62
1: Definisi, Jenis dan Kegiatan Usaha Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan PERBANKAN adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup PERBANKAN adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. kegiatan usahanya. BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak rakyat banyak Asal Mula Kegiatan Bank Dari Sistem Barter ke Sistem Moneter Kegiatan awal bank adalah penukaran uang dan menyimpan uang Kegiatan Bank berkembang menjadi pemberian kredit dan jasa – jasa perbankan lainnya Berdasarkan kegiatan usahanya, Bank dibedakan atas: BANK umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran lalu lintas pembayaran . Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran KEGIATAN USAHA BANK Menghimpun Dana dari masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito (sumber dana tradisional) dan sumber dana lainnya. Dari aktivitas ini bank harus membayar bunga kepada pemilik dana. Menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Dari aktivitas ini bank memperoleh pendapatan bunga dari peminjam dana. Memberikan jasa layanan perbankan, antara lain : perantara penjualan produk investasi (reksa dana),pengiriman / transfer uang, penyewaan safe deposit box, dll. Dari aktivitas ini bank memperoleh pendapatan berupa fee dan biaya-biaya yang dikenakan atas jasa yang diberikan. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

Diktat Perbankan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Perbankan - Anni Darini

Citation preview

1:Definisi, Jenis dan Kegiatan Usaha BankMenurut UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

PERBANKAN adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup PERBANKAN adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.usahanya.

BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Asal Mula Kegiatan Bank

Dari Sistem Barter ke Sistem Moneter

Kegiatan awal bank adalah penukaran uang dan menyimpan uang

Kegiatan Bank berkembang menjadi pemberian kredit dan jasa – jasa perbankan lainnya

Berdasarkan kegiatan usahanya, Bank dibedakan atas:

BANK umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaranpembayaran.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidaktidak memberikan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran jasa dalam lalu lintas pembayaran

KEGIATAN USAHA BANK

Menghimpun Dana dari masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito (sumber dana tradisional) dan sumber dana lainnya. Dari aktivitas ini bank harus membayar bunga kepada pemilik dana.

Menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Dari aktivitas ini bank memperoleh pendapatan bunga dari peminjam dana.

Memberikan jasa layanan perbankan, antara lain : perantara penjualan produk investasi (reksa dana),pengiriman / transfer uang, penyewaan safe deposit box, dll. Dari aktivitas ini bank memperoleh pendapatan berupa fee dan biaya-biaya yang dikenakan atas jasa yang diberikan.

Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

BANK SENTRAL Perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter

Pengaturan dan pengawasan sistem perbankan

Pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran

BANK UMUM (KOMERSIAL) Menghimpun Dana

Menyalurkan dana

2:Jasa dalam lalu lintas pembayaran

BPR Menghimpun Dana tetapi tidak diperkenankan menerima simpanan giro

Tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Kegiatan Usaha Bank dilihat dari sisi NERACA

AKTIVAPASSIVA

• Memberikan pinjaman (kredit) • Menempatkan dana pada bank

lain • Memberikan pinjaman kepada

bank lain

• Menghimpun dana dari masyarakat (giro, tabungan, deposito)

• Meminjam dana dari bank lain

Kegiatan Utama pada Bank Umum

Pada umumnya ada 6 kegiatan atau fungsi utama yaitu:

1. Operasional (operations) / Back Office à aktivitas yang menunjang kelancaran kegiatan unit utama berupa :

Administrasi dan pembukuan

Penyusunan laporan keuangan

Pengelolaan sistem informasi dan teknologi

Logistik, umum dan pemeliharaan lainnya

2. Pemasaran (marketing) Kegiatan memperkenalkan dan menjual produk bank, yaitu:

Memasarkan produk aktiva kepada nasabah terpilih à hubungan dengan kegiatan perkreditan

Memasarkan produk pasiva kepada nasabah pemilik dana à hubungan dengan pendanaan (treasury)

3. Perkreditan (loan / credit)

Umumnya kegiatan bank terkonsentrasi pada bidang perkreditan

Memberikan sumbangan terbesar kepada pendapatan bank melalui

interest based activity à memperoleh keuntungan berupa bunga kredit sebagai kontra prestasi dari atas kredit yang diberikan kepada nasabah

Fee based activities à kegiatan yang menghasilkan pendapatan berupa provisi, komisi, commitment fee, appraisal fee, supervision fee dll sebagai akibat dari pemberian kredit oleh bank

4. Pendanaan (treasury)

3:Kegiatan yang dilakukan melalui dua sisi pada neraca bank yaitu:

Sisi pasiva à mengoptimalkan perolehan dana dalam bentuk produk-produk pasiva untuk memenuhi komitmen pemberian kredit

Sisi aktiva à memaksimalkan alokasi perolehan dana kepada aktiva produktif sehingga memperoleh spread positif yang cukup signifikan sebagai pendapatan bank

Secara garis besar kegiatan sbb:

Mencari dan menentukan sumber dana yang semurah mungkin

Mencari dan menentukan alokasi dana yang paling menguntungkan

Menetapkan tingkat suku bunga produk-produk aktiva dan pasiva (SBI sebagai acuan)

Menetapkan kebijakan pengelolaan dana dalam komite ALCO

5. Pengelolaan SDM (HRD)

Aktivitasnya mencakup :Perencanaan SDM, Rekruitmen, Selesai, Penempatan, Pendidikan dan Pelatihan, Sistem Penggajian, Reward & Punishment, Penjenjangan Karir.

6. Pengawasan (audit)

Dalam sistem perbankan di Indonesia dikenal adanya 3 lapisan pengawasan :

Pengawasan intern (internal audit) à dilakukan secara berkala oleh satuan unit kerja bank

Pengawasan ekstern (eksternal audit) à pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik yang ditunjuk berdasarkan RUPS bank

Pengawasan Bank Indonesia à pemeriksaan oleh BI baik secara berkala maupun insidential berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan BI sesuai kewenangan yang diperoleh melalui UU

NERACA BANK UMUM (on Balance Sheet) (Assets = Liabilities + Capital)

AKTIVA PASIVA• Kas • Giro pada BI • Tagihan pada bank lain (giro, call

money, deposito berjangka, kredit yg diberikan)

• Surat berharga dan tagihan lainnya • Kredit yg diberikan • Penyertaan • Cadangan aktiva yg diklasifikasikan • Aktiva tetap dan inventaris • Aktiva lain-lain

• Giro • Call money • Tabungan • Deposito berjangka • Kewajiban lainnya • Surat berharga • Pinjaman diterima (BI, subordinasi

lainya) • Pasiva lain-lain • Modal (modal disetor, agio saham,

cadangan, laba ditahan) • Laba(rugi) tahun berjalan

4:Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)

Pendapatan dan Beban Operasional

1 Pendapatan Bunga xxxxx2 Beban Bunga xxxxx3 Pendapatan Bunga Bersih (1 – 2) xxxxx4 Pendapatan Operasinal Lainnya xxxxx5 Beban Operasional Lainnya xxxxx6 Laba Operasional (3+4-5) xxxxx

Pendapatan dan Beban non Operasional 7 Pendapatan non operasional xxxxx8 Beban non operasional xxxxx9 Pendapatan non operasional bersih (7

– 8) xxxxx

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (6+9) xxxxx

SUMBER DANA BANK DAN BIAYA DANASUMBER-SUMBER DANA BANKSumber utama dana bank berasal dari simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Ketiga sumber dana ini disebut sumber dana tradisional.

GIRO (DEMAND DEPOSIT)

GIRO (DEMAND DEPOSIT) sering juga disebut CHECKING ACCOUNT adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.

Karakteristik giro dilihat dari sudut pandang bank dan nasabah sbb:

BANK NASABAH sumber dana yang sangat labil karena

sifat penarikannya, mempengaruhi pola manajemen

likuiditas, bank harus mengikuti perilaku penarikan nasabah gironya

sumber dana dengan biaya murah, tingkat bunga relatif lebih kecil dibandingkan simpanan lainnya

alat pembayaran yang efisien karena sifat penarikannya

umumnya dimiliki oleh nasabah untuk memperlancar kegiatan bisnisnya

CEK à pada prinsipnya merupakan perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat penyerahannya.

KUHD (205) : “tiap tiap cek harus dibayar pada hari penunjukannya meskipun cek diunjukkan untuk pembayarannya sebelum hari yang disebut sebagai hari/tanggal dikeluarkannya”.

5:BILYET GIRO à pada dasarnya merupakan perintah kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah tertentu uang atas beban rekening penarik, pada tanggal yang ditentukan, kepada pihak yang tercantum dalam warkat bilyet giro tersebut.

PERHITUNGAN JASA GIRO

Umumnya berdasarkan saldo harian dan saldo rata-rata per bulan

Dibatasi pada jumlah saldo minimum yang ditetapkan bank

PERHITUNGAN BUNGA JASA GIRO

SISTEM BUNGA TUNGGAL à satu jenis tingkat bunga berapapun besarnya saldo giro

SISTEM BUNGA BERTINGKAT à tingkat suku bunga bervariasi, dihitung berdasarkan ketentuan masing2 tingkat suku bunga jasa giro untuk tiap2 jumlah saldo giro 

TABUNGAN (SAVING DEPOSIT)

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati

Tidak dapat ditarik dengan cek / bilyet giro

Sumber dana relatif mahal

Perhitungan bunga berdasarkan saldo harian, saldo rata-rata atau saldo terendah dari tabungan

DEPOSITO BERJANGKA (TIME DEPOSIT)

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank.

Merupakan simpanan atas nama, hanya dapat ditarik dan diuangkan oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito

Fixed deposit à jangka waktu penarikan tetap, umumnya 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan

Hanya dapat ditarik dan diuangkan pada saat jatuh temponya

Pencairan sebelum jatuh tempo dikenakan penalti

Metode perpanjangan deposito berjangka :

Automated rollover (aro) à fasilitas perpanjangan secara otomatis

Atas permintaan nasabah

Setiap kali perpanjangan akan dikenakan bunga baru, sedangkan ketentuan lainnya yaitu jangka waktu, metode pembayaran bunga tetap sama seperti kontrak sebelumnya.

Metode pembayaran pendapatan bunga dari deposito:

Ditransfer ke rekening tabungan / giro pada bank yang sama

Ditransfer ke rekening pada bank lain

6: Menambah jumlah pokok deposito

Deposito Berjangka merupakan Sumber dana yang mahal bagi bank, karena bunga yang harus dibayar oleh bank terhadap sumber dana ini relative lebih tinggi dari simpanan dalam bentuk giro atau tabungan. Akan tetapi dalam hal manajemen likuiditas, penyediaan likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana hampir dapat diprediksi secara akurat.

Jenis deposito lainnya:

DEPOSIT ON CALL

Deposito harian à simpanan pihak ketiga kepada bank yan penarikannya hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu sesuai kesepakatan

Jangka waktu keharusan pemberitahuan penarikan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya dana yang ditarik

Perpaduan antara giro dan deposito

SERTIFIKAT DEPOSITO (CERTIFICATE OF DEPOSIT)

- Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjual belikan.

Karakteristik:

- Diterbitkan atas unjuk & dengan jangka waktu tertentu

- Dapat diperjualbelikan

- Merupakan instrumen pasar uang

- Bunga dibayar dimuka

- Dapat dijadikan jaminan

BIAYA DANA

• COST of FUND Biaya yang dikeluarkan atas dana yang dihimpun sebelum diperhitungkan besarnya ketentuan cadangan likuiditas wajib atau reserve requirement

• COST of LOANABLE FUND Biaya dana setelah dikurangi ketentuan reserve requirement.

• COST of MONEY ∑ COST OF LOANABLE FUND + BIAYA OVERHEAD

OVERHEAD COST : biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba seperti biaya administrasi & umum

RESERVE REQUIREMENT à

7: dinyatakan dalam persentase tertentu dari jumlah dana yang diterima dari masyarakat

(DPK).

