Upload
tri-susilo
View
76
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
KOMUNIKASI
1.PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-
kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Pengertian Komunikasi
Menurut Dokter Phill Astrid Susanto
Komunikasi adalah proses pengoperasian lambang-lambang yang
mengandung arti.
Keith Dafis
Komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang
ke orang lain
Oxford Dictionary 1956
Komunikasi adalah pengiriman / tukar menukar informasi, ide dan
sebagainya.
Drs. Onong Uchjana Effendy. MA
Komunikasi adalah mencakup ekpresi wajah, sikap dan gerak gerik suara
kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf dan lain-lain.
• Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman
.Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan,
gesture, dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif,
bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan
yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.2 . Sejarah
komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk
mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal
digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-
sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi
1
dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin
pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk
menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah
evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting
karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia
luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih
terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain
"tingkat tinggi".
Fungsi Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.
Kenyataannya komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari
kehidupan kita.
Fungsi komunikasi bagi bidan sangat besar sekali untuk lebih
mengembangkan kepribadian serta untuk kelancarannya pelaksanaan tugas
sehari-hari.
1.3.Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi
adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan
dari pihak lain .
4 .Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya
1.4.Proses komunikasi
Proses Komunikasi
Sender Chanel
Meaning → Encode → Message → Receiver
Decode → Meaning
2
Noise (dilihat)
Freed Back
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti
berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang
lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat
simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara
langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti
kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan
atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami
pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
1.5.Teknologi komunikasi
Dalam telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama
erjadi pada 25 Juli 1920.Dengan berkembangnya teknologi, protokol komunikasi
juga turut berkembang, contohnya, Thomas Edison telah menemukan bahwa
"halo" merupakan kata sambutan yang paling tidak berambiguasi melalaui suara
dari kejauhan; kata sambutan lain seperti hail dapat mudah hilang atau terganggu
dalam transmisi. Batasan dalam komunikasi
Batasan dalam komunikasi termasuk:
a) Bahasa
b) Penundaan waktu
c) Politik
5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang
mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti
merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya
adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,
simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain
1.Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin
3
dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan
seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik
sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
2.Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey
menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan
manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru
dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the
skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang
disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar
orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
3.Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan
bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian
hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu
pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan
atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita
sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti
bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan.
4.Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat
yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika
saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama
dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran
atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan
dampak yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi
4
kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima
pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling
curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok
atau tim kita.
5.Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas,
yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa
pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
1.6. KONSEP KOMUNIKASI
Jenis-jenis Komunikasi
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal menggunakan kata-kata mencakup komunikasi bahasa lisan.
Kata-kata yang digunakan dipengaruhi oleh :
Latar belakang sosial budaya
Ekonomi
Umur
Pendidikan
Dalam menggunakan suara ada 7 pokok tentang suara yang perlu diperhatikan
adalah :
Gema Suara
Irama
Kecepatan
Ketinggian
Besar / Volume
Naik turunnya
Kejelasan
Suara tersebut dapat menggambarkan semangat, antusias, kesedihan,
kejengkelan atau kegirangan
Komunikasi Nonverbal
Yakni mencakup :
Gerak gerik
Sikap
5
Ekspresi wajah
Penampilan
Komunikasi nonverbal tanpa menggunakan kata-kata dan disebut juga bahasa
tubuh (body language)
Model Komunikasi
Ada 3 macam model komunikasi :
Komunikasi Searah
Komunikator mengirim pesannya melalui saluran / media dan diterima oleh
komunikan, sedangkan komunikan tersebut ≠ memberiakn umpan balik ( prit
back)
Komunikasi Dua Arah
Komunikator mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan setelah
disimpulkan kemudian komunikan mengirimkan umpan balik kepada sumber
berita atau komunikator.
Komunikasi berantai
Komunikan menerima pesan / berita dari komunikator kemudian disalurkan
kepada komunikan kedua, dari komunikan kedua disampaikan kepada
komunikan ketiga dan seterusnya
Elemen Komunikasi
Ada 5 elemen yang berperan dalam komunikasi :
1. Komunikator
Bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif dalam
menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
sasarnnya.
2.Massage (pesan / berita)
Adalah berita yang disampaikan oleh komunikator yang melalui :
Lambang-lambang
Pembicaraan
Gerakan ( lambaian tangan, sinar, kibaran bendera dan lain-lain)
Gerakan ( lambaian tangan, sinar, kibaran bendera dan lain-lain)
3.Channel (Saluran)
Adalah sarana tempat berlakunya lambang-lambang. Saluran tersebut
meliputi:
Pendengaran (lambang berupa suara)
Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar / gambar)
Penciuman (lambang yang berupa bau-bauan)
Rabaan (lambang berupa rangsang rabaan)
4.Komunikan
6
adalah objek sasaran dari kegiatan komuniksi / orang yang menerima lambang
/ berita.
5.Freed Back
adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Ditinjau dari komunikator :
Kecakapan komunikator
Menguasi cara-cara menyampikan buah pikiran, mudah di mengerti dan
sederhana.
Cakap dalam memilih lambang / simbol yang tepat untuk mengungkapkan
buah pikiran.
Bisa membangkitkan minat para pendengarnya.
Pandai menarik perhatian.
Dapat memancing lawan bicara untuk dapat mengemukakan pendapatnya.
Tak ber belit-belit dalam menyampaikan pesannya.
Sikap komunikator
beberapa sikap yang dapat mendukung berhasilnya komunikasi.
Sikap terbuka.
Muka manis.
Saling percaya.
Rendah hati.
Dapat menjadi pendengar yang baik.
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian
Suatu hubungan antara dua / lebih individu manusia dimana kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu yang
lain / sebaliknya.
Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial
Faktor imitasi
Pada mulanya seluruh kehidupan sosial berawal dari proses imitasi
Syarat terjadinya imitasi
Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut.
sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang di imitasi
Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan / tingkah laku karena,
hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.
KOMUNIKASI EFEKTIF
Adalah Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlihat pada komunikasi.
Tujuan komunikasi efektif adalah :
7
Memberi kemudahan dalam memahami pesan yang di sampaikan antara
pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengirim dan umpan
balik seimbang dan melatih pengguna bahasa non verbal secara baik.
Bentuk karakteristik komunikasi efektif.
Komunikasi verbal efektif
Jelas dan ringkas
Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung. Makin
sedikit kata-kata yang di gunakan kecil kemungkinan terjadi keracunan.
Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah di mengerti oleh klien. Komunikasi tidak
akan berhasil jka pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata-kata dan
ucapan yang di sampaikan
Contoh bahasa kedokteran / kebidanan.
Arti Denotatif dan Konotatif
Dalam komunikasi dengan klien dan keluarganya, bidan harus memilih kata-
kata yang tidak banyak di salah tafsirkan, terutama sangat penting
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi pasien.
Intonasi
Suara komunikator mampu mempengarih arti pesan. Nada suara pembicaraan
mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan.
Kecakapan berbicara
Keberhasilan komunikasi verbal di pengaruhi oleh kecakapan bicara dan
tempo bicara yang tepat.
Komunikasi Non verbal
Komunikasi non verbal dapat di sampaikan melalui beberapa cara, yaitu
penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, Ekspresi wajah dan sentuhan.
Penampilan fisik
Penampilan fisik bidan mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan
kebidanan yang di terima.
Sikap Tubuh dan Cara Berjalan.
Sikap tubuh dan cara berjalan mencerminkan konsep diri alam perasaan
(mood) dan kesehatan
Ekspresi Wajah
Merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. hasil penelitian menunjukan
enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah. Yaitu :
Terkejut, Takut, Marah, Sisik, Bahagia dan Sedih.
Orang yang memepertahankan kontak mata selama pembicaraan
dipersepsikan sebagai orang yang dapat dipercaya dan memeungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik.
8
Sentuhan
Kasih sayang, Dukungan emosional dan perhatian di berikan melalui
sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan bidan—klien namun
harus memeperhatikan norma sosial.
Komunikasi mempunyai arti pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran
atau hubungan.
Kelompok merupakan sekumpulan manusia yang berinteraksi antar
nggotanya, mempumyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) serta di
perlukan kesadaran anggotanya akan ikatan yang sama memepersatukan
mereka.
Jadi kelompok mempunyai 2 tanda psikologis yaitu:
Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, yang tidak
memiliki orang yang bukan anggota.
Nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap
orang terkait dengan hasil yang lain.
Bagaimana mengendalikan kelompok dengan baik
Tidak membiarkan peserta berbicara bersamaan.
Pertahankan spontanitas peserta dengan tidak memotong
pembicaraan peserta dan setiap peserta di beri kesempatan yang
sama untuk berbicrara.
Pembicaraan ttetap duduk pokok bahasan dengan cara
memingatkan peserta untuk kembali pada topik yang di bicarakan.
Tidak menyalahkan, mencemooh pendapat peserta.
Mendorong peserta yamg diam untuk berbicara dengan cara
meminta orang tersebut untuk menceritakan masalah atau
menceritakan masalah yang di hadapi.Beri perhatian terhadap apa
yang dikatakannya.
Strategi menghadapi kelompok peserta yang kurang mendukung kelancaran
kegiatan.
Tipe Pasif
Strateginya :
Ajukan pertanyaan lansung pada peserta bersangkutan.
Mintalah mereka berbagi rasa berpasang-pasang.
Mintalah untuk menulis komentar atau jawaban pertanyaan.
Berikan inisiatif kecil.
Merubah metode penyampaian dengan kegiatan yang lebih
menarik.
Strateginya :
9
Ajukan pertanyaan tentang sebab sikap agresifnya.
Beri kesempatan dan curahkan perasaan tentang keadaan.
Jangan menganggap orang tersebut mewakili kelompok, cek
dengan kelompok.
Persentasikan data.
Tipe Banyak Bicara
Strateginya :
Beri tanggung jawab sebagai pemimpin kelompok.
Hindarkan pandangan terhadap peserta yang banyak
bicara/hadapkan tubuh ke peserta lain.
Jika perlu beri tahu peserta yang banyak bicara secara halus bahwa
pendapatnya menarik tapi kta membutuhkan pendapat yang lain.
• HAMBATAN KOMUNIKASI -*-
• Ahli sosiologi, negarawan, penasehat pernikahan, banyak golongan
yang berbeda-beda, sependapat bahwa dewasa ini kebutuhan terutama adalah
komunikasi yang sunguguh-sungguh. Teknologi semakin meningkat, buku-buku
bertambah banyak disegala bidang. Tetapi komunikasi orang dengan lainnya
mungkin tidak pernah sedangkal seperi sekarang ini. Komunikasi manusia tidak
lagi berdasarkan kebenaran. Jurang pemisah bukan hanya pada politik, pada usaha
periklanan, tetapi juga di dalam gereja Yesus Kristus. Semua persoalan
komunikasi berakar di Taman Eden. Allah memilih untuk mengadakan hubungan
yang sangat intim dengan manusia yang Ia ciptakan menurut gambar-Nya sendiri
sebagai mahluk yang dapat berkomunikasi. Adam berkomunikasi secara pribadi
dengan menggunakan
• MENUMBUHKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
• Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu
meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal adalah:
• 1. Percaya/trust. Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan
dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah
membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor
sebagai berikut:
10
• a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki
kemampuan, ketrampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. orang itu
memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
• b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan
terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
• c. Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan.
Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap
percaya akan tumbuh.
• 2. Prilaku suportif akan meningkatkan komunikasi. Beberapa ciri prilaku
suportif yaitu:
• a. Deskripsi: penyampaian pesan, perasaan dan persepsi tanpa menilai atau
mengecam kelemahan dan kekurangannya.
• b. Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama,
mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama- sama
menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan.
• c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam.
• d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
• e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat
perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap
perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan. f. Profesionalisme: kesediaan
untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
• 3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara objektif, kemampuan
membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi,
pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dan lain sebagainya. Agar komunikasi
interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang
efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan
menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap
mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami,
menghargai dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal
perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan
kerjasama antara berbagai pihak, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan. -
Sumber
• Komunikasi
• telah menjadi suatu bidang yang amat luas cakupannya. Hampir
• semua aktivitas manusia tidak terlepas dari komunikasi dalam berbagai cara
apakah
• itu secara verbal, tulisan, gestural, dan bentuk komunikasi lainnya.
11
• Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai asumsi dasar bahwa dengan
• berkomunikasi, seseorang depat ditingkatkan kemampuan dasarnya untuk
kemudia
• dapat mengatasi segala persoalan komunikasi yang dihadapinya
• berbicara tentang komunikasi seseorang, dua orang atau sebuah kerjasama
• International. Unsur-unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena
merupakan
• sebuah proses. Semua unsur itu mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
• Dalam komunikasl, sumber dan penerima harus dalam sistem yang sama.
• Jika tidak, komunikasi tidak akan terjadi.
• Ketepatan Komunikasi
• Dalam membahas ketepatan komunikasi eletronik, Shannon den Weaver
• memperkenalkan konsep "noise" yang diartikan mereka sebagai faktor-fektor
yang
• mengganggu kualitas sebuah signal. Merujuk konsep tersebut, Berlo
mendefinisikan
• "noise" dalam proses komunikasi sebagai faktor-faktor dalam unsur-unsur
• komunikasi yang dapat mengurangi keefektifan komunikasi. Menurut Berlo,
"noise"
• dan "fidelty" merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Mengurangl
"noise"
• (keributan) berarti meningkatkan "fidelity" (ketepatan), demikian sebaliknya.
• Adapun faktor–faktor yang menentukan efektif tidaknya komunikasi
• tersebut
• meliputi :
• 1. The Source-Encoder.
• Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber, yang
• dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni
• a). keterampilan berkomunikasi
• b). sikap mental
• c). tingkat pengetahuan dan
• d). posisinya dalam sistem sosial
• kultural.
• Tingkat keterampilan berkomunikasi sumber menentukan ketepatan
komunikasi
• dalam dua cara. Pertama, mempengaruhi kemampuan dalam berbicara, dan
yang
• kedua mempengaruhi kemampuan menyampaikan pessn seperti yang kita
12
• maksudkan. Mengenai sikap mental, ada tiga tipe sikap sumber yang dapat
• mempengaruhi proses komunikasi, yakni terhadap:
• a). diri sumber sendiri
• b).Subject
• c) matter
• d) terhadap penerima pesan (receiver).
• Tingkat pengetahuan sumber juga akan menentukan seberapa jauh dia
memahami sikap mentalnya sendiri,
• kerakteristik receiver, dengan cara bagaimana dia menyampaikan pesannya,
jenis-jenis saluran yang dipilihnya, dan sebagainya. Faktor yang keempat
adalah sistem sosial budaya yang melatar belakangi sumber. Faktor ini sangat
mempengaruhi perilaku komunksil sumber.
• 2. The Decoder-Receiver.
• Pada prinsipnya, faktor-faktor yang melekat dalam diri penerima pesan sama
dengan sumber. Dengan kata lain, receiver juga harus mempunyai
keterampilanberkomunikasi, sehingga dapat menerima pesan. Begitu pula
dengan sikap mental,tingkat pengetahuan dan sistem sosial budaya receiver,
mempengaruhinya dalam menerima pesan yang disampaikan sumber.
• 3. Pesan.
• Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan:
• 1). Kode pesan,
• 2). Isi pesan,
• 3). Perlakuan terhadap pesan.
• Kode pesan adalah setiap kelompok simbol yang dapat disusun sedemikian
rupa, yang mempunyai arti bagi sebagian orang. Isi pesan dapat didefinisikan
sebagai meteri yang dipilih sumber untuk menyampaikan ujuannya.
Sedangkan perlakuan terhadap pesan adalah keputusan-keputusan yang
diambil sumber dalam memilih dan menyusun kode isi pesan.
• 4. Saluran
• Faktor ini menyangkut cara-cara penyampaian dan penerimaan pesan,
pembawa pesan (vehicle carriers) yang mempengaruhi efisiensi dan efektifnya
komunikasi.
• Komunikasi Sebagai Proses Belajar
• Berbicara tentang komunikasi dalam konteks perorangan pada dasarnya
berbicara tentang bagaimana orang belajar. Dalam hal ini belajar
menggunakan istilah "stimulus" den "respon".Stimulus diartikan sebagai
segala kejadian yang dapat dirasakan olehseseorang, dengan kata lain segala
13
sesuatu yang dapat diterima orang melalui salah satu alat
penginderaanya(penglihatan, pendengaran dan lainnya). Sedangkan respon
diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus, atau perilaku yang
timbul karena adanya stimulus. Respon dapat dibedakan atas: respon yang
terbuka (overt responses) yakni yang dapat diamati, dirasakan, dieteksi, dan
respon yang tertutup (covert responses) yakniRespon yangterdapat di dalam
diri seseorang; tidak dapat diamati, bersifat pribadi.
• Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam hubungan yang
stabilantara:
• a). suatu stimulus yang dirasakan seseorang dan
• b). respon yang dilakukan,baik tertutup maupun terbuka.
• Suatu proses belajar terjadi jika seseorang:
• 1).Melakukan respon yang sama secara terus menerus terhadap stimulus yang
• berbeda,
• 2). Melakukan respon yang berbeda terhadap stimulus yang sama.
