyaknya

kekurangan dalam menyelsaikannya secara maksimal. Untuk itu segala masukan yang

akan menambah wawasan penulis sangat diharapkan guna menambah kesempurnaan

tugas akhir ini.

Rampungnya skripsi ini tak lepas dari berkah dan bimbingan berbagai pihak, baik

yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Untuk itu melalui kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Wayan Rai, S.Ma selaku rektor ISI Denpasar

2. Dra. Ni Made Rinu, M. Si selaku dekan Program Studi Seni Rupa dan Desain ISI

Denpasar

3. Prof. Dr.Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes selaku kepala Jurusan Desain ISI

Denpasar

4. Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg selaku Ketua Program Studi Desain

Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.

5. Bapak Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberi

pengarahan dan bimbingan guna kesempurnaan tulisan ini.

6. Ibu I.A.Kade Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg selaku pembimbing II yang telah

memberi pengarahan dan bimbingan guna kesempurnaan tulisan ini.

7. Bapak/Ibu dosen penguji yang telah menyempatkan untuk menguji kelayakan

Tugas Akhir studio ini,

8. Pemilik dan semua karyawan “The Wicked Parrot Restaurant” yang telah

mengijinkan penulis mengadakan penelitian.

Page 6: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

v

9. Bapak, Ibu, dan adik (keluarga tercinta) terimakasih atas dukungannya.

10. Teman-teman, Dian, Budi Hartanto, Fajar Puput, Fajar Pipit, Franky, Agus

Suhartawan, Gina, Maya, Zaelani, menjadi pendukung yang telah banyak

membantu dalam bentuk nyata maupun doa, serta semua pihak yang penulis tidak

dapat sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap agar hasil penulisan ini dapat menjadi cambuk kecil

bagi penelitian lainnya dan juga bagi penulis sendiri.

Denpasar, Juni 2011

Penulis

Page 7: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

vi

ABSTRAK

Restoran adalah sebuah layanan jasa makan dan minum yang dikomersialkan. Daya tarik restoran pada masa sekarang tidak hanya melalui masakan semata namun

juga melalui desain interiornya. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah pemrograman ruang sehingga tercipta ruang yang mampu menampung seluruh

aktivitas dan menampilkan nilai-nilai keindahan melalui aplikasi konsep Modern Tropis. Untuk menjawab rumusan masalah diatas diperlukan tolok ukur mengenai cirri-ciri konsep dan aplikasinya dalam desain interior restoran.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jawaban permasalahan diatas adalah mewujudkan desain dengan mengetahui besaran ruang dan aktivitas, meminimalkan

kompleksitas dan meningkatkan keberaturan demi tujuan estetika, serta penggunaan material dengan acuan konsep yang digunakan.

Kata kunci : Restoran, Modern, Tropis, Konsep Modern Tropis, Estetika.

Page 8: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

vii

ABSTRACT

Restaurant is a dining and drinking services are commercialized. The appeal of the restaurant at the present time not only through food alone, but also through the

interior design. The problems discussed in this paper is programming space so as to space able to accommodate all activities and display the values of beauty through the

application of Tropical Modern Concept. To answer the above formulation of the problem is required benchmarks of characteristic concept and its application in the design of the restaurant interior.

Finally it can be concluded that the answer to the above problems is to realize the design by knowing the amount of space and activity, minimize complexity and

increase the regularities for aesthetic purposes, as well as the use of reference materials with the concepts used.

Key Word : Restaurant, Modern, Tropical, Tropical Modern Concept, Aesthetic.

Page 9: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

viii

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Pengertian Judul 2

1.3 Rumusan Masalah 3

1.4 Tujuan 3

1.5 Manfaat 3

1.6 Metode 3

1.7 Skematika Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Tinjauan Data Literatur 6

2.1.1 Restoran 6

2.2 Tinjauan Elemen Interior 11

2.2.1 Berdasarkan Elemen Ruang 11

2.2.2 Berdasarkan Elemen Pembentuk Ruang 14

2.2.3 Berdasarkan Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang 16

2.2.4 Fasilitas Ruang 17

2.3 Dasar-dasar Estetika 23

2.4 Tinjauan Data Parameter 23

BAB III TINJAUAN DAN ANALISIS DATA 26

3.1 Data Fisik 26

3.1.1 Denah Lokasi 26

3.1.2 Denah Eksisting 27

3.1.3 Potensi Site 27

3.2 Data Non Fisik 28

Page 10: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

ix

3.3 Program Ruang Secara Umum 29

BAB IV KONSEP DAN ANALISIS DESAIN 31

4.1 Konsep Interior 31

4.1.1 Gambaran Konsep “Modern Tropis” Secara Umum 31

4.2 Penjabaran Konsep 32

4.2.1 Konsep Modern 32

4.2.3 Konsep Tropis 33

4.3 Kriteria Desain 36

4.4 Analisis Desain 38

4.4.1 Kebutuhan Ruang 38

4.4.2 Hubungan Antar Ruang 41

4.4.3 Sonasi dan Sirkulasi 41

4.4.4 Denah 42

4.4.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang 42

4.4.6 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang 44

4.4.7 Analisa Utilitas 45

4.4.8 Analisa Unsur Dekorasi 51

BAB V PENUTUP 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN

Page 11: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Program Ruang Secara Umum 30

Tabel 2. Kebutuhan Ruang 38

Page 12: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Metode Berpikir Sistematis Desainer 3

Gambar 2.1 Bagan Urutan Makanan Sistem Table Service 9

Gambar 2.2 Bagan Urutan Makanan Sistem Counter Service 9

Gambar 2.3 Bagan Urutan Makanan Sistem Carry Out Service 10

Gambar 2.4 Bagan Urutan Makanan Sistem Self Service 10

Gambar 2.5 Organisasi Ruang Linear 11

Gambar 2.6 Organisasi Ruang Grid 12

Gambar 2.7 Organisasi Ruang Radial 12

Gambar 2.8 Organisasi Ruang Terpusat 12

Gambar 2.9 Organisasi Ruang Mengelompok 13

Gambar 2.10 Dimensi Kursi Meja Makan 18

Gambar 2.11 Dimensi Standar Meja Makan 19

Gambar 2.12 Dimensi Standar Meja Makan 19

Gambar 2.13 Dimensi Standar Coffee Table 20

Gambar 2.14 Foto Parameter Restoran 24

Gambar 2.15 Foto Parameter Restoran 25

Gambar 2.16 Foto Parameter Restoran 25

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali 26

Gambar 3.2 Peta Lokasi The Wicked Parrot Restaurant 26

Gambar 3.3 Lokasi The Wicked Parrot Restaurant 26

Gambar 3.4 Denah Eksisting The Wicked Parrot Restaurant 27

Gambar 4.1 Proses Pembentukan Konsep 31

Gambar 4.2 Pola Ruang Modern Tropis 34

Gambar 4.3 Kepulauan Seribu 34

Gambar 4.4 Warna-Warna Tropis 35

Gambar 4.5 Pola Riak Hujan 35

Gambar 4.6 Material Batok Kelapa dan Batu Candi 36

Gambar 4.7 Wallpaper Daun Pisang dan Kopi 36

Gambar 4.8 Hubungan Antar Ruang 41

Gambar 4.9 Sonasi dan Sirkulasi 41

Gambar 4.10 Denah The Wicked Parrot Restaurant 42

Page 13: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

xii

Gambar 4.11 Denah Lantai The Wicked Parrot Restaurant 42

Gambar 4.12 Material Lantai The Wicked Parrot Restaurant 43

Gambar 4.13 Material Dinding The Wicked Parrot Restaurant 43

Gambar 4.14 Material Plafond dan Atap The Wicked Parrot Restaurant 44

Gambar 4.15 Pencahayaan Buatan Pada The Wicked Parrot Restaurant 45

Gambar 4.16 Penghawaan Buatan Pada The Wicked Parrot Restaurant 45

Gambar 4.17 Sprinkles dan Smoke Detector Alarm 46

Gambar 4.18 Meja Kasir 46

Gambar 4.19 Rak Simpan 47

Gambar 4.20 Meja Bar 47

Gambar 4.21 Kursi Bar 48

Gambar 4.22 Rak Minuman 48

Gambar 4.23 Meja Makan Kapasitas 4 dan 6 Orang 49

Gambar 4.24 Meja Makan Kapasitas 2 Orang 49

Gambar 4.25Kursi Makan 49

Gambar 4.26 Sofa Lounge 50

Gambar 4.27 Meja Lounge 50

Page 14: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali sebagai daerah tujuan wisata domestik dan internasional menjadi lahan yang

subur bagi berkembangnya usaha akomodasi. Dilatarbelakangi potensi utama daerah Bali

sebagai pariwisata budaya, pariwisata alam, pariwisata bahari, dan convention. Usaha ini

makin subur dan banyak bermunculan salah satu jenisnya adalah restoran. Menurut Marsum

(1993:8-11), ada lima jenis restoran, yang salah satunya adalah jenis A La Carte Restaurant,

yang memiliki arti restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap

dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.

Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga masing-masing.

The Wicked Parrot Restaurant merupakan salah satu jenis A La Carte Restaurant,

yang menghidangkan berbagai macam masakan nusantara. Saat ini The Wicked Parrot

Restaurant telah memiliki banyak pelanggan domestik, internasional, dan dari tamu travel

agent sebagai salah satu rekan bisnis The Wicked Parrot Restaurant. Selain sebagai tempat

makan dan minum, The Wicked Parrot Restaurant juga kerap kali digunakan sebagai tempat

untuk menyelenggarakan pertemuan.

Lokasi awal restoran memiliki berbagai permasalahan ruang yang tidak menampung

pengembangan aktivitas civitas yang terjadi, seperti tidak tersedianya ruang tunggu, luas area

bar yang kurang mencukupi bagi tamu-tamu asing pada khsusnya, rest room yang

besarannya tidak memenuhi standard, serta area lounge yang besarannya juga belum

mencukupi bagi kegiatan civitas. Besarnya permasalahan ruang yang belum dapat

menampung berbagai aktivitas baru menyebabkan pemilik mencari lokasi baru untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Dengan mengkaji berbagai pola aktivitas,

hubungan ruang dan organisasi ruang maka Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant

diharapkan mampu memenuhi kebutuhan aktivitas yang belum terselesa ikan pemecahannya

serta mampu memberi nilai estetika pada interior restoran sebagai daya tarik terhadap

pengunjung.

Page 15: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

2

1.2 Pengertian Judul

Judul tugas akhir ini adalah “ Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant Jl.