Cadangan likuiditas wajib yang harus selalu tersedia di sisi aset neraca bank baik dicatat dalam pos Kas atau Giro pada bank sentral (ketentuan Giro Wajib Minimum)

Semakin besar ketentuan reserve requirement atau saldo GWM yang ditetapkan bank sentral, semakin semakin besar pula biaya dana (cost of loanable fund) bank.

PBI No. 12/19/PBI/2010 – Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing (Berlaku 1 Nov 2010)

Semakin tinggi ketentuan persentase likuiditas wajib minimum, maka semakin banyak jumlah dana yang idle (kas atau giro pada BI) à biaya dana bank semakin tinggi karena setiap satu rupiah dana yang idle atau tertahan pada bank sentral merupakan komponen biaya yang harus diperhitungkan bank dalam menentukan besarnya biaya dana

Misalkan : biaya dana rata-rata tertimbang sebesar 15% per tahun, ketentuan cadangan likuiditas wajib (reserve requirement) 5%, Biaya overhead 4%. Maka Cost of loanable fund = 100/95 x 15% = 15,79%. Cost of Money = 15,79 x 4% = 19,79%.

Biaya dana pada dasarnya adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh bank atas keseluruhan dana yang dihimpun dari berbagai sumber. Biaya dana bank merupakan biaya terbesar dari total biaya operasional bank. Biaya dana perlu dihitung karena:

Bank mencari kombinasi sumber dana dengan biaya terendah yang tersedia di pasar

Perhitungan biaya dana yang akurat penting untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh atas aktiva produktifnya

Jenis sumber dana yang dihimpun bank dan penggunaannya memiliki dampak terhadap risiko likuiditas, risiko tingkat suku bunga, dan risiko modal bank

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dana antara lain:

Struktur sumber dana yang dikelola bank

Tingkat bunga yang diberikan kepada deposan

Ketentuan cadangan wajib yang ditetapkan oleh otoritas moneter

Untuk menghitung biaya dana yang bersumber dari giro, deposito, dan tabungan, terlebih dahulu harus dicari biaya dana rata-rata tertimbang dari masing-masing dana tersebut karena sumber-sumber dana ini memiliki tingkat bunga yang ditentukan berdasarkan jumlah saldo dan jangka waktu

Bank memberikan jasa giro berdasarkan jumlah saldo dan lamanya dana tersebut mengendap. Saldo giro dibawah jumlah minimal yang ditetapkan bank tidak diberikan jasa giro.

Tingkat bunga yang diberikan bank untuk deposito berjangka dipengaruhi jangka waktu jatuh temponya.

KONSEP PERHITUNGAN BIAYA DANA BANK

8:Menurut George H. Hampel (1994) ada 3 konsep yang dapat digunakan untuk menghitung biaya dana yang dihimpun bank :

Konsep biaya dana rata-rata historis Konsep yang paling umum digunakan

Penerapannya relatif mudah dan sederhana

Menitikberatkan pada perhitungan biaya dana rata-rata tertimbang yang dihimpun bank pada waktu sebelumnya

Biaya dana rata-rata diperoleh dengan mengalikan jumlah dana dengan tingkat bunga masing-masing sumber dana

Lebih relevan digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan biaya dana bank pada periode sebelumnya

Kelemahan :

- Harus melakukan penyesuaian terhadap jumlah biaya dan keuntungan untuk menutup biaya bunga

- Ada komponen biaya-biaya lain (promosi, operasional) yang berhubungan dengan kegiatan penarikan dana

- Apakah biaya modal juga harus diperhitungkan?

- Tidak realistis untuk menjadi dasar penarikan dana dan penetapan harga (pricing) bila ada perubahan tingkat bunga

Sumber Dana Jumlah Dana (Rp) Tingkat Bunga (%)

Biaya Dana

Dana Berbiaya :Giro TabunganDeposito Berjangka Sertifikat Deposito Pinjaman

1.401.947128.855154.142815.440187.485116.025

5,539,80

11,4011,2510,00

7.12615.10

692.96

021.09

2 11.6

03Dana tidak berbiaya :Saldo Giro dibawah minimumSetoran jaminan Dana titipan Lain-lain

49.50414.31721.52512.342

1.320

JUMLAH 1.451.451 147.887Cost of Fund Dana Berbiaya = [147.887/1.401.947] x 100% = 10,55%Total Cost of Loanable Fund = [147.887/1.451.451] x 100% = 10.19%

Konsep biaya dana rata-rata tertimbang Paling menggambarkan biaya dana bank yang sesungguhnya

Pendekatan yang memperhatikan struktur sumber dana & faktor lain yang berpengaruh langsung pada besarnya biaya dana (tingkat bunga, RR)

9: Perhitungan biaya dana dilakukan dengan cara menghitung biaya dana masing-masing

jumlah dana yang berbiaya untuk mengetahui besarnya tingkat bunga efektif, yaitu tingkat bunga setelah memperhitungkan ketentuan RR

Kontribusi biaya dana masing-masing sumber dana dihitung dari komposisi masing-masing dana dengan tingkat bunga efektif.

Tingkat bunga efektif = Tingkat bunga x RR

Kontribusi Biaya Dana dihitung dengan mengalikan komposisi dana dengan bunga efektif

Contoh soal :

Berikut adalah perhitungan biaya dana dari masing-masing jenis simpanan dana pihak ketiga berupa giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro dikelompokkan berdasarkan jumlah saldo rata-rata

Saldo Girobunga/thn ∑ Dana (Rp)

Biaya Dana

0 - 25 juta 0% 14.317 m 0

> 25 juta - 100 juta 2% 26.634 m 532,68 m> 100 juta - 500 juta 2.5% 42.952 m 1.073,8 m

> 500 juta 3% 57.269 m1.718,07

m

TOTAL   141.172 m3.324,55

mCost of Fund = [3.324,55 m : 141.172 m] x 100% =

2.35%

Tabungan dikelompokkan berdasarkan jumlah saldo rata-rata

Saldo Tabunganbunga/thn ∑ Dana (Rp) Biaya Dana

0 - 100 jt 4.0% 61.657 m 2.466,28 m

> 100 jt - 1 m 4.5% 92.485 m 4.161,83 m

> 1 m 5.0% 120.267 m 6.013,35 m

TOTAL   274.409 m 12.641,46 mCost of Fund = [12.641,46 m : 274.409 m] x 100% =

4.61%

Deposito Berjangka dikelompokkan berdasarkan jangka waktunya

Jangka Waktu bunga/thn ∑ Dana (Rp) Biaya Dana

1 bulan 4.5% 81.544 m 3.669,48 m

3 bulan 4.5% 163.088 m 7.338,96 m

6 bulan 5.0% 244.632 m 12.231,6 m

12 bulan 5.5% 326.176 m 17.939,68 m

TOTAL   815.440 m 41,179,72 mCost of Fund = [41.179,72 m : 815.440 m] x 100% =

5.05%

Kontribusi masing-masing sumber dana dari pihak ketiga sbb:

10:Sumber Dana Jumlah

Dana (Rp) Komposisi Dana (%)

Tingkat Bunga (%)

% RR

Bunga efektif (%)

Kontribusi Biaya Dana

Giro Deposito Berjangka Tabungan Sertifikat Deposito Pinjaman

141.172 m815.440 m274.409 m

xxxxxxxxxx

8,8250,9717,15

xxxxxx

2,355,054,61xxxxxx

55555

2,485,324,85xxxxxx

0,222,710,83xxxxxx

Jumlah 100 xxx

Konsep biaya dana marjinal Bank akan menggunakan biaya marjinalnya , yaitu biaya yang dibayarkan untuk

mendapatkan tambahan dana, dan memperoleh keuntungan (spread) yang dapat diterima atas penambahan aset yang dibiayai dengan dana yang diperoleh tersebut.

Memperhitungkan biaya dana menurut tingkat bunga pasar saat itu

Relatif sederhana dan umumnya digunakan untuk menentukan tingkat bunga kredit kepada nasabah utamanya

Diasumsikan bahwa semua dana yang dibutuhkan diperoleh dari satu sumber, baik melalui pasar uang antar bank maupun melalui penerbitan sertifikat deposito

Biaya dana yang diperoleh tersebut menadi dasar untuk menentukan bunga (pricing) kredit yang diberikan kepada nasabah

CONTOH :

Untuk memenuhi permintaan kredit, bank menerbitkan sertifikat deposito 12 bulan dengan tingkat bunga 12% pa, biaya lain-lain 2.5%, ketentuan likuiditas wajib 5%

Biaya marjinal = [biaya bunga + biaya lain] / [1 – RR] = [12% + 2,5%] / [1 – 0.05] = 15,26%

11:

MANAJEMEN KREDIT, PENENTUAN TINGKAT BUNGA KREDIT PENENTUAN TINGKAT BUNGA KREDIT (LENDING RATE)

Penentuan besarnya tingkat bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah dipengaruhi beberapa variabel:

a) Cost of loanable fund

b) Spread

Dalam pengertian umum adalah selisih antara biaya dana (borrowing rate) dengan tingkat bunga kredit (lending rate) atau selisih antara bidding rate dan offering rate yang sering digunakan dalam transaksi pasar uang.

Dinyatakan dalam persentase

Contoh : Bank menentukan spread 3,5% untuk base lending rate yang dihitung dari perkiraan keuntungan yang diinginkan oleh bank. Proyeksi tsb dapat saja dikuantifikasikan dengan cara menghitung berapa jumlah keuntungan yang diperkirakan dengan jumlah rata-rata outstanding loan dalam satu bulan. Proyeksi keuntungan = IDR

12:42 milyar. Proyeksi penyaluran kredit = IDR 1.200 milyar. Spread = IDR 42 m / IR 1.200 m = 3,5%

c) Overhead Cost

Komponen biaya yang diperhitungkan dalam biaya overhead adalah semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba, antara lain : beban personalia, administrasi dan umum, dll.

Contoh : Biaya overhead yang dikeluarkan bank selama sebulan adalah sebesar IDR 56,1 milyar Jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar IDR 1.402 milyar. Biaya overhad = IDR 56,1 m / IDR 1.402 m = 4%.

d) Tax

Pajak dapat dibebankan penuh atau sebagian, tergantung pada kebijakan bank dalam menghadapi persaingan

e) Risk Factor

Penanaman dana dalam aktiva produktif terutama dalam bentuk kredit memiliki potensi risiko yang dapat menimbulkan kerugian bank.

Faktor risiko perlu dimasukkan sebagai komponen penentuan bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah

Premi risiko dapat diketahui dari pengalaman bank dalam pengelolaan kredit, yaitu dengan melakukan penilaian atas kualitas kredit.

Semakin besar jumlah kredit yang masuk dalam kelompok kredit bermasalah, semakin tinggi risiko yang dihadapi bank.

