36
RIBA 1 AH. AZHARUDDIN LATHIF, M.Ag, MH Dosen Fak. Syariah dan Hukum UIN Jakarta Pengurus BPH DSN-MUI HP. 081283727346, email: [email protected] Disampaikan dalam “Kajian Intelektual Notaris Islam (KINI)”, pada hari Sabtu, 6 Mei 2017.

Disampaikan dalam “Kajian Intelektual Notaris Islam (KINI ... · (LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif Alasan Yang Mengatakan Interest Bukan Riba

  • Upload
    dinhnhu

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RIBA

1

AH. AZHARUDDIN LATHIF, M.Ag, MH Dosen Fak. Syariah dan Hukum UIN Jakarta

Pengurus BPH DSN-MUI

HP. 081283727346, email: [email protected]

Disampaikan dalam “Kajian Intelektual Notaris Islam

(KINI)”, pada hari Sabtu, 6 Mei 2017.

2

RIBA

AGENDA

1. Pengertian Riba

2. Larangan Riba Dalam Al-Qur’an, Hadits, Kitab Samawy, dan Pendapat para Ulama

3. 9 Alasan dan jawaban: Interest bukan riba

4. Macam-Macam Riba

5. Perbedaan Bunga (Riba) dan Bagi Hasil

6. Perbedaan Al-Bay dan Riba

7. Hikmah Larangan Riba

8. Sumber Bacaan

3

PENGERTIAN RIBA

Riba (Arabic: ربا) arti Bahasa ialah tambah (az-Ziyadah), tumbuh (al-Numuw) , naik (al-irtifa’) dan tinggi (al-’uluw). (Umar Ibn Abd Aziz al-Mutruk)

Pengertian riba adalah tambahan yang

diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi (al-amwal al-ribawiyyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak (Fatwa DSN-MUI No. 80/2011)

1

• Membandingan antara zakat dan riba

• Memuji zakat dan mencela riba

• Surat Arruum: 39

2

• Mendiskripsikan praktik riba dikalangan Yahudi

• Praktik Riba yang dipraktikan Yahudi adalah Zulm (aniaya)

• Surat An- nisaa: 160-161

3 • Larangan praktik Riba yang berlipat ganda (tradisi Arab Jahiliyah)

• Surat Ali Imran: 130

4 • Larangan tegas (perintah meninggalkan) berbagai bentuk Riba

• Surat Al-baqarah: 278-279

TAHAPAN PENGHARAMAN RIBA

5

DALIL LARANGAN RIBA

Arruum: 39

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia bertambah pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu tidak bertambah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang yang melipatgandakan (pahalanya).”

Annisaa: 160-161

Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan diatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.

6

ISLAM

Ali Imran: 130 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Al-baqarah: 278-279 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.”

7

ISLAM

Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima

riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua

orang saksinya, kemudian beliau bersabda: “Mereka semuanya sama“

(HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW berkata: “Pada

malam perjalananku Mi’raj, aku melihat orang-orang yang perutnya

seperti rumah, didalamnya dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan dari

luar. Aku bertanya kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril menjawab

bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima riba.”

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Riba itu

memiliki tujuh puluh tingkatan, adapun tingkat yang paling rendah

(dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina dengan

ibunya sendiri.”

8

YUNANI

Plato (427-347 SM):

Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas

dalam masyarakat.

Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi

golongan miskin

Aristoteles (384-322 SM):

Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange)

bukan alat menghasilkan tambahan melalui bunga

“….Istilah riba, yang berarti lahirnya uang dari uang, diterapkan

kepada pengembangbiakan uang karena analogi keturunan dan

orang tua. Dibanding dengan semua cara mendapatkan uang,

cara seperti ini adalah yang paling tidak alami” (Politics, 1258)

9

YAHUDI

Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25

“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.”

Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19

“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan.”

Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7

“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.”

Lukas 6: 35

“Cintailah musuhmu… dan janganlah meminjamkan kepada mereka dengan berharap untuk mendapatkan sesuatu (yang lebih)”

10

KRISTEN

Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35

Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek pembungaan terbagi pada tiga periode, yaitu

Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):

Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):

Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):

11

KRISTEN Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII): Larangan mengambil bunga merujuk kepada Old Testament yang juga diimani oleh orang Kristen.

St. Basil (329-379)

St. Gregory dari Nyssa (335-395)

St. John Chrysostom (344-407)

St. Ambrose

St. Augustine

St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)

Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang (Canon)

Council of Elvira (Spanyol tahun 306)

Council of Arles (tahun 314)

First Council of Nicaea (tahun 325)

Council of Carthage (tahun 345) & Council of Aix la Chapelle (789)

Council of Latern (1179)

Council of Lyons (1274)

Council of Vienne (1311)

12

KRISTEN

Kesimpulan Pandangan para Pendeta Awal (Abad I-XII):

Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang

melebihi jumlah barang yang dipinjamkan di awal.

Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dalam

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan melebihi apa yang

dipinjamkan adalah suatu dosa.

Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit juga

merupakan bunga yang terselubung.

