50
Nomor: RISALAHDPD/KMT III-RDPU/II/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMITE III DPD RI DENGAN BNN MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017 I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu 2. Tanggal : 1 Februari 2017 3. Waktu : 10.10 WIB - 14.10 WIB 4. Tempat : R.Sidang 2 C 5. Pimpinan Rapat : 1. Drs. Hardi Selamat Hood (Ketua Komite III) 2. Fahira Idris, SE, MH (Wakil Ketua Komite III); 3. Pdt. Carles Simaremare, S.Th. M.Si (Wakil Ketua Komite III) 6. Acara : Membahas Program Kerja BNN Tahun 2017 dan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Narkotika di Kalangan Generasi Muda. 7. Hadir : Orang 8. Tidak hadir : Orang

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

Nomor: RISALAHDPD/KMT III-RDPU/II/2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMITE III DPD RI DENGAN BNN

MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017

I. KETERANGAN

1. Hari : Rabu

2. Tanggal : 1 Februari 2017

3. Waktu : 10.10 WIB - 14.10 WIB

4. Tempat : R.Sidang 2 C

5. Pimpinan Rapat :

1. Drs. Hardi Selamat Hood (Ketua Komite III)

2. Fahira Idris, SE, MH (Wakil Ketua Komite III);

3. Pdt. Carles Simaremare, S.Th. M.Si (Wakil Ketua Komite

III)

6. Acara : Membahas Program Kerja BNN Tahun 2017 dan Upaya

Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Narkotika di

Kalangan Generasi Muda.

7. Hadir : Orang

8. Tidak hadir : Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

1

II. JALANNYA RAPAT:

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta

jajarannya yang berbahagia. Mari kita mulai bersama.

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Bapak-Ibu Anggota Komite III, Senator Indonesia yang saya muliakan, Bapak Kepala

Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang terhormat. Mengawali Rapat Dengar

Pendapat Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Badan Narkotika

Nasional pada pagi hari ini marilah kita bersama-sama memanjatkan rasa puji dan syukur

kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan perkenan-Nya kita semua dapat hadir di

ruangan yang mulia ini dalam keadaan sehat walafiat. Sebelum kami membuka Rapat Dengar

Pendapat Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terlebih dahulu kami

mengajak seluruh hadirin yang hadir pada ruangan yang mulia ini untuk sama-sama kita

berdoa. Berdoa mulai. Berdoa selesai.

Dengan mengucapkan bismilllahirohmanirohim Rapat Dengar Pendapat Komite III

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Kepala Badan Narkotika Nasional

kami dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Bapak Ibu yang kami hormati, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional yang

berbahagia, pertama-tama kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya atas kehadiran Bapak beserta seluruh jajaran di tempat ini untuk memenuhi

undangan rapat dengar pendapat yang telah kami sampaikan. Rasa kebahagiaan kami tentu

kami sambut dengan sebuah pantun. Bukan bintang sembarang bintang, bintang bersinar

penuh cahaya, bukan datang sembarang datang, BNN datang berantas narkoba. Kalau yang

satu lagi ini pantun nasihat. Pohon selasih indah berbunga, batangnya indah hendak luruskan,

hilang kekasih hilang saudara, bila narkoba kita turutkan. Sebagaimana surat yang telah kami

sampaikan kepada Badan Narkotika Nasional bahwa agenda rapat dengar pendapat hari ini

adalah membahas program kerja Badan Nasional Narkotika pada tahun 2017 dan upaya

pencegahan dan penurunan penyebaran narkotika di kalangan generasi muda.

Para hadirin yang berbahagia, United Nations Office on Drugs and Crime

menyebutkan pada tahun 2014 bahwa 1 dari 20 orang dewasa atau seperempat miliar orang

antara usia 15 dan 64 tahun mengkonsumsi satu jenis narkoba. Disebutkan juga pula bahwa

lebih dari 29 juta orang menggunakan narkoba diperkirakan menderita gangguan penggunaan

narkoba, 12 juta orang mereka menyuntiknya dengan narkoba dan 14% nya hidup dengan

HIV. Eksalasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tingkat global tersebut

mempengaruhi kondisi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia. Hasil

RAPAT DIBUKA PUKUL 10.10 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

2

survei dari penyalahgunaan narkoba pada tahun 2011 menunjukkan bahwa angka prolensi

penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 2,2% atau sekitar 4,2 juta orang, kelompok

rentan penyalahgunaan narkoba adalah pekerja 70% dan pelajar 22%. Namun tentu saja data

yang lebih valid ada di Badan Narkotika Nasional. Oleh karena itu pertemuan ini kami

anggap adalah pertemuan yang sangat tepat untuk kami sebagai Anggota Dewan Perwakilan

Daerah dari daerah setiap provinsi mengetahui lebih luas dan melihat fakta lebih jelas apa

yang telah dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional dan apa yang akan kita lakukan bersama

untuk membantu, bukan hanya tentu saja Badan Narkotika Nasional tapi adalah sebuah

penyelamatan kepada negara. Oleh karena itu sekali lagi rasa bahagia yang paling dalam

karena kami menganggap peristiwa ini adalah peristiwa penting karena baru pertama kalinya

BNN bersama DPD pada pagi hari ini. Tepuk tangan bagi kita semua.

Karena baru pertama kali tentu tidak kenal maka tak sayang. Izinkanlah kami

memperkenalkan dulu sahabat-sahabat kami kepada sahabat-sahabat di BNN untuk kita

saling menyapa dan dapat nanti akhirnya dapat saling silaturohim. Saya sendiri Hardi

Selamat Hood, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dari Kepulauan Riau

yang tentu saja Pak Buwas sangat hafal dengan kondisi Kepulauan Riau. Di sebelah kiri saya

Ibu Fahira Idris dari DKI Jakarta. Sebelah kanan yang terhormat Pendeta Charles Simaremare

dari Papua sebagai Wakil Ketua. Kami lanjutkan yang terhormat KH. Muslihuddin Abdul

Rasyid dari Kalimantan Timur. Kami lanjutkan kepada yang terhormat Ir. H. Abdul Jabbar

Toba dari Sulawesi Tenggara. Kami lanjutkan yang terhormat H. Habib Hamid Abdullah,

S.H., M.H dari Kalimantan Selatan. Kami lanjutkan yang terhormat Dedi Iskandar Batu Bara

dari Sumatera Utara. Kami lanjutkan yang terhormat H. Abdurahman Abubakar Bahmid, Lc.

dari Gorontalo. Oh iya silakan Bapak. Terima kasih atas kehadiran Pak.

Sebelum saya lanjutkan tentu saya ingin memperkenalkan walaupun saya yakin Pak

Buwas sangat terkenal. Beliau adalah Bapak Farouk Muhammad, Wakil Ketua DPD RI.

Tepuk tangan kepada Bapak Farouk. Terima kasih atas kehadirannya. Kami lanjutkan Bapak.

Saya lanjutkan memperkenalkan yang terhormat Ibu Novita Anakotta, S.H. dari Maluku.

Kami lanjutkan di sebelah kanan yang terhormat Hj. Suryati Armain dari Maluku Utara. Saya

lanjutkan Ibu GKR Ayu Koes Indriyah dari Jawa Tengah. Kami lanjutkan kepada Ibu Emma

Yohana Sumatera Barat dan tentu saja sudah dikenal Ibu Emilia Contessa Jawa Timur. Bapak

Stefanus dari Sulawesi Utara. Selanjutnya Bapak Bahar Buasan dari Bangka Belitung. Di

belakang ada Bapak Mervin Sadipun Komber dari Papua. Bapak Muhammad Rachman dari

Kalimantan Tengah. Bapak H. Ahmad Sadeli Karim dari Banten dan Ibu yang selfie tadi

adalah Ibu Baiq Diah Ratu Ganefi dari NTB. Tentu saja Komite III adalah dari masing-

masing provinsi satu orang karena kami terdiri dari 4 orang maka akan terdapat 4 komite.

Sebelum melanjutkan izinkanlah kami mempersilakan atas kehadiran hal yang istimewa

karena Bapak Wakil Ketua dapat bersama-sama dalam rapat kerja ini untuk memberikan

sepatah dua katanya dipersilakan.

PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Dengan Yang Maha Kuasa dan terima kasih

kebersamaan kita pada pagi hari ini khususnya Pak Buwas dengan tim yang cukup lengkap

ini. Wah 25 orang, luar biasa, tepuk tangan dulu. Luar biasa. Saya sangat apresiasi, saya

dihubungi, hanya saya coba sisihkan waktu saya segera ke sini. Selain menghargai Komite III

tentu kan saya harus menghargai tamu yang menghargai kita datang secara pribadi beliau

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

3

sendiri. Saya rasa tidak perlu saya perpanjang, saya sangat apresiasi. Apa yang telah

disampaikan dan diniatkan untuk kerjasama, buat MoU, kerjasama bukan hanya sekedar

MoU. Kalau MoU itu gampang lah tinggal teken, dia teken, selesai, habis itu. Bukan itu, tapi

ada komitmen bersama kita bahwa memang di sini terutama Pak Buwas kita ini sering

berhadapan dengan masyarakat. Saya benar-benar karena saya tidak punya kepentingan apa-

apa, saya berani jamin dimana-mana atau teman-teman saya senator ini walaupun suaranya

boleh dikata hampir tidak didengar oleh negara ini karena sistemnya begitu tapi penuh

perhatian bertemu dengan konstituennya kemana-mana pergi. Bahkan jauh-jauh yang naik

perahu, yang naik turun gunung ketemu konstituennya, karena mereka tidak punya pengurus

cabang apalagi pengurus ranting. Jadi mau tidak mau mereka harus berhadapan. Nah pada

waktu berhadapan itu tidak jarang tidak jarang berbicara keluhan masyarakat karena

masyarakat tidak bisa membedakan ini tugas DPD atau bukan. Karena ketidaktahuan

masyarakat itu mereka itu baru pernah kami melihat Pak ada orang pusat datang ke kampung

kami. Itu kata-kata yang sering kita dengar. Betul Pak? Iya. Jadi itu sehingga segala sesuatu

termasuk masalah narkoba.

Nah mudah-mudahan dengan ini kita semakin ini, saya harapkan kita sama sama

teman-teman kita senator mari kita bangun komitme, dari BNN, seluruh jajarannya mari kita

betul-betul memanfaatkan DPD. Ada beberapa peran pertama pada waktu bertemu dengan

konstituen kita tentu menyampaikan pesan kepada rakyat kita mari sama-sama, bersama-

sama menyerang, berperang melawan narkoba. Jangan hanya mengharap kepada polisi atau

BNN, ini kewajiban kita bersama. Apa saja yang dilihat ada mencurigakan segera merespon,

itu yang kita harus lakukan.

Kedua, kalau kita menemukan ada sesuatu yang mencurigakan rakyat mengadukan

sesuatu, mohon nanti dibuka peluang akses Pak Buwas dengan BNN maupun dengan polda

setempat agar anggota-anggota saya itu lebih mudah berkomunikasi menyampaikan

informasi dari masyarakat. Nah ini mudah-mudahan juga oleh jajaran BNN akan direspon

baik oleh BNN sendiri maupun dengan unsur kepolisian. Inilah hakikat dari suatu kerjasama.

Jadi kita berbuat untuk secara tidak langsung mendukung BNN tanpa menjauhkan

kepentingan kita bersama tapi BNN juga mendukung, memberi peluang langkah-langkah

yang akan dilakukan oleh teman-teman kami pada waktu berada di daerah.

Kemudian yang berikut, MoU sangat bagus sekali karena itu saya harus datang ke

sini. Saudara-saudaraku yang sama-sama saya cinta dan saya hormati, kondisi bangsa kita ini

sudah sangat berat, Insya Allah nanti siang untuk kedua kali kami sudah mengundang semua

ormas-ormas, lembaga-lembaga keagamaan. Lembaga-lembaga kita kumpulkan, iya kami

tahu DPD mungkin tidak didengar suaranya, tapi kami ingin tunjukkan kami berbuat, kami

mencoba mengambil langkah mengumpulkan semua tokoh-tokoh agama atau organisasi-

organisasi non afiliasi partai politik untuk membangun komitmen.

Insya Allah ada tiga. Satu, kita ingin menyerukan kepada semua komponen bangsa.

Mari kita akhiri dengan saling tuding menuding ini yang bikin rusak. Semakin gencar kita

mempersoalkan perbedaan semakin tajam pertentangan. Itu ada satu obat, ada satu siasat

yang dikemukakan nanti di situ bahwa untuk itu mari kita bersama-sama menghadapi,

menyingsingkan lengan baju, berjuang berperang melawan ancaman ya ancaman terhadap

negara terhadap bangsa. Salah satu ancaman itu kita harus sama-sama karena ini common

issue tidak ada perbedaan nanti kita, sama-sama kita berantas terorisme, radikalisme dan

narkoba ini. Tidak ada perbedaan antara siapapun golongannya, apapun agamanya, semua

kita punya musuh bersama narkoba.

Jadi, tepat sekali kalau hari ini Komite III mengambil satu tema ini dan ditingkatkan

menjadi MoU. Mudah-mudahan ini adalah jawaban DPD. Mari kita tunjukkan, hadapi musuh

bersama yang disebut narkoba ini. Harapan saya hanya itu. Mudah-mudahan ini berjalan dan

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

4

Insya Allah kita jadwalkan sesegera mungkin supaya kita bisa resmikan atau formalkan MoU

ini.

Terima kasih Pak Buwas, jenderal yang saya kagumi ya. Saya kagum sama dia dan

juga segenap perangkat BNN yang cukup banyak bergerak. Semakin banyak yang mereka

perbuat semakin banyak ditemukan. Itu adalah suatu tantangan dan Insya Allah semua itu

akan berakhir dengan keberhasilan yang sukses. Mudah-mudahan semua akan kita hadapkan

Insya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati dan memberi rahmat kepada perjuangan

kita.

Billahitaufik walhidayah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Bapak-Ibu yang saya muliakan, telah kita dengar bersama tadi sambutan dari Wakil

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai bentuk penghargaan yang luar

biasa kepada BNN karena jarang pada rapat kerja sebuah komite dihadiri juga oleh Wakil

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dan sekaligus mengajak kepada BNN

kiranya kita sama-sama dapat melakukan perjanjian kerjasama DPD dan BNN dalam rangka

pemberantasan narkoba. Saya tidak berpanjang lagi Bapak Ibu karena Wakil Ketua DPD

sudah menyampaikan kata pengantarnya Oleh karena itu, izinkanlah kita lanjutkan dengan

mempersilakan kepada yang terhormat Kepala Badan Narkotika Nasional untuk

menyampaikan penjelasannya. Dipersilakan.

PEMBICARA: Drs. BUDI WASESO S.H (KEPALA BNN)

Bismillahirrohmanirrohim.

Yang kami hormati Pimpinan Komite III DPD RI. Yang kami hormati Anggota

Komite III DPD RI dan para hadirin sekalian.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kita semua pada

hari ini dapat melaksanakan rapat dengar pendapat dengan Pimpinan dan Anggota Komite III

DPD RI dalam keadaan sehat walafiat. Dalam kesempatan ini kami akan menyampaikan data

dan informasi terkait beberapa pokok pembahasan sebagaimana yang disampaikan pada surat

dari Sekretariat Jenderal DPD RI Nomor DN 860.08/DPD/I/2017 tanggal 19 Januari 2017

tentang undangan rapat dengar pendapat yaitu yang pertama adalah arah kebijakan dan

sasaran serta target rencana kerja BNN 2017. Yang kedua, program dan kegiatan BNN

khususnya bidang pencegahan. Yang ketiga adalah bentuk kerjasama antara BNN dan

lembaga terkait dalam rangka perlindungan organisasi muda dan anak. Yang keempat

langkah internal dalam rangka penguatan kelembagaan BNN setingkat kementerian.

Pimpinan, Anggota Komite III DPD RI dan hadirin sekalian yang kami hormati,

secara kelembagaan BNN masih perlu upaya pengembangan khususnya percepatan

pembentukan BNN kabupaten/kota. Ini vertikal. Saat ini unit vertikal BNN di wilayah terdiri

dari 33 BNN provinsi dan 145 BNN kabupaten/kota dengan jumlah pegawai secara

keseluruhan sebanyak 4.605 orang dengan rincian sebagai berikut: untuk pegawai organik

BNN jumlahnya adalah 2.338 orang, PNS dengan status dipekerjakan adalah 1.301 orang dan

dari anggota TNI/POLRI banyak 966 orang.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

5

Adapun mengenai ketersediaan sarana gedung kantor BNN masih sangat terbatas

bahkan untuk kantor BNN pusat sampai saat ini belum memiliki kantor yang mandiri karena

kami masih menggunakan kantor pinjaman dari POLRI. Di tingkat kewilayahan BNN

provinsi yang telah memiliki gedung kantor mandiri sebanyak 16 provinsi dari jumlah yang

tadi dan BNN kabupaten/kota yang telah memiliki gedung kantor sebanyak 54 kabupaten dan

kota.

Fasilitas rehabilitasi sebanyak 5 lokasi diantaranya adalah Lido, Badoka, Batam,

Tanah Merah Medan, Kalianda Lampung, dan fasilitas diklat sebanyak satu. Dalam rumusan

visi misi, organisasi BNN memiliki visi menjadi lembaga profesional, tangguh dan terpercaya

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,

sedangkan misinya adalah menyatukan dan menggerakkan segenap potensi masyarakat dalam

upaya pencegahan, rehabilitasi dan pemberatasan penyalahgunaan narkotika.

BNN merumuskan 4 yaitu yang pertama adalah peningkatan imunitas masyarakat

terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Sasaran strategis dari tujuan pertama

adalah meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba. Indikaor kinerjanya adalah laju angka penyalahgunaan narkoba

coba pakai dan yang kedua adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksaan

P4GN.

Sasaran strategis dari tujuan kedua adalah meningkatnya kesadaran dan kepedulian

masyarakat dalam penanganan P4GN. Indikator kinerjanya adalah indeks kemandirian

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P4GN. Yang ketiga, peningkatan pemulihan

penyalahguna atau korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba dan berkurangnya angka

relaps. Sasaran strategis dari tujuan ketiga adalah meningkatnya upaya pemulihan pecandu

narkoba melalui layanan rehabilitasi yang komprehensif dan berkesinambungan.

Indikator kinerjanya adalah jumlah mantan penyalahguna atau korban

penyalahgunaan dan pecandu narkoba yang pulih. Yang keempat peningkatan pengungkapan

jaringan sindikat narkoba dan penyitaan aset terkait tindak kejahatan narkoba. Sasaran

strategisnya dari tujuan keempat adalah melemahnya aktivitas jaringan sindikat peredaran

gelap narkoba. Indikator kinerjanya adalah jumlah jaringan sindikat tindak pidana narkotika

yang diungkap dan persentase penyelesaian pendidikan atau aset di PPU tersangka tindak

pidana narkoba hasil tindak pidana narkoba.

Pimpinan, Anggota Komite III DPD RI dan hadirin sekalian yang kami hormati,

dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran strategis tersebut BNN menyelenggarakan

beberapa aktivitas yang berorientasi pada upaya pencegahan, pemberdayaan, pemberantasan

dan rehabilitasi. Upaya pencegahan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu penyuluhan

penyuluhan bahaya narkoba di sekolah, masyarakat dan instansi, kampanye massa bahaya

narkoba, sosialisasi bahaya narkoba melalui media massa, asistensi penyusunan kebijakan

berwawasan antinarkoba.

Upaya pemberdayaan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu pembinaan

lingkungan masyarakat bersih narkoba, pembinaan penggiat anti narkoba, screening test urine

instansi pemerintah dan swasta, sekolah, kampus, pelatihan life skill pembangunan alternatif

di daerah penghasil ganja dan kawasan rawan narkoba.

Upaya rehabilitasi dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu penguatan lembaga

rehabilitasi pecandu narkoba, pelatihan dan pembinaan tenaga rehabilitasi pecandu narkoba,

standarisasi layanan rehabilitasi pecandu narkoba, pelayanan rehabilitasi pecandu narkoba,

pengembangan metode layanan rehabilitasi pecandu narkoba.

Upaya pemberantasan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu pemetaan

jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekusor narkotika berbasis IT. Penyelidikan

dan penyidikan tindak pidana narkotika interdiksi di pintu masuk bandara, pelabuhan dan

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

6

lintas batas negara. Pengelolaan tahanan tindak pidana narkotika, pengawasan importir dan

eksportir terdaftar serta end user prekusor. Pemusnahan lahan ganja dan pengungkapan TPPU

terkait tindak pidana narkotika.

Selama tahun 2012 beberapa capaian BNN diantaranya adalah terkait upaya

pemberantasan terkait upaya pemberantasan BNN telah mengungkap kasus narkotika

sebanyak 807 kasus dan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) sebanyak 21 kasus.

Tersangka yang berhasil diungkap terkait tindak pidana narkotika sebanyak 1.238 orang dan

tersangka tindak pidana pencucian uang sebanyak 30 orang. BNN juga telah melakukan

pemusnahan lahan ganja di 8 titik lokasi dengan jumlah ruas lahan sebesar 16 hektar. Aset

bandar yang berhasil diungkap BNN senilai 261.000,086 milyar.

Sementara jumlah barang bukti narkotika yang berhasil disita diantaranya adalah sabu

atau jenis sabu sebanyak 1,02 ton ganja, 2,68 ton, ini ganja kering dan ekstasi sebanyak

754.094 butir. Pada upaya pencegahan dan pemberdayaan BNN bersama seluruh jajaran di

wilayah telah menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi atau kampanye bahaya

narkoba sebanyak 2.932 kegiatan. Penyelenggaraan screening bersih narkoba atau tes urine

kepada 180.858 orang dengan hasil sebanyak 844 orang terindikasi positif penyalahgunaan

narkoba.

Pembinaan lingkungan bersih narkoba di lingkungan pendidikan, lingkungan kerja

dan lingkungan masyarakat sebanyak 472 lingkungan sasaran intervensi. Sementara pada

upaya rehabilitasi BNN memfasilitasi sejumlah fasilitas rehabilitasi pada instansi pemerintah

telah merehabilitasi sebanyak 15.243 orang dan pada fasilitas rehabilitasi komponen

masyarakat sebanyak 942 orang dan orang yang mengikuti program paska rehabilitasi

sebagai layanan lanjutan rehabilitasi sebanyak 9.817 orang.

Pimpinan dan Anggota Komite III DPD RI dan hadirin sekalian yang saya hormati,

pada tahun 2017 ini BNN menerima anggaran sebesar Rp. 1.339.807.721.000 yang terbagi

dari 2 program yaitu yang pertama anggaran program dukungan manajemen pelaksanaan

teknis lainnya BNN yaitu sebesar Rp. 764.793.307.000. Anggaran tersebut untuk menunjang

fungsi kesekretariatan atau pembayaran gaji pegawai, tunjangan kinerja, pemeliharaan dan

perawatan barang kantor serta aset negara.

Kedua, anggaran program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika sebesar Rp. 575.014.414.000, Anggaran tersebut untuk menunjang

fungsi pencegahan penyalahgunaan narkoba, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi

penyalahgunaan narkoba dan pemberantasan tindak pidana narkoba, layanan hukum dan

kerjasama antar lembaga. Anggaran yang terima oleh BNN tersebut tersebar di seluruh unit

kerja BNN baik unit kerja pusat, 33 unit kerja provinsi dan 145 unit kerja kabupaten/kota.

Peta dan sebaran anggaran BNN tahun 2017 berdasarkan nomenklatur kegiatan BNN yaitu

terlampir.

Bapak-Ibu sekalian, target kinerja program teknis BNN 2017 yaitu yang pertama pada

fungsi pencegahan dengan sasaran strategis peningkatan daya tangkal masyarakat terhadap

bahaya penyalahgunaan narkoba dengan indikator capaian 65% dari populasi penduduk.