Faktor risiko dapat dihitung dengan dengan menggunakan metode pembentukan cadangan (penyisihan) penghapusan kredit yang dikaitkan dengan % tertentu terhadap kualitas atau kolektibilitas kredit dibagi dengan rata-rata outstanding loan

Perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan sebagai berikut:

Cadangan Umum : 1% dari total aktiva produktif (kredit)

Cadangan Khusus :

- 5% dari kredit dalam perhatian khusus (special mention)

- 15% dari kredit kurang lancar (substandard)

- 50% dari kredit diragukan (doubtful)

- 100% dari kredit macet (loss)

Contoh: Apabila diasumsikan outstanding loan bank rata-rata sebesar IDR 1.200 milyar dan kolektibilitas kredit masing-masing :

- Lancar 85%

- Dalam perhatian khusus 5%

- Kurang lancar 4%

- Diragukan 3%

- Macet 3%

13:Jumlah kredit berdasarkan tingkat kolektibilitasnya dan jumlah cadangan penghapusan kredit dihitung sbb:

Klasifikasi Kredit (outstanding loan IDR 1.200 m)

Jumlah (IDR)

Kolektibi-litas Kredit

Cadangan Penghapusan

Jumlah Cadangan (IDR)

Cadangan Umum - - 1,0% 12,0

Cadangan Khusus 1. Lancar 2. Dalam Perhatian Khusus 3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet

1.02060483636

85%5%4%3%3%

-5.0%

15,0%50,0%

100,0%

-3,07,2

18,036,0

TOTAL 1.200 100 76,2

Premi Risiko = [76,2 / 1.200] x 100 = 6,35%

Apabila semua variable penentu suku bunga dasar kredit sudah diperoleh, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Cost of Loanable Fund ……………(+) Overhead Cost ……………Cost of Money ……………(+) Spread ……………COM + spread ……………(+) Tax 30% (dari spread) ……………(+) Risk Factor ……………Base Lending Rate ……………

Apabila hasil perhitungan base lending rate lebih tinggi dari market rate, terutama antar bank sejenis atau sekelompoknya (peer group) untuk jenis kredit yang sama, bank seharusnya melakukan evaluasi atau adjustment terhadap komponen / variable biaya yang masih memungkinkan untuk diturunkan

PENENTUAN TINGKAT BUNGA KREDIT (Loan Pricing)

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penentuan tingkat bunga kredit:

- Jangka waktu kredit

- Jaminan kredit (kecukupan & kualitas)

- Kepekaan segmen usaha terhadap persaingan

- Reputasi perusahaan (nasabah)

- Jaminan pihak ketiga

- Hubungan baik dengan nasabah

- Sumber dana pembiayaan proyek

Metode Pembebanan Bunga Kredit

SLIDING RATE

- Pembebanan bunga tiap bulan dihitung dari sisa pinjaman, sehingga jumlah bunga yang dibayar menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman

- Pokok pinjaman yang dibayar sama setiap bulannya

- Cicilan = pokok + bunga, menurun

14:

FLAT RATE

- Pembebanan bunga tiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya

- Pokok pinjaman yang dibayar sama setiap bulannya

- Cicilan = pokok + bunga, tetap sama sampai kredit dilunasi

FLOATING RATE

- Pembebanan bunga tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut

- Pokok pinjaman yang dibayar sama setiap bulannya

- Cicilan = pokok + bunga, berubah

Soal: Perusahaan A memperoleh fasilitas kredit dari bank Mitra senilai Rp 60 juta, Jangka waktu kredit 1 tahun (12 bulan), bunga yang dibebankan 24% per tahun.

MANAJEMEN KREDIT

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga ((UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998)

Definisi tsb memberikan konsekuensi bagi bank dan peminjam hal-hal berikut:

Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu oleh bank (kreditur)

Kewajiban debitur mengembalikan kredit yang diterimanya

Jangka waktu pengembalian kredit

Pembayaran bunga

Perjanjian kredit

TUJUAN dan FUNGSI KREDIT

Tujuan utama pemberian kredit :

Mencari Keuntungan bunga dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah

Membantu usaha nasabah kredit investasi, kredit modal kerja

Membantu pemerintah meningkatkan pembangunan di berbagai sector

Keuntungan penyaluran kredit perbankan bagi pemerintah antara lain:

Penerimaan pajak

15: Membuka kesempatan kerja

Meningkatkan jumlah barang dan jasa

Menghemat devisa

Meningkatkan devisa

JENIS-JENIS KREDIT

Jangka Waktu

• Kredit Jangka Pendek (short term-loan)

• Jangka waktu pengembalian < 1 tahun • Misalnya untuk membiayai kelancaran operasi

perusahaan, termasuk kredit modal kerja

• Kredit Jangka Menengah (medium term-loan)

• Jangka waktu pengembalian 1 – 3 tahun • Biasanya untuk menambah modal kerja (pengadaan

bahan baku)

• Kredit Jangka Panjang (long term-loan)

• Jangka waktu pengembalian > 3 tahun • Digunakan untuk membiayai suatu proyek, perluasan

usaha, rehabilitasi

Tujuan

• Kredit Komersil (commercial loan)

• Untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan

• Misalnya kredit ekspor, kredit usaha pertokoan

• Kredit Konsumtif (Consumer Loan)

• Untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif • Misalnya untuk membeli properti, mobil, dll

• Kredit Produktif • Untuk membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksinya

• Misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah, pemasaran, distribusi

Penggunaan

• Kredit Modal Kerja • Untuk menambah modal kerja debitur • Penggunaan modal kerja akan habis dalam satu siklus

usaha, yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank, kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan untuk dijual / bahan baku untuk diproses menjadi barang jadi kemudian dijual sehingga memperoleh uang kas kembali

• Kredit Investasi • Untuk berinvestasi dengan membeli barang-barang modal

• Merupakan kredit jangka menengah atau jangka panjang untuk membiayai pengadaaan barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian proyek baru.

Jaminan

• Secured Loan (dengan jaminan)

• Kredit diberikan senilai jaminan dari debitur- Jaminan benda berwujud misalnya tanah,

bangunan, kendaraan, mesin, dll- Jaminan benda tak berwujud misalnya sertifikat

atas saham, obligasi, deposito; rekening tabunagn yang dibekukan

• Unsecured Loan (tanpa jaminan)

• Kredit diberikan tanpa jaminan

16:

Segmen Usaha

Sektor industri yang dibiayai oleh bank biasanya dibagi lagi menjadi segmen-segmen usaha misalnya : perdagangan, otomotif, farmasi, tekstil, makanan, konstruksi, dll

Kredit Non Kas à kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasi atau efektif.

Letter of Credit (L/C)

Bank Garansi

ANALISIS KREDIT

Penilaian kredit atau analisis kredit dilakukan oleh suatu tim atau bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang diajukan dengan tujuan untuk menilai kondisi calon debitur.

Analisis kredit ini dimaksudkan agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil, dan aman.

Diharapkan memperkecil risiko default à ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai yang disepakati sebagaimana tertuang dalam perjanjian kredit.

Analisis kredit yang kurang akurat pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya kredit bermasalah dan selanjutnya akan mempengaruhi kualitas portfolio kredit bank

Konsep 5C à dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya.

Prinsip perkreditan tsb adalah : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy

CHARACTER Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup kompleks karena berkaitan

dengan watak dan perilaku seseorang, baik secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya.

Informasi bisa diperoleh dari biodata, daftar hitam, lingkungan usaha / asosiasi usaha

Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan perjanjian kredit.

CAPACITY Berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara sehat untuk

kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan

Untuk mengetahui sejauh mana usaha debitur dapat membayar semua kewajibannya (ability to pay) sesuai perjanjian kredit

17: Untuk mengukur capacity debitur harus dilakukan penelitian terhadap kemampuan di

bidang manajemen, keuangan, pemasaran, dan teknis.

CAPITAL Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal yang memadai

untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya.

Penilaian terhadap permodalan ini penting mengingat kredit yang diberikan bank hanya sebagai tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai keseluruhan modal atau dana yang dibutuhkan debitur.

Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur ke dalam usaha menunjukkan keseriusan dalam menjalankan usaha tsb dan besarnya modal akan memperkuat daya tahan usaha nasabah menghadapi siklus atau fluktuasi bisnis

Idealnya jumlah kredit bank tidak melebihi jumlah modal yang ditanamkan debitur

COLLATERAL Penilaian barang jaminan yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit bank

yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur lainnya

Suatu proyek yang akan dibiayai mungkin feasible tetapi belum tentu memenuhi syarat untuk memperoleh kredit bank karena tidak memadainya jaminan.

CONDITION of ECONOMY Berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu yang secara langsung

mempengaruhi kegiatan usaha debitur

Peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak pada perekonomian secara regional, nasional dan internasional terutama yang berhubungan dengan sektor usaha debitur

Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain mencakup:

Pemasaran à meliputi perkiraan permintaan, daya beli masyarakat, luas pasar, persaingan, barang substitusi, dsb.

Proses produksi à berkaitan dengan perkembangan teknologi, ketersediaan bahan baku, dsb

Keberadaan pasar modal dan pasar uang, kredit penjual, kredit pembeli, perubahan suku bunga dll.

Metode lainnya dalam penilaian kredit dikenal dengan metode 7P :

Personality kepribadian nasabah

Party klasifikasi nasabah berdasarkan modal, loyalitas, karakter

Purpose tujuan pengajuan kredit

Prospect menilai prospek usaha nasabah di masa yang akan datang

Payment mengukur cara dan sumber pengembalian kredit

Profitability kemampuan nasabah memperoleh laba dari usahanya

18: Protection agar jaminan dan usaha nasabah mendapat perlindungan (asuransi

misalkan)

ASPEK-ASPEK PENILAIAN KREDIT

Disamping 5C dan 7P konsep, beberapa aspek berikut sangat penting untuk analisis kredit :

Aspek Pemasaran Kemampuan daya beli masyarakat (purchasing power), Kompetisi, Pangsa pasar,

Kualitas produksi, dsb.

Faktor-faktor tsb akan mempengaruhi perkembangan usaha debitur

Analisis pemasaran perlu dilakukan untuk melihat kondisi pasar saat ini, meliputi penawaran yang sudah ada untuk jenis produk yang direncanakan peminjam dan kemampuan pasar menyerap produk debitur; dan perkembangan dan permintaannya di masa yang akan datang

Aspek Teknis Meliputi kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin, dan peralatan,

ketersediaan dan kontinuitas bahan baku

Kualitas tenaga kerja yang dimiliki dan fasilitas teknis yang ada

Aspek Manajemen Struktur organisasi dan anggota-anggota manajemen, termasuk kemampuan dan

pengalamannya, serta pola kepemimpinan yang diterapkan oleh top manajemen.

Aspek Yuridis Meliputi status hukum badan usaha à akte pendirian yang telah disahkan oleh yang

berwenang,

Legalitas usaha à kelengkapan izin usaha

Legalitas barang-barang jaminan à kepemilikannya harus didukung dengan dokumen yang sah dan dalam penguasaan calon debitur.

Aspek Sosial Ekonomi Untuk mengetahui apakah usaha yang akan dibiayai dengan kredit bank tsb diterima

atau memberi dampak positif atau negatif terhadap lingkungan masyarakat setempat à apakah proyek yang dibiayai mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat atau mungkin bertentangan dengan nilai-nilai sosial / agama setempat.

Aspek Finansial Meliputi keadaan keuangan perusahan debitur yang akan dibiayai

Diperoleh melalui data-data mengenai laporan keuangan, arus dana, realisasi produksi, pembelian dan penjualan.

KREDIT BERMASALAH

Kredit bermasalah (Non Performing Loan – NPL) dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur

19: NPL diukur dari kolektibilitas nya

Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga.

Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan dalam 5 kelompok : lancar(pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss)

Kecenderungan kerugian yang timbul dari kredit yang disalurkan pada dasarnya antara lain dikarenakan:

kurangnya perhatian bank secara serius setelah kredit tsb berjalan

Minimnya analisis yang dilakukan bank pada saat terjadi perubahan dalam siklus usaha

INDIKASI KREDIT BERMASALAHIndikasi INTERNAL:

Perkembangan kondisi keuangn yang cenderung berlawanan dari proyeksi yang diharapkan

Terjadi penundaan pembayaran cicilan pokok dan bunga

Ada anggota eksekutif perusahaan yang mengundurkan diri

Meningkatnya penggunaan fasilitas overdraft

Permintaan penambahan kredit tanpa menyertakan data-data keuangan yang lengkap dan mutakhir

Permohonan perpanjangan atau penjadwalan ulang

Usaha nasabah terlalu ekspansif

Debitur menghindari penyampaian informasi keuangan pada saat diminta

Indikasi EKSTERNAL: Adanya penyelidikan dari lembaga-lembaga keuangan lainnya

Kreditur lain melakukan tindakan proteksi, misalnya penambahan dan pengikatan barang jaminan secara normal

Kegagalan perusahaan membayar pajak

Pemogokan buruh (pekerja) secara terorganisasi

Peluncuran produksi baru oleh pesaing

FAKTOR PENYEBAB KREDIT BERMASALAHDari perspektif bank, terjadinya kredit bermasalah disebabkan oleh berbagai faktor :

Faktor Internal à berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuh pihak bank

Faktor Eksternal à terkait dengan kegiatan usaha debitur yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah

20:

FAKTOR INTERNALa. Kebijakan perkreditan yang ekspansif

Bank dengan excess liquidity menetapkan target kredit yang melebihi kewajaran pertumbuhan kredit

Mendorong pejabat kredit menempuh langkah-langkah agresif dalam penyaluran kredit dan kurang selektif dalam memilih calon debitur

Membajak nasabah dengan memberikan kemudahan yang berlebihan

b. Penyimpangan dalam Pelaksanaan Prosedur Perkreditan

Pejabat bank tidak disiplin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai pedoman dan tata cara yang telah ditetapkan à

- Terbatasnya SDM dan kualitas SDM yang kurang memadai

- Tidak mewajibkan debitur membuat studi kelayakan dan menyampaikan data keuangan yang lengkap

- Pihak internal bank yang sangat dominan dalam pemutusan kredit

c. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit

Kelengkapan dokumen perkreditan

Pemantauan terhadap usaha debitur tidak dilakukan secara rutin

à Menyebabkan kredit yang secara potensial akan bermasalah tidak dapat dilacak secara dini sehingga bank terlambat melakukan langkah-langkah pencegahan

d. Lemahnya sistem informasi kredit

Sistem informasi kredit yang tidak berjalan sebagaimana seharusnya akan memperlemah keakuratan pelaporan bank yang pada gilirannya akan sulit melakukan deteksi dini

e. Itikad kurang baik dari pihak bank

Pemilik atau pengurus bank seringkali memanfaatkan keberadaan bank nya untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan sengaja melanggar ketentuan kehati-hatian perbankan terutama ketentuan legal lending limit

Pemilik dan atau pengurus bank memberikan kredit kepada debitur yang sebenarnya fiktif yang kemudian digunakan oleh pemilik dan atau pegurus bank untuk tujuan lain.

FAKTOR EKSTERNALa. Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit

Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan dari pemerintah atau regulator

Kebijakan yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dapat berpengaruh pada kemampuan debitur membayar cicilan pokok dan bunga kredit

b. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur

Persaingan bank yang sangat ketat dalam penyaluran kredit dapat dimanfaatkan oleh debitur untuk memperoleh kredit melebihi jumlah yang diperlukan, usaha yang tidak jelas atau kegiatan spekulatif.

21: Kondisi persaingan yang tajam, keterbatasan kemampuan teknis dan pengalaman

petugas bank dalam pengelolaan kredit menyebabkan bank menjadi tidak rasional dalam pemberian kredit.

c. Kegagalan usaha debitur

Terjadi karena sifat usaha debitur yang sensitif terhadap pengaruh eksternal, misalnya kegagalan dalam pemasaran produk karena:

Perubahan harga di pasar

Perubahan pola konsumen

Pengaruh perekonomian nasional

d. Debitur mengalami musibah

Debitur meninggal dunia, lokasi usaha mengalami kebakaran atau kerusakan dan tidak dilindungi asuransi.

LOAN REVIEWLOAN REVIEW dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian akibat tidak dibayarnya kembali kredit yang akhirnya harus dihapuskan dari pembukuan bank.

Pemeriksaan ulang (loan review) pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk menilai kembali keadaan debitur, termasuk data-data informasi yang disampaikan kepada bank.

PENYELAMATAN KREDITBeberapa cara pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah sebagai berikut:

Rescheduling (penjadwalan ulang)

Perubahan persyaratan kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu kredit

Hanya diberikan kepada debitur yang memenuhi persyaratan berikut :

Usaha debitur memiliki prospek untuk bangkit kembali

Debitur menunjukkan itikad baik dan adanya keyakinan bahwa debitur tetap berniat terus mengelola usahanya

Reconditioning (persyaratan ulang)

Perubahan sebagian atau seluruh persyaratan kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan kredit lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.

Dapat diberikan dalam bentuk pembebasan sebagian bunga tertunggak atau

Penghentian perhitungan bunga bagi debitur yang bersifat jujur, terbuka, dan cooperative, usahanya masih potensial dapat beroperasi dengan menguntungan

Restructuring (penataan ulang)

22: Perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank, konversi

seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru dan atau

Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali atau persyaratan kembali

Eksekusi barang jaminan

Penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan hutang.

Pelaksanaan ini dilakukan kepada debitur yang sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha debitur yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan

Apabila barang jaminan yang dijual tidak mencukupi untuk menutup seluruh kewajiban debitur, maka bank dapat melakukan penghapusan sisa hutang dari pembukuan bank atau tetap dibukukan dengan harapan debitur akan melunasi kewajibannya di masa mendatang

PENGGUNAAN DANA BANK DAN STRATEGI PENGELOLAANNYAPenggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva.

Prioritas penggunaan dana a. Cadangan primer (primary reserve)

Untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum

Keperluan operasi bank sehari-hari termasuk memenuhi semua penarikan simpanan & permintaan kredit nasabah

Penyelesaian kiring antar bank dan kewajiban segera lainnya

Terdiri dari :

uang kas di bank,

saldo rekening giro pada bank sentral dan bank lainnya

Warkat-warkat dalam proses penagihan

à Disebut CASH ASSET

b. Cadangan sekunder (secondary reserve)

23: Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang

dari satu tahun (penarikan simpanan dan pencairan kredit dalam jumlah besar yang telah diperkirakan)

Memenuhi kebutuhan likuiditas yang segera harus dipenuhi dan kebutuhan lain yang tidak diperkirakan sebelumnya

Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi

Kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan dari deposan & penarikan nasabah debitur

àharus ditanamkan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek yang gampang diperjualbelikan.

c. Penyaluran kredit

Prioritas ketiga penggunaan dana bank adalah pemberian kredit atau loan kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan bank

Merupakan kegiatan utama bank dan merupakan sumber utama pendapatan bank

d. Investasi

Penanaman dana dalam surat berharga jangka panjang

Tujuannnya untuk memaksimalkan penghasilan

Pada prinsipnya tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas karena prioritasnya untuk memberikan pendapatan yang memadai

Instrumen à saham, obligasi

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:

Tingkat bunga atau capital gain (ekspektasi)

Kualitas dan keamanan

Mudah diperjualbelikan

Jangka waktu jatuh tempo

Pajak

diversifikasi

Sifat aktiva a. AKTIVA TIDAK PRODUKTIF

NON-EARNING ASSETS à penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank, terdiri dari:

Alat likuid (Cash Asset): aktiva yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi likuiditas bank

Aktiva Tetap dan Inventaris

24:- Bank hanya diperkenankan menggunakan maksimal 50% dari total modalnya

untuk membiayai seluruh kebutuhan aktiva tetap dan inventarisnya

- Harus dibiayai dari modal sendiri

b. AKTIVA PRODUKTIF

EARNING ASSETS à penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya.

Merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan operasional bank

KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF:

Kredit yang diberikan

Penempatan pada bank lain

Surat-surat berharga

Penyertaan

STRATEGI PENGELOLAAN DANA BANK

Bank harus selalu memelihara kepercayaan masyarakat dengan cara memenuhi kebutuhan nasabah maupun stakeholder lainnya setiap saat dalam hal:

Menyediakan uang tunai sebagai alat likuid untuk memenuhi penarikan secara tunai yang dilakukan oleh nasabahà LIKUIDITAS

Menyediakan dana guna memenuhi permintaan nasabah akan kebutuhan kredit (kredit modal kerja, kredit investasi) untuk mengembangkan usahanya à PROFITABILITAS

Memelihara konsistensi dan kesinambungan usaha agar bank tetap survive dan terus berkembang

LIKUIDITAS vs PROFITABILITAS

lebih mengutamakan likuiditas à

kehilangan kesempatan memperoleh laba (profit) dari penyaluran dana ke aktiva produktif (kredit)

Tidak ada akumulasi laba ditahan untuk pengembangan bank

lebih mengutamakan profitabilitas à

Tidak dapat memenuhi kewajiban segera / penarikan dana nasabah

Ditinggalkan nasabah, tidak dapat memelihara kontinuitas

25:STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DANA

Pool of Funds Approach à Didasarkan pada asumsi bahwa semua kewajiban bank yang berasal dari berbagai

sumber diperlakukan sebagai dana tunggal tanpa membedakan sumber dan bentuk dana tersebut secara individual.

Dana kemudian dialokasikan berdasarkan prioritas penggunaan sesuai kebijakan dan strategi manajemen bank

Assets Allocation Approach à Sumber dana bank harus diperlakukan secara individu dengan mempertimbangkan

karakteristik setiap sumber dana dalam prioritas pengalokasiannya.

Dana yang memiliki sifat perputaran cukup tinggi hendaknya penggunaannya diprioritaskan dalam cadangan primer dan sekunder

Dana yang perputarannya relatif rendah pengalokasiannya dapat diprioritaskan pada pos kredit dan aktiva jangka panjang

Misalkan diketahui komposisi dana yang dimiliki bank KIR sbb:

- Demand Deposit IDR 1.987.000.000

- Call Money IDR 66.000.000.000

- Savings IDR 563.000.000.000

- Time DepositsIDR 7.283.000.000

- Borrowing IDR 5.885.000.000

- Equity & Capital IDR 664.000.000.000

Ditentukan alokasi penggunaan dananya sbb: Primary reserve 5%, Secondary reserve 10%, Loan 70%, Investments 5%, Fixed assets 10%. Maka alokasi penggunaan dana berdasarkan Pool of Funds approach adalah sbb:

Sources of Fund

Amount (IDR) Pool of Funds

Priority Amount (IDR)

Demand Deposit 1.987 m

16.448 m

Primary resere 5% 82,40 m Call Money 66 m Secondary reserve

10% 1.664,80 m

Savings 563 m Loan 70% 11.513,60 m Time Deposits 7.283 m Investment 5% 822,40 m Borrowing 5.885 m Fixed Asset 10% 1.644,80 m Equity & Capital 664 m Total 16.448 m 100% 16.448 m

Jika bank menerapkan alokasi penggunaan dana sbb:

- Demand Deposit : Primary Reserve 10%; Secondary Reserve 5%; Loan 85%

- Call Money : Primary Reserve 100%

- Savings : Primary Reserve 5%; Secondary Reserve 5%; Loan 85%; Investment 5%

- Time Deposits : Primary Reserve 7%; Secondary Reserve 5%; Loan 88%

- Borrowing : Primary Reserve 5%; Loan 90%; Investment 5%

- Equity & Capital : Loan 80%; Investment 10%; Fixed Assets 10%

Alokasi penggunaan sumber dana berdasarkan assets allocation approach sbb:

26:Sources of Funds Use of Funds

Type of Funds Amount Primary Reserve

Secondary Reserve

Loan Investment Fixed Assets

Demand Deposit

1.987 m 198,70 m 99,35 m 1.688,95 - -

Call Money 66 m 66 m - - - - Savings 563 m 28,15 m 28,15 478,55 m 28,15 m - Time Deposits 7.283 m 509,81 m 364,15 m 6.409,04

m - -

Borrowing 5.885 m 294,24 m - 5.296,50 m

294,25 m -

Equity & Capital

664 m - - 531,20 m 66,40 m 66,40 m

TOTAL 16.448 m

1.096,91 m

491,65 m 14.404,24 m

388,80 m 66,40 m

TUGAS:

Diketahui komposisi dana yang dimiliki bank KIR sbb:

- Demand Deposit IDR 1.500 m

- Call Money IDR 125 m

- Savings IDR 633 m

- Time DepositsIDR 8.400 m

- Borrowing IDR 6.100 m

- Equity & Capital IDR 950 m

Ditentukan alokasi penggunaan dananya sbb: Primary reserve 5%, Secondary reserve 15%, Loan 60%, Investments 10%, Fixed assets 10%.

a) Buat perhitungan alokasi penggunaan dana berdasarkan Pool of Funds approach

b) Jika bank menerapkan alokasi penggunaan dana sbb:

- Demand Deposit : Primary Reserve 15%; Secondary Reserve 25%; Loan 60%

- Call Money : Primary Reserve 100%

- Savings : Primary Reserve 10%; Secondary Reserve 15%; Loan 65%; Investment 10%

- Time Deposits : Primary Reserve 15%; Secondary Reserve 10%; Loan 75%

- Borrowing : Primary Reserve 15%; Loan 80%; Investment 5%

- Equity & Capital : Loan 60%; Investment 20%; Fixed Assets 20%

Buat perhitungan alokasi penggunaan sumber dana berdasarkan assets allocation approach

MANAJEMEN LIKUIDITAS

27:Pengertian LIKUIDITAS

Joseph E. Burns :

Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu

Oliver G. Wood, Jr :

Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan permintaan kredit tanpa ada penundaan

William M. Glavin :

Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban

Duane B. Graddy :

Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan

William M. Glavin :

Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang.

