27

Diare Kronik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

interna

Citation preview

Pendahuluan

Diare: BAB (defekasi) dengan tinja berbentuk

cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air lebih banyak dari biasanya , lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

BAB encer >3X/hari Waktu: Akut dan Kronik (batasan 15 hari

kepastian Dx) Batasan lain > 3minggu, 1bulan

Diare Kronik

Suatu sindrom yang penyebab dan patogenesisnya multikompleks

Penyakit yang mendasari banyak dan kemungkinan memerlukan banyak pemeriksaan pemilihan yang cost effectiveness mampu menegakkan diagnosis kerja dengan biaya yg murah

Corn diseases, irretable bowel syndrome, kolikosis

Patofisiologi

Penyebab diare: >1 atau lebih mekanisme atau patofisiologi:1. Diare osmotik cairan yg terganggu2. Diare sekretorik 3. Malabsorbsi asam empedu,lemak, ggn

pembentukan micelle empedu4. Defek sistem pertukaran anion/transport ion

aktif (Na-K-ATP ase) di enterosit, gangguan absorbsi Na dan air konsistensi feses yg lebh cair

5. Motilitas dan transit usus abnormal 6. Gangguan permeabilitas usus7. Eksudasi cairan, elektrolit dan mukus yang

berlebih

Klasifikasi

1. Berdasarkan patofisiologi tersebut diatas2. Berdasarkan: infekstif dan non infektif3. Berdasarkan ada/tidaknya kelainan

organik: Organik dan Fungsional4. organik: diare yg jelas ditemukan adanya

kelainan histologi atau biokimia usus5. Fungsional: diare dengan kelainan

idiopatik, diet, dan gangguan motilitas6. Karakteristik tinja: steatore (BAB lemak),

berdarah, dan tidak berdarah tidak steatore

Etiologi

Beragam Usus dan diluar usus (kelainan

endokrin - hipertiroidism, hati, pancreas, keganasan, dll)

Negara berkembang: infeksi Mahu: penyakit inflamatorik colitis

superlatif 10-15% tidak diketahui penyebabnya

(kelainan neuroendokrin?)

Penggunaan Antibiotik lama kolitis pseudomembran

Pendekatan Diagnostik

Hati-hati dalam memilih jenis pemeriksaan cost effective

hati-hati dalam menarik kesimpulan >1 penyebab: keganasan - Ulcer,

infeksi amuba, malbsorbsi Pemeriksaan:

Tahap awal: anamnesis, pem. Fisik, pem. Darah- tidak spesifik sederhana, tinja serta urin

Tahap lanjutan yang lebih rumit

Pemeriksaan Tahap Awal

Organik/FunsionalMasalah/Dx Kerja(Etiologi : 80%)

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan Awalsangat penting

A. Waktu dan frekuensi diare1. Diare pada malam hari atau sepanjang hari2. Tidak intermitten atau timbul mendadak3. Lama diare kronik kurang dari 3 bulan 44 menunjukkan kemungkinan adanya

penyakit organik5. Perasaan ingin BAB yang tidak bisa ditahan

penyakit inflamatorik6. Diare yg terjadi pada pagi hari stres IBS

(Irritable Bowel Syndrome)7. Diare akut yang kmd menjadi kronik dg

riwayat bepergian traveller’s diare atau spru tropik

8. Diare > 1 tahun diare fungsional

B. Bentuk tinja1. Terdapat minyak, pucat (steatore)

insufisiensi pankreas atau kelainan proksimal ileosekal (Pankreastisitis Kronik)

2. Seperti air semua tingkat GIT, terutama usus halus

3. Makanan dalam tinja transit usus cepat, absorpsi tidak sempurna

4. Bau asam == penyerpan KH tidak sempurna

5. Diare campur darah (kolitis infektif dan ulserosa) ≠ tinja yang diikuti darah menetes (hemorrhoid, polip, keganasan)

C. Keluhan lain yang menyertai diare1. Nyeri Abdomen: tidak khas

(organik/fungsional); menetap atau tidak. melilit

2. Demam: sering pada infeksi atau keganasan

3. Mual dan muntah4. Penurunan BB dg dehidrasi atau

hipokalemi , asidosis (organik, t/u > 5kg)5. Mengedan (fungsional)

D. Obatlaksan obat pelangsing, antibiotik (neomisin), anti kanker, antidepressan, antihipertensi, anti konvulsan, penurun kolesterol (cholertyramin), antidiabetes (biguanide), obat sal. Cerna ( Antasida Mg++, H2 antagonist dll

E. Makanan dan Minuman1. Melalui mekanisme osmotik yang

berlebihan atau alergi2. Diare dan mual yang mentertai minum

susu intoleransi laktosa atau sindrom usus iritatif. Hilang setelah menghentikan konsumsi makanan dan minuman tsb

3. Malabsorbsi KH: intermitten, kembung, flatus, kram abdomen

F. Lain-lain:1. Penurunan BB : organik atau

fungsional (napsu makan turun)2. IBS : perut begah, nyeri daerah anus

setelah defekasi, mual atau sendawa3. Diare setelah operasi : pertumbuhan

bakteri berlebihan dalam usus, infeksi bekas operasi atau malabsorbsi garam empedu

Pemeriksaan Fisis / Manifestasi Klinis

Tidak spesifik Malabsorbsi Defisiensi vitamin/elektrolit Pada IBS biasanya KU lebih baik

faktor Stress leboh dominan Diare pada tirotoksikosis :

Kelaianan tiroid

Pemeriksaan Tinja hasil positif palsu Cair/setengak lembek, berlemak atau bercampur darah Lekosit meningkat, eritrosit, parasit (amuba, cacing/telur cacing) analisis

feses Gelembung lemak kelainan pankreas Amylum maldigesti KH Eritrosit luka (ulserasi, polip dll) Lekosit infeksi atau inflamasi usus PH <5,3 dan reduksi (+) intoleransi glukosa PH 6,0-7,5 malabsorbsi AA dan asam lemak jarang dipakai Pewarnaan dg garam empedu: infeksi bakteri/jamur dll Darah samar (occult blood test) (+), kelainan lemak tinja dan phenolftlaein ==.

IBD, diare malabsorbsi. Murah dan mudah positif palsu Kultur tinja (bakteri/jamur) Pemeriksaan beda osmotik tinja Hasil normal tidak selalu menyingkirkan kelainan organik Tidak ada pemeriksaan yg mengidentifikasi pasien dg IBS

Pemeriksaan Laboratorium lain Darah: LED, Hemoglobin, albumin, CRP, Gangguan absorbsi: Vitamin B12,

asam folat, defisiensi besi HJL, elektrolit, ureum kreatinin, tshs

dan free T4/T3. Pemeriksaan serologik.antibody IgA,

antibodi thd HIV, Entamuba hystolitica