93
Dewan Redaksi Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I.,CFP® (Ketua STIE MDP) Penanggung jawab : M.Rizky Pribadi, M.Kom (Kepala LPPM STIE MDP) Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya) 2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu) 3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School) 4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI) 5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi) 6. Dr. Lukluk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA (Pasca Sarjana UNSRI) 7. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (STIE MDP) Penyunting Pelaksana : 1. Siti Khairani, S.E., Ak, M.Si.,CFP® 2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si 3. Kardinal, SE., M.M., CFP® Sekretariat : Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom., M.Si Penerbit : STIE Multi Data Palembang Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400 Fax. 0711-376360 E-mail: [email protected] Forum Bisnis dan Kewirausahaan adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengembangan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, perpajakan, ekonomi, dan kewirausahaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun (September dan Maret) dan bertujuan untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian terbaru dan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan kepada masyarakat ilmiah.

Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Dewan Redaksi

Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I.,CFP® (Ketua STIE MDP)

Penanggung jawab : M.Rizky Pribadi, M.Kom (Kepala LPPM STIE MDP)

Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA

Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya)2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu)3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School)4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI)5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi)6. Dr. Lukluk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA (Pasca Sarjana UNSRI)7. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (STIE MDP)

Penyunting Pelaksana : 1. Siti Khairani, S.E., Ak, M.Si.,CFP®2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si3. Kardinal, SE., M.M., CFP®

Sekretariat : Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom., M.Si

Penerbit : STIE Multi Data Palembang

Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400Fax. 0711-376360 E-mail: [email protected]

Forum Bisnis dan Kewirausahaan adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil penelitiandan pengembangan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, perpajakan, ekonomi, dankewirausahaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun (September dan Maret) danbertujuan untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian terbaru dan gagasan dalambidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan kepada masyarakat ilmiah.

Page 2: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

DAFTAR ISI

Analisis Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan PelaporanWPOP (Studi Kasus Pada Mahasiswa FE UTP Palembang)

Padriyansyah, Dimas Pratama Putra, Trie Sartika PratiwiDosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya 81 - 92

Perlindungan Konsumen Terhadap Wanprestasi Pelaku Usaha

Titie Syahnaz NataliaUniversitas Baturaja 93 - 105

Aspek Kewirausahaan Sosial Program Konservasi Dan Pelestarian Karya Budaya Indonesia DalamFormat Digital

Troy, Sisnuhadi, Samuel Gandang GunantoUniversitas Kristen Duta Wacana, 3Institut Seni Indonesia Yogyakarta 106 - 118

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

Umi Kalsum, Yulia Saftiana, Emil UlfiJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Palembang 119 - 131

Akuntansi Manajemen Lingkungan Di Indonesia

Luk Luk Fuadah, Rochmawati Daud, BurhanuddinUniversitas Sriwijaya, Palembang 132 - 139

Analisis Pendapatan Penjulan Daging Impor Babasena Fresh Kota Palembang

Rika Fitri RamayaniSTIE Prabumulih 140 - 150

Perilaku Pembelian Impulse Buying

MegawatiSTIE MDP \ 151 - 158

Pedoman Penulisan Artikel 159 - 162Biodata Penulis 163 - 165Indeks Penyunting/Mitra Bestari 166Abstrak Volume 9 Nomor 1 167 - 170Indeks Jurnal Volume 9 Nomor 1 171

Page 3: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Analisis Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan PengetahuanPajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan WPOP (Studi Kasus Pada

Mahasiswa FE UTP Palembang)

PadriyansyahDosen Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti

Dimas Pratama PutraDosen Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti

Trie Sartika PratiwiDosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya

[email protected]

Abstract: The purpose of this research is to determine the effect of awareness of taxpayers, tax sanctions, and taxknowledge to compliance reporting WPOP on UTP FE students Palembang. Data analysis techniques using theclassic assumption test, multiple linear regression test, whereas, to test the hypothesis used the F test (simultaneous)and t test (partial). The results showed that the simultaneous statistical tests conducted by Taxpayer Awareness, TaxSanctions and Tax Knowledge together had a significant effect on compliance with reporting of individual taxpayers.Meanwhile, statistical tests conducted partially Tax Awareness and Tax Knowledge and Tax Sanctions have asignificant positive effect on compliance with reporting of individual taxpayers.

Keywords : taxpayer awareness, tax sanctions, tax knowledge, reporting compliance

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak danpengetahuan pajak terhadap kepatuhan pelaporan WPOP pada mahasiswa FE UTP Palembang. Teknik analisis datamenggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan uji F(simultan) dan uji t (parsial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian statistik yang dilakukan secara simultanKesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak dan Pengetahuan Pajak bersama-sama berpengaruh signifikan terhadapkepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan, pengujian statistik yang dilakukan secara parsialKesadaran Pajak dan Pengetahuan Pajak dan Sanksi Pajak berpengaruh signifikan secara positif terhadap kepatuhanpelaporan wajib pajak orang pribadi

Kata kunci: kesadaran wajib pajak, sanksi pajak, pengetahuan pajak, kepatuhan pelaporan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan fenomena yang selaluberkembang di kalangan masyarakat dimana sewaktu-waktu peraturannya dapat berubah. Pajak merupakanpotensi penerimaan terbesar dalam negeri, yangsebagai salah satu sarana bagi pemerintah untukmeningkatkan pendapatan negara demi terwujudnyarakyat yang sejahtera.

Pajak yang dikenakan bagi karyawanswasta maupun negeri adalah pajak penghasilan pasal21. Menurut Resmi (2014:179) Pajak Penghasilan(PPh) Pasal 21 merupakan pajak penghasilan ataspenghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangandan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentukapapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib PajakOrang Pribadi dalam negeri.

Mengingat begitu pentingnya peranan

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 81

Page 4: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

pajak, maka pemerintah terus melakukan pemenahandi sektor pajak. Saat ini dikenal dengan istilah selfassesment system. Self assesment system adalah suatucara dimana setiap wajib pajak diberikan wewenangdan kepercayaan untuk melaporkan kekayaannyasendiri, menghitung dan menyetor sendiri pajak yangharus dibayar dengan bersih, adil, jujur dantransparan.

Hal ini dapat digunakan untuk mengukurperilaku wajib pajak, yaitu seberapa besar tingkatkepatuhan wajib pajak dalam melaksanakankewajiban mengisi dan menyampaikan SuratPemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat, semakintinggi tingkat kebenaran dalam menghitung ketepatanmenyetor serta menyampaikan Surat Pemberitahuan(SPT) secara benar dan tepat, maka diharapkansemakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajakdalam menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan.

Permasalahan yang sering muncul adalahtingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakankewajiban perpajakan. Wajib pajak patuh bukanberarti wajib pajak yang membayar pajak dalamnominal besar dan tertib melaporkan pajaknyamelalui SPT, melainkan wajib pajak yang mengerti,memahami dan mematuhi hak dan kewajibannyadalam bidang perpajakan.

Kepatuhan wajib pajak dapat ditingkatkanmelalui sanksi perpajakan. Pemerintah telah mengaturketentuan dan tata cara umum perpajakan termasukmengatur tentang sanksi-sanksi yang akan diterimaoleh wajib pajak apabila tidak memenuhi kewajibanperpajakannya. Sanksi perpajakan ini bertujuan untukmencegah terjadinya ketidakpatuhan wajib pajakmisalnya dalam melaporkan SPT serta menghindaripenyelewengan terhadap pajak.

Pengetahuan wajib pajak juga berperanpenting dalam hal kepatuhan perpajakan. Denganadanya pengetahuan yang dimilki oleh wajib pajakdapat menumbuhkan perilaku patuh pajak. Wajibpajak yang memiliki pengetahuan tentang peraturanperpajakan tidak akan mengalami kesulitan dalammengisi lembar Surat Pemberitahuan (SPT), begitupula sebaliknya bagi wajib pajak yang kurang

pengetahuan tentang perpajakan akan mengalamikesulitan dalam mengisi SPT. Oleh karena itu, untukmeningkatkan pengetahuan serta pemahaman wajibpajak perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhantentang pajak oleh pihak Direktorat Jenderal Pajaksehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajakdalam mengisi dan melaporkan SPT tahunannya.

Setelah adanya sanksi perpajakan danpengetahuan yang perpajakan yang dimiliki olehwajib pajak diperlukan juga kesadaran bagi wajibpajak untuk mematuhi peraturan perpajakan, dalamhal ini yaitu mengisi serta melaporkan SPTtahunannya tanpa ada paksaan. Rendahnya kesadaranwajib pajak akan menimbulkan perlawanan terhadappajak yaitu melakukan penghindaran pajak baiksecara legal yang tidak melanggar undang-undangmaupun secara ilegal yang melanggar undang-undang. Kesadaran wajib pajak akan meningkatapabila di dalam wajib pajak muncul persepsi positifterhadap pajak.

Menurut Rahayu (2010:138) kepatuhanwajib pajak adalah sebagai suatu iklim kepatuhandan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan.Wajib pajak akan ditetapkan sebagai wajib pajakpatuh oleh Direktorat Jenderal Pajak jika memenuhikriteria. Salah satu kriteria wajib pajak patuh adalahdalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)dalam tiga tahun terakhir.

Masalah yang sering ditemui adalah wajibpajak masih kesulitan dalam pengisisan SuratPemberitahuan (SPT). Sering kali Direktorat JenderalPajak mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru yangkadang belum diketahui oleh karyawan maupun dosensehingga menyebabkan beberapa karyawan yangtedaftar sebagai wajib pajak kurang memahami danakhirnya terlambat dalam melaporkan SPT. Hal inidapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkatkepatuhan wajib pajak.

Pengetahuan tentang perpajakan tersebutmemiliki peranan yang penting untuk menumbuhkankepatuhan wajib pajak. Bagaimana mungkin wajibpajak bisa patuh terhadap kewajiban perpajakannyabila wajib pajak tersebut tidak mengetahui peraturan

Hal - 82 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 5: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

tentang perpajakan, misalnya saja bila wajib pajakdisuruh mengisi dan melaporkan SPT Tahunan padatepat waktu, tetapi mereka tidak mengetahui kapanbatas waktu penyerahan SPT Tahunan.

Selain itu, wajib pajak perlu mengetahuisanksi perpajakan yang ada. Karena apabila wajibpajak memandang bahwa sanksi perpajakan dapatmenimbulkan kerugian yang besar bagi dirinya, makawajib pajak akan patuh terhadap kewajibannyasebagai wajib pajak. Setelah adanya sanksiperpajakan yang ada dan pengetahuan perpajakanyang dimiliki oleh wajib pajak, diperlukan pulakesadaran bagi wajib pajak itu sendiri. Tanpa adanyakesadaran bagi wajib pajak akan pentingnya perananmereka maka tingkat kepatuhan pun akan menjadirendah karena mereka tidak menyadari betapamerugikannya sanksi perpajakan tersebut dan tidakbisa memanfaatkan pengetahuan yang mereka milikiuntuk memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

Berdasarkan hal tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhitingkat kepatuhan wajib pajak tersebut diantaranyayaitu sanksi-sanksi perpajakan yang ada di Indonesia,pengetahuan para wajib pajak tentang perpajakanserta kurangnya kesadaran wajib pajak dalammelaporkan SPT.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas,maka rumusan masalah penelitian adalah sebagaiberikut:1. Apakah kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan

pengetahuan pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap terhadap kepatuhan pelaporanWPOP?

2. Apakah kesadaran pajak berpengaruh terhadapkepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi?

3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadapkepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi?

4. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadapkepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi?

2. LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pajak

Pajak menurut pasal 1 UU No. 28 tahun 2007tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakanadalah:Kontribusi wajib keapada Negara yang terutang olehorang pribadi atau badan yang bersifat memaksaberdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapattimbale balik secara langsung dan digunakan untukkeperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

Definisi pajak menurut beberapa ahli dalamHalim; 2014, antara lain:

a. Dr. N.J. FeldmannPajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihakoleh dan terutang kepada penguasa (menurutnorma-norma yang ditetapkannya secara umum),tanpa adanya kontraprestasi dan semata-matadigunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

b. Prof. Dr. M.J.H. SmeetsPajak adalah prestasi kepada pemerintah yangterutang melalui norma-norma umum dan yangdapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasiyang dapat ditunjukkan dalam hal individual yangdimaksudkan untuk membiayai pengeluaranpemerintah.

c. Prof. Dr. P.J.A AdrianiPajak adalah iuran masyarakat kepada Negara(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yangwajib membayarnya menurut peraturan-peraturanumum (undang-undang) dengan tidak mendapatprestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk danyang gunanya adalah untuk membiayaipengeluaran-pengeluaran umum berhubungantugas Negara untuk menyelenggarakanpemerintahan.

d. S.I. DjajadiningratPajak sebagai suatu kewajiban menyerahkansebagian dari kekayaan ke kas Negara yang

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 83

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 6: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatanyang memberikan kedudukan tertentu, tetapibukan sebagai hukuman, menurut peraturan yangditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,tetapi tidak ada jasa timbale balik dari Negarasecara langsung, untuk memelihara Negara secaraumum.

2.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2016:10)dalam bukunya “Perpajakan”, menuliskan bahwa:“Fungsi pajak terbagi dua, yaitu

a. Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai sumber danabagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Regulerend yaitu pajak sebagai alat untukmengatur atau melaksanakan kebijaksanaanpemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi”.

2.3 Timbul dan Berakhirnya Utang Pajak

Menurut Halim (2016:7), terdapat dua ajaranyang mengatur timbulnya utang pajak yaitu:1. Ajaran materiil

Utang pajak timbul karena adanya undang-undangdan adanya sesuatu yang menyebabkan, yaiturangkaian peristiwa atau keadaan yang dapatmenimbulkan utang pajak.

2. Ajaran formilUtang pajak timbul karena adanya ketetapan pajakoleh fiskus. Ajaran ini tidak melihat tentangadanya sesuatu yang menyebabkan, yaiturangkaian peristiwa atau keadaan sebagai dasaryang menimbulkan utang pajak tetapi tergantungpada adanya surat ketetapan pajak.

Selanjutnya, berakhirnya utang pajak dapatdisebabkan beberapa hal yaitu:1. Pembayaran/pelunasan2. Kompensasi3. Penghapusan utang4. Kadaluwarsa5. Pembebasan.

2.4 Pengertian Pajak Penghasilan

Menurut Resmi (2014:74) bahwa”PajakPenghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakanterhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterimaatau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.”

Pajak Penghasilan (PPh) berdasarkanUndang-Undang No.10 Tahun 1994 yang telahdisempurnakan dengan Undang-Undang No.16 Tahun2000 dijelaskan bahwa:“Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yangditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilanatau atas penghasilan yang diterima dan diperolehnyadalam tahun pajak untuk kepentingan negara danmasyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegarasebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.”

2.5 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Menurut Susyanti dan Ahmad Dahlan(2015:62), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21merupakan Pajak Penghasilan sehubungan denganpekerjaan, jasa dan kegiatanyang dilakukan olehwajib pajak orang pribadi subjek pajak dalam negeri,yang disebut PPh Pasal 21, adalah pajak ataspenghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangandan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentukapapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.Menurut Mardiasmo (2016:197) PPh Pasal 21 adalahpajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dandalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaanatau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan olehorang pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang PajakPenghasilan.

2.6 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak didefinisikan pada Undang-undang No. 28 tahun 2007, Undang-Undang No. 36tahun 2008 tentang PPh dan Undang-undang No. 42tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM sertaperaturan pelaksanaannya adalah:“Wajib pajak adalah orang pribadi dan badan,

Hal - 84 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 7: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, danpemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajibanperpajakan sesuai dengan ketentuan peraturanperaturan perundang-undangan perpajakan.”

Menurut Rahman (2010:32) Wajib Pajakadalah orang pribadi atau badanyang ditentukan untukmelakukan kewajiban perpajakannya itu memungutatau memotong pajak tertentu yang sesuai denganketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan.

Menurut Fidel (2010:36) Wajib Pajakmerupakan subjek pajak yang memenuhi syarat-syaratobjektif yaitu masyarakat yang menerima ataumemperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitupenghasilan yang melebihi Penghasilan Tidak KenaPajak (PTKP) bagi wajib pajak dalam negeri sesuaidengan ketentuan perundang-undangan.

2.8 Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan WajibPajak Orang Pribadi

Menurut Rahayu (2010:138) mengatakanbahwa kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikansebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhisemua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hakperpajakannya.

Menurut Gunadi (2013:94) pengertiankepatuhan wajib pajak adalah dalam hal ini diartikanbahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untukmemenuhi kewajiban perpajakannya sesuai denganaturan yang berlaku tanpa perlu diadakanpemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupunancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupunadministrasi.

2.9 Hubungan Kesadaran Wajib Pajak DenganKepatuhan Penyampaian SPT Tahunan WajibPajak Orang Pribadi

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,kesadaran adalah keadaan tahu, mengerti dan merasa.Kesadaran untuk mematuhi ketentuan (hukum pajak)yang berlaku tentu menyakut faktor–faktor apakahketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai,dan ditaati. Bila seseorang hanya mengetahui berarti

kesadaran wajib pajak tersebut masih rendah.Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimanawajib pajak mengetahui, memahami danmelaksanakan ketentuan perpajakan dengan benardan sukarela.

Menurut kesadaran wajib pajak atas fungsiperpajakan sebagai pembiayaan negara sangatdiperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajibpajak. Kesadaran untuk menjadi wajib pajak yangpatuh merupakan salah satu kepatuhan terhadaphukum perpajakan dimana disebutkan bahwa hukumperpajakan tidak pandang bulu dan tidak luput dariperkecualian, baik di mana saja serta siapa saja semuasama berdasarkan ketentuan hukum perpajakan yangberlaku untuk menghindari sanksi administrasi yangakan merugikan wajib pajaksendiri. Oleh karena itu,semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak makasemakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajakdalam menyampaikan SPT Tahunannya.

2.10 Hubungan Sanksi Perpajakan DenganKepatuhan Penyampaian SPT TahunanWajib Pajak Orang Pribadi

Sanksi adalah suatu tindakan berupahukuman yang diberikan kepada orang yangmelanggar peraturan. Menurut Mardiasmo (2016:62)sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwaketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan(norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi.Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakanmerupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajaktidak melanggar norma perpajakan.

Sanksi dalam perpajakan menjadi pentingkarena pemerintah Indonesia memilih menerapkan selfassessment system dalam rangka pelaksanaanpemungutan pajak. Pemerintah telah menyiapkanrambu–rambu yang diatur dalam Undang–UndangPerpajakan yang berlaku agar pelaksanaanpemungutan pajak dapat tertib dan sesuai dengantarget yang diharapkan. Apabila kewajibanperpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensihukum yang bisa terjadi karena pajak mengandungunsur pemaksaan. Konsekuensi tersebut adalahpengenaan sanksi–sanksi perpajakan.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 85

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 8: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Wajib pajak akan patuh jika mereka berfikiradanya sanksi berat akibat tindakan ilegal dalamusahanya menyelundupkan pajak. Penerapan sanksiperpajakan baik administrasi (denda, bunga,kenaikan) dan pidana (kurungan atau penjara)mendorong kepatuhan wajib pajak, namun penerapansanksi harus konsisten dan berlaku terhadap semuawajib pajak yang tidak memenuhi kewajibanperpajakannya.

2.11 Hubungan Pengetahuan Perpajakan DenganKepatuhan Penyampaian SPT TahunanWajib Pajak Orang Pribadi

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online,pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui;kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahuiberkenaan dengan hal (mata pelajaran). Sedangkanpajak adalah iuran yang dipungut bagi wargaNegara yang bersifat memaksa dan tanpa imbalandengan tujuan untuk memenuhi kepentinganumum.

Berdasarkan pengertian diatas, menurutMardiasmo (2016:1) pengetahuan perpajakan adalahinformasi pajak yang dapat digunakan wajib pajaksebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan,dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu

sehubungan dengan pelaksanaan hak dankewajibannya di bidang perpajakan.

Adanya kualitas pengetahuan yang semakinbaik akan memberikan sikap memenuhi kewajibandengan benar melalui adanya sistem perpajakansesuatu negara yang dianggap adil. Oleh karena itu,pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajibpajak akan mempengaruhi patuh tidaknya wajib pajakitu sendiri dalam melaksanakan kewajibanperpajakannya. Serta akan berdampak pula padapenerimaan pajak yang diterima oleh negara jikamasyarakatnya sudah memiliki pengetahuanperpajakan yang tinggi.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan wajibpajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakintinggi pula tingkat kepatuhannya dalammenyampaikan SPT Tahunan, karena wajib pajaksudah memahami tentang perpajakan sehinggamempermudah wajib pajak dalam mengisi danmenyampaikan SPT tersebut.

2.12 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang telahdijelaskan sebelumnya, maka kerangka berpikir dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hal - 86 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 9: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan sumber data

Pengumpulan data dilakukan dengan caramembagi kuesioner kepada responden secaralangsung. Dalam penelitian ini pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan teknik survei. Surveiadalah metode pengumpulan data primer denganmemberikan pertanyaan-pertanyaan kepadaresponden individu.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sujarweni (2014:65), populasiadalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atausubjek yang mempunyai karakteristik dan kualitastertentu yang dtetapkan oleh peneliti untuk diteliti dankemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhmahasiswa angkatan 2018 di Universitas TridinantiFakultas Ekonomi yang telah bekerja dan memilikiNPWP.

Sampel penelitian ini adalah mahasiswaFakultas Ekonomi yang memilih kelas reguler B dankelas karyawan Program Studi Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Tridinanti.

Dalam penelitian ini penentuan jumlahsampel ditentukan dengan menggunakan rumusSlovin dalam Umar (2005:146) sebagai berikut:

Keterangan:n : Jumlah sampelN : jumlah populasie : Nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan(persen kelonggaran ketidaktelitian karenapengambilan sampel populasi) sebesar 10%

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah254 n 2018 dari jumlah mahasiswa angkata 2018,presentasi kelonggaran yang akan digunakan olehpeneliti adalah 0,05 atau 5%. Dalam hal ini untuk

mengetahui sampel penelitian, berikut penelitiannya:

Berdasarkan perhitungan di atas, sampelyang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak71 WP OP.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2014:38), variabelpenelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apasaja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarisehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini variabel dependen yaitusanksi perpajakan (x1), Pengetahuan perpajakan (x2)dan Kesadaran wajib pajak (x3) sedangkan variabelindependen yaitu Kepatuhan wajib pajak (Y).

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.4.1 Analisis Regresi Berganda

Model yang digunakan untuk menganalisisdata atau menguji hipotesis berbentuk Model RegresiLinier Berganda (Multiple Linier Regression Model)menggunakan program SPSS. Bentuk persamaanmodel regresi sebagai berikut:

Dimana:Y = Kepatuhan wajib pajak

= Konstanta1

= Koefisien sanksi perpajakan2 = Koefisien pengetahuan perpajakan3 = Koefisien kesadaran wajib pajak

X1 = Sanksi perpajakanX2 = Pengetahuan PerpajakanX3 = Kesadaran wajib pajake = Faktor pengganggu (error)

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah secarasimultan variabel independen berpengaruh terhadap

Y = + 1 X1 + 2 X2 + e

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 87

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 10: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

variabel dependen dengan tingkat keyakinan 95 % = 0,05).

Hipotesis penelitian secara simultan sebagai berikut:

Ho : 1 = 2 = 0, maka seluruh variabel independensecara bersama-sama tidak memilikipengaruh yang signifikan terhadap variabeldependen.

Ha : Minimal satu koefisien dari 1 = 0, makaseluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikanterhadap variabel dependen.

Uji t (Uji Parsial)

Uji parsial (uji t) dilakukan dengan maksuduntuk menguji pengaruh secara parsial antara variabelindependen terhadap variabel dependen denganasumsi bahwa variabel lain dianggap konstan dengantingkat keyakinan 95 % ( = 0,05).

Hipotesis penelitian secara parsial sebagai berikut:

Ho : 1 = 0, maka masing-masing variabelindependen tidak memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap variabel dependen.

Ha : 1 = 0, maka masing-masing variabelindependen memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap variabel dependen.

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Hipotesis

Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2013:97) koefisiendeterminasi (R2) merupakan alat untuk mengukurseberapa jauh kemampuan model dalam menerangkanvariasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasiadalah antara nol atau satu.

Adapun hasil dari uji koefisien determinasi sebagaiberikut:

Berdasarkan Tabel 1 nilai adjusted R squaresebesar 0,326. Hasil ini menunjukkan bahwa 32,6persen kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadidipengaruhi oleh variabel kesadaran wajib pajak,sanksi perpajakan, dan pengetahuan pajak, sedangkan67,4 persen dijelaskan oleh variabel lain diluarmodel.

Uji Statistik F

Uji F digunakan dalam penelitian inibertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh antarakesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, danpengetahuan pajak, terhadap kepatuhan pelaporanwajib pajak orang pribadi secaras simultan. Adapunhasil uji F dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Koefisien Determinasi

Sumber: output SPSS; 2018

Tabel 2. Hasil Uji Statistik F

Hal - 88 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 11: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Berdasarkan tabel 2 di atas nilai uji F sebesar12,296 dengan tingkat signifikansinya 0,000 yangjauh di bawah taraf signifikansi (á = 0,05). Jadi, dapatdikatakan bahwa kesadaran wajib pajak, sanksiperpajakan, dan pengetahuan pajak, secara bersama-sama mempengaruhi variabel y (kepatuhanpelaporan). Dengan demikinan, hipotesis diterimasehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajibpajak, sanksi perpajakan, dan pengetahuan pajak,secara bersama-sama berpengaruh terhadapkepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi.

Berdasarkan tabel 3 diatas nilai uji t darimasing-masing variabel yaitu:

1. Variabel Kesadaran pajak memiliki t hitungsebesar 3,725 dengan taraf signifikansi 0,000 dibawah signifikansi 0,05. Dengan demikian t hitung> t tabel atau 3,725 > 1,6720 maka dapatdisimpulkan bahwa kesadaran pajakmempengaruhi Kepatuhan pelaporan WPOP.Hasil ini menunjukkan hipotesis1 diterima, yaitukesadaran pajak berpengaruh terhadap kepatuhanpelaporan wajib pajak orang pribadi.

2. Variabel Sanksi Pajak memiliki t hitung 3,694dengan taraf signifikansi 0,000 di bawahsignifikansi 0,05. Dengan demikian t hitung > ttabel atau -3,694 > 1,6720 maka dapatdisimpulkan bahwa sanksi pajak tidakmempengaruhi kepatuhan pelaporan. Hasil inimenunjukkan hipotesis2 diterima, yaitupenerimaan sanksi pajak berpengaruh terhadap

Uji Statistik t

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakahvariabel bebas atau variabel independen (x) secaraparsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadapvariabel terikat atau variabel dependen (y)

Uji t digunakan dalam penelitian ini bertujuanuntuk menguji signifikansi pengaruh antara kesadaranwajib pajak, sanksi perpajakan, dan pengetahuanpajak terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajakorang pribadi secaras parsial. Adapun hasil uji tsebagai berikut:

peningkatan kepatuhan pelaporan wajib pajakorang pribadi.

3. Variabel Pengetahuan pajak memiliki t hitungsebesar 3,244 dengan taraf signifikansi 0,000 dibawah signifikansi 0,05. Dengan demikian t hitung> t tabel atau 3,244 > 1,6720 maka dapatdisimpulkan bahwa pengetahuan pajakmempengaruhi Kepatuhan pelaporan WPOP.Hasil ini menunjukkan hipotesis3 diterima, yaitupengetahuan pajak berpengaruh terhadapkepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi.

4.1 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Kesadaran Pajak TerhadapKepatuhan Pelaporan WPOP

Berdasarkan hasil pengujian secara parsialKesadaran pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajibpajak orang pribadi, diperoleh nilai t hitung > t tabel

.

Tabel 3. Hasil Uji Statistik t

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 89

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 12: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

yaitu 3,725 > 1,6720. Dengan tingkat signifikansi0,000 < 0,05 yang ditetapkan. Hasil uji parsialmenunjukkan nilai koefisien â sebesar 0,454 sepertiyang tersaji dalam tabel 3. Nilai koefisien positifmenunjukkan hubungan yang searah, sehingga dapatdiartikan bahwa secara parsial Kesadaran Pajakberpengaruh signifikan secara positif terhadapkepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. JikaKesadaran Pajak meningkat sebesar satu satuan,maka diperkirakan Pendapatan Asli Daerah akan ikutmeningkat sebesar 0,454 satuan dengan asumsibahwa variabel independen lainnya bernilai tetap.

Hasil pengujian ini mendukung hipotesisyang pertama yaitu Kesadaran Pajak berpengaruhpositif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajakorang pribadi secara parsial didukung dari hasil uji-t yang telah dijelaskan pada paragraf diatas.

4.2.2 Pengaruh Sanksi Pajak TerhadapKepatuhan Pelaporan WPOP

Berdasarkan hasil pengujian secara parsialSanksi Pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajibpajak orang pribadi, diperoleh nilai t hitung > t tabelyaitu -0,796 < 1,6720. Dengan tingkat signifikansi0,000 < 0,05 tingkat signifikansi yang ditetapkan.Hasil uji parsial menunjukkan nilai koefisien â sebesar-0,102 seperti yang tersaji dalam tabel 3. Nilaikoefisien negatif menunjukkan hubungan yang tidaksearah, sehingga dapat diartikan bahwa secara parsialSanksi Pajak tidak berpengaruh signifikan secarapositif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak.

Dalam hal tersebut hipotesis kedua tidakberpengaruh secara signifikan karena banyak sanksipajak yang dikenakan kepada wajib pajak tidakberpengaruh terhadap kepatuhan pelaporan sehinggabanyak WP yang tetap tidak memperdulikan sanksitersebut.

4.2.3 Pengetahuan Pajak Terhadap KepatuhanPelaporan WPOP

Berdasarkan hasil pengujian secara parsialPengetahuan pajak terhadap kepatuhan pelaporanwajib pajak orang pribadi, diperoleh nilai t hitung >

t tabel yaitu 3,244 > 1,6720. Dengan tingkatsignifikansi 0,000 < 0,05 yang ditetapkan. Hasil ujiparsial menunjukkan nilai koefisien â sebesar 0,288seperti yang tersaji dalam tabel 3. Nilai koefisienpositif menunjukkan hubungan yang searah, sehinggadapat diartikan bahwa secara parsial PengetahuanPajak berpengaruh signifikan secara positif terhadapkepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. JikaKepatuhan Pajak meningkat sebesar satu satuan,maka diperkirakan Pendapatan Asli Daerah akanikut meningkat sebesar 0,288 satuan denganasumsi bahwa variabel independen lainnya bernilaitetap.

Hasil pengujian ini mendukung hipotesisyang ketiga yaitu Pengetahuan Pajak berpengaruhterhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orangpribadi karena semakin tinggi pengetahuan wajibpajak mengenai pajak maka akan semakin berdampakpositif terhadap kepatuhan pelaporan yang dilakukanoleh wajib pajak.

4.2.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, SanksiPajak dan Pengetahuan Pajak TerhadapKepatuhan Pelaporan WPOP

Kesadaran wajib pajak, sanksi pajak sertapengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhanpelaporan WPOP yang telah terbukti melaluipengujian. Melalui uji-f dengan tingkat signifikansi5% ( = 0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yangmenyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positifKesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak danPengetahuan Pajak secara bersama-sama terhadapKepatuhan pelaporan WPOP (H03) ditolak.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwavariabel bebas secara simultan berpengaruh positifterhadap Kepatuhan pelaporan WPOP, dikarenakankesadaran wajib pajak, sanksi pajak sertapengetahuan pajak sangat mendukung wajib pajakdalam menanamkan dir i untuk patuh dalammelaporkan pajak. Semakin tinggi tingkatpemahaman wajib pajak serta kesadaran wajib pajakmaka semakin tinggi juga niat dan tindakan wajibpajak untuk melaporkan penghasilan yang dikenakanpajak.

Hal - 90 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 13: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukansecara parsial maka:

- Kesadaran Pajak berpengaruh signifikan secarapositif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajakorang pribadi.

- Sanksi Pajak tidak berpengaruh signifikan secarapositif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajakorang.

- Pengetahuan Pajak berpengaruh signifikan secarapositif terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajakorang pribadi

2. Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukansecara simultan maka dapat disimpulkan bahwaKesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak danPengetahuan Pajak bersama-sama berpengaruhsignifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajibpajak orang pribadi.

5.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini yaitu:

1. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan dapatmemberikan pandangan kepada pihak terkaituntuk mempertimbangkan faktor-faktor yangmempengaruhi wajib pajak dalam pelaporankewajiban perpajakannya.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapatmenambahkan variabel independen lainnyaatau menambahkan variabel moderating gunamengetahui variabel-variabel lain yang dapatmempengaruhi dan memperkuat ataumemperlemah variabel dependen. Penelitianselanjutnya juga dapat menambah jumlahsampel penelitian serta memperluas wilayahsampel penelitian sehingga dapat diperoleh hasilpenelitian dengan tingkat generalisasi yang lebihtinggi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fidel 2010, Cara Mudah dan Praktis MemahamiMasalah-Masalah Perpajakan, Muria Kencana,Jakarta.

[2] Gunadi 2013, Panduan Komprehensif PajakPenghasilan, Bee Media Indonesia, Jakarta.

[3] Ghozali, Imam 2013, “Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program SPSS”, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

[4] Halim, Abdul 2016, Perpajakan Konsep,Aplikasi, Contoh dan Studi Kasus, SalembaEmpat, Jakarta.

[5] Mardiasmo 2016, Perpajakan Edisi Revisi, AndiOffset, Yogyakarta

[6] Resmi, Siti 2014, Perjakan Teori dan Kasus

Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

[7] Rahayu, Siti Kurnia 2010, PerpajakanIndonesia: Konsep dan Aspek Formal, GrahaIlmu, Yogyakarta

[8] Rahman, Abdul 2010, Panduan PelaksanaanAdministrasi Pajak: Untuk Karyawan, PelakuBisnis dan Perusahaan, Nuansa, Bandung.

[9] Susyanti, Jeni dan Ahmad Dahlan 2015,Perpajakan untuk Praktisi dan Akademisi,Empat Dua Media, Malang.

[10] Sujarweni, V. Wiratna 2014, Metode Penelitian:Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

[11] Sugiyono 2014, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung.

[12]Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan TataCara Perpajakan.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 91

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 14: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

[13] Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 16Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan.

