132
BAB I KOMUNIKASI 1.PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Pengertian Komunikasi Menurut Dokter Phill Astrid Susanto Komunikasi adalah proses pengoperasian lambang- lambang yang mengandung arti. Keith Dafis Komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain Oxford Dictionary 1956 Komunikasi adalah pengiriman / tukar menukar informasi, ide dan sebagainya. Drs. Onong Uchjana Effendy. MA Komunikasi adalah mencakup ekpresi wajah, sikap dan gerak gerik suara kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf dan lain-lain. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman .Bentuk umum komunikasi manusia termasuk 1

Dictat Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dictat Komunikasi

BAB I

KOMUNIKASI

1.PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari

satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara

keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-

kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada

bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap

tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara

seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Pengertian Komunikasi

Menurut Dokter Phill Astrid Susanto

Komunikasi adalah proses pengoperasian lambang-lambang yang

mengandung arti.

Keith Dafis

Komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang

ke orang lain

Oxford Dictionary 1956

Komunikasi adalah pengiriman / tukar menukar informasi, ide dan

sebagainya.

Drs. Onong Uchjana Effendy. MA

Komunikasi adalah mencakup ekpresi wajah, sikap dan gerak gerik suara

kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf dan lain-lain.

• Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman

.Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan,

gesture, dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif,

bertujuan, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat

dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan

yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.2 . Sejarah

komunikasi

Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk

mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal

digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-

sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi

1

Page 2: Dictat Komunikasi

dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin

pada ikan.

Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk

menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah

evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting

karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia

luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih

terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain

"tingkat tinggi".

Fungsi Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.

Kenyataannya komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari

kehidupan kita.

Fungsi komunikasi bagi bidan sangat besar sekali untuk lebih

mengembangkan kepribadian serta untuk kelancarannya pelaksanaan tugas

sehari-hari.

1.3.Komponen komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi

adalah:

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan

pesan kepada pihak lain.

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu

pihak kepada pihak lain.

3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada

komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat

berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan

dari pihak lain .

4 .Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi

pesan yang disampaikannya

1.4.Proses komunikasi

Proses Komunikasi

Sender Chanel

Meaning → Encode → Message → Receiver

Decode → Meaning

2

Page 3: Dictat Komunikasi

Noise (dilihat)

Freed Back

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti

berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang

lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang

disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat

simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau

saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara

langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti

kedua pihak.

4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan

atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami

pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

1.5.Teknologi komunikasi

Dalam telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama

erjadi pada 25 Juli 1920.Dengan berkembangnya teknologi, protokol komunikasi

juga turut berkembang, contohnya, Thomas Edison telah menemukan bahwa

"halo" merupakan kata sambutan yang paling tidak berambiguasi melalaui suara

dari kejauhan; kata sambutan lain seperti hail dapat mudah hilang atau terganggu

dalam transmisi. Batasan dalam komunikasi

Batasan dalam komunikasi termasuk:

a) Bahasa

b) Penundaan waktu

c) Politik

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective

Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang

mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti

merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya

adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,

simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain

1.Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap

menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.

Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita

berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin

3

Page 4: Dictat Komunikasi

dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi

seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan

seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling

menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang

menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik

sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

2.Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau

kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki

sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih

dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey

menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan

manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru

dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the

skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang

disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar

orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan

yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

3.Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.

Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu

menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita

sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan

bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian

hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu

pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan

atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita

sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti

bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh

penerima pesan.

4.Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat

yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak

menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika

saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama

dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran

atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan

dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi

4

Page 5: Dictat Komunikasi

kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau

disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima

pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling

curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok

atau tim kita.

5.Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah

hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk

membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati

yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas,

yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa

pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan

menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani

mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,

serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

1.6. KONSEP KOMUNIKASI

Jenis-jenis Komunikasi

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal menggunakan kata-kata mencakup komunikasi bahasa lisan.

Kata-kata yang digunakan dipengaruhi oleh :

Latar belakang sosial budaya

Ekonomi

Umur

Pendidikan

Dalam menggunakan suara ada 7 pokok tentang suara yang perlu diperhatikan

adalah :

Gema Suara

Irama

Kecepatan

Ketinggian

Besar / Volume

Naik turunnya

Kejelasan

Suara tersebut dapat menggambarkan semangat, antusias, kesedihan,

kejengkelan atau kegirangan

Komunikasi Nonverbal

Yakni mencakup :

Gerak gerik

Sikap

5

Page 6: Dictat Komunikasi

Ekspresi wajah

Penampilan

Komunikasi nonverbal tanpa menggunakan kata-kata dan disebut juga bahasa

tubuh (body language)

Model Komunikasi

Ada 3 macam model komunikasi :

Komunikasi Searah

Komunikator mengirim pesannya melalui saluran / media dan diterima oleh

komunikan, sedangkan komunikan tersebut ≠ memberiakn umpan balik ( prit

back)

Komunikasi Dua Arah

Komunikator mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan setelah

disimpulkan kemudian komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber

berita atau komunikator.

Komunikasi berantai

Komunikan menerima pesan / berita dari komunikator kemudian disalurkan

kepada komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan kepada

komunikan ketiga dan seterusnya

Elemen Komunikasi

Ada 5 elemen yang berperan dalam komunikasi :

1. Komunikator

Bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif dalam

menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi

sasarnnya.

2.Massage (pesan / berita)

Adalah berita yang disampaikan oleh komunikator yang melalui :

Lambang-lambang

Pembicaraan

Gerakan ( lambaian tangan, sinar, kibaran bendera dan lain-lain)

Gerakan ( lambaian tangan, sinar, kibaran bendera dan lain-lain)

3.Channel (Saluran)

Adalah sarana tempat berlakunya lambang-lambang. Saluran tersebut

meliputi:

Pendengaran (lambang berupa suara)

Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar / gambar)

Penciuman (lambang yang berupa bau-bauan)

Rabaan (lambang berupa rangsang rabaan)

4.Komunikan

6

Page 7: Dictat Komunikasi

adalah objek sasaran dari kegiatan komuniksi / orang yang menerima lambang

/ berita.

5.Freed Back

adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Ditinjau dari komunikator :

Kecakapan komunikator

Menguasi cara-cara menyampikan buah pikiran, mudah di mengerti dan

sederhana.

Cakap dalam memilih lambang / simbol yang tepat untuk mengungkapkan

buah pikiran.

Bisa membangkitkan minat para pendengarnya.

Pandai menarik perhatian.

Dapat memancing lawan bicara untuk dapat mengemukakan pendapatnya.

Tak ber belit-belit dalam menyampaikan pesannya.

Sikap komunikator

beberapa sikap yang dapat mendukung berhasilnya komunikasi.

Sikap terbuka.

Muka manis.

Saling percaya.

Rendah hati.

Dapat menjadi pendengar yang baik.

INTERAKSI SOSIAL

Pengertian

Suatu hubungan antara dua / lebih individu manusia dimana kelakuan individu

yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu yang

lain / sebaliknya.

Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial

Faktor imitasi

Pada mulanya seluruh kehidupan sosial berawal dari proses imitasi

Syarat terjadinya imitasi

Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut.

sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang di imitasi

Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan / tingkah laku karena,

hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.

KOMUNIKASI EFEKTIF

Adalah Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude

change) pada orang yang terlihat pada komunikasi.

Tujuan komunikasi efektif adalah :

7

Page 8: Dictat Komunikasi

Memberi kemudahan dalam memahami pesan yang di sampaikan antara

pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengirim dan umpan

balik seimbang dan melatih pengguna bahasa non verbal secara baik.

Bentuk karakteristik komunikasi efektif.

Komunikasi verbal efektif

Jelas dan ringkas

Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung. Makin

sedikit kata-kata yang di gunakan kecil kemungkinan terjadi keracunan.

Perbendaharaan kata

Penggunaan kata-kata yang mudah di mengerti oleh klien. Komunikasi tidak

akan berhasil jka pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata-kata dan

ucapan yang di sampaikan

Contoh bahasa kedokteran / kebidanan.

Arti Denotatif dan Konotatif

Dalam komunikasi dengan klien dan keluarganya, bidan harus memilih kata-

kata yang tidak banyak di salah tafsirkan, terutama sangat penting

menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi pasien.

Intonasi

Suara komunikator mampu mempengarih arti pesan. Nada suara pembicaraan

mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan.

Kecakapan berbicara

Keberhasilan komunikasi verbal di pengaruhi oleh kecakapan bicara dan

tempo bicara yang tepat.

Komunikasi Non verbal

Komunikasi non verbal dapat di sampaikan melalui beberapa cara, yaitu

penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, Ekspresi wajah dan sentuhan.

Penampilan fisik

Penampilan fisik bidan mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan

kebidanan yang di terima.

Sikap Tubuh dan Cara Berjalan.

Sikap tubuh dan cara berjalan mencerminkan konsep diri alam perasaan

(mood) dan kesehatan

Ekspresi Wajah

Merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. hasil penelitian menunjukan

enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah. Yaitu :

Terkejut, Takut, Marah, Sisik, Bahagia dan Sedih.

Orang yang memepertahankan kontak mata selama pembicaraan

dipersepsikan sebagai orang yang dapat dipercaya dan memeungkinkan untuk

menjadi pengamat yang baik.

8

Page 9: Dictat Komunikasi

Sentuhan

Kasih sayang, Dukungan emosional dan perhatian di berikan melalui

sentuhan.

Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan bidan—klien namun

harus memeperhatikan norma sosial.

Komunikasi mempunyai arti pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran

atau hubungan.

Kelompok merupakan sekumpulan manusia yang berinteraksi antar

nggotanya, mempumyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) serta di

perlukan kesadaran anggotanya akan ikatan yang sama memepersatukan

mereka.

Jadi kelompok mempunyai 2 tanda psikologis yaitu:

Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, yang tidak

memiliki orang yang bukan anggota.

Nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap

orang terkait dengan hasil yang lain.

Bagaimana mengendalikan kelompok dengan baik

Tidak membiarkan peserta berbicara bersamaan.

Pertahankan spontanitas peserta dengan tidak memotong

pembicaraan peserta dan setiap peserta di beri kesempatan yang

sama untuk berbicrara.

Pembicaraan ttetap duduk pokok bahasan dengan cara

memingatkan peserta untuk kembali pada topik yang di bicarakan.

Tidak menyalahkan, mencemooh pendapat peserta.

Mendorong peserta yamg diam untuk berbicara dengan cara

meminta orang tersebut untuk menceritakan masalah atau

menceritakan masalah yang di hadapi.Beri perhatian terhadap apa

yang dikatakannya.

Strategi menghadapi kelompok peserta yang kurang mendukung kelancaran

kegiatan.

Tipe Pasif

Strateginya :

Ajukan pertanyaan lansung pada peserta bersangkutan.

Mintalah mereka berbagi rasa berpasang-pasang.

Mintalah untuk menulis komentar atau jawaban pertanyaan.

Berikan inisiatif kecil.

Merubah metode penyampaian dengan kegiatan yang lebih

menarik.

Strateginya :

9

Page 10: Dictat Komunikasi

Ajukan pertanyaan tentang sebab sikap agresifnya.

Beri kesempatan dan curahkan perasaan tentang keadaan.

Jangan menganggap orang tersebut mewakili kelompok, cek

dengan kelompok.

Persentasikan data.

Tipe Banyak Bicara

Strateginya :

Beri tanggung jawab sebagai pemimpin kelompok.

Hindarkan pandangan terhadap peserta yang banyak

bicara/hadapkan tubuh ke peserta lain.

Jika perlu beri tahu peserta yang banyak bicara secara halus bahwa

pendapatnya menarik tapi kta membutuhkan pendapat yang lain.

• HAMBATAN KOMUNIKASI -*-

• Ahli sosiologi, negarawan, penasehat pernikahan, banyak golongan

yang berbeda-beda, sependapat bahwa dewasa ini kebutuhan terutama adalah

komunikasi yang sunguguh-sungguh. Teknologi semakin meningkat, buku-buku

bertambah banyak disegala bidang. Tetapi komunikasi orang dengan lainnya

mungkin tidak pernah sedangkal seperi sekarang ini. Komunikasi manusia tidak

lagi berdasarkan kebenaran. Jurang pemisah bukan hanya pada politik, pada usaha

periklanan, tetapi juga di dalam gereja Yesus Kristus. Semua persoalan

komunikasi berakar di Taman Eden. Allah memilih untuk mengadakan hubungan

yang sangat intim dengan manusia yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya sendiri

sebagai mahluk yang dapat berkomunikasi. Adam berkomunikasi secara pribadi

dengan menggunakan

• MENUMBUHKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

• Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu

meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi

komunikasi interpersonal adalah:

• 1. Percaya/trust. Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan

dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah

membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor

sebagai berikut:

10

Page 11: Dictat Komunikasi

• a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki

kemampuan, ketrampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. orang itu

memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.

• b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan

terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.

• c. Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan.

Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap

percaya akan tumbuh.

• 2. Prilaku suportif akan meningkatkan komunikasi. Beberapa ciri prilaku

suportif yaitu:

• a. Deskripsi: penyampaian pesan, perasaan dan persepsi tanpa menilai atau

mengecam kelemahan dan kekurangannya.

• b. Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama,

mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama- sama

menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan.

• c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang

terpendam.

• d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.

• e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat

perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap

perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan. f. Profesionalisme: kesediaan

untuk meninjau kembali pendapat sendiri.

• 3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara objektif, kemampuan

membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi,

pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah

keyakinannya, profesional dan lain sebagainya. Agar komunikasi

interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang

efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan

menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap

mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami,

menghargai dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal

perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan

kerjasama antara berbagai pihak, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan. -

Sumber

• Komunikasi

• telah menjadi suatu bidang yang amat luas cakupannya. Hampir

• semua aktivitas manusia tidak terlepas dari komunikasi dalam berbagai cara

apakah

• itu secara verbal, tulisan, gestural, dan bentuk komunikasi lainnya.

11

Page 12: Dictat Komunikasi

• Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai asumsi dasar bahwa dengan

• berkomunikasi, seseorang depat ditingkatkan kemampuan dasarnya untuk

kemudia

• dapat mengatasi segala persoalan komunikasi yang dihadapinya

• berbicara tentang komunikasi seseorang, dua orang atau sebuah kerjasama

• International. Unsur-unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena

merupakan

• sebuah proses. Semua unsur itu mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

• Dalam komunikasl, sumber dan penerima harus dalam sistem yang sama.

• Jika tidak, komunikasi tidak akan terjadi.

• Ketepatan Komunikasi

• Dalam membahas ketepatan komunikasi eletronik, Shannon den Weaver

• memperkenalkan konsep "noise" yang diartikan mereka sebagai faktor-fektor

yang

• mengganggu kualitas sebuah signal. Merujuk konsep tersebut, Berlo

mendefinisikan

• "noise" dalam proses komunikasi sebagai faktor-faktor dalam unsur-unsur

• komunikasi yang dapat mengurangi keefektifan komunikasi. Menurut Berlo,

"noise"

• dan "fidelty" merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Mengurangl

"noise"

• (keributan) berarti meningkatkan "fidelity" (ketepatan), demikian sebaliknya.

• Adapun faktor–faktor yang menentukan efektif tidaknya komunikasi

• tersebut

• meliputi :

• 1. The Source-Encoder.

• Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber, yang

• dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni

• a). keterampilan berkomunikasi

• b). sikap mental

• c). tingkat pengetahuan dan

• d). posisinya dalam sistem sosial

• kultural.

• Tingkat keterampilan berkomunikasi sumber menentukan ketepatan

komunikasi

• dalam dua cara. Pertama, mempengaruhi kemampuan dalam berbicara, dan

yang

• kedua mempengaruhi kemampuan menyampaikan pessn seperti yang kita

12

Page 13: Dictat Komunikasi

• maksudkan. Mengenai sikap mental, ada tiga tipe sikap sumber yang dapat

• mempengaruhi proses komunikasi, yakni terhadap:

• a). diri sumber sendiri

• b).Subject

• c) matter

• d) terhadap penerima pesan (receiver).

• Tingkat pengetahuan sumber juga akan menentukan seberapa jauh dia

memahami sikap mentalnya sendiri,

• kerakteristik receiver, dengan cara bagaimana dia menyampaikan pesannya,

jenis-jenis saluran yang dipilihnya, dan sebagainya. Faktor yang keempat

adalah sistem sosial budaya yang melatar belakangi sumber. Faktor ini sangat

mempengaruhi perilaku komunksil sumber.

• 2. The Decoder-Receiver.

• Pada prinsipnya, faktor-faktor yang melekat dalam diri penerima pesan sama

dengan sumber. Dengan kata lain, receiver juga harus mempunyai

keterampilanberkomunikasi, sehingga dapat menerima pesan. Begitu pula

dengan sikap mental,tingkat pengetahuan dan sistem sosial budaya receiver,

mempengaruhinya dalam menerima pesan yang disampaikan sumber.

• 3. Pesan.

• Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan:

• 1). Kode pesan,

• 2). Isi pesan,

• 3). Perlakuan terhadap pesan.

• Kode pesan adalah setiap kelompok simbol yang dapat disusun sedemikian

rupa, yang mempunyai arti bagi sebagian orang. Isi pesan dapat didefinisikan

sebagai meteri yang dipilih sumber untuk menyampaikan ujuannya.

Sedangkan perlakuan terhadap pesan adalah keputusan-keputusan yang

diambil sumber dalam memilih dan menyusun kode isi pesan.

• 4. Saluran

• Faktor ini menyangkut cara-cara penyampaian dan penerimaan pesan,

pembawa pesan (vehicle carriers) yang mempengaruhi efisiensi dan efektifnya

komunikasi.

