87
i KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM PENGEMBANGAN NUKLIR (PERIODE 2008-2012) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh : Muammar 107083003268 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

i

KEPEN TINGAN PAKISTAN DALAM PENGEMBANGAN NUKLIR

(PERIODE 2008-2012)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

Muammar

107083003268

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

ii

Page 3: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

iii

Page 4: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

iv

Page 5: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas permasalahan seputar “Kepentingan Pakistan dalam Pengembangan

Nuklir (Periode 2008-2012)”. Skripsi ini mencoba menjelaskan keterkaitan antara strategi

nuklir yang diterapkan oleh Pakistan dalam upaya meraih ambisinya. Dengan menggunakan

metode kualitatif, penulisan skripsi ini hanya menggunakan data sekunder yang ditelusuri

melalui studi kepustakaan serta dikaji dengan menggunakan konsep Kepentingan Nasional,

Security Dilemma dan teori Defense-Offense. Tulisan ini menguraikan sejarah yang

melatarbelakangi konflik Kashmir yang disertai intervensi Pakistan dan India. Setelah ikut

campur kedua negara tersebut, Konflik Kashmir semakin tak menentu. Wilayah Kashmir bahkan

menjadi terbelah dimana sebagian dikuasai India sementara sisanya di bawah kendali Pakistan.

Beberapa kali Pakistan dan India membicarakan penyelesaian atas sengketa Kashmir namun

selalu mengalami jalan buntu. Bahkan, kedua negara sempat mengalami perang yang dilatari

oleh isu tersebut yakni tahun 1947, 1965 dan 1971. Pakistan yang mengalami kekalahan atas

perang tersebut mulai berpikir bahwa kepemilikan nuklir merupakan langkah strategis untuk

dapat menekan New Delhi.

Kepemilikan senjata nuklir Pakistan terbukti dapat memberikan potensi ancaman bagi India.

Setelah kekalahan pada perang tahun 1971, praktis kedua negara hampir tidak pernah lagi terlibat

dalam perang terbuka dengan skala besar. India malahan membujuk Pakistan agar selalu

membicarakan solusi damai mengenai dinamika hubungan kedua negara. Dari analisa yang

dipaparkan dalam skripsi ini, diketahui bahwa kepentingan Pakistan dalam mengembangkan

nuklir memiliki tiga tujuan utama: Pertama, mempertahankan kedaulatan atas Wilayah Kashmir,

Kedua, mengimbangi kekuatan India di Regional Asia Selatan dan Ketiga, internasionalisasi isu

Kashmir.

Kata Kunci : Kepentingan, Nuklir, Pakistan, India, Strategi, Keamanan, Rudal.

Page 6: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahman

dan rahim-Nya yang tidak pernah berhenti mengalir, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kepentingan Pakistan dalam Pengembangan Nuklir (Periode 2008-

2012)” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program

Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

menuntun kita semua menjadi pribadi muslim yang berpengetahuan dan berperadaban.

Terwujudnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan dan motivasi bagi penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis hendak

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Alm. Bapak H. Djamaluddin semoga diampuni dosa, dilapangkan kuburnya, diterima

segala amal ibadah dan buat Mama Hj. Aisyah semoga selalu diberikan kesehatan serta

diringi dengan kebajikan. Keduanya sebagai anugerah terbesar yang telah Allah berikan

kepada nanda. Curahan cinta, kasih, dan sayang sejak nanda masih belum lahir hingga

akhir hayat kalian adalah sekelumit alasan kenapa nanda harus menjadi seorang muslim

yang berguna untuk agama dan bangsa. Rabbighfirly waliwalidayya warhamhumaa kama

rabbayani soghira.

2. Keluarga besar di rumah. Kak Maghfirah, Bang Nurmiswari, Dek Mal dan Dek Kal yang

tak pernah lelah menyertai nanda dengan semangat dan nasihat hingga sebagian besar

impian penulis bisa tercapai untuk kini dan nanti.

3. Ibu Debbie Affianty, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing

penulis dalam memahami permasalahan di dalam skripsi ini, meluangkan waktu untuk

membaca, dan memberikan masukan yang cukup berarti, serta dengan penuh pengertian

mau mendengarkan pandangan pribadi penulis sehingga proses penulisan skripsi ini

menjadi sangat memorable bagi penulis pribadi.

4. Dosen dan Staff di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang selalu mendukung penulis

dalam proses belajar maupun beraktualisasi diri diantaranya Bapak Teguh Santosa, MA,

Bapak Kiki Rizky, Ph.D.,Bapak Adian Firnas, Bapak Agus Nilmada yang selalu

membuka cakrawala pemikiran dan pemahaman penulis selama masa studi. Ibu Dina

Affrianti, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang selalu ramah sekaligus jeli

dalam memberi masukan. Serta terakhir, tak lengkap rasanya kalau tak saya sebutkan

nama Bapak Jajang Saprijal yang selalu siap siaga memberikan reminder deadline,

Page 7: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

vii

membantu kelengkapan berkas dan selalu sepenuh hati melayani keperluan mahasiswa

HI.

5. Teman-teman di jurusan HI terkhusus untuk Moka, Bayu, Fuad, Hendrik, ii, Yadi,

Shobah, Fatih selaku teman kosan yang selalu berbagi cerita. Ichsan Dalimunthe, Reval,

Hafiz Al-asad serta semua teman-teman HI Angkatan 2007 A maupun B.

6. Keluarga besar Himmah Bang Jamhur, Bang Andri, Adli, Bustamam, Furkon dan

semuanya yang tidak memungkinkan disebut satu-persatu. Intinya, kalian adalah The Best

Things that I have. Terima kasih sebesar-besarnya penulis hanturkan kepada Alm Maera

Puspita Sari yang semasa hidupnya selalu menyemangati penulis. Allahumma ghfirlahaa

amiiin.

7. Keluarga besar Kompa Jaya Bang Deni, Hijrah, Fauzan, Arbi, Iqbal, Hedi dan semuanya

yang selalu memiliki cita-cita perjuangan yang sama dengan penulis terkait membangun

Aceh di masa yang akan datang.

8. Bona, Khaidir, Dian, Fikri, Nurul Huda, Irfan sebagai teman kecil yang selalu berbagi

canda dan tawa. Serta keluarga besar Alumni Assalaam. Terima Kasih atas inspirasinya.

Penulis memahami bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Demikian,

semoga skripsi ini bisa memberikan paradigma baru yang bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Jakarta, Juli 2014

Muammar

Page 8: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR TABEL.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………..1

B. Pertanyaan Masalah………………………………………………...............................10

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………...............................10

D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………...…10

E. Kerangka Pemikiran………………………………………………………………..…12

F. Metode Penelitian……………………………………………………………………..21

G.Sistematika Penulisan ………………………………………………………………...23

BAB II : SEJARAH KASHMIR DAN KONFLIK INDIA-PAKISTAN

2.1 Wilayah Kashmir

A. Kondisi Geografis………………………………………………………….…24

B. Masyarakat Kashmir……………………………………………………….…25

C. Awal Konflik Di Kashmir……………………………………………….……25

2.2 Perang India Pakistan

A. Perang Tahun 1947 Dan 1965……………………………………..………….29

B. Perang Tahun 1971……………………………………………………..……..35

BAB III: STRATEGI KEBIJAKAN NUKLIR PAKISTAN

3.1 Sejarah Pembangunan Nuklir Pakistan…………………………………………...….39

A. Peranan Abdul Qadeer Khan Dalam Pengayaan Uranium…………………...43

B. Pengembangan Senjata Misil Pakistan………………………………………..48

C. Kerjasama Pakistan Dengan Cina ………………………………………..…..50

3.2 Perkembangan Nuklir Pakistan-India (2008-2012)

A. Perkembangan Nuklir Pakistan…………………………………………….…55

B. Perkembangan Nuklir India……………………………………………….….59

BAB IV : KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM MENGEMBANGKAN NUKLIR

KAITANNYA DENGAN WILAYAH KASHMIR

4.1 Mempertahankan Kedaulatan Atas Wilayah Kashmir……………………………….66

4.2 Strategi Mengimbangi Kekuatan India Di Regional Asia Selatan……………….…..71

4.3 Internasionalisasi Isu Kashmir…………………………………………………….…75

Page 9: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

ix

DAFTAR SINGKATAN

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

WGU Weapon Grade Uranium

PDB Produk Domestik Bruto

LoC Line of Control

MBT Main Battle Tank

PAEC Pakistan Atomic Energy Comision

IAEC International Atomic Energy Comission

ICBM Intercontinental Ballistic Missile

NPT Non Prolifeation Treaty

PINSTECH Pakistan Institute of Science and Technology

KANUPP Karachi Nuclear Power Plant

BNFL British Nuclear Fuels Limited

SGN Saint-Gobain Techniques Nouvelles

HEU High Enrichly Uranium

UCN Ultra-Centrifuge Nederland

ERL Engineering Research Laboratories

HAM Hak Asasi Manusia

SIPRI Stockholm International Peace Research Institute

IPFM International Panel on fisi Material

TNW Tactical Nuclear Weapon

SPD Strategic Plans Division

Page 10: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Negara dengan Inventaris Hulu Ledak Nuklir………………..56

Tabel 2 : Potensi Kekuatan Nuklir Pakistan……………………………………57

Tabel 3 : Potensi Kekuatan Nuklir India……………………………………….61

Tabel 4 : Perbandingan Militer Pakistan-India Tahun 2012…………………...65

Taebl 5 : Hasil Tanaman Buah di Kashmir…………………………………….70

Page 11: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Skripsi ini akan berfokus menganalisa tentang kepentingan pengembangan nuklir

Pakistan periode 2008-2012 yang dijelaskan dengan perkembangan teknik nuklir dan

kemampaun rudalnya serta beberapa tujuan yang hendak dicapai.

India merupakan negara yang terletak di Benua Asia Bagian Selatan yang berbatasan

dengan Laut Arab di penjuru Barat Daya, Teluk Benggala di Bagian Tenggara dan Samudera

Hindia di Arah Selatan.1 Perbatasan Utara India sebagian besar berbatasan dengan pegunungan

Himalaya yang diapit oleh negara Cina dan Nepal, sementara di Ujung Barat berbatasan dengan

Pakistan yang dipisah oleh Gurun Thar dan daratan Punjab.2 Pakistan adalah negara yang terletak

di ujung Laut Arab di Bagian Selatan, berbatasan dengan negara Afghanistan yang diapit oleh

pegunungan Karakoram sebelah Utara serta berbatasan dengan India di penjuru Timur.3

India dan Pakistan merupakan dua negara yang berselisih atas perebutan wilayah

Kashmir yang masih berlangsung hingga kini. Kashmir sendiri adalah sebuah daerah yang

memiliki luas kurang lebih 222.236 Km, terletak di sub-kontinen Benua India Bagian Utara dan

berbatasan dengan Pakistan di sebelah Barat yang dipisah oleh wilayah Kargil.4 India menguasai

100.569 Km dari wilayah Kashmir yang terdiri dari wilayah Ladakh, Jammu-Kashmir dan

1 India Yearbook 2007, Publications Division, Ministry of Information & Broadcasting, Govt. of India. Hal 2.

2 India Yearbook 2007. Publications Division, Ministry of Information & Broadcasting, Govt. of India. Hal 3.

3 http://countrystudies.us/pakistan/23.htm diaksees pada 9 Juni 2014.

4 Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004 Hal 25.

Page 12: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

2

Lembah Kashmir dengan populasi penduduk pada tahun 2001 yaitu 10.069.917 jiwa.5 Sedangkan

Pakistan menguasai 78.932 dari wilayah Kashmir yang terdiri dari distrik Baltistan, Dartistan,

Muzaffarabad, Nirpur dan Poonch dengan populasi penduduk sekitar 3.000.000 jiwa.6

Gambar 1 : Peta Pembagian Wilayah Kashmir7

Demi mencapai ambisinya menguasai wilayah Kashmir, negara yang sama-sama pernah

merasakan penjajahan Inggris itu rela mengerahkan semua upaya politik, hukum dan militer,

termasuk menyiapkan strategi lebih ekstrim yaitu penggunaan senjata nuklir.8 Sejak uji coba

nuklir pertama dengan sandi „Smiling Buddha‟ pada 18 Mei 1974 di Pokhran, India telah

memperlihatkan kemajuan teknologi nuklirnya yang signifikan.

5 Aftah Chairul, Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan, Jurnal Sosial-Politika Vol.6 No.11

Juli 2005 Hal 86. 6 Ibid Hal 87.

7Kronstadt, K. Alan. India: Domestic Issues, Strategic Dynamics, and US Relations. Congressional Research Service

Report for Congress (1 September 2011). Halaman 63. 8Juwono Sudarsono, Zainuddin Djafar, Fredy B.L Tobing Dkk, Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan

Tantangan Masa Depan, Pustaka Jaya, Jakarta, 1996.Hal 81.

Page 13: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

3

Sebagai negara paling luas di Asia Selatan yang mencapai 3,287,590 km dengan populasi

1,104 miliar jiwa, India memegang peranan penting terhadap kestabilan keamanan kawasan Asia

Selatan.9 Negara yang masyarakatnya memiliki pendapatan 2,880 Dollar AS ini secara ekonomi

berada di atas negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan.10

Sementara Pakistan yang memiliki luas area 796,100,000 km dengan pendapatan

rakyatnya rata-rata 2.060 Dollar AS,11

tentu menganggap bahwa India menjadi lawan yang tidak

mudah untuk dihadapi. Apalagi, negara yang beribukota di New Delhi tersebut setiap tahun

mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkontribusi pada tingkat belanja alat

militer.12

.

Keseriuasan India dalam menguatkan alat tempurnya terlihat dari belanja militer negara

tersebut pada tahun 2010 yang menembus angka 31,9 Miliar Dollar AS, dengan persentasi

peningkatan 54,3 persen dibanding tahun 2001 silam.13

Alokasi anggaran pertahanan India

berasal dari 2,7 persen Produk Domestik Bruto (PDB) serta menempati urutan kelima sebagai

negara yang cukup besar dalam kegiataan pendanaan kegiatan militer, termasuk pegembangan

senjata nuklir.14

Dalam politik internasional, eksistensi senjata nuklir merepresentasikan suatu alat untuk

membuktikan kekuatan sebuah negara yang dapat menekan negara lainnya.15

Nuklir dipercaya

sebagai instrumen yang dapat meraih ambisi politik dan ekonomi maupun menyelesaikan

9 Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama 1993 Hal 126.

10 Bradshaw Dkk, Contemporary World Regional Geography. McGraw-Hill, New York 2007. Hal 300.

11 Ibid Hal 287.

12Robert E Looney, Defence Expenditures And Economics Performance In South Asia : Tests of Causality and

Interdependence, Jurnal Conflict Management And Peace Science Vol 11 no. 02 1991.Hal 8 13

.Laxman Kumar Behera, India's Defence Budget 2010-11:An Analysis, Journal of Defence Studies Vol 4 No. 2

2010. Hal 55-56. 14

News.viva.co.id/news/read/215170-4-negara-asia-dengan-belanja-militer-terbesar Diakses pada 24 Agustus 2012 15

Devin T, Hagerty, The Consequences of Nuclear Proliferation, MIT Press, Washington,1998. Hal 106.

Page 14: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

4

sengketa atas suatu territorial. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai negara yang pernah

mengalami beberapa pengalaman buruk manakala berhadapan dengan India (khususnya perang

tahun 1947, 1965 dan 1971), Pakistan di bawah pimpinan Presiden Zia-ul Haq mulai

menganggap bahwa kepemilikan senjata nuklir merupakan strategi jitu untuk menekan India,

khususnya dalam perebutan wilayah Kashmir.

Dibandingkan Pakistan, India jelas memiliki kapabilitas militer yang lebih mumpuni.

Pengalaman dan kekuatan konvensional militer India serta kemahiran dalam pengoperasian alat

militer seperti tank perang, senapan otomatis, roket, mortir, granat dan sejumlah perlengkapan

militer lainnya, tentu menjadi ancaman serius bagi Pakistan16

. Untuk itu, dalam rangka

meningkatkan bargaining position atas India, Pakistan terus berusaha meningkatkan kekuatan

militernya, baik persenjataan konvensional maupun melalui strategi senjata nuklir.

Strategi aliansi militer pasca Perang Dingin dianggap tidak relevan lagi dengan kondisi

dan situasi keamanan internasional saat ini. Dalam rangka memperkuat alat utama sistem

persenjataan (alutsista) konvensional, impor senjata adalah pilihan masuk akal dalam upaya

perimbangan kekuatan lawan.17

Sikap ini terlihat dari kerjasama Pakistan dengan beberapa

negara seperti Cina di bidang militer dalam pembelian tank tipe Norinco 90-II yang kemudian

diadopsi dalam bentuk tank Al Khalid MBT 2000 hasil buatan dalam negeri. 18

Diperkirakan hampir 60 persen alat persenjataan Pakistan berasal dari Cina.19

Kerjasama

bilateral antara Pakistan dan Cina sangat rutin dilakukan sebagai bentuk keseriusan Cina

16

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004. Hal 34. 17

Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama 1993. Hal 79-80. 18

http://www.militaryfactory.com/armor/detail.asp?armor_id=181 diakses pada 20 Agustus 2013. 19

Daffri Agussalim dan Muhammad Fais Alfadh : Kekayaan Dan Supremasi Politik, Menguatnya Ancaman Konflik

Terbuka Dalam Gelimang Globalisasi.Jurnal Verity Vol 3 No. 5 Januari-Juni 2011. Hal 11.

Page 15: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

5

membantu Pakistan dalam mengembangkan persenjataanya. Ini merupakan lanjutan persaingan

senjata antara Pakistan dengan India.

Selain melengkapi diri dengan senjata konvensional, kedua negara yang bertikai akibat

konflik historis itu kemudian mulai berlomba meningkatkan teknologi persenjataan nuklir

sebagai sebuah strategi deterrence (penangkalan). Teknologi nuklir selama periode Perang

Dingin dan setelahnya cenderung berfungsi sebagai pencegah yang dapat menahan satu pihak

dengan pihak lainnya untuk tidak saling menyerang.20

Bagi kedua negara, perjuangan menguasai

tanah Kashmir menjadi agenda utama yang tertuang dalam sejumlah kebijakan luar negeri, tak

terkecuali dengan perlombaan adu kekuatan nuklir.21

Pakistan yang memulai pembangunan proyek nuklir tahun 1956 melalui Pakistan Atomic

Energy Commission (PAEC) mendapat kucuran dana atas Atoms for Peace Proposal inisiasi

Presiden Amerika Serikat Dwight Eisenhower, mengikuti jejak India yang lebih dulu

membangun fasilitas nuklir di bawah Indian Atomic Energy Commission (IAEC) pada 15 April

1948.22

Dalam perkembangannya, kedua negara pernah menjalin hubungan dengan sejumlah

negara sebagai upaya meningkatkan kapabilitas nuklir, termasuk kerjasama dalam

pengembangan rudal yang berfungsi untuk mengangkut hulu ledak nuklir. Pakistan melakukan

kerjasama dengan Korea Utara dalam penyempurnaan Rudal Ghauri 1 di pertengan tahun 1980an

dan adopsi Rudal M-11 buatan Cina ke dalam tipe Hatf 3 (Shaheen 1) di tahun 190an.23

20

Ambarwaty dkk, Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan Internasional, Rajawali Press, Jakarta,

2009, Hal 96. 21

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar

Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik Jurnal Siklus Vol. 1 No. 3 Tahun 2005. Hal 75 22

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar

Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik. Hal 78 23

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar

Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik. Hal 79

Page 16: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

6

Sedangkan India terlibat kerjasama dengan Amerika Serikat, Prancis dan Jerman dalam

pembuatan Rudal Agni 1 dan sistem pusat pengendalian ruang angkasa negara itu.

Baik Pakistan maupun India menyadari bahwa dari segi potensi ancaman, kekuatan daya

ledak thermo nuklir bukan satu-satunya gejala yang memberi pengaruh penting bagi terciptanya

kondisi bahaya terhadap lawan, tetapi daya jangkau dan ketepatan sasaran juga memiliki

pengaruh yang sama pentingnya.24

Oleh karena itu, kedua negara hingga kini masih terus

berlomba menguasai teknologi rudal yang lebih maju seperti pengembangan Rudal anti balistik

AD-2 dan Rudal ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) jenis Surya II milik India dan Ghauri

III di pihak Pakistan. Daya jelajah rudal-rudal tersebut dilaporkan mampu mencapai kota penting

di India maupun Pakistan.25

India yang bukan anggota NPT(Nuclear Non-Proliferation Treaty) telah melakukan uji

coba nuklir pertamanya di tahun 1974, kemudian direspon oleh Pakistan dengan pembangunan

fasilitas nuklir secara bertahap.26

Selang 24 tahun kemudian, tepatnya tahun 1998, India kembali

melakukan uji coba Agni II yang direspon oleh Pakistan dengan unjuk kekuatan Rudal Ghauri II

dengan kemampuan jelajah mencapai 2000 km.27

Meski hubungan kedua negara selalu dibayang-bayangi dengan bentuk ancaman, proses

dialog terkait sengketa Kashmir masih terus dijalani, seperti dialog antara diplomat tinggi India

dan Pakistan yang dilaksanakan bulan Juni 2011 di Islamabad. Kedua pejabat negara tersebut

24

Ambarwaty dkk, Hukum Humaniter Internasional dalam studi hubungan Internasional, Hal 98. 25

http://thediplomat.com/2013/08/indias-missile-defense-is-the-game-worth-the-candle/ diakses pada 2 April 2014 26

Zafar Iqbal Cheema, “Pakistan’s Nuclear Use Doctrine and Command and Control,” in Planning the Unthinkable:

How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical Weapons, Ithaca, New york: Cornell University

Press, 2000. Hal. 159. 27

Zafar Iqbal Cheema, “Pakistan’s Nuclear Use Doctrine and Command and Control, Hal 159.