Yang kedua, pada fungsi pemberdayaan masyarakat dengan indeks kemandirian partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan P4GN, target yang ditetapkan sebesar tahun 2016 2.0

diharapkan untuk tahun 2017 adalah 2.5. Tiga, pada fungsi rehabilitasi dengan indikator

jumlah mantan penyalagunaan, korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba yang pulih

dengan target sebesar 10.000 orang. Yang keempat, pada fungsi pemberantasan dengan

indikator jumlah jaringan sindikat tindak pidana narkotika yang terungkap dengan target 24

jaringan dan indikatator persentase penyelesaian penyidikan aset atau TPPU tersangka tidak

pidana narkotika hasil tidak pidana narkoba dengan target sebesar 100%.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

7

Pimpinan, Anggota Komite DPD RI yang saya hormati, mengenai upaya kerjasama

kelembagaan yang telah dilakukan BNN dengan sejumlah instansi dalam rangka

perlindungan generasi muda dan anak diantaranya dengan Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, upaya yang telah dilakukan yaitu penyelenggaraan

sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba dan tes urine di internal KPPA dan

rencananya akan dikembangkan ke sasaran eksternal khususnya kalangan anak-anak.

Selain itu, dalam program lingkungan ramah anak yang diselenggarakan oleh KPPPA,

salah satu variabel indikatornya diantaranya bersih dari tindak penyalahgunaan narkoba.

Sementara hasil koordinasi dan kerjasama bersama Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, BNN telah menyepakati perihal materi pencegahan penyalahgunaan narkoba

sebagai muatan lokal yang dimulai dari tingkat PAUD. Adapun beberapa Kementerian

Kesehatan, ulangi, bersama Kementerian Kesehatan telah mendorong upaya pengembangan

fungsi dan peran puskesmas dalam rangka memberikan pelayanan sosialisasi pencegahan

penyalahgunaan narkoba menjadi Institusi Pemerintah Wajib Lapor atau IPWL dan menjadi

fasilitas rehabilitasi penyalaguna narkoba khususnya rawat jalan.

Terakhir, mengenai langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan BNN dalam

rangka penguatan kelembagaan BNN setingkat kementerian yaitu terus berkoordinasi dengan

pihak Kemenkopolhukam, Kemenpan RB dan Setneg serta Setkab terkait peningkatan

kelembagaan BNN telah menyusun naskah akademis tentang peningkatan kelembagaan BNN

setingkat kementerian, melakukan evaluasi organisasi dalam rangka pengembangan

organisasi, rancangan peraturan presiden sebagai pengganti Perpres 23 2010 tentang BNN

sedang dalam proses di Kementerian PAN dan RB dan Kementrian PAN dan RB juga telah

mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan tentang permohonan persetujuan hak

keuangan administrasi dan fasilitas setingkat menteri.

Sebelum kami mengakhiri, sesuai dengan tadi karena kami baru pertama kali datang

ke sini, perlu juga kami perkenalkan Pak di BNN ini dikuatkan dengan beberapa pejabat ya

diantaranya adalah di samping kanan saya adalah Sestama yaitu Pak Gatot, ini Irjenpol Pak

pangkatnya dan sebelah kiri kami ini Irtama Inspektorat, Pak, yang mengawasi jalannya

program kami nanti. Di sampingnya Pak Irtama ini ada Deputi Daya Mas, ini Irjenpol Sobri

Effendy. Dan, sebelahnya kami ini Deputi Berantas Irjen Pol Arman Depari, Pak. Sebelahnya

ini yang paling cantik sendiri deputi kami karena cuma satu-satunya, Ibu Diah ini yang

menangani proses rehabiltasi, Pak, yang selama ini memang tanggung jawab kita besar sekali

terhadap rehabilitasi karena tahun 2016 itu harapannya kita bisa, ulangi, 2015 itu kita bisa

merehabilitasi 100 ribu dari 5 juta lebih yang harus kita rehabilitasi. Dan, ada Deputi Kerja

Sama, di sini Irjen Pol Arief Wicaksono. Dan yang berikutnya, ada Deputi Cegah, Pak, ini

Irjen Pol Alijo karena Ali Johardi biasanya kita singkat dengan Pak Ali Jo.

Beliau memang punya tugas yang sangat berat, Pak Ibu sekalian, karena kita

domainnya sekarang adalah bagaimana kita mengutamakan pencegahan dengan diimbangi

dengan pemberantasan karena demand ini yang paling penting, Pak, karena bagaimana pun

kita lakukan penekanan terhadap suplai yang dilakukan oleh Pak Arman Depari ini tidak akan

berhasil manakala pangsa pasarnya terus berkembang yang sampai hari ini pangsa pasar itu

selalu berkembang.

Bahkan yang mengejutkan, sekarang ini berkembang kepada penyalahguna itu

korbannya adalah anak TK. Dan kemarin baru seminggu yang lalu, kita temukan sekarang

bayi sudah terkontaminasi narkoba, yaitu di Kalteng dengan di NTB, ini bayi sudah

terkontaminasi dengan narkoba. Ini masih dalam penelitian, apakah dari lingkungan karena

penggunaan asap dari sabu yang digunakan oleh orang tuanya atau terkoresi dengan air susu

karena ibunya juga addict menggunakan narkoba sehingga kemungkinan terkontaminasinya

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

8

itu dari air susu, ini juga dalam penelitian dari Menteri Kesehatan, ini yang sedang kita

lakukan penelitian.

Perlu kami tambahkan, Bapak Ibu sekalian, bahwa narkotika jenis baru di dunia ini

sejumlah 656 jenis baru, ini sudah berkembang di dunia. Dan, di indonesia ini sudah masuk

56 juga, 56 jenis baru, dan ini kita sudah bisa konsultasikan secara hukum dari yang baru ini

43, 44 ya, perkembangan sekarang menjadi 46 bisa. Jadi 10 belum, 10 ini kalau digunakan di

depannya Kepala BNN tidak bisa diapa-apakan karena secara hukum memang belum, seperti

kemarin waktu oknum pilot Citilink menggunakan tembakau gorila memang kita waktu itu

belum bisa melakukan tindakan hukum karena memang belum masuk dalam Undang-Undang

Kesehatan atau Undang-Undang Narkotika. Maka kemarin sudah alhamdulilah bisa, maka

kelanjutannya akan kita tindak lanjuti secara hukum.

Bapak Ibu sekalian, yang lainnya ini adalah para karo dan direktur. Ini ada Karo Ren

ada Karo Um, ini juga ada Kapus Lidatin yang menyangkut daripada data-data, dan

seterusnya ada beberapa staf kepala, ada Balai Leg, ada Keuangan, ada Kepegawaian (Karo

Kepegawaian), dan ada Humas.

Memang sebagai tambahan, Bapak Ibu sekalian, bahwa BNN ini memang dihadapkan

dengan permasalahan yang sangat luar biasa karena juga kejahatannya luar biasa dan ini

selalu berkembang, maka memang sebenarnya penanganan BNN ini harus penanganan yang

luar biasa dan tidak bisa dibatasi karena memang kami ini menghadapi sesuatu yang terus

berkembang dan tidak pernah ada waktunya, termasuk dukungan. Bahwa sarana prasarana

kita juga memang belum memadai bilamana kita hadapkan dengan ancaman. Evaluasi kami

dalam penanganan tugas-tugas ke depan memang masih banyak dalam struktur organisasi

kita yang harus dibenahi karena beberapa bidang ini masih belum ada yang mengawaki.

Karena itulah, kita sedang mengusulkan untuk perubahan struktur organisasi BNN dalam

rangka penguatan BNN. Kami tidak menuntut kesetaraan dalam arti kata kita ingin

disamakan dengan menteri, tidak. Ingin ditingkatkan seperti menteri juga tidak. Tetapi, yang

penting adalah dukungan sarana dan prasarana serta kewenangan.

Perlu kami sampaikan juga sebagai tambahan bahwa kami melakukan terobosan-

terobosan juga tentang bagaimana pendanaan operasional. Kami tidak ketergantungan dengan

dana dari negara yang diberikan setiap tahunnya. Kami tidak bisa menunggu. Oleh sebab itu,

kami menggunakan dan ini sudah kami dorong melalui Menteri Keuangan dan Jaksa Agung

bahwa hasil tindak pidana pencucian uang itu bisa segera bisa kita gunakan untuk

mendukung operasional dalam rangka P4GN. Dan ini alhamdulillah baru kali ini kita

berhasil, Pak, walaupun belum secara riil kita dapatkan karena baru tanggal 20 nanti baru

diserahkan ke kita oleh Pak Jaksa Agung sebagai eksekutornya. Nah ini yang akan, dana ini

akan kita gunakan untuk mendukung operasional kita dalam melakukan P4GN ini sehingga

ini kita ada keringanan, Pak, untuk bisa tetap eksis.

Kalau kita lihat dari jumlah personel memang Pak, untuk BNN idealnya ini dengan

ancaman yang kita hadapi, kita harus memulai kekuatan personel itu 74.000, ini baru minimal

ideal, Pak, secara hitungan. Walaupun sekarang secara riil baru 4.600 sekian atau 4605 orang.

Belum kita bicara sarana prasarana. Memang kami ini sudah komit bahwa BNN ini adalah

aparatur negara dan kita aparat negara dan kita juga merupakan abdi negara, maka tugas kita

memang betul-betul pengabdian, Pak. Maka, yang selalu saya suarakan kepada seluruh

jajaran adalah kita mengabdi kepada negara dan tidak boleh mengeluh walaupun memang

kita keterbatasan sarana prasarana dan anggaran ya karena memang kondisi negara kita,

Bapak Ibu sekalian.

Namun demikian, upaya-upaya kita salah satunya adalah kita bersinergi dengan

kekuatan komponen dengan lembaga lain. Salah satu contohnya ya kita bekerja sama dengan

kepolisian, kita kerja sama dengan PPATK, kita kerja sama dengan Bea Cukai dan yang lain-

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

9

lainnya termasuk nanti kerja sama dengan Bapak Ibu sekalian. Keberhasilan kita yang

sekarang kita telisik dalam TPPU adalah kita bisa mengungkap satu jaringan yang hasil

TPPU-nya dalam 1 tahun mencapai 3,6 triliun, dan sedangkan jaringan yang ada beroperasi

di negara kita ini adalah 72 jaringan internasional yang sekarang terus-menerus mereka

beroperasi. Maka, sebenarnya kalau kita hitung-hitung rata-rata 1 jaringan dalam 1 tahun bisa

menghasilkan 1 triliun, maka belanja narkoba di Indonesia ini tidak kurang dari 72 triliun,

dan ini belanja yang mematikan dan merusak menghacurkan negara.

Maka, benarlah adanya Bapak Presiden mengatakan bahwa negara darurat narkoba

karena sebenarnya korbannya ini lebih dari 5 juta, Pak, karena data yang ada bahwa setiap

harinya rentan kita 50 orang meninggal dunia karena penyalahgunaan narkoba setiap hari,

Pak. Jadi, dalam 1 tahun itu tidak kurang dari 15 ribu manusia kita atau generasi muda kita

mati sia-sia karena penyalahgunaan narkoba, Pak. Nah ini yang sebenarnya menjadi alasan

kenapa Bapak Presiden menyatakan perang, bahkan kita menjadi negara yang darurat karena

memang pangsa pasar kita terbesar, Pak, untuk ASEAN. Tadi karena operasi, Pak, kita bisa

mendapatkan ton-tonan jenis sabu dan sebagai informasi tambah juga bahwa sebenarnya

narkotik yang masuk ke Indonesia ini sudah ton-tonan, hanya keberadaannya kita yang tidak

tahu ada di mana karena memang kemampuan penelisiran atau penilisikan kita masih sangat

terbatas, yaitu peralatan-peralatan yang kita miliki ini sangat terbatas karena tidak seluruhnya

kita punya, Pak. Ke depan sebenarnya BNNP itu harus memiliki salah satunya alat untuk

mendeteksi jaringan yang selama ini kita tidak memiliki, belum lagi sarana prasarana lain.

Maka, kita kalah dengan masifnya serangan narkoba kepada negara kita.

Ini yang mungkin menjadi tambahan pemahaman Bapak Ibu sekalian dalam rangka

bagaimana kita mewujudkan ke depan penanganan narkotika di negara kita sehingga negara

kita ini betul-betul selamat dari kehancuran untuk generasi-generasi ke depan

Pimpinan, Anggota Komite III DPD RI, dan hadirin sekalian yang saya hormati,

demikian paparan kami. Semoga Pimpinan dan Anggota Komite III DPD RI berkenan

memberikan dukungan kepada BNN supaya dapat tumbuh dan berkembang dan menjadi

lembaga yang kuat dalam menjalankan tugas dan fungsi pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Atas perhatian Bapak Ibu sekalian, kami

mengucapkan banyak terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Bapak Kepala BNN dan Bapak Ibu sekalian. Sebelum sampai kepada

sesi dialog pertanyaan dan pandangan dari para senator yang kami muliakan, izinkanlah saya

melanjutkan untuk memperkenalkan sahabat-sahabat kami yang juga telah hadir pada saat ini.

Yang pertama, Senator H. Abdul Aziz, S.H. dari Sumatera Selatan. Kemudian Senator dr.

Delis Julkarson Hehi dari Sulawesi Tengah. Kemudian, Senator Abraham Liyanto dari NTT.

Dan, Senator Ahmad Jajuli dari Lampung. Posisi kami hanya 9 orang saja yang tidak hadir,

Bapak, pada pagi hari ini, ini luar biasa juga untuk menyambut BNN.

Bapak Ibu, sayangnya Kepala BNN tidak menunjukkan ranking masing-masing

provinsi yang terbanyak pengguna narkoba. Alhamdulillah karena salah satunya itu Kepuluan

Riau. Di BNN Provinsi menyatakan dalam suatu pertemuan dengan kami, 100 orang

Kepulauan Riau berkumpul, maka 6 adalah pengguna narkoba. Sampai hari ini saya tidak

tidak mau mengumpulkan 100 orang lagi. Jadi, saya harus mengumpulkan di bawah 100

orang supaya pengguna narkoba juga di bawah dari 6 orang.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

10

Ya Bapak Ibu yang saya muliakan, sampai pada sesi yang penting untuk kita

melakukan dialog dengan Kepala BNN dan seluruh jajarannya untuk lebih mempertajam

persoalan-persoalan yang kita inginkan dan kepentingan kita daerah untuk sebagai

sumbangan terbesar bagi kita dalam mengabdi kepada bangsa negara ini. Kami persilakan

Bapak Ibu dan tentu saja kami mengingatkan untuk menyebutkan nama dan asal provinsi, dan

mohon pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan singkat, jelas, serta memanfaatkan

waktu secara arif dan bijaksana. 1, 2, 3, dan saya yakin kesemuanya insya Allah. Saya tadi

dikirim foto WA dari Senator Aziz berada bersama BNN dalam menghapuskan barang bukti

narkoba. Oleh karena itu, kami persilakan yang pertama Senator Abdul Aziz dari Sumatera

Selatan, dipersilakan.

PEMBICARA: ABDUL AZIZ, S.H. (SUMSEL)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om swastiastu.

Terima kasih ini, Ketua, saya agak lebih cepat datang, bersemangat saya ini ketemu

Pak Buwas. Biasanya agak lebih telat lagi, Pak Buwas. Saya pertama mengapresiasi hasil

kerjanya Pak Buwas dan kawan-kawan BNN Pusat yang kinerjanya sudah sangat luar biasa

dan saya orang yang jarang memuji ini, Pak Buwas, dari hati saya. Sulit cari duanya ini

seperti Pak Buwas ini di Kepolisian. Beraninya, ide-ide cerdasnya, terobosan-terobosannya.

Yang pertama, kami dari Sumsel Pak Buwas tadi sudah dibicarakan oleh Pak Ketua,

saya reses baru beberapa hari yang lalu. Saya ikut memusnahkan barang bukti di Prabumulih.

33 kilogram dan itu cuma satu orang, satu orang yang mengedarkan. Bayangkan kalau satu

orang saja seperti itu.

Yang kedua, saya mungkin nanti dengan Komite III akan menurut saya ini,

memberikan dukungan penuh tentang penguatan kelembagaan BNN ini setingkat menteri.

Harapan saya kira-kira begitu, mungkin nanti Komite III bisa secara resmi dan DPD ya.

Karena, apa yang disampaikan Pak Buwas tadi kita sudah tidak bisa menangis lagi ini Pak

Buwas. Air mata kita sudah tidak ini, saya hati saya hancur melihat kampung saya itu tiap

lorong itu pasti ada pemakainya, dan itu ibu-ibu. Jadi, maka saya bilang ini kita betul-betul

perang terhadap narkoba ini. Maka waktu setiap saya turun, semua bupati, semua walikota,

saya bilang kita harus perang sama-sama, harus dikeroyok. Kalau tidak, tidak bisa saya

bilang. Dan, mumpung jadi pejabat kan, kalau tidak. Nah menurut saya juga bukan ini, bukan

negara dalam darurat, Pak, ini negara menuju hancur kalau sudah, kalau tidak bisa kita

tangkal sekarang. Anak cucu kita nanti bagaimana ceritanya. Sehingga, yang pertama mesti

secara kelembagaan BNN harus lebih setingkat menteri, kalau perlu lebih kan, itu.

Yang kedua, yang ketiga, Pak Buwas saya sangat concern dengan soal bagaimana

partisipasi masyarakat. Ini mungkin dalam konteks target ya dan sasaran strategis Pak Buwas

itu meningkatnya daya tangkal masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba. Karena apa? Kalau kita putus demand-nya iya kan, ini tidak laku barang ini.

Saya kira ini yang paling penting dan kami DPD saya kira ini bisa betul-betul langsung

berpartispasi sama-sama BNN di garda depan, Pak Buwas. Dan, saya usulkan ada

instrumennya, instrumen kelembagaan struktural yang membuat partisipasi masyarakat ini

menjadi hidup dan bergerak dan tadi itu day to day saya kira. Sehingga, jadi saya usulkan

berbasis RT ini, jadi sistem ya tangkal berbasis RT. Jadi, kalau instrumen ini, Pak Buwas dan

kita semua ya kan meng-operate ya kan, mengawasi ini, saya kira lama-lama demand-nya

juga bisa berhenti karena kan hari kan masyarakatnya itu pasif.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

11

Nah, kalau masyarakat ini kita bikin aktif, saya kira target kita akan tercapai. Kalau

tidak, ya ini sibuk betul ini nanti Pak Deputi Pencegahan ini ya kan, tidak habis-habis.

Biayanya juga tidak mungkin mau bertriliun berapa pun masih juga karena kalah kita,

jaringan 72, jaringan internasional, ya kan dan mereka malah lebih canggih. Nah saya kira itu

Pak Buwas yang paling penting saya sampaikan tentang instrumen tadi.

Yang terakhir, ada aspirasi dari daerah, ya kalau bisa memang secara struktural itu

BNN ini ada di setiap kabupaten dan kota ya.

Terima kasih, Ketua ya.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Abdul Aziz. Saya persilakan Senator Delis dan tetap dalam

konteks arif bijaksana menggunakan waktu.

PEMBICARA: dr. DELIS JULKARSON HEHI, MARS (SULTENG)

Siap. Terima kasih, Pimpinan. Saya selalu arif, Pimpinan.

Baik, Pimpinan, semua Anggota, Pak Buwas bersama seluruh jajaran BNN yang kami

hormati. Pertama, Pak, kami sangat apresiasi sepak terjang Bapak. Kami punya harapan besar

ketika Bapak di BNN, punya sepak terjang yang sama dengan tempat penugasan sebelumnya,

Pak. Itu harapan besar kami karena kita menyadari bahaya besar narkoba ini bagi bangsa kita.

Yang pertama, Pak, secara pribadi sebagai perwakilan Sulawesi Tengah, saya dan ini

mungkin jadi kita sepakati bersama juga nanti dalam kesimpulan kita, Pak Ketua, usul saya

mendukung penguatan kelembagaan BNN ini sehingga lebih powerful, Pak. Nanti mungkin

dalam kesepakatan kita bisa kita muat itu sebagai rekomendasi resmi dari DPD RI. Kita

butuh ini, Pak, karena untuk menangani yang extraordinary begini harus kekuatan powerful.

Yang kedua, Pak, kami mendorong untuk BNN terus melakukan MoU dengan

instansi-instansi, dalam hal ini Kemendagri dan pimpinan lembaga tinggi yang lain, Pak.

Kenapa? Karena, faktanya hari ini banyak pejabat negara menjadi pengguna, Pak, dan

mempengaruhi orang lain karena punya uang, punya kekuasaan, bisa memengaruhi para

gadis-gadis, para orang-orang. Iya benar ini karena faktanya seperti itu. Yang tadinya tidak

tahu, jadi tahu karena pejabat-pejabat ini pak, ini fakta di lapangan pak sehingga bisa

sewaktu-waktu lah dengan Kemendagri, ada MoU sewaktu-waktu bisa tes urine para bupati,

para anggota dewan gubernur seperti itu pak Itu yang kedua, Pak.

Yang ketiga, Pak, saya sangat mendukung apa yang dikatakan Pak Aziz tadi. Artinya

begini, dalam beberapa kesempatan kami melakukan sosialisasi narkoba ke komunitas

pemuda, komunitas perempuan, sekolah, kami beberapa kali melantik Duta Narkoba, Pak. Ini

tidak resmi, tetapi kami menggandeng BNN lokal. Nah saya sependapat, artinya begini bisa

tidak kita membentuk ini sampai ke tingkat desa, Pak? Misalnya, Garda Anti Narkoba, bisa

dengan DPD, Pak. Kalau ini bisa kita deklarasikan, ini sangat luar biasa dan sangat efeknya

pasti besar, Pak. Kenapa? Ini tidak perlu dana dari BNN. Kami punya anggaran sosialisasi 4

Pilar, Pak. Penanggulan narkoba ini bagian dari mempertahankan NKRI. Kalau kami

sosialisasi, itu pesertanya bisa 200 orang, Pak. Kalau satu desa saja kami undang dua, selesai

satu kabupaten, Pak, satu sosialisasi. Dana tidak usah dari BNN, BNN cukup menyediakan

tenaga melantik mereka, menjadikan mereka garda secara struktural di bawah pengawasan

BNN. Mereka menjadi informan sekaligus tenaga penyuluh. Itu yang ketiga.

Kemudian yang keempat, Pak, butuh pengawasan internal dari BNN sendiri. Di

tempat saya itu sudah rahasia umumlah ada juga oknum BNN yang malah menjadi pengguna,

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

12

Pak. Jadi, ini butuh pengawasan internal. Masyarakat bingung mau lapornya ke mana ini

karena ya itu tadi, Pak, karena dari informasi yang Bapak sempat sampaikan beberapa tahun

yang lalu bahwa uang yang beredar di narkotika ini 74 triliun, kalau rata-rata 74 jaringan

dengan nilai 1 triliun. Jadi, ini uang yang sangat besar dan sangat menggoda, Pak. Tentunya

pengawasan internal perlu diperkuat.

Yang berikut, Pak, yang kelima terakhir, bulan Mei yang lalu saya menyurat ke BNN

secara resmi, meminta bahan sosialisasi, tetapi saya malah tidak dapat, Pak. Jadi, kesulitan

kami juga mengakses itu karena secara medis saya tahu, secara farmakologi saya tahu, tetapi

update terkini, jenis-jenis narkoba terbaru, angka perkembangan narkotika di Indonesia, kita

tidak tahu, Pak. Kita butuh data BNN sehingga format sosialisasi kami ini terstandar, Pak.

Artinya, update informasinya, update datanya juga, Pak.

Mungkin itu saja dari saya, Pimpinan. Terima kasih, saya kembalikan.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih, Senator Delis. Kami ke sebelah kanan. Iya Ibu Maria Goreti

dipersilakan.

PEMBICARA: MARIA GORETI, S.Sos., M.Si. (KALBAR)

Terima kasih, Pak Ketua.

Terima kasih, Pak Budi Waseso dan seluruh jajarannya.

Saya juga sepakat apabila Bapak menyampaikan bahwa di Indonesia sudah darurat

narkoba, extraordinary crime, dan saya teknis, agak teknis Pak karena kami baru pulang

reses. Di tempat kami itu ada kecamatan, namanya Balai Berkuak, masuk Kabupaten

Ketapang, dari Nanga Tayap sekitar 40 kilometer dari situ bisa masuk ke Provinsi kalimantan

Tengah. Jadi, di situ tanda-tandanya listrik di siang hari tidak menyala, provider apa pun itu

tidak lancar, tetapi disinyalir di tempat itulah saya kurang tahu apakah itu produksinya atau

penampungan.

