78
0 LAPORAN AKHIR RISET PKPP Judul Penelitian DESAIN KONFIGURASI DAN UJI MODEL TEROWONGAN ANGIN PESAWAT SUPERSONIK SEBAGAI SARANA PENDUKUNG PROGRAM KFX RISET TERAPAN Nama Peneliti Utama : Ir. Sulistyo Atmadi MSME LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) Jalan Pemuda Persil No 1-Jakarta Timur Kode Pos Pusat Teknologi Penerbangan, LAPAN Rumpin; Tilp +62 21 75790378, +62 21 75790031, Fax .: +62 21 75790378, +62 21 75790383 Hp: 08161846035, Email: [email protected] 25 September 2012

DESAIN KONFIGURASI DAN UJI MODEL TEROWONGAN … · Pesawat Tempur yg sesuai dgn kebutuhan Indonesia • Terdapat Institusi Pendidikan Penerbangan yang akan memasok Tenaga Ahli di

Embed Size (px)

Citation preview

0

LAPORAN AKHIR RISET PKPP

Judul Penelitian

DESAIN KONFIGURASI DAN UJI MODEL TEROWONGAN ANGIN PESAWAT SUPERSONIK SEBAGAI SARANA

PENDUKUNG PROGRAM KFX

RISET TERAPAN

Nama Peneliti Utama : Ir. Sulistyo Atmadi MSME

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

Jalan Pemuda Persil No 1-Jakarta Timur Kode Pos

Pusat Teknologi Penerbangan, LAPAN Rumpin;

Tilp +62 21 75790378, +62 21 75790031, Fax .: +62 21 75790378, +62 21 75790383

Hp: 08161846035, Email: [email protected]

25 September 2012

i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI�������������������������������..i

Lembar Pengesahan���������������������������.Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ��������������������������.2

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 2

1.2. Pokok Permasalahan ...................................................................................... 2

1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 4

1.4 Methodologi Pelaksanaan ................................................................................ 4

BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN ������������5

2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................... 5

2.2. Pengelolaan Administrasi Managerial .............................................................. 6

2.2.a. Perencanaan Anggaran ............................................................................ 6

2.2.b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran .......................................................... 6

2.2.c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset ................................... 6

2.2.d. Kendala-Hambatan Pengelolaan Administrasi Managerial ....................... 7

BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA�������������...7

3.1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja .................................................. 7

3.1.a. Kerangka Metode- Proses :....................................................................... 7

3.1.b. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 9

3.1.c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa .............................. 10

Konsep Teknologi Pesawat Tempur ..................................................................... 10

3.2. Potensi Pengembangan ke Depan .............................................................. 72

3.2.a. Kerangka Pengembangan ke Depan ...................................................... 72

3.2.b. Strategi Pengembangan Ke Depan ......................................................... 72

BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN���������������...73

IV.1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program .................................................. 73

IV.1.a. Kerangka Sinergi Koordinasi ................................................................. 73

IV.1.b. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi ............................................. 73

IV.1.c. Perkembangan Sinergi Koordinasi ......................................................... 73

IV.2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ................................................................... 73

IV.2.a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil ............................................ 73

IV.2.b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan ..................................................... 73

IV.2.c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil ....................................................... 74

BAB V PENUTUP����������������������������.74

)

ii

V.1. Kesimpulan.................................................................................................... 74

V.1.a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran ..................................... 74

V.1.b. Metode Pencapaian Target Kinerja ........................................................ 74

V.1.c. Potensi Pengembangan ke Depan ......................................................... 74

V.1.d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program ............................................. 74

V.1.e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ............................................. 75

V.2. Saran ............................................................................................................. 75

V.2.a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan ........................................... 75

V.2.b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek ............................................... 75

)

1

)

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan Alutsista bagi negara berdaulat seperti Indonesia, merupakan hal yang mutlak. Salah satu Alutsista yang sangat penting adalah Pesawat Tempur Supersonik yang dapat meng cover seluruh Kawasan Nusantara. Hal tersebut telah disadari dengan adanya program kerjasama perancangan dan pembuatan pesawat tempur KFX dengan negara Korea Selatan. LAPAN sebagai Lembaga Riset di bidang Penerbangan dan Antariksa tentunya harus mendukung program tersebut, juga sebagi sarana untuk meningkatkan bargaining position dalam kerjasama tersebut. Namun karena kegiatan Teknologi Penerbangan baru di mulai tahun 2011 ini, maka untuk bisa ikut serta dalam mendukung program KFX dimulai dengan peningkatan kemampuan SDM, melalui Program Riset PKPP untuk merancang pesawat tempur supersonik. Sesuai dengan Tupoksi lembaga riset, kegiatan dilakukan untuk perancangan awal sampai dengan prototipe.

Indonesia adalah Negara berdaulat, yang harus mempunyai kemampuan mandiri di bidang persenjataan antara lain Pesawat Tempur

Kebutuhan Indonesia terhadap kedirgantaraan disadari oleh para pendiri negara, dimulai dengan visi kedirgantaraan dan upaya membangun kemampuan nasional selama terutama 4 dekade awal, baik secara militer dan sipil. Kemampuan tersebut meliputi a.l, pembangunan kemampuan pertahanan udara. Di kawasan Asia, Indonesia merupakan salah satu negara pelopor di bidang penerbangan.

Indonesia mempunyai kondisi yang sangat mendukung tumbuhnya industri penerbangan, letak geografis, dan negara kepulauan terbesar di dunia, Industri penerbangan di berbagai negara telah menunjukkan peranan strategisnya sebagai pendorong daya saing suatu bangsa.

Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri, di bidang Teknologi Penerbangan.

1.2. Pokok Permasalahan

Pokok Permasalahan kegiatan ini adalah Peningkatan Kemampuan SDM Lapan dalam merancang Pesawat Tempur Supersonik khususnya dan umumnya dalam merancang Pesawat Terbang. Sasaran dari Kegiatan ini adalah:

• Terbangunnya prosedur / rancang bangun dan optimisasi pesawat terbang tempur di LAPAN untuk dikembangkan secara berkelanjutan dalam melakukan penelitian dalam perancangan pesawat secara umum.

• Mendapatkan suatu konsep pesawat latih-lanjut generasi ke 5 dengan kemampuan multi misi.

• Membangun suatu metodologi ter-integrasi yang terdiri dari rangkaian software yang tervalidasi dengan pengujian terowongan angin untuk melakukan optimisasi dari segi konfigurasi aerodinamik dan struktur

• Memperoleh Rancangan Pesawat Tempur yang sesuai dengan kondisi dan situasi Indonesia

• Memperoleh Rancangan Konfigurasi dan hasil Uji Terowongan Angin dibandingkan dengan simulasi CFD Pesawat Tempur Supersonik

)

3

Kelayakan Teknis

• Indonesia melalui PTDI telah mampu membuat Pesawat Penumpang modern, N 250, dan merancang N 2130

• Kemampuan rancang bangun pesawat terbang telah dimiliki LAPAN dengan dirancangnya pesawat-pesawat terbang latih LT200 pada tahun 1976 (di buat di LIPNUR, prototipe tlh terbang), pesawat penumpang XT 400 pada tahun 1977(mockup tlh dibuat di LIPNUR), serta Pesawat latih tempur tandem (tdk selesai). Perkembangan proses rancang bangun sejak tahun di atas berkembang sangat cepat dengan dikompilasikannya metode dan prosedur rancang bangun yang digunakan di industri pesawat terbang. Proses rancang bangun yang akan dibangun dalam Riset PKPP ini adalah elaborasi dari metode empirik (DATCOM, Torenbeek, Roskam, dll) dengan metode berbasis pemodelan numerik (full potential flow codes, simulasi struktur berbasis FEM). Hal ini memungkinkan perancang mengetahui aspek detail yang penting, dalam waktu yang sedini mungkin sehingga optimisasi pesawat dapat lebih mendalam dilakukan. Studi teoretikal akan dicari korelasinya dengan pengujian terowongan angin di LAPAN.

• Dengan bekal kemampuan tersebut, Indonesia akan mampu merancang Pesawat Tempur yg sesuai dgn kebutuhan Indonesia

• Terdapat Institusi Pendidikan Penerbangan yang akan memasok Tenaga Ahli di bidang Perancangan dan industri Pesawat terbang

Kelayakan Market

• Indonesia dengan Kondisi Geografis yang luas dan terdiri dari berbagai pulau, sangat membutuhkan Armada Pesawat Tempur yang memadai, shg untuk memenuhi kebutuhan Dalam Negeri Indonesia saja, secara keekonomian sdh hampir memenuhi BEP

Ruang Lingkup Dan Tahap Kegiatan

Ruang lingkup dan tahap Kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Tahun ( 2012)

1. Desain Konfigurasi Pesawat Tempur Supersonik 2. Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat

lunak berbasis CFD 3. Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD 4. Pembuatan Laporan Ahir

Sumber Daya Manusia Dan Sarana, Prasarana Pendukung

1. SDM selain peneliti LAPAN, didukung oleh personil Penerbangan ITB yang juga terlibat dalam perancangan KFX, kerjasama Indonesia - Korea: Dr. Raiz Zein, , serta Pengajar AA-ITB lainnya dan Profesional di bidang Penerbangan lainnya.

2. Sarana dan Prasarana di LAPAN secara paralel akan dikembangkan shg sesuai dgn kebutuhan perancangan Pes. Tempur s/d Conseptual Design. Selanjutnya utk detail desain s/d produksi dilakukan ber sama2 dng PTDI

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah :• Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) LAPAN di bidang

Rancangbangun Pesawat Tempur Supersonik agar mampu berpartisipasi aktif dalam mendukung progra

• Mandiri, tidak tergantung pd negara asing di bidang pertahanan dengan menguasai Teknologi Pesawat Tempur

1.4 Methodologi Pelaksanaan

a. Lokus Kegiatan: Lokus Kegiatan di Pustekbang Lapan dengan kerjasama Teknik Penerbangan ITB , PT. Smart Aviation dan PTDI Bandung b. Fokus Kegiatan : Fokus Kegiatan adalah Perancangan Konfigurasi Pesawat Tempur LFX, serta Pengujian model Aerodinamik menggunakan Terowongan Angin di bandingkan dengan Pengujian model dengan menggunakan Perangkat Lunak CFD c. Bentuk Kegiatan :

Sesuai dengan Ruang Lingkup Tupoksi LAPAN

1. Review Pesawat Sejenis (Studi Literatur)2. Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia3. Spesifikasi Awal Rancangan 4. Conseptual Design 5. Pembuatan Model untuk Uji Terowongan

lunak berbasis CFD 6. Pembuatan Laporan

Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah : Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) LAPAN di bidang Rancangbangun Pesawat Tempur Supersonik agar mampu berpartisipasi aktif dalam mendukung program KFX Mandiri, tidak tergantung pd negara asing di bidang pertahanan dengan menguasai Teknologi Pesawat Tempur

Methodologi Pelaksanaan

Lokus Kegiatan di Pustekbang Lapan dengan kerjasama Teknik Penerbangan ITB , n dan PTDI Bandung

Fokus Kegiatan adalah Perancangan Konfigurasi Pesawat Tempur LFX, serta Pengujian model Aerodinamik menggunakan Terowongan Angin di bandingkan dengan Pengujian model dengan menggunakan Perangkat Lunak CFD

Sesuai dengan Ruang Lingkup Tupoksi LAPAN dalam diagram berikut

Review Pesawat Sejenis (Studi Literatur) Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia Spesifikasi Awal Rancangan

Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat

4

Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) LAPAN di bidang Rancangbangun Pesawat Tempur Supersonik agar mampu berpartisipasi

Mandiri, tidak tergantung pd negara asing di bidang pertahanan dengan

Lokus Kegiatan di Pustekbang Lapan dengan kerjasama Teknik Penerbangan ITB ,

Fokus Kegiatan adalah Perancangan Konfigurasi Pesawat Tempur LFX, serta Pengujian model Aerodinamik menggunakan Terowongan Angin di bandingkan

dalam diagram berikut:

Angin dan Uji dengan perangkat

5

BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan Jadwal Kegiatan sebagai berikut :

No Kegiatan Tahun 2012 Bulan ke- Output/Luaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Review Pesawat Sejenis (Studi Literatur)

Hasil evaluasi Pesawat Sejenis

2 Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia dan DRO

Dokumen

3 Spesifikasi Awal Rancangan Dokumen

4 Conseptual Design Dokumen Design

5 Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD

Model Uji

6 Uji Terowongan Angin dan Simulasi CFD

Dokumen Uji

7 Evaluasi Hsl. Evaluasi

8 Pembuatan laporan Akhir Laporan

a. Perkembangan Kegiatan

Perkembangan Tahap 1 yaitu Review Pesawat Sejenis telah selesai dilakukan, serta kegiatan Studi Literatur mengenai Konsep Pesawat Tempur secara rinci dijelaskan pada bab III c tentang Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Perkembangan Tahap 2 Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia yang berupa DRO juga telah diselesaikan dan secara rinci dijelaskan pada bab III c tentang Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Perkembangan Tahap 3 Spesifikasi Awal Rancangan juga telah diselesaikan dan secara rinci dijelaskan pada bab III c tentang Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Perkembangan Tahap 4 berupa Conseptual Desain beserta gambar teknik telah diselesaikan dan secara rinci dijelaskan pada bab III c tentang Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Perkembangan Tahap 5 Uji model dengan perangkat lunak berbasis CFD telah selesai dilakukan dan hasilnya secara rinci dijelaskan pada bab III c tentang Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa, pembuatan

X

6

model uji terowongan angin telah selesai dan pembuatan alat bantu dudukan model juga sudah dapat diselesaikan Perkembangan Tahap 6 Uji model terowongan angin telah dapat dilaksanakan pada minggu ketiga bulan September ini sekaligus dengan analisa dan evaluasinya.

b. Kendala Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan sebetulnya tidak ada, hanya karena system administrasi saja,dimana prosentase pentahapan tidak sesuai, dengan prosentase tahap 1 sebesar 50 % serta jadwal yang sesuai, kendala akan bisa teratasi

2.2. Pengelolaan Administrasi Managerial

2.2.a. Perencanaan Anggaran

Perencanaan Anggaran mengikuti table berikut :

2.2.b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran

Pengelolaan Anggaran, dilakukan oleh Personil Petugas Administrasi yang ditunjuk. Sesuai dengan termin yang telah turun di ajukan realisasi anggaran.

2.2.c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset

Aset dari Kegiatan PKPP ini adalah berupa Model Uji Terowongan Angin, serta Dokumen dokumen Perancangan dan Hasil Uji. Model Uji Terowongan Angin akan disimpan di Laboratorium Terowongan Angin Lapan, sebagai Inventaris yang bisa

URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

1 250,000,000 24,350,000 28,800,000 25,450,000 76,200,000 25,550,000 22,600,000 23,150,000 23,900,000

GAJI DAN UPAH 59.776 149,440,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000 18,680,000

PENELITI UTAMA (OJ) 544 50,000 27,200,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000

ANGGOTA PENELITI (OJ) 352 50,000 17,600,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000 2,200,000

ANGGOTA PENELITI (OJ) 384 35,000 13,440,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000 1,680,000

ANGGOTA PENELITI (OJ) 1408 30,000 42,240,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000 5,280,000

ANGGOTA P.PENELITI (OJ) 768 20,000 15,360,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000 1,920,000

NARA SUMBER (J/B) 32 975,000 31,200,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000 3,900,000

TENAGA ADMINISTRASI (OB) 8 300,000 2,400,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000 300,000

BAHAN HABIS PAKAI 20 50,000,000 0 0 0 50,000,000 0 0 0 0

BAHAN MODEL SUBSONIK 1 PKT 30,000,000 30,000,000 0 0 30,000,000 0 0 0 0

BAHAN MODEL SUPERSONIK 1 PKT 20,000,000 20,000,000 0 0 0 20,000,000 0 0 0 0

PERJALANAN DINAS 14.8 37,000,000 4,950,000 5,500,000 6,050,000 6,050,000 3,750,000 3,200,000 3,750,000 3,750,000

JKT-BDG PP 26,000,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 4,400,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000 2,100,000

LOKAL 100 110,000 11,000,000 550,000 1,100,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,100,000 1,650,000 1,650,000

LAIN-LAIN 5.424 13,560,000 720,000 4,620,000 720,000 1,470,000 3,120,000 720,000 720,000 1,470,000

ATK 1 paket 4,800,000 4,800,000 2,400,000 2,400,000

CETAK, JILID LAPORAN 4 750000 3,000,000 1,500,000 750,000 750,000

KONSUMSI RAPAT 120 48,000 5,760,000 720,000 720,000 720,000 720,000 720,000 720,000 720,000 720,000

R A B RISET PKPP 2012

DESAIN KONF &UJI MOD TA P SPRSON SBG SRN PNDK PRO KFX

)

7

digunakan untuk Penelitian Lanjutan. Sedangkan Dokumen dokumen Perancangan dan Hasil Uji Aerodinamika, dikelola secara Elektronik, sebagai referensi untuk Penelitian selanjutnya, serta sebagai bahan pelajaran untuk mempersiapkan personil Lapan yang mungkin akan terlibat dalam Program Nasional Pesawat Terbang Tempur Supersonik KFX

2.2.d. Kendala-Hambatan Pengelolaan Administrasi Managerial

Secara umum tidak ada Kendala-Hambatan dalam Pengelolaan Administrasi Managerial BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA

3.1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja

3.1.a. Kerangka Metode- Proses :

Kerangka Metode Proses mengikuti diagram diagram sebagai berikut :

Misi Pesawat TerbangTerbang seefisien mungkin

dengan memanfaatkan

termik.