• Komunikasi Sebagai Proses Belajar

• Berbicara tentang komunikasi dalam konteks perorangan pada dasarnya

berbicara tentang bagaimana orang belajar. Dalam hal ini belajar

menggunakan istilah "stimulus" den "respon".Stimulus diartikan sebagai

segala kejadian yang dapat dirasakan olehseseorang, dengan kata lain segala

13

Page 14: Dictat Komunikasi

sesuatu yang dapat diterima orang melalui salah satu alat

penginderaanya(penglihatan, pendengaran dan lainnya). Sedangkan respon

diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus, atau perilaku yang

timbul karena adanya stimulus. Respon dapat dibedakan atas: respon yang

terbuka (overt responses) yakni yang dapat diamati, dirasakan, dieteksi, dan

respon yang tertutup (covert responses) yakniRespon yangterdapat di dalam

diri seseorang; tidak dapat diamati, bersifat pribadi.

• Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam hubungan yang

stabilantara:

• a). suatu stimulus yang dirasakan seseorang dan

• b). respon yang dilakukan,baik tertutup maupun terbuka.

• Suatu proses belajar terjadi jika seseorang:

• 1).Melakukan respon yang sama secara terus menerus terhadap stimulus yang

• berbeda,

• 2). Melakukan respon yang berbeda terhadap stimulus yang sama.

• Proses belajar meliputi adanya stimulus (segala sesuatu yang dapat dirasakan

oleh organisme). Selanjutnya, organisme harus merasakan objek yang menjadi

stimulus, menginterpretasikannya, untuk selanjutnya melahirkan respon.

Meskipun demikian, seseorang belum bisa dikatakan belajar hanya

disebabkan dia membuat sekali atau duakali respon

• . Belajar terjadi jika merespon stimulus tersebut menjadi kebiasaan

(habit). Untuk membentuk kebiasaan ini, belasan atas respon (reward)

merupakan faktor yang mempengaruhi. Seseorang akan mengulangi responnya

jika medapat balasan Berlo menyebut lima faktor yang dapat memperkuat

kebiasaan.

• Pertama frekuensi pengulangan balasan: adanya stimulus

menimbulkan respon, dan jika respon ini mendapat balasan, akan memperkuat

kebiasaan.

• Kedua, mengisolasi hubungan S (stimulus) R (Respon): organisme

tldak memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang berbeda.

• Ketiga, banyaknya balasan : lebih banyak balasan, akan lebih

memperkuat kebiasaan.

• Keempat, selang waktu antara respon-balasan: lebih cepat seseorang

merasakan balasan responnya, lebih besar kemungkinan dirinya

mempertahankan respon.

• Kelima, usaha yang diperlukan untuk merespon:respon yang dapat

dilakukan dengan mudah akan lebih bertahan dibanding respon yang sulit untuk

dilakukan.

• Komunikasi dan belajar : Proses yang Memiliki Kesamaan.

14

Page 15: Dictat Komunikasi

• Komunikasi dan belajar mempunyai unsur-unsur yang sama dengan unsur-

• unsur yang dimiliki belajar. Perbedaan hanya terjadi dalam memulai

prosesnya.Belajar selalu dimulai dengan mempersepsikan suatu stimulus

(decodea message),sedangkan komunikasi dimulai tujuan sumber

berkomunikasi (interpretation) . Interaksi Dalam semua situasi komunikasi,

sumber dan penerima pesan mempunyai ketergantungan satu sama lain.

Tingkat ketergantungan yang paling tinggi terdapat dalam konsep dyadic,

yang memperlihatkan adanya hubungan antara berbagai kejadian yang tidak

dapat berdiri sendiri.Berlo membedakan empat tingkat ketergantungan

komunikasi, yakni:

• 1.Ketergantungan: fisik,

• 2). Ketergantungan aksi-reaksi,

• 3). Empathy dan,

• 4).Interaksi.

• 1. Ketergantungan fisik (Definitional-Physical interdependence). Pada

• tingkatan ini, sumber dan penerimaan berada dalam ketergantungan yang

• bersifat fisik. Meskipun terjadi komunikasi, namun antara sumber dan

• penerimaan tidak bereaksi terhadap masing-masing pesan.

• 2. Ketergantungan Aksi-Reaksi

• (Action-Reaction Interdependence).

• Komunikasi umumnya meliputi tingkat ketergantungan ini. Aksi dari sumber

• mempengaruhi reaksi penerima; reaksi dari penerima kemudian

mempengaruhi reaksi sumber lagi dan seterusnya Dalam hal ini antara

sumber dan penerima dapat menggunakan reaksi masing-masing. Reaksi

yang merupakan umpan balik tersebut digunakan sumber ataupun penerima

untuk memeriksa, menentukan bagaimana sebaiknya mereka

menyempurnakan tujuannya. Jika umpan balik dimaksud mendapat balasan

dengan balk, maka sumber/penerima akan meneruskan cara-caranya

yangsama. Namun jika tidak, sumber/penerima akan mengganti pesan mereka

dengan cara-cara yang lain.

• 3. Empathy. Komunikasi

• Umumnya meliputi gambaran pengertian atas tanggapan pesan yang

disampaikan. Dalam hal ini terdapat harapan yang digunakan dalam

mengkode, menerima code, dan merespon pesan. Harapan yang diberikan

pihak-pihak yang berkomunikasi dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi,

sikap, pengetahuan dan sistem sosial kultural. Untuk mengetahui harapan

penerima pesan, kita harus mempunyai keterampilan yang dalam ilmu

psikologi disebut empathy, yakni kemampuan untuk memproyeksikandiri kita

kepada kepribadian orang lain. Sehubungan ini ada dua teori empathy:

15

Page 16: Dictat Komunikasi

• 1). Inference Theory of Empathy

• 2).Role-Taking Theory of Empathy.

• 4. Interaksi.

• Tingkat terakhir dari ketergantungan yang kompleks adalah interaksi, yang

merupakan istilah dari proses saling berperan, perwujudan dari perilaku yang

empathic. Jika dua individu membuat kesimpulan tentang masing-masing

peran mereka pada saat yang sama, dan jika tingkah laku komunikasi mereka

tergantung pada saling memberi peran, maka mereka berkomunikasi dengan

berinteraksi satu dengan yang lain. Konsep Interaksi merupakan inti untuk

memahami konsep proses komunikasi. Dalam komunikasi, kita harus

mempredikasi bagaimana orang lain berperilaku. Seperti diketahui bahwa

saling memberi peran (role taking), empathy,dan interaksi digunakan sebagai

alat untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, Namun ketiga aspek

tersebut paling tidak memillki dua kelemahan:

• 1) role taking dan interaksi dalam prosesnya memerlukan energi yang cukup

besar,

• 2) prediksi yang emphatic memerlukan beberapa prasyarat yang terkadang

tidak dapat ditemukan. Keberhasilan dalam membuat prediksi dari role taking

bersandar pada asumsi:

• 1) kita tidak berbicara dengan banyak orang,

• 2) sebelumnya kita memiliki pengalaman dengan orang-orang tersebut,

dengan demikian kita mempunyai dasar untuk membuat prediksi tentang

mereka

• 3) kita sensitif dengan perilaku manusia,

• 4) kita termotivasi untuk berinteraksi.

• Komunikasi dan Sistem Sosial

• Sistem sosial adalah kumpulan dari peran-peran ketergantungan. Dalam

membicarakan sistem sosial, kita membentuk perilaku peran (role behavior)

yang menempati suatu kedudukan (role position) dalam struktur sosial.

Role behavior dapat dibagi atas dua kelompok: the must's (yang

seharusnya)dan the may's (yang boleh). Perilaku seseorang yang menempati

peran apapun dapat dianalisa dengan konsep "the must's" den "the may's" Ini.

Kita dapat menentukan keseluruhan sistem perilaku peran secara eksplisit.

Dalam setiap kelompok, terdapat tekanan group untuk meyakinkan bahwa

anggota group menyesuaikan peran-peran mereka. jika anggota merespon

tekanan ini, yakni melakukan the must's, anggota tersebut diberi sesuatu

(reward). Namun jika mereka menyimpang dari perilaku yang telah

ditentukan, mereka dihukum, bahkan boleh jadi dikeluarkan dari group.

Tekanan group inilah yang disebut norma. Dalam membicarakan tujuan

16

Page 17: Dictat Komunikasi

group, perlu dibedakan antara produktivitas atau tugas untuk

menyempurnakan tujuan, dengan upah atau pencapaian kepuasan anggota.

Komunikasi dengan organisasi sosial paling tidak berhubungan dalam tiga

cara.

• Pertama, sistem sosial diproduksi melalui komunikasi.

• Kedua, pembangunan sebuah sistem sosial ditentukan oleh komunikasi

anggotanya.

• Ketiga, komunikasi mempengaruhi sosial sistem dan sebaliknya, sistem sosial

mempengaruhi komunikasi.

• Pengetahuan tentang suatu sistem sosial dapat membantu kita untuk

membuat ramalan yang akurat tentang orang, tanpa memerlukan emphaty atau

interaksi, tanpa mengetahui segala sesuatu tentang orang tersebut, kecuali

hanya peran-peran yang mereka miliki dalam sistem. Kegagalan komunlkasi

dapat disebabkan kesalahan dalam: peramalan role behavior, role position,

multiple roles, konflik peran dan norma, dan komunikasi lintas sistem sosial.

• Makna dalam Komunikasi

• Makna (meaning) adalah inti dari komunikasi. Dalam komunikasi,

sumbermaupun penerimaan berusaha memilih kata-kata yang menjelaskan

pengertian masing-masing. Kata-kata tersebut merupakan pesan (message),

Ide yang diekspresikan dengan cara-cara tertentu (perlakuan) melalui

penggunaan kode. Dalam artikelnya "The Origins of Language", Thorndike

menyatakan ada empat hipotesa tentang dasar kegunaan suara-suara manusia

yang mengekspresikan maksudnya. Empat kelompok itu adalah "ding-dong",

"bow- bow","pooh-pooh, dan "yum-yum". Teori "Ding-dong" menyatakan

bahwa suara memberi arti pada sesuatu di mana setiap orang memberikan

arjti yang sama. Menurut teori "Bow-Bow", manusia meniru bunyi-bunyi

(suara) yang dihasilkan binatang. Teori "Pooh-Pooh" menyebutkan, manusia

membuat suara-suara instinctive tertentu dan kita telah mempunyai arti untuk

suara ini karena kita membuatnya. Sedangkan teori "YumYum" mengatakan

manusia memberi respon fisik pada setiap stimulus.Sebagian dari respon fisik

ini dilakukan mulut. Berlo membuat asumsi yang terbaik tentang asal bahasa

dalam pernyataan berikut :

• 1) bahasa sendiri atas suatu perangkat simbol-simbol yang berarti plus cara-

cara yang bermakna untuk mengkombinasikannya,

• 2) simbol dari suatu bahasa dipilih melalui kesempatan, bukan pemberian

Tuhan,

• 3). menusia membangun bahasanya sendlri dengan prinsip yang sama tentang

interprestasi, respon dan balasan yang dilakukan melalui belajar,

17

Page 18: Dictat Komunikasi

• 4). manusia lambat laun membentuk bahasanya dalam upaya

mengekspresikan pengertian pada dirinya dan orang lain, membuat orang lain

mempunyai pengertian yang sama, dan untuk menimbulkan respon yang akan

menambah kemampuannya untuk mempengaruhi.

• Fungsi bahasa adalah untuk mengekspresikan makna. Makna itu sendiri

melekat pada semua definisi bahasa. Makna tidak terdapat di dalam pesan

(message), tetapi berada pada orang. Makna pribadi sifatnya, yang berbeda

dari satu orang dengan orang lainnya. Makna adalah sesuatu yang dipelajari.

Komunikasi intrapersonal

Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah

penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator

sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif

dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu

menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi

dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi

intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti

persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi

intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika

orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri

mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui

proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang

mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.

Aktifitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari

dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur,

instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita,

mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif

Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan

perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan

pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan

peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini

• Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu

pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran

diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan

identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).

18

Page 19: Dictat Komunikasi

• Kesimpulan :

• Komunikasi adalah penyampaian dari seseorang kepada orang lain dengan

menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu

proses.

• Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut

Harold Lasswell

• Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell

• Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?

mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil

apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).

(Lasswell 1960).

• Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):

• 1. Who? (siapa/sumber).

• Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang

individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.

• 2. Says What? (pesan).

• Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima

(komunikan),dari sumber (komunikator)a tau isi informasi.Merupakan

seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili

perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu

makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesaN

• 3. In Which Channel? (saluran/media).

• Wahana /alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada

komunikan(penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak

langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

• 4. To Whom? (untuk siapa/penerima).

• Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari

sumber.Disebut tujuan (destination) /pendengar (listener)/ khalayak

(audience)/ komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).

• 5. With What Effect? (dampak/efek).

• Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan

dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

• Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya.

Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan

disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus

19

Page 20: Dictat Komunikasi

menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka)

atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan

topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan

tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri

komunikan sesuai dengan yang diinginkan.

• Kesimpulan:

Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima)

dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara

langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada

komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5

unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.

• GAYA KOMUNIKASI

• Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang

yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat menjalin

persahabatan setiap bertemu dengan teman yang baru. Bukan itu saja,

persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai kekal. Sebaliknya, ada

pula orang-orang yang justru mengalami kesukaran dalam pergaulan. Tema

"disalah mengerti" merupakan tema pokok hidup mereka meski mereka tak

henti-hentinya berusaha mengoreksi diri. Banyak faktor yang terlibat yang

menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita dalam pergaulan, salah

satunya adalah gaya kita berkomunikasi.

• Gaya 1: Si Penganggap

• adalah, "Saudara seharusnya sudah mengerti maksud saya." Si Penganggap

umumnya melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam komunikasi,

yakni menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya. Sebelum kita

menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu mengecek

ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita. Gaya komunikasi

seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan kemarahan.

• Gaya 2: Si Sepenggal

• Orang ini berpikir, "Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?!" namun

sesungguhnya yang terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh

pikirannya -- baru sepenggal saja. Sewaktu kita berbicara, kecepatan pikiran

kita bergerak dari satu topik ke topik yang lainnya tidaklah sama dengan

kecepatan lidah kita mengungkapkan isi pikiran itu sendiri. Bagi Si

Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya terlalu lamban

sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya melalui bahasa ucapan.

Masalahnya ialah, ia tidak menyadari hal ini, sehingga dalam benaknya, ia

sudah mengatakan semua yang ingin ia sampaikan. Si Sepenggal rentan

20

Page 21: Dictat Komunikasi

terhadap frustasi karena komunikasinya menjadi terpotong-potong dan sudah

tentu, membuka pintu terhadap kesalah pahaman

• Gaya 3: Si Peremeh

• Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini,

"Kenapa tidak mengerti-mengerti?" atau "Memang bodoh kamu!" Si Peremeh

memiliki satu masalah yang lumayan serius yakni ia memperlakukan semua

orang sama seperti dirinya. Alhasil, apabila orang lain tidak bisa mengikuti

kemauan atau pikirannya, ia pun marah. Sewaktu marah, bukannya ia melihat

bahwa memang orang lain berbeda dengannya, ia justru memandang

perbedaan sebagai kekurangan di pihak orang lain. Gaya komunikasi ini

cenderung merusakkan hubungan dengan orang lain. Siapa saja yang pernah

disakitinya akan menjaga jarak karena tidak mau terluka lagi.

• Gaya 4: Si Penyenang

• Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan

hati semua orang. Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari bibirnya,

"Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia." Bicara dengan Si

Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan mengangguk-angguk

saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat mendangkalkan relasi

pribadi. Sukar sekali untuk mengetahui hati Si Penyenang karena ia tidak

terbuka. Ketidakterbukaannya itu juga cenderung membuatnya menumpuk

semua perasaan dalam hati. Kalau tidak tertahankan, ia mudah menjadi orang

tertekan dan tidak bahagia.

• Gaya 5: Si Pelupa

• Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu.

Malangnya, Si Pelupa lupa dan melupakan terlalu banyak hal dan

frekuensinya terlalu sering. Ia acap kali berujar, "Tidak, saya tidak

mengatakan hal itu." Namun kenyataannya ialah ia mengatakan hal tersebut.

Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan oleh orang lain

cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya sendiri. Orang lain

dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa meremehkan atau bisa juga,

orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak tulus. Ini bahaya! Komunikasi

sangat bergantung pada kepercayaan; tanpa itu, yang mendengar adalah suara

belaka.

• Gaya 6: Si Pendebat

• Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan

dengannya cenderung menjadi arena balapan kebenaran. Perhatikan kata- kata

yang biasanya keluar dari mulutnya, "Apa benar saya berkata demikian? Apa

kamu yakin? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Si Pendebat kaya dengan

kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan taktik menyerbu orang

21

Page 22: Dictat Komunikasi

lain dengan bombardemen kata-kata. Si Pendebat cenderung melemparkan

fokus masalah ke pihak lawannya sehingga ia bebas dari kesulitan. Gaya

komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak suka dan jenuh pada orang lain

karena bicara dengannya membuat diri merasa diserang. Lebih jauh lagi, Si

Pendebat akhirnya membuat orang beranggapan bahwa ia senantiasa

mengelak dari tanggung jawabnya.

• Gaya 7: Si Talenan

• Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering diasosiasikan

dengan Si Talenan karena perasaan-perasaan seperti itulah yang timbul tatkala

melihatnya. Si Talenan selalu menyediakan dirinya menjadi sasaran tudingan

orang lain tanpa benar-benar menyadari di mana letak kesalahannya (kalau

memang ada). Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya, "Betul,

memang saya yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi." Masalahnya ialah,

ia melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan memperhadapkan

orang lain dengan kebenaran. Ia tidak suka keributan dan baginya silang

pendapat tidaklah bijaksana, jadi, harus dihindarkan. Gaya komunikasi ini

sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang penghinaan dari orang lain.