• Proses belajar meliputi adanya stimulus (segala sesuatu yang dapat dirasakan
oleh organisme). Selanjutnya, organisme harus merasakan objek yang menjadi
stimulus, menginterpretasikannya, untuk selanjutnya melahirkan respon.
Meskipun demikian, seseorang belum bisa dikatakan belajar hanya
disebabkan dia membuat sekali atau duakali respon
• . Belajar terjadi jika merespon stimulus tersebut menjadi kebiasaan
(habit). Untuk membentuk kebiasaan ini, belasan atas respon (reward)
merupakan faktor yang mempengaruhi. Seseorang akan mengulangi responnya
jika medapat balasan Berlo menyebut lima faktor yang dapat memperkuat
kebiasaan.
• Pertama frekuensi pengulangan balasan: adanya stimulus
menimbulkan respon, dan jika respon ini mendapat balasan, akan memperkuat
kebiasaan.
• Kedua, mengisolasi hubungan S (stimulus) R (Respon): organisme
tldak memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang berbeda.
• Ketiga, banyaknya balasan : lebih banyak balasan, akan lebih
memperkuat kebiasaan.
• Keempat, selang waktu antara respon-balasan: lebih cepat seseorang
merasakan balasan responnya, lebih besar kemungkinan dirinya
mempertahankan respon.
• Kelima, usaha yang diperlukan untuk merespon:respon yang dapat
dilakukan dengan mudah akan lebih bertahan dibanding respon yang sulit untuk
dilakukan.
• Komunikasi dan belajar : Proses yang Memiliki Kesamaan.
14
• Komunikasi dan belajar mempunyai unsur-unsur yang sama dengan unsur-
• unsur yang dimiliki belajar. Perbedaan hanya terjadi dalam memulai
prosesnya.Belajar selalu dimulai dengan mempersepsikan suatu stimulus
(decodea message),sedangkan komunikasi dimulai tujuan sumber
berkomunikasi (interpretation) . Interaksi Dalam semua situasi komunikasi,
sumber dan penerima pesan mempunyai ketergantungan satu sama lain.
Tingkat ketergantungan yang paling tinggi terdapat dalam konsep dyadic,
yang memperlihatkan adanya hubungan antara berbagai kejadian yang tidak
dapat berdiri sendiri.Berlo membedakan empat tingkat ketergantungan
komunikasi, yakni:
• 1.Ketergantungan: fisik,
• 2). Ketergantungan aksi-reaksi,
• 3). Empathy dan,
• 4).Interaksi.
• 1. Ketergantungan fisik (Definitional-Physical interdependence). Pada
• tingkatan ini, sumber dan penerimaan berada dalam ketergantungan yang
• bersifat fisik. Meskipun terjadi komunikasi, namun antara sumber dan
• penerimaan tidak bereaksi terhadap masing-masing pesan.
• 2. Ketergantungan Aksi-Reaksi
• (Action-Reaction Interdependence).
• Komunikasi umumnya meliputi tingkat ketergantungan ini. Aksi dari sumber
• mempengaruhi reaksi penerima; reaksi dari penerima kemudian
mempengaruhi reaksi sumber lagi dan seterusnya Dalam hal ini antara
sumber dan penerima dapat menggunakan reaksi masing-masing. Reaksi
yang merupakan umpan balik tersebut digunakan sumber ataupun penerima
untuk memeriksa, menentukan bagaimana sebaiknya mereka
menyempurnakan tujuannya. Jika umpan balik dimaksud mendapat balasan
dengan balk, maka sumber/penerima akan meneruskan cara-caranya
yangsama. Namun jika tidak, sumber/penerima akan mengganti pesan mereka
dengan cara-cara yang lain.
• 3. Empathy. Komunikasi
• Umumnya meliputi gambaran pengertian atas tanggapan pesan yang
disampaikan. Dalam hal ini terdapat harapan yang digunakan dalam
mengkode, menerima code, dan merespon pesan. Harapan yang diberikan
pihak-pihak yang berkomunikasi dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi,
sikap, pengetahuan dan sistem sosial kultural. Untuk mengetahui harapan
penerima pesan, kita harus mempunyai keterampilan yang dalam ilmu
psikologi disebut empathy, yakni kemampuan untuk memproyeksikandiri kita
kepada kepribadian orang lain. Sehubungan ini ada dua teori empathy:
15
• 1). Inference Theory of Empathy
• 2).Role-Taking Theory of Empathy.
• 4. Interaksi.
• Tingkat terakhir dari ketergantungan yang kompleks adalah interaksi, yang
merupakan istilah dari proses saling berperan, perwujudan dari perilaku yang
empathic. Jika dua individu membuat kesimpulan tentang masing-masing
peran mereka pada saat yang sama, dan jika tingkah laku komunikasi mereka
tergantung pada saling memberi peran, maka mereka berkomunikasi dengan
berinteraksi satu dengan yang lain. Konsep Interaksi merupakan inti untuk
memahami konsep proses komunikasi. Dalam komunikasi, kita harus
mempredikasi bagaimana orang lain berperilaku. Seperti diketahui bahwa
saling memberi peran (role taking), empathy,dan interaksi digunakan sebagai
alat untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, Namun ketiga aspek
tersebut paling tidak memillki dua kelemahan:
• 1) role taking dan interaksi dalam prosesnya memerlukan energi yang cukup
besar,
• 2) prediksi yang emphatic memerlukan beberapa prasyarat yang terkadang
tidak dapat ditemukan. Keberhasilan dalam membuat prediksi dari role taking
bersandar pada asumsi:
• 1) kita tidak berbicara dengan banyak orang,
• 2) sebelumnya kita memiliki pengalaman dengan orang-orang tersebut,
dengan demikian kita mempunyai dasar untuk membuat prediksi tentang
mereka
• 3) kita sensitif dengan perilaku manusia,
• 4) kita termotivasi untuk berinteraksi.
• Komunikasi dan Sistem Sosial
• Sistem sosial adalah kumpulan dari peran-peran ketergantungan. Dalam
membicarakan sistem sosial, kita membentuk perilaku peran (role behavior)
yang menempati suatu kedudukan (role position) dalam struktur sosial.
Role behavior dapat dibagi atas dua kelompok: the must's (yang
seharusnya)dan the may's (yang boleh). Perilaku seseorang yang menempati
peran apapun dapat dianalisa dengan konsep "the must's" den "the may's" Ini.
Kita dapat menentukan keseluruhan sistem perilaku peran secara eksplisit.
Dalam setiap kelompok, terdapat tekanan group untuk meyakinkan bahwa
anggota group menyesuaikan peran-peran mereka. jika anggota merespon
tekanan ini, yakni melakukan the must's, anggota tersebut diberi sesuatu
(reward). Namun jika mereka menyimpang dari perilaku yang telah
ditentukan, mereka dihukum, bahkan boleh jadi dikeluarkan dari group.
Tekanan group inilah yang disebut norma. Dalam membicarakan tujuan
16
group, perlu dibedakan antara produktivitas atau tugas untuk
menyempurnakan tujuan, dengan upah atau pencapaian kepuasan anggota.
Komunikasi dengan organisasi sosial paling tidak berhubungan dalam tiga
cara.
• Pertama, sistem sosial diproduksi melalui komunikasi.
• Kedua, pembangunan sebuah sistem sosial ditentukan oleh komunikasi
anggotanya.
• Ketiga, komunikasi mempengaruhi sosial sistem dan sebaliknya, sistem sosial
mempengaruhi komunikasi.
• Pengetahuan tentang suatu sistem sosial dapat membantu kita untuk
membuat ramalan yang akurat tentang orang, tanpa memerlukan emphaty atau
interaksi, tanpa mengetahui segala sesuatu tentang orang tersebut, kecuali
hanya peran-peran yang mereka miliki dalam sistem. Kegagalan komunlkasi
dapat disebabkan kesalahan dalam: peramalan role behavior, role position,
multiple roles, konflik peran dan norma, dan komunikasi lintas sistem sosial.
• Makna dalam Komunikasi
• Makna (meaning) adalah inti dari komunikasi. Dalam komunikasi,
sumbermaupun penerimaan berusaha memilih kata-kata yang menjelaskan
pengertian masing-masing. Kata-kata tersebut merupakan pesan (message),
Ide yang diekspresikan dengan cara-cara tertentu (perlakuan) melalui
penggunaan kode. Dalam artikelnya "The Origins of Language", Thorndike
menyatakan ada empat hipotesa tentang dasar kegunaan suara-suara manusia
yang mengekspresikan maksudnya. Empat kelompok itu adalah "ding-dong",
"bow- bow","pooh-pooh, dan "yum-yum". Teori "Ding-dong" menyatakan
bahwa suara memberi arti pada sesuatu di mana setiap orang memberikan
arjti yang sama. Menurut teori "Bow-Bow", manusia meniru bunyi-bunyi
(suara) yang dihasilkan binatang. Teori "Pooh-Pooh" menyebutkan, manusia
membuat suara-suara instinctive tertentu dan kita telah mempunyai arti untuk
suara ini karena kita membuatnya. Sedangkan teori "YumYum" mengatakan
manusia memberi respon fisik pada setiap stimulus.Sebagian dari respon fisik
ini dilakukan mulut. Berlo membuat asumsi yang terbaik tentang asal bahasa
dalam pernyataan berikut :
• 1) bahasa sendiri atas suatu perangkat simbol-simbol yang berarti plus cara-
cara yang bermakna untuk mengkombinasikannya,
• 2) simbol dari suatu bahasa dipilih melalui kesempatan, bukan pemberian
Tuhan,
• 3). menusia membangun bahasanya sendlri dengan prinsip yang sama tentang
interprestasi, respon dan balasan yang dilakukan melalui belajar,
17
• 4). manusia lambat laun membentuk bahasanya dalam upaya
mengekspresikan pengertian pada dirinya dan orang lain, membuat orang lain
mempunyai pengertian yang sama, dan untuk menimbulkan respon yang akan
menambah kemampuannya untuk mempengaruhi.
• Fungsi bahasa adalah untuk mengekspresikan makna. Makna itu sendiri
melekat pada semua definisi bahasa. Makna tidak terdapat di dalam pesan
(message), tetapi berada pada orang. Makna pribadi sifatnya, yang berbeda
dari satu orang dengan orang lainnya. Makna adalah sesuatu yang dipelajari.
Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator
sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif
dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu
menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.
Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti
persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi
intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika
orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri
mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui
proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktifitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari
dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur,
instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita,
mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan
perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan
pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan
peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini
• Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu
pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran
diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan
identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
18
• Kesimpulan :
• Komunikasi adalah penyampaian dari seseorang kepada orang lain dengan
menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu
proses.
• Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut
Harold Lasswell
• Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
• Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?
mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil
apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
(Lasswell 1960).
• Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
• 1. Who? (siapa/sumber).
• Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang
individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
• 2. Says What? (pesan).
• Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan),dari sumber (komunikator)a tau isi informasi.Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesaN
• 3. In Which Channel? (saluran/media).
• Wahana /alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada
komunikan(penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak
langsung (melalui media cetak/elektronik dll).
• 4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
• Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
sumber.Disebut tujuan (destination) /pendengar (listener)/ khalayak
(audience)/ komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).
• 5. With What Effect? (dampak/efek).
• Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan
dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
• Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan
disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus
19
menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka)
atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan
topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan
tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri
komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
• Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima)
dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara
langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada
komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang memenuhi 5
unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
• GAYA KOMUNIKASI
• Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang
yang sukses dalam pergaulan. Dengan mudahnya mereka dapat menjalin
persahabatan setiap bertemu dengan teman yang baru. Bukan itu saja,
persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai kekal. Sebaliknya, ada
pula orang-orang yang justru mengalami kesukaran dalam pergaulan. Tema
"disalah mengerti" merupakan tema pokok hidup mereka meski mereka tak
henti-hentinya berusaha mengoreksi diri. Banyak faktor yang terlibat yang
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan kita dalam pergaulan, salah
satunya adalah gaya kita berkomunikasi.
• Gaya 1: Si Penganggap
• adalah, "Saudara seharusnya sudah mengerti maksud saya." Si Penganggap
umumnya melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam komunikasi,
yakni menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya. Sebelum kita
menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu mengecek
ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita. Gaya komunikasi
seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan kemarahan.
• Gaya 2: Si Sepenggal
• Orang ini berpikir, "Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?!" namun
sesungguhnya yang terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh
pikirannya -- baru sepenggal saja. Sewaktu kita berbicara, kecepatan pikiran
kita bergerak dari satu topik ke topik yang lainnya tidaklah sama dengan
kecepatan lidah kita mengungkapkan isi pikiran itu sendiri. Bagi Si
Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya terlalu lamban
sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya melalui bahasa ucapan.
Masalahnya ialah, ia tidak menyadari hal ini, sehingga dalam benaknya, ia
sudah mengatakan semua yang ingin ia sampaikan. Si Sepenggal rentan
20
terhadap frustasi karena komunikasinya menjadi terpotong-potong dan sudah
tentu, membuka pintu terhadap kesalah pahaman
• Gaya 3: Si Peremeh
• Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini,
"Kenapa tidak mengerti-mengerti?" atau "Memang bodoh kamu!" Si Peremeh
memiliki satu masalah yang lumayan serius yakni ia memperlakukan semua
orang sama seperti dirinya. Alhasil, apabila orang lain tidak bisa mengikuti
kemauan atau pikirannya, ia pun marah. Sewaktu marah, bukannya ia melihat
bahwa memang orang lain berbeda dengannya, ia justru memandang
perbedaan sebagai kekurangan di pihak orang lain. Gaya komunikasi ini
cenderung merusakkan hubungan dengan orang lain. Siapa saja yang pernah
disakitinya akan menjaga jarak karena tidak mau terluka lagi.
• Gaya 4: Si Penyenang
• Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan
hati semua orang. Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari bibirnya,
"Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia." Bicara dengan Si
Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan mengangguk-angguk
saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat mendangkalkan relasi
pribadi. Sukar sekali untuk mengetahui hati Si Penyenang karena ia tidak
terbuka. Ketidakterbukaannya itu juga cenderung membuatnya menumpuk
semua perasaan dalam hati. Kalau tidak tertahankan, ia mudah menjadi orang
tertekan dan tidak bahagia.
• Gaya 5: Si Pelupa
• Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu.
Malangnya, Si Pelupa lupa dan melupakan terlalu banyak hal dan
frekuensinya terlalu sering. Ia acap kali berujar, "Tidak, saya tidak
mengatakan hal itu." Namun kenyataannya ialah ia mengatakan hal tersebut.
Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan oleh orang lain
cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya sendiri. Orang lain
dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa meremehkan atau bisa juga,
orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak tulus. Ini bahaya! Komunikasi
sangat bergantung pada kepercayaan; tanpa itu, yang mendengar adalah suara
belaka.
• Gaya 6: Si Pendebat
• Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan
dengannya cenderung menjadi arena balapan kebenaran. Perhatikan kata- kata
yang biasanya keluar dari mulutnya, "Apa benar saya berkata demikian? Apa
kamu yakin? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Si Pendebat kaya dengan
kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan taktik menyerbu orang
21
lain dengan bombardemen kata-kata. Si Pendebat cenderung melemparkan
fokus masalah ke pihak lawannya sehingga ia bebas dari kesulitan. Gaya
komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak suka dan jenuh pada orang lain
karena bicara dengannya membuat diri merasa diserang. Lebih jauh lagi, Si
Pendebat akhirnya membuat orang beranggapan bahwa ia senantiasa
mengelak dari tanggung jawabnya.
• Gaya 7: Si Talenan
• Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering diasosiasikan
dengan Si Talenan karena perasaan-perasaan seperti itulah yang timbul tatkala
melihatnya. Si Talenan selalu menyediakan dirinya menjadi sasaran tudingan
orang lain tanpa benar-benar menyadari di mana letak kesalahannya (kalau
memang ada). Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya, "Betul,
memang saya yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi." Masalahnya ialah,
ia melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan memperhadapkan
orang lain dengan kebenaran. Ia tidak suka keributan dan baginya silang
pendapat tidaklah bijaksana, jadi, harus dihindarkan. Gaya komunikasi ini
sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang penghinaan dari orang lain.
Orang lain semakin berani berbuat sekehendak hatinya tanpa mempedulikan
perasaannya. Namun, bukankah ia jugalah yang memulainya?
• Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat
memancarkan kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula
merupakan gaya yang dipelajari. Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan
dari orang lain, kita terpaksa mengikuti gaya komunikasi yang tertentu. Atau
kita belajar dari keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya
komunikasi kita dipahami semua orang, alias universal. Jika gaya komunikasi
kita memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah tentu perlu koreksi.
Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain.
Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti dan
menanyakan, apa kira-kira yang orang lain rasakan (bukan kita, sebab kalau
kita, mungkin sekali kita tak merasa apa-apa karena sudah terbiasa) tatkala
mendengar kata-kata kita. Kita rela membayar mahal dan menanamkan waktu
yang panjang untuk pendidikan kita; ironisnya, kita sering tidak bersedia
membayar mahal untuk belajar menyehatkan gaya komunikasi kita. Memang,
adakalanya hal yang penting tampaknya sederhana.