Drupadi-Renon , Denpasar”, berikut uraian judul dan pengertiannya dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Desain Interior

Desain interior adalah karya desainer interior yang khusus mencakup bagian dari dalam

bangunan apapun. (Suptandar, 1982:11)

b. The Wicked Parrot

Merupakan nama restoran yang didesain sebagai studi kasus dalam penyelesaian tugas

akhir ini.

c. Restaurant

Restoran adalah usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum

bagi umum dan dikelola secara profesional. (Soekroesno, 2001:16)

d. Jl. Drupadi-Renon, Denpasar

Lokasi restoran di dalam kasus tugas akhir ini dan juga merupakan kawasan pemukiman

yang dekat dengan perkantoran pemerintahan kota Denpasar.

Berdasarakn uraian di atas dapat disimpulkan bahwa judul “Desain Interior The

Wicked Parrot Restaurant Jl. Drupadi-Renon, Denpasar” berarti perancangan atau proses

perwujudan ruang dalam tempat yang melayani jasa makanan atau minumam untuk umum

yang dikelola secara professional dan bersifat komersial yang bertempat di Jl.Drupadi-Renon,

Denpasar.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa

permasalahan desain interior yang akan dibahas yaitu :

a. Bagaimana mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant yang mampu menunjang

kebutuhan aktivitas makan, minum, dan pertemuan ?

b. Bagaimana menampilkan desain interior restoran yang nyaman dan memenuhi dasar-dasar

estetika?

1.4 Tujuan

a. Mampu mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant agar memenuhi kebutuhan

aktivitas makan, minum, dan pertemuan.

Page 16: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

3

b. Mampu mendesain interior ruang yang menerapkan unsur-unsur estetika agar dapat

menampilkan ciri khas tersendiri dan dapat memvisualkan keindahan.

1.5 Manfaat

a. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pengetahuan desain interior khususnya

yang berhubungan dengan restoran.

b. Bagi lembaga dapat menambah pustaka untuk melengkapi data literatur perpustakaan.

c. Bagi pemilik restoran dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai desain interior

restoran.

1.6 Metode

a. Metode Desain

Metode desain yang digunakan dalam pembahasan pengantar karya ini adalah metode

glass-box. Metode model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara

rasional dan sistematis. Seperti halnya sebuah komputer, otak menerima umpan

permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analitis, sintetis, dan evaluatif sehingga

kita akan mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan yang dalam hal ini

berkaitan dengan segala sesuatu permasalahan yang muncul dalam desain interior The

Wicked Parrot Restaurant.

Gambar 1.1. Metode Berpikir Sistematis

Desainer

TRAINING

PROGRAMMING

DATA COLLECTIO N

ANALYSIS

SYNTHESIS

DEVELOPMENT

COMMUNICATION SOLUTION

BRIEF EXPERIENCE

Page 17: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

4

b. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode untuk menunjang

Desain The Wicked Parrot Restaurant adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Menurut Nadzir (1988:47), studi literatur berfungsi untuk menelusuri sumber-sumber

kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan dalam hal ini

teori-teori tentang restoran pada umumnya. Sehingga dapat disimpulkan sebagai tolak ukur

mengenai unsur-unsur perancangan sebuah restoran.

2. Survey Lapangan

Menurut Nadzir (1988:44) metode survey adalah melihat objek kajian secara langsung

akan berguna dalam pengumpulan data dan perumusan masalah. O leh karena itu dilakukan

observasi langsung terhadap lokasi kasus restoran yang akan didesain.

3. Wawancara

pengumpulan data dengan teknik wawancara secara terbuka dengan pengelola

restoran yang bersangkutan. Dengan demikian, wawancaratersebut akan berguna untuk

memperoleh data yang akan mendukung latar belakang perancangannya sebagai data non

fisik. (Nadzir, 1988:48)

c. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah

disajikan dan diinterpretasikan. Dalam penelitian dapat menggunakan beberapa metode untuk

menganalisa permasalahan secara cepat dan tepat.

Metode yang digunakan dalam menganalisa kasus ini adalah metode komparatif, yaitu

metode yang mengkomperasikan fakta, parameter dan literatur yang menjadi landasan dalam

berpikir untuk proses desain dan metode ini bersifat membandingkan.

1.7 Skematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pengantar karya ini adalah sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN

Page 18: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

5

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah sehingga ditemukan batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, menguraikan tentang sistematika

penulisan sebagai pijakan untuk mengetahui bab-bab berikutnya.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan kajian pustaka mengenai restoran serta dasar-dasar petimbangan

perwujudan desain interior restoran.

c. BAB III TINJAUAN DAN ANALISIS DATA

Berisi data fisik dan non fisik restoran. Data fisik meliputi lokasi dan potensi site

sedangkan data non fisik meliputi identitas bangunan, identitas kepemilikan dan

pengelola, pengunjung, jumlah pengunjung, jenis menu, jumlah karyawan, waktu

operasional, dan sistem pelayanan.

d. BAB IV KONSEP DAN ANALISIS DESAIN

Berisi pemaparan konsep dan ide- ide dalam bentuk sketsa serta bentuk jadi seperti denah,

denah potongan, denah bahan, mechanical elektrikal, dan gambar tiga dimensi.

e. BAB V PENUTUP

Berisikan kesimpulan dari hasil analisis sebagai jawaban masalah yang dirumuskan,

selain itu akan diuraikan tentang beberapa saran yang dijadikan sebgai masukan dalam

perancangan restoran, dan kepada pihak terkait.

Page 19: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Data Literatur

2.1.1 Restoran

a. Pengertian Restoran

Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu tempat / bangunan yang

diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada

semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman. Sedangkan Soekresno (2000:17)

menerangkan restoran sebagai usaha komersial yang melayani jasa makanan maupun

minuman untuk umum yang dikelola secara profesional. Kedua pendapat diatas menjadi

dasar bahwa restoran merupakan tempat umum yang dikomersialkan dengan menawarkan

jasa makan dan minum yang dikelola secara profesional.

Restoran merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara

komersial dengan menyenlenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya baik

berupa makan maupun minum, maka arti restoran berkembang selain adanya pengelolaan

yang profesional, sebagai ruang komersial menitikberatkan pada pelayanan dengan baik

dalam proses jasa makan minum. Sugiarto dan Sulastriningrum (2003:8) menambahkan

bahwa restoran adalah suatu tempat yang identik dengan jajaran meja-meja yang tersusun

rapi, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma semerbak dari dapur dan pelayanan para

pramusaji, berdentingnya bunyi-bunyian kecil karena persentuhan gelas-gelas kaca, porselen,

menyebabkan suasana hidup di dalamnya.

b. Sejarah Restoran

Dalam sejarah kemanusiaan industry penyajian makanan dan minuman (Food &

Beverage Service Industry) termasuk suatu industry yang tertua di dunia, yaitu dikenal

manusia sejak timbulnya peradaban manusia mengumpulkan berbagai jenis makanan untuk

dihidangkan kepada orang lain (Arif, 2005:29)

Dahulu orang-orang bepergian, dilakukan dengan berkendaraan kuda, jalan kaki, atau

menaiki gerobak yang ditarik beberapa ekor hewan. Akibatnya timbul beberapa restoran dan

penginapan di sepanjang jalan yang dilalui orang-orang yang bepergian tersebut. Pada

Page 20: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

7

mulanya restoran (rumah makan) tersebut terletak dalam lingkungan penginapan yang

kemudian restoran ini sering dipergunakan sebagai tempat pertemuan. Dengan perkembangan

peradaban manusia, maka timbul ide untuk mendirikan restoran yang bagus dan megah (Arif,

2005:30)

Coffee house yang pertama didirikan pada tahun 1763 oleh Boulanger. Ia adalah

seorang supplier yang mempromosikan soupnya di coffee house-nya dengan nama

Restoratives. Ide ini begitu popular dan tersebar kemana-mana sehingga kemudian banyak

orang yang menirunya dan mulailah timbul restoran-restoran.

Di Indonesia, restoran berkembang setelah G30S/PKI, yaitu pada tahun 1965.

Sedangkan sebelum tahun 1945, hanya terdapat warung yang hanya melayani orang pribumi.

Setelah tahun 1945 warung tersebut berubah menjadi rumah makan, kemudian pada tahun

1965 berkembang menjadi restoran, dikarenakan kondisi perekonomian yang makin

membaik. Pada masa sekarang dimana adanya tuntutan pelayanan cepat saji, maka telah

berkembang restoran dengan sistem pelayanan Fast Food.

c. Macam-Macam / Tipe Restoran

Marsum (1993:8-11) menjelaskan dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian,

restoran dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. A’la Carte Restaurant

A’la carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual

makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang

mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga masing-masing.

2. Table D’hote Restaurant

Table d’hote restaurant adalah restoran yang khusus menjual menu table d’hote yaitu

susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu,

dengan harga yang ditentukan pula.

3. Coffee Shop atau Brasserie

Coffee shop atau brasserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan

cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi, dan the. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual

minuman yang beralkohol.

Page 21: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

8

4. Snack Bar / Café / Milk bar

Snack Bar / Café / Milk bar adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi

dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanannya diatas baki yang

diambil diatas counter dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas

memilih makanan apa yang disukainya. Makanan yang disediakan umumnya hamburger,

sausages, dan sandwich.

5. Speciality Restaurant

Speciality restaurant merupakan restoran yang menjual makanan khusus dari negara atau

daerah tertentu yang menggunakan cara memasak tertentu seperti Japanese restaurant,

Chinese restaurant, French restaurant, dan Grill Room. (Arif, 2005:17)

The Wicked Parrot Restauran tergolong A’la Carte Restaurant dimana adalah restoran

tersebut makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri

makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga

masing-masing.

d. Sistem Pelayanan Restoran

Terdapat beberapa jenis pelayanan restoran untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan

pengunjung yang berbeda-beda. Jenis tersebut terdiri dari empat tipe dasar pelayanan

makanan di restoran seperti yang dikemukakan Marsum (1999:275). Berikut ini keempat tipe

dasar pelayanan tersebut :

1. Table Service

Table Service adalah system pelayanan restoran, dimana para tamu duduk di kursi

menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan

kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman adalah

waiter/waitress.

Page 22: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

9

Sistem pelayanan table service dapat dirinci pola urutan kegiatan pelayanannya

sebagai berikut :

2. Counter Service

Counter Service adalah sistem pelayanan restoran bagi para tamu yang datang

langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap,

maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter. Pelayan yang menyajikan makanan

dan minuman bisa waiter/waitress atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan ini praktis,

hemat tenaga dan waktu.