Sumber utama kebutuhan likuiditas bank berasal dari adanya kebutuhan antara lain untuk memenuhi :

a) Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement)

b) Kebutuhan Cash Ratio yang ditetapkan oleh internal bank, yaitu ketentuan saldo kas (uang tunai) minimum per hari di suatu bank (masing-masing kantor cabang dan kantor pusat operasional.

c) Saldo rekening minimum pada bank koresponden

d) Penarikan simpanan dalam operasional bank sehari-hari

e) Permintaan kredit dari masyarakat

Tujuan Manajemen Likuiditas a) Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan oleh BI

b) Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi kebutuhan yang tidak diperkirakan

c) Memperkecil terjadinya idle fund (dana yang menganggur), artinya bahwa apabila bank mengalami kelebihan likuiditas, maka bank harus segera menempatkan kelebihan dana tsb ke aktiva yang menghasilkan keuntungan bagi bank (karena dana yang menganggur membebani biaya bunga bagi bank

d) Menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cash flow agar selalu dalam posisi aman terutama dalam tingkat bunga yang berfluktuasi

STRATEGI DALAM MEMELIHARA POSISI LIKUIDITASa) Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank, kecuali bila tingkat bunga

cenderung mengalami penurunan

28:b) Melakukan diversifikasi sumber dana, yaitu menggali sumber dana dengan

melakukan penjualan produk pasiva lainnya yang beragam

c) Menjaga keseimbangan jangka waktu asset dan kewajiban, yaitu dengan cara setiap minggu secara rutin melakukan koordinasi antara unit kerja marketing, treasury dan perkreditan dalam rapat ALCO.

d) Memperbaiki posisi likuiditas antara lain dengan mengalihkan asset yang kurang marketable menjadi lebih marketable

PERENCANAAN LIKUIDITAS Bank harus selalu melakukan analisis perencanaan likuiditas dengan

mengidentifikasikan kebutuhan utama likuiditas, kemudian membandingkan kebutuhan tsb dengan jumlah aktiva lancar yand dimiliki.

Pada umumnya perencanaan likuiditas dilakukan dalam 3 tahap sbb:

1) Klasifikasikan sumber-sumber dana utama bank berdasarkan tingkat kecepatan perputarannya

2) Kelompokkan jenis aktiva yang likuid dan yang tidak likuid

3) Bandingkan total aktiva lancar dengan dana yang dianggap berubah-ubah. Jika hasil perbandingan = 1, berarti kebutuhan likuiditas = jumlah aktiva lancar yang dimiliki bank saat itu. Keadaan ini disebut balance liquidity position

RASIO-RASIO LIKUIDITAS

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

Rasio-rasio yang berhubungan dengan likuiditas adalah sbb:

CASH RATIO yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.

Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank tsb

Karena Cash ratio sangat mempengaruhi profitabilitas, umumnya bank mempertahankan cash ratio secukupnya berdasarkan data historis

LOAN to DEPOSIT RATIO (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

DPK = Dana Pihak Ketiga

Cash Ratio=alat likuidsimpanan nasabah yg jatuh tempo

x 100 %

LDR=jumlah kredit yg diberikantotal DPK + KLBI + modal inti

X 100%

29: KLBI = Kredit Likuiditas Bank Indonesia

Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan semakin rendahnya likuiditas bank, yang disebabkan jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar

LOAN to ASSETS RATIO (LAR) adalah ratio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.

Semakin tinggi ratio ini, tingkat likuiditas nya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukn untuk membiayai kredit makin besar

RATIO KEWAJIBAN BERSIH CALL MONEY, Menunjukkan besarnya kewajiban Call Money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.

Aktiva Lancar terdiri dari Uang Kas, Saldo Giro di BI, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Semakin rendah rasio ini menunjukkan bahwa likuiditas bank cukup baik karena bank dapat segera menutupi kewajiban dalam kegiatan Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dengan alat likuid yang dimiliki.

Reserve Requirement (RR) atau Giro Wajib Minimum (GWM) atau Likuiditas Wajib Minimum, yaitu suatu jumlah simpanan yang wajib dipelihara dalam bentuk rekening giro di BI.

Dalam prakteknya, besarnya GWM yang disediakan oleh setiap bank menggunakan rumus:

LDR extended =total kredit yang diberikan netototal DPK + obligasi diterbitkan + modal inti

X 100%

LAR= jumlah kredit yg diberikantotal asset

X 100%

RKBCM=Kewajiban Bersih Call MoneyAktiva Lancar

X 100%

GWM=Jumlah Saldo Giro pada BITotal Dana Pihak Ketiga

X 100%

GWM=rata-rata saldo Giro pada BI minggu inirata-rata total DPK 2 minggu lalu

30:VALUTA ASINGLatar Belakang Perdagangan Valuta Asing

Sistem perekonomian terbuka yang dianut oleh negara-negara di dunia merupakan pemicu timbulnya perdagangan antarnegara.

Diawali transaksi antar negara, ketika transaksi perdagangan harus dibayar dengan mata uang yang berbeda sesuai dengan mata uang yang berlaku di negara masing-masing.

Beberapa hal penyebab timbulnya perdagangan valas antara lain:

Perdagangan internasional

Mata uang yang berbeda

Kebutuhan dana valuta asing (devisa)

Bantuan dan pinjaman luar negeri

Kebutuhan untuk memagari risiko

Keuntungan berupa selisih kurs

Pendapatan berupa provisi dan commitment fee dari pemberian kredit valuta asing

Pelaksanaan Transaksi Forex TradingTransaksi perdagangan valuta asing (forex trading) dapat dilakukan pada:

Interbank Market : Transaksi perdagangan valas yang dilakukan antar bank.

Retail Market : Transaksi yang dilakukan antara bank dengan nasabah.

Tempat pelaksanaan Forex dan Money Market dilakukan secara “Over The Counter” (OTC) yaitu melalui Desk masing2 bank atau lembaga keuangan, biasanya dilakukan melalui Dealing Room

Pemenuhan Kebutuhan DanaKebutuhan dana (likuiditas) dalam suatu valuta, misalkan USD dapt dipenuhi melalui 2 cara:

Forex Market : dengan cara membeli USD dengan menjual mata uang lainnya, misalkan EUR di pasar Forex. USD diterima dari counterparty dan menyerahkan EUR senilai (equivalent) USD yang diterima kepada counterparty.

Money Market : dengan cara pinjam (taken atau borrow) dari bank lain sebesar USD yang dibutuhkan, dengan membayar bunga pada saat jatuh tempo.

Pelaku di Forex Market : Bank Sentral, Bank Komersial, Financial Institution (FI), yaitu lembaga keuangan non bank, Broker, Corporations (MNC atau konglomerasi), Individual.

Devisa dan Ketentuan-Ketentuan Bertransaksi sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

Devisa adalah saldo valas atau uang kertas asing (UKA), kecuali uang logam yang memiliki catatan kurs dari Bank Indonesia

31: Asas transaksi bebas, artinya devisa hasil ekspor atau transaksi lain yang

boleh dijual ke Bank Indonesia, bank umum devisa, eksportir atau pihak ketiga yang lain.

Jenis transaksi yang dapat dilakukan adalah spot, forward, swap dan derivatif.

Kurs (nilai tukar) transaksi dengan Bank Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai price maker

Kurs jual beli valas antara bank devisa dengan nasabah ditetapkan oleh bank devisa sebagai price maker (negotiable)

Bank devisa wajib memelihara posisi devisa netto (PDN) on balance sheet dan off balance sheet

Bank KomersialBank Komersial pelaku utama yang menggerakkan pasar valas adalah bank komersial yang memiliki modal dan skala usaha yang besar. Bank berfungsi sebagai perantara (intermediasi) bagi nasabah yang mempunyai kepentingan dengan valas dengan mengoperasikan portfolio valas yang dimiliki.

Sasaran Bank Komersial dalam Forex Market :

Memberikan layanan terbaik kepada nasabah

Mengelola posisi saldo valuta asing yang dibutuhkan secara optimal sesuai ketentuan posisi devisa netto (net open position)

Menghasilkan laba dari : selisih kurs; komisi dan fee dari transaksi forward, swap, derivative; float dari time gap.

Institusi Keuangan non bankValuta asing pada institusi keuangan berasal dari 2 sumber:

Perdagangan internasional, yaitu usaha yang berkaitan dengan terjadinya transaksi ekspor-impor.

Penanaman modal asing langsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi forex rate (kurs): Neraca Pembayaran, Tingkat Bunga/Diskonto & Inflasi, Bank Sentral, Kondisi Politik, Spekulasi, Sentimen Pasar.

Nilai Tukar Valuta Asing (Kurs)Dalam transaksi perdagangan valas pihak bank atau pedagang valas selalu menyajikan dua harga nilai tukar (kurs) atau two way quotation, yaitu kurs beli (= buying rate / bid rate) dan kurs jual (= selling rate / offer rate)

Kurs beli / bid rate / buying rate ialah harga ketika quoting bank (market maker) bersedia membeli suatu mata uang asing terhadap mata uang lain pada harga yang ditetapkan, atau harga saat calling bank (market taker) bersedia melepas mata uang yang dimiliki terhadap mata uang lain yang ditetapkan quoting bank

32: Kurs jual / offer rate / selling rate ialah harga ketika quoting bank (market maker)

bersedia menjual suatu mata uang asing terhadap mata uang lain pada harga yang ditetapkan, atau harga saat calling bank (market taker) bersedia membeli mata uang yang dimiliki terhadap mata uang lain yang ditetapkan quoting bank

Sistem Penulisan Kurs (Forex Quotation)

Direct Quotation : sistem yang menyatakan nilai mata uang suatu negara (domestic currency) yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit valas (foreign currency). Penulisannya dengan menempatkan domestic currency di depan dan unit foreign currency di belakang. Contoh:

di Indonesia à IDR 9.000,- = USD 1

Di Amerika Serikat à USD 0.0001111 = IDR 1

Indirect Quotation : sistem yang menyatakan nilai valas (foreign currency) yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit domestic currency. Penulisannya dengan menempatkan nilai foreign currency di depan dan unit domestic currency di belakang. Contoh

di Indonesia à USD 0.00011111 = IDR 1,-

Di Amerika Serikat à IDR 9.000,- = USD 1

Point dan Pips : kurs valas (forex rate) untuk semua mata uang, kecuali JPY, biasanya ditulis dengan sistem empat desimal atau empat angka di belakang koma (0.0001) yang biasanya disebut satu point. Pips merujuk kapada angka kelima di belakang koma (0.00001). Untuk USD/JPY point merujuk angka desimal keenam.

Cara penulisan EUR, GBP, AUD, NZD terhadap USD adalah EUR/USD, GBP/USD, AUD/USD, NZD/USD, karena mata uang tsb sebagai reference currency sehingga ditulis dimuka, sedangkan terhadap mata uang lainnya USD adalah reference currency sehingga USD ditulis dimuka.