Page 17: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

7

sepakat membahas solusi perdamaian dan keamanan, termasuk langkah-langkah pembangunan

kepercayaan Jammu dan Kashmir, serta promosi pertukaran persahabatan.28

Hal ini tidak lepas dari peran Presiden Pakistan Asif Ali Zardari yang bersikap terbuka

atas upaya perundingan damai, khususnya pasca bom Mumbai tahun 2008 yang menewaskan

166 orang.29

Setelah tragedi tersebut, hampir tidak ada niat dan upaya dari kedua belah pihak

untuk saling melakukan dialog damai. Begitu pula soal perkembangan proyek nuklir, Asif Ali

Zardari dalam pidatonya 22 November 2008 mengatakan tidak akan terlebih dulu menggunakan

senjata nuklir untuk menyerang lawannya. Ia bahkan berusaha untuk meyakinkan parlemen

Pakistan atas kebijakannya tersebut.30

Meski demikian, Zardari tidak menyangkal akan terus memperkuat sistem pertahanan

Pakistan demi mengantisipasi situasi ancaman. Hal ini terlihat pada pengembangan transformasi

Rudal Hatf V yang diuji coba tahun 2012. Rudal tersebut diperkirakan mampu mencapai jarak

1.400 kilometer (900 mil) yang bisa meluluhlantakkan wilayah di India.31

Lagi-lagi, uji coba ini

dilakukan atas aksi New Delhi yang sebelumnya melakukan tes rudal balistik berkemampuan

nuklir Agni V dengan daya jelajah 5.000 Km.32

Rudal dengan biaya 480 Juta Dollar AS tersebut

diyakini mampu membawa hulu ledak seberat 1,5 Ton.33

Persaingan kedua negara tampaknya akan terus berlanjut seiring dengan pemahaman

potensi ancaman. Menarik untuk dianalisa sejauh mana kebijakan penerapan nuklir ini

28

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/06/18/lmydax-diplomat-pakistanindia-berunding-di-

islamabad diakses pada 17 Maret 2014 29

http://www.hindustantimes.com/india-news/mumbai/mumbai-remembers-26-11-victims-four-years-on/article1-

964329.aspx diakses pada 17 Maret 2014. 30

http://blogs.reuters.com/pakistan/2008/11/22/zardari-says-ready-to-commit-to-no-first-use-of-nuclear-weapons/

diakses pada 19 Maret 2014. 31

http://international.okezone.com/read/2013/04/10/413/789363/pakistan-uji-coba-misil-balistik-yang-sanggup-

hantam-india diakses pada 19 Maret 2014. 32

Zafar Iqbal Cheema, “Pakistan’s Nuclear Use Doctrine and Command and Control,” in Planning the

Unthinkable: How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical Weapons. Hal 32. 33

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/04/120418_indianuke.shtml diakses pada 21 Maret 2014

Page 18: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

8

mempengaruhi hubungan kedua negara. Peningkatan kekuatan militer kedua negara tersebut

seakan memberi gambaran kepada dunia internasional dan wilayah lainnya di Asia Selatan

bahwa potensi meletusnya perang lebih dahsyat masih ada dan akan berlangsung di masa

mendatang. Pakistan sebagai negara yang berada di bawah India dalam bidang kekuatan militer

tampaknya tidak mau ketinggalan dengan kemajuan yang diperoleh India. Maka dari itu, dalam

penulisan skripsi ini penelitian hanya dibatasi dari sudut pandang kebijakan Pakistan yang

berupaya melawan dominasi India di Asia Selatan dalam perebutan wilayah Kashmir tahun

2008-2012.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pemilihan tahun tersebut. Pertama,

mundurnya Presiden Pervez Musharraf dan diangkatnya Asif Ali Zardari tahun 2008

menyebabkan perubahan pada formasi kontrol nasional pengendali senjata nuklir. Zardari

menyerahkan kepemimpinan National Command Authority (NCA) kepada Perdana Menteri

Yusuf Raza Gailani. NCA sendiri merupakan badan yang dibentuk untuk mengawasi senjata

nuklir Pakistan dan merumuskan kebijakan nuklir. Kedua, pasca bom Mumbai yang terjadi bulan

November 2008, konstelasi politik dan keamanan kedua negara sempat memanas.

Serentetan konflik bersenjata antara pasukan India dan Pakistan kerap terjadi seperti yang

berimbas pada gagalnya upaya diplomasi damai menyangkut wilayah Kashmir. Sementara di

tahun 2012, jumlah hulu ledak nuklir Pakistan semakin bertambah. Data dari Stockholm

International Peace Research Institute (SIPRI) menyebutkan Pakistan menempati urutan keenam

sebagai negara yang memiliki jumlah hulu ledak terbanyak yaitu diperkirakan 100 sampai 120

hulu ledak.34

Sedangkan India hanya memiliki 90 sampai 110 hulu ledak. Selain itu, di tahun

tersebut terdapat suatu peristiwa penting bagi perkembangan program nuklir Pakistan. Negara

34

http://www.sipri.org/yearbook/2013/files/SIPRIYB13Summary.pdf

Page 19: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

9

tersebut berhasil melakukan uji coba Rudal Hatf XI berkemampuan nuklir yang memiliki akurasi

tinggi.35

B. Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini akan mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, sebagai berikut :

Apa Kepentingan Pakistan dalam Mengembangkan Nuklir Periode 2008-2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk strategi Nuklir Pakistan dalam upaya perebutan wilayah

Kashmir dengan India.

2. Untuk mengetahui apa saja kepentingan Pakistan terkait pengembangan nuklir.

D. Tinjauan Pustaka

Penulisan skripsi yang bertemakan tentang kepentingan Pakistan dalam mengembangkan

nuklir sebagai upaya perebutan Kashmir ini sebenarnya bukan tema baru dalam penulisan karya

ilmiah. Tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan tema serupa pernah dilakukan oleh sejumlah

mahasiswa. Tesis mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia yang ditulis oleh Syaifuddin

dengan judul “Kebijakan Luar Negeri Pakistan Terhadap India Dalam Upaya Penyelesaian

Sengketa Wilayah Kashmir (1998-2003)” menyinggung persoalan konflik Kashmir yang

berimbas pada hubungan India dengan Pakistan setelah era Perang Dingin. India memegang

35

Suara Pembaruan, 26 April 2012

Page 20: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

10

peranan penting sebagai kekuatan yang mendominasi wilayah Asia Selatan sehingga negara

tersebut disebut sebagai negara core, sementara Pakistan sebagai negara bargainer disebut

sebagai negara periphery. Tesis itu juga menjelaskan bagaimana kebijakan luar negeri Pakistan

terkait hal di atas kemudian dirumuskan dalam dua agenda yang menjadi prioritas, yaitu

pertahanan yang memadai dalam menghadapi negara tetangga (India) yang relatif lebih kuat dan

prioritas meningkatkan bargaining position terhadap India dalam masalah Kashmir.

Ada pula skripsi mahasiswa Universitas Indonesia yang ditulis oleh Muhammad Taufiq

dengan judul “Penerapan Nuklir Pakistan Terhadap India Dalam Penyelesaian Masalah Kashmir

: Analisis Tahun 1989-1998”. Dalam skripsinya, Taufiq memaparkan alasan Pakistan

menggunakan pilihan strategi senjata nuklir dalam menghadapi dominasi kekuatan India di Asia

Selatan. Faktor tersebut yakni kekalahan perang Pakistan menghadapi India tahun 1947 dan 1965

yang memaksa negara tersebut memperbaiki alutsistanya serta alternatif senjata lain yaitu nuklir.

Pengaruh munculnya self determination di Kashmir pasca Perang Dingin serta faktor perubahan

geopolitik strategik Amerika Serikat dan Cina di Asia Selatan, merupakan faktor-faktor dominan

lainnya yang mendorong penerapan strategi nuklir Pakistan.

Tema yang sama juga pernah ditulis oleh Irmawan Effendi dengan judul “Kashmir Dalam

Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan

Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik” yang dimuat di Jurnal Siklus Vol. 1 No. 3 Tahun

2005. Tulisan Irmawan tersebut cenderung menyoroti perkembangan nuklir dan uji coba rudal

Pakistan yang beberapa kali memunculkan respon dari India yakni berupa gagalnya upaya

diplomasi atas permasalahan wilayah Kashmir.

Page 21: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

11

Yang membedakan skripsi ini dengan beberapa karya ilmiah di atas, penulis lebih

menekankan pada aspek latar belakang kepentingan Pakistan dalam merebut wilayah Kashmir

dari India dengan memakai strategi nuklir periode 2008 hingga 2012.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam membahas kepentingan Pakistan mengembangkan nuklirnya, digunakan Teori

Offense-Defense, Konsep Security Dilemma, Kepentingan Nasional dan Nuklir Sebagai

Instrumen Power.

1. Teori Defense-Offense

Kajian terhadap teori defense-offense dalam konteks hubungan antar negara mendapat

perhatian serius bagi para pengkaji kebijakan dalam kaitannya dengan penggunaan kekuatan

militer, termasuk strategi nuklir. Ilmuwan yang menaruh perhatian lebih pada teori ini yakni

Robert Jervis.

Jervis berpandangan ;

“When we say that offense has advantage, we simply mean that it is easier to destroy

other’s army and take its territory that it is to defend one’s own. When the defence has

the advantage, it is easier to protect and to hold than it is to move forward, destroy and

take,”36

"Ketika kita mengatakan pertahanan memiliki keunggulan, kita dengan sederhana

mengartikan bahwa hal tersebut lebih mudah untuk menghancurkan tentara lain dan

mengambil wilayahnya guna membela diri sendiri. Ketika pertahanan memiliki

keuntungan, hal tersebut lebih mudah untuk melindungi dan menahan daripada untuk

bergerak maju, menghancurkan dan mengambil (wilayah),"

Penjelasan Jervis di atas bisa dipahami bahwa pilihan bersikap ofensif memiliki

keuntungan saat lawan cenderung memiliki kekuatan militer yang tak sebanding dengan negara

36

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold

Arguments on Cause of War and Peace. Mac Millan Publishing Company, NewYork, 1994, hal. 315

Page 22: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

12

agresor sehingga konsekuensi logisnya, negara penyerang tersebut dapat dengan mudah

menguasai lahan dan mempertahankan wilayah yang lain. Sementara sikap defensif cenderung

dimiliki negara dengan sistem pertahanan kuat dengan implikasi negara tersebut lebih

menguntungkan baik dalam segi materi maupun taktik untuk mengambil tindakan defensif

ketimbang melakukan penyerangan.

Lebih lanjut, Jervis menjelaskan keyakinan tentang kehadiran perang akan terjadi apabila

ofensif lebih memiliki keuntungan yang dilandasi atas faktor berupa potensi mendapatkan

kemenangan dalam waktu singkat.37

Konsekuensi dari hal tersebut dapat mengurangi

kesempatan kerjasama karena perang lebih menguntungkan bagi penyerang, perang juga

diharapkan dalam waktu singkat, insentif dalam menggunakan senjata modern dan canggih,

dengan begitu negara pasti memilih sekutu yang mampu mendukung proses perang dapat

berlangsung singkat dan cepat walaupun memiliki daya musnah massal karena menghasilkan

banyak korban.38

Menurut Jervis pula dua faktor utama yang mempengaruhi keuntungan untuk memilih

strategi defensif atau ofensif yakni faktor geografi dan teknologi.39

Kondisi geografis yang sulit

seperti wilayah pegunungan atau perbukitan yang terjal membuat lawan sulit untuk menyerang.

Sementara dalam bidang teknologi, kemampuan sebuah negara dalam menciptakan senjata nuklir

misalnya, memberi keuntungan negara tersebut untuk menekan negara lainnya. Dalam kaitannya,

Pakistan sebagai negara yang selalu merasa terancam dengan fasilitas nuklir India, semasa

37

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold

Arguments on Cause of War and Peace. Hal 317. 38

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold

Arguments on Cause of War and Peace. Hal 317 39

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts, Conflict After the Cold

Arguments on Cause of War and Peace. Hal 323.

Page 23: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

13

Presiden Zia-ul Haq mulai memandang bahwa kepemilikan nuklir menjadi pencegah atas upaya

penekanan yang dilakukan India menyangkut perebutan wilayah Kashmir.40

2. Security Dilemma

Konsep Security Dilemma (dilema keamanan) dalam ranah hubungan internasional kerap

dijadikan sebagai alat analisa atas terjadinya konflik hingga perang terbuka. Robert Jervis

menjelaskan bahwa dilema keamanan merupakan situasi dimana sebuah negara berusaha

meningkatkan keamanan dengan mengurangi keamanan pihak lain.41

Jika sebuah negara

menerapkan sistem senjata yang tergolong ofensif, lalu respon yang diberikan negara lain adalah

melakukan hal yang serupa, yaitu penempatan senjata ofensif juga, maka kemampuan negara

untuk melindungi wilayahnya akan berkurang dan cenderung lebih rentan keamanannya

dibandingkan sebelum merespon penempatan senjata tersebut.42

Jervis sebagaimana dikutip Glaser, Charles L & Kaufmann C, melihat kondisi dilema

keamanan akan muncul dalam dua situasi. Pertama, saat kekuatan militer ofensif maupun

defensif tidak dapat dibedakan, dimana pada kondisi ini objektifitas terhadap negara lain menjadi

sangat terbatas, misalnya dengan melihat jenis kekuatan militer yang digunakan untuk

disebarkan.43

Kondisi kedua muncul kala negara melihat strategi ofensif lebih menguntungkan,

maka tindakan untuk menyerang pertama kali memberikan keuntungan lebih jika dibanding

defensif. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh negara yang memiliki kekuatan besar untuk

40

“Profile: Muhammad Zia ul-Haq”

http://www.historycommons.org/entity.jsp?entity=muhammad_zia_ul-haq diakses pada 20 Juni 2014. 41

Jervis Robert, Jurnal World Politics: Cooperation Under the Security Dilemma, Volume 30, Issue 2 (J an, 1978),

Hal 167. 42

Jervis Robert, Jurnal World Politics: Cooperation Under the Security Dilemma, Volume 30, Issue 2 (J an, 1978),

Hal 168. 43

Charles L. Glaser and Chaim Kaufmann, Jurnal International Security : What is the Offense-Defense Balance and

Can We Measure it? Vol. 22, No. 4 (Spring, 1998), Hal 45-46

Page 24: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

14

melakukan pre-emptive strike yakni sebuah upaya untuk mengantisipasi strategi serangan dari

lawan terlebih dahulu.44

Begitupula dalam urusan kerjasama antar negara, Robert Jervis berpendapat.

”if they cooperate to trap the stag, they will eat well. But if one person defects to

chase a rabbit-which he likes less than stag-none of the others will get anything. Thus, all

actors have the same preference order, and there is a solution that gives each his first

choice: (1) cooperate and trap the stag (international analogue being cooperation and

disarmed); (2) chase a rabbit while others remain at their posts (maintain a high level of

arms while others are disarmed); (3) all chase rabbits (arms competition and high risk of

war); and (4) stay at the original position while another chases a rabbit (being disarmed

while others are armed)”.45

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam situasi security dilemma suatu negara

dapat membuat pilihan dalam berinteraksi, yaitu pertama, suatu negara yang merasa takut atau

terancam, maka akan menimbulkan tindakan aksi-reaksi antar negara yang dapat menghilangkan

makna kerjasama. Keadaan seperti ini tidak akan dapat ditopang oleh rasa percaya dan

pemahaman individu terhadap kepentingan bersama yang diakomodasi secara bersama-sama.

Kedua, situasi anarki memaksa negara untuk mencari kekuasaan di luar batas nasional dan

memaksakan nilai-nilai ideologi yang dianut melalui tindakan intervensi untuk menyebarkan

pengaruhnya kepada negara lain. Ketiga, penyebaran pengaruh oleh negara-negara yang

memiliki kepentingan terhadap negara-negara yang lebih lemah lainnya memaksa beberapa

negara untuk saling berhadapan dalam perebutan pengaruh atau menciptakan daerah penyangga

demi kepentingan geopolitik. Keempat, berupaya untuk menyerang guna mengambil sikap atas

44

Charles L. Glaser and Chaim Kaufmann, Jurnal International Security : What is the Offense-Defense Balance and

Can We Measure it?. Hal 48 45

Robert J Art, Robert Jervis, Internastional Politics : Enduring concept and contemporary Issues, Pearson Longman

press, New York, 2007. Hal 177.

Page 25: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

15

perilaku lawan yang meningkatkan persenjataan.46

Berdasarkan pilihan-pilihan tersebut, suatu

negara harus memperhatikan strategi yang akan digunakan dalam situasi security dilemma.

Dalam proses ini setiap pihak sama-sama merasa terancam. Kesiagaan defense salah satu

pihak dianggap bukti motif offensive oleh pihak lain, yang selanjutnya mempersenjatai diri

sebagai tanggapannya. Semua pihak berusaha untuk saling mengungguli sehingga menumbuhkan

perlombaan senjata dan pasukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Perlombaan ini

menciptakan security dilemma. Maka dalam konteks hubungan Pakistan dengan India, Pakistan

merasa terancam dengan eksistensi nuklir India sehingga kondisi dilema keamanan ini memaksa

Pakistan untuk ikut menerapkan strategi serupa. Sebagai negara yang selalu merasa terancam

atas kemajuan militer India, maka strategi pengembangan nuklir untuk sama-sama berada dalam

posisi satu level merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh Pakistan.

3. Teori Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional sering digunakan untuk mendeskripsikan, meramalkan

maupun menganjurkan perilaku luar negeri suatu negara. Salah satu ilmuwan yang terkenal

dengan konsep ini adalah Hans J. Morgenthau. Ia menjelaskan kepentingan nasional sebagai

berikut:

The fundamental objective ultimate determinant that guides the decision maker of a state

is foreign policy. The national interest of state is typically a highly generalized

conception of those alignment that constitute the statemost vital needs. These include self

preservation,independence, territorial integrity, military security and economic

wellbeing. 47

Dari definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa prioritas kepentingan nasional setiap

negara berbeda antara satu dengan negara lainnya, tergantung pada kebutuhan negara yang

46

Robert J Art, Robert Jervis, Internastional Politics : Enduring concept and contemporary Issues. Hal 177-178 47

Morgenthau, J Hans, Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace, University of California,

McGraw-Hill, 1993. Hal 137-138.

Page 26: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

16

bersangkutan. Namun para ahli cenderung menempatkan masalah survival dan self preservation

sebagai prioritas utama.48

Menurut Robert Gilpin tujuan mendasar serta faktor paling

menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik dan ekonomi

luar negeri adalah kepentingan nasional.49

Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum, tetapi merupakan unsur

yang menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi negara. Dalam konsep ini, ada lima kategori

umum yang dijadikan sasaran yang hendak dituju yaitu: (1) self preservation, yaitu hak untuk

mempertahankan diri; (2) independent, yang berarti tidak dijajah atau tunduk pada negara lain;

(3) military security, berarti tidak ada gangguan dari kekuatan militer lain; (4) territorial

integrity, atau keutuhan wilayah dan (5) economic wellbeing atau kesejahteraan ekonomi.50

Dalam hal ini nuklir India membuat Pakistan merasa khawatir sehingga mengambil

tindakan preventif guna mengantisipasi berbagai macam permasalahan yang muncul akibat

adanya ancaman tersebut. Kepentingan nasional disini bisa diterjemahkan sebagai keinginan

politik yang dirasa sangat perlu untuk dilindungi dan diperjuangkan. Kepentingan ini bisa berupa

keutuhan wilayah atau territorial integrity, khususnya wilayah Kashmir.

4. Nuklir Sebagai Instrumen Power

Kepemilikan senjata nuklir menjadi tolak ukur bagi kekuatan dan perkembangan

teknologi militer suatu negara yang dapat meningkatkan bargaining position dalam percaturan

politik internasional.51

Karena efek ledakannya yang dahsyat, negara-negara cenderung menahan

diri untuk saling menyerang.

48

Mas‟oed Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional-Disiplin dan Metodologi, LPP3ES, Yogyakarta, 1990 Hal 141. 49

Stuart S. Malawer, The Political Economy of International Relations by Robert Gilpin, Maryland Journal of

International Law Volume 12 tahun 1988 Hal 1988. 50

Hans J, Morgenthau, Politic Among Nations, Hal 142. 51

A.R. Sutopo, Perkembangan Pemikiran Strategi Nuklir Barat, Jurnal Analisa, No. 2, Tahun 1986.

Page 27: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

17

Menurut Robert McNamara, perang nuklir hampir pasti tidak bisa dibatasi dan akan

menyulut perang yang lebih besar dengan konsekuensi kehancuran dunia secara totalitas.