3. Carry Out Service

Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu pelayanan

restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan yang telah siap atau yang

disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks atau kotak untuk dibawa pergi, jadi

makanan dan minuman tidak dinikmati di tempat itu.

Dapur Makanan dibawa ke

ruang makan

Makanan disajikan Sisa makanan

dirapikan

Sisa makanan

dibawa ke ruang

pembersihan

Gambar 2.1 Bagan urutan makanan sistem table service

Dapur Makanan dinikmati

di ruang makan

Peralatan dirapikan Sisa makanan

dibawa ke ruang

pembersih

Makanan disajikan

di counter

Makanan

dibungkus

Makanan dibawa

pulang

Gambar 2.2 Bagan urutan makanan sistem counter service

Page 23: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

10

4. Self Service

Self Service atau kadangkala disebut juga Buffet Service adalah sistem pelayanan

restoran yang menghidangkan semua makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka,

hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi diatas

meja hiding atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya

sesuai dengan selera. Untuk minuman panas seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan

kepada tamu oleh petugas.

Berdasar bagan diatas, perbedaan sistem pelayanan didasari atas perbedaan jenis

makanan dan akan berpengaruh pada kebutuhan fasilitas yang berbeda pula sesuai dengan

sistem pelayanan yang dipakai pada restoran.

Sistem pelayanan yang digunakan pada The Wicked Parrot Restaurant adalah sistem Table

Service, pengunjung datang, masuk, mencari tempat duduk, dilayani waiter/waitress,

makanan diantar, dihidangkan, menikmati makanan, pembayaran langsung di meja dilayani

waiter/waitress, menuju kasir, setelah itu pengunjung meninggalkan restoran.

Makanan dimasak

pada dapur atau

meja konter

Makanan

dibungkus pada

konter

Makanan dibawa

pergi

Gambar 2.3 Bagan urutan makanan sistem carry out service

Masuk Mengambil baki Memilih makanan

dan minuman

Membayar pada

kasir

Membawa baki ke

meja makan

Makan di meja

makan

Mengambil baki

Keluar

Gambar 2.4 Bagan urutan makanan sistem self service

Page 24: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

11

2.2 Tinjauan Elemen Interior

2.2.1 Berdasarkan Elemen Ruang

a. Organisasi Ruang

Penataan sebuah restoran tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan

elemen yang terdapat didalamnya sebagai pencapaian desain yang optimal.

Terbentukya suatu ruang antara ruang luar dengan ruang dalam hendaknya

mempunyai batasan ataupun identitas dengan jelas, oleh karena itu hal ini sangat erat

berhubungan dengan sistem organisasi ruang yang bisa disimpulkan sebagai berikut :

Aktivitas manusia terjadi sebagian besar di dalam ruangan, oleh sebab itu factor sirkulasi

di dalamnya sangatlah penting.

Jenis serta fungsi ruang yang terjadi didalamnya ditentukan oleh jenis aktivitas yang

terjadi serta akan mempengaruhi dimensi ruang, besaran sirkulasi, dan tata letak

penghawaan.

Besaran ruang ditentukan oleh jumlah civitas serta dipengaruhi oleh skala serta

proporsinya.

Dalam perancangan suatu ruang, hendaknya memiliki identitas atau batasan-batasan yang

jelas antara ruang luar dengan ruang dalam (Suptandar, 1982:38)

Berikut beberapa macam organisasi ruang (Ching,1985:205)

1. Organisasi ruang linear

Gambar 2.5 Organisasi Ruang Linear

a. Merupakan deretan ruang-ruang

b. Masing-masing dihubungkan oleh ruang lain yang memanjang.

c. Masing-masing berhubungan langsung.

d. Ruang yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan fungsi penting,

dapat diletakkan pada deretan ruang-ruang tersebut.

Page 25: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

12

2. Organisasi Ruang Grid

Gambar 2.6 Organisasi Ruang Grid

a. Terdiri dari ruang-ruang yang diorganisir dalam kawasan grid structural atau dengan

pola grid tiga dimensi.

3. Organisasi Ruang Radial

Gambar 2.7. Organisasi Ruang Radial

a. Merupakan kombinasi dari organisasi terpusat dan linier.

b. Organisasi terpusat mengarah kedalam, sedangkan radial mengarah keluar.

c. Lengan radial dapat berbeda satu sama lain, tergantung dari kebutuhan dan fungsi.

4. Organisasi Ruang Terpusat

Gambar 2.8 Organisasi Ruang Terpusat

a. Sebuah ruang yang besar dan dominan sebagai pusat dari ruang-ruang lainnya.

b. Ruang disekelilingnya memiliki bentuk, ukuran & fungsi yang sama dengan ruang

lainnya.

c. Ruang disekelilingnya berbeda satu sama lainnya baik bentuk, ukuran maupun

fungsinya

Page 26: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

13

5. Organisasi Ruang Mengelompok

Gambar 2. 9 Organisasi Ruang Mengelompok

a. Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama

memanfaatkan ciri atau hubungan visual.

b. Sumbu dapat membantu organisasi ini.

Dalam proses perancangan ini mahasiswa menggunakan pola organisasi ruang radial

dengan titik pusat pada area terbuka di tengah ruangan dan bentuk ruangan sekitar yang

dirancang dengan keseimbangan asimetris.

b. Sonasi

Sonasi atau pendaerahan diartikan sebagai penetapan suatu daerah berdasarkan

kelompok utama yaitu public area, privat area, service area, dan sirculation area.

(Suptandar, 1999:99)

Dua hal utama dalam penataan dan pendaerahan suatu ruang yaitu : Penataan dari tiap

unir dengan menyatukan tugas sejenis dan berurutan sesuai dengan alur kerja, guna

pencapaian efisiensi kerja dan pemanfaatan ruang. (Suptandar, 1982:28)

c. Sirkulasi

Sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur yang diatur untuk menghubungkan,

menuntun dan melintasi bagian-bagian tertentu di dalam ruangan untuk kelancaran bagian itu

sendiri, yangberhubungan dengan obyek di dalam ruang. Dengan demikian pengertian dari

sirkulasi, kaitannya aktivitas ruang adalah pengarahandan pembimbingan jalan atau tapak

yang terjadi di dalam suatu ruang yang direncanakan. (Suptandar, 1982:57)

Pengarahan sirkulasi hendaknya jelas dan terarah, sehingga jalan menuju ruang-ruang

dapat dicapai dengan mudah dan tidak terjadi sirkulasi silang (cross circulation).

Pengaruh sirkulasi memberikan kesan langsung terhadap ruang, mengenai factor

penggunaan terutama pada ruang-ruang resepsi, representative memiliki arah jalan dalam

ruang yang tersendiri (Suptandar, 1982:57)

Page 27: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

14

2.2.2 Berdasarkan Elemen Pembentuk Ruang

Elemen pembentuk ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan diidentifikasikan

sebagai lantai, dinding, dan langit- langit/plafon yang menjadi satu kesatuan strukturnya.

Mewujudkan unsur elemen pembentuk ruang hendaknya mendukung keindahan dalam ruang

sehingga diharapkan memenuhi criteria standarisasi. Elemen pembentuk ruang terdiri dari :

a. Lantai

Lantai berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah dan juga memikul beban

diatasnya, baik beban yang dating dari benda benda fasilitas, manusia yang ada atau lalu

lintas di dalam ruang. Lantai dituntut agar selalu kuat memikul beban mati atau hidup/lalu

lintas manusia atau hal-hal lain yang ditumpangkan kepadanya (Suptandar, 1982:329).

Suptandar (1982:29) mengatakan bahwa, “masalah lantai memberikan jawaban

langsung pada bagaimana kesan ruang tersebut, bagaimana sirkulasinya, dan gerakan yang

mungkin terjadi di dalam ruang dimana desainer kadang melupakan kebutuhan luas minimum

yang justru memberikan kenyamanan dan keindahan interior”.

Dalam kelangsungan aktivitas, pemilihan jenis lantai akan ditinjau dari macam atau

jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi dari penyelesaian lantai

berikut:

- Kuat, lantai harus mampu menahan beban.

- Mudah dibersihkan.

- Fungsi utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah.

Fungsi lainnya adalah untuk mendukung beban-beban perabot, manusia yang ada

dalam ruang. (Ching, 1996:162)

Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan lantai yang

digunakan adalah bahan yang berasal dari alam negara tropis seperti batok kelapa, batu-

batuan, dan kayu-kayuan seperti kayu manis dan bambu.

b. Dinding

Dalam perancangan ruang, dinding memiliki fungsi sangat menentukan karna dari

pembatas ini terbentuk suasana bagi pemakai. Pengaruh yang sangat dominan dari pembatas

ruang dapat menimbulkan suasana sejuk atau sebaliknya, memberikan rasa lapang atau

sempit, nyaman dan sebagainya.

Page 28: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

15

Dinding adalah elemen arsitektur yang penting pada setiap bangunan, secara

tradisional dinding berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, serta

atap (Ching, 1996:176)

Dinding juga berfungsi sebagai media pemantul suara, pengarah dan penyerap suara,

dengan cara pemilihan bahan tertentu untuk dinding sesuai dengan fungsi ruang serta

aktivitas yang terjadi.

Warna dinding sangat mempengaruhi kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih

banyak memantulkan sinar, dan sebaliknya warna buram kurang memantulkan sinar. Warna-

warna yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada ruang, sedangkan warna gelap

memberikan kesan berat dan sempit. (Suptandar, 1982:46)

Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan dinding yang

digunakan adalah bahan-bahan variasi batu-batuan dan sedikit variasi elemen kayu dengan

warna natural yang disesuaikan dengan konsep yang diusung.

c. Plafon

Plafon merupakan salah satu elemen pembentuk ruang, yaitu sebagai pembentuk

ruang langit- langit, merupakan bidang atau permukaan yang terletak diatas garis pandang

normal manusia, berfungsi sebagaai pembentuk ruang dengan bidang didalamnya. Plafon

memiliki fungsi guna yang jauh lebih besar dibandingkan unsur pembentuk ruang lainnya

(dinding, dan lantai) yaitu :

Berikut adalah fungsi plafon :

- Pelindung kegiatan manusia dengan bentuk sederhana sekaligus sebagai atapnya.

- Pembentuk ruang, bersama lantai dan dinding.

