2
EDISI 02 APRIL 2006 44 Metoda baru untuk mendeteksi dini Kanker Leher Rahim HPV -DNA dan Sitologi Berbasis Cairan: Apa itu kanker leher rahim? Kanker leher rahim, atau dikenal juga sebagai kanker mulut rahim, adalah penyakit di mana sel-sel leher rahim tumbuh secara abnormal, dan tak terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya. Sel-sel abnormal itu tumbuh secara perlahan-lahan dan kadang membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun. Mulanya terjadi perubahan sel-sel di permukaan leher rahim. Sel-sel abnormal itu disebut oleh para dokter sebagai prakanker, sedangkan perubahan awal prakanker pada permukaan sel itu disebut displasia atau lesi intraepitelial skuamosa. Temuan sel abnormal tersebut sebenarnya sangatlah lazim dan biasanya disebabkan oleh penyakit yang mudah diatasi, misalnya peradangan, infeksi atau pengikisan (erosi) leher rahim. Kadang sebagian ketidaknormalan sel itu lenyap begitu saja, tetapi bisa juga terus berkembang. Umumnya, keadaan prakanker tidak menimbulkan gejala apapun, dan juga tidak terasa sakit. Itulah sebabnya banyak orang yang terkecoh oleh kanker ini. Mengapa perlu deteksi dini? Walaupun kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak dan dengan angka kematian tinggi di Indonesia, untungnya dapat dicegah dan disembuhkan bila dapat dideteksi secara dini dan segera ditangani. Kalau begitu, apa reaksi Anda bila dokter mengatakan Anda positif mengidap displasia leher rahim? Dalam arti tertentu, seharusnya Anda bersyukur bahwa dokter menemukan sel-sel abnormal pada stadium awal, sehingga dapat segera diobati untuk mencegah menjadi kanker. Cara deteksi kanker leher rahim yang umum dikenal, adalah pap smear. Pap Smear atau pemeriksaan sitologi konvensional, adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dengan mengambil sampel (contoh sel) melalui vagina dengan alat khusus. Sampel itu diusapkan pada sebuah kaca benda, lalu diwarnai, kemudian dilihat di bawah mikroskop, oleh seorang dokter ahli Patologi Anatomi, untuk mengetahui bagaimana kondisi sel tersebut. Pap smear dapat mendeteksi kanker leher rahim tahap awal yang masih bisa disembuhkan. Namun pada banyak kasus pap smear gagal untuk deteksi dini pertumbuhan kanker. Ada kemungkinan sel-sel abnormal tidak terdeteksi, karena sebagian sel itu tertinggal pada sikat Menurut data WHO, kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) adalah jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker ini menyerang organ wanita di daerah yang paling rahasia - jauh di ujung paling dalam dari liang vagina yang menjadi pintu masuk menuju rahim. Pada tahap dini, kanker ini tidak segera menunjukkan gejala yang mencurigakan sehingga penderita tidak waspada. Padahal, kanker stadium lanjut dapat berakhir dengan kematian. + Mengapa Pap Smear saja tidak cukup? + Kapan Harus Dilakukan? sorot

Deteksi Dini CA Serviks

  • Upload
    kloter1

  • View
    11

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Deteksi Dini CA Serviks

E D I S I 0 2 A P R I L 2 0 0 644

Metoda baru untuk mendeteksi dini Kanker Leher Rahim HPV-DNA dan Sitologi Berbasis Cairan:

Apa itu kanker leher rahim?Kanker leher rahim, atau dikenal juga sebagai kanker mulut rahim, adalah penyakit di mana sel-sel leher rahim tumbuh secara abnormal, dan tak terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya. Sel-sel abnormal itu tumbuh secara perlahan-lahan dan kadang membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun. Mulanya terjadi perubahan sel-sel di permukaan leher rahim. Sel-sel abnormal itu disebut oleh para dokter sebagai prakanker, sedangkan perubahan awal prakanker pada permukaan sel itu disebut displasia atau lesi intraepitelial skuamosa.

Temuan sel abnormal tersebut sebenarnya sangatlah lazim dan biasanya disebabkan oleh penyakit yang mudah diatasi, misalnya peradangan, infeksi atau pengikisan (erosi) leher rahim. Kadang sebagian ketidaknormalan sel itu lenyap begitu saja, tetapi bisa juga terus berkembang. Umumnya, keadaan prakanker tidak menimbulkan gejala apapun, dan juga tidak terasa sakit. Itulah sebabnya banyak orang yang terkecoh oleh kanker ini.

Mengapa perlu deteksi dini?Walaupun kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak dan dengan angka kematian tinggi di Indonesia, untungnya dapat dicegah dan disembuhkan bila dapat dideteksi secara dini dan segera ditangani. Kalau begitu, apa reaksi Anda bila dokter mengatakan Anda positif mengidap displasia leher rahim? Dalam arti tertentu, seharusnya Anda

bersyukur bahwa dokter menemukan sel-sel abnormal pada stadium awal, sehingga dapat segera diobati untuk mencegah menjadi kanker.

Cara deteksi kanker leher rahim yang umum dikenal, adalah pap smear. Pap Smear atau pemeriksaan sitologi konvensional, adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dengan mengambil sampel (contoh sel) melalui vagina dengan alat khusus. Sampel itu diusapkan pada sebuah kaca benda, lalu diwarnai, kemudian dilihat di bawah mikroskop, oleh seorang dokter ahli Patologi Anatomi, untuk mengetahui bagaimana kondisi sel tersebut.

