8
Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara : Anamnesa Pada anamnesa dapat diketahui adanya trias meningitis seperti demam, nyeri kepala dan kaku kuduk. Gejala lain seperti mual muntah, penurunan nafsu makan, mudah mengantuk, fotofobia, gelisah, kejang, penurunan kesadaran adanya riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis.Pada neonatus, gejalanya mungkin minimalis dan dapat menyerupai sepsis, berupa bayi malas minum, letargi, distress pernafasan, ikterus, muntah, diare, hipotermia. Anamnesa dapat dilakukan pada keluarga pasien yang dapat dipercaya jika tidak memungkinkan untuk autoanamnesa. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang dapat mendukung diagnosis meningitis biasanya dilakukan pemeriksaan rangsang meningeal. Yaitu sebagai berikut : Pemeriksaan Kaku Kuduk Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Pemeriksaan Kernig

Diagnosis Bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

explanation

Citation preview

Page 1: Diagnosis Bab 2

Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :

Anamnesa

Pada anamnesa dapat diketahui adanya trias meningitis seperti demam, nyeri kepala

dan kaku kuduk. Gejala lain seperti mual muntah, penurunan nafsu makan, mudah

mengantuk, fotofobia, gelisah, kejang, penurunan kesadaran adanya riwayat kontak

dengan pasien tuberkulosis.Pada neonatus, gejalanya mungkin minimalis dan dapat

menyerupai sepsis, berupa bayi malas minum, letargi, distress pernafasan, ikterus,

muntah, diare, hipotermia. Anamnesa dapat dilakukan pada keluarga pasien yang

dapat dipercaya jika tidak memungkinkan untuk autoanamnesa.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat mendukung diagnosis meningitis biasanya dilakukan

pemeriksaan rangsang meningeal. Yaitu sebagai berikut :

Pemeriksaan Kaku Kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi kepala.

Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan

fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot.

Pemeriksaan Kernig

Pasien berbaring terlentang, dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi

tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig

positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135° (kaki tidak dapat di

ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

Pemeriksaan Brudzinski I (Brudzinski leher)

Pasien berbaring dalam sikap terlentang, tangan kanan ditempatkan dibawah kepala

pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi ditempatkan

didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien

difleksikan sehingga dagu menyentuh dada. Brudzinski I positif (+) bila gerakan

Page 2: Diagnosis Bab 2

fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai

secara reflektorik.

Pemeriksaan Brudzinski II (Brudzinski Kontralateral tungkai)

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi

panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada

pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

Pemeriksaan Brudzinski III (Brudzinski Pipi)

Pasien tidur terlentang tekan pipi kiri kanan dengan kedua ibu jari

pemeriksa tepat di bawah os ozygomaticum.Tanda Brudzinski III positif (+) jika

terdapat flexi involunter extremitas superior.

Pemeriksaan Brudzinski IV (Brudzinski Simfisis)

Pasien tidur terlentang tekan simpisis pubis dengan kedua ibu jari tangan

pemeriksaan. Pemeriksaan Budzinski IV positif (+) bila terjadi flexi involunter

extremitas inferior.

Pemeriksaan Lasegue

Pasien tidur terlentang, kemudian diextensikan kedua tungkainya. Salah satu tungkai

diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan lurus. Tanda lasegue positif (+)

jika terdapat tahanan sebelum mencapai sudut 70° pada dewasa dan kurang dari 60°

pada lansia.

Page 3: Diagnosis Bab 2

Pemeriksaan Penunjang

Uji Mantuox/tuberkulin

Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan screening tuberkulosis yang paling

bermanfaat. Terdapat beberapa cara melakukan uji tuberkulin, tetapi hingga saat ini

cara mantoux lebih sering dilakukan. Pada uji mantoux, dilakukan penyuntikan PPD

(Purified Protein Derivative) dari kuman Mycobacterium tuberculosis. Lokasi

penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian

depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan

48–72 jam dan lebih diutamakan pada 72 jam setelah penyuntikan dan diukur

diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi. Reaksi positif yang muncul

setelah 96 jam masih dianggap valid. Bila pasien tidak kontrol dalam 96 jam dan

hasilnya negative maka tes Mantoux harus diulang. Tes Mantoux dinyatakan positif

apabila diameter indurasi > 10 mm.

Hasil Uji Mantoux :

1. Pembengkakan (Indurasi)

: 0–4mm,uji mantoux negatif.Arti klinis : tidak ada infeksiMikobakterium tuberkulosa.

2. Pembengkakan (Indurasi)

: 3–9mm,uji mantoux meragukan.Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mikobakterium atipik atau setelah vaksinasi BCG.