Mohon teknis saja Bapak mungkin menugaskan orang untuk melihat ke sana karena

juga kami ini hanya bisa mengimbau dan melakukan sesuatu yang berupa sosial, gerakan

sosial dan moral karena kami tidak dilengkapi dengan alat-alat lain seperti yang dimiliki oleh

saudara-saudara kita di BNN dan kepolisian, begitu. Banyak tokoh-tokoh masyarakat dan

tokoh agama mengatakan kepada saya, dan ini sudah empat kali saya berada di sana, Pak, dan

konon Broto Suseno itu tertangkap di sana di Balai Berkuak ini. Jadi, anak-anak SMP pun itu

sudah ada yang di pojok-pojok, saya tidak tahu aktivitasnya.

Konon gurunya mengatakan mereka mengenal tadi yang Bapak barusan sampaikan,

tembakau jenis gorila itu. Tetapi, kok anaknya masih kecil banget ya, Pak. Kok bisa sampai

memakai, kalau memakai. Tetapi, sekali lagi gurunya saja takut untuk bertanya, apalagi saya

bukan aktivitas atau masyarakat akademik di situ atau bukan warga dari sekolah di situ. Jadi

mohon ditugaskan, Pak, untuk di Provinsi Kalimantan Barat.

Bapak tahu juga bahwa Kalimantan Barat itu memiliki lima titik perbatasan darat,

lima titik perbatasan Barat. Yang paling sering diliput itu Entikong dan Nanga Badau. Dan,

Bapak juga pasti tahu bahwa di sana itu boleh dikatakan grey area, area abu-abu, PLB-nya

belum jelas juga statusnya, terutama di Nanga Badau. Dan, di sanalah dua minggu yang lalu

masyarakat mengagalkan narkoba 30,56 kilogram di Nanga Badau tersebut. Jadi saya teknis

saja, Pak.

Terima kasih.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

13

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih, Saudara Maria Goreti. Kalau tidak salah kami di depan sini ada Ibu

Suryati Armiyn, dipersilahkan.

PEMBICARA: Hj. SURIATI ARMAIYN (MALUKU UTARA)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan yang kami hormati, Kepala BNN Pusat Pak Buwas beserta jajaran yang

kami hormati.

Kemarin saya reses ke Maluku Utara dan berkunjung ke BNN Provinsi Maluku Utara.

Bapak tahu bahwa Provinsi Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau, tentunya ini pintu

masuknya banyak untuk narkoba. Sehingga, yang pertama butuh anggaran yang banyak bagi

BNN provinsi di sana karena mereka mau turun juga ya, pasti butuh anggaran karena

dijangkau dengan laut, darat, dan sebagainya sehingga kekurangan anggaran ini membuat

pengawasannya juga berkurang. Kantor BNN di Maluku Utara hanya tiga, sedangkan

seluruhnya ada kabupaten/kota itu ada sepuluh. Tiga berarti kekurangan tujuh kantor BNN di

Maluku Utara. Rumah rehabilitasi juga tidak ada, hanya pelayanan rawat jalan saja di rumah

sakit yang dilayani rumah sakit umum tentara, Polri, klinik, maupun swasta yang sudah ada

izinnya.

Satu hal lagi Pak, ada anjing, tetapi tidak ada kandangnya. Mohon ini perhatiannya.

Barangkali ini juga masalah anggarannya sehingga Kepala BNN di sana juga menyampaikan

ini ya, berarti diikat di rumah apa di mana di kantor. Salah-salah bisa gigit tuannya. Saya

pikir ini beberapa hal yang saya sampaikan. Mohon perhatiannya untuk bantuan bagi BNN

Provinsi Maluku Utara. Dan, tentunya saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pak

Buwas beserta jajarannya yang telah bekerja keras untuk memberantas narkoba di Indonesia

ini. Mudah-mudahan kita ketemu pada lain kesempatan dan mohon perhatiannya untuk

Maluku Utara.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih, Senator Suriati Armaiyn. Kita lanjutkan Senator Abdurrahman

Abubakar Bahmid, setelah itu Senator Dedi Iskandar Batubara. Bapak Abdurrahman? Oh, Ibu

Novita dulu. Silakan.

PEMBICARA: NOVITA ANAKOTTA, S.H., M.H. (MALUKU)

Terima kasih, Pimpinan.

Yang kami hormati Pak Ketua BNN Pak Buwas serta staf dan jajaran. Ini memang

pas setelah Maluku Utara, kami Maluku Pak karena kami memang punya segi geografis

sangat sama sekali tidak ada berbeda, yaitu provinsi kepulauan dan memang semua itu terkait

dengan anggaran serta sarana prasarana yang memang cukup minim di sana. Dan, langkah

Bapak untuk membuka BNN sampai di tingkat kabupaten saya sangat apresiasi karena

memang kami punya rentan kendali dan dari segi cuaca alam yang cukup sulit. Kemudian

Pak, memang di kami Maluku sudah ada Rumah Damping terkait dengan rehabilitasi, tetapi

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

14

memang itu dari pemerintah langsung. Tetapi, dari unsur masyarakat itu sama sekali tidak

ada dan kami memang siap untuk itu semua.

Kemudian, terkait dengan saya tidak tahu sistem penganggaran di BNN seperti apa,

apa setiap tahun sudah dianggarkan, misalnya BNN Maluku DIPA-nya sekian misalnya.

Tetapi, andaikan ada informasi bahwa ada ini sudah harus mengadakan penyelidikan yang

memang tidak ada di dalam DIPA tersebut kira-kira langkah apakah yang harus dilakukan,

apakah harus ada dana taktis yang harus disiapkan atau seperti apa kira-kira.

Kemudian, yang selanjutnya ingin saya tanyakan sudah adakah kerja sama antara

pihak BNN dengan pihak BPJS, khusus terkait dengan rehabilitasi di rumah sakit-rumah

sakit? Terus terang Pak, kami Maluku sangat minim sekali untuk SDM untuk terkait dengan

rehabilitasi ini. Kemarin hanya ada satu dokter di RSUD Halusi. Ternyata dia sudah ada

persetujuan untuk mengambil ahli, akhirnya sekarang kami kosong di sana.

Kemudian, ada permintaan juga dari pihak BNN provinsi langsung, sebaiknya kalau

memang anggaran itu ada, adanya BLK khusus untuk mantan pemakai narkoba ini.

Kemudian setelah dia selesai dari BLK, ada suatu sertifikasi yang diberikan kepada mereka

karena mereka pun menyatakan mantan-mantan pemakai ini cukup sulit untuk memperoleh

pekerjaan karena memang sudah ter-labeling untuk itu.

Mungkin yang lain tidak jauh dari Ibu Suriati Armaiyn dari Maluku Utara Pak.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih, Ibu Novita. Kita lanjutkan Senator Dedi Iskandar Batubara, Sumatera

Utara.

Tidak, Bapak sudah delegasikan tadi, jadi diganti.

PEMBICARA: DEDI ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., S.H., M.SP. (SUMUT)

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Buwas dan seluruh jajaran BNN yang saya hormati, Pimpinan dan Anggota yang

berbahagia, pertama saya mau minta informasi dulu dari Pak Buwas terkait peredaran

narkoba yang di lapas. Saya kira kasusnya terus-menerus ada dan sepertinya susah kita kalau

kemudian menolak persepsi publik bahwa penjara itu ternyata, rutan itu ternyata tempat yang

paling baik untuk transaksi dan mengendalikan narkoba. Apalagi, untuk konteks Sumatera

Utara saya kira label kita sebagai provinsi yang cukup terbukti dengan hasil yang di-publish

ini di peringkat nomor 2.

Kemudian yang kedua, Pak Buwas, juga saya kira perlu, saya paham bahwa tenaga

yang ada tidak berbanding lurus dengan program-program yang direncanakan untuk bisa

100% mulus terlaksana. Ini terkait pelabuhan tikus sebagai jalur masuk, Pak Buwas. Saya

kira di Sumatera Utara itu cukup banyak jalur-jalur tikus yang kemudian pelabuhan-

pelabuhan tikus istilahnya yang digunakan sebagai pintu masuk karena kita sangat berdekatan

dengan Malaysia dan Singapura. Jadi memang wilayah Tanjung Balai dan saya kira Pak

Buwas hapal betul itu. Saya kira perlu apa namanya kerja-kerja terintegrasi di antara semua

kementerian lembaga dan pemerintah daerah untuk hal hal yang berkaitan dengan pelabuhan-

pelabuhan tikus ini.

Lanjut lagi ini Pak Buas satu lagi, ini soal ini mindset juga di masyarakat kok

kayaknya kepolisian juga dalam tanda petik “oknum” ini cukup banyak ternyata yang terlibat

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

15

dalam proses ini, baik ya ini dibuktikan dengan banyaknya aparat kepolisian yang tertangkap

juga, baik sebagai pemakai atau bahkan pengedar itu.

Terakhir Pak Buwas, ini soal hukuman mati yang tahun kemarin disampaikan kepada

Pak presiden, ini eksekusinya macam mana ini? Kok sepertinya saya melihat, tidak tahu saya

apakah karena terberitakan dengan blow up begitu sehingga kita tidak tahu. Harusnya saya

sepakat kalau pengedar-pengedar narkoba itu ya hukumannya hukuman mati dan itu jadi

contoh sebagai efek jera bagi yang lain.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Walaikumsalam.

Terima kasih, Senator Dedi. Kita lanjutkan sebelah kanan Senator Mervin dan Senator

Baiq Diah nanti menyusul. Senator Mervin ini telah mengirim gambar whatsapp, beliau

adalah seorang senator yang rajin melakukan sosialisasi stop narkoba di Papua Barat.

Dipersilakan.

PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (PAPUA BARAT)

Terima kasih, Pimpinan. Pak Ketua BNN yang saya banggakan. Dulu 10 tahun yang

lalu kita tidak akan memperkirakan bahwa Papua akan ada narkoba yang masuk, tetapi

dengan adanya perkembangan membuat luar biasa narkoba. Banyak yang masuk melalui

perbatasan PNG dan, Papua Nugini dan Papua. Tetapi, sekarang juga Pak Ketua masuk juga

melalui wilayah perairan. Kita ketahui bersama antara Papua dan Papua Barat itu kan jalur

lintas internasional, jalur kapal-kapal, dan saya tidak tahu caranya bagaimana mereka bisa

masuk, tetapi gencar sekali sekarang masuk di Papua Barat. Yang pertama memang saya

meminta untuk mungkin ini digalakkan mulai dari yang tingkat bawah, saya sudah 118

sekolah saya datangi untuk sosialisasi ini ditambah dengan lem aibon itu, Ketua. Di Papua

Barat itu minta ampun sekarang itu soal lem aibon itu.

Jadi saya kurang tahu apakah lem aibon masuk dalam kategori narkoba atau tidak,

tapi bagi saya itu memang sudah sangat luar biasa untuk Papua Barat. Selain pencegahan

yang dimaksudkan tadi, saya juga berharap itu, penindakkan itu memang benar-benar harus

ditegakkan. Contoh kecil, salah satu bupati di Papua Barat, terkena narkoba, baru 2 hari yang

lalu kena lagi, jadi dia kena narkoba dia tidak dipecat dari jabatannya, hanya cuti sebentar,

wakil jalankan tugas, kembali lagi dia dan sekarang setelah dia jadi mantan, 2 hari lalu

ditangkap lagi gara-gara kasus narkoba.

Saya minta ini jangan dikasih biar, Pak Ketua. Orang-orang seperti ini yang bisa

menjadi contoh, kan mereka kan pejabat publik harus jadi contoh itu. Jadi kalau mereka

hanya direhabilitasi balik, direhabilitasi balik, tidak bisa. Saya berharap itu Pak Ketua, kalau

mereka sudah terkena kasus ini oke, tapi ketika kedua kali kena jangan dikasih ampun ini,

kali kedua ini jangan lagi direhabilitasi tetapi masuk pada persoalan hukum yang lebih berat

itu. Karena tadi teman-teman mengatakan ini extraordinary crime tetapi yang buat

rehabilitasi balik, rehabilitasi terus-terus tidak akan selesai itu. Sekali kena rehabilitasi, sekali

dua jangan dikasih ampun karena bagi saya, pasti dia tahu jaringan itu karena tidak mungkin

dia akan menggunakan narkoba jilid 2 kalau dia tidak tahu itu peredaran dari mana dan

bagaimana cara dia mendapatkan lagi sehingga saran saya begitu Pak Ketua.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

16

Yang terakhir, memang saya juga berharap harus ada penguatan dari sisi kelembagaan

karena memang beberapa kali juga saya diskusi dengan teman-teman BNN di kabupaten,

dianggap ya seperti bagaimana lah. Kadang bupati atau kepala daerah di sana juga tidak

terlalu welcome dengan kehadiran mereka dengan struktur yang ada selama ini sehingga

dibagian akhir, saya setuju itu ada penguatan dari sisi kelembagaan karena ini penting untuk

kerja-kerja BNN di wilayah-wilayah kabupaten, terutama di wilayah-wilayah kabupaten.

Bagaimana caranya? Saya pikir itu baik. Demikian Ketua, terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Mervin. Kita lanjutkan Senator Baiq Diyah Ratu Genefi, NTB

dipersilakan.

PEMBICARA: BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H (NTB)

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat datang sekali lagi kepada Bapak Buwas, tadi saya bilang nge-fans, Pak

karena ketika melihat TV kemudian ada Bapak berbicara mengebu-ngebu saya bilang, aduh

Bapak ini adalah pimpinan masa depan republik ini. Karena apa Pak? Karena narkoba ini

kalau tidak Bapak keras, tidak Bapak kuat, ini jaringannya ini luar biasa selali Pak, apalagi

ketika idenya Bapak bilang mau buat buaya, saya bilang, aduh saya mau cariin buaya lah Pak

Buwas ini.

Iya Pak, karena saya lihat bahwa kita di televisi, baik di daerah saya Pak di NTB itu

saya sebagai perempuan, sebagai Ibu, sebagai nenek, saya berpikirnya begini Pak Buwas, ini

curhat ini, bagaimana kemudian 10-15 tahun lagi kita ini punya anak, punya cucu nantinya

bagaimana kemudian kita tidak bisa membohongi bahwa kita akan khawatir Pak Buwas. 15

tahun kemudian cucu saya mungkin sudah berumur 15-20 tahun, mereka kemudian akan

dengan situasi yang seperti kita lihat sekarang ini, ini luar biasa sekali. Jadi saya harapkan,

saya surprise juga bahwa ada irjen-irjen disini, ini kan pangkat yang luar biasa sekali untuk

mengatur narkoba ini kan Pak, bisa segera diselesaikan.

Yang kedua Pak Buwas, saya melihat bahwa sekarang ini kita melihat pemasok ini

adalah yang luar biasa sekali, saya lihat di tiang pancang, jadi sekarang saya ini Pak kalau

lihat tv ada narkoba, saya bilang ini aduh Pak Buwas dimana ya? Tahu tidak dia Pak Buwas

ada ini, begitu saya Pak saking apa ya, saking ingin agar narkoba ini segera diselesaikan. Jadi

saya berpikir bahwa kalau tidak ada pemakai tidak mungkin ada pasarnya jadi bagaimana kita

karena banyaknya kepulauan-kepulauan di Indonesia ini, tentu juga yang masuk dari laut ini

harus diperketat lagi.

Tadi juga dibicarakan bahwa kita lihat anak-anak sekolah, jadi saya, kalau ke daerah

Pak, khususnya di daerah Pulau Sumbawa, itu ada Bima Dompu, itu sudah di gang-gang

rumah itu Pak sudah tidak ada takutnya sama sekali. Jadi saya harapkan, mungkin BNN yang

ada di provinsi kabupaten saya Pak, Bapak lebih tegaskan lagi karena kita juga, saya melihat

itu, saya bilang kalau turun aduh bagaimana ini ya, tidak ada yang berani tegur Bu karena ini

orangnya banyak, pemasoknya ada, pemakainya ada, jaringannya kuat, nah itu. Jadi saya

mohon Pak dan saya mendoakan Pak Buwas dan seluruh jajarannya bisa mengendalikan

narkoba ini, bisa memberantas setuntas-tuntasnya dan saya juga mendoakan Pak karena saya

juga selalu mendoakan anak saya apa Pak dalam salah satu doa saya, dia jauhkan dari

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

17

narkoba. Jadi dalam doa saya itu hanya 1 satu saya tambahannya Pak, hanya narkoba itu yang

membuat saya sangat khawatir. Demikian, terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih. Kita ke sebelah kiri lagi, tadi ada hutang saya dengan Senator

Abdurrahman, setelah itu nanti Habib Hamid mungkin karena kemarin belum sempat.

Silakan Senator Abdurrahman.

PEMBICARA: H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR BAHMID, Lc (GORONTALO)

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Budi Waseso yang saya hormati dan seluruh teman-teman dari BNN, seluruh

teman-teman anggota, pimpinan.

Yang pertama Pak Budi yang ingin saya sampaikan melihat permasalahan narkoba

dan apa yang telah Bapak lakukan selama ini dengan BNN-nya tidak ada yang ingin

disampaikan selain support total terhadap Bapak dan teman-teman. Kami juga prihatin

dengan keadaan bangsa ini dan juga merasa berempati dengan BNN yang begitu serius

menangani tetapi tantangannya luar biasa, sebagaimana yang telah Bapak sampaikan tadi,

tantangan dari luar, serangannya luar biasa. Ini permasalahan jaringan internasional kelas-

kelas pemain yang sangat luar biasa, dana yang sangat luar biasa dan yang namanya duit itu

ada pepatah yang cukup terkenal, ada fulus semuanya mulus. Ini akan memuluskan belum

lagi tantangan dari dalam yaitu fasilitas yang kurang. Belum lagi sebagaimana yang juga

minta komentar ada aparat-aparat yang terlibat sebagaimana dulu yang disampaikan oleh

Fredi Budiman, saya tidak tahu sejauh mana kebenarannya, kesahihannya dan sejauh mana,

bagaimana itu ditelusuri.

Kita tidak ingin Indonesia ini menjadi seperti negara Amerika Latin, perang antar

geng dan seterusnya, tapi memang perang antar mafia ini dan bagaimana pengaruhnya ke

dalam, kita tidak ingin ada di Indonesia tapi ini seperti isu-isu yang sulit untuk karena sangat

kuat isu-isunya. Ini minta mungkin, kami prihatin karena tantangan BNN sangat luar biasa,

minta komentar dari Bapak masalah ini.

Yang kedua saya sangat setuju dengan teman-teman yang lain karena ini perang besar

jadi harus ada pelibatan secara total masyarakat, civil society pada pendekatan-pendekatan

moral dari tokoh-tokoh agama, bagaimana juga ada pendekatan masyarakat, bagaimana

mereka yang terlibat narkoba itu merasa tidak nyaman ada di masyarakat sehingga seperti ada

hukum adat, ada hukum dari masyarakat, mereka merasa dipinggirkan, merasa terus diawasi

ini yang kami mengusulkan dan setuju dengan usulan dari beberapa senator sebelumnya.

Yang terakhir, Pak Budi yang saya kagumi beliau ini mantan kapolda saya,

alhamdulillah, Gorontalo, yang dari sisi penanganan hukum Pak Buwas, kami sangat setuju

ini harus ditindak dengan keras. Cuma memang sering di lapangan ada terjadi kebingungan

kerancuan yaitu bagaimana pasal yang diterapkan kepada bandar narkoba, pengedar,

pemakai, tentunya ini tidak bisa disamakan. Isu-isu juga dibawah sering ada jual beli pasal,

bagaimana yang pengedar bisa menjadi pengguna, yang pengguna bisa dinaikkan menjadi

pengedar, belum lagi walaupun ini tidak termasuk langsung dibawah penanganan BNN

karena yang sudah menjadi terpidana dimanfaatkan untuk menjadi pengedar, isu-isunya

seperti itu. Ada yang mengatakan juga orang yang dihukum mati itu tidak akan dieksekusi

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

18

katanya, ini juga meminta informasi balik, konfirmasi, tidak akan dieksekusi selama dia

masih bisa bermanfaat buat jaringan itu. Dieksekusi kalau dia sudah bertobat, ini isu yang

kami terima. Entah benar atau atau tidak walaupun ini tentu bukan langsung di BNN-nya ini

di Kemenkumham.

Itu saja dari saya Pak Budi. Salam dari masyarakat Gorontalo, salam cinta hangat dari

mereka semua.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Abdurrahman Abubakar Bahmid, Gorontalo. Pak Budi selama

kita melakukan pertemuan ini saya baru dapat kabar jam 10 lewat tadi di Kampung Aceh,

Batam, BNN telah menggerebek pemilik sabu di Batam. Kami lanjutkan Senator Hamid

Abdullah dari Kalimantan Selatan, dipersilakan.

PEMBICARA: H. HABIB HAMID ABDULLAH, S.H., M.H.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi menjelang siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan dan para senator yang saya hormati, Bapak Kepala BNN, Bapak Budi

Waseso beserta seluruh jajaran yang saya hormati dan saya banggakan. Apresiasi Pak

terhadap paparan Bapak tadi sangat lengkap, tugas pokok fungsi dan misi sehingga ini

menjadi bahan kami nanti untuk ke lapangan.

Pada reses yang lalu memang kami datang ke BNN-BNN di kabupaten kota yang

sudah ada terbentuk diantaranya Batola, Banjar Baru dan mereka memang fasilitas dan

sebagainya dari pemda syukur alhamdulillah bisa dibantu ini kan kantor mereka masih

menyewa Pak, pinjam mereka. Mereka malah berkata kalau ada anggaran dipusat Pak tolong

Pak dibangunkan kantor kami, itu pesan mereka Pak.

Kemudian yang kedua Pak, saya setuju sekali Bapak didalam statement dan pidato

Bapak mengatakan Undang-Undang tentang Narkotika ini harus direvisi karena bagaimana

pun juga yang namanya undang-undang apalagi sudah lama Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1997 ada yang 2009 itu memang undang-undang, seolah-olah ketinggalan dengan

kemajuan masyarakat, baik menyangkut narkoba dan sebagainya. apalagi ada undang-undang

yang mengatakan bahwa seperti zenit, dextro itu sangat membahayakan Pak, anak-anak kecil

dan itu tidak ada undang-undang penindaknya, penjualnya itu pun tidak bisa ditindak itu tidak

ada payung hukumnya. Oleh karena itu, revisi undang-undang ini bagus sekali dan dari

sinilah nanti nyata untuk menindak narkoba ini secara lebih masif ke seluruh Indonesia.

Kemudian tentang teror narkoba Pak. Jadi di Kalimantan Selatan ini cukup banyak

Pak, yang saya sedih itu adalah bahwa ada judul di televisi kemarin, berebut napas dilapas

Banjarmasin. Ternyata itu yang paling banyak itu Pak pengedar, pamakai termasuk juga

bandarnya. Nah jadi mereka itu tidur seperti apalah, dia didepan WC itu ada menggelantung

dan gantung 2 atau 3 orang, jadi kalau orang mau ke toilet susah sekali. Jadi Banjarmasin ini

lapasnya yang ketiga terbesar yang terpadat di Indonesia. Saya pikir ini memang rehabilitasi

itu kuncinya disitu Pak. Bagi yang mereka baru memakai sekali, dua kali itu pantesan direhab

dan sayangnya BNN di kabupaten belum semua terbentuk dan ini rehab ini juga baru saya

lihat yang lengkap itu di Banjar Baru, itu pun baru rehat jalan bukan untuk ditampung.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

19

Nah, jadi kami mendukung ada revisi undang-undang tadi, kemudian juga kami

mungkin nanti bisa berperan disitu Pak karena ini bidang kesehatan, bidang Komite III

termasuk, juga narkoba. Nah kemudian juga kami mendukung tadi, kawan-kawan tentang

menjadi setingkat kementerian. Mungkin itu dari kami.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Bapak Habib Hamid Abdullah. Sepuluh penanya sudah melalui tapi

saya lihat, kalau saya serahkan ke Pak Buwas nanti kawan-kawan yang sudah ngefans agak

merasa, oleh karena itu, kita teruskan saja nanti Pak Buwas terus mencatat sehingga dapat

menjadi perhatian. GKR Ayu terus di belakang Bapak Ahmad Jajuli nanti kita ke ini dulu

tetapi ya ke belakang sana boleh, ada dua, Ibu Emma dan Bapak Abraham. Sekarang Ibu

GKR Ayu nanti Ibu Emilia. Silakan Ibu GKR Ayu dari Jawa Tengah, bukan dari Solo ya.

