Upload
lyhanh
View
244
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
RENCANA KINERJA TAHUNAN
(RKT)
TAHUN 2012
Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2012
DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2012
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) mengacu pada
Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi dan nepotisme, Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai
instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan
mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis. Oleh karena itu dalam
pelaksanaannya diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan. Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat
diketahui secara tepat seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan
permasalahan serta upaya pemecahannya.
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang
akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja
tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan
strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam suatu tahun
beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur
yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan
pemerintahan untuk suatu periode tertentu.
Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012
memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang
akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun 2012. Dengan disusunnya rencana
kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja serta target capaiannya akan didukung
oleh semua pihak terkait sehingga hasil yang dicapai dapat optimal sesuai yang
dikehendaki untuk mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan,
akuntabel dan berorientasi pada hasil.
2
B. Tujuan
1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional secara
terinci;
2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program
3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja
4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja
5. Membantu dalam menetapkan target kinerja
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan, norma,
standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
tanaman semusim.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat Tanaman Semusim
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber
daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
semusim;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya,
perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman semusim;
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
semusim; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Semusim.
3
III. VISI DAN MISI DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
A. Visi
Visi Direktorat Tanaman Semusim adalah Menjadi fasilitator dan dinamisator terpercaya
dalam memberikan pelayanan prima pengembangan usaha budidaya Tanaman Semusim
perkebunan yang efisien, produktif, berdayasaing dan berkelanjutan.
B. Misi
Direktorat Tanaman Semusim menetapkan misinya sebagai berikut :
1. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman
semusim;
2. Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman semusim
dengan pendekatan kawasan;
3. Memotivasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal;
4. Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani.
IV. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan tahun 2012
sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2012,
maka tujuan Direktorat Tanaman Semusim adalah :
1. Mendorong peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim,
peningkatan efisiensi dan keberlanjutan usaha;
2. Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan profesionalisme pelaku
usaha produksi perkebunan tanaman semusim, terutama petani perkebunan
(pekebun);
3. Meningkatkan hubungan sinergis antar pelaku usaha agribisnis perkebu nan
tanaman semusim;
4. Mendorong penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha melalui
optimalisasi pemanfaatan lahan dan pengembangan agribisnis perkebunan tanaman
semusim yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
5. Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan tanaman semusim dalam
mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan kawasan
pengembangan perkebunan.
4
B. Sasaran Pembangunan Perkebunan Tanaman Semusim
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, lebih lanjut ditetapkan beberapa
sasaran yang akan dicapai Direktorat Tanaman Semusim dalam tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
1. Tersedianya berbagai pedoman umum untuk tercapainya peningkatan produktivitas
perkebunan tanaman semusim, terutama di wilayah-wilayah potensial;
2. Terfasilitasinya pencapaian peningkatan pendapatan petani dengan usaha pokok
berbasis perkebunan tanaman semusim;
3. Terwujud dan terbinanya kelembagaan petani perkebunan tanaman semusim, baik
kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan non ekonomi;
4. Terfasilitasinya peningkatan tambahan penyerapan tenaga kerja;
5. Terfasilitasinya pertumbuhan perekonomian wilayah terutama di wilayah perdesaan.
Adapun sasaran pembangunan perkebunan tanaman semusim secara umum dilihat
dari luas areal, produksi dan produktivitas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Perkebunan (Tanaman Semusim) Tahun 2010─2014
Komoditi Luas Areal (000 ha) Laju Pertmb (%)
/tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Tebu 464,64 572,12 631,85 691,10 766,61 13,47
Kapas 15,00 17,50 20,00 23,50 25,00 13,71
Tembakau 205,00 205,00 205,00 205,00 205,00 0
Nilam 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 6,49
Target tersebut, khususnya untuk komoditi tebu dengan menggunakan asumsi
bahwa lahan untuk perluasan pengembangan tebu di luar jawa dapat disediakan dari
lahan eks HPK oleh Kementerian Kehutanan.