Orang lain semakin berani berbuat sekehendak hatinya tanpa mempedulikan

perasaannya. Namun, bukankah ia jugalah yang memulainya?

• Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat

memancarkan kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula

merupakan gaya yang dipelajari. Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan

dari orang lain, kita terpaksa mengikuti gaya komunikasi yang tertentu. Atau

kita belajar dari keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya

komunikasi kita dipahami semua orang, alias universal. Jika gaya komunikasi

kita memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah tentu perlu koreksi.

Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain.

Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti dan

menanyakan, apa kira-kira yang orang lain rasakan (bukan kita, sebab kalau

kita, mungkin sekali kita tak merasa apa-apa karena sudah terbiasa) tatkala

mendengar kata-kata kita. Kita rela membayar mahal dan menanamkan waktu

yang panjang untuk pendidikan kita; ironisnya, kita sering tidak bersedia

membayar mahal untuk belajar menyehatkan gaya komunikasi kita. Memang,

adakalanya hal yang penting tampaknya sederhana.

Tujuan Komunikasi

Menciptakan hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikasi

guna mendorong komunikan agar mampu meredakan segala ketegangan,

emosinya dan memahami dirinya.

22

Page 23: Dictat Komunikasi

1

Elemen-elemen konsep diri

Konsep diri

Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri,

biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi,

karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak

dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat

fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau

dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap,

dungu, terpelajar, dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan.

Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu

baik pula. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep

diri seseorang itu tidak baik pula.

Karakteristik sosial

Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita

dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara

atau pendiam, penuh perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini

mempengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup

hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.

Peran sosial

Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita

mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri,

atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau

agama. Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini mengacu pada

diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita

memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple selves).

Identitas diri yang berbeda

Identitas berbeda atatu multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan

erbagai aktifitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam

komunikasi antar pribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.

23

Page 24: Dictat Komunikasi

Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang

lain terhadap kita (meta persepsi).

Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu

saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan

bagian lain memperlihatkan kita ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri)

Contohnya saat orang gemuk berusaha untuk menjadi langsing untuk

mencapai gambaran tentang dirinya yang ia idealkan.

Proses pengembangan kesadaran diri

Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;

Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek

diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan

diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.

Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai

kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi.

Dalam interaksi, reakasi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita,

dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan,

mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi

Jane Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktifitas pada

lingkungannya dan menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia

lakukan

Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai salahnya,

bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia mengalami nasib sial

saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan orang lain. Sementara

seseorang yang pesimis akan melihat sebuah kekalahan itu sebagai salahnya,

menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama dan akan mempengaruhi

apapun yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah seseorang yang

pesimis akan menyerah lebih mudah.

Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self)

perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan

terjadi tahap demi tahap melalui aktifitas serhari hari kita. Walaupun hidup

kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk,

teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk dirubah secara

drastis.

Contoh, bila kita mencoba merubah pendapat orang tua kita dengan memberi

tahu bahwa penilaian mereka itu harus dirubah - biasanya ini merupakan

24

Page 25: Dictat Komunikasi

usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih

kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan waktu dengan anggapan

bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.

Johari Window

Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat

dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan

motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun

1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai

bagian dari proses komunikasi.

Johari Awareness Model terdiri dari sebuah persegi yang terbagi menjadi empat

kuadran, yaitu OPEN, BLIND, HIDDEN, dan UNKNOWN.

• - Kuadran 1 (Open) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain.  (Quadrant 1, the open

quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation known to self and

others)

- Kuadran 2 (Blind) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri. 

(Quadrant 2, the blind quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation

known to others but not to self)

• Kuadran 3 (Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. 

(Quadrant 3, the hidden quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation

known to self but not to others

• - Kuadran 4 (Unknown) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi

yang tidak diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain. 

(Quadrant 4, the unknown quadrant, refers to behavior, feelings, and

motivation known neither to self nor others)

• Tes Jendela Johari dilakukan dengan memberi daftar berisi 55 kata sifat

kepada subyek tes. Dari 55 kata sifat tersebut, subyek tes akan diminta untuk

memilih lima atau enam kata sifat yang paling mencerminkan diri mereka.

Anggota peer dari subyek tes ini kemudian akan diberikan daftar yang sama

dan diminta untuk memilih lima atau enam kata sifat yang menurut mereka

paling menggambarkan pribadi sang subyek tes. Hasil tersebut akan dicek

silang dan dimasukkan dalam kuadran-kuadran yang tersedia.

Kelimapuluhlima kata sifat tersebut adalah: able, accepting, adaptable, bold,

brave, calm, caring, cheerful, clever, complex, confident, dependable, dignified,

25

Page 26: Dictat Komunikasi

energetic, extroverted, friendly, giving, happy, helpful, idealistic, independent,

ingenious, intelligent, introverted, kind, knowledgeable, logical, loving, mature,

modest, nervous, observant, organized, patient, powerful, proud, quiet, reflective,

relaxed, religious, responsive, searching, self-assertive, self-conscious, sensible,

sentimental, shy, silly, spontaneous, sympathetic, tense, dan trustworthy

• Dalam pembahasan model ini, Joseph Luft berpendapat bahwa kita harus terus

meningkatkan self-awareness kita dengan mengurangi ukuran dari Kuadran 2-

area Blind kita. Kuadran 2 merupakan area rapuh yang berisikan apa yang

orang lain ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap

tidak ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi are Blind kita juga berarti

bahwa kita memberbesar Kuadran 1 kita-area Open, yang dapat berarti bahwa

self-awareness serta hubungan interpersonal kita mungkin akan mengalami

peningkatan

• Luft menawarkan beberapa saran untuk meningkatkan self-awareness kita:

• - Threat tends to decrease awareness; mutual trust tends to increase awareness

- Forced awareness (exposure) is undesirable and usually innefective

- Interpersonal learning means a change has taken place so that Quadrant 1 is

larger, and one or more of the other quadrants has grown smaller

- Sensitivity means appreciating the covert aspects of behavior, in Quadrants

2, 3, and 4 and respecting the desire of others to keep them so (Joseph Luft,

Of Human Interaction (Palo Alto, CA: Mayfield, 1969)

• Siapakah aku

Mengenali dan Memahami Diri

Dalam bidang psikologi terdapat suatu teori yang boleh membantu kita

memahami siapa diri kita. Teori itu disebut Jendela Johari. Nama Johari

adalah gabungan nama dua orang pakar yang mencipta teori itu, Joseph Luft

dan Harry Ingham.

Jendela Johari: Siapakah Aku?

Jendela Diri Yang Terbuka

Jendela ini melambangkan semua informasi, sikap, perasaan, keinginan,

dorongan dan ide-ide kita yang kita sendiri ketahui dan diketahui juga oleh

orang-orang lain. Antara maklumat itu adalah nama kita, rupa paras kita,

agama kita, bangsa, pendidikan, kegemaran, agama dan pendirian politik

kita.Ada kalanya jendela ini kita buka luas oleh itu kita dengan sukarela

mendedahkan banyak maklumat tentang siapa diri kita.

26

Page 27: Dictat Komunikasi

Ada kalanya kita tidak mau membuka jendela ini dengan luas, jadi kita

banyak merahsiakan perihal pribadi kita. Sejauh mana kita sanggup membuka

jendela ini ada kesannya pada sejauh mana orang lain sanggup menerima kita.

Semakin banyak kita membuka perihal diri kita, semakin mudah bagi orang

lain menerima kehadiran diri kita.

• Jendela Diri Yang Buta

Jendela ini melambangkan segala macam perihal tentang diri kita yang diketahui

oleh orang-orang lain tetapi kita sendiri tidak tahu. Antara perihal diri kita yang

kita tidak ketahui adalah perangai-perangai ganjil kita, bau badan kita yang busuk,

sifat kita yang gagap apabila gugup dan lain-lain.Orang lain mungkin tahu tabiat

dan sifat kita yang baik ataupun buruk yang kita tidak sedari ada pada kita.

Sesetengah orang sangat ‘buta’ tentang dirinya sendiri. Ada kalanya kita takut

hendak mendengar pendapat orang lain berkenaan diri kita, kecuali yang baik-

baik saja. Sesetengah orang sangat ingin tahu siapa diri mereka yang sebenarnya

dan sentiasa maklum atas pendapat orang di sekeliling mereka.Ada kalanya kita

dapat menerima kenyataan apabila menerima kritikan pribadi daripada orang lain.

Ada orang tidak dapat menerima kritikan seperti itu dan mereka mengalami

kejutan dahsyat. Oleh karena itu, walaupun kita tahu banyak berkenaan orang-

orang lain, kita tidak boleh mengumbar kepada mereka segala apa yang kita tahu.

Mereka mungkin akan mengalami kesan negatif atas apa yang kita beritahukan

• Jendela Diri Yang Tersembunyi

• Jendela ini adalah lambang segala perihal tentang diri kita yang kita sendiri

tahu tapi kita tidak ingin orang lain tahu. Ia adalah diri kita yang kita

rahasiakan. Ada orang yang suka memberitahu segala macam perihal

berkenaan diri mereka kepada orang lain. Ada orang, kalau boleh, langsung

tidak mau siapa pun tahu apa-apa berkenaan diri mereka. Mereka akan

bercakap-cakap berkenaan bermacam-macam perkara di dunia ini, kecuali

berkenaan diri mereka sendiri.Ada orang yang tidak segan untuk selalu

menceritakan segala hal berkenaan diri mereka termasuk masalah rumah

tangga, anak-anak, pekerjaan, uang dan apa-apa saja. Lazimnya kita memilih-

milih perihal peribadi yang sanggup kita buka kepada orang-orang lain, dan

kita juga memilih-milih kepada siapa hal itu sanggup kita utarakan.

• Jendela Diri Yang Tak Diketahui

• Jendela ini adalah lambang siapa sebenarnya diri kita, tetapi kita tidak tahu

dan orang-orang lain pun tidak tahu. Kalau kita tidak tahu dan orang-orang

lain pun tidak tahu, bagaimanakah kita tahu bahawa diri kita itu ada? Kita

tahu ia ada dari beberapa sumber. Pertama, dari saat apabila kita akan

27

Page 28: Dictat Komunikasi

menyedari beberapa perkara baru tentang diri kita yang tidak pernah kita

katakan sebelumnya.Sumber kedua adalah mimpi-mimpi yang kita alami.

Sumber ketiga adalah melalui ujian-ujian projektif yang boleh kita ambil di

bawah pengawasan pakar-pakar psikologi.Anggapan kita terhadap diri kita

sendiri sentiasa berubah-ubah daripada masa ke masa. Ada kalanya perubahan

itu berlaku perlahan-lahan, ada kalanya ia berlaku dengan mendadak dan

drastik sekali.

• Cara Mengenali Diri Sendiri

• Mengetahui siapa diri kita sebenarnya mempunyai kesan ke atas kesuksesan

di tempat kerja dan dalam kehidupan. Individu-individu yang memahami

sifat-sifat, kekuatan dan kelemahan dirinya didapati lebih sukses dalam

kerjanya dan kehidupan mereka. Semakin betul kefahaman seseorang itu

tentang dirinya, semakin tinggi kesuksesan yang dapat dicapainya. Ini adalah

salah satu daripada ciri-ciri psikologi yang membedakan para eksekutif yang

sukses.

• Individu-individu yang gagal dalam kehidupannya mempunyai konsep diri

yang negatif ataupun di mana konsep dirinya tidak selaras dengan kenyataan

disebabkan mereka tidak bersikap terbuka untuk memaklumi feedback dari

orang-orang yang berinteraksi dengan mereka, terutamanya apabila feedback

itu berupa kritikan. Itulah sebabnya mereka yang tidak dapat menerima

kritikan dan teguran tidak dapat mencapai peringkat tinggi dalam jawatannya.

• Ada beberapa cara yang boleh kita lakukan supaya kita lebih kenal diri kita

sendiri. Cara yang pertama adalah dengan mendengar apa yang orang-orang

lain kata berkenaan diri kita. Dengan cara ini kita dapat melihat diri kita

daripada sudut pandangan orang lain.

• Kita dapat melihat diri kita sebagaimana yang orang lain melihatnya, yaitu

sebagaimana yang mereka nampak dan kenali diri kita. Biasanya kita mau

orang lain melihat diri kita seperti yang kita sendiri mahu lihat, yaitu yang

positif saja.

• Apa saja yang kita buat dan katakan sentiasa dinilai oleh orang lain. Ada

kalanya mereka menyatakan pendapat mereka berkenaan diri kita. Kadang-

kadang mereka mengatakan dengan jelas dan berterus terang, tetapi ada

kalanya mereka menyatakannya dengan cara yang halus dan tersirat. Dengan

memberi perhatian dan bersikap terbuka terhadap segala pendapat orang lain

berkenaan diri dan segala perbuatan kita, kita dapat mengenal diri kita sendiri

dengan lebih baik lagi.

• Cara kedua adalah dengan sengaja mencari hal-hal tambahan berkenaan diri

sendiri. Kita boleh meminta pendapat orang-orang di sekeliling kita berkenaan

apa yang kita perbuat.

28

Page 29: Dictat Komunikasi

• LATAR BELAKANG MASALAH

• Komunikasi antar pribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori

komunikasi, oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang

terbaik untuk memanfaatkannya, penulis mencoba menganalisa salah satu

teori tentang konsep diri diri yang berkaitan dengan komunikasi antar pribadi

untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik.

Konsep diri merupakan Faktor yang sangat penting dan menentukan dalam

komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri

positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan

keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai

suatu operating system yang menjalankan suatu komputer. Terlepas dari

sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang di-install, apabila

sistem operasinya tidak baik dan banyak kesalahan maka komputer tidak

dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama berlaku bagi manusia.

• Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang

mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-

install akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh

sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin

baik konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil.

Demikian pula sebaliknya.

Kita dapat melihat konsep diri seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang

jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-

hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses,

merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak

untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.

Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani

mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias,

merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir

positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.

• PERMASALAHAN

• Diatas kita agak banyak membicarakan konsep diri Positif, karena dari konsep

diri positif lahir pula pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positip pula

yakni melakukan persepsi yg lebih cermat dan mengungkapkan petunjuk-

petunjuk yang membuat orang-lain menafsirkan kita dengan cermat pula.

Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yg Tembus

Pandang1  ( transparent ).Dengan bersikap Tembus Pandang  berarti kita

membuka diri, kita menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman-pengalaman

gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif serta lebih

cermat dalam memandang dan menilai diri kita sendiri juga orang lain.

29

Page 30: Dictat Komunikasi

Hubungan antara Konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan

Johari Window. Dalam Johari Window tingkat keterbukaan dan tingkat

kesadaran tentang diri kita.

• JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI )

• Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window

sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain

yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari

matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang

terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah

publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.

Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel tersebut. 

• Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain

seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika

memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan

tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus

bertambah secara vertical sehingga mengurangi hidden area. Makin besar

open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.

• Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi

orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan,

keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden

area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan

membuat orang lain miskomunikasi tentang kita,  yang kalau dalam hubungan

kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang

• Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita

tidak. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya

30

Page 31: Dictat Komunikasi

menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang

lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan

kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja

tim.

• Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak

mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang

lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau

berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain

anggota keluarga kita. Kita tidak pernah

• bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita

tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman

• Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal

yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang

memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh

dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang

lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali

menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi

adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi

tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang

menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-

rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres

dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun

orang lain.

• Dalam daerah ini, orang menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi

tentang dirinya disimpan rapat-rapat. Daerah yang tidak disadari membuat

bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui

baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini

kemungkinan bisa muncul.     Oleh karena adanya perbedaan individual, maka

besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.

Gambaran kepribadian di bawah ini dapat memberikan contoh mengenai

daerah-daerah dalam Jendela Johari.

31

Page 32: Dictat Komunikasi

• Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama

pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik

( Feedback ). Tahap pengungkapan diri, orang memperluas daerah C (lihat

gambar 2), sedangkan untuk memperluas daerah B dibutuhkan umpan balik dari

orang lain (lihat gambar 3). Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik (A) yang

semakin luas (lihat gambar

KASUS

• Dian, gadis pemalu, ia selalu sulit menjalin pergaulan. Sangat jarang ia dapat

menceritakan perasaan, keinginan, dan fikiran-fikiran yang ada pada dirinya.

Akibatnya, ia kurang dikenal oleh teman sepergaulannya.

• Kemungkinan besar, Dian mempunyai daerah publik (A) yang kecil, sedangkan

daerah yang tersembunyi lebih besar (C) atau Siti mempunyai daerah buta yang

lebih besar (B), sebab kelebihan yang merupakan aset bagi dirinya tidak

disadarinya atau dilihat orang lain.Semakin luas daerah A dapat dikatakan

seseorang mempunyai konsep diri yang positif. Ia telah tahu, baik dalam kuantitas

maupun kualitas, kekuatan dan kelemahan dirinya. Orang semakin bebas untuk

menentukan langkahnya, topeng-topeng yang dipakainya semakin terkuak dan

ditinggalkannya. Ia menjadi pribadi yang matang, percaya diri, tidak takut

menghadapi kegagalan, dan siap mengahadapi tantangan.

KESIMPULAN

Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri,

orang lain akan menyadari siapa saya?  Mengenal diri bukanlah tujuan.

Pengenalan diri adalah sebagai wahana (sarana) untuk mencapai tujuan hidup.

Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan siapa saya? maka

pertanyaan selanjutnya adalah saya ingin menjadi siapa?  Jawaban atas

pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran yang

32

Page 33: Dictat Komunikasi

dimainkannya. Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah atau

mengembangkan diri

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dasar-dasar Komunikasi Teraupetik

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Adalah Proses penyampaian pesan atau berita dari seseorang keorang

lain sehingga antara kedua belah pihak terjadi adanya saling pengertian.Terapi

Adalah Suatu penyembuhan.

