Diskusi Kecil (Jumbo) RA

Embed Size (px)

Citation preview

Program Studi: Program Pendidikan Profesi Apoteker, Jurusan Farmasi FMIPA UNUDMata Kuliah: Farmakoterapi Terapan Kode MK.SKS: FAPT1112/2SKSDiskusi Kelompok: 1Judul Makalah: Rheumatoid ArthritisAnggota Kelompok: 1. Putu Aurora Vanadis(1208525001) 2. Khatija Taher Ali(1208525002)Hari/Tgl/Waktu: Kamis, 23 Mei 2013 08.30 10.10

Nama Anggota Kelompok Kecil Diskusi Kelas (Case Study):NoNama MahasiswaNIM

1I Nyoman Yudi Kurniawan1208525013

2I Putu Bagus Maha Paradipa1208525015

Koordinator Kelompok Kecil: I Nyoman Yudi Kurniawan

PEMBAHASAN KASUSI. IDENTITAS PASIENNama PasienTuan AG

Usia48 tahun

DiagnosisRheumatoid Arthritis

II. SUBYEKTIFKeluhan Utama:Linu pada jari tangan, kaki, dan pergelangan tangan kakan; lutut kiri susah ditekuk

Keluhan Tambahan:Nyeri ulu hati

III. OBYEKTIFPARAMETERHASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikBerat badan = 64 kg

Tinggi badan = 162 cm

Inflamasi

Boutonniere deformation

Pemeriksaan Lab dan KlinikJenis PemeriksaanHasil pada Pasien

Tekanan darah140/90 (nilai normal : 120/80)

Denyut jantung96/menit (normal)

Sendi yang terserang R.manus dextra, sinistra

Morning stiffness-

Nyeri pergerakan+

Pembengkakan+

Pembengkakan pada sendi lain+

Simetri+

Nodul subkutan-

RF+

LED (ESR)110 (nilai normal : < 15 mm/jam; >100 mm/jam menandakan kondisi serius)

Rose waaler+

RPD-

Riwayat Obat-

IV. ASSESMENT4.1 Terapi PasienTerapi Pasien

16/01/0619/01/0626/01/0602/02/0609/02/0616/02/0620/04/06

MTX 7,5 mg /mingguSulfasalazin2 x 1Sulfasalazin3 x 1Sulfasalazin4 x 1Sulfasalazin5 x 1Sulfasalazin5 x 1Sulfasalazin5 x 1

Na Diklofenak50 mg 2 x 1Na Diklofenak 50 mg 3 x 1Na Diklofenak 50 mg 3 x 1Na Diklofenak 50 mg 3 x 1Na Diklofenak 50 mg 3 x 1Na Diklofenak 50 mg p.r.n.Na Diklofenak 50 mg 2 x 1

Prednison3 x tabPrednison3 x tabPrednison3 x tabPrednison3 x tabPrednison3 x tabPrednison3 x tabPrednison3 x tab

As. Folat 3 x 1Ranitidin2 x 1 tabRanitidin2 x 1 tabRanitidin2 x 1 tabCavit D31 x 1Cavit D31 x 1

Cavit D31 x 1Cavit D31 x 1

4.2 Problem medik dan DRP pasienProblema MedisSubjektik/ObjektifTerapiDRP

Terapi I (6/01/06)

NyeriSubjektif:Linu pada jari tangan, kaki, dan pergelangan tangan kakan; lutut kiri susah ditekukObjektif:Nyeri pada pergerakan Na Diklofenak50 mg 2 x 1 Pemberian bersama MTX dapat meningkatkan efek dari MTX (Lacy et al., 2011) Frekuensi pemberian Na Diklofenak kurang. Efek Na dapat meningkat bila diberikan bersamaan dengan Prednison (Lacy et al., 2011) Pemberian bersama prednison meningkatkan risiko ulkus peptikum

RAObjektif :Nyeri pergerakan simetri; RF; Pembengkakan; LED tinggi; Rose Waaler; Boutonniere deformation; MTX 7,5 mg/ minggu Prednison 3 x tab Asam Folat 3 x 1 Cavit D3 1 x1-

KemungkinanUlkus PeptikumSubjektif :Nyeri ulu hati- Indikasi tanpa pemeriksaan lanjut dan terapi kemungkinan pemberian NSAID bersama prednison dapat memperburuk nyeri

HipertensiObjektif :Tekanan darah 140/90 -Indikasi tanpa terapi

Kontrol (19/01/06)

HepatitisHVB : +Penghentian MTX-

NyeriNa Diklofenak 50 mg 3 x 1Pemberian bersama prednisone meningkatkan risiko ulkus peptikum

RALED : 55 Sulfasalazin 2 x 1 Prednison 3 x tab-

Kontrol (26/01/06)

NyeriNa Diklofenak 50 mg 3 x 1Ranitidin 2 x 1 tab-

RA Sulfasalazin 3 x 1 Prednison 3 x tab-

Kontrol (02/02/06)

NyeriNa Diklofenak 50 mg 3 x 1Ranitidin 2 x 1 tab-

RALED : 95 Sulfasalazin 4 x 1 Prednison 3 x tab-

Kontrol (09/02/06)

NyeriNa Diklofenak 50 mg 3 x 1Ranitidin 2 x 1 tab-

RALED : 85 Sulfasalazin 5 x 1 Prednison 3 x tab Cavit D3 1 x 1-

Kontrol (16/02/06)