[14] Umar, Husein 2005, Metode Penelitian, SalembaEmpat, Jakarta.

Hal - 92 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 15: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Perlindungan Konsumen Terhadap Wanprestasi Pelaku Usaha

Titie Syahnaz Natalia

Universitas BaturajaFakultas Ekonomi

e-mail: [email protected]

Abstract: In the reality that occurs in the community that there are some businessmen who do things to harmconsumers. Consumers’ rights are often ignored by businessmen, in other words, businessmen have not done theirobligations to consumers properly. From this background, the writer formulated several problems, which are howthe legal rules regarding consumer dispute resolution and how the responsibility of businessmen to consumers.This study is a kind of descriptive field research. This study used 2 (two) data sources namely primary and secondarydata. There are 2 (two) data collection methods used in this study, namely observation and interview.The results of this study indicate that consumer protection at BPSK runs in accordance with the provisions of Lawnumber 8 of 1999 concerning consumer protection while the district court is less objective in resolving consumerdisputes. The responsibility of the default businessmen can be carried out by continuing / canceling the agreementand compensating for the losses incurred due to the default.

Keywords: consumer protection, businessmen, responsibility.

Abstrak: Pada kenyataannya yang terjadi di masyarakat bahwa ada beberapa pengusaha yang melakukan hal-halyang merugikan konsumen. Hak-hak konsumen sering diabaikan oleh pengusaha, dengan kata lain, pengusahabelum melakukan kewajibannya kepada konsumen dengan baik. Dari latar belakang ini, penulis merumuskan beberapamasalah, yaitu bagaimana aturan hukum mengenai penyelesaian sengketa konsumen dan bagaimana tanggungjawab pengusaha terhadap konsumen.Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan deskriptif. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data yaitudata primer dan sekunder. Ada 2 (dua) metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaituobservasi dan wawancara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan konsumen di BPSK berjalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen sementara pengadilan negeri kurang objektif dalammenyelesaikan sengketa konsumen. Tanggung jawab pengusaha default dapat dilakukan dengan melanjutkan /membatalkan perjanjian dan mengkompensasi kerugian yang timbul karena default.

Kata kunci: perlindungan konsumen, pengusaha, tanggung jawab.

1. PENDAHULUAN

Perlindungan konsumen merupakan bagiantak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat.Dalam kegia tan bisnis yang sehat terdapatkeseimbangan perlindungan hukum antar konsumendengan produsen. Tidak adanya perlindungan yangseimbang menyebabkan konsumen berada pada posisiyang lemah. Terlebih jika produk yang dihasilkanoleh produsen merupakan jenis produk yang terbatas,produsen dapat menyalahgunakan posisinya yang

monopolistis tersebut. Hal ini tentu saja akanmerugikan konsumen.

Kerugian-kerugian yang dialami olehkonsumen tersebut dapat timbul sebagai akibat dariadanya hubungan hukum perjanjian antara produsendengan konsumen, maupun akibat dari adanyaperbuatan melanggar hukum yang dilakukan olehprodusen. Perjanjian-perjanjian yang dilakukanantara para pihak tidak selamanya dapat berjalanmulus dalam arti masing-masing pihak puas, karena

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 93

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 16: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

terkadang para pihak penerima tidak menerimabarang atau jasa sesuai dengan harapannya. Apabilapembeli, dalam hal ini konsumen tidak menerimabarang atau jasa sesuai dengan yang diperjanjikan,maka produsen dapat dikatakan telah melakukanwanprestasi, sehingga konsumen mengalamikerugian.

Wanprestasi salah satu pihak dalamperjanjian merupakan kelalaian untuk memenuhisyarat yang tercantum dalam perjanjian. Hal inibiasanya lebih banyak dialami oleh pihak yang lemah/memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pihaklainnya. Karena persyaratan tersebut berat sebelah/lebih memberatkan kepada pihak yang lemah.

Hal ini disebabkan karena persyaratan-persyaratan tersebut telah dituangkan kedalam suatuperjanjian baku. Perjanjian yang demikian sudahlazim dipergunakan dan memegang peranan pentingdalam hukum bisnis yang pada umumnya dilandasioleh nilai-nilai yang berorientasi pada efesiensi. (PeterMahmud Marzuki, 2014:8)

Di samping wanprestasi, kerugian dapat pulaterjadi diluar hubungan perjanjian, yaitu jika terjadiperbuatan melanggar hukum, yang dapat berupaadanya cacat pada barang atau jasa yangmengakibatkan kerugian konsumen, baik itu karenarusak atau musnahnya barang itu sendiri, maupunkerusakan atau musnahnya barang akibat cacat padabarang itu. Selain disebabkan karena wanprestasi atauperbuatan melanggar hukum, kerugian yang dialamikonsumen selama ini juga banyak disebabkan karenakonsumen kurang kritis terhadap barang-barang yangditawarkan, sehingga kerugian yang dialamikonsumen tidak hanya kerugian finansial, akan tetapijuga dapat merugikan kesehatan atau keselamatanhidup konsumen sendiri.

Kemungkinan kerugian konsumen tersebutakan semakin bertambah lagi jika barang-barang/jasayang beredar dalam masyarakat tidak menggunakanmerek secara teratur, terutam jika terjadi pemalsuan-pemalsuan merek tertentu yang memungkinkan suatumerek dipergunakan pada beberapa barang sejenis,namun dengan kualitas berbeda, sehingga diantara

barang-barang tersebut ada yang mungkin akanmerugikan konsumen yang kurang kritis.

Perlindungan atas kepentingan konsumentersebut diperlukan karena pada umumnya konsumenselalu berada pada pihak yang dirugikan.Perlindungan hukum terhadap konsumen itu sendiridilaksanakan berdasarkan asas-asas perlindungankonsumen sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal2 Undang-Undang nomor 8 Tahun 1999 TentangPerlindungan Konsumen, yang dirumuskan sebagaiberikut “Perlindungan konsumen berasaskan manfaat,kepastian, keadilan, keseimbangan, keamanan, dankeselamatan konsumen, serta kepastian hukum”.

Asas-asas tersebut ditempatkan sebagaidasar baik dalam merumuskan peraturan perundang-undangan maupun dalam berbagai kegiatan yangberhubungan dengan perlindungan terhadapkonsumen.

Menurut Setiawan: “Perlindungan konsumenmempunyai 2 (dua) aspek yang bermuara padapraktik perdagangan yang tidak jujur (unfair tradepractices) dan masalah keterikatan pada syarat-syaratumum dalam suatu perjanjian.

Pengawasan terhadap pelaksanaankewajiban pelaku usaha tersebut harus ditingkatkan,dengan demikian hak-hak konsumen akan mudahterpenuhi, karena kewajiban pelaku usaha merupakanhak bagi konsumen. Namun pada kenyataannya, hak-hak konsumen sering diabaikan oleh pelaku usaha,dengan kata lain, pelaku usaha belum melakukankewajibannya kepada konsumen dengan baik. Selaluada kemungkinan terjadinya perilaku menyimpangdari produsen-pelaku usaha atas barang-barangproduknya yang diedarkan kepada konsumen. Olehkarena itu, konsumen harus mendapat penggantianatas kerugian karena mengkonsumsi produk yangdiedarkan.

Dari uraian latar belakang di atas, makapenulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:Bagimanakah aturan hukum tentang penyelesaiansengketa konsumen dan tanggung jawab pelaku usahaterhadap konsumen?

Hal - 94 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 17: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum PerlindunganKonsumen

Konsumen umumnya diartikan sebagaipemakai terakhir dari produk yang diserahkan padamereka, yaitu setiap orang yang mendapatkan baranguntuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan ataudiperjualbelikan lagi dan menurut pasal 1 angka 2Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangperlindungan konsumen menyebutkan bahwa:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barangdan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baikbagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan.”

Hukum perlindungan konsumen inimendapatkan landasan hukumnya dari Undang-Undang Dasar 1945, pembukaan, Alinea ke-4 yangberbunyi: “Kemudian daripada itu untuk membentuksuatu pemerintahan Negara Indonesia yangmelindungi segenap bangsa Indonesia.”

Umumnya, sampai sekarang ini orangbertumpu pada kata “segenap bangsa” sehingga iadiambil sebagai asas tentang persatuan seluruhbangsa Indonesia (asas persatuan bangsa). Akantetapi disamping itu, dari kata “melindungi”terkandung pula asas perlindungan (hukum) padasegenap bangsa tanpa ada kecualinya, ini artinya baiklaki-laki maupun perempuan, orang kaya atau orangmiskin, orang kota atau orang desa, orang asli atauketurunan, dan pengusaha atau konsumen.

Dalam berbagai literatur ditemukansekurang-kurangnya dua istilah mengenai hukumyang mempersoalkan konsumen, yaitu hukumkonsumen dan hukum perlindungan konsumen. OlehAz. Nasution (2002:22) menjelaskan bahwa keduaistilah itu berbeda, yaitu bahwa hukum perlindungankonsumen adalah bagian dari hukum konsumen.Menurut beliau hukum konsumen adalah:“Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukumyang mengatur hubungan dan masalah antara

berbagai pihak satu sama lain berkaitan denganbarang dan atau jasa konsumen, di dalam pergaulanhidup.” Dan Sedangkan hukum perlindungankonsumen adalah: “Keseluruhan asas-asas dankaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungikonsumen dalam hubungan dan masalahnya denganpara penyedia barang dan atau jasa konsumen.”

Menurut Miru (2013:15) hukumperlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur danmelindungi konsumen dalam hubungan danmasalahnya dengan para penyedia barang dan/ataujasa konsumen.

Berbicara tentang perlindungan konsumenberarti mempersoalkan jaminan atau kepastiantentang terpenuhinya hak-hak konsumen.Perlindungan konsumen mempunyai cakupan yangluas meliputi perlindungan konsumen dalammemperoleh barang dan jasa, yang berawal dari tahapkegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa hinggake akibat-akibat dari pemakaian barang jasa tersebut.

Kedudukan seorang konsumen tidakseimbang dengan pelaku usaha, hal ini dapat dilihatdari faktor ekonomi pelaku usaha yang lebih tinggidibandingkan konsumen. Keadaan seperti ini tidakhanya terjadi di Indonesia melainkan di negara-negaramaju dan berkembang lainnya. Hal ini telah menjadipermasalahan yang terus dipelajari agar ditemukanjalan yang terbaik dalam menyelesaikannya.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Undang-UndangNomor 8 Tahun 1999 Tentang PerlindunganKonsumen

Berdasarkan undang-undang No. 8 tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikankepastian hukum untuk melindungi hak- hakkonsumen. Undang-undang tersebut juga memberikanharapan agar pelaku usaha tidak lagi sewenang-wenang yang selalu merugikan hak konsumen.Dengan adanya undang-undang perlindungankonsumen beserta perangkat hukum lainnya,konsumen memiliki hak dan posisi berimbang, danmereka pun bisa menggugat atau menuntut jika

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 95

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 18: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

ternyata hak-haknya telah dirugikan atau dilanggaroleh pelaku usaha.

Perlindungan konsumen yang dijamin olehundang-undang ini adalah adanya kepastian hukumyang meliputi segala upaya berdasarkan atas hukumuntuk memberdayakan konsumen memperoleh ataumenentukan pilihannya atas barang dan/atau jasakebutuhannya serta mempertahankan atau membelahak-haknya apabila dirugikan oleh pelaku usahapenyedia kebutuhan konsumen.

Hukum perlindungan konsumen merupakansalah satu bagian dari hukum konsumen yangmelindungi hak- hak konsumen. Dengan banyaknyaperaturan perundang-undangan yang mengaturhukum konsumen maka dalam menerapkannya dalamkehidupan sehari-hari harus sejalan dengan hukumperlindungan konsumen yang telah ada. Oleh karenaitu di dalam Pasal 64 Undang-undang nomor 8 tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkanbahwa:

“Segala ketentuan peraturan perundang-undanganyang bertujuan melindungi konsumen yang telah adapada saat undang- undang ini diundangkan,dinyatakan tetap berlaku.”

Pasal ini menjelaskan hubungan hukum yangharmonis antara hukum konsumen dengan hukumperlindungan konsumen. Peraturan perundang-undangan yang mengatur perlindungan konsumentetap berlaku selama tidak bertentangan dan belumdiatur dalam UUPK.

a. Asas dan Tujuan Hukum PerlindunganKonsumen

UUPK memberikan perlindungan kepadakonsumen bersama-sama dengan pelaku usahaberdasarkan atas asas-asas yang relevan denganpembangunan nasional. Asas-asas ini telah diatur didalam Pasal 2 UUPK. Adapun asas-asas tersebutdapat disebutkan sebagai berikut:1) Asas Manfaat

Asas ini mengamanatkan penyelenggaraanperlindungan konsumen harus memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

2) Asas KeadilanAsas ini dimaksudkan untuk mewujudkanpartisipasi masyarakat secara maksimal danmemberikan kesempatan kepada konsumen danpelaku usaha untuk memperoleh haknya danmelaksanakan kewajibannya secara adil.

3) Asas KeseimbanganAsas ini memberikan keseimbangan antarakepentingan konsumen, pelaku usaha, danpemerintah dalam arti materil maupun spiritual.

4) Asas Keamanan dan Keselamatan KonsumenAsas ini ditujukan agar konsumen terjamin dalamhal keamanan, keselamatan dalam penggunaan,pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasayang dikonsumsi.

5) Asas Kepastian HukumAsas ini dimaksudkan agar konsumen dan pelakuusaha mematuhi hukum yang ada, dapatmemperoleh keadilan dalam penyelenggaraanperlindungan konsumen dan negara menjaminkepastian hukum atas hal tersebut.

b. Hak dan Kewajiban Konsumen

Adapun hak-hak konsumen yang disebutkandalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen, yaitu:1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa sertamendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuaidengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yangdijanjikan;

3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujurmengenai kondisi dan jaminan barang dan/ataujasa;

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas

Hal - 96 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 19: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

barang dan/atau jasa yang digunakan;

5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan,dan upaya penyelesaian sengketa perlindungankonsumen secara patut;

6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikankonsumen;

7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benardan jujur serta tidak diskriminatif;

8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugidan/atau penggantian, apabila barang dan/ataujasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjianatau tidak sebagaimana mestinya;

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturanperundang-undangan lainnya

Kemudian disebutkan juga kewajiban-kewajiban dari konsumen itu sendiri, yaitu:1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan

prosedur pemakaian atau pemanfaatan barangdan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

2) Beritikad baik dalam melakukan transaksipembelian barang dan/atau jasa;

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yangdisepakati

4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketaperlindungan konsumen secara patut.

c. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Secara tegas UUPK telah mengatur hak dankewajiban pelaku usaha. Di dalam Undang-UndangNo.8 Tahun 1999 diatur juga hak-hak yang dimilikiseorang pelaku usaha, yaitu:a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai

dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilaitukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

b. hak untuk mendapat perlindungan hukum daritindakan konsumen yang beritikad tidak baik;

c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnyadi dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbuktisecara hukum bahwa kerugian konsumen tidakdiakibatkan oleh barang dan/atau jasa yangdiperdagangkan;

e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturanperundang-undangan lainnya.

Perbuatan yang dilarang untuk pelaku usahatelah diatur dalam UUPK. Perbuatan yang dilarangtersebut diatur dalam Bab IV yang terdiri dari 10Pasal, diawali dari Pasal 8 sampai dengan Pasal 17.Di dalam Bab IV dapat dilihat bahwa pada dasarnyalarangan-larangan yang berlaku bagi pelaku usahapabrikan juga diberlakukan bagi para pelaku usahadistributor, dan tidak semua larangan yang dikenakanbagi pelaku usaha distributor (dan jaringannya)dikenakan juga bagi pelaku usaha pabrikan.

Secara garis besar larangan yang tertuangdalam Pasal 8 UUPK dapat dibagi ke dalam dualarangan pokok, yaitu:a. Larangan mengenai produk itu sendiri, yang tidak

memenuhi syarat dan standar yang layak untukdipergunakan atau dipakai atau dimanfaatkankonsumen. Kelayakan produk suatu barang dan/atau jasa pada dasarnya berhubungan erat dengankarakteristik dan sifat dari barang dan/atau jasayang diperdagangkan.

b. Larangan mengenai ketersediaan informasi yangtidak benar dan tidak akurat, yang menyesatkankonsumen. Setiap konsumen mempunyai hakmemilih dan menentukan barang dan/atau jasayang akan dikonsumsi, oleh karena itu setiapkonsumen membutuhkan informasi yang benarmengenai barang dan/atau jasa tersebut. (JanusSidabalok, 2014: 75)

2.3 Tinjauan Umum Wanprestasi

Perkataan wanprestasi berasal dari bahasaBelanda yang berarti prestasi buruk. Klausulawanprestasi merupakan suatu hal yang penting untuk

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 97

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 20: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dicantumkan dalam suatu perjanjian R. Subekti,menguraikan arti dari kata wanprestasi sebagaiberikut:

“Apabila si berutang (debitur) t idakmelakukan apa yang dijanjikan akan dilakukannya,maka dikatakan bahwa ia melakukan wanprestasi.Ia adalah alpa atau lalai atau bercidera janji. Ataujuga ia melanggar perjanjian, yaitu apabila iamelakukan atau berbuat sesuatu yang tidak bolehdilakukannya.

” Pengertian umum mengenai wanprestasimenurut R. Sardjono: “Wanprestasi adalah suatukeadaan dimana si berutang tidak melakukan apayang dijanjikan untuk dilakukan atau melanggarperjanjian dalam hal diperjanjikan bahwa si debiturtidak boleh melakukan sesuatu hal, sedangkan ia telahmelakukannya”.

Sedangkan R. Wirjono Prodjodikoro,merumuskan wanprestasi sebagai “ketiadaan suatuprestasi”, dimana prestasi yang dimaksudkan di siniadalah prestasi dalam hukum perjanjian yang berartisebagai suatu hal yang harus dilaksanakan sebagaiisi dari suatu perjanjian. Beliau juga memberikanistilah”ketiadaan pelaksanaan janji”untukwanprestasi.

Seorang debitur yang lalai berarti melakukanwanprestasi ini dapat digugat di muka hakim danhakim akan menjatuhkan putusan yang merugikankepada tergugat itu. (Subekti, 2004: 146) Akan tetapikarena wanprestasi (kelalaian) ini mempunyai akibat-akibat yang begitu penting, maka harus ditetapkanlebih dahulu apakah si debitur (si berutang) itumelakukan wanprestasi atau lalai, dan kalau hal itudisangkal olehnya, harus dibuktikan dimuka Hakim.

Sanksi yang dapat dikenakan atas debituryang lalai atau alpa ada empat macam, yaitu:

1. Membayar kerugian yang diderita oleh kredituratau dengan dinamakan ganti-rugi;

2. Pembatalan perjanjian atau juga dinamakanpemecahan perjanjian;

3. Peralihan resiko;

4. Membayar biaya perkara, kalau sampaidiperkarakan di depan hakim. (R. Subekti, 2012:45).

Ganti rugi sering dirinci dalam tiga unsur:1. Biaya adalah segala pengeluaran atau

perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkanoleh satu pihak. Contohnya jika seorang sutradaramengadakan suatu perjanjian dengan pemainsandiwara untuk mengadakan suatu pertunjukandan pemain tersebut tidak datang sehinggapertunjukan terpaksa dibatalkan, maka yangtermasuk biaya adalah ongkos cetak iklan, sewagedung, sewa kursi dan lain-lain.

2. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan olehkelalaian si debitur. Misalnya rumah yang barudiserahkan oleh pemborong ambruk karena salahkonstruksinya, hingga merusak perabot rumah.

3. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangankeuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitungoleh kreditur. Misalnya, dalam hal jual beli barang,jika barang tersebut sudah mendapat tawaran yanglebih tinggi dari harga pembeliannya. (R. Subekti,2012: 46)

Dalam soal penuntutan ganti rugi, olehundang-undang diberikan pembatasan mengenai apayang dapat dituntut sebagai ganti rugi. Dalam hal iniUndang-undang memberikan perlindungan bagi sidebitur yang lalai terhadap tindakan kreditur memintaganti rugi. Seperti yang diatur dalam beberapa pasaldalam KUHPdt sebagai berikut:

Pasal 1248 KUHPer menentukan:

“Bahkan jika hal tidak dipenuhinya perjanjian itudisebabkan karena tipu daya si berutang,penggantian biaya, rugi dan bunga, sekedarmengenai kerugian yang diderita oleh si berpiutangdan keuntungan yang terhilang baginya, hanyalahterdiri atas apa yang merupakan akibat langsungdari tak dipenuhinya perjanjian”

Hal - 98 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 21: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pembatalan perjanjian, bertujuan membawakedua belah pihak kembali pada keadaan sebelumperjanjian diadakan. Pembatalan perjanjian karenakelalaian debitur diatur dalam pasal 1266 KUHPdtyang mengatur mengenai perikatan bersyarat, yangberbunyi:

“Syarat batal dianggap selamanyadicantumkan dalam perjanjian-perjanjian yangtimbal balik, manakala salah satu pihak tidakmemenuhi kewajibannya. Dalam hal demikianperjanjian tidak batal demi hukum, tetapipembatalan harus dimintakan kepada hakim.Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipunsyarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajibanitu dinyatakan dalam perjanjian. Jika syarat bataltidak dinyatakan dalam perjanjian, hakim leluasamenurut keadaan atas permintaan si tergugat, untukmemberikan suatu jangka waktu guna kesempatanmemenuhi kewajibannya, jangka waktu mana tidakboleh lebih dari satu bulan”.

Wanprestasi artinya tidak memenuhikewajiban yang telah disepakati dalam perikatan.Tidak dipenuhinya kewajiban oleh debitur karena duakemiungkinan alasan yaitu:1. Kesengajaan maupun kelalaian; dan2. Keadaan memaksa (force majure), diluar

kemampuan debitur, jadi debitur tidak bersalah.(Abdulkadir Muhammad, 2012: 241)

2.4 Kerangka Konseptual

3. METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakanpeneliti adalah sebagai berikut:

3.1 Pendekatan Masalah

Penelitian yang digunakan penulis untukmenjawab permasalahan dalam penelitian ini yaknidengan menggunakan pendekatan hukum normatif.

Pendekatan hukum normatif adalahpendekatan hukum yang mengkaji hukum tertulis dariberbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofi,perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup danmateri, konsistensi, penjelasan umum dan pasal demipasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatuundang-undang, serta bahasa hukum yang digunakan,tetapi tidak mengkaji aspek terapan atauimplementasinya. (Abdulkadir Muhammad, 2004:101-102).

Penelitian ini akan memfokuskan padasubstansi hukum bisnis yang berhubungan denganperlindungan konsumen terhadap wanprestasi pelakuusaha.

Penelitian ini akan menggunakan metodependekatan konseptual yaitu beranjak daripandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yangberkembang di dalam ilmu hukum. (Peter MahmudMarzuki, 2011: 95)

Pendekatan konseptual dalam penelitianadalah dengan melakukan pendekatan pada konsephukum bisnis mengenai perlindungan konsumenterhadap wanprestasi pelaku usaha. Kemudian akandicari dulu konsep hukum bisnis mengenai hakkonsumen, setelah itu akan dilihat pengaturannya didalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian hukum normatif, data yangdiperlukan adalah data sekunder. Data sekundermerupakan data yang berasal dari informasi tertulis

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 99

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 22: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

mengenai hukum.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:1) Bahan hukum primer, yaitu yaitu bahan hukum

yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum(perundang-undangan) atau mempunyai kekuatanmengikat bagi pihak-pihak berkepentingan(kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusanhakim). Bahan hukum primer dalam penelitian inimeliputi:a) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumenb) KUHPerdata (Burgerlijk Wetboek) dan

peraturan perundang-undangan lain yangberkaitan dengan permasalahan yang akanditeliti.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikanpenjelasan mengenai bahan hukum primer antaralain buku teks, jurnal, makalah, hasil seminar danartikel-artikel yang berkaitan dengan perlindungankonsumen terhadap wanprestasi pelaku usaha.

3) Bahan Hukum Tertier atau bahan hukumpenunjang, yaitu bahan-bahan yang memberipetunjuk-petunjuk maupun penjelasan-penjelasanterhadap bahan hukum primer dan bahan hukumsekunder, misalnya kamus hukum, ensiklopedia,dan bahan dari media internet.

3.4 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.4.1 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulandata dilakukan dengan studi pustaka dan studidokumen.

a) Studi pustaka yaitu dengan mencari danmengumpulkan bahan-bahan teoritis dengan caramempelajari dan mengutip bahan-bahan pustakaberhubungan dengan objek penelitian yang sedangditeliti.

b) Studi dokumen yaitu dengan cara membaca danmenelaah dokumen yang ada kaitannya denganpokok bahasan yaitu mengenai perlindungankonsumen terhadap wanprestasi pelaku usaha.

3.4.2 Pengolahan Data

Setelah data sekunder, selanjutnya diolahdengan menggunakan tahap-tahapan sebagai berikut:

a) Pemeriksaan data, yaitu mengoreksi apakah datayang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benardan sudah sesuai/relevan dengan masalah.

b) Rekonstruksi data, yaitu menyusun ulang datasecara teratur, berurutan, logis sehingga mudahdipahami dan diinterpretasikan.

c) Sistematisasi data, yaitu penyusunan data secarasistematis sesuai dengan pokok permasalahan,sehingga memudahkan analisis data.

3.4.3 Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisisdengan menggunakan cara analisis deskriptifkualitatif, maksudnya adalah data yang dilakukandengan menafsirkan dan menguraikan hasilnya secararinci kenyataan atau keadaan atas suatu objek dalambentuk kalimat guna memberikan gambaran lebihjelas terhadap permasalahan yang diajukan sehinggamemudahkan untuk ditarik suatu kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teori hukum Hans kelsen (2013: 141 ) Suatukonsep yang terkait dengan konsep kewajiban hukumadalah konsep tanggungjawab hukum (liability).Seseorang yang bertanggungjawab secara hukum atasperbuatan tertentu bahwa dia dapat dikenakan suatusanksi dalam kasus perbuatannya bertentangan/berlawanan hukum. Sanksi dikenakan karenaperbuatannya sendiri yang membuat orang tersebutbertanggungjawab. Tanggung jawab pada perjanjiandapat berupa membatalkan/melanjutkan perjanjiandan ganti kerugian.

Pengertian pembatalan di sini bukanlahpembatalan karena tidak memenuhi syarat subyektifdalam perjanjian, tetapi karena debitur telahmelakukan wanprestasi. Jadi, pembatalan yang

Hal - 100 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 23: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dimaksudkan adalah pembatalan sebagai salah satukemungkinan yang dapat dituntut kreditur terhadapdebitur yang telah melakukan wanprestasi.

Selain dapat mengajukan tuntutan pembatalan,kreditur dapat pula mengajukan tuntutan yang lainyaitu pembatalan perjanjian dan ganti kerugian, gantikerugian saja, pemenuhan perikatan atau pemenuhanperikatan dan ganti kerugian. Namun, perlu jugadikemukakan di sini bahwa sementara ahli ada yangmenyebut dengan istilah pemutusan perjanjian untukmaksud yang sama dengan pembatalan perjanjian.(Munir Fuady, 2011: 21).

Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalamperjanjian-perjanjian yang bertimbal-balik, manakalasalah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.Dalam hal yang demikian perjanjian tidak batal demihukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepadahakim. Permintaan ini juga harus dilakukan,meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinyakewajiban dinyatakan di dalam perjanjian.

Jika syarat batal tidak dinyatakan dalamperjanjian, hakim adalah leluasa untuk menurutkeadaan, atas permintaan si tergugat, memberikansuatu jangka waktu untuk masih juga memenuhikewajibannya, jangka waktu mana, namun itu tidakboleh lebih dari satu bulan.

Perumusan Pasal 1266 BW di atas ini ternyatamengandung berbagai macam kontradiktif danmenimbulkan kesan sedemikian rupa, seakan-akanperjanjian batal dengan sendirinya karena hukumbegitu debitur melakukan wanprestasi, padahalpembatalan perjanjian tersebut harus dimintakanhakim. Selain itu, juga menimbulkan kesan seakanakan debitur juga berhak menuntut pembatalanperjanjian, padahal menurut Pasal 1266 BW itu yangberhak menuntut pembatalan perjanjian hanyalahkreditur.

Pada penerapan ketentuan yang berada dalamlingkungan hukum privat, terdapat perbedaan esensialantara tuntutan ganti kerugian yang didasarkan padawanprestasi dengan tuntutan ganti kerugian yangdidasarkan pada perbuatan melanggar hukum.

Apabila tuntutan ganti kerugian didasarkan padawanprestasi, maka terlebih dahulu tergugat denganpenggugat (produsen dengan konsumen) terikat suatuperjanjian. Dengan demikian, pihak ketiga (bukansebagai pihak dalam perjanjian) yang dirugikan tidakdapat menuntut ganti kerugian dengan alasanwanprestasi. (Ahmadi Miru, 2013: 72).

Ganti kerugian yang diperoleh karena adanyawanprestasi merupakan akibat tidak dipenuhinyakewajiban utama atau kewajiban sampingan(kewajiban atas prestasi atau kewajiban jaminan/garansi) dalam perjanjian. Bentuk-bentuk wanprestasidapat berupa:a. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali;b. Debitur terlambat dalam memenuhi prestasi;c. Debitur berprestasi tidak sebagaimana mestinya

(Ahmadi Miru, 2013: 73).

Terjadinya wanprestasi pihak debitur dalamsuatu perjanjian, membawa akibat yang tidakmengenakkan bagi debitur karena debitur harus:a. Mengganti kerugian;b. Benda yang menjadi objek perikatan sejak

terjadinya wanprestasi menjadi tanggung gugatdebitur;

c. Jika perikatan itu timbul dari perikatan timbalbalik, kreditur dapat minta pembatalan(pemutusan) perjanjian. (Ahmadi Miru, 2013: 73)

Sedangkan untuk menghindari terjadinyakerugian bagi kreditur karena terjadinya wanprestasi,maka kreditur dapat menuntut salah satu dari limakemungkinan:a. Pembatalan (pemutusan) perjanjian;b. Pemenuhan perjanjian;c. Pembayaran ganti kerugian;d. Pembatalan perjanjian disertai ganti kerugian;e. Pemenuhan perjanjian disertai ganti kerugian.

(Ahmadi Miru, 2013: 73)

Pada tanggung gugat berdasarkan adanyawanprestasi kewajiban untuk membayar gantikerugian tidak lain daripada akibat penerapanketentuan dalam perjanjian, yang merupakanketentuan hukum yang oleh kedua pihak secara sukarela tunduk berdasarkan perjanjiannya. Dengan

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 101

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 24: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

demikian, bukan undang-undang yang menuntutapakah harus dibayar ganti kerugian atau berapabesar ganti kerugian yang harus dibayar melainkankedua belah pihak yang menentukan syarat-syaratnyaserta besarnya ganti kerugian yang harus dibayar.

Di samping ketentuan yang terdapat dalamperjanjian yang dibuat oleh para pihak, ketentuanganti kerugian yang bersumber dari hukum pelengkapjuga harus mendapat perhatian, seperti ketentuantentang wanprestasi dan cacat tersembunyi sertaketentuan lainnya. Ketentuan-ketentuan inimelengkapi ketentuan yang telah disepakati olehkedua belah pihak, dan ketentuan ini hanya dapatdikesampingkan jika para pihak menjanjikan lain.

Dengan mengkaji pasal demi pasal dalamUUPK, tampak bahwa beberapa ketentuan yangtertera dalam UU tersebut sesuai dengan nilai-nilaietika bisnis, walaupun dengan redaksi yang berbedaakan tetapi substansi dan tujuannya adalah sama yaituuntuk melindungi konsumen.

Hal ini dapat terlihat dari aturan-aturanmengenai keharusan beritikad baik dalam melakukanusaha (pasal 7 huruf a ), jujur (pasal 7 huruf b), jujurdalam takaran atau timbangan (pasal 8 ayat (1), hurufa, b, c, d, e), menjual barang yang baik mutunya(pasal 8 ayat (2, 3, 4)), larangan menyembunyikanbarang yang cacat (pasal 8) dan lain sebagainya.

19 Itikad baik dalam bisnis merupakan hakekatdari bisnis itu sendiri. Itikad baik akan menimbulkanhubungan baik dalam usaha. (Neni Sri Imaniyati,2002: 177).

Konsumen menjadi obyek aktifitas bisnis untukmendapat keuntungan sebesar-besarnya. Perlu upayapemberdayaan konsumen melalui pembentukanUndang-Undang yang dapat melindungi kepentingankonsumen secara integratif dan komprehensif sertadapat diterapkan secara efektif. Undang-undangtentang Perlindungan Konsumen ini mengacu padafilosofi pembangunan nasional, bahwa pembangunannasional termasuk pembangunan hukum yangmemberikan perlindungan terhadap konsumen adalahdalam rangka membangun manusia Indonesia

seutuhnya yang berlandaskan pada falsafahkenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negaraPancasila dan konstitusi negara Undang-UndangDasar 1945.

Penyusunan UU No 8 Tahun 1999dilatarbelakangi oleh pemikiran untuk meningkatkanharkat dan martabat konsumen dengan meningkatkankesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dankemandirian konsumen untuk melindungi dirinya sertamenumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yangbertanggung jawab.

Berdasarkan pemikiran tersebut diperlukanperangkat peraturan perundang-undangan untukmewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingankonsumen dan pelaku usaha sehingga terciptaperekonomian yang sehat. Berdasarkan pasal 1365KUHPer: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yangmenimbulkan kerugian bagi orang lain mewajibkanorang yang karena kesalahannya mengakibatkankerugian itu, mengganti kerugian.” Pasal ini memberiperlindungan kepada seseorang terhadap perbuatanmelawan hukum (onrechtmatige daad) orang lain.

Unsur penting dalam pasal ini ialah perbuatanmelawan hukum yang pada zaman dulu ditafsirkansecara sempit, yaitu perbuatan yang bertentangandengan UU atau Peraturan Perundangan. Tetapikemudian H.M.N. Purwosutjipto memberikantafsiran lebih luas yakni perbuatan yang bertentangandengan atau melanggar:

a. Hukum atau Peraturan Perundangan.b. Hak orang lain.c. Wajib hukumnya sendiri (si pembuat).d. Keadilan dan kesusilaane. Kepatutan yang layak diindahkan dalam pergaulan

masyarakat, terhadap orang atau barang.