Komunikasi Terapeutik Adalah suatu proses penyampaian nasehat kepada pasien

untuk upaya penyembuhan. Seorang bidan / perawat terlebih dahulu menyampaikan ide

dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan

olehnya.

Komunikasi Terapeutik biasanya dilakukan dengan Lisan (dialog antara perawat

dan pasien) atau dengan gerak (gerak tangan, ekspresi wajah dan sebagainya.

Melalui komunikasi ini, perawat dapat menyampaikan ide dan pikirannya

kepada pasien dan kemudian ia dapat mengetahui pikiran dan perasaan pasien

terhadap penyakit yang diderita dan juga sikap prilaku pasien terhadap dirinya

sendirinya.Dengan demikian segala tindakan perawat disepakati oleh pasien,

dan pasien itu sendiri ikut membantu segala upaya penyembuhan yang

dilakukan terhadapnya Bila dilakukan tindakan terhadap pasien tanpa diberi

penjelasan lebih dahulu, pendapat pasien tidak diminta atau sebaliknya pasien

menyembunyikan perasaannya maka upaya penyem.buhan akan kurang

berhasil.

B. Tujuan Komunikasi Teraupetik.

Komunikasi teraupetik bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara

perawat dengan pasien guna mendorong pasien agar mampu meredakan segala

ketegangan emosi dan memahami dirinya serta mendukung tindakan konstruktif

(membangun) terhadap kesehatannya dalam rangka mencapai kesembuhan

Didalam upaya perawatan dan penyembuhan, hubungan erat antara perawat

dengan pasien diperlukan agar tindakan yang dilakukan terhadap pasien

didasarkan atas kesepakatan bersama.Hubungan batin antara perawat dan pasien perlu

dikembangkan dengan baik. Pada hakikatnya Komunikasi Teraupetik mengutamakan

hubungan batin.Upaya yang dilakukan oleh perawat sebaiknya tidak hanya diakhiri oleh

33

Page 34: Dictat Komunikasi

penyembuhan saja, akan tetapi diikuti rasa kepercayaan diantara kedua belah pihak atas

tindakan pelayanan yang dilakukan

Jenis – jenis Komunikasi

Secara umum komunikasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Verbal dan Non

Verbal.

Komunikasi Verbal menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan atau tulisan.

Sedangkan komunikasi Non Verbal menggunakan bentuk lain seperti sikap dan

gerakan atau ekspresi wajah.

Didalam praktek, kedua jenis komunikasi ini selalu timbul bersama. Misalnya,

bila perawat memberi penjelasan kepada pasiennya tidak hanya dilakukan dengan

kata-kata akan tetapi juga diikuti oleh gerak tangan dan ekspresi wajah.

Sehubungan dengan pmbahasan diatas, Jenis Komunikasi dapat dibedakan menjadi

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi ini sangat tergantung dengan kata-kata yang dipergunakan,

sehingga perawat dengan pasien keduanya akan dapat memahami informasi

apabila kata-kata yang dipergunakan dapat dipahami.

Kata-kata atau bahasa yang digunakan dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya,

ekonomi, umur dan pendidikan.

Dalam menggunakan suara ada tujuh pokok tentang suara yang perlu diperhatikan

:

a. Gema suara

b. Irama

c. Kecepatan

d. Ketinggian

e. Besar / Volume

f. Naik Turunnya

34

Page 35: Dictat Komunikasi

g . Kejelasan

Suara tersebut dapat menggambarkan semangat, antusias, kesedihan, kejengkelan

atau kegirangan.

Misalnya : Ucapan “Selamat pagi” dalam bentuk irama yang berbeda

menunjukan perasaan dari pengucapknya.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Non Verbal tanpa mempergunakan bahasa kata-kata. Komunikasi

non verbal ini disebut juga bahasa tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari

komunikasi non verbal lebih banyak dilakukan. Bila dibandingkan dengan

komunikasi verbal, komunikasi non verbal kurang terkontrol sehingga dapat

timbul tanpa disadari.

Observassi terhadap prilaku non verbal pasien perlu dilakukan, karena hal ini

sangat berguna untuk mengetahui sikap pasien dan memudahkan mengambil

tindakan perawatan dan pengobatan. Hendaklah kita memperhatikan prilaku

nonverbal kita sendiri dalam berkomunikasi dengan pasien, karena pasien akan

selalu memperhatikannya.

Komunikasi nonverbal mempergunakan hal-hal sebagai berikut :

a. Ekspresi wajah

b. Gerak mata

c. Gerak tubuh, tangan, lengan dan kaki

d. Sikap tubuh waktu duduk atau berjalan

e. Sentuhan tangan

f. Isyarat-isyarat

g. Gabungan-gabungan dari gerak gerik tubuh

Dalam praktek sehari-hari komunikasi verbal dan non verbal dilaksanakan secara

bersama-sama dan saling mendukung. Misalnya Seorang pasien mengatakan

“Saya cukup senang disini”. Ditambah dengan ekspresi wajah gembira.kedua

jenis komunikasi itu dapat juga berlawanan. Misalnnya Si pasien mengatakan

“Saya tidak memikirkan apa-apa”. Ekspresi wajahnya menunjukan kesedihan dan

bibirnya bergetar.

35

Page 36: Dictat Komunikasi

. Komponen-komponen Komunikasi

Komunikasi teraupetik seperti komunikasi pada umumnya dibagi atas 4 komponen yaitu :

- Pemberi pesan

- Pesan

- Penerima pesan

- Umpan balik / Feed back

Dalam bentuk yang sederhana didalam komunikasi terjadi proses dua arah. Pengirim

menyampaikan pesannya Kepenerima kemudian Sipenerima memberikan respon kepada

pengirim.

Komponen-komponen komunikasi sebagai berikut :

1. Pemberi pesan ( Komunikator )

Dalam menyampaikan pesan hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pesan yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

b. Pesan yang disampaikan harus mempergunakan bahasa yang

dapat dimengerti dengan mudah oleh pasien.

c. Diusahakan supaya pesan yang disampaikan dapat

menarik minat pasien.

2. Pesan yang disampaikan

Komponen kedua dari komunikasi adalah pesan. Didalam komunikasi

teraupetik pesan yang disampaikan berupa : nasehat, dorongan, bimbingan, informasi

pearwatan, petunjuk dan sebagainya.

Pesan dapat disampaikan dalam bentuk lisan atau nonverbal (bahasa tubuh) yang

mengikuti bentuk lisan.

Pesan dapat disampaikan melalui media seperti tulisan, telepon, radio atau televisi.

Komunikasi tatap muka lebih efektif didalam komunikasi teraupetik bila dibandingkan

dengan menggunakan media.tidak langsung. Perawat yang langsung memberi informasi

atau pesan kepada pasien disebut Komunikasi langsung.

36

Page 37: Dictat Komunikasi

3. Penerima Pesan

Penerima pesan disebut juga sebagai Komunikan.Penerima pesan dalam

komunikasi teraupetik adalah Pasien. Pasien (sebagai penerima pesan) menerima

nasehat (pesan) dari perawat (pemberi pesan). Nasehat tersebut dianalisa oleh

pasien, kemudian diinterprestasinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

yang dimiliki pasien itu sendiri. Kadar penerima nasehat yang disampaikan

tergantung kepada pengalaman dan pengetahuan pasien itu sendiri.

Misalnya seorang perawat memberikan nasehat kepada pasien untuk menelan pil

vitamin, nasehat itu akan diterima sepenuhnya oleh pasien bila ia berpengalaman

menelan pil vitamin atau ia tahu akan manfaatnya.

4. Umpan balik ( Feed back )

Umpan balik dalam komunikasi teraupetik adalah respon yang diberikan oleh

pasien terhadap pesan yang diterimanya.Umpan balik ini berguna untuk

mengukur besar informasi yang diserap oleh komunikasi dibandingkan dengan

yang diberikan. Respon yang diberikan oleh pasien dapat positif atau negatif.

Dalam komunikasi nonverbal pasien menunjukan respon positif bila ia sungguh-

sungguh mendengar nasehat perawat. Dan sebaliknya mungkin tidak tertarik akan

nasehat itu yang ditunjukkan dengan menguap.

Kekacauan – kekacauan yang terjadi dalam komunikasi

Proses komunikasi antara perawat dengan pasien, tidak selamanya berjalan

dengan mulus dan berfungsi secara optimal, tetapi mungkin akan terjadi

kekacauan yang disebut dengan istilah distorsi.

Terjadinya distorsi dalam proses komunikasi antara perawat dengan pasien dapat

disebabkan karena :

1. Pasien kurang tepat mempersepsinkan pesan, bimbingan, dorongan

yang diberikan oleh pasien. Hal ini disebabkan karena hal-hal sebagai

berikut :

. Pasien merasa cemas karena penyakit yang dideritanya.

. Pikiran pasien dipengaruhi oleh faktor luar misalnya

memikirkan keadaan keluarga, rumah dll

. Hubungan antara perawat dengan pasien kurang bersahabat

37

Page 38: Dictat Komunikasi

2. Kekurangan yang dimiliki oleh perawat dalam mengadakan komunikasi

dengan pasien yang disebabkan karena :

a. Kurang pandai mengemukakan buah pikirannya

b. Bicaranya kurang jelas, atau terlalu cepat.

c. Bahasa yang digunakan tidak dapat dimengerti oleh pasien

3. Kebisingan ( Noise)

Kebisingan dapat menganggu komunikasi. Kebisingan mungkin muncul pada

saat seorang perawat berkomunikasi dengan pasien dalam bentuk :

a. Rintihan atau tangis pasien

b. Suara air gemericik di wastafel atau di kamar mandi

c. Suara brankar untuk mendorong passien

d. Suara antar pasien yang sedang bergurau, dll.

Upaya meningkatkan kadar komunikatifnya komunikasi

Komunikatif tidaknya komunikasi teraupetik itu amat tergantung dari dua pihak

yaitu : Pihak Komunikator (perawat) dan pihak Komunikan (pasie).

Beberapa usah dilakukan untuk meningkatkan komunikatifnya komunikasi seperti

berikut :

1. Komunikator

a. Amat tergantung dari kecakapan Komunikator dalam

melaksanakan komunikasi, yaitu komunikator harus

menguasai metode/cara menyampaikan pesan, baik secara verbal

dan non verbal.

Perawat sebagai komunikatoor, harus bersikap tegas, penuh penerimaan,

penuh penghargaan dan jangan menunjukann kesombongan, ragu dan

menunjukan ketidakk percayaan dihadapan pasien.

bPerawat harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi selama

melakukan komunikasi.

38

Page 39: Dictat Komunikasi

d. Jangan melaksanakan budaya sendiri dalam mengadakan komuniaksi

dengan pasien.

e. Pesan yang disampaikan supaya diulang agar dapat ditangkap oleh

komunikan dengan cara :

- Mungulang pengertian—pengertian pokok

- Mengemukakan ide-ide yang sulit dengan kalimat-kalimat yang

berbeda

- Memberikan alasan atau penjelasaan yang lebih luas bila sikap

pasien menunjukkan kurang mengerti.

2. Komunikasi

Terhadap komunikasi atau pasien upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Pasien atau komunikan diupayakan seluruh pesan yang disampaikan oleh

perawat baik secara verbal maupun nonverbal.

b. Sikap/rasa curiga, rasa acuh tak acuh, rasa tidak senang terhadap

komunikator harus dihilangkan.

c. Pengalaman pasien berpengaruh terhapad proses komikasi, oleh

karena itu perlu diperlihatkan.

d. Pasien mempunyai kelainan pancaindra terutama panca indra mata, telinga dan

perasaan, mendapat hambatan dalam berkomunikasi oleh karena itu harus dicara

tehnik yang dapat mengurangi hambatan tersebut.

e. Jarak antara perawat dengan pasien pada waktu berkomunikasi harus tidak terlalu jauh

atau terlalu dekat (jarak 0,4 – 1,2 meter).

f. Pasien diupayakan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan perawatan.

Fase dan Tehnik Komunikai Terapeutik

A. Fase-fase yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi

terapeutik

Untuk meningkatkan efektifitas komunikasi teraupetik, perawat harus

memperhatikan beberapa fase guna mencapai kesuksesan dalam mengadakan

komukasi teraupetik. Fase-fase yang dimaksud adalah sebagai berikut :

39

Page 40: Dictat Komunikasi

1. Fase sebelum interaksi

Sebelum berlangsungnya interaksi, seorang perawat harus memiliki

data lengkap tentang pasien.

Fase-fasenya adalah :

a. Nama Pasien

b. Alamat Pasien

c. Umur Pasien

d. Pendidikannya

e. Riwayat Pasien khususnya riwayat penyakit dan pengobatannya yang

pernah didapatkan

f. Riwayat Sosialnya

g. Riwayat Keluarganya

2. Fase Pendahuluan

Fase ini merupakan fase orientasi, dan dalam fase ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

a. Persiapan membuka hubungan dengan pasien

Memulai atau membuka hubungan dengan pasien merupakan hal yang

sangat penting dan amat menentukan kelangsungan dan keberhasilan pembicaraan

selanjutnya. Oleh karena itu, membuka wawancara dengan pasien harus dilakukan

secara hati-hati.

Jika yang memulai pembicaraan adalah perawat, maka ia harus memberikan

penjelasan sejelas-jelasnya mengenai apa yang akan dibicarakan dan apa

maksuddnya.

Apabila yang memulai adalah pasien sendiri perawat harus mampu membantu

pasien mengungkapkan apa yang dirasakan, dan perawat harus menunjukan sikap

rela membantu, kesabaran yang tulus, rileks, sikap menerima secara sungguh-

40

Page 41: Dictat Komunikasi

sungguh, membuka hati pasien dengan menuntunnya mengorganisasikan perasaan

serta pikirannya sehingga pasien tidak menaruh prasangka yang negatif kepada

perawat.

Contoh :

Pasien : Maaf Ibu perawat, saya kurang mengerti, apakah ada

kelainan didalam diri saya ?

Perawat : Pertanyaan ibu bagus sekali. Sebenarnya sayapun

ingin menyampaikan hal itu kepada ibu. Nah agar lebih jelas dapatkah

ibu menceritakan kembali kepada saya, apa yang ibu rasakan selama ini.

b. Menjelaskan masalahnya

Pasien kadang-kadang tidak mempunyai inisiatif menjelaskan masalah yang

dihadapinya.

Untuk membantu menjelaskan masalahnya, perawat harus menggunakan

tehnik yang tepat, seperti mendengarkan dengan baik, mengulang kembali kata-kata

yang diucapkan pasien, menjelaskan perasaan pasien.

Contoh :

Perawat : Seperti apa yang telah ibu sampaikan kepada

saya, bahwa mulai kemarin frekuensi kencing ibu meningkat. Ibu

tidak perlu takut. Itu disebabkan oleh pengaruh obat untuk mengurangi

pembengkakan (udim) pada kaki ibu.

c. Menjelaskan prosedur wawancara dan merumuskan perjanjian

Dalam hal ini perawat perlu menjelaskan, kapan ia akan menyediakan waktu

untuk berbincang-bincang dengan pasien atau kapan pasien berbincang-bincang

dengan perawat.

Contoh :

Pasien : Ibu perawat, dapatkah ibu membantu saya dan suami

saya untuk memberi penjelasan mengenai penyakit saya ?

41

Page 42: Dictat Komunikasi

Perawat : Bu, dengan senang hati kapankah ibu dan suami

ibu bersedia untuk membicarakannya?

3. Fase Pelaksanaan

Dalam fase pelaksanaan ini ada 3 kegiatan yaitu :

a. Menanggapi dan menjelajahi hati pasien

Dalam fase ini empati perlu dipertahankan dan dikembangkan

selama wawancara dengan pasien masih berlangsung.

Perawat harus aktiif untuk berusaha membantu pasien

membangkitkan atau memunculkan perasaan, pikiran dan

tindakannya.

Perawat dalam memberikan tanggapan dan menjelajahi hati pasien, diharapkan

dapat menunjukan :

1. Empati : “Dalam berkomunikasi, memberi tanggapan,

mendengarkan apa yang pasien katakan, dan dirasakan pasien”

2. Rasa Hormat dan keinginan/hasrat yang tinggi untuk membantu pasien

3. Keahlian/kemampuan sebagai pasien yang harus mampu baik

menjelaskan maupun memberikan petunjuk secara teoriitis

4. Menunjukan kejelasan/konkrit

Contoh :

Pasien : Maaf bu perawat saya selalu mengganggu kesibukan Ibu

perawat dan saya ini bodoh tidak bisa mengemukakan perasaan saya

yang sehubungan dengan penyakit saya.

Perawat : Tidak apa-apa bu, itu memang tugas dan tanggungjawab

saya sebagai perawat untuk membantu ibu, Adakah yang ingin ibu

tanyakan kepada saya ? Silahkan! Ibu sebenarnya tidak bodoh, hanya yang diucapkan

kurang tepat sewaktu ibu menjelaskan kepada saya.

b. Mengintegrasikan dan mendinamiskan pemahaman pasien terhadap dirinya.

42

Page 43: Dictat Komunikasi

Dalam kegiatan ini perawat harus mampu membangkitkan semangat pasien

agar ia dapat meningkatkan pemahaman terhadap dirinya, mampu dan mau

mengungkapkan perasaan-perasaan yang selama ini terpendam.

Perawat membantu pasien menerima keadaan dirinya, merubah pikiran dan

tindakannya, serta membimbing-nya untuk mengambil jalan pemecahan masalahh

yang dideritanya sesuai dengan kemampuannya.

C.Sebagai fasilitator dan membantu menentukan tindakan

Setelah pasien mengungkapkan segala masalah yang dia alami dan segala perasaan

dan pikirannya yang mengganggu,maka pada akhirnya pasen harus mampu membuat

keputusan sendiri untuk menyelesaikannya.Disamping itu pasien harus mampu pula

menyusun rencana tindakan yang paling sesuai dengan kemampuan pasien.

