78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIFITAS METO TERHADAP TING PSIKOMOTOR M (RUANG MEL Untuk Memenuhi Pe Program Minat U P UNIV ODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACH GKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUA MAHASISWA DIII DI LAHAN PRAKTEK LATI RSUD DR HARJONO S PONOROGO) T E S I S ersyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehata Studi Magister Kedokteran Keluarga Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: TITIK PUJI LESTARI NIM. S54089129 PROGRAM PASCA SARJANA VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 HING AN K an

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

  • Upload
    lamnhu

  • View
    218

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACHING

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN

PSIKOMOTOR MAHASISWA DIII DI LAHAN PRAKTEK

(RUANG MELATI RSUD DR HARJONO S PONOROGO)

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACHING

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN

PSIKOMOTOR MAHASISWA DIII DI LAHAN PRAKTEK

(RUANG MELATI RSUD DR HARJONO S PONOROGO)

T E S I S

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

TITIK PUJI LESTARI

NIM. S54089129

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACHING

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN

PSIKOMOTOR MAHASISWA DIII DI LAHAN PRAKTEK

Kesehatan

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, peneliti :

Nama : Titik Puji Lestari

NIM : S.540809129

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul “EFEKTIFITAS

METODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN PSIKOMOTOR

MAHASISWA DIII DI LAHAN PRAKTEK RUANG MELATI RSUD DR

HARJONO S PONOROGO” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia diberi sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang telah

diperoleh dalam tesis tersebut.

Surakarta, Oktober 2010

Yang membuat pernyataan

(Titik Puji Lestari)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun kualifikasi

tesis yang berjudul “Efektifitas Metode Pembelajaran Bedside Teaching

Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Kemampuan Psikomotor Mahasiswa

DIII Di Lahan Praktek Ruang Melati RSUD Dr Harjono S Ponorogo”.

Penyusunan kualifikasi tesis ini tidak lain berkat bantuan dan ketulusan

hati serta sumbang saran dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu

penulis dalam perencanaan penelitian sampai penyusunan kualifikasi tesis ini oleh

karenanya penulis mengucapkan terima kasih teriring Do’a semoga amal kebaikan

bapak ibu pembimbing semua mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yangs edalam-

dalamnya atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr.,Sp.KJ (K) selaku Rektor

Universitas Negeri Sebelas Maret

2. Bapak Prof. Drs. Suranto, MSc.Ph. D, Selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK, selaku Ketua

Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta

4. Ibu Prof, DR. Srianitah, M.Pd, selaku Pembimbing I.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

5. Ibu dr. P. Pancrasia Murdani K,dr, MHPEd, selaku Pembimbing II tesis

koordinator Minat Bakat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan pada

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak Dr. H. Yuni Suryadi. M.Kes (MMR) Direktur RSUD dr. Harjono S.

Ponorogo.

Mudah-mudahan semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan

kepada peneliti mendapat imbalan yang setimpal dan limpahan berkat dari Tuhan

Yang Maha Esa. Peneliti menyadari bahwa dalam tesis ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu dengan penuh keterbukaan peneliti mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti

berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti dan semua pihak yang

memanfaatkannya

Peneliti

Titik Puji Lestari

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI …………………………………………… iii

PERNYATAAN………………………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... xii

ABSTRAK ……………………………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………..……… 1

B. PEMBATASAN MASALAH …………………………………………. 3

C. PERUMUSAN MASALAH……………………………………………. 3

D. TUJUAN PENELITIAN………………………………………….…….. 4

1. TUJUAN UMUM……………………………………………… 4

2. TUJUAN KHUSUS……………………………….…………… 4

E. MANFAAT PENELITIAN………………………………..…………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI…………………………………………………… 6

1. EFEKTIFITAS………………………………….............. 6

2. PEMBELAJARAN……………………………………. 7

3. PROSES BEJAJAR MENGAJAR……………………… 11

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. STRATEGI BEJALAR MENGAJAR …………………. 12

5. METODE MENGAJAR………………………………… 12

6. PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN……………………. 17

7. PENILAIAN HASIL BELAJAR ……….……………. 18

8. RANAH KOGNITIF………………………………….

9. PENGUKURAN……………………………………..

10. RANAH PSIKOMOTORIK…………………………..

11. KLASIFIKASI DALAM RANAH PSIKOMOTORIK..

12. PENILAIAN PSIKOMOTORIK……………………….

19

24

24

24

29

B. PENELITIAN YANG RELEVAN……………………………… 30

C. KERANGKA BERFIKIR……………………………………….. 32

D. HIPOTESIS………………………………………………………. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. DISAIN PENELITIAN………………………………………….. 35

B. KERANGKA KERJA……………………………………………. 35

C. POPULASI,SAMPEL,SAMPLING……………………………… 36

D. IDENTITAS VARIABEL ……………………………………….. 36

E. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN………………………… 37

F. DIFINISI OPERASIONAL……………………………………… 38

G. INSTRUMEN PENELITIAN……………………………………. 38

H. TEHNIK PENGAMBILAN DATA……………………………… 39

I. ANALSA DATA…………………………………………………. 39

J. PROSEDUR PENELITIAN DI LAHAN PRAKTEK…………… 40

K. ETIKA PENELITIAN…………………………………………….

41

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM RSUD DR HARJONO.S……………….. 43

B. HASIL PENELITIAN……………………………………………. 45

C. PEMBAHASAN…………………………………………………. 52

D. KETERBATASAN PENELITIAN……………………………… 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN………………………………………………….. 62

B. IMPLIKASI……………………………………………………… 62

C. SARAN…………………………………………………………… 63

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 65

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian Metode Konseptual ……………………………….. 31

Tabel 2. Penilaian Psikomotor ……………………………………….. 31

Tabel 3. Definisi Operasional ………………………………………… 38

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir …………………………………………… 33

Gambar 2. Kerangka Kerja ……………………………………………… 35

Gambar 3. Distribusi frekuensi Pengetahuan Pre test ordinal ………….. 45

Gambar 4. Distribusi frekuensi Pengetahuan Post test Ordinal …………. 46

Gambar 5. Grafik Pengetahuan Pre test dan Post test Ordinal …………. 47

Gambar 6. Distribusi frekuensi Psikomotor Pre test Ordinal ………….. 58

Gambar 7. Distribusi frekuensi Psikomotor Pre test kategori Kompeten ... 49

Gambar 8. Distribusi frekuensi Psikomotor Post test Ordinal …………… 50

Gambar 9. Distribusi frekuensi Psikomotor Post test kategori Kompeten .. 50

Gambar 10. Grafik Psikomotor Pre dan post test …………………………. 51

Gambar 11. Diagram Pengetahuan dan Psikomotor Pre dan Post test …… 56

Gambar 12 Grafik Efektifitas Bedside Teacing terhadap pengetahuan dan

Psikomotor ………………………………………………..

57

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner ………………………………………………. 67

Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan ………………………………………….. 78

Lampiran 3 Analisa Validitas dan Reabilititas Kuesioner ……………………… 79

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 80

Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Vulva Higiene ……………………... 85

Lampiran 6. Cek List Psikomotor vulva Higiene ……………………………… 87

Lampiran 7. Skor tingkat Pengetahuan Pre Bedside Teaching ……………….. 89

Lampiran 8. Skor tingkat Pengetahuan Post Bedside Teaching ………………… 90

Lampiran 9. Skor Psikomotor Pre Bedside Teaching …………………………… 91

Lampiran 10. Skor Psikomotor Post Bedside Teaching ………………………….. 92

Lampiran 11. Distribusi frekuensi tingkat Pengetahuan ………………………… 93

Lampiran 12. Distribusi frekuensi kemampuan Psikomotor …………………….. 94

Lampiran 13. Uji Wilcoxon Pengaruh Bedside Teaching terhadap tingkat

Pengetahuan ………………………………………………………..

95

Lampiran 14. Uji Wilcoxon Pengaruh Bedside Teaching terhadap kemampuan

psikomotor …………………………………………………………

96

Lampiran 15. Lembar Informed Consent ………………………………………… 97

Lampiran 16. Pernyataan bersedia menjadi Responden …………………………. 98

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK

Titik Puji Lestari ,S54089129.2010.Efektifitas bedside teacing terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan Psikomotor mahasiswa DIII kebidanan di lahan praktek Ruang Melati RSUD Dr Harjono.S. Ponorogo. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan untuk mengetahui efektifitas Bedside Teaching terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa DIII Kebidanan.

Desain Penelitian Pre Eksperimen dengan rancangan one group Pre Post test desain, yang mengambil lokasi di ruang Melati RSUD Dr Harjono.S.Ponorogo.Kabupaten Ponorogo. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek klinik , sejumlah 40 mahasiswa .Pengambilan sampel berdasarkan Limit Theorem yaitu 30 mahasiswa , tehnik sampling dengan random sampling.Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner untuk tingkat pengetahuan,sedang kemampuan Psikomotor mahasiswa dengan observasi, uji validitas dan reabilitas kuesioner dengan Alpha Croncbach,cheklist dari standar praktek kebidanan.Pengumpulan data dengan observasi dan kuesioner pre test kemudian diberikan perlakuan dengan bimbingan bedside teacing dan kemudian dilakukan post test dengan observasi dan kuesioner dengan alat ukur yang sama pada pre test .Analisa data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil analisa menunjukkan bahwa hasil post test test lebih baik dari hasil pre test , hasil tersebut ditunjukan P-Value = 0,000 < α = 0,05 sehingga menolak Ho dan menerima HI artinya ada beda pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan Bedside Teacing,

Kesimpulan adalah Bedside Teacing sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa.