Berdasarkan KUHP tersebut kedudukankonsumen sangat lemah dibanding produsen. Salahsatu usaha untuk melindungi dan meningkatkankedudukan konsumen adalah dengan menerapkanprinsip tanggung jawab mutlak dalam hukum tentangtanggung jawab produsen. Dengan diberlakukannyaprinsip tanggung jawab mutlak diharapkan pula para

Hal - 102 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 25: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

produsen menyadari betapa pentingnya menjagakualitas produk yang dihasilkan, para produsen akanlebih berhati-hati dalam memproduksi barang.

Demikian juga bila kesadaran para produsenterhadap hukum tentang tanggung jawab produsentidak ada, dikhawatirkan akan berakibat tidak baikterhadap perkembangan dunia industri nasionalmaupun terhadap daya saing produk nasional di luarnegeri. Namun demikian, dengan memberlakukanprinsip tanggung jawab mutlak dalam hukum tentangproduct liability tidak berarti pihak produsen tidakmendapat perlindungan, pihak produsen masih diberikesempatan untuk membebaskan dari tanggungjawabnya dalam hal-hal tertentu yang dinyatakandalam undang-undang.

Dengan penerapan tanggung jawab mutlakproduk ini, pelaku usaha pembuat produk atau yangdipersamakan dengannya, dianggap bersalah atasterjadinya kerugian pada konsumen pemakai produkitu, kecuali apabila ia dapat membuktikan keadaansebaiknya, yaitu bahwa kerugian yang terjadi tidakdapat dipersalahkan kepadanya. Tanggung jawabproduk, tanpa kesalahan, merupakan doktrin hukumyang masih baru dan merupakan perluasan daritanggung jawab perbuatan melawan hukum. Kriteriaperbuatan melawan hukum adalah:a. Pelanggaran hak-hak. Hukum mengakui hak-hak

tertentu baik mengenai hak-hak pribadi maupunhak-hak kebendaan dan akan melindunginyadengan memaksa pihak yang melanggar itu supayamembayar ganti rugi kepada pihak yang dilanggarhaknya.

b. Unsur kesalahan. Pertanggungjawaban padakesalahan perdata memerlukan unsur kesalahanatau kesengajaan pada pihak yang melakukanpelanggaran.

c. Kerugian yang diderita oleh penggugat. Suatuunsur yang esensial dari kebanyakan kesalahanperdata adalah bahwa penggugat harus.

d. Sudah menderita kerugian fisik atau finansialsebagai akibat dari perbuatan tergugat.(Abdulkadir Muhammad, 2010: 199-200).

Sesuai dengan hukum positif yang berlaku diIndonesia, seorang konsumen bila dirugikan dalammengkonsumsi barang atau jasa, dapat menggugatpihak yang menimbulkan kerugian itu. Dengankualifikasi gugatan wanprestasi atau perbuatanmelawan hukum. Karena kerugian yang dialamikonsumen, tidak lain karena tidak dilaksanakannyaprestasi oleh pengusaha.

Penuntutan karena wanprestasi dan karenaonrechtmatige daad (perbuatan melawan hukum)pelaksanaannya berbeda yakni:a. Dalam aksi karena onrechtmatige daad maka si

penuntut harus membuktikan semua unsur-unsuryakni antara lain bahwa ia harus membuktikanadanya kesalahan pada si pelaku. Dalam aksi

karena wanpresptasi maka si penuntut umummenunjukkan adanya wanprestasi, sedangpembuktian bahwa tentang tidak adanyawanprestasi dibebankan pada si pelaku.

b. Tuntutan pengembalian pada keadaan semulahanyalah dapat dilakukan bilamana terjadituntutan karena onrechtmatige daad, sedangdalam tuntutan wanprestasi tidak dapat dituntutpengembalian pada keadaan semula.

c. Bilamana terdapat beberapa debitur yangbertanggung gugat, maka dalam hal terjadituntutan ganti kerugian karena onrechtmatigedaad, masing-masing debitur tersebutbertanggung gugat untuk keseluruhan gantikerugian tersebut. Kalau tuntutannya didasarkanpada wanprestasi maka penghukuman masing-masing untuk keseluruhannya hanyalah mungkinbilamana sifat tanggung rentengnya dicantumkandalam kontraknya atau bilamana prestasinya tidakdapat dibagi-bagi.

Dengan kualifikasi gugatan ini, konsumensebagai penggugat harus membuktikan unsur-unsur:

a. Adanya perbuatan melawan hukum. Perbuatanbarulah merupakan perbuatan melawan hukumapabila: bertentangan dengan hak orang lain,bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri,

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 103

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 26: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

bertentangan dengan kesusilaan yang baik,bertentangan dengan keharusan yang harusdiindahkan dalam pergaulan masyarakat mengenaiorang lain atau barang.

b. Adanya kesalahan/kelalaian pengusaha/perusahaan. Dikatakan ada kelalaian apabilatimbulnya kerugian bagi seseorang atau barangmilik orang lain disebabkan karena kurang hati-hatinya melakukan suatu perbuatan, ataumengurus sesuatu sebagaimana dikehendaki olehhukum. Untuk berhasilnya suatu gugatanberdasarkan kelalaian, penggugat harusmembuktikan tiga unsur penting yaitu : pertama,bahwa tergugat dibebankan kewajiban berhati-hatidalam melakukan kewajiban hukumnya, kedua,kewajiban hukum itu dilanggar, ketiga, bahwaakibat pelanggaran itu timbul kerugian.

c. Adanya kerugian yang dialami konsumen.Penggugat harus membuktikan bahwa iamenderita kerugian sebagai akibat daripelanggaran kewajiban berhati-hati oleh tergugat.Dalam kerugian itu dapat termasuk kerugianterhadap harta benda, kerugian pribadi dan dalambeberapa hal kerugian uang.

d. Adanya hubungan kausal antara perbuatanmelawan hukum dengan kerugian yang dialamikonsumen. Apabila tanggung jawab dalamkesalahan perdata tergantung pada kerugian,penggugat harus membuktikan bahwakerugiannya secara sah disebabkan oleh perbuatantergugat.

Konsekuensinya, jika pelaku usaha gagalmembuktikan tidak adanya unsur kesalahan, makagugatan ganti rugi penggugat akan dikabulkan dalamhal memiliki alasan yang sah menurut hukum. (YusufShofie, 2003: 75)

Dalam hal yang demikian, selama pelaku usahatidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebutbukan merupakan kesalahan yang terletak padapihaknya, maka demi hukum pelaku usahabertanggung jawab dan wajib mengganti kerugianyang diderita tersebut. Jika pelaku usaha menolak

dan/ atau tidak memberi tanggapan dan/ atau tidakmemenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumenmaka menurut pasal 23 UUPK dapat digugat melaluiBadan Penyelesaian Sengketa Konsumen. (RachmadiUsman, 2002: 223-224)

5. PENUTUP

Berdasarkan pada hasil dan pembahasan makakesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aturan hukum tentang penyelesaian sengketakonsumen sudah memberikan perlindungan hukumterhadap konsumen melalui BPSK dan PengadilanNegeri. BPSK dijadikan pertimbangan oleh hakimpengadilan Negeri.Namun putusan BPSK tersebuttidak dijadikan dasar pertimbangan hakim.

2. Tanggung jawab terhadap konsumen jikawanprestasi dapat dilakukan dengan melanjutkan/membatalkan perjanjian dan mengganti kerugianyang ditimbulkan akibat wanprestasi tersebut.

Untuk melindungi konsumen, khususnyaterhadap wanprestasi pelaku usaha, banyak aspekyang terkait di dalamnya, baik dari segi peraturanmaupun implementasinya yang harus diperhatikan,antara lain:

1. Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen,belum adanya Pasal yang lebih spesifikmembahas mengenai sistem tanggung jawabpelaku usaha, karena jenis tanggung jawab PelakuUsaha terdiri dari berbagai jenis.

2. Dengan semakin berkembangnya perubahanzaman, Undang-Undang Perlindungan Konsumensebaiknya mengikuti perubahan yang ada. PeranPemerintah sebagai regulator diharapkan dapatmembuat peraturan- peraturan/kebijakan yangberkaitan dengan perlindungan konsumen, Dalampraktiknya, masih belum banyak terdapatperaturan pemerintah yang menjadi turunan dariUndang-Undang Perlindungan Konsumen, sepertimengenai tanggung jawab pelaku usahawanprestasi.

Hal - 104 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 27: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdulkadir, Muhammad 2010, Hukum PerdataIndonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.

[2] Fuady, Munir 2011, Hukum Kontrak Dari SudutPandang Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti,Bandung.

[3] Hans Kelsen 2013, General Teori of Law andState, Diterjemahkan oleh Raisul MuttaqienMenjadi: Teori Umum Tentang Hukum danNegara, Nusa Media, Bandung.

[4] Imaniyati, Neni Sri 2002, Hukum Ekonomi danEkonomi Islam Dalam Perkembangan, MandarMaju, Bandung.

[5] Muhammad, Abdulkadir 2004, Hukum danPenelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.

[6] Merzuki, Peter Mahmud 2011, PenelitianHukum, Kencana, Jakarta.

[7] Miru, Ahmadi 2013, Prinsip-prinsipPerlindungan Hukum Bagi Konsumen diIndonesia, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

[8] Nasution, Az 2002, Iklan dan Konsumen(Tinjauan dari Sudut Hukum dan PerlindunganKonsumen) Dalam Manajemen dan UsahawanIndonesia), Nomor 3, thn. XXII, LPM FE-UI,Jakarta.

[9] Shofie, Yusuf 2003, Penyelesaian SengketaKonsumen Menurut UUPK Teori dan PraktekPenegakan Hukum, Citra Aditya Bakti,Bandung.

[10] Subekti, R 2004, Pokok-Pokok Hukum Perdata,Intermasa, Jakarta.

[11] Subekti, R 2012, Hukum Perjanjian, PT.Intermasa, Jakarta.

[12] Sidabalok, Janus 2014, Hukum perlindunganKonsumen di Indonesia, Citra Aditya Bakti,Bandung.

[13] Usman, Rachmadi 2002, Hukum EkonomiDalam Dinamika, Djambatan, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 TentangPerlindungan Konsumen.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 105

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 28: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Aspek Kewirausahaan Sosial Program KonservasiDan Pelestarian Karya Budaya Indonesia

Dalam Format Digital

Troy1, Sisnuhadi,2 Samuel Gandang Gunanto3

1,2Universitas Kristen Duta Wacana, 3Institut Seni Indonesia YogyakartaProgram Studi Magister Manajemen, Fakultas Bisnis

e-mail: [email protected], [email protected] Studi Animasi, Fakultas Seni Media Rekam

e-mail: [email protected]

Abstrak:Era revolusi industri 4.0 menghadirkan teknologi digital yang mendukung inovasi kewirausahaan sosialdalam usaha konservasi dan pelestarian karya budaya Indonesia. Konservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiabertujuan mempertahankan nilai adiluhung bangsa Indonesia. Konservasi digital dilakukan dengan memanfaatkanperangkat fotografi, videografi dan teknologi 3D (photogrammetry 3D scan maupun 3D motion capture). Sedangkanpelestarian karya budaya dapat dilakukan dengan memaksimalkan publikasi melalui perangkat portabel dan tampilanvisual 3D. Kewirausahaan sosial dalam konservasi dan pelestarian karya budaya menyasar masyarakat budayasebagai pelaku dan masyarakat umum sebagai penerima manfaat sehingga dapat memberi dampak yang baik padabidang pendidikan, pariwisata, sosial dan ekonomi. Penelitian ini menelaah aspek kewirausahaan sosial padaprogram konservasi dan pelestarian karya budaya Indonesia dalam format digital sehingga memberikan landasanpada usaha konservasi dan pelestarian karya budaya Indonesia dalam format digital yang berbasis kewirausahaansosial.

Kata kunci: aspek kewirausahaan sosial, konservasi digital, karya budaya

Abstract: The era of the industrial revolution 4.0 presents digital technology that supports social entrepreneurshipinnovation in the conservation and preservation of Indonesian cultural works. The conservation and preservation ofIndonesian cultural works aims to maintain the valuable value of the Indonesian people. Digital conservation iscarried out by utilizing photographic, video graphic and 3D technology (photo grammetry 3D scans and 3D motioncapture). While the preservation of cultural works can be done by maximizing publication through portable devicesand 3D visual display. Social entrepreneurship in the conservation and preservation of cultural works targets culturalcommunities as actors and the general public as beneficiaries so as to have a good impact on education, tourism,social and economic fields. This study examines aspects of social entrepreneurship in the conservation and preservationprogram of Indonesian cultural works in digital format so as to provide a basis for efforts to conserve and preserveIndonesian cultural works in digital formats based on social entrepreneurship.

Keywords: aspects of social entrepreneurship, digital conservation, cultural work.

1. PENDAHULUAN

Indentitas suatu bangsa dapat diketahuidengan mengenal budaya yang berkembang didalambangsa tersebut. Karya budaya dibagi menjadi 2(dua), yaitu: Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)

dan Warisan Budaya Benda (WBB) (Rudolff, 2006).WBTB merupakan karya budaya yang dapat direkam,tetapi tidak dapat disentuh atau disimpan dalambentuk fisik. WBTB meliputi tradisi dan ekspresilisan, ritual, tarian, nyanyian, dan lain sejenisnya.Sedangkan WBB merupakan karya budaya yang

Hal - 106 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 29: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dibentuk oleh artefak berwujud seperti bangunan,peralatanritual, alat musik, dan lain sejenisnya.

Sejarah suatu bangsa dapat diketahui melaluibudaya yang selalu “diuri-uri” oleh generasiberikutnya dan selanjutnya akan diturunkan kegenerasi anak cucu. Indonesia merupakan sebuahnegara kepulauan terbesar di dunia. Tata geografisIndonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau membuatIndonesia memiliki budaya yang beraneka ragam.Keberagaman budaya bangsa Indonesia merupakanidentitas sebagai bangsa yang heterogen. BudayaIndonesia yang beragam ini merupakan sumberkekuatan dari Bangsa Indonesia untuk menambahdaya saing nasional jika dapat dikelola dengan baik.Kebudayaan nasional Indonesia akan mantap apabilabudaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dankehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermaknaoleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno,1992).

Namun, kini budaya asli bangsa Indonesiamulai tidak dikenal oleh generasi muda karenainformasi mengenai budaya itu sendiri belumterdokumentasi dengan baik secara digital. Informasimengenai budaya terancam hilang bersamaan denganmeninggalnya tokoh-tokoh di bidang budaya,dikarenakan tidak adanya penerus yang tertarik untuk“nguri-uri” budayanya. Karya budaya yang hilangturut mengikis identitas bangsa Indonesia. Informasiyang kurang dapat diakses dan diketahui oleh banyakorang merupakan salah satu sebab diantaranya.Sehingga pemutakhiran data dokumentasi karyabudaya yang terancam punah dan minim informasisecara digital sangat mendesak dan penting dilakukanuntuk menjaga terkikisnya identitas bangsa Indonesia.

Dengan kehadiran teknologi digital pada erarevolusi industri 4.0, kewirausahaan sosial sangatdimungkinkan untuk berinovasi dan turut ambilbagian dalam usaha konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia. Pemanfaatan perangkat fotografi,videografi serta teknologi 3D (photogrammetry 3Dscan dan 3D motion capture) mendukung usahakonservasi karya budaya sehingga dapat awetsepanjang masa dan dapat disajikan melalui mediainternet (Marinos Ioannides & Quack, 2014).

Kemudahan ini memungkinkanpenyebarluasan data tersebut secara online sehinggamampu menanggulangi keterbatasan waktu dantempat dalam menikmatinya (Lu, D. Pan, 2010).Contoh pengembangan konten digital budaya adalahadanya sistem pelatihan menari yang dikembangkansecara digital dengan mengkombinasikan teknologivirtual reality dan motion capture (Chan, Leung,Tang, & Komura, 2011).

Generasi saat ini memiliki tugas untukmelestarikan budaya agar tidak punah karena tertutupdengan budaya asing yang masuk ke Indonesiabersamaan dengan masuknya perkembanganteknologi. Budaya asli bangsa Indonesia mulai tidakdikenal oleh generasi saat ini karena informasimengenai budaya itu sendiri belum terdokumentasidengan baik secara digital (Sitokdana, 2015).

Memperhatikan tantangan sosial sertapeluang ekonomi dalam mengelola kebudayaannasional, maka diperlukan suatu kegiatan denganmodel bisnis yang tepat. Kewirausahaan sosialmerupakan kegiatan ekonomi yang bertujuanmengatasi tantangan sosial bahkan ketika pasar dansektor publik tidak dapat merespon tantangan tersebut(Sekliuckiene & Kisielius, 2015).

Penelitian ini akan memberikan landasanusaha konservasi dan pelestarian karya budayaIndonesia dalam format digital berbasiskewirausahaan sosial.

2. LANDASAN TEORI

Kewirausahaan berbasis kapital memilikiperbedaan yang tegas dengan kewirausahaan sosial.Kewirausahaan berbasis kapital bertujuanmemuaskan nilai pasar dengan memulai bisnis baru,sedangkan kewirausahaan sosial bertujuanmemuaskan nilai sosial dengan memulai kegiatan baru(Nilsson, 2003).

Dengan kata lain, kewirausahaan sosialberfokus pada peningkatan nilai sosial. Pribadi,keluarga, masyarakat, pasar dan pemerintah yang

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 107

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 30: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

terlibat diharapkan dapat belajar terus menerus untukmemupuk kepercayaan, menumbuhkan rasa memilikiyang sesungguhnya, serta berinvestasi (Alex Nicholls,2013).

Kelanjutannya, kewirausahaan sosial tidakberhenti pada peningkatan nilai sosial, kegiatankewirausahaan sosial ditujukan untuk menciptakanperubahan sosial. Inovasi dibuat untuk memecahkanmasalah yang sulit untuk dipecahkan. Inovasi datangdengan menggabungkan berbagai elemen yang adadengan cara yang baru (Schwarz, Mulgan, Tucker,Ali, & Sanders, 2010).

Kondisi sosial masyarakat modern sangatdipengaruhi oleh teknologi, baik itu teknologiinformasi maupun teknologi lain berbasis digital.Sehingga sangat dimungkinkan akan muncul berbagaiinovasi dari perkembangan teknologi (Stark &Castells, 1997).

Teknologi didefinisikan sebagai infrastrukturdan pengetahuan yang diperlukan untuk mempercepatdan mempermudah proses. Teknologi bukan mengenaiperusahaan baru pada sektor baru, melainkan kondisibaru yang mempengaruhi proses perekonomian danberdampak pada kondisi sosial masyarakat. Teknologimenjadi pusat masyarakat modern, dan teknologimenyerang semua sektor yang dapat didigitalkan.Menciptakan kemudahan industri, efektifitasproduksi, efisiensi waktu, dan meruntuhkan batasnegara (Bjerke & Karlsson, 2013).

Teknologi meningkatkan laju perubahanperekonomian dan menyebar dengan laju yangsemakin cepat pula (Coulter, 2001).

Teknologi kini menjadi budaya masyarakatmodern, dan menghadirkan budaya teknologi(Kelly, 1998).

Kelebihan dengan pendokumentasian dalamformat digital, terlebih menggunakan data 3D yangditangkap oleh teknologi motion capture atauphotogrammetry adalah dimungkinkannya reka ulanggerak maupun objek secara virtual, bahkan jikadikehendaki dapat dibuat menjadi sumber data untuk

media pembelajaran interaktif secara virtual sepertipada penelitian Dixon melalui sebuah pementasanpertunjukan tari virtual yang berbantukan perangkatlunak 3D (Farley, 2008).

Penelitian Stanco dkk juga melakukan 3Dscan karya budaya yang dimanfaatkan untukpembelajaran dan menyajikannya dalam bentukpameran virtual (Stanco, Battiato, & Gallo, 2011).

Perkembangan terkini proses digitalisasikarya budaya juga melibatkan teknologi pirantibergerak sebagai infrastrukturnya (Ch’ng, Gaffney,& Chapman, 2013).

Penggunaan konten digital sangatdimungkinkan dalam menciptakan pengalamaninteraktif pada karya budaya yang terdigitalisasi (M.Ioannides, Fellner, & Georgopoulos, 2010).

Piranti-piranti ini jika mampu digabungkansecara global akan membentuk mekanisme IoT(Internet of Things) yang membangun terwujudnyaimplementasi revolusi industri 4.0 pada programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiadalam format digital berbasis kewirausahaan sosial.

Program berbasis kewirausahaan sosial perludikembangkan agar program dapatberkesinambungan dan melibatkan lebih banyakorang. Keterlibatan inilah yang menciptakan rasamemiliki dan lebih banyak pula yang menikmatikeuntungan (Kusumasari, 2016).

Kewirausahaan sosial harus memperhatikandelapan aspek, yaitu: pendefinisian misi yang tepat,identifikasi peluang, dukungan sumber daya,akuntabilitas, manajemen risiko, inovatif, kebutuhanpenerima manfaat, serta manajemen keuangan (Dees,Emerson, & Economy, 2002).

Pendefinisian misi; misi para pelaku untukbersama-sama berwirausaha sosial muncul secaraalami dan dapat dijelaskan. Kehadiran para wirausahasosial lebih difokuskan pada tujuan organisasi, dantujuannya tentu bermisi sosial (Austin, 2000). Misipelaku maupun kewirausahaan sosial menjadi dasar

Hal - 108 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 31: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dari upaya membuat perubahan signifikan dalamkehidupan sosial (Drucker & Noel, 1986). Misi inidigunakan untuk mengembangkan strategi,mengumpulkan sumber daya, dan menginspirasikomitmen dari masyarakat (Heskett, W.E.S., &Schlesinger, 2015).

Mengenali dan menilai peluang; peluangmenunjukkan arah organisasi dan mempertahankannilai sosial yang dinginkan. Peluang yang baik akanmemberikan jawaban pada semua jenis tantangan,termasuk waktu, perubahan lingkungan, dan kondisimasyarakat (Brinckerhoff, 2009).

Organisasi kewirausahaan sosial harusmengenali peluang yang tidak pasti dan peluang yangluar biasa berdampak pada misi sosial sebelumpeluang tersebut lenyap (Spinelli & Timmons, 2004).

Dukungan sumber daya; ini bukan tentangsumber daya dana semata, melainkan sumber dayamanusia (internal maupun eksternal) serta strategiorganisasi untuk jangka pendek, menengah danpanjang (Grace, 2005).

Wirausaha sosial harus menentukan danmenemukan sumber daya pendukung yang cocokdengan kebutuhan organisasi untuk mewujudkan misiorganisasi (Safferstone, 2011).

Akuntabilitas; sebagaimana organisasikewirausahaan yang bertanggungjawab kepadasupervisor, kewirausahaan sosial bertanggungjawabkepada banyak pemangku kepentingan danmasyarakat. Akuntabilitas sangat berimplikasiterhadap komitmen orang-orang yang terlibat sertamasyarakat penerima manfaat. Akuntabilitasmembantu wirausaha sosial responsif terhadap misisosial organisasi dan memastikan bahwa mereka telahmencapai tujuan organisasi (Epstein & Birchard,1999).

Manajemen risiko; risiko adalah hasil yangtidak diinginkan, risiko dapat muncul dengan tidakmemedulikan usia dan ukuran organisasi. Maka risikoharus diidentifikasi, dinilai, dipantau, dimodelkan danditentukan cara manajemennya (Lewis, 2012).

Risiko memiliki dampak ketika dihindariataupun ketika diambil (Hammond, Keeney, & Raiffa,1999). Organisasi tidak dapat menghilangkan risikosepenuhnya. Mengambil risiko bukan berartibertaruh, melainkan mengelolanya secara efektif(Dembo, 1998).

Inovasi; adalah tentang cara baru dan lebihbaik dalam membangun dan melaksanakan misiorganisasi (Moore, 1999). Dan setiap cara barumemunculkan resistensi. Organisasi harusmendefinisikan resistensi yang akan muncul dan caramengelolanya (Christensen, 2000).

Identifikasi penerima manfaat; penerimamanfaat merupakan target pengguna produk danlayanan yang dihasilkan sumber daya organisasi.Penerima manfaat merupakan pembentuk pasar danpatokan keberhasilan misi sosial (Andreasen, 2002).Identifikasi penerima manfaat digunakan untukmenyusun strategi mempertahankan pasar,meningkatkan layanan, mempublikasikan misi sertamengelola reputasi organisasi (Heinbuch, 1996).

Manajemen keuangan; kewirausahaankomersial dan sosial memerlukan informasi keuanganyang akurat dan tepat waktu untuk mendukungpengambilan keputusan yang mengarah padapengalokasian sumber daya (Malvern J. Gross,Jr.Richard F. Larkin, 2000). Wirausaha sosial yangefektif mengetahui sumber daya dana mereka tetapitidak dikekang olehnya (McLaughlin, 2009).

3. METODE PENELITIAN

Penelitan aspek kewirausahaan sosialprogram konservasi dan pelestarian karya budayaIndonesia dalam format digital dilakukanmenggunakan metode deskriptif dengan pendekatankualitatif. Metode kualitatif menekankan aspekmakna, proses dan konteks, yaitu pada ‘mengapa’dan ‘bagaimana’ daripada ‘berapa banyak’(Litosseliti, 2004).

Terdapat empat teknik pengumpulan datadalam penelitian ini, yaitu:

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 109

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 32: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

3.1 Studi Pustaka

Teknik ini merupakan penelaahan terhadapreferensi-referensi yang berhubungan dengan faktorpermasalahan penelitian. Pustaka yang dimaksuddiantaranya adalah buku, artikel, peraturan, notulen,foto, audio/video, prasasti, jurnal atau karya ilmiahlainnya. Penggunaan teknik studi pustaka berfungsisebagai komplemen, suplemen, dan substitusi dariteknik wawancara dan observasi (Guba & Lincoln,1985).

3.2 Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Wawancara mendalam adalah prosesmemperoleh keterangan untuk tujuan penelitiandengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antarpewawancara dengan responden penelitian, denganatau tanpa menggunakan pedoman (guide)wawancara, dan pewawancara terlibat dalamkehidupan sosial informan (Bloor, Frankland,Thomas, & Robson, 2012).

3.3 Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD), dilakukanuntuk mengumpulkan data tertentu bukan untukdisiminasi informasi dan bukan pula untuk membuatkeputusan. Pada dasarnya, FGD adalah wawancaramendalam yang dilakukan oleh peneliti dengansekelompok orang dalam satu waktu. Sekelompokorang tersebut tidak diwawancarai terpisah,melainkan bersamaan dalam satu persitiwa (Furchan,1992).

3.4 Observasi

Observasi, dalam sebuah penelitian diartikansebagi pemusatan perhatian terhadap suatu objekdengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkandata. Observasi merupakan pengamatan langsungdengan menggunakan penglihatan, penciuman,pendengaran, perabaan, atau kalau perlu denganpengecapan. Instrumen yang digunakan dalamobservasi dapat berupa rekaman gambar, danrekaman suara. Instrumen observasi digunakan dalampenelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik

wawancara yang telah dilakukan (Ulfatin, 2013).

Tujuan akhir dari penelitian kualitatif adalahmembuat pernyataan umum tentang hubungan antarkategori dengan menemukan pola dalam data(McMillian, J.; Schumacher, 1997). Dalam penelitianini, proses pencarian pola mengarah pada analisismendalam untuk menjabarkan delapan aspekkewirausahaan sosial pada program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dalam formatdigital.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Didukung budaya teknologi yangberkembang di masyarakat Indonesia dan dengansemangat peningkatan nilai sosial akan rasa memilikidan mempertahankan karya budaya Indonesia, makainovasi kewirausahaan sosial yang memanfaatkanteknologi digital untuk melakukan konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia akan sangat dapatdikembangkan. Berikut ini penjabaran aspekkewirausahaan sosial program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dalam formatdigital sebagaimana dimaksud di atas.

4.1 Pendefinisian Misi

Misi wirausaha sosial pada programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiadalam format digital didefinisikan sebagai berikut:

a. Menggali dan mengumpulkan data karya budayaIndonesia dari sumber primer.

b. Observasi dan membangun data digital karyabudaya beserta informasi terkait.

c. Memvalidasi data digital yang dikumpulkanmelalui pengawasan ketat para pakar budaya.

d. Menyusun, menetapkan dan menanamkan formatmetadata standar terhadap data digital.

e. Mengamankan hak cipta intelektual data digitaldan menyajikan secara online.

Hal - 110 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 33: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

f. Mengelola dan mengembangkan penggunaan datadigital karya budaya sebagai sumber referensiuntuk penelitian dan pendidikan.

g. Memperbaharui cara penyajian karya budaya agardapat dinikmati masyarakat teknologi.

h. Menyajikan data digital karya budaya sebagaiupaya pelestarian budaya adiluhung dan promosipariwisata.

i. Menciptakan produk turunan yang inovatif untukmeningkatkan sektor industri kreatif.

Misi tersebut di atas melibatkan banyakorang dari lintas disiplin dan kepentingan, dengandampak jangka panjang. Keterlibatan masyarakatsecara luas serta dampak yang panjang inimemungkinkan pengenalan dan menumbuhkan rasamemiliki sehingga muncul upaya mempertahankankarya budaya Indonesia. Dengan kata lain, tujuankonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiadapat terwujud.

4.2 Mengenali dan Menilai Peluang

Kuantitas karya budaya tradisional Indonesiadan budaya teknologi yang berkembang di Indonesiamerupakan peluang untuk menggali, mengenalkankembali dan melestarikan nilai-nilai adiluhung bangsaIndonesia. Peluang lain yang menjadi faktor pentingdalam mencapai keberhasilan jangka panjangprogram konservasi dan pelestarian karya budayaIndonesia adalah nilai sosial yang ingin dicapaimerupakan tujuan nasional serta karya budayaIndonesia yang tidak terhitung jumlahnya.

Nilai sosia l yang ingin diwujudkan;sebagaimana disebutkan salah satu pokok WawasanNusantara dalam Kepres MPR No. IV/MPR/1973tentang Garis Besar Haluan Negara Bab II Sub Ebahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalahsatu, sedangkan corak budaya yang adamenggambarkan kekayaan budaya yang menjadimodal dan landasan pengembangan budaya bangsaseluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati olehseluruh bangsa Indonesia. Serta frasa dari bahasa

Jawa Kuno, Bhinneka Tunggal Ika, yang memilikiarti “berbeda-beda tetapi tetap satu” dapat diartikanbahwa kebinnekaan itu harus tetap dipertahankanuntuk menunjukkan kekayaan dan jati diri bangsa.Tujuan pembangunan nasional tidak serta mertamenjadikan satu macam, melainkan kesatuan danpersatuan.

Dengan mengikuti perkembangan pedagogidan teknologi, program konservasi dan pelestariankarya budaya Indonesia dalam format digitalmemberikan alternatif terhadap pendidikanmultikultural. Pendidikan multikultural akanmemberikan nuansa positif dalam kehidupanberbangsa dan menghasilkan peserta didik yangdemokratis, berpartisipasi aktif menjunjung tingginilai keadilan, nilai egalitarian, menghargai harkatkemanusiaan, nilai kebersamaan, menghormatikemajemukan bangsa untuk kesatuan bangsa, sertamenghormati nilai-nilai religius (Nugroho, 2002).

Apabila pendidikan multikulturaldilaksanakan dengan sembrono dan tidak hati-hatijustru akan menyebabkan perpecahan nasional dandisintegrasi bangsa (Suharsono, 2017).

Istilah multikultural merujuk pada kenyataanbahwa masyarakat Indonesia sangat heterogen danpluralistis. Oleh karena itu, integrasi unsur-unsursosial budaya memerlukan nilai-nilai sebagai orientasitujuan kolektif bagi interaksi antar unsur. Dalaminteraksi ini, nilai ideologi bangsa, nilai nasionalisme,serta keanekaragaman budaya mempunyai fungsistrategis. Nilai-nilai yang terkandung didalamnyadapat menggantikan nilai-nilai yang tidak relevandengan konsep masyarakat Indonesia yang ideal.Dengan demikian, nilai-nilai tersebut memiliki fungsiganda, yaitu selain meningkatkan integrasi nasional,juga berfungsi menanggulangi dampak kapitalismedan globalisasi (Sigit & Kusrahmadi, 2011).

Jumlah karya budaya Indonesia; Indonesiaadalah negeri yang kaya “gemah ripah loh jinawi”.Kekayaan itu tidak sebatas pada hasil alam saja, tetapijuga pada ragam suku, bahasa, agama, kepercayaan,dan adat istiadat. Hasil sensus yang dilakukan olehBadan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010,

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 111

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 34: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Indonesia memiliki 1331 kategori suku. Sejumlah1331 kategori itu merupakan kode untuk nama suku,nama lain/alias suatu suku, nama subsuku, bahkannama sub dari subsuku. Suku-suku tersebut tersebardi 2342 pulau di Indonesia yang terbagi dalam 34(tiga puluh empat) wilayah provinsi.

Tiap suku memiliki adat istiadat yangberbeda dan karya budaya yang tak terhitungjumlahnya, baik WBTB maupun WBB. Jika jumlahsuku tersebut menjadi acuan jumlah karya budayayang harus didokumentasikan, maka programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiadalam format digital dapat dipastikan menjadiprogram jangka panjang dan berkelanjutan.

Kewirausahaan sosial berbasis teknologidigital memberikan cara yang berbeda dalammewujudkan misi konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia. Kesepahaman dengan tujuannasional serta aneka ragam karya budaya yangdimiliki Indonesia sangat mendukung programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesia.

4.3 Dukungan Sumber Daya

Sumber daya program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dalam formatdigital dibagi menjadi dua, yaitu pelaku dannarasumber. Pelaku terdiri dari akademisi lintasdisiplin terutama bidang seni dan budaya serta yangbersinggungan dengan teknologi digital, profesionalbudayawan, profesional fotografer atau videografer,serta masyarakat budaya. Kewirausahaan sosial inimembuka kemungkinan bagi para sukarelawan darikalangan pencinta budaya untuk turut ambil bagianmencapai misi sebagaimana disebutkan pada poin4.1.

Dalam hal ketersediaan narasumber,Indonesia sebelum kemerdekaan memiliki 250kerajaan yang eksis di Nusantara dan kini tidak lebihdari 54 kerajaan yang masih eksis dan terdaftar diIndonesia. Bahkan mayoritas kini sudah tidakmemegang kekuasaan politik serta tidak memilikisumber daya bahkan diantaranya terseok-seok untuktetap berdir i dan melestarikan adat dan

kebudayaannya (Adiakurnia, 2018). Meski sebelumdan sesudah kemerdekaan mayoritas kerajaan sudahbukan lagi pusat kekuasaan, tetapi masih memilikipengaruh yang besar untuk menerapkan adat danbudaya di masyarakatnya. Terlebih sejak ditetapkanUndang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun2010 tentang Cagar Budaya, ada harapan untukmelestarikan kembali aset-aset yang ada di kerajaantermasuk menelusuri karya budaya keraton tersebut.