Contoh :

Perawat: “Bu tadi dokter dan saya telah menjelaskan tentang

kondisi ibu dan kemungkinan tindakan perawatan dan pengobatan

yang akan dilakukan. Itupun tergantung dari keputusan Ibu. Dokter dan

perawat tidak berani melakukan jika mendapat persetujuan

dari ibu. Sudakah ibu mempetimbangkan hal itu

sedalam-dalamnya?”

Pasien : “Terima kasih Bu Perawat. Saya telah

mempertimbangkan sedalam-dalamnya, bahwa segala upaya dokter dan ibu

perawat adalah untuk kebaikan dan kesembuhan saya. Saya menerimanya

dengan baik.”

4. Fase Pengakhiran

Kadang-kadang setelah terjadinya interaksi yang harmonis antara pasien

dengan perawat, sering diketemukan kesulitan dan penuh kebingungan akan

memutuskannya.

Tetapi kadang-kadang, setelah terjadi pembicaraan yang amat serius antara

pasien dan perawat, akhirnya pembicaraan itu berhenti seketika karena adanya situasi

diam dari pihak pasien. Dalam situasi demikian, perawat harus mampu

mempergunakan cara-cara untuk mengakhiri pembicaraan tersebut :

Contoh :

43

Page 44: Dictat Komunikasi

Perawat : “Bu, kita sudah banyak membicarakan tentang masalah

apa yang harus kita lakukan agar ibu dapat sembuh.

Dapatkan ibu menyimpulkan hasil-hasil yang telah kita sepakati tadi?”

B. Tehnik-tehnik komunikasi terapeutik secara verbal

Beberapa tehnik komunikasi terapeutik secara verbal yang dapat

dipergunakan oleh perawat dalam memberikan pelayanan perawatan keperawatan

antara lain :

1. Mendengarkan secara aktif

Mendengarkan secara aktif mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Pada saat mendengarkan, perawat harus menutup diri dari

stimulus atau rangsangan yang datang dari luar, selain

mendengarkan apa yang dikemukakan oleh pasien.

b. Perawat harus memperhatikan pesan, ungkapan, baik yang

diungkapkan secara verbal atau secara non verbal oleh pasien tersebut.

c. Perawat harus dapat menarik kesimpulan terhadap perasaan

pasien yang telah diungkapkan

Beberapa cara mendengarkan yang baik yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu :

a. Perhatian sepenuhnya dan terpusat kepada pasien,

pandangan perawat sekali-kali melihat wajah pasien, tetapi

tatapan mata itu tetap dalam batas-batas sopan dan wajar.

b. Mendengarkan segala sesuatu yang dikemukakan oleh

pasien, memperhatikan perasaan dan perilakunya. Perawat

dapat mengungkapkan kata-kata selama pasien

mengemukakan perasaan, pengalaman seperti :

“ Bagus Bu; aduh kasihan juga; lalu apa lagi yang ibu rasakan ?”

44

Page 45: Dictat Komunikasi

2. Memulai Pembicaraan

Perawat harus hati-hati dalam melakukannya, utamakan sikap yang bersahabat

serta penerimaan yang baik dan jangan langsung ke permasalahannya.

contoh :

Perawat : Selamat pagi bu, apakah ibu dapat menikmati tidur

nyenyak semalam di Rumah sakit ini ?

Pasien : Rasanya saya belum bisa menyesuaikan diri

dengan lingkungan disini, tetapi dengan bantuan kipas angin ini saya

dapat tidur walaupun hanya beberapa jam saja.

Perawat : Hampir semua pasien mengalami hal seperti itu ibu,

tetapi lama-kelamaan ibu dapat mengatasi perbedaan ini

dengan baik. Saya doakan semoga ibu merasa senang dirawat dan

cepat kembali kerumah.

Pasien : Terima kasih bu perawat, itulah harapan saya dan

keluarga saya, saya ingin cepat sembuh dan kembali ke keluarga saya.

Perawat : Saya yakin ibu pati tabah menghadapinya, karena saya

yakin ibu telah memiliki banyak pengalaman sebelum ini.

Bisakah ibu menceritakan pengalaman ibu sebelum

masuk rumah sakit ini.

3. Mengulang Pembicaran

Yaitu mengulang kata-kata pasien dengan menggunakan kata-kata perawat

sendiri

Tehnik ini memberi gambaran kepada pasien bahwa perawat telah

mendengarkan apa yang telah diungkapkan, baik yang menyangkut perasan atau

persepsi pasien terhdap sesuatu.

Contoh :

45

Page 46: Dictat Komunikasi

Pasien : Sebenarnya saya menginginkan untuk dirawat disini,

banyak permasalahan yang saya hadapi sekarang, sulit rasanya saya

mengungkapkan seluruhnya.

Perawat : Jadi ibu menyatakan, sebenarnya tidak ingin dirawat diini

karena banyak masalah yang sedang ibu hadapi, yang menyulitkan ibu

untuk mengungkapkannya disini …..

4. Memantulkan Perasaan Pasien

Seeorang perawat harus mampu memantulkan apa yang dirasakan oleh pasien,

sikap pasien yang terungkap melalui kata-kata pasien dengan kata-kata perawat.

Contoh:

Pasien : Bu Perawat mungkin hanya kepada bu perawat yang

perlu saya beritahukan apa yang muncul dihati saya. Pada kehamilan

yang lalu saya menderita penyakit seperti ini. Sekarang sulit

rasanya saya akan memperoleh kesembuhan.

Perawat : Ya kelihatannya ibu amat pesimis tentang kesembuha ibu

. Membagi Pengalaman Pasien

Dalam situasi ini, perawat hendaknya menyatukan diri dengan pasien, seakan-

akan apa yang dirasakan pasien juga dirasakan oleh perawat.

Contoh :

Pasien : Apa yang telah saya lakukan bersama-sama dengan

suami dan keluarga saya sama sekali tidak ada hasilnya. Saya sudah

pasrah dan sedih, lebih-lebih jika melihat anak-anak maih kecil,… pasien

menangis.

Perawat : Ibu, saya merasakan sedih sekali apa yang ibu sedihkan,

tetapi marilah kita sama-sama mengatasinya.

6. Persetujuan

Pernyataan perawat yang menyetujui anggapan atau gagasan pasien dapat

memberikan bantuan emosional kepada pasien.

46

Page 47: Dictat Komunikasi

Contoh:

Pasien : Tetapi dengan melihat anak-anak masih kecil yang

memerlukan kasih sayang dari orang tuanya, tumbuh perlawanan dari

diri saya untuk berjuang sekuat tenaga dan juga selalu berdoa, semoga

lekas sembuh.

Perawat : Bagus sekali bu, itu merupakan suatu sikap yang amat

baik, semogalah berhasil.

7. Dukungan

Maksudnya pernyataan perawat guna memberikan dukungan serta dorongan

kepada pasien agar timbul rasa kepercayaan kepada dirinya sendiri, atau untuk

menimbulkan rasa simpati.

Contoh:

Pasien : Bu Perawat, beginilah keadaan / nasib saya, saya mohon

janganlah dibiarkan saya lebih menderita lagi.

Perawat : Saya memahami apa yang sedang ibu rasakan.

Ketahuilah Bu, saya akan merasa bergembira sekali,

apabila saya dapat menolong Ibu.

8. Pembatasan

Pembatasan disini dimaksudkan, bahwa perawat perlu membatasi

gerak/tindakan pasien agar tidak melampaui batas sehingga merugikan dirinya

sendiri.

Contoh:

Pasien : Saya jengkel dengan keadaan diri saya, dan saya

menyesali diri saya. Kadang-kadang jengkel dengan semua orang

dirumah saya. Ah…. Tidak tahulah Bu perawat, apalagi yang

muncul di hati saya.

47

Page 48: Dictat Komunikasi

Perawat : Bu, Ibu bebas mengutarakan segala kekesalan ibu,

kejengkelan Ibu, tetapi satu hal yang tidak boleh ibu

lakukan, yaitu melalaikan makan, makan obat dan latihan yang telah saya

sarankan kepada Ibu.

. Mengajukan Pertanyaan

Perawat mengajukan beberapa pertanyaan, apakah pertanyaan untuk meminta

penjelasan tentang keluhannya ataukah pertanyaan yang menyangkut keadaan

lingkungan dan lain-lainnya.

Contoh:

Perawat : Coba Ibu ceritakan tentang usaha-usaha pengobatan

yang telah ibu laksanakan.

10. Memberi Saran

Perawat memberikan keterangan atau saran kepada pasien. Pemberian saran

ini hendaknya dikemukakan pada akhir pembicaraan.

Contoh:

Perawat : Saya melihat sudah banyak kemajuan yang telah ibu

peroleh, seperti ibu sudah dapat berjalan, kadar darah ibu sudah

meningkat. Saya minta untuk terus minum obat- obat dengan teratur dan

tingkatkan frekuensi latihan jalan

11. Menolak

Penolakan disini maksudnya, melarang pasien secara langsung ataukah secara

terselubung untuk melanjutkan rencana/tindakannya yang merugikan dirinya.

Contoh:

Pasien : Bu Perawat, sedikitpun tidak ada kemajuan yang saya

rasakan, banyak biaya yang telah saya habiskan yang mungkin

bisa dipakai untuk biaya sekolah anak-anak saya.

Perawat : Bu, perlu Ibu pertimbangan sebaik-baiknya sebelum

ibu memutuskan hal itu. Rundingkanlah dengan suami dan

keluarga ibu.

48

Page 49: Dictat Komunikasi

Contoh:

Perawat : Bu, kita telah berbicara banyak mengenai perawatan

dan pengobatan ibu, kalau tidak salah kita telah menyepakati

beberapa hal :

Ibu akan berusaha untuk mentaati petunjuk

perawatan. Ibu bersedia untuk menjalani pemeriksaan

yang akan kami laksanakan.

KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK.

Perkembangan Komunikasi Bayi dan Anak Balita

Bahasa dan fase-fase perkembangan bahasa dari bayi dan anak

1. Fase Prelinguistic ( Fase sebelum berbicara )

Sampai umur 1 tahun bayi hanya dapat mengkomunikasikan

kebutuhannya lewat tangisan. Pada usia 2-3 mingu orang tuanya akan dapat

membedakan tangisan sang bayi.

Bayi akan menangis apabila ia lapar, pantatnya basah BAK /BAB,

kesakitan atau minta perhatian orang lain.

Tangisan lapar dimulai dengan suara mendatar dan menjadi

meningkat sesuai kebutuhannya.

Tangisan kesakitan biasanya berupa suatu teriakan yang medadak

karena bayi terkejut

Tangisan rasa nyaman atau tangisan minta perhatian, dimana tangisan bayi akan

berlangsung terus menerus.

Bayi pada minggu kedua mengeluarkan suara yang enak, dimulai terlihat senyum. Ini

akan terlihat apabila bayi merasakan kepuasan.

Contoh, Bila bayi diajak bercanda atau diajak berbicara.

Senyum yang mempunyai arti sosial diperlihatkannya setelah berusia tiga minggu,

hanya disini bayi tersebut belum bisa membedakan wajah yang dilihatnya.

Perkembangan bahasa anak bayi itu mulai berlangsung pada usia 2 – 6 bulan.

49

Page 50: Dictat Komunikasi

Pada usia 4-5 bulan bayi sering mengeluarkan suara rasa-rasa puas dengan nada suara

rendah, suara demikian ini sering diucapkannya pada saat-saat ia bangun tidur.

Sekitar umur 5-6 bulan, bayi mulai berbicara dengan mengeluarkan macam-macam

bunyi, dengan nada-nada keras, perlahan dan tinggi rendah, sesuai dengan nada

kehidupan perasaanya.

Pada usia 9-10 bulan, bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang, seperti

mama, papa, mam-mam, wa-wa, uk-uk dll.

Jika bayi ditanya, “dimana mama?”. Maka ia akan menoleh dan mencari ibunya,

sekalipun dia belum mampu mengucapkan kalimat untuk exspresi tersebut.

Untuk membuat hurufbmati sepertib, atau k, bayi memerlukan pertumbuhan motorik

yang cukup untuk bibir, lidah, tenggorokan dan suara pada saat yang sama. Juga

sewaktu-waktu mengkombinasikan antara huruf hidup dengan huruf mati.

Contoh: da,da dan ge,ge

Fase Prelinguistic termasuk bunyi refleksi (berupa reflek vocal) meliputi :

a. Babbling (meraban)

Ia suka mengeluarkan suara yang berulang ketika merasa senang sendiri dan

berbicara sendiri dengan dirinya sendiri

Meraban sering terjadi setelah bayi bangun tidur atau menjelang tidur.

Sampai berumur 7 bulan, bayi berusaha meniru suara yang didengar

disekitarnya dan kemudian timbul “Lalling” yaitu mengulang suara yang didengar

dari sekitarnya.

b. Echolalia

Yaitu mengulang gema suara dari suara yang diucapkan oleh orang lain. Bayi

sudah bisa sadar mendengar.

Bayi mulai belajar memanifulasi lidah, bibir, tenggorokan dan meniru suara

yang dikeluarkan oleh orang lain.

Pertumbuhan bicara dan bahasa anak akan cepat bila orang tua mengulang

suara bayi dan bayi membalasnya dengan meniru.

. Kata Pertama

50

Page 51: Dictat Komunikasi

Bayi memberi reaksi yang berbeda pada satu kata yang diucapkan dengan perbedaan

intonasi pada umum 4-5 bulan.

Bicara yang sesungguhnya dimulai pada umum 12-18 bulan.

3. Kalimat Pertama

Umur 2 tahun anak mulai belajar menyusun beberapa kata. Periode ini dikenal

sebagai permulaan dari pembicaraan komplit, yaitu menggunakan kombinasi beberapa kata

dalam susunan tata bahas

Contoh :

“perahu”, dikatakan “pelahu”

. Kemampuan Berbicara Egosentris dan Memasyarakat

Psikolog Perancis Jean Peeget mengkategorikan anak dari umur 4 sampai 11

tahun keatas berbicara egosentris dan memasyarakat.

a. Kemampuan berbicara egosentris (berpusat pada diri sendiri)

1) Repentitif (pengulangan)

Bila seorang anak berbicara…., kata-kata yang diucapkan

anak itu diulang oleh anak lain. Kemudian anak itu mengulanginya lagi,

dan kemudian diucapkan kembali oleh anak yang lain

2) Monolog (berbicara satu arah)

Kemampuan berbicara seperti ini biasanya pada anak-anak

pra sekolah. Ia berbicara sendiri dan panjang.

3) Monolog kolektif

Ketika seorang anak sedang berbicara dan ada

kehadiran anak yang lain, maka mereka masing- masing

akan berbicara tetapi pembicaran mereka berbeda.

Menurut Lev Vygotsky “Kemampaun berbicara egisentris merupakan

bentuk petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya

sendiri.

51

Page 52: Dictat Komunikasi

b. Kemampuan berbicara memasyarakat

Hal ini menunjukan adanya tukar pikiran dengan orang lain termasuk

pertanyaan, jawaban perintah, kritik terhadap orang lain.

Pada anak prasekolah kemampuan berbicara egosentris semakin berkurang

dan kemampuan berbicara memasyarakat menjadi lebih menonjol.

5. Perkembangan Semantik

Sematik adalah pengetahuan mempelajari arti dari kata pada bahasa yang

diajarkan.

Anak pertama kali belajar memahami arti kongkrit dan jenis kata kongkrit.

Kemudian lambat laun ia memahami arti dan jenis kata abstrak.

Contoh:

Anak pertama kali mengetahui kata meja dan kursi, selnjutnya

menyebutkan sebagai kategori perabot.

Atau kata jeruk dan apel selanjutnya menyebutkan buah- buahan.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

1. Intelegensi (kecerdasan)

2. Jenis kelamin

3. Bilingual (dua bahasa)

4. Status tunggal atau anak kembar

5. Ransangan / dorongan orang tua

6. Sosial ekonomi

Proses Komunikasi Pada Bayi dan Anak

Melihat perkembangan dan kemajuan kata dan kalimat seirama perkembangan

umur, maka dalam melakukan komunikasi dengan bayi dan anak sudah sepatutnya

kita mengikuti Psikologi anak.

52

Page 53: Dictat Komunikasi

Seorang perawat dapat mendorong, membantu ibu serta pihak lain yang

terkait dengan pemeliharaan bayi dan anak dalam memberikan dukungan, rangsangan

aktif dalam perkembangan bahasa dan emosional bayi dan anak dengan cara-cara

sebagai berikut :

a. Memperbaiki model orang tua

Orang tua didorong untuk melengkapi diri dan berkomunikasi

menjadi model yang baik.

b. Mendorong kemampuan komunikasi, baiksecara verbal maupun

nonverbal

Anak memerlukan pengalaman verbal seperti bersajak, membaca dengan

keras dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengatakan pendapatnya.

c. Berikanlah anak pengalaman untuk berbicara

Bila ada kesempatan perawat atau orang tua harus menyediakan mainan,

buku-buku bergambar dsb yang memberikan kesempatan kepada anak untuk

berkomunikasi.

d. Mendorong anak untuk mendengar

Doronglah anak untuk mendengar dan mengulang sajak atau nyanyian dan

bertanya tentang bunyi-bunyian.

e. Mendorong ana untuk berbicara sebagai pengganti tindakan /aksi

Kemampuan anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri secara

verbal bisa ditingkatkan oleh orang tua dengan car langsung

menanyakan apa yang mereka inginkan.

f. Gunakanlah kata (istilah) yang pasti dan benar

Anak-anak belajar membedakan warna, ukuran, bentuk, posisi dan hak milik suatu

benda apabila istilah yang digunakan pasti benar.

Komunikasi Terapeutik Kepada IBU

Komunikasi Terapeutik kepada Calon Ibu

53

Page 54: Dictat Komunikasi

1. Kondisi Psikologis

Yang dimaksud diini adalah anak gadis sebagai calon ibu. Pada anak

gadis fungsi seksualnya telah mulai nampak yaitu fungsi reproduksi dan fungsi

erotis.