Beberapa para ahli berpendapat bahwa negara akan berusaha untuk mengembangkan nuklir jika

mereka tidak memiliki alternatif lain dalam menghadapi sebuah ancaman militer yang sangat

serius bagi keamanan negaranya.52

Scott D. Sagan dalam artikelnya memaparkan ada 3 alasan atau pendekatan yang dapat

dipakai untuk menjelaskan fenomena tersebut. Pertama, The Security Model yang berfokus pada

upaya negara untuk meningkatan keamanan nasionalnya dari ancaman pihak asing terutama dari

ancaman nuklir.53

Dasar dari pendekatan ini adalah pemikiran realis yang menyatakan bahwa

setiap negara harus mampu menjaga kedaulatannya serta keamanan nasionalnya sendiri.54

Hal ini

dikarenakan oleh ancaman terhadap daya rusak yang dapat ditimbulkan oleh senjata nuklir

mendorong setiap negara untuk meningkatkan kemampuannya guna mengimbangi negara lain

yang mengembangkan nuklir dengan menimbulkan deterrence. Secara umum, deterrence dapat

diartikan sebagai ancaman yang berpotensi menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan

keuntungan apabila suatu pihak melakukan serangan, sehingga membuatnya memutuskan untuk

tidak melakukan serangan tersebut

Kedua, The Domestic Politics Model yang menekankan pada pemanfaatan nuklir sebagai

alat politik serta tarik-menarik kepentingan antar elit politik di dalam negeri ketika suatu

kelompok elit mampu mempengaruhi arah kebijakan suatu negara untuk menggunakan nuklirnya

52

http://history.defense.gov/mcnamara.shtml diakses pada 6 Juni 2014. 53

Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :Internasional

Security, Vol. 21,No. 3. Winter, 1996-1997, Hal. 54. 54

Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :Internasional

Security. Hal 67

Page 28: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

18

demi kepentingan kelompok tersebut.55

Dalam hal ini, setiap aktor selalu aktif dalam

memaksakan kepentinganya sehingga seringkali terjadi benturan antar kepentingan. Ketiga, The

Norms Model berfokus pada penggunakaan nuklir sebagai sebuah simbol modernitas serta

identitas suatu bangsa di dunia internasional. Pengambilan keputusan mengenai penggunaan

nuklir mencerminkan perilaku negara di dunia internasional karena lewat proses pengambilan

keputusan ini membentuk identitas dan simbolisasi tertentu bagi Negara tersebut. Dalam hal ini

arah kebijakan suatu Negara tidak ditentukan oleh pemimpin bangsa atau elit politik tapi oleh

norma yang berlaku.56

Dari penjelasan di atas, sebuah kenyataan betapa strategisnya nilai guna dari kepemilikan

nuklir telah menciptakan sebuah power atas suatu negara. Strategi nuklir tidak hanya

dikotakkan sebagai sebuah unsur strategis karena terjadinya perang, namun karena penggunaan

sebagai deterrence yang efektif untuk mengatur tindakan dari negara lain, menjadi sebuah

indikator yang jelas untuk menentukan dsn memetakan kekuatan sebuah negara.57

Kekuatan penghancur nuklir memang memberikan dampak yang sangat mengerikan.

dengan satu megaton (1000 kiloton) ledakan nuklir, dapat mengakibatkan suhu 100 juta derajat

celcius atau sebanding dengan empat sampai lima kali lipat suhu permukaan matahari. Jika

dengan bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang berkekuatan ledakan 15 Kiloton telah

membunuh sedikitnya 150.000 jiwa, maka dengan jumlah nuklir yang dimiliki Pakistan dan India

55

Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :Internasional

Security. Hal 68. 56

Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb :Internasional

Security. Hal 69-71 57

Nasution Dahlan, Politik Internasional:Konsep dan Teori. Airlangga. Jakarta: Airlangga 1991,Hal 36

Page 29: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

19

tentu sudah mampu menghancur-leburkan anak benua India sendiri.58

Menyadari potensi tersebut,

maka kedua belah pihak hingga saat ini masih saling menahan untuk sama-sama menyerang

F. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menjawab pertanyaan dalam penulisan ini

melalui metode penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin, metodologi kualitatif

merupakan jenis metode yang tidak diproduksi melalui prosedur statistik atau bentuk numerik.59

Gumilar Rusliwa Somantri menjelaskan penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas

dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan

proses, peristiwa dan otentisitas.60

Penulis berusaha memahami strategi kebijakan nuklir Pakistan dalam rangka

mempertahankan wilayah Kashmir dari ambisi India. Pada penelitian ini metode yang

digunakan oleh penulis adalah deskriptif analitis yaitu kegiatan penelitian dalam Hubungan

Internasional dengan melihat permasalahan yang ada dan dikaitkan dengan teori dalam

Hubungan Internasional.61

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis

hanya menggunakan sumber sekunder yang berasal dari riset kepustakaan (library research).

58

Ahmed, Samina, “Public Opinion and Nuclear Plunge for South Asia”, Asian Survey, Vol XXVII, No.8, Agustus

1998, Hal 142. 59

Staruss and Corbin, Basics of Qualitative Research : Grounded Theory Procedures and Tehnique, Newbury Park,

Sage Publication, 1990. 60

Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: Hal. 58. 61

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta,

Edisi revisi VI, Jakarta, 2006.

Page 30: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

20

Penulis mendapatkan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai perpustakaan

yang dikunjungi, seperti Perpustakaan Freedom Institutte, Perpustakaan FISIP UI, Perpustakaan

CSIS dan perpustakaan lainnya. Selain itu untuk mendapatkan data, penulis menggunakan

sumber melalui bahan bacaan dari jurnal-jurnal ilmiah, berita-berita dalam koran, dan situs-situs

internet yang dapat mendukung penelitian ini.

Langkah selanjutnya dalam metode ini yakni melakukan analisis data yang telah

dikumpulkan kemudian diklasifikasi dengan topik pembahasan yang dibutuhkan. Setelah itu data

tersebut bisa dipahami dan ditampilkan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan sederhana untuk

menjelaskan hasil penelitian. Dengan menggunakan data-data tersebut penulis akan menjawab

pertanyaan penelitian mengenai kepentingan Pakistan dalam Mengembangkan Nuklir periode

2008-2012.

Page 31: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

21

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Pemikiran

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

Bab II : Gambaran Umum Kashmir dan Konflik India-Pakistan.

2.1 .Wilayah Kashmir.

A) Kondisi Geografis

B) Masyarakat Kashmir

C) Awal Konflik Di Kashmir.

2.2 Perang India-Pakistan

A)Perang Tahun 1947 Dan 1965

B)Perang Tahun 1971.

Bab II : Strategi Kebijakan Nuklir Pakistan. 3.1 Sejarah Pembangunan Reaktor Nuklir Pakistan

A. Peranan Abdul Qadeer Khan Dalam Pengayaan Uranium

B. Pengembangan Rudal Ghauri Dan Hatf

C. Kerjasama Pakistan Dengan Cina Dan Korea Utara.

3.2 Kekuatan Nuklir Pakistan (2008-2012)

A. Kapabilitas Nuklir Pakistan

B. Kapabilitas Nuklir India

Bab IV : Kepentingan Pakistan Mengembangkan Nuklir Dalam Merebut

Wilayah Kashmir

A.Memperoleh Kedaulatan Atas Wilayah Kashmir

B. Strategi Mengimbangi Dominasi Kekuatan India di Regional

Asia Selatan

C.Internasionalisasi Isu Kashmir

Bab V : Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 32: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

22

BAB II

Gambaran Umum Kashmir dan Konflik India-Pakistan

2.1 Wilayah Kashmir

A. Kondisi Geografis Kashmir

Wilayah Kashmir merupakan daerah yang terbentang di utara subkontinen India,

memiliki keadaan alam bergunung-gunung yang dialiri dengan banyak sungai antara lain Indus,

Jhellum, Khenab, Shyok dan Zaskar.62

Pada tahun 1947, sebelum 45 persen dikuasai utara India,

wilayah bernama lengkap Jammu dan Kashmir tersebut memiliki luas 85,806 Mil atau sekitar

222,979 km. Dengan keadaan geografis tersebut, Kashmir dikenal sebagai Princely State

(Negara Kepangeranan) paling luas di bawah kekuasaan Kerajaan British India.63

Setelah dikeluarkannya Resolusi PBB tahun 1949, wilayah Kashmir terbagi atas dua

bagian: Jammu Kashmir (India) dan Azad Kashmir (Pakistan). Wilayah Jammu Kahmir meliputi

distrik Ladakh dan lembah Kashmir sementara Azad Kashmir terdiri atas Baltistan, Dartistan,

Muzaffarabad, Gilgit dan Pooch.64

Wilayah yang berseberangan dengan gunung Himalaya dan

Karakorum ini berbatasan dengan Tibet di sebelah Utara, Cina Sinkiang di bagian Timur,

Himachal dan Punjab di sebelah Selatan serta di bagian Barat berbatasan dengan Pakistan.65

B. Penduduk Kashmir

Penduduk wilayah Kashmir sering dipanggil dengan sebutan Kashmiree. Data dari sensus

penduduk Pemerintah India tahun 2011 menyebutkan jumlah seluruh populasi di wilayah

62

R. W. McColl. Encyclopedia of World Geography, Volume 1, Infobase Publishing, 2005. Hal 75. 63

R. W. McColl. Encyclopedia of World Geography. Hal 76-79 64

http://www.un.org/documents/ga/res/4/ares4.htm diakses pada 14 Juni 2014 65

A.N Raina, Geography of Jammu Kashmir, 3rd

rev, New Delhi, National Books Trust, 1981 Hal 9

Page 33: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

23

tersebut mencapai 12,541,302 jiwa dengan pembagian jenis kelamin laki-laki mencapai

6,640,662 orang sedangkan perempuan 5,900,640.66

Wilayah bagian Azad Kashmir yang berada

di bawah Pemerintah Pakistan memiliki penduduk kira-kira 2,5 juta sementara Jammu Kashmir

yang dikuasai India dengan jumlah 6,5 juta warga.67

Mayoritas penduduk Kashmir beragam Islam sedangkan sisanya ada yang memeluk

Hindu, Budha, Sikh dan Kristen.68

Sumber mata pencaharian utama masyarakat di sana yakni

dari hasil pertanian dan pariwisata yang mencapai 80 persen dari penghasilan negara.69

Pada

tahun 1946, Sheikh Abdullah melalui Partai Politik National Conference dalam artikel 48

program New Kashmir menetapkan bahwa bahasa nasional Kashmir adalah Kashmiri, Dogri,

Balti, Dardi, Punjabi dan Urdu.70

C. Awal Konflik di Kashmir

Pemisahan India-Pakistan menjadi dua negara berdaulat tahun 1947 menimbulkan

polemik terhadap pembagian wilayah kekuasaan. Saat itu, lebih dari 500 negara kepangeranan

secara bebas boleh menentukan masa depannya untuk bergabung dengan salah satu negara yang

ada.71

Namun ada tiga wilayah yang sulit untuk menentukan pilihan mengingat ketiga negara

kepangeranan tersebut tidak memiliki keseragaman antara penguasa dan mayoritas warganya

dalam hal agama yang dianutnya. Ketiga princely state tersebut yaitu, Junagadh, Hyderabad, dan

Jammu-Kashmir. Junagadh merupakan negara kecil dengan 80% penduduknya beragama Hindu,

tetapi penguasanya adalah seorang Muslim yang cenderung pro terhadap Pakistan. Hyderabad

66

http://www.census2011.co.in/census/state/jammu+and+kashmir.html diakses pada 18 Juni 2014 67

Languages of Belonging : Islam, Regional Identity and the Making of Kashmir. Hal 12-13 68

Languages of Belonging : Islam, Regional Identity and the Making of Kashmir. Hal 15 69

Aftah Chairul, Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan, Jurnal Sosial-Politika Vol.6

No.11 Juli 2005 Hal 89 70

Nishat Anshari,“Jammu & Kashmir Linguistic Predica ment” http://koshur.org/Linguistic/9.html diakses pada 26

Juni 2014. 71

Sisir Gupta, Kashmir: A study in India-Pakistan Relations, New Delhi (The India Council of World Affair, 1967

Hal 23.

Page 34: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

24

berpenduduk mayoritas Hindu dengan penguasa seorang Muslim tetapi tidak berkecenderungan

baik Pakistan maupun India. Sedangkan Jammu-Kashmir memiliki penduduk mayoritas Muslim

sebanyak 90 % dan condong kepada Pakistan, tetapi penguasanya yang beragama Hindu

kemudian membawa Jammu-Kashmir ke dalam India.72

Junagadh pada akhirnya bersatu dengan

India melalui plebisit, sedangkan Hyderabad melalui pendudukan militer.73

Namun untuk

wilayah Jammu-Kashmir sendiri hingga sekarang tidak dapat terselesaikan.

Untuk wilayah Kashmir permasalahannya berbeda, menurut peraturan pemisahan India-

Pakistan, Kashmir harus bergabung dengan Pakistan dengan melihat mayoritas penduduknya

Muslim. Berdasarkan hal itu maka setelah Inggris mundur dari Subkontinen India, seluruh

negara bagian yang pada saat kolonial Inggris kembali pada posisi sebelumnya yaitu merdeka.74

Maharaja Hari Singh yang kala itu memerintah wilayah Kashmir melihat bahwa hal ini

merupakan peluang baginya untuk mengembalikan sistem monarki absolut seperti sebelum

kedatangan Inggris di subkontinen India.75

Tetapi mayoritas rakyat muslim Kashmir menuntut agar Kashmir bergabung dengan

Pakistan atau merdeka. Namun Maharaja Hari Singh cenderung untuk memilih merdeka dari

pada bergabung dengan Pakistan, sementara penduduk Hindu Dogri di Jammu menginginkan

bergabung dengan India karena pertimbangan memiliki kesamaan agama.76

Akibat tidak adanya

kepastian apakah bergabung dengan India atau Pakistan atau merdeka, maka terjadilah krisis

internal di wilayah Kashmir. Krisis ini semakin memburuk ketika suku Poonch di bagian Barat

72

Sisir Gupta, Kashmir: A study in India-Pakistan Relations. Hal 31. 73

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004 Hal 25 74

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai. Hal 27-28 75

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai. Hal 29. 76

Rajat Ganguly, India-Pakistan and The Kashmir Dispute, New Zealand, Victoria University of Wellington, 1998

Hal 19.

Page 35: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

25

Daya Kashmir menginginkan bergabung dengan Pakistan serta ketika pasukan Kashmir

membelot dan membentuk Azad Kashmir (Kashmir merdeka).77

Merasa keadaan wilayahnya semakin tidak terkendali, Singh kemudian meminta bantuan

India untuk mengatasi pergolakan tersebut.78

Pada saat inilah awal mula peranan India di wilayah

Kashmir. Singh dan India bersepakat jika India mampu mengatasi keadaan di Kashmir maka

Singh akan bersedia untuk bergabung dengan India.79

Setelah ditandatangani persetujuan tersebut, India kemudian mengirimkan bantuan

militer secara besar-besaran masuk ke dalam Kashmir untuk menumpas pemberontakan suku

Poonch.80

Invasi militer India ke dalam wilayah Kashmir tidak disetujui Pakistan dengan alasan

melindungi warga Muslim Kashmir.81

Pakistan akhirnya ikut mengirimkan pasukannya masuk

ke dalam wilayah Kashmir. Dengan masuknya dua pasukan tersebut, yang terjadi malah perang

antara India-Pakistan.

Gejolak yang ditimbulkan oleh perselisihan antara kelompok yang ingin bergabung ke

India dengan yang ingin bergabung ke Pakistan semakin membuat persoalan ini menjadi rumit.

Maharaja Hari Singh cenderung untuk memilih bergabung dengan India karena selama ini

Kashmir sangat bergantung pada pelayanan sosial dan ekonomi yang diberikan India seperti

bantuan dana dan pengobatan gratis.82

Ketergantungan pelayanan sosial dan ekonomi ini dianggap oleh India bahwa Kashmir

akan bergabung dengan India tetapi ternyata anggapan itu salah. Meskipun Maharaja Kashmir

sudah dibujuk, ia justru menawarkan suatu Standstill Agreement karena ingin mempertahankan

77

Rajat Ganguly, India-Pakistan and The Kashmir Dispute, Hal 20. 78

Aftah Chairul, Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan. Hal 89. 79

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar

Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik Jurnal Siklus Vol. 1 No. 3 Tahun 2005 80

Languages of Belonging : Islam, Regional Identity and the Making of Kashmir. Hal 23. 81

Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide, Pakistan Horizon, Vol 44 No. 3 Juli 1991 Hal 5. 82

Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide. 8-9

Page 36: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

26

status quo pelayanan tersebut.83

Pakistan setuju dengan perjanjian tersebut tetapi ditolak India

tanpa alasan yang jelas.

Pertentangan antara kelompok yang pro India dengan yang pro Pakistan lebih banyak

dipengaruhi pertentangan antara Partai Kongres dengan Liga Muslim, ditambah seorang tokoh

Kashmir yaitu Seikh Mohammad Abdullah lebih condong untuk bergabung ke India.84

Seikh

Mohammad memiliki pertimbangan Kashmir nantinya akan diberikan hak khusus untuk

memerintah sendiri yang tergabung dalam Uni India.85

Seikh Mohammad Abdullah yang

bergabung dalam National Conference yang pro India memiliki kedekatan dengan Partai

Kongres pimpinan Jawaharlal Nehru.86

Hal itu terbukti dengan keberhasilan Seikh Mohammad Abdullah dalam mempengaruhi

Nehru agar memberikan hak untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Namun tuntutan

plebisit yang selalu diminta oleh rakyat Kashmir selalu mendapat hambatan dari Pemerintah

India dengan alasan bahwa tuntutan plebisit itu sudah tidak mungkin dilaksanakan karena selama

ini India sudah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi tuntutan rakyat Kashmir, seperti

adanya persamaan di bidang hukum, pemberantasan kemiskinan dan perbaikan ekonomi, nsmun

bagi Rakyat Kashmir itu tidak cukup karena mereka tetap ingin merdeka dari India.87

2.2 Perang India-Pakistan

A. Perang India-Pakistan Tahun 1947 dan 1965

Setelah India mulai memasuki wilayah Kashmir, India mulai melakukan serangan-

serangan terhadap suku Poonch yang melakukan pemberontakan dengan bantuan suku Pathan

83

Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide. 20 84

http://www.thekashmirwalla.com/2013/03/abdullah-familys-rise-and-fall/ 85

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India, Penerbit PT. Jambatan, Jakarta, 2002, hlm 15. 86

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 17. 87

http://www.jammu-kashmir.com/documents/instrument_of_accession.html

Page 37: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

27

dari Pakistan. Kedua suku ini terdesak dan harus mundur karena persenjataan mereka tidak

sebanding dengan persenjataan India. Korbanpun berjatuhan terutama dari pihak suku Poonch

dan Pathan yang kebetulan beragama Islam.88

Melihat situasi yang tidak seimbang ini, Pakistan dengan dalih melindungi kaum Muslim

akhirya mengirimkan tentara, milisi suku-suku, dan sukarelawan untuk melawan India.89

Pada

awalnya India sempat mengalami kemunduran akibat serangan Pakistan tersebut di beberapa

sektor penting di Kashmir. Namun India tidak merasa gentar setelah menambah jumlah pasukan

dan alat tempurnya untuk menekan Pakistan. Pasukan India berhasil memukul mundur pasukan

Pakistan sampai ke sepertiga wilayah Jammu dan Kashmir, dimana keadaan itu terus terjadi

sampai sekarang. Pakistan menamai wilayah tersebut sebagai Azad Kashmir (Kashmir Merdeka)

sedangkan dua pertiga wilayah lainnya dikuasai oleh India.90

Konflik bersenjata ini terus terjadi hingga tahun 1949. Sebagai lembaga yang menaungi

perdamaian dunia, PBB berusaha keras untuk meredam konflik bersenjata ini dengan

mengeluarkan resolusi melalui Dewan Keamanan PBB. Beberapa resolusi yang dikeluarkan

Dewan Keamanan PBB diantaranya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 47 (1948) yang

dikeluarkan pada tanggal 21 April 1948, resolusi Nomor 51 (1948) tanggal 3 Juni 1948 dan

resolusi yang dikeluarkan pada tanggal 13 Agustus 1948 yang akhirya mengakhiri perang India-

Pakistan.91

Kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata serta membagi wilayah Kashmir

menjadi dua bagian pada 5 Januari 1949.

88

India-Pakistan and The Kashmir Dispute, Op.cit Hal 37-38. 89

A study in India-Pakistan Relations, New Delhi. Hal 29. 90

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 15. 91

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unipombackgr.html diakses pada 20 Juli 2014.

Page 38: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

28

Resolusi 5 Januari 1949 membagi wilayah Kashmir menjadi dua bagian, yaitu dua

pertiga wilayah dikuasai India dan sisinya satu pertiga wilayah dikuasai oleh Pakistan.92

PBB

juga membentuk suatu badan khusus yang mengawasi konflik bersenjata antara India dan

Pakistan yang bernama UNCIP (United Nation Comission for Indian Pakistan). Anggota komisi

UNCIP sendiri dari Argentina, Belgia, Colombia, Cekoslovakia, dan Amerika Serikat.93

Namun pada tahun 1965, konflik bersenjata kembali terjadi antara India dan Pakistan.