PEMBICARA: G.K.R. AYU KOES INDRIYAH (JATENG)

Terimakasih Pak Ketua.

Ya selamat siang Pak Buwas beserta seluruh jajarannya.

Saya tadi mendengarkan paparan Bapak yang cukup bersemangat tetapi kemudian

saya juga melihat anggaran yang Bapak dapat cukup kecil, jadi saya sebetulnya tadi jadi tidak

ingin menanya karena bagaimana tugas yang begitu berat yang Bapak harus tanggung BNN

ini tetapi anggarannya sangat minim dan itu harus disebar ke seluruh Indonesia.

Saya kira kita mimpi saja bisa memberantas narkoba Pak kalau caranya begini. Jadi

dari Solo ini, jadi saya mendukung sekali bahwa bapak khususnya BNN mengajukan usul

kepada pemerintah untuk menambah anggaran yang begitu besar karena saya kira untuk

merehabilitasi saja anggaran itu sudah terserap sebegitu banyak, dari jumlah yang harus

direhab segitu banyak dan tentu sangat ideal jika ada penjara khusus untuk para pengguna

dan pengedar atau penjual atau apa di Indonesia ini sehingga tidak tercampur dengan

narapidana lain yang justru akan menularkan tidak kriminal yang lain jika mereka dicampur

tapi tentu juga, biaya lagi dan Kemenhumkam pun juga anggarannya tidak begitu besar untuk

bisa membangun lapas-lapas yang ada di Indonesia ini yang semuanya sudah dikeluhkan

terlalu banyak isinya.

Evaluasi rehabilitasi yang Bapak lakukan di BNN ini cenderung stagnan atau

meningkat Pak? Karena dibanding dengan jumlah baru pemakai narkoba dengan yang sudah

lulus istilahnya sepertinya kok lebih banyak pengguna baru daripada yang sudah lulus?

Artinya penjegahan ini memang harus dilakukan diseluruh lini. Tadi Bapak katakan bahwa

ada anak mulai dari TK, jadi tentu juga ini melibatkan departemen agama karena ini juga dari

sisi moral kita harus tekankan.

Kemudian Bapak kerjasama dengan kementrian KL-KL yang lain ini, Kementerian

Lembaga yang lain ini memang harus dikuatkan, sehingga Bapak minta ke yang lain-lain

untuk ikut menanggulangi di daerah-daerah dengan biaya mereka. Kalau ini dilakukan oleh

BNN sendiri dan harus oleh tenaga-tenaga yang tentunya minim dari itu peredaran yang

sudah menjadi ini internasional crime itu sangat masif di Indonesia ini pasti akan susah sekali

diberantas. Meskipun saya tahu kapasitas Pak Buwas yang begitu luar biasa, tapi kalau tidak

didukung dengan dana yang maksimal dan tenaga tenaga yang mumpuni tentu ini akan

menjadi sangat tidak ada gunanya.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

20

Kemudian banyak sekali muncul varian-varian baru yang dimunculkan oleh tv-tv

seperti yang terakhir ini, tembakau gorela tetapi di tv itu hanya disebutkan ini akan

menyebabkan ini tetapi barangnya tidak pernah dikasih lihat, mungkin itu perlu diberi lihat,

seperti kalau kita keluar negeri khususnya, negara-negara lain itu kita ditunjukkan ganja itu

ini gambarnya itu ada. Di airport-airport itu bentuknya daunnya begini begitu di Indonesia

belum ada semua itu Pak. Jadi mungkin bisa diinikan terus tembakau gorela itu seperti apa ya

juga yang sekarang sedang ini itu ditunjukkan. Mudah-mudahan ini membantu apa yang saya

ini membantu tugas Bapak yang begitu berat dengan anggaran yang begitu minim, terima

kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator GKR Ayu dari Solo.

Dipersilakan Senator Ahmad Jajuli dari Lampung.

PEMBICARA: HI. AHMAD JAJULI, S.IP (LAMPUNG)

Terima kasih Pimpinan.

Bapak dan Ibu Anggota yang saya hormati, Pak Budi dan seluruh jajarannya dari

BNN, langsung saja kebeberapa poin masalah.

Yang pertama saya dari Lampung Ahmad Jajuli mengucapkan terima kasih mewakili

Provinsi Lampung dan masyarakatnya telah menjadikan Lampung sebagai pintu dan

sekaligus serius di Bakauheni, seaport interdiction dan ini sudah menjadi, menjadi etalase

yang terbaik menurut saya selama ini.

Mohon dukungan, yang pertama bahwa memang di sana masih dilakukan secara

manual, manual dan beberapa anggota turun di lapangan kemudian meyetop mobil pribadi

maupun bus. Ada kontainer dan truk besar itu sulit dideteksi dan bahkan banyak yang lolos

mungkin kita sebut tontonan ya, ton maksudnya gitu besarannya itu masuk melalui apa ya,

barang yang sangat, pokoknya kalau di Lampung mengerikan sekali cara masuknya itu.

Apakah ada terpikir untuk membuat alat setengah kapsul atau apa begitu? Begitu alat mobil

masuk yang khusus tronton dan besar itu itu kelihatan dilayar kemudian tidak usah susah-

susah, itu yang pertama.

Yang kedua, minta ditambah lagi anjing pelacak yang menurut saya jalur masuk ke

pintu Bakauheni itu sampai ada 16 itu. Jadi kayanya kalau hanya didepan gerbang saja

sementara kalau kelamaan mobil dibelakang sudah sangat panjang, jadi secara sosial

mengganggu tetapi sebenarnya fungsi sangat penting, barangkali dengan tim solusinya dari

sana.

Satu lagi Pak Buwas, ada etalase negatif, kebalikannya yaitu di Tanah Miring

Kotabumi Lampung Utara dan ini sudah menjadi cerita nasional ini Kotabumi yang di Tanah

Miring. Dulu ketika Pak Santika, kalau tidak salah Pak Kapolresnya, itu sangat aktif

memberantas. Kami minta dukungan barangkali nanti dibeberapa tempat yang sangat apa

namanya sangat yang menjadi sumber sarang begitu, ada beberapa solusi yang sifatnya shock

teraphy begitu.

Nah, terakhir di Lampung sudah dilantik sekian ribu masyarakat dan setiap desa itu

dengan gubernur dan BNN kalau tidak salah, pelantikan sukarelawan, satgas sukarelawan.

Kami berharap ini bukan hanya diseremoni dilantik begitu tapi kelanjutannya seperti apa

karena ini sangat penting sekali di desa. Jika pola ini bisa dilakukan secara nasional saya kira

bisa akan membantu sangat baik.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

21

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Ahmad Jajuli.

Kita lanjutkan Senator Emma Yohana, dipersilakan.

PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pak Ketua.

Bapak Ketua BNN beserta jajarannya, Pak Buwas, dari paparan yang kita sampaikan

tadi tentu harapan kita sangat banyak ya. Namun saya bukan tidak mengapresiasi, pasti

semua kita mengapresiasi apa yang dilakukan oleh BNN. Namun ada beberapa usul karena

kami seperti yang disampaikan oleh rekan-rekan tadi, baru dari daerah Pak, saya dari

Sumatera Barat.

Pertama ada usulan yaitu di Sumatera Barat itu BNP-nya hanya punya tenaga untuk

pemberantasan itu hanya 5 orang, sementara daerah yang akan diawasi itu ada 19 daerah

Kabupaten Kota dan baru 3 Kabupaten Kota yang terbentuk. Jadi ini sangat complang sekali

kalau kita bandingkan dengan persoalan narkoba yang saya lihat di list tadi itu Sumatera

Barat pada nomor ke-23.

Kemudian juga disamping tenaga, kita juga kekurangan tempat untuk rehab

rehabilitasi bukan rehabilitasi ya, untuk melayani mereka sebelum ke rehab. Itu kita hanya

punya tempat 20 tempat tidur, itu bed-nya hanya 20. Sementara hampir setiap hari, hampir

setiap hari ya itu korban narkoba itu ada di daerah Sumatera Barat. Jadi ternyata diseluruh

Indonesia itu kita tidak bisa membedakan Pak, hampir semua daerah itu menghadapi hal yang

sama. Saya melihat tidak ada beda sekarang antara kota besar dengan kota kecil jadi

persoalan ini menjadi persoalan kita bersama.

Kemudian juga ada tadi beberapa hal yang harus dilakukan untuk pemberantasan,

seperti salah satunya yang bapak sampaikan tes urine, saya melihat tes urine ini mungkin dari

1 sisi efektif tetapi dari sisi lainnya harus ada trik. Kalau kita umumkan untuk tes urine itu

biasanya mereka sudah siap karena katanya ada penangkal ya. Saya tidak tahu apa itu betul

atau tidak. Di Sumatera Barat beberapa waktu yang lalu juga dilakukan tes urine untuk para

pejabat tapi itu mendadak Pak, ternyata itu berhasil. Jadi ini mungkin kalau perlu juga

menjadi catatan kita.

Yang membingungkan ini Pak Buwas, saya titip, kebetulan disana itu juga ada adik

saya Pak Faisal, tentu dia sudah sangat paham sekali kalau saya berbicara tentang narkoba,

sebetulnya ini persoalan yang sudah dihadapi sejak tahun 90-an, mungkin tahun 2000 an ya.

Saya melihat ini perkembangan itu meningkat tajam, bukan menurun karena tahun 90-an itu

Pak, sebetulnya tanda-tanda itu sudah ada di Indonesia, katakan di DKI umpamanya. Kita

mengenal namanya Kampung Bali, itu hampir setiap rumah itu mulai dari yang muda, yang

tua, nenek-nenek, itu kan mereka enak saja, pegang lintingan mau jual, Bapak sudah pasti

tahu semua ya.

Jadi bagi saya kok sekarang ini bukannya menurun harusnya itu kan ada penurunan

karena kita sudah tahu yang akan terjadi. Kalau dulu kita melihat Malaysia, kalau

umpamanya kita mau rehab, katakanlah korban-korban itu anak-anak kita yang terkena

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

22

dampak itu kita harus keluar, kita harus ke Malaysia, kita harus ke lain-lain tempat kalaupun

ada di Jakarta itu hanya beberapa Pak. Belum ada yang pemerintah, ada pengasih, ada ya

semua-semua begitu tapi justru ini meningkat terus. Saya sebetulnya tadi tidak mau bicara

Pak tapi ini yang harus kita share karena kita tidak boleh menyimpan, kita harus terbuka

dalam persoalan narkoba kalau anak kena saya harus bercerita dengan tetangga, saya harus

bercerita dengan yang lain kalau tidak ini akan merebak dengan cepat.

Jadi di sini mungkin ada cara-cara yang kita pakai bagaimana lembaga-lembaga

kemudian yang paling penting itu saya lihat disini keterbukaan, keterbukaan. Saya kebetulan

sejak dari 2004 itu bergabung dengan rekan-rekan untuk pemberantasan ini, saya siap kalau

untuk diminta umpamanya sebagai narasumber umpamanya kan atau ingin bersama-sama

kita mengedukasi orang tua karena sering ini bertambah karena orang tua juga tidak terbuka.

Bukan hanya aparat tetapi orang tua. Jadi Pak Buwas dan bapak-bapak lain-lainnya, bapak-

bapak jajaran di BNN supaya edukasi kita, jangan hanya kita berpikir ini lapas. Saya melihat

lapas itu sangat tidak efektif dan tidak edukatif sama sekali. Justru didalam mereka tidak

sembuh, tidak berkurang tetapi mendapatkan pengetahuan baru. Jadi didalam rehabilitasi

harus ada pembekalan mereka, pendidikan mereka sehingga kesadaran itu yang harus ada,

tanpa ada kesadaran itu tidak bisa.

Terakhir Pak Ketua, saya melihat program dari BKKBN, BKKBN itu sangat bagus

beberapa programnya yang nanti kami mengusulkan supaya BNN itu bisa bekerja sama

karena apa? BKKBN dia punya uang yang lebih sementara BNN punya program yang lebih

disini kita bisa sinergikan dan kami DPD dari 33 Provinsi siap untuk bekerja sama dengan

BNN. Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Emma Yohana. Tadi mohon maaf ada orang tua kita Pak Jabbar

Toba dari tadi saya lupa karena kalau lihat orang tua memang suka lupa saya. Silakan Senator

Jabbar Toba, ya tenang saja semua dapat. Namun Pak Buwas ini agak harus bersabar karena

politisi bicara itu seperti narkoba juga Pak, susah berhentinya. Silakan.

PEMBICARA: Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA (SULSEL)

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan Komite III dan Anggota Komite III dan bapak kepala BNN Republik

Indonesia yang saya hormati.

Disini pada kesempatan ini hanya menyampaikan saran dari pertemuan kami di

daerah Pak. Pada saat itu beberapa teman-teman mengusulkan dari BNN yang pertama perlu

ada Perda untuk memperkuat dia ya tapi nyatanya uangnya tidak ada jadi agak sulit Pak.

Yang kedua pengawasan terhadap seluruh wilayah darat, laut, udara, tidak punya uang ini

masalahnya, Pak. Yang ketiga, disediakan detector pada semua wilayah, itu juga tidak punya

uang kemudian kerjasama atau rapat antara bea cukai, imigrasi, perhubungan dan pol air dan

berikutnya adalah penyuluhan tentang bahayanya narkoba. Semuanya ini sangat kurang

sehingga dengan demikian barangkali tahun 2018 kan masih bisa ditingkatkan anggarannya

Pak untuk turun ke daerah itu sangat bagus sekali.

Kemudian saran berikutnya masalah hukum Pak. Apa yang telah ditangkap oleh

BNN, masuk di pengadilan, biasa ada yang lolos. Jadi minta teman-teman disana coba

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

23

diperketat saja hukumannya, kalau dia petugas dihukum seumur hidup atau kalau perlu

dihukum mati, kalau dia petugas tapi kalau masyarakat biasa barangkali memang perlu ada

apa namanya pemiskinan dan sebagainya.

Saran berikutnya adalah adanya revisi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

tentang beberapa pasal yang perlu diperbaiki. Kemudian perlu adanya regulasi tentang bahan

dan zat yang berbahaya, termasuk yang beredar sekarang rokok gorela nah ini yang perlu ya,

tembakau ya, tembakau. Perlu dianu Pak, perlu dipertegas semua sehingga dengan demikian

perlu ketegasan yang dilaksanakan oleh BNN.

Berikutnya terakhir adalah status BNN itu perlu ditingkatkan. Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Jabbar Toba.

Kita lanjutkan, Senator Muslihuddin Abdurassyid.

PEMBICARA: KH. MUSLIHUDDIN ABDURRASYID, Lc., M.Pdi (KALTIM)

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya mungkin langsung saja. Kita ketahui bahwa narkoba dan jenis-jenis narkoba ini

kan ada yang dari dalam dan ada yang dari luar ya. Kalau dari luar mungkin tadi kami dari

daerah-daerah kepulauan ya. Di Kalimantan Timur kebetulan ada beberapa daerah ya, baik

Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, ya saya sudah kesana mungkin dari kemarin baik

yang provinsi. Nah terlihat nampaknya di Kalimantan Utara belum ada Pak ya yang BNNP,

sedangkan BNNK-nya itu kalau di Kalimantan Timur ada 2, Samarinda dengan Balikpapan

kemudian di utara itu ada Tarakan dan Nunukan tapi BNNP-nya tidak ada gitu.

Saya coba kemarin kemarin ke Kutai Barat juga BNK namanya, oleh karena itu kalau

di perbatasan mungkin sama dengan yang tadi memang banyak ruang-ruang tikus gitu baik di

laut, di darat, tembus ke lokasi-lokasi tersebut gitu. Nah oleh karena itu, saya melihat yang

pertama masalah penyuluhan ya, nampaknya belum merebak ke seluruh masyarakat yang ada

di daerah gitu. Terutama sekolah ya karena hampir hampir tidak ada sekolah itu yang tidak

tersentuh narkoba atau mungkin kalau di sekolah banyak double L-nya gitu, hampir

semuanya ada karena melalui polres ya saya hampir tidak ada katanya yang tidak ada, hampir

sekali sedikit, jadi sedikit sekali yang tidak ada.

Oleh karena itu nampaknya perlu ada gerakan juga untuk sekolah ya. Mungkin tadi

ada, sudah ada upaya untuk melaksanakan MoU dengan Menteri Pendidikan, saya kira perlu

mungkin setiap Kabupaten itu ada ini. Saya juga sudah menggagasnya kemarin Kutai Barat

ingin, saya datang sudah ada gerakan anti narkoba di sekolah, sebagai contoh dulu gitu nanti

baru disebarkan.

Nah, kemudian masalah rehabilitasi. Tadi kita melihat juga bahwa sebagaimana

disampaikan Ibu Ayu tadi bahwa kalau tahanan-tahanan narkoba itu di LP itu kalau dicampur

itu efeknya luar biasa. Ketika ada pejabat, disana pejabat itu akan tertular itu, dia jadi orang

yang aktif juga kedepan dan itu sudah banyak terjadi. Usulan BNK disana juga seperti itu

bagaimana supaya ada tempat sendiri itu karena kalau terkumpul itu akan terpengaruh

semakin kokoh dan semakin menyebar gitu. Ada pejabat, ada mungkin ini sebagainya itu

akan tertular gitu, ini ada gitu. Oleh karena itu ini perlu ini.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

24

Kemudian yang berikutnya mungkin masalah ini yang masalah anggaran tadi. Saya

kasihan juga Pak ya kalau narkoba di daerah itu, 1 kasus hanya 40.000 Pak, jadi rendah sekali

gitu. Saya tidak tahu jalannya bagaimana jalan keluarnya gitu karena tidak memadai ketika

korupsi mungkin 200 juta tapi ketika narkoba hanya 40.000 gitu, kasihan sekali oleh karena

itu ini kayanya perlu pemikiran-pemikiran bagaimana supaya meningkatkan ini supaya

diantaranya kerjasama barangkali dengan lembaga yang lain.

Barangkali itu, terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Perlu kami sampaikan karena mengapa kami dapat memahami keadaan BNN provinsi

ataupun kota karena pada masa reses lalu, teman-teman mengunjungi dan melakukan

mendapatkan aspirasi dari daerah-daerah ke BNNP maupun K. Senator Abraham Liyanto

dipersilakan, NTT.

PEMBICARA: Ir. ABRAHAM LIYANTO (NTT)

Terima kasih Pimpinan.

Pak Ketua BNN, Pak Buwas dan rekan-rekan yang saya hormati.

Yang pertama melihat respon dari rekan-rekan senator yang begitu mengapresiasi

Bapak, saya kira DPD ini mendukung BNN, baik dari segi kelembagaan maupun anggaran

nanti supaya setingkat dengan kementerian.

Yang kedua, bicara soal narkoba, saya kira ini bisnis mafia dan antar negara. Jadi

mendunia ini, sudah menyangkut bisnis karena disitu ada beredar banyak uang dan pasti ada

kerjasama antara oknum. Yang paling sulit adalah bagaimana bisa mendeteksi oknum-oknum

ini diseluruh lembaga ya. Pertanyaan saya yang pertama apakah sudah ada kerjasama BNN

ini dengan luar negeri ya, negara mana saja kira-kira? Karena tidak mungkin Indonesia

sendiri ya baik mau sebagai produksi maupun juga pengedarannya karena Indonesia

penduduknya begitu banyak menjadi sasaran kan gitu ya. Jadi mungkin hal yang paling

utama bagaimana kerjasama dengan negara-negara yang memang support supaya narkoba di

dunia ini bisa hilang karena ini mafia bisnis ya.

Yang berikut, saya kebetulan dari NTT, NTT juga ini pintu masuk sekarang ya dari

RDTL untuk ke anu dan yang kedua NTT ini juga terkenal dengan trafficking TKI-nya.

Banyak ini TKI-nya juga tidak cari kerja saja tapi sudah dimanfaatkan untuk bawa narkoba.

Apa yang sudah Bapak lakukan di daerah ini? Itu kebetulan juga berbatasan dengan RDTL

dan RDTL itu mempunyai kedutaan yang belasan hampir 17-18 dan berpotensi untuk

memasukkannya dari sana lebih mudah ya kedutaannya dan penduduknya juga miskin. Kalau

kita bicara bisnis pasti itu mafia-mafia ini pasti mencari tempat yang seperti itu kira-kira

bagaimana supaya kami diberitahu untuk bisa menyempatkan kepada masyarakat di dalam

fungsi pencegahan tadi.

Kemudian yang berikut juga soal rehabilitasi, ini kalau kita lihat di televisi terakhir itu

yang di Riau ya pak ya yang disiksa apa namanya panti rehabilitasi Sumut ya yang disiksa ini

apakah dibawa kontrol dari BNN juga bagaimana sampai bisa terjadi demikian.

Dikhawatirkan justru orang beralih dari tempat-tempat rehabilitasi ini seperti tadi penjara

juga begitukan dan dimanfaatkan itu bisnisnya karena bagaimana pun juga mafia itu dia

mencari partner yang lemah tadi jangan sampai tempat-tempat rehabilitasi ini juga

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

25

dimanfaatkan untuk tempat bisnis narkoba ke depan. Bagaimana BNN mengatasi ini atau

punya program untuk mengatasi ini?

Iya yang terakhir, saya kira saya juga mendukung tadi banyak teman secara

kelembagaan ini kita harus mendukung kerjasama kapan BNN bisa melakukan tes urinee itu

tadi ada senator beberapa yang mengusulkan bisa tes urinee juga di DPD kali Pak Ketua ya

tapi jangan dikasih tahu dulu pak, supaya jangan ketahuan itu.

Iya terima kasih Pak Buwas ya. Ini kerjasama antar lembaga kan penting juga kalau

kita mendukung kalau boleh jangan dikasih tahu tanggalnya, Pak.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Ibu Emilia Contessa dipersilakan.

PEMBICARA: Hj. EMILIA CONTESSA (JAWA TIMUR)

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak Buwas yang saya kagumi beserta seluruh jajarannya.

Jadi ya betul. Jadi saya rasa di Komite III ini hampir semuanya mengidolakan Pak

Buwas termasuk saya, sampai saya kejar tadi bapak keruangan tamu karena hanya ingin

ketemu dengan bapak. Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih dan sangat bersyukur

BNN itu dipimpin oleh bapak yang sangat serius dan komit dengan pemberantasan narkotika.

Saya dari Banyuwangi Jawa Timur di Banyuwangi itu kalau saya tidak salah kedua tertinggi

atau ketiga tertinggi di Jawa Timur peredaran narkotikanya mungkin ini karena dekat dengan

Bali.

Jadi memang kita banyak juga yang tertolong warga Banyuwangi itu bekerja di Bali

tapi sampahnya pun itu mampir ke Banyuwangi sehingga sekarang ini dari pejabat yang lalu,

yang sudah meninggal itu mereka pakai sampai ke orang yang sebetulnya tidak mampu untuk

beli tapi mereka memaksakan dan itu mengkhawatirkan sekali karena saya masih punya anak

remaja di sana pak dan saya masalah narkoba ini memang agak berliku dari mulai adik saya,

Pak Didik tahu siapa adik saya di Banyuwangi itu kambuhan pak, pakai dari mulai SMP

sampai dipenjara di Amerika karena nembak orang, waktu di high itu dia nembak orang dan

dia di penjara selama 9,5 tahun di Amerika, di LA kemudian dia pulang dia masih ditahan 3

kali lagi karena narkoba begitu sekarang ini pun dia masih ada di tahanan dan hampir 6 bulan

lagi dia keluar dan sampai sekarang saya belum pernah menjenguk karena saya begitu

kecewa karena sudah tua sudah banyak umurnya. Iya saya dan sampai sekarang setelah

setahun lebih ya begitu dan saya belum menjenguk. Kemudian padahal saya wanti-wanti di

dalam sepanjang hidup saya, saya memanfaatkan anak saya Denada untuk bisa

mengkampanyekan supaya tidak pakai narkoba.

Jadi sejak Denada itu umur kelas 1 SMA tidak pakai narkoba sampai sepanjang

hidupnya itu dia selalu berusaha untuk mengkampanyekan anti narkoba melalui lagu-

lagunya, melalui shownya segala macam bukan hanya itu saja Undang-Undang Narkotika

2009 Ketua Panja dari pembentukan undang undang itu adalah suami saya itu, wakilnya

adalah Ibu Ribka pada waktu itu jadi sebetulnya kami sekeluarga di luar adik saya yang satu

yang sedang ditahan itu kami sangat komit dengan pemberantasan atau anti narkoba.