Pap smear dapat mendeteksi kanker leher rahim tahap awal yang masih bisa disembuhkan. Namun pada banyak kasus pap smear gagal untuk deteksi dini pertumbuhan kanker. Ada kemungkinan sel-sel abnormal tidak terdeteksi, karena sebagian sel itu tertinggal pada sikat

Menurut data WHO, kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) adalah jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker ini menyerang organ wanita di daerah yang paling rahasia - jauh di ujung paling dalam dari liang vagina yang menjadi pintu masuk menuju rahim. Pada tahap dini, kanker ini tidak segera menunjukkan gejala yang mencurigakan sehingga penderita tidak waspada. Padahal, kanker stadium lanjut dapat berakhir dengan kematian.

+MengapaPapSmearsajatidakcukup?

+KapanHarusDilakukan?sorot

Page 2: Deteksi Dini CA Serviks

45

untuk pengambilan sampel. Kemampuan deteksi pap smear terbatas, karena sebagian sel tidak terbawa dan preparat yang kabur karena sel bertumpuk, ada kotoran atau faktor pengganggu. Selain itu, virus papiloma manusia atau HPV (Human Papilloma Virus), salah satu penyebab kanker leher rahim, terluputkan pemeriksaannya. Karena itu, untuk deteksi kelainan sel-sel leher rahim, dianjurkan pemeriksaan metoda baru yang lebih akurat, yaitu sitologi berbasis cairan dan HPV-DNA. Pemeriksaan Sitologi Berbasis CairanMerupakan metode baru untuk meningkatkan kemampuan atau keakuratan deteksi awal adanya kelainan sel leher rahim. Sampel diambil dengan cara yang sama seperti pengambilan untuk sampel sitologi biasa, dimasukkan ke dalam cairan khusus sehingga sel atau faktor pengganggu lainnya dapat dihilangkan. Selanjutnya, sampel diproses dengan alat otomatis lalu dilekatkan pada kaca benda, untuk kemudian diwarnai, lalu dilihat di bawah mikroskop oleh seorang dokter ahli Patologi Anatomi.

Keunggulan pemeriksaan sitologi berbasis cairan ini, karena proses terstandardisasi dengan menggunakan prosesor otomatis, sehingga preparat (usapan sel pada kaca benda) dapat memberikan gambaran yang lebih meyakinkan. Lapisan sel tipis, serta bebas dari kotoran atau faktor pengganggu. Sampel dapat digunakan pula untuk pemeriksaan HPV-DNA.

Pemeriksaan HPV-DNAMerupakan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi virus HPV, nama dari sekelompok virus yang terdiri atas lebih dari 100 tipe. Lebih dari 30 tipe di antaranya ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagian dari virus ini dapat menyebabkan kanker leher rahim dan disebut sebagai HPV tipe High Risk. Pemeriksaan HPV DNA merupakan pemeriksaan secara molekuler untuk mendeteksi adanya DNA (asam nukleat) dari virus HPV terutama tipe High Risk pada sel-sel leher rahim. Dengan pemeriksaan HPV-DNA maka dapat diperkirakan risiko terjadinya

kanker leher rahim.Pemeriksaan HPV-DNA diperlukan terutama bila hasil sitologi ada kelainan, tetapi tidak dapat disimpulkan apakah kelainan tersebut merupakan kelainan pra-kanker atau bukan (inconclusive). Jadi, dengan pemeriksaan HPV-DNA dapat diperkirakan apakah kelainan yang ditemukan akan berkembang menjadi kanker atau tidak sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.

Dengan kedua pemeriksaan tersebut - Pemeriksaan Sitologi dan HPV-DNA - tindak lanjut yang dapat diambil adalah seperti terlihat pada tabel berikut:

HASILPEMERIKSAAN HPV-DNANEGATIF HPV-DNAPOSITIF

SITOLOGINORMAL Ulangi pemeriksaan setiap 3 tahun

Ulangi pemeriksaan setelah 6-12 bulan, jika hasil abnormal konsultasi dengan dokter kandungan

SITOLOGIINCONCLUSIVE Ulangi pemeriksaan dalam 1 tahun

Konsultasi dengan dokter kandungan

SITOLOGIABNORMAL Konsultasi dengan dokter kandungan

Konsultasi dengan dokter kandungan

Kapan perlu pemeriksaan?• Sitologi (Pap Smear) Mulai diperiksa minimal 3 tahun setelah melakukan hubungan seksual

pertama.• HPV-DNA

- Dianjurkan bagi pasien dengan hasil sitologi inconclusive- Dianjurkan untuk setiap wanita setelah berusia 30 tahun,

dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sitologi.

Lakukan pemeriksaan sitologi (Pap Smear) dan HPV-DNA secara berkala untuk mendeteksi dini kanker leher rahim. Dengan deteksi dini, kanker leher rahim dapat diobati dan akibat yang fatal dapat dihindari

KANTOR PUSATKramat Raya 150,Jakarta 10430Tel. (021) 314 4182, Fax. (021) 314 4181E-mail: [email protected].

REFERENCE LABKramat Raya 53Jakarta 10450Tel. (021) 390 6709, Fax. (021) 362 949

Certificate Number : JKT 0403247Certified to QMS