Sebelum konflik ini terjadi, India sempat terlibat konflik perbatasan dengan Cina pada tahun

1962 dan India mengalami kekalahan yang berakibat kerugian materil yang cukup banyak.

Pecahnya konflik bersenjata pada tahun 1965 antara India-Pakistan berasal dari rasa saling

curiga. India menuduh Pakistan sebagai pendukung yang telah membantu perlawanan rakyat

Jammu dan Kashmir terhadap India yang intensitasnya semakin meningkat. Selain itu, India

menganggap perlawanan ini dapat mengganggu integritas nasionalnya.94

Setelah militer India porak-poranda akibat konflik dengan Cina, praktis kekuatan militer

India cenderung melemah. Maka dari itu, India mulai mencari bantuan ekonomi dan militer ke

negara Barat. India bahkan rela mengubah kebijakannya di forum Non Blok ke arah yang

progresif dan cenderung mendukung negara Barat yang cenderung berideologi kapitalis.95

Akhirnya India berhasil mendapatkan bantuan dari negara-negara Eropa sementara bantuan dari

Uni Soviet yang berhaluan komunis masih terus berjalan. Pembangunan dan peningkatan

92

Kompas, 19 April 2004. 93

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unmogip/background.shtml diakses pada 20 Juli 2014. 94

Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004, Op.cit Hal 41. 95

http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/08/non-aligned-with-reality-how-a-global-movement-for-

peace-became-a-club-for-tyrants/261737/ diakses pada 20 Juni 2014

Page 39: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

29

kekuatan militer India ini juga ditujukan untuk memperkuat posisi mereka di Kashmir yang

masih didudukinya.96

Sementara India terus mencari dukungan bantuan militer ke dunia Barat, Pakistan

mengalami kemerosotan dukungan diplomatik dan militer dari Amerika. Hal ini lantaran

Amerika kecewa akibat bantuan militer yang diberikan kepada Pakistan untuk untuk

membendung pengaruh komunisme, ternyata digunakan oleh Pakistan untuk melawan India.97

Melihat kondisi tersebut, Pakistan mencoba untuk kembali mendapatkan simpatinya dari

Amerika Serikat dengan mendorong penyelesaian masalah Kashmir secara adil dan secepat

mungkin, sehingga peningkatan kekuatan militer India tidak akan digunakan untuk melawan

Pakistan. Pemimpin Pakistan yang waktu itu dijabat Ayub Khan juga terus berusaha meyakinkan

Presiden Amerika Serikat John F Kennedy bahwa cara tersebut adalah tepat untuk mencegah

konflik.98

Pada tanggal 21 Desember 1964, Pemerintah India berupaya menguasai Kashmir untuk

dijadikan bagian integral secara keseluruhan India. Langkah konkrit yang diambil Pemerintah

India terhadap Kashmir adalah membubarkan National Conference dan menggantikan partai

tersebut dengan Partai Kongres. Maksud pemerintah India adalah agar dapat mengatur hak-hak

politik di Kashmir sesuai dengan keinginan pemerintah pusat India.99

Kebijakan ini langsung diprotes oleh masyarakat Kashmir, karena mereka lebih memilih

jajak pendapat atau referendum untuk menentukan masa depan Jammu-Kashmir daripada terus

tunduk di bawah pemerintahan India.100

Tuntutan ini didasarkan oleh masyarakat Kashmir untuk

96

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff, Regional Studies No. 3, Vol. XXI, summer 2003. 97

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 16. 98

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 19. 99

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War, Tauris; 3 edition, 2010. Hal 110 100

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War. Hal 117.

Page 40: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

30

menuntut janji yang diberikan oleh Mountbatten dan Nehru pada saat penyatuan Jammu-

Kashmir dengan India oleh Maharaja Hari Singh. Janji itu adalah referendum, plebisit atau jajak

pendapat untuk menentukan masa depan Kashmir. Protes yang dilakukan rakyat Kashmir

membuat suasana berkecamuk dan bentrokan hampir tiap hari terjadi. Melihat kondisi ini, India

menambah kekuatan militernya untuk memadamkan gejolak di Kashmir. Tindakan militer India

yang represif tidak menyelesaikan masalah. Korban dari rakyat Kashmir terus berjatuhan dan

menimbulkan gelombang pengungsian yang besar ke wilayah Pakistan. Kondisi ini memancing

ketegangan antara Pakistan dan India kembali terjadi.101

Kontak senjata diperbatasan tidak dapat dihindari lagi antara tentara India dan Pakistan.

Namun kejadian ini dapat diredam dengan perjanjian antara kedua negara dan lebih dikenal

dengan perjanjian Rann Kutch. Pada tanggal 15 Januan 1965, hubungan kedua negara kembali

memanas. Hal ini dipicu oleh demonstrasi besar-besaran di sepanjang jalan wilayah Kashmir.

Sembilan kelompok oposisi di Kashmir menuntut janji India agar mengadakan jajak pendapat

atau referendum untuk diberi kebebasan dalam memilih bergabung dengan India atau

Pakistan.102

Kontak senjata kembali terjadi dimana pasukan Azad Kashmir dengan Pakistan

masuk ke wilayah Jammu-Kashmir dan berhasil memojokkan India di wilayah Srinagar. India

membalas dengan menyerang kembali posisi Pakistan hingga mendekati Lahore. Zona konflik

semakin melebar dan kedua negara terus mengirimkan tentara, milisi dan para anggota militer

lainnya sehingga menimbulkan permusuhan dan konflik yang lebih besar.

Kedua negara saling melanggar perbatasan masing-masing dan tidak menghiraukan garis

genjatan senjata. Menurut PM India saat itu B.Shastri, India tidak melanggar perbatasan tetapi

101

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War. Hal 124. 102

Republika, 21 Juni 1998.

Page 41: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

31

Pakistan terlebih dahulu menyerang dan masuk ke wilayah Jammu-Kashmir.103

Konflik

bersenjata diantara India dan Pakistan ini menggunakan peralatan militer yang digunakan

terakhir kali ketika perang Dunia II berkecamuk.

Konflik bersenjata India-Pakistan ini menarik perhatian dunia. Beberapa negara besar

berusaha untuk menekan kedua negara untuk berhenti melakukan tindakan saling serang

tersebut. Amerika dan Inggris melakukan embargo ekonomi dan militer kepada India dan

Pakistan. Soviet pun menekan dengan cara politik dan embargo militer. Cara-cara penyelesaian

ini tidak mempengaruhi intensitas konflik yang terjadi, bahkan India berencana akan menyerang

Pakistan Timur namun rencana India ini dapat dibatalkan oleh Cina yang mengancam apabila

India tetap menyerang Pakistan Timur, maka Cina akan menyerbu India. Cina memberikan

ultimatum akan menyerbu India jika tidak menghentikan perang dalam waktu tiga hari.104

Tindakan Cina ini cukup efektif menekan India yang akhirnya mengumumkan gencatan

senjata pada tanggal 22 September 1965 dan menyerahkan permasalahan konflik ini kepada PBB

untuk menyelesaikan konflik ini. Mediator yang dipilih oleh India dan Pakistan adalah PM Uni

Soviet Alexie Kosygin.105

Pada Januari 1966, disepakati perjanjian Taskent yang ditandatangani

di Ibukota Uzbekistan. Kedua negara sepakat untuk mengembalikan posisi status quo Kashmir

sesuai dengan pembagian wilayah tahun 1949 yang mengantarkan konflik ini dapat diredam.106

B. Perang India-Pakistan Tahun 1971

Pasca gencatan senjata yahun 1966, ketegangan hubungan India dan Pakistan mulai

sedikit mereda. Akan tetapi pada sekitar tahun 1971, hubungan India dan Pakistan kembali

103

Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai . Hal 28.

http://news.bbc.co.uk/hi/english/static/in_depth/south_asia/2002/india_pakistan/timeline/1965.stm diakses pada 5

Maret 2014. 104

Kompas, 30 Mei 2005. 105

Dennis Kux, India-Pakistan Negotiations: Is Past Still Prologue?, Washington DC, United States Institute Peace,

2009, Hal 21. 106

Dennis Kux, India-Pakistan Negotiations: Is Past Still Prologue?. Hal 28.

Page 42: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

32

memanas yang dipicu oleh konflik internal di wilayah Pakistan Timur dengan pemerintah pusat

di Pakistan Barat.107

Konflik internal yang terjadi ini disebabkan karena pemerintah pusat

Pakistan tidak mampu untuk mengatur keseimbangan kehidupan bernegara di kedua Bagian

Pakistan.

Kesenjangan telah terjadi di antara kedua wilayah Pakistan dimana dalam bidang pilitik

dan ekonomi lebih didominasi oleh Pakistan Barat, terutama oleh beberapa keluarga kaya dan

hampir 70% kekayaan negara dihabiskan di wilayah barat sehingga disparitas ekonomi keduanya

hampir mencapai 60%.108

Kesenjangan ini menimbulkan kecemburuan sosial dan seringkali

menimbulkan kerusuhan sejak Pakistan merdeka. Namun bisa dipadamkan oleh tindakan represif

tentara Pakistan.109

Pergolakan di wilayah Pakistan Timur terus berlanjut sampai jatuhnya pemerintahan

Ayub Khan dan digantikan oleh Yahya pada tahun 1969.110

Yahya pada pemilu 1970

memberikan janji perubahan kepada rakyat di Pakistan Timur untuk mendapatkan hak

politiknya. Hal tersebut ditentang oleh Zulfikar Ali Bhutto, militer dan keluarga kaya.

Permasalahan ini dibawa oleh Yahya ke parlemen dan disetujui untuk dilakukan pemilu yang

harus ditaati semua kontestan pemilu. Hasil dari pemilu adalah kemenangan Liga Awami dengan

167 kursi dibawah pimpinan Mujibur Rahman dan PPP (Pakistan People's Party ) pimpinan

Zulfikar Ali Bhutto hanya mendapat 85 kursi yang secara demokratis dapat menentukan

kebijakan nasional.111

107

http://news.bbc.co.uk/hi/english/static/in_depth/south_asia/2002/india_pakistan/timeline/1971.stm diakses pada

19 Juli 2014 108

James Wynbrandt, A Brief History of Pakistan, New York: Facts on File, 2009, Hal 41–47. 109

James Wynbrandt, A Brief History of Pakistan. Hal 50. 110

James Wynbrandt, A Brief History of Pakistan. Hal 63. 111

James Wynbrandt, A Brief History of Pakistan. Hal 65.

Page 43: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

33

Liga Awami membuat kebijakan untuk mensejajarkan hak diantara kedua Pakistan

tersebut. Kebijakan Liga Awami dibawah pimpinan Mujibur Rahman ditentang oleh Zulfikar Ali

Bhutto dan partainya yang tidak menginginkan orang-orang Bengalia atau Pakistan Timur untuk

berada di kancah politk Pakistan.112

Zulfikar Ali Bhutto dan partainya memboikot pelantikan

anggota majelis nasional sehingga hal ini membuat Yahya harus menunda persidangan majelis

nasional. Rakyat Pakistan Timur kecewa atas kejadian itu dan kerusuhan kembali pecah.

Pemerintahan pusat mengirimkan pasukan untuk menenangkan perlawanan rakyat Pakistan

Timur, tetapi tindakan Pakistan Barat (pimpinan pusat) membuat Mujibur Rahman merasa perlu

memproklamasikan Pakistan Timur akibat kekecewaan selama ini dan pada tanggal 26 Maret

1971 di proklamasikan berdirinya negara Bangladesh di wilayah Pakistan Timur.113

Hal ini pada akhirnya menimbulkan perang saudara yang membuat banyak korban dari

rakyat sipil di Pakistan Timur (Bangladesh) akibat tindakan represif dari pemerintahan pusat.

Majibur Rahman ditangkap oleh pemerintah pusat yang menyebabkan kekacauan serta arus

pengungsian dari wilayah Bangladesh ke India semakin meningkat.114

Kondisi ini membuat India

dalam posisi dilema dimana di satu pihak India harus menahan diri untuk tidak ikut terlibat

karena hubungan Pakistan dengan AS dan Cina membaik, di sisi gelombang pengungsian yang

besar membuat instabilitas kondisi ekonomi, sosial dan keamanan India.

Kondisi dilematis bagi India ini juga ditambah oleh permintaan bantuan dari rakyat

Pakistan Timur (Bangladesh) untuk membantu dan melindungi pembantaian oleh tentara

pemerintah pusat India. Faktor tersebut ditambah dengan perjanjian Soviet dengan India tahun

1971, sehingga Soviet memberikan bantuan senjata militer ke India. Akhirnya dengan

112

New York Times, 30 Juni 2008. 113

Richard Sisson, Leo E. Rose, War and Secession: Pakistan, India, and The Creation of Bangladesh, University of

California Press, 1991. Hal 36. 114

Richard Sisson, Leo E. Rose, War and Secession: Pakistan, India, and The Creation of Bangladesh . Hal 40-41.

Page 44: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

34

pertimbangan hal-hal diatas, India mulai masuk melalui wilayah perbatasan ke wilayah Pakistan

Timur (Bangladesh) dan pecahlah perang antara India dan Pakistan. 115

Tentara Pakistan yang berada diwilayah Pakistan Timur harus menghadapi tentara India

dan pejuang-pejuang kemerdekaan Bangladesh untuk mencoba mengalihkan konsentrasi India.

Pakistan menggunakan strategi menyerang kembali wilayah Jammu- Kashmir. Pada akhirnya

perang yang menghasilkan sebuah negara baru yaitu Bangladesh berakhir dengan diadakan

perjanjian antara India-Pakistan mengenai Bangladesh. Berdasarkan perjanjian Simla tahun

1972, wilayah itu terlepas dari Pakistan dan berdiri menjadi negara tersendiri. Konflik yang

terjadi antara kedua negara ini hingga kini terus terjadi walaupun setelah tahun 1972,

intensitasnnya relatif rendah tetapi sempat kembali menegang akibat gerakan separatis Kashmir

yang memberikan perlawanan pada tahun 1990-1994.116

115

Richard Sisson, Leo E. Rose, War and Secession: Pakistan, India, and The Creation of Bangladesh. Hal 75. 116

Iffat Malik, Kashmir: Ethnic Conflict and International Dispute. Oxford: Oxford University Press, 2002. Hal 22.

Page 45: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

35

BAB III

Pengembangan Nuklir Pakistan (2008-2012)

3.1 Awal Pembangunan Nuklir Pakistan

Kekuatan inti atom menyimpan manfaat yang luar biasa sebagai penghasil energi

alternatif dari sumber utama gas alam dan minyak bumi. Sebagai contoh satu gram U-235 (salah

satu bahan radio aktif pembentuk nuklir) dapat dipakai untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat

televisi selama lebih dari 15 tahun dengan asumsi pemakaian selama 12 jam perhari. Bahkan

dengan perhitungan yang sama, satu gram U-235 dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik

pada suatu rumah tangga dengan daya 900 watt selama lebih dari satu setengah tahun dengan

asumsi pemakaian maksimum selama 12 jam setiap harinya.117

Kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh inti atom ini tentu mendorong para ahli untuk

dapat menguasai teknologi ini yang pada nantinya dapat dimanfaatkan untuk menunjang

kebutuhan sehari-hari manusia dalam hal energi. Hal ini pulalah yang ditempuh oleh Pakistan,

sebagai sebuah negara miskin yang berusaha untuk memanfaatkan teknologi nuklir bagi

warganya. Keterbatasan modal untuk memulai program nuklir ini tidak menjadi hambatan bagi

Pakistan. Pakistan mampu memulai program ini dengan memanfaatkan agenda yang dilancarkan

oleh Presiden Dwight Eisenhower yang pada tahun 1954 mengusulkan digunakannya atom

sebagai perdamaian (Atoms for Peace Proposal).118

Sebagai langkah awal Pakistan mendirikan Pakistan Atomic Energy Commission (PAEC)

pada tahun 1956 dengan menempatkan Dr. Nazir Ahmed sebagai ketua. Setelah berdiri badan ini

117

T. May Rudi, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global: Isu, Konsep, Teori dan

Paradigma, PT Refika Aditama, Bandung, 2003, hlm. 103-104. 118

Amerika Serikat memberikan bantuan kepada Pakistan berupa dana sebesar US $ 350.000 untuk persiapan

pembangunan Pakistan Atomic Research Reactor (PARR-1)

Page 46: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

36

segera membuat perencanaan untuk pembangunan reaktor pengolahan nuklir bertenaga listrik.119

Pada perkembangannya PAEC ini belum berjalan dengan semestinya dan belum memberikan

kontribusi yang berarti bagi program nuklir akibat dari masih lemahnya dukungan yang diberikan

oleh pemerintah pada saat itu.

Program ini sedikit mengalami kemajuan yang berarti dengan munculnya Zulfikar Ali

Bhutto sebagai menteri sumber daya alam dan mineral pada tahun 1960 dan diangkatnya Dr.

Ishrat H. Usmani menjadi ketua baru PAEC pada tahun yang sama. Usmani diberi tugas untuk

mempersiapkan dengan maksimal segala kebutuhan yang dibutuhkan bagi Pakistan. Pada masa

jabatan barunya itu dibangun sebuah institut dengan nama Pakistan Institute of Science and

Technology (Pinstech).120

Salah satu kemajuan yang dicapai oleh Usmani adalah dilakukannya

program bagi para remaja Pakistan yang potensial untuk diseleksi dan dikirim ke luar negeri

menjalani pelatihan. Antara tahun 1960 hingga 1967, sebanyak enam ratus dari peserta itu

kembali pulang dengan gelar doktor.121

Program energi nuklir Pakistan mengalami langkah maju yang cukup besar ketika pada

tahun 1965. Bhutto yang pada tahun ini telah menjadi menteri luar negeri sejak tahun 1963, mulai

untuk berfikir untuk menciptakan senjata nuklir sebagai jawaban atas upaya yang sedang

dilakukan oleh India dengan menggunakan tenaga nuklir untuk kepentingan militer. Bhutto

semakin kuat keinginannya setelah terjadi perang India-Pakistan pada 1965.122

119

Feroz Khan, Eating Grass: The Making of the Pakistani Bomb, Stanford University Press,2012, 396, 250 120

http://www.pakchem.net/2011/09/pakistan-institute-of-nuclear-science.html#.U7pRkUDm7gE diakses pada 18

Juni 2014. 121

http://www.nuclearweaponarchive.org/Pakistan/index.html diakses pada 29 Juni 2014. 122

Zafar Iqbal Cheema, Pakistan‟s Nuclear Use Doctrine and Command and Control, in Planning the Unthinkable:

How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical Weapons, Ithaca,NY: Cornell University Press,

2000, Hal. 56..

Page 47: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

37

Pemerintah Pakistan mencapai kesepakatan dengan Kanada untuk membangun reaktor

nuklir dengan nama Karachi Nuclear Power Plant (KANUPP) tahun 1971.123

Namun pada

perjalanannya KANUPP ini mendapatkan pengawasan dari IAEA karena reaktor ini tidak hanya

mampu untuk menghasilkan listrik tetapi juga telah mampu menghasilkan Plutonium yang dapat

digunakan untuk penggunaan militer. Hingga pada tahun 1974 Kanada tidak lagi meneruskan

pengiriman tenaga ahli, informasi teknologi, bahan bakar dan peralatannya sebagai akibat adanya

kekhawatiran lemahnya pengawasan pada fasilitas tersebut.124

Sedangkan semenjak uji coba

nuklir India pada tahun 1974 proliferasi nuklir menjadi perhatian serius dunia internasional.

Untuk mendapatkan materi Plutonium yang dibutuhkan sebagai materi dasar senjata

nuklir, Pakistan membutuhkan fasilitas tambahan berupa fasilitas pemisahan Plutonium. Pada

akhir dekade 60-an Pakistan menadatangani kontrak kerjasama dengan British Nuclear Fuels

Limited (BNFL) dan Belgonucleaire untuk kerjasama pembuatan desain fasilitas BNFL yang

mampu memisahkan hingga 360 gram per tahunnya.

Ambisi Pakistan membangun fasilitas nuklir tidak berhenti hingga pada tahun 1973,

negara tersebut berhasil menandatangani kontrak kerjasama baru dengan perusahaan Saint-

Gobain Techniques Nouvelles (SGN) yang berasal dari Perancis.125

Kerjasama ini dibutuhkan

untuk membangun fasilitas dengan skala yang lebih besar dari KANUPP yaitu fasilitas yang

dikenal dengan nama Chasma. Fasilitas Cashma ini mampu menghasilkan 200 kg plutonium

setiap tahunnya.126

Namun upaya kerjasama ini tidak mampu terwujud lama setelah Presiden

Perancis, Giscard D‟Estaing secara tiba-tiba membatalkan kontrak pada tahun 1977. Sikap

123

Zafar Iqbal Cheema, Pakistan‟s Nuclear Use Doctrine and Command and Control, in Planning the Unthinkable:

How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical Weapons. Hal 57. 124

Zafar Iqbal Cheema, Pakistan‟s Nuclear Use Doctrine and Command and Control, in Planning the Unthinkable:

How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical Weapons. Hal 63-64 125

Bruno Tertrais, Not a „Wal-Mart‟, but an „Imports-Exports Enterprise‟: Understanding the Nature of the A.Q.

Khan Network, Strategic Insights, Volume VI, Issue 5, August 2007. 126

http://www.nti.org/facilities/111/ diakses pada 13 Juni 2014.