MULTIROLE: Melumpuhkan musuh di udara, darat dan laut

AIR SUPERIORITY: Melumpuhkan musuh di

udara

TRANSPORT AIRCRAFT Terbang

dengan Total Operating Cost

minimal dan mempunyai

produktivitas tinggi (payloads,

range)

6/5/2012 2

)

8

Perancangan Pesawat

PERSYARATAN DETAIL

Regulasi &

Standard (Sipil

& Militer)

Competitive

Analysis

Teknologi yang

siap pakai

DOKUMEN

DR&O

• Persyarantan

TNI /AU

• Persyaratan

ROKAF

• Persyaratan

umum (other

market)

Aeroydnamics

Structures

Flight control

Landing gear

Weapon systems

Avionics

Propulsion

LoadsPerformance

Handling

Quality

Konfigurasi

6/5/2012 3

Type

Certificatio

n

Tahapan Perancangan

Conceptual

Phase

Preliminar

y Design

Phase

Detail

Design

Phase

• will it work?

• What does it look like

• What requirements

drive the design

• What trade-off should

be considered

• What should it weigh &

cost

• Freeze the

configuration

• Develop lofting

• Develop test &

analytical base

• Design major

items

• Develop actual

cost estimate

• Design the actual piece to

be build

• Design the tooling &

fabrication

• Test major items,

structures, landing gear

• Finalize weight &

performance estimate

• Cut the metal

• Production of parts

• Sub assy & Assy

• Certification Test of

components

• Certification Testo of

vehicles

Protoype

Production

&

Certificatio

n Tests

ReqmtsStandards

&

Regulation

sCompetiti

veness

Review Review

Kita disini6/5/2012 4

)

9

Aerodynamics

6/5/2012 6

Berada dalam

rentang Mach

number dan α

(AOA) dan β

(sideslip) yang jauh

lebih besar dari

pesawat transport

• Pada kecepatan

tinggi, pemahaman

mengenai transonic dan

supersonic flow diperlukan

• Berlaku untuk external

aerodynamics maupun

inlet aerodynamics.

• Fenomena shock

wave, boundary layer &

separation.

altitude

Mach Number

Engine imit/

stagnation

temperature

Take off /

landing

Aerial Combat

High speed,

Low level

flight

interception

6/5/201222

technology

configuration

Sizing

(T/W, W/S, range,

TOGW), tail

sizing, initial

layout, W&B

Producability

cost

Aeromechanics Group

• Aero coefficient

• Performance pred

• Handling characteristics, S&C

• Initial weight estimation

• Propulsion candidates

Structures & SystemsConfiguration layout

W&B

Structural layout

Systems def

• Propulsion

• Flight control

• Landing gear

• Cockpit

• Avionics & Weapon systems

• Other systems

Integrations:

• Engine – inlet – fuselage

• Tail - exhaust

Mission Analysis Group• Develop reqmt ⇔ MABES TNIAU

• Policy ⇔ technical aspects

• Competitiveness Analysis

• Combat effectiveness

• Technology assessment

Risk Analysis

• Supportability Risk

• Financial Risk

• Business Risk

• Geopolitical Risk

regulations

requirements

Engineering

Analysis

• aerodynamics

• Flight mechanics

• Structures (static,

dynamics,

aeroelastics)

• ergonomics

• Simulation/ man-

in-the-loop

FLOW PERANCANGAN

3.1.b. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan dari Target Kinerja adalah apabila Target target yang disebutkan dalam Tahap tahap Pelaksanaan Kegiatan dapat di capai, dalam hal ini Dokumen perancangan, pengujian serta model uji

)

10

3.1.c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa

Konsep Teknologi Pesawat Tempur

Kemampuan dasar pesawat tempur adalah harus bisa mematikan/ merusak, mampu bermanuver secara cepat, kualitas pengendalian yang mudah, jangkauan yg cukup, visibilitas yg tinggi, meminimalkan kemungkinan dideteksi spt siluman, dan ketahanan yg tinggi.

Contoh pesawat tempur generasi 5:

F-22 :

F 35:

)

11

Klasifikasi Pesawat Tempur

• Interceptor fighter

• Air-combat fighter

• Ground-attack fighter

• Long-range strike aircraft

Teknologi Pesawat Tempur: Kemampuan Merusak

• Ini adalah fungsi dari kemampuan merusak dgn menggunakan senjata di pesawat, yg mudah digunakan, tidak mdh dicounter dan efektif.

• Ringan, murah, mdh digunakan, bereaksi cepat utk counter, senjata yg sangat efektif utk udara ke udara adalah canon

Kemampuan Manoeuver • Adalah kemampuan untuk merubah posisi dan kecepatan secara cepat, utk

memperoleh keuntungan dlm pertempuran udara – udara

• 4 Parameter Specific Excess Power (SEP) yg diperlukan utk kemampuan manoeuver yg tinggi:

1. Untuk mendapatkan keuntungan energi pada awal pertempuran.

)

12

2. Untuk mengkonversi keunggulan energi menjadi keuntungan posisi.

3. Untuk mencapai posisi sudut menguntungkan dalam pertempuran yang berkelanjutan.

4. Untuk memaksa overshoot jika lawan memiliki energi atau keuntungan posisi.

Kemampuan Pengendalian Pesawat harus memiliki kualitas pengendalian yang memungkinkan pilot untuk memanfaatkan sepenuhnya dari manuver performance envelope dengan mudah dan aman.

Jarak Jangkauan Sebagian dari kemampuan pesawat untuk mencapai dan menyerang target dan kembali tergantung pada yang jarak jangkauan. Hal ini dipengaruhi oleh sifat dari pertempuran dan pergerakan pesawat

Persistence Adalah kemampuan pesawat untuk tetap dalam pertempuran sambil terus untuk mencapai manuver kinerja. Hal ini dinyatakan dalam satuan waktu, dengan asumsi radius tertentu

Visibilitas • Adalah kemampuan untuk mendeteksi awal target dan tetap dalam

pandangan. Kecepatan tinggi untuk serangan ke darat

• Saat ini pesawat modern cenderung untuk menggunakan sensor-senjata dengan tingkat akurasi yang tinggi

Stealth Adalah kemampuan pesawat untuk menyerang target dengan tingkat mengejutkan yg tinggi. Ini dapat dicapai dengan mengurangi visual pesawat, radar dan kekuatan sinyal infra-merah. Tiga hal tsb diminimalkan dengan menjaga pesawat kecil dan pengurangan sebagai berikut:

1. Visual : Penghapusan jejak asap dengan dan tanpa afterburner. Menyamarkan pesawat dengan warna sesuai lingkungan, dan mengurangi ukuran (semakin kecil),

2. Radar: Pengurangan penampang radar dengan menghindari permukaan di sudut 2 (untuk membatasi jumlah sudut refleksi) dan penggunaan bahan penyerap radar. Serta meminimalkan energi emisi dari pesawat.

3. Infra Merah: Kurangi menggunakan afterburner, dengan sinyal IR yang sangat besar .

Ketahanan Adalah kemampuan pesawat untuk kembali berulang kali ke medan pertempuran

Review Pesawat Sejenis, yaitu Pesawat Tempur Generasi ke 5 Dalam suatu perancangan khususnya untuk merancang suatu pesawat maka diperlukan langkah-langkah atau proses dalam melakukan perancangan yaitu salah

)

13

satunya adalah melakukan studi perbandingan terhadap beberapa pesawat yang akan dibuat. Misalkan dalam hal ini merancang pesawat militer, maka yang akan dijadikan sebagai pembanding adalah pesawat – pesawat militer yang sejenis dengan generasi yang sama dan misi yang sama pula. Perbandingan pesawat sejenis

Setelah ditetapkannya DRO pesawat yang akan dirancang, maka pesawat yang akan dijadikan pembanding harus sesuai dengan yang ditetapkan di DRO yakni multi role fighter aircraft, generasi ke-5, stealth, super cruise, high maneuverability, dan short take off. Kemudian hasil dari studi perbandingan tersebut akan dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan proses desain pesawat misalkan untuk menentukan konfigurasi umum, layout struktur yang digunakan, penempatan system elektronik, mekanik dan sebagainya. Dari studi perbandingan ini dapat dilihat bagaimana kelebihan dan kekurangan masing-masing pesawat yang dijadikan rujukan dengan pesawat yang akan dirancang. Sehingga pesawat yang akan dirancang dapat memenuhi permintaan pasar dan dapat menarik perhatian pasar baik dari segi biaya ataupun teknologi karena dengan kelebihan masing-masing belum tentu bisa unggul dalam meraih konsumen. Berikut adalah pesawat – pesawat pembanding yang memiliki generasi yang sama :

• F 35

• Sukhoi FAK PA T-50

• F 22 Raptor

1. F 35

Gambar 1.1. Pesawat F 35.

F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam

program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal,

)

14

bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed Martin serta dua rekan utamanya, BAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006.

Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16

November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.

Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:

• F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.

Gambar 1.2. Pesawat F 35 type A.

• F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.

)

15

Gambar 1.3. Pesawat F 35 type B.

• F-35C, Pesawat kapal induk yang akan menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.

Gambar 1.4. Pesawat F 35 type C.

Karakteristik umum

• Kru: 1 • Panjang: 51.4 ft • Lebar sayap: 35 ft • Tinggi: 14.2 ft • Luas sayap: 460 ft², • Bobot kosong: 29,300 lb • Bobot terisi: 44,400 lb • Bobot maksimum lepas landas: 70,000 lb • Mesin: 1× Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan

o Dorongan kering: 28,000 lbf o Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbfInternal fuel:18,480 lb

(8,382 kg)

Kinerja

)

16

• Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h) • Jarak jangkau: 1,200 nmi on internal fuel • Radius tempur: 610 nmi on internal fuel • Batas tertinggi servis: 60,000 ft • Laju panjat: classified • Beban sayap: 91.4 lb/ft² • Dorongan/berat:

o With full fuel:0.84; o With 50% fuel:1.04 B:

• g-Limits: 9 g

Persenjataan

Gambar 1.5. Persenjataan Pesawat F 35.

• Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group.

• Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800

kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb,with provisions to carry combinations of:

a. Rudal:

• Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder

• Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM b. Bom:

• Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs

• Mk.20 Rockeye II cluster bomb

• Wind Corrected Munitions Dispenser capable

• Paveway-series laser-guided bombs

• Small Diameter Bomb (SDB)

• JDAM-series

• A future nuclear weapon

)

17

2. Sukhoi FAK PA T-50

Gambar 2.1. Pesawat Sukhoi FAK PA T-50.

Sukhoi PAK FA adalah twin-mesin jet tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi OKB untuk Angkatan Udara Rusia . Sukhoi T-50 adalah prototipe untuk PAK FA. PAK FA adalah salah satu dari beberapa program jet siluman global.

PAK FA, ketika sepenuhnya dikembangkan, dimaksudkan untuk menjadi penerus MiG-29 dan Su-27 dalam persediaan Rusia dan menjadi dasar dari Sukhoi / HAL FGFA yang sedang dikembangkan dengan India . Sebuah generasi kelima jet tempur , T-50 dilakukan penerbangan pertama 29 Januari 2010. penerbangan kedua nya adalah pada tanggal 6 Februari dan ketiga pada tanggal 12 Februari 2010. Pada tanggal 31 Agustus 2010, mereka telah membuat 17 penerbangan dan pada pertengahan November, 40 secara total. Prototipe kedua adalah untuk memulai uji penerbangan pada akhir 2010, namun ini ditunda sampai Maret 2011.

Meskipun sebagian besar informasi tentang PAK FA diklasifikasikan, diyakini dari wawancara dengan orang di Angkatan Udara Rusia dan Kementerian Pertahanan bahwa akan tersembunyi , memiliki kemampuan untuk supercruise , akan dilengkapi dengan generasi berikutnya dari udara ke-udara , udara-ke-permukaan , dan udara-ke-kapal rudal , menggabungkan memperbaiki-mount AESA radar dengan array 1.500-elemen dan memiliki " kecerdasan buatan ".

Menurut Sukhoi, radar baru akan mengurangi beban pilot dan pesawat akan memiliki link data baru untuk berbagi informasi antara pesawat.

Komposit digunakan secara ekstensif pada T-50 dan terdiri dari 25% dari beratnya dan hampir 70% dari permukaan luar. Diperkirakan bahwa titanium paduan isi pesawat adalah 75%. Perhatian Sukhoi untuk meminimalkan radar cross-section (RCS) dan drag juga ditunjukkan dengan pemberian dua senjata utama tandem teluk di badan pesawat tengah, antara nacelles mesin. Setiap diperkirakan antara 4,9-5,1 meter. Teluk utama ditambah dengan menonjol, segitiga bagian teluk di akar sayap.

우р

Para Komsomolets Moskovskybermanuver daripada F-22 RaptorSalah satu elemen desain yang memiliki efek seperti itu adalah Vortex Terkemuka Ujung Controller (LevCon).

Dirancang untuk bersaing dengandan Dalam Visual Range (WVR) generasi kelima sampai sekarangvectoring, avionik sangat terintegrasi danpasif. Sementara PAK-FA memenuhi syarat sebagaimemiliki dua atribut lebih lanjutpertama adalah kelincahan biasa dorong / berat kinerja rasiodengan sistem kontrol penerbanganmemerangi kegigihan luar biasa,Muatan senjata internal dansebanding dengan yang dari F

Gambar 2.2. Tiga pandangan Pesawat Sukhoi FAK PA T

Karakteristik umum

• Kru: 1 • Panjang: 19,8 m (65,9 kaki) • Lebar sayap : 14 m (46,6 kaki) • Tinggi: 6,05 m (19,8 kaki) • Area sayap: 78,8 m 2 (848,1 ft • Berat kosong : 18.500 kg (£ 40.785) • Loaded weight: 26.000 kg (£ 57.320) • Berguna beban: 7.500 kg (beban tempur) (£ 16.534) • Max. lepas landas berat• Powerplant : 2 × AL-41F1

prototipe; > 157 kN (£ 34.620) untuk v

Komsomolets Moskovsky melaporkan bahwa T-50 telah dirancang untuk lebih 22 Raptor pada biaya sehingga kurang tersembunyi dari F

Salah satu elemen desain yang memiliki efek seperti itu adalah Vortex Terkemuka Ujung

untuk bersaing dengan F-22 di luar tradisional Visual RangeWVR) tempur udara, PAK-FA saham semua atribut

sampai sekarang unik untuk F-22 - stealth, supersonik cruisesangat terintegrasi dan sebuah suite yang kuat sensor

memenuhi syarat sebagai desain generasi kelimalebih lanjut tidak ada dalam desain F-22 yang masih ada

ekstrim, hasil dari desain aerodinamis canggih,kinerja rasio dan tiga vectoring thrust dimensi

kontrol penerbangan digital canggih. Atribut kedualuar biasa, hasil dari beban bahan bakar 25.000

internal dan eksternal cenderung agak lebih besarF-22A.