- Peredam atau akustik.

- Rongga pelindung instalasi listrik, AC, dan penempelan titik lampu.

- Penunjang dekorasi ruang dalam dengan pengolahan langit- langit tersebut.

Menurut Suptandar (1982:62), pemilihan bahan plafon sebagai penutup ruang ruang

bagian atas harus dipilih secara hati-hati. Aktivitas yang terjadi di dalam ruang akan

menentukan bentuk plafon serta material-material tersebut yang sesuai (Suptandar, 1982: 58).

Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan plafon yang

digunakan adalah variasi bahan parkit dan gypsum yang disesuaikan dengan konsep yang

diusung.

Page 29: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

16

2.2.3 Berdasarkan Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang

a. Pintu

Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik penunjang aktivitas, perabot, dan

barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain dalam

bangunan (Ching, 1996:220)

Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan

atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan sudut-

sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas di sisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu kaki

dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel

sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan keluar masuk caha ya,

suara, udara, panas, dan dingin. (Ching, 1996:112)

b. Jendela

Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat

dikembangkan sampai ke taraf di mana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang

transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior dengan ruang luar atau

dengan ruang interior di sebelahnya. (Ching, 1996:224)

Jendela adalah salah satu bukaan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang

dalam dengan ruang luarnya, baik secara visual maupun tempat-tempat keluar masuknya

udara dan cahaya. Ada beberapa bukaan jendela yaitu :

- Jendela kaca mati

- Jendela bukaan samping dan menggunakan engsel.

- Jendela dengan kisi-kisi kayu atau kaca.

c. Tangga

Penentuan dari bentuk tangga saling berhubungan dengan fungsi yang telah ada

dengan tujuan dari bentuk yang mempunyai arti perlindungan. Tidak saja karena lilitan

tangga saja yang penting. Tangga dibuat memungkinkan untuk bergerak leluasa dalam

keadaan sekalipun (Neufert, 1980:59)

Menurut Ching (1980:116) desain tangga adaalah keamanan dan kenyamanan untuk

naik turun. Adanya bordes memberi kesempatan untuk beristirahat sejenak.

Page 30: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

17

2.2.4 Fasilitas Ruang

Fasilitas atau perabot dapat digunakan sebagai media untuk pemersatu antara

arsitektur dan interior. Fasilitas merupakan perlengkapan untuk bangunan tempat, bisnis

maupun umum, yaitu perabot yang dapat dipindahkan ditempatkan di dalam ruang misalnya

berbagai bentuk kursi, meja, dan lain- lain. (Ching, 1980: 146)

Fasilitas meliputi segala macam benda pendukung kegiatan dalam kegiatan restoran

yang mampu memberikan kemudahan dalam beraktivitas. Fasilitas yang dimaksudkan

perabot yang mempunyai arti sebagai alat yang digunakan dalam aktivitas manusia dengan

perwujudannya yang mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan manusia.

Fasilitas tersebut harus praktis, nyaman dipakai, serta sedap dipandang. Untuk tiap

bagian dari ruang makan sengaja dibuat berbeda, sesekali perlu juga diubah susunannya

untuk mengubah suasana agar tidak membosankan, selalu menarik dan menawan.

Dengan pengaturan fasilitas yang sedemikian rupa, penggunaan bahan yang aman

serta hal penting adalah dimensi atau standard-standard perancangan agar mampu

memberikan kenyamanan bagi civitas. Tujuan utama dari restoran adalah dapat menikmati

suasana makan yang nyaman, maka fasilitas harus cukup dapat mendukung untuk dapat

memberikan kenyamanan.

a. Kursi

Kursi-kursi dalam ruang makan disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga selalu

nampak rapi dalam jajarannya model dan warnanya manis serta menarik setiap saat. Karena

kursi-kursi itu bervariasi, bentuk dan ukuran, tinggi dan lebarnya, agar ruang makan itu bisa

menampung sesuai dengan kebutuhan, ruangan itu perlu diatur dengan standard tertentu.

Dibawah ini ada satu cara atau standard ukuran yang baik:

- Tempat duduknya setinggi 45 cm, atau 18 inchi dari lantai.

- Tinggi bagian sandarannya dari lantai adalah 1 m atau 3 feet.

- Dalamnya tempat sandaran dari ujung depan kursi adalah 46 cm atau 18 inchi.

Berikut beberapa tampilan gambar yang sesuai dengan antropometri manusia:

Page 31: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

18

b. Meja Makan

Ada beberapa macam bentuk meja makan. Bahan meja makan yang harus dipilih

tergantung pada pemakaian penyesuaian bentuk ruang serta di bagian mana meja itu akan

diletakan. Bentuk-bentuk yang paling umum adalah:

- Bentuk bulat dengan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan.

- Bentuk elips atau lonjong telor.

- Bentuk bujur sangkar.

- Bentuk persegi panjang.

Pada restoran juga dapat dipergunakan bentuk campuran dengan beberapa jenis yang

telah dijelaskan di atas. Ada berbagai pilihan untuk memberikan variasi asalkan bentuk ruang

makan tersebut mampu menunjang. Penyusunan meja juga terkadang disesuaikan dengan

bentuk ruang, pelayanan, ataupun gaya yang ingin ditampilkan.

Selain bentuk yang bervariasi, dimensinya pun bermacam-macam sesuai dengan

civitas, ada meja untuk 2 orang, 3 orang, 4 orang, 6 orang, ataupun 8 orang. Berikut beberapa

contoh ukuran meja makan restoran:

1. Meja makan berbentuk persegi untuk 2 orang.

- Ukuran : Minimal 76 x 76 cm.

2. Meja makan berbentuk lingkaran untuk 4 orang.

- Ukuran : Berdiameter minimal 91,4 cm.

Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia:

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

193-223,5 cm

167-198,1 cm

101 cm

76,2 cm

40,6-43,2 cm

73,7-76,2 cm

45,7-61 cm

78,7 cm

76,2 cm

73,7 cm

Gambar 2.10 Dimensi kursi meja makan

(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:226)

Page 32: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

19

c. Coffee Table

Dalam sebuah restoran tidak hanya menikmati makanan namun juga terjadi aktivitas

minum seiring dengan kebutuhan manusia seperti halnya dengan meja dalam menikmati

coffee ini biasanya cenderung berbentuk lingkaran dimensinya tidak terlalu besar hampir

sama dengan meja cocktail. Kegiatan ini cenderung dilakukan oleh dua orang yang tidak

membutuhkan peralatan penunjang yang terlalu banyak.

Berikut beberapa contoh dimensi dengan pemakaian minimal.

- Ukuran : Diameter 45-61 cm.

A

B

C

D

E

167-198 cm

45,7-61 cm

76,2 cm

35,6 cm

51 cm

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

76,2 cm

15,2 cm

61,2 cm

45,7-61 cm

30,5 cm

121,9-137,2 cm

91,4 cm

76,2-91,4 cm

289,6-320 cm

213-243,8 cm

121,9 cm

Gambar 2.11 Dimensi standar meja makan

(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:226)

Gambar 2.12 Dimensi standar meja makan

(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:143)

Page 33: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

20

Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia:

d. Sideboard (Meja Samping)

Sideboard atau meja samping ini merupakan seperti almari yang di tempatkan pada

area makan yang berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat makan serta sebagai tempat

persediaan bahan penunjang makanan seperti sauce, bumbu dan sebagainya yang diperlukan

untuk pelayanan..

Besaran sideboard atau meja samping hendaknya disesuaikan dengan keluasan ruang,

sideboard hendaknya dilengkapi dengan rak serta laci untuk kebutuhan penyimpanan alat-alat

makan, sehingga dalam keadaan sibuk pelayan tidak bingung mencari alat-alat yang

diperlukan. Hal ini akan membantu kelancaran pelayanan restoran.

2.2.5 Utilitas Ruang

a.Pencahayaan

Unsur pencahayaan dalam desain interior merupakan aspek yang sangat penting yang

dapat memberikan pengaruh luas terhadap optimalisasi kerja dan dapat menimbulkan efek-

efek tertentu. Pencahayaan terbagi atas dua bagian yaitu:

1. Pencahayaan alami, yaitu cahaya alam yang umum dimanfaatkan dalam desain

interior adalah sinar matahari. Pencahayaan alami didapat dari bukaan pintu dan

jendela. Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke bagian dalam ruangan.

Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya dengan baik ke arah

samping terutama dekat jendela itu sendiri.

2. Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti

cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Cahaya buatan mempunyai dua fungsi yakni

D

L

45,7 cm

61 cm

Gambar 2.13 Dimensi standar coffe table

(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:219)

Page 34: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

21

sebagai sumber penerangan dan sebagai aksen yang dapat memberikan keindahan

pada ruang.

Terdapat beberapa macam metode pencahayaan yang mampu memberikan efek-efek

tertentu, yaitu sebagai berikut :

1. General Lighting ( pencahayaan umum )

Pencahayaan yang dapat dicapai oleh lampu-lampu portable, lampu langit- langit,

atau lampu yang memanjang di dinding.

2. Special Lighting ( pencahayaan khusus)

Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan pengamatan atau efek-efek khusus dari

cahaya langsung pada area yang diinginkan.

3. Decorative Lighting (pencahayaan dekoratif)

Pencahayaan yang dipakai untuk suasana dan perhatian khusus apabila aktivitas

dalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan cahaya. Dalam perancangan ruang,

lighting didesain sedemikian rupa sehingga dapat memeberikan efek-efek nyaman, dan

menarik. Berbagai perasaan dalam keadaan yang berbeda yang ditimbulkan oleh factor.

Pencahayaan dengan menyesuaikan warna, dan suasana ruang dalam.

Lampu dengan warna yang lembut dan sinar yang lembut memberi perasaan santai

dan nyaman bagi yang menikmati (Suptandar, 1982:9)

b. Penghawaan

Penghawaan adalah suatu usha pengkondisian udara dalam ruang melalui

penghawaan alami yaitu dapat memanfaatkan ventilasi, maupun penghawaan buatan yaitu

dapat dicapai dari kipas maupun AC dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan

untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang

dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan

bau keringat, dan gas karbon dioksida. Jumlah/ kapasitas udara segar tersebut tergantung dari

aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih

besar (Suptandar, 1982:150)

c. Akustik

Akustik bangunan lebih membicarakan soal-soal fisikalis dan teknis mengenai

penanganan, pemberantasan atau pengurungan gangguan bunyi yang bersifat sehari-hari

dalam bangunan-bangunan yang relative sederhana. Sedangkan akustik ruang mengolah soal-

Page 35: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

22

soal yang lebih sulit dalam gedung-gedung besar seperti teater, ruang-ruang kuliah, ruang

pementasan seni budaya dan lain sebagainya. Akustik ruang tidak hanya membicarakan

perlindungan terhadap gangguan bunyi, tetapi mengatur kualitas bunyi, keindahan hasil

suara, dan musik dalam ruangan. (Mangunwijaya, 1988:162).