Page 48: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

38

Perancis ini merupakan hasil dari tekanan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui menteri

luar negerinya Henry Kissinger yang terus menekan Perancis untuk membatalkan kontrak kerja

samanya dengan Pakistan.127

Kekhawatiran AS ini didasarkan pada ketakutan akan upaya

pembuatan senjata nuklir oleh Pakistan. Jika saja kerjasama Pakistan-SGN berhasil maka Pakistan

akan menghasilkan materi plutonium yang cukup besar dan itu tentunya akan membahayakan jika

tidak mendapatkan pengawasan yang cukup.

Berakhirnya kerjasama dengan Kanada dan dilanjutkan dengan SGN membuat Pakistan

berusaha untuk mencari alternatif lain yaitu menggunakan HEU sebagai materi dasar. Upaya yang

ingin dicapai Pakistan ini tidaklah mudah mengingat dibutuhkannya teknologi yang cukup besar

yaitu adanya mesin pemutar atau sentrifugal untuk melakukan pengayaan uranium hingga

mendapatkan komposisi yang tepat.128

Teknologi ini dimiliki oleh ahli metalurgi asal Pakistan

Dr. Abdul Qadeer Khan yang bersedia membantu negaranya dalam teknologi mesin pemutar

ini.129

Khan memanfaatkan lemahnya pengawasan ekspor untuk mendapatkan komponen-

komponen dasar untuk membuat ultrasentrifugal secara terpisah dari berbagai negara.

Kemampuan Khan ini tentunya tidak lepas dari pengalaman yang dimilikinya ketika masih

bekerja pada URENCO yang merupakan kerjasama antara Belanda, Jerman dan Inggris.130

Pada

masa inilah Pakistan mampu untuk melakukan proses pengayaan dan pengembangan teknologi

nuklir di dalam negerinya sendiri dengan memanfaatkan potensi Khan.

B. Peranan Abdul Qadeer Khan dalam Pengayaan Uranium

127

Bruno Tertais, Ibid Hal 78. 128

Steve Weissman dan Herbert Krosney, The Islamic Bomb, Times Books, New York, 1981, hlm. 81. 129

Steve Weissman dan Herbert Krosney, The Islamic Bomb. Hal 83. 130

http://www.world-nuclear.org/info/Nuclear-Fuel-Cycle/Conversion-Enrichment-and Fabrication/Uranium-

Enrichment/ diakses pada 20 Juni 2014.

Page 49: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

39

Kemajuan nuklir Pakistan yang menarik perhatian dunia internasional saat ini tidak lepas

dari salah satu sosok yang sangat berperan atas lahirnya kemampuan negara tersebut

memproduksi sejumlah bahan utama pembuatan senjata nuklir. Dia adalah Dr. Abdul Qadeer

Khan.131

Lahir di Bhopal tahun 1936, Khan adalah warga India yang hijrah ke Pakistan paska

pemisahan tahun 1947. Setelah lulus dari sekolah di Karachi, ia kemudian melanjutkan studinya

ke Eropa pada tahun 1961.132

Saat di sana, Khan mengenyam pendidikan di Technische

Universität Berlin Barat, setelah itu ia menerima gelar master di bidang teknik metalurgi di Delft

University of Technology Belanda tahun 1967. Gelar Ph.D. dalam bidang metalurgi didapatnya

dari Universitas Katolik Leuven di Belgia pada tahun 1972.133

Usai lulus, Khan bekerja untuk laboratorium riset dinamik (FDO), anak perusahaan

Verenigde Machine-Fabrieken di Amsterdam Mei 1972. FDO adalah subkontraktor untuk Ultra-

Centrifuge Nederland (UCN) yaitu mitra tiga negara konsorsium Eropa dalam pengayaan uranium

(URENCO) yang terdiri dari Inggris, Jerman, dan Belanda.134

Selama bekerja di URENCO, Khan

menempati sejumlah posisi penting. Dia mendapat akses tak terbatas di perusahaan ini, termasuk

akses membuka begitu banyak dokumen rahasia teknologi sentrifugal gas dan pengayaan

uranium.135

Dalam seminggu bekerja dengan FDO, Khan mulai dikirim ke fasilitas pengayaan

UCN di Almelo, Belanda. Insinyur yang mampu berbicara dalam multi bahasa itu ditugaskan

untuk menerjemahkan dokumen teknis yang sangat rahasia yang menggambarkan penggunaan

131

http://www.famousscientists.org/abdul-qadeer-khan/ diakses pada 25 Juni 2014. 132

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1009243/Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014. 133

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1009243/Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014. 134

William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation,”New York Times,

February 12, 2004. 135

MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Defence Journal, May 2006, Hal 13.

Page 50: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

40

mesin sentrifugal secara rinci.136

Dalam perjalanannya, ia sering membawa pulang dokumen

tersebut dengan persetujuan FDO, meskipun ini juga merupakan pelanggaran prosedur normal.

Dalam dua tahun pertamanya, Khan bekerja mengoperasikan dua desain mesin sentrifugal yaitu

CNOR dan SNOR.137

Pada akhir tahun 1974, UCN meminta Khan untuk menerjemahkan

dokumen desain yang sangat rahasia untuk dua mesin Jerman, G-1 dan G-2. Ini mewakili

teknologi pengayaan industri yang paling canggih di dunia pada saat itu.138

Khan menghabiskan 16 hari selama satu bulan di bidang keamanan tertinggi fasilitas

Almelo selama ia belajar mesin tersebut.139

Selama periode ini, ia memiliki akses tanpa

pengawasan, dan tercatat berkeliaran di sekitar laboratorium, menulis catatan dalam naskah asing

tanpa ada upaya untuk menghentikannya atau menyelidiki kegiatannya dari pihak perusahaan.140

Usai menempuh studi dan memiliki pengalaman kerja di luar negeri, Khan kemudian

menulis surat yang ditujukan ke Perdana Menteri Pakistan pada bulan September 1974 yang berisi

menawarkan jasanya kepada Pakistan.141

Pada bulan Januari 1976, atas undangan Perdana

Menteri Zulfikar Ali Bhutto, ia tiba-tiba meninggalkan Eropa bersama keluarganya sebelum

spionasenya terdeteksi. Khan kemudian mengirim surat pengunduran diri kepada FDO dari

Pakistan yang efektif berlaku pada bulan Maret.142

Saat berada di Pakistan, Khan awalnya bekerja di bawah Komisi Energi Atom Pakistan

(PAEC) yang dipimpin oleh Munir Ahmad Khan. Sebuah fasilitas percontohan sentrifugal kecil

136

MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Hal 15. 137

MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Hal 18. 138

William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation. Hal 17. 139

William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation. Hal 19 140

William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation

Hal 22-24. 142

Synnott, Hillary, The Causes and Consequences of South Asia’s Nuclear Test, Oxford University Press, New

York, 1999.

Page 51: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

41

awalnya didirikan di Sihala, beberapa kilometer dari Islamabad.143

Pada bulan Juli 1976, Bhutto

memberi Khan kontrol secara otonom atas proyek pengayaan uranium. Ia berkewajiban

melaporkan langsung ke Perdana Menteri setiap hasil penelitian. Bhutto akhirnya memberi

keleluasaan kepada Khan membentuk tim sendiri. Tim itu bekerja di Kahuta, sebuah desa

terpencil di Pakistan. Fisikawan ternama Pakistan dari seluruh dunia dihimpun. Melalui

Engineering Research Laboratories (ERL), Khan diberi mandat mengembangkan Uranium

Enrichment Plant. Pembangunan sentrifugal pertama Pakistan pun dimulai tahun tersebut. Sejak

saat itu, PAEC di bawah Khan terus mengembangkan generasi pertama senjata nuklir Pakistan

pada 1980-an.144

Karena upaya Khan, Pakistan membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan U-235

yang kemudian mulai diproduksi secara masif. Menurut Khan dalam sebuah wawancara tahun

1998, pengayaan uranium pertama Pakistan dilakukan di Kahuta pada tanggal 4 April 1978.145

Pada tahun 1981, Pakistan telah memproduksi uranium dengan jumlah besar. Tanggal 28 dan 30

Mei 1998, Pakistan berhasil meledakkan enam bom nuklir.146

Tidak hanya itu, di bawah

kepemimpinan Khan, Pakistan berhasil melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah, Ghauri

I pada 6 April 1998 dan Ghauri II pada 14 April 1999.147

Dari laboratorium itulah Khan berperan besar dalam membentuk sistem pertahanan

Pakistan. Di antaranya adalah pengembangan rudal bahu anti jet tempur ANZA dan rudal jelajah

anti tank Baktar Shikan.148

143

Ibid Hal 14. 144

http://fas.org/nuke/guide/pakistan/nuke/ diakses pada 24 Juni 2014. 145

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, April 2004, Hal 168. Synnott,

Hillary, Ibid Hal 24. 146

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1009243/Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014. 147

Rodney W. Jones, Pakistan Nuclear Posture: Quest for Assured Nuclear Doctrine a Confecture, Regional Studies,

Vol. XVIII, No.2 Spring 2000, Hal 9. 148

Rodney W. Jones, Pakistan Nuclear Posture: Quest for Assured Nuclear Doctrine a Confecture. Hal 11.

Page 52: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

42

Sebuah penyelidikan keamanan Belanda kemudian mengungkapkan bahwa Khan

mungkin telah mengetahui banyak rahasia fasilitas UCN.149

Khan mengakui dirinya tidak

mengambil keuntungan dari pengalamannya bertahun-tahun bekerja pada proyek-proyek serupa

di Eropa dan kontrak di sana dengan berbagai perusahaan manufaktur. Ia bahkan membantah

terlibat dalam spionase nuklir.150

Atas berbagai bukti, Pengadilan Amsterdam menjatuhkan

hukuman in absentia pada tahun 1983 selama empat tahun penjara. Khan lantas mengajukan

banding atas tuduhan tersebut yang akhirnya membatalkan hukumannya .151

Ia menegaskan

bahwa program sentrifugal Pakistan adalah asli dan bahwa peralatan yang digunakan di dalamnya

dikembangkan dan diproduksi secara lokal. Pada tahun 1990, Khan menyatakan semua pekerjaan

penelitian merupakan hasil dari inovasi dan perjuangan sendiri. Khan mengaku tidak menerima

pengetahuan teknis dari luar negeri, namun demikian ia tidak menyangkal menggunakan buku,

majalah dan makalah penelitian dari negara lain.

Karir resmi Abdul Qadeer Khan berakhir pada Maret 2001, ketika ia dan Ketua PAEC

Ishfaq Ahmed tiba-tiba pensiun atas perintah Pervez Musharraf. Ia kemudian ditawari sebagai

Special Adviser to the Chief Executive on Strategic dan menjadi ketua di Khan Research

Laboratorium Affairs152

B. Pengembangan Persenjataan Missile Pakistan

Kemampuan yang dicapai oleh Pakistan dalam penguasan teknologi nuklir semakin

berkembang. Setelah mampu untuk menghasilkan HEU, Pakistan membutuhkan rudal yang

149

Mark Fitzpatrick, Nuclear Black Markets: Pakistan, A.Q. Khan and the Rise of Proliferation Networks : a Net

Assessment, Jurnal The International Institute for Strategic Studies (ISBN: 9780860792017). Hal 25. 150

Mark Fitzpatrick, Nuclear Black Markets: Pakistan, A.Q. Khan and the Rise of Proliferation Networks : a Net

Assessment. Hal 28 151

http://www.historycommons.org/context.jsp?item=us_plans_to_use_military_force_against_iran_400 diakses

pada 6 Juni 2014. 152

http://nuclearweaponarchive.org/Pakistan/AQKhan .html diakses pada 6 Juli 2014.

Page 53: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

43

mampu untuk membawa hulu ledak yang berisi nuklir. Kemampuan India yang terus berkembang

dalam hal pemilikan rudal mendorong Pakistan untuk berbuat hal yang sama. Khan pada tahun

1982 memberitahu kepada Presiden Zia ul Haq bahwa ia telah mampu untuk melakukan

pengayaan HEU dan sekarang ia ingin membuat rudal.153

Zia kemudian memberikan dukungan

dan pada akhirnya dua tahun kemudian perkerjaan ini telah selesai.

Pembuatan rudal pertama Pakistan diberi nama Hatf-1 yang memiliki daya jangkau 80 km.

Uji coba pertama kali pada April 1988 memperlihatkan kelemahan dari rudal jenis ini yang hanya

mampu mencapai jarak yang tidak memuaskan. Hatf-2 yang diuji coba pada waktu yang sama

dapat mencapai 300 km tetapi rudal jenis ini tidak dapat diandalkan dan pengembangan pun terus

berlanjut dengan lahirnya Hatf-3 yang memiliki kekurangan yang sama yaitu akurasi yang tidak

tepat.154

Kelemahan yang ditunjukkan pada rudal-rudal sebelumnya membuat Pakistan berusaha

untuk mengembangkan rudal jenis baru. PAEC memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan

Cina untuk pembelian rudal jenis M-11.155

Rudal ini diberi nama oleh Pakistan dengan sebutan

Shaheen yang berarti Burung Elang. Kemampuan menjelajah Shaheen-1 mencapai jarak 800 km

dengan daya angkut sebesar 500 kg.156

Sedangkan untuk Shaheen-2 memiliki kemampuan jarak

hingga 2000 km. Pada Juli 2000 PAEC mengklaim bahwa kedua jenis rudal ini telah memiliki

kemampuan untuk mengangkut nuklir (nuclear capable).157

153

Janet Wood, Nuclear Power, Stevenage, United Kingdom: The Institution of Engineering and Technology, 2007,

Hal 8. 154

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar

Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik. Hal 20. 155

Janet Wood, Nuclear Power, Stevenage. Hal 11. 156

Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia, Columbia

University press, New York. 2008. Hal 14 157

Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia. Hal 15.

Page 54: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

44

Jika PAEC bekerjasama dengan Cina, maka Khan mencari alternatif lain dalam upayanya

untuk pengembangan kemampuan rudal. Khan memilih rute yang berbeda dengan melakukan

pendekatan dengan Korea Utara. Korea Utara mengirimkan bagian dari rudal versi Nodong

sedangkan Pakistan mengirimkan uang dan beras sebagai imbalannya.158

Ghauri-1 diuji cobakan

pada April 2000 dengan daya jangkau mencapai 1500 km. Rudal ini diklaim mampu membawa

muatan sebesar 700 kg. Setelah mengadopsi teknologi dari Korea Utara ini, Pakistan mencoba

untuk mengembangkannya sendiri dengan berhasil memproduksi Ghauri-2 dan Ghauri-3 dengan

kemampuan masing-masing hingga 2000 dan 3000 km.159

Jarak seperti ini memberi kemampuan

bagi Pakistan untuk mencapai target di India. Ghauri-2 diuji coba pada 14 April 1999, tiga hari

setelah India melakukan uji coba rudal Agni-2. Ghauri-2 diluncurkan dari peluncuran di Dina,

sekitar 60 km Pakistan Timur Ibu kota Islamabad dan mendarat di Jiwani, di sebelah Barat

Propinsi Balochistan .160

Pesawat terbang yang dimiliki oleh Angkatan Udara Pakistan rata-rata digunakan untuk

meluncurkan senjata nuklir, khususnya pesawat tempur jenis F-16 buatan AS.161

Pesawat lainnya

seperti Mirage-V atau A5 buatan Cina juga mampu untuk digunakan tujuan tersebut. Beberapa F-

16 kemungkinan telah dimodifikasi untuk memiliki kemampuan meluncurkan nuklir yang

digunakan pada Skuadron 9 dan 11 di Sargodha, 160 km Utara Kota Lahore.162

F-16 memiliki

jangkauan 1600 km atau lebih dan dapat digunakan untuk mengangkut hingga 5450 kg secara

eksternal di bawah badan pesawat dan enam buah di bawah pusat sayap.163

158

Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia, Hal 17-18 159

Michael Quinlan, Thinking About Nuclear Weapons: Principles, Problems, Prospects, New York: Oxford

University Press, 2009, Hal 36. 160

Laporan Tahunan KBRI Islamabad Tahun 2000; Jilid II, Departemen Luar Negeri RI, Hal 8 161

Pakistan played a leading role in China‟s entry into the U.N., Ghulam Ali, “China‟s Seat in the United Nations:

An Analysis of Pakistan‟s Role”, IPRI Journal, vol. IV, no. 2 (Summer 2004). 162

Pakistan played a leading role in China‟s entry into the U.N., Hal 56. 163

Laporan Tahunan KBRI Islamabad Tahun 2000; Jilid II . Hal 12.

Page 55: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

45

C. Kerjasama Militer Pakistan dengan Cina

Sejak penandatanganan "Boundary Agreement" antara Cina dengan Pakistan pada 3

Maret 1963 menyangkut wilayah Jammu-Kashmir, hubungan kedua negara mengalami

perkembangan yang signifikan.164

Cina menjadi sekutu militer paling konsisten membela Pakistan

dalam segi pertahanan negara. Saat Pakistan dan India mengalami sanksi dari Amerika Serikat

akibat konflik tahun 1965, Cina menjadi satu-satunya negara yang bersedia melakukan kerjasama

militer dengan Pakistan.165

Sementara India masih terus mendapat bantuan dari sekutunya Uni

Soviet.166

Hubungan komprehensif antara Cina dengan Pakistan masih berlangsung beberapa

dekade setelah meletusnya konflik Indo-Pakistan. Yang paling signifikan, Cina ikut mendorong

agar Pakistan melakukan swasembada alat-alat militer ketimbang harus bergantung pada pasokan

senjata militer dari negara lain.167

Berkat bantuan dari Cina, Pakistan berhasil membangun

infrastruktur pertahanan yang memainkan peran penting dalam sektor pertahanan negara. Pakistan

juga mampu menyelesaikan sejumlah mega proyek dan joint venture (usaha bersama) dengan

bantuan China yang mencakup tiga dimensi dari angkatan bersenjata: Tentara, Angkatan Udara

dan Angkatan Laut.168

164

Mark W. Frazier, “China-India Relations since Pokhran II: Assessing Sources of Conflict and Cooperation”,16-

22 September 2000, http://www.nbr.org/publications/review/ vol3no2/essay.html 165

166

Fazal-ur-Rahman, “Pakistan‟s Relations with China”, Strategic Studies, Vol. XIX & XX, Nos. 4&1, Winter &

Spring 1998, Hal 72. 167

Fazal-ur-Rahman, “Pakistan‟s Relations with China”. Hal 73. 168

Urvashi Aneja, “Pakistan-China Relations: Recent Developments (Jan-May 2006)”, IPCS Special Report, June

26, 2006, Hal 2.

Page 56: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

46

Proyek bersama pertama yang dibangun di Pakistan adalah kompleks mekanik alat berat

diikuti oleh fasilitas produksi Pabrik Artileri dan Kompleks Aeronautical (tehnik penerbangan).169

Perusahaan bersama ini memproduksi berbagai persenjataan kecil dan menengah serta

menyediakan komponen penting untuk industri yang berhubungan dengan pertahanan.170

Kedua

negara bersama-sama menyelesaikan pesawat jet kursi ganda Karakoram-8 (K-8) yang

menggantikan Jet Tempur T-37 dan Super-7 (FC-1) yang telah dimakan usia.171

Cina dan

Pakistan juga berhasil melakukan ujicoba penerbangan pertama jet tempur JF Thunder

multifungsi selama kunjungan Kepala Udara Pakistan Marshal Tanvir Mahmood Ahmed ke China

pada bulan Mei 2006.172

Selain itu, Cina menjadi pemasok peralatan militer konvensional bagi

Pakistan. Pada tanggal 23 Mei 2006, Pakistan mendapat kucuran dana sebesar 600 juta Dollar AS

untuk kerjasama di bidang pertahanan, termasuk pembangunan empat Kapal Fregat untuk

Angkatan Laut Pakistan serta peningkatan kemampuan Kapal Dockyard (Galangan) Karachi dan

transfer teknologi untuk produksi armada permukaan laut yang lebih modern.173

Hubungan kedua negara sempat diusik dengan laporan yang menyebutkan bahwa Cina

telah membantu Pakistan dalam pengembangan rudal dan program nuklir. Akan tetapi tuduhan

tersebut dibantah keras oleh Pakistan dan China. Selama pertengahan 1990an, Amerika Serikat

sempat memberlakukan sanksi terhadap Cina dan Pakistan atas dugaan kerjasama gelap.174

China

didakwa menyediakan 500 ring magnet (bahan dasar pembuatan rudal) dan mentransfer rudal M-

169

Urvashi Aneja, “Pakistan-China Relations. Hal 5. 170

John W. Garver, Protracted Contest: Sino-Indian Rivalry in the Twentieth Century, Seattle: University of

Washington Press, 2001, Hal 24. 171

John W. Garver, Protracted Contest: Sino-Indian Rivalry in the Twentieth Century. Hal 26. 172

http://english.peopledaily.com.cn/200605/09/eng20060509_263917.html diakses pada 2 Juli 2014. 173

http://defence.pk/threads/pak-china-finalise-usd-600-million-defence-deal.1285/ diakses pada 2 Juli 2014. 174

Tarique Niazi, “Thunder in Sino-Pakistan Relations”, China Brief,Vol.6,Issue. 5 (March 2, 2006), Hal 1.