2. Komikasi Terapeutik Calon Ibu

Hal ini menitik beratkan kepada :

a. Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut

menstruasi.

b. Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubngan

dengan peristiwa menstruasi.

c. Memberikan bimbingan tentang persiapan perkawinan,

dihubungkan dengan NKKBS (norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera)

d. Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat

menentukan sebagai calon ibu

Komunikasi Terapeutik pada Ibu Hamil

1. Perubahan Fisiologis

Ditandai dengan :

- Rasa mual

- Paningkatan suhu tubuh

- Peningkatan denyut nadi

- Paningkatan tekanan darah/tensi

- Pada orang-orang tertentu terjadi perubahan warna kulit dll.

2. Perubahan Psikologis

Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang menyertai ibu hamil, mulai

dari peristiwa ngidam yang umumnya dibarengi oleh emosi- emosi

yang kuat karena dorongan hormonal, ibu menjadi lebih peka, mudah tersinggung.

54

Page 55: Dictat Komunikasi

3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat yang akan senantiasa

berhubungan dengan ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melalui

tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung pada

ibu hamil melalui berbagai metode maupun bentuk hubungan dapat

mengadakan komunikasi terapeutik.

Komunikasi yang dimaksud diharapkan dapat meredam pemunculan faktor

psiko sosial yang berdampak negatif terhadap kehamilannya.

Contoh :

Pasien : Bu perawat pada umur kehamilan saya yang kedua

bulan ini, saya merasa tidak enak makan, pusing, muntah-muntah, tidak

bisa tidur.

Perawat : Bu, apa yang ibu rasakan ini dirasakan pula oleh ibu-

ibu yang lain. Hal ini akibat dari pengaruh hormon yang ada

pada badan ibu.

Pengaruh ini bisa ibu atasi dengan usaha penyesuaian, makan yang cukup, teratur dan

menjaga pikiran yang sehat, meningkatkan kesadaran untuk menrima dan memelihara

kehamilan ini bersama-sama keluarga lain khususnya suami.

Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Kelahiran

1. Perubahan Fisiologis

Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan

pergerakan-pergerakan bayi. Kondisi otot-otot panggul dan otot-otot

jalan lahir mengalami pemekaran.

Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-

kekuatan kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.

Kontraksi drai otot-otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat

dipengaruhi oleh : sistem syaraf simpatis, parasympathis dan syaraf

lokal pada otot uterus.

2. Perubahan Psikologis

Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banak

dipengaruhi oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan.

55

Page 56: Dictat Komunikasi

3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Melahirkan

Perawat : Bu, ibu sudah ada kemajuan dalam proses peralinan ini

(sambil menepuk nepuk/mengelus-ngelus tangan pasien). Perlu saya

jelaskan bahwa fase-fase peralinan sampai bayi ibu lahir adalah

(jelaskan dengan singkat). Tetapi, proses ini

akan semakin lancar kalau ibu berusaha dan keyakinan, serta berusaha

berama-ama kita mempercepat kelahiran.

Sampai detik ini keadaan bayi ibu cukup sehat dan ibu

juga kondisinya bai.

Suami ibu telah menunggu diluar sambil bedoa dan

selalu menanyakan keadaan ibu. Lakukanlah apa yang saya

sarankan, tidak lama lagi bayi ibu akan lahir, saya selalu membantu ibu.

Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses

pelontaran/kelahiran bayi.

Sang suami juga dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada istrinya.

Contoh:

Pasien : Aduh bu perawat, saya tidak tahan menahan sakit, masih

lamakah ini

Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Nifas

1. Perubahan Fisiologis

Setelah persalinan maka akan terjadi proses Involusi yaitu pemulihan

fungsi-fungsi alat kandungan secara perlahan-lahan ke kondisi semula.

Setelah melahirkan, perut ibu masih kelihatan besar. Keluar lochia dari

vagina sampai beberapa hari (42 hari).

2. Perubahan Psikologis

Peristiwa persalinan merupakan peristiwa yang sangat

mengesankan bagi seorang ibu, oleh karena :

56

Page 57: Dictat Komunikasi

a. Ibu merasa bangga karena mampu mengatasi kesulitan,

kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.

Ibu merasa bahagia karena telah mendapatkan relasi dengan

bayinya , dan ia ingin cepat-cepat mengetahui jeis kelamin bayinya,

bentuk bayinya.

Namun disamping itu ada pemunculan gejala-gejala psikis yang tidak bahagia pada

ibu yang telah melewati masa perjuangannya. Hal ini disebabkan oleh karena :

a. Ibu mengalami kesenduhan, kepedihan hati, kekecewan dan penderitaan

bathin, misalnya anak yang dilahirkan merupakan hasil diluar pernikahan.

b. Kesedihan serat kesenduhan yang muncul diakibatkan oleh karena jenis kemin

bainya tidak sesuai dengan idamannya ataupun idaman suami/mertuanya.

c. Bagi ibu-ibu yang telah bercerai, maka kelahiran anaknya merupakan

peristiwa yang tidak menyenangkan

3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Nifas

Setelah ibu melahirkan bayinya, maka pearwat harus secara hati-hati

melakukan komunikasi terapeutik, karena kestabilan emosi belum puli seperti semula.

Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi, serta kondisi

fisik dan psikis ibu Nifas.

Contoh :

Perawat : Bu, saya ucapkan selamat, karena bayi ibu telah

lahir dengan selamat atas perjuangan ibu yang begitu tabah dan penuh

semangat (sambil memegang tangan ibu).

Pasien : Terima kasih bu perawat, bolehkah saya memeluk

dan mencium bayi saya…. Aduh bahadia saya.

Perawat : Tentu saja bu, silahkan, selamat untuk ibu dan bai

ibu (dan teruskan untuk memberitahukan perawatannya setelah

ibu tenang)

Komunikasi Terapeutik dengan Ibu Meneteki

1. Perubahan Fisiologis

57

Page 58: Dictat Komunikasi

Setelah masa kelahiran bayi, mulailah masa inovasi. Uterus yang

semula menggelmbung besar serta mendesak organ internal, secara berangsur-angsur

mengecil kembali, begitu pula organ-organ yang lainnya kembali ke letak semula.

Organ yang lain juga mulai produktif khususnya kelenjar- kelenjar

susu. Kelenjar susu mulai bekerja yang dipengaruhi oleh hormon-hormon, maka

mulailah masa menyusui

2. Perubahan Psikologis

Setelah bayi lahir, ibu merasakan terpisah dengan bayinya. Namun

bayi itu kini dijadikan objek kasih sayang yang tadinya menyatu dengan dirinya,

sekarang terpisah dengan jasmaninya.

Gejolak emosional yang muncul misalnya : Ibu merasa cemas dengan keselamatan

bayinya selanjutnya, ia cemas anaknya tidak dapat mendapatkan ASI dan perawatan

cukup.

3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik dengan Ibu menyusui lebih ditekankan kepada peranan

Ibu untuk memberikan air susunya kepada bayinya sebagai wujud pertalian kasih

sayang yang tiada taranya.

Contoh:

Perawat : Selamat pagi Bu, sekarang sudah jam untuk

memberikan ASI kepada bayi ibu.

Lihatlah, buah hati Ibu memerlukan curahan kasih

sayang ibunya yaitu ingin menyusui.

Pasien : Ah, Bu perawat bisa saja. Terima kasih Bu Perawat.

Tapi ….

Perawat : Ada apa lagi bu, adakah yang saya perlu bantu ?

Pasien : Saya belum tahu bu perawat, cara-cara meneteki yang

benar, cara-cara merawat buah dada saya supaya dapat mengahasilkan

ASI yang banyak.

Perawat : Bagus sekali bu, memang itulah yang akan kita

bicarakan sambil ibu meneteki bayi ibu.

58

Page 59: Dictat Komunikasi

(Bidan dan pasien berinteraksi sambil melihat cara-

cara meneteki, dan langsung memberikan pendidikan)

Konseling

. Pengertian konseling (KIP/K)

☺ Konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan

orang lain. (Depkes RI, 2000:32).

☺ Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,

dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi

interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik

bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,

masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk

mengatasi masalah tersebut.

(Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001:39 )

☺ Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam

membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui

pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.

( Saraswati, Lukman, 2002:15)

2. TUJUAN KONSELING ( KIP/K)

Membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien

dapat memilih sendiri jalan keluarnya.

3. KETRAMPILAN – KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH

KONSELOR

a) Ketrampilan Observasi

Hal – hal yang ada dalam ketrampilan observasi yaitu :

“ Apa yang diobservasi/diamati ? “

Tingkah laku non verbal klien

Cara menatap, bahasa tubuh, kualitas suara, merupakan indicator penting

yang mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada klien.

Tingkah laku verbal klien

Kapan klien beralih topic, apa saja kata-kata kunci, penjelasan-penjelasan

yang disampaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal www.akbidypsdmi.net

Seorang bidan yang tajam pengamatannya akn memperhatikan bahwa ada

beberapa konflik/ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan non

verbal, antara dua buah pernyataan, antara apa yang diucapkan dan apa

yang dikerjakan.

59

Page 60: Dictat Komunikasi

Dalam mengobservasi sesuatu ada 2 hal penting yang perlu

diperhatikan :

Pengamatan Obyektif

Adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan dengar.

Misalkan : jalan mondar-mandir, tangan dikepal, dsbnya.

Interpretasi/penafsiran

Adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat

(amati) dan kita dengar.

b) Ketrampilan Mendengar Aktif

Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan

situasi yang dihadapi, yaitu :

♣ Mendengar Pasif (Diam)

Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya :

berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau

sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif

untuk memberi kesempatan menenangkan diri.

♣ Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal

Seperti : Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk.

Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa

yang terjadi pada dirinya.

♣ Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi

Dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan

klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara

suami ?”

“ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?’

♣ Mendengar Aktif

Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan

perasaan klien.

- Refleksi Isi atau Parahasing www.akbidypsdmi.net

Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata

lain, memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru

dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.

- Refleksi Perasaan

Adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari

intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal

yang tersirat dari kata-kata verbal klien.

c). Ketrampilan Bertanya

60

Page 61: Dictat Komunikasi

Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan

terbuka.

ō Pertanyaan Tertutup

- Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk

mengumpulkan informasi yang factual.

- Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan

prose pengambilan keputusan

- Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan

informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.

ō Pertanyaan Terbuka

- Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “

apa “

- Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab

yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.

- Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan

menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.

Activity :

1. Sebutkan pengertian dari konseling !

2. Jelaskan tujuan konseling !

3. Sebutkan ketrampilan yang harus dimiliki konselor !

Summary :

1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam

membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui

pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.

2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.

www.akbidypsdmi.net

3. Tiga ketrampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,

ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.

4. PEMAHAMAN DIRI

Komunikasi yang dilakukan tanpa mengena sasaran, maka yang disalahkan adalah

komunikatornya. Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses

komunikasi . Dia harus mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Untuk memahami

diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham memperperkenalkan konsep yang

dikenal dengan nama “Johari Window”

* JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI ) *

61

Page 62: Dictat Komunikasi

Diri Terbuka

( diketahui diri sendiri dan orang lain )

Diri Buta

(tidak diketahui diri sendiri, tapi

diketahui orang lain )

Diri Tersembunyi /Rahasia

(diketahui diri sendiri, tapi tidak

diketahui orang lain )

Diri Gelap

(tidak diketahui diri sendiri maupun

orang lain )

Diri Terbuka

Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada

diri kita selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui oleh orang lain. Oleh

karena itu jika wilayah terbuka ini makin melebar dalam arti kita dapat

memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami diri kita maka

akan terjadi komunikasi yang mengena. Misal : terbuka terhadap dunia

sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan pikirannya terbuka untuk

pengalaman- pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan,

pekerjaan, dan sebagainya.

Diri Buta

Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya

tetapi sebaliknya kekurangan itu justru diketahui oleh orang lain bahkan ia

berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.Oleh karena itu, kalau

www.akbidypsdmi.net

wilayah buta makin melebar dan mendesak wilayah lain maka akan terjadi

kesulitan komunikasi. Misal : perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara

pandang dan variasi hidupnya dan sebagainya.

Diri Tersembunyi

Pada wilayah tersembunyi, kemampuan yang kita miliki tersembunyi

tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Ada dua konsep yang

erat hubungannya dengan wilayah ini :

- Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu

sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.

Misalnya : Konflik dalam rumah tangga, hutang-hutangnya dan

sebagainya.

- Under disclose, yaitu sikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang

seharusnya dikemukakan. Misalnya : Dalam pengobatan kejiwaan sikap

62

Page 63: Dictat Komunikasi

under disclose dapat menyulitkan psikiater karena pasien sulit

menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengobatannya.

Diri Gelap

Wilayah ini merupakan wilayah yang paling kritis dalam komunikasi. Karena

selain diri kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui

siapa kita. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadai kesalahan persepsi

maupun kesalahan perlakuan kepada orang lain karena tidak saling mengenal

baik kelebihan, kekurangan dan juga statusnya, siapa dia?

Bila :

A B.

1 2

3

4

Maka :

A : adalah individu yang kurang memahami diri sendiri, tingkah lakunya

terbatas,

perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan variasi hidupnya.

B : adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari,

perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang

1 www.akbidypsdmi.net

menyedihkan, menyenangkan, pekerjaan, dan sebagainya. Ia lebih spontan dan

bersikap jujur dan apa adanya pada orang lain.

5. PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN SIKAP YANG HARUS

DIMILIKI

OLEH KONSELOR

Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator

maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotorik,

dan Afektif.

Pengetahuan (Kognitif)

Meliputi pengetahuan tentang :

- Kesehatan

- Ilmu kebidanan dan kandungan

- Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca

persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya.

- Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu

- Alat / metode kontrasepsi

63

Page 64: Dictat Komunikasi

- Hubungan antar manusia

- Komunikasi interpersonal dan konseling

- Psikologi

- Dan sebagainya

Ketrampilan (Psikomotorik)

Harus terampil dalam :

- Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan

- Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien

- Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling

- Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi

kepada klien

- Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien

- Membuat keputusan

- Dan sebagainya

Sikap (Afektif)

- Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain

- Bersikap ramah, sopan , dan santun

- Menerima klien apa adanya

- Berempati terhadap klien www.akbidypsdmi.net

- Membantu dengan tulus

- Terbuka terhadap pendapat orang lain

6. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K

A. Faktor Individual

Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang

dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan

gabungan dari :

a. Faktor fisik – kepekaan panca indera (kemampuan untuk melihat,

mendengar…), usia, gender (jenis kelamin)

b. Sudut pandang – nilai –nilai

c. Faktor social- sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam

masyarakat, status social, peran social.

d. Bahasa

B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi

a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi

b. Sikap terhadap interaksi

c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,

perhatian, dukungan)

d. Sejarah hubungan

C. Faktor Situasional

64

Page 65: Dictat Komunikasi

Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan kesehatan

antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi

dengan pelanggar lalu lintas.

D. Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari kedua

pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :

- kegagalan menyampaikan informasi penting

- perpindahan topic bicara yang tidak lancar

- salah Pengertian

1. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri

buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.

2. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :

a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)

b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan, perasaan,

kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai kebutuhan

c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan

d. Menindak lanjut pertemuan

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui

wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang

mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah

yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun

1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl

Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien

(client centered Perbandingan dengan Psikoterapi

Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan

klien(konseli) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya

yang mengalami psikopatologi, skizofrenia, maupun kelainan kepribadian.

• Umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistik dan client centered.

Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan

perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik, emosi, dan

kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat kliennya sebagai seseorang

yang tidak mempunyai kelainan secara patologis. Konseling merupakan

pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya

dialog dan bukannya pemberian terapi atau treatment. Konseling juga

65

Page 66: Dictat Komunikasi

mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri. Bidang

Layanan

• Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di

masyarakat, di dunia industri, membantu korban bencana alam , maupun di

lingkungan pendidikan. Khusus di dunia pendidikan, layanan ini biasa

disebut bimbingan konseling dan dilakukan oleh seorang konselor

pendidikan

• Kaunseling merupakan suatu konsep yang telah di ketahui umum khususnya

di kalangan masyarakat maju. Semakin majunya kehidupan ahli dalam

sesebuah masyarakat, semakin meningkat pula masalah-masalah yang harus di

tempuhi oleh ahli-ahlinya.

• Kebanyakan individu apabila diminta untuk mentakrifkan tentang kaunseling

akan menyatakan bahawa kaunseling adalah satu proses pertemuan di antara

seorang kaunselor dengan individu yang ingin diberikan bantuan. Dengan lain

perkataan, kaunselor ialah individu yang khusus bertugas secara terarah atau

sukarela untuk memberikan pertolongan kepada orang lain untuk

menyelesaikan sesuatu masalah yang dihadapi oleh klien (orang yang datang

berjumpa denga kaunselor). Definasi yang di berikan ini terlalu umum.

Untuk pemahaman dengan lebih jelas lagi tentang definisi kunseling, dipetik tiga

definisi yang telah dibuat oleh tiga tokoh iaitu Blocher (1974); Corey (1977) dan

James (1982). Blocher (1974) mendefinasikan kaunseling sebagai suatu proses untuk

menolong individu supaya ia menjadi lebih sedar tentang dirinya dan bagaimana ia

dapat bertindak balas dalam alam persekitarannya. Corey (1977) sepertimana dengan

Blocher menekankan tentang proses di mana seorang klien diberi peluang untuk

menerokai aspek diri dan kehidupannya yang menimbulkan masalah pada dirinya.

Akhir sekali James (1982) pula mendefinasikan kaunseling sebagai suatu proses

pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses membantu individu untuk

mencapai kehendaknya, membimbing dan menilai potensi yang ada pada diri individu

• Ketiga-tiga definisi yang di pilih ini memberikan penekanan kepada proses

untuk menolong, menyedarkan individu tentang dirinya dan suatu proses

pembelajaran individu untuk mencapai tingkat kesejahteraan dalam kehidupan

yang dilalui.