5
Tabel 2. Perkembangan Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan (Tanaman Semusim) Tahun 2010─2014
Komoditi Produksi (000 ton) Laju Pertmb
(%/tahun) 2010 2011 2012 2013 2014
Tebu (gula) 2.996.00 3.867,23 4.396,20 4.934,73 5.700,00 17,63
Kapas (kapas berbiji) 26,25 33,00 40,00 57,00 63,00 24,99
Tembakau (daun kering)
181,00 182,00 183,00 183,00 184,00 0,41
Nilam (daun kering) 91,00 97,00 106,00 116,00 124,00 8,05
Target produksi tersebut, khususnya untuk komoditi tebu dengan menggunakan
asumsi bahwa pembangunan Pabrik Gula (PG) oleh Investor ditargetkan 15 PG dengan
rata-rata kapasitas 10.000 TCD.
Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan
(Tanaman Semusim) Tahun 2010─2014
Komoditi Produktivitas (kg/ha) Laju Pertmb
(%) /tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Tebu (gula) 6.448 6.760 6.960 7.130 7.440 3,65
Kapas (serat Berbiji) 1.750 1.900 2.000 2.200 2.500 9,37
Tembakau (daun kering) 885 888 890 892 893 0,23
Nilam (Daun kering) 6.300 6.400 6.500 6.550 6.600 1,17
Target produktivitas tersebut, khususnya untuk komoditi tebu dengan
menggunakan asumsi bahwa revitalisasi pabrik gula eksisting yang dilakukan oleh
Kementerian BUMN dimulai tahun 2010 dan pertanaman tebu dengan menggunakan
benih unggul serta dilakukannya perbaikan/penyempurnaan manajemen tebang muat
angkut. Target produktivitas untuk kapas dengan asumsi benih yang dipakai adalah benih
hibrida untuk Provinsi Sulawesi Selatan dan tidak terjadi pergeseran musim.
6
V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Pengembangan agribisnis perkebunan tanaman semusim masih belum optimal. Hal ini
terkait dengan kendala beragam yang dihadapi dalam pengembangan agribisnis dimaksud
yang sifatnya sangat khas antara pengembangan satu komoditas dengan komoditas lainnya.
Pada agribisnis berbasis tebu, misalnya, kita menyaksikan adanya persoalan kelembagaan.
Kondisi ini telah menyebabkan rendahnya efisiensi, produktivitas dan mutu hasil industri gula
nasional. Teknologi yang sebenarnya sudah tersedia untuk mendukung pengembangan
agribisnis berbasis tebu tidak dapat dioptimalkan penggunaannya, sehingga petani
menerapkan pola dan teknik budidaya yang jauh dari standar yang seharusnya diikuti.
Di lapangan ditemukan pula adanya kesalahan manajemen, sebagai contoh: dalam penentuan
jadual tebang atau ketersediaan tenaga tebang yang tidak sesuai dengan rencana penebangan
di suatu wilayah pabrik gula, keterbatasan ketersediaan bibit unggul, lokasi bahan baku yang
ratusan kilometer dari pabrik dan sebagainya. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
dalam hal tataniaga gula yang fluktuatif dan seringkali terancam oleh pergerakan harga gula
internasional hingga mencapai ke tingkat yang tidak dapat memberikan insentif bagi para
pelaku usaha pergulaan.
Pada agribisnis serat kapas juga masih menghadapi beberapa kendala. Tanaman kapas
merupakan tanaman semusim yang memerlukan suplai pengairan yang tepat waktu dan
jumlah, di sisi lain pengembangan kapas pada umumnya pada lahan marginal (kering) yang
sistem pengairannya tergantung dari iklim, sehingga apabila terjadi pergeseran musim sangat
mempengaruhi produksi dan mutu serta kapas. Disamping itu kendala teknologi juga masih
dirasakan petani, terutama gangguan organisme pengganggu tumbuhan (hama dan penyakit)
yang mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan, terutama komponen pestisida. Sementara
itu, teknologi rekayasa genetika yang menghasilkan varietas kapas transgenik masih
memerlukan waktu dalam penerapannya secara luas, mengingat diperlukan berbagai uji,
terutama pengaruhnya terhadap lingkungan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian juga
adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan tanaman kapas. Para pakar serat kapas
memperkirakan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan serat kapas maksimal 30%
dari kebutuhan nasional. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa Indonesia hanya
memproduksi kapas serat pendek sebagai pencampur kapas serat panjang yang diimpor. Oleh
karenanya, perlu segera mendorong para pelaku industri tekstil untuk mulai menyusun design
pengembangan agribisnis berbasis serat alam lainnya, seperti rami, rosela, jute, kenaf, abaka,
dan lain-lain.