Tujuan Komunikasi
Menciptakan hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikasi
guna mendorong komunikan agar mampu meredakan segala ketegangan,
emosinya dan memahami dirinya.
22
1
Elemen-elemen konsep diri
Konsep diri
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri,
biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi,
karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.
Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak
dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat
fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau
dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap,
dungu, terpelajar, dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan.
Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu
baik pula. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep
diri seseorang itu tidak baik pula.
Karakteristik sosial
Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita
dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara
atau pendiam, penuh perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini
mempengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup
hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.
Peran sosial
Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita
mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri,
atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau
agama. Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini mengacu pada
diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita
memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple selves).
Identitas diri yang berbeda
Identitas berbeda atatu multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan
erbagai aktifitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam
komunikasi antar pribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.
23
Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang
lain terhadap kita (meta persepsi).
Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu
saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan
bagian lain memperlihatkan kita ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri)
Contohnya saat orang gemuk berusaha untuk menjadi langsing untuk
mencapai gambaran tentang dirinya yang ia idealkan.
Proses pengembangan kesadaran diri
Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;
Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek
diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan
diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.
Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai
kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi.
Dalam interaksi, reakasi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita,
dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan,
mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi
Jane Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktifitas pada
lingkungannya dan menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia
lakukan
Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai salahnya,
bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia mengalami nasib sial
saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan orang lain. Sementara
seseorang yang pesimis akan melihat sebuah kekalahan itu sebagai salahnya,
menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama dan akan mempengaruhi
apapun yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah seseorang yang
pesimis akan menyerah lebih mudah.
Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self)
perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan
terjadi tahap demi tahap melalui aktifitas serhari hari kita. Walaupun hidup
kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk,
teori akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk dirubah secara
drastis.
Contoh, bila kita mencoba merubah pendapat orang tua kita dengan memberi
tahu bahwa penilaian mereka itu harus dirubah - biasanya ini merupakan
24
usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih
kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan waktu dengan anggapan
bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.
Johari Window
Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat
dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan
motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun
1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai
bagian dari proses komunikasi.
Johari Awareness Model terdiri dari sebuah persegi yang terbagi menjadi empat
kuadran, yaitu OPEN, BLIND, HIDDEN, dan UNKNOWN.
• - Kuadran 1 (Open) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. (Quadrant 1, the open
quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation known to self and
others)
- Kuadran 2 (Blind) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
(Quadrant 2, the blind quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation
known to others but not to self)
• Kuadran 3 (Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
(Quadrant 3, the hidden quadrant, refers to behavior, feelings, and motivation
known to self but not to others
• - Kuadran 4 (Unknown) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi
yang tidak diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain.
(Quadrant 4, the unknown quadrant, refers to behavior, feelings, and
motivation known neither to self nor others)
• Tes Jendela Johari dilakukan dengan memberi daftar berisi 55 kata sifat
kepada subyek tes. Dari 55 kata sifat tersebut, subyek tes akan diminta untuk
memilih lima atau enam kata sifat yang paling mencerminkan diri mereka.
Anggota peer dari subyek tes ini kemudian akan diberikan daftar yang sama
dan diminta untuk memilih lima atau enam kata sifat yang menurut mereka
paling menggambarkan pribadi sang subyek tes. Hasil tersebut akan dicek
silang dan dimasukkan dalam kuadran-kuadran yang tersedia.
Kelimapuluhlima kata sifat tersebut adalah: able, accepting, adaptable, bold,
brave, calm, caring, cheerful, clever, complex, confident, dependable, dignified,
25
energetic, extroverted, friendly, giving, happy, helpful, idealistic, independent,
ingenious, intelligent, introverted, kind, knowledgeable, logical, loving, mature,
modest, nervous, observant, organized, patient, powerful, proud, quiet, reflective,
relaxed, religious, responsive, searching, self-assertive, self-conscious, sensible,
sentimental, shy, silly, spontaneous, sympathetic, tense, dan trustworthy
• Dalam pembahasan model ini, Joseph Luft berpendapat bahwa kita harus terus
meningkatkan self-awareness kita dengan mengurangi ukuran dari Kuadran 2-
area Blind kita. Kuadran 2 merupakan area rapuh yang berisikan apa yang
orang lain ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap
tidak ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi are Blind kita juga berarti
bahwa kita memberbesar Kuadran 1 kita-area Open, yang dapat berarti bahwa
self-awareness serta hubungan interpersonal kita mungkin akan mengalami
peningkatan
• Luft menawarkan beberapa saran untuk meningkatkan self-awareness kita:
• - Threat tends to decrease awareness; mutual trust tends to increase awareness
- Forced awareness (exposure) is undesirable and usually innefective
- Interpersonal learning means a change has taken place so that Quadrant 1 is
larger, and one or more of the other quadrants has grown smaller
- Sensitivity means appreciating the covert aspects of behavior, in Quadrants
2, 3, and 4 and respecting the desire of others to keep them so (Joseph Luft,
Of Human Interaction (Palo Alto, CA: Mayfield, 1969)
• Siapakah aku
Mengenali dan Memahami Diri
Dalam bidang psikologi terdapat suatu teori yang boleh membantu kita
memahami siapa diri kita. Teori itu disebut Jendela Johari. Nama Johari
adalah gabungan nama dua orang pakar yang mencipta teori itu, Joseph Luft
dan Harry Ingham.
Jendela Johari: Siapakah Aku?
Jendela Diri Yang Terbuka
Jendela ini melambangkan semua informasi, sikap, perasaan, keinginan,
dorongan dan ide-ide kita yang kita sendiri ketahui dan diketahui juga oleh
orang-orang lain. Antara maklumat itu adalah nama kita, rupa paras kita,
agama kita, bangsa, pendidikan, kegemaran, agama dan pendirian politik
kita.Ada kalanya jendela ini kita buka luas oleh itu kita dengan sukarela
mendedahkan banyak maklumat tentang siapa diri kita.
26
Ada kalanya kita tidak mau membuka jendela ini dengan luas, jadi kita
banyak merahsiakan perihal pribadi kita. Sejauh mana kita sanggup membuka
jendela ini ada kesannya pada sejauh mana orang lain sanggup menerima kita.
Semakin banyak kita membuka perihal diri kita, semakin mudah bagi orang
lain menerima kehadiran diri kita.
• Jendela Diri Yang Buta
Jendela ini melambangkan segala macam perihal tentang diri kita yang diketahui
oleh orang-orang lain tetapi kita sendiri tidak tahu. Antara perihal diri kita yang
kita tidak ketahui adalah perangai-perangai ganjil kita, bau badan kita yang busuk,
sifat kita yang gagap apabila gugup dan lain-lain.Orang lain mungkin tahu tabiat
dan sifat kita yang baik ataupun buruk yang kita tidak sedari ada pada kita.
Sesetengah orang sangat ‘buta’ tentang dirinya sendiri. Ada kalanya kita takut
hendak mendengar pendapat orang lain berkenaan diri kita, kecuali yang baik-
baik saja. Sesetengah orang sangat ingin tahu siapa diri mereka yang sebenarnya
dan sentiasa maklum atas pendapat orang di sekeliling mereka.Ada kalanya kita
dapat menerima kenyataan apabila menerima kritikan pribadi daripada orang lain.
Ada orang tidak dapat menerima kritikan seperti itu dan mereka mengalami
kejutan dahsyat. Oleh karena itu, walaupun kita tahu banyak berkenaan orang-
orang lain, kita tidak boleh mengumbar kepada mereka segala apa yang kita tahu.
Mereka mungkin akan mengalami kesan negatif atas apa yang kita beritahukan
• Jendela Diri Yang Tersembunyi
• Jendela ini adalah lambang segala perihal tentang diri kita yang kita sendiri
tahu tapi kita tidak ingin orang lain tahu. Ia adalah diri kita yang kita
rahasiakan. Ada orang yang suka memberitahu segala macam perihal
berkenaan diri mereka kepada orang lain. Ada orang, kalau boleh, langsung
tidak mau siapa pun tahu apa-apa berkenaan diri mereka. Mereka akan
bercakap-cakap berkenaan bermacam-macam perkara di dunia ini, kecuali
berkenaan diri mereka sendiri.Ada orang yang tidak segan untuk selalu
menceritakan segala hal berkenaan diri mereka termasuk masalah rumah
tangga, anak-anak, pekerjaan, uang dan apa-apa saja. Lazimnya kita memilih-
milih perihal peribadi yang sanggup kita buka kepada orang-orang lain, dan
kita juga memilih-milih kepada siapa hal itu sanggup kita utarakan.
• Jendela Diri Yang Tak Diketahui
• Jendela ini adalah lambang siapa sebenarnya diri kita, tetapi kita tidak tahu
dan orang-orang lain pun tidak tahu. Kalau kita tidak tahu dan orang-orang
lain pun tidak tahu, bagaimanakah kita tahu bahawa diri kita itu ada? Kita
tahu ia ada dari beberapa sumber. Pertama, dari saat apabila kita akan
27
menyedari beberapa perkara baru tentang diri kita yang tidak pernah kita
katakan sebelumnya.Sumber kedua adalah mimpi-mimpi yang kita alami.
Sumber ketiga adalah melalui ujian-ujian projektif yang boleh kita ambil di
bawah pengawasan pakar-pakar psikologi.Anggapan kita terhadap diri kita
sendiri sentiasa berubah-ubah daripada masa ke masa. Ada kalanya perubahan
itu berlaku perlahan-lahan, ada kalanya ia berlaku dengan mendadak dan
drastik sekali.
• Cara Mengenali Diri Sendiri
• Mengetahui siapa diri kita sebenarnya mempunyai kesan ke atas kesuksesan
di tempat kerja dan dalam kehidupan. Individu-individu yang memahami
sifat-sifat, kekuatan dan kelemahan dirinya didapati lebih sukses dalam
kerjanya dan kehidupan mereka. Semakin betul kefahaman seseorang itu
tentang dirinya, semakin tinggi kesuksesan yang dapat dicapainya. Ini adalah
salah satu daripada ciri-ciri psikologi yang membedakan para eksekutif yang
sukses.
• Individu-individu yang gagal dalam kehidupannya mempunyai konsep diri
yang negatif ataupun di mana konsep dirinya tidak selaras dengan kenyataan
disebabkan mereka tidak bersikap terbuka untuk memaklumi feedback dari
orang-orang yang berinteraksi dengan mereka, terutamanya apabila feedback
itu berupa kritikan. Itulah sebabnya mereka yang tidak dapat menerima
kritikan dan teguran tidak dapat mencapai peringkat tinggi dalam jawatannya.
• Ada beberapa cara yang boleh kita lakukan supaya kita lebih kenal diri kita
sendiri. Cara yang pertama adalah dengan mendengar apa yang orang-orang
lain kata berkenaan diri kita. Dengan cara ini kita dapat melihat diri kita
daripada sudut pandangan orang lain.
• Kita dapat melihat diri kita sebagaimana yang orang lain melihatnya, yaitu
sebagaimana yang mereka nampak dan kenali diri kita. Biasanya kita mau
orang lain melihat diri kita seperti yang kita sendiri mahu lihat, yaitu yang
positif saja.
• Apa saja yang kita buat dan katakan sentiasa dinilai oleh orang lain. Ada
kalanya mereka menyatakan pendapat mereka berkenaan diri kita. Kadang-
kadang mereka mengatakan dengan jelas dan berterus terang, tetapi ada
kalanya mereka menyatakannya dengan cara yang halus dan tersirat. Dengan
memberi perhatian dan bersikap terbuka terhadap segala pendapat orang lain
berkenaan diri dan segala perbuatan kita, kita dapat mengenal diri kita sendiri
dengan lebih baik lagi.
• Cara kedua adalah dengan sengaja mencari hal-hal tambahan berkenaan diri
sendiri. Kita boleh meminta pendapat orang-orang di sekeliling kita berkenaan
apa yang kita perbuat.
28
• LATAR BELAKANG MASALAH
• Komunikasi antar pribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori
komunikasi, oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang
terbaik untuk memanfaatkannya, penulis mencoba menganalisa salah satu
teori tentang konsep diri diri yang berkaitan dengan komunikasi antar pribadi
untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik.
Konsep diri merupakan Faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri
positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai
suatu operating system yang menjalankan suatu komputer. Terlepas dari
sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang di-install, apabila
sistem operasinya tidak baik dan banyak kesalahan maka komputer tidak
dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama berlaku bagi manusia.
• Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-
install akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh
sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin
baik konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil.
Demikian pula sebaliknya.
Kita dapat melihat konsep diri seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang
jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-
hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses,
merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak
untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani
mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias,
merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir
positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
• PERMASALAHAN
• Diatas kita agak banyak membicarakan konsep diri Positif, karena dari konsep
diri positif lahir pula pola perilaku komunikasi antar pribadi yang positip pula
yakni melakukan persepsi yg lebih cermat dan mengungkapkan petunjuk-
petunjuk yang membuat orang-lain menafsirkan kita dengan cermat pula.
Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yg Tembus
Pandang1 ( transparent ).Dengan bersikap Tembus Pandang berarti kita
membuka diri, kita menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman-pengalaman
gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif serta lebih
cermat dalam memandang dan menilai diri kita sendiri juga orang lain.
29
Hubungan antara Konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan
Johari Window. Dalam Johari Window tingkat keterbukaan dan tingkat
kesadaran tentang diri kita.
• JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI )
• Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window
sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain
yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari
matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang
terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah
publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.
Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel tersebut.
• Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain
seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika
memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan
tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus
bertambah secara vertical sehingga mengurangi hidden area. Makin besar
open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
• Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi
orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan,
keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden
area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan
membuat orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan
kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang
• Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita
tidak. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya
30
menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang
lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan
kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam bekerja
tim.
• Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak
mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang
lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau
berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain
anggota keluarga kita. Kita tidak pernah
• bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita
tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman
• Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal
yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang
memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh
dirinya. Dalam berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang
lain tetapi tidak mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali
menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi
adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi
tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang
menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-
rapat. Daerah yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres
dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun
orang lain.
• Dalam daerah ini, orang menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi
tentang dirinya disimpan rapat-rapat. Daerah yang tidak disadari membuat
bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang tidak diketahui
baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini
kemungkinan bisa muncul. Oleh karena adanya perbedaan individual, maka
besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.
Gambaran kepribadian di bawah ini dapat memberikan contoh mengenai
daerah-daerah dalam Jendela Johari.
•
31
• Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama
pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik
( Feedback ). Tahap pengungkapan diri, orang memperluas daerah C (lihat
gambar 2), sedangkan untuk memperluas daerah B dibutuhkan umpan balik dari
orang lain (lihat gambar 3). Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik (A) yang
semakin luas (lihat gambar
KASUS
• Dian, gadis pemalu, ia selalu sulit menjalin pergaulan. Sangat jarang ia dapat
menceritakan perasaan, keinginan, dan fikiran-fikiran yang ada pada dirinya.
Akibatnya, ia kurang dikenal oleh teman sepergaulannya.
• Kemungkinan besar, Dian mempunyai daerah publik (A) yang kecil, sedangkan
daerah yang tersembunyi lebih besar (C) atau Siti mempunyai daerah buta yang
lebih besar (B), sebab kelebihan yang merupakan aset bagi dirinya tidak
disadarinya atau dilihat orang lain.Semakin luas daerah A dapat dikatakan
seseorang mempunyai konsep diri yang positif. Ia telah tahu, baik dalam kuantitas
maupun kualitas, kekuatan dan kelemahan dirinya. Orang semakin bebas untuk
menentukan langkahnya, topeng-topeng yang dipakainya semakin terkuak dan
ditinggalkannya. Ia menjadi pribadi yang matang, percaya diri, tidak takut
menghadapi kegagalan, dan siap mengahadapi tantangan.
KESIMPULAN
Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri,
orang lain akan menyadari siapa saya? Mengenal diri bukanlah tujuan.
Pengenalan diri adalah sebagai wahana (sarana) untuk mencapai tujuan hidup.
Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan siapa saya? maka
pertanyaan selanjutnya adalah saya ingin menjadi siapa? Jawaban atas
pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran yang
32
dimainkannya. Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah atau
mengembangkan diri
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Dasar-dasar Komunikasi Teraupetik
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Adalah Proses penyampaian pesan atau berita dari seseorang keorang
lain sehingga antara kedua belah pihak terjadi adanya saling pengertian.Terapi
Adalah Suatu penyembuhan.
Komunikasi Terapeutik Adalah suatu proses penyampaian nasehat kepada pasien
untuk upaya penyembuhan. Seorang bidan / perawat terlebih dahulu menyampaikan ide
dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan
olehnya.
Komunikasi Terapeutik biasanya dilakukan dengan Lisan (dialog antara perawat
dan pasien) atau dengan gerak (gerak tangan, ekspresi wajah dan sebagainya.
Melalui komunikasi ini, perawat dapat menyampaikan ide dan pikirannya
kepada pasien dan kemudian ia dapat mengetahui pikiran dan perasaan pasien
terhadap penyakit yang diderita dan juga sikap prilaku pasien terhadap dirinya
sendirinya.Dengan demikian segala tindakan perawat disepakati oleh pasien,
dan pasien itu sendiri ikut membantu segala upaya penyembuhan yang
dilakukan terhadapnya Bila dilakukan tindakan terhadap pasien tanpa diberi
penjelasan lebih dahulu, pendapat pasien tidak diminta atau sebaliknya pasien
menyembunyikan perasaannya maka upaya penyem.buhan akan kurang
berhasil.