Gambar 2.2. Tiga pandangan Pesawat Sukhoi FAK PA T-50.

19,8 m (65,9 kaki) 14 m (46,6 kaki)

6,05 m (19,8 kaki) (848,1 ft 2)

18.500 kg (£ 40.785) 26.000 kg (£ 57.320) 7.500 kg (beban tempur) (£ 16.534)

lepas landas berat : 37.000 kg (£ 81.570) 41F1 untuk prototipe turbofan , 147 kN (£ 33.047 untuk

prototipe; > 157 kN (£ 34.620) untuk versi definitif ) masing-masing

18

50 telah dirancang untuk lebih pada biaya sehingga kurang tersembunyi dari F-22.

Salah satu elemen desain yang memiliki efek seperti itu adalah Vortex Terkemuka Ujung

Range (BVR) semua atribut kunci

cruise, thrust sensor aktif dan

generasi kelima, itu yang masih ada. Yang

canggih, luar terintegrasi

Atribut kedua adalah 25.000 lb internal.

agak lebih besar, meskipun

50.

, 147 kN (£ 33.047 untuk masing

渠ч

19

• Bahan Bakar kemampuan: 10.300 kg (£ 22.711)

Kinerja

• Kecepatan maksimum : 2.100 - 2.600 km / jam (Mach 2 +) (1.300 - 1.560 mph), pada 17.000 m (45.000 ft) ketinggian

• Cruise kecepatan : 1.850 - 2.100 km / jam (1.150 - 1.300 mph) • Ferry kisaran : 5.500 km (3.417 mil) • Layanan plafon : 20.000 m (65.600 kaki) • Tingkat panjat : 350 m / s (68.900 ft / min) • Wing pemuatan : 330-470 kg / m 2 (67-96 lb / ft 2) • Thrust / weight : 1,19 • Maksimum g-load: 9 + g

Persenjataan

• Senjata: Tidak ada pada prototipe. Jelas penyisihan meriam (kemungkinan besar GSH-301 ). Kemungkinan dua meriam 30 mm.

• Cantelan : Dua teluk internal. Sumber-sumber lain menyarankan dua teluk

internal tambahan untuk AAMS jarak dekat dan enam cantelan eksternal.

3. F 22 Raptor

Gambar 3.1. Pesawat F 22 Raptor.

F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22.

�р

20

Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya. Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier. Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006.

YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.

F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrem seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev, dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°. Ketinggian terbang juga mempengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.

Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".

Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.

Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.

�р

21

Gambar 3.2. Tiga pandangan Pesawat F 22 Raptor.

Karakteristik umum

• Kru: 1 • Panjang: 62 kaki 1 in • Lebar sayap: 44 kaki 6 in • Tinggi: 16 kaki 8 in • Luas sayap: 840 kaki²

• Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung • Bobot kosong: 31.670 lb • Bobot terisi: 55.352 lb • Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb • Mesin: 2× Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong

pitch, 35.000 lb masing-masing

Kinerja

• Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi • Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi • Jarak jangkau ferri: 2.000 mi • Batas tertinggi servis: 65.000 kaki • Laju panjat: rahasia • Beban sayap: 66 lb/kaki² • Dorongan/berat: 1,26 • Maximum g-load: −3/+9 g

㩐ф

22

Gambar 3.3. Persenjataan Pesawat F 22 Raptor.

Persenjataan

• Meriam: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kiri, 480 butir peluru

• Udara ke udara: 6× AIM-120 AMRAAM, 2× AIM-9 Sidewinder

• Udara ke darat:

2× AIM-120 AMRAAM dan

2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu:

o 2× 1.000 lb JDAM atau o 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau o 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb

4. Chengdu J-20

�р

23

Pesawat tempur siluman pertama buatan China, Chengdu J-20 Black Eagle, telah menjalani uji kecepatan terbang di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Situs www.globalsecurity.org menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri.

Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.

Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV di bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat Angkatan Udara China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019. Ukuran J-20 lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan pesawat siluman Sukhoi T-50 PAK FA milik Rusia dan F-22 Raptor milik AS.

Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah

dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ dan di kemudian hari dunia mengetahui bahwa namanya adalah Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS.

Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara

rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengdu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan.

Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin

ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut:

• Chengdu J-20 : 21,26 meter (69 kaki)

?

24

• Sukhoi T-50 : 19,8 meter (65,9 kaki) • F-22 Raptor : 18,9 meter (62 kaki) • F-35 JSF : 15,67 meter (51,4 kaki)

Dapat dilihat bahwa ukuran Chengdu J-20 jauh lebih besar dibandingkan dengan ketiga rivalnya. Dari ukurannya yang besar, para pengamat beranggapan bahwa pesawat ini dirancang untuk dapat melakukan penerbangan jarak jauh yang maksimal, melebihi kemampuan jelajah pesawat siluman buatan negara-negara barat.

Pada awal kemunculan foto-foto J-20, analis penerbangan Bill Sweetman memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Ukuran dimensi perkiraan Sweetman ini terbukti tidak terlalu salah, lihat pada spesifikasi J-20 dibawah. Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri.

Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruise dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak.

Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam

bahwa J-20 lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh.

譐ф

25

Karakteristik Umum Chengdu J-20 Black Eagle :

• Jumlah Awak : 1 (pilot) • Panjang : 21,26 m • Lebar Sayap : 12,88 m • Tinggi : 4,45 m • Luas Sayap : 59 m2 • Berat Kosong : 17.000 kg • Berat Maksimum Lepas Landas ; 36.287 kg • Mesin Pendorong : 2 unit WS-10G (prototype); WS-15 • Kecepatan Maksimal : Mach 2,5 • Jarak Jangkau : 5.500 km • Radius tempur : 2.000 km • Service ceiling: 20.000 m

Persenjataan:

Pada prototip pesawat belum dilengkapi dengan persenjataan. Diperkirakan J-20 akan dipersenjatai dengan PL-21 LRAAM, PL-12D MRAAM, PL-10 SRAAM, LS-6 Precision Glide Bomb, cannon kaliber 30mm, 4 peluncur roket, 2 peluncur IR decoy, rudal udara-ke-udara dan bom pintar.

5. ATD – X Shinshin

䏠э

26

Mitsubishi ATD-X Shinshin adalah prototipe generasi kelima jet tempur yang menggunakan teknologi siluman canggih. Sedang dikembangkan oleh Jepang Departemen Pertahanan Teknis Penelitian dan Pengembangan Institut (TRDI) untuk tujuan penelitian. Kontraktor utama dari proyek ini adalah Mitsubishi Heavy Industries . Banyak yang menganggap pesawat ini menjadi pesawat tempur siluman pertama Jepang dalam negeri dibuat. ATD-X adalah singkatan yang berarti "Sebuah

dvanced T echnology emonstrator D - X". Nama Jepang Pesawat adalah心神(shin-

shin) yang berarti pikiran seseorang. Penerbangan pertama pesawat dijadwalkan untuk 2014.

ATD-X akan digunakan sebagai demonstrator teknologi dan prototipe penelitian untuk menentukan apakah teknologi canggih domestik untuk generasi kelima pesawat tempur yang layak, dan merupakan model 1/3 ukuran sebuah pesawat penuh produksi mungkin. Pesawat juga memiliki fitur 3D dorong vectoring kemampuan. Thrust dikendalikan dalam ATD-X dengan menggunakan 3 dayung pada setiap nozzle mesin mirip dengan sistem yang digunakan pada Rockwell X-31 , sementara sumbu-simetris dorong mesin vectoring juga sedang dikembangkan untuk model produksi skala penuh. Nozel pada prototipe tampaknya ditemukan dan mungkin memiliki efek samping sedikit pada karakteristik siluman pesawat.

Di antara fitur-ATD X adalah memiliki adalah fly-by-optik sistem kontrol penerbangan, yang dengan menggantikan serat optik untuk kabel, memungkinkan data yang akan ditransfer lebih cepat dan dengan kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik.

Radar akan array elektronik dipindai aktif ( AESA ) radar disebut 'Multifungsi RF Sensor', yang dimaksudkan untuk memiliki kelincahan spektrum yang luas, kemampuan untuk penanggulangan elektronik (ECM), langkah-langkah dukungan elektronik (ESM), fungsi komunikasi, dan mungkin fungsi senjata bahkan microwave.

Sebuah fitur lebih lanjut akan menjadi apa yang disebut 'Diri Perbaikan

Penerbangan Kemampuan Kontrol' (自己修复飞行制御机能), yang akan

memungkinkan pesawat untuk secara otomatis mendeteksi kegagalan atau kerusakan dalam yang permukaan kontrol penerbangan , dan menggunakan

ᴀы

27

permukaan kontrol yang tersisa, kalibrasi sesuai untuk mempertahankan penerbangan terkendali.

JASDF ini dilaporkan telah mengeluarkan permintaan untuk informasi untuk mesin di kisaran dorong 10-20.000 pon untuk daya prototipe sementara Ishikawajima Harima Heavy Industries-adalah untuk menyediakan mesin untuk pesawat tempur selesai.

Karakteristik umum

• Kru: 1 • Length: 14,174 meter (46.50 meter) • Lebar sayap : 9,099 meter (29,85 kaki) • Tinggi: 4,514 meter (14,80 kaki) • Max. lepas landas berat : 8 ton (£ 17.636) • Powerplant : 2 × IHI XF5-1

o Kering dorong: 10 ton (22.046 £) masing-masing o Dorongan dengan afterburner : 15 ton (33.069 £) masing-masing

6. Sukhoi / HAL FGFA

�ы

28

Sukhoi / HAL Kelima Generation Fighter Aircraft (FGFA) adalah generasi

kelima pesawat tempur yang dikembangkan oleh Rusia dan India . Ini adalah proyek turunan dari PAK FA (T-50 adalah prototipe) yang dikembangkan untuk Angkatan Udara India (FGFA adalah sebutan resmi untuk versi India).

Dua prototipe terpisah akan dikembangkan, satu per Rusia dan satu terpisah oleh India. Menurut HAL ketua AK Baweja lama setelah pertemuan India-Rusia Komite Antar-Pemerintah pada tanggal 18 September 2008, versi Rusia pesawat akan menjadi single seater, versi India akan menjadi seater kembar, analog dengan Su-30MKI yang merupakan varian kursi kembar baseline Su-27.

Sebuah kontrak antara Bangalore berbasis Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) dan Rusia United Aircraft Corporation (UAC), akan berkomitmen untuk membangun 214 pejuang untuk IAF dan 250 pejuang Rusia. Pilihan untuk pesanan lebih lanjut akan tetap terbuka. HAL dan UAC akan menjadi mitra sejajar dalam perusahaan patungan, seperti JV Brahmos, yang akan mengembangkan dan memproduksi FGFA itu. Lebih lanjut dilaporkan bahwa Bangalore berbasis HAL telah dirundingkan dengan tegas untuk mendapatkan 25 persen saham pekerjaan desain dan pengembangan dalam program FGFA. Berbagi pekerjaan HAL akan menyertakan perangkat lunak penting, termasuk komputer misi, sistem navigasi, sebagian besar menampilkan kokpit; ukuran meja dispenser (CMD) sistem, dan memodifikasi kursi tunggal prototipe Sukhoi ke pejuang kembar-kursi bahwa Angkatan Udara India ( IAF) ingin. Selanjutnya keahlian Rusia dalam struktur titanium akan dilengkapi dengan pengalaman India dalam komposit seperti di badan pesawat. Sebanyak 500 pesawat yang direncanakan dengan opsi untuk pesawat lebih lanjut. Angkatan Udara Rusia akan memiliki 200 tunggal duduk dan 50 twin-duduk PAK Agreement sementara Angkatan Udara India akan mendapatkan 166 tunggal duduk dan 48 twin-duduk FGFAs. Pada tahap ini, penyelenggaraan Sukhoi diharapkan untuk melaksanakan 80% dari pekerjaan yang terlibat. Menurut ketentuan proyek, satu kursi pejuang akan dirakit di Rusia, sementara Hindustan Aeronautics akan merakit dua seaters.

Sukhoi Mikhail Pogosyan direktur telah memproyeksikan pasar untuk 1000 pesawat selama empat dekade berikutnya, dua ratus masing-masing untuk Rusia

눐ю

29

dan India dan enam ratus untuk negara lain. Rusia Menteri Perdagangan Viktor Khristenko mengatakan bahwa pesawat ini, harus bersama-sama dikembangkan dan diproduksi dengan India dan kedua negara akan "berbagi keuntungan dari penjualan pesawat tidak hanya pada pasar domestik mereka, tetapi juga di pasar negara ketiga."

Media India juga menggunakan FGFA sebagai istilah umum untuk mengacu pada setiap pesawat tempur generasi kelima.

눐ю

30

Karakteristik umum

• Kru: 2 (pilot) • Panjang: 22,6 m () • Lebar sayap : 14,2 m (46 ft 7 in) • Tinggi: 5,9 m () • Wing area: 78,8 m² (848 ft ²) • Berat kosong : 18.500 kg (£ 40.786) • Loaded weight: 26.000 kg (£ 57.320) • Berguna beban: 7.500 kg (£ 16.535) • Max. lepas landas berat : 34.000 kg () • Powerplant : 2 × Lyulka AL-Saturnus-41f turbofan

o Kering dorong: 96,1 kN (9,800 kgf, 21.605 lbf) masing-masing o Dorongan dengan afterburner : 152 kN (15.500 kgf, 34.172 lbf)

masing-masing

Kinerja

• Kecepatan maksimum : 2.100 - 2.500 km / jam (Mach 2 +) [26] (1.305 mph + • g-batas : (10-11 g) • Cruise kecepatan : 1.850 - 2.100 km / jam (1.150 - 1.300 mph) • Tempur radius : 1.500 km [27] () • Ferry kisaran : 5.500 km (3.400 mil) • Layanan plafon : 20.000 m (65.617 kaki) • Tingkat panjat : 350 m / s (68.898 ft / min) • Wing pemuatan : 330 (normal) - 470 (maksimum) kg / m 2 (67 (normal) - 96

(maksimum) lb / ft 2) • Thrust / weight : 1,19 [26] • Runway : 350 m (1.148 kaki) • Daya tahan : 3,3 jam (198 menit)

Persenjataan

• Senjata: 2 × 30 mm meriam internal yang • Cantelan : 16 total, 8 internal, 8 pada sayap.

Avionics

• Radar : N050 BRLS (?) AESA / PESA Radar (Peningkatan Irbis-E) di SU-35 o Frekuensi: X (8 - 12 GHz) o Diameter: 0,7 m (2 ft 4 in) o Sasaran: 32 dilacak, 8 terlibat o Range:> 400 km (248 mil)

� EPR: 3 m² (32,3 ft ²) pada 400 km (248 mil) � RCS: 3 m ² sampai 400 km, 1 m ² menjadi 300 km, 0,5 m ²

menjadi 240 km, 0,1 M ² sampai 165 km, 0.01M ² sampai 90 km. � Azimuth : 240 ° (± 120 °)

o Daya: 5.000 W o Berat: 65-80 kg (143-176 lb)

�ю

31

DRO LFX

LAPAN sebagai institusi riset utama nasional di bidang kedirgantaraan, akan melakukan perancangan konseptual dan optimisasi pesawat supersonic dengan kemampuan tempur multi-misi generasi ke-5 dengan riset PKPP ini. Untuk perancangan pesawat supersonic LFX Lapan akan ditetapkan Design Requirement dan Objective (DRO) sebagai dasar untuk merancang pesawat tempur. Tahapan-tahapan yang diambil dalam penyusunan DRO LFX adalah sebagai berikut :

PURPOSE

DRO LFX LAPAN ditetapkan dengan melakukan pendefinisian purpose atau pengajuan spesifikasi LFX dengan pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Pertama Purpose ini akan menjadi acuan dalam perancangan Conceptual Design LFX. Kedua sebagai tutorial atau dokumen untuk team design dan yang lainnya.