Kata Kunci : efektiftas – bedside teacing – pengetahuan - psikomotor.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

Titik Puji Lestari: S.54089129.2010.efektifitas teacing bedside of the level of knowledge and ability psychomotor diii midwifery students in land practices melati room rsud dr harjono.s.ponorogo thesis: sebelas maret university Surakarta.graduate program.

Aims to determine the effectiveness of Bedside Teaching on the level of knowledge and psychomotor skills Midwifery Diploma students. Design research to design experiments Pre Post test one group design, which Takes placein Melati room Dr Harjono .S Ponorogo. The population of this study are students DIII Midwifery Husada Bakti Mulia Madiun being clinical practice, some 40 . Midwifery Diploma students.Desicion Limit Theorem based sample of 30 students, with a random sampling technique sampling. Data collection conducted by questionnaire to the level of knowledge, while students with observations Psychomotor ability , test the validity and reliability of questionnaires with Alpha croncbach, checklist Midwifery. Data collection from standard practice with observation and questionnaire pre test and then given treatment with the guidance of bedside teaching and then conducted post test by observation and questionnaires with the same measuring instrument on the pre test. Analysis data usingWilcoxon test. Results of analysis showed that the test post test results are better than pre test results, these results indicated P-value = 0.000 <α = 0.05 so reject Ho and accepted H1 that mean there are different knowledge and psychomotor skills of students before and after the Bedside Teaching. Conclusions the Bedside Teaching very effective for improving students' knowledge and psychomotor skills. Keywords: efektiftas - bedside teaching - knowledge - psychomotor.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih

tinggi yaitu 334/100.000. kelahiran hidup dan 218/1000 kelahiran hidup. Salah

satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu

penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat

dengan masyarakat belum terlaksana dengan baik untuk dapat memberikan

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dibutuhkan

tersedianya tenaga yang terampil dan didukung dengan sarana dan prasarana

yang memadai (Suyudi, 2002).

Pendidikan tenaga kesehatan di selenggarakan untuk menghasilkan

tenaga kesehatan dalam jumlah dan jenis serta mutu yang disesuaikan dengan

tuntunan masyarakat. Dalam era kesejagatan dewasa ini dituntut adanya

sumber daya manusia yang mampu bekeija secara profesional dalam segala

bidang termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat

menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang

kesehatan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010. Salah satu strategi

mencapai Indonesia sehat 2010 adalah peningkatan kualitas sumber daya

tenaga kesehatan melalui pendidikan tenaga kesehatan yang profesional.

Pendidikan tenaga kesehatan profesional tersebut di awali dan proses

pendidikan yang baik dimana peserta didik tidak hanya mendapat pendidikan

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

di kelas dalam bentuk kuliah, seminar dan diskusi, tetapi juga proses

pembelajaran klinik yang dilakukan di laboratorium dan dilahan praktek.

Permasalahan pembelajaran klinik bertambah sementara jumlah lahan

praktek yang digunakan relatif tetap sehingga berdampak pada efektivitas

proses pembelajaran klinik, jumlah yang tidak berimbang antara institusi

pendidikan dengan jumlah lahan praktek menyebabkan sulitnya pencapaian

kompetensi pembelajaran praktek klinik. Dipihak lahan praktek juga terjadi

perubahan antara lain perubahan manajemen lahan praktek. Permasalahan

tersebut pada gilirannya akan menurunkan kwalitas lulusan pendidikan tenaga

kesehatan (Pusdiknakes, 2003).

Pengajaran dan pembelajaran dilahan praktek klinik (Rumah Sakit)

merupakan hal yang sangat menentukan kualitas lulusan. Ironisnya dalam

praktek pendidikan klinik ini banyak sekali hambatannya, seperti kasus yang

terbatas dan dosen klinik yang waktunya terbatas untuk mengajar mahasiswa.

Oleh karena itu, maka perlu suatu solusi memecahkan kendala tersebut. The

Five Steps Micro skill atau disebut juga bed side teaching (BST) sebagai

sebuah model pengajaran di pendidikan klinik merupakan suatu solusi yang

bisa diterapkan untuk mengoptimalkan pengajaran dan pembelajaran di klinik

dengan keterbatasan waktu. Model The Five Steps Micro skill ini dirancang

oleh Neher dan kawan-kawan yang dimuat dalam Journal of the American

Board of Family Practice. Model ini dapat diterapkan dengan waktu yang

terbatas dalam pendidikan klinik baik di klinik rawatjalan maupun di bangsal

(Patotsky H dan Metaliose, 2007).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pengajaran keterampilan psikomotor adalah lebih banyak menuntut

keterlibatan pengajar secara langsung, ia hams mendemonstrasikan

keterampilan tangan itu sebagai suatu urut-urutan yang tuntas. Sebelum ini

pembimbing harus menganalisa bagian-bagian tindakan yang lebih kecil dan

menjelaskan hal itu kepada para pelajar atau mahasiswanya. Akhimya,

pembimbing harus mengamati para pelajar atau mahasiswa melakukan

pekerjaan itu secara tuntas pula. Semua ini tidak dapat dilakukan dalam

kelompok besar, tetapi hams secara individu atau dalam kelompok kecil.

(SuwarsonoA. 1998).

Atas dasar permasalahan di atas, maka penting meneliti apakah ada

keefektifitasan bed side teaching terhadap tingkat pengetahuan dan

kemampuan psikomotor mahasiswa.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang basalah dan pengamatan terhadap

bimbingan kepada mahasiswa pada saat praktek klinik kebidanan,maka

penetian difokuskan di Rumah Sakit yang digunakan sebagai lahan praktek

klinik yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Ponorogo,sebagai subyek penelitian

adalah mahasiswa DIII Kebidanan semester II yang sedang melaksanakan

praktek klinik kebidanan.

C. Perumusan masalah

Apakah metode Bed side teaching efektif terhadap tingkat pengetahuan

dan kemampuan psichomotor mahasiswa?

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas metode Bed side teaching terhadap tingkat

pengetahuan dan kemampuan psikomotor tentang vulva hygiene.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang vulva

hygiene ibu nifas sebelum bed side teaching.

b. Mengidentifikasi pengaruh metode bedside teaching terhadap tingkat

pengetahuan dan kemampuan psikomotor tentang vulva hygiene ibu

nifas setelah bed side teaching..

c. Menganalisa tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor

mahasiswa sebelum dan sesudah bedside teaching.

E. Manfaat Penelitian

1. Dalam bidang kesehatan

a. Memberi masukan bagi pembimbing institusi pendidikan kesehatan

dan pembimbing lahan praktek bidang kesehatan dalam menentukan

metode pembelajaran praktek klinik di lahan praktek.

b. Memberikan kontribusi tenaga kesehatan yang terampil di masa depan.

2. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi atau masukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi program

Memberikan kontribusi dalam hal menurunkan angka kejadian infeksi

nifas.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Bagi peserta didik

Mendapatkan pengalaman pembelajaran yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan psikomotor dalam pelayanan kesehatan

kepada klien.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian efektifitas;

pengertian mengajar; konsep proses pengajaran; konsep tentang komponen-

komponen pengajaran; konsep proses pembelajaran dan hakekat belajar dan

mengajar; juga mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar; pengertian guru, peran dan fungsinya; serta pengertian bidan dan

peran dan fungsinya, juga konsep pengalaman belajar klinik lapangan,

pengertian tinngkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor serta

penilaiannya.

1. Efektivitas

a. Pengertian

Efektifitas adalah hal yang dapat membawa hal berhasil guna tentang

usaha dan tindakan atau dapat dikatakan suatu keberhasilan tentang

metode atau tindakan (Kamus Besar B. J. 1998:129).

b.Pengukuran efektifitas (keberhasilan tentang metode atau tindakan)

dapat diukur dengan cara observasi. Observasi ialah metode atau cara-

cara menganalisis mengadakan pencatatan secara sistimatis mengenai

tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu/kelompok.

Metode observasi tersebut dapat juga dilakukan dengan menggunakan

teknik dan alat khusus sepeti blangko-blangko, cheklist, atau daftar isian

yang telah dipersiapkan sebelumnya. (Ngalim Purwanto, 2006:149).

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Pembelajaran

a. Pengertian

Sebagai proses menanamkan pengetahuan menurut Wina

Sanjaya 2008. Pandangan mengajar hanya sebatas menyampaikan

pengetahuan itu dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,

karena minimal ada tiga alasan penting.

Pertama siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, akan

tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Agar

mereka dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya,

dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing

mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Guru bukan saja

dituntut untuk lebih aktif untuk mencari informasi yang dibutuhkan,

akan tetapi iajuga harus mampu menyeleksi berbagai informasi,

kemajuan teknologi menuntut perubahan peran guru. Guru tidak lagi

memposisikan diri sebagai sumber belajar yang bertugas

menyampaikan informasi, tetapi hams berperan sebagai pengelola

sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa.

Kedua. Belajar bukan hanya sekedar menghafal informasi,

menghafal rumus, akan tetapi bagaimana menggunakan informasi dan

pengetahuan untuk mengasah kemampuan berfikir.

Ketiga. Manusia adalah organisme yang memiliki potensi, dan

potensi itulah yang akan menentukan perilaku manusia. Oleh karena

itu proses pendidikan bukan lagi memberikan stimulus, akan tetapi

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

usaha mengembangkan potensi yang di miliki, disini siswa tidak

dianggap sebagai objek, akan tetapi sebagai subyek belajar yang

mencari dan mengontmksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan itu

tidak diberikan, akan tetapi dibangun oleh siswa.