B. Tujuan Komunikasi Teraupetik.
Komunikasi teraupetik bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara
perawat dengan pasien guna mendorong pasien agar mampu meredakan segala
ketegangan emosi dan memahami dirinya serta mendukung tindakan konstruktif
(membangun) terhadap kesehatannya dalam rangka mencapai kesembuhan
Didalam upaya perawatan dan penyembuhan, hubungan erat antara perawat
dengan pasien diperlukan agar tindakan yang dilakukan terhadap pasien
didasarkan atas kesepakatan bersama.Hubungan batin antara perawat dan pasien perlu
dikembangkan dengan baik. Pada hakikatnya Komunikasi Teraupetik mengutamakan
hubungan batin.Upaya yang dilakukan oleh perawat sebaiknya tidak hanya diakhiri oleh
33
penyembuhan saja, akan tetapi diikuti rasa kepercayaan diantara kedua belah pihak atas
tindakan pelayanan yang dilakukan
Jenis – jenis Komunikasi
Secara umum komunikasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Verbal dan Non
Verbal.
Komunikasi Verbal menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan atau tulisan.
Sedangkan komunikasi Non Verbal menggunakan bentuk lain seperti sikap dan
gerakan atau ekspresi wajah.
Didalam praktek, kedua jenis komunikasi ini selalu timbul bersama. Misalnya,
bila perawat memberi penjelasan kepada pasiennya tidak hanya dilakukan dengan
kata-kata akan tetapi juga diikuti oleh gerak tangan dan ekspresi wajah.
Sehubungan dengan pmbahasan diatas, Jenis Komunikasi dapat dibedakan menjadi
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi ini sangat tergantung dengan kata-kata yang dipergunakan,
sehingga perawat dengan pasien keduanya akan dapat memahami informasi
apabila kata-kata yang dipergunakan dapat dipahami.
Kata-kata atau bahasa yang digunakan dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya,
ekonomi, umur dan pendidikan.
Dalam menggunakan suara ada tujuh pokok tentang suara yang perlu diperhatikan
:
a. Gema suara
b. Irama
c. Kecepatan
d. Ketinggian
e. Besar / Volume
f. Naik Turunnya
34
g . Kejelasan
Suara tersebut dapat menggambarkan semangat, antusias, kesedihan, kejengkelan
atau kegirangan.
Misalnya : Ucapan “Selamat pagi” dalam bentuk irama yang berbeda
menunjukan perasaan dari pengucapknya.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Non Verbal tanpa mempergunakan bahasa kata-kata. Komunikasi
non verbal ini disebut juga bahasa tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi non verbal lebih banyak dilakukan. Bila dibandingkan dengan
komunikasi verbal, komunikasi non verbal kurang terkontrol sehingga dapat
timbul tanpa disadari.
Observassi terhadap prilaku non verbal pasien perlu dilakukan, karena hal ini
sangat berguna untuk mengetahui sikap pasien dan memudahkan mengambil
tindakan perawatan dan pengobatan. Hendaklah kita memperhatikan prilaku
nonverbal kita sendiri dalam berkomunikasi dengan pasien, karena pasien akan
selalu memperhatikannya.
Komunikasi nonverbal mempergunakan hal-hal sebagai berikut :
a. Ekspresi wajah
b. Gerak mata
c. Gerak tubuh, tangan, lengan dan kaki
d. Sikap tubuh waktu duduk atau berjalan
e. Sentuhan tangan
f. Isyarat-isyarat
g. Gabungan-gabungan dari gerak gerik tubuh
Dalam praktek sehari-hari komunikasi verbal dan non verbal dilaksanakan secara
bersama-sama dan saling mendukung. Misalnya Seorang pasien mengatakan
“Saya cukup senang disini”. Ditambah dengan ekspresi wajah gembira.kedua
jenis komunikasi itu dapat juga berlawanan. Misalnnya Si pasien mengatakan
“Saya tidak memikirkan apa-apa”. Ekspresi wajahnya menunjukan kesedihan dan
bibirnya bergetar.
35
. Komponen-komponen Komunikasi
Komunikasi teraupetik seperti komunikasi pada umumnya dibagi atas 4 komponen yaitu :
- Pemberi pesan
- Pesan
- Penerima pesan
- Umpan balik / Feed back
Dalam bentuk yang sederhana didalam komunikasi terjadi proses dua arah. Pengirim
menyampaikan pesannya Kepenerima kemudian Sipenerima memberikan respon kepada
pengirim.
Komponen-komponen komunikasi sebagai berikut :
1. Pemberi pesan ( Komunikator )
Dalam menyampaikan pesan hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pesan yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Pesan yang disampaikan harus mempergunakan bahasa yang
dapat dimengerti dengan mudah oleh pasien.
c. Diusahakan supaya pesan yang disampaikan dapat
menarik minat pasien.
2. Pesan yang disampaikan
Komponen kedua dari komunikasi adalah pesan. Didalam komunikasi
teraupetik pesan yang disampaikan berupa : nasehat, dorongan, bimbingan, informasi
pearwatan, petunjuk dan sebagainya.
Pesan dapat disampaikan dalam bentuk lisan atau nonverbal (bahasa tubuh) yang
mengikuti bentuk lisan.
Pesan dapat disampaikan melalui media seperti tulisan, telepon, radio atau televisi.
Komunikasi tatap muka lebih efektif didalam komunikasi teraupetik bila dibandingkan
dengan menggunakan media.tidak langsung. Perawat yang langsung memberi informasi
atau pesan kepada pasien disebut Komunikasi langsung.
36
3. Penerima Pesan
Penerima pesan disebut juga sebagai Komunikan.Penerima pesan dalam
komunikasi teraupetik adalah Pasien. Pasien (sebagai penerima pesan) menerima
nasehat (pesan) dari perawat (pemberi pesan). Nasehat tersebut dianalisa oleh
pasien, kemudian diinterprestasinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki pasien itu sendiri. Kadar penerima nasehat yang disampaikan
tergantung kepada pengalaman dan pengetahuan pasien itu sendiri.
Misalnya seorang perawat memberikan nasehat kepada pasien untuk menelan pil
vitamin, nasehat itu akan diterima sepenuhnya oleh pasien bila ia berpengalaman
menelan pil vitamin atau ia tahu akan manfaatnya.
4. Umpan balik ( Feed back )
Umpan balik dalam komunikasi teraupetik adalah respon yang diberikan oleh
pasien terhadap pesan yang diterimanya.Umpan balik ini berguna untuk
mengukur besar informasi yang diserap oleh komunikasi dibandingkan dengan
yang diberikan. Respon yang diberikan oleh pasien dapat positif atau negatif.
Dalam komunikasi nonverbal pasien menunjukan respon positif bila ia sungguh-
sungguh mendengar nasehat perawat. Dan sebaliknya mungkin tidak tertarik akan
nasehat itu yang ditunjukkan dengan menguap.
Kekacauan – kekacauan yang terjadi dalam komunikasi
Proses komunikasi antara perawat dengan pasien, tidak selamanya berjalan
dengan mulus dan berfungsi secara optimal, tetapi mungkin akan terjadi
kekacauan yang disebut dengan istilah distorsi.
Terjadinya distorsi dalam proses komunikasi antara perawat dengan pasien dapat
disebabkan karena :
1. Pasien kurang tepat mempersepsinkan pesan, bimbingan, dorongan
yang diberikan oleh pasien. Hal ini disebabkan karena hal-hal sebagai
berikut :
. Pasien merasa cemas karena penyakit yang dideritanya.
. Pikiran pasien dipengaruhi oleh faktor luar misalnya
memikirkan keadaan keluarga, rumah dll
. Hubungan antara perawat dengan pasien kurang bersahabat
37
2. Kekurangan yang dimiliki oleh perawat dalam mengadakan komunikasi
dengan pasien yang disebabkan karena :
a. Kurang pandai mengemukakan buah pikirannya
b. Bicaranya kurang jelas, atau terlalu cepat.
c. Bahasa yang digunakan tidak dapat dimengerti oleh pasien
3. Kebisingan ( Noise)
Kebisingan dapat menganggu komunikasi. Kebisingan mungkin muncul pada
saat seorang perawat berkomunikasi dengan pasien dalam bentuk :
a. Rintihan atau tangis pasien
b. Suara air gemericik di wastafel atau di kamar mandi
c. Suara brankar untuk mendorong passien
d. Suara antar pasien yang sedang bergurau, dll.
Upaya meningkatkan kadar komunikatifnya komunikasi
Komunikatif tidaknya komunikasi teraupetik itu amat tergantung dari dua pihak
yaitu : Pihak Komunikator (perawat) dan pihak Komunikan (pasie).
Beberapa usah dilakukan untuk meningkatkan komunikatifnya komunikasi seperti
berikut :
1. Komunikator
a. Amat tergantung dari kecakapan Komunikator dalam
melaksanakan komunikasi, yaitu komunikator harus
menguasai metode/cara menyampaikan pesan, baik secara verbal
dan non verbal.
Perawat sebagai komunikatoor, harus bersikap tegas, penuh penerimaan,
penuh penghargaan dan jangan menunjukann kesombongan, ragu dan
menunjukan ketidakk percayaan dihadapan pasien.
bPerawat harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi selama
melakukan komunikasi.
38
d. Jangan melaksanakan budaya sendiri dalam mengadakan komuniaksi
dengan pasien.
e. Pesan yang disampaikan supaya diulang agar dapat ditangkap oleh
komunikan dengan cara :
- Mungulang pengertian—pengertian pokok
- Mengemukakan ide-ide yang sulit dengan kalimat-kalimat yang
berbeda
- Memberikan alasan atau penjelasaan yang lebih luas bila sikap
pasien menunjukkan kurang mengerti.
2. Komunikasi
Terhadap komunikasi atau pasien upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Pasien atau komunikan diupayakan seluruh pesan yang disampaikan oleh
perawat baik secara verbal maupun nonverbal.
b. Sikap/rasa curiga, rasa acuh tak acuh, rasa tidak senang terhadap
komunikator harus dihilangkan.
c. Pengalaman pasien berpengaruh terhapad proses komikasi, oleh
karena itu perlu diperlihatkan.
d. Pasien mempunyai kelainan pancaindra terutama panca indra mata, telinga dan
perasaan, mendapat hambatan dalam berkomunikasi oleh karena itu harus dicara
tehnik yang dapat mengurangi hambatan tersebut.
e. Jarak antara perawat dengan pasien pada waktu berkomunikasi harus tidak terlalu jauh
atau terlalu dekat (jarak 0,4 – 1,2 meter).
f. Pasien diupayakan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan perawatan.
Fase dan Tehnik Komunikai Terapeutik
A. Fase-fase yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi
terapeutik
Untuk meningkatkan efektifitas komunikasi teraupetik, perawat harus
memperhatikan beberapa fase guna mencapai kesuksesan dalam mengadakan
komukasi teraupetik. Fase-fase yang dimaksud adalah sebagai berikut :
39
1. Fase sebelum interaksi
Sebelum berlangsungnya interaksi, seorang perawat harus memiliki
data lengkap tentang pasien.
Fase-fasenya adalah :
a. Nama Pasien
b. Alamat Pasien
c. Umur Pasien
d. Pendidikannya
e. Riwayat Pasien khususnya riwayat penyakit dan pengobatannya yang
pernah didapatkan
f. Riwayat Sosialnya
g. Riwayat Keluarganya
2. Fase Pendahuluan
Fase ini merupakan fase orientasi, dan dalam fase ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a. Persiapan membuka hubungan dengan pasien
Memulai atau membuka hubungan dengan pasien merupakan hal yang
sangat penting dan amat menentukan kelangsungan dan keberhasilan pembicaraan
selanjutnya. Oleh karena itu, membuka wawancara dengan pasien harus dilakukan
secara hati-hati.
Jika yang memulai pembicaraan adalah perawat, maka ia harus memberikan
penjelasan sejelas-jelasnya mengenai apa yang akan dibicarakan dan apa
maksuddnya.
Apabila yang memulai adalah pasien sendiri perawat harus mampu membantu
pasien mengungkapkan apa yang dirasakan, dan perawat harus menunjukan sikap
rela membantu, kesabaran yang tulus, rileks, sikap menerima secara sungguh-
40
sungguh, membuka hati pasien dengan menuntunnya mengorganisasikan perasaan
serta pikirannya sehingga pasien tidak menaruh prasangka yang negatif kepada
perawat.
Contoh :
Pasien : Maaf Ibu perawat, saya kurang mengerti, apakah ada
kelainan didalam diri saya ?
Perawat : Pertanyaan ibu bagus sekali. Sebenarnya sayapun
ingin menyampaikan hal itu kepada ibu. Nah agar lebih jelas dapatkah
ibu menceritakan kembali kepada saya, apa yang ibu rasakan selama ini.
b. Menjelaskan masalahnya
Pasien kadang-kadang tidak mempunyai inisiatif menjelaskan masalah yang
dihadapinya.
Untuk membantu menjelaskan masalahnya, perawat harus menggunakan
tehnik yang tepat, seperti mendengarkan dengan baik, mengulang kembali kata-kata
yang diucapkan pasien, menjelaskan perasaan pasien.
Contoh :
Perawat : Seperti apa yang telah ibu sampaikan kepada
saya, bahwa mulai kemarin frekuensi kencing ibu meningkat. Ibu
tidak perlu takut. Itu disebabkan oleh pengaruh obat untuk mengurangi
pembengkakan (udim) pada kaki ibu.
c. Menjelaskan prosedur wawancara dan merumuskan perjanjian
Dalam hal ini perawat perlu menjelaskan, kapan ia akan menyediakan waktu
untuk berbincang-bincang dengan pasien atau kapan pasien berbincang-bincang
dengan perawat.
Contoh :
Pasien : Ibu perawat, dapatkah ibu membantu saya dan suami
saya untuk memberi penjelasan mengenai penyakit saya ?
41
Perawat : Bu, dengan senang hati kapankah ibu dan suami
ibu bersedia untuk membicarakannya?
3. Fase Pelaksanaan
Dalam fase pelaksanaan ini ada 3 kegiatan yaitu :
a. Menanggapi dan menjelajahi hati pasien
Dalam fase ini empati perlu dipertahankan dan dikembangkan
selama wawancara dengan pasien masih berlangsung.
Perawat harus aktiif untuk berusaha membantu pasien
membangkitkan atau memunculkan perasaan, pikiran dan
tindakannya.
Perawat dalam memberikan tanggapan dan menjelajahi hati pasien, diharapkan
dapat menunjukan :
1. Empati : “Dalam berkomunikasi, memberi tanggapan,
mendengarkan apa yang pasien katakan, dan dirasakan pasien”
2. Rasa Hormat dan keinginan/hasrat yang tinggi untuk membantu pasien
3. Keahlian/kemampuan sebagai pasien yang harus mampu baik
menjelaskan maupun memberikan petunjuk secara teoriitis
4. Menunjukan kejelasan/konkrit
Contoh :
Pasien : Maaf bu perawat saya selalu mengganggu kesibukan Ibu
perawat dan saya ini bodoh tidak bisa mengemukakan perasaan saya
yang sehubungan dengan penyakit saya.
Perawat : Tidak apa-apa bu, itu memang tugas dan tanggungjawab
saya sebagai perawat untuk membantu ibu, Adakah yang ingin ibu
tanyakan kepada saya ? Silahkan! Ibu sebenarnya tidak bodoh, hanya yang diucapkan
kurang tepat sewaktu ibu menjelaskan kepada saya.
b. Mengintegrasikan dan mendinamiskan pemahaman pasien terhadap dirinya.
42
Dalam kegiatan ini perawat harus mampu membangkitkan semangat pasien
agar ia dapat meningkatkan pemahaman terhadap dirinya, mampu dan mau
mengungkapkan perasaan-perasaan yang selama ini terpendam.
Perawat membantu pasien menerima keadaan dirinya, merubah pikiran dan
tindakannya, serta membimbing-nya untuk mengambil jalan pemecahan masalahh
yang dideritanya sesuai dengan kemampuannya.
C.Sebagai fasilitator dan membantu menentukan tindakan
Setelah pasien mengungkapkan segala masalah yang dia alami dan segala perasaan
dan pikirannya yang mengganggu,maka pada akhirnya pasen harus mampu membuat
keputusan sendiri untuk menyelesaikannya.Disamping itu pasien harus mampu pula
menyusun rencana tindakan yang paling sesuai dengan kemampuan pasien.
Contoh :
Perawat: “Bu tadi dokter dan saya telah menjelaskan tentang
kondisi ibu dan kemungkinan tindakan perawatan dan pengobatan
yang akan dilakukan. Itupun tergantung dari keputusan Ibu. Dokter dan
perawat tidak berani melakukan jika mendapat persetujuan
dari ibu. Sudakah ibu mempetimbangkan hal itu
sedalam-dalamnya?”
Pasien : “Terima kasih Bu Perawat. Saya telah
mempertimbangkan sedalam-dalamnya, bahwa segala upaya dokter dan ibu
perawat adalah untuk kebaikan dan kesembuhan saya. Saya menerimanya
dengan baik.”