66

Page 67: Dictat Komunikasi

• Konsep atau definasi kaunseling mengikut perspektif Islam didapati lebih luas

dan lebih komprehensif. Aziz Salleh (1996) misalnya menyatakan bahawa

kaunseling merupakan suatu khidmat perhubungan di antara seorang klien

yang mempunyai masalah psikologikal dengan seorang kaunselor terlatih

untuk membantu klien bagi mengatasi masalah yang dihadapi. Kaunseling

Islam mempunyai liputan skop masalah yang lebih besar iaitu yang berkaitan

dengan keimanan seseorang seperti aspek ketuhanan, alam akhirat, dosa,

pahala, neraka, hari kiamat dan sebagainya

Mengikuti ajaran Islam, kaedah kaunseling ini adalah suatu amalan asas yang perlu

dipergunakan dalam perhubungan sesama manusia. Amalan nasihat-manasihati dan

menjauhi tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam merupakan asas dalam

didikan Islam.

Walau apapun definasinya, pertemuan antara kaunselor dan klien dalam beberapa sesi

kaunseling talah dapat mencapai alternatif terbaik untuk individu mengatasi masalah

yang dihadapi agar dirinya dapat berfungsi dengan lebih berkesan di alam

persekitarannya

• Kaedah-kaedah Kaunseling

• Sejak kemunculan bidang ilmu kaunseling, terdapat kira-kira 200 pendekatan

yang boleh digunakan untuk memberi kaunseling pada individu yang

memerlukannya. Kaunselor yang luas pengalamannya akan memilih teori-

teori yang dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien

agar bidang masalah yang dihadapi oleh klien dapat diatasi dengan berkesan.

Daripada banyaknya bidang pendekatan itu, dapat dikumpulkan ke dalam

empat kategori pendekatan iaitu:

1. Pendekatan psikoanalitik

2. Pendekatan kognitif

3. Pendekatan afektif

4. Pendekatan tingkah laku

Pendekatan Psikoanalitik

Diperkenalkan oleh Sigmund Freud yang berlatar belakangkan kehidupan Yahudi.

Beliau telah memperkenalkan konsep assosiasi-bebas (free-assosiation) selepas

berjaya dalam amalan hipnotisa (hypnosis). Freud menggunakan kaedah assosiasi

untuk menerokai minda tidak sedar manusia. Dalam pendekatan psikoanalitiknya,

67

Page 68: Dictat Komunikasi

Freud memberikan penegasan dan percaya bahawa personaliti individu dapat

diketahui melalui kajian minda tidak sedar yang dipunyai.

Pada pandangan Freud, manusia secara fitrahnya bersifat dinamik iaitu terdapat

perpindahan atau transformasi dan pertukaran tenaga dalam pembentukan

personaliti manusia. Pendapat-pendapat yang diutarakan oleh Freud terbukti

secara saintifik kini.

• Kaunselor profesional yang mengamalkan pendekatan psikoanalitik akan

menggalakkan klien mereka memerihalkan dan bercakap apa sahaja yang datang

dalam ingatan, terutama sekali peristiwa-peristiwa yang dilalui semasa berada di

tahap kanak-kanak. Melalui pendekatan ini kaunselor cuma membentuk

persekitaran atau atmosfera di mana klien akan merasai bebas untuk melahirkan

isi hatinya.

• Pendekatan inu mempunyai pelbagai komplikasi dan kompleksiti. Arlow (1984)

menyatakan bahawa pendekatan psikoanalitik berjaya digunakan untuk mengatasi

mereka yang mempunyai pelbagai kecelaruan termasuklah gangguan histeria,

narcissism, reaksi obsessif-kompulsif, kecelaruan peribadi, ketakutan, phobia dan

kecelaruan seksual.

Pendekatan Kognitif

Ahli kaunseling menggunakan pendekatan kognitif dengan memberikan tumpuan

kepada pemikiran manusia (thinking). Ahli teori kognitif percaya bahawa pemikiran

mempengaruhi perasaan dan tingkahlaku manusia. Jika individu mengubah cara

berfikir, perasaan dan tingkah lakunya juga akan mengalami perubahan melalui

modifikasi tingkah laku. Salah satu pendekatan kognitif yang popular telah

dikembangkan oleh Albert Ellis (1962) yang dikenali sebagai terapi emotif-rasional

atau RET (Rational-Emotive Therapy). Albert membesar dalam keluarga Yahudi di

Pittsburg, Amerika Syarikat. Di usia remajanya, beliau menjadi atheist disebabkan

perceraian kedua ibu bapanya.

Terapi emotif-rasional mengandaikan bahawa manusia secara lahiriah adalah rasional

dan tidak rasional, logikal dan gila (crazy). Ellis juga percaya bahawa sifat duaan

(duality) secara semulajadi ini diwarisi dan akan terus dipunyai andainya tiada apa-

apa pembelajaran berlaku yang akan mengubah cara pemikiran baru pada individu.

Ellis telah menggariskan sebelas kepercayaan tidak rasional yang seringkali dipunyai

oleh manusia yang menyusahkan dan boleh menimbulkan pelbagai gangguan emosi.

Kaunselor dalam pendekatan RET ini mengambil peranan yang aktif dan terus

(direct). Kaunselor berfungsi untuk menunjuk arah, mengajar dan membetulkan

68

Page 69: Dictat Komunikasi

kognisi klien. Ellis telah mengenal pasti beberapa ciri peribadi yang perlu dipunyai

oleh kaunselor yang akan menggunakan RET. Mereka haruslah cerdik,

berpengetahuan luas, empathetik, tekal, berfikiran saintifik, berminat untuk menolong

orang dan merupakan pengguna teknik RET.

Terapi emotif-rasional didapati mudah dilaksanakan dan berkesan. Kaedah ini

berkesan untuk digunakan ke atas klien remaja. RET berkesan untuk mengatasi

masalah kecelaruan affektif, kecelaruan ketakutan dan penyesuaian. Di samping RET,

analisis transaksional (transactional analysis) merupakan juga suatu kaedah dalam

pendekatan kognitif.

Pendekatan Afektif

Antara kaedah kaunseling dalam pendekatan affektif yang popular ialah kaunseling

pemusatan-insan (person-centered counseling) diikuti dengan kaunseling ‘existential’

dan terapi gestalt.

Antara kaedah kaunseling dalam pendekatan affektif yang popular ialah kaunseling

pemusatan-insan (person-centered counseling) diikuti dengan kaunseling ‘existential’

dan terapi gestalt.

Pendekatan kaunseling pemusatan-insan diperkenalkan oleh Carl Rogers yang

dibesarkan di Illinois, Amerika Syarikat dalam keluarga Kristian. Ahli dalam

pendekatan ini mempercayai bahawa manusia adalah untuk yang baik. Manusia

mempunyai ciri-ciri peribadi positif, konstruktif, sentiasa bertindak maju ke hadapan,

realistik dan boleh dipercayai. Setiap insan sedar dan mempunyai daya gerakan untuk

mencapai ‘penghakikian kendiri’ (self-actualization). Pada pendapat Rogers,

penghakikian kendiri merupakan arah motivasi yang mengarahkan tingkahlaku

manusia yang mempengaruhi dirinya sebagai manusia keseluruhannya. Setiap insan

mempunyai kecenderungan asa

Pendekatan Tingkah Laku

Ahli teori dengan menggunakan pendekatan tingkah laku memberikan tumpuan

kepada pelbagai bentuk tingkah laku klien. Ahli-ahli dalam pendekatan ini percaya

manusia mempunyai masalah disebabkan ketidakupayaan untuk mengubah tingkah

laku sesuai dengan kehendak persekitaran. Kaunselor yang menggunakan kaedah

tingkah laku berusaha untuk menolong kliennya sama ada menpelajari sesuatu yang

69

Page 70: Dictat Komunikasi

baru, bertingkah laku secara diterima atau cuba untuk memodifikasi atau

menghapuskan tingkah laku yang keterlaluan.

Pendekatan tingkah laku selalu digunakan ke atas individu yang mempunyai masalah

yang spesifik seperti kecelaruan makan, penyalahgunaan dadah, ketidakfungsian

seksual dan beberapa kecelaruan lain termasuklah masalah ketakutan, tekanan,

assertif, keibubapaan dan interaksi sosial.

untuk berusaha mencapai penghakikian diri sebenar. Ahli teori pemusatan-insan

percaya setiap insan berupaya untuk mencari makna peribadi diri dan tujuan

kehidupan di muka bumi ini.

Peranan kaunselor dalam pendekatan ini dikatakan bersifat holistik atau keseluruhan.

Kaunselor akan menentukan dan membentuk suasana di mana klien merasai bebas

untuk menerokai keseluruh aspek dirinya. Kaunseling dalam pendekatan ini

memberikan tumpuan kepada hubungan kaunselor dan klien. Kaunselor sentiasa

berhati-hati dan sedar dengan bahasa, perkataan dan gerakbalas klien.

Pendekatan pemusatan-insan ini berjaya untuk mengatasi pelbagai masalah upaya

umpamanya masalah kepimpinan. Penyesuaian psikologikal, masalah pembelajaran,

frustrasi dan berjaya menolong mengurangi sifat-sifat

B.F Skinner merupakan tokoh terkemuka yang menggunakan pendekatan

tingkah laku. Beliau dilahirkan di Pensylvania, Amerika Serikat. Kebanyakan teori

yang dibentuk oleh Skinner berpunca daripada kajian ke atas binatang. Skinner

percaya pembelajaran merupakan penentuan paling asas berhubung dengan tingkah

laku manusia.

Ahli kaunseling dengan pendekatan tingkah laku percaya bahawa semua tingkah laku

yang diperhatikan oleh individu sama ada yang sesuai atau tidak adalah dipelajari.

Peranan kaunselor dalam pendekatan tingkah laku adalah aktif sepanjang sesi

kaunseling. Klien akan belajar, kadang kala tidak belajar atau belajar semula tatacara

yang khusus untuk tingkah laku.

KESIMPULAN

1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam

membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui

pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.

2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.

70

Page 71: Dictat Komunikasi

3. Tiga ketrampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,

ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.

4. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri

buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.

5. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :

a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)

b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan,

perasaan, kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai

kebutuhan

c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan

d. Menindak lanjut pertemuan

6. Tiga aspek yang harus dimiliki oleh konselor : pengetahuan (kognitif),

ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif).

7. Faktor-faktor penghambat konseling :

• Faktor individu

• Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi

• Faktor situasional

Auto Konseling

Ruang Lingkup Dan Defenisi

Konseling: menurut Carl Rogers, adalah hubungan terapi antara konselor dengan

klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan diri pada pihak klien. Menurut

pengertian di atas syarat terjadinya konseling adalah: adanya Klien dan konselor.

Keduanya melakukan proses dialog, omong-omong (O2) yang menjadikannya

sebagai suatu hubungan terapi untuk memecahkan masalah atau merubah prilaku

klien.

Konseling juga merupakan suatu seni, yakni bagaimana konselor membuat seolah-

olah klien dapat mengidentifikasi permasalalahan dirinya dan memecahkan atau

mencari jalan keluarnya. Seolah-olah “dari klien dan untuk klien”.

Sedangkan Auto berarti: otomatis/dengan sendirinya. Misal: auto biograpfi

mengandung pengertian biography yang dibuat sendiri oleh dirinya. Mobil otomatis:

mobil yang melaju sendiri dengan percepatan tanpa bantuan perseneling.

Jadi dengan pertimbangan dan pemikiran di atas, auto konseling merupakan suatu

proses atau seni mengidentifikasi diri dan permasalahan (stressor) untuk mencari

jalan keluarnya secara mendiri (automatically). Dikatakan otomatis atau mandiri

karena peran konselor dan klien  seolah-olah melebur menjadi satu kesatuan individu.

71

Page 72: Dictat Komunikasi

• Kenapa Butuh Auto Konseling

Sebagai manusia kita hidup tidak bisa lepas dari masalah atau stressor. Mulai dari

stressor dari dalam diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Apalagi kita sebagai

pekerja social-kemanusiaan atau konselor di Kanaivasu. Stressor yang datang

akan menyebabkan kita menjadi stress, yakni suatu reaksi normal terhadap

stressor yang kita terima. Namun bila kondisi ini menimbulkan reaksi negative

(tidak teratasi) dan terjadi dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan

beberapa masalah (Gangguan stress atau distress). Diantaranya adalah:

• 1.      Burn out, yakni suatu kondisi dimana kita/pekerja social mengalami kelelahan

fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu

yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Ciri-cirinya adalah:

kelelahan yang sangat, sedih, depresi, sinis, cepat marah, tersinggung, lelah untuk

peduli.

• 2.      Psikosomatis, misalnya sakit perut atau pusing karena “banyak pikiran”,

ganguan lambung, dan pencernaan, terganggunya periode menstruasi.

• 3.      Trauma sekunder, yakni trauma yang dialami seseorang yang tidak menghadapi

secara langsung peristiwa traumatic, namun menunjukkan gejala-gejala seperti

mengalami secara langsung karena mendengar “keluhan hati” seorang klien.

• 4.      Kelelahan kepedulian. Kelelahan emosional yang disebabkan oleh empati dan

keterpaparan terus-menerus dengan kondisi masyarakat yang buruk yang merupakan

bagian dari pekerjaan, seperti menjadi pendamping korban tsunami atau korban

konflik.

Konseling dan Buku

• Seperti dalam penjelasan mengenai auto konseling di atas, maka kita dan

buku-pun bisa melakukan seni konseling. Status yang terjadi dalam

autokonseling ini adalah kita seolah-olah sebagai klien dan buku seolah-olah

sebagai konselor. Itulah mengapa konseling-buku disebut autokonseling.

Konseling ini menjadi seni adalah bagaimana diri kita yang bermasalah bisa

mengidetifikasikannya, mencurahkannya dan mencari jalan keluarnya.

• Buku yang dimaksud adalah buku tulis/catatan atau harian. Kita bercerita

tentang semua masalah yang dialami (stressor) melalaui tulisan. Dan buku yang kita

coret-coret itu seolah-olah mendengarkan dengan aktif dan berempati dengan

72

Page 73: Dictat Komunikasi

menyediakan ruang atau kertas kosong kepada klien. Sehingga antara klien (kita) dan

konselor (buku) terjadi suatu dialog.

Ada tiga tahapan dialog diantaranya yang terjadi. Pertama adalah curahan

emosi dan hati klien. Saat itu kita (klien) mengeluarkan segala uneg-unegnya dengan

mengoreskan penanya ke lembaran kosong kertas buku itu.

Kita bisa menagis, marah atau bersedih melalui cermin tulisan yang kita buat. Si buku

(konselor) akan tetap setia mendampingi kita, mendengarkan segala keluhan kita.

Dan bahkan memberikan ruang kosong untuk mita bisa menulis lagi dan lagi. Dia

seolah-olah memberikan rasa empatinya kepada kita. Setelah melepaskan dan

menggoreskan segala uneg-uneg (stressor) ke dalam ruang kertas yang kosong, maka

dibuatnyalah kita menjadi lega dan plong rasanya hati kita. Proses supportive telah

terjadi dalam konseling-buku ini.

Kedua proses identifikasi klien terhadap permasalahan yang terjadi.

Setelah kita menulis segala uneg-uneg kita. Lambat laun kita akan mengerti apa yang

telah terjadi pada diri kita. Akan timbul pertanyaan-pertanya, seperti “mengapa saya

begini?” mengapa saya begitu?” yang pada akhirnya akan keluar segala keluhan dan

gejala-gejala yang membuat kita dalam kondisi “stress”. Setelah kita mengetahui apa

yang telah terjadi dan apa penyebab kita stress, maka langkah selanjutnya adalah

bagaimana memecahkan jalan keluarnya. Buku sebagai konselor bisa memerankan

tugasnya untuk memfasilitasi kita mencari jalan keluarnya.

Melalui proses fasilitasi pemecahan masalah ini kita bisa menjabarkan

jalan keluarnya dan menulisnya di selembar kertas buku itu. Lagi-lagi kita diberi

ruang olehnya untuk menulis. Di saat itu seolah-olah kita berdiskusi dengan

buku/konselor guna mencari jalan keluarnya. Berat memang. Tahapan konseling ini

seolah-olah memposisikan kita sebagai klien dan buku sebagai seorang konselor.

Padahal keduanya melebur menjadi satu keasatuan individu, yakni diri kita. Kita bisa

terasa lega, kita bisa mengidentifikasi diri, dan kita bisa mencari jalan keluarnnya.

Itulah mengapa proses itu disebut sebagai auto konseling.

Konseling dan Sholat

Disetiap brosur beberapa lembaga yang memiliki program intervensi psikososial

biasanya dijelaskan bahwa untuk mengatasi stressor bisa dilakukan dengan pendekatan

spiritual, misalnya sholat atau sembahyang. Yang menjadi pertanyaan yang menarik untuk

dikaji adalah, bagaimanakah esensi hubungan sholat dan konseling.

Dalam konseling harus terjadi proses dialog antara konselor dan klien. Nah

bagaimanakah dalam sholat.Ya, esensinya adalah harus terjadi dialog antara klien (kita

73

Page 74: Dictat Komunikasi

sebagai orang yang memiliki masalah) dan konselor (dalam hal ini adalah Allah). Ya dalam

sholat-konseling Allah berperan sebagai konselor. Dia mendengar dengan aktif, tidak

menggurui atau menasehati dalam proses sholat-konseling. Dia bisa memberikan empati

kepada kita dalam proses itu. Seolah-olah Dia ada di dekat kita, berhadapan dengan kita dan

memberikan sugesti positive dalam memecahkan permasalahan yang kita hadapi.

