Upload
dangthuy
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir ini, kondisi prasarana dan sarana
pertanian dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan
lingkungan yang sangat dinamis serta persoalan mendasar sektor
pertanian, diantaranya meningkatnya jumlah penduduk, globalisasi dan
liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi,
perubahan iklim global, kecilnya status kepemilikan lahan pertanian,
terbatasnya akses petani terhadap permodalan, dan masih kurangnya
penyediaan pupuk pestisida yang memenuhi prisip 6 (enam) tepat
(jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga). Untuk mencapai target
peningkatan produksi dan produktivitas pertanian kedepan masih
diperlukan dukungan prasarana dan sarana pertanian, melalui
penyediaan pupuk pestisida yang memenuhi prinsip 6 (enam) tepat.
Beberapa kegiatan utama yang telah dilaksanakan dalam layanan
operasional kegiatan pupuk dan pestisida tahun 2017 antara lain : (1)
Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk dan Pembenah
Tanah, (2) Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk
Bersubsidi, (3) Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan
Pestisida, (4) Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan
Pengawasan Pupuk dan Pestisida, (5) Koordinasi Kegiatan Direktorat
Pupuk dan Pestisida, dan (6) Laporan Koordinasi UPSUS Provinsi
Kalimantan Tengah.
Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tugas
pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program
Direktorat Pupuk dan Pestisida sekaligus memenuhi Instruksi Presiden
RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
maka dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Pupuk dan Pestisida. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 2
Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) yang telah
ditandatangani oleh Direktur Pupuk dan Pestisida dengan Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
1.2. Kedudukan Tugas dan Fungsi
Direktorat Pupuk dan Pestisida dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian.
Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Pupuk dan Pestisida
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk
organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik dan pestisida
serta pengawasan pupuk dan pestisida;
b. Pelaksanaan kebijakan dibidang penyediaan pupuk organik dan
pembenah tanah, pupuk anorganik dan pestisida serta
pengawasan pupuk dan pestisida;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk
anorganik, dan pestisida serta pengawasan pupuk dan pestisida;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan
pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik dan
pestisida serta pengawasan pupuk dan pestisida;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida.
1.3. Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pupuk dan Pestisida
terdiri dari 4 Sub Direktorat yaitu Sub Direktorat Pupuk dan Pembenah
Tanah, Sub Direktorat Pupuk Bersubsidi, Sub Direktorat Pestisida serta
Sub Direktorat Pengawasan Pupuk dan Pestisida.
Secara lengkap struktur Organisasi Direktorat Pupuk dan Pestisida
dapat dilihat pada bagan berikut
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 3
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan fasilitasi pupuk dan
pestisida tahun 2017 didukung oleh sumberdaya manusia yang
seluruhnya berjumlah 56 orang. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat
Pupuk dan Pestisida berdasarkan golongan dan pangkatnya yaitu :
Golongan II sebanyak 5 orang, golongan III sebanyak 45 orang,
golongan IV sebanyak 6 orang.
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Pupuk dan Pestisida
Untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan fasilitasi pupuk dan
pestisida tahun 2017, telah dialokasikan anggaran melalui DIPA APBN
Nomor : SP DIPA-018.08.1.633656/2017 tanggal 7 Desember 2016
sebesar Rp. 7.000.000.000,- yang telah direvisi melalui Revisi VI
DIREKTUR
PUPUK DAN PESTISIDA
Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc
SUBDIREKTORAT
PENGAWASAN PUPUK DAN PESTISIDA
Drs. Soehoed
SEKSI
PENGAWASAN PUPUK
Endah Susilowati, SP
SEKSI
PENGAWASAN PESTISIDA
Novie Dhanarti Sukaningsih, SP
SUBDIREKTORAT
PESTISIDA
Ir. Agus Sutaryanto, MM
SEKSI
PESTISIDA KIMIA
Lolitha Tasik
Taparan, S.Si, M.Si
SEKSI
PESTISIDA HAYATI
Ir. Yustina Retno Widiati, MM
SUBDIREKTORAT
PUPUK BERSUBSIDI
Uray Suhartono, SE.Ak
SEKSI
ALOKASI
Hamid Sangadji, SP
SEKSI
ADMINISTRASI
Nisfuadi, SE
SUBDIREKTORAT
PUPUK DAN PEMBENAH TANAH
Ir. Akhmad Raihan Yomni Syarief
SEKSI
PUPUK ANORGANIK
Anis Minarwati, SP, M.Sc
SEKSI
PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH
Sry Pujiati, SP
SUBBAGIAN
TATA USAHA
Nunuk Hermin, S.Sos
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 4
Nomor : SP DIPA-018.08.1.633656/2017 tanggal 3 Oktober 2017
menjadi sebesar Rp 17.403.220.000,- untuk dana pusat sedangkan
untuk dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan adalah sebesar Rp
82.028.460.000,-.
Selain melalui dana sektoral Tahun 2017, Direktorat Pupuk dan
Pestisida juga mengelola dana Subsidi Pupuk sesuai dengan DIPA
BUN Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2017 Nomor : SP DIPA-
999.07.1.984149/2017 yang direvisi dengan DIPA Revisi 01 sebesar
Rp. 33.153.369.400.000,-.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 5
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019
Visi
Dalam merumuskan visi dan misi Direktorat Pupuk dan Pestisida
sebagai landasannya adalah Visi dan Misi Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian periode 2015-2019, yakni
mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
sebagi motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian,
untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.
Misi
Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Pupuk Pestisida mengemban
Misi sebagai berikut :
a. Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai
azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga).
b. Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan dan
penggunaan pupuk dan pestisida.
c. Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida.
d. Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam
penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida.
2.1.1. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Tujuan pengembangan dan penyediaan prasarana dan
sarana pertanian pada aspek pupuk dan pestisida sesuai
azas enam tepat untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut :
1. Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor
pertanian dalam rangka mendorong penerapan
pemupukan berimbang spesifik lokasi serta penggunaan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 6
pupuk organik untuk memperbaiki kualitas lahan
pertanian.
2. Mengawasi peredaran dan penggunaan pupuk dan
pestisida yang ramah lingkungan.
b. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja
Direktorat Pupuk dan Pestisida tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut :
1. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian.
2. Terlaksananya pengawasan atas peredaran dan
penggunaan pupuk secara berimbang dan pestisida
yang ramah lingkungan.
2.1.2. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Pupuk dan
Pestisida
a. Arah Kebijakan
1. Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor
pertanian untuk mendorong penerapan pemupukan
secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan
kualitas hasil pertanian.
2. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan
pestisida ramah lingkungan.
b. Strategi.
Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi
dan misi Direktorat Pupuk dan Pestisida adalah sebagai
berikut :
1. Penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi,
dengan mendorong penggunaan pupuk majemuk dan
pupuk organik melalui pemberian subsidi harga pupuk.
2. Meningkatkan pengawasan pupuk dan Pestisida, yaitu
dengan mendorong peran pemerintah daerah dalam
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 7
pengawasan pupuk dan pestisida melalui peningkatan
kinerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3).
2.1.3. Program Direktorat Pupuk dan Pestisida
Program kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida yaitu
penyediaan pupuk yang memenuhi azas 6 (enam) tepat,
melalui kegiatan :
1. Fasilitasi Penyediaan pupuk bersubsidi
2.1.4. Indikator Kinerja Program Direktorat Pupuk dan Pestisida
Indikator kinerja Program Direktorat Pupuk dan Pestisida
adalah :
1. Jumlah Pupuk Bersubsidi
2. Jumlah Data Layanan Operasional Pengawasan Pupuk
Bersubsidi
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2017
Rencana Kinerja Tahun 2017 Direktorat Pupuk dan Pestisida dirancang
guna mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian
terutama pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
melalui :
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Pupuk dan Pestisida TA. 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target satuan
Tersalurnya pupuk
bersubsidi mendukung peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
1. Jumlah Pupuk Bersubsidi 9.550.000 Ton
2. Jumlah data layanan operasional pengawasan pupuk bersubsidi
500 dokumen
2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2017
Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Pupuk dan
Pestisida dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Kementerian.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 8
Adapun penetapan kinerja yang ditetapkan Direktorat Pupuk dan
Pestisida TA. 2017 sebagai berikut :
Tabel 2. Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Pupuk dan Pestisida TA. 2017
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Tersalurnya Pupuk Bersubsidi mendukung peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
1. Jumlah pupuk bersubsidi 9.550.000 Ton
2. Jumlah data layanan operasional pengawasan pupuk bersubsidi
500 dokumen
Kegiatan Anggaran
1. Layanan Operasional Kegiatan Pupuk dan Pestisida Rp. 8.526.000.000
Sub Kegiatan
a. Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk dan Pembenah Tanah
Rp. 1.288.250.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
b. Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk Bersubsidi Rp. 1.776.440.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
c. Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pestisida Rp. 1.714.475.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
d. Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pengawasan Pupuk dan Pestisida
Rp. 1.473.150.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
e. Koordinasi Kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida Rp. 2.273.685.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Sub Kegiatan
a. Perencanaan Pelaksanaan Monev Kegiatan Pupuk Bersubsidi/ Kartu Tani
Rp 8.472.170.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
b. Pertemuan Penyempurnaan Protokol Pengujian Efikasi Rp 171.200.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
c. Pertemuan Kajian Kebijakan Pestisida Rp 233.520.000
(Pelaksana: Direktorat Pupuk dan Pestisida)
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 9
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat
berhasil (capaian > 100 persen), (2) berhasil (capaian 80 – 100 persen),
(3) cukup berhasil (capaian 60 – 79 persen), (4) kurang berhasil (capaian
< 60 persen) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan melalui pengukuran indikator
kinerja. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi
dengan angka target.