JENIS-JENIS TRANSAKSI FOREX :

Spot TransactionsTransaksi pembelian dan penjualan valas (devisa) yang penyerahannya (value date) dilakukan dalam jangka waktu 2 hari kerja bank setelah tanggal transaksi (deal date)

Forward TransactionsTransaksi pembelian dan penjualan valas (devisa) yang penyerahannya (value date) dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 2 hari kerja bank setelah tanggal transaksi (deal date). Biasanya 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, 6 bulan, bahkan ada yang 12 bulan jika kondisi politik, ekonomi, dan keuangan negara tsb stabil.

Swap TransactionsTransaksi pertukaran 2 valuta melalui pembelian secara tunai (spot) dengan penjualan kembali secara berjangka (forward) atau penjualan tunai (spot) dengan pembelian kembali secara berjangka (forward) dalam waktu yang bersamaan.

33:Option TransactionsTransaksi jual beli “HAK” untuk membeli (CALL) atau menjual (PUT) suatu mata uang (currency) terhadap mata uang lainnya dengan penetapan kurs sekarang tetapi realisasinya dilakukan pada waktu yang akan datang sesuai dengan kontrak yang disepakati.

Opsi adalah pemberian hak kepada pemegangnya (pembeli) untuk melaksanakan haknya yaitu menjual (put) atau membeli (call) pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian yang terdapat pada transaksi opsi tersebut.

Call Option memberikan hak kepada pemegangnya (pembeli) untuk melaksanakan hak belinya pada waktu yang telah ditetapkan pada saat transaksi opsi dilaksanakan.

Put Option memberikan hak kepada pemegangnya (pembeli) untuk melaksanakan hak jualnya pada waktu yang telah ditetapkan pada saat transaksi opsi tersebut dilaksanakan

Ada 2 versi transaksi Opsi

European Style (Opsi Eropa) à transaksi opsi di mana saat untuk melaksanakan haknya ditetapkan pada tanggal tertentu, dengan demikian pemegang opsi hanya bisa memperoleh haknya pada tanggal yang telah ditetapkan tersebut.

American Style (Opsi Amerika) à transaksi opsi di mana saat untuk melaksanakan haknya ditetapkan selama periode tertentu, dengan demikian pemegang opsi ini bisa melaksanakan haknya selama periode tertentu (periode sebelum tanggal yang telah ditetapkan tersebut)

Beberapa istilah dalam transaksi opsi

Strike Price / Exercise Price yaitu kurs yang ditetapkan pada saat transaksi opsi dilaksanakan

In the Money yaitu kurs dimana pemegang hak opsi akan memperoleh keuntungan jika hak opsinya di exercise

Out of Money yaitu kurs dimana pemegang opsi tidak melakukan exercise, karena kurs pasar lebih menguntungkan dibandingkan kurs opsi, dengan kata lain jika di exercise akan menimbulkan kerugian bagi pemegang hak tsb.

At the Money yaitu kondisi kurs di mana kurs pasar sama dengan strike / exercise price nya

Intrinsic Value yaitu perbedaan kurs antara kurs pasar dengan strike / exercise price

Today Transactions (TOD)Disebut juga value TOD adalah transaksi jual beli valas (devisa) yang penyerahannya (value date) sama dengan tanggal transaksi dilaksanakan (deal date)

Tomorrow Transactions (TOM)Disebut juga value TOM adalah transaksi jual beli valas (devisa) di mana penyerahannya (value date) 1 hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date)

Cross Rate (kurs silang)

Untuk memperoleh nilai tukar suatu valas terhadap valas yang lain, dapat dilakukan dengan cara menghitung cross rate atau kurs silang yang berlaku pada tanggal yang sama.

34: Umumnya daftar kurs yang ditampilkan setiap hari oleh bank devisa adalah nilai

tukar antara valas dan mata uang lokal.

Perhitungan Cross Rate (kurs silang)

Direct Quotation Vs. Direct Quotation (USD as reference currency)

Indirect Quotation Vs. Dirct Quotation (non - USD as reference currency)

Indirect Quotation Vs. Indirect Quotation (both reference & non-reference currency is not USD)

LINDUNG NILAI (HEDGING) Keuntungan à fluktuasi valas menguat terhadap mata uang lokal

Kerugian à fluktuasi valas melemah terhadap mata uang lokal

Investor valas harus selalu memiliki informasi mengenai arah pergerakan kurs untuk menghindari kerugian, yaitu melalui transaksi lindung nilai (hedging)

HEDGING à pemagaran risiko karena ada ketidakpastian yang disebabkan oleh fluktuasi kurs.

Hedging melindungi risiko kurs atas:

Kewajiban membayar valas di waktu yad

Penerimaan piutang valas di waktu yad

Pinjaman dalam valas

Deposit atau investasi dalam valas

Cara melakukan HEDGING : Transaksi forward

Transaksi swap

Option

Produk derivatif lain

Transaksi Forward :

Transaksi pembelian atau penjualan valas dengan penyerahan kemudian, dengan kurs yang ditetapkan pada saat kontrak disetujui.

Ada dua jenis transaksi forward, yaitu:

Transaksi Forward Buy (beli)

Transaksi Forward Sell (jual)

Karakteristik transaksi forward Kewajiban untuk menyerahkan valas yang dijual atau hak untuk menerima valas

yang dibeli belum timbul pada saat kontrak disetujui.

35: Kewajiban dan hak baru timbul pada akhir jangka waktu kontrak.

Periode kontrak dimulai 2 hari kerja setelah kontrak disepakati (spot value)

Istilah-Istilah dalam Transaksi Forward Spot Value : tanggal efektif, yaitu 2 hari kerja setelah kontrak disetujui.

Base Currency : mata uang yang menjadi referensi.

Currency : mata uang yang bukan menjadi referensi.

Forward Point : bilangan yang mencermin-kan perbedaan antara tingkat bunga base currency dengan tingkat bunga currency

At discount terjadi jika BCI > CI à maka kurs forward dihitung dengan cara mengurangkan kurs spot dengan forward point. Jadi yad BCI < kurs spot

At premium terjadi jika BCI < CI à maka kurs forward dihitung dengan cara menambahkan kurs spot dengan forward point. Jadi yad BCI > kurs spot

Premi atau Diskon Forward adalah forward point setelah diperhitungkan margin untuk bank.

Kurs Forward adalah kurs spot setelah diperhitungkan dengan premi atau diskon forward.

Rumus Forward Point (1)

Rumus Forward Point (2)

- FP = Forward Point atau FD = Forward Differential

- SR = Spot Rate

- CI = Currency Interest Rate

- BCI = Base Currency Interest Rate

- CP = Contract Period atau Tenor

- 360 = Jumlah hari dalam setahun

- 100 = Persentase

- CI – BCI = ID (Interest Differential)

FP=SRx (CI−BCI )xCP360

FP=SRx (CI−BCI )xCP

(360 x100 )+(BCIxCP )

36:

Transaksi Swap :

Transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian/penjualan secara spot dan melakukan penjualan/ pembelian kembali secara forward dengan kurs yang ditetapkan pada tanggal kontrak disepakati.

Membeli USD/IDR hari ini dengan valuta spot, kemudian menjual kembali dengan valuta forward disebut transaksi Swap buy-sell

Menjual USD/IDR hari ini dengan valuta spot, kemudian membeli kembali dengan valuta forward disebut transaksi Swap sell-buy.

Bagi perusahaan yang penghasilannya dalam valas, jika memiliki informasi bahwa nilai tukar mata uang lokal cenderung menguat, maka cara melakukan lindung nilai yang efektif dengan melakukan transaksi forward buy (beli)

Bagi perusahaan yang memiliki kewajiban pembayaran yad dalam valas, jika memiliki informasi bahwa nilai tukar mata uang lokal cenderung melemah, maka cara melakukan lindung nilai yang efektif dengan melakukan transaksi forward sell (jual)

Bagi perusahaan yang sumber pendanaannya berasal dari pinjaman dalam bentuk valuta asing, sedangkan penghasilan dalam bentuk mata uang lokal, jika memiliki informasi bahwa nilai tukar mata uang lokal cenderung melemah, maka cara melakukan lindung nilai yang efektif dengan melakukan transaksi swap buy-sell

Bagi pemilik dana dalam valas, apabila memerlukan dana dalam mata uang lokal untuk kegiatan usaha, dan ingin tetap memiliki dana dalam valas pada waktu yad serta memiliki informasi bahwa nilai tukar mata uang lokal cenderung menguat, maka cara melakukan lindung nilai yang efektif dengan melakukan transaksi swap sell-buy.

Dengan melakukan lindung nilai melalui transaksi Forward maupun Swap, kita dapat meminimalkan kerugian yang timbul akibat fluktuasi kurs, bahkan jika kita dapat memprediksi trend fluktuasi dengan tajam, maka keuntungan selisih kurs yang akan kita peroleh. Dengan lindung nilai perusahaan dapat memproyeksikan cash flow nya dengan lebih terukur.

forward

swap

37:

JASA-JASA (LAYANAN) BANKTujuan bank memberikan atau menyediakan jasa-jasa layanan perbankan diluar kegiatan utama (menghimpun dan menyalurkan dana) adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan utamanya tsb. Semakin lengkap jasa layanan perbankan yang disediakan, semakin banyak alasan untuk menjaring nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang sudah ada.

Nasabah cenderung memilih bank yang dapat memenuhi segala kebutuhan perbankan mereka dalam satu bank. Dari sisi bank, transaksi dari jasa layanan ini memberikan keuntungan yang pasti meskipun relative kecil. Disamping itu, persaingan yang semakin ketat menyebabkan penghasilan dari kegiatan utama bank yang diperoleh dari selisih suku bunga (spread based) semakin kecil, sehingga bank harus mengupayakan meningkatkan pendapatan dari jasa layanan ini. Dibandingkan dengan kredit, risikonya juga lebih kecil.

Kelengkapan jasa layanan dari suatu bank tergantung pada :

Jenis bank bank umum / BPR, bank devisa / non devisa

Sumber daya modal, SDM, teknologi informasi

Status bank kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas

Keuntungan bank dari transaksi jasa layanan ini dapat berupa:

Biaya administrasi dikenakan untuk jasa yang memerlukan administrasi khusus, misalkan administrasi untuk pengajuan kredit

Biaya pengiriman diperoleh dari jasa pengiriman uang atau transfer baik dalam maupun luar negeri

Biaya penagihan dikenanakn atas jasa penagihan dokumen milik nasabah seperti kliring, inkaso

Biaya provisi dan komisi biasanya dikenakan atas jasa kredit dan jasa transfer, juga jasa perbankan lainnya seperti jual beli valuta asing, cek perjalanan

Biaya sewa dari penyewaan safe deposit box

Biaya iuran berupa iuran keanggotaan kartu kredit atau kartu plastic lainnya

38:JENIS JASA LAYANAN

Kirimam Uang (Transfer)Transfer merupakan jasa pengiriman uang baik dalam kota, luar kota maupun ke luar negeri. Lama pengiriman tergantung pada sarana yang digunakan, misalkan melalui surat, telex, telepon, faksimili, on line computer, dll.

Kliring (Clearing)Kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling menukarkan warkat yang dikliringkan melalui lembaga kliring. Lembaga kliring ini dibentuk dan dikoordinasi oleh Bank Indonesia. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh ijin dari Bank Indonesia.

Warkat-warkat yang dikliringkan : Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, Nota Kredit atau Lalu Lintas Giral (LLG)

Kliring Masuk / Kliring Penyerahan (Inward Clearing) menerima warkat kliring dari bank pengirim melalui lembaga kliring untuk diproses oleh bank penerima

Kliring Keluar / Kliring Penerimaan (Outward Clearing) menyerahkan warkat kliring kepada lembaga kliring untuk diserahkan kepada bank penerima agar dipross lebih lanjut

Pengembalian Kliring Masuk/Keluar (Inward/Outward Returned) Pengembalian warkat yang dikliringkan karena ditolak pembayarannya atau tidak bisa diproses.

Pada akhir hari, bank akan membuat perhitungan hasil kliring berdasarkan data dari bank tersebut dan laporan perhitungan hasil kliring dari lembaga kliring.