13

KRISTEN

Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV): Robert of Courcon (1152-1218),

William Auxxerre (1160-1220),

St.Raymond of Pennafore (1180-1278),

St.Bonaventure (1221-1274)

St.Thomas Aquinas (1225-1274)

Bunga dibedakan menjadi interest dan usury

Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan dengan

memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan dengan

konsep keadilan

Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun haram atau

tidaknya tergantung niat si pemberi hutang.

14

KRISTEN

Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun

1836): John Calvin (1509-1564)

Charles du Moulin (1500-1566)

Claude Saumaise (1588-1653)

Martin Luther (1483-1546)

Melancthon (1497-1560)

Zwingli (1484-1531)

Dosa apabila bunga memberatkan

Uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)

Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi

Jangan mengambil bunga dari orang miskin

15

BUNGA BANK: PANDANGAN DUNIA ISLAM

Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo

Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang

diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M)

Rabithah Alam Islamy

Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba

yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab

1406 H)

Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam

Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan

nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau

bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari

riba yang diharamkan secara syariah (Keputusan No. 10 Majelis Majma’

Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desembeer 1985)

16

BUNGA BANK: PANDANGAN ULAMA INDONESIA

Nahdhatul Ulama

Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat.

Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)

Muhammadiyah

Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik nagara kepada nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara “mustasyabihat.”

Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo, 1968)

17

BUNGA BANK: PANDANGAN ULAMA INDONESIA

Majelis Ulama Indonesia

1)Bunga bank sama dengan riba 2) tidak sama dengan riba 3) Syubhat.

MUI harus mendirikan bank alternatif. (Lokakarya Alim Ulama, Cisarua

1991)

Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia, Majelis Ulama Indonesia

1)Bunga bank sama dengan riba (Silaknas MUI, 16 Desember 2003)

Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun

suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas

hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut

Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan

bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-

barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya

9 Alasan Yang Mengatakan Interest

Bukan Riba

Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang

Bunga diberikan atas dasar abstinence

Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih

tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai ini

Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank

(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif

Alasan Yang Mengatakan Interest

Bukan Riba

Diskusi

( 1 ) Darurat

Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat

yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian

sehari-hari akan istilah ini

Pembatasan yang pasti akan pengambilan

dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi

usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al

Fiqhiah seputar kadar darurat.

9 Alasan

Diskusi 9 Alasan ( 2 ) Berlipat Ganda

Pemahaman kembali surat Ali Imran 130

secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit

ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,

demikian juga fase-fase pelarangan riba

secara menyeluruh

Memahami secara mendalam makna mafhum

mukhalafah dalam pemahaman teks-teks

Qur’an & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-

syarat pengambilan hukum daripadanya.

Diskusi 9 Alasan ( 3 ) Opportunity Cost

Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti

Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan

keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling

minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini

tidak demikian manakala si deposan yaitu

menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan

untung rugi dalam usaha

Tidak menghilangkan kesempatan untuk

mendapatkan keuntungan dari proyek dengan

prinsip bagi hasil

( 4 ) Konsumtif - Produktif

Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi

marginal dari dana senantiasa lebih besar dari

suku bunga

Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk

kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya

konsumtif mengingat luasnya jaringan

perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang

memerlukan suplai produksi yang memadai

dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu

persyaratan utama

Diskusi 9 Alasan

Diskusi 9 Alasan ( 5 ) Uang sebagai komoditi

Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan

kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain

terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya

tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas

penolakannya

Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama

perbedaannya dari pinjam-meminjam

Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah

uang seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami

penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak

atas sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut

Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl

( 6 ) Inflasi Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam

artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana

perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa

produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya

produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya

beli uang

Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk

mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang

tidak jarang melebihi tingkat inflasi

Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi

dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan

menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah

menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh

Diskusi 9 Alasan

( 7 ) Abstinence

Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur

“Pengobatan” (dengan penundaan konsumsi) dari

teori bunga Abstinence

Seandainya standar telah didapatkan bagaimana

menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah

pihak

Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai

dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?

Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari

investasi bagi hasil selama masih “penundaan”.

Diskusi 9 Alasan

( 8 ) Time Preference Theory

Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang

menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari

masa yang akan datang”, bukankah setiap orang

menabung dan belajar beranggapan bahwa hari

depan harus lebih baik dari hari ini ?

Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis

mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa

depan.

Diskusi 9 Alasan

( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif

Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite

Juridique ?

Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya

suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan

dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa

tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-

ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?

Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan

Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala

tuntutan hukum ?

Diskusi 9 Alasan

29

Jual Beli

Hutang Piutang

RIBA

Nasiah

Fadl

Nasa’

Jahiliyah

Jual Beli Barang2 Ribawi: (emas, Perak, Gandum bulat, gandum panjang, Kurma, dan garam), Salah satu obyek lebih banyak (kualitas) dari yang lain

Jual beli barang ribawi yang penyerahan

obyeknya tidak secara tunai (Jual beli

mata uang yang berbeda secara tidak

tunai (forward, swap, dan option)

Utang-piutang dengan mengambil

manfaat/keuntungan tambahan

(Investasi)

Utang-piutang, dimana kreditur mengenakan tambahan (dari jumlah hutang) bila debitur pada saat jatuh tempo tidak bisa membayar kewajibannya (Katu Kredit)

MACAM-MACAM RIBA

30

Penentuan suku bunga dibuat pada

waktu akad dengan pedoman harus

selalu untung

Besarnya prosentase berdasarkan pada

jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah

proyek yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah keuntungan

berlipat atau keadaan ekonomi sedang

“booming”.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak

dikecam) oleh semua agama termasuk

Islam.