Pengukuran kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida pada tahun 2017
diukur berdasarkan realisasi fisik yang dicapai dibandingkan dengan
target/sasaran dan indikator kinerja.
Sasaran strategis yang ditetapkan pada tahun 2017 adalah :
a. Terfasilitasinya penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi.
b. Terlaksananya pengawasan pupuk dan pestisida.
Indikator kinerja yang ditetapkan pada tahun 2017 adalah :
a. Jumlah pupuk bersubsidi.
b. Jumlah terbit Permentan tentang alokasi pupuk bersubsidi tahun
2017 dan 2018.
3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Kinerja Direktorat Pupuk dan
Pestisida
Pencapaian sasaran strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida ditentukan
melalui capaian indikator kinerja. Pengukuran capaian kinerja dilakukan
dengan cara membandingkan angka realisasi kinerja dengan angka
target kinerja pada Penetapan Kinerja. Capaian kinerja Direktorat Pupuk
dan Pestisida sebagaimana Tabel 3 berikut :
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 10
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida Tahun 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target satuan Realisasi % Capaian
Tersalurnya Pupuk Bersubsidi mendukung peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
1. Jumlah Pupuk Bersubsidi 9.550.000 Ton 8.784.305 91,98
2. Jumlah data layanan operasional pengawasan pupuk bersubsidi
500 Dokumen 828 165
3.2.1. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang
pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga
eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di
lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah
diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat
petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi
serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian.
Pupuk yang disubsidi adalah Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk
organik yang diproduksi oleh BUMN Pupuk dengan rincian
jumlah pupuk yang disubsidi berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016 diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
04/Permentan/SR.310/3/2017 tentang Alokasi dan Harga Eceran
Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun
Anggaran 2017 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
17/Kpts/SR.310/B/11/2017 tanggal 28 Nopember 2017 tentang
Perubahan Alokasi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian
Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut : Urea sebanyak
4.245.000 ton; SP-36 sebanyak 850.000 ton; ZA sebanyak
960.000 ton; NPK sebanyak 2.795.000 ton dan Organik
sebanyak 700.000 ton.
Alokasi anggaran subsidi pupuk tahun 2017 berdasarkan DIPA
Revisi 01 tanggal 20 Oktober 2017 Nomor : SP DIPA-
999.07.1.984149/2017 ditetapkan sebesar Rp.
33.153.369.400.000,- yang terdiri dari kegiatan subsidi pupuk
urea sebesar Rp. 13.681.745.225.000,-; SP-36 sebesar Rp.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 11
2.680.578.204.000,-; ZA sebesar Rp. 1.756.280.250.000,-; NPK
sebesar Rp. 12.013.693.650.000,- dan Organik sebesar Rp.
1.021.072.071.000 serta untuk pembayaran bertahan kurang
bayar tahun 2014 (audited) sebesar Rp.2.000.000.000.000,-.
Hasil Capaian Kinerja
Realisasi sementara Penyaluran Pupuk Bersubsidi tahun 2017
untuk semua jenis pupuk berdasarkan realisasi fisik sampai
posisi tanggal 31 Desember 2017 adalah: 9.270.008 ton dari
target 9.550.000 ton atau 97,07 %.
Realisasi keuangan subsidi pupuk, sampai dengan periode
tagihan bulan Desember I 2017 termasuk untuk kurang bayar
2014 (audited) yakni mencapai Rp. 28.840.416.670.054,- atau
86,99%.
Adapun rincian realisasi baik fisik dan keuangan bulan
Desember 2017 per jenis pupuk adalah sebagai berikut :
Target Pupuk Urea sebanyak 4.245.000 Ton terealisasi
4.101.379 (96,62%), dengan pagu anggaran sebesar Rp.
13.070.918.392.928,- terserap Rp. 11.865.056.582.218,-
(90,77%) yang dilakukan melalui pola subsidi/penugasan
kepada BUMN pelaksana.
Target Pupuk SP-36 sebanyak 850.000 Ton terealisasi
843.663 (99,25%), dengan pagu anggaran sebesar Rp.
2.571.530.500.000,- terserap Rp. 2.431.706.766.160,-
(94,56%) yang dilakukan melalui pola subsidi/penugasan
kepada BUMN pelaksana.
Target Pupuk ZA sebanyak 960.000 Ton terealisasi 960.450
Ton (100,05%), dengan pagu anggaran sebesar Rp.
1.684.833.600.000,- terserap Rp1.656.364.580.548,- (98,31%)
yang dilakukan melalui pola subsidi/penugasan kepada BUMN
pelaksana.
Target Pupuk NPK sebanyak 2.795.000 Ton terealisasi
2.677.192 Ton (95,79%), dengan pagu anggaran sebesar Rp.
11.526.797.307.877,- terserap Rp. 9.984.327.789.081,
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 12
(86,62%) yang dilakukan melalui pola subsidi/penugasan
kepada BUMN pelaksana.
Target Pupuk Organik sebanyak 700.000 Ton terealisasi
687.323 Ton (98,19% ), dengan pagu anggaran sebesar Rp.
978.444.152.614,- terserap Rp. 903.245.338.832,- (92,31%)
yang dilakukan melalui pola subsidi/penugasan kepada BUMN
pelaksana.
Pagu anggaran untuk pembayaran bertahap kurang bayar
subsidi pupuk tahun 2014 (audited) sebesar
Rp.2.000.000.000.00;- terserap Rp.1.999.715.613.215;-
(99,99%).
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, secara umum kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi
(Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik) sampai dengan bulan
Desember 2017, dalam kategori berhasil. Hal ini dikarenakan
penilaian capaian melalui metode scoring dalam kisaran 80 –
100 %.
Realisasi fisik penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan
posisi tanggal 31 Desember 2017, untuk pupuk Urea, SP-36, ZA,
NPK dan Organik dalam kisaran 80 – 100 % atau dalam
katagori berhasil.
Sedang untuk realisasi keuangan pupuk bersubsidi untuk pupuk
Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik dalam kisaran 80 – 100 %
atau dalam katagori berhasil.
Kontribusi kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi bagi
peningkatan produksi padi adalah jaminan ketersediaan pupuk
yang dapat menjaga/meningkatkan produktivitas padi di areal
sawah yang mendapatkan pupuk.
3.2.2. Kegiatan Layanan Operasional Pengawasan Pupuk
Bersubsidi Tahun 2017
Penyempurnaan sistim pembayaran subsidi pupuk dengan
melibatkan aparat pemerintah melalui pembentukan tim
Verifikasi tingkat kecamatan, tim verifikasi tingkat kabupaten dan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 13
tim verifikasi tingkat provinsi serta tim verifikasi tingkat pusat.
Adanya verifikasi dari tim verifikasi di setiap jenjang diharapkan
supaya penyaluran pupuk bersubsidi lebih tepat sasaran dan
pembayaran nilai subsidi lebih transparan. Penyaluran pupuk
bersubsidi oleh Kios Pengecer kepada Kelompok Tani/Petani
tersebut yang akan dibayarkan kepapa penyedia dalam hal ini
Pupuk Indonesia Holding Company lebih akuntabel dan tepat
sasaran. Konsekuensi dari ketentuan tersebut menuntut sistim
administrasi penjualan ditingkat kios pengecer yang lebih tertib
dan sempurna, yang selama ini merupakan titik awal
permasalahan penyaluran pupuk yang akan mempengaruhi
proses verifikasi.
Pada tahun 2017 dilaksanakan kegiatan verifikasi dan validasi
penyaluran pupuk bersubsidi di 33 provinsi. Berdasarkan kriteria
pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan ini
sampai saat ini secara fisik terealisasi 828 dokumen (165%) dari
target 500 dokumen sehingga masuk dalam kategori sangat
berhasil sedangkan realisasi keuangannya mencapai 92,85 %,
masuk dalam katagori Berhasil.
Sesuai dengan PK Direktur Pupuk dan Pestisida dengan Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2017, terdapat kegiatan
lain di Direktorat Pupuk dan Pestisida untuk mencapai sasaran program
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, diantaranya yaitu:
3.2.a. Kegiatan Penyusunan Permentan Alokasi Pupuk Bersubsidi
Tahun 2017 dan 2018
Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, pupuk
sangat berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan
produksi komoditas pertanian. Untuk meningkatkan kemampuan
petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan
subsidi pupuk. Berdasarkan hal tersebut diatas dan agar dalam
pelaksanaan subsidi pupuk dapat berjalan lancar dan berhasil
baik, maka Menteri Pertanian perlu menetapkan Kebutuhan dan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 14
dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk
Sektor Pertanian Tahun 2017 yang dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016, yang
diterbitkan pada tanggal tanggal 28 Desember 2016 diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
04/Permentan/SR.310/3/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang
Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggara 2017 dan diubah terakhir
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
44/Permentan/SR.310/11/2017 tanggal 28 Nopember 2017
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016 tentang Alokasi dan
Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian Tahun Anggaran 2017 telah diberikan kewenangan
untuk penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian Tahun Anggaran 2017. Dan berdasarkan hal-hal
tersebut diatas, untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan
pupuk di beberapa Provinsi, dipandang perlu menetapkan
Perubahan Alokasi Antar Provinsi Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017 dengan menerbitkan
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 17/Kpts/SR.310/B/11/2017
tanggal 28 Nopember 2017 tentang Perubahan Alokasi Pupuk
Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017.