4. Fase Pengakhiran
Kadang-kadang setelah terjadinya interaksi yang harmonis antara pasien
dengan perawat, sering diketemukan kesulitan dan penuh kebingungan akan
memutuskannya.
Tetapi kadang-kadang, setelah terjadi pembicaraan yang amat serius antara
pasien dan perawat, akhirnya pembicaraan itu berhenti seketika karena adanya situasi
diam dari pihak pasien. Dalam situasi demikian, perawat harus mampu
mempergunakan cara-cara untuk mengakhiri pembicaraan tersebut :
Contoh :
43
Perawat : “Bu, kita sudah banyak membicarakan tentang masalah
apa yang harus kita lakukan agar ibu dapat sembuh.
Dapatkan ibu menyimpulkan hasil-hasil yang telah kita sepakati tadi?”
B. Tehnik-tehnik komunikasi terapeutik secara verbal
Beberapa tehnik komunikasi terapeutik secara verbal yang dapat
dipergunakan oleh perawat dalam memberikan pelayanan perawatan keperawatan
antara lain :
1. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pada saat mendengarkan, perawat harus menutup diri dari
stimulus atau rangsangan yang datang dari luar, selain
mendengarkan apa yang dikemukakan oleh pasien.
b. Perawat harus memperhatikan pesan, ungkapan, baik yang
diungkapkan secara verbal atau secara non verbal oleh pasien tersebut.
c. Perawat harus dapat menarik kesimpulan terhadap perasaan
pasien yang telah diungkapkan
Beberapa cara mendengarkan yang baik yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu :
a. Perhatian sepenuhnya dan terpusat kepada pasien,
pandangan perawat sekali-kali melihat wajah pasien, tetapi
tatapan mata itu tetap dalam batas-batas sopan dan wajar.
b. Mendengarkan segala sesuatu yang dikemukakan oleh
pasien, memperhatikan perasaan dan perilakunya. Perawat
dapat mengungkapkan kata-kata selama pasien
mengemukakan perasaan, pengalaman seperti :
“ Bagus Bu; aduh kasihan juga; lalu apa lagi yang ibu rasakan ?”
44
2. Memulai Pembicaraan
Perawat harus hati-hati dalam melakukannya, utamakan sikap yang bersahabat
serta penerimaan yang baik dan jangan langsung ke permasalahannya.
contoh :
Perawat : Selamat pagi bu, apakah ibu dapat menikmati tidur
nyenyak semalam di Rumah sakit ini ?
Pasien : Rasanya saya belum bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan disini, tetapi dengan bantuan kipas angin ini saya
dapat tidur walaupun hanya beberapa jam saja.
Perawat : Hampir semua pasien mengalami hal seperti itu ibu,
tetapi lama-kelamaan ibu dapat mengatasi perbedaan ini
dengan baik. Saya doakan semoga ibu merasa senang dirawat dan
cepat kembali kerumah.
Pasien : Terima kasih bu perawat, itulah harapan saya dan
keluarga saya, saya ingin cepat sembuh dan kembali ke keluarga saya.
Perawat : Saya yakin ibu pati tabah menghadapinya, karena saya
yakin ibu telah memiliki banyak pengalaman sebelum ini.
Bisakah ibu menceritakan pengalaman ibu sebelum
masuk rumah sakit ini.
3. Mengulang Pembicaran
Yaitu mengulang kata-kata pasien dengan menggunakan kata-kata perawat
sendiri
Tehnik ini memberi gambaran kepada pasien bahwa perawat telah
mendengarkan apa yang telah diungkapkan, baik yang menyangkut perasan atau
persepsi pasien terhdap sesuatu.
Contoh :
45
Pasien : Sebenarnya saya menginginkan untuk dirawat disini,
banyak permasalahan yang saya hadapi sekarang, sulit rasanya saya
mengungkapkan seluruhnya.
Perawat : Jadi ibu menyatakan, sebenarnya tidak ingin dirawat diini
karena banyak masalah yang sedang ibu hadapi, yang menyulitkan ibu
untuk mengungkapkannya disini …..
4. Memantulkan Perasaan Pasien
Seeorang perawat harus mampu memantulkan apa yang dirasakan oleh pasien,
sikap pasien yang terungkap melalui kata-kata pasien dengan kata-kata perawat.
Contoh:
Pasien : Bu Perawat mungkin hanya kepada bu perawat yang
perlu saya beritahukan apa yang muncul dihati saya. Pada kehamilan
yang lalu saya menderita penyakit seperti ini. Sekarang sulit
rasanya saya akan memperoleh kesembuhan.
Perawat : Ya kelihatannya ibu amat pesimis tentang kesembuha ibu
. Membagi Pengalaman Pasien
Dalam situasi ini, perawat hendaknya menyatukan diri dengan pasien, seakan-
akan apa yang dirasakan pasien juga dirasakan oleh perawat.
Contoh :
Pasien : Apa yang telah saya lakukan bersama-sama dengan
suami dan keluarga saya sama sekali tidak ada hasilnya. Saya sudah
pasrah dan sedih, lebih-lebih jika melihat anak-anak maih kecil,… pasien
menangis.
Perawat : Ibu, saya merasakan sedih sekali apa yang ibu sedihkan,
tetapi marilah kita sama-sama mengatasinya.
6. Persetujuan
Pernyataan perawat yang menyetujui anggapan atau gagasan pasien dapat
memberikan bantuan emosional kepada pasien.
46
Contoh:
Pasien : Tetapi dengan melihat anak-anak masih kecil yang
memerlukan kasih sayang dari orang tuanya, tumbuh perlawanan dari
diri saya untuk berjuang sekuat tenaga dan juga selalu berdoa, semoga
lekas sembuh.
Perawat : Bagus sekali bu, itu merupakan suatu sikap yang amat
baik, semogalah berhasil.
7. Dukungan
Maksudnya pernyataan perawat guna memberikan dukungan serta dorongan
kepada pasien agar timbul rasa kepercayaan kepada dirinya sendiri, atau untuk
menimbulkan rasa simpati.
Contoh:
Pasien : Bu Perawat, beginilah keadaan / nasib saya, saya mohon
janganlah dibiarkan saya lebih menderita lagi.
Perawat : Saya memahami apa yang sedang ibu rasakan.
Ketahuilah Bu, saya akan merasa bergembira sekali,
apabila saya dapat menolong Ibu.
8. Pembatasan
Pembatasan disini dimaksudkan, bahwa perawat perlu membatasi
gerak/tindakan pasien agar tidak melampaui batas sehingga merugikan dirinya
sendiri.
Contoh:
Pasien : Saya jengkel dengan keadaan diri saya, dan saya
menyesali diri saya. Kadang-kadang jengkel dengan semua orang
dirumah saya. Ah…. Tidak tahulah Bu perawat, apalagi yang
muncul di hati saya.
47
Perawat : Bu, Ibu bebas mengutarakan segala kekesalan ibu,
kejengkelan Ibu, tetapi satu hal yang tidak boleh ibu
lakukan, yaitu melalaikan makan, makan obat dan latihan yang telah saya
sarankan kepada Ibu.
. Mengajukan Pertanyaan
Perawat mengajukan beberapa pertanyaan, apakah pertanyaan untuk meminta
penjelasan tentang keluhannya ataukah pertanyaan yang menyangkut keadaan
lingkungan dan lain-lainnya.
Contoh:
Perawat : Coba Ibu ceritakan tentang usaha-usaha pengobatan
yang telah ibu laksanakan.
10. Memberi Saran
Perawat memberikan keterangan atau saran kepada pasien. Pemberian saran
ini hendaknya dikemukakan pada akhir pembicaraan.
Contoh:
Perawat : Saya melihat sudah banyak kemajuan yang telah ibu
peroleh, seperti ibu sudah dapat berjalan, kadar darah ibu sudah
meningkat. Saya minta untuk terus minum obat- obat dengan teratur dan
tingkatkan frekuensi latihan jalan
11. Menolak
Penolakan disini maksudnya, melarang pasien secara langsung ataukah secara
terselubung untuk melanjutkan rencana/tindakannya yang merugikan dirinya.
Contoh:
Pasien : Bu Perawat, sedikitpun tidak ada kemajuan yang saya
rasakan, banyak biaya yang telah saya habiskan yang mungkin
bisa dipakai untuk biaya sekolah anak-anak saya.
Perawat : Bu, perlu Ibu pertimbangan sebaik-baiknya sebelum
ibu memutuskan hal itu. Rundingkanlah dengan suami dan
keluarga ibu.
48
Contoh:
Perawat : Bu, kita telah berbicara banyak mengenai perawatan
dan pengobatan ibu, kalau tidak salah kita telah menyepakati
beberapa hal :
Ibu akan berusaha untuk mentaati petunjuk
perawatan. Ibu bersedia untuk menjalani pemeriksaan
yang akan kami laksanakan.
KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK.
Perkembangan Komunikasi Bayi dan Anak Balita
Bahasa dan fase-fase perkembangan bahasa dari bayi dan anak
1. Fase Prelinguistic ( Fase sebelum berbicara )
Sampai umur 1 tahun bayi hanya dapat mengkomunikasikan
kebutuhannya lewat tangisan. Pada usia 2-3 mingu orang tuanya akan dapat
membedakan tangisan sang bayi.
Bayi akan menangis apabila ia lapar, pantatnya basah BAK /BAB,
kesakitan atau minta perhatian orang lain.
Tangisan lapar dimulai dengan suara mendatar dan menjadi
meningkat sesuai kebutuhannya.
Tangisan kesakitan biasanya berupa suatu teriakan yang medadak
karena bayi terkejut
Tangisan rasa nyaman atau tangisan minta perhatian, dimana tangisan bayi akan
berlangsung terus menerus.
Bayi pada minggu kedua mengeluarkan suara yang enak, dimulai terlihat senyum. Ini
akan terlihat apabila bayi merasakan kepuasan.
Contoh, Bila bayi diajak bercanda atau diajak berbicara.
Senyum yang mempunyai arti sosial diperlihatkannya setelah berusia tiga minggu,
hanya disini bayi tersebut belum bisa membedakan wajah yang dilihatnya.
Perkembangan bahasa anak bayi itu mulai berlangsung pada usia 2 – 6 bulan.
49
Pada usia 4-5 bulan bayi sering mengeluarkan suara rasa-rasa puas dengan nada suara
rendah, suara demikian ini sering diucapkannya pada saat-saat ia bangun tidur.
Sekitar umur 5-6 bulan, bayi mulai berbicara dengan mengeluarkan macam-macam
bunyi, dengan nada-nada keras, perlahan dan tinggi rendah, sesuai dengan nada
kehidupan perasaanya.
Pada usia 9-10 bulan, bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang, seperti
mama, papa, mam-mam, wa-wa, uk-uk dll.
Jika bayi ditanya, “dimana mama?”. Maka ia akan menoleh dan mencari ibunya,
sekalipun dia belum mampu mengucapkan kalimat untuk exspresi tersebut.
Untuk membuat hurufbmati sepertib, atau k, bayi memerlukan pertumbuhan motorik
yang cukup untuk bibir, lidah, tenggorokan dan suara pada saat yang sama. Juga
sewaktu-waktu mengkombinasikan antara huruf hidup dengan huruf mati.
Contoh: da,da dan ge,ge
Fase Prelinguistic termasuk bunyi refleksi (berupa reflek vocal) meliputi :
a. Babbling (meraban)
Ia suka mengeluarkan suara yang berulang ketika merasa senang sendiri dan
berbicara sendiri dengan dirinya sendiri
Meraban sering terjadi setelah bayi bangun tidur atau menjelang tidur.
Sampai berumur 7 bulan, bayi berusaha meniru suara yang didengar
disekitarnya dan kemudian timbul “Lalling” yaitu mengulang suara yang didengar
dari sekitarnya.
b. Echolalia
Yaitu mengulang gema suara dari suara yang diucapkan oleh orang lain. Bayi
sudah bisa sadar mendengar.
Bayi mulai belajar memanifulasi lidah, bibir, tenggorokan dan meniru suara
yang dikeluarkan oleh orang lain.
Pertumbuhan bicara dan bahasa anak akan cepat bila orang tua mengulang
suara bayi dan bayi membalasnya dengan meniru.
. Kata Pertama
50
Bayi memberi reaksi yang berbeda pada satu kata yang diucapkan dengan perbedaan
intonasi pada umum 4-5 bulan.
Bicara yang sesungguhnya dimulai pada umum 12-18 bulan.
3. Kalimat Pertama
Umur 2 tahun anak mulai belajar menyusun beberapa kata. Periode ini dikenal
sebagai permulaan dari pembicaraan komplit, yaitu menggunakan kombinasi beberapa kata
dalam susunan tata bahas
Contoh :
“perahu”, dikatakan “pelahu”
. Kemampuan Berbicara Egosentris dan Memasyarakat
Psikolog Perancis Jean Peeget mengkategorikan anak dari umur 4 sampai 11
tahun keatas berbicara egosentris dan memasyarakat.
a. Kemampuan berbicara egosentris (berpusat pada diri sendiri)
1) Repentitif (pengulangan)
Bila seorang anak berbicara…., kata-kata yang diucapkan
anak itu diulang oleh anak lain. Kemudian anak itu mengulanginya lagi,
dan kemudian diucapkan kembali oleh anak yang lain
2) Monolog (berbicara satu arah)
Kemampuan berbicara seperti ini biasanya pada anak-anak
pra sekolah. Ia berbicara sendiri dan panjang.
3) Monolog kolektif
Ketika seorang anak sedang berbicara dan ada
kehadiran anak yang lain, maka mereka masing- masing
akan berbicara tetapi pembicaran mereka berbeda.
Menurut Lev Vygotsky “Kemampaun berbicara egisentris merupakan
bentuk petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya
sendiri.
51
b. Kemampuan berbicara memasyarakat
Hal ini menunjukan adanya tukar pikiran dengan orang lain termasuk
pertanyaan, jawaban perintah, kritik terhadap orang lain.
Pada anak prasekolah kemampuan berbicara egosentris semakin berkurang
dan kemampuan berbicara memasyarakat menjadi lebih menonjol.
5. Perkembangan Semantik
Sematik adalah pengetahuan mempelajari arti dari kata pada bahasa yang
diajarkan.
Anak pertama kali belajar memahami arti kongkrit dan jenis kata kongkrit.
Kemudian lambat laun ia memahami arti dan jenis kata abstrak.
Contoh:
Anak pertama kali mengetahui kata meja dan kursi, selnjutnya
menyebutkan sebagai kategori perabot.
Atau kata jeruk dan apel selanjutnya menyebutkan buah- buahan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
1. Intelegensi (kecerdasan)
2. Jenis kelamin
3. Bilingual (dua bahasa)
4. Status tunggal atau anak kembar
5. Ransangan / dorongan orang tua
6. Sosial ekonomi
Proses Komunikasi Pada Bayi dan Anak
Melihat perkembangan dan kemajuan kata dan kalimat seirama perkembangan
umur, maka dalam melakukan komunikasi dengan bayi dan anak sudah sepatutnya
kita mengikuti Psikologi anak.
52
Seorang perawat dapat mendorong, membantu ibu serta pihak lain yang
terkait dengan pemeliharaan bayi dan anak dalam memberikan dukungan, rangsangan
aktif dalam perkembangan bahasa dan emosional bayi dan anak dengan cara-cara
sebagai berikut :
a. Memperbaiki model orang tua
Orang tua didorong untuk melengkapi diri dan berkomunikasi
menjadi model yang baik.
b. Mendorong kemampuan komunikasi, baiksecara verbal maupun
nonverbal
Anak memerlukan pengalaman verbal seperti bersajak, membaca dengan
keras dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengatakan pendapatnya.
c. Berikanlah anak pengalaman untuk berbicara
Bila ada kesempatan perawat atau orang tua harus menyediakan mainan,
buku-buku bergambar dsb yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
berkomunikasi.
d. Mendorong anak untuk mendengar
Doronglah anak untuk mendengar dan mengulang sajak atau nyanyian dan
bertanya tentang bunyi-bunyian.
e. Mendorong ana untuk berbicara sebagai pengganti tindakan /aksi
Kemampuan anak untuk mengekspresikan dirinya sendiri secara
verbal bisa ditingkatkan oleh orang tua dengan car langsung
menanyakan apa yang mereka inginkan.
f. Gunakanlah kata (istilah) yang pasti dan benar
Anak-anak belajar membedakan warna, ukuran, bentuk, posisi dan hak milik suatu
benda apabila istilah yang digunakan pasti benar.
Komunikasi Terapeutik Kepada IBU
Komunikasi Terapeutik kepada Calon Ibu
53
1. Kondisi Psikologis
Yang dimaksud diini adalah anak gadis sebagai calon ibu. Pada anak
gadis fungsi seksualnya telah mulai nampak yaitu fungsi reproduksi dan fungsi
erotis.
2. Komikasi Terapeutik Calon Ibu
Hal ini menitik beratkan kepada :
a. Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut
menstruasi.
b. Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubngan
dengan peristiwa menstruasi.
c. Memberikan bimbingan tentang persiapan perkawinan,
dihubungkan dengan NKKBS (norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera)
d. Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat
menentukan sebagai calon ibu
Komunikasi Terapeutik pada Ibu Hamil
1. Perubahan Fisiologis
Ditandai dengan :
- Rasa mual
- Paningkatan suhu tubuh
- Peningkatan denyut nadi
- Paningkatan tekanan darah/tensi
- Pada orang-orang tertentu terjadi perubahan warna kulit dll.