Bermula dari situ memang tidak banyak yang saya bisa lakukan kecuali saya mungkin

bisa memberikan anak saya untuk bisa berkampanye anti narkoba tapi kemarin bulan lalu

kebetulan kan kita semua reses dan saya ketemu dengan Polres di Banyuwangi dan

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

26

menyambung tadi apa yang diutarakan oleh Ibu Novi masalah rumah rehabilitasi di

Banyuwangi tidak ada pak dan sudah saya sampaikan kepada Polres Insya Allah saya akan

menghibahkan sebidang tanah saya untuk rumah di Banyuwangi begitu. Mudah-mudahan itu

bermanfaat ya terutama bagi generasi muda kita di Banyuwangi.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Ibu Emilia Contesa. Kadang-kadang Pak Buwas saya jadi kecewa juga

hampir 3 tahun memimpin di sini tak ada yang mengidolakan saya ini, Pak. Kyai Ahmad

Sadeli Karim dipersilakan.

PEMBICARA: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (BANTEN)

Bismillahirahmanirohim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan dan para senator.

Yang saya hormati Pak Buwas beserta jajaran dari BNN.

Saya apresiasi betul terhadap Pimpinan BNN Pak Buwas karena baru dalam jaman

beliau lah lapas-lapas bisa di obrak-abrik begitu istilahnya, sebelumnya tidak pernah itu susah

ini apresiasi betul begitu ya karena memang disitu jaringan-jaringannya luar biasa terbuka

semua termasuk Nusa Kambangan. Yang kedua, Banten termasuk 6 besar dalam

penyalahgunaan narkoba. Banten ini bahkan sudah pernah di grebeg beberapa pabriknya

begitu ya. Ini saya rasa memang Banten ini daerah penyangga Jakarta yang juga bukan hanya

positif, negatifnya luar biasa karena banyak pendatang ya misalnya itu Tangerang sama

perbatasan Tangerang itu memang daerah itu yang lebih rawan termasuk kepolisian itu yang

paling rawan itu kejahatan terorisme, kejahatan narkoba itu di daerah itu.

Ini saya rasa harus diperhatikan sekali jadi Tangerang pinggiran sama Serang karena

kepolisiannya dua Metro Jaya dengan Banten ini yang susah kadangkala saling apa saling

lempar itu saya rasa saya rasa disini daerah yang memang rawan untuk dari Jakarta ataupun

dari karena Banten itu merupakan 3 jalur narkoba udara, darat dan laut. Lautnya sepanjang

dari semenjak Kepulauan Seribu sampai ke Sawarna sampai ke Pelabuhan Ratu kemudian

daratnya juga sangat dekat dari Lampung mungkin Pak Jajuli ya ke Banten juga artinya,

belum lautnya yang begitu luas, belum udaranya.

Jadi ini masalah yang Banten ini merupakan ya luar biasa jadi saya apresiasi bahwa

beberapa tempat sudah terbongkar tetapi saya sering keliling-keliling itu banyak pabrik yang

tidak jelas begitu jelas itu karena kita melihat pabrik itu apa? Kita mau nanya juga karena

tertutup begitu ya. Ini saya rasa ini perlu terus diperhatikan di daerah-daerah itu begitu daerah

perbatasan lahan pabrik yang jelas di Serang Timur dan perbatasan daripada Tangerang.

Nah ini hal yang apa namanya alhamdulilah ya kalau di Banten itu kan syukurnya

kalau di barat itu banyak pondok pesantren jadi kita juga ya artinya kalau yang pemakai itu

kebanyakan di Tangerang begitu ya walaupun juga yang ada di daerah Serang, Cilegon yang

kota-kota besar ya tapi ini apanamanya mudah-mudahan saya juga walaupun saya keras di

Bidakara saya ketua umum ormas juga walaupun hadir Sekjen saya tapi insya Allah kita di

Bandung tanggal 11 dengan Pak Aher kita akan deklarasi disana, mudah-mudahan nanti ke

Page 28: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

27

Banten karena ini Jawa Barat termasuk terbesar pemakai di Indonesia. Itu mungkin terima

kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Kyai Ahmad Sadeli Karim. Kita lanjutkan ke Bapak Stefanus, beliau ini

juga adalah penggiat Pak dan selalu berkampanye di daerah anti narkoba. Silakan Pak

Stefanus.

PEMBICARA: Ir. STEFANUS BAN LIOW (SULUT)

Terima kasih Pak Ketua yang baik hati dan menjadi idola bagi kami anggota Komite

III. Pak Budi Waseso yang terbilang tenar di negeri ini mulai ketika menjadi Bareskrim

kalaupun data yang diperoleh ini provinsinya Pak Ketua Kepulauan Riau urutan 4, saya

Sulawesi Utara urutan 5 tetapi kita jangan khawatir ini penelitian tahun 2015, mudah-

mudahan ketika 2017 sudah berubah, sudah menurun seluruh provinsi apalagi tanggal 2 Mei

di Kota Tomohon Pak Buwas menjadi pembina upacara hari Pendidikan Nasional sekaligus

juga ada launching keterlibatan partisipasi pelajar dalam upaya penanggulangan, pencegahan

narkotika waktu buat di Tomohon se-provinsi Sulawesi Utara.

Lagi pula memang sepanjang tahun 2016 ini kami sering mengajak dan luar biasa

ketika itu Pak Sumirat sering menjadi narasumber dan kami pun karena memang ada perintah

institusi ada biaya publikasi kami mencetak stiker yang bertuliskan selamatkan generasi

muda dari bahaya narkoba stop narkoba tetapi logonya kami minta izin sama Pak Sumirat dan

mudah-mudahan itu berlanjut di 2017. Memang tidak seberapa Pak Budi karena memang

hanya sekitar 10.000 dan setiap kami terjun kunker, reses kami membagikan kepada

masyarakat. Ketika reses tanggal 1 sampai dengan 22 Januari kami menjumpai Kepala BNNP

Bapak Brigjen Polisi Charles dan sejumlah aparat kepolisian bahkan SKPD dan kelompok

masyarakat termasuk pers sebagaimana juga dengan provinsi lainnya menjadi kendala ini

dengan adanya OPD (Organisasi dan Perangkat Daerah) sehingga tidak ada lagi badan

narkotika kabupaten kota yang ditangani oleh pemerintah daerah sehingga ada beberapa

kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Utara termasuk di Tomohon telah menyampaikan

proposal kepada BNN bahkan walikota dan Pimpinan DPRD sudah menemui langsung

Pimpinan BNN dan itu akan diteruskan kepada Kementrian Reformasi Birokrasi dan

Pendayagunaan Aparatur Negara.

Memang secara operasional BNNP di Provinsi Sulawesi Utara memang masih pinjam

kantor, ruangan, belum ada ruangan tahanan bahkan ada dikeluhkan pak dan itu mungkin kita

DPD perlu mendorong adanya revisi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

narkotika terutama pada pra penahanan yang terlalu singkat, itu menjadi keluhan aparat di

daerah hanya 3x24 jam dan dapat diperpanjang 3x24 jam sehingga jumlahnya 6x24 jam atau

6 hari sehingga waktu yang tidak cukup, hanya maksimal 6 jam. Demikian pun juga memang

harus diatur 1 regulasi tentang standardisasi kriteria klien mana yang harus menjalani

rehabilitasi dan yang mana yang harus diproses hukum atau bersama antara rehabilitasi

sambil proses hukum tetap berjalan.

Ada juga usulan di lapangan pak, perlu dimasukkan dan disosialisasikan kepada

masyarakat jenis-jenis. Pembagian jenis narkotika mana yang untuk penelitian mana yang

untuk pengobatan dan sehingga penyalahgunanan pengawasan distribusi itu harus diperketat

oleh BPOM (Badan Penelitian Obat dan Makanan). Dijumpai juga di lapangan ada jenis-jenis

yang boleh dikata sudah masuk bahan aditif di kalangan pemuda pelajar sebagai mana Papua

Page 29: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

28

Barat tadi lem aebon, obat batuk Komix dan di Tomohon ada bunga yang namanya bunga

kecubung dan itu tidak masuk dalam aturan bahkan mereka menyatakan ada data

menunjukkan ada sekitar 111 orang yang menyalahgunakan yang disebut-sebutkan tadi

sehingga memang perlu dimasukkan di dalam aturan-aturan yang ada, yang saya sebut-

sebutkan tadi.

Demikian Pak Ketua, terima kasih atas kesempatan.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Stefanus. Senator Muhammad Rahman. Nanti terakhir Bapak

Bahar, silakan.

PEMBICARA: H. MUHAMMAD RAKHMAN S.E., S.T. (KALTENG)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati ketua dan wakil ketua serta seluruh anggota DPD yang saya

hormati.

Bapak Kepala BNN beserta seluruh jajarannya.

Pertama, memang perlu kami sampaikan bahwa di Palangkaraya dalam bulan ini ada

1 bayi yang terjangkit narkoba karena orangtuanya sebagai pemakai di Kota Palangkaraya

dan bapak serta temannya sudah ditangkap. Ibunya sekarang masih dalam proses rawat jalan

bersama anaknya. Saya juga ada komunikasi dengan dengan kawan-kawan dokter di Doris

Salvanus, BNN masih juga melakukan pemantauan terhadap rawat jalan anak tersebut dan

alhamdulilah keadaan sudah mulai membaik, seperti itu.

Yang kedua, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yakni Bapak Gubernur dan

Wakil Gubernur mungkin Pak Jendral Budi Waseso juga pernah kesana bahwa mereka

berkomitmen bahkan Pak Gubernur dan Wakil Gubernur memberikan hadiah kepada

penembak daripada pengedar narkoba yakni kalau tembaknya 1 kaki dapat 25 juta kalau

tembaknya 2 kaki 50 juta dan itu sudah terealisasi di Polres Barito Timur dan Kotawaringin

Timur bapak, ibu sekalian.

Yang ketiga, saya seperti kawan-kawan lainnya juga ingin mengingatkan kepada

BNN bahwa Provinsi Kalimantan Tengah ini sampai hari ini juga rentan apanamanya tempat

distribusi, pangkal distribusi karena satu lewat darat kita dapat kiriman obat-obat ini dari

Provinsi Kalimantan Barat. Dari laut banyak apa namanya tanker, kapal laut setelah itu fuso

yang mengangkut barang dari Jawa, Semarang dan Surabaya masuk tanpa pengawasan

kenapa bayangkan fuso yang dimuat 20 ton itu ditumpuk sedemikian hingga barangnya

dikirim dari Jawa tidak tahu isinya apa.

Sampai hari ini saya belum pernah mendengar ada penangkapan atau apapun terkait

adanya peredaran narkoba di pelabuhan baik Sampit maupun di Pelabuhan Kumai di

Kotawaringin Barat. Kalau dari Banjarmasin alhamdulilah sudah beberapa kali jadi memang

dicegat di jalan, dilakukan razia dari BNN dan apa namanya kepolisian dan sudah banyak

yang dari Banjarmasin sudah mulai berkurang. Jadi sekarang alurnya itu bapak, saya ingin

mengingatkan bahwa dari Kalimantan Barat dan dari Surabaya dan Semarang.

Itu saja yang dapat saya sampaikan. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

29

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Senator Muhammad Rahman kami persilahkan senator Bahar Buasan

Bangka Belitung.

PEMBICARA: BAHAR BUASAN, ST., M.S.M, M.Sc (KEP. BABEL)

Terima kasih Pak Pimpinan.

Yang saya hormati anggota DPD RI dan yang saya hormati Ketua BNN Pak Buwas

beserta jajarannya.

Kita ini mempunyai hubungan nama pak kalau bapak namanya Pak Buwas kami

bapak kami namanya Buwas. Iya jadi makanya hari ini saya bisa bernama Bahar Buasan pak.

Ini BNN sangat menarik kebetulan di daerah kami provinsi yang kecil tapi pengguna

narkobanya cukup tinggi. Saya kira Pak Gatot sangat mengerti sesama BNN karena beliau

mantan Kapolda kami oleh sebab itu hari ini kami sangat berharap bantuan dari BNN untuk

bagaimana mengatasi narkoba di provinsi yang kecil ini supaya bisa menjadi contoh biasanya

kalau kecil ini lebih mudah pak daripada provinsi yang besar. Jadi kalau bisa Bangka

Belitung dijadikan contoh untuk mempercepat mengatasi narkoba karena ada pakarnya juga

disini Pak Gatot.

Yang kedua, kalau di BNPT ada dikenal dengan hard approach dan soft approach.

Jadi kami juga pengen tahu juga soft approach apa yang dilakukan oleh BNN untuk masalah

narkoba. Sekian, terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Bapak Bahar Buasan. Kami persilakan seluruh anggota telah selesai

kami persilakan Ibu Fahira untuk menyampaikan berbagai pandangannya. Dipersilakan.

PEMBICARA: FAHIRA IDRIS, S.E, M.H. (DKI JAKARTA)

Bismillahirahmanhirohim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih pimpinan yang terhormat dan yang membanggakan Bapak Buwas ya

yang kebetulan kita sama-sama punya hobi menembak ya pak.

Saya kebetulan punya organisasi pak, gerakan nasional anti miras untuk remaja

dibawah 21 tahun. Jadi kalau ada remaja yang mabuk atau orang tua yang mabuk di atas 21

tahun sudah tidak saya urus lagi pak. Saya biasanya ke sekolah-sekolah dan saya tahu

walaupun miras bukan tupoksinya BNN tapi mungkinkah satu saat nanti miras juga akan

menjadi salah satu tupoksi karena menurut saya saat ini kan tidak mungkin untuk membuat

badan khusus untuk miras itu, badan anti miras benar begitu ya karena apa saya lihat di data

prevelensi penyalahgunaan narkoba ini kan DKI juga sudah yang paling pertama pak dan

miras adalah betul apa kata tadi kata bapak di ruang VIP bahwa merupakan pintu gerbangnya

narkoba.

Saya merasakan sekali betapa sulitnya apalagi saat ini tidak ada keberpihakan dari

Petahana untuk mengeluarkan Pergub, dulu waktu Petahana masih wakil dia menjadikan

Pergub ada miras untuk di DKI. Jadi saya mudah-mudahan itu impian saya mudah-mudahan

miras saya merasakan sekali betapa sulitnya apalagi saat ini tidak ada keberpihakan dari

Page 31: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

30

Petahana untuk mengeluarkan Pergub, dulu waktu Petahana masih wakil dia menjadikan

Pergub ada miras untuk di DKI. Jadi saya mudah-mudahan itu impian saya mudah-mudahan

miras tetapi sangat disayangkan masih segelintir paslon yang menjadikan pemberantasan

narkoba sebagai program utamanya.

Kalau kita perhatikan berbagai debat juga soal narkoba juga sangat jarang disinggung

berbeda sekali dengan pemberantasan korupsi yang selalu pasti hampir ada pak jadi saya

sangat berharap ada debat publik Pilkada yang khusus membahas soal pemberantasan

narkoba dan mungkin ini juga bisa difasilitasi BNN-BNN yang ada di daerah ini sangat

penting sekali karena tanpa komitmen kepala daerah mustahil narkoba bisa diberantas.

Apalagi ada contoh tadi di Papua Barat ya kakak Mervin ya apa kepala daerahnya juga ini

miras.

Terus kemudian juga saya juga ingin menanyakan kira-kira kapan realisasinya BNN

bekerja dengan parlemen masuknya tembakau Gorila jenis narkotika terbaru ini ke dalam

Undang-Undang Narkotika.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima Senator Fahira. Kami persilakan Senator Simaremare.

PEMBICARA: Pdt. CARLES SIMAREMARE, S.Th. M.Si (PAPUA)

Terima kasih Pak Ketua dan Bapak, Ibu Anggota.

Yang kami hormati Pak Kepala BNN, Pak Buwas.

Ada 3 poin yang pertama tidak perlu ditanggapi mungkin bahwa hampir bisa

dipastikan 132 anggota DPD tidak ada yang pengguna narkoba karena itu sudah pasti waktu

melamar waktu jadi calon kan semua di tes dulu, saya yakin dia tidak lolos kalau dia

pengguna jadi itu lain hal kalau mungkin ada yang menggunakan lain-lain.

Yang berikut mungkin permintaan saja kalau bisa ada nomor kontak BNN di daerah

supaya kami bisa komunikasi ketika ada program kami sosialisasi itu bukan hanya sosialisasi

4 pilar tapi kami bisa menggandengkan dari BNN untuk sosialisasi narkoba ini.

Yang terakhir. Terakhir mungkin Pak Buas yang kami hormati dan seluruh tim yang

komplit hadir kalau bisa juga kami berharap karena saya latar belakang pendeta dari gerej,

mungkin program sosialisasi dan pencegahan ini bisa juga masuk ke lingkungan keagamaan

termasuk di gereja supaya karena dari semua sisi marilah kita bersama-sama ini menjadi

beban tanggung jawab bersama. Mungkin seperti itu pak jadi suatu waktu dalam skala yang

agak besar kami mungkin merancangkan sebuah acaralah untuk menghadirkan bapak di

kegiatan seperti itu. Mungkin itu terima kasih, saya kembalikan.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Terima kasih Bapak pendeta.

Bapak, Ibu yang saya hormati dan ini untuk pertama kalinya seluruh anggota Komite

III bertanya kepada seorang narasumber yang bernama Pak Buwas. Ini suatu peristiwa yang

saya kira luar biasa cuma ketuanya saja yang tidak bertanya pak karena saya terlalu ngefans

ke bapak jadi tidak ada kata-kata yang bisa saya sebutkan lagi. Oleh karena itu dengan

segenap pertanyaan tadi yang luar biasa dan tidak dapat saya hitung berapa jumlah

Page 32: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

31

pertanyaannya, saya mempersilakan sebanyak-banyak waktu pada Pak Buwas dan jajarannya

untuk menyampaikan tanggapannya, dipersilakan.

PEMBICARA: Drs. BUDI WASESO S.H (KEPALA BNN)

Terima kasih pak. Saya akan mencoba menjawab secara keseluruhannya karena

memang pertanyaan itu adalah keseluruhannya adalah bagian tugas kami.

Yang pertama saya terima kasih Pak atas seluruh dukungan bapak, ibu sekalian

terhadap peningkatan BNN khususnya karena memang tadi saya sampaikan kepada Pak ketua

dan beberapa anggota disampaikan bahwa BNN dihadapkan dengan ancaman tugasnya

memang tidak imbang bilamana kita tidak ditingkatkan kemampuannya baik itu sarana

prasarana termasuk anggaran dan kewenangan yang selama ini memang tidak mungkin kita

bisa lakukan ini hanya bisa terbangun karena kami semua yang di BNN ini membuat suatu

komitmen bahwa kita harus bertanggungjawab atas amanah yang diberikan negara dan kita

harus berbuat semaksimal mungkin dengan memperdayakan kekuatan yang ada di sekitaran

kita yaitu baik itu bersama dengan TNI, Polri terus dengan beacukai PPATK dan lain-lainnya

komponen masyarakat maka sebenarnya kalau kami ditanya apa yang sudah kami lakukan

selama ini dan menangani, menyikapi masalah narkotika kita sudah bangun pak bahkan kalau

relawan itu sudah hampir beberapa wilayah kita datangi bahkan saya sendiri melantik

beberapa wilayah termasuk di kabupaten.

Bapak, Ibu sekalian memang kalau kita bicara masalah peningkatan itu memang

bukan hal yang mudah pak karena juga kita merubah undang-undang ternyata tidak mudah

juga pak belum lagi dengan kondisi anggaran negara yang sangat terbatas. Itu sebabnya maka

sulit kita mencapai kemampuan yang ideal untuk menangani masalah narkoba walaupun kita

paham semua bahwa narkoba ini sudah menjadi ancaman negara bukan hanya ancaman biasa

dan tadi sampaikan beberapa juga bahwa kemungkinan ancaman ini bahkan kehancuran

negara saja tetapi lost generasi itu pasti.

Saya pernah sampaikan di sidang kabinet pada saat itu Bapak Presiden bahwa pada

saat pertama-pertama saya menjadi kepala BNN, 3 bulan saya menjadi kelapa BNN kami

mengevaluasinya dan disitulah saya melihat bahwa sebenarnya tidak sederhana masalah

narkoba bahkan saya sampaikan pada saat itu bahwa Pak Presiden kalau saya diberi panjang

umur sampai 20 tahun ke depan dari saat ini kalau ditangani narkoba seperti sekarang ini dan

tidak ada keseriusan maka saya menjamin 20 tahun ke depan Indonesia ini lost generasi. Saya

sampaikan itu karena berdasarkan data. Itu yang waktu itu Pak Presiden menanyakan kembali

apakah benar itu datanya?

Saya katakan benar, Pak. Karena yang 5,000,000 lebih yang dilaporkan pak yang

tidak dilaporkan ini lebih banyak tiap hari itu meninggal dunia karena penyalahgunaan obat

itu 50 itu saja atau 40, 50 itu yang dilaporkan melalui BNNK dan BNP yang tidak dilapor

banyak pak karena malu tadi takut, malu dan macam sebagainya. Inilah yang menjadi

permasalahan besar sebenarnya bagaimana kita melakukan langkah-langkah supaya

masyarakat kita ini paham sadar dan akhirnya punya daya tangkal dini terhadap permasalahan

narkoba maka pemahaman yang paling penting pak.

Kami mengevaluasi beberapa kasus ternyata banyaknya penyalahgunaan ini karena

yang pertama kali ketidaktahuan pak terus penghancuran pemahaman dari melalui

kebudayaan pemahaman, modernisasi di kalangan pemuda, masuknya situs-situs yang di

akses dengan mudah mengakibatkan pemahaman yang sangat rentan terhadap

penyalahgunaan narkoba di lingkungan remaja kita. Apalagi yang lalu bahwa penyalahguna,

pengguna dan penyalahguna pengguna nah itu merupakan korban narkoba dan itu wajib di

rehabilitasi sehingga timbul penafsiran yang yang menyimpang dari para remaja di kita

Page 33: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

32

bahwa kita tidak usah takut menggunkan narkoba karena kita ini adalah korban, maka korban

ini jangan takut nanti akan direhabilitasi dan diobati oleh negara.

Jadi gratis pak, ini yang merebak di seluruh kalangan remaja di Indonesia di kala

waktu itu didengungkan dan ada permasalahan besar pada saat itu bahwa program Presiden

yang lalu yaitu Pak SBY sudah bagus Pak 2015 beliau mencanangkan harus Indonesia bebas

dari narkoba tapi tidak disikapi dengan serius oleh pembantu-pembantu Presiden pada saat itu

karena dianggap narkoba ini tidak penting. Sehingga betul betul pak 2015 ini Indonesia bebas

sebebas-bebasnya narkoba pak untuk dipakai dan digunakan.

Nah ini yang terjadi, Pak, jadi bukan bebas dari penyalahgunaan malah sebebas-

bebasnya pak. Nah ini yang memang kita sehingga program kami pak pada saat itu akhirnya

kami evaluasi dan ada 2 sisi yang penting pak dalam masalah narkoba itu yaitu masalah

demand dan suplay ini harus kita tangani. Terutama demant pak karena saya selalu berpikir

bagaimana ya seperti saudara-saudara kita di Bali dengan kepercayaannya bahwa daging sapi

atau itu sapi karena disakralkan maka tidak boleh dikonsumsi.

Saudara-saudara yang di Bali ini dengan keyakinannya maka biar dimana saja dia

tidak akan mengkonsumsi daging. Sama dengan saudara-saudara kita yang beragama Islam

daging babi diharapkan maka biar ada di mana pun tidak akan mengkonsumsi. Ini yang

pemahaman pemikiran kami bagaimana penanaman ini terjalin pada seluruh masyarakat

Indonesia bahwa dari sisi agama apapun diharamkan, dilarang maka ini menjadi satu

kepercayaan keyakinannya yang padanya diikuti oleh seluruh umat yang ada di Indonesia,

masyarakat Indonesia sehingga walaupun diberi gratis narkoba ini tidak akan digunakan.