Menteri Pertanian juga telah menetapkan Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian
Tahun 2018 yang dituangkan dalam penerbitan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/SR.310/12/2017, yang
diterbitkan pada tanggal tanggal 19 Desember 2017.
Hasil Capaian Kinerja
Rencana fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi tahun 2017
sebanyak 9.550.000 ton yang terdiri dari Pupuk Urea sebanyak
4.245.000 ton; Pupuk SP-36 sebanyak 850.000 ton; Pupuk ZA
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 15
sebanyak 960.000 ton; Pupuk NPK sebanyak 2.795.000 ton dan
Organik sebanyak 700.000 ton.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, realisasi fisik kegiatan Penyusunan Permentan Alokasi
Pupuk Bersubsidi Tahun 2017 sampai diterbitkannya Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/SR.310/11/2017 tanggal
28 Nopember 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016 tentang
Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017 telah diberikan
kewenangan untuk penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017. Dan berdasarkan hal-
hal tersebut diatas, untuk mengantisipasi kemungkinan
kekurangan pupuk di beberapa Provinsi, dipandang perlu
menetapkan Perubahan Alokasi Antar Provinsi Pupuk
Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017
dengan menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
17/Kpts/SR.310/B/11/2017 tanggal 28 Nopember 2017
terealisasi 100 %.
Tahun Anggaran 2018, Menteri Pertanian juga telah menetapkan
Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2018 yang dituangkan dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
47/Permentan/SR.310/12/2017, yang diterbitkan pada tanggal 19
Desember 2017.
Sedang realisasi keuangannya mencapai 100 %, atau katagori
berhasil.
3.2.b. Kegiatan Penyusunan Keputusan tentang HPP Pupuk
Bersubsidi 2017 dan 2018.
Dana subsidi pupuk Tahun Anggaran 2017 telah dialokasikan
sebagaimana Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2016. Sehingga Menteri Pertanian berwenang untuk menetapkan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 16
Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi yang digunakan
sebagai dasar penghitungan dan pembayaran subsidi pupuk
kepada Produsen Pupuk sesuai Pasal 13 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68/PMK.02/2016. Sehubungan dengan hal-hal
tersebut diatas dan untuk kelancaran pelaksanaan subsidi pupuk
Tahun Anggaran 2017, perlu menetapkan Harga Pokok
Penjualan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun
Anggaran 2017 yang dituangkan dalam Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 327/Kpts/SR.310/5/2017, yang diterbitkan pada
tanggal 22 Mei 2017.
Tahun Anggaran 2018, Menteri Pertanian juga telah menetapkan
Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor
Pertanian Tahun Anggaran 2018 yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 853/Kpts/SR.310/12/2017,
yang diterbitkan pada tanggal 27 Desember 2017.
Hasil Capaian Kinerja
Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi (dalam Rupiah per
ton) untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017 adalah
Pupuk Urea sebesar Rp. 13.070.918.392.928,- dengan
volume 4.245.000 ton; Pupuk SP-36 sebesar RP.
2.571.530.000.000,- dengan volume 850.000 ton; Pupuk ZA
sebesar Rp. 1.684.833.600.000,- dengan volume 960.000 ton;
Pupuk NPK sebesar Rp. 11.526.797.307.877,- dengan
volume 2.795.000 ton dan Pupuk Organik sebesar Rp.
978.444.152.614,- dengan volume 700.000 ton.
Sedangkan Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi (dalam
Rupiah per ton) untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2018
adalah Pupuk Urea sebesar Rp. 11.745.483.200.000,- dengan
volume 4.100.000 ton; Pupuk SP-36 sebesar RP.
3.115.935.100.000,- dengan volume 850.000 ton; Pupuk ZA
sebesar Rp. 1.829.486.400.000,- dengan volume 1.050.000
ton; Pupuk NPK sebesar Rp. 10.134.255.900.000,- dengan
volume 2.550.000 ton dan Pupuk Organik sebesar Rp.
1.678.804.000.000,- dengan volume 1.000.000 ton.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 17
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, realisasi fisik kegiatan Penyusunan keputusan
tentang HPP pupuk bersubsidi 2017 dan 2018 sampai
diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Nomor
327/Kpts/SR.310/5/2017 tentang Penetapan Harga Pokok
Penjualan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun
Anggaran 2017 tanggal 22 Mei 2017 dan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 853/Kpts/SR.310/12/2017 tentang
Penetapan Harga Pokok Penjualan Pupuk Bersubsidi untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2018 tanggal 27
Desember 2017 mencapai 100 % atau dalam kategori
Berhasil. Sedang untuk realisasi keuangannya mencapai 100
% atau katagori berhasil.
3.2.c. Kegiatan Pedoman Pendampingan Verifikasi dan Validasi
Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2017
Pedoman Pendampingan Verifikasi dan Validasi Penyaluran
Pupuk Bersubsidi Tahun 2017 merupakan penyempurnaan
pedoman tahun 2016 setelah mempertimbangkan hasil evaluasi
pelaksanaan kegiatan tahun 2016 serta masukan dari instansi
terkait di bidang pupuk bersubsidi.
Hasil Capaian Kinerja
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, secara fisik realisasi kegiatan Pedoman
Pendampingan Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk
Bersubsidi Tahun 2017, mencapai 100 % dalam kategori
berhasil. Sedang realisasi keuangan mencapai 99,83 % atau
katagori berhasil.
3.2.d. Kegiatan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Penyediaan
dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi TA. 2017
Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian
oleh Pemerintah yang dimulai sejak tahun 2003 diharapkan
dapat mendukung kebijakan Pemerintah dalam peningkatan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 18
Ketahanan Pangan Nasional.Sesuai dengan Permentan Nomor
Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016, yang diterbitkan pada
tanggal tanggal 28 Desember 2016 tentang Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian
Tahun Anggaran 2017.
Pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi diatur dalam
Permendag No.15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor Pertanian.
Sedangkan pembayaran atas penyaluran pupuk bersubsidi
mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 68/PMK.02/2016 tentang Tata Cara
Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi
Pupuk.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Republik Indonesia terhadap pelaksanaan penyaluran
pupuk bersubsidi, menunjukkan mekanisme pembayaran subsidi
pupuk melalui verifikasi data penyaluran pupuk oleh distributor
ke kios pengecer dinilai kurang valid dan belum membuktikan
bahwa pupuk sudah tersalur ke kelompoktani/petani. Dengan
mempertimbangkan hasil pemeriksaan BPK tersebut, maka PMK
Nomor 209/PMK.02/2013 telah direvisi menjadi PMK nomor
68/PMK.02/2016tentang tata cara penyediaan, pencairan dan
pertanggungjawaban dana subsidi pupuk dimana subsidi pupuk
yang dibayarkan kepada produsen adalah volume pupuk
bersubsidi yang telah disalurkan kepada kelompoktani/petani.
Oleh sebab itu perlu segera dilaksanakan perbaikan system
pertanggungjawaban penyaluran pupuk bersubsidi, sehingga
lebih akuntabel, diantaranya dengan menerapkan verifikasi
penyaluran pupuk secara berjenjang dimulai dari tingkat desa,
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.
Hasil Capaian Kinerja
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, secara fisik realisasi kegiatan Penyusunan Petunjuk
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 19
Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk
Bersubsidi, mencapai 100 % dalam kategori berhasil. Sedang
realisasi keuangan mencapai 99,83 % atau katagori berhasil.
3.2.e. Kegiatan Pengawasan Pupuk
Dalam rangka pengawasan pupuk Direktorat Pupuk dan
Pestisida menargetkan melakukan pengujian sampel pupuk
sebanyak 75 contoh.
Realisasi kegiatan pengawasan pupuk pada tahun 2017 adalah
analisa sampel pupuk sebanyak 79 contoh dari target 75 contoh
untuk pupuk, sehingga realisasi berdasarkan target adalah
sebesar 105% untuk analisa pupuk (kategori capaian Sangat
Berhasil).
Realisasi keuangan untuk melakukan uji analisa mutu pupuk
sebesar 100 % untuk pupuk (kategori Berhasil).
Kontribusi dari kegiatan pengawasan pupuk adalah untuk
menjamin mutu dan efektivitas pupuk yang dipergunakan oleh
petani sehingga produksi pertanian akan meningkat.
3.2.f. Kegiatan Pengawasan Pestisida
Dalam rangka pengawasan pestisida Direktorat Pupuk dan
Pestisida menargetkan melakukan pengujian sampel pupuk
sebanyak 75 contoh.