Ketiga hal diatas, menuntut perubahan makna dalam

mengajar, mengajar jangan diartikan sebagai proses penyampaian

materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya

kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur

lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi

yang dimilikinya (Wina Sanjaya, 2008, 79).

b. Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran berlangsung dimana saja, sesuai dengan

karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka

proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukan satu-satunya

tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat

belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran (Wina

Sanjaya, 2008, 79.

c. Pembelajaran Berarti Membelajarkan Siswa

Kriteria keberhasilan proses pembelajaran tidak di ukur dari

sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, akan tetapi di

ukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan

demikian guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan

tetapi, berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

agar siswa mau dan mampu belajar inilah makna proses pembelajaran

berperan pada siswa (student oriented). Siswa tidak dianggap sebagai

obyek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru,

melainkan siswa ditempatkan sebagai subyek yang belajar sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki (Wina Sanjaya,

2008, 79).

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran,

akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi

pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran, akan tetapi hanya

sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.

Artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat

membentuk pola perilaku siswa itu sendiri (Wina Sanjaya, 2008, 90).

e. Makna Pembelajaran

Belajar adalah proses berfikir. Belajar berfikir menekankan kepada

proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara

individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berfikir proses

pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi

pengetahuan materi pelajaran, akan tetapi yang di utamakan adalah

kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (Self

Regulated).

Asumsi yang mendasari pembelajaran berfikir adalah bahwa

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pengetahuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh

individu itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya atas dasar

itu pembelajaran berfikir memandang, bahwa mengajar itu bukanlah

memindahkan pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan suatu

aktifitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri

pengetahuannya, menurut Bettencourt (1985). Mengajar dalam

pembelajaran berfikir adalah berpartisipasi dengan siswa dalam

membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan,

bersikap kritis, dan mengadakanjustifikasi.

Menurut La Costa 1985 dalam Wina Sanjaya 2008:8, Pembelajaran

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1) Teaching of thinking :

Adalah proses pembelajaran yang di arahkan untuk

membentuk keterampilan mental tertentu seperti misalnya

keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif.

2) Teaching for thinking:

Adalah proses pembelajaran yang di arahkan pada usaha

menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendorong terhadap

pengembangan kognitif pembelajaran ini lebih menitik beratkan

kepada proses menciptakan situasi dan lingkungan tertentu,

contohnya - menciptakan suasana keterbukaan, demokratis

menciptakan iklim yang menyenangkan sehingga memungkinkan

siswa dapat berkembang secara optimal.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Teaching about thinking:

Adalah pembelajaran yang diupayakan untuk membantu agar

siswa lebih sadar terhadap proses berfikirnya. Jenis pembelajaran

lebih menekankan kepada metodologi yang digunakan dalam

proses pembelajaran.(Wina Sanjaya, 2008, 80)

f. Proses Pembelajaran

Proses berfikir otak kiri bersifat logis, skuensial, linier dan

rasional. Sisi ini sangat teratur walaupun berdasarkan realitas, ia

mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya

sesuai untuk tugas-tugas teratur expresi verbal, menulis, membaca,

asosiasi, auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta

simbolis (Wina Sanjaya, 2008, 84).

g. Pembelajaran Berlangsung Sepanjang Hayat

Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pemah

berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasar pada

asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan terus belajar.

Melalui kemampuan bagaimana cara belajar, maka siswa akan dapat

belajar memecahkan setiap rintangan yang dihadapi sampai akhir

hayatnya. (Wina Sanjaya, 2008:25).

3. Proses Belajar Mengajar (PBM)

Proses belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai

normatif. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

bertujuan. Tujuannya adalah sebagai pedoman ke arah mana akan di bawa

proses belajar mengajar ini. Proses belajar mengajar akan berhasil bila

hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap dalam diri anak didik (Syaiful Bahri,

2003:12).

4. Strategi Belajar Mengajar

Pengertian

Penciptaan sistim lingkungan yang memungkinkan terjadinya

prosesbelajar yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang

ingin dicapai materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus

memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis

kegiatan yang dilakukan serta saran dan prasarana belajar mengajar yang

tersedia.

Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari

perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar.

Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk

mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat

untuk mencapai tujuan belajar (Nana Sudjana; 2005, 147).

5. Metode mengajar

Kegiatan belajar mengajar, merupakan dua hal yang tidak bisa

dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar,

atau guru mengajar agar siswa belajar. Keduanya merupakan suatu

keterpaduan, maka pendekatan metode mengajar yang digunakan oleh

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

guru menentukan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. (Nana

Sudjana, 2005:76).

a. Metode ceramah

Dalam pengajaran dengan metode ceramah hal yang perlu

disiapkan dengan seksama oleh guru adalah bahan ajar, sesuai dengna

topik atau pokok bahasan, bahan ajar dipilih dengan pertimbangan

tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, disusun secara sistimatis

dan rinci, dilengkapi dengan contoh dan pertanyaan. Dalam

pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau menyampaikan

bahan ajaran sesuai dengan sistematika yang telah disusun. (Nana

Sudjana, 2005:96).

b. Metode demonstrasi

Metode ini dapat digunakan untuk mengajarkan suatu bahan ajar

yang memerlukan peragaan. Metode ini menghendaki guru lebih aktif

daripada anak didik, karena memang gurulah yang memperagakan

suatu proses dan kerja suatu benda, misalnya bagaimana menggunakan

kompor, bel listrik, cara kerja tubuh manusia, jalannya mesin jahit.

Di lain waktu siswa juga bisa melakukan demonstrasi, baik

secara berkelompok atau klasikal, dengan mendapat bimbingan dari

guru, bila diperiukan. Dengan metode ini anak didik dituntut

memperlihatkan suatu obyek atau proses dengan mendemonstrasikan.

(Syaiful Bahri, 2005:233).

c. Metode sosiodrama

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan

kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan

peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat

(kehidupan sosial). Seperti metode bermain peran, dalam metode

sosiodrama anak didik dibina agar trampil mendramatisasi atau

mengekspresikan sesuatu yang dihayati. Dengan menggunakan lembar

pengamatan perlu diperhatikan untuk mengeta]q=[2wahui pencapaian

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Syaiful Bahri, 2005:233).

d. Metode diskusi

Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu

memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan

yang akan didiskusikan hams dikuasai secara mendalam. Dalam

diskusi guru memfasilitasi anak didik memberikan jawaban yang tepat

dari banyak kemungkinan altematif jawaban (Syaiful Bahri,

2005:233).

e. Metode bermain peran

Metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan

pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.

Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan adalah anak didik

dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan

memerankan akan membuat anak didik lebih meresapi perolehannya.

Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan

mengamati, menarik kesimpulan, menerapkan, dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mengkomunikasikan (Syaiful Bahri, 2005:233).

f. Metode bed side teaching

Bed side teaching merupakan metode mengajar kepada peserta

ddik, yang dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi kegiatan

mempelajari kondisi klien dan asuhan kebidanan yang dibutuhkan oleh

klien.

1) Manfaat

Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik

peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural,

menumbuhkan sikap profesional

2) Prinsip

a) Sikap fisik maupun psikologis pembimbing klinik dan peserta

didik

b) Jumlah peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)

c) Diskusi pada awal dan paska demonstrasi di depan klien

dilakukan seminimal mungkin.

d) Lanjutkan dengan redemonstrasi

e) Kaji pemahaman peserta didik segera mungkin terhadap apa

yang didapatnya saat ini.

f) Kegiatan yang di demonstrasikan adalah suatu yang belum

pemah diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta

didik menghadapi kesulitan penerapannya.

3) Persiapan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan

ketrampilan teknik prosedural dan interpersonal.

b) Koordinasi dengan staf di klinik agar tidak mengganggu

jalannya rutinitas perawatan klien.

c) Melengkapi peralatan/fasilitas yang akan digunakan. (Nursalam,

2008, 277-278)

g. The Five Steps Microskill merupakan salah satu model pendidikan

klinik yang terdiri dari beberapa langkah yaitu tanyakan komitmen

mahasiswa, menggali bukti-bukti yang mendukung, katakan apa yang

mahasiswa sudah lakukan dengan benar, perbaiki yang masih salah

dan mengajarkan konsep/kaidah umum. Model ini menekankan tidak

hanya pada proses pengajaran pengetahuan dan ketrampilan klinik oleh

Preceptor tetapi juga menekankan pada pentingnya mengidentifikasi

prior knowledge mahasiswa, memberikan kesempatan untuk membuat

keputusan sendiri, melatih clinical reasoning, pentingnya constructive

feedback dan mendiagnosis kebutuhan belajar mahasiswa. Model ini

dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan klinik di rawat jalan

dan bangsal yang membutuhkan waktu antara 3-5 menit untuk satu

kasus. Oleh karena itu penerapan model ini di pendidikan klinik

merupakan suatu model pendidikan klinik yang sangat potensial untuk

diterapkan khususnya pada setting pendidikan klinik dengan

keterbatasan waktu. ( Zulharman, 79 )

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

h. Bed side teaching merupakan pemodelan peran dimana perserta didik

dapat mengamati,dan merupakan pendekatan humanistic dari seorang

dokter yang berpengalaman dan belajar dari ini, komponen penting

dari pendidikan praktek klinik memberikan kesempatan peserta didik

unyuk menggunakan hampir semua indera mereka,sebuat

komperenhensif fisik Maka dalam pembelalaran bed side teaching

perlu perencanaan antara lain

1) Diskripsi dari pelajar tahun pertama atau tahun ke tiga

2) Tujuan sesie: mahasiswa mampu menunjukan ketrampilannya pada

akhir sesi mis : ketrampilan ,pemeriksaan ,komunikasi dengan

pasen ,menjabarkan dan lain-lain.