Page 57: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

47

11 yang mampu membawa hulu ledak nuklir.175

Namun Pakistan mengklaim bahwa mereka

mengembangkan nuklir dan program rudal tanpa bantuan Cina.176

Meski demikian, Cina tidak membuat perubahan dramatis dalam kebijakan nuklirnya dan

telah menyatakan ingin membantu Pakistan dalam memenuhi kebutuhan energi. Selama

kunjungan Presiden Musharaf pada Februari 2006, Cina menandatangani kesepakatan untuk

kerjasama dalam aplikasi energi nuklir tujuan damai, meskipun Barat mencurigai kerjasama

tersebut memiliki motif militer.177

Komitmen Beijing dalam memperhatikan kebutuhan

pertahanan Islamabad sangat dihargai oleh rakyat Pakistan.

Semenjak intensitas hubungan dengan Cina, AS kurang mendapat simpati dari masyarakat

Pakistan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Pakistan telah menghadapi sanksi pada saat-saat

yang sangat kritis.178

Justru Beijing muncul dengan tawaran kerjasama serta menginginkan

Islamabad mencapai kemandirian di bidang pertahanan.179

Bantuan Cina juga termasuk

penyediaan suku cadang, menyiapkan fasilitas lokal yang overhaul, produksi lisensi, fasilitas

pelatihan dan sejumlah joint venture.180

Pada tahun 2001 Pakistan dan China mengadakan

kerjasama dalam uji coba penggunaan Al Khalid MBT-2000/2000 Type Main Battle Tank yang

kemudian diproduksi dalam negeri.181

Berbeda dengan Amerika Serikat, Cina tidak pernah mengaitkan bantuan dengan isu-isu

internal Pakistan seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, dan lain-lain.182

Cina selalu

menahan diri mencampuri urusan internal Pakistan. Meski di awal 1990-an, AS memberlakukan

175

Tarique Niazi, “Thunder in Sino-Pakistan Relations”, Hal 4. 176

Protracted Contest: Sino-Indian Rivalry in the Twentieth Century, Ibid Hal 35. 177

http://www.strategycenter.net/research/pubID.92/pub_detail.asp diakses pada 2 Juli 2014. 178

http://www.strategycenter.net/research/pubID.92/pub_detail.asp diakses pada 2 Juli 2014. 179

Robert Hewson, “Sino-Pakistani fighter improved,” Jane‟s Defence Weekly, December 7, 2005 180

Robert Hewson, “Sino-Pakistani fighter improved,” Hal 49. 181

Robert Hewson, “Sino-Pakistani fighter improved,” Hal 54. 182

Pakistan‟s Relations with China, Ibid Hal 84.

Page 58: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

48

sanksi terhadap Pakistan dan Cina untuk dugaan kerja sama mereka dalam teknologi nuklir dan

rudal, hubungan Cina dengan Pakistan tidak lantas menyerah pada tekanan.183

Faktor-faktor ini

jelas meningkatkan status China dalam perhitungan Pakistan. Menurut Perdana Menteri Pakistan

Yousaf Raza Gillani, dukungan militer Cina untuk Pakistan telah meningkatkan kepercayaan diri

negara tersebut dalam memperkuat kemampuan pertahanan Pakistan.184

Pada tahun 2011, Pakistan dan China kembali melakukan kerjasama dalam bidang

militer yaitu mengenai konfirmasi Pakistan yang menyatakan akan membeli rudal Cina dan

sistem penerbangan untuk melengkapi JF-17 jet tempur Guntur sebanyak 250 unit untuk

memperdalam kerjasama militer dengan Beijing.185

Kerjasama militer ini sangatlah menunjang

persenjataan milik Pakistan yang ingin bersaing dengan India di Kawasan Asia Selatan. Transfer

senjata yang dilakukan antara Pakistan dan China antara lain: Towed gun, Fighter aircraft, FGA

aircraft, Anti-ship missile, Fire control radar, Airs search radar, ASW helicopter, SAM (Surface

to air missile), BVRAAM (Beyond Visual Range Air to Air Missile), SRAAM (Short Range

Attack Missile), guided bomb, Arty locating radar, Aircraft EO system, AEW & C aircraft,

portable SAM, Anti-tank missile, ARV (Armed Response Vehicle), Tank, Frigate, Self propelled

MRI, dan Submarine.186

Kerjasama bilateral antara Pakistan dan China sangatlah rutin dilakukan sebagai bentuk

keseriusan China dalam membantu Pakistan dalam mengembangkan persenjataanya. Kembali lagi

bahwa peningkatan persenjataan yang dilakukan oleh Pakistan yang dibantu China merupakan

lanjutan persaingan senjata dengan India. Konflik Kashmir adalah pusat dari persaingan

persenjataan yang terjadi antara Pakistan dan India. Menurut pejabat tinggi militer Pakistan Feroz

183

Sino-Pakistani fighter improved. op.cit Hal 74. 184

http://www.youlinmagazine.com/article/pakistan-china-relations-strategic-partners-in-the-21st-century/OA 185

http://www.asian-defence.net/2011/04/pakistani-jf-17-thunder-or-blunder.html diakses pada 14 Juni 2014. 186

Laporan SIPRI Bookyear 2011, Armaments, Disarmament and International Security Hal 18.

Page 59: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

49

Khan, dengan adanya suplai senjata yang dilakukan oleh China, maka Pakistan sangat terbantu

dalam persaingan melawan India.187

3.2 Perkembangan Kekuatan Nuklir Pakistan-India (2008-2012)

A. Kapabilitas Nuklir Pakistan

Keberadaan nuklir Pakistan mengalami perkembangan signikan pasca negara tersebut

berhasil memproduksi weapon grade-Uranium tahun 1984.188

Menurut catatan International

Panel on fisil Material (IPFM) yang dipublikasi pada Januari 2013, ketersedian bahan fisil HEU

milik Pakistan mencapai tiga ton yang diperoleh dari fasilitas sentrifugal di Kahuta.189

Dari

laporan tersebut pula, Pakistan berhasil memproduksi non-civilian Plutonium atau sering disebut

weapon-grade Plutonium sebesar 0.15 ton yang digunakan sebagai bahan utama hulu ledak

nuklir.190

Sementara Data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI)

menyatakan Pakistan menempati urutan keenam sebagai negara yang memiliki hulu ledak

terbanyak di dunia dengan jumlah 100-120 unit. Amerika Serikat dan Rusia masing-masing

memiliki 7.700 dan 8.500 hulu ledak sementara Inggris, Prancis dan Cina dengan 225, 300 dan

250 hulu ledak.191

Pakistan saat ini dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan senjata nuklir yang sangat

cepat dari segi kuantitas. Diperkirakan negara tersebut mampu memproduksi hulu ledak berbahan

fisil sebanyak 30 unit per tahun.192

Para pengamat mengkhawatirkan Amerika Serikat yang

187

Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama 1993 Hal 78. 188

Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia, Hal 23. 189

Laporan Global Fissile Material 2013: Increasing Transparency of Nuclear Warhead and Fissile Material Stocks

as a Step toward Disarmament. Hal 10-11. 190

Laporan Global Fissile Material 2013: Increasing Transparency of Nuclear Warhead and Fissile Material Stocks

as a Step toward Disarmament. Hal 13-15. 191

SIPRI Yearbook 2013 : Armaments, Disarmament and International Security Hal 14. 192

Bruno Tertrais, Pakistan‟s Nuclear Programme: a Net Assessment, Paris: Fondation pour la

Page 60: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

50

pernah menjadi sekutu Pakistan, semakin kehilangan pengaruh serta kontrolnya dalam menekan

jumlah nuklir Islamabad.193

Hal ini terlihat dari hubungan yang memburuk antara kedua negara

dimana Pakistan dianggap sebagai negara yang mendukung aksi kelompok jihadis serta

kecurigaan Pakistan atas aksi Amerika yang melakukan pemantauan lewat pesawat tampak awak

pada tahun 2011.194

Apalagi, ketergantungan intelijen Pakistan terhadap Washington semakin

menurun pasca keputusan Amerika menarik pasukannya tahun 2014.

Tabel 1: Daftar Negara dengan Inventaris Hulu Ledak Nuklir195

Kekuatan Nuklir Dunia 2013

Negara Hulu Ledak yang

Dikerahkan

Hulu Ledak Lainnya Total Inventaris

Amerika

Rusia

Inggris

Perancis

China

India

Pakistan

Israel

Korea Utara

Total

2.150

1.800

160

290

-

-

-

-

-

4.400

5.550

6.700

65

10

250

90–110

100–120

80

12.865

7.700

8.500

225

300

250

90–110

100–120

80

6-8 ?

17.270

Semua perkiraan didasarkan pada Januari 2013.

Sebagian bahan fisil Pakistan diperoleh dari reaktor di Khusab dengan daya 50 MWt

yang beroperasi pada awal tahun 1998.196

Pakistan juga sedang membangun sebuah reaktor di

Recherche Strate´gique (FRS), June 13, 2012 Hal 27. 193

Windrem, Robert. “Pakistan‟s Nuclear History Worriers Insiders”

http://www.nbcnews.com/id/21660667/ns/nbc_nightly_news_with_brian_williams/t/pakistans-nuclear-history-

worries-insiders/ Diakses pada 9 Juli 2014. 194

“US drone strike kills 10 in Pakistan, Islamabad intelligence officials say”

http://www.foxnews.com/world/2014/06/12/us-drone-strike-kills-10-in-northwest-pakistan-islamabad-intelligence-

officials/ diakses pada 24 Juni 2014. 195

SIPRI Yearbook, Hal 18. 196

“Weapons of Mass Destruction (WMD),

Khusab“http://www.globalsecurity.org/wmd/world/pakistan/khushab.htm diakses pada 17 Juni 2014.

Page 61: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

51

daerah yang sama dengan nama Khusab II.197

Kapasitas dari reaktor kedua yang sedang

dibangun di Khushab tersebut masih belum pasti. Sebuah perkiraan menyebutkan bisa mencapai

daya 1.000 MWt, yang memungkinkan untuk menghasilkan sebanyak 200 kg weapon grade-

plutonium per tahun.198

Data pasti terkait jumlah ketersediaan bahan fisil Pakistan sulit untuk

dilancak namun beberapa analis berpendapat di akhir tahun 2003 saja, Pakistan telah memiliki

persedian 1100 Kg HEU, jika produksi berlanjut dengan 100 kg pertahun, maka akhir tahun 2012

Pakistan telah memiliki 2.600 Kg weapon grade uranaium.199

Kemajuan yang diperoleh Pakistan di bidang pengayaan uranium juga diikuti dengan

perkembangan alat pembawa hulu ledaknya. Sejak uji coba Rudal Hatf pertama dengan daya

jelajah 80 km pada tahun 1983, Islamabad terus melakukan pemutakhiran serta transfer teknologi

dari negara lain demi menunjang kapabilitas rudal yang diinginkan.200

Negara tersebut pernah

terlibat kerjasama dengan Cina dalam pembelian rudal M-11 yang ditempatkan di Sarghoda dan

Kharian.201

Berbagai varian rudal terus dikembangkan dan yang terbaru pada Mei 2012, Pakistan

melakukan uji coba short range missile dari jenis Hatf IX (Nasr) dengan jangkauan 60 km yang

dapat membawa hulu ledak nuklir. Peluncuran rudal tersebut merupakan respon atas aksi serupa

yang dilakukan oleh India dalam mengembangkan varian Rudal Agni V.202

Dengan suksesnya

peluncuran rudal tersebut, eksistensi Tactical Nuclear Weapon (TNW) Pakistan kian memberikan

gambaran ancaman serius terhadap India bahwa Pakistan telah siap dengan segala kemungkinan

197

“Weapons of Mass Destruction (WMD),

Khusab“http://www.globalsecurity.org/wmd/world/pakistan/khushab.htm diakses pada 17 Juni 2014. 198

Hans M. Kristensen and Robert S. Norris, "Pakistan's Nuclear Forces, 2011," Bulletin of the Atomic Scientists,

Vol. 67 No. 4, July/August 2011 Hal 29. 199

Hans M. Kristensen and Robert S. Norris, "Pakistan's Nuclear Forces, 2011. Hal 31. 200

Hans M. Kristensen and Robert S. Norris, "Pakistan's Nuclear Forces, 2011. Hal 31. 201

Brian Cloughley, “India‟s and Pakistan‟s Nuclear Pluge-The Hardware Opportunities and Challenges”, Asia

Pacific Defence Reporter, Vol XXIV, No.5, Agustus/September 1998, Hal 8. 202

http://www.intelijen.co.id/pakistan-ujicoba-rudal-berkemampuan-nuklir/ diakses pada 01 Juli 2014.

Page 62: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

52

yang lebih buruk dalam menghadapi India terkait perang terbuka.203

Meski demikian, Feroz Khan,

mantan pejabat sekretariat tenaga nuklir Strategic Plans Division (SPD) menegaskan bahwa

keberadaan Hatf IX dimaksudkan untuk meningkatkan pencegahan konvensional untuk

menghalangi pasukan lawan saat melakukan penyerangan pada tingkat taktis.204

Pada September 2012, Pakistan juga sedang mengembangkan sistem peluncuran rudal

melalui fasilitas angkatan laut. Nantinya, rudal-rudal milik Pakistan dapat dimobilisasi dengan

kapal militernya serta diterbangkan di atas permukaan laut dengan daya akurasi tinggi guna

meningkatkan kapasitas operasionalnya.205

Tabel 2: Potensi Kekuatan Nuklir Pakistan206

Tipe Jumlah Jangkau

an

Daya

Angkut

Negara Asal

Pesawat Tempur

-A5

-Mirage III/5

-F 1

116

200

600 Km

500 Km

850 Km

1.750 Km

3.500 Km

2.500 Km

Cina

Perancis

AS

Rudal Berbasis

Darat

-M 11

-Hatf 1

-Hatf 1A

-Hatf 2

-Hatf 3

-Hatf 4

-Ghauri

-Shaheen II

Status

Disimpan

18

n/a

Pengembangan

Pengembangan

Pengembangan/Ujico

ba

Pengembangan

Pengembangan

80 Km

100 Km

150 Km

400 Km

750 Km

1.200

Km

2.000

Km

Pakistan/Perancis

Pakistan/Perancis

B. Perkembangan Nuklir India (2008-2012)

203

Brian Cloughley, Ibid Hal 9. 204

http://csis.org/files/publication/TWQ_13Summer_Joshi.pdf diakses pada 01 Juli 2014. 205

http://defence.pk/threads/the-pakistan-navy-transformation-from-fledgling-force-to-a-fighting-machine.263742/

diakses pada 30 Juni 2014. 206

Center for strategic and international studies, The Military Balance In Asia: 1990-2011, A Quantitative Analysis,

May 16, 2011 , Hal 74.

Page 63: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

53

Saat ujicoba pertama di Pokhran pada 18 Mei 1974, daya ledak nuklir India dengan 4-6

Kiloton plutonium dilaporkan telah mampu membentuk kawah seluas radius 80 meter dengan

kedalaman 10 meter.207

Dengan salah satu dari enam reaktor penelitiannya saja, India berhasil

memproduksi 25 kg plutonium setiap tahunnya.208

Data dari Nucleonics Week memperkirakan

India memiliki inventaris plutonium sekitar 285 kilogram yang cukup untuk memproduksi 40

buah bom.209

Sementara itu laporan SIPRI tahun 2012 menyebutkan hulu ledak nuklir India telah

menembus angka 90 sampai 110 buah dengan ketersediaan 500 kg bahan fisil Plutonium.210

Angka tersebut kemungkinan bisa bertambah karena India bukan anggota yang menandatangi

perjanji profelirasi nuklir sehingga sulit melacak angka pasti kepemilikan hulu ledak India.211

Material plutonium untuk senjata nuklir atau weapon grade-Plutonium India

kemungkinan besar diperoleh dari dua reaktor riset yakni CIRUS dengan kapasitas 40 MWt dan

Dhruva 100 MWt yang mulai beroperasi pada tahun 1963 dan 1988.212

Namun reaktor CIRUS

tahun 2010 dihentikan dengan pertimbangan masa operasi yang telah memasuki kadaluarsa serta

atas negosiasi dengan Amerika Serikat.213

Di tahun 2008, program nuklir India mengalami perkembangan signifikan setelah negara

tersebut diizinkan menjalin hubungan dagang internasional dengan negara anggota rezim Nuclear

Suppliers Group (NSG) yang merupakan hasil dari tindak lanjut kerjasama dengan Amerika

Serikat pada tahun 2005.214

Sebagai imbalannya, New Delhi setuju membuka informasi terkait

207

http://fas.org/nuke/guide/india/nuke/first-pix.htm diakses 28 Juni 2014. 208

Hans M. Kristensen and Robert S. Norris, "Pakistan's Nuclear Forces, 2011. Hal 37. 209

Harry Sachianis, Atoms for Peace at 50: The legacy and the future, Nucleonics Week, Volume 44, December 11,

2003 Hal 28. 210

SIPRI Yearbook 2013 : Armaments, Disarmament and International Security Hal 14. 211

“Status of World Nuclear Forces” http://fas.org/issues/nuclear-weapons/status-world-nuclear-forces/ diakses pada

20 Juni 2014. 212

SIPRI Yearbook 2013 : Armaments, Disarmament and International Security. Hal 17. 213

http://gulfnews.com/pm-to-announce-cirus-reactor-shutdown-1.227832 diakses pada 28 Juni 2014. 214

http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/India/ diakses pada 20 Juni 2014.

Page 64: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

54

fasilitas dan perlindungan nuklirnya yang diklasifikasikan sebagai nuklir tujuan sipil. Akhirnya,

perjanjian perlindungan bagi fasilitas nuklir sipil disepakati antara India dan Badan Energi Atom

Internasional (IAEA) pada bulan Februari 2009.215

Akhir Juli 2010, India dan Amerika Serikat

menandatangani perjanjian bilateral yang memungkinkan India untuk memproses ulang bahan

nuklir di dua fasilitas pemrosesan terbaru yang akan dibangun dan ditempatkan di bawah

pegawasan IAEA.216

Selain aktif menjalin kerjasama dengan anggota NSG, India juga ikut menandatangani

perjanjian kerjasama nuklir dengan Rusia, Perancis, Inggris, Korea Selatan, Kanada, Argentina,

Kazakhstan, Mongolia, dan Namibia.217

Pada bulan Oktober 2009, New Delhi mengidentifikasi

dua lokasi di negara bagian Gujarat dan Andhra Pradesh yang bisa dijadikan sebagai lokasi

reaktor yang akan dibangun oleh GE Hitachi dan Westinghouse.218

Namun, mengingat kendala

pada perjanjian yang diberlakukan oleh hukum sipil nuklir India, tidak jelas apakah perusahaan-

perusahaan AS akan menjalin setiap transaksi pasokan reaktor dengan India. Meski demikian,

ambisi India mengembangkan senjata nuklir tampaknya belum surut. Hal ini terbukti dengan

sejumlah uji coba dan pengembangan rudal yang dilakukan New Delhi.

Dimulai tahun 1975 di mana negara tersebut berhasil mengembangkan teknologi rudal

untuk meluncurkan satelit, tiga tahun berikutnya India telah mampu menempatkan satelit Rohni

D-2 di orbit luar angkasa yang menjadi pijakan bagi kemajuan missile ballistic-nya. India berhasil

memproduksi rudal Pritvi dengan kapasitas muatan 1500 kg dan berdaya jangkau 150 km.219

215

“India Safeguards Agreement Signed, http://www.iaea.org/newscenter/news/2009/indiaagreement.html diakses

pada 18 Juni 2014. 216

http://www.cfr.org/india/us-india-nuclear-deal/p9663 diakses pada 20 Juni 2014. 217

“Nuclear Power in India” http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/India/ diakses pada

20 Juni 2014. 218

http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/India/ diakses pada 20 Juni 2014. 219

Kamal Matinuddin, “Nuclearisation of South Asia Implication and Prospect”, Regional Studies, Vol.XVI, No.3,

Summer 1998, Hal 21.

Page 65: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

55

Beberapa daerah Penting Pakistan seperti Islamabad, Lahore, Faisalabad, dan Rawalpindi masuk

dalam sasaran Prithvi-1. menurut Dr. Maleeha Ladhi, Prithvi dapat mencakup sekitar 60-65

persen dari wilayah Pakistan, dan pada kenyataannya mayoritas dari rakyat Pakistan mendiami

wilayah perbatasan.220

Selain itu, India mengembangkan rudal Sagarika dengan jangkauan 300 km yang dapat

diluncurkan dari kapal selam.221

Agni yang merupakan rudal jarak menengah menjangkau 2000

km dan daya angkut lebih besar yaitu 1000 kg. Bahkan India mengembangkan pula rudal antar

benua (ICBM) dengan nama Surya dengan jangkauan 12.000 km.222

Tabel 3: Potensi Kekuatan Nuklir India223

Tipe Jumlah Jangkauan Daya

Angkut

Negara

Asal

Pesawat Tempur -

Jaguar

-MIG 27

-MIG 29

-Su 30

-Mirage 2000

116

200

74

8+

42

2.600 Km

1.100 Km

1.500 Km

3.000 Km

1.850 Km

4.750 Km

4.000 Km

3.000 Km

8.000 Km

6.300 Km

Inggris

Rusia

Rusia

Rusia

Rusia

Land Based Missiles

-Prihtvi I SRBM 150

-PrihtviII SRBM 250

-Prithvi III SRBM

350

-Agni V

-Surya

StatusOperasional

Pengembangan/Uji

coba

Pengembangan

Pengembangan/Uji

coba

Pengembangan

150 km

250 km

350 km

5.000 km

12.000 km

1.000 kg

500 Kg

500 Kg

1.000 Kg

n/a

India/Soviet

India/Soviet

India/Soviet

India/AS/Pra

ncis

India

Peluncur Rudal

Balistik

-Sagarika

Produksi

300 Km

500 Kg

India juga telah memulai pengembangan sistem pertahanan terhadap rudal atau missile

defense system yang diberi nama Theatre Missile Defense (TMD). Secara umum TMD bertugas

220

Kamal Matinuddin, “Nuclearisation of South Asia Implication and Prospect”. Hal 25. 221

Kamal Matinuddin, “Nuclearisation of South Asia Implication and Prospect”. Hal 28. 222

http://thediplomat.com/2013/09/india-is-developing-its-first-real-icbm/ diakses pada 11 Juni 2014. 223

Kewal Krishan Nayyar, National Security: Military Aspects, Michigan University Press, 2009. Hal 28.