Inkaso (Collection)Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Sebagai contoh, jika kita menerima cek yang diterbitkan oleh bank di kota Bandung, cek tersebut dapat dicairkan di Jakarta melalui jasa inkaso.

Safe Deposit Box (SDB)SDB berbentuk kotak penyimpanan dengan ukuran tertentu yang disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen penting atau barang-barang berharga.

Bank Card / Plastic CardKartu plastic yang diterbitkan oleh bank yang diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu yang bekerja sama dengan bank penerbit. Kartu ini dapat juga digunakan untuk penarikan uang tunai di ATM.

Bank Notes (Uang Kartal Asing)Bank notes dikenal juga dengan “devisa tunai”. Transaksi jual-beli bank notes merupakan transaksi antara valuta yang dapat diterima pembayarannya dan dapat diperjualbelikan dan diperdagangkan kembali sesuai dengan nilai tukar yang terjadi saat itu.

39:Travellers Cheques (TC)Cek Wisata atau Cek Perjalanan ini digunakan oleh mereka yang bepergian ke luar negeri. Cek ini diterbitkan dalam beberapa denominasi (pecahan) tertentu seperti halnya uang kartal. Cek Wisata dapat diuangkan di berbagai bank dan dapat dibelanjakan di tempat-tempat yang memiliki perjanjian dengan penerbit cek tsb.

Letter of Credit (L/C)L/C serig disebut kredit berdokumen. Secara umum, L/C merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (importir) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir). Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar atas barang yang diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayar (advising bank).

Bank Garansi Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan, atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjaminakan memenuhi kewajiban (pembayaran) dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin di kemudian hari tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak penerima jaminan sesuai yang diperjanjikan (cedera janji).

Referensi BankReferensi bank diberikan dalam bentuk surat yang menyatakan kondisi keuangan dan perilaku selama menjadi nasabah di bank yang bersangkutan. Surat referensi ini biasanya diperlukan untuk keperluan tertentu misalkan mengikuti tender.

Memberikan jasa-jasa di pasar modalSecara umum pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual (emiten) dan pembeli (investor) untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.

Jasa-jasa bank dalam rangka mendukung kelancaran transaksi di pasar modal antara lain: penjamin emisi (underwriter), penjamin (guarantor), wali amanat (trustee), perantara perdagangan efek / pialang (broker), pedagang efek (dealer), pengelola dana (investment bank).

Menerima SetoranJasa ini bertujuan untuk membantu nasabah mengumpulkan setoran atau pembayaran lewat bank, misalkan pembayaran tagihan listrik, telepon, air, uang kuliah, setoran pajak, setoran ONH.

Melakukan PembayaranBank melakukan pembayaran atas nama nasabahnya, misalkan pembayaran gaji, pensiun, hadiah, dividen, dll.

40:

BANK SYARIAHPerbankan syariah didirikan berdasarkan alasan filosofis maupun praktis. Alasan filosofis nya adalah dilarangnya riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Alasan praktisnya adalah sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung beberapa kelemahan yaitu :

Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.

Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan kebangkrutan

Komitmen bank untuk keamanan uang deposan berikut bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan bunganya

Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi usaha kecil

Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga.

Beberapa kendala pengembangan perbankan syariah :

Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodasi operasional bank syariah

Pemahaman masyarakat belum tepat terhadap operasional bank syariah.

Sosialisasi yang belum optimal

Jaringan kantor bank syariah terbatas

SDM yang memiliki keahlian mengenai bank syariah masih terbatas

Persaingan produk perbankan konvensional sangat ketat sehingga mempersulit bank syariah dalam memperluas segmen pasar

Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

ASPEK BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

Legalitas Akad Syariah Akad Konvensional

Struktur Organisasi

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Bisnis dan Usaha yang dibiayai

- Melakukan investasi yang halal saja

- Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan

- Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa

- Investasi yang profit oriented- Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan kreditur – debitur

- Memakai perangkat bunga

Lingkungan Kerja Islami Non Islami

SUMBER DANA BANK SYARIAH

41:Dalam bank syariah sumber dana berasal dari :

Modal Inti à modal yang berasal dari para pemilik bank yang terdiri dari :

Modal yang disetor oleh para pemegang saham

Cadangan

Laba ditahan

Dana pihak ketiga, terdiri dari

Titipan (wadi’ah)

Kuasi ekuitas (mudarabah account)

PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL dalam PENGHIMPUNAN DANADalam penghimpunan dana, ada 2 prinsip yang digunakan, yaitu:

1) Prinsip Al-Wadi’ah (titipan)

Diberikan oleh bank kepada pihak yang memiliki kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al wadi’ah

Diberikan untuk tujuan keamanan pemindah bukuan, bukan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito

2) Prinsip Al-Mudharabah (bagi hasil).

Meliputi cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana (shahibul mal) dan pengeloa dana (mudharib)

Pembagian dana hasil usaha dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana

Prinsip ini dapat digunakan sebagai dasar untuk produksi pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, prinsip al- mudharabah dapat dibedakan dalam 2 jenis :

Mudharabah Muthlaqah : kerja sama antara pemilik dana dan bank yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan wilayah bisnis. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.

Mudharabah Muqayyadah : simpanan dana khusus (restricted investment) dimana pemilik dana menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank. Karakteristik jenis simpanan Mudharabah Muqayyadah yaitu:

Bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus

Bank menerbitkan bukti simpanan khusus

Bank wajib memisahkan dana dari rekening simpanan khusus dengan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratif.

42: Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang

diamanatkan oleh pemilik dana.

PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL dalam PENYALURAN DANAAda 4 prinsip dalam penyaluran dana, yaitu:

1) Prinsip Bagi Hasil, yang terdiri dari 4 jenis akad : Al-Mudharabah, Al-Musyarakah, Al-Muzara’ah, Al-Musaqah.

2) Prinsip Jual Beli (Bai’) à ada 3 jenis Bai’ yang banyak dikembangkan, yaitu : Bai’ Al-Murabahah, Bai’ As-Salam, Bai’ Al-Istishna.

3) Prinsip Sewa Menyewa à dibedakan atas dasar akad, yaitu : Al-Ijarah, Al-Ijarah Al-Mumtahiya

4) Prinsip Pinjam Meminjam = Al-Qardh

Prinsip bagi hasil Al - Mudharabah Digolongkan dalam 2 jenis, yaitu :

a. Al-Mudharabah Muthlaqah

Al – Mudharabah Muthlaqah merupakan bentuk mudharabah antara shahibul mal (bank sebagai pemilik modal) dan mudharib (nasabah), dimana shahibul mal memberikan hak atau kekuasaan yang sangat besar kepada mudharib untuk melakukan bisnis.

Implementasi konsep Al – Mudharabah Muthlaqah diatur sbb:

- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tunai. Apabila modal diserahkan secara bertahap, tahapannya harus jelas dan disepakati bersama.

- Hasil dari pengelolaan modal diperhitungkan dengan cara: revenue sharing (dari pendapatan proyek), atau profit sharing (dari keuntungan proyek)

- Hasil usaha dibagi sesuai persetujuan dalam akad. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah (penyelewengan, kecurangan, penyalahgunaan dana)

- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan tetapi tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji, dikenakan sanksi administrasi.

b. Al-Mudharabah Muqayyadah

Al – Mudharabah Muqayyadah merupakan bentuk mudharabah antara shahibul mal (bank sebagai pemilik modal) dan mudharib (nasabah), dimana penyediaan dana oleh shahibul mal hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh pemilik dana (bank). Pembatasan-pembatasan yang harus dipatuhi oleh mudharib (misalkan segmen usaha, lokasi usaha) diatur dalam akad.

43:

Prinsip bagi hasil (Al - Musyarakah)Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing2 pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama2 menyediakan dana untuk proyek tsb. Modal yang disetor bisa berupa uang, barang perdagangan (trading asset), property, equipment, atau intangible asset (hak paten, goodwill), atau barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

Definisi Al-Musyarakah menurut BI : suatu perjanjian diantara pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik modal/dana berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Prinsip jual-beli dan mark up (Bai’)Yaitu pembiayaan bank yang diperhitungkan secara lump-sum dalam bentuk nominal di atas nilai kredit yang diterima nasabah kredit dari bank. Biaya tersebut ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah.

Ada 3 prinsip jual beli (bai’) dalam kegiatan pembiayaan modal kerja dan produksi, yaitu:

1) Bai’ Al Murabahah :

Pada dasarnya adalah transaksi jual beli barang dengan tambahan keuntungan yang disepakati (àpengadaan barang investasi). Bank membeli barang dari supplier sesuai spesifikasi yang dipesan oleh nasabah, kemudian menjual kembali kepada nasabah dengan margin keuntungan yang disepakati. Nasabah sebagai pembeli dapat memilih jenis transaksi tunai, cicilan atau tangguhan.

2) Bai’ As-salam :

Pembelian barang yang penyerahannya (delivery) dilakukan kemudian hari sedangkan pembayarannya dilaksanakan dimuka secara tunai. Diaplikasikan pada pembiayaan jangka pendek untuk produksi agribisnis atau hasil pertanian atau industri lainnya. Barang yang dibeli harus diketahui secara jelas jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang disepakati harus dicantumkan dalam akad dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Apabila barang atau hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka penjual atau produsen harus bertanggung jawab dengan cara mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang sesuai pesanan.

3) Bai’ Al-Istishna’ :

Pada dasarnya merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang dengan pembayaran di muka, baik secara tunai, cicilan, atau tangguhan. Aplikasinya pada pembiayaan manufaktur, industri kecil menengah dan konstruksi. Pihak produsen dapat ditentukan oleh bank atau nasabah, ditentukan dimuka dalam akad berdasarkan kesepakatan kedua pihak.

Prinsip sewa-menyewa Pada dasarnya merupakan transaksi sewa guna usaha atau leasing. Sebagaimana dalam praktek, sewa guna usaha bisa dalam bentuk sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease) dan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease). Bank syariah membedakan sewa menyewa berdasarkan akad, yaitu Al-Ijarah dan Al-Ijarah Al-Mumtahiya bit-tamlik.

44:1) Al-Ijarah :

Perjanjian pemindahan hak guna atau manfaat atas suatu barang atau jasa dengan membayar sewa untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang tsb.

2) Al-Ijarah Al-Muntahiya Bit-Tamlik

Merupakan kombinasi antara jual-beli dan sewa-menyewa suatu barang antara bank dengan nasabah dimana nasabah (penyewa) diberi hak untuk membeli atau memiliki obyek sewa pada akhir masa akad. Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama di awal perjanjian. Obyek sewa harus bermanfaat, dibenarkan oleh syariah, dan nilai dari manfaa dapat diperhitungkan atau diukur.

Prinsip pinjam meminjam (AL-Qardh)Definisi Al-Qardh menurut BI : penyediaan dana atau tagihan antara Bank Syariah denganpihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu.

Aplikasinya dilakukan kepada orang atau nasabah yang sangat memerlukan dana, terutama kepada nasabah yang kurang mampu atau usaha kecil. Pinjaman yang diberikan tsb tidak disertai tambahan pada saat pengembaliannya, biasanya hanya dikenakan biaya administrasi dan bank akan meminta jaminan. Pembiayaan ini bersifat khusus, sumber dananya biasanya dari modal yang dialokasikan untuk tujuan tsb yaitu sadaqoh, infak atau zakat. Pengembalian pinjaman dapat dilakukan sesuai kemampuan nasabah misalnya secara harian atau mingguan.

Produk jasa lainnyaJenis jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah berdasarkan akad dengan mendapatkan imbalan atau fee antara lain : Al-Wakalah, Hawalah, Kafalah dan Rahn.

AL-Wakalah Secara harfiah bearti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Aplikasinya : nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan transfer uang.

Al-Hawalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang (debitur) kepada orang lain yang wajib menanggungnya (factoring atau anjak piutang).