7
Pada agribisnis tembakau, dijumpai adanya kecenderungan kelebihan penawaran di
sentra produksi tembakau, seperti tembakau jenis virginia dan rakyat. Hal ini menyebabkan
kesulitan pemasaran hasil, terutama bagi petani tembakau yang belum terorganisasi dalam
hubungan kemitraan dengan pabrik rokok/perusahaan pengelola. Khusus tembakau jenis
virginia FC (krosok), untuk pengovenan mengalami kelangkaan dan mahalnya harga bahan
bakar minyak tanah (BBMT) sehingga perlu segera dilakukan diversifikasi ke bahan bakar
alternatif (BBA), seperti batubara, LPG dan bio-briket.
Pada pengembangan tanaman nilam permasalahan utama yang dijumpai adalah adalah
mutu, tingkat harga dan fluktuasi harga. Semua pelaku usaha (petani, penyuling dan
eksportir) menerima resiko kerugian yang sama akibat masalah tersebut. Sedangkan
permasalahan mutu minyak nilam merupakan akumulasi dari masalah mutu bahan baku
tanaman, penggunaan alat penyuling dan teknologi proses, serta apresiasi / insentif harga
terhadap mutu yang lebih baik.
VI. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
A. Program
Program Direktorat Tanaman Semusim adalah peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu tanaman semusim yang dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendorong
upaya-upaya untuk peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
semusim.melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan organisasi
secara optimal. Prioritas kegiatan adalah membina, mengawal dan memberikan
bimbingan teknis pengembangan tanaman semusim, mulai dari identifikasi dan
pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya dan pemberdayaan kelembagaan.
B. Kegiatan
Kegiatan pembangunan tanaman semusim dilaksanakan berdasarkan skala prioritas,
agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Fokus kegiatan
yang terkait dengan Direktorat Tanaman Semusim adalah :
(1) Swasembada gula nasional;
(2) Pengembangan komoditas ekspor;
(3) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
8
VII. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
Guna mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Direktorat Tanaman Semusim, serta
sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi, serta memperhatikan arah kebijakan
pembangunan perkebunan tahun 2012 maka Kebijakan Direktorat Tanaman Semusim
tahun 2012 dirumuskan dalam kebijakan umum dan kebijakan teknis sebagai berikut:
1. Kebijakan Umum
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kebijakan umum
pembangunan tanaman semusim adalah: Mendorong dan memfasilitasi
peningkatan pelayanan untuk pengembangan usaha budidaya tanaman semusim
perkebunan.
2. Kebijakan Teknis
Kebijakan teknis pembangunan tanaman semusim adalah Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim melalui :
a. Pengembangan komoditi tanaman semusim dengan memanfaatkan potensi
yang ada berbasis sumberdaya local, pengembangan IPTEK dan memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam;
b. Peningkatan kemampuan SDM;
c. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;
d. Peningkatan investasi usaha tanaman semusim sesuai kaidah pengelolaan SDA
dan lingkungan hidup;
e. Pengembangan system informasi tanaman semusim.
B. Strategi
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta implementasi kebijakan
pembangunan tanaman semusim, strategi dan rencana aksi yang akan ditempuh selama
tahun 2012 adalah mengoptimalkan peran organisasi Direktorat Tanaman Semusim
dalam memfasilitasi pengembangan usaha budidaya tanaman semusim dan peningkatan
peran kelembagaan perkebunan dengan rincian sebagai berikut :
a. Pengembangan Komoditi Tanaman Semusim
Tingkat produktivitas dan mutu tanaman semusim dewasa ini masih belum
mencapai standar baku disebabkan karena sebagian besar atau hampir seluruhnya
9
diusahakan oleh petani perkebunan rakyat (pekebun) yang pada umumnya belum
melaksanakan praktek budidaya yang baik dan benar, seperti belum seluruhnya
menggunakan benih unggul dan teknis budidaya belum sepenuhnya mengikuti baku
teknis. Untuk itu dalam pengembangan tanaman semusim perlu dilakukan berbagai
upaya seperti :
- Intensifikasi dan diversifikasi
- Penyediaan benih unggul bermutu
- Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan
- Mendorong penerapan standard mutu sesuai dengan kebutuhan pasar.