Kedua sumber daya tersebut harus ada danbersinergi. Ketiadaan salah satunya mengakibatkanprogram konservasi dan pelestarian karya budayadalam format digital akan terhenti. Pendokumentasitidak dapat memperoleh materi jika narasumber tidakberbagi informasi seluas mungkin, dan karya budayaakan berhenti pada wilayah lokal jika narasumbertidak turut andil sebagai pendokumentasi.

4.4 Akuntabilitas

Program konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia sebagai kewirausahaan sosialbertanggungjawab kepada penyokong dana,narasumber, penerima manfaat, pelaku (atau staf yangdigaji maupun yang sukarela), masyarakat umum.Bentuk pertanggungjawaban program ini berupalaporan keuangan (laporan tahunan, analisiskeuangan, hingga audit), jadwal pertemuan terbatasmaupun yang terbuka untuk umum, audit sosial danevaluasi program, serta akses informasi dankomunikasi.

Mencapai akuntabilitas program konservasidan pelestarian karya budaya Indonesia melalui:

a. Komitmen antara pemangku kepentingan denganpelaku yang terlibat untuk mencapai misi bersama.

b. Membuat daftar tanggungjawab beserta pelaksanadan supervisornya.

c. Keterbukaan dalam mengelola risiko sebagaimanadijelaskan pada poin 4.5 di bawah.

d. Bertindak, menganalisis, dan menanggapi secaraterbuka dengan melibatkan pemangku

Hal - 112 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 35: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

kepentingan, seluruh pelaku dan penerimamanfaat.

e. Evaluasi, koreksi, lalu kembangkan kembalidengan tetap berfokus pada misi sosial organisasi.

Akuntabilitas program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dalam formatdigital sangat berimplikasi terhadap kesuksesankewirausahaan sosial. Akuntabilitas membangkitkankomitmen orang-orang yang terlibat serta masyarakatpenerima manfaat. Tanpa komitmen dan responterhadap misi sosial dalam konservasi dan pelestariankarya budaya Indonesia, maka dapat dipastikanprogram hanya sebatas wacana.

4.5 Manajemen Risiko

Risiko dapat didefinisikan sebagai hal yangtidak diharapkan namun berpotensi terjadi, dankemungkinan bahwa hasil yang tidak diinginkan akanterjadi. Hal-hal tidak terduga yang harus dihindarioleh wirausaha sosial adalah kerugian finansial,reputasi eksternal yang rusak, moral internal yangrusak, kehilangan pengaruh politik, kehilangankesempatan, penyimpangan misi, serta dampak sosialyang negatif.

4.6 Inovasi

Inovasi program konservasi dan pelestariankarya budaya Indonesia dalam format digital terdiridari tiga aktivitas utama, yaitu:a. pengumpulan dan pendokumentasian karya

budaya Indonesia; secara teknis menggunakanperangkat fotografi, videografi serta teknologi 3D(photogrammetry 3D scan dan 3D motioncapture) serta secara teori dengan mengumpulkaninformasi filosofi, asal-usul, nilai tradisi, sertakelengkapannya.

b. perancangan dan pembangunan basis data digitalkarya budaya Indonesia yang dimuktahirkan dandiakses melalui perangkat portabel,

c. pengembangan perpustakaan digital khusus karyabudaya Indonesia sebagai media pengenalan,

pelestarian, serta promosi kekayaan tradisiIndonesia.

Seperti perkembangan teknologi lain yangmenjadi sarana pendukung dan penunjang untukmemasarkan dan menaikkan pendapatan dengan caramemberikan pelayanan kepada pelanggan akanproduk-produk yang diciptakan serta menaikkankeunggulan yang kompetitif, teknologi 3D telahberkembang secara drastis dan terus berevolusi,sehingga teknologi 3D dapat dinikmati olehmasyarakat melalui teknologi Virtual Reality (VR)dan Augmented Reality (AR).

Kedua teknologi ini merupakan format digitalmasa depan, dimana pengguna dapat mengaksesdunia virtual tanpa batas. Dalam konteks konservasidan pelestarian karya budaya Indonesia, penggunaanteknologi digital merupakan inovasi yang sangatmungkin diterapkan dan dapat membantumengenalkan karya budaya Indonesia secara lebihluas dan lebih detail secara visual.

Pengenalan menggunakan visual 3D yangdimaksud adalah publikasi karya budaya yang ada,promosi pariwisata berbasis otentisitas kebangsaan,serta penjualan produk turunan data gerak 3Dmaupun objek 3D kepada industri kreatif.

Penggunaan teknologi ini merupakan inovasidalam program konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia. Inovasi ini diselaraskan denganbudaya teknologi yang berkembang di masyarakat.Keselarasan inilah yang meminimalisir resistensiterhadap program koservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia. Dengan resistensi yang rendah,diharapkan masyarakat dapat dengan cepat turut andildan bersama-sama melestarikan karya budayaIndonesia.

4.7 Identifikasi Penerima Manfaat

Penerima manfaat program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dibagi menjadidua, yaitu narasumber (masyarakat budaya) yangjuga masuk sebagai pelaku, serta masyarakat umumbaik dalam negeri maupun luar negeri.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 113

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 36: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Narasumber sebagaimana dijelaskan padapoin 4.3 merupakan objek dan subjek programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesia.Pelaku dan narasumber bersama-sama menciptakanproduk dan layanan dari karya budaya Indonesia.

Produk dan layanan program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia dalam formatdigital menyasar pasar di dunia industri teknologiinternet dan portabel. Sehingga target masyarakatumum yang menjadi penerima manfaat berada padapengguna internet dunia, terlebih di Indonesia.Penggunaan teknologi internet menciptakan efisiensiwaktu dan meruntuhkan batas negara. Sebesar58,45% penduduk dunia telah terkoneksi denganinternet dan hanya Afrika yang memiliki penggunainternet dibawah 50%.

Indonesia, dilihat dari persentase penggunainternet dibanding jumlah penduduk, berada padaurutan ke 21 di Asia dengan besaran 53,15%. Namun53,15% tersebut berjumlah 143.260.000 orang danmenempati urutan terbesar ketiga Asia. Jumlahtersebut tidak dapat dipandang remeh dan merupakanpeluang penerima manfaat yang sangat luar biasa.Terlebih, terdapat peningkatan penggunaan internetdan komputer di Indonesia dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 masyarakat Indonesiamenggunakan telepon seluler sebanyak 59,59%, danrumah tangga yang mengakses internet sebanyak57,33% (Sutarsih, Utoyo, Hasyyati, Rozama, &Siswayu, 2018).

Sebagai suatu kewirausahaan yang bertujuanmeningkatkan nilai sosial maka keterlibatan penerimamanfaat dalam kegiatan konservasi dan pelestariankarya budaya diharapkan memberikan dampak padabeberapa bidang. Penerima manfaat narasumbermaupun masyarakat- bersama-sama membangunhubungan mutualisme.

Pendidikan dan sosial merupakan bidangyang pertama kali terdampak oleh program konservasikarya budaya Indonesia. Kemudian peningkatanbidang pariwisata terwujud dengan adanya publikasidan pelestarian karya budaya Indonesia. Setiap

dampak dari program konservasi dan pelestariankarya budaya akan berimbas pada nilai ekonominarasumber.

4.8 Manajemen Keuangan

Sebagai sebuah program dari komunitasnirlaba yang memiliki misi idealis dalam ranahbudaya, program konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia dalam format digital memilikitantangan tersendiri dalam hidup dan bertahan hidup.

Sebagaimana disebutkan pada poin 4.5,kewirausahaan sosial ini memiliki risiko finansialberupa kekurangan biaya untuk melakukanperjalanan, pengadaan alat, pendokumentasian,publikasi/ promosi, bahkan jika dirinci lebih lanjutakan muncul biaya produksi produk turunan,pelatihan dan lain sebagainya. Mengelola dana yangberputar serta mengidentifikasi sumber dana menjadihal yang mutlak dilakukan.

Selain berdikari, program konservasi danpelestarian karya budaya Indonesia menyasar bantuandana dari donasi, dana hibah, serta dana CorporateSocial Responsibility (CSR). Ada pun targetfundraising disesuaikan dengan aktivitas konservasidan pelestarian dalam format digital sebagaiberikut:

a. Dana hibah/penelitian pemerintah dalam ranahpengembangan teknologi dan budaya. Salahsatunya adalah dana yang digelontorkan melaluidinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaansejumlah 1T pada tahun 2019 untuk memajukandan konservasi budaya.

b. Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang masihmemiliki kekuasaan anggaran, sebagai contoh:Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yangmemiliki dana keistimewaan 1,2 T pada tahun2019.

c. Corporate Social Responsibility (CSR) baikdari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)maupun perusahaan swasta yang mempunyaialokasi CSR dalam bidang budaya.

Hal - 114 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 37: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

d. Crowd funding, filantropis, individual funding(endowment).

Setelah program konservasi-konservasiberjalan dan menghasilkan produk, layanan sertaproduk turunan, maka program ini mempunyai lebihbanyak peluang dalam menghasilkan pemasukan,antara lain:

a. Penghasilan dari penjualan buku dokumentasi,buku ajar dan produk turunan dari data digital,

b. Pemasukan dari pengadaan seminar, sarasehan,eksebisi dan pelatihan,

c. Kerjasama (baca: penjualan) data gerak 3Dmaupun objek 3D ke dunia industri berbasis3D,

d. Permintaan adaptasi teknologi dari daerah lainuntuk mendokumentasikan karya budayanya,

e. Peluang dana hibah/penelitian, donasi dan/atauCSR dari perusahaan negara maupun swastauntuk meningkatkan pencatatan dan digitalisasikarya budaya Indonesia.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Delapan aspek kewirausahaan sosial harusdipenuhi agar program berbasis kemasyarakatan danbertujuan sosial dapat berdampak dan berkelanjutan.Sebagaimana dijabarkan dalam penelitian ini,program konservasi dan pelestarian karya budayaIndonesia dalam format digital dapat didefinisikankedalam delapan aspek kewirausahaan sosial.Didukung budaya teknologi yang berkembang, makaprogram konservasi dan pelestarian karya budayaIndonesia dalam format digital merupakan wujudkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiayang tepat pada masa revolusi industri ini.

Berlandaskan tujuan sosial dan keterlibatanmasyarakat maka kegiatan kewirausahaan sosial inidapat benar-benar berdampak pada pelestarian karyabudaya Indonesia.

Pemaparan delapan aspek kewirausahaanpada program konservasi dan pelestarian karyabudaya Indonesia dalam format digital masih sangatmungkin untuk dijabarkan, didetailkan dandilaksanakan. Peluang bagi peneliti, akademisi, tokohadat, pelestari budaya, masyarakat budaya lainnyaserta masyarakat Indonesia pada umumnya untukbersama-sama menjadi pelaku wirausaha sosialmenunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadapwarisan bangsa ini.

Pelaksanaan dan evaluasi terhadap programkonservasi dan pelestarian karya budaya Indonesiadalam format digital diharapkan dapatmengeksplisitkan dampak positif dari programtersebut dalam bidang pendidikan, pariwisata, sosialdan ekonomi. Sehingga kedepannya dapat mendukungmasyarakat budaya untuk mempertahankan sertaterus mewariskan karya budaya Indonesia kepadaseluruh masyarakat Indonesia.

Setiap karya budaya memiliki karakteristiktersendiri sehingga membuka kemungkinan akanmuncul temuan-temuan baru terkait karya budayatersebut dan pelestariannya dalam format digital(Stavrakis, Aristidou, Savva, Himona, &Chrysanthou, 2012).

Sangat dimungkinkan untuk diadakan inovasikegiatan kewirausahaan sosial yang didasarkan padakarakterist ik karya budaya Indonesiatersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Austin, J. 2000, The CollaborationChallenge: How Nonprofits and BusinessesSucceed Through Strategic Alliances,Strategic Marketing for NonprofitOrganizations, 224.

[2] Andreasen, A. R. 2002, Marketing ResearchThat Won’t Break The Bank: A PracticalGuide to Getting The Information You Need,Retrieved from http://books.google.com

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 115

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 38: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

[3] Adiakurnia, M. I. 2018, Ternyata AdaRatusan Keraton di Indonesia, Kompas.com

[4] Brinckerhoff, P. C. 2009, Mission-BasedManagement: Leading Your Not-for-Profit inThe 21st Century (3rd ed.), Retrieved fromhttp://books.google.be

[5] Bloor, M., Frankland, J., Thomas, M., &Robson, K. 2012, Focus Groups in SocialResearch, In Focus Groups in SocialResearch, https://doi.org

[6] Bjerke, B., & Karlsson, M. 2013, SocialEntrepreneurship: To Act as if and Make aDifference, In Social Entrepreneurship: To Actas if and Make a Difference, Edward ElgarPublishing Ltd.

[7] Christensen, C. M. 2000, The Innovator’sDillema, HarperCollins Publishers, Boston.

[8] Coulter, M. 2001, Entrepreneurship in Action,Prentice Hall, Upper Saddle River.

[9] Chan, J. C. P., Leung, H., Tang, J. K. T., &Komura, T. 2011, A Virtual Reality DanceTraining System Using Motion CaptureTechnology, IEEE TRANSACTIONS ONLEARNING TECHNOLOGIES, 4(2), 187–195.

[10] Ch’ng, E., Gaffney, V. L., & Chapman, H. P.2013, Visual Heritage in The Digital Age,Springer, London.

[11] Drucker, P. F., & Noel, J. L. 1986, Innovationand Entrepreneurship: Practices and Principles,Journal of Continuing Higher Education, 34(1),22–23. https://doi.org

[12] Dembo, R. S. 1998, The Rules of Risk, JohnWiley & Sons, New York.

[13] Dees, J. G., Emerson, J., & Economy, P. 2002,Enterprising Nonprofits: A Toolkit for SocialEntrepreneurs, https://doi.org

[14]Epstein, M. J., & Birchard, B. 1999, CountingWhat Counts: Turning CorporateAccountability to Competitive Advantage, InChoice Reviews Online (Vol. 37). https://doi.org

[15]Furchan, A. 1992, Pengantar MetodePenelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.

[16]Farley, K. 2008, Digital Performance: AHistory of New Media in Theatre, Dance,Performance Art, and Installation (Review),In Theatre Journal (Vol. 59). https://doi.org

[17]Guba, E., & Lincoln, Y. 1985, NaturalisticInquiry [Hardcover], Retrieved from https://us.sagepub.com

[18]Grace, K. S. 2005, Beyond Fundraising: NewStrategies for Nonprofit Innovation andInvestment, In The AFP Fund DevelopmentSeries.

[19]Heinbuch, S. E. 1996, Strategic Managementfor Nonprofit Organizations: Theory andCases, In Nonprofit and Voluntary SectorQuarterly (Vol. 25), https://doi.org

[20]Hammond, J., Keeney, R., & Raiffa, H. 1999,Smart Choices: A Prectical Guide to MakingBetter Decisions, Harvard Business SchoolPress, Boston

[21]Heskett, J. L., W.E.S., J., & Schlesinger, L. A.2015, What Great Service Leaders Know andDo, Berrett-Koehler Publishers, Broadway.

[22] Ioannides, M., Fellner, D., & Georgopoulos,A. 2010, Digital Heritage (Lecture Notes inComputer Science 6436), Springer, VerlagBerlin Heidelberg.

[23] Ioannides, Marinos, & Quack, E. 2014, 3DResearch Challenges in Cultural Heritage: aRoadmap in Digital Heritage Preservation,Lecture Notes in Computer Science, p. pagescm. Springer.

Hal - 116 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 39: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

[24] Kelly, K. 1998, New Rules for The NewEconomy, Viking, New York.

[25] Kusumasari, B. 2016, The Business Model ofSocial Entrepreneurship in Indonesia, Bisnis& Birokrasi Journal, 22(3), 156–168. https://doi.org

[26] Litosseliti, L. 2004, Using Focus Groups inResearch, In Studies in Higher Education(Vol. 29), Retrieved from http://wrap.warwick.ac.uk

[27] Lu, D. Pan, Y. 2010, Digital Preservation forHeritages Technologies and Applications,Springer and Zhejiang University Press.

[28] Lewis, N. 2012, The Fundamental Rules ofRisk Management, In The Fundamental Rulesof Risk Management. https://doi.org

[29] McMillian, J.; Schumacher, S. 1997, Researchin Education: A Conceptual Introduction (4thedition), Longman, New York.

[30] Moore, G. A. 1999, Crossing The Chasm:Marketing and Selling High-Tech Products toMainstream Customers, In New YorkHarperBusiness, https://doi.org

[31] Malvern J. Gross, Jr.Richard F. Larkin, J. H.M. 2000, Financail And Accounting Guide forNot-for-Profit Organization, (7th ed.), JohnWiley & Sons, Hoboken.

[32] McLaughlin, T. A. 2009, StreetsmartFinancial Basics for Nonprofit Managers (3rded.), John Wiley & Sons, Hoboken.

[33] Nugroho, S. 2002, MengimplementasikanPendidikan Multikulural di Sekolah, JurnalIlmiah Guru “COPE,” 2.

[34] Nilsson, N. 2003, Entreprenörens Blick [TheEntrepreneur’s View] , Denmark:Företagsekonomiska Institutionen, GöteborgsUniversitet.

[35] Nicholls, Alex. 2013, Social EntrepreneurshipNew Models of Sustainable Social Change, InA. Nicholls (Ed.) , Journal of ChemicalInformation and Modeling (Vol. 53), https://doi.org

[36] Rudolff, B. 2006, ‘ Intangible ’ and ‘ Tangible’ Heritage, A Topology of Culture in Contextsof Faith, Johannes Gutenberg-University ofMainz.

[37] Suseno. 1992, Kebudayaan Nasional diIndonesia, Djambatan, Yogyakarta.

[38] Spinelli, S., & Timmons, J. A. 2004, NewVenture Creation: Entrepreneurship for The21st Century - A Pacific Rim Perspective, InMcGraw-Hil Australia, McGraw-HillEducation, New York.

[39] Stark, D., & Castells, M. 1997, The Rise ofThe Network Society, In ContemporarySociology (Vol. 26). https://doi.org

[40] Schwarz, M., Mulgan, G., Tucker, S., Ali, R.,& Sanders, B. 2010, Social Innovation: Whatis it, Why it Matters and How it Can BeAccelerated. In Skoll Centre for SocialEntrepreneurship, The Young Foundation,London.

[41] Safferstone, M. J. 2011, The Origin andEvolution of New Businesses, Academy ofManagement Executive, 15(1), 162–163,https://doi.org

[42] Stanco, F., Battiato, S., & Gallo, G. 2011,Digital Imaging for Cultural HeritagePreservation: Analysis, Restoration, andReconstruction of Ancient Artworks, Retrievedfrom https://books.google.com

[43] Sigit, D., & Kusrahmadi. 2011, PentingnyaWawasan Nusantara dan Integrasi Nasional,Staffnew, Uny, 1–15. https://doi.org

[44] Stavrakis, E., Aristidou, A., Savva, M.,

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 117

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 40: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Himona, S. L., & Chrysanthou, Y. 2012,Digitization of Cypriot Folk Dances, LectureNotes in Computer Science (IncludingSubseries Lecture Notes in ArtificialIntelligence and Lecture Notes inBioinformatics), 7616 LNCS, 404–413. https://doi.org

[45] Sekliuckiene, J., & Kisielius, E. 2015,Development of Social EntrepreneurshipInit iatives: A Theoretical Framework,Procedia - Social and Behavioral Sciences,213, 1015–1019. https://doi.org

[46] Sitokdana, M. N. N. 2015, DigitalisasiKebudayaan Di Indonesia, Seminar NasionalTeknologi Informasi dan Komunikasi, 99–108.

[47] Suharsono, S. 2017, PendidikanMultikultural , In EDUSIANA: JurnalManajemen dan Pendidikan Islam (Vol. 4),https://doi.org

[48] Sutarsih, T., Utoyo, S., Hasyyati, A. N.,Rozama, N. A., & Siswayu, G. 2018, StatistikTelekomunikasi Indonesia 2017, Badan PusatStatistik, Jakarta.

[49] Ulfatin, N. 2013, Metode Penelitian Kualitatifdi Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya,Bayumedia Publishing, Malang.

Hal - 118 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 41: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

Umi Kalsum, Yulia Saftiana, Emil Ulfi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, [email protected]

Abstract: This study aims to find empirical evidence about the effect of intellectual capital on financial performance.The independent variable used in this study is intellectual capital measured by using Value Added IntellectualCoefficient (VAIC) from the Pulic (1998) model, while the dependent variable used in this study is financialperformance measured using Return On Equity. This research is a quantitative descriptive study, the population ofthis study is a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange with the sampling method used in this studyis the purposive sampling method and obtained a sample of 38 banking companies during the period 2014 to 2017.Data were analyzed using multiple regression analysis with Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)software version 22. The results of this study indicate that the variable structural capital and employed capitalaffect financial performance while human capital and intellectual capital have no effect on financial performance.

Keywords: intellectual capital, VAIC, ROE.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh modal intelektual (intellectualcapital) terhadap kinerja keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectualcapital yang diukur dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) dari model Pulic (1998),sedangkan variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan diukur menggunakanReturn On Equity (ROE). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dari penelitian iniadalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan metode pengambilan sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak38 perusahaan perbankan selama periode 2014 sd 2017. Data dianalisis menggunakan analisis regresi bergandadengan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 22. Hasil penelitian ini menunjukan bahwavariabel structural capital dan capital employed berpengaruh terhadap kinerja keuangan sedangkan human capitaldan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROE).

Kata kunci: intellectual capital, VAIC, ROE.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi global ditandai denganmunculnya berbagai industri baru berbasis pengetahuan.Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristikekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapanmanajemen pengetahuan (knowledge management),kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung padasuatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi daripengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003). Prosesmenciptakan nilai (value creation) fokusnya bergeserdari pemanfaatan aset-aset individual menjadi aset

sekelompok yang sebagian utamanya adalah aktivatidak berwujud, yaitu modal intelektual (intellectualcapital) atau modal pengetahuan (knowledge capital)yang melekat dalam keterampilan, pengetahuan, danpengalaman, serta dalam sistem dan prosedurorganisasional (Purnomosidhi, 2006).

Intellectual capital mulai berkembang di Indonesiaterutama setelah munculnya PSAK Nomor 19 tahun2009 tentang aktiva tidak berwujud. Menurut PSAKNomor 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 119

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 42: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalammenghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan ad-ministratif. Menurut International Federation ofAccountan/IFAC (1998). Intellectual capital sendirimemiliki tiga komponen yaitu, human capital yangmerupakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikikaryawan dalam perusahaan tersebut, structural capi-tal yang merupakan kemampuan perusahaan dalammenjalankan sistem dan prosedur yang baik dan yangterakhir yaitu capital employed yang merupakanhubungan kerjasama yang baik yang dimiliki perusahaandengan para mitranya.

Hal yang menarik untuk diteliti adalah terkaitkegunaan modal intelektual sebagai salah satu alat untukmenentukan kinerja keuangan perusahaan tersebut.Intellectual capital diyakini dapat berperan pentingdalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerjakeuangan. Perusahaan yang mampu memanfaatkanmodal intelektualnya secara efisien, maka nilai pasarnyaakan meningkat. Menurut Appuhami (2007) semakinbesar nilai modal intelektual maka semakin efisienpenggunaan modal perusahaan sehingga menciptkanvalue added bagi perusahaan.

Dalam menilai kinerja keuangan dan nilaiperusahaan diperlukan informasi yaitu berupa laporankeuangan yang merupakan salah satu sumber informasibagi pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan.Informasi yang diterima dari laporan keuangan akanmempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaanyang sering dikaitkan dengan harga saham perusahaanyang mencerminkan nilai dari suatu perusahaan.

Beberapa penelitian telah dilakukan dan hasilmenunjukkan bahwa penelitian (Gozali dan Hatane,2017) dimana hasil penelitiannya menunjukkanbahwa intellectual capital beserta komponennyaberpengaruh positif signifikan terhadap kinerjakeuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan penelitian(Lestari dan Sapitri, 2016) menyatakan bahwaIntellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilaiperusahaan dan begitupun pengungkapan (Wijaya danWiksuana, 2018) tentang kinerja keuangan yangmenyatakan bahwa komponen dari intellectualcapital yaitu structural capital tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan.Penelitian(Juwita dan Angela, 2016), (Rahardja, 2015) dan(Rachmawati, 2017) menyatakan bahwa intellectualcapital berpengaruh signifikan terhadap nilaiperusahaan dan kinerja keuangan tetapi lain halnyapenelitian Adriana (2014) yang menunjukkan bahwaintellectual capital tidak berpengaruh terhadapkinerja perusahaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahuibahwa pengaruh intellectual capital terhadap kinerjakeuangan memiliki hasil yang beragam. Penelitianini dilakukan untuk meneliti lebih lanjut pengaruh,intellectual capitalterhadap kinerja keuangan danakan lebih berfokus pada setiap indikator intellectualcapital menurut Pulic (1998). Permasalahan dalampenelitian ini adalah bertujuan untuk mengujipengaruh human capital, structure capital, capitalemployed, intellectual capital terhadap kinerjakeuangan. Manfaat dari penelitian ini diharapkandapat Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapatmemperluas literatur fenomena tentangintellectualcapital terhadap nilai perusahaan.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Resource Based Theory

Resource-based theory per tama kalidikemukakan oleh Penrose (1959), Penrosemenjabarkan bahwa sumber daya perusahaan bersifatheterogen dan jasa produktif yang berasal dari sumberdaya perusahaan memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan (Astuti dan Sabeni, 2005). Kemudianpemikiran tersebut didukung oleh Wernerfelt (1984)yang menjelaskan bahwa tindakan strategismembutuhkan seperangkat sumber daya fisik,keuangan, manusia, atau organisasional khusus dandengan demikian keunggulan kompetitif ditentukanoleh kemampuannya memperoleh danmempertahankan sumber daya.

2.2 Intellectual Capital

Intellectual capital merupakan bagian dari asettidak berwujud yang memegang peranan penting dalam

Hal - 120 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 43: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

meningkatkan daya saing perusahaan dan juga dapatdimanfaatkan secara efektif oleh manajemen untukmeningkatkan profitabilitas perusahaan karenaintellectual capital merupakan landasan dasar bagiperusahaan untuk berkembang. Menurut InternationalFederation of Accountan/IFAC (1998), intellectualcapital diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

1. Human Capital

Human capital merupakan lifeblood dalamintellectual capital, disini terdapat sumber innovationdan improvement, tapi komponen ini sulit untukdiukur. Selain itu, human capital juga merupakantempat bersumbernya pengetahuan yang sangatberguna, keterampilan dan kompensasi dalam suatuorganisasi atau perusahaan. Human capitalmencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untukmenghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuanyang dimiliki orang-orang yang ada dalam perusahaantersebut. Human capital akan meningkat apabilaperusahaan mampu menggunakan pengetahuan yangdimiliki karyawannya.

Beberapa karakteristik dasar yang dapatdiukur dalam modal manusia ini, diantaranya trainingprograms, credential, experience, competence,recruitment, mentoring, learning programs,individual potential dan personality.

2. Structural Capital atau Organization Capital

Komponen ini merupakan kemampuanorganisasi/perusahaan dalam memenuhi prosesrutinitas perusahaan dan strukturnya yangmendukung usaha karyawan untuk menghasilkankinerja intelektual yang optimal dan kinerja bisnissecara keseluruhaan, misalnya seperti: sistemoperasional perusahaan, proses manufakturing,budaya organisasi, filosofi manajemen dan semuabentuk intellectual property yang dimilikiperusahaan. Seorang individu bisa memiliki tingkatintelektualitas yang tinggi, namun jika organisasimemiliki sistem dan prosedur yang buruk makaintellectual capital tidak bisa mencapai kinerja secaraoptimal dan potensi yang tidak dimanfaatkan secaramaksimal.

3. Relational Capital atau Customer Capital atauCapital Employed

Komponen ini merupakan komponenintellectual capital yang memberikan nilai secaranyata. Relational capital merupakan hubungan yangharmonis (association network) yang dimilikiperusahaan dengan para mitranya, baik yang berasaldari pemasok yang andal dan berkualitas, berasal darihubungan perusahaan dengan pemerintah maupundengan masyarakat sekitar. Komponen ini juga bisamuncul dari berbagai bagian diluar lingkunganperusahaan yang bisa menambah nilai bagiperusahaan tersebut.

2.3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah penentuanukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukurkeberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalammenghasilkan laba, sedangkan menurut IAI (2007)kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaandalam mengelola dan mengendalikan sumberdayayang dimilikinya. Pengukuran kinerja didefinisikansebagai “performing measurement”, yaitu kualifikasidan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifandalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi(Sucipto, 2002).

Untuk mengukur kinerja keuanganperusahaan dengan menggunakan rasio-rasiokeuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasiokeuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan,kegunaan, dan art i tertentu. (Lako, 2006)menggolongkan rasio keuangan berdasarkan ruanglingkup dan tujuan menjadi lima kategori yaitu, Rasiolikuiditas, Rasio aktivitas, Rasio rentabilitas/profitabilitas, Rasio solvabilitas dan Rasio nilai pasar.

Untuk mengetahui kinerja yang dicapaioleh perusahaan maka dilakukan pengukurankinerja. Ukuran kinerja yang umum digunakanyaitu ukuran kinerja keuangan. Kinerja keuanganperusahaan dapat diukur dari laporan keuanganyang dikeluarkan secara periodik yangmemberikan suatu gambaran tentang posisikeuangan perusahaan. Untuk mengukur kinerja

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 121

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 44: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

keuangan perusahaan digunakan rasio-rasiokeuangan. Berbagai rasio dapat digunakan, tetapidalam penelitian ini digunakan rasio profitabilitasyang terdiri dari Return on Equity (ROE).

2.4 Hubungan Intellectual Capital TerhadapKinerja Keuangan

Kinerja keuangan sifatnya sangat penting,baik bagi pihak perusahaan sendiri maupun bagipara stakeholders yang mempunyai beragamkepentingan. Dengan kinerja keuangan yang baikberarti perusahaan sudah berhasil memanfaatkanseluruh sumber daya yang dimilikinya denganbaik sehingga menghasilkan keuntungan bagiperusahaan.

Bagi karyawan, kinerja keuangan yang baikmenandakan bahwa perusahaan sanggup memenuhikebutuhan-kebutuhan mereka seperti gaji dantunjangan sehingga mereka tidak perlu khawatir akankelangsungan masa depan mereka. Para karyawandapat bekerja dengan tenang.

Bagi para investor, kinerja keuangan yangbaik mengindikasikan bahwa perusahaan telahberhasil dengan baik memanfaatkan dana yangmereka investasikan. Sehingga para investor tidakperlu khawatir jika dana yang mereka investasikanakan disalah gunakan. Sedangkan bagi kreditur,kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwaperusahaan telah berhasil memanfaatkan dana yangmereka pinjam dari kreditur dengan baik. Denganbegitu pihak kreditur tidak perlu jika perusahaangagal mengembalikan atau gagal melunasi dana yangmereka pinjamkan. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

H1: Intellectual Capital berpengaruh positifterhadap Kinerja Keuangan

Human capital menjadi modal yang sangatpenting bagi perusahaan yang dapat menciptakan nilaibagi organisasi. Pada masa lalu, setiap organisasimemperlakukan karyawan sebagai biaya, namun saatini karyawan dianggap sebagai modal yang pentingbagi organisasi. Human capital adalah sumberdaya

yang bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaanyaitu dengan mempekerjakan tenaga kerja yangmemiliki pengetahuan, inovasi, keahlian, dankemampuan sehingga memberikan kesempatan kepadaperusahaan agar dapat memanfaatkan human capitaldalam mencapai tujuan perusahaan.

H2: Human Capital berpengaruh positif terhadapKinerja Keuangan

Structural capital digunakan untukmembangun sistem seperti database maupun sisteminformasi perusaahaan yang memungkinkan orang-orang untuk saling berhubungan dan belajar satu samalain sehingga menumbuhkan sinergi, karena adanyakemudahan berbagi pengetahuan dan bekerjasamaantar individu dalam organisasi. Perusahaan yangmemiliki structural capital yang kuat dapatmendukung suasana kerja dan mendorong karyawanuntuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik setelahmengalami kegagalan, serta dapat meningkatkanprofitabilitas dan produktifitas perusahaan.

Contoh structural capital dalam perusahaanseperti struktur organisasi, proses operasi, strategi,rutinitas, dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut,maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah:

H3: Structural Capital berpengaruh positif terhadapKinerja Keuangan

Capital employed merupakan nilai yangberwujud yang terdapat pada perusahaan denganlingkungan eksternal perusahaan seperti pelanggan,distributor, pemasok, investor. Capital employed akanterwujud jika perusahaan dapat menjaga hubunganbaik dengan para pihak eksternal yang terkait dalambisnisnya tersebut.

Hal ini akan menciptakan kelangsungan hidupperusahaan, yang akan meningkatkan kinerjaperusahaan. Sehingga capital employed memilikipengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkanuraian tersebut, maka hipotesis kedua dalampenelitian ini adalah:H4: Capital Employed berpengaruh positif terhadap

Kinerja Keuangan

Hal - 122 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 45: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empirisyang menggunakan data sekunder dari adalah semuaperusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2017.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 45 semuaperusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2017. Teknik pengambilan sampelpada penelitian ini adalah menggunakan purposivesampling dengan berdasarkan pada kriteria tertentu.Kriteria yang dipilih dalam pengambilan sampeladalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang listing di BursaEfek Indonesia dari periode 2014-2017 danperusahaan tersebut harus menerbitkan laporankeuangan tahunan yang telah diaudit padaperiode 2014-2017 dinyatakan dalam mata uangrupiah.

2. Memiliki laporan keuangan yang lengkapmengenai informasi yang dibutuhkan untukmenilai intellectual capital dan rasio keuanganyang dibutuhkan.

Berdasarkan kriteria tersebut maka totalperusahaan pertambangan yang menerbitkan laporankeuangan tahun 2014–2017 adalah sebanyak 38perusahaan sehingga sampel penelitian adalahsebanyak 152 sampel penelitian.

Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebasadalah variabel yang mempengaruhi variabel lain(Sanusi, 2014). Variabel independen dalam penelitianini adalah intellectual capital yang terdiri dari humancapital, structural capital dan capital employed.Intellectual capital dapat didefinisikan sebagaiinformasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalampekerjaan untuk menciptakannilai (Purnomosidhi

2006). Menurut Pulic (1998) untuk mengukurintellectual capital dilakukan dengan mengusulkanKoefisien NilaiTambah Intelektual (Value AddedIntellectual Coeff icient/VAICTM) untukmenyediakan informasi tentang efisiensi penciptaannilai dari asset berwujud dan tidak berwujud dalamperusahaan. VAICTM adalah sebuah prosedur analitisyang dirancang untuk memungkinkan manajemen,pemegang saham dan pemangku kepentingan lainyang terkait untuk secara efektif memonitor danmengevaluasi efisiensi nilai tambah dengan totalsumber daya perusahaan dan masing-masingkomponen sumber daya utama. Nilai tambah atauValue Added (VA) adalah perbedaan antara Totalpendapatan (OUT) dan beban usaha (IN). Rumusuntuk menghitung VA atau Value Added yaitu:

· Mengitung Value Added (VA) yaitu selisihantara output dan input

VA = OUT – INDimana:OUT = Output; total penjualan dan pendapatan

lainIN = Input; beban penjualan dan biaya-biaya

lain (selain beban karyawan) Atau bisa dihitung dengan cara lain yaitu:

VA = OP + EC + D + ADimana:OP = Operating Profit (Laba Operasi)EC = Employee Cost (Beban karyawan)D = Depreciation (Depresiasi)A = Amortisation (Amortisasi)

Menghitung Value Added Human Capital(VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VAdapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkanuntuk tenaga kerja . Rasio ini menunjukkankontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yangdiinvestasikan dalam HC terhadap value addedorganisasi.

VAHU = VA/HCDimana:

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 123

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 46: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

VAHU = Value Added Human Capital yaitu rasio dari VA terhadap HC

VA = Value addedHC = Human Capital yaitu Beban Karyawan.

Menghitung Structural Capital Value Added(STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yangdibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VAdan merupakan indikasi bagaimana keberhasilanSC dalam penciptaan nilai.

STVA = SC/VADimana:STVA = Structural Capital Value Added yaitu

rasio dari SC terhadap VASC = Structural Capital (VA – HC)VA = Value added

Menghitung Value Added Capital Employed(VACA)

VACA adalah indikator untuk VA yangdiciptakan oleh satu unit dari physical capital.Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat olehset iap unit dar i CE terhadap value addedorganisasi.

VACA = VA/CEDimana:VACA = Value Added Capital Employed : rasio

dari VA terhadap CEVA = Value AddedCE = Capital Employed ; dana yang tersedia

(ekuitas, laba bersih).

Menghitung Value added IntellectualCoefficient (VAIC)

Yaitu mengindikasikan kemampuanintelektual organisasi yang dapat juga dianggapsebagai BPI (Business Performance Indicator)VAIC merupakan penjumlahan dari 3 kompunensebelumnya yaitu: VACA, VAHU dan STVA.

VAICTM = VAHU + STVA + VACA

Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikatadalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain(Sanusi, 2014). Variabel dependen dalam penelitianini adalah kinerja keuangan.

Kinerja keuangan dalam penelitian inididefinisikan rasio profitabilitas dalam suatuperusahaan. Salah satu alternatif yang digunakandalam menilai kinerja perusahaan adalah denganmenggunakan Return on Equity (ROE). MenurutTandelilin (2010), Returnon Equity (ROE) umumnyadihitung menggunakan ukuran kinerja berdasarkanakuntansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaandibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa.Menurut Brigham dan Houston (2010), ReturnonEquity merupakan rasio bersih terhadap ekuitas biasamengukur tingkat pengembalian atas investasipemegang saham biasa. Menurut Irham (2012),Return on Equity adalah rasio yang digunakan untukmengkaji sejauhmana suatu perusahaanmempergunakan sumberdaya yang dimiliki untukmampu memberikan laba atas ekuitas.

Dari pengertian ROE menurut beberapapara ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROEmerupakan pengembalian atas ekuitas saham biasayang digunakan untuk mengukur tingkat laba yangdihasilkan dari investasi pemegang saham. Berikutadalah rumus dalam menghitung ROE:

Return On Equity =

3.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan untuk regresi linier berganda yangdigunakan:

Y = 1X1 2X2 3X3 4X4+e

Keterangan:Y = Kinerja KeuanganX1 = Human CapitalX2 = StructuralCapitalX3 = Capital Employed

Hal - 124 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 47: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

X4 = IntellectualCapitalá = Konstantaâ1-4 = Koefisienregresie = Error

Data sampel yang digunakan sebanyak 152sampel tetapi setelah di transformasi data berubahmenjadi 145 sampel. Hasil pengujian statistikdeskriptif diatas menunjukkan nilai minimum,maksimum, mean, standar deviasi, skewness dankurtosis dari pengungkapan human capital, structuralcapital, capital employed, intellectual capital dankinerja keuangan.

Output tampilan SPSS menunjukkan datayang digunakan dalam penelitian sebanyak 145 data,data terkecil (minimum) adalah -2.08872 dan dataterbesar (maximum) adalah 3.46827 dengan standardeviasi sebesar 0,97285825.

Menurut (Ghozali, 2016) Skewnessmengukur kemelencengan dari data dan kutosismengukur puncak dari distribusi data. Data yangterdistribusi secara normal memiliki nilai skewnessdan kurtosis mendekati nol.

Hasil tampilan output SPSS dalam penelitianini memberikan nilai skewness dan kurtosis masing-masing 0,209 dan 0,649.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Normalitas berguna untuk menentukan datayang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau

Tabel 1. Hasil Pengujian Deskriptif Statistik ROE

4. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

diambil dari populasi normal.Hasil uji normalitasdengan Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat padatabel berikut:

Dari hasil uji Kolmogorov-smirnov diatas,dihasilkan nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,200sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalampenelitian memiliki distribusi data normal yangmemiliki nilai signifikansi > 0,05.

Analisis grafik untuk mengetahui distribusidata secara normal atau tidak yaitu menggunakangrafik histogram dan grafik normal plot. Berikut hasiluji normalitas berupa grafik histogram dan grafiknormal plot dalam penelitian ini:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 125

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 48: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Melihat grafik histogram yang berbentukseperti bel, menggambarkan pergerakan residual.Berdasarkan grafik tampak bahwa residualterdistribusi secara normal dan berbentuk simetristidak melenceng ke kanan atau ke kiri.

Gambar 1. Grafik Histogram Uji Normalitas

Uji normalitas selanjutnya menggunakan grafiknormal plot. Hasil dari grafik normal plotmenunjukkan titik-titik menyebar disekitar garisdiagonal dan mengikuti arah garis diagonal yangberarti data yang digunakan dalam penelitian initerdistribusi secara normal. Oleh karena itu, darikedua uji normalitas yang dilakukan dapatdisimpulkan bahwa data dalam penelitian inimenunjukkan data berdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Hasil pengujian multikolineritas yang telahdilakukan menunjukkan jika tidak ada multikolineritasdiantara variabel independen penelitian ini. Haltersebut dibuktikan dengan nilai tolerance value >0.1 dan nilai VIF < 10. Maka mengacu pada dasarpengambilan keputusan dalam uji multikolinearitasdapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejalamultikolinearitas dalam model regresi.

Berdasarkan tabel output “coefficients” padabagian “collinearity statistic” diketahui nilaitolerance untuk variabel Human Capital (X1) adalah0,641 > 0,10 sementara untuk nilai VIF adalah 1,561< 10,00. Dilanjutkan dengan variabel StructuralCapital (X2) adalah 0,636 > 0,10 sementara untuknilai VIF adalah 1,572 < 10,00 dan untuk variabelCapital Employed (X3) adalah 0,579 > 0,10sementara untuk nilai VIF adalah 1,728 < 10,00sedangkan untuk variabel Intellectual Capital (X4)adalah 0,512 > 0,10 sementara untuk nilai VIF adalah1,374 < 10,00.Gambar 2. Grafik Normal Plot Uji Normalitas

Tabel 3. Hasil Uji Multikolineritas

Hal - 126 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 49: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

3. Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan tabel output “coefficients” padabagian “sig” diketahui nilai untuk variabel HumanCapital (X1) adalah 0,550 > 0,05 sementara untuknilai variabel Structural Capital (X2) adalah 0,611> 0,05 kemudian untuk nilai variabel CapitalEmployed (X3) adalah 0,224 > 0,05 dan untukvariabel Intellectual Capital (X4) adalah 0,736 >0,05. Mengacu pada dasar pengambilan keputusan

Mengacu pada dasar pengambilan keputusandalam uji autokorelasi yaitu dengan syarat ujiautokorelasi yaitu .

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai

Tabel 4. Hasil Uji Heterokedastisitas

dalam uji multikolinearitas yaitu nilai “sig” harus >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadigejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan Runs Test dapatdilihat pada tabel berikut:

Durbin-Watson adalah 2,009 maka nilainya adalah yang berarti bahwa tidak terjadi

autokorelasi dalam model regresi.

4.2. Hasil Uji Parsial (T)

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 6. Uji Parsial (T)

Tabel 6. Uji Parsial (T)

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 127

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 50: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Hasil uji statistik t yang telah dilakukanmenunjukkan bahwa Human Capital (X1) memilikisignifikan pada 0,034 dimana hasil uji t 0,061 > 0,05

yang artinya variabel Human Capital tidak memilikipengaruh terhadap variabel Kinerja Keuangan.Kemudian dilanjutkan dengan variabel StructuralCapital (X2) memiliki signifikan pada 0,007 dan hasiluji t 0,007 < 0,05 yang artinya variabel StructuralCapital memiliki pengaruh terhadap variabel KinerjaKeuangan. Kemudian variabel Capital Employed(X3) memiliki signifikan sebesar 0,000 hasil ujidimana t 0,000 < 0,05 yang artinya variabelStructural Capital memiliki pengaruh terhadapKinerja Keuangan. Sedangkan untuk variabelIntellectual Capital (X4) memiliki signifikan pada0.512 dimana hasil uji t 0.512 > 0.05 artinyavariabel Intellectual Capital tidak memiliki pengaruhterhadap variabel Kinerja Keuangan.

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Berikut hasil analisis regresi linier bergandayang dilakukan:

Y = -1,729 + 0,184X1+ 0,268X

2+ 0,435X

3-

0,060X4

Berdasarkan hasil penelitian regresi linearberganda dapat disimpulkan bahwa:1. Nilai konstanta (a) sebesar -1,729 artinya apabila

X1, X2, X3 dan X4 bernilai 0 (nol), maka nilai Y

Tabel 7 menunjukkan hasil dari uji koefisiendeterminasi (R2) dalam penelitian ini adalah sebesar0.128. Nilai ini menunjukkan bahwa model penelitiandapat menjelaskan variasi kinerja keuangan sebesar12,8% dan Sebesar 87,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar variabel yang diteliti.

sebesar -1,729.

2. Koefisien regresi untuk variabel human capital(X1) memiliki nilai koefisien 0,184 dengandemikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikansatu satuan variabel human capital (X1) makaakan meningkatkan kinerja keuangan (Y) sebesar0,184.

3. Koefisien regresi untuk variabel structural capital(X2) memiliki nilai koefisien 0,268 dengandemikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikansatu satuan variabel structural capital (X2) makaakan menyebabkan penurunan kinerja keuangan(Y) sebesar 0,268.

4. Koefisien regresi untuk variabel capital employed(X3) memiliki nilai koefisien 0,435 dengandemikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikansatu satuan variabel capital employed (X3) makaakan menyebabkan penurunan kinerja keuangan(Y) sebesar 0,435.

5. Koefisien regresi untuk variabel intellectualcapital (X4) memiliki nilai koefisien -0,060 dengandemikian dapat diartikan bahwa setiap kenaikansatu satuan variabel intellectual capital (X4) makaakan meningkatkan kinerja keuangan (Y) sebesar-0,060.

4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

4.5 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis ini bertujuan untukmembuktikan pengaruh dari human capital,structural capital, capital employed dan intellectualcapital terhadap kinerja keuangan yang diproksikan

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hal - 128 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 51: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

oleh Return On Equity (ROE). Berikut ini hasil uji

Berdasarkan hasil uji pada table diatas, uji statistikt yang telah dilakukan menunjukkan bahwa HumanCapital memiliki signifikan pada 0,061 dimana hasiluji t 0,061 > 0,05 yang artinya variabel HumanCapital tidak pengaruh terhadap variabel KinerjaKeuangan. Hal ini dikarenakan pengelolaan danpemanfaatan sumber daya manusia yang tidak baikakan mengurangi value added yang akan menurunkankinerja perusahaan. Hasil penelitian ini mendukunghasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana (2014).

Kemudian dilanjutkan dengan variabelStructural Capital (X2) memiliki signifikan pada0,007 dan hasil uji t 0,007 < 0,05 yang artinyavariabel Structural Capital memiliki pengaruhterhadap variabel Kinerja Keuangan. Hal inimenunjukkan dengan pengelolaan dan pemanfaatanorganisasi yang baik dalam memenuhi proses rutinitasperusahaan dan strukturnya yang mendukungmenghasilkan kinerja intelektual yang optimal dankinerja bisnis yang secara keseluruhan akanmenambah value added yang pada akhirnya akanmeningkatkan kinerja keuangan. Hasil penelitian inimendukung hasil penelitian yang dilakukan olehSirapanji dan Hatane (2015), Juwita dan Angela(2016), dan Gozali dan Hatane (2017).

Kemudian variabel Capital Employed (X3)memiliki signifikan sebesar 0,000 hasil uji dimana t0,000 < 0,05 yang artinya variabel StructuralCapital memiliki pengaruh terhadap KinerjaKeuangan. Hal ini menunjukkan dengan pengelolaandan pemanfaatan hubungan (association network)yang dimiliki perusahaan dengan para mitranya

pada uji statistik:

berpengaruh terhadap value added perusahaansehingga meningkatkan kinerja keuangan perusahaantersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasilpenelitian yang dilakukan oleh Sirapanji dan Hatane(2015), Juwita dan Angela (2016), dan Gozali danHatane (2017).

Sedangkan untuk variabel Intellectual Capital(X4) memiliki signifikan pada 0.512 dimana hasil ujit 0.512 > 0.05 artinya variabel Intellectual Capitaltidak memiliki pengaruh terhadap variabel KinerjaKeuangan. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyakfaktor lain yang lebih dipertimbangkan baikperusahaan maupun para investor dalam mengukurkinerja keuangan, misalnya dengan langsung nilaisaham. Hasil penelitian ini mendukung hasilpenelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sapitri(2016).

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh intellectualcapital terhadap kinerja keuangan. Kesimpulan yangdapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Variabel human capital tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukanbahwa baik atau tidaknya pengelolaan danpemanfaatan sumber daya manusia tidak akanmenambah value added yang pada dalammeningkatkan kinerja keuangan.

Tabel 8. Hasil Penelitian

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 129

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 52: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

2. Variabel structural capital berpengaruh terhadapkinerja keuangan Hal ini menunjukkan bahwabaiknya pengelolaan dan pemanfaatan organisasipada perusahaan akan menambah value addedyang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjakeuangan.

3. Variabel capital employed berpengaruh terhadapkinerja keuangan. Hal ini menunjukkan baiknyapengelolaan dan pemanfaatan hubungan(association network) yang dimiliki perusahaandengan para mitranyaakan berpengaruh dalammeningkatkan kinerja keuangan perusahaantersebut.

4. Variabel intellectual capital tidak berpengaruhterhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkanbahwa investor lebih melihat faktor lain dalammengukur kinerja keuangan misalnya dlihat darinilai saham.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan, masih terdapat keterbatasan dankekurangan sehingga penelitian ini kurangs empurna.Adapun saran–saran yang dapat diberikan adalahsebagai berikut:1. Peneliti dapat memperpanjang periode penelitian

dan sector industry lainnya.

2. Peneliti selanjutnya bisa menambah variabelindependen untuk menjelaskan kemampuanmemengaruhi variabel dependen dalam penelitianini.

3. Peneliti selanjutnya dapat menggunakna proksilain dari intellectual capital agar penelitian inimenjadi lebih variatif.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Astuti Pratiwi, dan Sabeni Arifin 2005,Hubungan Intellectual Capital dan BussinesPerformance Dengan Diamond Specification,Jurnal SNA VIII, Solo.

[2] Appuhami, Ranjith 2007, The impact ofIntellectual Capital on Investors’ Capital Gainson Shares: An Empirical Investigation of ThaiBanking, Finance, and Insurance sector,International Management Review, Vol. 3, No.2,pp. 14-22.

[3] Adriana 2014, Pengaruh Intellectual CapitalTerhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, JurnalRiset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No.1. Hal:251-260.

[4] Bringham, E., & Houston, J 2010, Essentials ofFinancial Management: Dasar-DasarManajemen Keuangan, Penerjemah Ali AkbarYulianto, Salemba Empat, Jakarta.

[5] Fahmi, Irham 2012, Analisis LaporanKeuangan, Cetakan Ke-2, Alfabeta, Bandung.

[6] Fahmi, Irham 2015, Manajemen Investasi Teoridan Soal Jawab, Inflasi dan Investasi, Edisi 2,Salemba Empat, Jakarta.

[7] Ghozali, I 2016, Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program IBM dan SPSS, In AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBMSPSS 23.

[8] Gozali dan Hatane 2017, Pengaruh IntellectualCapital Terhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPerusahaan Khususnya di Indutri Keuangan danIndustri Pertambangan yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia 2008-2012, BussinessAccounting Review, Vol. 2 No. 2, Hal: 208-217.

[9] International Federation of Accountants(IFAC) 1998, The Measurement andManagement of Intellectual Capital.www.ifac.org, (Diakses 2019).

[10] Ikatan Akuntan Indonesia 2007, StandarAkuntansi Keuangan, Salemba Empat,Jakarta.

[11] Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 2009, ExposureDraft PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak

Hal - 130 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 53: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Berwujud, Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK).

[12] Juwita & Angela 2016, Pengaruh IntellectualCapital Terhadap Nilai Perusahaan padaPerusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa EfekIndonesia, Jurnal Akuntansi Vol.8 No.1, Hal: 1–15.

[13] Kasus Bank Panin dan Bank BRI, https://ekbis.rmol.co/read/2017/10/20/311815/(Diakses 2019) https://nasional.tempo.co/read/511601/bri-d i g u g a t - k a r en a - p e s a n g o n -pensiunan-karyawan (Diakses 2019).

[14] Lako, Andreas 2006, Relevansi InformasiAkuntansi untuk Pasar Saham Indonesia: Teoridan Bukti Empiris, Amara Books Liyudza,Yogyakarta.

[15] Lestari, Nanik & Rosi Candra Sapitri 2016,Pengaruh Intellectual Capital Terhadap NilaiPerusahaan, Jurnal Akuntansi, Ekonomi danManajemen Bisnis, Vol. 4, No. 1, July 2016, 28-33.

[16] Rahardja 2015, Pengaruh Intellectual CapitalTerhadap Kinerja Keuanga Perusahaan,Diponegoro Journal of Accounting, Volume 4,Nomor 2, Hal 1-12.

[17] Rachmawati 2017, Pengaruh IntellectualCapital Terhadap Kinerja KeuanganDimoderasi Budaya Organisasi pada IndustriPerhotelan yang Go -Publik di Indonesia,JIMMU, Volume II Nomer 2, Hal. 124-144.

[18] Sawarjuwono, T. Kadir, P.A 2003, IntellectualCapital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan(Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansidan Keuangan, Vol. 5 No. 1, pp. 35-57.

[19] Sucipto 2003, Penilaian Kinerja Keuangan,Jurnal Akuntansi, Universitas Sumatra Utara,Medan.

[20] Sanusi, A 2014, Analisis Data, In Metodologi

Penelitian Bisnis.

[21] Sirapanji, Olivia dan Saarce Elsye Hatane 2015,Pengaruh Value Added Intellectual CapitalTerhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPerusahaan Khususnya di Industri PerdaganganJasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,Journal Business Accounting Review, Vol 3, No.1: 45-54.

[22] Tandelilin, Eduardus 2010, Portofolio danInvestasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,Kanisius, Yogyakarta.

[23] Penrose, E. T 1959, The Theory of the Growthof the Firm, JohnWiley, New York.

[24] Pulic, Ante 1998, Measuring the Performanceof Intellectual Potential in Knowledge Economy(presented in 1998 at the 2nd McMaster WorldCongress on Measuring and ManagingIntellectual Capital by the Austrian Team forIntellectual Potential).

[25] Purnomosidhi, Bambang 2006, PraktikPengungkapan Modal Intelektual padaPerusahaan Publik di BEJ, Jurnal RisetAkuntansi Indonesia Volume 9 No. 1 Hal 1-20.

[26] Yunita, Novelina 2012, Pengaruh ModalIntelektual Terhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPasar, Accounting Analysis Journal 1 (1).

[27] Wernerfelt 1984, A Resource-Based View of TheFirm, Strategic Management Journal, Vol. 5,No. 2 (Apr. - Jun., 1984), pp. 171-180.

[28] Wijaya & Wiksuana 2018, PengaruhIntellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan pada Subsektor Industri Hotel,Restoran dan Pariwisata, E-JurnalManajemen Unud, Vol. 7, No. 2, Hal: 701-729.

[29] VAIC™ - An Accounting Tool for ICManagement, www.measuring-ip.at, (Diakses2019).

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 131

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 54: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Akuntansi Manajemen Lingkungan Di Indonesia

Luk Luk Fuadah, Rochmawati Daud, Burhanuddin

Universitas Sriwijaya [email protected]

Abstrak: Tujuan dari penelitian adalah untuk menginvestigasikan pengaruh akuntansi manajemen lingkungan dankualitas keputusan terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan carasurvei. Responden penelitian ini sebanyak 56 responden dari perusahaan yang memperoleh ISO 14001 di Bursa EfekIndonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntansi manajemen lingkungan terhadap kinerja lingkunganberpengaruh positif dan signifikan. Kualitas keputusan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerjalingkungan. Kelemahan penelitian adalah model penelitian hanya mengacu pada teori berbasis pada sumber dayaalam (Natural Resources Based View Theory). Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya berkaitandengan variabel lain yang belum diteliti serta melakukan penelitian secara kualitatif

Kata kunci: akuntansi manajemen lingkungan, kualitas keputusan dan kinerja lingkungan.

Abstract: The purpose of this research is to investigate the effect of environmental management accounting anddecision quality on environmental performance in companies in Indonesia. This research was conducted by survey.The respondents of this study were 56 respondents from companies that obtained ISO 14001 on the Indonesia StockExchange. The results showed that environmental management accounting for environmental performance had apositive and significant effect. The quality of decisions also has a positive and significant effect on environmentalperformance. The weakness of the research is that the research model only refers to theories based on naturalresources (Natural Resources Based View Theory). Future studies can add other variables related to other variablesthat have not been studied and conduct research qualitatively

Keywords: environmental management accounting, decision quality and environmental performance.

1. PENDAHULUAN

Akuntansi Manajemen Lingkungan(Environmental Management Accounting) secaraumum dapat didefinisikan sebagai identifikasi,pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasifisik pada penggunaan, aliran dan sumber energi, air,dan material, dan informasi moneter mengenai biayalingkungan, pendapatan (Jasch, 2006).

Clemens & Bakstran (2010) mengungkapkanbahwastrategi perusahaan terutama stra tegilingkungan merupakan salah satu prediktor utamadari kinerja lingkungan perusahaan yang lebih baikdengan mengalokasikan sumber daya mereka milikidengan lebih baik. Dengan demikian, upaya untukmeningkatkan kinerja lingkungan harus dilakukansecara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan

memobilisasi dan menggunakan semua sumber dayaperusahaan yaitu antara lain manusia, teknis, dankeuangan. Phan et al. (2018) mengungkapkan bahwamanajemen kegiatan lingkungan terhadap kualitaskeputusan dan kinerja lingkungan perusahaan.Penelitian dilakukan di Australia untuk mengujimanajemen kegiatan lingkungan yang berkaitandengan pembiayaan berbasis aktivitas (Activity BasedCosting).

Fuadah & Arisman (2013) mengungkapkanbahwa perusahaan-perusahaan di Indonesiakhususnya perusahaan manufaktur untukmeningkatkan perhatian terhadap manfaat ekonomisdan manfaat lingkungan dari penerapan akuntansimanajemen lingkungan. Dengan menerapkanakuntansi manajemen lingkungan (environmentalmanagement accounting) dapat meningkatkan nilai

Hal - 132 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 55: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dan reputasi perusahaan dan juga stakeholder. Buktiempiris menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dansignifikan antara strategi lingkungan dan penggunaanakuntansi manajemen lingkungan, yang padagilirannya dapat memperbaiki kinerja lingkunganperusahaan (Solovida & Latan, 2017).

Penelitian ini berbeda dengan penelitiansebelumnya yaitu menginvestigasi pengaruhakuntansi manajemen lingkungan dan kualitaskeputusan terhadap kinerja lingkungan padaperusahaan ISO 14001 di Bursa Efek Indonesia. Halini menunjukkan bahwa isu lingkungan di Indonesiasangat penting untuk diteliti. Kerangka penelitianyang diusulkan bertujuan untuk berkontribusi padaliteratur khususnya Akuntansi ManajemenLingkungan yang dapat digunakan untuk mengisikesenjangan empiris di negara-negara masihberkembang.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Berpandangan Atas Dasar SumberDaya Alam (Natural Resourced Based ViewTheory)

Strategi perusahaan (mengacu pada strategilingkungan) dan keunggulan kompetitif (kinerjalingkungan perusahaan) harus berakar padakemampuan yang memfasilitasi aktivitas ekonomiramah lingkungan - pandangan berbasis sumberdayaalam (Hart, 1995).

Penelitian oleh Klassen & McLaughlin,(1996) secara lebih spesifik menekankan kinerjakeuangan dalam bentuk keuntungan dan respon pasarterkait dengan upaya perusahaan untuk menerapkanpengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melaluikegiatan yang berkaitan dengan lingkunganperusahaan.

Natural Resources Based View Theoryberpendapat bahwa keunggulan kompetitif dapatdipertahankan hanya jika ada kemampuan untukmenciptakan keuntungan yang didukung oleh sumberdaya yang tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Initerdiri dari tiga strategi yang saling terkait, yaitu:

(1) pencegahan polusi;(2) penata layanan produk; dan(3) pengembangan berkelanjutan.

Masing-masing memiliki kekuatanpendoronglingkungan yang berbeda, yang membangun sumberdaya kunci yang berbeda, dan mereka memilikisumber keunggulan kompetitif yang berbeda.

2.2 Teori Keputusan (Decision Theory)

Teori keputusan yang menyoroti peranpenting informasi dalam proses pengambilankeputusan (Hansson, 2005). Secara khusus, denganpenggunaan Manajemen Kegiatan Lingkungan(Environmental Activity Management) akanmemfasilitasi penilaian lingkungan dan kualitaskeputusan yang lebih baik karena penyediaaninformasi lingkungan yang lebih rinci dan akurat yangkemungkinan akan membantu proses pengambilankeputusan manajer, sehingga meningkatkan kualitaskeputusan lingkungan, dan pada gilirannya mengarahpada peningkatan kinerja lingkungan.

2.3 Kinerja Lingkungan

Pemerintah, melalui KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan sejak 2002,membentuk Program Penilaian Peringkat KinerjaPerusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan(PROPER). Program Peringkat Kinerja Perusahaan(PROPER) adalah program yang digunakan olehKementerian Lingkungan Hidup dan KehutananIndonesia bersama dengan Badan Lingkungan Hidupuntuk memantau dan menilai kinerja lingkunganperusahaan.

Awalnya PROPER adalah 14 salah satu alatkebijakan yang dikembangkan oleh KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorongkepatuhan terhadap bisnis dan atau kegiatan yangbertanggung jawab untuk berbagai undang-undangdan peraturan dibidang lingkungan. PROPERberkaitan erat dengan penyebaran informasi tentangkinerja masing-masing perusahaan kepada semuapemangku kepentingan dalam skala nasional(mnlh.go.id).

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 133

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 56: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Solovida & Latan (2017) menjelaskan bahwaPROPER (Program dar i penilaian kinerjaperusahaan) anggota dinilai pada skala warna 5 (lima)mulai dari yang tertinggi, emas, turun ke hijau, biru,merah, dan hitam. Peringkat emas dan hijau diberikankepada perusahaan yang lebih dari sekedar kepatuhandan mencakup tiga kriteria:

1) Menerapkan sistem manajemen lingkungan, salahsatunya adalah sertifikat ISO 14001,

2) Menggunakan sumber daya, dan3) Melaksanakan pengembangan masyarakat.

Pengembangan Hipotesis

Akuntansi Manajemen Lingkungan dan KinerjaLingkungan Perusahaan

Teori pandangan berbasis sumber daya alam,berpendapat bahwa keunggulan kompetitif dapatdipertahankan hanya jika ada kemampuan untukmenciptakan keuntungan yang didukung oleh sumberdaya yang tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Initerdiri dari tiga strategi yang saling terkait, yaitu:

(1) pencegahan polusi;(2) penatagunaan produk; dan(3) pembangunan berkelanjutan.

Masing-masing memiliki kekuatanpendorong yang berbeda dilingkungan, yangmembangun sumber daya kunci yang berbeda, danmereka memiliki sumber keunggulan kompetitif yangberbeda. Misalnya, menghilangkan polutan dariproses produksi dapat meningkatkan efisiensi dengan(a) mengurangi input yang dibutuhkan, (b)menyederhanakan proses, dan (c) mengurangi biayadan kewajiban kepatuhan (Hart & Dowell, 2011).

Strategi lingkungan yang efektif dapatbernilai, langka, dan sulit untuk ditiru jika sumberdaya atau kemampuan yang tidak dapat diganti dapatmenghasilkan keunggulan kompetitif yangberkelanjutan (Hart, 1995; Klassen &McLaughlin,1996; Hart & Dowell, 2011). Hart & Dowell, (2011)untuk mengevaluasi Teori Berbasis Sumber DayaAlam berdasarkan penelitian empiris yang ada dan

menyimpulkan bahwa sebagian besar Hart, (1995)proposisi yang didukung. Teori Pandangan BerbasisSumber Daya Alam yang diusulkan oleh (Hart, 1995;Hart & Dowell, 2011), yang menentukan bahwaakuntansi manajemen lingkungan perusahaan akanmeningkatkan kinerja lingkungannya.

Pérez, Ruiz, & Fenech (2007)mengungkapkan bahwa ada dua aset yang tidakberwujud utama dalam konteks analisis perbaikanlingkungan berkelanjutan:

(1) integrasi masalah lingkungan dalam prosesperencanaan strategis dan

(2) penggunaan praktik akuntansi manajemen.

Aset utama ini berkontribusi untukmeningkatkan kinerja lingkungan perusahaan sejalandengan Resource BasedView (Hart, 1995). Motivasilingkungan dan penggunaan sistem pengukurankinerja lingkungan tidak langsung tetapi dimediasioleh beberapa atribut sistem pengendalian manajemenlingkungan dan kelangkaan sistem pengukuran (Lisi,2015).

Penelitian sebelumnya termasuk Aragón-Correa, Hurtado-Torres, Sharma & García-Morales(2008), dan Henri & Journeault (2010) menunjukkanbahwa praktik eco-efisien secara positif terkait dengankinerja perusahaan. Henri & Journeault (2010)menggunakan 303 responden untuk analisis mereka.

Bukti empiris menunjukkan bahwapenggunaan akuntansi manajemen lingkunganmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja lingkungan perusahaan (Solovida & Latan,2017). Solovida & Latan (2017) menganalisis dari68 responden dari survei yang dilakukan. Semakincanggih penggunaan praktik akuntansi manajemen,yaitu akuntansi manajemen lingkungan, semakin baikproses pengendalian dan pengambilan keputusanmempengaruhi sistem pengendalian manajemenlingkungan terhadap kinerja lingkungan (Solovida&Latan, 2017).

Berdasarkan argumen di atas, hipotesisberikut diusulkan.

Hal - 134 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 57: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

H1: Akuntansi Manajemen Lingkungan berpengaruhpositif terhadap KinerjaLingkungan Perusahaan.

Kualitas Keputusan dan Kinerja LingkunganPerusahaan

Berdasarkan teori keputusan yang menyorotiperan penting informasi dalam proses pengambilan

keputusan (Hansson, 2005). Secara khusus, denganpenggunaan Manajemen Kegiatan Lingkungan dapatmemfasilitasi penilaian lingkungan dan kualitaskeputusan yang lebih baik karena penyediaaninformasi lingkungan yang lebih rinci dan akurat yangcenderung membantu proses pengambilan keputusanmanajer, sehingga meningkatkan kualitas keputusanlingkungan, dan pada gilirannya mengarah padapeningkatan kinerja lingkungan (Hansson, 2005).

Phan, Baird, & Su (2018) mengungkapkanbahwa pengelolaan kegiatan lingkungan terhadapkualitas keputusan dan kinerja lingkunganperusahaan. Penelitian dilakukan di Australia untukmenguji manajemen kegiatan lingkungan terkaitdengan Activity Based Costing. Semakin canggihpenggunaan praktik akuntansi manajemen (dalam halini akuntansi manajemen lingkungan), semakin baikproses pengendalian dan pengambilan keputusan dansemakin solid dampak sistem pengendalianmanajemen lingkungan terhadap kinerja lingkunganperusahaan.

Phan, Baird, & Su (2018) meneliti kegiatanlingkungan berdasarkan biaya dan kinerja lingkunganmelalui kualitas keputusan.Diharapkan bahwakualitas keputusan lingkungan mereka akanditingkatkan, yang pada gilirannya akan memilikidampak positif pada manajemen lingkungan dalamhal meningkatkan kinerja lingkungan. Salah satukesulitan utama dalam pengelolaan lingkungan adalahidentifikasi dan perhitungan biaya kegiatan dan prosesorganisasi (Sarkis, Meade, & Presley, 2006). Dengandemikian, hipotesis yang diajukan adalah sebagaiberikut:

H2: Kualitas Keputusan berpengaruh positifterhadap Kinerja Lingkungan Perusahaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Penelitian ini memperoleh populasi adalahsemua perusahaan-perusahaanlisted di Bursa EfekIndonesia. Sampel dalam penelitian ini terdiri dariperusahaan bersertifikat ISO 14001. Alasanperusahaan bersertifikasi ISO 14001 adalahperusahaan lebih peduli dari pada perusahaan lainmengenai masalah lingkungan dan cenderungmemiliki komitmen yang kuat dan tanggung jawablingkungan. Responden dalam penelitian ini adalahgeneral manager, manajer operasi, manajer keuangandan manajer lingkungan pada sampel.