2.2.6 Dekorasi dan Aksesori Ruang

Unsur dekorasi disebut juga sebagai pelengkap ruang, dibedakan menjadi 2 yaitu :

benda pelengkap fungsional dan dekoratif. Benda-benda pelengkap fungsional yaitu benda-

benda yang selalu digunakan untuk maksud-maksud tertentu, misalnya : lampu-lampu,

cermin/kaca, bantalan, dan vas bunga. Benda-benda yang dekoratif antara lain : lukisan,

patung, tanaman hias, dan lain- lain (Suptandar, 1985:119)

Ada beberapa unsur dekorasi dalam desain interior yang satu dengan lainnya saling

berhubungan, unsur-unsur tersebut yaitu :

1. Kesatuan dapat dicapai dengan harmoni dan kontras dalam bentuk warna dan bahan,

juga ada unsur-unsur pemersatu.

2. Keseimbangan adalah nilai dari setiap obyek dari visual yang seimbang terhadap

suatu pusat keseimbangan. Keseimbangan dapat dicapai dengan komposisi bentuk,

warna, dan bahan.

3. Proporsi adalah perbandingan antara ukuran antara unsur-unsur dalam komposisi.

Dalam desain tata ruang, proporsi mempunyai peranan yang sangat penting, kesan

suatu ruang akan dipengaruhi oleh perbandingan ketinggian besar dan panjang

fasilitas yang ada di dalamnya.

4. Skala adalah suatu nilai perbandingan beberapa unsur terhadap beberapa unsur.

Perbandingan skala yang baik dapat menampilkan suatu struktur pada ukuran yang

sebenarnya.

5. Irama membawa langsung kepada pusat perbandingan dari ruang, lalu perlahan-lahan

menjelajah ke benda yang lain yang ada disekitarnya.

6. Garis untuk garis horizontal dalam ruangan akan memberikan kesan luas dan lebar,

garis vertikal akan memberikan kesan sempit/tinggi, garis lengkung akan bersifat

romantis, garis tidak beraturan akan menjadikan tidak formil atau kesan garis akan

menguasai ruang.

7. Tekstur tipis dan halus akam memberikan kesan ruang yang menjadi luas. Tekstur

berat, tebal akan memberikan kesan ruang menjadi sempit. (Suptandar, 1982:55)

Page 36: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

23

2.3 Dasar-dasar Estetika

Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahan (Russel),

pertanyaan (Langer), atau issues (Farber) mengenai keindahan, menyangkut ruang lingkup,

nilai, pengalaman, perilaku, dan pemikiran seniman, seni, serta persoalan estetika dan seni

dalam kehidupan manusia. (Wiramihardja, 2006:162)

Konsep Estetika merupakan konsep-konsep yang berasosiasi dengan istilah-istilah

yang mengangkat kelengkapan estetik yang mengacu pada deskripsi dan evaluasi mengenai

pengalaman-pengalaman yang melibatkan objek, serta kejadian artistik dan estetik.

(Wiramihardja, 2006:166)

Pada kasus kali ini, dasar estetika disesuaikan dengan konsep yang diangkat yang

berhubungan dengan nilai estetika modern khususnya arsitektur dan desain interior.

Keindahan dalam desain modern lebih menitikberatkan pada fungsi dan kemurnian, Violet le

Duc menyebutkan “Semua bentuk yang tidak dapat mengungkap alasan kenapa dibuat, tidak

dapat dikatakan bagus”. (Sumalyo, 1997:67)

Le Corbusier menyatakan pandangannya tentang keindahan arsitektur modern sebagai

berikut, “Bila kita menghilangkan bentuk di hati dan pikiran kita, dan hanya memandang

pada fungsi, produksi massal, cepat dan sehat maka pikiran kita akan sampai pada “rumah

mesin”, dan keindahan akan muncul dengan sendirinya”. (Sumalyo, 1997:139)

2.4 Tinjauan Data Paramater

Data parameter yang digunakan sebagai literatur dan pembanding pada desain interior

restoran ini, adalah dari dokumentasi serta majalah berupa foto atau gambar yang mendukung

konsep desain serta membantu pencarian ide- ide. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Page 37: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

24

Layout pada restoran menggunakan kombinasi bentuk dasar garis lurus dan gari

lengkung. Bentuk tersebut digunakan untuk memberi keseimbangan yang asimetris pada

ruang.

Gambar 2.14 Foto Parameter Restaurant

Page 38: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

25

Penataan fasilitas yang memanfaatkan garis lengkung memberi kesan luwes dan

bebas. Alasan yang lain adalah ide dari mahasiswa untuk menciptakan bentuk lengkungan

yang memiliki keseimbangan asimetris pada ruang restoran.

Penataan zoning yang memberikan sirkulasi yang luas serta penggunaan tanaman

memberi kesan tenang dan spiritual pada foto sebelah kiri. Pemanfaatan tembok dan kolom

sebagai pembagi pada ruang merupakan salah satu cara menyiasati penggunaan bentuk ruang

tanpa melalui banyak perubahan.

Gambar 2.15 Foto Parameter Restaurant

Gambar 2.16 Foto Parameter Restaurant

Page 39: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

26

BAB III

TINJAUAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Data Fisik

3.1.1 Denah Lokasi

JL.D

RU

PAD

I

JL.DEWI MADRI

JL.KAPTEN COKORDA AGUNG TRESNA

JL.PUPUTAN NITI MANDALA RAYA

JL.K

USU

MA A

TM

AJA

LAPANGAN RENON

THE WICKED PARROTRESTAURANT

Gambar 3.2 Peta Lokasi The Wicked Parrot Restaurant

Gambar 3.3 Lokasi The Wicked Parrot Restaurant

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali

Page 40: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

27

3.1.2 Denah Eksisting

3.1.3 Potensi Site

a. Sinar Matahari

The Wicked Parrot Restaurant terletak didaerah yang cukup padat dengan bangunan

dan juga di sekitarnya ada lahan kosong. Karena denah bangunan memiliki ruang terbuka di

dalam, maka sinar matahari yang masuk cukup untuk memberikan pencahayaan alami pada

seluruh bangunan.

Dengan adanya kecukupan dalam pencahayaan alami, maka dalam desain restoran

tidak menggunakan partisi yang bersifat tidak massif pada ruang.

b. Suara

Letak The Wicked Parrot berada di kawasan yang tidak terlalu padat dengan jalur

transportasi sehingga tidak menyebabkan suara bising, disamping itu letak restoran juga

berada lebih kedalam jauh dari jalan utama.

DENAHSKALA 1:200

U

4015

Gambar 3.4 Denah Eksisting The Wicked Parrot Restaurant

Page 41: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

28

c. Kelembaban

Limpahan sinar matahari yang masuk secara maksimal kedalam bangunan melalui bukaan

pintu, jendela, dan atap, memungkinkan kapasitas uap air atau kelembaban pada ruang

terletak pada titik normal (kelembaban 90%).

3.2 Data Non Fisik

a. Identitas Bangunan

Nama : The Wicked Parrot Restaurant

Alamat : Jl. Drupadi No. 52, Renon, Denpasar Timur.

b. Identitas Kepemilikan dan Pengelola

Restoran merupakan usaha pribadi dari bapak Ketut Adnyana.

c. Pengunjung

Pengunjung restoran tamu-tamu domestik dan wisatawan asing.

d. Jumlah Pengunjung

Jumlah pengunjung rata-rata 30-60 orang tiap hari.

e. Jenis Menu

Menu yang tersedia antara lain variasi masakan Indonesia dan Eropa.

f. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan restoran 14 orang.

g. Waktu Operasional

Hari Kerja : Senin-Minggu

Pergantian Shift (4orang) : Pagi 07.00- Sore 15.00

Sore 15.00-Malam 22.00

i. Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan pada restoran adalah sistem Table Service, pengunjung datang, masuk,

mencari tempat duduk, dilayani waiter/waitress, makanan diantar, dihidangkan, menikmati

makanan, pembayaran langsung di meja dilayani waiter/waitress, menuju kasir, setelah itu

pengunjung meninggalkan restoran.

Page 42: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

29

3.3 Program Ruang Secara Umum

Ruang restoran didesain dan dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan

operasional yang dimulai dari ruang penyimpanan sebagai tempat melakukan kegiatan awal

yakni penerimaan bahan mentah kemudian diolah sampai dengan penyajiannya. Semua

tahapan tersebut memerlukan ruangan yang memadai, dan dengan mempertimbangkan hal

tersebut dibuatlah persyaratan ruang restoran menjadi tiga yaitu :

a. Area depan bangunan terdapat sebagian ruang-ruang yang memiliki fungsi dan kegunaan

diperuntukkan bagi pengeloa seperti ruang-ruang yang memiliki fungsi dan kegunaan

sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk makanan dan minuman sebagai

tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan area servis yang bersifat privat. Hal ini

disebabkan tiadanya jalur atau ruang untuk membuat jalan samping sebagai jalur

penerimaan bahan mentah pada bangunan. Sedangkan bagi pengunjung pada area depan

bangunan terdapat area makan dan bar.

b. Area tengah bangunan merupakan area terbuka yang diperuntukkan sebagai stage

sekaligus lounge.

c. Area belakang bangunan merupakan area makan dan area service dengan kapasitas yang

jauh lebih besar pada area depan bangunan.

Berikut program ruang secara umum pada bangunan The Wicked Parrot Restaurant dapat

dilihat pada tabel berikut

No Area Perencanaan ruang

1

2

3

Entrance

Pintu Barang

Area bar

Area ini ditempatkan pada bagian depan dari bangunan sebagai

pintu masuk atau sirkulasi utama, penghubung antara ruang luar

dan dalam, serta mudah menjangkau ke area restoran lainnya.

Pintu barang ditempatkan terpisah dari entrance utama dengan

pertimbangan tidak ingin mengganggu sirkulasi pengunjung dan

juga memberikan kesan nyaman bagi pengunjung.

Area bar ditempatkan berdekatan dengan dapur agar lebih dekat

saat melakukan proses sirkulasi barang serta area lounge karena

sistem pelayanannya menjadi satu kesatuan.