NyeriNa Diklofenak 3 x50 mg p.r.n.Berpotensi menyebabkan ulkus peptikum akibat NSAID dan prednisone

RALED : 95 Sulfasalazin 5 x 1 Prednison 3 x tab Cavit D3 1 x 1-

Kontrol (20/04/06)

NyeriNa Diklofenak 50 mg 3 x 1Berpotensi menyebabkan ulkus peptikum akibat NSAID dan prednisone

RALED : 62 Sulfasalazin 5 x 1 Prednison 3 x tab Cavit D3 1 x 1-

4.3 Pertimbangan pengatasan DRP Frekuensi pemberian Na Diklofenak ditingkatkan menjadi mg 3 kali sehari 50 mg (Lacy et al., 2011). Perlu diberikan antagonis reseptor H-2, misalnya Ranitidin. Untuk pengobatan, ranitidin diberikan 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg setelah makan malam. Untuk pemeliharaan, dapat diberikan 150 mg 1 kali sehari (Lacy et al., 2011)

V. PLAN5.1 Care plan1. Nonfarmakologia) Terapi Fisik dan OkupasionalPenggunaan kompres es batu pada sendi yang bengkak; dapat juga digunakan air hangat. Kompres air hangat dilakukan 15 menit, sedangkan kompres es batu 10-15 menit. Selain itu, latihan fisik seperti jalan pagi selama 20-30 menit. Latihan fisik dimulai dari yang paling ringan, kemudian ditingkatkan perlahan (Clark, 2000). Untuk deformitas, disarankan untuk konsultasi dengan terapis mengenai kemungkinan dilakukan splint.

b) Terapi Perubahan Pola Makan1) Pengurangan konsumsi makanan yang mengandung natrium (seperti daging dan kacang-kacangan) dan berlemak. Pengurangan makanan yang menginduksi masalah pada GI, seperti makanan pedas, asam, dan minuman bersoda.2) Konsumsi makanan kaya omega 3, seperti ikan sardin, salmon, dan tuna. 3) Konsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah-buahan berwarna dan sayur.4) Konsumsi makanan kaya zat besi, seperti telur dan sayur hijau.5) Konsumsi makanan kaya kalsium, seperti susu rendah lemak, yogurt, dan sayur hijau seperti kangkung (Pattison, 2012).6) Konsumsi makanan kaya vitamin D, seperti minyak ikan, susu, telur, dan salmonc) Istirahat secukupnya (Burns et al., 2008)2. FarmakologiDMARD (Sulfasalazin) oral:500 mg 5 x 1NSAID (Na Diklofenak) oral: 50 mg 3 x 1Kortikosteroid (Prednison) oral: 2,5 mg 3 x 1Vitamin dan Kalsium (Cavit D3) oral : 500 mg 1 x 1Antagonis reseptor H2 (Ranitidin) oral: 150 mg 3 x 1, selanjutnya diturunkan menjadi 150 mg 1 x 15.2 Implementasi care plan1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit rheumatoid arthritis, tujuan pengobatan, serta durasi pengobatan yang lama. 2. Menyarankan pasien untuk melakukan terapi nonfarmakologi yang telah disebutkan di atas. Pasien juga disarankan untuk tidak mengkonsumsi alkohol maupun merokok.3. Menyarankan pasien untuk mengkonsumsi obat dengan teratur, melakukan pemeriksaan rutin, serta tidak menghentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter.4. KIE untuk penggunaan Sulfasalazin : dikonsumsi bersama makanan, disertai dengan konsumsi air putih yang banyak, serta tidak boleh diberikan bersamaan dengan antasida. Warna urin dan kulit dapat berubah menjadi kuning mendekati oranye. Jika menggunakan lensa kontak, hati-hati karena dapat ternoda. 5. KIE untuk penggunaan Prednison : diminum bersama makanan. Penggunaan tidak boleh dihentikan secara mendadak.6. KIE untuk penggunaan NSAID : Natrium diklofenak diberikan bersamaan dengan makanan, dan disertai dengan banyak mengkonsumsi air putih7. KIE untuk penggunaan ranitidine : digunakan bersamaan dengan makanan, hindari konsumsi kafein. 8. KIE untuk penggunaan Cavit D3 : diminum 1 x sehari9. Jika muncul efek samping segera konsultasikan ke dokter.5.3 Monitoringa) Kondisi klinikPerlu dilakukan pemeriksaan ada tidaknya ulkus maupun pendarahan pada GI (ESO NSAID dan prednison), gangguan tidur dan gangguan psikologis (ESO prednison) (Lacy et al., 2011).b) Tanda VitalTanda-tanda vital yang diamati, yaitu tekanan darah (riwayat awal pasien dan efek samping penggunaan prednison).c) Laboratorium Uji CBC dan platelet setiap minggu selama sebulan, kemudian dilakukan setiap 3 bulan (DiPiro et al., 2008). Tes fungsi hati setiap bulan selama 3 bulan (BNF, 2007). Pada penggunaan prednison, perlu dimonitoring gula darah, kolesterol, dan elektrolit. Untuk penggunaan jangka panjang, perlu monitoring densitas tulang dan tekanan intraocular (Lacy et al., 2011)

6FARMAKOTERAPI TERAPAN, PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKER JURUSAN FARMASI FMIPA UNUD