2. Perubahan Psikologis
Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang menyertai ibu hamil, mulai
dari peristiwa ngidam yang umumnya dibarengi oleh emosi- emosi
yang kuat karena dorongan hormonal, ibu menjadi lebih peka, mudah tersinggung.
54
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat yang akan senantiasa
berhubungan dengan ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melalui
tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung pada
ibu hamil melalui berbagai metode maupun bentuk hubungan dapat
mengadakan komunikasi terapeutik.
Komunikasi yang dimaksud diharapkan dapat meredam pemunculan faktor
psiko sosial yang berdampak negatif terhadap kehamilannya.
Contoh :
Pasien : Bu perawat pada umur kehamilan saya yang kedua
bulan ini, saya merasa tidak enak makan, pusing, muntah-muntah, tidak
bisa tidur.
Perawat : Bu, apa yang ibu rasakan ini dirasakan pula oleh ibu-
ibu yang lain. Hal ini akibat dari pengaruh hormon yang ada
pada badan ibu.
Pengaruh ini bisa ibu atasi dengan usaha penyesuaian, makan yang cukup, teratur dan
menjaga pikiran yang sehat, meningkatkan kesadaran untuk menrima dan memelihara
kehamilan ini bersama-sama keluarga lain khususnya suami.
Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Kelahiran
1. Perubahan Fisiologis
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan
pergerakan-pergerakan bayi. Kondisi otot-otot panggul dan otot-otot
jalan lahir mengalami pemekaran.
Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-
kekuatan kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
Kontraksi drai otot-otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat
dipengaruhi oleh : sistem syaraf simpatis, parasympathis dan syaraf
lokal pada otot uterus.
2. Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banak
dipengaruhi oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan.
55
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Melahirkan
Perawat : Bu, ibu sudah ada kemajuan dalam proses peralinan ini
(sambil menepuk nepuk/mengelus-ngelus tangan pasien). Perlu saya
jelaskan bahwa fase-fase peralinan sampai bayi ibu lahir adalah
(jelaskan dengan singkat). Tetapi, proses ini
akan semakin lancar kalau ibu berusaha dan keyakinan, serta berusaha
berama-ama kita mempercepat kelahiran.
Sampai detik ini keadaan bayi ibu cukup sehat dan ibu
juga kondisinya bai.
Suami ibu telah menunggu diluar sambil bedoa dan
selalu menanyakan keadaan ibu. Lakukanlah apa yang saya
sarankan, tidak lama lagi bayi ibu akan lahir, saya selalu membantu ibu.
Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses
pelontaran/kelahiran bayi.
Sang suami juga dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada istrinya.
Contoh:
Pasien : Aduh bu perawat, saya tidak tahan menahan sakit, masih
lamakah ini
Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Nifas
1. Perubahan Fisiologis
Setelah persalinan maka akan terjadi proses Involusi yaitu pemulihan
fungsi-fungsi alat kandungan secara perlahan-lahan ke kondisi semula.
Setelah melahirkan, perut ibu masih kelihatan besar. Keluar lochia dari
vagina sampai beberapa hari (42 hari).
2. Perubahan Psikologis
Peristiwa persalinan merupakan peristiwa yang sangat
mengesankan bagi seorang ibu, oleh karena :
56
a. Ibu merasa bangga karena mampu mengatasi kesulitan,
kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.
Ibu merasa bahagia karena telah mendapatkan relasi dengan
bayinya , dan ia ingin cepat-cepat mengetahui jeis kelamin bayinya,
bentuk bayinya.
Namun disamping itu ada pemunculan gejala-gejala psikis yang tidak bahagia pada
ibu yang telah melewati masa perjuangannya. Hal ini disebabkan oleh karena :
a. Ibu mengalami kesenduhan, kepedihan hati, kekecewan dan penderitaan
bathin, misalnya anak yang dilahirkan merupakan hasil diluar pernikahan.
b. Kesedihan serat kesenduhan yang muncul diakibatkan oleh karena jenis kemin
bainya tidak sesuai dengan idamannya ataupun idaman suami/mertuanya.
c. Bagi ibu-ibu yang telah bercerai, maka kelahiran anaknya merupakan
peristiwa yang tidak menyenangkan
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Nifas
Setelah ibu melahirkan bayinya, maka pearwat harus secara hati-hati
melakukan komunikasi terapeutik, karena kestabilan emosi belum puli seperti semula.
Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi, serta kondisi
fisik dan psikis ibu Nifas.
Contoh :
Perawat : Bu, saya ucapkan selamat, karena bayi ibu telah
lahir dengan selamat atas perjuangan ibu yang begitu tabah dan penuh
semangat (sambil memegang tangan ibu).
Pasien : Terima kasih bu perawat, bolehkah saya memeluk
dan mencium bayi saya…. Aduh bahadia saya.
Perawat : Tentu saja bu, silahkan, selamat untuk ibu dan bai
ibu (dan teruskan untuk memberitahukan perawatannya setelah
ibu tenang)
Komunikasi Terapeutik dengan Ibu Meneteki
1. Perubahan Fisiologis
57
Setelah masa kelahiran bayi, mulailah masa inovasi. Uterus yang
semula menggelmbung besar serta mendesak organ internal, secara berangsur-angsur
mengecil kembali, begitu pula organ-organ yang lainnya kembali ke letak semula.
Organ yang lain juga mulai produktif khususnya kelenjar- kelenjar
susu. Kelenjar susu mulai bekerja yang dipengaruhi oleh hormon-hormon, maka
mulailah masa menyusui
2. Perubahan Psikologis
Setelah bayi lahir, ibu merasakan terpisah dengan bayinya. Namun
bayi itu kini dijadikan objek kasih sayang yang tadinya menyatu dengan dirinya,
sekarang terpisah dengan jasmaninya.
Gejolak emosional yang muncul misalnya : Ibu merasa cemas dengan keselamatan
bayinya selanjutnya, ia cemas anaknya tidak dapat mendapatkan ASI dan perawatan
cukup.
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dengan Ibu menyusui lebih ditekankan kepada peranan
Ibu untuk memberikan air susunya kepada bayinya sebagai wujud pertalian kasih
sayang yang tiada taranya.
Contoh:
Perawat : Selamat pagi Bu, sekarang sudah jam untuk
memberikan ASI kepada bayi ibu.
Lihatlah, buah hati Ibu memerlukan curahan kasih
sayang ibunya yaitu ingin menyusui.
Pasien : Ah, Bu perawat bisa saja. Terima kasih Bu Perawat.
Tapi ….
Perawat : Ada apa lagi bu, adakah yang saya perlu bantu ?
Pasien : Saya belum tahu bu perawat, cara-cara meneteki yang
benar, cara-cara merawat buah dada saya supaya dapat mengahasilkan
ASI yang banyak.
Perawat : Bagus sekali bu, memang itulah yang akan kita
bicarakan sambil ibu meneteki bayi ibu.
58
(Bidan dan pasien berinteraksi sambil melihat cara-
cara meneteki, dan langsung memberikan pendidikan)
Konseling
. Pengertian konseling (KIP/K)
☺ Konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan
orang lain. (Depkes RI, 2000:32).
☺ Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk
mengatasi masalah tersebut.
(Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001:39 )
☺ Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
( Saraswati, Lukman, 2002:15)
2. TUJUAN KONSELING ( KIP/K)
Membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien
dapat memilih sendiri jalan keluarnya.
3. KETRAMPILAN – KETRAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH
KONSELOR
a) Ketrampilan Observasi
Hal – hal yang ada dalam ketrampilan observasi yaitu :
“ Apa yang diobservasi/diamati ? “
Tingkah laku non verbal klien
Cara menatap, bahasa tubuh, kualitas suara, merupakan indicator penting
yang mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada klien.
Tingkah laku verbal klien
Kapan klien beralih topic, apa saja kata-kata kunci, penjelasan-penjelasan
yang disampaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal www.akbidypsdmi.net
Seorang bidan yang tajam pengamatannya akn memperhatikan bahwa ada
beberapa konflik/ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan non
verbal, antara dua buah pernyataan, antara apa yang diucapkan dan apa
yang dikerjakan.
59
Dalam mengobservasi sesuatu ada 2 hal penting yang perlu
diperhatikan :
Pengamatan Obyektif
Adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan dengar.
Misalkan : jalan mondar-mandir, tangan dikepal, dsbnya.
Interpretasi/penafsiran
Adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat
(amati) dan kita dengar.
b) Ketrampilan Mendengar Aktif
Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan
situasi yang dihadapi, yaitu :
♣ Mendengar Pasif (Diam)
Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya :
berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau
sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif
untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
♣ Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal
Seperti : Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk.
Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa
yang terjadi pada dirinya.
♣ Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi
Dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan
klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara
suami ?”
“ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?’
♣ Mendengar Aktif
Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan
perasaan klien.
- Refleksi Isi atau Parahasing www.akbidypsdmi.net
Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata
lain, memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru
dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.
- Refleksi Perasaan
Adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari
intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal
yang tersirat dari kata-kata verbal klien.
c). Ketrampilan Bertanya
60
Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan
terbuka.
ō Pertanyaan Tertutup
- Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk
mengumpulkan informasi yang factual.
- Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan
prose pengambilan keputusan
- Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan
informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.
ō Pertanyaan Terbuka
- Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “
apa “
- Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab
yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.
- Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan
menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.
Activity :
1. Sebutkan pengertian dari konseling !
2. Jelaskan tujuan konseling !
3. Sebutkan ketrampilan yang harus dimiliki konselor !
Summary :
1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.
www.akbidypsdmi.net
3. Tiga ketrampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,
ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.
4. PEMAHAMAN DIRI
Komunikasi yang dilakukan tanpa mengena sasaran, maka yang disalahkan adalah
komunikatornya. Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses
komunikasi . Dia harus mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Untuk memahami
diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham memperperkenalkan konsep yang
dikenal dengan nama “Johari Window”
* JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI ) *
61
Diri Terbuka
( diketahui diri sendiri dan orang lain )
Diri Buta
(tidak diketahui diri sendiri, tapi
diketahui orang lain )
Diri Tersembunyi /Rahasia
(diketahui diri sendiri, tapi tidak
diketahui orang lain )
Diri Gelap
(tidak diketahui diri sendiri maupun
orang lain )
Diri Terbuka
Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada
diri kita selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui oleh orang lain. Oleh
karena itu jika wilayah terbuka ini makin melebar dalam arti kita dapat
memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami diri kita maka
akan terjadi komunikasi yang mengena. Misal : terbuka terhadap dunia
sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan pikirannya terbuka untuk
pengalaman- pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan,
pekerjaan, dan sebagainya.
Diri Buta
Pada wilayah buta, orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya
tetapi sebaliknya kekurangan itu justru diketahui oleh orang lain bahkan ia
berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.Oleh karena itu, kalau
www.akbidypsdmi.net
wilayah buta makin melebar dan mendesak wilayah lain maka akan terjadi
kesulitan komunikasi. Misal : perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara
pandang dan variasi hidupnya dan sebagainya.
Diri Tersembunyi
Pada wilayah tersembunyi, kemampuan yang kita miliki tersembunyi
tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Ada dua konsep yang
erat hubungannya dengan wilayah ini :
- Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu
sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
Misalnya : Konflik dalam rumah tangga, hutang-hutangnya dan
sebagainya.
- Under disclose, yaitu sikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang
seharusnya dikemukakan. Misalnya : Dalam pengobatan kejiwaan sikap
62
under disclose dapat menyulitkan psikiater karena pasien sulit
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengobatannya.
Diri Gelap
Wilayah ini merupakan wilayah yang paling kritis dalam komunikasi. Karena
selain diri kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui
siapa kita. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadai kesalahan persepsi
maupun kesalahan perlakuan kepada orang lain karena tidak saling mengenal
baik kelebihan, kekurangan dan juga statusnya, siapa dia?
Bila :
A B.
1 2
3
4
Maka :
A : adalah individu yang kurang memahami diri sendiri, tingkah lakunya
terbatas,
perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan variasi hidupnya.
B : adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari,
perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang
1 www.akbidypsdmi.net
menyedihkan, menyenangkan, pekerjaan, dan sebagainya. Ia lebih spontan dan
bersikap jujur dan apa adanya pada orang lain.
5. PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN SIKAP YANG HARUS
DIMILIKI
OLEH KONSELOR
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator
maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotorik,
dan Afektif.
Pengetahuan (Kognitif)
Meliputi pengetahuan tentang :
- Kesehatan
- Ilmu kebidanan dan kandungan
- Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya.
- Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu
- Alat / metode kontrasepsi
63
- Hubungan antar manusia
- Komunikasi interpersonal dan konseling
- Psikologi
- Dan sebagainya
Ketrampilan (Psikomotorik)
Harus terampil dalam :
- Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan
- Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien
- Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling
- Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi
kepada klien
- Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien
- Membuat keputusan
- Dan sebagainya
Sikap (Afektif)
- Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain
- Bersikap ramah, sopan , dan santun
- Menerima klien apa adanya
- Berempati terhadap klien www.akbidypsdmi.net
- Membantu dengan tulus
- Terbuka terhadap pendapat orang lain
6. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K
A. Faktor Individual
Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang
dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari :
a. Faktor fisik – kepekaan panca indera (kemampuan untuk melihat,
mendengar…), usia, gender (jenis kelamin)
b. Sudut pandang – nilai –nilai
c. Faktor social- sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam
masyarakat, status social, peran social.
d. Bahasa
B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
b. Sikap terhadap interaksi
c. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dukungan)
d. Sejarah hubungan
C. Faktor Situasional
64
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan kesehatan
antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi
dengan pelanggar lalu lintas.
D. Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari kedua
pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
- kegagalan menyampaikan informasi penting
- perpindahan topic bicara yang tidak lancar
- salah Pengertian
1. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri
buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.
2. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)
b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan, perasaan,
kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai kebutuhan
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan
d. Menindak lanjut pertemuan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun
1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl
Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien
(client centered Perbandingan dengan Psikoterapi
Dibanding dengan psikoterapi, konseling lebih berurusan dengan
klien(konseli) yang mengalami masalah yang tidak terlalu berat sebagaimana halnya
yang mengalami psikopatologi, skizofrenia, maupun kelainan kepribadian.
• Umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistik dan client centered.
Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan
perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik, emosi, dan
kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat kliennya sebagai seseorang
yang tidak mempunyai kelainan secara patologis. Konseling merupakan
pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya
dialog dan bukannya pemberian terapi atau treatment. Konseling juga
65
mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri. Bidang
Layanan
• Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di
masyarakat, di dunia industri, membantu korban bencana alam , maupun di
lingkungan pendidikan. Khusus di dunia pendidikan, layanan ini biasa
disebut bimbingan konseling dan dilakukan oleh seorang konselor
pendidikan
•
• Kaunseling merupakan suatu konsep yang telah di ketahui umum khususnya
di kalangan masyarakat maju. Semakin majunya kehidupan ahli dalam
sesebuah masyarakat, semakin meningkat pula masalah-masalah yang harus di
tempuhi oleh ahli-ahlinya.
• Kebanyakan individu apabila diminta untuk mentakrifkan tentang kaunseling
akan menyatakan bahawa kaunseling adalah satu proses pertemuan di antara
seorang kaunselor dengan individu yang ingin diberikan bantuan. Dengan lain
perkataan, kaunselor ialah individu yang khusus bertugas secara terarah atau
sukarela untuk memberikan pertolongan kepada orang lain untuk
menyelesaikan sesuatu masalah yang dihadapi oleh klien (orang yang datang
berjumpa denga kaunselor). Definasi yang di berikan ini terlalu umum.
Untuk pemahaman dengan lebih jelas lagi tentang definisi kunseling, dipetik tiga
definisi yang telah dibuat oleh tiga tokoh iaitu Blocher (1974); Corey (1977) dan
James (1982). Blocher (1974) mendefinasikan kaunseling sebagai suatu proses untuk
menolong individu supaya ia menjadi lebih sedar tentang dirinya dan bagaimana ia
dapat bertindak balas dalam alam persekitarannya. Corey (1977) sepertimana dengan
Blocher menekankan tentang proses di mana seorang klien diberi peluang untuk
menerokai aspek diri dan kehidupannya yang menimbulkan masalah pada dirinya.
Akhir sekali James (1982) pula mendefinasikan kaunseling sebagai suatu proses
pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses membantu individu untuk
mencapai kehendaknya, membimbing dan menilai potensi yang ada pada diri individu
• Ketiga-tiga definisi yang di pilih ini memberikan penekanan kepada proses
untuk menolong, menyedarkan individu tentang dirinya dan suatu proses
pembelajaran individu untuk mencapai tingkat kesejahteraan dalam kehidupan
yang dilalui.