Sama seperti dalam konseling dengan buku atau konseling lainnya, tahapan

yang dialaui dalam konseling-sholat yakni proses pencurahan emosi,

identifikasi dan fasilitasi pemecahan masalah.

Dalam proses pencurah emosi kita bisa lakukan pada sujud terakhir

sebelum duduk tahiyad akhir atau setelah salam dan masuk proses berdoa. Di

sana kita bisa menangis, mengadu kepada Allah (konselor) perihal

permasalahan yang kita hadapi. Maka keluarlah segala uneg-uneg yang kita

pendam dan menjadi stressor kita selama ini. Di sana Allah memainkan

perannya sebagai konselor. Dia seolah-olah mendengarkan dengan seksama

penderitaan kita. Dia berempati dengan memberikan pelukan yang hangat dan

bersahabat. Dia seolah-olah ada di dekat kita atau dihadapan kita, dibalik

suatu meja konseling yang memberi batas pemisah antara konselor dan klien.

Setelah proses curahan emosi itu selesai. Air suci telah keluar dari mata kita

yang lentik, maka kita akan merasakan sensasi kelegaan dan kenyamanan.  

Dalam sholat kita juga diberikan kesempatan untuk merenung. Dalam

merenung kita dapat mengidentifikasi permasalahan yang kita hadapi. Saat itu

Kita bisa melakukan perenungan dan identifikasi masalah ini setelah sholat

dan memasuki proses berdoa.

Mengapa kita juga diajarkan sholat Istikhoroh di saat kita mengalami

kebingungan dan kebuntuan untuk menentukan pilihan. Media inilah

merupakan media dialog antara kita dengan Allah. Media kita berkonseling

dengan Allah. Kita mengadu, kita mengeluh, kita merenung hingga akhirnya

tahu permasalahan yang kita hadapai dan berdoa meminta petunjuknya. Dan

Allah seolah-olah memberikan petunjuknya. Padahal Dia hanya memberikan

sugesti positif kepada kita sehingga kita mantap dan yakin dalam menentukan

pilihan. Pilihan yang sebenarnya telah kita jabarkan dan kita pikirkan akibat

baik dan buruk yang ditimbulkannya.  Proses seolah-olah kita berdialog

dengan Allah inilah mengapa disebut auto konseling.

PANDUAN KONSELOR SEBAYA

74

Page 75: Dictat Komunikasi

• DEFINISI KONSELING

• Apakah konseling kesehatan reproduksi (KR) itu ?

Konseling KR adalah suatu proses tatap muka di mana seorang konselor

membantu kliennya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan

kesehatan reproduksinya. Di dalam proses konseling, harus terjadi:

• Hubungan saling percaya;

• Komunikasi yang terbuka;

• Pemberdayaan klien agar mampu mengambil keputusannya sendiri.

•   PERSYARATAN KONSELOR

• Apa saja persyaratan menjadi konselor KR ?

• Berpengalaman sebagai pendidik sebaya.

• Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien.

• Terbuka untuk pendapat orang lain.

• Menghargai dan menghormati klien.

• Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati.

• Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia.

• Pendidikan minimal Setingkat SLTA.

75

Page 76: Dictat Komunikasi

• Pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dimiliki seorang konselor

KR ?

a. Seorang konselor KR harus memiliki pengetahuan mengenai:

Organ-organ reproduksi dan fungsinya masing-masing.

Proses terjadinya kehamilan.

Bahaya aborsi yang tidak aman.

Jenis-jenis kontrasepsi beserta cara pakai/kerja dan efek sampingnya.

Jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan infeksi saluran

reproduksi (ISR).

Hak-hak klien.

Program dan kebijakan pemerintah berkaitan dengan kesehatan reproduksi misalnya

aborsi.

Di samping itu, seorang konselor KR perlu menggali informasi mengenai latar

belakang kehidupan klien dan alasan klien memerlukan konseling. Konselor juga

harus mampu memahami perasaan dan kebutuhan klien.

b. Seorang konselor harus memiliki keterampilan dalam:

Membina suasana yang aman, nyaman dan menimbulkan rasa percaya klien terhadap

konselor

Melakukan komunikasi interpersonal, yaitu hubungan timbal balik yang bercirikan:

76

Page 77: Dictat Komunikasi

– Komunikasi dua arah;

– Perhatian pada aspek verbal dan non-verbal;

– Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi, perasaan dan pikiran;

– Sikap mendengar yang efektif.

– Keterangan

Komunikasi duaarah

– Berbeda dengan komunikasi satu arah di mana hanya satu pihak yang

berbicara, dalam tempo singkat namun hasilnya kurang memuaskan; komunikasi

dua arah memungkinkan kedua belah pihak sama-sama berkesempatan untuk

mengajukan pertanyaan, pendapat dan perasaan. Waktu yang digunakan memang

lebih lama, namun hasil yang dicapai memuaskan kedua belah pihak.

– Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

– Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan kata-

kata. Konselor KR hendaknya:

– Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami kelompok.

– Menghindari istilah yang sulit dimengerti.

– Menghindari kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang lain.

– Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tampil dalam bentuk nada

suara, ekspresi wajah-wajah dan gerakan anggota tubuh tertentu. Dalam

menyampaikan informasi, Konselor KR perlu mempertahankan kontak mata

dengan lawan bicara, menggunakan nada suara yang ramah dan bersahabat.

– Cara Bertanya Ada dua macam cara bertanya, yaitu pertanyaan tertutup dan

pertanyaan terbuka.

– Pertanyaan Tertutup:

– Adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang singkat. Bisa dijawab

dengan "Ya " dan "Tidak ."

– Biasanya digunakan di awal pembicaraan untuk menggali informasi dasar.

77

Page 78: Dictat Komunikasi

– Tidak memberi kesempatan klien untuk menjelaskan perasaan/ pendapatnya.

contoh:

"Berapa usiamu?"

"Dimana tempat tingga lmu ?"

• Pertanyaan Terbuka:

• Mampu mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.

• Bisa memancing jawaban yang panjang.

• Memungkinkan klien mengungkapkan diri apa adanya.

• contoh:

– "Apa yang kau ketahui tentang PMS?"

– "Bagaimana rasanya waktu mengalami haid pertama?"

Mendengar efektif Untuk melakukan konseling KR yang baik, mendengar efektif

dapat dilakukan dengan cara:

• Jaga kontak mata dengan lawan bicara/klien (sesuaikan dengan budaya setempat).

• Tunjukkan minat mendengar.

• Jangan melakukan kegiatan lain atau memotong pembicaraan.

• Ajukan pertanyaan yang relevan.

• Tunjukkan empati.

• Lakukan refleksi dengan cara mengulang kata-kata klien dengan kata-kata sendiri.

• Mendorong klien untuk terus bicara baik dengan memberikan komentar kecil

(misal: mm..., ya...), atau ekspresi wajah tertentu (misalnya menganggukan kepala).

• TEMPAT KONSELING DAN KLIEN KESEHATAN REPRODUKSI

REMAJA

78

Page 79: Dictat Komunikasi

• Dimana konseling KR bisa dilakukan ?

• Sebenarnya konseling dapat dilakukan dimana saja asalkan syarat-syarat

berikut terpenuhi:

• Terjamin "privacy";

• Nyaman, tidak bising;

• Tenang.

• Siapa saja yang membutuhkan konseling KR ?

• Semua orang, tidak terbatas dengan usia dan jenis kelamin yang ingin

bertanya atau mengalami masalah sehubungan kesehatan reproduksinya.

Kelompok-kelompok berikut memerlukan perhatian dan bantuan khusus,

misalnya :

• Kelompok remaja;

• Klien dengan kehamilan yang tidak diinginkan;

• Orang dengan HIV/AIDS (ODHA);

• Kelompok lansia.

• Apa kiat-kiat untuk melaksanakan konseling pada Kelompok Khusus?

a. Remaja

• Remaja seringkali menghadapi masalah kesehatan reproduksi yang lebih banyak dan

beragam dibandingkan klien yang lebih tua. Konseling untuk remaja membutuhkan sikap

dan pemahaman yang lebih khusus serta pengetahuan yang lebih banyak. Dengan

demikian, menghadapi klien remaja, seorang konselor KR harus:

79

Page 80: Dictat Komunikasi

• Terbuka, membiarkan remaja untuk bertanya tanpa membatasi topik pertanyaan termasuk

topik yang tabu untuk dibicarakan

• Fleksibel, membicarakan berbagai isu KR yang ingin diketahui remaja, termasuk isu

pubertas dan seks tanpa rasa canggung. Konselor memberikan jawaban yang sederhana

dengan kata-kata yang mudah dimengerti

• Dapat dipercaya. Pertahankan kejujuran, bila tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan

klien remaja, katakan dengan jujur. Katakan pada klien bahwa anda akan berusaha

mencari jawabannya.

Menjaga kerahasiaan. Katakan kepada klien remaja bahwa anda tidak akan

menceritakan kunjungan, pembicaraan atau keputusan yang diambil klien kepada

orang lain.

Mudah didekati. Jangan panik atau marah, tunjukkan sikap tenang.

Menghargai. Jangan memandang rendah klien remaja.

Memahami. Jangan memberi penilaian kepada klien remaja.

Bersabar. Jangan memaksa klien untuk segera mengambil keputusan karena

mungkin saja klien remaja memerlukan waktu yang lama untuk mencapai satu

keputusan.

• Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan bila klien dari kelompok remaja.

• Memberikan keterampilan kepada remaja untuk mengatakan "tidak," bernegosiasi

(dengan lawan jenis) dan mengambil keputusan.

• Membantu klien membedakan hubungan sosial dan hubungan seksual.

• Membimbing remaja membuat jangka panjang atau menyiapkan masa depan

• Membimbing remaja dalam memahami ide tentang risiko atau perilaku beresiko

• Menyadari bahwa remaja yang aktif seksual seringkali beresiko terkena PMS

dibandingkan klien dewasa.

• Perilaku seksual anak muda biasanya diperkuat atau dihambat oleh orang yang

lebih tua

• Remaja biasanya hanya sekali-kali melakukan hubungan seksual

80

Page 81: Dictat Komunikasi

• Remaja mungkin saja berencana tak akan melakukan hubungan seks lagi, tapi

kenyataannya mengulangi lagi.

• Para remaja dengan rentang usianya yang sama dapat mempunyai tingkat

pengetahuan yang sangat berbeda-beda, ataupun sikap, perilaku dan pengalaman

yang berbeda pula.

b. Klien dengan Kehamilan Tidak diinginkan

Menghadapi klien dengan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan, Konselor perlu:

Memperhatikan dan antisipasi adanya perasaan-perasaan khusus seperti: tertekan,

konflik, bingung

Membantu klien menata dan mengarahkan perasaan yang dialami, agar kemudian

mampu mengambil keputusan tanpa rasa sesal

Memiliki informasi rujukan yang luas, misalnya dokter spesialis kandungan,

psikolog, ahli agama, tempat penampungan bayi untuk adopsi dan sebagainya.

Menyiapkan diri untuk menjadi perantara untuk berkomunikasi dengan pasangan atau

orang tua klien.

c. Klien dengan HIV/AIDS (ODHA)

Menghadapi klien yang terinfeksi HIV/AIDS, konselor perlu:

Menjaga kerahasiaan secara lebih ketat. Para ODHA umumnya sangat takut bila

keadaan mereka diketahui oleh orang lain, takut dikucilkan, mudah terancam harga

diri, takut dicerai oleh pasangannya dan sebagainya.

Menunjukkan empati tanpa rasa kasihan. Jika konselor menunjukkan perhatian

berlebihan dan cenderung mengasihani, para ODHA justru bisa tersinggung.

Memperhatikan dan mengantisipasi adanya perasaan-perasaan khusus yang dialami

para ODHA, seperti: kesedihan mendalam, kemarahan, mengingkari kenyataan,

dendam, malu, ingin bunuh diri.

81

Page 82: Dictat Komunikasi

Mengupayakan agar klien yang aktif secara seksual, berbeda menghindari penularan

pada orang lain dengan menggunakan kondom.

• d. Klien Lanjut Usia (LANSIA)

Menghadapi klien lanjut usia, konselor perlu menunjukkan:

• Penghargaan. Kelebihan LANSIA adalah banyaknya pengalaman hidup yang perlu

dihargai.

Sikap sabar. Umumnya LANSIA senang membicarakan hal-hal yang menyangkut masa lalu,

sehingga bisa menimbulkan kebosanan bagi yang mendengar. Keterbatasan lain berupa

penurunan fungsi penginderaan seperti pendengaran atau penglihatan.

Sikap hormat. Di Indonesia menghormati orang yang lebih tua dianggap penting,

karenanya cara berbicara dan nada suara konselor harus mencerminkan sikap hormat

tersebut.

• LANGKAH-LANGKAH KONSELING DAN MENGHADAPI SAAT SULIT

• Persiapan apa yang harus dilakukan oleh konselor KR sebelum pertemuan ?

• Menyiapkan mental dan psikologis dalam arti konselor tidak dalam kondisi

terbawa oleh emosi atau masalahnya sendiri;

• Mengatur dan menata tempat konseling sesuai dengan persyaratan;

• Menyiapkan alat bantu untuk mempermudah pemberian penjelasan, bisa

berupa brosur, alat peraga, gambar, contoh alat kontrasepsi, leaflet, dsb.

• Apa saja langkah-langkah/tahapan konseling?

• Mengucapkan salam.

82

Page 83: Dictat Komunikasi

• Mempersilahkan klien duduk.

• Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman.

• Mengajukan pertanyaan tentang maksud dan tujuan klien mendatangi

konselor (pertanyaan bisa berlanjut ke hal-hal yang diperlukan ).

• Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan persoalan yang

diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan keluar. Hindari memberikan

informasi yang tidak dibutuhkan klien.

• Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas

persoalan yang dihadapinya.

• Bila klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi dengan klien

belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan, tawarkan klien

untuk mengatur pertemuan selanjutnya.

Apa saja yang termasuk situasi sulit dalam konseling KR ?

Dalam melakukan konseling, terkadang tidak bisa dihindarkan ditemuinya situasi-

situasi yang sulit sehingga membutuhkan pendekatan yang hati-hati, antara lain :

Bila klien pasif dan diam;

Klien menangis;

Klien menanyakan hal yang bersifat pribadi;

Klien minta konselor untuk mengambil keputusan;

Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan;

Konselor tidak menemukan solusi masalah;

Konselor dan klien saling mengenal.

• Bagaimana mengatasi situasi sulit?

Klien yang diam

• Jika klien berdiam diri diawal pertemuan, tataplah klien dan gunakan bahasa

tubuh yang memperlihatkan simpati dan minat sambil mengatakan: "saya

83

Page 84: Dictat Komunikasi

melihat ada kesulitan pada anda untuk berbicara. Hal ini sering dialami oleh

klien yang baru. Saya rasa anda kuatir." Tunggulah jawaban klien.

• Jika klien diam selama pembicaraan berlangsung, bisa merupakan sesuatu

yang wajar karena mungkin klien sedang berpikir atau memutuskan

bagaimana mengutarakan perasaan atau pikiran-pikirannya. Berikan waktu

pada klien untuk berpikir.

Klien sok pintar

Mengembalikan masalah kepada klien.

Memberikan contoh yang konkret (seperti buku/gambar) & pengertian yang

sebenarnya.

Mendorong agar klien bisa memutuskan jalan keluar yang terbaik bagi

masalahnya sendiri.

Klien menangis

Jangan membuat asumsi/menduga-duga mengapa klien anda menangis.

Tunggulah beberapa saat. Bila berlanjut, katakan bahwa menangis itu tidak

apa-apa. Menangis adalah reaksi yang wajar, hal ini membuat klien merasa

dibolehkan untuk mengutarakan alasan-alasannya menangis. Tanyakan

alasannya dengan hati-hati.

Konselor berusaha untuk tetap tenang.

Apabila klien terus menangis, maka konselor memberi kesempatan kepada

klien untuk menumpahkan emosinya, mengeluarkan beban dan ganjalan-

ganjalan lain dalam tangisnya.

Konselor tak dapat menemukan solusi bagi masalah klien

Perlihatkan pengertian dengan cara memberitahu seseorang lain yang dapat

membantunya. Menunda pertemuan untuk mencari jawaban yang tepat.

Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan klien

• Katakan dengan jujur dan terbuka bahwa anda tidak tahu jawabannya, tetapi

dapat bersama klien mencari jalan keluarnya. Cek pada supervisi atau sumber-

sumber referensi

• Konselor melakukan suatu kesalahan

84

Page 85: Dictat Komunikasi

• Perbaiki kesalahan dan minta maaf. Mengakui kesalahan menunjukkan penghargaan

pada klien.

• Bersikapjujur.

Konselor dan klien sudah saling mengenal

• Tekankan soal kerahasiaan klien dan privasinya.

• Bila klien menginginkan, aturlah pertemuan dengan konselor lain.

Bersikap profesional (melihat/menganggap klien seperti klien yang lainnya, dan berikan

jawabannya yang tepat pada klien.

• Pengetahuan konselor yang terbatas

• A. Jika konselor tidak dapat menjawab pertanyaan:

• Berkata jujur akan ketidaktahuan konselor berkaitan dengan pengetahuan

khusus (medis, agama).

• Menunda jawaban untuk dicarikan jawaban kepada ahli.

• Rujuk klien pada ahlinya.

B. Konselor tidak menemukan solusi

• Konselor cukup menerima keluhan masalah klien.

• Mendiskusikan dengan pihak yang mampu menemukan/ membantu memberi

solusi.

• Menunda pertemuan untuk mencari jawaban yang tepat.

Klien menanyakan hal yang bersifat pribadi

Usahakan untuk tidak membicarakan pribadi anda.

Bila klien menanyakan hal yang bersifat pribadi, anda tidak perlu menjawab.

85

Page 86: Dictat Komunikasi

86

Page 87: Dictat Komunikasi

87

Page 88: Dictat Komunikasi

88

Page 89: Dictat Komunikasi

89

Page 90: Dictat Komunikasi

90