3. Pembengkakan (Indurasi)

: ≥ 10mm,uji mantoux positif.Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa

Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan pemeriksaan darah rutin, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar

ureum dan kreatinin, fungsi hati, elektrolit.

Pemeriksaan LED meningkat pada meningitis TB

1) Pada meningitis bakteri didapatkan peningkatan leukosit

polimorfonuklear dengan shift ke kiri.

2) Elektrolit diperiksa untuk menilai dehidrasi.

Page 4: Diagnosis Bab 2

3) Glukosa serum digunakan sebagai perbandingan terhadap glukosa

pada cairan serebrospinal.

4) Ureum, kreatinin dan fungsi hati penting untuk menilai fungsi organ

dan penyesuaian dosis terapi.

5) Tes serum untuk sipilis jika diduga akibat neurosipilis.

Lumbal Pungsi Tes

Lumbal Pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial. Lumbal pungsi adalah tindakan memasukkan jarum LP ke dalam kandung dura lewat processus spinosus L4-L5 / L5-S1 untuk mengambil cairan otak .(Cerebro Spinalis Fluid )

Hasil penilaian Tes Lumbal Punksi

Agent Opening

Pressure

(mm H2 O)

WBC count

(cells/µL)

Glucose

(mg/dL)

Protein

(mg/dL)

Microbiology

Tuberculous

meningitis

180-300 100-500;

lymphocytes

Reduced, <

40

Elevated,

>100

Acid-fast bacillus

stain, culture, PCR

Normal values 80-200 0-5;

lymphocytes

50-75 15-40 Negative findings on

workup

LCM = lymphocytic choriomeningitis; PCR = polymerase chain reaction; PMN =

polymorphonuclear leukocyte; WBC = white blood cell.

Pemeriksaan Radiologis

Foto Torax

Pemeriksaan radiologis meliputi pemeriksaan foto thorax, foto kepala, CT-Scan dan

MRI. Foto thorax untuk melihat adanya infeksi sebelumnya pada paru-paru misalnya

pada pneumonia dan tuberkulosis, foto kepala kemungkinan adanya penyakit pada

mastoid dan sinus paranasal. Pada penderita dengan meningitis tuberkulosis

umumnya didapatkan gambaran tuberkulosis paru primer pada pemeriksaan rontgen

thoraks, kadang - kadang disertai dengan penyebaran milier dan kalsifikasi.

Page 5: Diagnosis Bab 2

Gambaran rontgent thoraks yang normal tidak menyingkirkan diagnosa meningitis

tuberkulosis.

CT Scan / MRI Scan

Pemeriksaan CT- Scan dan MRI kepala dapat menentukan adanya dan luasnya

kelainan di daerah basal, serta adanya dan luasnya hidrosefalus. Gambaran dari

pemeriksaan CT-scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) kepala pada pasien

meningitis tuberkulosis adalah normal pada awal penyakit. Seringnya

berkembangnya penyakit, gambaran yang sering ditemukan adalah enhancement di

daerah basal, tampak hidrosefalus komunikans yang disertai dengan tanda-tanda

edema otak atau iskemia fokal yang masih dini. Selain itu, dapat juga ditemukan

tuberkuloma yang silent, biasanya di daerah korteks serebri atau talamus (Nastiti N.

Rahajoe, dkk., 2007)

Pemeriksaan EEG (electroencephalography)

Pemeriksaan dengan elektroensefalografi akan menunjukkan perlambatan yang

menyeluruh di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan beratnya radang.

Page 6: Diagnosis Bab 2

Pemeriksaan CT-Scan dan MRI tidak dapat dijadikan pemeriksaan diagnosis pasti

meningitis. Beberapa pasien dapat ditemukan adanya enhancemen meningeal,

namun jika tidak ditemukan bukan berarti meningitis dapat disingkirkan.

Berdasarkan pedoman pada Infectious Diseases Sosiety of America (IDSA),

berikut ini adalah indikasi CT-Scan kepala sebelum dilakukan lumbal pungsi yaitu

:

1) Dalam keadaan Immunocompromised

2) Riwayat penyakit pada sistem syaraf pusat (tumor, stroke, infeksi fokal)

3) Terdapat kejang dalam satu minggu sebelumnya

4) Papiledema

5) Gangguan kesadaran

6) Defisit neurologis fokal

Temuan pada CT-Scan dan MRI dapat normal, penipisan sulcus, enhancement kontras yang lebih

konveks. Pada fase lanjut dapat pula ditemukan infark vena dan hidrosefalus komunikans.