Realisasi kegiatan pengawasan pestisida pada tahun 2017
adalah analisa sampel pestisida sebanyak 79 contoh dari target
75 contoh untuk pestisida, sehingga realisasi berdasarkan target
adalah sebesar 105% untuk analisa pestisida (kategori capaian
Sangat Berhasil).
Realisasi keuangan untuk melakukan uji analisa mutu pestisida
sebesar 100 % untuk pupuk (kategori Berhasil).
Kontribusi dari kegiatan pengawasan pestisida adalah untuk
menjamin mutu dan efektivitas pestisida yang dipergunakan oleh
petani sehingga produksi pertanian akan meningkat.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 20
3.3.7. Fasilitasi Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida
(KPPP) Pusat
Sebagai tindaklanjut diterbitkannyaPeraturan Menteri Pertanian
Nomor 107 tahun 2014 tentang Pengawasan Pestisida
diamanatkan membentuk Komisi Pengawasan Pupuk dan
Pestisida (KPPP) Pusat. Berkenaan dengan hal tersebut maka
telah terbentuk Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Pusat
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Repoblik Indonesia
Nomor 142/Kpts/OT.050/2/2016 dan telah ditindaklanjuti dengan
Keputusan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Nomor 19/Kpts/OT.050/B/09/2016 tentang Pembentukan Tim
Teknis Evaluasi dan Sekretariat Komisi Pengawasan Pupuk dan
pestisida Pusat.
Pada Tahun 2017, telah dilaksanakan beberapa kegiatan Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) antara lain pembinaan
KP3 Pusat ke Propinsi/Stakeholder. Pengawasan bersama yang
dilakukan Tim KP3 Pusat dan penugasan sebagai saksi ahli
kasus pupuk dan pestisida. Melalui kegiatan KP3 Pusat
diharapkan kinerja KP3 dapat lebih optimal, sehingga pupuk dan
pestisida yang beredar lebih terjamin mutu dan kualitasnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KP3 Pusat
antara lain:
1. Pembinaan KP3 Pusat ke Propinsi/Stakeholder
Beberapa Propinsi yang menyediakan anggaran untuk KP3
telah menyelenggarakan pertemuan/rapat koordinasi tingkat
Propinsi dengan mengundang KP3 Kabupaten. KP3 Pusat
diundang untuk memberikan pembinaan terkait kebijakan
dalam pengawasan pupuk dan pestisida. Kegiatan telah
dilaksanakan di Propinsi Jawa Barat, Riau, Bangka Belitung,
Kalimantan Tengah, Jambi dan Crop Life Indonesia.
2. Pengawasan Bersama Tim KP3 Pusat
Kegiatan pengawasan bersama dilaksanakan bersama
dengan PPVTPP. Kegiatan berupa pengawasan terkait
dengan kemasan pupuk, pengawasan mutu pestisida dan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 21
pengawasan pestisida ilegal. Lokasi kegiatan antara lain di
Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bengkulu, Jambi,
Bangka Belitung, DI. Yogyakarta, Riau.
3. Penugasan Sebagai Saksi Ahli Kasus Pupuk dan Pestisida
Kegiatan sebagai saksi ahli kasus pupuk dan pestisida
bekerjasama dengan pihak kepolisian. Pada Tahun 2017,
bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat,
Badan Reserse Kriminal POLRI Sukoharjo dan Kepolisian
Negara RI Bangka Belitung.
Secara fisik kegiatan telah dilaksanakan dan dapat dikategorikan
sebagai kegiatan yang berhasil.
Realisasi keuangan untuk kegiatan pembentukan Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida mencapai 83,1% masuk
kategori berhasil.
3.2.g. Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Pendaftaran Pupuk dan
Pembenah Tanah
Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Pendaftaran Pupuk merupakan
kegiatan untuk melakukan evaluasi teknis terhadap permohonan
pendaftaran pupuk baik pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk
hayati dan pembenah tanah yang masuk ke Kementerian
Pertanian. Kegiatan evaluasi teknis pendaftaran pupuk tersebut
ditujukan dalam rangka menjamin pupuk dan pembenah tanah
yang beredar memenuhi standar minimal mutu dan
efektivitasnya sehingga upaya perbaikan kualitas dan
peningkatan produksi lahan dapat tercapai, tidak mengganggu
kelestarian hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Proses pelayanan pendaftaran pupuk
dan pembenah tanah sendiri, saat ini sudah dilakukan secara on-
line sejak bulan November 2014, sehingga proses manual jauh
berkurang dibanding tahun sebelumnya.
Dalam rangka fasilitasi pelayananan pendaftaran kegiatan yang
dilakukan meliputi :
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 22
Memproses permohonan pendaftaran pupuk dan pembenah
tanah, mulai dari melakukan evaluasi teknis terhadap berkas
pendaftaran yang lolos persyaratan administrasi sampai
terbitnya SK ijin edar pupuk atas nama Menteri Pertanian.
Melakukan rapat bulanan dengan tim teknis pendaftaran
pupuk untuk membahas berbagai permasalahan rutin dalam
pendaftaran pupuk dan pembenah tanah
Melakukan pembahasan revisi Permentan Nomor
43/Permentan/SR.140/08/2011 dan Permentan Nomor
70/Permentan/SR.140/10/2011, khususnya perbaikan-
perbaikan persyaratan teknis mutu minimal (PTM) pupuk
dan pembenah tanah dan penyempurnaan batang tubuh
Permentan tersebut.
Melakukan supervisi laboratorium dan lembaga uji pupuk.
Hasil Capaian Kinerja
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, secara fisik kegiatan fasilitasi pendaftaran pupuk
adalah telah diterbitkan sebanyak 380 SK ijin edar pupuk
anorganik dan 182 SK ijin edar pupuk organik, hayati dan
pembenah tanah atau 187,3% dalam kategori sangat
berhasil. Hal ini dikarenakan penilaian capaian melalui
metode scoring dalam kisaran > 100%. Sedang untuk
realisasi keuangannya mencapai 98,6 %.
3.2.h. Kegiatan Fasilitasi dan Evaluasi Dokumen Pendaftaran
Pestisida
Pendaftaran pestisida merupakan salah satu bagian bagian dari
pengelolaan pestisida yang bertujuan untuk mendapatkan nomor
pendaftaran dan izin pestisida melalui proses evaluasi atau
kajian ilmiah yang didasarkan pada efektivitas dan keamanan
lingkungan. Karena sifat pestisida yang berpotensi dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
keanekaragaman hayati, menyebabkan resistensi, resurjensi,
timbulnya hama baru, serta gangguan kesehatan manusia dan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 23
makhluk hidup lainnya, sehingga pestisida harus dikelola dengan
penuh kehati-hatian.
Pendaftaran pestisida untuk mendapatkan nomor pendaftaran
dan izin pestisida dilakukan melalui beberapa tahap yang
meliputi:
penyerahan dokumen persyaratan administrasi, teknis, dan
lainnya;
pemeriksaan dan penilaian dokumen oleh tim teknis; dan
evaluasi pendaftaran oleh Komisi Pestisida melalui rapat
pleno sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam
penerbitan nomor pendaftaran dan izin pestisida.
Permohonan pendaftaran pestisida dapat diterima apabila telah
memenuhi semua persyaratan administrasi maupun persyaratan
teknis sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 39/Permentan/SR.330/7/2015 tentang Pendaftaran
Pestisida dengan melengkapi semua persyaratan baik
admisistrasi maupun teknis sesuai Permentan tersebut. Apabila
penggunaan pestisida terbukti menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan/atau kelestarian lingkungan
hidup, baik terjadi di Indonesia maupun di negara lain, izin dapat
ditinjau kembali atau dicabut.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian
sasaran, secara fisik kegiatan pelayanan pendaftaran pestisida
sampai dengan bulan Juni 2017 berdasarkan Perjanjian Kinerja
(PK) Subdit Pestisida Tahun 2017 sebagai berikut:
Jumlah konsep keputusan pemberian izin percobaan
pestisida berjumlah 117 izin (274,6%) dari target 150 izin;
Jumlah konsep keputusan pemberian izin tetap pestisida
Periode I, II, dan III berjumlah 1053 izin (175,5%) dari target
600 izin;
Jumlah konsep bahan rapat pleno Komisi Pestisida
berjumlah 3 konsep (75%) dari target 4 konsep;
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 24
Jumlah konsep persetujuan protokol efikasi pengujian
pestisida berjumlah 1294 protokol efikasi (215,6%) dari
target 600 protokol;
Jumlah konsep pengantar persetujuan label berjumlah 640
label (106,7%) dari target 600 label;
Jumlah konsep surat keterangan lain-lain berjumlah 26 surat
(52%) dari target 50 unit;
Jumlah konsep pengantar uji mutu dan toksisitas berjumlah
1613 surat (268,8%) dari target 600 unit;
Jumlah konsep sertifikat izin tetap pestisida berjumlah 1268
sertifikat (211,3%) dari target 600 unit;
Jumlah konsep segel pestisida berjumlah 1416 sampel
pestisida (236%) dari target 600 unit.