Page 43: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

30

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Lounge

Area makan

Rest room

Dapur

Area Penyimpanan

Kasir

Ruang Karyawan

Service Area

Stage

Area lounge ini berada dekat dengan area bar agar

mempermudah akses pelayanan.

Area makan ditempatkan mengitari area lounge dengan

pembagian area makan sesuai dengan jumlah pengunjung yang

berpasangan, empat orang, atau lebih.

Area rest room ini ditempatkan pada area depan dan bagian

belakang, namun akses masih terjangkau.

Area dapur ini diletakkan di bagian depan, fungsinya untuk

mempermudah proses pelayanan yang harus dekat dengan area

makan dan area bar agar tidak mengganggu pengunjung saat

terjadi proses barang masuk.

Diletakkan dekat kitchen dan ruang karyawan untuk

mempermudah jalur kluar amsuk barang dan tidak mengganggu

pengunjung restoran.

Area kasir ditempatkan di dekat entrance serta dekat dengan bar

dan lounge untuk mempermudah pengawasan serta jangkauan

pelayanan optimal dan efisien.

Ruang karyawan ditempatkan berdekatan dengan area kerja

yaitu seperti area kitchen agar mudah dijangkau oleh karyawan.

Servie area digunakan untuk keperluan cuci tangan sebelum dan

sesudah makan bagi pengunjung. Letak area tersebut berdekatan

dengan area makan.

Diletakkan di tengah ruangan sebagai center point sehingga aera

disekelilingnya dapat dengan mudah melihat pementasan yang

sedang dilangsungkan.

Tabel 1. Program Ruang Secara Umum

Page 44: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

31

BAB IV

KONSEP DAN ANALISIS DESAIN

4.1 Konsep Interior

4.1.1 Gambaran Konsep “Modern Tropis” Secara Umum

Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui di dalam urutan

perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam wujud. Oleh karena

itu perencanaan interior The Wicked Parrot Restaurant memperkenalkan sebuah konsep

interior bernama Modern Tropis.

Modern Tropis berasal dari kata Modern yang berasal dari kata Modern berasal dari

bahasa Latin yaitu “Modo” yang berarti terbaru atau terkini yang kemudian berkembang

dalam bahasa Inggris menjadi Modern yang memiliki pengertian sesuatu yang baru atau

sesuatu yang berkenaan dengan kekinian. Modern yang dalam kaitannya dengan ilmu

arsitektur dan desain interior berarti meninggalkan bentuk stilasi dan mengarah pada “form

follow function” serta menggunakan material baru seperti baja dan besi tuang. Sedangkan

Konsumen

Marketing Income

Konsumen

Aktivitas : Makan Minum Hiburan (Live Music)

Penyedia layanan jasa

makanan dan minuman

PERMASALAHAN Alih Fungsi Area :

-Zoning&Sirkulasi

-Pembentuk Ruang

-Fasilitas

-Utilitas

KONSEP

KONSEP DESAIN

“Modern Tropis”

Desain menarik dengan gaya modern

Tempat Tempat Layanan

Jasa Makan dan Minum

yang Mampu Memberi

Suasana Baru

NEED KEBERADAAN

restaurant

Refreshing Kepuasan konsumen

Gambar 4.1 Proses Pembentukan Konsep

Page 45: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

32

tropis memiliki pengertian secara umum sebagai daerah yang berada dekat dengan garis

khatulistiwa yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Daerah

tropis memiliki iklim yang hangat hampir sepanjang tahun.

Konsep Modern Tropis diterapkan pada kasus dengan menggunakan bentuk-bentuk

lengkung dan bentuk geometris dengan pemahaman “form follow function”. Bahan

yang digunakan akan disesuaikan dengan ide dari bahan modern seperti baja dan

bahan yang mencerminkan suasana tropis seperti batok kelapa, dan cinnamon.

Jadi diambil sebuah kesimpulan tentang konsep Modern Tropis yaitu : sebuah konsep

bergaya modern yang menerapkan unsur-unsur modern yang berkaitan dengan

teknologi dan material dengan sentuhan desain yang lebih bersifat tropis.

4.2 Penjabaran Konsep

4.2.1 Konsep Modern

Dalam perkembangan arsitektur, konsep bangunan modern berkembang dari akhir

abad 19 hingga awal abad 20. Perkembangan bangunan modern yang paling pesat adalah

setelah ditemukannya mesin uap, sehingga muncul stasiun-stasiun kereta serta pabrik-pabrik

yang mulai dirancang berdasarkan nilai bentuk mengikuti fungsi. Antara tahun 1880-1890

terjadi semacam revolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin

secara besar-besaran. Hal yang perlu dikemukakan berkaitan dengan hal tersebut yaitu

timbulnya sistem pabrikasi di mana sebagian elemen bangunan dibuat di pabrik,

menggunakan mesin-mesin, teknologi baja tulang dan sebagainya, memungkinkan

pembangunan hanya dalam waktu yang relatif singkat.

Pada masa arsitektur modern awal, Julien Guadet (1834-1908) menentang kaidah-

kaidah lama pada bangunan klasik khususnya pola simetris. Baginya simetris adalah

pemaksaan terhadap tujuan yang tidak mengacu pada fungsi dan bersifat tidak jujur. Pada

perkembangan selanjutnya, Antonio Gaudi (1852-1926) mulai mencetuskan sebuah pendapat

menyederhanakan sebuah bentuk dari hal-hal yang tidak berfungsi dan berlebihan pada

sebuah bangunan. Dari pendaat tersebut akhirnya Gaudi mengembangkan sebuah bentuk

yang dinamakan Art Nouveau. Pada tahun 1900-1940 perkembangan arsitektur sejalan

dengan pola piker dan budaya khususnya seni. Munculnya lukisan kubisme memunculkan

sebuah pemikiran baru akan kemurnian dari sebuah bentuk yang melahirkan aliran

“purisme”.Bentuk yang ditonjolkan adalah bentuk-bentuk dasar seperti garis lengkung dan

Page 46: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

33

garis lurus yang murni bebas dari ornamen-ornamen pada masa sebelumnya. Melalui

pemaparan diatas, maka konsep modern pada desain interior restoran memiliki poin-poin

sebagai berikut :

a. Menggunakan bahan pabrikasi seperti stainless steel dan tempered coating glass.

b. Menggunakan pola ruang asimetris.

c. Menggunakan kombinasi bentuk dasar garis lengkung dan garis lurus.

d. Memiliki fungsi dan tujuan yang jelas dalam penggunaan bentuk dan material.

4.2.2 Konsep Tropis

Tropis mengandung pengertian daerah sekitar khatulistiwa yang terletak di antara

23,5o LU - 23,5oLS. Daerah tropis beriklim panas lembab dengan suhu udara 20oC-30oC dan

curah hujan rata-rata 2.000 ml-3.000 ml per tahun.

Secara geografis wilayah kepulauan Indonesia termasuk kawasan tropis diapit oleh

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Lingkungan tropis di Indonesia mengalami saat-saat

iklim menjadi sejuk, iklim tropis memiliki keseimbangan karena adanya musim kemarau dan

musim hujan. Keseimbangan musim kemarau (kering) dan musim hujan (basah) ini menjadi

salah satu elemen dalam desain yang menerapkan bentuk-bentuk yang melambangkan kedua

musim tersebut. Selain image dua musim diatas, daerah tropis identik dengan adanya hutan

hujan tropis yang merupakan sumber ragam hayati dan terbesar di dunia seperti Amazon dan

Kalimantan. Hutan hujan memberikan kesan karakter yang natural dalam desain restoran kali

ini melalui penggunaan warna dan bahan seperti kayu, batok kelapa, dan cinnamon. Melalui

pemaparan diatas, maka konsep tropis pada desain interior restoran memiliki poin-poin

sebagai berikut :

a. Adanya unsur tanaman.

b. Penggunaan unsur air.

c. Penggunaan bahan natural.

d. Penggunaan unsur dengan tekstur kasar seperti batu-batuan.

Dalam penggunaan konsep Modern Tropis untuk kasus ini, penulis menggunakan konsep

tropis dari daerah Indonesia.

Dari penjabaran diatas maka ciri khas dalam desain yang berkonsep Modern Tropis yaitu

seperti :

Page 47: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

34

a. Bentuk/pola

Bentuk/pola desain modern lebih mengutamakan fungsi sehingga timbul istilah ”form

follows function” . Pola geometris juga banyak berpengaruh dalam perkembangan desain

modern. Pola dalam Modern Tropis lebih kepada bentuk geometris dan garis lengkung

yang dinamis serta bentuk-bentuk asimetris .

Pada layout pola yang digunakan berasal dari ide akan pulau-pulau tropis dan jajaran pulau-

pulau atoll seperti pada daerah Indonesia, dan Oceania.

b. Warna dan Motif

Desain Interior kasus menggunakan beberapa warna yang berasal dari warna simbol

burung nuri pada restoran seperti merah dan hijau. Untuk nuansa tropis menggunakan

warna seperti coklat dan kombinasi warna hijau yang berasal dari warna alam.

Gambar 4.2 Pola Ruang Modern Tropis

Gambar 4.3 Kepulauan Seribu

Page 48: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

35

Motif yang digunakan dalam desain salah satunya berasal berasal dari bentuk riak hujan

yang diambil dari salah satu musim di daerah tropis.

c. Material/bahan baku

Konsep Modern Tropis menampilkan nuansa basah dan kering dengan adanya kolam dan

bahan-bahan bertekstur kasar seperti paras. Disamping itu, penggunaan bahan pada ruang

juga menggunakan material seperti : metal, kayu, batok kelapa, dan cinnamon.

Gambar 4.4 Warna-Warna Tropis

Gambar 4.5 Pola Riak Hujan

Page 49: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

36

Wallpaper bermotif kopi dan daun pisang digunakan untuk memperkuat nuansa ruang

tropis. Penggunaan motif wallpaper tersebut dipilih karena rata-rata negara tropis

merupakan penghasil pisang dan kopi terbesar di dunia.