3.2 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer.Penelitian menggunakan surveiyang memberikankuesioner kepada target sampel. Survei yangdilakukan dalampenelitian ini dengan memberikankuesioner melalui online dan email.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Akuntansi Manajemen Lingkungan(Environmental ManagementAccounting)

Akuntansi Manajemen Lingkungan adalah“teknik untuk memperbaiki,menganalisa danmenggunakan informasi keuangan dan nonfinansial,dengan tujuan memperbaiki lingkungan danlingkungan perusahaan,kinerja ekonomi danberkontribusi terhadap bisnis berkelanjutan “(Schaltegger, Bennet, Burrit, & Jasch, 2009).Penelitian ini menggunakan instrumen Akuntansimanajemen lingkungan adalah 12 item akuntansimanajemen lingkungan (Ferreira, Moulang, &Hendro, 2010). Penelitian ini menggunakan tujuhskala poin Likert yang mengindikasikan 1 “sangattidak sama sekali dilakukan” sampai dengan 7 “sangatdilakukan”.

3.3.2 Kualitas Keputusan (Quality Decision)

Kualitas keputusan mengharuskan semua

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 135

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 58: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

tahapan proses keputusan, termasuk basis informasi,proses pengambilan keputusan, menghasilkankeputusan kualitas, keputusan implementasi dankeputusan pemantauan dilakukan dengan kualitastertinggi (Huff & Reger, 1987; (Hutzschenreuter &Kleindienst, 2006). Ukuran untuk kualitas keputusanadalah instrumen lima item yang berasal dariMcIntyre (1982) dan responden yang diperlukanuntuk mengukur kepuasan mereka dengan kualitasinformasi yang didasarkan pada keputusan, prosespengambilan keputusan, hasil dari keputusan penting,dan pemantauan keputusan.

Penelitian ini menggunakan tujuh skala poinLikert yang mengindikasikan dari 1 “tidak sama sekaliditerapkan” sampai dengan 7 “sangat diterapkan”.

3.3.3 Kinerja Lingkungan Perusahaan(Corporate EnvironmentalPerformance)

Kinerja lingkungan perusahaan Kinerjalingkungan didefinisikan sebagai”gambaran umumpenggunaan indikator kinerja operasional yang

4.1 Akuntansi Manajemen Lingkungan danKinerja Lingkungan Perusahaan

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa“Akuntansi Manajemen Lingkungan berpengaruhpositif terhadap Kinerja Lingkungan Perusahaan”.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesisini diterima, karena nilai p < 0.05 (< 5%). Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa akuntansimanajemen lingkungan berpengaruh positif dansignifikan terhadap kinerja lingkungan perusahaan.Hal ini berarti bahwa semakin sering AkuntansiManajemen Lingkungan digunakan di perusahaan,semakin baik juga kinerja lingkungan perusahaantersebut.

Temuan ini sejalan dengan penelitiansebelumnya oleh (Aragón-Correa et al., 2008).

Tabel 1. Hasil Pengujian dengan Warp PLS

mengevaluasi penggunaan sumber daya, pembuanganlimbah, emisi atau konsumsi air” (Nawrocka &Parker, 2009).

Penelitian ini menggunakaninstrumen kinerjalingkungan perusahaan adalah 13 item (Henri &Journeault, 2010). Penelitian ini menggunakan tujuhskala poin Likertyang mengindikasikan 1 “sangattidak sama sekali dilakukan” sampai dengan 7 “sangatsering dilakukan”.

Model Penelitian adalah sebagai berikut:

KLP = 0 + 1 AML + 2KK +

Keterangan:KLP = Kinerja Lingkungan PerusahaanAML = Akuntansi Manajemen LingkunganKK = Kualitas Keputusan

4. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Ditemukan bahwa praktik eco-efisien secarapositif terkait dengan kinerja perusahaan. Semakincanggih penggunaan praktik akuntansi manajemendalam hal ini, Akuntansi Manajemen Lingkungan,semakin baik pengendalian perusahaan dan prosespengambilan keputusan dan dampak yang lebihkonkret terhadap sistem manajemen lingkunganpada kinerja lingkungan perusahaan (Hart & Dowell,2011; Pondeville, Swaen, & De Rongé, 2013).Teori Pandangan Berbasis Sumber Daya Alam(Natural Resources Based Theory) yang diusulkanoleh (Hart, 1995; Hart & Dowell, 2011), yangmenentukan bahwa akuntansi manajemenlingkungan perusahaan akan meningkatkan kinerjalingkungannya.

4.2 Kualitas Keputusan dan KinerjaLingkungan Perusahaan

Hal - 136 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 59: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Hipotesis kedua (H2) mengungkapkan bahwa“Kualitas Keputusan berpengaruh terhadap KinerjaLingkungan Perusahaan”. Temuan penelitianmenunjukkan hasil P < 0.01 (< 1%), artinya hipotesiskelima diterima. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa kualitas keputusan berpengaruh positifdan signifikan terhadap kinerja lingkunganperusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianPhan et al., (2018) yang menunjukkan hasil kualitaskeputusan berpengaruh terhadap secara khusus, baikHusted & de Jesus Salazar (2006) dan Porter &Kramer (2006) menyatakan bahwa integrasi datakeberlanjutan dengan keputusan manajemen internaldapat lebih meningkatkan kinerja lingkungan, dengankeunggulan integrasi termasuk pendekatanmanajemen keberlanjutan strategis yang lebih efektif(Maas et al., 2016). Temuan ini mendukung teorikeputusan (decision theory).

5. SIMPULAN DAN SARAN.

Hasil penelitian menunjukkan bahwaakuntansi manajemen lingkungan terhadap kinerjalingkungan berpengaruh positif dan signifikan.Semakin tinggi penerapan akuntansi manajemenlingkungan di perusahaan, maka semakin tinggi jugakinerja lingkungan perusahaan tersebut. Kualitaskeputusan juga berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja lingkungan. Semakin tinggi kualitaskeputusan juga semakin tinggi kinerja lingkunganperusahaan.

Implikasi praktis lainnya dari penelitianuntuk akuntan manajemen, manajer lingkungan danmanajemen puncak pada umumnya adalah untukmengembangkan kemampuan berkaitan denganketidakpastian lingkungan yang dirasakan, misalnya,kebijakan pajak lingkungan, permintaan produklingkungan dan peraturan lingkungan; untuk dapatmengelola alat-alat akuntansi manajemen lingkungandan, sebagai konsekuensinya, untuk meningkatkankinerja lingkungan organisasi.

Kelemahan penelitian adalah model

penelitian hanya mengacu pada teori berbasis padasumber daya alam (Natural Resources Based ViewTheory). Penelitian selanjutnya dapat menambahkanvariabel lainnya berkaitan dengan variabel lain yangbelum diteliti serta melakukan penelitian secarakualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aragón-Correa, J. A., Hurtado-Torres, N.,Sharma, S., & García-Morales, V. J. 2008,Environmental Strategy and Performance inSmall Firms: A Resource Based Perspective,Journal of Environmental Management, 86(1), 88–103. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2006.11.

[2] Clemens, B. , & Bakstran, L. 2010, AFramework of Theoretical Lenses andStrategic Purposes to Describe RelationshipsAmong Firm Environmental Strategy,Financial Performance, and EnvironmentalPerformance, Management Research Review,33(4), 393–406. https://doi.org/10.1108/EL-01-2017-0019

[3] Ferreira, A., Moulang, C., & Hendro, B. 2010,Environmental Management Accounting andInnovation: An Exploratory AnalysisAccounting, Auditing & AccountabilityJournal, 23(7), 920–948. https://doi.org/10.1108/09513571011080180

[4] Fuadah & Arisman 2013, AdoptingEnvironmental Management Accounting(EMA) in Indonesia, Jurnal Forum Bisnis danKewirausahaan, Vol.2, No. 1, 16-25.

[5] Hansson, S. O. 2005, Decision Theory A BriefIntroduction, Sweden: Uppsala University,h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 /00313831.2013.798836

[6] Hart, S. 1995, A , Academy of ManagementReview, 20(4), 986–1014. https://doi.org/10.5465/AMR.1995.9512280033

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 137

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 60: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

[7] Hart, S. L., & Dowell, G. 2011, A Natural-Resource-Based View of The Firm: FifteenYears After, Journal of Management, 37(5),1464–1479. https:/ /doi.org/10.1177/0149206310390219

[8] Henri, J. F., & Journeault, M. 2010, Eco-Control: The Influence of ManagementControl Systems on Environmental andEconomic Performance Accounting,Organizations and Society, 35(1), 63–80.https://doi.org/10.1016/j.aos.2009.02.001

[9] Huff, A. S., & Reger, R. K. 1987, A Review ofStrategic Process Research, Journal ofManagement, 13 (2), 211–236.

[10] Husted, B.W. and de Jesus Salazar, J. 2006,“Taking Friedman Seriously: MaximizingProfits and Social Performance”, Journal ofManagement Studies, Vol. 43 No. 1, pp. 75-91.

[11] Hutzschenreuter, T., & Kleindienst, I. 2006,Strategy-Process Research: What Have WeLearned and What is Still to be Explored,Journal of Management, 32(5), 673–720.https://doi.org/10.1177/0149206306291485

[12] Jasch, C. 2006, How to Perform anEnvironmental Management Cost Assessmentin One Day, Journal of Cleaner Production,14(14), 1194–1213.https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2005.08.005

[13] Klassen, R. D., & McLaughlin, C. P. 1996,The Impact of Environmental Management onFirm Performance, Management Science, 8,1199–1214.

[14] Lisi, I. E. 2015, Translating EnvironmentalMotivations into Performance: The Role ofEnvironmental Performance MeasurementSystems, Management Accounting Research,29(1), 1–18. https://doi.org/10.1016/j.mar.2015.06.001

[15] Maas, K., Schaltegger, S. and Crutzen, N.2016, “Integrating Corporate SustainabilityAssessment, Management Accounting,Control, and Reporting”, Journal of CleanerProduction, Vol. 136, Part A, pp. 237-248.

[14] McIntyre, S. H. 1982, An Experimental Studyof The Impact of Judgment-Based MarketingModels, Management Science, 28(1), 17–33.https://doi.org/10.1287/mnsc.28.1.17

[15] Nawrocka, D., & Parker, T. 2009, FindingThe Connection: EnvironmentalManagement Systems and EnvironmentalPerformance, Journal of CleanerProduction, 17(6), 601–607. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2008.10.003

[16] Pérez, E. A., Ruiz, C. C., & Fenech, F. C.2007, EnvironmentalManagement Systems AsAn Embedding Mechanism: A Research Note,Accounting, Auditing & AccountabilityJournal, 20(3), 403–422.h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 1 1 0 8 /09513570710748562

[17] Phan, T. N., Baird, K., & Su, S. 2018,Environmental Activity Management: its Useand Impact on Environmental Performance,Accounting, Auditing & AccountabilityJournal, 31(2), 651–673. https://doi.org/10.1108/AAAJ-08-2016-2686

[18] Pondeville, S., Swaen, V., & De Rongé, Y.2013, Environmental Management ControlSystems: The Role of Contextual and StrategicFactors, Management Accounting Research,24(4), 317–332.https://doi.org/10.1016/j.mar.2013.06.007

[19] Porter, M. and Kramer, M.R. 2006, “Strategy& Society: The Link Between CompetitiveAdvantage and Corporate SocialResponsibility”, Harvard Business Review, Vol.84 No. 12, pp. 78-92.

[20] Sarkis, J., Meade, L., & Presley, A. 2006, An

Hal - 138 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 61: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Activity Based Management Methodology forEvaluating Business Processes forEnvironmental Sustainability, Business ProcessManagement Journal, 12(6), 751–769.https://doi.org/10.1108/14637150610710918

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 139

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 62: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Analisis Pendapatan Penjulan Daging Impor Babasena FreshKota Palembang

Rika Fitri Ramayani

STIE [email protected]

Abstract: In this research, the object consists of two independent variables (X), namely Imported Meat Prices (X1),factors that affect imported meat prices (X2) and one dependent variable, namely Revenue (Y). While the subjects inthis study were Babasena Fresh imported meat business in the form of frozen meat. Analysis The method used inthis research is quantitative descriptive using primary and secondary data. The population in this study is sales dataand income statement. This research sample uses a purposive sampling technique to take certain samples that havebeen suitable and meet all the required requirements which include, their characteristics, characteristics, characteristicsand certain sample criteria such as sales reports, profit and loss and cash flow. The analysis used business income tocalculate income. The results of this study indicate an increase in income from the sale of imported meat businessesfrom factors affecting significant income. Keywords: Income, Sales and Babasena Fresh

Abstrak : Dalam penelitian ini yang menjadi objek yaitu terdiri dari dua variabel bebas (X) yaitu Harga DagingImpor (X1), faktor yang mempengaruhi harga daging impor (X2) serta satu variabel terikat yaitu Pendapatan (Y).Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah Babasena Fresh usaha daging impor daam bentuk daging beku.Analisi Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskrptif kuantitatif dengan menggunakan data primerdan sekunder. Populasi dalam penelitian ini data penjualan dan laporan laba rugi. Sampel penelitian ini menggunakanteknik purposive sampling mengambil sampel tertentu yang telah sesuai dan memenuhi segala persyaratan yangdibutuhkan yang meliputi, sifat-sifatnya, karakteristik, ciridan criteria sampel tertentu seperti laporan penjualan,laba rugi dan arus kas. Analsis yang digunakan pendapatan usaha untuk menghitung pendapatan. Hasil peneitianini menunjukan peningkatkan pendapatan dari penjualan usaha daging impor dari faktor mempengaruhi pendapatansignifikan.

Kata Kunci: Pendapatan, Penjualan dan Babasena Fresh

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya jumlah penduduk danperekonomian masyarakat, terutama kota Palembangkebutuhan akan pangan yang berprotein juga semakinmeningkat. Salah satunya protein hewani. Kebutuhanmasyarakat terhadap sumber protein hewani semakinmeningkat sejalan dengan perubahan selera, gayahidup dan peningkatan pendapatan. Selain dari segiselera rasa, sumber protein hewani memiliki peranpenting dalam pemenuhan gizi masyarakat.Pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan

produktivitas penduduk. Sehingga pemerintahmengusahakan pemenuhan konsumsi protein hewaniyang diwujudkan dalam program peningkatanketahanan pangan. (Talib dan Noor, 2011:2).

Sesuai perkembangan ekonomi masyarakatbukan hanya pasar tradisional yang menjual dagingpotong, di kota Palembang marketplace yang berupasupermaket yang menjual daging potong dalambentuk beku. Diambil kutipan nara bersumberDirektur Utama Bulog Djarot Kusumayakti diCerebon media cetak (Selasa,16 Januari 2019) dalammembuka izin usaha daging import dan lokaldilakukan oleh Perum Bulog yang produksi dagingsapi nasional sepanjang 2018 mencapai 403.668 tonatau sekitar 60,9% sedangkan daging import

Hal - 140 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 63: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

sepanjang 2018 mencapai 100.000 ton atau 30,7%didasarkan oleh kebutuhan masyarakat.

BABASENA, Salah satu marketplaceberupa mini market di kota Palembang memiliki izinusaha penjualan daging import Perum Bulog KotaPalembang pada Desember 2016. BABASENAperusahaan dibidang penjualan daging impor dalambentuk daging beku, daging yang dijualkan dagingsapi, daging kerbau. Melihat kebutuhan daging cukupbesar untuk rumah makan pribadi dan membacapeluang bisnis sehingga pemilik usaha oleh YospenHendra memilih salah satu bisnis yang diambil.BABASENA di dirikan Maret 2017 dengan jumlahkaryawan 6 orang, 3 orang bagian logistik, 2 orangkasir, 1 orang admistarsi keuangan.

BABASENA di kelolah oleh KhoiriahAbdullah, S.Si dari nara sumber tersebut penjualandaging berupa daging beku. Daging berasal Australiayang di Impor oleh Indonesia. Sebelum daging masukKe Indonesia Pusat Wadah daging atau distributoryang berkerja sama dengan Asosiasi DistributorDaging Indonesia (ADDI), impor daging tingkatsterlisasi, pengecek kualitas kandung pada dagingtersebut. Sebelum pembekuan dilakukan legalitashalal yang diakui Internasioanl sebelum masuk keIndonesia dan hingga membantu menekan hargadaging tersebut. Data dari pengelola usaha dari hargajual daging tersebut, daging sapi Rp. 106.000/kg dandaging kerbau Rp 85.000/kg dan hargai bisamengalami kenaikan sesuai harga modal diambildistributor daging dan musim.

Data dari Pendapatan yang dihasilkanmengalami tidak kestabilan, ketersediaan, harga jual,tingkat permintaan yang tinggi dan konsumsi dagingperkapita masyarakat tidak sesuai produksi dagingdi Indonesia. Pendapatan perbulan penjualan dagingsapi impor ±Rp 32. 587.000 sedangkan daging kerbau±Rp. 26.262.000, pendapatan harga jual daging tidakstabil, dihitung permingu pendapatan daging sapidalam beku ±Rp 8.516.000/minggu sedangkan dagngkerbau ±Rp .4.320.000 /minggu ,jika harga dagingnaik pendapatan atau omset jauh turun bisa 35%walau harga daging impor lebih murah dari daginglokal berdampak dari pendapatan. Saat bulan

Saat bulan Ramadhan mendekati lebaran konsumsidaging impor masih diminati oleh masyarakat. Darilatar belakang tersebut sehingga penulis mencetuskanpenelitian berjudul “Analisis Pendapatan PenjualanDaging Impor Babasena Fresh Kota Palembang”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas makapenulis merumuskan masalah yaitu.1. Bagaimana tingkat pendapatan penjualan daging

Babasena Fresh kota Palembang?2. Bagaimana tingkat laba penjualan daging impor

Fresh Babasena

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dilihat dari penjualan dagingimpor laporan penjualan arus kas, dan neraca tahun2016-2018 daging impor Babasena Fresh KotaPalembang.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan penjualan

daging Babasena Fresh kota Palembang.

2. Untuk mengetahui laba tingkat pendapatanpenjualan daging Babasena Fresh kota Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui informasi hasil pendapatan daripenjualan daging impor dalam 3 (tiga) tahun padaBabasena Fresh Kota Palembang.

2. Terciptanya empiris tantang perhitungan laba ataurugi dari pendapatan penjualan daging imporBabasena Fresh Kota Palembang.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Analisis Usaha

Secara etimologi kata analisis menurutkamus besar Indonesia adalah penguraian atas

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 141

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 64: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri,serta hubungan antar bagian untuk memperolehpengertian yang tepa t dan pemahaman artikeseluruhan. Sedangkan analisis usaha.“Memecahkan atau menggabungkan sesuatu unitmenjadi berbagai unit dari usaha kecil”. (Suryanto,2017: 65). Pendapatan merupakan masuk aktiva ataupenigkatan lainya atas aktiva atau penyelesaiankewajiban entitas atau kombinasi dari keduanyasebagai pengiriman barang, pemberian jasa atauaktivitad lainnya yang merupakan operasi utamaperusahaan. Pendapatan adalah arus masuk ataupeningkatan lain atas harta dari suatu kesatuan ataupenyelesaian kewajibannya selama suatu periode dariproduksi barang , jasa atau aktivitas lainya yangmerupakan operasi pokok atau utamayangberkelanjutan. (Hasoloan, 2010:64).

Pengertian yang dari sumber yang lain,pendapatan adalah total dari pnerimaan (uang ataubukan uang) seseorang atau suatu rumah tanggaselama periode tertentu. Secara garis besar jenispendapatan di golongkan menjadi tiga golongan(Inggrid, 2010:46) yaitu.a. Gaji atau upah. Imbalan yang diperoleh setelah

orang tersebut melakukan pekerjaan untuk oranglain yang diberikan dalam waktu satu hari, satuminggu maupun satu bulan.

b. Pendapatan uaaha sendiri. Merupakan nilai totaldari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakanusaha milik sendiri atau keluarga.

c. Pendapatan dari usaha lain. Pendapatan yangdiperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerjabiasanya merupakan pendapatan dari hasilmenyewakan aset yang dimiliki sperti rumah,ternak, dan barang lain, bunga dari uang,sumbangan dari pihak lain dan pendpatan pensiun.

Di dalam unsur-unsur pendapatanmerupakan asasl dari pendapatan yang diperoleh digolongkan menjadi tiga golongan (Inggrid, 2010:75)yaitu.a. Pendapatan hasil produksi barang atau jasab. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva

atau sumber-sumber ekonomis perusahaan olehpihak lain.

c. Penjualan aktiva diluar barang daganganmerupakan unsur-unsur pendapatan lain-lainsuatu perusahaan

2.2 Pendapatan

Pendapatan merupakan unsure yang sangatpenting dalam usaha pedagangan, karena dalammemlakukan sesuatu usah tentu ingin mengetahui nilaiatau jumlah pendapatan yang dipeoleh selamamelakukan usaha tersebut. Dalam ekonomi ,pendapatan merupakan pbalas jasa atas penggunaanfactor-faktor produksi yang dimiliki oleh sector rumahtangga dan sector perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga serta keuntungan/profit (Hendrik,2011:23).

Sebagaimana pendapatan diatas, bahwapendapatan merupakan gambaran terhadap posisiekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenasetiap orang yang bergelut dalam suatujenis pekerjaantertentu termasuk pekerjaan di sector informal atauperdagangan,berupaya untuk selalu meningkatkanpendapatan dari hasil usahanya yang digunakan untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan sedapatmungkin pendapatan yang diperoleh dapatmeningkatkan taraf hidup keluarga.

Pendapatan dapat di hitung melalui tiga cara(Sadono Sukirno, 2012: 235) yaitu:

1. Cara pengeluaran, cara ini pendapatan dihitungdengan menjumlahkan nilai pengeluaran atauperbelanjaan atas barang-barang dan jasa.

2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitungdengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yangdihasilkan.

3. Cara pendapatan, dalam perhitungan inipendapatan diperoleh dengan menjumlahkanseluruh pendapatan yang di terima.

2.3 Jenis Pendapatan

Hal - 142 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 65: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Adapun jenis pendapatan yaitu (SadonoSukirno, 2012: 330) yaitu:1. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang sudah

dikurangi biaya dan pengeluaran lainnya.

2. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang belumdikurangi biaya dan pengeluaran lainnya.

3. Pendapatan diterima di muka adalah pendapatandierima di uka tetapi belum diakui sebagaipendapatan dan dicatat sebagai utang pendapatanpada saat penerimaannya dan baru akan diakuisebagai pendapatan apabila perusahaan telahmenyelesaikan kewajiban berupa pengirimanbarang atau penyerahan jasa kepada pihak yangbersangkutan pada waktu yang akan datang.

4. Pendapatan yang masih harus diterima adalahpendapatan yang sudah dihasilkan walaupunpiutang yang bersangkutan belum jatuh tempoatau belum saatnya untuk dilakukan penagihan.

Pendapatan usaha adalah pedapatan berasal darikegiatan uatama perusahaan.

5. Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yangberasal dari sumber-sumber diluar kegiatan utamaperusahaan tidak termasuk dalam pendapatanoperasi, seperti pendapatan bunga, pendapatansewa, pendapatan deviden dan laba penjualanaktiva tetap.

2.4 Proses Pendapatan

Terdapat dua konsep yang erat hubungandengan prosez pendapatan, yakni. (Sadono Sukirno,2012: 359):1. Proses Pembentukan Pendapatan, merupakan

suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.Konsep berdasarkan pada asumsibahwa semuakegiatan opeasi yang diperlukan dalam rangkamencapai hasil akan selalu memberikan kontribusiterhadap hasil akhir pendapatan berdasarkanperbandingan biaya yang terjadi sebelumperusahaan tersebut melakukan kegiatn produksi.

2. Proses Realisasi Pendapatan, merupakan proses

yang terbentuk sesudahprodukselesa dikerjakandan terjual atas kontrak penjualan.Proses realisasipendapatan dimulai sejak tahap terakhir kegiatanproduksi yaitu pada saat barang atau jasadikirimkan atau di serahkan kepada pelanggan.

2.5 Harga Daging Indonesia

Pemerintah berusaha menekan keras hargadaging sapi dan kerbau masih bernilai Rp. 100.000,-per kilogram dan target pemerintah menjadi Rp80.000 perkilogramnya. Berbagai cara dilakukan,salah satunya adalah mendatangkan daging impor dariAustralia, New Zealand bahkan dari India. Daginglokal dikenal dengan daging segar, sedangkan dagingimpor dikenal dengan daging beku. (Ketut Diarmita,22/11/2018)

Terdapat perbedaan secara umum daginglokal dan impor seperti daging sapi lokal freshdantidak mengandung es atau cairan, karena dagingdipotong dirumah pemotongan hewan. Sedangkandaging impor mengandung es atau cairan karenadibekukan dari negara impor. Daging lokal tidakmengandung lemak banyak memamkan serat ataurumput. Daging impor banyak mengandung lemak,karena saat pemotongan negeri asalnya, lemak yangmenempel ditubuh hewan setalah dikuliti, tidakdibersihkan.

Dari data Perum Bulog tahun Maret 2018-April 2019 harga daging sapi beku impor harga naikmenjadi Rp 101.000,- perkilogram sedangkan dagingkerbau beku impor harga naik menjadi 76.000,-perkilogram. Hal ini disebabkan harga nilai Rupiahterhadap Dollar As yang melemah berdampak padakeuntungan pedangang daging impor. (PerumBulo.go.id)

2.6 Laba

Laba bersih adalah selisih antara seluruhpendapatan dan seluruh beban yang di hasilkan olehperusahaan. Apabila selisih pendapatan ternyata lebihkecil dari beban, maka adalah rugi, dan apabilapendapatan sama besar dengan jumlah beban yangdikeluarkan, maka adalah impas. (Samsul, 2015:15).

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 143

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 66: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pada dasarnya, laba kotor adalah selisih darihasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untukmenghasilkan atau mendapatkan produk barang ataujasa. (Samsul, 2015:29).

Laba kotor = Penjualan Bersih – Harga PokokPenjualan

Penjualan bersih sebagai pendapatanperusahaan hasil dari penjualan setalah dikurangi olehsemua biaya yang dikelurkan dalam transaksipenjualan. Jadi rumus mencari pejualan bersih.(Samsul, 2015:29).

Penjualan Bersih = Penjualan-Potongan Penjualan-Return Penjualan

Harga Pokok Penjualan merupakan semuabiaya yang berkaitan dengan barang yang di jual.Dirumuskan(Samsul, 2015:29)

HPP = Persediaan Awal – Pembelian Bersih –Persediaan Akhir

2.7 Babasena

Babasena fresh merupakan perushaandibidang penjualan daging impor, melihat perkembangperekonomi di masyarakat kebutuhan daging cukupbesar baik untuk rumah makan pribadi. Denganmembaca peluang bisnis usaha daging impor dlaamdaging beku. Sebelum di beku kan proses dagingmasuk di Indonesia dilakukan legalitas halal yangdiakuai oleh Internasional sebelum masuk keindonesia dan kandung protein daging tersebut.

Babasena fresh, didirikan pada bulan maret2016 hingga sekarang dan sudah memiliki surat izinusaha perum bulog . Daging yang dijual daging sapibeku, daging kerbau dan daging ikan. Serta dagingdalam fermentasi seperti sozis, naget, kentang

2.8 Kerangka Pemikiran

Penelitian dan kajian teori yang telah dibahasselanjutnya diuraikan dengan kerangka pemikiranmengenai Analisis Pendapatan Penjualan Daging

Impor Babasena Fresh Kota Palembang sebagaiberikut:

Dari kerangka berpikir pada gambar 1menjelaskan bahwa usaha menyediakan modal awalyang dikeluarkan untuk mebuka usaha daging impormebutuhkan modal yang besar. Dari pemesan dagingyang berasal dari Australia yang telah di sortir , chekeruntuk intlegitas kualitas daging masih tersedia nyaprotein dari supplaier. Setelah diuji kriteria sesuaibaru di lakukan pengiriman daging dalam bentuk bekudari Jakarta ke Palembang.

Setelah sampai di logistik Babasena Fresh,Di sortir kembali dan melakukan pemotongan dagingsesuai bagian-bagian struktur bentuk hewan sapi ataukerbau. Setiap bagian daging berbeda-beda hargauntuk penjualan. Harga daging mengalami tidak kestabilan dan musiman. Hal tersebut mempengaruhipendapatan yang diperoleh Babasena.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hal - 144 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 67: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang dilakukanpenelitian ini adalah metode deskrptif kuantitatif.Merupakan penelit ian yang terstruktur danmengkuatifikasikan data unutk dapatdigeneralisasikan. Melalui unsur tujuan, pendekatan,subjek, sampel, sumber data sudah jelas dan terincisejak awal, (Kurniawan. 2016: 31).

Rancangan penelitian yang digunakanadalah deskriptif kuantitatif dengan melakukanpendekatan, perhitungan faktor yang mempengaruhiterhadap pendapatan yang dihasilkan. Tujuanmenggunakan metode penelitian kuantitatif untukmenggungkapkan secara komperatif dan secaraperhitungan berapa besar pendapatan dantingkat labayang diperoleh Babasena Fresh Kota Palembang

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kuantitatif dengan melakukan pendekatan.Tujuan menggunakan metode penelitian kuanttatifmelakukan pendekatan, perhitungan faktor yangmempengaruhi terhadap pendapatan yang dihasilkandan tingkat laba yang diperoleh Babasena Fresh KotaPalembang.

Sedangkan metode analisis yang digunakanadalah metode deskripif, yaitu menemukan fakta danmelukiskan secara akurat sifat fenomena baik secarakelompok atau individu. Hal ini dimaksudkan untukmelakukan keseragaman dalam penyajian laporankeuangan mengetahui tingkat laba yang diperoleh.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan catatan-catatan fakta yangdidapatkan dari hasil wawancara, pengamatan dancacatan mengenai perhitungan jumlah dan frekuensikegiatan. Selain itu juga data berupa respon-respondiatas lembar kuesioner dari warga masyarakat yangditeliti, ucapan responden dan informan. (Zulganef,2018: 140).

3.3.2 Sumber Data

Data dikategorikan menjadi dua jenis sumberdata yang digunakan untuk menunjang penelitian ini.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secaralangsung dari sumber pertama. Dimana sumberdata ini diperoleh langsung yang menjadi subjekpenelitian dari hasil laporan penjualan tiapminggunya di dua cabang Babasena fresh

2. Data SekunderData berupa dokumentasi, data yang diterbitkanatau data yang digunakan oleh organisasi yangdiperoleh secar tidak langsung melalui perantaradan sifat melengkapi. Data sekunder berupasumber daftar pustaka yang mendukungpenelitian

3.4 Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompokorang, kejadian, atau hal-hal yang menarik bagipenelitian untuk ditelah. (Zulganef, 2018:118).

Populasi dalam penelitian ini adalah datapenjualan dan laporan laba rugi usaha daging imporBabasena Fresh.

3.5 Sampel

Sampel sebagian dari populasi yang terdiridari anggota populasi yang terpilih. Anggota populasi,tetapi tidak semua anggota populasi adalah anggotasampel. Jika anggota sampel dinamakan subjek yaitumanusia sedangkan penelitian bukan manusiadinamakan objek. (Zulganef, 2018 :120). Sampeldalam penelitian laporan penjualan, laporan arus kasdan laporan laba rugi tahun 2016 – 2018 tahun.

3.6 Definsi Operasional Varibel

Penelitian ini dapat di laksanakan sesuaidengan yang diharapkan, maka perlu di pahamiberbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatupenelitian ilmiah yang dibuat dalam opeasionalvariabel penelitian.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 145

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 68: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Tabel 1. Operasional Variabel

4. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

4.1 Analisis Usaha

Analisis usaha merupakan kegiatan untukmenilai sejauh mana manfaat yang dapat diperolehdalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasilanalisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangandalam mengambil keputusan, apakah menerima ataumenolak dai suatu gagasan usaha. (Zulganef,2018:147).

Analsis pendapatan usaha digunakan untukmenghitung pendapatan Roti Sri Indah. Tujuan utamadari analisis pendapatan adalah mengambarkankeadaan yang akan datang dari perencanaan yangakan dibuat. Adapun perhitungan penerima:

PT = P. QKeterangan :PT: Penerimaan TotalP : Price (HH Harga)Q: Quality (Jumlah Produksi)

4.2 Analisis Tingkat Laba

Pada dasarnya, laba kotor adalah selisih darihasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untukmenghasilkan atau mendapatkan produk barang

atau jasa. (Samsul, 2015:29).

Laba, merupakan selisih dari hasil penjualandengan baiaya yang dikeluarkan untuk menghasilkanatau mendapatkan produk barang atau jasa.Dengan perhitungan sebagai berikut:

Laba = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Penjualan Bersih = Penjualan – Biaya Angkut –Return Penjualan – Potongan Penjualan

Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal - PembeliBersih – Persediaan

Dari rumusan diatas penjualan bersih untukmedapatkan hasil penjualan bersih totalpenjualanyang kita dapatkan dikurangi dengan biaya-biayaseperti biaya angkit penjualan, retrun penjualan danjuga potongan penjualan. Penjualan bersihmenunjukkan sebesar apa besar uang dari hasilpenjualan yang masuk ke dalam kas, kemudianpenjulan besih dapat digunakan untuk menghitungbesarnya keuntungan yang mampu diperoleh dariusaha.

4.3 Kerangka Konsep Penelitian

Konsep penelitian dapat dilihat daridigambarkan sebagai berikut.

Hal - 146 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 69: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 Aktivitas Perdagangan Daging ImporBabasena

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidaksemua pedagang daging impor mendapatkan izinsesuai memiliki kriteria khusus dalam prosespemesana hingga pengiriman. Aktivitas pemasaransebagiannya dilakukan dengan membeli langsung darisupplier daging dalam bentuk beku, seperti dagingsapi, kerbau berasal dari Australia yang kemudiandisembelih dan pemotongan sesuai prosedur integlitaskandungan protein pada daging tersebut dan halal.Selanjutnya dijual ke konsumen, rata-rata pedagangmemesan pusat supplier pemasok daging impor prosescukup lama hingga proses pengiriman. Hinggamenyebabkan waktu dan tenaga kerja yangdibutuhkan dalam pengadaan daging sapi atau dagingkerbau bentukdaging beku. Banyaknya permintaandaging impor cukup memakan waktu prosespengiriman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa,babasena fresh yang membeli dan memesan dagingsapi atupun kerbau dari supplier. Harga beli perkilogram daging sapi bervariasi antara Rp.80.000sampai Rp.106.000 per kilogram serta harga jualnya

Rp.80.000 per kilogram. Data dari pengelola usahadari harga jual daging dalam bentuk dagiing bekutersebut, daging kerbau Rp. 86.900/kg dan dagingsapi Rp 106.700/kg dan hargai bisa mengalamikenaikan sesuai harga modal diambil distributordaging dan musim.