AL-Kafalah Garansi atau jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk menanggung kwajiban pihak kedua (tertanggung) apabila tertanggung tidak dapat memenuhi kewajibannya (bank garansi).

Al-Rahn harta atau aset yang harus diserahkan oleh peminjam (debitur) sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya dari bank.

Kontrak Rahn dipakai pada perbankan syariah dalam 2 hal :

45: Sebagai Prinsip, artinya sebagai akad tambahan terhadap produk syariah lain

seperti mudharabah. Bank harus menahan barang nasabah sebagai konsekuensi dari akad ini.

Sebagai Produk Pinjaman, artinya bank tidak memperoleh apa-apa kecuali imbalan atas penyimpangan, pemeliharaan, asuransi, dan administrasi barang yang digadaikan (biasanya diterapkan untuk keperluan sosial, seperti pendidikan dan kesehatan).

46:PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) mewajibkan bank membuat suatu kebijakan dan prosedur penerapan prinsip mengenal nasabah. Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah disusun oleh suatu tim (task force) yang dibentuk oleh Bank Indonesia bersama wakil-wakil dari bank. Pedoman ini disusun dengan mengacu kepada international best practice dan masukan dari wakil-wakil bank serta sumber-sumber lainnya. Dengan mengacu kepada pedoman standar ini, bank diharapkan dapat menyusun suatu pedoman pelaksanaan yang memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan tentang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.

TUJUAN

Upaya untuk mencegah agar sistem perbankan tidak digunakan sebagai sarana kejahatan pencucian uang, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan.

KEBIJAKAN PENGORGANISASIAN Dalam rangka mendukung pelaksanaan KYC, Bank wajib membentuk Unit Kerja

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (UKPN) atau

Menunjuk pejabat Bank yang bertanggung jawab atas penerapan KYC

TUGAS POKOK UKPN- Memastikan adanya pengembangan sistem identifikasi nasabah dan Transaksi Keuangan

Mencurigakan.

- Memantau pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya termasuk identifikasi dan pemantauan nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi.

- Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah oleh unit-unit kerja terkait.

- Menerima dan melakukan analisis atas laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang disampaikan oleh unit-unit kerja terkait.

- Menyusun Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan untuk disampaikan kepada PPATK

- Memantau, menganalisis dan merekomendasi kebutuhan pelatihan Prinsip Mengenal Nasabah bagi para pejabat dan staff bank.

Dalam melaksanakan kewajiban penerapkan prinsip mengenal nasabah, bank wajib mempunyai:

Kebijakan & Prosedur Penerimaan dan Identifikasi Nasabah

Kebijakan & Prosedur Pemantauan Rekening Nasabah

Kebijakan & Prosedur Pemantauan Transaksi Nasabah

Kebijakan & Prosedur Manajemen Risiko

47:

Dengan mengenal profil nasabah, karakteristik transaksi Bank dapat mengidentifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan (Suspicious Transactions) Pelaporan kepada PPATK. Hal ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan risiko-risiko: reputasi, operasional, hukum, konsentrasi.

PENERIMAAN & IDENTIFIKASI NASABAHBank wajib mempunyai kebijakan tentang penerimaan dan identifikasi calon nasabah yang sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sbb:

Informasi calon nasabah (identitas, maksud dan tujuan pembukan rekening, informasi yang mendukung profil, identitas pihak lain jika nasabah bertindak atas nama pihak lain).

Bukti-bukti identitas dan dokumen pendukung calon nasabah.

Meneliti kebenaran bukti-bukti identitas dan dokumen pendukung calon nasabah.

Pertemuan dengan calon nasabah dilakukan sekurang-kurangnya pada saat pembukaan rekening termasuk pembukaan rekening secara elektronik.

Melakukan wawancara dengan calon nasabah (jika perlu) untuk meyakinkan kebenaran informasi dan bukti-bukti yang diperoleh.

Menolak pembukaan rekening atau melaksanakan transaksi dari calon nasabah yang tidak memenuhi ketentuan / persyaratan pasal 4,5 dan 6 PBI 3/10/PBI/2001 dan perubahannya PBI 5/21/PBI/2003.

Kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah berlaku pula pada nasabah yang tidak memiliki rekening di bank (walk-in customer) untuk transaksi eqv IDR 100 jt.

PEMANTAUAN DAN PELAPORANBank wajib mempunyai kebijakan tentang pemantauan rekening dan transaksi nasabah yang sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sbb:

1. Penatausahaan dokumen nasabah sekurang-kurangnya 5 tahun sejak nasabah menutup rekening. Untuk walk-in customer sekurang-kurangnya 5 tahun sejak transaksi dilakukan.

2. Pengkinian data jika ada perubahan dokumen yang ditetapkan.

3. Pengembangan sistem informasi yang secara efektif dapat membantu melakukan identifikasi, analisis, pemantauan, dan pelaporan mengenai transaksi nasabah baik untuk internal bank, BI maupun dalam kasus peradilan.

4. Pemeliharaan profil nasabah yang sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai: Identitas nasabah; Pekerjaan / bidang usaha; Jumlah penghasilan; Rekening yang dimiliki; Aktivitas transaksi normal; Tujuan pembukaan rekening.

5. Kebijakan untuk mempertimbangkan penolakan pelaksanaan transaksi atau pemutusan hubungan usaha

6. Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK bersifat rahasia dan tidak diberitahukan kepada nasabah ybs.

48:KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKOKebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan Prinsip Mengenal Nasabah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan dan prosedur manajemen risiko bank secara keseluruhan. Unsur-unsur kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan Prinsip Mengenal Nasabah sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pengawasan oleh Pengurus Bank (Management Oversight)

Dewan Komisaris à mengawasi pelaksanaan kebijakan

Direksi Bank à bertanggung jawab atas penerapan kebijakan

Direktur Kepatuhan / SKAI à pengawasan atas penerapan kebijakan

Direksi & Manajemen Bank à harus mampu memahami, mengidentifikasi, meminimal- kan risiko-risiko yang mungkin timbul dalam penerapan prinsip KYC

Direksi & Manajemen Bank à memastikan pejabat dan karyawan memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam penerapan prinsip KYC.

b. Pendelegasian Wewenang

Direksi wajib mendelegasikan wewenang, minimum mencakup

- Persetujuan penerimaan nasabah

- Kewenangan khusus penerimaan dan pemantauan nasabah high risk customer, high risk countries, high risk business

- Penetapan transaksi keuangan mencurigakan

- Pelaksanaan transaksi nasabah dengan skala limit yang telah ditetapkan

Dalam penetapan skala limit, Bank perlu memperhatikan antara lain :

- Jenis transaksi (product limit)

- Jenis mata uang (currency limit)

- Volume transaksi (turnover limit)

- Individual and Counterparty limit

Pelampauan limit harus mendapat otorisasi tertulis pejabat berwenang

c. Pemisahan Tugas dan Tanggung Jawab

Fungsi operasional dan pengawasan intern

Pelaksana transaksi dan pemutus transaksi

d. Sistem Pengawasan Intern

49: baik yang bersifat fungsional maupun melekat untuk memastikan penerapan prinsip

KYC sesuai kebijakan & prosedur

mendorong efektifitas dan efisiensi pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan prinsip KYC untuk meminimalkan potensi risiko yang dihadapi

e. Pelatihan Karyawan

Program pelatihan yang berkala dan berkesinambungan untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, kompetensi dan integritas karyawan

50:ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME Dengan semakin kompleksnya produk, aktivitas, dan teknologi informasi bank maka risiko pemanfaatan bank dalam pencucian uang dan pendanaan teroris semakin tinggi. Peningkatan risiko ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko yang terkait dengan program anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (Peraturan Bank Indonesia No. 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum)

Definisi:

• MONEY LAUNDERING : Kegiatan menyembunyikan atau menyamarkan uang hasil perbuatan criminal, termasuk didalamnya kegiatan pendanaan terorisme.

• TERRORIST FINANCING : pendanaan kegiatan atau organisasi terorisme.

Dalam kehidupan nyata, skema pencucian uang sangatlah kompleks. Secara garis besar, ada tiga tahapan, yaitu:

PLACEMENTPlacement uang hasil perbuatan kriminal masuk ke sistem perbankan. Penempatan uang hasil perbuatan criminal ini biasanya akan masuk ke sistem perbankan (bank) tidak jauh dari kegiatan atau aktivitas kriminal dilakukan. Para pelaku pencucian uang akan mencari negara atau tempat dimana penerapan atau hukum terkait peraturan pencucian uang masih lemah.

Para pelaku pencucian uang menempatkan dananya dengan cara:

Melakukan penyetoran uang tunai yang dipecah dalam jumlah / nilai yang kecil untuk menghindari pelaporan transaksi tunai yang berlaku di satu bank atau beberapa bank

Membeli instrument kas seperti cek wisata, cashier cheque, money order

LAYERINGMelakukan transaksi-transaksi kauangan yang beragam sehingga sulit untuk menelusuri asal atau sumber dana awal. Pada tahapan ini yang dilakukan para pelaku pencucian uang biasanya aktivitas yang dapat menyamarkan atau memberikan legitimasi atas uang hasil tindakan criminal dengan cara:

Membeli atau memulai usaha bisnis retail berbasis kas (cash-based retail services business), uang hasil tindak criminal bercampur dengan uang hasil usaha, baru kemudian masuk ke system perbankan / disetorkan ke bank .

Membeli asset berharga (rumah, tanah, mobil, saham, surat berharga) untuk kemudian dijual kembali sehingga seolah-olah uang yang disetorkan ke bank adalah hasil dari penjualan asset berharga tersebut.

Melakukan banyak transaksi transfer dana ke berbagai bank di berbagai negara dengan nama rekening yang berbeda-beda.

51:Para pelaku pencucian uang akan mencari tempat dengan infrastruktur keuangan yang baik dan jangkauan produk dan jasa yang luas untuk memungkinkan aktivitas ini dilaksanakan.

INTEGRATIONHasil pencucian uang masuk ke sistem perekonomian dalam bentuk hasil usaha yang sah dan bebas untuk digunakan untuk tujuan apapun termasuk kegiatan pendanaan teroris dan perbuatan criminal lainnya.

Perubahan PBI No. 3/10/PBI/2001 à PBI No. 11/28/PBI/2009 tentang AML & TF bagi Bank Umum :

Penggunaan istilah Customer Due Diligence (CDD) untuk KYC Principles dalam identifikasi, verifikasi, dan pemantauan nasabah.

Risk Based Approach dalam penerapan program AML & TF

Pengaturan mengenai pencegahan pendanaan teroris

Pengaturan Cross Border Correspondent Banking

Pengaturan mengenai Transfer Dana

KEWAJIBAN BANK

Bank wajib menerapkan program AML & TF (APU & PPT)

Penerapan berpedoman ketentuan PBI

Merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko Bank secara keseluruhan

Penerapan program AML & TF minimal mencakup:

- Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris

- Kebijakan dan prosedur

- Pengendalian intern

- Sistem informasi manajemen

- SDM dan pelatihan

Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis yang paling kurang mencakup:

- Permintaan informasi dan dokumen

52:- Beneficial Owner

- Verifikasi Dokumen

- CDD yang lebih sederhana

- Penutupan hubungan & penolakan transaksi

- Ketentuan mengenai area berisiko tinggi dan PEP

- Pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga

- Pengkinian dan pemantauan

- Cross Border Correspondent Banking

- Transfer dana; dan

- Penatausahaan dokumen

- Ketentuan mengenai area berisiko tinggi dan PEP

- Pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga

- Pengkinian dan pemantauan

- Cross Border Correspondent Banking

- Transfer dana; dan

- Penatausahaan dokumen

Boy Leon & Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva, Bank non Devisa, PT Grasindo, Jakarta, 2007

Boy Leon & Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva, Bank Devisa, PT Grasindo, Jakarta, 2008

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan, FEUI, 2005

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta, 2011

Ktut Silvanita, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Erlangga, 2009

Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, FEUI, 2006

Website resmi Bank Indonesia, www.bi.go.id

Daftar Pustaka