4.3 Kriteria Desain

Untuk mewujudkan desain The Wicked Parrot Restaurant agar sesuai dengan konsep desain,

maka dalam kriteria perancangan dibagi menjadi dua yaitu kriteria khusus dan kriteria umum.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti dibawah ini:

Gambar 4.7 Wallpaper daun pisang dan kopi

Gambar 4.6 Material Batok Kelapa dan Batu Candi

Page 50: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

37

a. Kriteria Khusus

1. Memiliki daya tarik

Kualitas dan daya tarik pada desain dibutuhkan untuk mampu bersaing dengan

restoran lainnya yang terdapat di daerah yang sama (Jl. Drupadi). Daya tarik

didapat melalui pencapaian konsep Modern Tropis sehingga mampu menyentuh

pasar dan meningkatkan nilai jual.

b. Kriteria Umum

1. Aman

Setiap desain atau perwujudan tidak menggangu aktivitas satu dengan yang

lainnya dan setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pada pemakai.

Sehingga orang yang melakukan aktivitas baik itu pengunjung ataupun pegawai

merasa aman.

2. Nyaman

Dimulai dari unsur pembentuk ruang, elemen penunjang pembentuk ruang,

fasilitas sampai yang lainnya mampu memberikan kenyamanan kepada tamu

ataupun karyawan untuk melakukan aktivitas di dalam restoran.

3. Lancar

Mudah dalam pencapaian sirkulasi serta dapat memenuhi keleluasaan gerak dan

tidak mengganggu aktivitas pada areal lain (fungsi ruang yang lain)

4. Unit

Setiap perwujudan desain harus berfungsi sesuai dengan fungsinya serta maksimal

dan tidak hanya sekedar dekorasi atau hiasan.

5. Komunikatif

Hubungan antar ruang saling berkaitan, mudah dikenali dan mudah dalam

pencapaian sehingga terwujud suatu hubungan yang lancar dan cepat antara

civitas dan aktivitas.

6. Ergonomis

Perwujudan ruang, utilitas, dekorasi, dan lain–lain dapat memberikan rasa aman

dan nyaman, sesuai dengan antopometri manusia sehingga pengunjung dan

karyawan merasa nyaman berada dalam ruang.

Page 51: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

38

7. Estetika

Semua perwujudan interior, eksterior dan arsitektur mengandung unsur keindahan

di dalam menunjang suasana/nuansa ruang yang ingin dicapai, sehingga dapat

memberikan kesan tersendiri dan dapat menarik banyak pengunjung.

8. Fungsional

Sebuah desain harus memiliki tujuan dan fungsi yang jelas sebagai bentuk suatu

pemecahan masalah dalam perwujudannya.

Tolak ukur sebuah desain selalu terkait dengan nilai-nilai fungsional. Artinya

langsung bertujuan sebagai jawaban yang sesuai dengan aktifitasnya. Untuk

membantu memahami nilai fungsional dari suatu tujuan keberadaan ruang adalah,

secara cermat hendaknya dapat menganalisa kebutuhan-kebutuhan si pemakai/ civitas

secara phisik maupun psikis. (Subarniati, 2002: 25).

4.4 Analisis Desain

4.4.1 Kebutuhan Ruang

JENIS &

SIFAT

RUANG

CIVITAS

FASILITAS

AKTIVITAS PERKIRAAN KEBUTUHAN

RUANG (M2)

Enterance

(publik)

- Pengunjung

- Karyawan

Kapasitas

2 orang

_ Pengunjung:

Melakukan akses

masuk untuk

menuju ruang

dalam ataupun

sebaliknya

melakukan akses

keluar menuju

ruang luar

Melihat situasi

Karyawan:

Melakukan akses

masuk untuk

menuju ruang

dalam ataupun

sebaliknya

melakukan akses

keluar menuju

ruang luar

Spasial akt ivitas (SA) =

6,29 m x 1,38 m = 8,68 m²

Sirku lasi : besaran spasial x 20 % =

10 m² x 0.2 = 2 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi =

8,68 m² + 1,72 m² = 10,4 m²

Pintu Barang

(Privat)

-Karyawan

Kapasitas

2 orang

_ Karyawan

Mengangkut

barang ke dalam

storage dan dapur.

Karyawan b isa

mengakses ruang

luar, ruang

karyawan, storage,

Spasial akt ivitas (SA) =

2,45 m x 1,25 m = 3,06 m²

Sirku lasi : besaran spasial x 20 % =

10 m² x 0.2 =0,61 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi =

3,06 m² + 0,61 m² = 3,67 m²

Page 52: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

39

dan ruang dapur.

Area Makan

(publik)

- Pengunjung

- Karyawan

Kapasitas 124

orang

Meja Makan

Kursi Makan

Pengunjung :

Memesan makanan

Makan

Minum

Ngrobrol

Karyawan :

Memperhatikan

dan melayani

pengunjung.

Meja makan 2 sitter 13 buah

Spasial akt ivitas (SA) =

2,02 x 0,96=1,93 m2 x 13 = 25,09 m

2

Sirku lasi = 25,09 x 20%= 5,01m2

Besaran ruang = 25,09+5,01= 30,1 m2

Meja makan 4 sitter 11 buah

Spasial akt ivitas (SA) =

2,29 x 2,29 = 5,24 x 11= 57,64 m2

Sirku lasi 57,64 x 20%=11,5m2

Besaran ruang = 57,64 + 11,5 =

69,14m2

Meja makan 6 sitter 9 buah

Spasial akt ivitas (SA) =

1,99 x 1,7 = 3,4 m2 x 9 = 30,6m

2

Sirku lasi 30,6 x 20% = 6,12m2

Besaran ruang = 30,6 + 6,12 =

36,72m2

Area Stage &

Lounge

(publik)

- Pengunjung

- Karyawan

Panggung

Lampu

spotlight

Sofa

Meja

Magma lamp

Pengunjung :

Menikmat i musik

Ngobrol

Makan

Minum

Bernyanyi

Karyawan :

Melayani

pengunjung

Menyiapkan

panggung

Stage

Spasial akt ivitas (SA) =

6,68 x 9,03 = 60,32 m2

Sirku lasi 60,32 x 20% = 12,06m2

Besaran ruang = 60,32 +12,06 =

72,38m2

Lounge

Spasial akt ivitas (SA) =

4,64 x 85 = 394 m²

Sirku lasi 394 x 30 %= 118,2 m²

Besaran ruang = 394 + 118,2 =

512,2m2

Area Bar

(publik)

-Pengunjung

-Karyawan

Meja Bar

Kursi Bar

Rak Minuman

Pengunjung :

Minum

Makan

Ngobrol

Karyawan :

Menyiapkan

minuman

Melayani

pengunjung

Spasial akt ivitas (SA) =

8,13 x 4,2 = 34,2m2

Sirku lasi 34,2 x 20%=6,84m2

Besaran ruang = 34,2 x 6,84 =41,04m2

Kasir dan

Resepsionis

- Pengunjung

- Karyawan

Meja kasir

Komputer

Telepon

Pengunjung :

Memesan tempat

Membayar

makanan

Karyawan :

Melayani transaksi

Spasial akt ivitas (SA) =

5,27 x 3,31 = 17,44m2

Sirku lasi 17,44 x 15% = 2,6 m2

Besaran ruang 17,44 + 2,6 = 20m22

Page 53: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

40

Tabel 2. Kebutuhan Ruang

jual beli terhadap

pengunjung

Mengantar

pengunjung

mencari tempat

Service Area - Pengunjung

- Karyawan

Washtafel

Cermin

Tempat tissue

Pengunjung :

Mencuci tangan

Merapikan diri

Karyawan :

Mencuci tangan

Merapikan diri

Spasial akt ivitas (SA) =

1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 13 = 10,87 m

2

Sirku lasi 9,96 x 15% = 1,63m2

Besaran ruang 9,96 + 1,63 = 12,5m2

Area

Penyimpanan

- Karyawan

Rak

penyimpanan

Karyawan:

Menyortir stok

Menyusun stok

Menyimpan stok

Spasial akt ivitas (SA) =

4,58 x 5,51 = 25,23 m2

Sirku lasi 25,23 x 20% = 5,05m2

Besaran ruang 25,23 x 5,05 = 30,28m2

Rest Room

- Pengunjung

- Karyawan

Washtafel

Cermin

Tempat tissue

Toilet duduk

Pengunjung :

Sanitasi

Mencuci tangan

Merapikan diri

Karyawan:

Sanitasi

Mencuci tangan

Berh ias

Area buang air besar

Spasial akt ivitas (SA) =

1,5 x 1,5 = 2,25m2 x 11 = 24,8m

2

Sirku lasi 24,8 x 15% = 3,72 m2

Besaran ruang 24,8 + 3,72 = 28,52 m2

Area urinal

Spasial akt ivitas (SA) =

0,9 x 0,6 = 0,54m2 x 4 = 2,16 m

2

Sirku lasi 2,16 x 15%= 0,32 m2

Besaran ruang 2,16 + 0,32 =2,48m2

Area washtafel

Spasial akt ivitas (SA) =

1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 12 = 9,96 m

2

Sirku lasi 9,96 x 15% = 1,5m2

Besaran ruang 9,96 + 1,5 = 11,5m2

Ruang

Karyawan -Karyawan

Meja

Kursi

Cabinet

Loker

Karyawan :

Menyimpan barang

bawaan

Beristirahat

Spasial akt ivitas (SA)

1,06 x 9,14 = 9,6 m²

Sirku lasi : 9,6 x 30 %= 2,88 m²

Besaran ruang 9,6 + 2,88 = 12,48 m²

Dapur

-Karyawan

Meja racik

Basin

Kompor

Oven

Grilled

machine

Lemari

pendingin

Rak simpan

Karyawan :

Memasak

Meracik

Menyiapkan

hidangan

Mencuci piring

Spasial akt ivitas (SA) =

11,2 x 8,1 = 90,88m2

Sirku lasi 90,88 x 15% = 13,6m2

Besaran ruang 90,88 + 13,6 =

104,5 m2

Page 54: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

41

4.4.2 Hubungan Antar Ruang

4.4.3 Sonasi dan Sirkulasi

Gambar 4.8 Hubungan Antar Ruang

Gambar 4.9 Sonasi dan Sirkulasi

Sirkulasi Pengunjung

Sirkulasi Pengelola

Page 55: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

42

4.4.4 Denah

4.4.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang

a. Lantai

Gambar 4.10 Denah The Wicked Parrot Restaurant

Gambar 4.11 Denah Lantai The Wicked Parrot Restaurant

Page 56: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

43

Material lantai yang diaplikasikan pada The Wicked Parrot Restaurant adalah

material batok kelapa, cinnamon, dan keramik. Batok kelapa sendiri memiliki motif alami

sehingga tidak menimbulkan kesan monoton. Penggunaan batok kelapa dan cinnamon itu

sendiri bertujuan memperkuat suasana tropis pada restoran.