4.4.2 Biaya Dan Modal Pemsaran Daging

Besarnya modal dan biaya pemasaran sangattergantung dari besarnya skala usaha yangdiusahakan (Raysaf, 2012)

Modal dan biaya pemesan, pembelian danpemasaran daging sapi ataupun daging kerbau berupadaging beku dalam penelitian ini ialah keseluruhanbiaya yang dikeluarkan oleh pedagang impor. Biaya-biaya tersebut seperti biaya pembelian daging, tulang,tetelan, jeroan dan daging campur, dan biayatransportasi, tenaga kerja, retribusi (kebersihan danlokasi/tempat jual) dan pengepakan (kemasan)serta biaya di RPH. Harga jual daging tersebut,daging sapi Rp. 106.000/kg dan daging kerbauRp 80.000/kg selain itu juga menjual berupa bagiantulang, daging utuh,tetelan, jeroan dan dagingcampur. Di maksud daging campur daging ayam,daging giling dan daging ikan gabus yang sudah digiling.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 147

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 70: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diperolehbahwa, rata-rata modal dan biaya pemasaran dagingsapi per bulan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel

Biaya terbesar dalam pemasaran daging sapiialah biaya pembelian daging pengumpul, yakni rata-rata sebesar Rp.58.775.604 perminggu. Hal yangmenarik dari setiap pembeli adalah mereka sudahmemiliki rumah makan atau usaha catring untumemesan daging beku di Babasena . Pelanggan tetapmereka berupa rumah makan atau restourant,pedagang bakso, pedagang soto, serta masyarakatyang membeli daging sapi setiap hari. Rata-ratarumah makan atau restourant serta para pedagangbakso dan soto mereka membeli daging sapi daripedagang pengecer sebanyak 50-75 kilogram perhari.

4.6 Penerima Keuntungan

Penerimaan ialah nilai rupiah yang diterima

2, ternyata rata-rata biaya transportasi yangdikeluarkan oleh Babasena sebesar Rp.16.645.000/bulan dan hasil penelitian menunjukkan bahwabesarnya biaya transport di butuhkan untukpengiriman barang dari wilyah Jajarta ke Palembang.

pedagang pengecer dari hasil penjualan daging sapi.Menurut Sakti (2007), penerimaan ialah nilai produkyang dihasilkan dari suatu usaha dikalikan denganharga yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh bahwa, rata-rata penerimaan daging, tulang,jeroan, tetelan serta daging campur PendapatanPerminggu di pasar tradisional Kota Manado dalamseminggu pedagang pengecer dapat dilihat pada Tabel5.2 Pendapatan masing-masing bagian diperoleh dariharga jual dikali dengan jumlah kilogram dikurangidengan harga beli dikali jumlah kilogram. Sedangkanrata-rata penerimaan masing-masing bagian diperolehdari harga jual dikali dengan jumlah kilogram.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,rata-rata besarnya.

Tabel 2 Aspek Keuangan Periode Babasena Fresh

Hal - 148 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 71: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Penjualan, Harga Beli , Harga Jual, Penerima

Pendapatan masing-masing bagian diperolehdari harga jual dikali dengan jumlah kilogramdikurangi dengan harga beli dikali jumlah kilogram.Sedangkan rata-rata penerimaan masing-masingbagian diperoleh dari harga jual dikali dengan jumlahkilogram. Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh, rata-rata besarnya.

5 SARAN DAN KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, makadiperolehkesimpulan sebagai berikut:1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa biaya pemasaran yang digunakan olehBabasena Fresh dalam pemasaran daging imporsebesar untuk daging sapi beku Rp. 67.236.000per minggu atau sebesar Rp.269.494.000 perbulan. Daging sapi lebih banyak berminat olehpelanggan. Biaya pemasaran terdiri dari biayapembelian daging, tulang, tetelan, jeroan dandaging campur daging sapi dan biaya transportasi,biaya retribusi pasar, biaya tenaga kerja

2. Keseluruhan mampu mencapai rentabilitas yanglebih baik dibandingkan dengan tingkat sukubunga bank Indonesia yang berlaku yaitu rata-rata nilai rentabilitas daging sapi sebesar 7,01%per bulan (84,16% per tahun) sementara SukuBunga Bank Indonesia (SBBI) yang berlakusebesar 7,5% per tahun.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis, sebagaiberikut:

1. Dalam pemasaran online bisa menggunateknologi melalui smartphone penjualandaging yang telah memiliki aplikasi goofooddi kota Palembang.

2. Dalam laporan keuangan melakukan penilaiankembali terhadap keuntungan atau margin yangdi peroleh sehingga biaya yang bisa penyusutandan minimalisir biaya-biaya tidak digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adi Suryanto 2017, Pengaruh Lokasi,Keragaman Produk dan Suasana Toko TerhadapKeputusan Pembelian di Maridjan CafeNganjuk., Jurnal, Simki-Economic Vol. 01 No.04, Univ. Nusantara PGRI Kediri, Diakses dari:http://simki.unpkediri.ac.id

[2] Hendrik.2011.”Analisis Pendapatan dan TingkatKesejahteraan Masyarakat Nelayan DanauPulau Besar dan Danau Bawah di KecamatanDayun Kabupaten Siak Provinsi Riau. DalamJurnal Perikanan dan Kelautan, Volume 16 No.1. Hal 21-32 Riau:Universitas Riau

[3] I Sinaga 2010, Stimulus Store Environment

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 149

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 72: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Dalam Menciptakan Emotional Respon danPengaruhnya Terhadap Impulse Buying, Skripsi,Politeknik Negeri Batam, Diakses dari:polibatam.ac.id

[4] I Ketut Diarmita 2017, Ini Alasan MengapaHarga Daging Lokal Lebih Mahal, Diakses darihttp://www.jurnas.com/artikel/

[5] Jimmy Hasoloan 2010, Pengantar IlmuEkonomi, Deepublish, Sleman, Yogyakarta.

[6] Kurniawan, M. 2016, ImplementasiPendidikan Karakter Disiplin DalamPendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1Batusangkar, Jurnal al-Fikrah.Vol. IV, No. 2,Diakses dari: ecampus.iainbatusangkar.ac.id

[7] Noor, Juliansyah 2011, MetodologiPenelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi danKarya Ilmiah, Kencana, Jakarta.

[8] Perum Bulog 2018, Target Bulog Impor BerasBisa Tak Tercapai , Diakses dari:https://www.nusabali.com

[9] Rasyaf, M. 2012, Panduan Beternak AyamPetelur, Penebar Swadaya, Jakarta

[10] Sakti, A 2007, Sistem Ekonomi Islam:Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern,Paradigma & Aqsa Publishing, Jakarta.

[11] Sukirno Sadono 2012, Mikro EkonomiPengantar Edisi Ketiga, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.

[12] Samsul Nungraha 2015, PerhitunganPendapatan Laba Rugi Usaha, PT Grasindo,Jakarta.

[13] Zulganef 2018, Metode Penelitian Sosial &Bisnis. Edisi 2, Expert, Yogyakarta.

Hal - 150 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 73: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Perilaku Pembelian Impulse Buying

Megawati

Dosen STIE Multi Data [email protected]

Abstract: Research based on descriptive explanations to purchases that drive impuls buying. Impuls buying behaviordoes not only occur in Indonesia, but also in international countries and has a global impact. This is because of theattractiveness of the products offered in the market. Consumer active to consum of various products offered, bothoffline and online. Offline when making a purchase, on promotion, service, and atmosphere of the store. Online,because of the interest in the product, the existence of discounted prices and the existence of free shipping.

Keywords: Purchasing behavior, impulsive buying, consumptive, offline, online

Abstrak: Penelitian bersifat kualitatif, yang memberikan penjelasan yang bersifat deskriptif yang berhubungandengan perilaku pembelian yang bersifat impuls buying. Perilaku pembelian ini bukan hanya terjadi di Indonesia,tetapi juga di negara internasional dan bersifat global. Hal ini dikarenakan adanya daya tarik dari produk yangditawarkan di pasar. Komsumen bersifat konsumtif terhadap berbagai produk yang ditawarkan, baik bersifat offlinemaupun online. Secara offline pada saat melakukan pembelian melihat adanya promosi, pelayanan, dan sthoreatmosphere. Secara online dikarenakan adanya ketertarikan terhadap produk, adanya potongan harga dan adanyaongkos kirim yang bersifat gratis.

Kata kunci: Perilaku pembelian, impuls buying, konsumtif, offline, online

1. PENDAHULUAN

Perilaku pembelian masyarakat yangcenderung konsumtif membuat konsumen sering kalimelakukan pembelian yang tidak sesuai denganrencana. Pembelian Impulsif terjadi ketika konsumensecara tiba-tiba mengalami keinginan yang kuatuntuk membeli secara cepat. Impuls untuk membelimerupakan hal yang secara hedonis kompleks, danakan menstimulasi konflik emosional. MenurutUtami, 2017, h.81), pembelian impulsif jugacenderung dilakukan dengan mengabaikanpertimbangkan atas konsekuensi dari kegiatanpembelian.

Pembelian impuls buying saat ini bukanhanya terjadi di pasar offline tetapi juga di pasaronline. Pembelian Impulsif di pasar offl inedisebabkan oleh stimulus di tempat belanja karenapengaruh terpengaruh akan display, promosi,

pelayanan, dan store atmosphere, pemilik tempatbelanja untuk menciptakan keinginan konsumen untukberbelanja.

Promosi merupakan salah satu alat yangdigunakan perusahaan untuk lebih mendekatkan dirike konsumen. Hal ini merupakan pendorong bagikonsumen untuk melakukan kegiatan inpulse buying.Menurut Kotler dan Keller, 2016 h.622 promosimerupakan alat yang dirancang untuk mendorongpembelian suatu produk atau jasa tertentu secaracepat.

Pelayanan dari sisi perusahaan di dalammemberikan penjelasan yang sesuai dengan keinginankonsumen menjadi prioritas, dikarenakan sebagaidaya tarik bagi konsumen untuk mengetahui berbagaihal terhadap produk yang akan dibeli atau dikonsumsi.Pegawai yang berhubungan dengan konsumen secaralangsung harus bisa menjelaskan secara spesifik

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 151

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 74: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

produk yang akan dikonsumsi oleh konsumen.Penjelasan ini juga bias menimbulkan konsumen yangtadinya belum melakukan pembelian akan menjaditertarik untuk melakukan pembelian.

Pelayanan menurut Fildzah dan Marheni,2018 h.111 merupakan bagian dari penjualanperseorangan terdiri dari interaksi antara pribadidengan pelanggan dan calon pelanggan untukmembuat penjualan dan mempertahankan hubungandengan pelanggan.

Store atmosphere menurut Utami tahun2017, h.62 merupakan pengaruh nuansa tokomerupakan salah satu faktor pembelian tak terencana,yang bias dilihat dari sisi komunikasi visual berupatata letak produk.

Komunikasi visual merupakan komunikasimenggunakan bahasa visual yang menjadi kekuatanutama dalam penyampaian pesan. Perusahaan ataupemilik toko berusaha memberikan pesankekonsumen terhadap produk yang akan dijual,dengan daya tarik terhadap tata letak produk. Tataletak produk ini dilakukan oleh pemilik toko yangbertujuan untuk lebih membuatnya aman konsumendi dalam berbelanja. Kerapian produk jugamerupakan bagian dari tata letak produk. Konsumenyang melihat susunan produk yang tertata rapi jugaakan menimbulkan keinginan untuk melakukanimpulse buying.

Hasil penelitian dari Nurmasarie dan Irianie(2013) menunjukkan bahwa promosi penjualan danpenjualan perseorangan mempengaruhi keputusanbelanja tidak terencana. Hasil penelitian Putu, dkk(2019) menggambarkan tata letak produk, promosiyang dilakukan berupa potongan harga memilikipengaruh bagi konsumen untuk melakukan kegiatanImpulse Buying.

Pembelanjaan impulsif di pasar onlinemenurut Rhesa, 2019 diakibatkan karena keinginanperempuan untuk melakukan browsing mencariproduk yang diinginkan, bisa menimbulkan keinginanuntuk berbelanja produk lainnya, dikarenakan adanyapengaruh dari produk lain yang ada di dalam aplikasi,

adanya produk favorit dan gratis ogkos kirim (Fauzia,2019). Hasil riset Mastercard menggunakan teknikwawancara terhadap generasi millenial yangdilakukan selama Mei dan Juni 2015, melakukanpenelitian keresponden kaum milenial memilihmembeli barang mewah di toko lokal dengan harganormal, sedangkan sisanya membeli barang bermerekpada saat ke luar negeri.

Berdasarkan pendahuluan dan penelitianterdahulu, kegiatan penilitian ini dilakukan untulmelihat Perilaku Pembelian Impulse buying, baiksecara offline maupun secara online (Primadhyta,2015).

2. LANDASAN TEORI

Bauran promosi terdiri dari campuranspesifik iklan, hubungan masyarakat, penjualanperseorangan, dan pemasaran langsung yangdigunakan perusahaan untuk melibatkan konsumen,mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif,dan membangun hubungan dengan konsumen (Kotlerdan Amstrong, 2008, h.424). Promosi penjualanterdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorongpenjualan produk atau jasa. Namun menurut Kotlerdan Amstrong (2008, h.424) promosi penjualanmerupakan insentif jangka pendek untuk mendorongpembelian atau penjualan produk, atau layanan.Setiap kategori melibatkan alat promosi yang spesifikyang digunakan untuk berkomunikasi denganpelanggan. Atribut dari dimensi promosi penjualanmenurut Kotler dan Amstrong (2018, h424) ialahdiskon, kupon, event.

Menurut Levy dan Weitz dalam Utami (2017,h.63) pengaruh keadaan toko merupakan karakteristikfisik toko, seperti arsitektur, tata letak, penanda,pemanjangan, warna, pencahayaan, temperatur,musik serta aroma, yang secara menyeluruh akanmenciptakan citra dalam benak konsumen. Melaluinuansa toko yang diciptakan, per itelmengkomunikasikan segala informasi untukmemudahkan konsumen.

Komunikasi visual yaitu komunikasi

Hal - 152 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 75: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

menggunakan bahasa visual dimana unsur dasarbahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalampenyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapatdilihat, dipakai untuk menyampaikan arti, makna,atau pesan. Tata ruang toko harus memungkinkanpelanggan untuk memutari toko dan membeli lebihbanyak barang daripada yang direncanakan. Namun,jika tata ruang terlalu rumit, pelanggan bisa kesulitanuntuk mendapatkan barang yang mereka cari danmemutuskan untuk tidak berlangganan di toko itumenurut Utami (2017 h.343).

Menurut Utami (2017 Hal.82) pembelianImpulsif disebabkan oleh stimulus di tempat belanjauntuk mengingatkan konsumen akan apa yang harusdibeli atau karena pengaruh display, promosi danusaha-usaha pemilik tempat belanja untukmenciptakan kebutuhan baru. Kebutuhan konsumentidak nampak sampai konsumen berada di tempatbelanja dan dapat melihat alternatif-alternatif yangakan diambil dalam pengambilan keputusanpembelian terakhir.

Tingkat kegembiraan konsumen dapatmenjelaskan perilaku pembelian impulsif dan dapatmembedakan pengambilan keputusan konsumen yanglebih bersikap rasional. Selain personality, pembelianimpulse buying juga dipengaruhi oleh shop enjoymentdimana konsumen yang menikmati belanja akan lebihterlibat dalam pembelian tidak direncanakan, danmerasa mendapatkan hadiah psikologis dari prosesbelanja (Saad and Madiha Metawie, 2015).

Beberapa motivasi yang menimbulkanterjadinya perilaku impuls buying:

Pertama, shopaholic adalah kegilaanseseorang pada kegiatan berbelanja. Biasanya hal initerjadi karena alasan balas dendam. Banyak kejadianseorang shopaholic merasa masa kecilnya tidak dapatdipenuhi kebutuhannya, ketika sudah tumbuh dewasa,kerja dan memiliki cukup pendapatan mereka merasasaatnya membeli barang-barang yang dahulu tidakbisa dibeli.

Kedua, otak dasar manusia adalah otak yangsifatnya konservatif dan mecari aman (loss aversion

switch). Ketika ada sesuatu barang yang sedangdiskon (benar-benar diskon) dan pesan itu masuk kedalam otak, seketika pesan tersebut membuat takutrugi dan langsung membeli barang tersebut.

Ketiga, Masih banyak orang yang berpikiranhidup itu mengalir saja, tidak perlu rencana, tidakperlu pengaturan, sedikit disiplin jadi tidak masalahmembeli barang ini sekarang. Pemikiran-pemikiranseperti ini yang menyebabkan seseorangmelakuan impulsive buying. Tanpa tujuan yang jelasseseorang hanya akan berpikir jangka pendek danakan cenderung bersikap konsumtif (Finansialku,2013).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kualitatif, yangmenggambarkan suatu kegiatan yang berdasarkanpada teori secara deskriptif. Penelitian terdahulumenjadi perbandingan dan juga berdasarkan hasilpengamatan dan survey dari berbagai kegiatan yangsudah dilakukan oleh pembeli impuls buying.

4. HASIL PEMBAHASAN

Impulse buying adalah kondisi yang memicuterjadinya unplanned purchase atau pembelian yangtidak direncanakan. Perilaku pembelian secaraemosional ini terjadi, karena sebagian besar konsumenmelakukan pembelian karena pengaruh perasaan.Gerald Zaltman (dalam How Customers Think)mengatakan bahwa 95 persen keputusan pembeliansuatu produk lebih didasarkan pada perasaan (feeling)dibandingkan pikiran (thought) yang hanyamenempati porsi 5 persen (Merdeka, 2013).

Peneliti memiliki dugaan bahwa emosi danfeeling memiliki peran dalam keputusan pembelian.Seseorang diberi sebuah input dengan melihat produkatau pesan-pesan promosi yang masuk ke otak (topof mind). Impulsive buying terjadi tidak hanya untukproduk-produk yang relatif murah (cokelat, baju,majalah) tetapi juga pembelian produk-produk relatifmahal (perhiasan, kendaraan, pekerjaan-pekerjaanseni) (finansialku, 2013).

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 153

Page 76: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Bayley dan Nancarrow, peneliti di bidang psikologimengatakan bahwa impulsive buying adalah perilakuyang hedonistik karena ditandai dengan kepuasansetelah terjadi. Hal ini tentunya bertolak belakangdengan prinsip kegunaan yang mengedepankanmanfaat dari sebuah barang yang ada (Anggini,2019).

Bukan hanya di akhir tahun, perilaku belanjaimpulsif ini juga muncul dalam kehidupan sehari-hari.Ada berbagai faktor yang terbukti mempengaruhipembelian impulsif di Indonesia, seperti emosi positif,kualitas pelayanan dan promosi, serta konformitas.Belanja memang mampu membuat lebih bahagia dantak jarang keinginan untuk berbelanja jugadipengaruhi oleh tren yang beredar di lingkungan.

Survei yang dilakukan theAsianparent akhirtahun 2017, ditemukan bahwa setidaknya 73% dari1093 perempuan Indonesia yang sudah memiliki anakmengaku berbelanja daring lebih dari 2-3 kali setiapbulannya, dengan pengeluaran sebesar Rp 100.000hingga Rp 300.000 per transaksi. Data Otoritas JasaKeuangan (OJK) yang diambil dari kuartal keempat(Q4) tahun 2015 pun menunjukkan adanya penurunandari marginal propensity to save (MPS) menuju kepeningkatan marginal propensity to consume (MPC),yang sebenarnya bukan hal baru, karena rasio MPSberada di bawah rasio MPC sejak 2013. Ini dapatmenjadi indikasi bahwa lebih banyak orang Indonesiayang memilih untuk mengalokasikan pendapatanmereka untuk berbelanja daripada menabung(Andhayami, 2018).

Hal ini didukung oleh ilustrasi Survei IndeksSentimen Investor Manulife pada Q4 tahun 2015 diIndonesia yang menemukan bahwa 53 persenresponden menghabiskan 70 persen dari pendapatanmereka untuk berbelanja dan 10 persen menghabiskan90 persen dari penghasilan mereka untuk berbelanja.Dapat diartikan, orang Indonesia kurang bijak dalammengelola keuangan mereka karena seringkalidihabiskan untuk berbelanja.

Perilaku pembelian impulsif yang juga diakuisebagai fenomena di Amerika Serikat. Sekitar 80%pembelian impulsif menjadi sumbangsih dari semua

pembelian dalam kategori produk tertentu, yangkemungkinan disebabkan oleh perkembanganteknologi dan internet. Hal ini dianggap mampumeningkatkan aksesibilitas konsumen ke produk dankemudahan layanan konsumen di budaya individualis.

Perbandingan antara konsumen di Inggrisdan Afrika Selatan, Amerika Serikat cenderung lebihimpulsif. Hal ini pun didukung oleh penelitian diPakistan yang dilakukan Bashir, Zeeshan, Sabbar,Hussain & Sarki (2013) yang menunjukkan bahwaperilaku pembelian impulsif memiliki hubungannegatif dengan kepemilikan tabungan dan budayakolektivisme, yang membuktikan bahwa pembelianimpulsif lebih erat dengan budaya individualistikdibandingkan dengan budaya kolektivis.

Selain itu, penelitian lain yangmembandingkan budaya individualis (Australia danAmerika Serikat) dan budaya kolektivis (Hong Kong,Singapura, dan Malaysia) menunjukkan bahwa sifatmembeli impulsif juga berasosiasi kuat padakelompok individualis dibandingkan kelompokkolektivis.

Penelitian yang dilakukan Maram danKongsompong juga membandingkan keputusan yangdibuat oleh konsumen dalam membeli secara impulsifdi negara individualis seperti Amerika Serikat danAustralia, serta negara kolektivis seperti India,Thailand dan Taiwan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa negara kolektivis lebih rentanterhadap pengaruh sosial dalam pembelian impulsifdibandingkan konsumen di negara-negara individual.Lebih lanjut, pembelian impulsif pada budayakolektivis seperti di India dipengaruhi oleh orangtua,teman dekat dan penjual (Andhayani, 2018).

Pembelian impulsif pun lebih cenderungdilakukan untuk orang lain, seperti pasangan dananak-anak dibandingkan diri sendiri, yang didukungoleh adanya konsep kolektivis relasional yangditerapkan oleh penduduk India. Lain halnya diPakistan, pembelian impulsif cenderung diprediksioleh rasa aman, kepuasan hidup, peran gender, dankeputusan finansial konsumen. Sedangkan, penelitiandi Vietnam menunjukkan bahwa individualisme, usia,

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 154 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Page 77: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

dan gaji adalah faktor yang mendorong perilakupembelian impulsif.

Penelitian-penelitian sebelumnya yangdilakukan di budaya individualis seperti Inggrismenunjukkan bahwa pembelian impulsif dipengaruhioleh suasana hati dan perasaan emosional konsumen,sifat membeli impulsif, identitas diri dan faktordemografis seperti usia. Penelitian yang dilakukanRook dan Gardner di tahun 90-an juga menunjukkanbahwa suasana hati yang baik cenderung mengarahkankonsumen pada perilaku pembelian impulsif,meskipun pembelian impulsif terjadi saat konsumenmengalami dua jenis suasana hati (bad mood and goodmood), sedangkan eksperimen yang dilakukan Luodi Texas menunjukkan bahwa pembelian impulsifcenderung meningkat ketika konsumen berbelanjadengan teman sebaya dan menurun ketika konsumenberbelanja dengan keluarga (Andhayani, 2018).

Selain itu, gaya hidup dan ketersediaan kredittelah meningkatkan pembelian impulsif secaradramatis dan muncul secara luas di berbagai ritel,sehingga menciptakan lingkungan belanja yangmenarik dan penting untuk meningkatkan penjualanmelalui pembelian tidak terencana (Abratt danGoodey, 1990 dalam Andhayani, 2018).

Sistem nilai budaya mencakup unsur-unsurbudaya yang dimiliki orang-orang dengan kelompok,serta nilai idiosinkratik. Budaya dalam kehidupansosial. subkultur regional, serta nilai-nilai dalamkeluarga mempengaruhi pembentukan nilai individu,sehingga orang dapat mengambil manfaat dan batasandalam budaya tertentu dan hal ini dapat menjadipengaruh besar dalam keputusan pembelian mereka(De Mooij, 2010 dalam Andhayani, 2018).

Penjabaran diatas terkait dengan perilakupembelian impulsif yang juga diakui sebagaifenomena di Amerika Serikat. Sekitar 80% pembelianimpulsif menjadi sumbangsih dari semua pembeliandalam kategori produk tertentu, yang kemungkinandisebabkan oleh perkembangan teknologi dan internet.Hal ini dianggap mampu meningkatkan aksesibilitaskonsumen ke produk dan kemudahan layanankonsumen di budaya individualis.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan olehMarkPlus terhadap 1.200 responden yang tersebar di17 provinsi di Indonesia pada Februari 2019, perilakubelanja online perempuan begitu beragam. Selain itu,gratis ongkos kirim menjadi pertimbangan utama paraperempuan ketika akan berbelanja online.

Berikut beberapa perilaku perempuan ketikabelanja online menurut MarkPlus (Fauzia, 2019):

Pertama, berperilaku impulsif Head ofHiTech and Communication. Menurut Rhesa, 2019kebanyakan perempuan tidak melakukan perencanaanketika akan berbelanja online. Sebanyak 35,4 persenperempuan melakukan browsing terlebih dahulu untukmencari produk serta merek yang ingin dibeli. Perilakuperempuan Indonesia yang sekedar iseng browsingpada e-commerce tertentu dapat mengarahkan merekapada pembelian.

Hal tersebut tidak berlaku untuk perempuanyang sudah berusia 49-55 tahun, semakin dewasa usiaseseorang semakin memiliki kecenderungan untukmelakukan perencanaan ketika akan berbelanjaonline. Hasil survei tersebut ditunjukkan, sebanyak34 persen responden yang berusia 49-55 tahun sudahmengetahu produk yang diinginkan meski belum tahumerek apa yang akan dipilih. Semakin berumur,perempuan Indonesia semakin bijak dalam berbelanja,lebih mengetahu pilihannya, dan tidak impilsif dalamberbelanja.

Kedua, rata-rata belanja 5 kali dalam sebulandalam tiga bulan terakhir survei dilakukan, 27,9persen perempuan Indonesia sudah mengakses danberbelanja di situs e-commerce sebanyak 5 kali.Frekuensi belanja paling banyak terlihat pada usia24-41 tahun, dan frekuensi tersebut menurun seiringdengan bertambahnya usia. Sebagai perbandingan,sebanyak 36,3 persen responden usia 30-35 tahunmelakukan belanja lebih dari 5 kali dalam tiga bulan,sedangkan responden usia 49-55 tahun hanya 15persen dari responden yang berbelanja sebanyak lebihdari 5 kali dalam sebulan.

Ketiga, produk fashion jadi favorit di manaproduk pakaian perempuan. Dalam survei

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 155

Page 78: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

ditunjukkan, sebanyak 66,9 persen perempuanmemilih produk pakian, baru kemudian disusul olehproduk kecantikan dengan persentase 57,3 persen.Hal yang unik, seperempat dari responden atausebesar 24,5 persen juga membeli produk kebutuhanrumah dan dan dapur melalui e-commerce.

Keempat, gratis ongkir jadi pertimbanganutama bagi perempuan Indonesia untuk berbelanjamelalui e-commerce, terutama yang berusia 18-41tahun. Faktor penting lain adalah reputasi yangbaik serta harga produk yang lebih murah menjadifaktor yang dipertimbangkan. Kategori usia 42-55tahun mempertimbangkan kemudahan aplikasimobile ketika memutuskan untuk berbelanja die-commerce.

Kelima, semakin berumur, nominal belanjasemakin besar Terdapat perbedaan perilaku belanjadari segi nominal antara generasi milenial (18-41tahun) dengan mereka yang masuk dalam generasiGen-X (42 tahun ke atas). Hasil survei MarkPlusmenunjukkan, millenial menghabiskan uang padakisaran di bawah Rp 250.000 dalam sekali belanja.Sedangkan Gen-X menghabiskan Rp 250.000 hinggaRp 500.000 dalam sekali belanja melalui e-commerce.Terdapat 8,3 persen responden usia 49-55 tahun yangbahkan menghabiskan lebih dari Rp 1 juta untuksekali belanja, yang menggambarkan usia tua jugacukup melek dengan teknologi.

Hasil riset Mastercard menggunakan teknikwawancara terhadap generasi millenial yangdilakukan selama Mei dan Juni 2015. Riset inimelibatkan sedikitnya 2.272 kaum millenial dari 14negara di Asia Pasifik, di antaranya Indonesia, China,Hongkong, Korea Selatan, Vietnam, dan Thailand,dan Vietnam (Primadhyta, 2015).

Selanjutnya, riset ini juga mengungkapseparuh generasi millennial di Indonesia (50 persen)dan Thailand (60 persen) merupakan pelangganpaling impulsif di Asia Pasifik, di mana setidaknyasetengah dari pembelian barang mewah dilakukansecara spontan, di atas rata-rata regional yaitu 26persen. Separuh responden konsumen asal Indonesia(50 persen) lebih memilih membeli barang mewah di

toko lokal dengan harga normal, sedangkan sisanyamembeli barang bermerek ketika tengah plesir ke luarnegeri. Berbeda dengan konsumen di China yang memiliki kecenderungan lebih besar untuk membelibarang mewah di sebuah toko ketika bepergian keluar negeri.

Lebih lanjut, riset Mastercard jugamelaporkan generasi milenial China merupakanpembeli barang-barang mewah terbanyak di AsiaPasifik, disusul oleh Korea Selatan dan Hong Kong.Generasi millennial dari China akan menghabiskanrata-rata US$ 4,362 untuk membeli barang-barangmewah, hampir dua kali lipat dari rata-ratapengeluaran di Asia Pasifik yakni US$2,584.Sementara Korea Selatan dan Hongkong menempatiperingkat dua dan tiga dengan berturut-turutmenghabiskan rata-rata US$2,638 dan US$2,584(Primadhyta, 2015),

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Pembelian Impulsif terjadi ketika konsumensecara tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat untukmembeli secara cepat. Pembelian impuls buying saatini bukan hanya terjadi di pasar offline tetapi juga dipasar online. Pembelian Impulsif di pasar offlinedisebabkan oleh stimulus di tempat belanja karenapengaruh terpengaruh akan display, promosi,pelayanan, dan store atmosphere, pemilik tempatbelanja untuk menciptakan keinginan konsumen untukberbelanja.

Pembelanjaan impulsif di pasar onlinemenurut Rhesa, 2019 diakibatkan karena keinginanperempuan untuk melakukan browsing mencariproduk yang diinginkan, bisa menimbulkan keinginanuntuk berbelanja produk lainnya, dikarenakan adanyapengaruh dari produk lain yang ada di dalam aplikasi,adanya produk favorit dan gratis ogkos kirim. budayaindividualis seperti Inggris menunjukkan bahwapembelian impulsif dipengaruhi oleh suasana hati danperasaan emosional konsumen, sifat membeliimpulsif, identitas diri dan faktor demografis.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 156 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Page 79: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Eksperimen yang dilakukan Luo di Texasmenunjukkan bahwa pembelian impulsif cenderungmeningkat ketika konsumen berbelanja dengan temansebaya dan menurun ketika konsumen berbelanjadengan keluarga. Gaya hidup dan ketersediaan kredittelah meningkatkan pembelian impulsif secaradramatis dan muncul secara luas di berbagai ritel,sehingga menciptakan lingkungan belanja yangmenarik dan penting untuk meningkatkan penjualanmelalui pembelian tidak terencana.

Menurut Rhesa, 2019 kebanyakanperempuan tidak melakukan perencanaan ketika akanberbelanja online. Sebanyak 35,4 persen perempuanmelakukan browsing terlebih dahulu untuk mencariproduk serta merek yang ingin dibeli. Perilakuperempuan Indonesia yang sekedar iseng browsingpada e-commerce tertentu dapat mengarahkan merekapada pembelian.

5.2 SARAN

Shopaholic adalah kegilaan seseorang padakegiatan berbelanja. Biasanya hal ini terjadi karenaalasan balas dendam. Banyak kejadian seorangshopaholic merasa masa kecilnya tidak dapatdipenuhi kebutuhannya, ketika sudah tumbuh dewasa,kerja dan memiliki cukup pendapatan mereka merasasaatnya membeli barang-barang yang dahulu tidakbisa dibeli. Sebaiknya sudah mulai melakukanperencanaan terhadap produk apa saja yang akandibeli, sehingga lebih terencana dan pasti, usia yangsemakin bertambah akan membuat konsumen tidakbersifat konsumtif.

Otak dasar manusia adalah otak yangsifatnya konservatif dan mecari aman (loss aversionswitch). Ketika ada sesuatu barang yang sedangdiskon (benar-benar diskon) dan pesan itu masuk kedalam otak, seketika pesan tersebut membuat takutrugi dan langsung membeli barang tersebut. Diskondilakukan oleh penjual sebagai salah satu daya tarikbagi konsumen untuk melakukan pembelian. Hal initetap bersifat wajar, asalkan masih tetap bisamengarahkan produk yang penting untuk dibeli.