Ini masalah besar Bapak, Ibu sekalian karena memang jaringan ini bekerja sangat luar

biasa. Bahkan sekarang mereka memang memanfaatkan untuk pengedar itu adalah dari

grassroots masyarakat kita yang tidak punya kemampuan apa-apa. Membeli tidak mungkin,

hidup saja di susah tapi dia bisa dicokoki atau diracuni dengan dengan gratis narkoba setelah

dia terkontaminasi dan ketergantungan maka dia dijadikan alat untuk mengedarkan narkoba

dengan upah, dikala dia bisa berikan 10, 1 untuk dia ini yang pertama kali yang dilakukan

sehingga makin lama, makin banyak dia justru-justru di grassroots yang terjadi ini di

kampung-kampung, di perkebunan sampai di ini desa itu memang masifnya akan demikian

karena pemahamannya yang memang tidak paham.

Kemarin kami evalusai salah satunya ketidakpahaman orang tentang masalah narkoba

sehingga ke depan saya dengan Deputi Cegah saya ini akan mensosialisasikan. Tadi ada yang

pertanyaan bagaimana disosialisasikan betul ini akan kami sosialisasikan pada jenis narkoba

secara keseluruhan tapi yang sudah masuk dalam undang-undang kalau yang belum pak kami

sosialisasikan nanti dipakai di depan saya, Pak Buwas tolong tangkap saya ini saya pakai

narkoba tidak bisa kita apa-apakan.

Ini karena kemarin termasuk tadi bagaimana tembakau gorila yang kita sampaikan

tadi bapak, ibu sekalian. Bahwa tembakau gorila itu memang itu sebenarnya adalah ganja

sintetis. Tembakaunya tembakau biasa tapi disemprot dengan apa bahan kimia yaitu ganja

sintesis yang dibuat dari China dimasukan berupa bubuk dan cairan ke Indonesia terus

disemprotkan ke tembakau maka tembakau itu sudah mengandung ganja yang kekuatannya

10 kali lipat dari ganja tanaman.

Jadi orang yang menggunakan tembakau gorila itu langsung addict dia langsung

ketagihan dan besok pasti dia sudah mencari kembali dan perilaku salah satunya seperti

gorila. Maka pilot yang waktu itu kan kaya gorila dia, itulah sebabnya dinamakan tembakau

gorila karena pengguna itu pengaruhnya seperti binatang gorilla ini. Jadi bahkan waktu

dilarang dia terbang tetap dia bilang saya mau terbang, terbang, begitu saja terus kaya begitu.

Nah ini seperti binatang gorilla maka tenarnya dengan tembakau Gorilla bukan cap

gorilla bukan bu tapi pengaruhnya itu berdampak kepada sifat seperti binatang gorilla. Nah

Page 34: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

33

ini bahayanya memang ini sangat luar biasa bapak, ibu sekalian dengan jenis-jenis yang baru

karena orang menggunakan jenis ini akan berhalusinasi ya. Tanaman ganja ini berdampak

kepada halusinasi maka orang akan berdampak kepada khayalan.

Ini lama sekali maka tadi yang seperti di Amerika Ibu Emilia Contessa sampaikan tadi

adiknya yaitu akibatnya narkoba itu pikirannya sudah terganggu pak sudah tidak mungkin dia

berpikir normal. Maka Pak Panglima TNI juga sudah komit bahwa prajurit TNI yang terlibat

atau terkontaminasi dengan narkoba tidak direhabilitasi tapi langsung dipecat karena pasti

tidak normal lagi. Tentara kalau tidak normal maka berbahaya, temannya ditembak,

komandannya pun ditembak bahkan mungkin masyarakat biasa akan ditembak juga karena

dia bersenjata. Ini memang permasalahan bu maka memang penanaman daya tangkal ini

penting kepada seluruh generasi melalui seluruh cara.

Kami sudah banyak pak membuat pamflet bahkan website yang bisa di akses oleh

siapa saja untuk bisa memahami, melihat bahkan bisa berkomunikasi. Jadi karena

keterbatasan kami, kami membuat cara-cara yang sangat sederhana supaya masyarakat

dengan mudah mengakses bahkan tadi yang dipertanyakan bagaimana nomor-nomor di

kewilayahan sebenarnya sudah ada sudah kita edarkan semua dimana BNP, BNK yang ada

nomor itunya bisa dihubungi nanti akan kami bagikan, dan ini kami edarkan secara

keseluruhannya sebenarnya. Bahkan program tingkat pencegahan ini tingkat RT, RW ini

sudah ada Pak. Jadi Menteri Dalam Negeri itu sudah menginstruksikan dan sudah ada dana

anggaran di RT, RW untuk P4GN. Hanya persoalannya tidak ada menjalankan itu karena

keterbatasannya. Itulah yang kemarin saya sampaikan kepada beberapa Sekjen dari partai.

Saya bilang partai itu kan punya kader sampai di RT, RW, kenapa tidak itu dimanfaati kalau

kita memang concern terhadap masalah narkoba. Itu yang menjalankan program P4GN di

RT, RW bahkan termasuk kita juga menjadi sasaran kita sekarang adalah PKK-PKK di RT,

RW, para ibu-ibu, karena ibu-ibu ini yang menjadi kunci.

Nah ini yang sedang kita galakan maka saya juga membangun, melantik tadi kader-

kader sampai di tingkat-tingkat desa. Termasuk juga kemarin di provinsi secara serentak

Kalimantan Timur juga Pak Gubernurnya begitu, Pak Gubernur Jateng juga begitu, Ibu

Gubernur Kalteng sendiri juga sudah semua, hampir semuanya Pak, Medan, Sumut semua

sudah, Bali pun demikian. Hanya memang persoalannya merealisasikan ini tidak mudah. Kita

sudah siap dengan program, program yang akan dibawa oleh relawan ini atau Satgas ini

namun kebanyakan kalau kita berikan ya sudah dia berikan mungkin disimpan saja tidak

dilaksanakan kalau kita minta apa sih yang digiatkan, dilaporkan tidak berjalan ini

permasalahan memang kalau keinginan kita sih sudah, sudah kita laksanakan apa tugas-tugas

kita dengan keterbatasan BNN ya secara keseluruhannya BNK, BNP ini memang sudah kita

upayakan.

Tentang masalah BNP, BNK, BNP sudah semua Pak. BNP kota dan kabupaten itu

tadi, memang kita tidak mudah mewujudkan itu. Keinginan ada, kebutuhan pasti tapi

keterbatasan negara untuk anggaran itu yang menjadi permasalahan karena tadi kalau saya

hitung Pak, ideal, minimal ideal, itu harus diwakili oleh 74 ribu. Kami ini hanya 4605 orang

untuk seluruh Indonesia dengan keterbatasannya ditambah dengan kondisi wilayah yang kita

tidak bisa ada di seluruh wilayah. Ini memang sangat sulit bahkan kita bisa membangun

jaringan-jaringan atau satgas-satgas atau relawan untuk kepanjangan tangan BNN, ini yang

sekarang kita lakukan Pak.

Memang tidak belum bisa maksimal tapi itu yang sekarang kita lakukan. Ya ini Pak

data-data yang kita usulkan semua. Kami sudah secara bertahap secara menyurat sudah kami

sampaikan kepada pemerintah, kepada Menpan juga sudah dan kami kembali baru

direalisasikan 7 dari yang kita ajukan untuk direalisasikan BNNK atau kabupaten atau kota,

ini baru diajukan karena bertahap atau kabupaten atau kota bertahap apalagi kalau kita bicara

Page 35: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

34

bangunan Pak, beberapa itu bangunan kita memang masih pinjam bahkan ada yang sudah

diusir sekarang. BNN pusat saja sudah 2 kali mendapat surat dari Polri untuk diminta karena

waktu itu saya sudah lapor Presiden, Pak kami sudah diminta Polri maka kami butuh Pak

dimana saja kami tidak memilih tempat pokoknya Bapak berikan dimana akan kami tempati

karena ini Polri juga membutuhkan dan sampai saat ini memang belum karena keterbatasan

anggaran negara dan tempat mungkin ya.

Nah ini yang juga memang menjadi kendala kami bahkan kemarin itu juga saya

sampai berkelakar sama Presiden, Pak, kalau nanti sampai karena lagu itu tidak boleh sampai

3 kali ya Ibu Emilia Contesa ya ya cukup 2 kali jangan sampai 3 kali kalau 3 kali surat maka

kami mau tidak mau harus keluar. Saya bilang kalau sampai suratnya 3 kali dari Polri maka

mohon izin Pak Presiden saya akan membuka tenda di istana karena anak buahnya Pak

Presiden jadi wajar.

Nah, ini keadaan kondisi BNN apalagi kalau saya gambarkan dengan sarana prasarana

memang sangat minim. Kita berupaya maksimal seperti tadi penelusuran, penelisikan dari

NTB maupun NTT kita memang tidak punya kemampuan Pak secara teknologi mengejar

kemampuan teknologi Sekarang tadi yang dari Lampung juga Pak. Mohon izin kita ini

sekarang lagi ngajukan anak X-ray. X-Ray yang mumpuni untuk mendeteksi narkoba jenis

apapun. Nah ini juga belum disetujui Pak karena keterbatasan anggaran kita karena kita tidak

perlu menghambat mobil itu tidak perlu diperiksa dengan cara kita menghentikan. Dia lewat

saja sudah terdeteksi, ini teknologi sudah ada bu teknologinya, alatnya ada, duitnya yang

tidak ada bu.

Jadi sementara kita baru bermimpi dulu begitu memang itu kondisinya, Bu, jadi kita

juga tidak bisa memaksakan tapi kami sudah laporkan kepada presiden, Pak ini ada alat yang

harus kita miliki. Kemarin saya juga bicara dengan Ibu Menteri Keuangan bahwa alat ini luar

biasa karena bisa 3 dimensi. Jadi disembunyikan di ban pun terdeteksi. Di dalam tabung pun

di tangki pasti terdeteksi. Nah ini alat yang kita gunakan. Kalau yang kemarin Bu mohon

maaf Bu kita manual semua hanya berdasarkan keyakinan dan batin. Anggota saya bekerja

dengan kebatinan maka yang saya dalami adalah ilmu kebatinan iya kan ya nanti kalau

Banyuwangi kita belajar lagi pendalaman Ibu Emilia karena apa ini hanya anggota perasaan

tidak mungkin tabung ini dikirim kok harus impor karena ini di Indonesia banyak.

Ada apa, Anggota cuma berpikir begitu, itu bergerak 7 kali. 7 kali pergerakan yang

diikuti oleh Anggota dan setiap tempat itu memakan waktu 2-3 hari dia berhenti, kita belum

sentuh karena tidak ada hubungannya dengan tempat itu, ada apa dia juga mancing kita ini

sebenarnya Disergap tidak nih aman, dia geser lagi tempat berikutnya, dia diamkan 2-3 hari,

aman. Dia bergerak lagi sampai yang akhirnya kita curiga kenapa harus di pabrik mie, tidak

ada hubungannya barang ini dengan pabrik mie akhirnya kita dalami pelan-pelan di situ

dengan undercover Anggota. Akhirnya baru ketahuan kalau di situ dipotong. Di situ ada

suara gerinda katanya kalau malam dari tetangga-tetangga masyarakat situ. Akhirnya kita

curiga kita potong kita sobek berhasil kita ciumkan anjing tercium bau itu narkotika. Kalau

tidak, tidak akan sanggup. Ini salah satu karena X-ray kita setelah itu tidak mampu, tidak

mampu. Yang ada di sekarang itu X-ray kita sangat-sangat rendah, baik yang di bea cukai

maupun di bandara. Nah ini juga masuk kerawanan kita bahwa sekarang kenapa banyak

masuk, belum lagi kita bicara pelabuhan tikus yang dibicarakan Bapak, Ibu sekalian tadi.

Luar biasa kita ini diserang dengan segala penjuru maka tadi kalau Bapak tanya

rangking berapa, saya sekarang ini tidak berani bicara Pak walaupun ada data baru karena

hampir menyeluruh sama pak. Berubahnya itu hari Pak bukan lagi minggu. Hari ini bisa

Jakarta besok, bisa pindah Surabaya, besok bisa pindah lagi yang terbesar karena jaringan ini

bekerja dia melihat situasinya. Mana yang aman menurut dia itu yang disuplai. Mana yang itu

bisa punya kelemahan itu yang disuplai.

Page 36: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

35

Ah, ini yang sekarang ini bekerja berat ini Deputi brantas dengan stafnya menelusuri

terus itu jaringan, yang 72 jaringan ini kita ikuti terus dan kita ini kan nangkap harus ada

barang bukti Pak. Ya tadi kalau tidak ada barang buktinya maka mereka lolos dan sekarang

berkembang soal di lapas itu. Penggunaan Lapas itu dulu yang lalu masih 22 Lapas yang dia

beroperasi untuk mengedarkan jaringan atau mengedarkan narkoba. Sekarang sudah 39

meningkat. 39 lapas yang digunakan untuk mengedarkan narkoba. Jadi semakin aman mereka

ada di lapas.

Seperti almarhum Freddy Budiman kalau ditanya-tanyakan, bagaimana

perkembangan penelusurannya. Memang Bapak, Ibu sekalian waktu itu disuarakan bahwa

BNN menerima 450 miliar dana dari Fredy Budiman. Polri 90 miliar bahkan ada oknum TNI

bintang 2 yang mengawal Fredy Budiman dari Medan sampai Jakarta. Ini kan kurang kerjaan

begitu kan. Saya bilang hal yang tidak mungkin maka sekarang itu saya waktu itu sama

Saudara Aris, tolong Saudara Aris itu sarjana hukum dan praktisi hukum mengerti akan

aturan maka sekarang tolong dibuktikan ucapan itu karena anda sudah publish, ini

pencemaran nama baik ini institusi lagi negara saya bilang gitu dan tidak boleh main-main

dan ini harusnya anda ngomong sebelum dilakukan eksekusi terhadap Freddy Budiman

sehingga bisa diungkap dan ini memang pekerjaan jaringan caranya demikian. Kalau Ibu,

Bapak, tadi menanyakan bagaimana oknum yang terlibat hampir seluruhnya Bu ada

oknumnya.

Kemarin Gorontalo, Pak, kepala BNP saya malah Anggotanya sendiri, dihantem

sendiri kan gitu oknum anggota saya yang terlibat sebagai pengedar bandar ditangkap sendiri

sama kepala BNP-nya nah ini memang jaringan ini bercara bekerjanya begitu seluruh lini

harus dia masuki supaya mempermudah nah ini yang agak sulit kita membangun walaupun

saya sudah membangun komitmen kepada Anggota saya tapi oknum itu kan selalu terbentuk

karena itulah jaringan maka saya tadi sampaikan kepada Pak Ketua, Bu sekalian sekarang

saya pernah sampaikan Bapak Presiden, Pak kalau saya dianggarkan seperti kementrian dan

lembaga lain maka tidak menutup kemungkinan Anggota-Anggota saya cepat atau lambat

bisa terkontaminasi karena menangani masalah narkoba ini, uang besar anggota saya ada

yang ditawari pada saat itu 5 miliar, untuk melepaskan tersangka itu kalau dilakukan Anggota

saya, nggak ada yang ketauan karena belum di-publish, belum dilaporkan bahkan setelah kita

melakukan beberapa kali penangkapan tidak jarang ada lego-lego dari dia, melalui pihak-

pihak tertentu ya bahkan saya sendiri dulu mau dikasih 9 miliar waktu di Medan ya padahal

itu oknum yang mengatasnamakan saya tapi itulah kondisinya maka tidak mungkin kita ini

kalau tidak didukung dengan sarana dan anggaran yang kuat dan kita setiap detik itu selalu

bergerak jaringan narkoba ini, setiap detik Pak. Jadi tidak bisa kita menunggu karena jaringan

narkoba tidak pernah menunggu, menunggu kapan dia akan lakukan, dia hanya kapan

waktunya tepat dia pasti akan bergerak.

Nah, ini yang ada tadi yang kita temukan berupa macam-macam, ada yang kursi, ada

yang makanan, ada yang minuman, sekarang ini sudah terkontaminasi makanan-makanan di

lingkungan anak-anak TK. Bahkan anak TK ini sudah tercemari oleh narkotika dengan jenis-

jenis yang baru, model-model yang baru. Sekarang ekstasi sudah bentuknya kertas tisu seperti

itu ya. Jadi kalau Anggota tidak paham itu akan lolos dalam pemeriksaan karena yang dilihat

tisu padahal itu setelah selesai dicelupkan air larut jadilah narkoba. Memang ini model-model

baru, modus-modus baru bagaimana mereka bisa tetap eksis dalam mengedarkan narkoba.

Bapak, Ibu sekalian memang kalau penggiat sudah kita bangun ya dan saya kira kalau

soal oknum ya itu tadi saya kira tetap kita komit. Kepolisian, BNN kita semua sedang

membuat fakta integritas menandatangani termasuk saya bahkan kalau kita melakukan

pelanggaran tidak melalui proses hukum langsung dipecat. Prosedurnya belakangan

Page 37: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

36

pokoknya pecat duluan karena ini komitmen kita jadi kalau kita melanggar di BNN ini tidak

perlu proses hukum dulu tapi perlu dipecat dulu. Nah ini sudah komitmen kita

Dari Kalbar ini Bu, mohon maaf tadi memang Kalbar ini luar biasa Bu. Saya menaruh

kekuatan di sana juga tidak mudah karena memang pintu-pintu gerbangnya itu banyak sekali

Bu. Saya berusaha bekerja sama dengan TNI, Polri, Bea Cukai, tetap bisa jebol karena

kemampuan kita yang terbatas. Anjing juga kita akan berikan dan sekarang kita tambah

termasuk Q9 ini menjadi kebijakan Pak Presiden di kala saya memaparkan itu Pak Presiden

mengatakan Pak Buwas kalau gitu perlu Q9 (anjing). Terus saya waktu itu diperintahkan

Presiden untuk membuat pasukan anjing itu paling tidak 50 ekor tapi anjingnya ternyata

harus impor Bu karena dilatihnya di sana. Rupanya mendapatkan anjing itu tidak mudah.

Ada panselnya Pak, iya rupanya di sana, istilahnya ada panselnya dikala 2 bulan tidak

dapat apa-apa presiden tanya sama saya Pak Buwas kenapa ko anjingnya tidak datang-datang.

Saya tanya Anggota saya di Belanda pada waktu itu Pak memang masih seleksi, waduh

seleksi rupanya tidak mudah Pak, jenis anjing yang sama itu waktu itu didatangkan ada 112

ekor yang terseleksi itu 9 ekor, itu belum terlatih baru lulus seleksi saja Pak lebih sulit cari

anjing pak rupanya kan saya bilang begitu pendek cerita untuk mendapatkan 50 ekor itu perlu

waktu 6 bulan sekarang sudah ada di tempat kami tapi setelah saya evaluasi memang tidak

efisien kenapa tidak efisien, efektif tapi tidak efisien karena makanannya lebih mahal

daripada makanannya kepala BNN.

Kalau Kepala BNN, supermie masih mau kalau anjing ini tidak mau Pak, malah sakit

perut kalo dikasih supermie maka ini menjadi pertimbangan kami, pada waktu itu

melaporkan kepada pak presiden maka ke depan Pak, kami tidak bisa ketergantungan dengan

anjing impor kita harus mengendali lokal maka waktu itu, dengan pemahaman dan pemikiran

saya kita perlu bikin tempat breeding anjing impor dan kita melatih anjing lokal. Setuju

beliau maka kita sedang bangun pakuntuk sarana breeding anjing dan latihan anjing di Lido.

Nah, ini sudah berjalan ke depan kita akan bangun itu dan kita akan penuhi itu, Insya

Allah karena yang dibutuhkan untuk jajaran kita BNN itu kurang lebih 2,500 ekor anjing

untuk mengatasi pelabuhan-pelabuhan yang ada, termasuk mengawasi semuanya. 2500 Pak,

50 aja kita 6 bulan, bagaimana untuk ini kan nah iya termasuk Manado karena Manado ini

sekarang kerawanannya Pak, penerbangan dari China langsung ke Manado hahahaha, dan

harganya mahal Pak, Anjing itu rupanya sampai sampai di atas 100 juta, 1 ekor. Makanannya

mahal, belinya mahal, perawatannya mahal Pak, sekarang pun hari ini saya kena sakit sedikit,

kita yang bingung karena dokternya harus khusus kepala BNN kalo sakit kepala anjing ini

nggak, sampai ke dokter, ke beberapa kali dokter kemarin 1 mati, karena kena kutu, kena

kutu aja mati dan dia membawa ke lapangan harus menggunakan kendaraan AC, kalau kepala

BNN ngga usah pake AC pun tidak apa-apa. Kalau anjing ini kalo tidak pake AC Pak, sampai

di TKP lemes udah ya stress.

Memang itulah anjing impor Bu, karena memang dia terbiasa dengan, maka saya

ingin breeding dan ingin membuat anjing ini sudah dari kecil sudah sudah terbiasa dalam

iklim di Indonesia, ini untuk, ke depan lebih murah dan dia, dikasih makan, makan apa aja,

mungkin jagung mau, tempe, tahu mau ya tapi kalau sekarang gak mau Bu dikasih makanan

yang aneh, sakit perut langsung, anjingnya, langsung lemes. Nah ke depan, kita akan ubah

Bapak Ibu sekalian. Memang Kalbar menjadi target saya Bu sekarang saya sedang berpikir

bagaimana untuk menangani kasusnya, pintu menuju masuk Medan, Aceh, Kalbar, Kaltim,

perbatasan NTT Pak, ini juga jadi anu, saya termasuk Papua.

Papua yang sekarang sudah sangat luar biasa kami sudah ke sana sendiri Pak. Dari

hok hotel kami tuh, sendiri sudah menjadi pintu gerbang keluar masuknya narkoba Pak. Saya

juga luar biasa karena saya pernah di Papua 5 tahun perkembangannya luar biasa Pak, tentang

narkoba. Waduh ini nggak bisa dibiarkan ini sekarang dianggep biasa dan produknya itu, Pak,

Page 38: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

37

semuanya impor, kecuali satu, ganja ganja ini, produksi dalam negeri yaitu di Aceh dan

beberapa termasuk Sumut dan beberapa di wilayah nah ini kami juga sedang buat program,

alternatif development bagaimana kita merubah tanaman kebiasaan masyarakat Aceh

menanam ganja, untuk ditanam tanaman lain, yang, yang punya nilai-nilai ekonomis sehingga

masyarakat di Aceh tidak menanam lagi ganja tapi ini perlu kerja sama dengan kementerian

lembaga, harus semua berbuat, ini sedang kami buat Pak, Bu, yang akan kami paparkan,

kepada presiden dan Insya Allah, harapan kami itu, ada keputusan atau Impres maupun

Perpres yang menjadi program nasional sehingga ganja ini bisa hilang dari karena indonesia

ini yang harus kita lakukan dan ini sedang dalam proses.

Memang Bu, termasuk Maluku Utara segala itu, BNP memang belum memenuhi

standar. Biaya kita sudah dibagi-bagi Bu sudah kita diskusikan ke, BNP BNK tapi ya

dapetnya itu bu, karena memang kecil, begitu dibagi-bagi ya segitu. Termasuk masalah

rehabilitasi. Nah rehabilitasi ini tidak semuanya ada Pak, dan bisa maka kemarin yang di

Sumut pun, kita ibaratnya, istilahnya, help help dengan Pak Gubernur karena anggaran untuk

mengoperasionalkan balai rehab ini kita tidak punya sehingga kita tidak mungkin

mengoperasionalkan balai rehabilitasi yang ada.

Beda waktu kami bicara di Lampung. Di Lampung itu, langsung respon Pak

Gubernurnya. Sudah Pak, nanti kita udah siapkan, bahkan DPRnya juga mau merespon pak,

kita anggarkan khusus rehabilitasi, ya saya terima kasih karena kalau kami dibebankan kami

tidak punya kemampuan. Belum lagi tenaganya. Dananya nggak ada Pak, untuk itu yang lalu

memang presiden pernah memberikan kepada kami 500 miliar, untuk 100,000 pecandu, yang

harus direhabilitasi tapi sebenarnya kita belum siap. Oleh sebab itu tahun 2016 kemarin kami,

membenahi program rehabilitasi secara keseluruhannya.

Programnya, terus materinya, sistemnya, kita lakukan evaluasi dan kita benahi Pak

sehingga ada standar nasional nanti, direhab dimana saja sama tidak sekarang 100 bale rehab,

100 macam Pak. Hasilnya 100 macam juga tidak ada jaminan bahwa habis hasil rehabilitasi

ini orang itu kembali. Bahkan di bale rehab saya yang di lido, ada yang 3 kali kembali 3 kali

kembali bukan makin sembuh, makin parah setelah kembalinya maka di rehabilitasi itu ada 3

ada 3 permasalahan pokok yaitu memang yang pertama ada masalah psikologis yang harus

selesaikan dalam penyalahgunaan narkoba.