Page 66: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

56

untuk mendeteksi ancaman serangan rudal dan memberi peringatan dini sebelum rudal musuh

menghancurkan target.224

Fungsi ini dilakukan dengan membangun radar yang memakai

teknologi array radar.225

Selain itu TMD juga memiliki kemampuan untuk menghentikan peluru

kendali lawan yang akan menghancurkan target, dengan cara menembakkan Arrow-Anti-Tactical

Balistic Missile (ATBM) ke arah rudal lawan yang sedang menuju target.226

TMD diantaranya

menggunakan akash, yang memiliki leknologi rudal Uni Soviet SA-6, untuk menangkal serangan

rudal musuh.227

Akash merupakan low to medium altitude multi target surface to air missile, yang

memiliki kemampuan jarak tembak sejauh 27 km dengan kecepatan 2 mach.228

Akash dilengkapi

dengan Radar Rajendra yang dapat mendeteksi musuh dalam jarak 50 km, dan menembakkan

empat rudal secara bersamaan setelah sasaran terkunci.229

Saat ini Akash sedang mengalami

upgrade untuk mampu menangkal peluru kendali lawan jarak 2.000 km. Akash sangat efektif

untuk menembak pesawat tempur musuh dan rudal balistik jarak pendek. Teknologi TMD

diperoleh tersebut dari Rusia dan Israel.230

Namun demikian, menurut Charles C. Swicker dari

Center for Naval Warfare Studies, TMD diragukan dapat menangkal seluruh peluru kendali saat

terjadi serangan rudal.231

224

Kewal Krishan Nayyar, National Security: Military Aspects. Hal 29. 225

Frank O‟ Donnell and Yogesh Joshi, “ India‟s Missile Defense: Is the Game Worth the Candle?”

http://thediplomat.com/2013/08/indias-missile-defense-is-the-game-worth-the-candle/ diakses pada 28 Juni 2014. 226

Stephen Peter Rosen, Societies and Military Power: India and Its Armies. Cornell studies in security affairs,

1996. Hal 24. 227

Siddharth Srivastava, "India and the US talk missile defense"

http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/KA15Df01.html diakses pada 25 Juni 2014. 228

Kewal Krishan Nayyar, National Security: Military Aspects. Hal 35. 229

Stephen Peter Rosen, Societies and Military Power: India and Its Armies. Hal 28. 230

http://www.airforce-technology.com/projects/akash-surface-to-air-missile-system/ diakses pada 24 Juni 2014. 231

https://www.usnwc.edu/Publications/Naval-War-College-Press/-Newport-Papers/Documents/14.pdf

Page 67: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

57

Pada tahun 2012, India telah melakukan uji coba rudal seri Agni V yang dapat

menjangkau Beijing dan Eropa dengan daya jangkau 5.000 km.232

Juru bicara Organisasi Riset

dan Pembangunan Pertahanan India, Ravi Kumar Gupta mengatakan rudal tersebut bisa mencapai

sasaran dalam lintasan yang ditetapkan serta memenuhi seluruh tujuan misi.233

Menurut Shasank Josi, jika 30 kiloton saja kekuatannya sama dengan dua kali kekuatan

bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, maka daya hancur satu bom nuklir India diprediksi

kekuatan hancurnya empat kali kehancuran Hiroshima.234

Padahal India diyakini memiliki hingga

110 hulu ledak nuklir yang dapat ditaruh di rudal Agni, yang berarti sekitar 440 kali kehancuran

Hiroshima.235

Baik India maupun Pakistan kemudian sama-sama diperkuat oleh kekuatan militer yang

dimilikinya. Hal ini guna menunjang program nuklir masing-masing negara. Di tahun 2012, India

tercatat memiliki personil militer aktif sebanyak 3.467.821 kombatan sementara Pakistan

didukung oleh 1.434.000 militer aktif.236

Selain itu, India memiliki 4117 Main Battle Tank dan

Pakistan dengan jumlah 2656 unit. Kedua negara juga memiliki pertahanan laut yang relatif

hampir sama kuat. India memiliki 13 Kapal Fregrat sementara Pakistan dengan 9 unit Kapal

Fregrat.237

232

“Agni-V missile successfully test launched from Wheeler Island off Odisha coast”

http://timesofindia.indiatimes.com/india/Agni-V-missile-successfully-test-launched-from-Wheeler-Island-off-

Odisha-coast/articleshow/22594796.cms diakses pada 28 Juni 2014. 233

Natalia Santi, “India Uji Coba Rudal Berkemampuan Nuklir Agni-V”

http://www.tempo.co/read/news/2013/09/15/118513515/India-Uji-Coba-Rudal-Berkemampuan-Nuklir-Agni-V

diakses pada 25 Juni 2014. 234

Shasank Joshi “India Nuclear Choice” http://timesofindia.indiatimes.com/home/opinion/edit-page/Indias-

nuclear-choices/articleshow/12825780.cms diakses pada 29 Juni 2014. 235

Newsweek, 25 Mei 1998, Hal 32. 236

Center for strategic and international studies, The Military Balance In Asia: 1990-2012, A Quantitative Analysis,

May 16, 2012 , Hal 74 237

Center for strategic and international studies, The Military Balance In Asia: 1990-2012. Hal 78

Page 68: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

58

Tabel 4: Perbandingan Militer Pakistan-India Tahun 2012238

Kekuatan Militer India Pakistan

Total Personil Militer

-Aktif

-Cadangan

Kekuatan Para Militer

-Tank Tempur Utama (MBT)

-Helikopter

-Kapal Selam

-Kapal Taktik Fregat

-Kapal Patroli dan Tempur

Pantai

-Pesawat Terbang

3.467.821

1.325.000

2.142.821

1.300.586

4117

222

16

13

22

92

1.434.000

617.000

513.000

304.000

2656

182

8

9

20

12

238

Ibid Hal 75.

Page 69: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

59

BAB IV

Kepentingan Pakistan dalam Mengembangkan Nuklir (2008-2012)

Implementasi energi material fisil ke arah militer yang dilakukan Pakistan sebenarnya

memiliki kepentingan yang sama seperti India. Merujuk pada penjelasan bab II dan III, kedua

negara tersebut sama-sama pernah mengalami pengalaman buruk dalam menghadapi perang.

India mengalami kekalahan atas Cina pada tahun 1962, sementara Pakistan harus mengakui

superiotas India pada perang tahun 1947, 1965 dan 1971. Maka atas dasar tersebut,

pengembangan strategi nuklir Pakistan atas India memiliki beberapa kepentingan yang hendak

dicapai.

Ada tiga kepentingan Pakistan mengembangkan nuklir menghadapi India selama periode

2008 hingga 2012, yaitu 1. Untuk menghadapi India, 2. Perebutan Wilayah Kashmir, dan 3.

Internasionalisasi Isu Kashmir.

A. Memperoleh Kedaulatan Atas Wilayah Kashmir

Eksistensi wilayah Kashmir bagi Pakistan memiliki arti yang sangat penting bagi

kepentingan nasional negara tersebut. Sebagaimana dijelaskan pada bab II, wilayah Kashmir

diapit oleh beberapa hulu sungai yang menjadi sumber air baik bagi Pakistan maupun India.

Heartland advantage atau keuntungan utama yang dapat diperoleh jika Pakistan mampu

mempertahankan bahkan menguasai sebagian Wilayah India atas Kashmir diantaranya sumber

daya air dan hutan serta populasi muslim.

Diantara enam aliran sungai yang melewati wilayah Pakistan, lima sumber air berada di

wilayah India atas wilayah Kashmir. Kelima sungai tersebut adalah Saltuj, Beas, Chenab, Ravi

Page 70: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

60

dan Jhelum. Sementara sungai Indus sepanjang 3.180 kilometer bersumber di wilayah Tibet,

mengalir melewati wilayah Kashmir, baru kemudian melewati wilayah Pakistan.239

Diagram 1.1 : Potensi Hydroelectric di Wilayah India over Kashmir240

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa potensi hydroelectric yang bisa dimanfaatkan di

wilayah Kashmir cukup besar. Pembangunan hydroelectric di sepanjang aliran sungai Chenab

berpotensi menghasilkan sumberdaya energi paling tinggi mencapai 10.360 MWs, disusul

pembangunan di sepanjang aliran sungai Jehlum mencapai 3560 MWs, Sungai Indus sebesar

2060 MWs, Ravi sebesar 500 MWs. Proyek hydropower ini sangat berpotensi terutama untuk

mendorong sektor sosial ekonomi di wilayah Kashmir.241

Rencana pembangunan jangka panjang

ini diperkirakan berpotensi memenuhi kebutuhan suplai energi India. Lebih lanjut

239

Rashid, U. H. “Possible Indo-Pak tension on Indus water sharing?” dalam The Daily Star Web Edition Vol.4 No.

80. 2003. 240

“Salal hydro power project, Jammu & Kashmir, India “ http://ejatlas.org/conflict/salal-hydro-power-project-

jammu--kashmir-india diakses pada 15 Juli 2014. 241

“Salal hydro power project, Jammu & Kashmir, India “ http://ejatlas.org/conflict/salal-hydro-power-project-

jammu--kashmir-india diakses pada 15 Juli 2014.

Page 71: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

61

pengembangan teknologi ini diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan energi Pakistan serta

menimbulkan ketergantungan energi bagi Pakistan.

Raina A.N sebagaimana dikutip Finsa menjelaskan sumberdaya air mendukung wilayah

India over Kashmir yang subur dan padat penduduk. Air di wilayah India over Kashmir

menunjang sumber daya hutan. Wilayah India over Kashmir memiliki hutan yang luas dan lebat.

Hutan menyediakan kayu serta bahan bakar. Sehingga dari sinergi sumberdaya alam dan

kepadatan penduduk dimungkinkan pengembangan sektor industri dan pertanian dan

peternakan.242

Keinginan Pakistan untuk mendapatkan potensi-potensi tersebut diperkuat dengan

kondisi domestik Pakistan sejak akhir tahun 1980an. Pakistan mencatat peningkatan

pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup tinggi. Peningkatan ini sudah dirasakan sejak masa

Perang Dingin hingga saat ini. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab I, populasi Pakistan

di tahun 2012 telah mencapai angka 200 juta jiwa lebih.

242

Bose, Sumantra. Contested Lands: Israel–Palestine, Kashmir, Bosnia,Cyprus, and Sri Lanka. London: Harvard

University Press. 2007.

Page 72: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

62

Gambar 2 : Grafik Pertumbuhan penduduk Pakistan243

Dengan semakin besarnya jumlah penduduk, maka semakin banyak pula debit air yang

dibutuhkan Pakistan. Di samping itu debit air juga dibutuhkan untuk sistem irigasi. Sementara

kemampuan Pakistan dalam mengontrol debit air terbatasi oleh penguasaan India terhadap

wilayah sumber air Kashmir. India mampu mengurangi jumlah debit air dengan menutup aliran

air. India juga mampu membangun proyek-proyek DAM yang dapat merusak biota alami

disepanjang sungai seperti pembangunan waduk atau bendungan raksasa.244

243Wendell Cox, “Pakistan: Where The Population Bomb Is Exploding”

http://www.newgeography.com/content/002940-pakistan-where-population-bomb-exploding diakses pada 16 Juli

2014. 244

Wendell Cox, “Pakistan: Where The Population Bomb Is Exploding”

http://www.newgeography.com/content/002940-pakistan-where-population-bomb-exploding diakses pada 16

Juli 2014.

Page 73: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

63

Selain itu, industri holtikultura sangat menjanjikan di Wilayah Kashmir. Dengan tanah

yang subur, daerah tersebut memungkinkan untuk menghasilkan buah-buahan kualitas prima

serta produk holtikultura yang dapat dijadikan komoditas ekspor.

Table 5: Ekspor buah-buahan ke luar negeri (lakh Metric Tonnes)245

Produksi Ekspor

Tahun Segar Keri

ng

Total Segar Kering Total

2003-04 11.65 1.08 12.74 7.63(98.32) 0.13(1.68) 7.76(60.83)

2004-05 12.18 1.14 13.32 8.20 (98.3) 0.14 (1.68) 8.34(62.61)

2005-06 12.80 1.23 14.03 8.58(98.62) 0.12(1.38) 8.70(62.01)

2006-07 13.74 1.30 15.04 7.35(98.00) 0.15(2.0) 7.50(49.87)

2007-08 14.78 1.58 16.36 7.34(9.86) 0.16(2.13) 7.50(45.84

2008-09 15.26 1.65 16.91 11.01(98.56) 0.16(1.43) 11.17(66.06)

2009-10 15.35 1.76 17.12 9.34(60.84) 0.23(12.99) 9.57(55.90)

2010-2011 20.46 1.76 22.22 8.51(42.59) 0.51(8.52) 8.66(38.97)

Berdasarkan sumber daya dan potensi di atas, Shasank Joshi melihat bahwa salah satu

instrumen yang dapat mewujudkan kepentingan nasional Pakistan yaitu dengan meningkat

kapabilitas power yang diwujudkan dengan kepemilikan senjata nuklir.246

Hal ini sesuai dengan

penjelasan Hans J. Morgenthau atas ciri-ciri realisme dalam hubungan antar negara bahwa

tingkah laku negara-negara di panggung politik internasional selalu dilihat sebagai perwujudan

245

International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 6, June 2012,

http://www.ijsrp.org/research_paper_jun2012/ijsrp-June-2012-96.pdf diakses pada 16 Juli 2014.

246 Shashank Joshi, “Pakistan‟s Tactical Nuclear Nightmare: De'jaVu?

http://csis.org/files/publication/TWQ_13Summer_Joshi.pdf diakses pada 28 Juni 2014.

Page 74: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

64

atas perjuangannya untuk memelihara, meningkatkan, serta menunjukkan power-nya.247

Maka

atas dasar tersebut, kepemilikan nuklir Pakistan merupakan salah satu instrumen yang dapat

mencapai kepentingan nasionalnya.

4.1 Mengimbangi Kekuatan India di Kawasan Asia Selatan

Strategi dan perkembangan nuklir Pakistan telah membuat India menyadari bahwa

potensi ancaman di regional Asia Selatan begitu mengkhawatirkan. Sebagaimana telah

dijelaskan di bab III, dengan kepemilikan hulu ledak yang dimiliki Pakistan saat ini, setidaknya

mampu menjangkau wilayah India. Namun dalam skala kekuatan militer konvensional, selama

ini Pakistan selalu berada jauh di bawah India. Maka dari itu, strategi nuklir dipercaya mampu

mengimbangi kekuatan India di kawasan tersebut.

Feroz Khan menjelaskan bahwa berbeda dengan India, kontrol atas nuklir Pakistan

selama ini berada di bawah komando militer.248

Sebagai pihak yang sangat memahami taktik

perang, maka militer sangat mengerti bahwa peningkatan atas kapabilitas nuklir setidaknya dapat

mengimbangi potensi kekuatan pihak lawan. Lebih lanjut Feroz memaparkan:

“Pakistani leaders also believe that nuclear weapons have to be configured for war-

fighting roles if only to retain their deterrent value. Pakistan therefore has developed and

deploys nuclear forces separate from its conventional forces, but has integrated war plans

which include targeting policies for conventional and nuclear weapons.”249

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa nuklir Pakistan akan diluncurkan dalam

empat situasi sebagaimana dijelaskan oleh Letnan Jenderal Khalid Ahmed Kidwai yakni

247

Morgenthau, J Hans, Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace. Hal 78. 248

Feroz Hassan Khan, “Pakistan‟s Perspective on the Global Elimination of Nuclear Weapons,” dalam Barry

M.Blechman dan Alexander K. Bollfrass, National Perspectives on Nuclear Disarmament, Washington: Stimson

Center, 2010, Hal 218. 249

Feroz Hassan Khan, “Pakistan‟s Perspective on the Global Elimination of Nuclear Weapons,” Hal 219.

Page 75: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

65

pertama, India menyerang Pakistan dan mencaplok sebagian besar wilayahnya.250

Kedua, India

menghancurkan sebagian besar pasukannya baik darat maupun udara. Ketiga, India melanjutkan

agresi dengan mencekik ekonomi Pakistan. Dan yang terakhir, India mendorong Pakistan ke arah

destabilisasi politik atau menciptakan kekacauan internal yang berskala besar di Pakistan

(destabilisasi domestik). Dengan doktrin ini, pihak India akan menjadi pihak yang selalu

mempertimbangkan segala kebijakan yang menyebabkan kerugian di pihak Pakistan.

Secara historis, kepemilikan nuklir India serta uji coba rudal pertama yang dilakukan

tahun 1974 sesungguhnya telah memancing Islamabad untuk melakukan hal serupa. Dengan

keadaan sistem internasional yang anarki disertai situasi keamanan yang tidak pasti, tampaknya

Pakistan memahami bahwa peningkatan kapabilitas keamanan, terutamanya strategi nuklir

merupakan sebuah keniscayaan dalam upaya melawan hegemoni negara lain.

Menurut Robert Jervis peningkatan kapabilitas persenjataan militer dari satu negara dan

ketidakpercayaan dari satu aktor kepada aktor negara lainnya adalah indikator pemicu

munculnya dilema keamanan (security dilemma). Dengan kata lain, keamanan bagi satu negara

dipandang dapat mengurangi keamanan bagi negara lain.251

Dalam politik luar negeri, ada bermacam-macam cara untuk menghadapi dilemma ini. Di

antara strategi yang ditawarkan yakni menciptakan keseimbangan kekuatan atau balance of

power Dalam beberapa kasus, negara-negara mengadakan aliansi untuk mempertahankan

keseimbangan ini namun bagi negara-negara yang memiliki teknologi yang canggih serta

250

Michael Krepon, “Pakistan‟s Nuclear Strategy And Deterrence Stability“

http://www.stimson.org/images/uploads/researchpdfs/Krepon_Pakistan_Nuclear_Strategy_and_Deterrence_Stability

.pdf diakses pada 09 Juli 2014 251

251

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts. Hal. 315

Page 76: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

66

didukung oleh faktor kemampuan sumber daya manusia, kepemilikan senjata nuklir adalah

sebuah keharusan untuk mencapai situasi keseimbangan tersebut.

Maka dari itu, kepemilikan nuklir Pakistan merupakan salah satu strategi dalam upaya

mengimbangi hegemoni India di wilayah Asia Selatan. Di kawasan tersebut, hanya Pakistan

satu-satunya negara yang dapat mengimbangi pengaruh atas dominasi India. Hal ini lantaran

Pakistan merupakan negara yang memiliki nuklir selain India.

4.2 Internasionalisasi Kasus Kashmir

Sejak Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada 21 April 1948 yang

menyatakan bahwa plebisit harus dilaksanakan di Kashmir serta dikawal oleh badan UNCIP,

India menjadi negara yang selalu menunda-nunda untuk melaksanakan kehendak rakyat Kashmir

tersebut. India bahkan semakin gencar menempatkan 400 ribu pasukannya di garis perbatasan

yang memisahkan dengan Pakistan (Line of Control).252

Selama bertahun-tahun, India telah

menempatkan persoalan Kashmir keluar dari konteks semula, yakni hanya dijadikan sebagai

problem bilateral India-Pakistan dengan mengabaikan hak dan kemauan rakyat seperti yang

diamanatkan oleh PBB yaitu prinsip bahwa masa depan status Jammu-Kashmir ditentukan

berdasar atas aspirasi rakyat Kashmir sendiri.

Di kemudian hari muncul kelompok-kelompok pemberontak seperti Lashkar e-Thaiba

dan Pasukan Hizbul Mujahidin yang menginginkan kemerdekaan.253

Menyikapi fenomena ini,

Pakistan lantas mengirim delegasi-delegasi kenegaraan untuk mendukungnya dalam

menyelesaikan isu Kashmir. Isu yang dimaksudkan Islamabad yakni pelanggaran terhadap nilai

demokrasi berupa penangguhan hak plebisit dan pelanggaran HAM yang dilakukan India di

252

India‟s secret Army in Kashmir: New Patterns of Abuse Emergence in the conflict, (A Human Right Watch/Asia

Report: Mei 1996), Hal 17-18. 253

“Mapping Militant Organization of Lashkar e-Thaiba” http://web.stanford.edu/group/mappingmilitants/cgi-

bin/groups/view/79 diakses pada 30 Juni 2014.