Mengacu kepada program LAPAN sebagai main purpose LFX adalah Military Aircraft. Berikut adalah klasifikasi pesawat LFX yang akan dirancang :

Table 1 DRO Pesawat Tempur LAPAN LFX

PURPOSES

MISSION DESIGN

Main Purpose Stealth Fighter Aircraft (See Without Being

Seen)

Mengacu kepada

program PKPP

Other Purposes

Supercruise Fungsi lain yang

dapat diaplikasi

pada pesawat LFX

High Maneuverability

Air to Air

Air to Ground

Air Forces

Navy

Pilot Training

REGULATION BASE

Military Aircraft Special Fifth Fighter Aircraft

INITIAL CONFIGURATION

FEATURE

Wing

Middle

wing Fix

Memudahkan

bermanuver

Landing Gear Tricycle Retractable

Fully retract when

flight and landing

Landing Area Land

Airframe

Metal

Composite

Other Materials

Other materials

include, coating,

paint, tranparency,

integrated

forebody, tires,

H

32

brakes, sealants,

adhesive, seals,

actuators, gases

and fluids

Kapasitas 2 Pilot+crew

ENGINE

Manufacturer Name

Shenyang Liming

Model Type WS-10G

Thrust w/ Afterburner N 155000

2pcs

Fuel

Location Double Aft Body (Thrust Vector)

Lokasi engine dekat

dengan CG akan

memudahkan

distribusi berat

pada pesawat

Fuel tank Location Center body (down)

WEIGHT

MTOW kg 34473

Mengambil average

perbandingan 3

fighter aircraft

Useful load kg 16601 (36599 lbs)

Payload kg 6350 (14000 lbs)

PERFORMANCE

Max Cruise speed m/s 590 (1147 knots)

Rate of climb m/s 300 (583 knots)

Ceiling (maximum,

with oxygen) m 18288 (60000 ft)

Combat Radius Km 1852 (1000 nm)

Range (km) 3600 (1944 nm)

Maximum design g-

load 9g

Spesifikasi Awal Pesawat Tempur Supersonik Lapan LFX Generasi 5

NO SPECIFICATI

ON

F-35A CTOL SUKHOI PAK

FA t-50

KFX-Fighter-

ET

Lockhead Martin

F22A-Raptor

JSOH

Rancang

an

LFX

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

�ю

33

Picture

GENERAL

2. Crew 1 1 1 1

3. Length (m) 15.67 19.8 16.67 18.90 20

4. Height (m) 4.33 6.05 5.08 6.15

5. Span (m) 10.7 14 11.95 13.56 15

6. Wing Area

(m2)

42.7 78.8 45-54 78.04 79

7. Internal Fuel

Capacity (Kg)

8,382 10,300 8,618 8,200-11,900

(2 external fuel

tank)

12000

MTOW (Kg) 31,800 37,000 38,000 40000

Powerplant 1xPratt&Whitnet F135 afterburning turbofan

2xAL-41F1 for

prototypes

turbofan

2xPratt&Whitnet F119-PW-100 pitch thrust vectoring turbofans

Rusia, Inggris?

8. Dry Thrust

(kN)

125 96.1 18,144-20,411 104

Thrust with

after Burner

(kN)

191 152 156+

PERFORMAN

CE

Maximum

Speed (Mach)

1.6+ 2+ 2.25 (super

cruise: 1.82)

2

Range (Km) 2,220 5,500 2,960 4000

Combat

Radius (Km)

Over 1,090 1,500 759 1000

Service

Ceiling (m)

18,288 20,000 19,812 15000

Rate of Climb

m/s

- 350 300

Wing Loading 446 330-470 375 400

�ю

34

(kg/m2)

Cruise Speed

(Km/h)

1,850-2,100 1.850-

2.100

Thrust/Weight 0.87 (full fuel)

1.07 (50%

Fuel)

1.19

Maximum

design g-load

9 g 9+ g -3.0/+9.0 g 9+g

AIR COMBAT PATROL MISSION PROFILE 2 AAM SHORT RANGE, 4 AAM MED RANGE 40.000 Ft

External Fuel Tanks are Dropped prior to Combat.

SEGMEN

T FUE

L TIME

DISTANCE

SPEED

ALTITUDE

THRUST SETTING

A

WARM-UP, TAKEOFF,

AND ACCELERATE TO CLIMB

SPEED

20 MIN @ GROUND IDLE + 30 SEC @ TAKEOFF / MIL. / IRT (A/B IF REQUIRED) + FUEL TO ACCELERATE FROM OBSTACLE CLEARANCE TO CLIMB SPEED @ IRT. NO DISTANCE CREDIT.

B CLIMB 0.85 TAKEOFF TO

OPTIMUM CRUISE

MILITARY

C CRUISE 0.85 Opt. Alt. INTERMEDI

ATE

D DESCEN

T 0.85 - MINIMUM

E LOITER 10min +

Opt.

Mach 30.000 Ft MINIMUM

F COMBAT ONE 360 DEG TURN @ MACH 1.2 (MAX A/B) + TW0 360 DEG TURNS @ MACH 0.9 (MAX A/B). EXPEND HALF OF AMMO AND MISSILES. NO DISTANCE CREDIT. Altitude = 25,000 ft

G CLIMB 0.85 MILITARY

H CRUISE 0.85 Opt. Alt. INTERMEDI

ATE

I DESCEN

T 0.85

SEA LEVEL

MINIMUM

J RESERV

ES

30min

Opt.

Mach

0.85 Mach

H

35

Missi Air Combat (Semua perhitungan performance didasarkan pada saat berat Combat, bukan MTOW atau Take off karena ini bukan pesawat transport)

1. Multirole fighter generasi 5 (Air-to Air dan Air-to-Surface)

2. Combat Radius 500 nm, loiter time 10 minute (Combat Air Patrol)

3. Mampu membawa internal Fuel 12000 lb

4. Mampu membawa senjata dan external fuel tank sebesar 15000 lb (tidak

termasuk internal Fuel)

5. Perkiraan empty weight 23000 lb s/d 24000 lb

6. Perkiraan MTOW 52000 lb

7. Speed Mach 1.9 berat

8. Thrust to Weight Ratio 1:1 saat berat combat (lihat file excel saya)

9. Precision Weapon air-to-air, air-to-ground missile Sumber US/ EU / Russia

10. EASA Radar

11. ECM, Radar jammer, Chaff and Flare, anti rudal

12. NVG capability

13. T/O landing field length 2000 m (rata2 landasan militer Indonesia, shorter

better)

14. Air refueling capability � Retractable Probe

15. STEALTH technology � Moderate STEALTH

16. Service ceiling 60 kft

Conseptual Desain

Pemilihan Engine

Berdasarkan studi perbandingan dengan pesawat pesawat sejenis dan

berdasarkan permintaan yang ada pada DRO, maka perlu dilakukan juga studi

perbandingan mesin agar dapat memilih mesin yang tepat.Sesuai dengan rezim

terbang dari pesawat ini dan dengan pesawat-pesawat pembandingnya maka sistim

propulsi yang dipilih adalah jenis augmented turbofan. Jenin mesin turbofan yang

dilengkapi dengan sistim purna bakar untuk peningkatan gaya dorong yang cukup

signifikan.

Salah satu pertimbangan dalam pemilihan mesin yang sangat penting adalah

hubungan politik dan bilateral antara negara Indonesia dengan Negara Negara

produsen mesin pesawat tempur. Saat ini terjadi persaingan dalam bidang teknologi

persenjataan dari Negara Amerika Serikat dan Rusia. Oleh karena itu pemilihan

mesin sekarang ini suatu saat dapat berubah sesuai dengan keputusan politik yang

diambil oleh para pemimpin negara Indonesia yang terkait.

Dari sejumlah mesin yang ada, dipilih mesin yang akan dibandingkan dan

selanjutnya ditetapkan mesin yang akan digunakan. Ketiga mesin tersebut antara

lain :

�ю

36

• Saturn AL-41F1, diproduksi oleh Lyulka (NPO Saturn), Rusia. Digunakan

pada varian pesawat tempur Sukhoi generasi terbaru (Su PAKFA)

• Pratt & Whitney F119, diproduksi oleh Pratt & Whitney, Amerika Serikat.

Digunakan pada varian pesawat tempur F22-A

• Shenyang WS-10, diproduksi oleh Shenyang Liming, Cina. Digunakan pada

varian pesawat tempur seri J (Shenyang J-11, J-15, Chengdu J-10)

Berikut table perbandingan antara ketiga mesin,

Tabel 1Pemilihan Engine

Spesifikasi Saturn AL-41F1 Pratt & Whitney F119 Shenyang WS-10G

Tipe Two-shaft

Afterburning

Turbofan

twin-spool, augmented

turbofan

Afterburning

Turbofan

Max Thrust with

Afterburner (kN)

147,2 168 155

SFC Cruise 0.677 0.72 0.705

BeratKering (kg) 1660 1860 1795

Inlet Diameter

(mm)

932 1181 950

Panjang (mm) 5000 4884 5000

Thrust to Weight

Ratio

10,5:1 9,0:1 7,5:1

Bypass Ratio 0,59:1 0,78:1

Komponen Compressor: 4 fan

and 9 compressor

stages

Compressor: Twin Spool,

3 stage LPC, 6 stage HPC

Compressor: 3 fan

and 9 compressor

stages

Combustors:

annular

Combustors: Annular

Combustor

Combustors: annul

ar

Turbine: 2 single-

staged turbines

Turbine: Axial Flow, 2

single-stage turbines

Turbine: 1 HP and

2 LP

Nozzle : Thrust

Vectoring

Nozzle: Two Dimensional

Vectoring

Convergent/Divergent

Nozzle : Thrust

Vectoring and

Stealthy

�ю

37

Gambar1Mesin Saturn AL-41

Gambar2Mesin Shenyang WS-10

Gambar3 Cut-Away Mesin Pratt & Whitney F119

Perhitungan RasioThrust to Weight Pesawat LFX Rasio thrust to weight adalah perbandingan dari gaya dorong maksimum yang dihasilkan oleh engine pesawat dengan berat total pesawat. Rasio ini dihitung guna menentukan spesifikasi engine yang dibutuhkan dalam suatu perancangan

H

38

pesawat. Pada pesawat tempur berat pesawat pada saat fasa tempur (combat) diklasifikasikan sebagai berat total. Jadi diperlukan rasio thrust to weight yang cukup tinggi pada fase tersebut karena fasa tersebut pesawat membutuhkan kemampuan maneuver yang mumpuni. Kemampuan maneuver sangat bergantung pada rasio thrust to weight suatu pesawat. Pada laporan ini perhitungan rasio thrust to weight pesawat LFX mengacu pada dua fasa ukuran, yaitu fasa cruise dan fasa maneuvering

Berikut adalah data awal rancangan pesawat LFX yang dibutuhkan pada perhitungan thrust to weight pesawat,

Table 2 Data AwalPerhitungan

BeratFasaTempur (Combat) 34.473 kg

AspekRasioSayap 2,5

KecepatanTerbangJelajah (padaketinggian 18.000 m)

590 m/s

Koefisien Gaya Hambat Polarpadakondisiclean 0.0196

MaksimumTurn Rate Angle (ψ ) 20 degree

Perumusan perhitungan ukuran fasa cruise adalah sebagai berikut, (a)

0/

( / ) ( ) ( )/

D

reqd

c q W ST W

W S qS Aeπ= +

Perumusan perhitungan ukuran fasa maneuvering sebagai berikut, (b)

0

2

max( )( / )( / ) ( ) ( )

/

D

maneuver

c q n W ST W

W S qS Aeπ= +

Dengan maksimum load factor (maxn ) yang dirumuskan sebagai berikut, (c)

2 1/2

max (( / ) 1)n V gψ= +

Pada perhitungan tersebut, berat pesawat yang digunakan adalah berat saat fase terbang tempur (combat).Jadi berat pesawat dapat dirumuskan sebagai berikut, (d)

1( / ) ( / )combatW S k W S

−=

Dengan nilai k, 0 < k < 1 Hasil perhitungan ukuran fase cruise dan maneuvering disajikan dalam bentuk grafik rasio thrust to weight (T/W) dan wing loading (W/S). Sesuai dengan studipesawat pembanding dan korelasi grafik pada fasa cruise dan maneuvering, maka terpilih titik rancang pada nilai rasio thrust to weight (T/W) sebesar 0.9 dan nilai wing loading (W/S) sebesar 90 psf pada saat fase terbang tempur (combat). Berikut adalah matching chart dari titik rancang yang terpilih,

��

39

Gambar 4 Grafik Matching Chart Titik Rancang

Dalam pemilihan engine, terdapat kriteria-kriteria tambahan yang harus diperhatikan

agar sesuai dengan DRO maupun dengan permintaan pasar.Kriteria-kriteria tersebut

antara lain:

• Dimensi mesin, Ukuran mesin juga harus disesuaikan dengan ukuran

maupun berat pesawat agar menghasilkan prestasi terbang yang

optimal (thrust to weight ratio)

• Gaya dorong yang diperlukan. Gaya dorong yang besar juga akan

mengurangi kelayakan pesawat dari segi efisiensi saat beroperasi.

• Perawatan mesin. Mesin-mesin buatan Rusia biasanya memiliki

masapakai yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan mesin-mesin

buatan Eropa dan Amerika. Sebagai contoh mesin Saturn memiliki jam

terbang antara limaratus hingga seribu jam terbang, setelah itumesin

harus diganti. Sedangkan untuk mesin General Electric mampu

digunakan hingga duaribu jam terbang dan dapat diperpanjang hingga

tigaribu jam terbang sebelum diganti. Di sisi lain, mesin buatan Rusia

memiliki gayadorong yang relative lebih besar dibandingkan mesin-

mesin yang sekelas yang diproduksi oleh Eropa maupun Amerika.

Fasa CruiseDesign Point

Fasa Manuevering

ITR 20 deg

0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.802.002.202.402.602.803.003.203.403.603.804.004.204.404.604.805.00

0 20 40 60 80 100 120 140

(T/W

)

W/S (psf)

낀�

40

Oleh karena itu penentuan thrust yang dibutuhkan sangat penting

dalam melakukan pemilihan mesin.

• Temperatur. Sesuai DRO, pesawat yang akan dirancang adalah

pesawat stealth. Sehingga dari segi temperature harus sangat

diperhatikan agar tidak mudah terdeteksi oleh pengindera suhu seperti

infra merah. Mesin merupakan penghasil panas paling tinggi pada

pesawat, oleh karena itu sebaiknya dipilih mesin dengan temperature

serendah mungkin.

• Kemampuan untuk thrust vectoring. Ada kemungkinan pesawat yang

akan dirancang nanti menggunakan thrust vectoring untuk

meningkatkan kelincahan bermanuver.

• Aspek politik. Mesin merupakan bagian yang sangat vital pada

pesawat tudara, maka wajar jika beberapa Negara sering membatasi

pembelian mesin terutama untuk keperluan militer. Hal ini terjadi saat

adanya embargo dari Amerika Serikat yang membuat seluruh suku

cadang termasuk mesin hasil produksi Negara tersebut tidak dapat

diperoleh lagi. Untuk itu perlu dipertimbangkan aspek politik dari

pemilihan mesin agar suatu saat nanti mesin yang telah dipilih tidak

gagal dipakai karena adanya embargo.

Melihat dari berbagai pertimbangan antara lain perhitungan berat pesawat

yang akan dirancang, studi perbandingan dengan pesawat-pesawat yang memiliki

berat hampir sama maupun penentuan konfigurasi umum, makan untuk

mendapatkan thrust yang sesuai dibutuhkan dua mesin turbofan sebagai system

propulsi.

Selanjutnya untuk pemilihan secara spesifik berdasarkan data-data mesin dan

kriteria-kriteria pemilihan mesin diatas, maka dipilih mesin Shenyang WS-10G,

dibuat oleh Shenyang Liming, Cina. Digunakan pada pesawat tempur Cina seri J.