Setelah itu baru rehabilisasi medis, baru rehabilitasi sosial. Setelah itu mereka

dikembalikan dengan program pasca rehab sehingga dia masih bermanfaat berguna di dalam

lingkungan masyarakatnya. Nah sekarang ini nggak, belum terjadi Pak maka kita asal-asalan

rehab, gitu dipaksakan untuk bisa rehab, orang mendirikan semua bale rehab pokoknya

seolah-olah dia, bisa merehab, padahal buntutnya dipake untuk bisnis. Nah ini terjadi maka

saya tidak mau ini karena masalah kemanusiaan maka saya benahi betul masalah rehabilitasi

dan saya bekerja sama dengan seluruh kepala daerah bagaimana kita menganggarkan itu,

melaksanakan itu secara serentak baik di kecamatan kalau perlu di kabupaten, dan saya malah

berpikir kalau perlu disekolahan jadi tidak mengganggu pelajaran anak yang terkontaminasi

di sekolah, di rehabilitasi di sekolahan kita memfasilitasinya, ini yang, yang sekarang

menjadi program kami dalam rehabilitasi karena, terus terang Bapak Ibu sekalian rehabilitasi

kalau tidak ditanamkan dari dasar kesadaran maka tidak akan berhasil.

Tadi, sudah ibu Emilia Contessa sudah menyampaikan, adiknya sendiri udah bolak-

balik bolak-balik, karena dia belum sadar untuk kembali. Contoh yang itu adalah Slank-Slank

itu dulu terkontaminasi dan bahkan hancur tapi peran seorang ibu yang mengembalikan

putranya dari ketergantungan itu dan ada niat keras dari putra-putranya ini untuk lepas dari

masalah narkoba, berhasil. Demikian juga Mas Roy Martin karena kekuatannya kurang, balik

lagi. Kurang, balik lagi.

Page 39: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

38

Nah ini memang sulit bilamana orang sudah menggunakan narkoba Pak, kembalinya

sulit dan sudah pasti dia terjadi kerusakan permanen pada saraf otak, itu pasti dan maka tidak

mungkin, penyalahgunaan narkoba itu bisa kembali sempurna seperti sebelum dia

menggunakan narkoba. Nah ini memang langkah-langkah kita yang harus masif bersama-

sama dengan lembaga dan kementerian yang lain nah ini memang langkah-langkah, kalau

nggak sahabta yang lain. kita yang harus masif bersama-sama dengan lembaga dan

kementerian yang lain kalau ngga mungkin termasuk juga pemberantasan pak pembatasan ini

tidak bisa juga hanya dilakukan BNN atau kepolisian karena keterbatasan kita maka kerja

sama kami dengan bea cukai termasuk PPATK, yang sekarang kita terus jalin koordinasi dan

kerjasama itu sehingga kami bisa menelusuri TPPU-nya yang tadi saya sampaikan salah

satunya, 3,6 triliun dan ini melibatkan 11 negara dari uang 3,6 triliun ini. Ini sekarang sedang

terus dikerjakan oleh Deputi Brantas ditelusuri terus. Jadi memang uang besar, narkoba ini

uang besar maka juga harus kita penanganannya dengan luar biasa.

Saya sudah sampaikan kepada Bapak Presiden tentang ide-ide saya dulu yang Ibu

sampaikan Pak Buwas, sampai bikin penanganan dengan buaya ya karena Pak Buwas ini

termasuk golongan buaya. Nah saya punya ide itu karena memang Bapak Ibu sekalian

penanganan narkoba ini bilamana ditangani oleh manusia yang tidak punya komitmen besar

maka tidak mungkin di tahanan itu karena uang besar Pak. Kami membuktikan oknum dari

sipil itu dibayar setiap bulan, yang gajinya 3,8 juta perbulan. Dia dibayar oleh jaringan itu 50

juta perbulan.

Ya dia milih bandar ditambah dia dikasih mobil, diberikan mobil, dan rumah pribadi.

Jelas dia akan tunduk dan itu bukan apa-apa bagi jaringan. Nah, maka sekarang ini, Bapak

Ibu sekalian kejadiannya terus menerus di lapas ini maka kemarin saya bilang Pak Presiden,

Pak tidak bisa apa tahanan, dicampur, seperti Bapak sampaikan tadi, nggak mungkin

dicampur dan Presiden sudah menyetujui ini dan kemarin beliau sudah dalam rapat terbatas

sudah menyampaikan bahwa Pak Menkumham segera merealisasikan tahanan narkoba di

pulau terluar sesuai dengan pemikirannya Pak Buwas itu. Terus beliau menanyakan

anggaran, Pak Menham, eh, Kemenkumham. Presiden menanyakan, menyampaikan anggaran

rislah dari tangan tangan atau lembaga-lembaga masyarakat yang dikotak, kata presiden

begitu dan saya sudah sampaikan juga, tidak perlu pagar bangunan pak, kalau diluar di luar

pulau terluar itu tidak usah ada bangunan. Bangunan sederhana saja, yang penting untuk dia

bernaung tidak perlu dia diberikan makanan seperti sekarang, atau dijadiin dimasakin

keenakan, diajar survival saya bilang gitu.

Jadi diajari bagaimana hidup, bagaimana memasak ini yang baik, setelah itu tinggal,

di drop aja makanan mentah sehingga otaknya berpikir bagaimana dia berpikir untuk hidup,

tidak berpikir narkoba. Belum tahu nih, yang dipilih mana. Mudah-mudahan Pak, yang jelas

pulau terluar, yang tidak bisa didarati, harus laut lepas karena dia kalau melarikan diri pasti

dia dimakan ikan hiu, atau tenggelam karena dia tidak mampu berenang.

Nah ini sudah menjadi perintah presiden kemarin. Saya agak bangga juga karena

pemikiran saya ternyata direalisasikan oleh presiden. Hanya penggunaan buaya belum karena

kata presiden, kalo buayanya buaya darat, masih bisa disuap maka ini belum direalisasikan

tapi ini sudah akan direalisasikan tahanan khusus Pak terhadap penanganan tadi, bagaimana

bandar-bandar narkoba yang sudah menjalankan hukuman ini supaya dia tidak menulari

karena Fredy Budiman itu dulu asalnya dari copet, Pak pelaku pencopetan. Setelah masuk di

tahanan itu, di Jawa Timur dia berhubungan dengan bandar narkoba maka begitu dia lepas 3

bulan hukuman, dia jadi pengedar ikut jaringan. Setelah itu dia merasakan, enaknya jual

narkoba, maka dia jadi bandar ya sehingga makin besar nah ini jaringan-jaringan besarnya,

awalnya dari itu nah ini, pengalaman ini yang kita akan tindak lanjuti ke depan, jangan

Page 40: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

39

sampai dicampur masalah tenant-tenant ini yah dari, dari termasuk dari Papua Barat Pak,

saya terima kasih ya memang itu menjadi atensi kami di Papua Barat.

Kami juga akan lakukan termasuk kemarin kami dateng sendiri membangun relawan-

relawan di Papua dari mahasiswa-mahasiswa Unchen yang kemarin sudah kami bangun juga,

termasuk pemuda-pemuda Papua. Ya kami juga mengenal betul di Papua karena kami hampir

6 tahun Pak, dinas di Papua jadi kami mengenal betul Papua dan upaya-upaya itu juga sudah

kami lakukan bahkan sekarang Papua ini bukan daerah masuk saja Pak, sudah menanam

ganja Pak, ganjanya itu, datangnya dari Papua Nugini sekarang kalo di Taman-taman Imbi itu

Pak, kalau kita lewat malam itu sudah bau, bau, ganja. Jadi sudah merokok dengan

tenangnya, ganja. Ini di Papua yang jauh nan tapi ternyata peredarannya juga luar biasa

masif. Nah ini hampir seluruhnya Pak maka perkembangan-perkembangan narkotika ini

dengan cepat Pak kemarin NTB juga Bu, mohon maaf itu memang juga luar biasa termasuk

NTT.

Jadi kalau saya bicara seluruh wilayah itu hampir sama sebenarnya Pak. Ranking kita

sementara setelah itu kita ikuti lagi beda lagi Pak. Nah ini memang menjadi atensi kita

bersama harus kita tangani secara masif bersama. Bagaimana masuk kita mengawasi soal

rokok salahnya peremaja karena rokok itu juga, pintu masuk pengguna narkoba, terutama

ganja sabu. Minuman keras juga sama aja, ini juga ekstasi dari mulai minuman keras. Nah ini

juga menjadi pintu masuknya maka kita juga perlu kerjasama dalam mengatasi itu. Pintu

awalnya yang harus kita tangani, jangan sudah besar, baru kita semua bingung bagaimana

kita mengatasinya ini udah terlalu besar.

Sekarang ini Bapak Ibu sekalian masalah transaksi narkoba sudah memakai elektronik

bahkan distribusinya juga sudah menggunakan ojek ya atau gojek jadi sekarang aman ya.

Kalau yang lalu mereka menggunakan ambulans, ambulans di Puskesmas itu dimanfaatkan

untuk mengirim barang narkoba. Jadi polisi nggak akan razia karena dia, dia, rotator dia

nyalakan tuit, tuit, ya sudah, polisi lanjut, gitu ngga tau di dalamnya itu adalah narkoba

sekarang, karena udah ketangkep sama kita, berubah, pengirimannya menggunakan gojek.

Jadi saya selalu berubah Bapak Ibu sekalian maka sekarang pengirimannya juga

sekarang dengan menggunakan pengiriman-pengiriman yang resmi tidak seperti kemarin

kompresor apa peralatan meibuler, alat-alat kosmetik, bahkan makanan, itu dikirim resmi tapi

dalamnya, isinya, dicampur dengan narkoba. Jadi memang, memang kita berkembang terus

Bu, berkembang terus dalam modusnya itu. Jadi kami ini harus kreatif bu, mengikuti

perkembangan-perkembangan itu terutama Pak Deputi Berantas ini, termasuk Deputi Cegah

ya Bu, termasuk hoax itu. Jadi kita itu terus mengikuti perkembangan-perkembangan modus

operandi yang dilakukan oleh jaringan ini.

Nah, ini pencegahan juga begitu perkembangan para narkotik itu harus kita

sosialisasikan bahkan tahun ini kita mencetak Bapak Ibu sekalian, gambar yang akan kita

sebarkan ke seluruh sekolahan dari tingkat SD sampai SMA bahkan mahasiswa di sekolah-

sekolahan perguruan tinggi, tentang jenis dan macam barang narkoba. Ini sudah kita buat

sekarang dengan anggaran 2017 ini akan kita sebarkan ke seluruh Indonesia. Kalau dengan

tadi Pak, dengan jalur keagamaan Pak, kami itu sudah membuat buku Pak, buku dakwah baik

itu dari agama Islam, Kristen, Protestan, Budha, Hindu, Budha, itu sudah kita bikin Pak

karena selama ini kan kami liat efektif bilamana itu disampaikan dalam ceramah-ceramah

agama. Ini sudah kita lakukan pak, dan kita sebarkan, termasuk tadi yang kami sampaikan

buku-buku, pelajaran tentang narkoba yang dimasukkan dalam kurikulum tadinya

pemahaman kami sekarang masuk kedalam muatan lokal sehingga pemahaman dari tingkat

SD, SMP, SMA sudah tahu Pak bahaya narkoba sehingga pemahaman ini melekat terhadap

setiap individual manusia Indonesia.

Page 41: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

40

Kedepan ini yang kita pikirkan karena kalau tidak Pak sekarang dengan alasan,

ketidaktahuan, memang seperti yang di pesantren itu masuknya juga karena anak-anak

pesantren itu tidak mengerti santri-santri itu tidak mengerti bahwa itu narkoba. Begitu

dimasukin ini ada vitamin yang kita kuat melek kalo kita pakai ini, kita bisa zikir sampai

seharian. Dipakai, dipakai benar adanya gitu loh hanya pembuktian yang ada. Terus langsung

bilang, disampaikan kepada Pak Kiainya, Pak Kyai, ini ada vitamin, vitamin, Pak kalau pakai

ini kita bisa kuat melek Pak, zikir, dipakai juga sama Pak Kiainya.

Nah ini kerawanan Pak. Memang sebegitu jaringan ini cara bekerja semua bekerja

secara massif. TNI dicemarin oknumnya, Polri dicemari, semua Pak, aparatur negara ini

berusaha dimasuki supaya kehancuran secara secara ini keseluruhan Indonesia ini betul saya

pernah sampaikan ini di depan presiden bahwa narkotika adalah salah satu bentuk proksuer

dan sudah ditelaah oleh panglima TNI, Kepala BIN, bahwa memang ya karena memang cara

penghancuran negara itu melalui generasinya dan sekarang berhasil penghancuran generasi

melalui narkoba.

Ini memang harus kita tangani bersama bahkan kemarin kami mendatangi 1 tempat

desa di Bali Pak. Saya kaget begitu dateng ke kampung itu karena 62% masyarakatnya

pengguna narkoba dan itu ngaku Pak kepada saya. Pengakuan, bukan katanya. Mereka yang

ngaku, kepala desanya ngaku, dan pemakainya pada itu hadir bicara sama saya, Pak sekarang

hidup kami tidak lepas dari narkoba. Saya pengguna Pak, hari ini pun saya pengguna, wah

mati kita. Saya diam saja, waduh, saya bilang kepada staf saya ada Kapolsek, ada Danramil,

ada waktu Sekda yang dateng, saya bilang, Pak, ini tamparan buat kita semua ini masyarakat

berani ngaku dia bilang kami tidak tahu. Pak, bagaimana kami bisa keluar dari narkoba ini.

Dia tanya begitu karena, dikala kami mau keluar, pasti kami diperas sama oknum. Kami udah

ngaku Pak, ngaku pake. Kami ingin keluar begitu caranya, malah ditangkap diperas, kami

harus bayar. Maka lebih baik, kami tidak ngaku.

Nah ini permasalahan besar. Itulah pak tadi, kenapa saya ingin Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 itu direvisi secara total, karena banyak celah abu-abunya Pak, yang

dimanfaatin oleh oleh anggota, anggota oknum, anggota di lapangan, sehingga ini ajang

untuk mencari uang bahkan nanti assessment bisa diatur, kamu mau saya assessment masuk

rehab atau pidana ini. Ini terjadi Pak ya, di lapangan ini anggota oknumnya, tangkap langsung

bilang, kamu mau saya kenakan rehab atau pidana, ini barang bukti, bisa saya bisa hilangkan

tapi berapa, kamu berani bayar saya, ini fakta, yang harus kita akui.

Nanti tidak selesai di oknum BNN, atau POLRI di oknum kejaksaannya kamu, mau

saya tuntut apa? Pidana atau rehabilitasi ibaratnya kalau orang Jawa, wani piro? Ya kan

nggak selesai disitu, dari oknum pengadilan, kamu saya ketok pidana atau rehabilitasi.

Undang-undangnya dibuat, itu abu-abu maka saya ingin, ingin betul merevisi ini, sehingga

nanti seluruhnya melalui peradilan, yang Bapak sampaikan tadi, harus melalui peradilan,

sehingga yang memutuskan itu, hakim. Rehabilitasi nanti akan dilaksanakan, bilamana sudah

ada putusan hakim. Kalau memang dia hukuman di lapas, maka rehabilitasi dilakukan di

lapas. Kalau dia tidak ditahan maka, rehabilitasi dilakukan di lembaga rehabilitasi yang di

BNN.

Jadi jelas Pak, sekarang ini nggak ada, kejelasan semua, kan gitukan. Maka saya

bilang, kita harus lakukan perubahan-perubahan ini sehingga tidak ada lagi celah abu-abu

yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum, sehingga program pemerintahan negara ini, nggak

berhasil Pak, kalau undang-undangnya sendiri tidak memayungi itu. Nah, ini yang sekarang

kita lakukan.

Page 42: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

41

Jateng Bu, terima kasih, saya juga sudah kerja sama dengan Pak Gubernur dan saya

bangga dengan Jateng karena Jateng itu merespon sangat luar biasa hampir, hampir banyak

Bu, Jateng itu membuat respon termasuk para bupatinya bahkan suatu ketika ada salah satu

bupati, mengundang saya dadakan Pak 3, 3.000 personilnya atau karyawannya diapelin

padahal apel khusus, ngga ada yang tahu, apel 17, stop abis ini ada kepala BNN, tinggal

ditempat, kita sudah diposisi-posisi keliling untuk melakukan tes urine, ya alhamdulillah

cuman dapet 5, dari segitu banyak. Lumayan berarti ada masih. Nah ini, ini suatu wujud

kepedulian ya Pak, Pak Gubernur Jateng juga, kemarin Bu kami terima kasih, Pak Gubernur

Jateng karena selama ini kami kan, di BNP nggak punya kantor, pinjem, pinjem, pinjem,

berubah, berubah terus. Sekarang punyanya pemerintah provinsi Bu, yang kita tempati.

Kemarin saya ke Jateng, saya minta kepada Pak Gubernur, Pak Gubernur, Bapak kan

termasuk yang menjadi perhatian khusus kepada narkoba. Nah kantor ini kalau boleh, nggak

usah dipinjamkan lagi Pak, kepada BNN hibah. Wah, langsung dihibahkan Pak.

Alhamdulillah, tanah dan bangunannya diserahkan oleh, provinsi Bu ya ini kerja sama kita

lakukan semua Pak, sudah kementerian lembaga sudah kita lakukan. MoU dibeberapa,

termasuk pengusaha-pengusaha kita lakukan, kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat juga

sudah.

Untuk kerjasama dengan luar negeri kita banyak sekali Pak Bu, bahkan kemarin kita

terakhir juga kita ke Columbia, Amerika, ke Peru, Meksiko, kita New Zealand, China bahkan

yang terakhir ini juga kita ke China. Saya berpikir begini pada saat itu narkoba terbesar itu

disuplai dari China. Saya berpikir wah ini harus dihancurkan di sana dihentikan di di China-

nya. Saya bertemu dengan tim kebetulan beberapa deputi saya ikut, dengan maksud kita

menghentikan di sanalah.

Ternyata kebijakan negara itu beda Pak dengan kita, dia bilang saya membuat

prekursor itukan untuk obat, jadi yang salah yang menyalahgunakan dan kesalahan

pemerintah China adalah bagaimana masyarakatnya semua berbuat produktif, membuat

bahan peledak boleh, membuat senjata api boleh, membuat apa saja boleh, kecuali membuat

kejahatan yang tidak boleh. Itu pemerintah China, sehingga home industry yang dikuasai

pemerintah hanya 38 % dari masalah prekusor yang 62 % milik masyarakat. Jadi kalau mau

beli berapa pun kita jual.

Beliau menyampaikan kepada saya ibarat kami mebuat silet Pak, silet itu untuk cukur

sekarang Bapak beli silet dari saya, Bapak pakai untuk bunuh. Apa saya yang salah? Wah

bener juga kata saya ya kan. Akhirnya kami hanya bisa bekerja sama dengan China Pak

adalah intelijen, informasi. Bahkan China menawarkan termasuk Colombia beberapa negara

menawarkan untuk kehadiran anggota BNN di negara itu, melalui kedutaan. Mereka bersedia,

kita terima kasih, persoalannya anggaran untuk itu tidak ada.

Jadi, terbatas lagi dengan anggaran maka kita gelap lagi Pak. Balik lagi kegelapan

lagi, padahal kita sudah punya celah sebenarnya, karena tadi keterbukaan Colombia dengan

pengalamannya, Mexico dengan pengalamannya, Amerika dengan pengalamannya, termasuk

China dan lain-lainnya, Thailand semua rata-rata sudah memberikan lampu hijau untuk kita

ada di situ, tapi memang kita tidak terdukung dengan anggaran. Maka ini belum bisa kita

laksanakan. Maka sampai sekarang suplai 11 negara itu tetap saja terjadi Pak, karena kita

tidak tahu Pak gelap. Kapan mereka masuk, dengan cara apa kita tidak tahu Pak. Tiba-tiba

Page 43: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

42

masuk saja melalui pelabuhan tikus. Ini yang sekarang kita tangani bersama-sama. Kemarin

Kepri, tadi juga dapat. Kemarin Medan Jawa Tengah juga dapat. Terus memang kita terus

menerus tapi ya kalau kita ya tadi sekali lagi kita hanya dihadapkan dengan keterbatasan,

maka hanya sementara, kemampuan BNN itu hanya sementara, setelah itu pasti

terkontaminasi karena anggota yang di lapangan ini, Bapak-ibu sekalian, dia sudah berkorban

luar biasa mengikuti satu jaringan ini paling cepat satu bulan, paling cepat satu bulan dan dia

tidak boleh lepas dari jaringan itu. Dia harus melekat terus di tempat itu, tidak boleh pulang.

Tidak boleh meninggalkan barang satu detik pun.

Nah, sementara dukungan anggarannya tidak ada Bu, untuk itu. Hanya tadi,

pengabdian yang terbaik. Nah ini, abdi negara, hanya itu saja yang tertanam. Tapi setelah itu

ya sudah. Itu tidak boleh terjadi. Saya sampaikan juga kepada menteri keuangan kemarin,

kepada Pak Pres saya sampaikan, Pak mohon dukungannya Pak, ini pemahaman Pak. Kita

kalau melihat sesuatu harus utuh tidak sepotong, karena kalau kita hanya melihat kulit

luarnya, hanya sementara tampaknya itu tapi kita harus lihat itu, inilah permasalahan.

Bahkan, kemarin anggota kami ada yang ditikam sama, saking semangatnya anggota

kami menangkap bandar, dia dilawan, ditikam. Dia karena semangatnya tanpa senjata,

langsung ditangkap. Dia nggak memperhitungkan bahwa jaringan atau bandar itu punya

senjata, ditikam anggota untung nggak mati. Tuhan masih melindungi dia. Tapi memang

kemarin malah dibalik. Anggota saya yang melakukan penindakan di lapangan malah

dijadikan tersangka. Wah, inikan kacau-kacau saya bilang gitu.

Di Samarinda saya sudah sampaikan kemarin Pak Kapolda, jajaran kepolisian, tolong

menjadi atensi. Jadi jangan takut kalau kita protes sama bandar, kelompok bandar, karena

bandar itu membiayai masyarakat untuk memobilisasi melawan aparat atau penegak hukum.

Jadi seperti ini yang terjadi di kita. Termasuk di beberapa daerah. Lampung kita intradiksi

kerjasama, sekarang kita terus melakukan upaya-upaya termasuk perlengkapan sarana

prasarana termasuk juga di Sumbar, ya Sumatera Barat ini juga menjadi atensi kami karena di

sana kelihatannya tenang ternyata, wah, luar biasa di pedalaman-pedalaman itu banyak sekali.

Anak kepala BNN baru sudah kami berikan pemahaman arahan untuk bagaimana

melaksanakan itu dengan memadukan kekuatan yang ada di kewilayahan termasuk

masyarakat setempat.

Memang kalau rehabilitasi Bu, dimana-mana kita belum bisa terpenuhi gitu. Hanya

beberapa tempat saja. Sultra juga demikian, Pak. Memang Sultra juga luar biasa serangannya,

karena dari darat maupun laut. Keterbatasan, sangat terbatas Pak, Sultra ya, di sana kepala

BNP-nya baru juga. Kita ajukan nanti, kita akan berikan kekuatan Q9. Sekarang Q9 atau

anjing itu sudah siap untuk didorong hanya wilayah yang belum siap karena itu tadi, anjing

itu Bapak-ibu sekalian impor. Jadi kandangnya harus terbuka, udaranya cukup, kendaraan

unutk mobilisasi harus pakai AC. Kalau tidak pakai AC begitu sampai TKP anjingnya yang

lemas, bahkan kalau anjingnya lambat, mati. Tapi sudah karena memang itu sudah terjadi,

sekarang sedang saya rawat, masuk saya breeding. Jadi nanti saya kawinkan turunannya lahir

di Indonesia, Indo, Indo. Kalau Indo lebih bagus, di mana-mana kalau Indo lebih bagus.

Maka nanti akan kita latih, next kedepan anjing-anjing ini akan lebih baik, andal daripada

induk-induknya atau pejantan-pejantannya. Memang harus kita mulai Bu, walaupun memang

sulit tidak mudah, seperti membalik telapak tangan.