Masih banyak orang yang berpikiran hidup

itu mengalir saja, tidak perlu rencana, tidak perlupengaturan, sedikit disiplin jadi tidak masalahmembeli barang ini sekarang. Pemikiran-pemikiranseperti ini yang menyebabkan seseorangmelakuan impulsive buying. Tanpa tujuan yang jelasseseorang hanya akan berpikir jangka pendek danakan cenderung bersikap konsumtif. Semakinkonsumtif seseorang mengakibatkan tidak adaperencanaan untuk melakukan investasi secaramaksimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amalia Adhandayani, 2018, Beda Budaya, BedaPula Penyebab Belanja Impulsif, https://www.kompasiana.com

[2] Anggini, Eri Tri, 2019, Apa Saja PemicuImpulsive Buying?, https://blog.amartha.com

[3] Arifah, Fildzah Qisthina dan Marheni EkaSaputri 2018, Pengaruh Visual MerchandisingTerhadap Impulse Buying, Diakses pada 05Maret 2018,dari http://journal.unla.ac.id

[4] Fauzia, Mutia, 2019, Perempuan IndonesiaBelanja Online: Impulsif hingga Tergiur GratisOngkir, https://money.kompas.com

[5] Finansialku, 2013, Impulsive buying (pembelianimpulsif) itu apa ya?, https://www.finansialku.com

[6] Kotler Philip, Armstrong, 2008, Principle ofMarketing, Edition 12, Pearson/Prentice Hall

[7] Kotler, Philip, Keller Kevin Lane, 2016,Marketing Management, Edition 15, Person

[8] Merdeka, 2013, Tips Meningkatkan Penjualandengan Impulse Buying, https://www.merdeka.com

[9] Nurmasarie, Rachma dan Sri Setyo Iriani2013, Pengaruh Promosi Penjualan danPenjualan Perseorangan terhadap Keputusan

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 157

Page 80: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Belanja Tidak Terencana Diakses pada 2013,dari https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id

[10] Primadhyta, Safyra, 2015 Generasi MillenialRI Paling Impulsif Belanja Barang Mewah,CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com

[11] Putu Widya Artana, dkk, 2019, Pengaruh StoreAtmosphere, Display Product, dan PriceDiscount Terhadap Impulse Buying Studi Kasuspada Indomaret di kota Denpasar, E-JurnalEkonomi dan Bisnis Universitas Udayana (EEB)https://ojs.unud.ac.id/

[12] Saad, Mohamad and Madiha Metawie. 2015.Store Environment, Personality Factors andImpulse Buying Behavior in Egypt : TheMediating Roles of Shop Enjoyment and ImpulseBuying Tendencies, Journal of Bussiness andManagement Sciences, 3(2), pp: 69 – 77

[13] S. Bashir, M. Zeeshan, S. Sabbar, R. a I. I.Hussain, and I. H. Sarki, 2009, “Impact ofCultural Values and Life Style on ImpulseBuying Behavior: A Case Study of Pakistan,”Int. Rev. Manag. Bus. Res., Vol. 2, No. 1, pp.193–200, NJ: FT Press.

[14] Utami 2017, Manajemen Bisnis Ritel, SalembaEmpat

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 158 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Page 81: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

1.Artikel yang akan dipublikasi dalam jurnal ini merupakan hasilpenelitian, dan pengembangan atau usulan gagasan baru yang berhubungandengan bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan.

2.Artikel yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia bakuatau bahasa Inggris dan tidak sedang dikirimkan ke jurnal/terbitanlain serta belum dipublikasikan dalam jurnal lain.

3.Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di ataskertas ukuran A4, 2 kolom, spasi 1,5, jenis huruf Times New Romandengan ukuran 11 point. Naskah dapat dikirim dalam bentuk file.Panjang artikel sekitar 12-20 halaman termasuk daftar pustaka danlampiran.

4.Judul Artikel harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas,dengan menggunakan kata-kata yang tepat, jelas dan mengandung unsur-unsur yang akan dibahas. Ukuran huruf untuk judul adalah Times NewRoman 16 point bold (huruf besar). Nama penulis ditulis di bawah judulsebelum abstrak tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun,asal lembaga tempat penulis bernaung dan alamat email untuk korespondensidengan ukuran 11 point bold.

5.Sistematika Penulisan

a.Artikel Hasil Penelitian

i. Abstrak dan Kata KunciAbstrak secara ringkas memuat uraian mengenai masalah dantujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian.Panjang abstrak 50-75 kata yang disusun dalam satu paragrafdengan ukuran 10 point Times New Roman. Kata kunci terdiridari 3-5 kata, yakni istilah yang mewakili ide-ide ataukonsep dasar yang dibahas dalam artikel.

ii. PendahuluanBerisi permasalahan penelitian, batasan masalah penelitian,serta tujuan dan manfaat penelitian.

iii.Landasan TeoriBerisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasarandan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulandata, dan teknik analisis.

iv. Metode PenelitianBerisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasarandan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulandata, dan teknik analisis.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 159

Page 82: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

v. Hasil Penelitian dan PembahasanBerisi hasil analisis data, pengujian hipotesis, menjawabpertanyaan-pertanyaan penelitian, temuan-temuan, danmenginterpretasikan temuan-temuan.

vi. Simpulan dan SaranBerisi ringkasan dan penegasan penulis mengenai hasil penelitiandan pembahasan. Saran dapat berisi tindakan praktis, pengembanganteori baru dan penelitian lanjutan.

vii.Daftar PustakaDiutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal darilebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, danlain-lain.

b.Artikel Konseptual atau non penelitian

i. Abstrak dan Kata KunciAbstrak adalah ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secarapadat bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf dengan ukuran huruf10 point Times New Roman. Kata kunci terdiri dari 3-5 kata,yakni istilah yang mewakili ide-ide atau konsep dasar yangdibahas dalam artikel.

ii. PendahuluanMenguraikan hal-hal yang menarik perhatian pembaca, memberikankonteks bagi permasalahan yang akan dibahas, serta tujuanpembahasan.

iii.PembahasanBerisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirianpenulis mengenai masalah yang dibahas.

iv. Penutup atau SimpulanBerisi penegasan sikap penulis atas masalah yang dibahas.

v. Daftar PustakaDiutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal darilebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, danlain-lain.

6.Tabel/gambar sebaiknya diletakkan pada halaman tersendiri, umumnyadiakhir teks. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di dalam tekstempat pencantuman tabel atau gambar. Setiap tabel dan gambar diberinomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel dan gambar, sertadilengkapi dengan sumber kutipan.

7.Daftar pustaka disusun menurut alphabet penulis atau nomor urut.Urutannya dimulai dengan penulisan nama penulis, tahun, judul, penerbit,dan kota terbit. Nama penulis mendahulukan nama keluarga atau namadibalik, tanpa gelar. Untuk kutipan dari internet berisi nama penulis,judul artikel, alamat website dan tanggal akses.

Hal - 160 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Page 83: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

8.Sumber kutipan dalam teks ditulis diantara kurung buka dan kurungtutup yang berisi nama akhir penulis, tahun, dan nomor halaman bilaperlu.

Contoh :

a. Kutipan berasal dari satu sumber dan satu penulis: (Hendra, 2008:22).b. Kutipan berasal dari satu sumber dan dua penulis: (Ely dan Thomas,

2001), bila lebih dari dua penulis (Jensen,et.all, 2007) atau(Mulyadi, dkk, 2009).

c. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang berbeda: Hendra,2008 dan Mulyadi, 2009).

d. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang sama: (Hendra,2008, 2010), jika tahunnya sama (Hendra 2008a, 2008b).

e. Kutipan berasal dari institusi: (BPS, 2009).

9.Daftar pustaka ditulis menurut urutan alphabet sesuai dengan namaakhir penulis tanpa gelar akademik, baik penulis asing maupun penulisIndonesia.

Contoh:

a. Satu PengarangBecker, Gary S. 1993, Human Capital, A Theoritical and EmpiricalAnalysis with Special Reference to Education, Third Edition,Chicago: The University of Chicago Press.

b. Dua PengarangVan Horne, J. and J. M. Wachowicz. 1997, Fundamentals of FinancialManagement, Eleventh Edition, USA: Prentice Hall Inc.c. ReferensiJurnal/Majalah Ilmiah.

c. Referensi Jurnal/Majalah IlmiahGarbarino, E. and M.S. Johnson. 1999, “The Different Roles ofSatisfaction , Trust, and Commitment in Customer Relationships”,Journal of Marketing, Vol 63, p.70-87.

d. Referensi dari InstitusiIkatan Akuntansi Indonesia. 1994, “Standar Profesional AkuntanPublik”, Jakarta, Devisi Penerbitan IAI.

e. Referensi dari Makalah/ProceedingMayangsari, Sekar, dan Murtanto. 2002, “Reaksi Pasar Modal IndonesiaTerhadap Pembentukan Komite Audit”, Proceeding Simposium SurvivingStrategies to Cope With the Future , Fakultas Ekonomi UniversitasAtma Jaya Yogyakarta (FE UAJY), Yogyakarta.

f. Referensi dari Situs InternetSulistyanto, H. Sri. 2003, ”Good Corporate Governance: BisakahMeningkatkan Kepercayaan Masyarakat?,”http://artikel.us/sulistyanto1.html, diakses pada 29/08/2007.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 161

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 84: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

10. Isi tulisan bukan tanggung jawab penyunting. Penyunting berhakmengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti. Naskah yang tidakmemenuhi syarat atau yang tidak akan diterbitkan tidak dikembalikankecuali ada permintaan dari penulis.

11. Redaksi berhak menentukan naskah yang akan diterbitkan di jurnal.

Hal - 162 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 85: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Muhsin adalah Dosen tetap Program Studi Akuntansipada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasTanjungpura (UNTAN) Pontianak, sejak tahun2006 hingga sekarang. Pendidikan SarjanaEkonomi dalam bidang Ilmu Akuntansidiperoleh dari Universitas Panca Bhakti (UPB)Pontianak, Pendidikan Magister dalam bidangIlmu Akuntansi diperoleh dari UniversitasGadjah Mada (UGM) Yogyakarta, danPendidikan Doktor dalam bidang IlmuAkuntansi diperoleh dari UniversitasDiponegoro (UNDIP) Semarang. Saat inimengasuh mata kuliah Pengantar Akuntansi,Perpajakan, Manajemen Keuangan, InternalAuditing, Akuntansi Sektor Publik,Auditing 1,Auditing 2, Auditing Sektor Publik, AuditInvestigasi, Metodologi Penelitian, SeminarAkuntansi Sektor Publik, Seminar Auditing,Good Corporate Governance, AkuntansiSyariah, dan Teori Akuntansi Syariah.

Kusmawati adalah Dosen tetap Program StudiAkuntansi pada Fakultas Bisnis dan AkuntansiUnika Musi Charitas Palembang, sejak tahun2001 hingga sekarang. Pendidikan SarjanaEkonomi dalam bidang Ilmu Akuntansidiperoleh dari STIE Malangkucecwara MalangPendidikan Magister dalam bidangIlmu Akuntansi diperoleh dari UniversitasAirlangga Surabaya. Saat ini mengasuh matakuliah Akuntansi Biaya, Akuntansimanajemen, Akuntansi Manajemen Lanjutan,Akuntansi Keuangan Menengah I, AkuntansiKeuangan Menengah II, Sistem PengendalianManajemen, Manajemen Biaya, SeminarAkuntansi Manajemen. Kemudian oranisasiyang pernah di ikuti yaitu: Ikatan AkuntanIndonesia (IAI), Kemudian jurnal, presentasi/prosiding yang sudah di publikasi yaitu:Corporate Governance dan Corporate SocialResponsibility. Jurnal Riset AkuntansiAksioma, ISSN: 1858-0785, Vol.12, No.2,2013. Kebijakan Diversifikasi Usaha danAudit Delay. Buletin Ekonomi, ISSN: 1410-

BIODATA PENULIS

2293, Vol.12, No.1, 2014, Akuntabilitasianggaran. SEMNASTI 2015 MUSINDEEP,Fakultas Sains & Teknologi UniversitasKatolik Musi Charitas, 2015. Kemudianbeliau juga sudah menerbitkan bukudiantaranya: Pengantar Akuntansi Keuangan:Berbasis ETAP Buku 1. IAI Sumsel. 2011.Pengantar Akuntansi Keuangan: BerbasisETAP Buku 2. IAI Sumsel. 2012. UpayaPeningkatan Kualitas Pendidikan MelaluiRiset Penggalian Sumber Daya. ISBN:9789792141658, Kanisius, 2014.

Pardomuan Ritonga adalah dosen tetap ProgramStudi Akuntansi Institut Teknologi dan BisnisAhmad Dahlan (ITB Ahmad Dahlan).Pendidikan Diploma 3 diperoleh dari UniversitasYARSI pada tahun 1997 . Tahun 2000 Sarjanaakuntansi diperoleh dari Universitas YARSI.Tahun 2013 Lulus dari Program PendidikanAkuntansi (PPAK) dari Universitas MercuBuana. Mendapat Sertifikat CharteredAccountants (CA) dari Ika tan AkuntanIndonesia juga di tahun 2013. Lulus tahun 2014di pendidikan pascasarjana (S2) dalam bidangkajian utama akuntansi pada Program PascaSarjana Universitas Mercu Buana Mata kuliahyang diasuh antara lain Pengantar Akuntansi 1,pengantar Akuntansi 2, Pemeriksaan Akuntansi1, Pemeriksaan akuntansi 2, praktikumAkuntansi Keuangan, Analisis StandarAkuntansi Keuangan dan Pengantar AkuntansiPemerintah.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 163

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 86: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Sri Megawati Elizabeth.P adalah dosen tetapProgram Studi Manajemen STIE Multi DataPalembang. Menyelesaikan pendidikanAdministrasi Niaga dari Politeknik NegeriSriwijaya pada tahun 2006 dan pada tahun 2009menyelesaikan kembali pendidikan SarjanaEkonomi konsentrasi Manajemen Keuangan dariFakultas Ekonomi Universitas SriwijayaPalembang. Pendidikan Pasca Sarjana (M.Si)di peroleh dari Program Pasca sarjana UNSRIpada tahun 2016 dengan mengambil bidangAkuntansi. Saat ini mengasuh mata kuliahPerpajakan dan Bank Lembaga Keuanganlainnya.

Cherrya Dhia Wenny dosen tetap Program StudiAkuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi MultiData Palembang (STIE MDP). Pendidikansarjana akuntansi diperoleh dari UniversitasSriwijaya (UNSRI) Palembang pada tahun2007. Tahun 2012 mendapat kesempatanmenempuh pendidikan pascasarjana (S2) dalambidang kajian utama akuntansi pada Program

` Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Matakuliah yang diasuh antara lain statistik bisnis,akuntansi perbankan, akuntansi sektor public,E-government, dan Akuntansi menengah.

Icha Fajriana adalah alumni Program Studi IlmuAdministrasi Fiskal pada Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. GelarSarjana Ilmu Administrasi, dengan konsentrasiperpajakan diperoleh pada tahun 2011. Sejakmasih dibangku kuliah, beliau aktif mengikutiberbagai seminar dan workshop, khususnyayang terkait dengan ilmu perpajakan.

Dyah Ayu Putriani adalah dosen tetap FakultasEkonomi Jurusan Manajemen UniversitasBaturaja. Menyelesaikan pendidikan sarjana(SPd) di Institut Keguruan dan IlmuPendidikan PGRI Semarang tahun2013.Sedangkan pendidikan pascasarjana(M.Si) diperoleh dari Sekolah Tinggi IlmuEkonomi dan Pariwisata (STIEPARISemarang) tahun 2015. Saat ini aktifmengajar dengan spesialisasi mata kuliah

Manajemen Sumber Daya Manusia, PengantarManajemen dan Pengantar Bisnis.

Padriyansyah dosen tetap Program StudiAkuntansi Universitas Tridinanti Palembang(UTP). Pendidikan sarjana akuntansidiperoleh dari Universitas Indo GlobalMandiri (UIGM) Palembang pada tahun 2012.Tahun 2013 mendapat kesempatan menempuhpendidikan pascasarjana (S2) dalam bidangkajian utama akuntansi pada ProgramPascasarjana Universitas Sriwijaya. Matakuliah yang diasuh antara lain perpajakan,praktikum komputer akuntansi, dan Akuntansimanajemen

Titie Syahnaz Natalia, dosen tetap Program StudiManajemen Fakultas Ekonomi UniversitasBaturaja. Pendidikan Sarjana Hukum diperolehdari Universitas Lampung (UNILA) pada tahun2010. Tahun 2013 mendapat kesempatanmenempuh pendidikan pascasarjana dalambidang hukum ekonomi dan bisnis pada ProgramPascasarjana Universitas Lampung. Matakuliahyang diasuh antara lain Pengantar HukumBisnis, Sistem Hukum Indonesia, Pancasila,Kewarganegaraan.

Sisnuhadi dosen tetap Program Studi ManajemenFakultas Bisnis, Universitas Kristen DutaWacana, Yogyakarta. Pendidikan sarjana (Drs)Ekonomi Perusahaan diperoleh dari FakultasEkonomi, Universitas Pembangunan Nasional(UPN) “Veteran” Yogyakarta, pada tahun 1985.Gelar MBA diperoleh dari Hawaii PacificUnivresity, Honolulu, USA pada tahun 1996dengan bidang kajian Total Quality Management. Sedangkan pada tahun 2016 mendapatkangelar Ph.D. di bidang Manajemen dari UniversitiMalaysia Serawak (UNIMAS), Malaysia.Mata kuliah yang diasuh antara lain Manajemen,Bisnis, Kewirausahaan, Manajemen Stratejik,dan Metodologi Penelitian.

Samuel Gandang Gunanto dosen tetap di ProgramStudi Animasi Institut Seni Indonesia(ISI)Yogyakarta. Pendidikan jenjang sarjana Teknik

Hal - 164 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 87: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Informatika diperoleh dari Universitas KristenDuta Wacana(UKDW) Yogyakarta pada tahun2004 dan sarjana Fisika di Universitas GadjahMada(UGM) pada tahun yang sama. Pendidikanjenjang master(S-2) bidang teknik diperoleh padatahun 2010 di Program Studi Teknik Elektrobidang keahlian Teknologi Permainan InstitutTeknologi Sepuluh Nopember(ITS) Surabaya.Pendidikan doktoral(S-3) juga ditempuh di ITSSurabaya dengan penelitian pada teknologi motion capture dan selesai pada tahun 2018.Matakuliah yang diampu diantara lain DesainGame, Produksi Game 2D dan PengembanganGame Tradisional. Topik-topik riset yang disukaidan digeluti seputar teknologi game, animasi,dan konservasi seni dalam bentukdigital(Humaniora Digital).

Luk Luk Fuadah adalah dosen tetap JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasSriwijaya (UNSRI). Pendidikan SarjanaAkuntansi diselesaikannya pada tahun 1997dari Fakultas Ekonomi UniversitasSriwijaya. Sedangkan pendidikan pascasajanadiperoleh dari Flinders University Australiapada tahun 2004 dengan mengambil bidangInternasional Business. Saat ini beliau sedangmenempuh pendidikan strata 3 (programdoktor) pada Program Pascasar janaUniversitas Diponegoro, Semarang. Beliaujuga pernah mengelola jurnal ilmiah “JurnalAkuntabilitas” F.E. UNSRI. Selain mengajar,beliau juga aktif menulis di beberapa jurnalilmiah.

Megawati adalah dosen tetap Program StudiManajemen STIE Multi Data Palembang.Pendidikan sarjana Ekonomi diselesaikan tahun2008 dari STIE Musi. Pendidikan pascasarjanadiperoleh di universitas Sriwijaya pada tahun2015. Saat ini beliau aktif mengajar danmengampu mata kuliah Manajemen Pemasarandan Perilaku Organisasi.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 165

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 88: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

UNSRI. Selain mengajar, beliau juga aktifmenulis di beberapa jurnal ilmiah.

Sri Rahayu adalah dosen tetap Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi Universitas MuhammadyahPalembang (UMP). Pendidikan SarjanaEkonomi diselesaikannya pada tahun 1991 dariFakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.Pendidikan pascasajana diperoleh dari ProgramMagister Manajemen UNSRI pada tahun 1998dengan mengambil bidang ManajemenKeuangan. Sedangkan pendidikan strata 3(program doktor) diperoleh dari ProgramPascasarjana Universitas Pancasila Jakarta padatahun 2010.

Yulizar Kasih adalah dosen tetap Program StudiManajemen STIE Multi Data Palembang.Pendidikan Sarjana Ekonomi (Manajemen)diselesaikannya pada tahun 1990 dari FakultasEkonomi Universitas Tridinanti Palembang.Pendidikan pascasarjana (M.Si) diperoleh dariProgram Pascasarjana Universitas Andalaspada tahun 1998 dengan mengambil bidangPerencanaan Pembangunan. Kemudian padatahun 2008 memperoleh gelar doctor (Dr.) dariProgram Pascasarjana Universitas AndalasPadang dengan spesialisasi Micro Finance.Saat ini mengasuh mata kuliah PembiayaanUsaha Kecil dan Mikro dan Kewirausahaan.

Zakaria Wahab adalah dosen tetap pada FakultasEkonomi Universitas Sriwijaya Palembang.Pendidikan sarjana diperoleh dari UniversitasSriwijaya Tahun 1983 dan pascasarjanadiperoleh dari Universitas Padjadjaran Bandungpada tahun 2008. Saat ini aktif mengajar padaProgram Studi Manajemen dengan mengampumata kuliah Manajemen Pemasaran, ManajemenStrategik, dan Kewirausahaan.

Betri Sirajudin adalah dosen tetap pada FakultasEkonomi Universitas MuhammadyahPalembang. Pendidikan sarjana akuntansidiperolehnya dari Fakultas Ekonomi UniversitasMuhammadyah Palembang tahun 1994.Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) diperolehdari Universitas Sr iwijaya tahun 2007.Sedangkan pendidikan pascasarjana dalambidang ilmu ekonomi kajian utama akuntansiumum diperoleh dari PPS Universitas Sriwijayatahun 2008.

Kamaludin adalah Guru Besar tetap FakultasEkonomi Universitas Bengkulu dengan bidangkeahlian manajemen keuangan dan stratejik.Pendidikan magister diperolehnya dari ProgramPascasarjana Universitas Brawijaya Malangtahun 1995. Sedangkan pendidikan doktoraldiperolehnya dari Program PascasarjanaUniversitas Padjadjaran Bandung tahun 2005dalam bidang ilmu manajemen keuangan. Saatini aktif menulis artikel ilmiah dibeberapa jurnalbaik dalam dan luar negeri, beberapa buku yangsudah diterbitkan antara lain : ManajemenKeuangan, Teori dan Aplikasi, 2011;Manajemen Keuangan Perusahaan, 2009;Manajemen Keuangan Keputusan JangkaPendek, 2002.

Luk Luk Fuadah adalah dosen tetap JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasSriwijaya (UNSRI). Pendidikan SarjanaAkuntansi diselesa ikannya pada tahun1997 dari Fakultas Fakultas EkonomiUniversitas Sriwijaya. Sedangkan pendidikanpascasajana diperoleh dari Flinders UniversityAustralia pada tahun 2004 denganmengambil bidang Internasional Business. Saatini beliau sedang menempuh pendidikan strata3 (program doktor) pada ProgramPascasarjana Universitas Diponegoro,Semarang. Beliau juga pernah mengelolajurnal ilmiah “Jurnal Akuntabilitas” F.E.

INDEKS PENYUNTING/MITRA BESTARI

Hal - 166 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 89: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Modal Intelektual

Chritine Caroline, Kusmawati

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi CharitasJl. Bangau No. 60 Palembang 30113

Abstract: The purpose of this study was to obtain empirical evidence of the effect of ownership of the firm tointellectual capital disclosure. The population used in this study is all company of consumer goods according toIndonesian stock exchange during the period 2016-2018. The sampling technique using purposive sampling methodand obtained sample 39 of company. The method used is quantitative research method and data analysis usingmultiple linear regression analysis. The results showed (1) Managerial ownership, foreign ownership, and governmentownership have a positive affect on the extent of disclosure of intellectual capital and isntitutional ownership andR&D have no effect.

Keywords: ownership, R&D, intellectual capital.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh kepemilikan perusahaanterhadap pengungkapan modal intelektual. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaanbarang konsumsi menurut bursa efek Indonesia selama periode 2016-2018. Teknik pengambilan sampel menggunakanmetode purposive sampling dan diperoleh sampel 39 perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode penelitiankuantitatif dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1)Kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh positif pada tingkatpengungkapan modal intelektual dan kepemilikan isitusional dan R&D tidak berpengaruh.

Kata kunci: kepemilikan, R&D, modal intelektual.

Kompleksitas Tugas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Compliance Pressure Dan Audit Judgment (StudiEmpiris Mahasiswa Akuntansi Feb Untan Pontianak)

Muhsin

Universitas Tanjungpura [email protected]

Abstract: Research aims to determine the complexity of the task as moderating the impact of compliance and auditjudgment. The research sample is accounting students, with the determination of the sample using the purposivesampling method provided that students who have taken 1 auditing and auditing courses 2. Analysis techniquesusing the soft WarpPLS 6.0 tool. Research produces obedience pressure which results in audit judgment beingaccepted, following the impact of compliance pressure on audit judgment moderated task complexity is accepted.

Keywords: audit judgment, complex tasks, pressure on obedience, and goal setting theory.

Abstrak: Riset bertujuan untuk mengetahui kompleksitas tugas sebagai pemoderasi dampaktekanan ketaatandan audit judgment.Sampel riset adalah mahasiswa jurusan akuntansi, dengan penentuan sample memakaimetode purposive sampling dengan ketentuanmahasiswa yang sudah menempuhmata kuliah auditing 1 danauditing 2. Teknik analisis menggunakan perangkat lembut WarpPLS 6.0.Riset menghasilkan tekanan ketaatanberdampak pada audit judgment diterima, berikutdampak tekanan ketaatan terhadap auditjudgmentdimoderasi kompleksitas tugas diterima.

Kata kunci: audit judgment, tugas yang kompleks, tekanan pada ketaatan, dan teori ketetapan tujuan.

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 167

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 90: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Earnings Quality Serta Implikasinya pada Audit Quality

Pardomuan Ritonga

Dosen Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlanemail: [email protected]

Abstract: This research is aim to examine and establish sciantifically the effect of book-tax differences (BTD) onthe earnings quality and its implications for audit quality. Measurement of audit qualitty in this research based onadditions and a non-weighted approach from the audit quality proxy used, i.e. auditor size, audit opinion, auditspecialization and audit tenure as soon as adding audit fee factor’s.This study is a causal comparative researchwith quantitative approach. The population in this research is manufacturing company listed on the IndonesianStock Exchange in 2013-2017. The sampling technique used purposive sampling and counting in amount of 320companies. Data collected using literature study and documentation. Data obtained through of www.idx.co.id andcompany official website. Methods of data analysis using path analysis model. These results ot this study indicatebook-tax differences have a significant effect on the earnings quality direcly and earnings quality have a significanteffect on the audit quality direcly too. Meanwhile, earnings quality doesn’t mediate the effect of book-tax differencesto the audit quality.

Keywords: non-weighted approach, BTD, earnings quality, audit quality

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara ilmiah pengaruh book-tax differences(BTD) terhadap earnings quality serta implikasinya terhadap audit quality. Pengukuran audit quality pada penelitianini berdasarkan penambahan dan pendekatan tidak tertimbang (non-weighted) dari proksi kualitas audit yangdigunakan yaitu ukuran kantor auditor, opini audit, spesialisasi audit dan tenur audit serta menambahkan faktorbiaya audit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas dengan pendekatan kausal komparatif. Populasi dalampenelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Teknik pengambilansampel menggunakan purposive sampling dan ditetapkan sebanyak 320 perusahaan. Pengumpulan data menggunakanstudi kepustakaan dan dokumentasi. Data diperoleh melalui situs www.idx.co.id dan website resmi perusahaan.Metode analisis data menggunakan model analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara langsungbook-tax differences berpengaruh signifikan terhadap earnings quality dan earnings quality juga berpengaruhsignifikan terhadap audit quality. Sementara, earnings quality tidak memediasi pengaruh book-tax differencesterhadap audit quality.

Kata kunci: pendekatan tidak tertimbang, BTD, earnings quality, audit quality

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Food And Beverage Pada Hotel Kartika ChandraJakarta

Supriyanto

Alumni Universitas Pamulangemail: [email protected]

Abstract: The purpose of this research is to analysis and acknowledge the work discipline applied by HotelKartika Chandra Multi Tarex in the Food And Beverage Departement. The research method that being use is thecausality research method, which is the work discipline known as X variable and the employee performance as YVariable. The result of this research indicate that: (1) based on the results of testing the coefficient of determinationresulted in R-Square of 0,457 or 45,7 percent; and (2) Partially testing (t-test) accept the alternative hypothesis(Ha) which means the work discipline has a significant effect on the employee performance.

Hal - 168 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 91: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Keywords: work discipline, employee performance

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh disiplin kerja yangditerapkan Hotel Kartika Chandra pada departemen Food and Beverage. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode penelitian kausalitas, dimana disiplin kerja menjadi variabel X dan kinerja karyawan menjadi variabel Y.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menghasilkan nilai R-Square sebesar 0,457 atau 45,7 persen; dan (2) Uji secara parsial (uji-t) menerima hipotesis alternatif (Ha) yangberarti disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci: disiplin kerja, kinerja karyawan

Financial Satisfaction Ibu Rumah Tangga di Kota Palembang (Studi Kasus Kecamatan Ilir Timur 1)

Sri Megawati Elizabeth

STIE Multi Data [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh income, financial knowledge terhadap financialsatisfaction ibu rumah tangga di Kota Palembang (studi kasus kecamatan ilir timur 1) baik secara parsial maupunsimultan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 14.476 ibu rumah tangga. Sampel yang didapat denganmenggunakan Slovin sebanyak 389 orang. Analisis statistik yang digunakan menggunakan SPSS. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa income, financial knowledge berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan.

Kata kunci: pendapatan,pengetahuan keuangan,kepuasan keuangan

Abstract: This study aims to determine the effect of income, financial knowledge on financial satisfaction ofhousewives in Palembang City (case study of ilir timur district 1), both partially and simultaneously. The populationin this study amounted to 14,476 housewives. Samples obtained by using Slovin were 389 people. Statistical analysisused using SPSS. The results showed that income, financial knowledge had a significant and partially significanteffect.

Keywords: income, financial knowledge, financial satisfaction

Dampak Sanksi Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak Kendaraan Bermotor Di Kota PalembangDengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating.

STIE MDP

Cherrya Dhia Wenny, Icha [email protected], [email protected]

Abstract: The purpose of this research is to determine how the impact of tax sanctions on the willingness to paymotor vehicle tax in Palembang with tax socialization as a moderating variable. The data used in this study areprimary data obtained through questionnaires. The results showed that the variable tax sanctions and tax socializationhave a significant effect on the taxpayer’s willingness to pay taxes. In addition, tax socialization also proved ableto moderate the relationship between tax sanctions and the ability to pay taxes.

Keywords: tax sanctions, tax socialization

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 169

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 92: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak sanksi pajak terhadap kemauanmembayar pajak kendaraan bermotor di kota palembang dengan sosialisasi perpajakan sebagai variabel moderating.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa variabel sanksi pajak dan sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauanWP membayar pajaknyaselain itu sosialisasi perpajakan juga terbukti mampu memoderasi hubungan antara sanksipajak dengan kemampuan membayar pajak

Kata kunci: sosialisasi pajak, sanksi Pajak

Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Pt.Thamrin Brothers Cabang Baturaja 1

Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Baturaja

Dyah Ayu [email protected]

Astract: Based on the results of multiple linear regression analysis obtained the conclusion Work Environmentvariable (X1) t-count 2.732, Work Discipline (X2) t count 3.657 and Compensation (X3) t count 3.180 while the t-table value is 2.024 at 95% confidence level. This means that the Work Environment, Work Discipline andCompensation significantly influence Employees’ Performance at PT. Thamrin Brothers Baturaja Branch 1. Theresults of the f test calculation obtained the f-count value of 87.62 while the f-table was 3.24. This means thatsimultaneously the Work Environment, Work Discipline and Compensation influence on Employees’ Performanceat PT. Thamrin Brothers Baturaja Branch 1. The value of Adjusted R Square is 0.864 or (86.4%). This shows thatthe influence of the Work Environment, Work Discipline and compensation for Employees’ Performance at PT.Thamrin Brothers Baturaja 1 Branch was 86.4%, while the remaining 13.4% was influenced or explained by othervariables which are not included in this research model such as work motivation and leadership style (Kasmir,2016).

Keywords: work environment, work discipline, compensation, employees’ performance.

Abstrak: Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan variabel Work Environment (X1)t-hitung 2,732, Work Disiplin (X2) t hitung 3,657 dan Kompensasi (X3) t hitung 3,180 sedangkan nilai t-tabel2,024 pada 95% tingkat kepercayaan diri. Ini berarti bahwa Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kompensasisecara signifikan mempengaruhi Kinerja Karyawan di PT. Thamrin Brothers Cabang Baturaja 1. Hasil perhitunganuji f diperoleh nilai f-hitung 87,62 sedangkan f-tabel adalah 3,24. Ini berarti bahwa secara simultan LingkunganKerja, Disiplin Kerja dan Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di PT. Thamrin Brothers BaturajaCabang 1. Nilai Adjusted R Square adalah 0,864 atau (86,4%). Ini menunjukkan bahwa pengaruh LingkunganKerja, Disiplin Kerja dan kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Cabang Thamrin Brothers Baturaja 1adalah 86,4%, sedangkan sisanya 13,4% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalammodel penelitian ini seperti motivasi kerja dan gaya kepemimpinan (Kasmir, 2016).

Kata kunci: lingkungan kerja, disiplin kerja, kompensasi, kinerja karyawan.

Hal - 170 Vol. 9 No. 2 Maret 2020

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Page 93: Dewan Redaksi - STIE MDPforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/vol...menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, Sedangkan, untuk menguji hipotesis digunakan

INDEKS JURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Vol.

Vol. 9 No. 1

Judul

Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pengungkapan ModalIntelektual

Kompleksitas Tugas Sebagai Pemoderasi PengaruhCompliance Pressure Dan Audit Judgement(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi FEB UNTANPontianak)

Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap EarningsQuality Serta Implikasinya Pada Audit Quality

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja KaryawanFood And Beverage Pada Hotel Kartika ChandraJakarta

Financial Satisfaction Ibu Rumah Tangga di KotaPalembang (Studi Kasus Kecamatan Ilir Timur 1)

Dampak Sanksi Pajak Terhadap Kemauan MembayarPajak Kendaraan Bermotor Di Kota Palembang DenganSosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel Moderating

Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja DanKompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT.Thamrin Brothers Cabang Baturaja 1

Halaman

1

11

23

35

44

57

65

Penulis

Chritine Caroline,Kusmawati

Muhsin

Pardomuan Ritonga

Supriyanto

Sri MegawatiElizabeth

Cherrya Dhia WennyIcha Fajriana

Dyah Ayu Putriani

Vol. 9 No. 2 Maret 2020 Hal - 171