66
• Konsep atau definasi kaunseling mengikut perspektif Islam didapati lebih luas
dan lebih komprehensif. Aziz Salleh (1996) misalnya menyatakan bahawa
kaunseling merupakan suatu khidmat perhubungan di antara seorang klien
yang mempunyai masalah psikologikal dengan seorang kaunselor terlatih
untuk membantu klien bagi mengatasi masalah yang dihadapi. Kaunseling
Islam mempunyai liputan skop masalah yang lebih besar iaitu yang berkaitan
dengan keimanan seseorang seperti aspek ketuhanan, alam akhirat, dosa,
pahala, neraka, hari kiamat dan sebagainya
Mengikuti ajaran Islam, kaedah kaunseling ini adalah suatu amalan asas yang perlu
dipergunakan dalam perhubungan sesama manusia. Amalan nasihat-manasihati dan
menjauhi tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam merupakan asas dalam
didikan Islam.
Walau apapun definasinya, pertemuan antara kaunselor dan klien dalam beberapa sesi
kaunseling talah dapat mencapai alternatif terbaik untuk individu mengatasi masalah
yang dihadapi agar dirinya dapat berfungsi dengan lebih berkesan di alam
persekitarannya
• Kaedah-kaedah Kaunseling
• Sejak kemunculan bidang ilmu kaunseling, terdapat kira-kira 200 pendekatan
yang boleh digunakan untuk memberi kaunseling pada individu yang
memerlukannya. Kaunselor yang luas pengalamannya akan memilih teori-
teori yang dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien
agar bidang masalah yang dihadapi oleh klien dapat diatasi dengan berkesan.
Daripada banyaknya bidang pendekatan itu, dapat dikumpulkan ke dalam
empat kategori pendekatan iaitu:
1. Pendekatan psikoanalitik
2. Pendekatan kognitif
3. Pendekatan afektif
4. Pendekatan tingkah laku
Pendekatan Psikoanalitik
Diperkenalkan oleh Sigmund Freud yang berlatar belakangkan kehidupan Yahudi.
Beliau telah memperkenalkan konsep assosiasi-bebas (free-assosiation) selepas
berjaya dalam amalan hipnotisa (hypnosis). Freud menggunakan kaedah assosiasi
untuk menerokai minda tidak sedar manusia. Dalam pendekatan psikoanalitiknya,
67
Freud memberikan penegasan dan percaya bahawa personaliti individu dapat
diketahui melalui kajian minda tidak sedar yang dipunyai.
Pada pandangan Freud, manusia secara fitrahnya bersifat dinamik iaitu terdapat
perpindahan atau transformasi dan pertukaran tenaga dalam pembentukan
personaliti manusia. Pendapat-pendapat yang diutarakan oleh Freud terbukti
secara saintifik kini.
• Kaunselor profesional yang mengamalkan pendekatan psikoanalitik akan
menggalakkan klien mereka memerihalkan dan bercakap apa sahaja yang datang
dalam ingatan, terutama sekali peristiwa-peristiwa yang dilalui semasa berada di
tahap kanak-kanak. Melalui pendekatan ini kaunselor cuma membentuk
persekitaran atau atmosfera di mana klien akan merasai bebas untuk melahirkan
isi hatinya.
• Pendekatan inu mempunyai pelbagai komplikasi dan kompleksiti. Arlow (1984)
menyatakan bahawa pendekatan psikoanalitik berjaya digunakan untuk mengatasi
mereka yang mempunyai pelbagai kecelaruan termasuklah gangguan histeria,
narcissism, reaksi obsessif-kompulsif, kecelaruan peribadi, ketakutan, phobia dan
kecelaruan seksual.
Pendekatan Kognitif
Ahli kaunseling menggunakan pendekatan kognitif dengan memberikan tumpuan
kepada pemikiran manusia (thinking). Ahli teori kognitif percaya bahawa pemikiran
mempengaruhi perasaan dan tingkahlaku manusia. Jika individu mengubah cara
berfikir, perasaan dan tingkah lakunya juga akan mengalami perubahan melalui
modifikasi tingkah laku. Salah satu pendekatan kognitif yang popular telah
dikembangkan oleh Albert Ellis (1962) yang dikenali sebagai terapi emotif-rasional
atau RET (Rational-Emotive Therapy). Albert membesar dalam keluarga Yahudi di
Pittsburg, Amerika Syarikat. Di usia remajanya, beliau menjadi atheist disebabkan
perceraian kedua ibu bapanya.
Terapi emotif-rasional mengandaikan bahawa manusia secara lahiriah adalah rasional
dan tidak rasional, logikal dan gila (crazy). Ellis juga percaya bahawa sifat duaan
(duality) secara semulajadi ini diwarisi dan akan terus dipunyai andainya tiada apa-
apa pembelajaran berlaku yang akan mengubah cara pemikiran baru pada individu.
Ellis telah menggariskan sebelas kepercayaan tidak rasional yang seringkali dipunyai
oleh manusia yang menyusahkan dan boleh menimbulkan pelbagai gangguan emosi.
Kaunselor dalam pendekatan RET ini mengambil peranan yang aktif dan terus
(direct). Kaunselor berfungsi untuk menunjuk arah, mengajar dan membetulkan
68
kognisi klien. Ellis telah mengenal pasti beberapa ciri peribadi yang perlu dipunyai
oleh kaunselor yang akan menggunakan RET. Mereka haruslah cerdik,
berpengetahuan luas, empathetik, tekal, berfikiran saintifik, berminat untuk menolong
orang dan merupakan pengguna teknik RET.
Terapi emotif-rasional didapati mudah dilaksanakan dan berkesan. Kaedah ini
berkesan untuk digunakan ke atas klien remaja. RET berkesan untuk mengatasi
masalah kecelaruan affektif, kecelaruan ketakutan dan penyesuaian. Di samping RET,
analisis transaksional (transactional analysis) merupakan juga suatu kaedah dalam
pendekatan kognitif.
Pendekatan Afektif
Antara kaedah kaunseling dalam pendekatan affektif yang popular ialah kaunseling
pemusatan-insan (person-centered counseling) diikuti dengan kaunseling ‘existential’
dan terapi gestalt.
Antara kaedah kaunseling dalam pendekatan affektif yang popular ialah kaunseling
pemusatan-insan (person-centered counseling) diikuti dengan kaunseling ‘existential’
dan terapi gestalt.
Pendekatan kaunseling pemusatan-insan diperkenalkan oleh Carl Rogers yang
dibesarkan di Illinois, Amerika Syarikat dalam keluarga Kristian. Ahli dalam
pendekatan ini mempercayai bahawa manusia adalah untuk yang baik. Manusia
mempunyai ciri-ciri peribadi positif, konstruktif, sentiasa bertindak maju ke hadapan,
realistik dan boleh dipercayai. Setiap insan sedar dan mempunyai daya gerakan untuk
mencapai ‘penghakikian kendiri’ (self-actualization). Pada pendapat Rogers,
penghakikian kendiri merupakan arah motivasi yang mengarahkan tingkahlaku
manusia yang mempengaruhi dirinya sebagai manusia keseluruhannya. Setiap insan
mempunyai kecenderungan asa
Pendekatan Tingkah Laku
Ahli teori dengan menggunakan pendekatan tingkah laku memberikan tumpuan
kepada pelbagai bentuk tingkah laku klien. Ahli-ahli dalam pendekatan ini percaya
manusia mempunyai masalah disebabkan ketidakupayaan untuk mengubah tingkah
laku sesuai dengan kehendak persekitaran. Kaunselor yang menggunakan kaedah
tingkah laku berusaha untuk menolong kliennya sama ada menpelajari sesuatu yang
69
baru, bertingkah laku secara diterima atau cuba untuk memodifikasi atau
menghapuskan tingkah laku yang keterlaluan.
Pendekatan tingkah laku selalu digunakan ke atas individu yang mempunyai masalah
yang spesifik seperti kecelaruan makan, penyalahgunaan dadah, ketidakfungsian
seksual dan beberapa kecelaruan lain termasuklah masalah ketakutan, tekanan,
assertif, keibubapaan dan interaksi sosial.
untuk berusaha mencapai penghakikian diri sebenar. Ahli teori pemusatan-insan
percaya setiap insan berupaya untuk mencari makna peribadi diri dan tujuan
kehidupan di muka bumi ini.
Peranan kaunselor dalam pendekatan ini dikatakan bersifat holistik atau keseluruhan.
Kaunselor akan menentukan dan membentuk suasana di mana klien merasai bebas
untuk menerokai keseluruh aspek dirinya. Kaunseling dalam pendekatan ini
memberikan tumpuan kepada hubungan kaunselor dan klien. Kaunselor sentiasa
berhati-hati dan sedar dengan bahasa, perkataan dan gerakbalas klien.
Pendekatan pemusatan-insan ini berjaya untuk mengatasi pelbagai masalah upaya
umpamanya masalah kepimpinan. Penyesuaian psikologikal, masalah pembelajaran,
frustrasi dan berjaya menolong mengurangi sifat-sifat
B.F Skinner merupakan tokoh terkemuka yang menggunakan pendekatan
tingkah laku. Beliau dilahirkan di Pensylvania, Amerika Serikat. Kebanyakan teori
yang dibentuk oleh Skinner berpunca daripada kajian ke atas binatang. Skinner
percaya pembelajaran merupakan penentuan paling asas berhubung dengan tingkah
laku manusia.
Ahli kaunseling dengan pendekatan tingkah laku percaya bahawa semua tingkah laku
yang diperhatikan oleh individu sama ada yang sesuai atau tidak adalah dipelajari.
Peranan kaunselor dalam pendekatan tingkah laku adalah aktif sepanjang sesi
kaunseling. Klien akan belajar, kadang kala tidak belajar atau belajar semula tatacara
yang khusus untuk tingkah laku.
KESIMPULAN
1. Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.
2. Tujuan konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah.
70
3. Tiga ketrampilan yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi,
ketrampilan mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.
4. Pemahaman diri menurut Johari Window ada empat yaitu diri terbuka, diri
buta, diri tersembunyi/rahasia dan diri gelap.
5. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
a. Pembinaan hubungan baik (Rapport)
b. Penggalian informasi (identifikasi masalah klien, kebutuhan,
perasaan, kekuatan diri dsb) dan pemberian informasi sesuai
kebutuhan
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah,perencanaan
d. Menindak lanjut pertemuan
6. Tiga aspek yang harus dimiliki oleh konselor : pengetahuan (kognitif),
ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif).
7. Faktor-faktor penghambat konseling :
• Faktor individu
• Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi
• Faktor situasional
Auto Konseling
Ruang Lingkup Dan Defenisi
Konseling: menurut Carl Rogers, adalah hubungan terapi antara konselor dengan
klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan diri pada pihak klien. Menurut
pengertian di atas syarat terjadinya konseling adalah: adanya Klien dan konselor.
Keduanya melakukan proses dialog, omong-omong (O2) yang menjadikannya
sebagai suatu hubungan terapi untuk memecahkan masalah atau merubah prilaku
klien.
Konseling juga merupakan suatu seni, yakni bagaimana konselor membuat seolah-
olah klien dapat mengidentifikasi permasalalahan dirinya dan memecahkan atau
mencari jalan keluarnya. Seolah-olah “dari klien dan untuk klien”.
Sedangkan Auto berarti: otomatis/dengan sendirinya. Misal: auto biograpfi
mengandung pengertian biography yang dibuat sendiri oleh dirinya. Mobil otomatis:
mobil yang melaju sendiri dengan percepatan tanpa bantuan perseneling.
Jadi dengan pertimbangan dan pemikiran di atas, auto konseling merupakan suatu
proses atau seni mengidentifikasi diri dan permasalahan (stressor) untuk mencari
jalan keluarnya secara mendiri (automatically). Dikatakan otomatis atau mandiri
karena peran konselor dan klien seolah-olah melebur menjadi satu kesatuan individu.
71
• Kenapa Butuh Auto Konseling
Sebagai manusia kita hidup tidak bisa lepas dari masalah atau stressor. Mulai dari
stressor dari dalam diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Apalagi kita sebagai
pekerja social-kemanusiaan atau konselor di Kanaivasu. Stressor yang datang
akan menyebabkan kita menjadi stress, yakni suatu reaksi normal terhadap
stressor yang kita terima. Namun bila kondisi ini menimbulkan reaksi negative
(tidak teratasi) dan terjadi dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan
beberapa masalah (Gangguan stress atau distress). Diantaranya adalah:
• 1. Burn out, yakni suatu kondisi dimana kita/pekerja social mengalami kelelahan
fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu
yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Ciri-cirinya adalah:
kelelahan yang sangat, sedih, depresi, sinis, cepat marah, tersinggung, lelah untuk
peduli.
• 2. Psikosomatis, misalnya sakit perut atau pusing karena “banyak pikiran”,
ganguan lambung, dan pencernaan, terganggunya periode menstruasi.
• 3. Trauma sekunder, yakni trauma yang dialami seseorang yang tidak menghadapi
secara langsung peristiwa traumatic, namun menunjukkan gejala-gejala seperti
mengalami secara langsung karena mendengar “keluhan hati” seorang klien.
• 4. Kelelahan kepedulian. Kelelahan emosional yang disebabkan oleh empati dan
keterpaparan terus-menerus dengan kondisi masyarakat yang buruk yang merupakan
bagian dari pekerjaan, seperti menjadi pendamping korban tsunami atau korban
konflik.
Konseling dan Buku
• Seperti dalam penjelasan mengenai auto konseling di atas, maka kita dan
buku-pun bisa melakukan seni konseling. Status yang terjadi dalam
autokonseling ini adalah kita seolah-olah sebagai klien dan buku seolah-olah
sebagai konselor. Itulah mengapa konseling-buku disebut autokonseling.
Konseling ini menjadi seni adalah bagaimana diri kita yang bermasalah bisa
mengidetifikasikannya, mencurahkannya dan mencari jalan keluarnya.
• Buku yang dimaksud adalah buku tulis/catatan atau harian. Kita bercerita
tentang semua masalah yang dialami (stressor) melalaui tulisan. Dan buku yang kita
coret-coret itu seolah-olah mendengarkan dengan aktif dan berempati dengan
72
menyediakan ruang atau kertas kosong kepada klien. Sehingga antara klien (kita) dan
konselor (buku) terjadi suatu dialog.
Ada tiga tahapan dialog diantaranya yang terjadi. Pertama adalah curahan
emosi dan hati klien. Saat itu kita (klien) mengeluarkan segala uneg-unegnya dengan
mengoreskan penanya ke lembaran kosong kertas buku itu.
Kita bisa menagis, marah atau bersedih melalui cermin tulisan yang kita buat. Si buku
(konselor) akan tetap setia mendampingi kita, mendengarkan segala keluhan kita.
Dan bahkan memberikan ruang kosong untuk mita bisa menulis lagi dan lagi. Dia
seolah-olah memberikan rasa empatinya kepada kita. Setelah melepaskan dan
menggoreskan segala uneg-uneg (stressor) ke dalam ruang kertas yang kosong, maka
dibuatnyalah kita menjadi lega dan plong rasanya hati kita. Proses supportive telah
terjadi dalam konseling-buku ini.
Kedua proses identifikasi klien terhadap permasalahan yang terjadi.
Setelah kita menulis segala uneg-uneg kita. Lambat laun kita akan mengerti apa yang
telah terjadi pada diri kita. Akan timbul pertanyaan-pertanya, seperti “mengapa saya
begini?” mengapa saya begitu?” yang pada akhirnya akan keluar segala keluhan dan
gejala-gejala yang membuat kita dalam kondisi “stress”. Setelah kita mengetahui apa
yang telah terjadi dan apa penyebab kita stress, maka langkah selanjutnya adalah
bagaimana memecahkan jalan keluarnya. Buku sebagai konselor bisa memerankan
tugasnya untuk memfasilitasi kita mencari jalan keluarnya.
Melalui proses fasilitasi pemecahan masalah ini kita bisa menjabarkan
jalan keluarnya dan menulisnya di selembar kertas buku itu. Lagi-lagi kita diberi
ruang olehnya untuk menulis. Di saat itu seolah-olah kita berdiskusi dengan
buku/konselor guna mencari jalan keluarnya. Berat memang. Tahapan konseling ini
seolah-olah memposisikan kita sebagai klien dan buku sebagai seorang konselor.
Padahal keduanya melebur menjadi satu keasatuan individu, yakni diri kita. Kita bisa
terasa lega, kita bisa mengidentifikasi diri, dan kita bisa mencari jalan keluarnnya.
Itulah mengapa proses itu disebut sebagai auto konseling.
Konseling dan Sholat
Disetiap brosur beberapa lembaga yang memiliki program intervensi psikososial
biasanya dijelaskan bahwa untuk mengatasi stressor bisa dilakukan dengan pendekatan
spiritual, misalnya sholat atau sembahyang. Yang menjadi pertanyaan yang menarik untuk
dikaji adalah, bagaimanakah esensi hubungan sholat dan konseling.
Dalam konseling harus terjadi proses dialog antara konselor dan klien. Nah
bagaimanakah dalam sholat.Ya, esensinya adalah harus terjadi dialog antara klien (kita
73
sebagai orang yang memiliki masalah) dan konselor (dalam hal ini adalah Allah). Ya dalam
sholat-konseling Allah berperan sebagai konselor. Dia mendengar dengan aktif, tidak
menggurui atau menasehati dalam proses sholat-konseling. Dia bisa memberikan empati
kepada kita dalam proses itu. Seolah-olah Dia ada di dekat kita, berhadapan dengan kita dan
memberikan sugesti positive dalam memecahkan permasalahan yang kita hadapi.