3) Kondisi mahasiswa akan mendemontrasikan pasen dalam

pengaturan liatif lahan praktek

4) Degree mahasiswa dapat melakukan dengan

(Salam A.dkk,2008)

6. Praktek Klinik Kebidanan

Diskripsi

Mata kuliah ini merupakan praktek asuhan kebidanan

dirancang untuk memberikan pengalaman yang komprensif sehingga

peserta didik dapat lebih siap dan percaya diri dalam melakukan peran

kemandirian, kolaborasi, serta merujuk dengan tepat dalam manajemen

kasus di semua tatanan pelayanan kesehatan baik di institusi kesehatan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

maupun komunitas, kegiatan pembelajaran menggunakan berbagai

metode asuhan kebidanan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lahan

praktek. (Dep Kes RI Politeknik Kesehatan Malang, 2007,54).

7. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian adalah semua upaya membandingkan hasil pengukuran

terhadap patokan/standar/tolok ukur/kriteria/bahan pembanding yang

sudah dibakukan dan hasilnya dinyatakan dengan lambang atau angka

mutu yang menyatakan nilai tertentu. (PP IBI, 2006:294).

a. Tujuan penilaian

Untuk mengetahui status siswa dan menaksir kemampuan

belajar serta penguasaan terhadap bahan pelajaran, juga digunakan

sebagai umpan balik kepada siswa sendiri maupun bagi guru yang

mengajar. Sehingga pengajar dapat mengetahui kelebihan dan

kelemahan siswa sehingga pengajar dapat melakukan koreksi terhadap

kesalahan yang di lakukan dan atau memberi reinforcemen bagi

peserta didik (PP IBI, 2006:294).

b. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui

kegiatan belajar, menurut A. J Roniezowski (1981:217) (PPIBI,

2006:294)

c. Aspek yang dinilai

1. Aspek kognitif(pengetahuan) menurut Brower dan Hilgurd

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(1986:421). Teori kognitif berkenaan bagaimana seseorang

memperoleh pengetahuan dan bagaimana menggunakan

pengetahuan tersebut untuk berperilaku lebih efektif dengan

tahapan, mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa dan

mensintesis.

2. Aspek afektif (sikap)

Penilaian sikap mahasiswa dalam interaksi dengan tingkatan

sebagai berikut; menghargai, mengatur diri, menjadi pola hidup.

3. Aspek psichomotor

Suatu serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat

menyelesaikan tugas.

8. Ranah Koqnitif ( Pengetahuan )

Pengertian ; Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan,

pendenaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui matadan telinga. Pengetahuan atau koqnitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang(overtbihavior) (Notoatmodjo,2003:121)

a. Tingkat Pengetahuan

Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang

mencakup domain koqnitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Tahu ( know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk mengingat kembali (recall)

Sesuatu yang spesifik dari seluruh bab yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.Kata kerja untuk mengukur adalah

menyebutkan,menguraikan,mendefinisikan,dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui,dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.orag yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan,menyebutkan ontoh, menyimpulkan,meramalkan,dan

sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum,rumus,metode prinsip,dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis ( analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materia atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sama lain. Menggunakan kata kerja seperti dapat menggambarkan,

membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkanbagian- bagian di dalam suatu

bentuk keseluuhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun merencanakan,meringkas dan menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi ( evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek penilaian-peilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

a. Faktor- faktor yang mempegaruhi pengetahuan ;

1) Faktor internal

a) Umur

Semakin cukup usia tingkat kemampuan atau

kematangan seseorang akan lebih mudah untuk berfikir dan

lebih mudah menerima informasi. Umur adalah sebuah variabel

yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Pengalaman dapat menuntun seseorang untuk

menarik kesimpulan dengan benar, sehingga dari pengalaman

yang benar diperlukan befikir yang logis dan kritis.

c) Intelegensia.

Pada prisipnya mempengaruhi kemampuan seseorang

untuk menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan, ibu

atau masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak

berpartisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil

keputusan dibanding dengan masyarakat yang intelegensinya

rendah

d) Gaya hidup

Gaya hidup dijaman moderen seperti ini banyaknya

sarana hiburan memberikan contoh model pergaulan moderen

dimana seseorang lebih terbuka menerima kemajuan

pengetahuan yang ada.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

didalam pendidika itu terjadi proses pertumbuhen, lebih baik

dn lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat.

Semakin tingkat pendidikan seseorang semakin mudah

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menerima informasi, sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang diperkenalkan

b) Sosial Ekonomi

Sosial ekonom mempengaruhi tingkah laku seseorang

atau masyarakat. Sosial merupakan variabel yang

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Ekonomi yang

tidak memadai dapat membuat seseorang kurang bisa

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

c) Budaya

Budaya dapat mempengaruhi proses pengetahuan

khususnya dalam penyerapan nilai-nilai sosisal,keagamaan

untuk memperkuat superegonya. Didalam sebuah budaya

terdapat kebiasaan makan, gaya hidupdan sebagainya yang

dapat mengakibatkan perbedaan.

d) Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas

dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja

akan memperoleh banyak informasi dan pengalaman.

(Notoatmodjo,2005)

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

9. Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. ( Notoatmodjo,2005)

10. Ranah psikomotor

Menurut E Sukardi, 1988. Praktis semua keterampilan psikomotor

yang diperlukan oleh seseorang tenaga profesional kesehatan

dikembangkan secara sadar melalui proses pendidikan dan oleh karena itu

perlu dinilai pencapaian tujuan pendidikan dalam ranah psikomotor.

11. Klasifikasi dalam ranah psikomotor

a. Menurut Kemp (1971)

1) Gerak-gerik tubuh yang kasar; lengan, bahu, kaki dan tungkai

contoh: melempar sebuah bola untuk mencapai suatu jarak,

mengangkat suatu benda yang berat, dan sebagainya.

2) Gerakan-gerakan halus yang terpadu; tangan dan jari-jari tangan;

tangan dan mata; tangan dan telinga; tangan, mata, dan kaki.

Contoh: menyulam, mengetik, main tennis/bulu tangkis,

mengendarai mobil dsbnya.

3) Komunikasi non verbal; expresi muka, pemberian aba-aba,

gerakan-gerakan tubuh

Contoh: memberikan instruksi dalam suatu bahasa asing atau

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menyajikan suatu bacaan literatur, dengan isyarat untuk penekanan.

b. Menurut Anita Harrow ranah psikomotor meliputi:

1) Gerak reflek (reflek movement)

a) Segmental reflexes : respon gerakan yang tidak disadari yang

dimiliki sejak lahir.

b) Intersegmental reflexes : kesemuanya berhubungan dengan

gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-

bagian sumsum tulang belakang.

c) Supresegmental reflexes

2) Dasar gerakan-gerakan (basic fundamental movement)

a) Locomotor movement : gerakan-gerakan yang mendahului

kemampuan (berjalan, tengkurap, merangkak, tertatih-tatih,

berjalan, lari melompat dan memanjat).

b) Non locomotor movement: gerakan-gerakan yang dinamis

didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu

tertentu.

c) Manipulative movement : gerakan-gerakan yang

terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain piano,

menggambar, naik sepeda, mengetik.

3) Perseptual abilities

a) Kinestetik discrimination : menyadari akan gerakan-gerakan

tubuh seseorang.

b) Visual discrimination : kemampuan-kemampuan bentuk dan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bagian, kemampuan mengikuti objek, pengalaman konsep

visual.

c) Tactile discrimination: kemampuan membedakan dengan

sentuhan

d) Coordinated activities : koordinasi mata dengan tangan dan

mata dengan kaki.

4) Physical abilities

Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-

gerakan ketrampilan tingkat tinggi.

a) Endurance : kemampuan untuk mengembangkan aktivitas

termasuk : ketahanan otot dan denyut jantung.

b) Agility : kemampuan bergerak cepat termasuk kemampuan

untuk mengubah arah, memulai, meningkatkan ketangkasan.

c) Strength : kemampuan menggunakan otot untuk mengadakan

periawanan.

d) Flexybel: rentangan gerakan dan sendi

5) Skilled movement

Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar.

a) Simple adaptive skill : setiap adaptasi yang berhubungan

dengan gerakan dasar.

b) Coumpond adaptive skill: gerakan kombinasi untuk

menggunakan alat-alat.

c) Complex skill: menguasai mekanik seluruh tubuh.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

6) Nondiscoursive communivation

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan

seperti mimik, postur.

a) Expressive movement : gerakan-gerakan yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Interpretive movement : gerakan sebagai bagian bentuk seni

termasuk gerakan estetis, gerakan kreatif. (Suharsimi Arikunto,

2007:123)

c. Klasifikasi menurut Harrow dkk dalam Suharsini Arikunto

1) Imitation/menim : meniru apa yang didapat dari atas timulus yang

direspon (mengulangi)

2) Manipulation (manipulasi) : modifikasi perilaku sesuai kebutuhan

atau melakukan suatu perilaku tanpa bantuan visual.

3) Precision (ketepatan gerakan) : melakukan perilaku tanpa

rangsangan visual atau verbal.

4) Articulation (artukulasi) : menunjukkan serangkaian gerakan

dengan akurat, urutan yang benar dan kecepatan yang tepat.