Dengan pertimbangan sebagai berikut :

• Sudah memenuhi kebutuhan thrust

• Ketahanan yang tangguh

• Kemudahan perawatan sehingga berujung pada life cycle cost yang

rendah

• Kemudahanan pemasangan engine

• Adanya hubungan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina,

sehingga dapat memberikan kemudahan untuk negoisasi pembelian dan

juga adanya kesempatan untuk transfer teknologi.

WEIGHT SIZING LFX Setelah DRO ditetapkan maka dilakukan estimasi awal dari berat pesawat

tempur LFX (weight sizing).Dengan perhitungan weight sizing diharapkan berat yang diperoleh sesuai dengan DRO yang diinginkan.Tahap pertama adalah dengan

흰ԓ

41

menentukan spesifikasi misi dari pesawat tempur LAPAN LFX.Berikut adalah table spesifikasi misi dari pesawat tempur LAPAN LFX

Table 2 Spesifikasi Misi Pesawat Tempur LAPAN LFX

Payload 4 x AIM-120 AMRAAM dengan berat total 12,000 lbs

2× AIM-9 Sidewinder dengan berat total 2,000 lbs

Crew 1 pilot (200 lbs)

Range and Altititude Lihat profil misi

Cruise Speed M = 2 pada ketinggian 40,000 ft dengan beban eskternal

Climb Direct climb ke ketinggian 40,000 ft dalam waktu 6 menit

Take-Off and Landing Groundrun tidak lebih dari 2,000 ft

Powerplants 2 mesin turbofan

Pressurization 5,000 ft, cockpit at 60,000 ft

Certification Base Military

Berikut adalah gambar skema mission profile dari pesawat temput LAPAN LFX,

Gambar 11 Profil Misi Pesawat Tempur LAPAN LFX

Berikut adalah persamaan persamaan yang digunakan untuk perhitungan berat pesawat tempur LAPAN LFX,

좠�

42

(a)

(b)

(c)

(d) Berikut adalah table initial sizing dari pesawat tempur LAPAN LFX

Table 3 Initial Sizing Pesawat Tempur LAPAN LFX

Payload weight 14000.00 lbs

Crew weight 220.46 lbs

Cruise range 1944 nm

Loiter speed 451 knots

Loiter endurance 30 minutes

SFC at cruise 0.705 lb/hr/hp

SFC at loiter 0.705 lb/hr/hp

Reserve fuel 0.1 %

Ceiling 60000 ft

Mach Number 2 Mach

Cruise Speed 1147 knots

Bomb Weight 12000 lbs

Ammo Weight 2000 lbs

Strafing Time 5 minutes

SFC at combat 0.9 lb/hr/hp

Cruise In/Out Range 772 nm

Dash In/Out Range 200 nm

Range Covered 60 nm

Langkah ke 2 adalah membandingkan berat MTOW dan berat empty weight

(We) pesawat tempur LAPAN LFX dengan pesawat tempur pembanding.Dari data Maximum Take-Off Weight (MTOW) pesawat pembanding, maka dapat ditentukan tebakan berat Wto untuk pesawat LAPAN LFX sebesar 74,000 lbs . Selanjutnya dengan tebakan berat Wto tersebut, berat bahan bakar (Wf) dapat dihitung dengan tahap sebagai berikut,

• Fase 1 : Engine Start and Warmup, Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.99

• Fase 2 : Taxi

Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.99

• Fase 3 : Take Off Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.99

• Fase 4 : Climb Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.96

좠�

43

Range Covered sebesar 60 nm

• Fase 5 :Cruise – Out Fase cruise ini pada ketinggian 40,000 ft dengan kecepatan 1,147 knot Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 8.5 Menggunakan persamaan (a) didapatkan rasio nya sebesar 0.9425

• Fase 6 :Loiter Fase loiter selama 30 menit.

Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 9 Menggunakan persamaan (b) didapatkan rasio nya sebesar 0.9617

• Fase 7 :Descent

Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.99

• Fase 8 :Dash-Out Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 6.5

Menggunakan persamaan (a) didapatkan rasio nya sebesar 0.9726

• Fase 9 :Drop Bomb Tidak ada pengurangan bahan bakar. Jadi rasio nya sebesar 1

• Fase 10 :Strafe Waktu strafing selama 5 menit dengan specific fuel consumption maksimum sebesar 0.9 lb/hr/hp.

Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 6.5 Menggunakan persamaan (b) didapatkan rasio nya sebesar 0.9908

• Fase 11 :Dash-In

Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 7 Menggunakan persamaan (a) didapatkan rasio nya sebesar 0.9756

• Fase 12 :Climb Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.96 Range Covered sebesar 60 nm

• Fase 13 : Cruise – In Fase cruise ini pada ketinggian 40,000 ft dengan kecepatan 1,147 knot Rasio L/D saat fase ini adalah sebesar 9 Menggunakan persamaan (a) didapatkan rasio nya sebesar 0.9456

• Fase 14 : Descent

Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.99

• Fase 15 : Landing, Taxi, Shutdown Mengacu pada table 2.1 Roskam, rasio nya sebesar 0.995

Persamaan (c) digunakan untuk menghitung fraksi bahan bakar dari ke 15 fasa diatas. Hasilnya sebagai berikut,

��� = 0.7026

Jadi berat bahan bakar, � = 1 − 0.7026 ∗ �� = 22,600���

Dari data pembanding berat empty pesawat sekitar 38,000 lbs. Jadi berat empty pesawat LAPAN LFX adalah sebagai berikut,

� = �� −� − 5% ∗�� −���� = 38,800���

Jika dibandingkan dengan pesawat pembanding, maka grafik fraksi berat pesawat tempur LAPAN LFX sebagai berikut,

䱀ԓ

44

Gambar 12 Perbandingan Berat Pesawat Tempur LFX versus Pesawat Gen 5

CONFIGURATION OUTLINE Pada konseptual perancangan pesawat supersonic LFX Lapan berdasarkan rancangan pesawat militer generasi ke-5. Bentuk pesawat LFX secara keseluruhan tidak jauh berbeda, berdasarkan kajian yang dilakukan meskipun bentuk tidak jauh berbeda akan tetapi ukuran serta pemilihan airfoilnya berbeda. 1. Fuselage Fuselage dirancang untuk dapat memuat 1 orang pilot, sebagai tempat bomb yang diletakkan pada bagian bawah fuselage.

Configuration Conventional

Number of cockpit crew(s) 1

Number of cabin crew(s) 0

Number of passenger(s) 1

Carry-on baggage weight 0 lbs

Carry-on baggage volume 0 ft3

Cargo baggage weight 77.16 lbs

Cargo baggage volume 2 ft3

Fuel weight 22599 lbs

Fuel density 6.02 lbs/gallon

Fuel volume 501.88 ft3

Interior layout-ext line 1.5 in

Length/diameter ratio

Aft fuselage/diameter ratio

Fuselage cone angle degree

Number of persons abreast 2

Seat pitch 10 in

0.27

0.275

0.28

0.285

0.29

0.295

0.3

0.305

0.31

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Wf/

Wto

We/Wto

Grafik Perbandingan Berat Pesawat Tempur Gen 5

F-35A JSF

Sukhoi T50 Pak Fa

F/A-22 Raptor

LAPAN LFX

Trendline

䱀ԓ

45

Aisle width ft

2. Engine

Pemilihan engine untuk pesawat supersonik LFX menggunakan

Type of engine Turbofan

Number of engine(s) 2

Disposition -

Installation Buried

Dispositioned Fuselage

Maximum power per engine

68400.00 lbs

Number of blades (if any) -

Power loading per blade - hp/ft2

Propeller diameter - ft

Engine selection -

Maximum engine length 196.85 in

Maximum engine height 37.4 in

Maximum engine width 39.37 in

Engine weight 3957 lbs

3. Wing Configuration

Sayap dirancang midle wing untuk memudahkan maneuver, dengan ketebalan setipis mungkin yang disesuaikan dengan penerbagan regim supersonic.

Wing area 844.4444444 ft2

Aspect ratio 2.5

Span 45.94682917 ft

Taper ratio (l) 0.26

Root chord 29.17258995 ft

Tip chord 7.584873387 ft

Sweep angle at 1/4 chord 42 degree

Thickness ratio at root 0.05

Thickness ratio at tip 0.05

Airfoil at root NACA 64012

Airfoil at tip NACA 64012

4. Empennage

Bagian ekor pesawat ada 2 buah sebagai vertical tail, dan 2 buah horizontal tai. Vertical tail diposisikan berdekatan dengan engine untuk meminimalisasi efek panas sehingga pesawat tetap stealth terhadap sensor.

Uraian HTP VTP

Moment arm deketin ama wing deketin ama wing ft

Tail volume coefficient 0.14 0.1

Aspect ratio 2.5 2.5

Taper ratio 0.26 0.26

Dihedral angle 0 69 degree

䱀ԓ

46

Sweep angle at 1/4 chord 42 42 degree

Area 204.96 174.09 ft2

Span (height) 22.64 20.86 ft

Root chord 14.37 13.25 ft

Tip chord 3.74 3.44 ft

Thickness ratio 0.12 0.12

Airfoil NACA 0004 NACA 0004

5. 3D View Gambar Configurasi LFX Lapan

吠ԓ

47

Action

ES&W Taxi TO Climb Cruise Loiter Descend L,T,ES FF WTO

guess

WOE

tent

WE

tent

WE

allowed Wfuel

Cruise

L/D

4.00 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.6885 0.9280 0.9900 0.9950 0.4070

80000

25390 24549

33544

OUT

4.25 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7037 0.9321 0.9900 0.9950 0.3912 26657 25816 OUT

4.50 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7176 0.9358 0.9900 0.9950 0.3768 27811 26970 OUT

4.75 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7303 0.9390 0.9900 0.9950 0.3636 28867 28026 OUT

5.00 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7418 0.9420 0.9900 0.9950 0.3515 29837 28996 OUT

5.25 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7525 0.9447 0.9900 0.9950 0.3403 30730 29889 OUT

5.50 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7622 0.9471 0.9900 0.9950 0.3300 31555 30714 OUT

5.75 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7713 0.9494 0.9900 0.9950 0.3204 32320 31479 OUT

6.00 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7797 0.9514 0.9900 0.9950 0.3115 33030 32189 OUT

6.25 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7875 0.9533 0.9900 0.9950 0.3033 33692 32851 OUT

6.50 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.7948 0.9551 0.9900 0.9950 0.2955 34310 33469 24043

6.75 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.8015 0.9567 0.9900 0.9950 0.2883 34889 34048 OUT

7.00 0.9900 0.9900 0.9900 0.9710 0.8079 0.9582 0.9900 0.9950 0.2815 35431 34590 OUT

Tabel 2. Weight Estimation LFX Uji model menggunakan perangkat lunak berbasis CFD Latar Belakang

浀Ԓ

48

Salah satu tahapan pengerjaan adalah analisis hasil desain. Dalam proses pengerjaan model pesawat tempur adalah, salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan adalah analisis CFD. Hasil dari analisis CFD biasanya digunakan untuk persiapan pengujian di terowongan angin. Tujuan Analisis CFD pada model pesawat ini bertujuan untuk memperoleh distribusi parameter aliran di permukaan model pesawat. Parameter aliran tersebut adalah tekanan dan temperatur. Selain kedua parameter tersebut, analisis CFD ini juga bertujuan untuk memperoleh kontur kecepatan aliran baik di depan maupun di belakang model pesawat. Kontur kecepatan akan disajikan dalam satuan bilangan Mach. Batasan Masalah Simulasi CFD dilakukan dengan mengasumsikan bahwa model pesawat akan diuji dalam terowongan angin. Dengan demikian batas far field yang digunakan adalah dinding seksi uji. Panjang far field seksi uji dalam simulasi CFD jauh lebih panjang dari panjang seksi uji terowongan yang sebenarnya. Panjang tersebut dipilih untuk memastikan bahwa aliran jauh di depan dan di belakang model pesawat tidak terganggu. Parameter dalam simulasi CFD harus sama dengan parameter terowongan angin yang akan digunakan. Dalam penelitian ini kecepatan aliran dalam terowongan angin akan diseting sebesar 2 Mach. Dengan kondisi terowongan angin LAPAN saat ini, kecepatan tersebut bersesuaian dengan tekanan 0,83 bar. Simulasi CFD dilakukan menggunakan salah satu piranti lunak berbasis CFD, yaitu ANSYS FLUENT. Piranti tersebut dipilih karena dianggap cukup kompatibel dan mudah digunakan (user friendly). Metode

Pengerjaan CFD dilakukan dalam tiga tahap, yaitu meshing, iterasi, dan yang terakhir adalah pengolahan data hasil iterasi. Ketiga tahap tersebut dapat dilakukan dalam piranti yang sama. Sebelum melakukan meshing, gambar model pesawat hasil desain perlu diperbaiki terlebih dahulu agar dapat dimesh dengan baik. Dalam penelitian ini, mesh yang digunakan adalah mesh terstruktur dan mesh yang tidak terstruktur. Mesh terstruktur diterapkan pada daerah sekitar model sedangkan mesh yang tidak terstruktur diterapkan pada daerah yang agak jauh dari permukaan model. Sebelum melakukan iterasi, maka beberapa parameter utama perlu diseting terlebih dahulu. Seperti yang telah disampaikan pada paragraf sebelumnya bahwa parameter utama tersebut adalah 2 Mach dan 0,83 bar. Parameter lainnya akan menyesuaikan dan sebagian lainnya menjadi hasil iterasi. Hasil iterasi selanjutnya diolah untuk mendapatkan data – data yang diinginkan. Dalam penelitian akan disajikan kontur tekanan, temperatur, dan bilangan Mach. Kontur tekanan dan temperatur diambil pada posisi permukaan model pesawat sedangkan kontur bilangan Mach diambil pada posisi tampak samping. Mesh

)

49

Hasil mesh yang digunakan pada permukaan model pesawat tempur disajikan dalam keempat gambar di bawah ini. Gambar – gambar tersebut dsajikan dengan posisi tampak yang berbeda.

Mesh : tampak miring

Mesh : tampak samping

Mesh : tampak belakang

浀Ԓ

50

Mesh : tampak atas

Bentuk mesh yang digunakan secara keseluruhan disajikan dalam keempat gambar selanjutnya. Mesh tersebut dianggap mewakili media udara dalam seksi uji, mulai dari ujung depan (inlet) hingga ujung belakang (exit)

Grid (di dinding) daerah uji / seksi uji : tampak samping

Grid (di dinding) daerah uji / seksi uji : tampak samping (diperbesar)

痀Ԓ

51

Grid (di dinding) daerah uji / seksi uji : tampak miring

Grid (di dinding) daerah uji / seksi uji : tampak miring (diperbesar)

Kontur Tekanan

Distribusi tekanan pada seluruh permukaan model pesawat tempur disajikan dalam kedua gambar berikut. Hasil CFD tersebut menunjukkan bahwa tekanan terbesar terletak pada daerah leading edge ekor vertikal, leading edge ekor horisontal, dan leading edge sayap. Tekanan di intake juga besar. Hal tersebut dikarenakan model yang digunakan memiliki intake pada solid. Dengan kata lain tidak ada aliran udara mengalir masuk ke dalam intake.

Tekanan : tampak miring

52

Tekanan : tampak atas

Kontur Temperatur Distribusi tekanan pada seluruh permukaan model pesawat tempur disajikan dalam kedua gambar berikut. Hasil CFD tersebut menunjukkan bahwa daerah permukaan model pesawat tempur yang mempunyai temperatur tinggi adalah leading edge ekor vertikal, leading edge ekor horisontal, intake, dan daerah nose. Hasil simulasi CFD juga menunjukkan bahwa temperatur maksimumnya adalah sekitar 500 K atau sekitar 200 0C. Hasil simulasi CFD tersebut belum memperhitungkan adanya mesin pesawat ada di dekat ekor.