Material keramik digunakan agar mudah dibersihkan pada daerah seperti kitchen dan

rest room yang sering terkena air, lantai juga menggunakan finishing anti slip agar tidak licin.

b. Dinding

Dinding pada The Wicked Parrot Restaurant menggunakan lapisan wallpaper

bermotif kopi dan daun pisang. Penggunaan wallpaper dimaksudkan untuk menonjolkan

kesan tropis melalui tanaman khas tropis seperti kopi dan pisang.

Pada sisi dinding fasade menggunakan acian yang berbentuk motif riak air. Acian

digunakan dengan tujuan tidak ingin memberi kesan yang terlalu berat dikarenakan adanya

motif-motif nyiur pada fasade.

c.Plafond

Bahan plafond dan atap yang digunakan adalah bahan gypsum dan temperred

laminated glass pada daerah void. Temperred laminated glass digunakan sebagai bahan atap

Gambar 4.12 Material Lantai The Wicked Parrot Restaurant

Gambar 4.13 Material Dinding The Wicked Parrot Restaurant

Page 57: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

44

void karena mampu menyerap 60-76% cahaya matahari sehingga tidak menimbulkan efek

rumah kaca. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah, suhu ruang tidak menjadi panas

dengan menggunakan bahan tersebut diatas, sehingga para civitas menjadi nyaman

beraktivitas. Bahan plafond tidak terlalu banyak terdapat pola, hal ini untuk menghindari

kesan ramai terhadap dinding dan pola lantai pada ruang.

4.4.6 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang

a. Pintu

Material pintu utama (entrance) menggunakan material tempered coating glass agar

sinar matahari yang dipantulkan lebih sedikit dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Jenis

material ini juga memiliki kelebihan lain yaitu membuat ruang tidak terlalu panas sehingga

aktivitas bisa berjalan dengan nyaman. Pada pintu toilet menggunakan pintu kayu agar

nampak selaras dengan suasana ruang.

b. Jendela

Material jendela sama dengan material pintu pada entrance, menggunakan material

tempered coating glass.

c. Tangga

Material tangga menggunakan batok kelapa pada pijakan tangga agar memberi

kesatuan pada suasana ruang. Pada railing digunakan material stainless steel untuk memberi

kesan modern pada ruang.

Gambar 4.14 Material Plafond dan Atap The Wicked Parrot

Restaurant

Page 58: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

45

4.4.7 Analisa Utilitas

a.Pencahayaan

Pencahayaan pada The Wicked Parrot Restaurant sebagian besar menggunakan

pencahayaan alami melalui void. Pada malam hari pencahayaan menggunakan pencahayaan

buatan dengan lampu halogen . Sistem pencahayaan pada area makan menggunakan lampu

downlight yang sebagian menggunakan sistem pencahayaan washing light yang memberi

pencahayaan tidak langsung melalui biasan cahaya di dinding area tersebut. Daerah lounge

sendiri menggunakan cahaya yang berasal dari magma lamp dan biasan cahaya dari area

makan disekitarnya. Area stage menggunakan pencahayaan dari spotlight jenis P6162-74

Urban Bronze Directional.

b. Penghawaan

Penghawaan menggunakanpenghawaan buatan karena kondisi ruang yang seluruhnya

tertutup. Penghawaan buatan yang dipilih adalah AC central agar mudah dilakukan

pengontrolan pada seluruh ruangan. Pada rest room menggunakan exhaust fan agar tidak

berbau.

Gambar 4.15 Pencahayaan Buatan Pada The Wicked Parrot

Restaurant

Gambar 4.16 Penghawaan Buatan Pada The Wicked Parrot

Restaurant

Page 59: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

46

c. Instalasi Keamanan

Instalasi keamanan pada The Wicked Parrot Restaurant menggunakan smoke

detector, fire alarm dan sprinkles. Instalasi keamanan ini ditempatkan terutama pada bagian

kitchen.

a. Kasir dan Resepsionis

Pada area kasir dan respsionis terdapat sebuah meja dengan bahan blockboard yang

dilapisi fiber cetak motif nyiur. Selain meja kasir, pada area tersebut juga terdapat sebuah

lemari sebagai penyimpanan berkas-berkas tamu dan nota dengan bahan blockboard finishing

salak brown.

Gambar 4.17 Sprinkles dan Smoke Detector Alarm

Gambar 4.18 Meja Kasir

Page 60: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

47

b. Bar

Pada area bar terdapat sebuah meja bar, kursi bar, dan sebuah rak minuman. Meja bar

menggunakan bahan blockboard dengan top granit dan lapisan fiber cetak motif riak hujan.

Kursi bar dibuat lebih simpel untuk menghindari kontras dengan motif pada meja bar. Rak

minuman dibuat dengan bahan blockboard dengan finishing salak brown.

Gambar 4.19 Rak Simpan

Gambar 4.20 Meja Bar

Page 61: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

48

c. Area Makan

Pada area makan terdapat meja makan dengan kapasitas 6 orang, 4 orang, dan 2

orang. Meja makan terbuat dari kayu deca lumber dan top bagian tengah dilapisi batok kelapa

dengan finishing politur warna coffee brown. Kursi makan dibuat simpel agar tidak nampak

rumit dengan pola lantai pada area makan yang terbuat dari cinnamon. Bentuk sederhana

pada meja makan dan kursi didasari pemikiran aliran purisme dan rasionalisme dalam

perkembangan desain modern.

Gambar 4.21 Kursi Bar

Gambar 4.22 Rak Minuman

Page 62: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

49

Gambar 4.23 Meja Makan Kapasitas 4 dan 6 Orang

Gambar 4.24 Meja Makan Kapasitas 2 Orang

Gambar 4.25Kursi Makan

Page 63: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

50

d. Area Lounge

Pada area lounge terdapat 5 buah sofa panjang berbentuk melengkung dengan

furnishing bahan pabrik yaitu oskar. Selain sofa, pada area tersebut juga terdapat meja

berbahan stainless steel dengan top dari tempered glass. Material pabrik digunakan

mengingat salah satu unsur modern adalah menggunakan bahan pabrikasi dalam elemennya.

Bentuk melengkung didasari pemikiran akan kemurnian bentuk dalam pemikiran aliran

purisme.

Gambar 4.26 Sofa Lounge

Gambar 4.27 Meja Lounge

Page 64: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

51

4.4.8 Analisa Unsur Dekorasi

Mengingat Konsep yang digunakan adalah Modern Tropis, maka penggunaan

dekorasi itu sendiri harus memiliki nilai fungsi dalam penggunaannya. Maka dari itu,

dekorasi pada desain interior restoran digabung dengan elemen pembentuk ruang dan

fasilitas, sehingga tidak ada dekorasi yang keluar dari fungsionalitas dalam ruang dan berdiri

sendiri.

Page 65: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

52

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa dalam menjawab rumusan masalah maka ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

a. Mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant agar mampu menunjang kebutuhan

aktivitas adalah dengan menganalisis kebutuhan aktivitas, kebutuhan ruang, civitas,

dan besaran ruang dengan lay outnya yang disesuaikan dengan standar-standar

minimum ruang sehingga dapat mewujudkan besaran ruang, hubungan ruang yang

mendasari gubahan ruang agar tetap dapat menjawab tuntutan aktivitas dengan

nyaman dan aman.

b. Mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant dengan menerapkan nilai-nilai

estetika salah satunya adalah penerapan konsep dengan meminimalkan kompleksitas

ruang dan meningkatkan keberaturan desain baik dari segi elemen pembentuk ruang,

fasilitas, utilitas, dan dekorasi penunjangnya, sehingga mampu menciptakan sebuah

desain yang memiliki nilai keindahan. Dalam mendesain The Wicked Parrot

Restaurant dengan konsep Modern Tropis dilakukan dengan menerapkan perpaduan

antara karakter modern dengan unsur-unsur basah kering sesuai dengan pengertian

tropis seperti penerapan bahan pabrikasi seperti metal dan bahan a lam tropis seperti

batok kelapa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan desain

interior The Wicked Parrot Restaurant oleh pihak-pihak terkait adalah :

a. Mendesain interior hendaknya berpedoman pada konsep yang dipilih dan criteria dari

konsep tersebut, sehingga desain memiliki karakter sesuai konsep.

b. Dalam pencapaian hasil desain yang maksimal diharapkan adanya teori yang

menunjang dalam proses pencapaian desain, mengetahui kondisi lapangan,

perkembangan desain baik dari segi bahan, serta parameter untuk membantu dalam

mencapai hasil desain yang maksimal.

Page 66: DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI

53

DAFTAR PUSTAKA

Arif A.R., 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran.Graha Ilmu, Bandung.

Ching, Francis D.K., 1980. Bentuk Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga. Ching, Francis D.K., 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta, Erlangga.

Echols, John., 1998. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama Godsmark, C., 2007. How To Start and Run Your Own Restaurant. How To Books.United

Kingdom.

Francis J, Geck., 1997. Interior Design & Decoration. Boque Lowa M.W.C. Brown Co. Publisher

Honore, Carl., 2006. In Praise of Slow. B-First, Yogyakarta. Mangunwijaya, Y.B., 1980. Pasal-Pasal Penghantar Fisika Bangunan.Jakarta.

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Marsum W.A., 1994.Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta. Andi Offset Nadzir, Mohamad., Metode Penelitian. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Neufert, Ernst., 1994. Data Arsitek jilid 1 & 2. Jakarta, Erlangga. Panero, Julius., 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta, Erlangga. Poerwadarminta., 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sachari, Agus.,1989. Estetika Terapan. Nova, Bandung. Sedarmayanti., 2002. Metodologi Penelitian. Bandung, Mandar Maju.

Soekrosno., 2001. Manajement Food & Beverage Service Hotel. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama

Sumalyo, Yulianto.,1997. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX. Yogyakarta.

Gajah Mada University Press. Sugiarto, Endar & Sulastriningrum., 2001. Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta.

PT.Gramedia Pustaka Utama Suptandar, Pamudji., 1982. Interior Design II, Jakarta. Suptandar, Pamudji., 1995. Perancangan Tata Ruang Dalam. Jakarta, Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan Universitas Trisakti. Subarniati., 2001. Disain Interior. Denpasar, Program Studi Disain Interior PSSRD

Universitas Udayana. Wiramihardja, A. Sutardjo., 2006. Pengantar Filsafat. Bandung. PT. Refika Aditama. Wungu, Fransiska., 2006.Lantai.Jakarta: PT. Samindra Utama, Gramedia.