5) Naturalization (naturalisasi) : melakukan gerakan tertentu secara

spontan dan automatis (Suharsimi Arikunto, 2007:124).

d. Menurut Elizabeth Simpson, dalam Nana Soidih th 2003, domain

psikomotor terbagi atas tujuh kategori, yaitu:

1) Persepsi

Aspek ini mengacu pada penggunaan alat drior untuk

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

memperoleh kesadaran akan suatu objek/gerakan dan

mengalihkannya ke dalam kegiatan/perbuatan.

2) Kesiapan (Set)

Aspek ini mengacu ada kesiapan memberikan respon secara

mental, fisik maupun perasaan untuk suatu kegiatan. Kesiapan fisik

dan mental pada saat seseorang sedang mengambil ancang-ancang

sebelum melakukan tindakan pada permainan bulutangkis,

misalnya, merupakan contoh dari aspek kesiapan (set) ini. Aspek

ini berada satu tingkat di atas persepsi.

3) Respons terbimbing

Aspek ini mengacu pada pemberian respons sesuai dengan contoh

perilaku /gerakan-gerakan yang diperlihatkan /

didemonstrasikan / sebelumnya.

4) Melanisme

Aspek ini mengacu pada keadaan di mana respons fisik yang

dipelajari telah menjadi kebiasaan.

5) Respons yang kompleks

Aspek ini mengacu pada pemberian respons atau penampilan

perilaku/gerakan yang cukup rumit dengan terampil dan efisien.

6) Adaptasi

Aspek ini mengacu pada kemampuan menyesuaikan respons atau

perilaku/gerakan dengan situasi yang baru.

7) Organisasi

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan dalam arti

menciptakan perilaku/gerakan yang baru. (Nana Syaodih, 2003:75-

76)

12. Penilaian Psikomotor

Untuk menilai ranah psikomotor atau kegiatan-kegiatan belajar

yang bersifat ketrampilan atau skill dengan cara observasi digunakan

sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan belajar tersebut (Nana

Sudjana, 2005:114). 2.8.1 Interpretasi data observasi

Menganalisis data observasi memerlukan waktu yang tidak lama

jika observasi yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan frekwensi-

frekwensi kegiatan tertentu. Misalnya observasi yang dilakukan dalam

rangka evaluasi kegiatan-kegiatan praktek atau ketrampilan mahasiswa.

Dalam hal ini guru menggunakan teknik observasi yang disebut structured

observation, yaitu dengan menggunakan daftar isian atau rating scale.

Skala lanjutan berisikan seperangkat pernyataan karakteristik atau kualitas

dari suatu karakteristik atau kualitas dari suatu yang akan diukur beserta

pasangannya yang berbentuk semacam cara menilai yang menunjukkan

perangkat dari karakter atau kualitas yang dimiliki oleh suatu yang sedang

diukur. Rating scale terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu:

1) Adanya pemyataan tentang keberadaann atau kualitas keberadaan dari

suatu unsur atau karakteristik tertentu.

2) Adanya semacam petunjuk penilaian tentang pemyataan tersebut

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

antara lain adalah numerical rating scale.

Numerical rating scale adalah pernyataan tentang suatu

karakteristik atau kualitas tertentu dari suatu yang akan diukur

kebenarannya, yang diikuti oleh angka yang menunjukkan kualitas

keberadaan itu dengan kriteria penilaian numerik sebagai berikut:

Pernyataan 0 = Tidak dikerjakan sama sekali

1 = Bila hanya sedikit yang dilakukan

2 = Bila hanya sebagian yang dilakukan

3 = Bila dilakukan sepenuhnya namun tidak tepat

4 = Bila dilakukan sepenuhnya dengan tepat.

(Junaedi MS.,2006:5)

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitan yang relevan dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode

Konseptual dalam Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan terhadap

Pencapaian Kompetensi yang dilakukan oleh Sri Enawati pada tahun 2008,di

Badan Rumah Sakit Sukoharjo dalam penelitian nya difokuskan pada

kompetensi praktek klinik Dengan metode konseptual dengan tehnik dan alat

pengumpulan data dengan melakukan uji tes, metode penelitian quasi

eksperimen,hasil penelitian metode konseptual berpengaruh secara siknifikan

terhadap pencapaian kompetens. Hasil penelitian sebagai berikut :

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 1 Penilian Metode Konseptual

No Aspek yang dinilai ( metode konseptual) di lahan praktek

Nilai rata-rata kel .kontrol

Nilai rata-rata kel.experimen

1 2 3 4 5

Pengkajian Diagnose Keperawatan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

2.75 3.30 3.03 2.54 2.85

3.09 3.38 3.16 3.07 2.98

Sedang pada penelitain sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti

sendiri dengan judul efektivitas bedside teaching terhadap kemampuan psikho

motor dengan metode pre eksperimen dengan desain one group pre post test di

RSUD Dr Harjono.S Ponorogo dengan hasil penelitian metode bed side

teacing sangat berpengaruh siknifikan terhadap psikomotor mahasiswa,

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Penilaian psikomotor

No Tindakan kebidanan yang dinila (Metode Bedside Teaching)

Hasil Pretest

Hasil Posttest

1 Vulva hygiene ; a. Kategori penilaian

acuan patokan (PAP) b. kategori kompeten

atau tidak kompeten

· Baik : 11 % · Cukup ; 31 % · Kurang; 17 % · Gagal ; 41 % · Kompeten : 11% · Tidak Kompeten:89 %

Sangat baik:97% Cukup :3% Kompeten :97 % Tidak : 3%

Mengingat dalam praktek klinik merupakan praktek Asuhan kebidanan

mahasiswa diberikan pengalaman yang komprehensif sehingga peserta didik

dapat lebih siap dan percaya diri dalam peran kemandirian,kolaborasi,serta

dalam merujuk dengan tepat dala manajemen kasus disemua tatanan

pelayanan kesehatan baik di institusi kesehatan maupun di komunitas dengan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

aspek penilaian;aspek kognitif,aspek afektif,serta aspek psikomotor,dalam

praktek klinik mahasiswa diwajibkan dapat melakukan tindakan keperawatan

secara mandiri maka perlu pembimbingan yang lebih intensif supaya

mahasiswa kompeten dalam melakukan tindakan keperawatan maka pada

penelitian kali ini peneliti menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan

menambah satu variable yaitu efektivitas bed side teacing terhadap tingkat

pengetahuan dan kemampuan psycho motor mahasiswa

C. KERANGKA BERPIKIR

Pengertian kerangka berfikir atau kerangka konsep adalah kerangka

hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2002:69).

Pada kerangka konsep ini dijelaskan bahwa metode pembelajaran

klinik yang dapat mempengaruhi psikomotor mahasiswa

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kerangka Berfikir

Ceramah Demonstrasi Bermain Peran Sosio Drama Diskusi

Keterangan:

:yangditeliti : yang diteliti : tidak diteliti

Gambar .1: Kerangka Berpikir

Dosen PBM

Metode pembelajaran

Mahasiswa

STRATEGI PBM

LAB SKILL

Praktek klinik

afektif

Pre conferen Bed side teaching Post conferen

kognitif psikomotor

Tuntas / kompeten

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Hipotesis:

1. Tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor tentang prosedur

tindakan vulva hygiene masih kurang memadai sebelum Bet Side

Teaching.

2. Dengan bimbingan metode bedside teaching akan berpengaruh untuk

meningkatkan tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor

mahasiswa dalam pelaksanaan tindakan vulva hygiene .

3. Tingkat pengetahuan dan kemampuan pskomotor bertambah setelah

diberikan bimbingan dengan metode bedside teaching dibandingkan

dengan sebelum diberikan bimbingan dengan metode bedside teaching

pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa masih rendah.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen desain dengan rancangan

one group pre post test desain.Dilakukan dengan cara memberi pre test

(pengamatan awal ) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi(perlakuan)

,setelah itu diberi intervensi,kemudian dilakukan post test. (pengamatan

akhir). (Hidayat A.27 : 61 )

B. Kerangka Operasional

Penentuan subyek penelitian

7

Gambar 2. Kerangka kerja

Penentuan Suubyek Penelitian

Pretest

Melakukannpengamatan /pengukuran dengan checklist dan wawancara

Hasil

pengamatan/pengukuran dibandingkan

antara sebelum dan sesudah perlakuan uji

dengan willcoxon

Memberikan perlakuan

(bed side teaching)

Post test

Melakukan pengamatan/pemgukuran dengan

chek list dan wawancara

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua Mahasiswa DIII Kebidanan Bakti

Husada Mulia Madiun Semester II yang praktek klinik di R. Melati RSUD

Dr. Hariono S. Ponorogo sejumlah 40 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa DIII Kebidanan Semester

II jumlah 40 yang praktek klinik di ruang Melati RSUD Dr. Harjono S.

Ponorogo ,pengambilan sampel berdasarkan central limit

theorem,distribusi rata-rata sampel dari poulasi (semua sampel dengan

ukuran yang sama dari suatu poulasi) dengan ukuran 30 atau lebih

( n330) dianggap normal tidak perduli apakah ditribusinya normal atau

tidak (Kountur Rony;2005)

3. Tehnik Sampling

Sampling dengan tehnik random sampling pengambilan anggota

sampel dilakukan secara acak (Sugiyono 2008:82). Pada penelitian ini

dengan cara di undi, sejumlah 40 orang diambil 30 sebagai sampel

dilakukan observasi atau penelitian 5-6 orang setiap sift yang

diselenggarakan antara tanggal 28 -10-2010 s/d 28 -11 -2010.

D. Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini variabelnya :

1. Variabel independen : bed side teaching

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Variabel dependen :

a. tingkat pengetahuan

b. psikomotor

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : di Ruang melati , RSUD dr. Harjono, S. Ponorogo

Waktu : Bulan Agustus 2010 s/d Januari 2011

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

F. Definisi Operasional

Tabel 3.Definisi Operasional Variabel

Definisi

Parameter

Alat ukur

Skala

Skor

Independen bed side Teaching

pembelajaran disamping tempat tidur klien.

-

-

-

-

1.Dependen Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tentang prosedur vulva Higiene

Segala sesuatu yang diketahu Diketahui oleh mahasiswa mengenai perawatan genetalia eksterna

Wanita

Pengertian,tujuan ,manfaat,tata Laksana,tanda- tanda patologis Pada genetalia

Eksterna wanita

Kuesioner nominal Benar : 1 Salah : 0 Sangat baik 90-100% Baik 80-89

Cukup 65-79%

Kurang55-65%

2.Dependen psikomotor

Ketrampilan Perawatan vulva hygiene pada ibunifas 1-3 hari dengan mendasarkan pada ketuntasan mahasiswa.

Skala numerik

Chek list

Ordinal

Sangat baik 90-100% Baik : 80-89% Cukup 65-79% Kurang 55-65% ≥80% : kompeten ≤80%;tdk kompeten

G. Instrumen Penelitian

Data hasil dari kuesioner kemudian dilakukan uji validitas dan reabilitas

dengan menggunakan skala ukur numerik alpha cronchbach = 0,75 %

menggunakan skala ukur numerik

Data hasil observasi menggunakan chek list kemudian dengan skala ukur

numerik.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

H. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah data hasil observasi di

kumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data.

1. Editing

Memeriksa data yang telah terkumpul

2. Coding

Memberikan kode pada chek list dan keisioner dari hasil pra perlakuan dan

hasil post (setelah) perlakuan/observasi.

3. Data entry.

Memasukkan data dalam tabel distribusi

I. Analisa Data

Analisa data pada chek list dengan teknik scoring

N : % 100 X SMSP

SP : Skor yang diperoleh

SM : Skor maksimal

N : Nilai persen yang diharapkan

Dengan data ordinal dengan kriteria penilaian

A Sangat Baik : 90-100%

B Baik : 80-89%

C Cukup : 65-79%

D Kurang : 55-65%

Data yang telah diklasifikasikan sesuai kriteria penilaian berdasarkan acuan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

patokan (PAP) dikatakan tuntas bila mendapat scor 80%. Kemudian dilakukan

analisa dengan -wilcoxon match pairs test tehnik ini digunakan menguji

signifikasi hepotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya

terbentuk ordinal (berjenjang). Sugiyono, 2004:45). Analisa dilakukan dengan

membandingkan tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa

DIII sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran bed side teaching bila

sampel pasangan lebih besar dari 25, maka distribusinya akan mendekati

distribusi normal, untuk itu digunakan rumus Z dalam pengujiannya.

TTT

Zsm-

Dimana T : jumlah jenjang/rangking yang kecil

41)(nn

T+

=m

24

1)1)(2nn(n T

++=s

Dengan demikian

24

1)1)(2nn(n

41)n(n-T

TT-T

Z

++

+=

sm

J. Prosedur Penelitian Di Lahan Praktek

1. Menentukan subyek penelitian semua mahasiswa D III Kebidanan yang

praktek klinik di R. Melati jumlah 30 orang.

2. Dalam melakukan penelitian, peneliti di bantu oleh para CI lainnya

berjumlah 3 orang.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Para CI (Clinical Instruktur) dilatih/diberi arahan cara mengetahui

kemampuan psikomotor mahasiswa dengan menggunakan chek list.

4. Melakukan observasi/penilaian ranah psikomotor dengan chek list,serta

cara penilaian hasil kuesioner untuk ranah kognitif.

5. Melakukan pembimbingan dengan metode bed side teaching

6. Mengaalisa data.

K. Etika Tesis

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan

ijin kepada Direktur RSUD dr Harjono S. Ponorogo untuk mendapatkan

persetujuan. Kemudian mengadakan study pendahuluan penelitian dengan

menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1. Informend Concent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed concent adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian yang akan dilakukan, bila calon responden bersedia

menjadi responden lembar persetujuan hams diisi dan ditanda tangani,

sedangkan bila menolak peneliti tidak berhak memaksa.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

memberi kode nomor responden pada masing-masing lembar persetujuan.

3. Confidentiality/kerahasiaan

Informasi yang di dapat dari responden di jamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya akan disajikan pada kelompok tertentu sebagai hasil

penelitian.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian untuk menjawab tujuan

penelitian tentang efektivitas metode pembelajaran bed side teaching terhadap

peningkatan pengetahuan dan kemampuan psikomotor mahasiswa DIII di

Lahan Praktek Ruang Melati RSUD Dr. Harjono S, SPOG Ponorogo.

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 30 mahasiswa DIII Kebidanan

Akademi Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun. Dengan melakukan

penelitian ini diarahkan pada tingkat pengetahuan dan kemampuan psikomotor

mahasiswa dalam melakukan perasat vulva hygiene kepada ibu nifas. Setiap

mahasiswa dilakukan skoring atau dinilai dengan alat ukur berupa kuesioner

untuk mengukur tingkat pengetahuan dan cek list untuk mengukur

kemampuan pcychomotor yang telah terstandar untuk mahasiswa DIII

Kebidanan sebanyak dua kali penilaian yaitu pre dan post test bed side

teaching

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

RSUD Dr. Harjono Ponorogo berada di Jalan Ciptomangunkusumo

82 Ponorogo, masuk wilayah kelurahan Keniten kecamatan Ponorogo.

RSUD Ponorogo memiliki ruang rawat sejumlah 11 ruang yaitu ruang

Mawar, Dahlia, Flamboyan, Anggrek, Delima, Melati, ICU, ICCU,

Recovery Room, Perinatologi dan Tulip. RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

merupakan rumah sakit tipe B, sehingga memungkinkan digunakan tempat

praktek bagi mahasiswa keperawatan maupun kebidanan. Mahasiswa yang

praktek di ruang Melati berasal dari intitusi pendidikan di wilayah Jawa

Timur dan Jawa Tengah. Selain itu RSUD Dr. Harjono merupakan rumah

sakit rujukan untuk rumah sakit swasta dan BPS yang berada di wilayah

Ponorogo dan rumah sakit pemerintah dari wilayah Kabupaten Pacitan,

Trenggalek, dan Wonigiri.

Ruang Melati merupakan ruang bersalin dengan jumlah persalinan

987 setahun dengan rincian persalinan patologis sejumlah 927 dan

fisiologis sejumlah 60. Kapasitas tempat tidur ruang Melati sejumlah 26

tempat tidur, BOR 72,32%, dan tenaga bidan sejumlah 21 orang. Tenaga

medis yaitu dokter spesialis Obsetri dan Ginekologi sejumlah 3 orang.

Jumlah mahasiswa yang melakukan praktek di Ruang Melati dalam

tahun 2010 adalah mahasiswa S1 Keperawatan sejumlah 63 mahasiswa,

DIII keperawatan dan kebidanan sejumlah 1123 mahasiswa.

Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa yang melakukan

praktek klinik di ruang Melati ditentukan oleh masing-masing institusi.

Para pembimbing lahan (bidan) mempunyai tanggung jawab memberikan

bimbingan kepada seluruh mahasiswa yang melakukan praktek. Peran

bidan sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam memenuhi

kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga dibutuhkan metode

pembelajaran yang sesuai. Metode pembelajaran klinik yang digunakan

antara lain pre conferen, bedside teaching, dan post conferen. Pembimbing

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

ruangan ditentukan oleh pihak rumah sakit dengan mempertimbangkan

strata pendidikan dan kemampuan pembimbing.

B. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan

maksud untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode bed side

teaching terhadap pengetahuan dan psikomotor mahasiswa. Jumlah sampel

yang digunakan adalah 30 orang mahasiswa.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat dibuat tabulasi

data hasil dari pengetahuan sebelum dan sesudah bed side teaching

sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan Bed side teaching

a. Distribusi frekuensi pengetahuan sebelum bedside teaching

dengan kategori ordinal.

Gambar 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan sebelum bedside teaching dengan kategori ordinal

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berdasarkan gambar.3: didapatkan dari 30 responden hampir

setengahnya yaitu 12 responden (40%) pengetahuan dalam

kategori cukup.

2. Tingkat pengetahuan sesudah dilakukan bedside teaching

a. Distribusi frekuensi pengetahuan sesudah bed side teaching

dengan kategori ordinal.

Gambar 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan sesudah bedside teaching dengan kategori ordinal

Berdasarkan gambar 4 :didapatkan dari 30 responden hampir

seluruhnya yaitu 23 responden (77%) pengetahuan dalam kategori

sangat baik, dan tidak satupun (0%) yang mempunyai tingkat

pengetahuan dalam kategori kurang dan gagal.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Pengaruh bed side teaching dalam peningkatan pengetahuan

Gambar 5. Grafik pengetahuan responden sebelum dan sesudah bed side teaching

Grafik di atas menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah

diberikan pembelajaran dengan bed side teaching meningkat walaupun

masih ada yang tetap dan bahkan menurun. Hal tersebut membuktikan

bahwa pemberian metode bed side teaching memberikan pengaruh

terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa tentang vulva hygiene.

Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil analisis statistic dengan

menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh metode bed side teaching terhadap peningkatan

pengetahuan mahasiswa tentang vulva hygiene. Adapun langkah-langkah

dalam perhitungan wilcoxon adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesa

Ho : Tidak ada pengaruh/beda pengetahuan sebelumdan sesudah bed side

teaching

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

H1 : Ada pengaruh/beda pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah

bed side teaching

b. Menentukan α dan P-Value dari hasil penelitian

Pada penelitian ini z hitung 4.165 (a) seperti pada lampiran 13 halaman

84 α = 0.05 dan P-Value uji statistic wilcoxon didapatkan 0.000

c. Membandingkan P-Value dengan α dan menarik kesimpulan

Untuk menolak H0 dan menerima H1 P-Value harus lebih kecil dari α.

Pada penelitian ini P-Value = 0.000 < α = 0.05 sehingga menolak Ho

dan menerima H1 artinya ada beda pengetahuan sebelum dan

sesudah diberikan bed side teaching.

4. Kemampuan psikomotor sebelum dilakukan Bed Side Teaching

a. Distribusi frekuensi kemampuan pcychomotor sebelum bed side

teaching dengan kategori ordinal.

Gambar 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan psikomotor sebelum bedside teaching dengan kategori ordinal.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan gambar 6 : didapatkan dari 30 responden hampir

seluruhnya yaitu 26 responden (87%) kemampuan psikomotor dalam

kategori kurang, dan 4 responden (13%) kategori gagal, tidak

satupun (0%) dalam kategori cukup, baik, dan sangat baik.

b. Distribusi frekuensi kemampuan psikomotor sebelum bed side

teaching dengan kategori kompeten

Gambar 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan psikomotor sebelum bedside teaching dengan kategori kompeten

Berdasarkan gambar 7: didapatkan dari 30 responden seluruhnya

(100%) kemampuan psikomotor dalam kategori tidak kompeten.

5. Kemampuan psikomotor sesudah dilakukan Bed Side Teaching

a. Distribusi frekuensi kemampuan pcychomotor sesudah bed side

teaching dengan kategori ordinal.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan psikomotor sesudah bedside teaching dengan kategori ordinal

Berdasarkan gambar 8 didapatkan kemampuan psikomotor

responden sesudah bedside teaching seluruhnya (100%) dalam

kategori sangat baik

b. Distribusi frekuensi kemampuan psikomotor sesudah bed side

teaching dengan kategori kompeten

Gambar 9. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan psikomotor sesudah bedside teaching dengan kategori kompeten

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kemampuan psikomotor responden setelah dilakukan bedside

teaching seluruhnya dalam kategori kompeten.

3. Pengaruh Bed side teaching Terhadap Kemampuan Psikomotor

Mahasiswa

Gambar 10. Grafik Psikomotor responden sebelum dan sesudah bed side teaching.

Grafik di atas menunjukkan bahwa psikomotor responden sesudah

diberikan pembelajaran dengan bed side teaching meningkat dengan tajam

bahkan tidak ada yang tetap dan menurun. Hal tersebut membuktikan

bahwa pemberian metode bed side teaching memberikan pengaruh yang

sangat bagus terhadap peningkatan kemampuan psikomotor mahasiswa

tentang vulva hygiene. Hasil tersebut dikuatkan dengan hasil analisis

statistic dengan menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon bertujuan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh metode bed side teaching terhadap

kemampuan psikomotor mahasiswa tentang vulva hygiene. Adapun

langkah-langkah dalam perhitungan wilcoxon adalah sebagai berikut:

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Menentukan hipotesa

Ho : Tidak ada pengaruh/beda kemampuan psikomotor mahasiswa

sebelum dan sesudah bed side teaching

H1 : Ada pengaruh/beda kemampuan psikomotor mahasiswa sebelum

dan sesudah bed side teaching

b. Menentukan α dan P-Value dari hasil penelitian

Pada penelitian ini nilai z hitung 4.795 (a) seperti pada lampiran 14

halaman 85 α = 0.05 dan P-Value uji statistic wilcoxon didapatkan

dengan 0.000

c. Membandingkan P-Value dengan α dan menarik kesimpulan

Untuk menolak H0 dan menerima H1 P-Value harus lebih kecil dari α.

Pada penelitian ini P-Value = 0.000 < α = 0.05 sehingga menolak Ho

dan menerima H1 artinya ada beda kemampuan psikomotor

mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan bed side teaching.

C. Pembahasan

Tuntutan pelayanan kesehatan yang meningkat harus diimbangi

dengan kemampuan lulusan bidan yang kompeten sehingga diperlukan

proses pembelajaran yang sistematik agar mahasiswa siap menjadi tenaga

yang profesional. Dalam praktek ditatanan nyata maka mahasiswa akan

mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang klien dan berbagai

masalah kesehatannya dengan bantuan pembimbing klinik. Pembelajaran

klinik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kompentensi dan

kualitas mahasiswa DIII Kebidanan.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi mahasiswa DIII

Kebidanan meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian ketiga

ranah tersebut dapat dicapai pada pembelajaran teori, laboratorium dan

klinik atau lapangan. Strategi untuk pencapaian kompetensi diperlukan

metode yang sesuai. Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat

diterapkan pada mahasiswa kebidanan dan setiap metode instruksional

berfungsi sebagai cara untuk mencapai tujuan. Jenis metode pembelajaran

klinik kebidanan meliputi eksperensial, konferensi, bedside teaching,

penyelesaian masalah, observasi, simulasi, dan ronde keperawatan.

Pemilihan metode harus tepat agar tujuan pembelajaran tercapai.

Banyaknya jenis keterampilan (kompetensi) yang harus dicapai oleh

mahasiswaa kebidanan, maka mengharuskan pembimbing memilih metode

dan mengkombinasikan metode yang sesuai.

Tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena

dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Proses terjadinya adopsi pengetahuan

secara berurutan adalah sebagai berikut:1) Awareness (kesadaran), dimana

orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap

stimulus objek, 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek

tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul, 3) Evalution

(menimbang-nimbang) terhadap baik atau buruknya stimulus tersebut bagi

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, 4) Trial,

dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus, dan 5) Adaption, dimana subjek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan mahasiswa tentang vulva higiene didapat selama

pembelajaran dengan metode ceramah atau diskusi di kelas. Dosen

memberikan materi yang berkaitan dengan pokok bahasan. Metode

ceramah berbentuk penjelasan kepada mahasiswa dan biasanya diikuti

tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Metode ini mempunyai

keterbatasan yaitu partisipasi mahasiswa rendah, kemajuan mahasiswa

sulit dipantau, dan perhatian serta minat mahasiswa tidak dapat dipantau

(Suparman, 2001).

Sementara itu, kemampuan psikomotor mahasiswa dalam

melakukan vulva higiene sebelum praktek klinik didapatkan dari

pengalaman selama pembelajaran laboratorium di institusi pendidikan

dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode

pembelajaran yang menyajikan sustu prosedur atau tugas, cara

menggunakan alat, cara berinteraksi dengan klien. Peserta didik dapat

melihat dan mendengar prosedur, langkah-langkah, dan penjelasan yang

mendasar. Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan, pokok-pokok

penting yang merupakan fokus perhatian (Nursalam, 2007). Kegiatan

pembelajaran laboratorium dapat menggunakan panthoom dengan Standart

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Operasional Prosedur yang telah dibuat oleh institusi pendidikan yang

bersangkutan. Idealnya kegiatan laboratorium dimulai dengan demonstrasi

oleh dosen pengampu kemudian mahasiswa mencoba secara mandiri. Hal

ini memungkinkan mahasiswa mendapat pengalaman mencoba jenis

keterampilan berdasarkan instruksi dari dosen.

Bed side teaching adalah pembelajaran keterampilan pemecahan

problem pasien sehingga permasalahan yang berkaitan dengan gejala dan

tanda bisa langsung dilakukan tindakan oleh siswa. Aktivitas ini dilakukan

disamping tempat tidur klien (Nursalam, 2007). Rangkaian kegiatan bed

side teaching merupakan siklus pembelajaran klinik yang mengacu pada

Clinical learning cycle yaitu: 1) tahap preparation merupakan pembekalan

keterampilan di laboratorium, 2) tahap briefing merupakan

pengorganisasain kegiatan lebih lanjut. Pada tahap ini dibuat perencanaan

mengenai apa yang dapat dipeljari mahasiswa selama berinteraksi dengan

klien beserta penyakit dan jenis ketrampilan, 3) clinical encounter , pada

tahap ini mahasiswa akan berinteraksi langsung dengan klien. Fase ini

memiliki pengaruh paling kuat terhadap pembelajaran karena mahasiswa

akan mendapatkan pengalaman yang jelas tentang keterampilan, dan 4)

tahap debriefing yang berfungsi meriview apa yang terjadi selama

berinteraksi dengan klien (Unissula, 2009).

Metode Bed side teaching merupakan komponen esensial dari clinical

training. Keuntungan dari bed side teaching adalah memberikan kepada

siswa untuk menggunakan semua panca indera (pendengaran, penglihatan,

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

penghidu dan peraba) mereka untuk mempelajari pasien dan

permasalahannya (Unissula, 2009). Karakteristik inilah yang akan

membantu siswa mengingat situasi klinik pembelajaran. Mahasiswa

mendapatkan pengarahan tentang konsep vulva hygiene, kemudian

dipraktekkan kepada klien, maka mahasiswa akan mudah mengingat,

memahami dan akhirnya mampu melakukan keterampilan sesuai dengan

prosedur.