Temperatur : tampak miring

浀Ԓ

53

Temperatur : tampak atas

Kontur Kecepatan

Dalam penelitian ini, kontur kecepatan disajikan dalam satuan bilangan Mach. Kontur diambil pada posisi tengah atau tampak samping seperti pada kedua gambar berikut :

Kecepatan (Mach) : Posisi simetri

Kecepatan (Mach) : Posisi simetri (diperbesar)

瘰Ԓ

54

Hasil simulasi CFD menunjukkan bahwa terjadi gelombang kejut (shock wave) pada beberapa posisi, yaitu nose, canopi, intake, dan sirip. Hasil simulasi CFD juga menunjukkan bahwa kecepatan aliran tepat di belakang engine (aft) adalah sangat kecil. Hal tersebut menandakan bahwa terjadi separasi aliran pada daerah tersebut. Namun perlu diingat bahwa simulasi CFD terhadap model tersebut tidak memperhitungkan adanya engine sehingga tidak ada jet flame pada daerah tersebut. Adanya jet flame tersebut biasanya akan mencegah terjadi separasi aliran. PENGUJIAN MODEL PESAWAT LFX PADA

TEROWONGAN ANGIN SUPERSONIK

PENDAHULUAN

Terowongan angin Supersonik adalah salah satu fasilitas uji aerodinamika yang

digunakan untuk penelitian dan pengujian model – model aeronautik berkecepatan

tinggi. Terowongan angin ini dapat digunakan untuk mengukur gaya – gaya yang

dialami suatu model roket atau pesawat pada aliran supersonik. Kecepatan

supersonik adalah merupakan kecepatan yang memiliki bilangan mach M >1,2. Oleh

sebab itu pengujian dengan terowongan angin supersonik perlu dilakukan untuk

mengamati fenomena aerodinamika yang terjadi pada kecepatan supersonik. Salah

satu cara pengetesan dalam terowongan angin adalah mengukur gaya yang dialami

suatu model pada keadaan suatu kecepatan (kecepatan konstan) dan sudut model

tertentu.

Dalam pengujian ini model yang akan di uji adalah model Pesawat LFX dengan

skala 1 : 56 dari ukuran sebenarnya, dimana hasil pengujian yang didapatkan adalah

gaya – gaya aerodinamik yang nantinya akan dijadikan referensi untuk proses

pengujian selanjutnya dengan tipe model yang sama.

TUJUAN PENGUJIAN

Tujuan pengujian ini dilakukan untuk memperoleh data – data gaya aerodinamik

yang didapat dari hasil pengujian berupa angka – angka dimana gaya – gaya

aerodinamik yang diperoleh disini adalah berupa gaya normal (NF1 & NF2), gaya

axial (AX), dan rolling (RL). Dan hasil tersebut akan dijadikan referensi untuk ke

pembuatan pesawat yang sebenarnya.

BAHAN PENGUJIAN

)

55

Bahan pengujian adalah model pesawat LFX. Model ini memiliki panjang 34 cm dan

span 25 cm. Model ini dapat digunakan untuk referensi pengujian dengan berbagai

tipe pesawat sebenarnya yang mirip dengan model itu sendiri.

Gambar 1. Model Pesawat LFX

Gambar 2. Geometri Model Pesawat LFX

Spesifikasi Model Pesawat LFX :

Wing Fuselage Vertical Tail Plane

Horizontal Tail Plane

25 cm 34 cm

浀Ԓ

56

Length (cm) 34

Tail volume coefficient

0.24 0.18

Area (cm2) 249.87 77.69 90.8

Aspect ratio 2.5 3.54 2.8

Span (cm) 25 8.31* 16

Taper ratio 0.26 0.17 0.26

Root chord (cm) 15.87 8 9

Tip chord (cm) 4.12 1.35 2.35

Sweep angle at 1/4 chord (deg)

32 32 32

Dihedral angle (deg)

0 0 84

Thickness ratio at root

0.05 0.12 0.12

Thickness ratio at tip

0.05 0.12 0.12

Airfoil at root NACA series 6 mod

NACA 0012 NACA 0012

Airfoil at tip NACA series 6 mod

NACA 0012 NACA 0012

*sspan

皰Ԓ

57

Gambar 3. Model Uji Pesawat LFX

PROSEDUR PENGUJIAN

PERSIAPAN

No Pekerjaan Status

Keterangan OK NO

1 Cek Kebersihan dan kerapihan terowongan angin, mulai dari seksi uji, ruang kontrol dan ruang kompresor

Pada ruang kompresor:

2 Hidupkan MCB utama

3 Hidupkan push button ON Start time: # kompresor:

Pada seksi uji:

4 Siapkan model yang akan diuji dan pasang pada dudukan atau balance

5 Pastikan tidak ada benda lain selain model dalam seksi uji kemudian tutup pintu seksi uji dan kunci pengaitnya

Pada ruang kontrol:

6 Hidupkan 2 switch MCB di bawah meja main console

)

58

7 Hidupkan main console dengan menggeser switch system ON

8 Set Angle of Attack model

9 Set Sliding Block seksi uji

10 Hidupkan komputer akuisisi data

11 Siapkan daftar variabel-variabel yang akan diuji

RUNNING

No Pekerjaan Status

Keterangan OK NO

Pada ruang kontrol:

12 Cek display tekanan storage tank sudah sampai pada tekanan yang diingikan

P storage:

Pada ruang kompresor:

13 Matikan kompresor dengan menekan tombol push button OFF

14 Turunkan MCB utama

Pada ruang kontrol:

15 Cek lampu merah valve open mati

16 Cek lampu hijau ready hidup

17 Naikkan switch hydraulic ON

18 Running software akuisisi data

19 Tekan tombol sirine 3 kali selama 5 detik dengan jeda 3 detik

20 Running terowongan angin dengan menekan tombol OPEN regulator valve sampai tekanan berkurang sesuai dengan yang diinginkan

Nama model: Mach number: Sudut ��

P set: Sliding block:

P stagnasi: P static:

P barometer:

21 Turunkan switch hydraulic OFF

22 Save data dan stop software akuisisi data

23 Kembali ke no.1 atau pengujian selesai

浀Ԓ

59

SELESAI RUNNING

No Pekerjaan Status

Keterangan OK NO

Pada ruang kontrol:

24 Cek tekanan storage tank sudah pada nilai 0 psi

25 Matikan komputer akuisisi data

26 Lepaskan model dari dudukan atau balance

27

Cek Kebersihan dan kerapihan terowongan angin, mulai dari seksi uji, ruang kontrol dan ruang kompresor

Prosedur pengujian

1. Cek Kebersihan dan kerapihan terowongan angin

2. Isi storage tank sampai tekanan yang diinginkan

3. Siapkan model yang akan diuji

4. Hidupkan seluruh peralatan monitoring dan kontrol terowongan angin

5. Siapkan daftar variabel-variabel yang akan diuji

6. Lakukan pengujian sesuai dengan variabel-variabel yang telah disiapkan

7. Rekam data hasil pengujian

8. Matikan seluruh peralatan monitoring dan kontrol terowongan angin

9. Lepaskan model uji dari terowongan angin

10. Cek kebersihan dan kerapihan terowongan angin

HASIL PENGUJIAN

Pengujian dilakukan di terowongan angin supersonik pada kecepatan yang

ditentukan dengan mengatur beberapa komponen dari sistem pengatur kecepatan

dan dengan posisi sudut serang yaitu 0° (= 1°). Data yang diperoleh dari software

data aquisisi adalah gaya normal (NF1 & NF2), gaya axial (AX) dan Rolling (RL).

Hasil pengujian juga menunjukan kecepatan pada 1.7 M dengan settingan tekanan

di storage tank sebesar 90 psig, statik 20 psig dan total 55 psig. Kemudian data

hasil pengujian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

眠Ԓ

Tabel Data Hasil Pengujian Model Pesawat LFX Pada Terowongan Angin Supersonik

pada α = 1°, M = 1.7

Time (s) Axial (kg) Normal (Kg) Roll (Kg.cm) Pitch (Kg) Mach P.tot (psig) Ps (Psig)

0 0.072885 0.085046 0.642288 0.695696 NaN 14.63186 14.66837

0.092005 0.022353 0.019411 0.067224 0.345167 NaN 14.63186 14.66837

0.184011 0.013129 0.006894 -0.02684 0.307911 NaN 14.60134 14.66707

0.275016 0.00972 0.003002 -0.07654 0.257535 NaN 14.60897 14.66739

0.367021 -0.00392 -0.01257 -0.27536 0.05603 NaN 14.63186 14.66837

0.460026 -0.01073 -0.02035 -0.37477 -0.04472 NaN 14.63186 14.66837

0.553031 0.015935 0.018043 -0.14763 -0.04683 NaN 14.63186 14.66837

0.646037 0.034383 0.043077 0.040494 0.027686 NaN 14.63186 14.66837

0.738042 0.078097 0.100928 0.51615 0.277463 NaN 14.63186 14.66837

0.831048 0.071279 0.093144 0.416742 0.176711 NaN 14.63186 14.66837

0.923053 0.06787 0.089252 0.367038 0.126335 NaN 14.63186 14.66837

42.09941 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.769705 35.61161 15.56487

42.18741 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.765874 35.45903 15.55835

42.27442 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.761616 35.29119 15.55118

42.36242 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.757115 35.11572 15.54368

42.45043 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.753158 34.96314 15.53716

42.53843 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.748959 34.80293 15.53031

42.62644 0.323261 0.522839 -1.53518 4.704243 1.744512 34.63509 15.52314

42.71344 0.313034 0.511163 -1.7393 4.506413 1.740014 34.46726 15.51597

42.80145 0.316443 0.515055 -1.68959 4.572356 1.735879 34.31468 15.50945

42.88945 0.330079 0.530623 -1.49078 4.83613 1.731491 34.15447 15.5026

42.97646 0.330079 0.530623 -1.49078 4.83613 1.727267 34.00189 15.49608

43.06346 0.323261 0.522839 -1.51685 4.704243 1.722353 33.82642 15.48859

43.15147 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.717812 33.66621 15.48174

43.23847 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.713659 33.52126 15.47555

43.32648 0.316443 0.515055 -1.59792 4.572356 1.709685 33.38394 15.46968

43.41348 0.313034 0.511163 -1.59263 4.506413 1.705446 33.23899 15.46348

43.50049 0.32667 0.526731 -1.44881 4.770187 1.701163 33.09404 15.45729

43.58849 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.696605 32.94146 15.45077

43.6755 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.691994 32.78888 15.44425

43.7635 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.687331 32.6363 15.43773

43.85051 0.330079 0.530623 -1.39911 4.83613 1.682614 32.48372 15.43121

43.93751 0.340306 0.542298 -1.25 5.03396 1.678082 32.33876 15.42502

44.02552 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.673742 32.20144 15.41915

44.11252 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.669355 32.06412 15.41328

44.19953 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.664921 31.9268 15.40741

44.28753 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.660189 31.78185 15.40122

44.37454 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.655401 31.6369 15.39502

44.46254 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.650302 31.48432 15.3885

44.54955 0.347124 0.550082 -1.13225 5.165847 1.645658 31.34699 15.38264

44.63655 0.347124 0.550082 -1.05892 5.165847 1.640962 31.20967 15.37677

44.72456 0.336897 0.538406 -1.20803 4.968017 1.636744 31.08761 15.37155

)