Penentuan besarnya rasio bagi hasil

dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada kemungkinan untung

rugi.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Bagi hasil tergantung pada keuntungan

proyek yang dijalankan sekiranya itu

tidak mendapatkan keuntungan maka

kerugian akan ditanggung bersama oleh

kedua belah pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai

dengan peningkatan jumlah pendapatan.

Tidak ada yang meragukan keuntungan

bagi hasil.

Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

31

Perbedaan Al-Bay dan Riba Abu al A’la al Mawdudi memberikan empat perbedaan mendasar antara

Al-Bay (perdagangan) dan riba, yaitu:

Pertama:

Dalam perdagangan, pembeli dan penjual melakukan pertukaran atas dasar kesetaraan, bagi pembeli mendapatkan keuntungan dari apa yang ia telah beli dari vendor, sementara yang kedua mendapat keuntungan dalam pertimbangan kerja dan waktu yang dihabiskan dalam pengadaan komoditas itu untuk pembeli

Sementara itu, pada transaksi riba tidak ada pembagian keuntungan antara kedua belah pihak atas dasar kesetaraan. Kreditor mendapatkan untuk dirinya sendiri yang pasti jumlah uang untuk pinjaman, tetapi semua debitur pasti mendapatkan waktu untuk menggunakan uang, sementara waktu tidak selalu mendapatkan keuntungan dirinya

32

Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):

Kedua:

Dalam perdagangan, seberapapun besar keuntungan yang diminta vendor dari pembeli, ia hanya sekali mendapatkannya.

Sementara itu, pada transaksi riba, kreditur tidak berhenti untuk menuntut bunganya sepanjang pokoknya belum dikembalikan.

33

ketiga:

Dalam perdagangan, saat sebuah komoditi dipertukarkan untuk suatu harga, transaksi tersebut selesai. Pembeli tidak memberikan apa-apa setelah transaksi tersebut kepada penjual. Dalam transaksi menyewa, baik rumah, tanah, atau benda/barnag lain, barang yang disewa tetap utuh dan dikembalikan kepada pemilik setelah itu. Hanya untuk manfaat dari barang tersebut yang harus dibayar sewanya oleh penyewa kepada pemilik.

Sementara itu, dalam riba, debitur benar-benar menghabiskan jumlah yang dipinjam dari kreditur dan harus mengembalikan jumlah yang sama dengan tambahan dalam bentuk bunga.

Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):

34

Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):

Keempat:

Dalam perdagangan, profesi dan kerajinan tangan, seseorang memperoleh manfaat setelah menjalani kerja, kesulitan, atau oleh keterampilan atau seni.

Sebaliknya, dalam transaksi riba, kreditor hanya meminjamkan sejumlah surplus yang dimilikinya dan tanpa kerja / usaha / kesulitan, menjadi mitra tetap dalam memperoleh hasil (bunga) dari debitur.

35

Hikmah Dibalik Pelarangan riba

1. Penghapusan ketidakadilan/Kedhaliman

2. Himbauan untuk bekerjasama

3. Semangat persaudaraan

4. Mengenai riba al fadl: mendorong transisi masyarakat dari sistem barter ke sistem moneter

5. Uang, sebagai ukuran yang sempurna nilai dan alat tukar, dimana pertukaran berjalan atas dasar keadilan serta mengurangi penipuan

1. Abdullah Ibn Muhammad Ibn Hasan al-Sa’dy, Al-Riba fi al-Mu’amalat al-Mashrafiyah al-Mu’ashiarah

2. Umar Ibn Abdul Azis al Mutrk, Al-Riba wa al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, Fi Nadri al-Syaria’ah al-Islamiyah

3. Yusuf Qaradawi, Fawaid al-Bunuk hiya al-Riba al-Haram 4. Abu-A’la al-Maududi, Riba 5. Ali Jum’ah Muhammad dkk, Fatawa al-Mu’amalat al-Maaliyah: Al-Qurudh wa

al-Riba 6. Abdul Azhim Jalal Abu Zaid, Fiqh Riba 7. Ahmad Salim Milhim, At-Ta’min al-Islamy 8. M. Syafii Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik 9. Adiwarman Kariim, Analisis Fiqh dan Keuangan 10. M. Syakir Sula, Asuransi Syariah: Konsep dan Sistem Operasional 11. Engku Rabiah Adawiyah Engku Ali dan hassan Scoott P. Odierno, Essential

Guide to Takaful (Islamic Insurance) 12. Mohd. Ma’sum Billah, Principles & Practices of Takaful and Insurance

(Compared)

SUMBER BACAAN