Sama seperti dalam konseling dengan buku atau konseling lainnya, tahapan
yang dialaui dalam konseling-sholat yakni proses pencurahan emosi,
identifikasi dan fasilitasi pemecahan masalah.
Dalam proses pencurah emosi kita bisa lakukan pada sujud terakhir
sebelum duduk tahiyad akhir atau setelah salam dan masuk proses berdoa. Di
sana kita bisa menangis, mengadu kepada Allah (konselor) perihal
permasalahan yang kita hadapi. Maka keluarlah segala uneg-uneg yang kita
pendam dan menjadi stressor kita selama ini. Di sana Allah memainkan
perannya sebagai konselor. Dia seolah-olah mendengarkan dengan seksama
penderitaan kita. Dia berempati dengan memberikan pelukan yang hangat dan
bersahabat. Dia seolah-olah ada di dekat kita atau dihadapan kita, dibalik
suatu meja konseling yang memberi batas pemisah antara konselor dan klien.
Setelah proses curahan emosi itu selesai. Air suci telah keluar dari mata kita
yang lentik, maka kita akan merasakan sensasi kelegaan dan kenyamanan.
Dalam sholat kita juga diberikan kesempatan untuk merenung. Dalam
merenung kita dapat mengidentifikasi permasalahan yang kita hadapi. Saat itu
Kita bisa melakukan perenungan dan identifikasi masalah ini setelah sholat
dan memasuki proses berdoa.
Mengapa kita juga diajarkan sholat Istikhoroh di saat kita mengalami
kebingungan dan kebuntuan untuk menentukan pilihan. Media inilah
merupakan media dialog antara kita dengan Allah. Media kita berkonseling
dengan Allah. Kita mengadu, kita mengeluh, kita merenung hingga akhirnya
tahu permasalahan yang kita hadapai dan berdoa meminta petunjuknya. Dan
Allah seolah-olah memberikan petunjuknya. Padahal Dia hanya memberikan
sugesti positif kepada kita sehingga kita mantap dan yakin dalam menentukan
pilihan. Pilihan yang sebenarnya telah kita jabarkan dan kita pikirkan akibat
baik dan buruk yang ditimbulkannya. Proses seolah-olah kita berdialog
dengan Allah inilah mengapa disebut auto konseling.
PANDUAN KONSELOR SEBAYA
74
• DEFINISI KONSELING
• Apakah konseling kesehatan reproduksi (KR) itu ?
Konseling KR adalah suatu proses tatap muka di mana seorang konselor
membantu kliennya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksinya. Di dalam proses konseling, harus terjadi:
• Hubungan saling percaya;
• Komunikasi yang terbuka;
• Pemberdayaan klien agar mampu mengambil keputusannya sendiri.
• PERSYARATAN KONSELOR
• Apa saja persyaratan menjadi konselor KR ?
• Berpengalaman sebagai pendidik sebaya.
• Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien.
• Terbuka untuk pendapat orang lain.
• Menghargai dan menghormati klien.
• Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati.
• Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia.
• Pendidikan minimal Setingkat SLTA.
75
• Pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dimiliki seorang konselor
KR ?
•
a. Seorang konselor KR harus memiliki pengetahuan mengenai:
Organ-organ reproduksi dan fungsinya masing-masing.
Proses terjadinya kehamilan.
Bahaya aborsi yang tidak aman.
Jenis-jenis kontrasepsi beserta cara pakai/kerja dan efek sampingnya.
Jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan infeksi saluran
reproduksi (ISR).
Hak-hak klien.
Program dan kebijakan pemerintah berkaitan dengan kesehatan reproduksi misalnya
aborsi.
Di samping itu, seorang konselor KR perlu menggali informasi mengenai latar
belakang kehidupan klien dan alasan klien memerlukan konseling. Konselor juga
harus mampu memahami perasaan dan kebutuhan klien.
b. Seorang konselor harus memiliki keterampilan dalam:
Membina suasana yang aman, nyaman dan menimbulkan rasa percaya klien terhadap
konselor
Melakukan komunikasi interpersonal, yaitu hubungan timbal balik yang bercirikan:
76
– Komunikasi dua arah;
– Perhatian pada aspek verbal dan non-verbal;
– Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi, perasaan dan pikiran;
– Sikap mendengar yang efektif.
– Keterangan
Komunikasi duaarah
– Berbeda dengan komunikasi satu arah di mana hanya satu pihak yang
berbicara, dalam tempo singkat namun hasilnya kurang memuaskan; komunikasi
dua arah memungkinkan kedua belah pihak sama-sama berkesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, pendapat dan perasaan. Waktu yang digunakan memang
lebih lama, namun hasil yang dicapai memuaskan kedua belah pihak.
– Komunikasi Verbal dan Non-Verbal
– Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi dengan menggunakan kata-
kata. Konselor KR hendaknya:
– Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami kelompok.
– Menghindari istilah yang sulit dimengerti.
– Menghindari kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang lain.
– Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tampil dalam bentuk nada
suara, ekspresi wajah-wajah dan gerakan anggota tubuh tertentu. Dalam
menyampaikan informasi, Konselor KR perlu mempertahankan kontak mata
dengan lawan bicara, menggunakan nada suara yang ramah dan bersahabat.
– Cara Bertanya Ada dua macam cara bertanya, yaitu pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka.
–
– Pertanyaan Tertutup:
– Adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang singkat. Bisa dijawab
dengan "Ya " dan "Tidak ."
– Biasanya digunakan di awal pembicaraan untuk menggali informasi dasar.
77
– Tidak memberi kesempatan klien untuk menjelaskan perasaan/ pendapatnya.
contoh:
"Berapa usiamu?"
"Dimana tempat tingga lmu ?"
• Pertanyaan Terbuka:
• Mampu mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.
• Bisa memancing jawaban yang panjang.
• Memungkinkan klien mengungkapkan diri apa adanya.
• contoh:
– "Apa yang kau ketahui tentang PMS?"
– "Bagaimana rasanya waktu mengalami haid pertama?"
•
Mendengar efektif Untuk melakukan konseling KR yang baik, mendengar efektif
dapat dilakukan dengan cara:
• Jaga kontak mata dengan lawan bicara/klien (sesuaikan dengan budaya setempat).
• Tunjukkan minat mendengar.
• Jangan melakukan kegiatan lain atau memotong pembicaraan.
• Ajukan pertanyaan yang relevan.
• Tunjukkan empati.
• Lakukan refleksi dengan cara mengulang kata-kata klien dengan kata-kata sendiri.
• Mendorong klien untuk terus bicara baik dengan memberikan komentar kecil
(misal: mm..., ya...), atau ekspresi wajah tertentu (misalnya menganggukan kepala).
• TEMPAT KONSELING DAN KLIEN KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA
78
• Dimana konseling KR bisa dilakukan ?
• Sebenarnya konseling dapat dilakukan dimana saja asalkan syarat-syarat
berikut terpenuhi:
• Terjamin "privacy";
• Nyaman, tidak bising;
• Tenang.
•
• Siapa saja yang membutuhkan konseling KR ?
• Semua orang, tidak terbatas dengan usia dan jenis kelamin yang ingin
bertanya atau mengalami masalah sehubungan kesehatan reproduksinya.
Kelompok-kelompok berikut memerlukan perhatian dan bantuan khusus,
misalnya :
• Kelompok remaja;
• Klien dengan kehamilan yang tidak diinginkan;
• Orang dengan HIV/AIDS (ODHA);
• Kelompok lansia.
• Apa kiat-kiat untuk melaksanakan konseling pada Kelompok Khusus?
a. Remaja
• Remaja seringkali menghadapi masalah kesehatan reproduksi yang lebih banyak dan
beragam dibandingkan klien yang lebih tua. Konseling untuk remaja membutuhkan sikap
dan pemahaman yang lebih khusus serta pengetahuan yang lebih banyak. Dengan
demikian, menghadapi klien remaja, seorang konselor KR harus:
79
• Terbuka, membiarkan remaja untuk bertanya tanpa membatasi topik pertanyaan termasuk
topik yang tabu untuk dibicarakan
• Fleksibel, membicarakan berbagai isu KR yang ingin diketahui remaja, termasuk isu
pubertas dan seks tanpa rasa canggung. Konselor memberikan jawaban yang sederhana
dengan kata-kata yang mudah dimengerti
• Dapat dipercaya. Pertahankan kejujuran, bila tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan
klien remaja, katakan dengan jujur. Katakan pada klien bahwa anda akan berusaha
mencari jawabannya.
Menjaga kerahasiaan. Katakan kepada klien remaja bahwa anda tidak akan
menceritakan kunjungan, pembicaraan atau keputusan yang diambil klien kepada
orang lain.
Mudah didekati. Jangan panik atau marah, tunjukkan sikap tenang.
Menghargai. Jangan memandang rendah klien remaja.
Memahami. Jangan memberi penilaian kepada klien remaja.
Bersabar. Jangan memaksa klien untuk segera mengambil keputusan karena
mungkin saja klien remaja memerlukan waktu yang lama untuk mencapai satu
keputusan.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan bila klien dari kelompok remaja.
• Memberikan keterampilan kepada remaja untuk mengatakan "tidak," bernegosiasi
(dengan lawan jenis) dan mengambil keputusan.
• Membantu klien membedakan hubungan sosial dan hubungan seksual.
• Membimbing remaja membuat jangka panjang atau menyiapkan masa depan
• Membimbing remaja dalam memahami ide tentang risiko atau perilaku beresiko
• Menyadari bahwa remaja yang aktif seksual seringkali beresiko terkena PMS
dibandingkan klien dewasa.
• Perilaku seksual anak muda biasanya diperkuat atau dihambat oleh orang yang
lebih tua
• Remaja biasanya hanya sekali-kali melakukan hubungan seksual
80
• Remaja mungkin saja berencana tak akan melakukan hubungan seks lagi, tapi
kenyataannya mengulangi lagi.
• Para remaja dengan rentang usianya yang sama dapat mempunyai tingkat
pengetahuan yang sangat berbeda-beda, ataupun sikap, perilaku dan pengalaman
yang berbeda pula.
b. Klien dengan Kehamilan Tidak diinginkan
Menghadapi klien dengan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan, Konselor perlu:
Memperhatikan dan antisipasi adanya perasaan-perasaan khusus seperti: tertekan,
konflik, bingung
Membantu klien menata dan mengarahkan perasaan yang dialami, agar kemudian
mampu mengambil keputusan tanpa rasa sesal
Memiliki informasi rujukan yang luas, misalnya dokter spesialis kandungan,
psikolog, ahli agama, tempat penampungan bayi untuk adopsi dan sebagainya.
Menyiapkan diri untuk menjadi perantara untuk berkomunikasi dengan pasangan atau
orang tua klien.
c. Klien dengan HIV/AIDS (ODHA)
Menghadapi klien yang terinfeksi HIV/AIDS, konselor perlu:
Menjaga kerahasiaan secara lebih ketat. Para ODHA umumnya sangat takut bila
keadaan mereka diketahui oleh orang lain, takut dikucilkan, mudah terancam harga
diri, takut dicerai oleh pasangannya dan sebagainya.
Menunjukkan empati tanpa rasa kasihan. Jika konselor menunjukkan perhatian
berlebihan dan cenderung mengasihani, para ODHA justru bisa tersinggung.
Memperhatikan dan mengantisipasi adanya perasaan-perasaan khusus yang dialami
para ODHA, seperti: kesedihan mendalam, kemarahan, mengingkari kenyataan,
dendam, malu, ingin bunuh diri.
81
Mengupayakan agar klien yang aktif secara seksual, berbeda menghindari penularan
pada orang lain dengan menggunakan kondom.
• d. Klien Lanjut Usia (LANSIA)
Menghadapi klien lanjut usia, konselor perlu menunjukkan:
• Penghargaan. Kelebihan LANSIA adalah banyaknya pengalaman hidup yang perlu
dihargai.
Sikap sabar. Umumnya LANSIA senang membicarakan hal-hal yang menyangkut masa lalu,
sehingga bisa menimbulkan kebosanan bagi yang mendengar. Keterbatasan lain berupa
penurunan fungsi penginderaan seperti pendengaran atau penglihatan.
Sikap hormat. Di Indonesia menghormati orang yang lebih tua dianggap penting,
karenanya cara berbicara dan nada suara konselor harus mencerminkan sikap hormat
tersebut.
• LANGKAH-LANGKAH KONSELING DAN MENGHADAPI SAAT SULIT
• Persiapan apa yang harus dilakukan oleh konselor KR sebelum pertemuan ?
• Menyiapkan mental dan psikologis dalam arti konselor tidak dalam kondisi
terbawa oleh emosi atau masalahnya sendiri;
• Mengatur dan menata tempat konseling sesuai dengan persyaratan;
• Menyiapkan alat bantu untuk mempermudah pemberian penjelasan, bisa
berupa brosur, alat peraga, gambar, contoh alat kontrasepsi, leaflet, dsb.
•
• Apa saja langkah-langkah/tahapan konseling?
• Mengucapkan salam.
82
• Mempersilahkan klien duduk.
• Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman.
• Mengajukan pertanyaan tentang maksud dan tujuan klien mendatangi
konselor (pertanyaan bisa berlanjut ke hal-hal yang diperlukan ).
• Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan persoalan yang
diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan keluar. Hindari memberikan
informasi yang tidak dibutuhkan klien.
• Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas
persoalan yang dihadapinya.
• Bila klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi dengan klien
belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan, tawarkan klien
untuk mengatur pertemuan selanjutnya.
Apa saja yang termasuk situasi sulit dalam konseling KR ?
Dalam melakukan konseling, terkadang tidak bisa dihindarkan ditemuinya situasi-
situasi yang sulit sehingga membutuhkan pendekatan yang hati-hati, antara lain :
Bila klien pasif dan diam;
Klien menangis;
Klien menanyakan hal yang bersifat pribadi;
Klien minta konselor untuk mengambil keputusan;
Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan;
Konselor tidak menemukan solusi masalah;
Konselor dan klien saling mengenal.
• Bagaimana mengatasi situasi sulit?
Klien yang diam
• Jika klien berdiam diri diawal pertemuan, tataplah klien dan gunakan bahasa
tubuh yang memperlihatkan simpati dan minat sambil mengatakan: "saya
83
melihat ada kesulitan pada anda untuk berbicara. Hal ini sering dialami oleh
klien yang baru. Saya rasa anda kuatir." Tunggulah jawaban klien.
• Jika klien diam selama pembicaraan berlangsung, bisa merupakan sesuatu
yang wajar karena mungkin klien sedang berpikir atau memutuskan
bagaimana mengutarakan perasaan atau pikiran-pikirannya. Berikan waktu
pada klien untuk berpikir.
Klien sok pintar
Mengembalikan masalah kepada klien.
Memberikan contoh yang konkret (seperti buku/gambar) & pengertian yang
sebenarnya.
Mendorong agar klien bisa memutuskan jalan keluar yang terbaik bagi
masalahnya sendiri.
Klien menangis
Jangan membuat asumsi/menduga-duga mengapa klien anda menangis.
Tunggulah beberapa saat. Bila berlanjut, katakan bahwa menangis itu tidak
apa-apa. Menangis adalah reaksi yang wajar, hal ini membuat klien merasa
dibolehkan untuk mengutarakan alasan-alasannya menangis. Tanyakan
alasannya dengan hati-hati.
Konselor berusaha untuk tetap tenang.
Apabila klien terus menangis, maka konselor memberi kesempatan kepada
klien untuk menumpahkan emosinya, mengeluarkan beban dan ganjalan-
ganjalan lain dalam tangisnya.
Konselor tak dapat menemukan solusi bagi masalah klien
Perlihatkan pengertian dengan cara memberitahu seseorang lain yang dapat
membantunya. Menunda pertemuan untuk mencari jawaban yang tepat.
Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan klien
• Katakan dengan jujur dan terbuka bahwa anda tidak tahu jawabannya, tetapi
dapat bersama klien mencari jalan keluarnya. Cek pada supervisi atau sumber-
sumber referensi
• Konselor melakukan suatu kesalahan
84
• Perbaiki kesalahan dan minta maaf. Mengakui kesalahan menunjukkan penghargaan
pada klien.
• Bersikapjujur.
Konselor dan klien sudah saling mengenal
• Tekankan soal kerahasiaan klien dan privasinya.
• Bila klien menginginkan, aturlah pertemuan dengan konselor lain.
Bersikap profesional (melihat/menganggap klien seperti klien yang lainnya, dan berikan
jawabannya yang tepat pada klien.
• Pengetahuan konselor yang terbatas
• A. Jika konselor tidak dapat menjawab pertanyaan:
• Berkata jujur akan ketidaktahuan konselor berkaitan dengan pengetahuan
khusus (medis, agama).
• Menunda jawaban untuk dicarikan jawaban kepada ahli.
• Rujuk klien pada ahlinya.
•
B. Konselor tidak menemukan solusi
• Konselor cukup menerima keluhan masalah klien.
• Mendiskusikan dengan pihak yang mampu menemukan/ membantu memberi
solusi.
• Menunda pertemuan untuk mencari jawaban yang tepat.
Klien menanyakan hal yang bersifat pribadi
Usahakan untuk tidak membicarakan pribadi anda.
Bila klien menanyakan hal yang bersifat pribadi, anda tidak perlu menjawab.
•
85
•
86
87
88
89
90