61

44.81256 0.330079 0.530623 -1.30744 4.83613 1.631678 30.94266 15.36536

44.89857 0.330079 0.530623 -1.38077 4.83613 1.627364 30.82059 15.36014

44.98657 0.340306 0.542298 -1.305 5.03396 1.622184 30.67564 15.35395

45.07358 0.347124 0.550082 -1.24226 5.165847 1.617494 30.54595 15.34841

45.16158 0.347124 0.550082 -1.18726 5.165847 1.612471 30.40863 15.34254

45.24859 0.347124 0.550082 -1.15059 5.165847 1.607672 30.27893 15.337

45.33659 0.347124 0.550082 -1.09559 5.165847 1.603106 30.15687 15.33178

45.79862 -19.693 -22.3608 -352.387 -364.274 0.474823 18.94224 14.85256

45.88562 -13.4043 -15.1693 -242.063 -253.053 1.105379 22.13879 14.98915

45.97363 -8.92833 -10.0593 -163.345 -169.024 1.304712 24.38172 15.085

46.06164 -5.81054 -6.49592 -108.748 -111.186 1.403899 25.89989 15.14987

46.14864 -3.67209 -4.03839 -71.8704 -72.5815 1.458443 26.88403 15.19193

46.23564 -2.26076 -2.42717 -47.1678 -45.2809 1.489621 27.50198 15.21833

46.32265 -1.33351 -1.36859 -31.0265 -27.3443 1.506409 27.85291 15.23333

46.40965 -0.72671 -0.67585 -20.3825 -15.6063 1.515275 28.04364 15.24148

46.49766 -0.3449 -0.23996 -12.1755 -8.22068 1.51912 28.12756 15.24506

46.58466 -0.09264 0.048035 -5.82067 -3.34086 1.519468 28.13519 15.24539

46.67167 0.074404 0.238735 -1.55178 -0.10963 1.518423 28.1123 15.24441

46.75867 0.176674 0.35549 -1.3257 1.868674 1.515976 28.0589 15.24213

46.84668 0.244854 0.433327 -9.57196 3.187543 1.512457 27.98261 15.23887

46.93468 0.241882 0.409698 -20.8588 3.129006 1.508553 27.89869 15.23528

47.02269 0.221865 0.36661 -32.3209 2.78384 1.503895 27.79951 15.23105

47.11069 0.228683 0.374393 -42.7635 2.907943 1.499188 27.70033 15.22681

47.1987 0.242319 0.389961 -48.6883 3.15615 1.493325 27.57827 15.22159

47.28671 0.277423 0.446226 -48.9683 3.794383 1.487758 27.46383 15.2167

47.37471 0.299835 0.475859 -46.7265 4.216965 1.481743 27.34177 15.21149

47.46272 0.286199 0.460292 -44.4686 3.960975 1.47603 27.22733 15.2066

47.55072 0.326163 0.518058 -42.0643 4.738289 1.471406 27.13579 15.20268

47.63873 0.347124 0.550082 -40.312 5.165847 1.466344 27.03661 15.19845

47.72573 0.350533 0.553974 -39.0156 5.231791 1.46162 26.94506 15.19453

47.81474 0.364169 0.569541 -37.8451 5.495565 1.456446 26.84588 15.1903

47.90074 0.364169 0.569541 -37.0934 5.495565 1.451617 26.75434 15.18638

47.98875 0.364169 0.569541 -36.4517 5.495565 1.445507 26.6399 15.18149

48.07675 0.364169 0.569541 -35.8833 5.495565 1.439731 26.5331 15.17693

48.16376 0.364169 0.569541 -35.425 5.495565 1.433459 26.41866 15.17204

48.25176 0.364169 0.569541 -35.0583 5.495565 1.427527 26.31185 15.16748

48.33977 0.364169 0.569541 -34.7283 5.495565 1.421949 26.21268 15.16324

48.42677 0.370987 0.577325 -34.4639 5.627452 1.416302 26.1135 15.159

48.51478 0.372438 0.574934 -34.3044 5.638787 1.411027 26.02195 15.15509

48.60278 0.311006 0.476471 -34.1947 4.41209 1.404796 25.91515 15.15052

48.69179 0.179366 0.265478 -34.0934 2.247638 1.398934 25.81597 15.14629

48.78079 -0.02103 -0.06043 -33.8225 0.244063 1.393456 25.72442 15.14237

48.8698 -0.25994 -0.4465 -33.6696 -0.17137 1.387447 25.62524 15.13814

48.9588 -0.51445 -0.85442 -33.7524 1.624789 1.380888 25.51844 15.13357

49.04781 -0.72115 -1.17945 -33.9236 4.497991 1.374714 25.41926 15.12933

浀Ԓ

62

49.13681 -0.84888 -1.37787 -33.9869 6.848613 1.368456 25.32008 15.1251

49.22582 -0.8908 -1.44192 -34.2647 7.667759 1.362605 25.22854 15.12118

49.31582 -0.86447 -1.39972 -34.6259 7.031409 1.356182 25.12936 15.11695

49.40383 -0.81522 -1.31922 -35.5082 5.820874 1.350174 25.03781 15.11303

49.49283 -0.76743 -1.23632 -36.825 4.483885 1.343577 24.93863 15.1088

49.58284 -0.65334 -1.05346 -38.5005 2.469086 1.337404 24.84709 15.10488

49.67284 -0.56558 -0.9128 -40.5665 1.242763 1.329572 24.73265 15.09999

49.76085 -0.45149 -0.72994 -42.3154 0.069121 1.322678 24.63347 15.09576

49.84985 -0.34618 -0.56115 -42.8438 -0.59226 1.316224 24.54193 15.09184

49.93886 -0.25356 -0.41898 -42.3171 -0.66764 1.30913 24.44275 15.08761

50.02786 -0.1819 -0.30884 -41.0492 -0.55395 1.302487 24.3512 15.08369

50.11687 -0.12098 -0.21905 -39.1478 -0.25443 1.296879 24.27491 15.08043

50.20687 -0.08442 -0.16518 -37.3432 -0.03162 1.290061 24.18336 15.07652

50.29688 -0.04054 -0.09485 -35.6352 0.179149 1.282563 24.08419 15.07228

50.38488 -0.02691 -0.07928 -33.4197 0.365086 1.276124 24.00027 15.0687

50.47389 -0.04054 -0.09485 -31.2901 0.179149 1.269001 23.90872 15.06479

50.56389 -0.04054 -0.09485 -28.7966 0.179149 1.262982 23.83243 15.06153

50.6519 0.003339 -0.02452 -26.9237 0.460245 1.256273 23.74851 15.05794

50.7419 0.003339 -0.02452 -25.9703 0.460245 1.249468 23.66459 15.05435

50.82991 0.006748 -0.02063 -25.7373 0.508675 1.2413 23.56541 15.05012

50.91891 0.020384 -0.00506 -25.1534 0.702396 1.233635 23.47387 15.0462

51.00792 0.020384 -0.00506 -24.3834 0.702396 1.225846 23.38232 15.04229

51.09692 0.022342 0.001223 -23.8882 0.671362 1.218593 23.2984 15.03871

51.18593 0.057446 0.057488 -23.3249 0.9628 1.211904 23.22211 15.03545

51.27493 0.064264 0.065272 -21.8504 1.063553 1.203753 23.13056 15.03153

51.36394 0.074491 0.076947 -20.0513 1.214681 1.196854 23.05427 15.02827

51.45294 0.081309 0.084731 -18.3751 1.315433 1.189855 22.97798 15.02501

51.54295 0.081309 0.084731 -16.8351 1.315433 1.182754 22.90169 15.02175

51.63095 0.081309 0.084731 -15.9734 1.315433 1.17482 22.81777 15.01817

51.71996 0.081309 0.084731 -15.3684 1.315433 1.166015 22.72622 15.01426

51.80896 0.081309 0.084731 -15.295 1.315433 1.158553 22.64993 15.011

51.89797 0.084718 0.088623 -15.0253 1.365809 1.150211 22.56602 15.00741

51.98697 0.098354 0.10419 -14.4048 1.567314 1.144053 22.50498 15.0048

52.07598 0.098354 0.10419 -13.7998 1.567314 1.136245 22.42869 15.00154

52.16698 0.098354 0.10419 -13.0114 1.567314 1.127509 22.34477 14.99796

52.25799 0.18137 0.216842 -11.3032 1.902619 1.119429 22.26848 14.9947

52.35199 0.256565 0.322551 -9.14435 2.0233 1.111213 22.19219 14.99144

52.443 0.367253 0.472753 -6.16387 2.470373 1.102857 22.1159 14.98818

52.53501 0.443451 0.577621 -3.93166 2.704926 1.092637 22.02436 14.98426

52.62801 0.387104 0.503361 -3.01103 2.367517 1.083955 21.94807 14.981

52.72002 0.368656 0.478327 -2.28245 2.293005 1.074223 21.86415 14.97742

52.81302 0.313312 0.403226 -2.66349 2.069468 1.063381 21.7726 14.97351

52.90603 0.294864 0.378193 -2.30159 1.994956 1.055089 21.70394 14.97057

52.99703 0.250536 0.309411 -1.89561 1.542986 1.046655 21.63528 14.96764

53.09004 0.260208 0.320379 -0.7987 1.508337 1.037111 21.55899 14.96438

瞠Ԓ

63

53.18304 0.342328 0.436129 0.590582 1.943955 1.027377 21.4827 14.96112

53.27505 0.414776 0.540911 1.176298 2.479286 1.016441 21.39878 14.95753

53.36705 0.433224 0.565945 1.566096 2.553798 1.006284 21.32249 14.95427

53.45906 0.405552 0.528395 1.668924 2.44203 0.995912 21.2462 14.95101

53.55306 0.367253 0.472753 1.536412 2.470373 0.985316 21.16991 14.94775

53.64407 0.31185 0.387429 0.612528 2.201533 0.974486 21.09362 14.94449

53.73607 0.22973 0.271679 -0.22674 1.775655 0.96453 21.02496 14.94156

53.82908 0.18361 0.209095 -0.14703 1.620666 0.955507 20.96393 14.93895

53.92108 0.139896 0.151244 0.935708 1.399815 0.946314 20.90289 14.93634

54.01309 0.129669 0.139568 1.44662 1.254524 0.935762 20.83423 14.93341

54.10609 0.194237 0.227186 1.976716 1.471508 0.923763 20.75794 14.93015

54.1991 0.276805 0.341387 2.590452 1.819333 0.911462 20.68165 14.92689

54.29111 0.294357 0.369519 2.972956 2.027458 0.90393 20.63588 14.92493

54.38311 0.284237 0.360101 3.641628 2.135068 0.892409 20.56722 14.922

54.47512 0.265789 0.335068 3.98519 2.060556 0.881933 20.50619 14.91939

54.56812 0.265789 0.335068 5.066896 2.060556 0.871226 20.44515 14.91678

54.66013 0.253156 0.318659 6.371516 1.972924 0.858891 20.37649 14.91385

54.75313 0.212851 0.2647 7.30228 1.773523 0.844806 20.3002 14.91059

54.84514 0.225484 0.281108 7.959398 1.861155 0.831768 20.23154 14.90765

54.93714 0.290052 0.368726 8.544496 2.121948 0.818366 20.16288 14.90472

55.03115 0.350208 0.453294 8.951504 2.218493 0.807677 20.10948 14.90244

55.12215 0.387104 0.503361 10.13445 2.367517 0.795161 20.04845 14.89983

55.21516 0.334166 0.432993 10.09642 2.080484 0.782306 19.98741 14.89722

55.30716 0.277819 0.358733 10.17369 1.743075 0.767416 19.91875 14.89429

55.40117 0.322536 0.415743 11.49275 2.106724 0.753774 19.85772 14.89168

55.49217 0.340984 0.440777 11.99256 2.181237 0.739723 19.79669 14.88907

55.58418 0.298273 0.382084 10.94859 2.045332 0.723394 19.72803 14.88614

55.67719 0.311909 0.397652 10.34071 2.246837 0.710284 19.67462 14.88386

55.76919 0.330357 0.422685 9.777144 2.321349 0.698743 19.62885 14.8819

55.8622 0.358029 0.460236 9.105962 2.433117 0.686904 19.58308 14.87994

55.9542 0.339581 0.435202 8.569492 2.358605 0.672691 19.52967 14.87766

56.04621 0.355789 0.467983 8.52854 2.844514 0.653735 19.46101 14.87473

56.13821 0.346565 0.455466 8.434478 2.801 0.636185 19.39998 14.87212

56.23222 0.355789 0.467983 8.913554 2.844514 0.615571 19.33132 14.86919

56.32422 0.401909 0.530567 9.585538 3.062087 0.588975 19.2474 14.8656

56.41623 0.43299 0.572009 10.1741 3.244953 0.563275 19.17111 14.86234

56.50823 0.383461 0.505533 10.24078 2.975058 0.541516 19.11008 14.85973

56.60124 0.328117 0.430432 9.529734 2.713971 0.515571 19.04142 14.8568

56.69324 0.311909 0.397652 8.965664 2.246837 0.497291 18.99564 14.85484

56.78525 0.302685 0.385135 8.028238 2.209581 0.474823 18.94224 14.85256

56.87825 0.248744 0.315608 6.963454 1.808675 0.447405 18.88121 14.84995

56.97026 0.248744 0.315608 7.000122 1.808675 0.42541 18.83543 14.848

57.06226 0.235108 0.300041 6.746304 1.607171 0.393772 18.7744 14.84539

57.15427 0.213251 0.271116 6.086794 1.482282 0.354187 18.70574 14.84245

57.24727 0.240923 0.308666 6.36898 1.594051 0.308781 18.63708 14.83952

)