Kegiatan pasca registrasi yang meliputi monitoring dan evaluasi efikasi,
resistensi, residu, dampak lingkungan akibat penggunaan pestisida dilakukan
oleh pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing sektor dan / atau
pemilikpestisida.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 27
Tabel 4. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Direktorat Pupuk dan Pestisida
Indikator Kinerja Target Satuan Realisasi Fisik
% Capaian Anggaran Tersedia (Rp)
Realisasi Keuangan (Rp)
% Capaian
I. PK 2017
1. Jumlah Pupuk Bersubsidi 9.550.000 Ton 9.061.749 94,89 Berhasil 29.832.523.953.419 26.840.701.056.839 89,97 Berhasil
Urea 4.245.000 Ton 4.024.928 95,24 Berhasil 13.070.918.392.928 11.865.056.582.218 90,77 Berhasil
SP - 36 850.000 Ton 823.638 96,90 Berhasil 2.571.530.500.000 2.431.706.766.160 94,56 Berhasil
ZA 960.000 Ton 942.692 98,20 Berhasil 1.684.833.600.000 1.656.364.580.548 98,31 Berhasil
NPK 2.795.000 Ton 2.585.569 92,51 Berhasil 11.526.797.307.877 9.984.327.789.081 86,62 Berhasil
Organik 700.000 Ton 666.922 95,27 berhasil 978.444.152.614 903.245.338.832 92,31 Berhasil
2. Jumlah data layanan operasional pupuk bersubsidi 500 Dokumen 82.028.460.000 76.165.175.874 92,85 Berhasil
II. Kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida Mendukung PK 2017
1. Jumlah terbit Permentan tentang alokasi pupuk bersubsidi tahun 2017 dan 2018 2 Permentan 4 200,00
Sangat Berhasil 13.750.000 10.999.000 80,00 Berhasil
2.Jumlah terbit keputusan tentang HPP pupuk bersubsidi 2017 dan 2018 2 Keputusan 2 100,00 Berhasil 13.750.000 10.999.000 80,00 Berhasil
3. Jumlah pedoman pendampingan verifikasi dan validasi penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2017 1 Pedoman 1 100,00 Berhasil 9.350.000 5.985.000 99,83 Berhasil
4. Jumlah petunjuk pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi 1 Pedoman 1 100,00 Berhasil 9.350.000 5.985.000 99,83 Berhasil
5. Jumlah sampel mutu pupuk yang beredar 75 Sampel 80 105 Sangat Berhasil 290.800.000 248.574.158 85,5 Berhasil
6. Jumlah sampel mutu pestisida yang beredar 75 Sampel 80 105 Sangat Berhasil 284.000.000 248.383.383 81,8 Berhasil
7. Terfasilitasinya Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Pusat 1 Keputusan 1 100 berhasil 213.600.000 177.595.100 83,1 Berhasil
8. Jumlah pendaftaran pupuk 300 Ijin 562 187,3 Sangat Berhasil 769.195.000 758.249.812 98,6 Berhasil
9. Jumlah pendaftaran pestisida 600 Ijin 1053 274,6 Sangat Berhasil 1.297.575.000 1.208.713.625 90,6 Berhasil
Catatan: Pembayaran pupuk bersubsidi yang dilakukan hanya bersifat sementara, berdasarkan dokumen yang diajukan oleh masing-masing produsen, sedangkan realisasi pembayaran final dilakukan berdasarkan hasil Audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Angka Rp. 29.832.523.953.419,- berdasarkan addendum kontrak
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 28
3.3. Evaluasi Kinerja
Berdasarkan hasil penyajian data dan informasi pengukuran capaian
kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diintepretasikan
keberhasilan akuntabilitas kinerja Direktorat Pupuk dan Pestisida secara
keseluruhan. Hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan dengan
indikator yang ditetapkan, secara keseluruhan dapat mencapai target.
Direktorat Pupuk dan Pestisida berada di bawah struktur organisasi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mulai tahun 2011
sehingga pertanggungjawaban kegiatan di Direktorat Pupuk dan
Pestisida tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2011 sampai 2016
dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.
Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian dilakukan
di 33 (tiga puluh tiga) provinsi yang bertujuan untuk mendorong
penerapan pemupukan berimbang guna meningkatkan produktivitas dan
kualitas hasil pertanian. Pupuk yang disubsidi adalah Urea, ZA, SP-36,
NPK dan pupuk organik yang diproduksi oleh BUMN Pupuk. Rincian
jumlah pupuk yang disubsidi pada tahun 2011 berdasarkan Permentan
Nomor. 06/Permentan/SR.130/2/2011 adalah sebagai berikut : Urea
5.100.000 Ton, SP-36 750.000 Ton, ZA 850.000 Ton, NPK 2.350.000
Ton dan Organik 703.986 Ton. Dengan adanya SK Menteri Pertanian
Nomor 3293/Kpts/SR.130/7/2011 tanggal 8 Juli 2011 terdapat
penghematan anggaran subsidi sebesar Rp 814.470.000.000,- sehingga
alokasi pupuk bersubsidi diubah melalui Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 86/Permentan/SR.130/12/2011 menjadi : Urea 4.954.238 Ton,
SP-36 750.000 Ton, ZA 975.000 Ton dan NPK 2.350.000 Ton dan
Organik 703.986 Ton. Sedangkan pada tahun 2012 berdasarkan
Permentan Nomor. 87/Permentan/SR.130/12/2011 adalah sebagai
berikut: Urea 5.100.000 Ton, SP-36 1.000.000 Ton, ZA 1.000.000 Ton,
NPK 2.593.920 Ton dan Organik 835.000 Ton. Pada tahun 2013
berdasarkan Permentan Nomor 69/Permentan/SR.130/11/2012 adalah
sebagai berikut : Urea sebanyak 4.100.000 Ton, SP-36 sebanyak
850.000 Ton, ZA sebanyak 1.000.000 Ton, NPK sebanyak 2.400.000
Ton dan Organik sebanyak 900.000 Ton, yang kemudian dilakukan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 29
perubahan terhadap alokasi pupuk berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor. 123/Permentan/SR.130/11/2013 tanggal 20 November
2013, dengan alokasi pupuk urea sebanyak 3.860.101 Ton, SP-36
sebanyak 805.396 Ton, ZA sebanyak 1.075.000 ton, NPK sebanyak
2.135.224 ton serta Organik sebanyak 739.329 ton.
Pada tahun 2014 rincian jumlah pupuk subsidi berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 122/Permentan/SR.130/11/2013 adalah Urea
3.418.000 Ton, SP-36 760.000 Ton, ZA 800.000 Ton, NPK 2.000.000
Ton dan Organik 800.000 Ton. Kemudian ditetapkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 103/Permentan/SR.130/8/2014 tentang Perubahan
atas Permentan Nomor 122/Permentan/SR.130/11/2014 tanggal 26
November 2013 dengan alokasi pupuk urea sebanyak 4.100.000 ton,
SP-36 sebanyak 850.000 ton, ZA sebanyak 1.050.000 Ton, NPK
2.550.000 Ton dan Organik 1.000.000 Ton. Realisasi penyaluran pupuk
subsidi tahun 2011 sampai 2015 sebagaimana tabel 5.
Tahun 2015 rincian jumlah pupuk subsidi berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 130/Permentan/SR.130/11/2014 tanggal 27 Nopember
2014 adalah Urea 4.100.000 Ton, SP-36 850.000 Ton, ZA 1.050.000
Ton, NPK 2.550.000 Ton dan Organik 1.000.000 Ton. Tabel 2016
rincian jumlah pupuk subsidi berdasarkan Permetan
60/Permentan/SR.310/12/2015 tanggal 3 Desember 2015 adalah Urea
4.100.000 Ton, SP-36 850.000 Ton, ZA 1.050.000 Ton, NPK 2.550.000
Ton dan Organik 1.000.000 Ton diubah terakhir dengan Permentan
59/Permentan/SR.310/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 adalah Urea
4.140.472 Ton, SP-36 880.000 Ton, ZA 1.050.000 Ton, NPK 2.700.000
Ton dan Organik 779.528 Ton.
Tahun 2017 rincian jumlah pupuk subsidi berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian 69/Permentan/SR.310/12/2016 diubah dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/SR.310/3/2017 tentang Alokasi
dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian
Tahun Anggaran 2017 dan diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 44/Permentan/SR.310/11/2017 tanggal 28 Nopember
2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016 tentang Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 30
Anggaran 2017 telah diberikan kewenangan untuk penetapan Alokasi
Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017. Dan
berdasarkan hal-hal tersebut diatas, untuk mengantisipasi kemungkinan
kekurangan pupuk di beberapa Provinsi, dipandang perlu menetapkan
Perubahan Alokasi Antar Provinsi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian Tahun Anggaran 2017 dengan menerbitkan Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 17/Kpts/SR.310/B/11/2017 tanggal 28
Nopember 2017 tentang Perubahan Alokasi Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut : Urea
sebanyak 4.245.000 ton; SP-36 sebanyak 850.000 ton; ZA sebanyak
960.000 ton; NPK sebanyak 2.795.000 ton dan Organik sebanyak
700.000 ton.