Page 44: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

43

Tadi untuk NTT ya, wah kami paham betul NTT Pak dan kami sudah kemarin Pak

Kapolda sudah, dengan kepala BNP-nya kami sudah sampaikan pintu gerbang, pintu

masuknya dan Australia itu juga di-supply salah satunya juga dari NTT. Jadi NTT itu

bergerak dari Papua, masuk NTT, terus Bali juga ada. NTT itu juga bisa lari ke Bali atau

langsung ke Australia, Pak. Ah, besok kita juga bicara kerjasama dengan Australia. Besok

delegasi Australia Bapak-Ibu sekalian datang ke Indonesia, kontingennya banyak 38 orang

akan datang ke Indonesia untuk kita bicarakan kerjasama termasuk masalah narkotika. Maka

di Australia ini di-supply dari Indonesia kemarin 60 kg, 60 kg Australia kemasukkan narkoba

itu dari Indonesia, dari Yogya dan Bali. Yogya, kita tidak memperhitungkan Pak, tiba-tiba

Yogya itu men-suplly ke Australia. Australia ribut, bakan mereka sama kita protes, kenapa

kok BNN tidak serius menangani.

Padahal kita menangani ton-tonan diam-diam saja kita. Protes sama negara-negara

pen-supply. Australia baru dapat dari kita sudah protesnya luar biasa dan ini banyak Pak,

Bapak-ibu sekalian. Maka kemarin kita buktikan kepada presiden pada tanggal 9 November

yang lalu kita memusnahkan operasi 2 bulan. Dua bulan saja kita bisa menghasilkan 422 kg

sabu, 412 kg ganja, 323 ribu pil happy five, 190 ribu ekstasi. Itu baru operasi dua bulan,

karena operasi Pak. Kalau kita nggak operasi, lolos tuh yang sekian banyak. Dan waktu

presiden tanya kepada saya, Pak Buwas ini yang dimusnhkan nilainya berapa? Saya

sampaikan presiden, Pak kami tidak pernah menyampaikan soal nilai, karena apa Pak.

Nilai ini akan memicu orang untuk berbuat, untuk menjual narkoba karena besar. Tapi

yang paling penting adalah penyelamatan nyawa. Nyawa ini tidak bisa dihargai dengan

berapapun walaupun satu nyawa. Tapi yang jelas Pak, kita sudah ratusan ribu manusia yang

kita selamatkan pada hari ini. Tapi kalau Bapak mau tahu nilainya yang pada hari ini kita

musnakhkan, 1,8 trilyun saya sampaikan. Bapak-ibu sekalian bahwa kita ini tiap bulan, BNN

ini rata-rata memusnahkan Rp. 100.000.000,00 eh Rp. 100.000.000.000,00 dari sitaan kita,

rata-rata satu bulan. Tapi bukan karena besarnya nilai sebenarnya penyelamatan generasi ini

kalau lolos, itu yang selalu saya sampaikan. Maka kita harus benar-benar serius menangani

narkoba karena memang setiap kita dapat pasti puluhan kilo. Tahun kemarin ya ini sekarang

dapat lagi di Kepri, Medan. Kemarin 50 kg di Medan.

Jadi kalau kita telusuri sampai hari ini pun, anggota kami masih bekerja yang di

lapangan ini orang tidak pernah tahu, bagaimana susahnya dan kerja kerasnya anggota yang

di lapangan. Saya kadang-kadang tidak tega melihat anggota kami, ya karena pertaruhan dia

jelas-jelas pertaruhan nyawa. Dan luar biasa dia berkorban untuk tidak bertemu keluarga, tapi

kalau berhasil ya biasa-biasa saja karena itulah tugasnya.

Nah, ini yang kemarin saya sampaikan kepada Pak Presiden. Pak, perlu dapat reward

dan perlu dapat dukungan, maka TPPU ini bagaimana hasil TPPU ini diberikan kepada

anggota-anggota yang melaksanakan tugas di lapang. Sehingga dia termotivasi bahwa

pekerjaan saya tidak sia-sia dan ini uang halal karena pekerjaan saya, harus termotivasi

anggota di lapangan.

Tadi Pak, kerjasama di luar negeri sudah kami sampaikan. Kami juga kalau soal tes

urine kami juga sudah bekerja sama dengan kementrian lembaga bahkan kemarin menteri PU

dalam melakukan rapat secara keseluruhan di pusat. Tiba-tiba kami dipanggil untuk tes urine.

Ada yang, berapa jumlahnya kemarin yang melarikan diri Pak, 100, 200 anggotanya

Page 45: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

44

menghindar dari pemeriksaan, berarti indikasinya mungkin 200 itu positif gitu ya. Sehingga

Pak Menteri kemarin panggil lagi yang 200 yang nggak hadir. Dipanggil ditestnya bukannya

urinee, darah dan rambut. Pak Menteri itu komitmen, Pak Menteri PU.

Jadi sudah terjadi Bapak-ibu sekalian, bahwa komitmen ini sudah terjalin di

kementrian-kementrian. Hanya kadang-kadang ada beberapa menteri yang merasa tidak

penting masalah narkoba. Tapi terus saya kasih masukan, karena tidak ada gunanya kita

membangun negara ini manakala masalah narkotika tidak selesai, karena ke depan tidak

mungkin bisa membangun negara ini dengan generasinya yang adalah generasi yang

pengguna narkoba.

Dari Pak Stefanus, dari Manado, Pak. Ya kami sudah bekerja sama sampai hari ini

dulu Kepala BNP yang lama juga bagus Pak, sekarang saya pindahkan Kalteng karena

Kalteng merupakan atensi kami Pak. Kami pernah tugas di Palangkaraya juga. Wah itu

dengan tenangnya narkoba di sana berkembang. Pak gubernurnya juga atensi bahkan sampai

berkomitmen yang nembak dikasih duit. Kalau kaki satu 25 juta, kalau kaki dua 50 juta dan

itu sungguhan Pak. Saya diam saja, Pak Buwas bagaimana? Ya sudah itu kan komitmen

Bapak. Yang diuntungkan kan anggota saya, anggota saya jadi semangat, giat. Tapi saya

pesan sama anggota saya, jangan karena itu lu tembak-tembak, saya bilang gitu kan. Tapi

memang betul-betul mengungkap jaringan ini tuntas gitu. Dan alhamdulillah Pak, kami

didukung dengan Bapak Presiden yaitu dengan persenjataan.

Kami sudah mendapatkan dukungan itu dan dalam waktu dekat kita akan bagikan ke

seluruh jajaran untuk melakukan tindakan tegas dan keras terhadap jaringan atau bandar-

bandar ini. Namun demikian kami juga tetap berhubungan dengan aturan undang-undang

yang berlaku, jadi supaya tidak serta-merta anggota bisa main tembak. Nah kami tidak-ikut.

Bapak-Ibu sekalian dan perkembangan penelitian kami Pak, narkoba itu keterbatasannya itu

adalah masalah laboratorium. Laboratorium kami ini tidak mampu untuk mendeteksi jenis

narkoba baru. Karena memang keterbatasan kemampuan, maka kami kedepan berpikir bahwa

laboratoium narkoba itu perlu dibangun karena pasti akan berkembang dan laboratorium

narkoba hanya ada di BNN. Nah, ini sudah kita ajukan bahwa nanti di PUS di BNN pusat ini

ada laboratorium narkotika nasional sehingga kemampuannya juga punya kemampuan

internasional.

Jadi, kita sama dengan internasional, jadi kita sehingga perkembangan-perkembangan

narkotika yang masuk ke Indonesia mudah diteliti. Sekarang ini tidak mampu Pak. Karena ya

itu, katanya Pak Menkopolhukam yang lama ini laboratorium narkotika BNN kaya warteg,

warteg tegal. Karena beliau bingung masuk, cuma segini nih laboratoriumnya? Ya cuma ini.

Begitu kita kemarin dapat anggaran untuk meningatkan kemampuan, kita harus membeli alat.

Tapi tempat untuk menyimpan itu tidak ada, karena tempatnya hanya kecil, tempat pinjaman.

Maka kita tidka bisa laksanakan, maka sekarang kami membangun fisiknya dulu

laboratorium narkotika nasional yang akan kita bangun di Lido rencananya. Nah, setelah itu

kami akan tingkatnya kemampuannya, peralatannya sehingga besok perkembangan narkotika

ini bisa kita terus tangani, nah ini ke depan.

Kemudia dari Babel Pak, terima kasih atensi dari Babel. Kebetulan ini Pak Sestama

ini mantan Kapolda sana, maka ditarik ke sini supaya bisa ikut membantu saya dalam

penanganan narkoba. Memang kita juga, Pak, menangani daerah termasuk di Babel, Babel

Page 46: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

45

juga kerawanannya juga luar biasa. Kita juga sudah melakukan advokasi, segala macam,

pencegahan di sana termasuk penelusuran jaringan di Babel. Babel ini karena masalah

tambang juga besar maka masyarakat pekerja tambang juga sudah banyak beredar pakai.

Di Kalimantan hampir seluruhnya Pak pegawai-pegawai perkebunan dan tambang

batu bara itu semua pakai Pak dan beredar luar biasa karena uangnya cukup untuk membeli

cuku dan sarananya cukup. Nah, ini kerawanan yang sangat luar biasa karena hampir seluruh

wilayah. Karena kami juga mengantisipasi dengan masalah penerbangan. Nah kemarin kami

keras betul terhadap masalah penerbangan, karena pilot ini rupanya bandel. Dia tidak mau tes

saat sebelum terbang akhirnya kita paksa mau tapi harus hanya sampel saja. Jadi kita acak

saja.

Ternyata saya dapat informasi dari pramugari Pak Buwas, karena kami selalu

membangun jaringan itu. Pramugarinya bilang Pak Buwas kalau mau tes pilot kami jangan

sebelum terbang. Karena dia pakai di atas pesawat. Saya kaget apa iya. Akhirnya kami dapat

informasi waktu itu kepala BNP bilang salah satu. Coba pesawat ini begitu turun kamu tes

pilotnya. Betul Bu, positif. Berarti informasi itu benar. Makanya saya bilang kemarin kepada

Pak Menteri Perhubungan, bilang Pak jangan kasih peluang. Pokoknya mau berangkat dan

turun wajib.

Ya ini fakta yang kita temukan, karena pilot-pilot muda ini masih senang dugem kalau

lagi off, rata-rata dugem. Dia secara ekslusif ada tempat khusus dan dia menggunakan itu juga

dengan tenang karena tidak mudah disentuh. Yang lebih parah lagi bahkan sekarang menjadi

budaya dikalangan pilot karena ada salah satu kendala yang membuat dia pakai. Karena

penggunaan jam terbang pilot itu selalu dilangar oleh perusahaan. Maksimal dalam aturan 9

jam dia harus off. Tapi dia lagi off pun dipanggil, terbang. Akhirnya alasan dari pilot itu

menggunakan setelah kami telisik kami wawancarai alasannya karena itu kami sudah

waktunya istirahat, Pak. Tidak bisa kami pacu dengan menggunakan narkoba. Ini salah satu

alasannya. Maka kita harus benahi secara keseluruhan.

Termasuk kemari masalah TPPU itu, Bu, kenapa bisa, bisa lolos uang ke luar negeri?

Sebelas negara itu sudah tersuplai yang 2,7 ya Pak, 2,7 trilyun itu sudah tersuplai ke 11

negara uangnya. Itu juga karena ada oknum dari bea cukai. Bea cukai mengeluarkan invoice

importir, impor barang yang harus segera dibayar disahkan oleh oknum BI sehingga ditukar

valuta asing sehingga itu ditransfer ke para bandar-bandar di 11 negara 2,7 trilyun. Ini adalah

sebuah sistem yang kita sedang melakukan langkah-langkah penagannya ke depan.

Termasuk juga kemarin kita juga tes urine di masinis kereta api. Ini juga terima kasih

kepada Dirut KAI yang juga beliau menaruh perhatian khusus. Wajib masinis sebelum

berangkat dan setelah berangkat tes urinee. Nah ini komitmen yang terbangun selama ini.

Maka kalau scara keseluruhan semua punya punya komitmen gini, mungkin ada pencegahan

secara massive. Nah ini yang sekarang kita terus bangun Pak. Kita akan bangun terus masalah

ini komitmen dengan kementerian lembaga termasuk dari teman-teman di DPR kami juga

kemarin bicara menyampaikan bahwa perlu Pak supaya kita memberikan contoh keteladanan

kepada masyarakat bahwa kami clear.

Saya juga sudah perintahkan juga kepada Kepala BNP jangan bisa meriksa orang luar.

Sekali-kali di internal diperiksa urinee bahkan kita lakukan semua. Jadi apel-apel hari apa

tiba-tiba periksa urine. Bilamana terbukti sesuai dengan komitmen kita, pecat, keluar. Nah ini

Page 47: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

46

sebagai komitmen kita. Maka ke depan kita terus lakukan ini supaya bagaimana masalah

narkoba ini cepat bisa kita atasi. Bapak-ibu sekalian ini kira-kira yang bisa kami sampaikan

pada kesempatan ini. Terus terang kami juga melakukan pembenahan-pembenahan ke depan

Pak. Sistem evaluasi sistem juga kita mengikuti termasuk teknologi kita sedang pembaharuan

terus kita tingkatkan. Tetapi kita juga melihat keterbatasan keuangan negara. Nah ini yang

selalu menjadi pertimbangan walaupun sekali lagi narkoba tidak bisa ditangani dengan cara

seperti itu, karena jaringannya ini memang mempunyai pendanaan yang luar biasa. Ibarat

uang dia tidak punya seri. Kita buktikan pada saat itu di kala kita menyetujui Freddy

Budiman kita pindahkan dari lapas Salemba ke Gunung Sindur. Kita pikir Gunung Sindur

sudah kita cek Pak, ada CCTV-nya, kita jamer Pak sehingga tidak bisa komunikasi sudah,

stafnya juga luar biasa untuk pengamanan. Freddy Budiman begitu pindah tidak perlu waktu

lama jam 3 dia besok jam 8 pagi dia sudah kendalikan lagi jaringannya. Berarti dia sudah

punya alat anti jamer, dia tembus. Nah alat itu datangnya dari siapa, pasti orang yang

menyampaikan masukkan alat itu.

Nah, itu saya sampaikan ke Pak Menkumhan dan Dirjen Lapas itu fakta yang kita

sampaikan maka narkoba sekali lagi tidak bisa kita anggap enteng. Tidak bisa selalu kita

percaya bahwa sipir-sipir itu selalu clear. Maka tadi Bu dari NTB saya semangat sekali maka

waktu itu memang harus pakai buaya atau pakai singa kalau perlu pakai ikan piranha itu saya

bilang gitu. Jadi kalau dia berenang baru gerak-gerak saja sudah diemut sama ikan piranha,

apalagi kalau berenang langsung ditelan oleh buaya. Kalau buaya kan tidak ada pelanggaran

HAM yang matikan buaya. Polisi kan tidak bisa mengungkap kejahatan buaya. Karena

diperiksa kaya apapun sama polisi tidak akan bisa terungkap karena buayanya diam saja. Ini

Bapak ibu sekalian yang bisa disampaikan mohon maaf bila ada kekurangan namun demikian

kami tetap membuka komunikasi dan masukkan dari Bapak Ibu sekalian. Tentunya ini untuk

pembenahan kita Pak. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Luar biasa Pak Buwas dan seluruh jajarannya. Setelah ini kita akan menandatangani

kesimpulan dan kesepakatan Rapat Dengar Pendapat Komite III DPD RI dengan Kepala

Badan Narkotika Nasional. Namun kami sampaikan kepada Pak Buwas bahwa para anggota

Komite III pada saat ini mereka telah membuat pernyataan siap sedia bersama BNN untuk

bekerja sama dan pernyataan ini akan disampaikan langsung perorang kepada Pak Buwas

melalui rapat yang istimewa ini.

Sebelum sampai ke arah sana nanti para anggota akan menyampaikan langsung

kepada Kepala BNN, kami minta kepada Ibu Fahira untuk menyampaikan draft kesimpulan

kesepakatan Rapat Dengar Pendapat Komite III DPD RI dengan Kepala Badan Narkotika

Nasional untuk dapat kita sepakati bersama. Dipersilakan kepada Ibu Fahira.

Page 48: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

47

PEMBICARA: FAHIRA IDRIS, S.E., M.H. (WAKIL KETUA KOMITE III DPD RI)

Terima kasih Pak Ketua.

Bismillahirrahmanirrahim.

Kesimpulan kesepakatan Rapat Dengar Pendapat Komite III DPD RI dengan Kepala

Badan Narkotika Nasional Rabu 1 Februari 2017. Setelah mendengar pemaparan dam

melakukan dialog, serta tanya jawab secara intensif antara Komite III dengan Kepala BNN.

Komite III DPD RI memberikan apresiasi kepada Badan Narkotika Nasional dalam

melakukan tugas dan fungsi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekusor narkotika sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang no 35

tahun 2009 tentang narkotika.

Oleh karena itu, guna memaksimalkan tugas dan fungsi BNN dan dampaknya secara

maksimal bagi daerah, Komite III mengharapkan Badan Narkotika Nasional agar melakukan

hal-hal sebagai berikut.

1. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan berbagai komponen dan atau

lembaga di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Guna optimalisasi

pelaksanaan dan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika dan prekusor narkotika P4GN. Khususnya pada generasi muda melalui

berbagai bentuk kerja sama dan atau pelaksanaan program edukasi, penyuluhan,

kampanye, sosialisasi, dan eksistensi. Bagaimana dengan nomor satu Pak? Setuju?

Setuju ya. Kita lanjutkan.

2. Mempercepat pembentukan BNN tingkat kabupaten kota pada wilayah yang belum

terbentuk disertai dengan kelengkapan-kelengkapan kelembagaan BNN secara

infrastruktur dan suprastruktur serta membentuk pos-pos khusus di daerah perbatasan,

bandara, dan atau pelabuhan, yang menjadi pintu masuk peredaran narkoba di

Indonesia. Nomor dua? Oke ya.

3. Mempercepat pembangunan dengan alternatif yang terukur di daerah penghasil dan

kawasan rawan narkoba melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pemerintahan

dan elemen masyarakat sampai di tingkat desa. Dengan metode pembinaan

masyarakat bersih narkoba dan penggiat narkoba serta pelatihan life skill guna

meningkatkan kemandirian, partisipasi, serta daya tangkal masyarakat terhadap

bahaya penyalahgunaan peredaran narkoba.

4. Melakukan penguatan secara kualitas dan kuantitas fasilitas rehabilitasi narkoba

secara melakukan pengawasan terhadap lembaga rehabilitasi yang dibentuk dan

dikelola oleh pemerintah daerah dan atau komponen masyarakat untuk memastikan

terpenuhinya tenaga rehabilitasi, metode rehabilitasi, sarana dan prasana layanan

rehabilitasi peccandu narkoba melalui sertifikasi dan akreditasi. Lanjut Pak.

5. Melakukan kerja sama dengan DPD RI dalam upaya menyatukan dan menggerakan

potensi masyarakat seluruh Indonesia untuk mendukung pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan narkotika di seluruh Indonesia. Disamping itu Komite

III DPD RI menyatakan:

1. Mendukung penuh penguatan kelembagaan menjadi lembaga setingkat

kementerian dan peningkatan anggaran BNN dalam APBN untuk memaksimalkan

Page 49: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

48

tugas dan fungsi BNN dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

peredaran gelap narkotika dan prekusor narkotika.

2. Sepakat dengan BNN untuk mendorong atau meminta kepada gubernur, bupati,

dan walikota DPRD provinsi, atau DPRD Kabupaten, atau kota untuk mendukung

kelembagaan BNN termasuk membantu pembangunan BNN daerah.

3. Sepakat dengan BNN untuk mengupayakan setiap daerah melaksanakan

Permendagri no 21 tahun 2013 tentang fasilitas pencegahan penyalahgunaan

narkotika agar tingkat pervelensi penggunaan narkotika di Indonesia menurun.

4. Mendukung penggunaan hasil kejahatan tindak pidana pencucian uang yang

berasal dari tindak pidana narkotika, sebagai alternatif dukungan pendanaan bagi

program dan kegiatan BNN yang tidak dianggarkan oleh APBN dengan

memperhatikan sistem dan mekanisme pertanggungjawaban keuangan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PIMPINAN RAPAT: Drs. H. HARDI SELAMAT HOOD (KETUA KOMITE III DPD

RI)

Pak Ketua, ini semuanya setuju. Tinggal satu penambahan dari saya. Entah sudah

kebaca atau belum. Untuk mendukung revisi Undang-undang nomor 35 tahun 2009. Untuk

lebih melakukan penguatan. Pada posisi itu adalah posisi kewajiban kita di Komite III yang

saya kira secara aktif dan itu sudah masuk ke dalam prolegnas. Sesungguhnya akan kita

pastikan untuk mendukung hal tersebut. Boleh kalau boleh berkenan tentu tidak akan

disiratkan secara langsung dalam kesepakatan ini. Selesai apakah dapat disetujui yang telah

kita sampaikan tadi, setuju?

KETOK 2X

Pak Buwas yang saya muliakan beserta jajarannya.

Kebanggan kami pada hari ini adalah keseriusan para anggota untuk bersungguh-

sungguh dengan pihak BNN baik di provinsi kabupaten kota, sama-sama melakukan

pencegahan dan pemberantasan narkoba. Oleh karena itu kami sangat terharu bilamana ada

inisiatif dari para anggota pada hari ini yang hadir ingin langsung menyerahkan

pernyataannya itu kepada Kepala BNN sebelum MoU ataupun kerja sama antara DPD dan

BNN berlangsung yang mudah-mudahan insya Allah pada sidang paripurna pada tanggal 21

Februari kami akan desak untuk dapat dilaksanakan di sidang paripurna. Oleh karena itu kami

mengundang sebelum Kepala BNN menandatangani untuk kesepakatan kami mengundang

para anggota terlebih dahulu. Untuk dapat maju dan menyampaikan secara langsung kepada

BNN dan supaya dapat fotonya dengan Kepala BNN maksudnya.

Yang pertama Ibu Fahira Idris mohon tim media dari lokal DPD untuk dapat siap.

Yang lain mohon tidak berdiri dulu, tetap berada di tempat saja. Kami akan panggil satu

persatu. Terima kasih Bu Fahira, kami lanjutkan yang terhormat senator Dedy Iskandar

Batubara dari Sumatera Utara ada? Kami lanjutkan kepada Bapak Aziz dipersilakan, Bapak

di sana saja tidak apa-apa. Setelah itu kami lanjutkan Bapak Bahar Buasan silakan. Kepada

Pak Buasan silakan. Kami lanjutkan yang terhormat Bapak Delis, silakan.

Page 50: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · Bapak Ibu yang saya muliakan, Bapak Kepala Badan Narkotika Nasional beserta jajarannya yang berbahagia. ... mencoba mengambil langkah

RDPU KOMITE III DPD RI DENGAN KEPALA BNN MS II TS 2016-2017

RABU, 1 FEBRUARI 2017

49

Sudah, tidak boleh lama-lama kami persilakan Yang terhormat Senator Stefanus

setelah ini. Kami lanjutkan yang terhormat Senator Mervin dari Papua. Kami persilakan

Senator Novita. Kami persilakan Senator Abdulrahman. Kami persilakan Senator Emilia, Ibu

Emil, silakan. Kami persilakan Senator Habib Hamid Abdullah. Coba yang sudah tidak

berada di tempat. Kami persilakan Senator Jabbar Toba ya. Berkasnya sudah ada silakan.

Silakan Ibu Ayu Setelah ini silakan Ibu Baiq Silakan Ibu Suryati Armain. Silakan Senator

Ahmad Sadeli Karim, dan Senator Muslihudin Abdurasyid. Setelah itu Senator Dedi. Silakan

siapa lagi, Senator Novita. Senator Emma Yohana. Bapak Dedi tadi. Ibu Maria silakan.

Silakan bilamana selesai kami mengundang Bapak Kepala BNN untuk dapat maju ke

muka, menandatangani kesepakatan dan sekaligus izinkanlah kami menutup pertemuan ini

dengan mengucapkan Alhamdulilahirabbilalamin.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETOK 3X

RAPAT DITUTUP PUKUL 14.10 WIB