64

57.33928 0.275413 0.354 6.255556 1.806571 0.267544 18.58368 14.83724

57.43229 0.313312 0.403226 6.595184 2.069468 0.225731 18.5379 14.83528

57.52429 0.340984 0.440777 6.51069 2.181237 0.151919 18.47687 14.83267

57.6173 0.322536 0.415743 6.06589 2.106724 NaN 18.42347 14.83039

57.7093 0.267192 0.340642 5.226508 1.883188 NaN 18.37769 14.82844

57.80231 0.221072 0.278058 4.756198 1.696907 NaN 18.33955 14.82681

57.89431 0.174952 0.215474 4.854242 1.510626 NaN 18.27852 14.8242

57.98632 0.165728 0.202957 5.090192 1.47337 NaN 18.23274 14.82224

58.07832 0.17014 0.206007 5.781634 1.637619 NaN 18.16408 14.81931

58.17233 0.173549 0.209899 6.06968 1.687995 NaN 18.10305 14.8167

58.26433 0.256565 0.322551 7.392922 2.0233 NaN 18.04965 14.81442

58.35634 0.383909 0.503984 8.291854 2.888404 NaN 17.99624 14.81214

58.44834 0.429581 0.568117 8.291 3.192631 NaN 17.94284 14.80985

58.54135 0.42511 0.554844 8.010074 2.926217 NaN 17.9047 14.80822

58.63335 0.430418 0.554796 8.103788 2.908535 NaN 17.85129 14.80594

58.72636 0.448866 0.57983 8.493586 2.983047 NaN 17.79789 14.80366

58.81836 0.402746 0.517246 7.711598 2.796766 NaN 17.74449 14.80138

58.91037 0.375074 0.479695 7.337742 2.684998 NaN 17.69108 14.7991

59.00438 0.331194 0.409364 7.041506 2.11663 NaN 17.64531 14.79714

59.09538 0.27585 0.334263 6.4588 1.930643 NaN 17.60717 14.79551

59.18739 0.257402 0.30923 6.600688 1.868648 NaN 17.56139 14.79355

59.28039 0.285074 0.34678 7.377892 1.961641 NaN 17.51562 14.7916

59.3724 0.226214 0.26553 7.229412 1.490413 NaN 17.46984 14.78964

59.4644 0.182441 0.197456 7.347612 1.299975 NaN 17.40881 14.78703

59.55741 0.195074 0.213865 7.693052 1.371199 NaN 17.36304 14.78508

59.64941 0.238954 0.284196 7.604274 1.806652 NaN 17.30963 14.7828

59.74242 0.203013 0.241252 6.733134 1.561338 NaN 17.26386 14.78084

59.83542 0.247341 0.310034 6.620502 1.986044 NaN 17.21809 14.77888

59.92743 0.385701 0.497786 8.031432 2.544886 NaN 17.17231 14.77693

60.01943 0.450269 0.585404 7.663162 2.805679 NaN 17.12654 14.77497

60.11244 0.453678 0.589296 7.052842 2.856055 NaN 17.08076 14.77302

60.20444 0.430418 0.554796 6.637068 2.908535 NaN 17.04262 14.77139

60.29745 0.43483 0.557847 6.815158 3.072783 NaN 16.99685 14.76943

60.38945 0.426609 0.544488 7.16116 3.149399 NaN 16.95107 14.76747

60.48146 0.364447 0.461604 6.607384 2.82511 NaN 16.9053 14.76552

60.57447 0.345999 0.43657 6.932612 2.750598 NaN 16.85952 14.76356

60.66647 0.319671 0.394372 7.550566 2.414075 NaN 16.80612 14.76128

60.76048 0.336775 0.424053 7.865254 2.713342 NaN 16.75272 14.759

60.85148 0.318327 0.39902 7.658796 2.63883 NaN 16.70694 14.75704

60.94349 0.269694 0.329445 7.036072 2.265322 NaN 16.66117 14.75509

61.03649 0.202058 0.234129 6.201322 1.682662 NaN 16.6154 14.75313

61.1285 0.232136 0.276412 5.983144 1.709792 NaN 16.57725 14.7515

61.2205 0.302685 0.385135 6.048166 2.209581 NaN 16.53148 14.74954

61.31351 0.311909 0.397652 6.435572 2.246837 NaN 16.49333 14.74791

61.40551 0.302685 0.385135 6.653188 2.209581 NaN 16.44756 14.74596

浀Ԓ

65

61.49752 0.256565 0.322551 5.852866 2.0233 NaN 16.40941 14.74433

61.59052 0.223078 0.276375 4.9213 1.924651 NaN 16.36364 14.74237

61.68253 0.190594 0.229358 4.613138 1.939875 NaN 16.32549 14.74074

61.77453 0.127818 0.135543 4.134298 1.482941 NaN 16.29498 14.73944

61.86754 0.119042 0.121477 3.68637 1.403682 NaN 16.27209 14.73846

61.95954 0.181818 0.215292 3.926868 1.845609 NaN 16.23395 14.73683

62.05155 0.22749 0.279426 4.439366 2.0889 NaN 16.20343 14.73553

62.14355 0.244535 0.298885 4.944562 2.340781 NaN 16.17291 14.73422

62.23656 0.207639 0.248818 4.751654 2.191756 NaN 16.13477 14.73259

62.32957 0.198415 0.236301 4.749262 2.1545 NaN 16.10425 14.73129

62.42057 0.167334 0.194858 4.36237 1.992355 NaN 16.06611 14.72966

62.51358 0.190594 0.229358 4.57647 1.939875 NaN 16.02033 14.7277

62.60558 0.22749 0.279426 4.989386 2.0889 NaN 15.98219 14.72607

62.69759 0.22749 0.279426 4.806046 2.0889 NaN 15.94404 14.72444

62.78959 0.183776 0.221575 4.128716 1.839123 NaN 15.89064 14.72216

62.8826 0.160916 0.193491 3.872506 1.600362 NaN 15.83724 14.71988

62.9746 0.110384 0.127856 3.114102 1.249833 NaN 15.79146 14.71792

63.06761 0.187585 0.231882 3.49462 1.598259 NaN 15.73043 14.71531

63.15961 0.219669 0.272483 3.753222 1.874275 NaN 15.67703 14.71303

63.25162 0.219669 0.272483 3.753222 1.874275 NaN 15.60837 14.7101

63.34462 0.238565 0.295968 3.990828 1.88371 NaN 15.54734 14.70749

63.43663 0.276357 0.342936 4.411038 1.888488 NaN 15.4863 14.70488

63.52963 0.394925 0.510303 5.100384 2.582142 NaN 15.42527 14.70227

63.62164 0.404149 0.52282 4.809432 2.619398 NaN 15.3795 14.70032

63.71364 0.361438 0.464128 3.76547 2.483493 NaN 15.34135 14.69869

63.80665 0.310506 0.392077 2.60916 2.424205 NaN 15.29558 14.69673

63.89865 0.282834 0.354527 1.611948 2.312437 NaN 15.22692 14.6938

63.99166 0.278022 0.34506 1.017618 2.439429 NaN 15.18114 14.69184

64.08367 0.299879 0.373986 0.9071 2.564317 NaN 15.12774 14.68956

64.17567 0.286243 0.358418 0.50661 2.362813 NaN 15.07434 14.68728

64.26768 0.303688 0.384294 0.474678 2.323453 NaN 15.02093 14.685

64.36068 0.265789 0.335068 0.006712 2.060556 NaN 14.97516 14.68304

64.45269 0.28524 0.35926 0.231552 2.248941 NaN 14.95227 14.68206

64.54569 0.34259 0.432678 0.832688 2.700222 NaN 14.93702 14.68141

64.6377 0.381492 0.481063 1.319036 3.076991 NaN 14.92939 14.68108

64.7297 0.387307 0.489688 1.418396 3.063871 NaN 14.89887 14.67978

64.82271 0.345999 0.43657 1.047398 2.750598 NaN 14.88361 14.67913

64.91471 0.310506 0.392077 0.647422 2.424205 NaN 14.86073 14.67815

65.00772 0.301282 0.37956 0.626696 2.386949 NaN 14.83784 14.67717

65.09972 0.375074 0.479695 1.379192 2.684998 NaN 14.82258 14.67652

65.19273 0.375074 0.479695 1.379192 2.684998 NaN 14.79206 14.67522

65.28473 0.406155 0.521137 1.711082 2.847143 NaN 14.78444 14.67489

65.37674 0.431421 0.553955 1.943612 3.022407 NaN 14.78444 14.67489

65.46975 0.445057 0.569522 2.10576 3.223912 NaN 14.76918 14.67424

65.56175 0.455284 0.581198 2.346542 3.37504 NaN 14.74629 14.67326

砐Ԓ

66

65.65376 0.424203 0.539755 2.14299 3.212895 NaN 14.74629 14.67326

65.74676 0.368859 0.464654 1.688622 2.989359 NaN 14.70815 14.67163

65.83877 0.290655 0.361469 0.95971 2.527061 NaN 14.70815 14.67163

65.93177 0.221675 0.270801 0.288192 2.10202 NaN 14.70815 14.67163

66.02478 0.22749 0.279426 0.33255 2.0889 NaN 14.70815 14.67163

66.11578 0.218266 0.266909 0.29349 2.051644 NaN 14.70815 14.67163

66.20879 0.25035 0.30751 0.717098 2.327661 NaN 14.67763 14.67033

66.30079 0.253759 0.311402 0.858472 2.378037 NaN 14.67 14.67

66.3928 0.272207 0.336435 1.119932 2.452549 NaN 14.67 14.67

66.4848 0.316924 0.393445 1.687306 2.816198 NaN 14.67 14.67

66.57781 0.367456 0.45908 2.409042 3.166727 NaN 14.67 14.67

66.67181 0.427212 0.537231 3.371512 3.554512 NaN 14.67 14.67

66.76282 0.472329 0.600657 4.080116 3.626921 NaN 14.67 14.67

66.85482 0.438287 0.553773 4.023014 3.323542 NaN 14.67 14.67

66.94783 0.403183 0.497509 4.174706 2.839216 NaN 14.67 14.67

67.03983 0.472329 0.600657 4.666804 3.626921 NaN 14.64711 14.66902

67.13184 0.437839 0.555323 4.450216 3.4144 NaN 14.63186 14.66837

67.22485 0.336268 0.41538 3.661122 2.736672 NaN 14.63186 14.66837

67.31685 0.300716 0.360665 3.671662 2.383948 NaN 14.63186 14.66837

67.40986 0.312346 0.377915 3.870382 2.349083 NaN 14.63186 14.66837

67.50186 0.356567 0.444439 4.205012 2.548079 NaN 14.63186 14.66837

67.59787 0.392119 0.499154 4.41448 2.936879 NaN 14.63186 14.66837

67.68687 0.374674 0.473279 4.354742 2.976239 NaN 14.63186 14.66837

67.77888 0.363044 0.456029 4.339362 3.002479 NaN 14.63186 14.66837

67.87188 0.348005 0.434887 4.200942 2.978343 NaN 14.63186 14.66837

67.96289 0.298476 0.368411 3.680928 2.741686 NaN 14.63186 14.66837

68.05589 0.270804 0.330861 3.398742 2.629917 NaN 14.62423 14.66804

68.1479 0.298476 0.368411 3.680928 2.741686 NaN 14.59371 14.66674

68.2409 0.390716 0.49358 4.621548 3.114247 NaN 14.59371 14.66674

68.33391 0.415982 0.526397 4.90908 3.289512 NaN 14.59371 14.66674

68.42591 0.420394 0.529447 5.013834 3.45376 NaN 14.59371 14.66674

68.51792 0.4404 0.554348 5.225908 3.846933 NaN 14.59371 14.66674

68.61192 0.469523 0.589508 5.649294 3.981657 NaN 14.59371 14.66674

68.70293 0.528276 0.668501 6.26337 4.25557 NaN 14.59371 14.66674

68.79594 0.597256 0.759169 7.026558 4.680612 NaN 14.59371 14.66674

68.88794 0.615704 0.784203 7.214682 4.755124 NaN 14.59371 14.66674

68.97995 0.60424 0.779432 6.68987 5.28499 NaN 14.6166 14.66772

69.07295 0.553708 0.713798 6.114806 4.901643 NaN 14.63186 14.66837

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Model pesawat LFX dengan α = 0º ; 1.7 M

M α (deg)

Cl Cd L (Kg) D (Kg)

1.7 0

2

)

67

Berikut grafik hasil pengujian

Grafik 1. Distribusi gaya axial terhadap waktu.

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

-20 0 20 40 60 80

Ax

ial

(Kg

)

Time (s)

Axial vs Time

浀Ԓ

68

Grafik 2. Distribusi momen roll terhadap waktu.

Grafik 3. Distribusi Normal Force 1 (NF1) terhadap waktu.

-400

-350

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

50

-20 0 20 40 60 80

Ro

ll (

Kg

.cm

)

Time (s)

Roll vs time

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

-20 0 20 40 60 80

NF

1 (

Kg

)

Time (s)

NF 1 vs Time

碐Ԓ

69

Grafik 4. Distribusi Normal Force 2 (NF2) terhadap waktu.

-400

-350

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

50

100

-20 0 20 40 60 80

NF

2 (

Kg

)

Time (s)

NF 2 vs Time

)

70

Hasil visualisasi

Visualisasi menggunakan schlieren apparatus

Gambar 4. Visualisasi model pesawat LFX sebelum run.

Gambar 5. Visualisasi model pesawat LFX pada saat run.

Dari gambar terlihat bahwa model mengalami roll ke kanan dan ke kiri serta pitch yang besar pada saat kecepatan turun kembali memasuki wilayah transonik yaitu

磠Ԓ

71

antara 0.9 sampai 1.1 sehingga dudukan model mengalami bengkok akibat momen dan tekanan yang besar di wilayah bagian bawah model.

Gambar 6. Visualisasi model pesawat LFX setelah run.

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian model pesawat LFX pada terowongan angin supersonik berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Model mengalami roll dan pitch yang sangat besar pada saat kecepatan memasuki

wilayah transonik yaitu antara 0.9 sampai 1.1 M meskipun sudut serang model baru 1°. b. Pengujian model pesawat hanya bisa dilakukan satu kali, karena dudukan daripada model mengalami bengkok sehingga tidak dapat dilanjutkan kembali pengujiannya ke tahap selanjutnya. c. Telah diperoleh Data ditribusi Gaya Axial, Momen Roll, Gaya Normal NF1 dan NF2 terhadap Waktu. d. Karena pengujian hanya satu kali sehingga belum dapat dibandingkan dengan data uji dengan perangkat lunak CFD SARAN 1. Setelah Program PKPP ini selesai, penelitian tetap dilanjutkan sehingga diperoleh

data yang lebih lengkap dan dapat dianalisa bersama dengan data uji dengan CFD 2. Untuk tahun selanjutnya penelitian dapat ditingkatkan pada tahap perancangan lebih

lanjut, sehingga melengkapi/ menyempurnakan kemampuan SDM Lapan dalam merancang pesawat terbang tempur Supersonik, sehingga pada saatnya dapat ikut serta mendukung Program Nasional KFX

DAFTAR PUSTAKA 1) John D. Anderson, JR., 1984. Fundamentals Of Aerodynamics. McGraw-Hill International Editions. 2) Pope, Alan, 1978. High Speed wind Tunnel Testing. Robert E. Krieger Publishing Company Huntington, Newyork.

)

72

3.2. Potensi Pengembangan ke Depan

• Kebutuhan Armada Pesawat Tempur Indonesia sangat tinggi

• Dukungan Politik untuk mandiri di bidang industri Pesawat Tempur saat ini sangat tinggi, ditandai dgn kerjasama rancangan KFX dgn Korea. Namun tahap selanjutnya harus bisa merancang dan membuat sendiri.

3.2.a. Kerangka Pengembangan ke Depan

Kerangka Pengembangan Kedepan mengikuti Proses Diagram sebagai berikut

DEMANDSREQUIREMENTS

MARKETS

COMPETITION

PREFERRED

DIRECTIONS

CONFIGURATION

SYSTEMS

MARKETSANAYSIS

RECOMMENDATONS

TECHNOLOGIES

&

PROCESSES

MANUFACTURING

AVIONICS

DEVELOPMENT

PERFORMANCEFLIGHT PERFORMANCE

COSTS

RELIABILITY

BASIC BUSINESS PLAN

RECOMMENDATIONS TO

NEW OR INNOVATIVE

PRODUCTS

RECOMMENDATIONS

FOR ADAPTATION

DEVELOPMENT

OF TECHNOLOGICAL

PROCESSES

FEASIBILITY STUDY DIAGRAM

3.2.b. Strategi Pengembangan Ke Depan

Menyelesaikan Penelitian dan Rancangan sampai dengan Prototipe, tentunya dengan pelaksanaan Multiyears, memperluas kerjasama dengan TNI AU sebagai Pemakai/ Konsumen dari Pesawat Tempur Supersonik.

礰Ԓ

73

BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN

IV.1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program

IV.1.a. Kerangka Sinergi Koordinasi

Kerangka Sinergi Koordinasi adalah Sinergi antara Lembaga Riset (Pustekbang-LAPAN), Perguruan Tinggi jurusan AeroAstrodinamika (Teknik Penerbangan ITB) serta Lembaga swasta yang bergerak di bidang Industri Pesawat (PTDI dan PT Smart Aviation). Dengan Sinergi ini diharapkan menjadi tulang punggung Kemampuan Nasional di bidang Perancangan dan Pembuatan Pesawat tempur Supersonik.

IV.1.b. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi

Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi, didasarkan pada output kerjasama/ koordinasi, masing masing mempunyai kompetensi yang berbeda, namun menghasilkan luaran yang terpadu, dalam hal kegiatan PKPP ini berupa masukan dari Narasumber yang berasal dari perguruan tinggi yang juga sebagai tim perancang KFX adalah metoda metoda Perancangan yang benar, sedangkan dari Industri berupa pengalaman pengalaman dalam merancang dan membuat Pesawat Terbang, sehingga bila dipadukan dengan Lembaga Riset (LAPAN) menghasilkan Rancangan yang optimal

IV.1.c. Perkembangan Sinergi Koordinasi

Perkembangan Sinergi koordinasi telah berjalan dengan baik, hampir tiap minggu dilakukan koordinasi dengan Narasumber, sehingga perkembangan Pencapaian dapat diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

IV.2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa

IV.2.a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil

Kerangka Pemanfaatan: Hasil Riset ini dapat digunakan untuk Rancangan Awal menuju Rancang bangun Pesawat LFX ( Lapan Fighter Experiment), serta dalam mendukung program program Nasional di bidang Rancang Bangun Pesawat Terbang, seperti Pesawat Tempur KFX, khususnya dukungan pada PTDI untuk Riset sampai dengan Prototipe Pesawat Terbang.

Strategi Pemanfaatan adalah menyiapkan peningkatan kemampuan SDM LAPAN dalam merancang Pesawat Terbang Supersonik, sehingga pada saatnya nanti bisa ikut berpartisipasi dalam tim perancangan program nasional KFX.

IV.2.b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan

Indikator Keberhasilan Pemanfaatan adalah bilamana SDM LAPAN ikut terlibat dalam tim perancangan program nasional KFX

)

74

IV.2.c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil

Perkembangan Pemanfaatan belum ada karena masih dalam proses pengembangan kemampuan SDM dalam merancang Pesawat Terbang Tempur Supersonik, dalam hal ini perkembangan kemampuan tidak bisa dihasilkan dalam waktu satu atau dua tahun, harus dilakukan secara kontinu dalam waktu paling tidak 3 tahun, hal ini dimungkinkan karena program KFX sendiri direncanakan baru roll out pada tahun 2020, sehingga masih banyak kesempatan bagi SDM LAPAN untuk ikut berpartisipasi dalam tim KFX

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan

V.1.a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kaidah Perancangan Pesawat Terbang yang biasa berlaku, namun di bidang anggaran sebaiknya tahapan anggaran di atur dengan tahap 1 50%, tahap 2 30% dan terakhir 20%, hal tersebut akan memungkinkan untuk melaksanakan pembuatan model atau kegiatan lainnya yang memerlukan anggaran dan waktu untukmelaksanakan.

V.1.b. Metode Pencapaian Target Kinerja

Sebetulnya Metode Pencapaian Target Kerja, juga telah berjalan dengan baik, namun karena masalah tahapan anggaran yang diluar wewenang Peneliti, maka target Kinerja sedikit di luar rencana,namun dengan kerja keras dan dedikasi para Peneliti, diharapkan Target Kinerja bisa di capai sesuai rencana.

V.1.c. Potensi Pengembangan ke Depan

Potensi Pengembangan Kedepan sangat menjanjikan karena:

• Kebutuhan Armada Pesawat Tempur Indonesia sangat tinggi

• Dukungan Politik untuk mandiri di bidang industri Pesawat Tempur saat ini sangat tinggi, ditandai dgn kerjasama rancangan KFX dgn Korea. Namun tahap selanjutnya harus bisa merancang dan membuat sendiri.

V.1.d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program

Sinergi Koordinasi Kelembagaan sudah sangat ideal, antara Lembaga Riset (Pustekbang-LAPAN), Perguruan Tinggi jurusan AeroAstrodinamika (Teknik

禀Ԓ

75

Penerbangan ITB) serta Lembaga swasta yang bergerak di bidang Industri Pesawat (PTDI dan PT Smart Aviation). Dengan Sinergi ini diharapkan menjadi tulang punggung Kemampuan Nasional di bidang Perancangan dan Pembuatan Pesawat tempur Supersonik.

V.1.e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa

Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ini sudah ideal karena dapat digunakan untuk Rancangan Awal menuju Rancang bangun Pesawat LFX ( Lapan Fighter Experiment) dalam rangka kemandirian, serta dalam mendukung program program Nasional di bidang Rancang Bangun Pesawat Terbang, seperti Pesawat Tempur KFX, khususnya dukungan pada PTDI untuk Riset sampai dengan Prototipe Pesawat Terbang.

Dengan peningkatan kemampuan SDM LAPAN dalam merancang Pesawat Terbang Supersonik, sehingga pada dalam waktu dekat akan bisa ikut berpartisipasi dalam tim perancangan program nasional KFX.

V.2. Saran

V.2.a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan

Sebagai awal penelitian untuk merancang Pesawat Terbang Tempur Supersonik, program PKPP ini sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan merancang SDM LAPAN, sehingga pada saatnya nanti bisa berperan secara Nasional di dunia perancangan Pesawat Terbang, khususnya Pesawat Terbang Tempur Supersonik. Sampai Tahap ini telah dilalui Perancangan Konseptual,yang nantinya akan dilengkapi dengan Uji Aerodinamika menggunakan model untuk Terowongan Angin, maupun secara teoritis menggunakan Perangkat Lunak CFD. Dengan rentang waktu Perancangan Pesawat Terbang yang umumnya mencapai lebih dari 10 tahun, maka hasil rancangan ini harus dilanjutkan sampai pada pembuatan prototype, sesuai dengan Tugas dan Fungsi Pustekbang Lapan

V.2.b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek

Jika memungkinkan maka Dukungan Program Ristek ini perlu dilanjutkan, sehingga hasil yang telah diperoleh tidak menjadi sia sia karena belum tuntas selesai.