Tabel 5. Rencana dan Realisasi Penyediaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi tahun 2011
s/d 2017 (per tanggal 25 Desember 2017)
3.3.2. Kegiatan Layanan Operasional Pengawasan Pupuk Bersubsidi
Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian oleh
Pemerintah yang dimulai sejak tahun 2003 diharapkan dapat
mendukung kebijakan Pemerintah dalam peningkatan Ketahanan
Pangan Nasional. Pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi
diatur dalam Permendag No.15/M-DAG/PER/4/2013 tentang
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor
Pertanian. Sedangkan pembayaran atas penyaluran pupuk
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Urea Target (ton) 4,954,238.00 5,100,000.00 3,860,101.00 4,100,000.00 4,100,000.00 4,140,472.00 4,245,000 6,704.40 5,063.30 5,490.42 6,039.87 11,572.33 12,144.46 13,070.92
Realisasi (ton) 4,302,143.55 4,095,548.72 3,885,658.00 3,979,765.00 3,655,477.37 4,024,716.00 4,042,928 5,793.33 5,063.30 5,314.12 11,387.59 8,081.25 10,674.06 11,865.06
Persentase 86.84 80.30 100.66 97.07 89.16 97.20 95.24 86.41 100.00 96.79 188.54 69.83 87.89 90.77
2 SP-36 Target (ton) 750,000.00 1,000,000.00 805,396.00 850,000.00 850,000.00 880,000.00 850,000 1,565.88 1,870.03 2,008.55 2,577.20 3,203.68 3,173.94 2,571.53
Realisasi (ton) 719,721.46 855,490.70 824,055.00 795,179.00 798,758.00 859,766.00 823,638 1,502.65 1,870.03 2,008.55 2,380.54 2,407.52 2,934.12 2,431.71
Persentase 95.96 85.55 102.32 93.55 93.97 97.70 96.90 95.96 100.00 100.00 92.37 75.15 92.44 94.56
3 ZA Target (ton) 975,000.00 1,000,000.00 1,075,000.00 1,050,000.00 1,050,000.00 1,050,000.00 960,000 1,029.86 1,160.12 1,412.09 1,402.87 2,213.75 2,264.84 1,684.83
Realisasi (ton) 942,415.90 1,000,034.59 1,070,419.00 971,824.00 944,896.00 1,001,443.00 942,692 995.44 1,160.12 1,412.09 1,397.10 1,559.30 1,986.29 1,656.36
Persentase 96.66 100.00 99.57 92.55 89.99 95.38 98.20 96.66 100.00 100.00 99.59 70.44 87.70 98.31
4 NPK Target (ton) 2,350,000.00 2,593,920.00 2,131,224.00 2,550,000.00 2,550,000.00 2,700,000.00 2,795,000 5,373.54 5,147.08 5,965.21 6,899.83 9,832.76 11,380.95 11,526.80
Realisasi (ton) 1,760,252.78 2,136,915.82 2,277,873.00 2,372,539.00 2,404,672.10 2,643,257.00 2,585,569 4,065.32 5,147.08 5,965.21 6,575.47 7,506.97 10,409.35 9,984.33
Persentase 74.90 82.38 106.88 93.04 94.30 97.90 92.51 75.65 100.00 100.00 95.30 76.35 91.46 86.62
5 Organik Target (ton) 703,986.00 835,000.00 739,329.00 1,000,000.00 1,000,000.00 779,528.00 700,000 888.87 717.94 951.79 1,087.84 1,433.83 1,099.01 978.44
Realisasi (ton) 369,467.21 724,032.15 800,360.00 738,763.00 766,428.64 668,582.00 666,922 467.82 717.94 951.79 847.53 851.71 849.43 903.25
Persentase 52.48 86.71 108.25 73.88 76.64 85.77 95.27 52.63 100.00 100.00 77.91 59.40 77.29 92.31
Target (ton) 9,733,224.00 10,528,920.00 8,611,050.00 9,550,000.00 9,550,000.00 9,550,000.00 9,550,000.00 15,562.55 13,958.47 15,828.06 18,007.61 28,256.35 30,063.19 29,832.52
Realisasi (ton) 8,094,000.90 8,812,021.98 8,858,365.00 8,858,070.00 8,570,232.11 9,197,764.00 9,061,749.00 12,824.56 13,958.47 15,651.76 22,588.23 20,406.75 26,853.26 26,840.70
Persentase 83.16 83.69 102.87 92.75 89.74 96.31 94.89 82.41 100.00 98.89 125.44 72.22 89.32 89.97
Jumlah
Jenis PupukNoFisik (Ton) Keuangan (Rp. M)
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 31
bersubsidi mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 68/PMK.02/2016 tentang Tata Cara Penyediaan,
Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Pupuk.
Penyempurnaan sistim pembayaran subsidi pupuk dengan
melibatkan aparat pemerintah melalui pembentukan tim Verifikasi
tingkat kecamatan, tim verifikasi tingkat kabupaten dan tim verifikasi
tingkat provinsi serta tim verifikasi tingkat pusat. Adanya verifikasi
dari tim verifikasi di setiap jenjang diharapkan supaya penyaluran
pupuk bersubsidi lebih tepat sasaran dan pembayaran nilai subsidi
lebih transparan.
Pada tahun 2015 dialokasikan kegiatan verifikasi dan validasi
penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Propinsi. Alokasi anggaran
sebesar Rp. 113.555.240.000, terealisasi Rp. 95.585.960.212
(84,17%).
Sedangkan pada Tahun 2016 kegiatan verifikasi dan validasi data
mendapatkan alokasi anggaran setelah penghematan sebesar Rp.
75.979.973.000 dialokasikan di 33 Propinsi dan terealisasi Rp.
68.356.752.252 (89,96%).
Pada tahun 2017, kegiatan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk
bersubsidi di 33 provinsi, dari anggaran Rp. 82.028.460.000
terealisasi Rp. 76.151.425.874 (92,84 %).
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan ini sampai saat ini secara fisik terealisasi 828 dokumen
165% masuk dalam kategori sangat berhasil sedangkan realisasi
keuangannya mencapai dari tahun 2015 sampai dengan 2017
terjadi peningkatan realisasi dan masuk dalam katagori Berhasil.
3.4. Dukungan Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk Bersubsidi/Kartu
Tani
Dalam rangka pengelolaan kebijakan subsidi pupuk yang efektif dan
sebagai upaya menjamin ketepatan sasaran penyaluran pupuk bersubsidi
kepada petani serta tindaklanjut rekomendasi Litbang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan rapat koordinasi Menteri BUMN dan
Menteri Pertanian tanggal 20 Februari 2017 di Kantor BNI Pusat dilakukan
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 32
pendataan Rencana Defenetif Kebutuhan Kelompok (RDKK) berbasis
sistem (e-RDKK) sebagai dasar pendataan petani berbasis NIK untuk
dilakukan ujicoba penerapan kartu tani dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
Sebagai langkah operasional koordinasi dengan Dinas Pertanian Propinsi
di Pulau Jawa disampaikan Surat Dirjen PSP Nomor B-
128/T1.050/B/04/2017 tanggal 17 April hal Dukungan Pelaksanaan Uji
Coba Penerpana Kartu Tani, Surat Mentan Nomor 50/TI.050/M/5/2017
tanggal 8 Mei 2017 hal Dukungan Pelaksanaan Ui Coba Kartu Tani dan
Surat Direktur Pupuk dan Pestisida Nomor 377/SR.320/B.5.2/07/2017
tanggal 5 Juli 2017 hal Pengisian Alokasi Pupuk Bersubsidi Tahun 2017
Dalam Sistem eRDKK di wilayah Uji Coba Kartu Tani.
Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah
melibatkan PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Perbankan yang tergabung
dalam HIMBARA. Untuk wilayah Jawa Timur oleh Bank BNI, wilayah Jawa
Tengah, DIY dan Banten oleh Bank BRI serta wilayah Jawa Barat oleh
Bank Mandiri. Sedangkan pengawalan dilakukan dengan Badan
Pengembangan Sumberdaya Pertanian dan Penyuluhan serta Pusat Data
dan Informasi, Sekjen Kementan. Perkembangan pelaksanaan entry RDKK
dan Penyediaan Kartu Tani di 5 Propinsi Pulau Jawa sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 6. Perkembangan Pelaksanaan entry RDKK dan penyediaan Kartu Tani di 5
propinisi di Pulau Jawa
Rekening BankKartu Yg
DicetakJml Kios
Terpasang
EDC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Banten BRI 294.381 193.756 193.756 193.756 132.210 563 -
2 Jawa Barat Mandiri 1.632.346 1.028.282 1.022.540 1.022.540 535.006 3.002 1.477
3 DI Yogyakarta BRI 156.106 284.090 284.090 284.090 66.328 277 195
4 Jawa Tengah BRI 2.577.391 2.395.431 2.395.431 2.395.431 2.419.379 5.850 5.003
5 Jawa Timur BNI 3.976.988 1.203.162 1.708.898 1.708.898 997.571 6.526 6.100
6 Tasikmalaya BRI - 114.778 114.778 114.778 - - 114
8.637.212 5.219.499 5.719.493 5.719.493 4.150.494 16.218 12.889
Jml Petani Yg
Sudah Ter Up
Load dlm
eRDKK
Kementan
Kios
No Provinsi
Bank
Penanggung
Jawab
Jml Petani
Terkomputeris
asi PIHC
Jml Petani
Terverifikasi
dan Validasi
Distan
Progres Kartu Tani Oleh
Perbankan
Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk Bersubsidi/Kartu
Tani dengan pagu anggaran sebesar Rp. 8.472.170.000,- telah terealisasi
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 33
sebesar Rp. 7.297.135.506,- atau sebesar 86,13%. Setelah pemotongan
sisa keuangan tidak terealisasi sebesar Rp. 1.175.034.494,-.