b. Peningkatan SDM
Sumberdaya manusia utama dalam pengembangan tanaman semusim adalah
pelaku usahanya, yaitu petani, kelompok tani, dan petugas. Kondisi SDM yang ada
saat ini masih perlu untuk ditingkatkan kualitasnya, khususnya dalam hal
pengetahuan dan keterampilannya di bidang usaha tani melalui :
- SDM Petugas
Peningkatan kualitas moral, dan etos kerja petugas
Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun sistem
pengawalan yang efektif
Peningkatan penerapan sistem rekruitmen dan karir yang terprogram serta
transparan untuk mewujudkan petugas yang profesional
- SDM Petani dan Masyarakat
Peningkatan kemampuan dan kemandirian petani untuk mengoptimalkan
usahanya secara berkelanjutan
Fasilitasi peningkatan kemampuan petani untuk dapat mengakses berbagai
peluang usaha dan sumberdaya dalam memperkuat usahanya
Penumbuhan kebersamaan dan pengembangan kemampuan petani dalam
mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin
kemitraan
c. Pengembangan Kelembagaan Petani dan Kemitraan Usaha
Dalam rangka mengembangkan kelembagaan petani dan kemitraan usaha,
strategi yang dilakukan adalah :
10
- Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian kelembagaan petani
untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait serta mengakses berbagai
peluang usaha dan sumberdaya yang tersedia;
- Mendorong terbentuknya kelembagaan komoditas tanaman semusim yang
tumbuh dari bawah;
- Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan kelembagaan usahanya;
- Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai dan
saling bertanggungjawab.
d. Peningkatan Investasi Usaha
Dalam rangka mendorong terciptanya iklim investasi usaha yang kondusif, dan
meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, swasta untuk berinvestasi
di bidang agribisnis tanaman semusim, pihak perbankan telah menyediakan kredit
program dan kredit komersial, seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E),
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Strategi yang dilakukan adalah :
- Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh kemudahan
akses untuk pelaksanaan investasi usaha;
- Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk pengembangan
tanaman semusim, terutama untuk UMKM;
- Mempercepat proses pelayanan kepada pelaku usaha.
e. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pembangunan perkebunan tanaman semusim tersebar di hampir seluruh
wilayah kepulauan Indonesia. Untuk penyebarluasan informasi terkait dengan SDM,
teknologi, pasar, dan hasil capaian pembangunan secara akurat dan tepat waktu dari
berbagai lokasi dibutuhkan suatu sistem informasi manajemen di setiap tingkatan
(Pusat, Provinsi dan Kabupaten). Dalam rangka pengembangan sistem informasi
manajemen tanaman semusim ditempuh srategi sebagai berikut :
- Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan menyusun dan
menyebar luaskan informasi yang lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang
pasar, sumber permodalan, capaian usaha perkebunan untuk mendorong dan
menumbuhkan minat pelaku usaha secara keseluruhan;
- Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi lainnya yang terkait.
11
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
A. LatarBelakang ………………………………………………………… 1
B. Tujuan ………………………………………………………… 2
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ………………………………………………………… 2
A. Tugas Pokok …………………………………………………………. 2
B. Fungsi …………………………………………………………. 2
III. VISI DAN MISI ………………………………………………………… 3
A. Visi ………………………………………………………… 3
B. Misi …………………………………………………………. 3
IV. TUJUAN DAN SASARAN …………………………………………………………. 3
A. Tujuan …………………………………………………………. 3
B. Sasaran …………………………………………………………. 4
V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ……………………………………………………… 6
VI. PROGRAM DAN KEGIATAN …………………………………………………………. 7
A. Program …………………………………………………………. 7
B. Kegiatan …………………………………………………………. 7
VII. KEBIJAKAN DAN STRATEGI …………………………………………………………. 8
A. Kebijakan …………………………………………………………. 8
B. Strategi …………………………………………………………. 8
LAMPIRAN
0
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
TAHUN 2012
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Semusim Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
yang berkelanjutan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terfasilitasinya pengembangan budidaya 1. Swasembada Gula Nasional
tanaman semusim (Tebu, Kapas, - Tebu (000 ha)
632
tembakau dan nilam) 2. Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
- Kapas (000 ha)
20
3. Pengembangan Komoditas Ekspor
- Tembakau (000 ha)
205
- Nilam (000 ha)
16
4. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan
- Integrasi tanaman semusim ternak (paket) 6
Jumlah Anggaran : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
Rp. 230.752.000.000,-
1