Page 77: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

67

wilayah Kashmir. Berdasarkan laporan dari Komisi HAM di Srinagar yang diberi judul Kashmir

Bleeds disebutkan bahwa aksi-aksi kekerasan yang dilakukan aparat India menyebabkan 2.300

orang meninggal di tempat penginterogasian dan 40 sampai 50 orang terbunuh setiap harinya.254

Pakistan lantas meminta dukungan PBB untuk turut menyelesaikan isu Kashmir. Pada

Februari 1993, Nawaz Sharif menyampaikan tuduhan pelanggaran terhadap HAM khususnya

terhadap kaum Muslim di komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.255

Beberapa keberhasilan

yang dicapai diantaranya; Organisation of Islamic Countries (OIC) mengajukan agar India

mendapat sanksi atas pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Pada Mei 1993, Partai Buruh di Inggris mengangkat isu Kashmir dan mendesak

pemerintah Inggris untuk memberi tekanan pada India untuk memberi kesempatan self-

determination pada rakyat Kashmir.256

Internasionalisasi isu Kashmir merupakan bagian dari

strategi untuk mendesak dunia internasional turut campur dalam konflik Kashmir. Berbagai

dialog sempat dicetuskan seperti perundingan yang dilakukan pada 17 Januari 2006 dimana

delegasi Pakistan yang beranggotakan 10 orang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Pakistan

Riaz Mohammed Khan terbang langsung ke New Delhi,257

namun perundingan tersebut kembali

mengalami jalan buntu akibat kedua negara memiliki pandangan berbeda atas solusi yang ingin

dicapai.

Seiring perjalanan waktu, Pakistan mulai menganggap bahwa persoalan Kashmir tidak

lagi menjadi perhatian serius negara-negara lain. Maka dengan strategi nuklir, Pakistan

setidaknya berusaha mengalihkan pandangan dunia internasional atas apa yang terjadi di

Kashmir. Dengan cara seperti ini, komunitas internasional kembali mengangkat isu Kashmir

254

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai. Hal 76. 255

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai. Hal 78-79. 256

Ganguly, Rajat. India, Pakistan and the Kashmir Dispute. New Zealand: Victoria University of Wellington. 1998. 257

Kompas, Selasa , 17 Januari 2006.

Page 78: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

68

menjadi agenda penting di forum-forum internasional, baik di regional Asia maupun di forum

PBB. India keras menolak segala upaya pihak ketiga yang ingin mencampuri urusan Kashmir.

Hal ini jelas dari ucapan Menteri Luar Negeri India Salman Khurshid yang menyatakan:

“There is no way in which India will accept any intervention on an issue that is

entirely accepted in the Simla Agreement as a bilateral issue between India and Pakistan.

It is a waste of time for anybody no matter how eminent to be even trying to question it.”258

Dalam sebuah pertemuan dengan Barack Obama, Presiden Nawaz Sharif sempat

melakukan perbincangan menyangkut wilayah Kashmir. Kepada Obama, Sharif mengatakan:

“The situation can become dangerous. India has nuclear bomb, so do we; India

develops missiles, so do we…In July 1999 amid Kargil war, I had clearly told the then

President Bill Clinton that if the US intervened, Kashmir issue could be resolved. I told him

if he spends 10 per cent of the time that he was spending on Middle East, the Kashmir issue

between the two countries would resolve.”

Maka jika mencermati upaya dari Pakistan ini, maka dengan hubungan aliansi yang

pernah dijalin antara Islamabad dengan Amerika tentu akan memberikan keuntungan tersendiri

di forum-forum internasional. Apalagi, hubungan Pakistan dengan Cina sebagai negara yang

memegang hak veto kian akrab. Tentunya, internasionalisasi isu Kashmir akan memberi daya

tawar yang lebih tinggi bagi Pakistan dalam menghadapi India.

258

http://www.deccanchronicle.com/131020/news-world/article/pak-seeks-us-intervention-resolving-kashmir-issue

diakses pada 9 Juli 2014.

Page 79: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paska pemisahan Pakistan dari India yang dilakukan pada tahun 1947, berbagai polemik

menyangkut garis batas wilayah menjadi hambatan bagi hubungan kedua negara. Persoalan

Kashmir merupakan akibat dari sengketa lahan yang diperebutkan kedua negara. Akibat konflik

ini, kedua negara sedikitnya telah tiga kali merasakan perang terbuka yang mengorbankan materi

dan nyawa. Karena Kashmir pula, India harus berhadapan dengan superioritas Cina. Pakistan

sebagai negara yang cenderung lemah dari segi kekuatan militer konvensional mulai berpikir

bahwa kepemilikan senjata nuklir merupakan sebuah keharusan dalam upaya menekan India

yang unggul dalam segala bidang.

Dalam sistem internasional yang statis bergerak ke arah anarki, negara-negara akan

cenderung mengakumulasi power-nya untuk meraih kepentingan nasional. Maka atas upaya

tersebut, nuklir Pakistan dapat diartikan sebagai upaya meraih kepentingannya terkait wilayah

Kashmir.

Isu Kashmir telah mengantarkan Pakistan pada pengembangan strategi nuklir yang lebih

canggih. Untuk mencapai hal tersebut, Pakistan tidak segan-segan menjalin hubungan dengan

negara lain, termasuk Cina. Tercatat di tahun 2012 jumlah hulu ledak telah mencapai angka yang

fantastis yakni 100 hingga 120 hulu ledak.259

Dengan kekuatan ledak yang ditimbulkan oleh

nuklir, kedua negara hingga saat ini masih sama-sama menahan diri untuk tidak saling

menyerang.

259

SIPRI Yearbook 2013 : Armaments, Disarmament and International Security Hal 14.

Page 80: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

70

Penggunaan nuklir Pakistan memiliki tiga kepentingan yakni : memperoleh kedaulatan

atas wilayah Kashmir, untuk mengimbangi kekuatan India di kawasan Asia Selatan dan

internasionalisasi isu Kashmir. Kedaulatan atas wilayah Kashmir memiliki tujuan untuk

menguasai potensi serta sumber daya alam yang ada di Kashmir. Dengan kekayaan SDA

Kashmir, Pakistan tentu akan mengalami kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kepemilikan senjata nklir dalam mengimbangi dominasi India memiliki dampak yang signifikan

terhadap eksistensi Pakistan di kawasan Asia Selatan. Dengan senjata nuklir, Pakistan lebih

mudah melakukan posisi tawar atas India dalam isu Kashmir. Sementara internasionalisasi isu

Kashmir akan memberi keuntungan bagi proses penyelesaian sengketa atas wilayah tersebut. Hal

ini karena intervensi lembaga lain dapat memediasi konflik tersebut.

Page 81: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

71

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India, Penerbit PT. Jambatan, Jakarta,

2002

Ambarwaty dkk, Hukum Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan Internasional,

R

A.N Raina, Geography of Jammu Kashmir, 3rd

rev, New Delhi, National Books Trust,

1981

A.R. Sutopo, Perkembangan Pemikiran Strategi Nuklir Barat, Jurnal Analisa, No. 2,

Tahun 1986.

Bose, Sumantra. Contested Lands: Israel–Palestine, Kashmir, Bosnia,Cyprus, and Sri

Lanka. London: Harvard University Press. 2007.

Bradshaw Dkk, Contemporary World Regional Geography. McGraw-Hill, New York

2007.

Bruno Tertrais, Not a „Wal-Mart‟, but an „Imports-Exports Enterprise‟: Understanding

the Nature of the A.Q. Khan Network, Strategic Insights, Volume VI, Issue 5, August 2007.

Bruno Tertrais, Pakistan‟s Nuclear Programme: a Net Assessment, Paris: Fondation pour

la

Center for strategic and international studies, The Military Balance In Asia: 1990-2012,

A Quantitative Analysis, May 16, 2011

Dennis Kux, India-Pakistan Negotiations: Is Past Still Prologue?, Washington DC,

United States Institute Peace, 2009, Hal 21.

Devin T, Hagerty, The Consequences of Nuclear Proliferation, MIT Press,

Washington,1998.

Feroz Khan, Eating Grass: The Making of the Pakistani Bomb, Stanford University

Press,2012, 396, 250

India Yearbook 2007. Publications Division, Ministry of Information & Broadcasting,

Govt. of India.

Feroz Hassan Khan, “Pakistan‟s Perspective on the Global Elimination of Nuclear

Weapons,” dalam Barry M.Blechman dan Alexander K. Bollfrass, National Perspectives on

Nuclear Disarmament, Washington: Stimson Center, 2010

Ganguly, Rajat. India, Pakistan and the Kashmir Dispute. New Zealand: Victoria

University of Wellington. 1998.

Iffat Malik, Kashmir: Ethnic Conflict and International Dispute. Oxford: Oxford

University Press, 2002

James Wynbrandt, A Brief History of Pakistan, New York: Facts on File, 2009

Janet Wood, Nuclear Power, Stevenage, United Kingdom: The Institution of Engineering

and Technology, 2007

Page 82: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

72

Jemadu Aleksius, Politik Global dalam Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta 2008,

Hal 98.

Jones, Walter S. Logika Hubungan Internasional 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama

1993

Juwono Sudarsono, Zainuddin Djafar, Fredy B.L Tobing Dkk, Perkembangan Studi

Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan, Pustaka Jaya, Jakarta, 1996

John W. Garver, Protracted Contest: Sino-Indian Rivalry in the Twentieth Century,

Seattle: University of Washington Press, 2001

Kronstadt, K. Alan. India: Domestic Issues, Strategic Dynamics, and US Relations.

Congressional Research Service Report for Congress (1 September 2011)

Laporan Tahunan KBRI Islamabad Tahun 2000; Jilid II, Departemen Luar Negeri RI

Laporan Global Fissile Material 2013: Increasing Transparency of Nuclear Warhead and

Fissile Material Stocks as a Step toward Disarmament.

Laporan SIPRI Bookyear 2011, Armaments, Disarmament and International Security

SIPRI Yearbook 2013 : Armaments, Disarmament and International Security

Languages of Belonging : Islam, Regional Identity and the Making of Kashmir, Op.cit

MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Defence

Journal, May 2006

Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004

Mas‟oed Mochtar, Ilmu Hubungan Internasional-Disiplin dan Metodologi, LPP3ES,

Yogyakarta, 1990

Michael Quinlan, Thinking About Nuclear Weapons: Principles, Problems, Prospects,

New York: Oxford University Press, 2009, Hal 36.

Morgenthau, J Hans, Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace,

University of California, McGraw-Hill, 1993.

Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide, Pakistan Horizon, Vol 44 No. 3

Juli 1991

Nasution Dahlan, Politik Internasional:Konsep dan Teori. Airlangga. Jakarta: Airlangga

1991

Rajat Ganguly, India-Pakistan and The Kashmir Dispute, New Zealand, Victoria

University of Wellington, 1998

Richard Sisson, Leo E. Rose, War and Secession: Pakistan, India, and The Creation of

Bangladesh, University of California Press, 1991. Hal 36.

Robert J Art, Robert Jervis, Internastional Politics : Enduring concept and contemporary

Issues, Pearson Longman press, New York, 2007.

Robert Jervis, Cooperation Under the Security Dilemma dalam Richard K. Betts, Conflict

After the Cold Arguments on Cause of War and Peace. Mac Millan Publishing Company,

NewYork, 1994.

Page 83: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

73

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War, Tauris; 3

edition, 2010. Hal 110

Sisir Gupta, Kashmir: A study in India-Pakistan Relations, New Delhi (The India Council

of World Affair, 1967

Staruss and Corbin, Basics of Qualitative Research : Grounded Theory Procedures and

Tehnique, Newbury Park, Sage Publication, 1990.

Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka

Cipta,

Steve Weissman dan Herbert Krosney, The Islamic Bomb, Times Books, New York,

1981

Synnott, Hillary, The Causes and Consequences of South Asia’s Nuclear Test, Oxford

University Press, New York, 1999.

T. May Rudi, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global: Isu,

Konsep, Teori dan Paradigma, PT Refika Aditama, Bandung, 2003

William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear

Proliferation,”New York Times, February 12, 2004.

Zafar Iqbal Cheema, “Pakistan’s Nuclear Use Doctrine and Command and Control,” in

Planning the Unthinkable: How New Powers Will Use Nuclear, Biological, and Chemical

Weapons, Ithaca, New york: Cornell University Press, 2000.

Zutshi, Chitralekha, Languages of Belonging : Islam, Regional Identity and the Making

of Kashmir, New York, Oxford University Press, 2004

Surat Kabar Cetak

Kompas, 19 April 2004.

Kompas, 30 Mei 2005.

Kompas, Selasa , 17 Januari 2006.

Newsweek, 25 Mei 1998, Hal 32.

New York Times, 30 Juni 2008.

Republika, 21 Juni 1998.

Recherche Strate´gique (FRS), June 13, 2012

Suara Pembaruan, 26 April 2012

Jurnal

Aftah Chairul, Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan, Jurnal

Sosial-Politika Vol.6 No.11 Juli 2005

Ahmed, Samina, “Public Opinion and Nuclear Plunge for South Asia”, Asian Survey,

Vol XXVII, No.8, Agustus 1998

Page 84: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

74

Brian Cloughley, “India‟s and Pakistan‟s Nuclear Pluge-The Hardware Opportunities and

Challenges”, Asia Pacific Defence Reporter, Vol XXIV, No.5, Agustus/September 1998

Charles L. Glaser and Chaim Kaufmann, Jurnal International Security : What is the

Offense-Defense Balance and Can We Measure it? Vol. 22, No. 4 (Spring, 1998),

Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan

Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik Jurnal Siklus

Vol. 1 No. 3 Tahun 2005.

Fazal-ur-Rahman, “Pakistan‟s Relations with China”, Strategic Studies, Vol. XIX & XX,

Nos. 4&1, Winter & Spring 1998

Daffri Agussalim dan Muhammad Fais Alfadh : Kekayaan Dan Supremasi Politik,

Menguatnya Ancaman Konflik Terbuka Dalam Gelimang Globalisasi.Jurnal Verity Vol 3 No. 5

Januari-Juni 2011.

Hans M. Kristensen and Robert S. Norris, "Pakistan's Nuclear Forces, 2011," Bulletin of

the Atomic Scientists, Vol. 67 No. 4, July/August 2011

Harry Sachianis, Atoms for Peace at 50: The legacy and the future, Nucleonics Week,

Volume 44, December 11, 2003

Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005

Jervis Robert, Jurnal World Politics : Cooperation Under the Security Dilemma, Volume

30, Issue 2 (J an, 1978),

Kamal Matinuddin, “Nuclearisation of South Asia Implication and Prospect”, Regional

Studies, Vol.XVI, No.3, Summer 1998

Laxman Kumar Behera, India's Defence Budget 2010-11:An Analysis, Journal of

Defence Studies Vol 4 No. 2 2010.

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff, Regional Studies No. 3, Vol. XXI, summer

2003.

“Possible Indo-Pak tension on Indus water sharing?” dalam The Daily Star Web Edition

Vol.4 No. 80. 2003.

Rodney W. Jones, Pakistan Nuclear Posture: Quest for Assured Nuclear Doctrine a

Confecture, Regional Studies, Vol. XVIII, No.2 Spring 2000

Robert E Looney, Defence Expenditures And Economics Performance In South Asia :

Tests of Causality and Interdependence, Jurnal Conflict Management And Peace Science Vol 11

no. 02 1991.

Scott, D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a

Bomb :Internasional Security, Vol. 21,No. 3. Winter, 1996-1997

Website

http://countrystudies.us/pakistan/23.htm diaksees pada 9 Juni 2014.

Page 85: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

75

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/06/18/lmydax-diplomat-

pakistanindia-berunding-di-islamabad diakses pada 17 Maret 2014

http://fas.org/nuke/guide/india/nuke/first-pix.htm diakses 28 Juni 2014.

http://www.nti.org/facilities/111/ diakses pada 13 Juni 2014.

http://www.asian-defence.net/2011/04/pakistani-jf-17-thunder-or-blunder.html

Mark W. Frazier, “China-India Relations since Pokhran II: Assessing Sources of Conflict

and Cooperation”,16-22 September 2000, http://www.nbr.org/publications/review/

vol3no2/essay.html

http://www.intelijen.co.id/pakistan-ujicoba-rudal-berkemampuan-nuklir/ diakses pada 01

Juli 2014.

http://csis.org/files/publication/TWQ_13Summer_Joshi.pdf diakses pada 01 Juli 2014.

http://defence.pk/threads/the-pakistan-navy-transformation-from-fledgling-force-to-a-

fighting-machine.263742/ diakses pada 30 Juni 2014.

http://history.defense.gov/mcnamara.shtml diakses pada 6 Juni 2014.

http://www.pakchem.net/2011/09/pakistan-institute-of-nuclear-

science.html#.U7pRkUDm7gE diakses pada 18 Juni 2014.

http://www.nuclearweaponarchive.org/Pakistan/index.html diakses pada 29 Juni 2014.

http://fas.org/nuke/guide/pakistan/nuke/ diakses pada 24 Juni 2014.

http://news.bbc.co.uk/hi/english/static/in_depth/south_asia/2002/india_pakistan/timeline/

1971.stm diakses pada 19 Juli 2014

http://english.peopledaily.com.cn/200605/09/eng20060509_263917.html diakses pada 2

Juli 2014.

http://defence.pk/threads/pak-china-finalise-usd-600-million-defence-deal.1285/ diakses

pada 2 Juli 2014.

http://www.strategycenter.net/research/pubID.92/pub_detail.asp diakses pada 2 Juli 2014.

http://www.militaryfactory.com/armor/detail.asp?armor_id=181 diakses pada 20 Agustus

2013.

News.viva.co.id/news/read/215170-4-negara-asia-dengan-belanja-militer-terbesar.

Diakses pada 24 Agustus 2012

http://news.bbc.co.uk/hi/english/static/in_depth/south_asia/2002/india_pakistan/timeline/

1965.stm diakses pada 5 Maret 2014.

http://gulfnews.com/pm-to-announce-cirus-reactor-shutdown-1.227832 diakses pada 28

Juni 2014.

http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/India/ diakses pada

20 Juni 2014.

http://www.cfr.org/india/us-india-nuclear-deal/p9663 diakses pada 20 Juni 2014.

http://www.world-nuclear.org/info/Country-Profiles/Countries-G-N/India/ diakses pada

20 Juni 2014.

Page 86: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

76

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unmogip/background.shtml diakses pada 20

Juli 2014.

Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004, Op.cit

http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/08/non-aligned-with-reality-how-

a-global-movement-for-peace-became-a-club-for-tyrants/261737/ diakses pada 20 Juni 2014

http://www.historycommons.org/context.jsp?item=us_plans_to_use_military_force_again

st_iran_400 diakses pada 6 Juni 2014.

http://nuclearweaponarchive.org/Pakistan/AQKhan.html diakses pada 6 Juli 2014.

http://thediplomat.com/2013/08/indias-missile-defense-is-the-game-worth-the-candle/

diakses pada 2 April 2014

http://www.world-nuclear.org/info/Nuclear-Fuel-Cycle/Conversion-Enrichment-and

Fabrication/Uranium-Enrichment/ diakses pada 20 Juni 2014.

http://www.famousscientists.org/abdul-qadeer-khan/ diakses pada 25 Juni 2014.

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1009243/Abdul-Qadeer-Khan diakses pada

25 Juni 2014.

http://www.deccanchronicle.com/131020/news-world/article/pak-seeks-us-intervention-

resolving-kashmir-issue diakses pada 9 Juli 2014.

http://blogs.reuters.com/pakistan/2008/11/22/zardari-says-ready-to-commit-to-no-first-

use-of-nuclear-weapons/ diakses pada 19 Maret 2014.

http://international.okezone.com/read/2013/04/10/413/789363/pakistan-uji-coba-misil-

balistik-yang-sanggup-hantam-india diakses pada 19 Maret 2014.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/04/120418_indianuke.shtml diakses pada 21

Maret 2014

http://www.sipri.org/yearbook/2013/files/SIPRIYB13Summary.pdf

http://www.hindustantimes.com/india-news/mumbai/mumbai-remembers-26-11-victims-

four-years-on/article1-964329.aspx diakses pada 17 Maret 2014.

http://www.un.org/documents/ga/res/4/ares4.htm diakses pada 14 Juni 2014

http://www.census2011.co.in/census/state/jammu+and+kashmir.html diakses pada 18

Juni 2014

http://www.thekashmirwalla.com/2013/03/abdullah-familys-rise-and-fall/

http://www.jammu-kashmir.com/documents/instrument_of_accession.html

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unipombackgr.html diakses pada 20

Juli 2014.

http://thediplomat.com/2013/09/india-is-developing-its-first-real-icbm/

http://thediplomat.com/2013/08/indias-missile-defense-is-the-game-worth-the-

candle/diakses pada 28 Juni 2014.

http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/KA15Df01.html diakses pada 25 Juni 2014.

http://www.airforce-technology.com/projects/akash-surface-to-air-missile-system/

diakses pada 24 Juni 2014.

Page 87: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · melatarbelakangi konflik Kashmir yang ... Dari analisa yang dipaparkan

77

http://www.tempo.co/read/news/2013/09/15/118513515/India-Uji-Coba-Rudal-

Berkemampuan-Nuklir-Agni-V diakses pada 25 Juni 2014.

http://www.stimson.org/images/uploads/researchpdfs/Krepon_Pakistan_Nuclear_Strategy

_and_Deterrence_Stability.pdf diakses pada 09 Juli 2014.