3.5. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan fasilitasi pupuk dan pestisida
tahun 2017 di awal tahun didukung oleh sumberdaya manusia yang
seluruhnya berjumlah 58 orang. Namun di bulan Oktober 1 orang pensiun,
begitu juga di bulan November 1 orang pensiun dengan golongan pegawai
keduanya adalah golongan IV, sehingga jumlah pegawai Direktorat Pupuk
dan Pestisida menjadi 56 orang. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat
Pupuk dan Pestisida berdasarkan golongan dan pangkatnya per bulan
November 2017 yaitu : Golongan II sebanyak 5 orang, golongan III
sebanyak 45 orang dan golongan IV sebanyak 6 orang. Direktorat Pupuk
dan Pestisida dipimpin oleh Direktur (Eselon II) dengan 4 (empat) Sub
Direktorat yang masing-masing dipimpin pejabat Eselon III, dan 1 (satu)
Subbagian Tata Usaha yang dipimpin pejabat Eselon IV. Selain itu
Direktorat Pupuk dan Pestisida dibantu oleh tenaga harian lepas sebanyak
6 orang. Distribusi Pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisida Berdasarkan
Pangkat dan Golongan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Distribusi Pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisda Berdasarkan Pangkat dan
Golongan
No Struktur Organisasi Golongan Pegawai Total
(Orang) IV III II I
1 Direktur 1 0 0 0 1
2 Subdit Pupuk Bersubsidi 0 10 0 0 10
3 Subdit Pengawasan Pupuk dan Pestisida 1 9 1 0 11
4 Subdit Pupuk dan Pembenah Tanah 2 11 0 0 13
5 Subdit Pestisida 2 8 1 0 11
6 Subbagian Tata Usaha 0 7 3 0 10
Jumlah 56
Direktorat Pupuk dan Pestisida dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 34
standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pupuk dan Pestisida
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik
dan pembenah tanah, pupuk anorganik dan pestisida serta
pengawasan pupuk dan pestisida;
b. Pelaksanaan kebijakan dibidang penyediaan pupuk organik dan
pembenah tanah, pupuk anorganik dan pestisida serta pengawasan
pupuk dan pestisida;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan
pestisida serta pengawasan pupuk dan pestisida;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk
organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik dan pestisida serta
pengawasan pupuk dan pestisida.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida.
Susunan organisasi Direktorat Pupuk dan Pestisida terdiri atas:
a. Subdirektorat Pupuk dan Pembenah Tanah, terdiri atas:
1) Seksi Pupuk Anorganik
2) Seksi Pupuk Organik dan Pembenah Tanah
b. Subdirektorat Pupuk Bersubsidi
1) Seksi Alokasi
2) Seksi Administrasi
c. Subdirektorat Pestisida
1) Seksi Pestisida Kimia
2) Seksi Pestisida Hayati
d. Subdirektorat Pengawasan Pupuk dan Pestisida
1) Seksi Pengawasan Pupuk
2) Seksi Pengawasan Pestisida
e. Subbagian Tata Usaha
Adapun distribusi pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisida berdasarkan
Sebaran Pejabat Eselon III dan IV terlihat dalam tabel berikut:
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 35
Tabel 8. Distribusi Pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisida Berdasarkan Sebaran
Pejabat Eselon III dan IV
No Pejabat Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Eselon III 3 Orang 0 Orang 3 Orang
2 Eselon IV 2 Orang 7 Orang 9 Orang
Jumlah 12 Orang
Distribusi pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisida berdasarkan sebaran
pegawai per golongan terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 9. Distribusi Pegawai Direktorat Pupuk dan Pestisida Berdasarkan Sebaran
Pegawai Per Golongan
No Golongan A B C D E Jumlah
1 Gol I - - - - - 0
2 Gol II - - 3 2 - 5
3 Gol III 7 14 13 11 - 45
4 Gol IV 5 - - 1 - 6
Jumlah 12 14 16 14 0 56
3.6. Akuntabilitas Keuangan Direktorat Pupuk dan Pestisida
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pupuk dan Pestisida TA
2017 dibiayai dana APBN yang tertuang dalam DIPA Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Total anggaran yang
dikelola Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar Rp 1.342.500.000,- (Satu
milyar tiga ratus empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk
anggaran Dekonsentrasi, Rp 79.502.410.000,- (Tujuh puluh sembilan milyar
lima ratus dua juta empat ratus sepuluh ribu rupiah) untuk dana Tugas
Pembantuan serta dana pusat sebesar Rp. 17.403.220.000,- (Tujuh belas
milyar empat ratus tiga juta dua ratus dua puluh ribu rupiah). Rincian dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan tercantum dalam lampiran 2 dan
lampiran 3 sedangkan rincian realisasi anggaran untuk dana pusat
tercantum dalam Tabel berikut :
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 36
Tabel 10. Anggaran dan Realisasi Anggaran Direktorat Pupuk dan Pestisida Tahun 2017 (per 29 Desember)
3.6.1. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Realisasi keuangan kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 33.153.369.400.000,- sesuai DIPA
Revisi 01 tanggal 20 Oktober 2017 Nomor : SP DIPA-
999.07.1.984149/2017 dan berdasarkan addendum kontrak
sebesar Rp. 29.832.523.953.419,- sampai dengan bulan Desember
2017 mencapai Rp. 26.840.701.056.839,- sehingga sisa dana yang
tersedia sebesar Rp. 2.991.822.896.580,-. Sedangkan volume/
NO KETERANGAN ANGGARAN REALISASI % SISA %
I Kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida (Pusat) 17,403,220,000 15,245,703,187 87.6% 2,157,516,813 12.4%
04.03.1797.950.005 Layanan Operasional Kegiatan Pupuk dan Pestisida 8,526,000,000 7,642,836,435 89.6% 883,163,565 10.4%
1 501 Perencanaan Pelaksanaan dan Monev kegiatan Pupuk dan Pembenah Tanah 1,288,250,000 1,273,522,256 98.9% 14,727,744 1.1%
A Fasilitasi Pelayanan Pendaftaran Pupuk dan Pembenah Tanah 769,195,000 758,249,812 98.6% 10,945,188 1.4%
B Fasil itasi Pengembangan Rumah Kompos di Kementan 22,055,000 21,285,500 96.5% 769,500 3.5%
C Dukungan Kegiatan Pupuk dan Pembenah Tanah 497,000,000 493,986,944 99.4% 3,013,056 0.6%
2 502 Perencanaan Pelaksanan dan Monev kegiatan Pupuk Bersubsidi 1,776,440,000 1,523,720,563 85.8% 252,719,437 14.2%
A Pertemuan Perencanaan Kebutuhan Pupuk 298,250,000 239,992,000 80.5% 58,258,000 19.5%
B Penyusunan Kebijakan Pupuk Bersubsidi 681,400,000 616,661,213 90.5% 64,738,787 9.5%
C Pelaksanaan Kegiatan Adminitrasi Pupuk Bersubsidi 328,300,000 325,170,650 99.0% 3,129,350 1.0%
D Pelaksanaan Kegiatan Alokasi Pupuk Bersubsidi 256,490,000 196,191,400 76.5% 60,298,600 23.5%
E Monitoring dan Evaluasi Kegiatan 212,000,000 145,705,300 68.7% 66,294,700 31.3%
3 503 Perencanaan Pelaksanan dan Monev kegiatan Pestisida 1,714,475,000 1,604,988,825 93.6% 109,486,175 6.4%
A Fasilitasi Komisi Pestisida 416,900,000 396,275,200 95.1% 20,624,800 4.9%
D Fasilitasi dan Evaluasi Dokumen Pendaftaran Pestisida 986,000,000 941,554,260 95.5% 44,445,740 4.5%
E Pembinaan dan Evaluasi penggunaan Pestisida 311,575,000 267,159,365 85.7% 44,415,635 14.3%
4 504 Perencanaan Pelaksanan dan Monev kegiatan Pengawasan Pupuk dan Pestisida 1,473,150,000 1,274,428,437 86.5% 198,721,563 13.5%
B Fasil itasi Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Pusat 213,600,000 177,595,100 83.1% 36,004,900 16.9%
C Fasil itasi Tim Verifikasi Subsidi Pupuk 684,750,000 615,875,796 89.9% 68,874,204 10.1%
E Pengawasan pupuk 290,800,000 248,574,158 85.5% 42,225,842 14.5%
F Pengawasan Pestisida 284,000,000 232,383,383 81.8% 51,616,617 18.2%
5 505 Koordinasi Kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida 2,273,685,000 1,966,176,354 86.5% 307,508,646 13.5%
A Fasilitasi Ketatausahaan Direktorat Pupuk dan Pestisida 1,047,685,000 865,101,361 82.6% 182,583,639 17.4%
B Pendampingan Kegiatan DITJEN PSP dalam rangka UPSUS 1,226,000,000 1,101,074,993 89.8% 124,925,007 10.2%
04.03.1797.951.005 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 8,877,220,000 7,602,866,752 85.64% 1,274,353,248 14.36%
1 056 F Perencanaan Pelaksanaan dan Monev Kegiatan Pupuk Bersubsidi 8,472,170,000 7,297,135,506 86.13% 1,175,034,494 13.87%
056 G Pertemuan Penyempurnaan Protokol Pungujian Efikasi 171,200,000 167,928,646 98.09% 3,271,354 1.91%
056 H Pertemuan Kajian Kebijakan Pestisida 233,850,000 137,802,600 58.93% 96,047,400 41.07%
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 37
jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan sampai Desember 2017
sebanyak 9.061.749 ton.