Hasil analisis pengetahun dan Psikomotor sebelum dan sesudah

bed side teaching dalam gambar berikut:

Gambar 11 Diagram pengetahun dan Psikomotor sebelum dan sesudah bed side teaching

Berdasarkan gambar 11: didapatkan perbedaan pengetahuan

sebelum dan sesudah dilakukan bed side teaching. Nilai pengetahuan yang

terendah sebelum bedside teaching sebesar 77,7 dan nilai setelah bedside

teaching sebesar 93,7. Selisih nilai pengetahuan sebelum dan sesudah

dilakukan bedside teaching sebesar 16. Sedangkan nilai psikomotor

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

terendah sebelum bedside teaching sebesar 57,5 dan nilai terendah sesudah

bedside teaching sebesar 94,6. Selisih nilai psikomotor sebelum dan

sesudah dilakukan bedside teaching sebesar 37,1.

Gambaran efektifitas bedsite teaching terhadap pengetahun dan

Psikomotor dapat dilihat dari gambar berikut.

Gambar 12 Grafik efektifitas bedsite teaching terhadap pengetahun dan Psikomotor

Berdasarkan gambar 11 psikomotor mahasiswa setelah dilakukan

bedside teaching lebih merata dibandingkan dengan pengetahuan, Hal ini

menunjukkan bahwa bedside teaching lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan psikomotor mahasiswa tentang vulva hygiene.

Dari hasil tersebut di atas menggambarkan bahwa metode

pembelajaran bed side teaching memiliki beberapa keunggulan antara lain

dapat melatih sikap mahasiswa baik fisik maupun psikologik, dapat

meningkatkan kemampuan teknik dalam melakukan berbagai keterampilan

karena itu sangat tepat bila bed side teaching dilaksanakan untuk

mendemonstrasikan sesuatu yang belum pernah diperoleh mahasiswa

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sebelumnya atau apabila mahasiswa menghadapi kesulitan penerapan,

pemahaman mahasiswa lebih jelas karena jumlah mahasiswa dibatasi 5-6

mahasiswa saja. Bila ada kekeliruan dapat langsung diberikan umpan balik

sehingga mahasiswa tidak melakukan kesalahan berulang serta sangat

membantu dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan

psikomotor mahasiswa.

Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi

penjiwaan atas dasar teori yang dipahami tentang vulva hiegine

(Pusdiknakes, 2010). Aspek psikomotor yang dinilai meliputi tingkatan

kemampuan yaitu: 1) kemampuan meniru (perception) tindakan yang

diamati, 2) memanipulasi (manipulating), yaitu tindakan berdasarkan

konsep, 3) kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar sesuai

prosedur (precision), 4) kemampuan melakukan serangkaian tindakan

secara berurutan secara teliti dan benar (articulation), dan 5) melakukan

tindakan secara wajar dan efisien (naturalization).

Merangsang motivasi mahasiswa untuk berani mempraktek

keterampilan bukanlah hal mudah. Penerapan metode pembelajaran

merupakan cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah

lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik yang saling

berinteraksi dalam melakukan kegiatan sehingga proses berjalan baik

(Nursalam dan effendi, 2008). Apabila penerapan penerapan metode

pembelajaran tepat dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan

meningkatkan motivasi. Domain psikomotor akan membuat peserta didik

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menjadi lebih aktif (Bastabel, 2004)

Pembelajaran akan lebih baik jika diajarkan antara pembimbing

klinik, mahasiswa dan klien. Dengan metode bedside teaching, maka

peserta didik akan menjadi lebih aktif sehingga akan mengembangkan

pemahaman terhadap keterampilan vulva hygiene. Adanya kesempatan

untuk menerapkan teori tentang vulva hiegien kepada klien dan

didampingi oleh pembimbing akan menyebabkan mahasiswa termotivasi

untuk mencoba. Pembimbing klinik yang berada di samping klien dan

mahasiswa menimbulkan percaya diri pada mahasiswa karena apabila ada

kesalahan, maka pembimbing langsung dapat memberikan contoh yang

benar. Adanya komunikasi dan keterlibatan bersama ini meningkatkan

psikomotor mahasiswa dalam melakukan vulva hygiene.

Pembelajaran praktek klinik dengan pendekatan metode bed side

teaching sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan psikomotor

pada mahasiswa. Hal ini sesuai pepatah “apa yang saya dengar saya lupa”.

Apa yang saya lihat, saya ingat dan apa yang saya lakukan saya tahu,

menurut tan (1987) dalam Nursalam (2008:15) bila seseorang telah

mencapai fase akhir dalam belajar atau fase otonomi, maka peserta didik

dapat menerapkan konsep-konsep dan teori-teori keperawatan secara

efektif dalam praktek.

Menurut Banner dalam Nursalam (2008:15), suatu tingkatkan dalam

melakukan berbagai keterampilan (intelektual dan teknikal) yang

berhubungan dengan prinsip-prinsip dan teori dapat dicapai melalui

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pembelajaran praktikum. Demikian juga menurut Gagne (1976) dalam

Nursalam, 2008:15) menyatakan bahwa kondisi untuk mempelajari

keterampilan memerlukan petunjuk dari pengajar yang menciptakan

pengalaman praktek agar para peserta didik tahu apa yang harus mereka

lakukan, tahu bagaimana melakukan tindakan, dan melakukan latihan

keterampilan, serta menerima hasil belajarnya. Dimensi lain tentang tujuan

pembelajaran praktikum adalah “melatih berfikir sambil melakukan”.

Untuk itu peserta didik perlu mendapatkan bimbingan sungguh-sungguh

dari pengajar untuk mempraktekkan kegiatan berfikir dan merefleksikan

sambil melakukan kegiatan.

Sasaran program pembelajaran praktikum adalah agar peserta didik

dapat mengintegrasikan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

dan teori ilmu pengetahuan dalam praktek klinik (Nursalam, 2008:15). Bed

side teaching bermanfaat untuk menguasai keterampiln prosedural,

menumbuhkan sikap profesional, mempelajari perkembangan

biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan (Nursalam,

2008:348).

Metode pembelajaran bedside teaching sangat efektif dalam

meningkatkan kemampuan psikomotor mahasiswa kebidanan, sementara

pencapaian kemampuan kognitif mahasiswa dapat dicapai dengan

pembelajaran motode lain misalnya ceramah atau diskusi. Selama

pembelajaran metode bedside teaching biasanya pembimbing kurang detail

menjelaskan tentang vulva hygiene tetapi lebih fokus kepada tindakan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

langsung kepada klien. Hal-hal yang bersifat terapan langsung akan mudah

di pahami dan diaplikasikan oleh mahasiswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan, terdapat

beberapa keterbatasan penelitian antara lain:

1. Adanya kesulitan melibatkan seluruh bidan dalam pelaksanaan

bimbingan metode bedside teaching kepada mahasiswa, hal ini karena

terbatasnya jumlah bidan dan kesibukan tim kesehatan.

2. Kesulitan mencari penelitian sejenis yang berguna sebagai pembanding

atau penguat literatur.

3. Perbedaan karakteristik mahasiswa dan kesiapan mahasiswa dalam

mengikuti pembelajaran bedside teaching.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. bed side teaching sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan

psikomotorik mahasiswa

2. bed side teaching sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa

B. IMPLIKASI

1. Terhadap mahasiswa: Mahasiswa akan lebih mudah untuk memahami dan

menerapkan pengetahuan yang didapatkan di perkuliahan,dan mahasiswa

mampu memaknai proses belajar di bidang pekerjaan secara nyata

sehingga mempunyai pengalaman dalam melaksanakan prosedur tindakan

dengan benar berlatih komunikasi dan bersikap yang dapat membentuk

sikap profesionalisme dikemudian hari.

2. Terhadap sumber daya manusia di lahan praktek : Tenaga kesehatan di

lahan praktek termotivasi untuk selalu meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan serta dapat membangun kerjasama, dan dapat menjalin

keakraban antara klinikal instuktur , mahasiswa serta pembibing institusi

pendidikan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Terhadap Institusi Pendidikan : Mampu meningkatkan kwalitas

pendidikan dengan menyediakan tenaga kesehatan yang siap pakai bukan

siap latih.

4. Terhadap pasien akan terbangun hubungan yang lebih akrab dan dapat

meningkatkan kepuasan pelayanan asal saat pelaksanaan pembimbingan

dikomunikasikan dengan baik dan tetap menjaga privasi pasien.

5. Terhadap Program Pemerintah ; Memberikan kontribusi dalam rangka

menurunkan morbiditas dan mortalita sehingga dapat meningkatkan

derajat kesehatan di Indonesia.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentangefektifitas pembelajaran

bedside teaching terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan

psikomotor, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan pembimbing klinik untuk dapat menerapkan metode

bedside teaching dalam bimbingan praktek kepada semua mahasiswa

sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi praktek klinik.

2. Memberi pemahaman dan pelatihan kepada pembimbing klinik tentang

metode bed side teaching dalam bimbingan klinik kebidanan.

3. Melengkapi fasilitas untuk memberikan pembelajaran yang sesuai

dengan teori. Perlu penambahan instrument atau bahan lain yang

digunakan oleh mahasiswa, sehingga Standart Operasional Prosedur

dapat dilakukan semua oleh mahasiswa.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIFITAS ...eprints.uns.ac.id/4204/1/192321011201108061.pdf · mahasiswa DIII Kebidanan Bakti Husada Mulia Madiun yang sedang praktek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh bed side teaching

terhadap kepuasan klien dalam menerima pelayanan kesehatan.

5. Institusi pendidikan hendaknya membuat cek list dan Standar

Operasional Prosedur kemudian dilakukan sosialisasi dengan institusi

lahan praktek.Selain itu menyiapkan mahasiswa sebelum masuk ke

lahan praktek baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.