3.6.2. Kegiatan Layanan Operasional Pengawasan Pupuk Bersubsidi
Realisasi keuangan kegiatan pengawasan pupuk dengan
melakukan analisa sampel pupuk dengan pagu anggaran sebesar
Rp.290.800.000,- dan terealisasi sebesar Rp.248.574.158 ,- atau
85,5 %.
3.7. Hambatan dan kendala
3.7.1. Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Penyerapan pupuk bersubsidi tidak mencapai alokasi yang
ditetapkan. Hal ini dapat disebabkan:
Perencanaan subsidi pupuk tidak menggunakan HPP yang
mendekati riil;
Petunjuk pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk
bersubsidi kurang memadai;
Pemerintah daerah terlambat menetapkan alokasi kebutuhan
pupuk bersubsidi dan tidak menindaklanjuti realokasi
kebutuhan pupuk bersubsidi.
3.7.2. Layanan Operasional Pengawasan Pupuk Bersubsidi :
Koordinasi antar instansi terkait maupun dengan stake holders
lain belum optimal.
Belum optimalnya peran pengawasan oleh Komisi Pengawasan
pupuk dan Pestisida (KPPP) dan PPNS di daerah karena
ditemukan berbagai kasus penyimpangan dalam penyediaan
dan distribusi pupuk subsidi.
Penerapan sanksi hukum yang diberikan pada pelaku
penyimpangan pupuk dan pestisida belum optimal.
Sosialisasi tentang pupuk dan pestisida yang terdaftar belum
optimal.
Kesulitan dalam mengelola/memusnahkan stok pestisida yang
tidak layak pakai (ilegal, palsu, kadaluwarsa).
Petugas pengawas, KP3 dan PPNS pupuk dan pestisida belum
dapat bekerja secara optimal.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 38
Penyimpangan-penyimpangan yang sering tejadi pada pupuk
adalah peredaran pupuk palsu, penyaluran pupuk bersubsidi ke
yang bukan peruntukannya.
Penyimpangan-penyimpangan yang sering pada pestisida yaitu
peredaran pestisida yang telah habis masa berlaku izin
pendaftaran, pestisida yang telah diperpanjang izinnya tetapi di
lapangan masih beredar dengan izin lama, pelanggaran label
dengan memperluas sasaran penggunaan yang tidak sesuai
dengan izin pendaftaran, pestisida palsu, pewadahan kembali,
penjualan bebas pestisida terbatas, penggunaan pestisida
terbatas oleh petani/pengguna yang tidak bersertifikat.
3.8. Upaya dan Tindak Lanjut
Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan, upaya-
upaya yang dilakukan dan dalam mengatasi permasalahan yang timbul
ditindaklanjuti dengan berbagai upaya seperti:
3.8.1. Meningkatkan Penyaluran Pupuk Subsidi
Perlu dibangunnya koordinasi antar Dinas Pertanian terkait
dengan Lembaga Penyuluh baik di tingkat Provinsi maupun
Kabupaten/Kota dalam pengawalan perencanaan kebutuhan
pupuk melalui penyusunan RDKK, pengawalan penyediaan dan
penyaluran pupuk bersubsidi dengan skala prioritas pada
wilayah/kondisi pertanaman/kebutuhan untuk masing-masing
komoditas.
Perlu dorongan untuk mengoptimalkan peran Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai wadah koordinasi Satuan Kerja Dinas
dan stakeholder (produsen dan lembaga terkait) dalam
pengawalan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di
masing-masing wilayah.
Perlu disepakatinya rencana kebutuhan pupuk yang berbasis
RDKK yang menjadi salah satu pertimbangan dalam
pengalokasian kebutuhan pupuk bersubsidi untuk sektor
pertanian per provinsi per subsektor.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 39
Telah dilakukannya kerjasama dengan BPKP untuk mereview
HPP pupuk bersubsidi usulan produsen, selanjutnya
perhitungan subsidi pupuk menggunakan HPP hasil review
BPKP.
Dasar penyediaan pupuk bersubsidi di daerah cukup dengan
penerbitan Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Peraturan
Walikota.
3.8.2. Meningkatkan Pengawasan Pupuk Bersubsidi
Menyusun Kepmentan tentang Komisi Pengawasan Pupuk dan
Pestisida Pusat
Melakukan pembinaan dan pengawasan pupuk dan pestisida
secara optimal dan intensif baik oleh pengawas pusat,
pengawas provinsi dan pengawas kabupaten/kota serta
instansi yang berkompeten di bidang pengawasan pupuk dan
pestisida, dengan mendalami dan mencermati ketentuan-
ketentuan maupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang pupuk dan pestisida.
Peran aktif Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam
penyempurnaan database RDKK, melalui pertemuan secara
rutin dengan produsen pupuk dan kelembagaan penyuluhan
guna menyusun RDKK sehingga penyaluran pupuk bersubsidi
sesuai data riil dan dapat dipersiapkan lebih awal dan akurat.
Untuk mengatasi stok pestisida yang tidak layak pakai yang
ada di gudang Dinas Pertanian, perlu dikoordinasikan dengan
Bapedalda setempat dalam pelaksanaan pemusnahannya agar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dalam menangani kasus-kasus pupuk dan pestisida ditingkat
lapang perlu dukungan dan peran aktif Komisi Pengawasan
Pupuk dan Pestisida (KP3) Provinsi maupun Kabupaten/Kota
serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagai ujung
tombak di lapangan. Sehingga terjalin koordinasi antar
pemerintah pusat, daerah, stakeholder dan masyarakat dalam
merumuskan langkah-langkah operasional pelaksanaan
pengawasan pupuk dan pestisida.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 40
Melakukan perbaikan dan menyempurnakan sistim
pengawasan sekaligus membentuk dan mengefektifkan
pelaksanaan tugas pengawas di provinsi dan kabupaten/kota.
Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan PPNS secara
maksimal serta peningkatan kerjasama antara kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan dalam penegakan hukum di
Indonesia.
Mengoptimalkan kinerja KP3, PPNS dan meningkatkan
koordinasi antara pusat, provinsi, dengan KP3 kabupaten/kota
sesuai tugas, fungsi dan wewenangnya serta mendorong
terbentuknya KP3 di provinsi dan kabupaten/kota.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 41
BAB IV
PENUTUP
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Pupuk dan Pestisida,
maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian
Pertanian (swasembada berkelanjutan dan pencapaian swasembada,
diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, dan
peningkatan kesejahteraan petani), telah disusun Rencana Strategis dan
Program Kerja Direktorat Pupuk dan Pestisida Tahun 2015 – 2019 sebagai
acuan dalam Fasilitasi Pupuk dan Pestisida untuk mendukung sub sektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pencapaian sasaran
dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai program dan
kegiatan yang meliputi aspek perencanaan pelaksanaan dan monev kegiatan
pupuk dan pembenah tanah, perencanaan pelaksanaan dan monev kegiatan
pupuk bersubsidi, perencanaan pelaksanaan dan monev kegiatan pestisida,
perencanaan pelaksanaan dan monev kegiatan pengawasan pupuk dan
pestisida dan koordinasi kegiatan Direktorat Pupuk dan Pestisida. Direktorat
Pupuk dan Pestisida dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, telah
memberikan beberapa keberhasilan antara lain peningkatan penyaluran pupuk
bersubsidi dan peningkatan pengawasan pupuk dan pestisida. Namun demikian,
mengingat pengelolaan pupuk dan pestisida juga menjadi kewenangan berbagai
instansi lain serta implementasi di lapangan sepenuhnya dilaksanakan
pemerintah daerah sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, maka sangat
diperlukan koordinasi yang intensif, baik antar instansi terkait di pusat dan
daerah maupun antara pusat dan daerah.
Strategi pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahun 2017
antara lain meningkatkan koordinasi penyediaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi bersama instansi terkait dan produsen pupuk, memantapkan sistim
distribusi pupuk pola tertutup menggunakan RDKK yang akurat, mendorong
pemupukan berimbang melalui penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik,
meningkatkan kemampuan petugas daerah di bidang pupuk dan pestisida serta
partisipasi mendukung fasilitasi petugas pengawas.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran hasil kinerja
Direktorat Pupuk dan Pestisida selama tahun 2017, dan dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi dalam mengambil langkah-langkah strategis dan operasional
serta penyusunan pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
______________________________________Direktorat Pupuk dan Pestisida
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017__________________ 42
Lampiran :
1. PK 2017 Direktorat Pukpes
2. Realisasi Dekon dan TP